• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI SEDIAAN SABUN PADAT EKSTRAK ETANOL BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff. et Anders) SEBAGAI Formulasi Sediaan Sabun Padat Ekstrak Etanol Buah Asam Gelugur (Garcinia Atroviridis Griff. Et Anders) Sebagai Antibakteri Terhadap Staphylococ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FORMULASI SEDIAAN SABUN PADAT EKSTRAK ETANOL BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff. et Anders) SEBAGAI Formulasi Sediaan Sabun Padat Ekstrak Etanol Buah Asam Gelugur (Garcinia Atroviridis Griff. Et Anders) Sebagai Antibakteri Terhadap Staphylococ"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

 

FORMULASI SEDIAAN SABUN PADAT EKSTRAK ETANOL BUAH

ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff. et Anders) SEBAGAI

ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

MR. MASOBAR DALA

K 100 110 112

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)
(3)

 

FORMULASI SEDIAAN SABUN PADAT EKSTRAK ETANOL BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff. et Anders) SEBAGAI ANTIBAKTERI

TERHADAP Staphylococcus aureus

FORMULATION OF GARCINIA ATROVIRIDIS ETANOL EXTRACT SOLID SOAP AS ANTIBAKTERIA TO Staphylococcus aureus

 

Mr.Masobar Dala dan Rima munawaroh

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta 57102

Telp.(0271)717417

ABSTRAK

Infeksi disebabkan salah satunya oleh bakteri yang ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses bernanah. Bakteri yang sering menimbulkan infeksi tersebut pada manusia antara lain adalah Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui daya hambat ekstrak etanol buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) terhadap bakteri staphylococcus aureus setelah diformulasikan dalam bentuk sediaan sabun padat.Sabun padat ekstrak etanol buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) diformulasikan dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu 4%, 5% dan 6%. Uji aktivitas antibakteri sabun padat ini dilakukan dengan menggunakan metode difusi sumuran, juga dilakukan uji sifat fisik terhadap sediaan sabun padat tersebut yang meliputi kadar air, darajat keasaman (pH), uji stabilitas dan tinggi busa dan uji organoleptik. Hasil yang diperoleh dari pengukuran diameter zona hambat setelah diformulasi dalam sediaan sabun padat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri staphylococcus aureus. Pada sabun dengan penambahan ekstrak etanol buah asam gelugur 4% diperoleh zona hambat 12,5±1,15 mm, sabun dengan penambahan ekstrak etanol buah asam gelugur 5% diperoleh zona hambat 13,5±1,47 mm, sabun dengan penambahan ekstrak etanol buah asam gelugur 6% diperoleh zona hambat 14,13±0,62 mm, pada kontrol positif memiliki daya hambat paling tinggi sebesar 14,25±0,95 mm, dan kontrol negatif juga memiliki daya hambat sebesar 10,75±1,19 mm.

Kata kunci : Antibakteri, Sabun padat, Garcinia atroviridis, Staphylococcus aureus

ABSTRACT

(4)

controlcontained thehighestinhibitionof 14.25±0.95mm, and anegative controlalsocontained theinhibitionof 10.75±1.19mm.

Keywords: Antibacteria, Solid Soap, Garcinia atroviridis, Staphylococcus aureus

PENDAHULUAN 

Buah asam gelugur (Garcinia atroviridis) sering digunakan untuk bumbu masak

makanan dan juga telah terbukti mampu menurunkan bobot badan, menurun kolesteral dan

antioksidan karena tanaman tersebut mengandung senyawa hydrocycitric acid atau HCA,

Citric Acid, Dodecanoic Acid, Octadecanoic acid dan Pentadecanoic acid (Kingopop, 2010).

Mackeen (1998) meneliti bioaktivitas ekstrak etanol air buah asam gelugur yang tersebut

mempunyai aktivitas antibakteri dan antifungi. Ekstrak etanol buah asam gelugur memiliki

KHM terhadap Staphylococcus aureus sebesar 0,08% dan KBM sebesar 0,56%(Hengsa,

2014).

Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus adalah bisul,

jerawat, impetigo, dan infeksi luka.Infeksi yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis,

plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis.Staphylococcus

aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan

sindroma syok toksik (Ryan, et al., 1994; Warsa, 1994).Untuk memudahkan penggunaan

ekstrak etanol buah asam gelugur maka di formulasi dalam sediaan sabun padat.

