• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERPAAN IKLAN SABUN LIFEBUOY VERSI “HULK” TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PADA ANAK-ANAK SD (SEKOLAH DASAR).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TERPAAN IKLAN SABUN LIFEBUOY VERSI “HULK” TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PADA ANAK-ANAK SD (SEKOLAH DASAR)."

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sar jana pada FISIP UPN : “Veteran” J awa Timur

Oleh :

FIRDA PERMATA SARI NPM.1043010096

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

FIRDA PERMATA SARI 1043010096

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal 09 Mei 2014

Pembimbing Utama Tim Penguji

1. Ketua

Dra. Herlina Suksmawati, M.si Dr. Catur Sur atnoaji, M.Si

NIP. 19641225 199309 2001 NIP. 3 6804 94 0028 1

2. Sekr etaris

Dra. Herlina Suksmawati, M.si NIP. 19641225 199309 2001

3. Anggota

Dr s. Kusnarto, M.Si

NIP. 3195 8080 11 98 4021 001

Mengetahui, DEKAN

(3)

Disusun Oleh :

Firda Permata Sari 1043010096

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian / Seminar Skr ipsi.

Menyetujui, PEMBIMBING

Dra.Her lina Suksmawati, M.si NIP. 19641225 199309 2001

Mengetahui, DEKAN

(4)

rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga Skripsi yang berjudul " Pengaruh

Terpaan Iklan Sabun Lifebuoy Versi “HULK” Terhadap Perilaku Cuci Tangan

Pada Anak-Anak SD (Sekolah Dasar)" dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu

Dra.Herlina Sukmawati,M,Si selaku Dosen Pembimbing utama yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi

kepada penulis. Dan penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak,

baik itu berupa moril, spiritual maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur

3. Seluruh Dosen dan Staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah

memberikan ilmu pengetahuan selama di bangku perkuliahan

4. Terimakasih kepada Almh.ibu dan Ayah yang telah memberikan motivasi dan

(5)

kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

diharapkan demi kesempurnaan penulisan Skripsi ini. Akhirnya, dengan segala

keterbatasan yang penulis miliki semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, Maret 2014

(6)

HALAMAN PERSETUJUAN ... ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian ... 12

2.2. Periklanan ... 13

2.2.1. Pengertian Periklanan ... 13

2.2.2. Fungsi Periklanan ... 13

2.2.3. Tujuan Periklanan ... 16

2.2.4. Sasaran Periklanan ... 17

2.2.5. Pemilihan Media Periklanan ... 19

(7)

2.2.10. Sifat Periklanan ... 26

2.2.11. Keuntungan dan Kerugian Periklanan ... 27

2.3. Perilaku Mencuci Tangan... 28

2.3.1. Tujuan Mencuci Tangan ... 30

2.3.2. Cara Mencuci Tangan Dengan Benar ... 31

2.3.3. Waktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun ... 33

2.4. Teori SOR Dan Teori Kultivasi ... 34

2.4.1. Teori SOR ... 34

2.4.2. Teori Kultivasi ... 37

2.5. Kerangka Berpikir... 37

2.6. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39

3.1.1. Definisi Operasional ... 39

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 43

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 46

3.2.1. Populasi ... 46

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 47

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.4. Teknik Analisis Data... 48

(8)

4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian ... 54

4.2 Uji Kualitas Data ... 69

4.2.1 Uji Validitas ... 70

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 71

4.3 Analisis Kuantitatif ... 72

4.3.1 Regresi Linier Sederhana ... 72

4.3.2 Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 73

4.3.3 Uji Hipotesis atau Uji-t ... 74

4.4 Pembahasan ... 75

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

DAFTAR LAMPIRAN

(9)

Tabel 3.1 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ... 50

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 53

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 54

Tabel 4.4 Frekuensi ... 54

Tabel 4.5 Durasi... 55

Tabel 4.6 Terpaan Iklan ... 56

Tabel 4.7 Perilaku Mencuci Tangan ... 57

Tabel 4.8 Mengetahui pentingnya mencuci tangan bagi kesehatan ... 57

Tabel 4.9 Mengetahui manfaat mencuci tangan untuk mencegah penyakit . 58 Tabel 4.10 Mengetahui waktu yang tepat dalam mencuci tangan ... 59

Tabel 4.11 Mengetahui kuman hilang dalam waktu 10 detik ... 60

Tabel 4.12 Mengetahui jika busa yang ditimbulkan berwarna hijau berarti kuman sudah hilang ... 60

Tabel 4.13 Menyukai iklan tersebut karena versi tokoh kartun HULK ... 61

Tabel 4.14 Menyukai action yang anak lakukan menyerupai tokoh kartun HULK ... 62

Tabel 4.15 Menyukai warna busa yang berwarna hijau seperti tokoh kartun HULK ... 63

Tabel 4.16 Menyukai saat kuman-kuman hilang dikarenakan busa yang ditimbulkan berwarna hijau ... 64

(10)

Tabel 4.20 Melakukan mencuci tangan setelah bermain ... 67

Tabel 4.21 Melakukan mencuci tangan setelah dari kamar mandi... 67

Tabel 4.22 Melakukan mencuci tangan selama 10 detik untuk menghilangkan kuman ... 68

Tabel 4.23 Hasil Pengujian Validitas ... 70

Tabel 4.24 Hasil Uji Reliabilitas ... 71

Tabel 4.25 Model Persamaan Regresi ... 72

Tabel 4.26 Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 73

(11)
(12)

Dewasa ini perilaku mencuci tangan sangat penting bagi kesehatan terutama pada anak-anak yang sedang duduk dibangku sekolah. Dengan melihat tayangan iklan sabun Lifebuoy di televisi ini peneliti berusaha menganalisis sejauh mana terpaan iklan sabun Lifebuoy mempengaruhi perilaku mencuci tangan pada anak-anak SD (Sekolah Dasar).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teori S.O.R dan Teori Kultivasi sebagai landasan teori untuk penelitian ini. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 anak-anak SD dengan teknik penarikan Proporsional sampling . Data dikumpulkan melalui kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan diuji dengan uji t.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa Terpaan Iklan dengan dimensi Frekuensi dan Durasi berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Cuci Tangan anak-anak Sekolah Dasar. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 9,741 yang lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,661 sehingga hipotesis diterima yang berarti bahwa dimensi Terpaan Iklan berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Cuci Tangan anak-anak Sekolah Dasar

Kata kunci : iklan sabun Lifebuoy, perilaku mencuci tangan, pengaruh, anak-anak

ABSTRACT

FIRDA PERMATA SARI. EFFECT OF THE EXPOSURE OF ADVERTISING OF THE "HULK" VERSIONS LIFEBUOY SOAP ON HAND-WASHING BEHAVIOR IN THE ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN.

Today, the hand-washing behavior is very important for health, especially in children who were sitting in the school. By looking at the Lifebuoy soap commercials on the television, the researcher attempted to analyze the extent to which the exposure of Lifebuoy soap advertising influences the behavior of hand-washing in the elementary school children.