Sabun bukan merupakan kosmetik saja tetapi bisa menjadi alternatif sediaan obat dengan

penampakan yang lebih menarik.Salah satu parameter penting yang perlu diperhatikan dalam

penentuan mutu sabun mandi adalah banyaknya busa yang dihasilkan.Surfaktan diperlukan

untuk meningkatkan kualitas busa pada sabun mandi (Wijana et al., 2005).Busa berperan

dalam proses pembersihan dan menghantarkan wangi sabun pada kulit (Hernani et al., 2010).

Surfaktan merupakan senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang bermanfaat untuk

menyatukan fase air dengan fase minyak (Sinatrya, 2009).Salah satu surfaktan non ionik yang

dapat digunakan untuk meningkatkan stabilitas busa sabun adalah dietanolamida

(DEA).Cocamid DEA merupakan surfaktan non ionik dan bersifat non iritatif yang

digunakan dalam pembuatan sabun karena surfaktan tersebut sudah menunjukan hasil yang

baik untuk ekstrak lengkuas sepertinya daya zona hambat, kadar air, pH dan tinggi busa maka

dipilih untuk digunakan dalam pembuatan sabun (Hernani et al., 2010). Berdasarkan uraian

tersebut, maka dilakukan formulasi ekstrak etanol buah asam gelugur dalam sediaan sabun

mandi padat dengan menggunakan cocamid DEA sebagai surfaktan.

(5)

 

METODE PENELITIAN

A. Kategori Penelitian dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Adapun variabel penelitiannya

sebagai berikut :

1. Variabel bebas adalah konsentrasi ekstrak etanol buah asam gelugur yaitu 4%, 5% dan

6%.

2. Variabel tergantung adalah diameter zona hambat (zona radikal).

3. Variabel kendali adalah kondisi steril, media pertumbuhan bakteri, suhu, pH, waktu

inkubasi dan tempat tumbuh tanaman asam gelugur.

B. Alat dan Bahan yang digunakan

1. Alat

a. Alat yang digunakan untuk sterilisasi adalah oven dan autoklaf

b. Alat yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri adalah mikropipet, penggaris,

spreader glass, erlenmeyer (pyrex), ose, inkubator, tabung reaksi, cawan petri, pipet

ukur, propipet, Laminar air flow (LAF)

c. Alat yang digunakan untuk membuat sabun adalah beaker glass, batang pengaduk,

baskom, penangas air, cetakan, timbangan analik, gelas ukur dan alat untuk analisis

kimia antara lain pH meter.

2. Bahan

a. Bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun adalah simplisia buah asam gelugur

diperoleh dari Narathiwat Thailand, pelarut etanol 96%, minyak kelapa, minyak zaitun,

NaOH, akuades, parfum dan cocamid DEA.

b. Bakteri yang digunakan adalah Staphylococcus aureus diperoleh dari biakan murni

dalam media MH (Mueller Hinton) diambil dari Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas

Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

c. Bahan yang digunakan untukuji antibakteriadalah: Disk kosong, media Mueller Hinton

(MH), akuades steril, dan standar Mc. Farland (108 CFU/mL).

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Formulasi dan Teknologi Farmasi, dan

(6)

D. Jalan Penelitian

1. Identifikasi buah asam gelugur

Identifikasi dilakukan untuk menetapkan kebenaran yang berkaitan dengan ciri-ciri morfologi

buah asam gelugur terhadap kepustakaan. Hasil identifikasi buah asam gelugur diperoleh

hasil jenis Garcinia atroviridis Griff. et Andersdan suku Clusiaceae dilakukan di

Laboratorium Biologi , Fakultas BiologisUMS

2. Rancangan formulasi sabun padat

Dibuat 3 rancangan formulasi sabun dengan menggunakan konsentrasi ekstrak etanol

buah asam gelugur yang berbeda-beda yaitu : 4%, 5%, dan 6%.