This study used a quantitative approach. S.O.R Theory and Cultivation Theory were as the theoretical bases for this research. The numbers of samples in this research were 100 elementary school children with the withdrawal technique of Proportional sampling. Data were collected through questionnaires. The analytical method used was a simple regression analysis and tested by t test.

Hypothesis test results showed that the Advertising Exposure with the Frequency and Duration dimensions had the significant effects on the Hand-Washing Behavior of elementary school children. This was proven by the tcount

value 9,741 and more value ttabel 1,661 , thus the hypothesis was accepted, which meant that the dimension of Ad Exposure had the significant effect on Hand-Washing Behavior of the elementary school children.

(13)

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu bentuk komunikasi yang dijumpai dalam media massa adalah

iklan. Iklan merupakan struktur dan komposisi informasi yang bertujuan untuk

mempersuasi atau mempengaruhi audiens tentang produk, jasa atau ide-ide

tertentu melalui media. Iklan berupa komunikasi nonpersonal dan biasanya

dibiayai oleh sponsor tertentu yang memiliki kepentingan terhadap produk, jasa

atau ide-ide yang terdapat dalam sebuah iklan. Secara umum Iklan adalah setiap

bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang pembeli

potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa, untuk

mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk berpikir

atau bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan. Sedangkan menurut

Paul Copley, advertising is by and large seen as an art – the art of persuasion –

and can be defined as any paid for communication designed to inform and/ or

persuade. Dimana iklan adalah sebuah seni dari persuasi dan dapat didefinisikan

sebagai desain komunikasi yang dibiayai untuk menginformasikan dan atau

membujuk.

Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang suatu

produk atau sebagai pemicu penjualan-penjualan cepat. Disadari atau tidak, iklan

dapat berpengaruh tetapi juga dapat berlalu begitu cepat. Iklan sangat unik karena

(14)

terkadang membingungkan. Karena kita membayar iklan maka kita dapat memilih

media yang sesuai untuk pemasangan atau penayangan iklan, sehingga pesan di

dalamnya dapat sampai pada kelompok sasaran yang dituju.

Seperti halnya iklan yang muncul di media elektronik seperti Televisi.

Menurut Terrance A. Shimp (2000:388-392 ), iklan melalui media elektronik

Televisi memiliki kelebihahan-kelebihan dibandingkan dengan media lainnya :

1. Iklan di televisi memiliki kemampuan yang unik dalam

mendemonstrasikan pemakaian produk tertentu. Tidak ada media lainnya

yang dapat mencapai konsumen terus-menerus secara audio-visual.

2. Iklan di televisi mempunyai ketahanan atas gagasan/intruksi yang tidak

didapatkan pada media-media lainnya. Iklan di televisi menarik perhatian

seseorang meskipun mereka tidak berminat menyaksikan. Berbeda dengan

iklan di surat kabar yang bisa saja tidak dibaca jika tidak suka.

3. Iklan di televisi memiliki kemampuan untuk sekaligus menjadi hiburan

dalam menciptakan kepuasan.

4. Iklan di televisi memiliki kemampuan untuk mencapai konsumen satu

persatu.

5. Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memiliki kemampuan lebih

memanfaatkan humor dalam strategi periklanan yang efektif.

6. Iklan di televisi mampu menghasilkan efek tertentu untuk mengaktifkan

kondisi kesadaran khusus dalam diri konsumen untuk menerima

(15)

Prinsip pembuatan atau pemasangan iklan dijelaskan dalam model AIDA

(Attention, Interest, Desire, and Action). Bagaimana iklan dibuat atau dipasang

untuk menarik perhatian (attention) pada audiens atau calon audiens. Setelah

mendapatkan perhatian, diharapkan audiens akan berminat (interest) untuk

melihat iklan secara lebih lama. Tidak hanya sampai pada minat, iklan diharapkan

juga dapat membuat audiens tertarik (desire) terhadap isi iklan. Desire pada diri

audiens diharapkan akan menciptakan sebuah tindakan (action), dimana audiens

akan membeli produk dalam iklan ataukah melaksanakan sesuai dengan pesan

yang terkandung dalam iklan. Selain mempromosikan suatu produk, iklan

seringkali digunakan sebagai media untuk mengubah kebiasaan masyarakat.

Perubahan tersebut biasanya perubahan yang positif. Artinya merubah kebiasaan

yang salah yang telah umum terjadi di masyarakat, untuk diubah menjadi sebuah

kebiasaan yang benar yang membawa dampak positif dalam masyarakat.

Iklan sabun mencuci tangan memiliki peranan yang cukup signifikan

dalam merubah perilaku masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan. Iklan yang

terus menerus diberikan kepada msyarakat melalui iklan lambat laun

menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mencuci tangan dengan

sabun untuk menjaga kesehatan. Sasaran iklan sabun kesehatan ini lebih ditujukan

kepada anak-anak karena usaha merubah kebiasaan anak-anak lebih efektif

dilakukan daripada mengubah kebiasaan saat sudah dewasa. Manfaat yang didapat

dari perilaku mencuci tangan menggunakan sabun sangatlah banyak, sehingga

para produsen berlomba-lomba memproduksi sabun kesehatan dengan keunggulan

(16)

kepada konsumen sebagai pengguna produk tersebut, maka dari itu beberapa

perusahaan yang memproduksi sabun selalu mempunyai cara untuk menarik

konsumen memakai produk tersebut.

Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan

membersihkan. Air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi

mudah dibawa oleh air bersih yang berguna untuk menjaga kesehatan. Sabun

merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat

diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti

natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80-100°C melalui proses yang dikenal

dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolis oleh basa, menghasilkan gliserol dan

sabun mentah.Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang

dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat

pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun. (www.wikipedia.com)

Lifebuoy adalah salah satu merk tertua Unilever, sebuah merk yang

benar-benar mendunia. Lifebuoy merupakan sabun disinfektan yang terjangkau. Banyak

produk yang menggabungkan fungsi iklan sebagai alat pemasaran produk dan

fungsi iklan sebagai alat pengubah kebiasaan masyarakat. Banyak pesaing iklan

dari jenis sabun kesehatan dan Lifebuoy bermain dipasar sabun kesehatan yang

berada diatas Nuvo, Active, dan Medicare serta dibawah Antizeptic, Dettol, dan

Asepso yang kesemuanya merupakan sabun kesehatan sehingga Lifebuoy

mempunyai persepsi sebagai sabun yang peduli terhadap lingkungan (kesehatan

masyarkat). Hal ini dikarenakan Tim Lifebuoy telah mengembangkan suatu

formula baru yang memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap kuman dan

(17)

Perilaku mencuci tangan saja adalah salah satu tindakan pencegahan yang

menjadi perilaku sehat dan baru dikenal pada akhir abad ke 19. Perilaku sehat dan

pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari

penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju) pada akhir abad

19 ini. Hal ini dilakukan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik

membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang

mencukupi. Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini

terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan mencuci

tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya

menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih banyak saat mencuci

tangan, namun penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang

menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya

melepasnya. Didalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit

hidup. Efek lainnya adalah, tangan menjadi harum setelah dicuci dengan

menggunakan sabun dan dalam beberapa kasus, tangan yang menjadi wangilah

yang membuat mencuci tangan dengan sabun menjadi menarik untuk dilakukan.

Pada lingkungan pemukiman yang padat dan kumuh, kebiasaan mencuci tangan

dengan sabun dengan benar dapat menurunkan separuh dari penderita diare.

Penelitian ini dilakukan di Karachi, Pakistan dengan intervensi pencegahan

penyakit dengan melakukan kampanye mencuci tangan dengan sabun secara benar

yang intensif pada komunitas secara langsung. Komunitas yang mendapatkan

intervensi dan komunitas pembanding yang mirip yang tidak mendapatkan

(18)

Keterkaitan perilaku mencuci tangan dengan sabun dan penyakit diare, penelitian

intervensi, kontrol kasus, dan lintas sektor dilakukan menggunakan data

elektronik dan data yang terkumpul menunjukkan bahwa risiko relatif yang

didapat dari tidak mencuci tangan dari percobaan intervensi adalah 95 %

menderita diare, dan mencuci tangan degan sabun dapat mengurangi resiko diare

hingga 47%. Mengingat pentingnya hal tersebut, Lifebuoy melanjutkan komitmen

untuk meneruskan perjuangan melawan kuman dengan cuci tangan pakai sabun

dan menjadikannya sebuah budaya pada masyarakat Indonesia. Iklan Lifebuoy

selain berusaha untuk memasarkan produk Lifebuoy sebagai sabun kesehatan.

Selain itu, Unilever sebagai perusahaan yang memproduksi Lifebuoy juga

mengembangkan beberapa artikel yang berkaitan dengan cuci tangan dengan

sabun, antara lain artikel tentang manfaat cuci tangan dengan sabun,

langkah-langkah mencuci tangan yang baik, dan sebagainya (www.lifebuoy.co.id).

(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Mencuci_tangan_dengan_sabun)

Permasalahan yang terjadi yaitu dikarenakan aktivitas manusia banyak

melibatkan tangan, sehingga tangan manusia banyak bersentuhan dengan

benda-benda lain yang mungkin benda-benda itu adalah kotoran terutama pada anak-anak.

Tangan juga digunakan untuk bersalaman dengan orang lain, yang belum tentu

tangan mereka bersih. Kuman atau bakteri yang ada di benda-benda dan tangan

orang lain tersebut, secara otomatis akan berpindah ke tangan kita. Tangan

seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan pathogen

berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun

(19)

ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/minuman yang

terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus,

dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan.

Salah satu jalan utama masuknya bibit penyakit adalah tangan. Mencuci tangan

dengan air yang mengalir dan sabun sangat disarankan untuk dijadikan sebuah

budaya dan kebiasaan sehari-hari. Tangan yang kotor bisa jadi penyebab utama

berbagai penyakit, salah satunya terkena diare. Kita tidak bisa meremehkan

penyakit diare karena terbukti saat ini diare adalah penyebab nomor dua kematian

pada balita. Bibit penyakit biasanya masuk ke tubuh kita melalui 2 jalan. Yang

pertama adalah melalui tangan dan satu lagi melalui hidung. Dengan mencuci

tangan dengan air yang mengalir dan sabun secara rutin maka secara otomatis

tubuh kita akan terlindung dari bibit penyakit yang masuk melalui tangan. Sampai

saat ini ternyata bukan hanya anak-anak saja yang malas untuk mencuci tangan,

sebagian besar orang dewasa juga masih sulit untuk membiasakan diri untuk

mencuci tangannya. Karena itulah pentingmya mencuci tangan melalui media

kepada masyarakat luas harus terus di lakukan. Berikut adalah 5 fakta pentingnya

melakukan cuci tangan dengan memakai sabun:

1. Mencuci tangan dengan menggunakan air saja tidak cukup karena lemak

dan kotoran masih menempel di tangan.

2. Mencuci tangan dengan memakai sabun selain menghilangkan lemak dan

kotoran yang menempel ditangan juga akan mencegah timbulnya berbagai

penyakit yang disebabkan oleh kuman, seperti radang tenggorokan,

masalah saluran pernafasan, disentri, diare, iritasi kulit, biang keringat,

(20)

3. Setelah ke jamban dan sebelum menyentuh makanan (sebelum mengolah

atau memakan makanan) adalah saat-saat yang sangat penting untuk

mencuci tangan dengan memakai sabun karena dapat menghilangkan

kuman yang menempel ditangan.

4. Membiasakan diri mencuci tangan dengan memakai sabun adalah kegiatan

preventif yang paling murah dan efektif dan dapat mengurangi biaya

pengobatan kesehatan kita.

5. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun sangat berpengaruh dalam dunia

pendidikan karena penyakit yang disebabkan oleh kuman seperti diare

seringkali membuat para siswa tidak masuk sekolah. Salah satu penelitian

yang dilakukan diluar negeri menunjukkan membiasakan cuci tangan

pakai sabun bisa mengurangi absesi sekolah sekitar 42 persen.

(www.wikipedia.com).

(21)

Sebagai produk sabun kesehatan keluarga, Lifebuoy sudah banyak dikenal

oleh masyarakat. Iklan Lifebuoy lebih digunakan sebagai alat untuk melakukan

penetrasi dalam masyarakat akan pentingnya mencuci tangan dengan sabun.

Penetrasi iklan Lifebuoy tersebut diharapkan dapat merubah kebiasaan

masyarakat Indonesia yang tidak biasa menggunakan sabun ketika mencuci

tangan. Lifebuoy adalah salah satu merek tertua, suatu merek yang benar-benar

mendunia sebelum istilah merek global diciptakan. Sabun Disinfektan Royal

Lifebuoy diluncurkan pada tahun 1894 sebagai suatu produk baru yang terjangkau

di Inggris, untuk mendukung orang mendapatkan kebersihan diri yang lebih baik.

Segera setelah diluncurkan, sabun Lifebuoy berkelana ke seluruh dunia,

menjangkau negara-negara seperti India, suatu negara tempat sabun ini masih

merupakan merek terkemuka di pasar. Selama 110 tahun lebih dalam sejarahnya

lifebuoy selalu merajai bidang kesehatan melalui kebersihan. Hal yang utama

bagi lifebuoy adalah Janji perlindungan dan komitmennya untuk mendukung

kehidupan melalui perlindungan yang lebih baik – Lifebuoy, suatu jaminan

perlindungan jika anda merasa terancam. Sebagai contoh, kampanye yang

dilakukan pada tahun 1930-an di AS diberi judul “Mencuci tangan membantu

menjaga kesehatan”, mendorong penggunaan sabun Lifebuoy untuk membunuh

kuman di tangan yang dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan.