Tabel 1. Rancangan formulasi sabun padat

Bagian Bahan Satuan K(-) FI FII FIII

A Minyak kelapa g 30 30 30 30

Minyak zaitun g 5 5 5 5

B NaOH g 10 10 10 10

Akuades g 25 25 25 25

C Cocamid DEA g 20 20 20 20

D Ekstrak buah asam gelugur g 0 4 5 6

E Akuades ad  qs qs qs qs qs

F Parfum qs qs qs qs qs

Total g 100 100 100 100

Keterangan :

Formulasi I : Sediaan sabun padat ekstrak etanol buah asam gelugur 4% Formulasi II :Sediaan sabun padat ekstrak etanol buah asam gelugur 5% Formulasi III :Sediaan sabun padat ekstrak etanol buah asam gelugur 6% Kontrol (k-) : Sediaan sabun padat tanpa ekstrak etanol buah asam gelugur

a. Pembuatan ekstrak etanol buah asam gelugur

Sebanyak 2000 gram simplisia buah asam gelugur yang telah dipotong-potong

direndam dalam 14 liter etanol 96% dalam bejana maserasi yang terlindung dari cahaya

matahari, didiamkan selama 5 hari. Simplisia yang dimaserasi tersebut diaduk beberapa kali

untuk mendapatkan konsentrasi jenuh, sehingga tidak ada lagi zat aktif yang dapat disari oleh

penyari. Hasil yang didapatkan disaring dan dilakukan remaserasi. Maserat hasil maserasi

dan remaserasi diuapkan dengan rotary evaporator dilanjutkan denganwaterbath.

b. Cara pembuatan sabun(Hernani et al., 2010)

Bagian A dicampur dan dipanaskan sampai suhu 60 – 70 °C.Bagian B dicampur dan

diaduk sampai larut. Bagian B dimasukkan ke dalam bagian A diadukkan hingga tercampur

homogen menjadi bagian satu, kemudian bagian C dimasukkan ke dalam bagian satu sambil

diadukkan sampai larut dan tercampur, didinginkan sampai suhu 50-60°C, Kemudian bagian

D dimasukkan ke bagian satu diaduk perlahan-lahan, kemudian dimasukan bagian E

(7)
(8)

B.

Kadar Air

Kadar air menunjukkan banyaknya kandungan air yang terdapat dalam suatu bahan

(Suryani et al, 2002). Berdasarkan analisis keragaman diketahui bahwa kadar air sabun padat

tidak berbeda nyata terhadap perbedaan konsentrasi ekstrak etanol buah asam gelugur. Sabun

padat dengan konsentrasi ekstrak etanol buah asam gelugur 4%, 5%, dan 6% menggunakan

bahan tambahan yang sama. Rata-rata kadar air sabun padat yang dihasilkan masing-masing

yaitu 3,25%, 3,63%, dan 2,93%. Menurut SNI (1994), kadar air dalam sabun maksimum

sebesar 15%. Bila dibandingkan dengan standar kadar air, ternyata kadar air sabun padat

tidak melampau ketentuan dan memenuhi syarat. Berdasar hasil uji Anova satu jalan dengan

meningkat konsentrasi ekstrak etanol buah asam gelugur tidak berpengaruh terhadap kadar

air secara nyata dengan nilai siknifikan p=0,74>0,05.

Gambar 5. Hubungan antara konsentrasi ekstrak dengan kadar air

C.

Uji Stabilitas busa

Uji stabilitas busa bertujuan untuk mengatahui stabilitas busa yang dihasilkan oleh sabun

padat ekstrak etanol buah asam gelugur dengan penambahan cocamid DEA sebagai surfaktan

dan penstabil busa pada sabun, Busa yang banyak dan stabil lebih disukai daripada busa yang

sedikit atau tidak stabil. Pada percobaan ini stabilitas busa tertinggi diperoleh dari sabun

padat dengan penambahan ekstrak 6% sebesar 40,01±4,30%, nilai terendah diperoleh dari

sabun padat dengan penambahan ekstrak 4% sebesar 37,52±3,71%, sedangkan sabun padat

dengan penambahan ekstrak 5% sebesar 38,53±1,97%. Berdasar hasil uji statistic Anova satu

jalan dengan peningkatan konsentrasi ekstrak etanol buah asam gelugur tidak terpengaruh

terhadap stabilitas busa secara nyata P=0,61>0,05.

(9)

  Gambar 6. Hubungan antara konsentrasi ekstrak dengan stabilitas busa

D.