Kampanye yang sama terus berlanjut hingga saat ini, dengan program pendidikan

kebersihan Lifebuoy yang terus berlangsung di negara-negara termasuk India,

(22)

Peneliti memilih Sabun Lifebuoy untuk dijadikan bahan penelitian.

Dengan responden anak-anak SD (Sekolah Dasar) Kelas 4-6 yang berlokasi di

Sukomanunggal. Terpilihnya Sukomanunggal sebagai lokasi penelitian ini adalah

dikarenakan Sukomanunggal memiliki kawasan kumuh yang tercatat di Dinas

Kesehatan Kota Surabaya tahun 2013 sebagai jumlah penyakit diare tertinggi

karena penyakit diare merupakan salah satu indikator lingkungan yang buruk dan

kurangnya membudidayakan cuci tangan sebagai pencegah penyakit diare.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dan kajian yang lebih mendalam tentang sejauh mana

terpaan iklan mempengaruhi perilaku cuci tangan dalam iklan sabun Lifebuoy

Versi “HULK”, untuk kemudian dijadikan sebagai penelitian dengan mengambil

judul : "Pengaruh Ter paan Iklan Sabun Lifebuoy Ver si “HULK” Ter hadap

Perilaku Cuci Tangan Pada Anak-Anak SD (Sekolah Dasar)" .

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diajukan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : "Bagaimana Pengaruh Terpaan

Iklan Sabun Lifebuoy Versi “HULK” Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pada

Anak-Anak SD (Sekolah Dasar)"

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini

(23)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini akan diperoleh manfaat antara lain :

1. Bagi Peneliti

Berguna untuk memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan

berdasarkan teori-teori yang telah diperoleh dibangku kuliah khususnya

mengenai komunikasi pemasaran

2. Bagi Perusahaan

Dengan adanya penelitian ini dapat memperbaiki, mempertahankan, dan

meningkatkan kualitas produk agar setiap saat dari waktu ke waktu dapat

mempengaruhi perilaku khalayak.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dengan adanya penelitian ini dapat mendorong para peneliti lain untuk

lebih meningkatkan dan mengembangkan penelitian lebih lanjut agar bisa

(24)

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh :

1. Penelitian terdahulu diambil dari jurnal Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, Volume 1, Nomor 1,

2013 : 362 – 373 yang ditulis oleh Nuri Rahmawati dengan judul

"Pengaruh Penggunaan Celebrity Endorser Dalam Iklan Sabun Mandi Lux

Terhadap Perilaku Konsumen Di Kelurahan Sungai Dama Samarinda".

Penelitian ini menggunakan Analisis data Korelasi Pearson Product

Moment didapat hasil sebesar 0,678 jika dilihat pada tabel koefisien

korelasi yang artinya tingkat dari pengaruh celebrity endorser di dalam

sebuah iklan sabun LUX terhadap perilaku konsumen dikategorikan kuat,

artinya celebrity endorser dalam iklan sabun mandi LUX dinilai mampu

memberikan pengaruh yang positif dalam proses pengambilan keputusan

pembelian dan dapat memberikan kesan yang baik pada produk yang di

iklankannya. Hal ini terbukti pada uji signifikansi Thitung (9,848) >

(2,617) Ttabel dengan level signifikansi 1%, dengan demikian Ha

diterima.

2. Penelitian terdahulu diambil dari jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

(25)

judul "Pengaruh Iklan Obat Cacing Caca Dan Cici Salah Rumah Terhadap

Perilaku Masyarakat". Hasil analisis yang terdapat pada penelitian

pengaruh iklan obat cacing caca dan cici salah rumah terhadap perilaku

masyarakat dan merupakan hasil dari pengolahan data regresi linear

sederhana dengan menggunakan program SPSS 20 for windows. Adapun

hasil dari penelitian tersebut yaitu : iklan obat cacing caca dan cici salah

rumah memberikan pengaruh sebesar 7,1% yang artinya berpengaruh

lemah, sisanya 92,9% disebabkan oleh faktor lain dari penelitian itu. Maka

dari itu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh lemah antara iklan

obat cacing caca dan cici salah rumah terhadap perilaku masyarakat.

2.2 Periklanan

2.2.1 Pengertian Periklanan

Lee dan Carla (2004:3) mengatakan bahwa periklanan adalah komunikasi

komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang

ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti

televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar

ruang atau kendaraan umum. Sedangkan Kennedy dan Soemanagara (2006:49)

mengatakan bahwa advertising merupakan kegiatan komunikasi pemasaran yang

menggunakan media massa dalam proses penyampaian pesannya.

2.2.2 Fungsi Periklanan

Menurut Kotler (1997:225) periklanan dapat melakukan fungsi-fungsi

(26)

1. Membangun kesadaran calon pembeli yang belum mengetahui tentang

perusahaan atau produk yang mungkin menolak untuk menemui wiraniaga.

Iklan dapat menjadi sasaran perkenalan bagi perusahaan dan produk.

2. Membangun pemahaman. Jika produk tersebut memiliki beberapa

keistimewaan bagus, sebagian tugas menjelaskan hal itu dapat dilakukan

secara efektif oleh iklan.

3. Pengingat yang efisien. Jika calon pembeli mengetahui produk tersebut

tentu tidak siap untuk membeli, iklan yang mengingatkan akan lebih

ekonomis dari pada kunjungan penjual.

4. Menciptakan langkah awal. Iklan yang menawarkan brosur dan

mencantumkan nomer telepon perusahaan adalah cara yang efektif untuk

menciptakan langkah awal bagi wiraniaga.

5. Legitimasi. Wiraniaga dapat menggunakan iklan perusahaan yang dimuat di

majalah terkenal untuk mengabsahkan keberadaan perusahaan dan produknya.

6. Meyakinkan kembali. Iklan dapat mengingatkan pelanggan bagaimana

cara menggunakan produk itu dan meyakinkan mereka kembali tentang

pembelian mereka

Menurut Terence A, Shimp yang diterjemahkan oleh Revyani Sahrial dan

Dyah Anikasari ( 2003 : 357) adalah sebagai berikut ;

1. Memberikan Informasi (Informing)

Iklan membuat konsumen menyadari adanya produk baru, menginformasikan

(27)

2. Membujuk dan mempengaruhi (Persuading)

Iklan yang baik harus dapat membujuk konsumen untuk mencoba produk

yang diiklankan. Terkadang bujukan tersebut mengambil bentuk dengan cara

mempengaruhi permintaan-permintaan primer (Primer Demand), yaitu

menciptakan permintaan bagi seluruh kategori produk. Tetapi yang lebih

sering, iklan berusaha untuk membangun permintaan sekunder (Secondary

Demand), yaitu permintaan terhadap merek dari produk perusahaan.

3. Mengingatkan (Reminding)

Iklan juga dapat menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan

konsumen.

4. Memberikan Nilai Tambah (Adding Value)

Ada 3 cara utama bagaimana perusahaan dapat menambah nilai bagi

produk mereka, antara lain dengan melakukan inovasi, meningkatkan

kualitas dan menambah nilai bagi produk dan merek tertentu dengan

mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif menjadikan merek

dipandang sebagai sesuatu yang elegan, lebih bergaya bahkan mungkin

lebih unggul dari merek lainnya yang ditawarkan dan pada umumnya

dipersepsikan memiliki kualitas yang lebih tinggi.

5. Mendampingi (Assiting Other Company Efforts)

Iklan hanyalah satu anggota atau alat dari tim atau bauran komunikasi

pemasaran. Pada saat lainnya, peran utama periklanan adalah sebagai

pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam

(28)

2.2.3 Tujuan Periklanan

Tujuan-tujuan periklanan (advertising objectives) adalah tujuan-tujuan

yang diupayakan untuk dicapai oleh periklanan. Penyusunan tujuan periklanan

yang baik merupakan tugas sulit dari manajemen periklanan, namun tujuan-tujuan

tersebut menjadi pondasi bagi seluruh keputusan periklanan yang ditetapkan

(Shimp,2003:138).

Tujuan iklan bukan hanya untuk meningkatkan penjualan saja, selain

untuk meningkatkan penjualan, tujuan iklan juga untuk memperkenalkan kepada

masyarakat yang sebelumnya tidak tahu akan suatu produk, menjadi tahu akan

keberadaan produk, sehingga masyarakat mengambil sikap, lalu membeli. Ada

beberapa cara untuk menentukan tujuan periklanan yaitu (Tjiptono,2005:36)

1. Inventory Approach

Dalam pendekatan ini, tujuan periklanan ditentukan atau diambil dari

kumpulan berbagai tujuan perusahaan dilihat dari seluruh sudut pandang

pemasaran perusahaan. Dengan pendekatan ini pemasar dapat menyadari

bahwa ada banyak tujuan berbeda yang bisa ditekankan dalam periklanan,

dan pemilihan tujuan hendaknya mempertimbangkan tujuan pemasaran

lainnya.

2. Hierarchy Approach

Pendekatan ini didasarkan pada dugaan bahwa sebelum membeli produk,

pelanggan melewati tahapan-tahapan variabel psikologis. Oleh karena itu,

tujuan periklanan haruslah menggerakkan tahapan-tahapan tersebut dalam

(29)

3. Attitudinal Approach

Pendekatan ini menyarankan agar sasaran tujuan periklanan adalah

mempengaruhi struktur sikap. Tujuan-tujuan periklanan dapat berupa

pernyataan-pernyataan berikut :

a. Mempengaruhi kekuatan yang paling berpengaruh dalam pemilihan

kriteria untuk mengevaluasi merk dari kelas produk tertentu.

b. Menambah karakteristik pada hal-hal yang dianggap menonjol pada

kelas produk.

c. Meningkatkan atau menurunkan peringkat karakteristik kelas produk

yang menonjol.

d. Mengubah persepsi terhadap merk perusahaan pada beberapa

karakteristik produk tertentu yang menonjol atau penting.

e. Mengubah persepsi terhadap merk-merk yang bersaing pada beberapa

karakteristik produk tertentu yang menonjol atau penting.

2.2.4 Sasaran Per iklanan

Menurut Tjiptono (1997:81), kegiatan periklanan memiliki sasaran sebagai

berikut.

1. Kesadaran (Awareness)

Sasaran periklanan yang utama adalah untuk meningkatkan pengenalan

akan nama merk, konsep produk, dimana dan bagaimana membeli suatu

(30)

2. Mengingatkan (Remind to use)

Sasaran periklanan disini adalah untuk mengingatkan para pembeli agar

menggunakan produk, jasa atau ide, serta meningkatkan persediaan

produk, jasa atau ide tersebut.

3. Mengubah sikap tentang penggunaan produk

Sasaran periklanan adalah untuk meningkatkan jumlah pemakaian dan

menarik pemakai atau konsumen baru.

4. Mengubah persepsi

Mengubah tentang pentingnya atribut merk agar suatu atribut dapat

menjadi penentu dalam proses pemilihan oleh konsumen, maka atribut

tersebut haruslah penting.

5. Mengubah keyakinan tentang merk

Jika suatu atribut telah dianggap penting, maka konsumen akan meneliti

sejauh mana tiap-tiap merk atau produk alternatif memiliki atribut

tersebut. Oleh karena itu, sasaran periklanan disini adalah untuk

meningkatkan nilai suatu produk dimata konsumen dalam hal atribut yang

penting tersebut.

6. Mengukuhkan sikap (Attitude Reinforcement)

Sasaran periklanan adalah untuk memberikan keyakinan kepada pelanggan

bahwa merk atau atribut tersebut benar-benar memberikan tingkat

(31)

2.2.5 Pemilihan Media Periklanan

Media penyampai pesan memegang peranan penting dalam proses

komunikasi. Tanpa media, pesan tidak akan sampai pada kelompok audiens yang

diinginkan. Oleh karena itu, pemilihan media yang tepat akan sangat menentukan

apakah pesan yang ingin disampaikan pada kelompok sasaran akan sampai atau

tidak (Sutisna,2002:283). Media periklanan meliputi segenap perangkat yang

dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada para calon pembeli.

Pemilihan media yang tepat untuk berkampanye iklan dalam rangka

membuat pelanggan menjadi tahu, paham, menentukan sikap, hingga melakukan

pembelian adalah suatu langkah penting dalam kegiatan kampanye periklanan.

Dalam beriklan, komunikator (produsen) dapat memilih satu mau pun kedua

media untuk menyampaikan pesan yang ingin mereka sampaikan. Media-media

tersebut ialah media lini atas (above-the-line) maupun media lini bawah

(below-the-line). Media lini atas (above-the-line) ialah periklanan yang menggunakan

media primer seperti media elektronik maupun media cetak. Penggunaan media

lini atas memiliki kelebihan dalam menjangkau jumlah audience yang besar,

namun hal ini juga membuat biaya yang harus dikeluarkan sebuah perusahaan

untuk beriklan bertambah. Sedangkan media lainnya ialah media lini bawah

(below-the-line), media ini adalah media-media minor yang digunakan untuk

mengiklankan produk. Meskipun dianggap menjadi media minor, namun beriklan

pada media lini bawah juga memiliki peranan penting dalam suatu kampanye

periklanan. Hal ini disebabkan karena media lini bawah dalam hal-hal tertentu

bisa menjadi lebih efektif, tergantung bentuk iklan dan kampanye yang hendak

(32)

2.2.6 Televisi sebagai Salah Satu Media Periklanan

Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai

informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Baksin

(2006:16) mendefinisikan bahwa televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi

(hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan

audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi

mental, pola pikir, dan tindak individu. Menurut Ensiklopedia Indonesia (dalam

Parwadi,2004:28) lebih luas lagi dinyatakan bahwa televisi adalah sistem

pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui

tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi

sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima.