Derajat keasaman (pH)

Beberapa produk kosmetik terutama sabun padat memiliki karakteristik fisik yang sangat

penting, yaitu nilai pH. Pembuatan sabun padat dalam penelitian ini menghasilkan nilai pH

sabun padat berbeda nyata terhadap perubahan konsentrasi ekstrak etanol buah asam gelugur

.Standar pH untuk sabun mandi berkisar antara 9-11(Hernani et al., 2010). Sedangkan nilai

pH yang setelah dilakukan formulasi di dapatkan nilai pH rata-rata pada sabun padat yang

mengandung ekstrak 4% sebesar 10,97±0,13, sabun padat yang mengandung ekstrak 5%

sebesar 10,76±0,07 dan sabun padat yang mengandung ekstrak 6% sebesar 10,36±0,03,

sehingga nilai pH sabun tersebut memenuhi persyaratan. Nilai pH memiliki kecederungan

menurun seiring dengan penambahan ekstrak etanol buah asam gelugur.Hal ini disebabkan

karena ekstrak etanol buah asam gelugur bersifat asam. Berdasar hasil uji statistik Anova satu

jalan menunjukan bahwa penambahan ekstrak etanol buah asam gelugur berpengaruh nyata

terhadap penurunan nilai pH sabun padat dengan hasil nilai sig 0,00 (sig<0,06). Analisis

menggunakan uji post Hoc menunjukan bahwa rata-rata pH sabun padat dengan ekstrak 6%

berbeda nyata dengan ekstrak 4% dan ekstrak 5%.

37.52

38.53

40.01

34 35 36 37 38 39 40 41 42

4 5 6

st

ab

il

it

as

 

bu

sa

 

sa

bun

 

(%)

(10)

Gambar 7. Hubungan antara konsentrasi ekstrak dengan nilai pH

A. Aktivitas Antibakteri Sabun padat ekstrak etanol buah asam gelugur

a. Pengecatan Gram

Tujuan uji pengecatan Gram adalah untuk memastikan bahwa bakteri yang digunakan adalah

bakteri staphylococcus aureus.Hasil pengecatan Gram (Gambar 8) diperoleh hasil bakteri

berbentuk bulat, berwarna ungu, dan bergerombol, hal ini sesuai dengan ciri dari bakteri

staphylococcus aureus yang merupakan bakteri Gram positif.

Gambar 9.Hasil pengecatan Gram bakteri staphylococcus aureus.

10.97

10.76

10.36

9.6 9.8 10 10.2 10.4 10.6 10.8 11 11.2 11.4

4 5 6

Ni

la

i

 

pH

(11)

 

2. Uji biokimiawi

Pada uji biokimia media agar garam manital (Menital salt Agar) merupakan media selektif

differensial terhadap staphylococcus aureus(Fang dan Hedin, 2003).Hasil penelitian ini

dilihat perubahan warna, dari merah menjadi kuning pada media MSA. Perubahan warna ini

disebabkan staphylococcus aureus dapat memfermentasi manital dalam keadaan anaerob

(singh dan Prakash, 2008)

Gambar 10. Perubahan warna media MSA oleh S. aureus dari merah (K = kontrol) menjadi kuning (S = sampel).

3. Uji Daya Hambat Bakteri

Tujuan uji daya hambat bakteri adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri sabun padat

ekstrak etanol buah asam gelugur terhadap bakteri staphylococcus aureus.Uji daya hambat

dilakukan dengan metode difusi sumuran. Ekstrak etanol 1% dan 2% tidak menunjukkan

zona hambat sedangkan konsentrasi 4%, dan 8% menunjukkan zona hambat terhadap

staphylococcus aureus, yaitu konsentrasi 4% sebesar 9,87 mm dan konsentrasi 8% sebesar

11,87 mm. Ekstrak dengan konsentrasi 4-6% diformulasi dalam sediaan sabun padat dan diuji

aktivitas antibakterinya. Pada ekstrak 8% tidak diformulasi dalam bentuk sabun dikarena

bentuk sabun menjadi meleleh bagian tengah dan sulit mengeras seperti bentuk sabun biasa.