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa televisi adalah

sistem elektronik yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual

gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan

kembali gambar melalui tenaga listrik. Dengan demikian, televisi sangat berperan

dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum karena sifatnya yang

audiovisual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan

nilai-nilai yang konsumtif dan permisif.

Di sisi lain, ketika televisi telah menjadi dunia bagi pemirsanya di mana

menonton televisi menjadi suatu rutinitas bahkan keharusan dan ketika televisi

digunakan sebagai representasi nilai eksklusif, modern, urbanis, dan

kosmopolitan, maka televisi itu sendiri telah menjadi suatu bentuk budaya

(33)

menyebarkan unsur-unsur perubahan nilai sosial dan budaya dalam masyarakat.

Globalisasi informasi dan komunikasi, khususnya pada media televisi ini dapat

mengakibatkan efek kultivasi pada kehidupan masyarakat. Kultivasi adalah proses

interaksi di antara pesan, audiens, dan konteks, yang terus berlangsung, kontinyu,

dan dinamis (Bryant dan Zilmann, 2002:45). Efek kultivasi melalui tayangan

televisi mempunyai pengaruh yang kuat pada diri setiap individu. Bahkan dalam

hal yang ekstrim pemirsa menganggap bahwa lingkungan sekitar sama persis

seperti yang tergambar dalam televisi.

Daya tarik media televisi yang demikian hebat membawa dampak yang

besar bagi pemirsanya. Hal yang perlu diperhatikan bahwa dari seluruh acara

televisi yang ada, sekitar 20%-nya adalah berupa iklan. Oleh karena itu, pemirsa

televisi dimanapun akan menerima terpaan iklan yang besar. Iklan juga akan

membawa pengaruh baik langsung maupun tidak kepada pemirsanya. Televisi

telah memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat modern

ini. Dengan kata lain, media massa telah banyak mengubah perilaku masyarakat

lebih dari apa yang disadari.

Iklan tidak akan diterima oleh masyarakat jika pesan iklan yang

disampaikan komunikator tidak menarik perhatian komunikan. Untuk

menampilkan pesan iklan yang mampu membujuk, mampu membangkitkan dan

mempertahankan ingatan pemirsa, maka akan memerlukan daya tarik bagi audiens

sasaran (Sutisna,2002:278) Dengan tuntutan pengiklan yang seperti itulah,

seringkali kreator iklan terbawa arus kepada situasi yang sengaja atau tidak

sengaja membuat iklan tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga persuasif,

(34)

Iklan melalui televisi mempunyai dua segmen dasar yaitu penglihatan

(visual) dan (audio), misalnya kata-kata, musik, atau suara lain. Proses

penciptaannya biasa dimulai dengan gambar karena televisi lebih unggul didalam

teknik gambarnya yang dapat bergerak. Disamping itu kata-kata dan suara juga

harus diperhatikan. Bentuk-bentuk iklan televisi sangat tergantung pada bentuk

siarannya, apakah merupakan bagian dari suatu kongsi, jaringan, kabel, atau

bentuk lainnya. Menurut Kasali (1992:148) bentuk-bentuk iklan televisi tersebut

antara lain adalah:

1. Persponsoran

Persposoran merupakan iklan yang penayangannya dan pembuatannya

dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan.

2. Partisipasi

Partisipasi merupakan cara pengiklan dengan menyisipkan iklannya

diantara suatu atau beberapa acara (spot).

3. Iklan Pergantian Acara (Spot Announcement)

Iklan Pergantian acara merupakan pemasangan iklan yang dilakukan pada

saat terjadi pergantian acara ditelevisi.

4. Iklan Layanan Masyarakat (Public Service Announcement)

Iklan ini biasanya dibuat atas dasar permintaan pemerintah atau suatu lembaga

swadaya masyarakat yang biasanya berisi himbauan kepada masyarakat.

Disamping memiliki kelebihan-kelebihan, media televisi pun juga

memiliki kelemahan-kelemahan sebagai media periklanan. Kasali (1992:121)

(35)

1. Kelebihan media televisi:

a. Mampu menjangkau khalayak sasaran yang luas.

b. Mempunyai dampak yang sangat kuat terhadap konsumen, karena

menekankan pada dua indera sekaligus, yaitu penglihatan dan

pendengaran.

2. Kelemahan media televisi:

a. Biaya yang dikeluarkan besar, termasuk biaya untuk melakukan

perubahan iklan.

b. Sulit melakukan segmentasi, karena khalayak yang dijangkau tidak

selektif, sebab acara televisi disaksikan oleh semua lapisan masyarakat

yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Pada hakekatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa televisi merupakan salah satu media

yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam mengiklankan produknya. Dalam

penggunaannya sebagai media peiklanan, perusahaan tentunya juga harus

mempertimbangkan berbagai hal, termasuk kelebihan dan kelemahan media

televisi.

2.2.7 J enis-jenis iklan

Sebagian besar upaya untuk melakukan periklanan menyangkut tujuan

untuk mendorong permintaan terhadap merek tertentu. Beberapa jenis-jenis iklan

menurut (Larreche,2000:75), yaitu sebagai berikut.

1. Iklan Merek (brand advertising) membantu meningkatkan penjualan

(36)

pesaing, meningkatkan konsumsi diantara pengguna sekarang, menarik

nonpengguna dari jenis produk, dan mempertahankan penjualan para

pengguna sekarang.

2. Iklan kerjasama (cooperative advertising) adalah upaya gabungan yang

dilakukan perusahaan manufaktur dan pengecer untuk menjual produk

tertentu.

3. Iklan korporasi (institusional) (corporate-institusional-advertising) berbeda

dari iklan produk dalam hal tujuan, yaitu untuk memberi manfaat pada

perusahaan dengan membangun sikap yang mengesankan terhadap

perusahaan secara keseluruhan. Iklan korporasi mencakup iklan isu (issue

advertising) dan iklan hubungan investor (investor relation). Iklan isu

dirancang untuk mendukung isu sosial atau ekonomi tertentu dimana

perusahaan memiliki kepentingan yang kuat. Iklan hubungan investor

dirancang untuk menghasilkan kesadaran dengan membangun sikap yang

menyenangkan terhadap perusahaan di antara analis keuangan dan investor.

2.2.8 Pr ogram Periklanan

Menurut (Kotler,2008:244) lima keputusan utama dalam mengembangkan

program iklan, yang dikenal dengan 5M sebagai berikut.

1. Mission (misi) apakah tujuan periklanan?

2. Money (uang) berapa banyak yang dapat dibelanjakan?

3. Massage (pesan) pesan apa yang disampaikan?

4. Media (media) Media apa yang digunakan?

(37)

2.2.9 Efektivitas Iklan

Mendefinisikan periklanan yang efektif akan terasa mudah apabila kita

menggunakan suatu pandangan yaitu sebuah iklan disebut efektif apabila iklan

tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan.