Kontrol positif menggunakan sabun mandi dettol® bahan aktif adalah Chloroxylenol dan

kontrol negatif yaitu basis sabun padat tanpa ekstrak etanol buah asam gelugur, juga terdapat

zona hambat terhadap bakteri staphylococcus aureus, hal ini disebabkan oleh adanya

pengaruh dari bahan-bahan tambahan yang bersifat antiseptik dan antimikroba seperti NaOH

dalam komposisi sabun padat ekstrak etanol buah asam gelugur. NaOHdiketahui mempunyai

(12)

membuktikan bahwa NaOH sangat efektif untukpembersihan kontaminasi bakteri Gram

positif dan negatif pada kolom BPG (BioProcess Glass Column) 100.

Tabel 4 .Uji aktivitas antibakteri formulasi sabun padat (n=5)

Formula Kadar ekstrak dalam sabun padat (%) Diameter zona hambat (mm)

I 4 12,5±1,15

II 5 13,5±1,47

III 6 14,12±0,62

K+ * 14,25±0,95

K- - 10,75±1,19

Keterangan :

Formulasi I : Sediaan sabun padat ekstrak etanol buah asam gelugur 4% Formulasi II : Sediaan sabun padat ekstrak etanol buah asam gelugur 5% Formulasi III : Sediaan sabun padat ekstrak etanol buah asam gelugur 6% Kontrol (+) : Sediaan sabun mandi dettal ®

Kontrol (-) : Sediaan sabun tanpa ekstrak etanol buah asam gelugur

(*) : Tidak diketahui konsentrasi zat aktif Chloroxylenol

Berdasar table 4 diperoleh zona hambat radikal semua formulasi terhadap bakteri

staphylococcus aureus. Analisis uji post hoc LSD (table 5) sabun ekstrak 4%-6%, dan kontrol

positif zona hambatnya lebih besar dari basis sabunnya. Hasil analisis tersebut menunjukan

bahwa ekstrak masih memiliki aktivitas antibakteri setelah diformulasikan dalam sediaan

sabun. Pada sabun ekstrak 4% lebih kecil dari kontrol positif sedangkan sabun ekstrak 5%

dan 6% sama dengan kontrol positif.Hal ini dikarena kontrol positif mengandung bahan aktif

Chloroxylenol mempunyai fungsi sebagai antibakteri.Hasil uji bioautografi senyawa dalam

ekstrak etanol asam gelugur adalah senyawa flavonoid, mekanisme flavonoid adalah

menghambat membran sitoplasma, energi membran serta DNA girase (Hengsa, 2014).

Tabel 5. Hasil post hoc LSD

Perbandingan Signifikan

K positif Ekstrak 4% 0.42

Ekstrak 6% 0.876

Ekstrak 5% 0.357

K negatif 0.000

K negatif Ekstrak 4% 0.42

Ekstrak 6% 0.001

Ekstrak 5% 0.003

(13)

 

B. Uji Organoleptik

Tujuan uji organoleptik adalah untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap sabun padat

ekstrak etanol buah asam gelugur. Penelitian ini menggunakan 20 orang panelis yang tidak

terlatih diminta untuk menilai bentuk, warna, aroma, busa, kesan kesat, lembab, kehalusan

kulit, dan kesegaran dari sabun padat dengan melalui lembar kuisioner yang telah disediakan.

Pemilihan formula sediaan sabun padat pada uji panelis ini dipilih formula hasil III karena

mempunyai kadar air, stabilitas busa, pH dan aktivitas antibakteri yang baik.

Gambar 8. Uji organoleptik sabun padat ekstrak etanol buah asam gelugur

Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukkan pada gambar 8, hasil uji organoleptik yang

meliputi aroma, warna, kelembaban,busa, kesegaran, bentuk, kehalusan, dan kesan kesat

terhadap 20 panelis yang diuji, menunjukkan bahwa rata-rata para panelis menyukai kesan

kesat dan bentuk sabun padatnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan : Ekstrak etanol buah asam gelugur mempunyai daya zona hambat

antibakteri yang baik terhadap bakteri staphylococcus aureus setelah diformulasikan dalam

sediaan sabun padat dengan zona hambat pada formulasi I sebesar 12,5±1,15mm, formulasi II

sebesar 13,5±1,47mm, formulasi III sebesar 14,12±0,62mm, pada kontrol positif diperoleh

daya zona hambat paling besar yaitu sebesar 14,25±0,95 mm, dan kontrol negatif juga

terdapat zona hambat sebesar 10,75 ±1,19 mm.