Perspektif ini mendefinisikan efektivitas iklan dari sisi hasil apa saja yang telah

dicapai (Shimp,2003:415). Meskipun definisi tentang periklanan yang efektif

dapat dipergunakan untuk segala kegunaan (multipurpose definition) dianggap

tidak terlalu praktis karena tidak memberikan definisi yang tunggal, namun

definisi tersebut bisa dianggap cukup baik karena dapat mencakup berbagai

karakteristik umum. Sebuah iklan yang baik atau efektif adalah sebuah iklan yang

diciptakan untuk pelanggan yang spesifik, dan iklan yang memikirkan dan

memahami kebutuhan pelanggan, selain itu iklan yang efektif adalah iklan yang

dapat mengkomunikasikan keuntungan yang spesifik, dan menekankan pada

tindakan spesifik yang harus diambil oleh konsumen. Iklan yang baik atau efektif

memahami bahwa orang-orang tidak membeli produk tapi mereka membeli

keuntungan dari produk tersebut dan lebih dari itu iklan yang efektif adalah iklan

yang mendapat perhatian dan diingat, serta membuat orang-orang bertindak untuk

melakukan pembelian (Shimp,2003:416). Umumnya pengiklan berusaha

mengukur pengaruh komunikasi dari suatu iklan, yaitu potensi pengaruhnya pada

kesadaran, pengetahuan dan preferensi, juga pengaruhnya pada penjualan.

Perencanaan dan pengendalian periklanan yang baik sangat tergantung pada

ukuran efektifitas periklanan. Efektivitas iklan dapat diukur, menurut Kotler

(38)

1. Dampak komunikasi dari suatu iklan yang potensi pengaruhnya pada

kesadaran, pengetahuan, dan preferensi.

2. Dampak terhadap penjualan, pengukuran ini lebih sulit diukur daripada

dampak komunikasi karena penjualan dipengaruhi oleh banyak faktor

selain iklan seperti tampilan produk, harga ketersediaan dan tindakan

pesaing.

2.2.10 Sifat Periklanan

Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh, Rony A.Rusli dan

Benyamin Molan (2004:243) mengemukakan bahwa sifat-sifat iklan sebagai

berikut:

1. Presentasi Umum

Periklanan adalah suatu cara komunikasi yang sangat umum, sifat

yang umum ini semacam keabsahan produk dan penawarannya yang

terstandarisasi, karena banyak orang menerima pesan yang sama, pembeli

tahu bahwa motif mereka untuk membeli produk tersebut akan dimaklumi

oleh umum.

2. Tersebar Luas

Periklanan adalah medium berdaya sebar luas yang memungkinkan

penjual mengulang suatu pesan berkali-kali. Iklan juga memungkinkan

pembeli menerima dan membandingkan pesan yang sama dari para

pesaing. Periklananberskala besar oleh penjual menunjukkan suatu yang

(39)

3. Ekspansi yang Lebih Kuat

Periklanan membuat peluang untuk mendramatisasi perusahaan

dari produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang penuh

seni. Namun kadang-kadang kemampuan berekspresi yang terlalu berhasil

dari iklan dapat meremehkan pesan atau mengalihkan perhatian dari pesan.

4. Tidak Bersifat Pribadi

Periklanan tidak memiliki kemampuan memaksa seperti wira niaga

perusahaan, audiens tidak merasa wajib memperhatikan atau menanggapi.

Iklan hanya mampu melakukan monolog bukan dialog dengan audiens.

2.2.11 Keuntungan dan Kerugian Periklanan

Menurut Rhenald Khasali (2007:16), beberapa keuntungan periklanan

adalah sebagai berikut :

1. Periklanan memperluas alternatif bagi konsumen. Dengan adanya

periklanan konsumen dapat mengetahui adanya beberapa produk, yang

pada gilirannya menimbulkan adanya pilihan.

2. Periklanan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi

konsumennya. Iklan-iklan yang dengan bagusnya tampil dihadapan

masyarakat dengan ukuran besar dan logo yang cantik menimbulkan

kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan yang membuatnya bonafit dan

produknya bermutu.

3. Periklanan membuat orang menjadi ingat dan percaya

Disamping memberikan keuntungan, periklanan juga memberikan

(40)

4. Menimbulkan dampak negatif, misalnya merangsang remaja untuk mulai

merokok dan terkadang menimbulkan sadisme.

5. Pemirsa salah menafsirkan peran yang terdapat pada iklan, karena

pemaparan yang selalu cepat.Karena kurang selektif, maka dapat terjadi

iklan tersebut meraih pasar yang salah.

2.3 Perilaku Mencuci Tangan

Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu

sendiri, oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat

luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya.

Bahkan kegiatan internal (internalativity) seperti berfikir, persepsi dan emosi yang

merupakan perilaku manusia (Notoatmodjo,2003) Robert Kwick (1974)

menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang

dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap.

Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan pada suatu

objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya suatu tanda-tanda untuk

menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari

perilaku manusia (Notoatmodjo,2005). Perilaku mencuci tangan adalah suatu

aktivitas, tindakan mencuci tangan yang dikerjakan oleh individu yang dapat

diamati secara langsung maupun tidak langsung.

G.W.Allport (1935 : 810) mengemukakan sikap adalah keadaan mental dan

saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh

(41)

1. Komponen Kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang

mengenai objek sikap tertentu, fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang

objek. Manusia memiliki banyak pikiran dan keyakinan tentang objek.

Meskipun tidak seluruhnya tepat tapi kognisi itu banyak dan bisa berbeda

dalam tingkat kepentingan. Sikap dapat berupa hal yang cukup rumit dan

melibatkan sejumlah kognisi yang mempunyai perbedaan dalam

hubungannya dengan inti masalah dan dalam komponen penilaiannya.

2. Komponen Afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang

terhadap objek, terutama penilaian. Komponen afektif sifatnya jauh lebih

sederhana tapi merupakan faktor penentu perilaku yang utama sehingga

membuat proses perubahan sikap menjadi lebih sulit. Alasannya adalah

bahwa penilaian tentang suatu objek sikap dapat berlangsung lama setelah

isi yang dihasilkan dilupakan. Komponen afektif lebih dapat bertahan dan

lebih pokok daripada komponen kognitif.

3. Komponen Konatif (perilaku nyata) terdiri dari kesiapan seseorang untuk

bereaksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek. Perilaku

nyata sering tidak sesuai dengan sikap, dan nampaknya manusia dapat

hidup cukup nyaman dengan hal itu. Perilaku nyata (overt behaviour)

dapat mengontrol komponen afektif dan kognitif, artinya orang dapat

berperilaku dalam cara tertentu dan sikap mereka mungkin sejalan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan

(42)

dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan

menyebabkan patogen berpindah dari satu orang keorang lain, baik dengan kontak

langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan

lain seperti handuk, gelas) (Wikipedia,2009). Cuci tangan adalah proses

membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan

memakai sabun dan air. Kesehatan dan kebersihan tangan secara bermakna

mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua tangan dan

lengan serta meminimalisi kontaminasi silang (Tietjendkk,2004). Cuci tangan

dianggap merupakan salah satu langkah yang paling penting untuk mengurangi

penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi selama lebih dari 150 tahun.