Saran: Melakukan uji dengan ekstrak air buah asam gelugur terhadap bakteri

staphylococcus aureus. Dan Perlu dilakukan optimasi formulasi dan perbaikan metode

pembuatan pada sabun padat untuk menghasilkan sabun mandi yang memiliki bentuk sedian

(14)

DAFTAR ACUAN

Adner, N & Zetterlund, A., 2002, Sanitization of Bio Pilot System and Columns Using Sodium Hydroxide, Technical Note 203, Amersham Biosciences, Uppsala,Sweden, 18-1020-86 AB.

Fang, H., & Hedin, G., 2003, Rapid Screening and Identification of

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus from Clinical Samples by

Selective-Broth and Real Time PCR Assay, Journal Clinical

Microbiology, 41 (7), 2894.

Hernani., Bunasor, T.K., dan Fitriati, 2010, Formula Sabun Transparan Antijamur dengan Bahan Aktif Ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga L.Swartz.), Bul. Litro, Vol 21 (2), 192-205.

Hengsa, Suraiha, 2014, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Asam Gelugur (Garcinia atroviridis Griff. et Anders) terhadapStaphylococcus aureus danShigella dysenteriae serta Bioautografinya, Skripsi, Fakultas farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kingopop, 2010, Khasiat Buah Asam Gelugur (http://www.kingopop1.com/ Data_Garcinia.html, (online), diakses 30 Maret 2014).

Mackeen, MM., 1998, Bioassay-guided isolation and identification of bioactive compounds from Garcinia atroviridis (Asam gelugor), Tesis, Faculty of Food Science and Biotechnology, Universiti Putra Malaysia.

NCBI,2013a,Pubchem compound Summary, (online),

(http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/Summary.cgi?cid=9981481, diakses 14 Desember 2013).

Ryan, K.J., J.J. Champoux, S. Falkow, J.J. Plonde, W.L. Drew, F.C. Neidhardt, and C.G. Roy. 1994. Medical Microbiology An Introduction to Infectious

Diseases.3rd ed. Connecticut: Appleton&Lange. p.254.

Sinatrya, M., 2009, Sifat Organoleptik Sabun Transparan Dengan Penambahan Madu, Skripsi, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Singh, P., dan Prakash, A., 2008, Isolation of Escherichia coli, Staphylococcus aureus and Listeria monocytogenes from Milk Products Sold Under Market Conditions at Agra Region, Acta agriculturae Slovenica, 1, 83–88.

Suryani, A., Hambali, E., dan kurniadewi, H., 2002, Kajian Penggunaan Lidah Buaya (Aloe vera) dan Bee Pollen pada Pembuatan Sabun Opaque, J. Tek. Ind. Pert, 15 (2), 40-45.

(15)

  Wijana, S., Mustaniroh, S.A., dan Wahyuningrum, I., 2005, Pemanfaatan Minyak Goreng

Bekas untuk Pembuatan Sabun: Kajian Lama Penyabunan dan Konsentrasi Dekstrin, Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 6 (3), 193-202.

Gambar

Gambar 5. Hubungan antara konsentrasi ekstrak dengan kadar air
Gambar 6. Hubungan antara konsentrasi ekstrak dengan stabilitas busa
Gambar 7. Hubungan antara konsentrasi ekstrak dengan nilai pH
Gambar 10. Perubahan warna media MSA oleh S. aureus dari merah (K = kontrol) menjadi kuning (S = sampel)
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

JL.BRIGJEN KATAMSO NO.03 PALANGKA RAYA TAHUN

[r]

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat hidayah dan petunjuk-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir prarancangan pabrik

Tingkat partisipasi masyarakat di Kecamatan Ciracas dalam pengelolaan sampah tergolong kategori tinggi dengan persentase (71,67%) , hal ini menunjukkan prospek

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka merupakan indikator utama ketenagakerjaan yang sering dipakai untuk melihat perkembangan di

skill (psychomotor), and attitude (affective) during the teaching and learning process. It is useful to know the students real ability and what they know and what they can

Faktor lain yang tidak kalah penting bagi perusahaan adalah faktor3.