Menurut Boyce 1999 dan Larson 1995) bahwa dapat diketahui bahwa kesehatan

kebersihan tangan yang baik dapat mencegah penularan mikroorganisme dan

mengurangi frekuensi infeksi nosokomial. (Tietjendkk,2004). Menurut Public

Health Education Program Manager Yayasan Unilever Indonesia dr. Leo

Indarwahono,mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dapat

memutuskan mata rantai kuman yang melekat dijari-jemari. Dengan membiasakan

diri mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir, berarti telah melakukan

salah satu upaya pencegahan penyakit. Masyarakat termasuk anak sering

mengabaikan mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir karena

kurangnya pemahaman tentang kesehatan. (Okezone,2009).

2.3.1 Tujuan Mencuci Tangan

Pariera, Lee dan Wade (1990) yang dikutip dari Tietjen, mengungkapkan

bahwa mencuci tangan dengan sabun bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan

(43)

mikroorganisme sementara. Cuci tangan dengan sabun biasa dan air sama

efektifnya dengan cuci tangan menggunakan sabun antimikrobial. Sebagai

tambahan, iritasi kulit jauh lebih rendah apabila menggunakan sabun biasa.

Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan pakai sabun antara

lain diare, infeksi saluran pernafasan dan infeksi cacing (infeksi mata dan kulit).

Menurut Val Curtis & Sandy Cairncross dari London School of Hygiene and

Tropical Medicine, Inggris tahun 2003. Menurut peneliti tentang kesehatan

sanitary dan air ini, perilaku mencuci tangan dengan sabun bisa mengurangi

insiden diare sebanyak 42-47%. Artinya, sekitar satu juta anak didunia dapat

diselamat kan tiap tahun dengan cuci tangan. Hanya saja ada yang perlu

diperhatikan dalam prosesnya, yaitu harus menggunakan sabun dan membilas

tangan menggunakan air mengalir. Menurut Curtis & Cairncross, tanpa sabun,

bakteri dan virus tidak akan hilang. Air hanya sebatas menghilangkan kotoran

yang tampak, tetapi tak menghilangkan cemaran mikro biologis yang tidak

tampak. (Moernantyo,2006).

2.3.2 Cara Mencuci Tangan dengan Benar

Praktek CTPS yang benar hanya membutuhkan sabun dan air mengalir.

Air mengalir tidak harus dari keran, bisa juga mengalir dari sebuah wadah berupa

gayung, botol, kaleng, ember tinggi, gentong atau jerigen. Untuk penggunaan

jenis sabun dapat menggunakan semua jenis sabun karena semua sebenarnya

cukup efektif dalam membunuh kuman penyebab penyakit. Untuk memperoleh

hasil yang maksimal, maka CTPS perlu dilakukan dengan cara yang baik dan

(44)

a. Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir

b. Tangan yang basah disabuni, digosok-gosok bagian telapak tangan dan

punggung tangan, jari-jari, bawah kuku, minimal selama 20 detik.

c. Bilas kembali dengan air mengalir bersih sampai bersih

d. Keringkan dengan kain bersih atau kibas-kibaskan diudara (Sibuea,2007)

Untuk mendorong cuci tangan, kita harus melakukan segala upaya

menyediakan sabun dan suplai air bersih terus menerus baik dari keran atau ember

dan lap pribadi. Langkah-langkah mencuci tangan tersebut adalah :

a. Basahi kedua belah tangan

b. Gunakan sabun biasa

c. Gosok dengan seluruh bidang permukaan tangan dan jari-jari bersama

sekurang-kurangnya selama 10 hingga 15 detik, dengan memperhatikan

bidang dibawah kuku tangan dan diantara jari-jari.

d. Bilas kedua tangan seluruhnya dengan air bersih

e. Keringkan kedua tangan dengan lap atau pengering dan gunakan lap untuk

mematikan keran. (Tietjen,2004)

Karena mikroorganisme tumbuh berkembang biak ditempat basah dan di

air yang menggenang maka apabila sabun batangan digunakan, sediakan sabun

batangan yang berukuran kecil dalam tempat sabun yang kering. Hindari mencuci

tangan di Waskom yang berisi air walaupun telah ditambahkan bahan antiseptik

seperti dettol atau savlon, karena mikroorganisme dapat bertahan dan berkembang

biak pada larutan ini. Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempatnya bila

(45)

sabun yang baru dimasukkan. Apabila tidak tersedia air mengalir, gunakan ember

dengan keran yang dapat dimatikan sementara menyabuni kedua tangan dan buka

kembali untuk membilas atau gunakan ember dan kendi / teko. (Tietjen,2004)

2.3.3 Waktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun

Saat yang penting cuci tangan dengan sabun adalah sebelum makan dan

sesudah makan, sebelum memegang makanan, sebelum melakukan kegiatan

apapun yang memasukan jari-jari kedalam mulut dan mata, setelah bermain dan

olahraga, setelah buang air kecil dan buang air besar, setelah buang ingus dan

setelah buang sampah, setelah menyentuh hewan/unggas termasuk hewan

peliharaan dan sebelum mengobati luka. Penggunaan sabun pada saat mencuci

tangan menjadi penting karena sabun sangat membantu menghilangkan kuman

yang tidak tampak minyak / lemak / kotoran dipermukaan kulit serta

meninggalkan bau wangi. Sehingga kita dapat memperoleh kebersihan yang

terpadu dengan bau wangi dan segar setelah mencuci tangan pakai sabun, ini tidak

akan kita dapatkan jika kita hanya menggunakan air saja. Yang tidak kalah

penting untuk diperhatikan adalah waktu-waktu kita harus melakukan perilaku

mencuci tangan, di Indonesia diperkenalkan 5 waktu penting yaitu:

a. Setelah kejamban (WC)

b. Setelah menceboki anak

c. Sebelum makan

d. Sebelum memberi makan anak

(46)

2.4 Teor i S-O-R dan Teor i Kultivasi

2.4.1 Teori S-O-R

Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model S-O-R

(Stimulus, Organisme, Respon). Objek materialnya adalah manusia yang jiwanya

meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

Menurut model ini, organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi

stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap

stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan

kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Asumsi dasar dari model ini

adalah : media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung

terhadap komunikan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan

proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat

non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan

respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau

negatif, misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi

positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan

reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik

komunikasi yaitu Hypodermic needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori

inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara

langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Artinya media

diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai

perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula. Jadi unsur model

(47)

a. Pesan (Stimulus,S)

b. Komunikan (Organisme,O)

c. Efek (Respons, R)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya

jika stimulus yang menerpa melebihi semula. Prof. DR.Mar’at dalam bukunya

“Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland,

Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada

tiga variabel penting, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. Respon atau

perubahan sikap bergantung pada proses terhadap individu. Stimulus yang

merupakan pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau

ditolak, komunikasi yang terjadi dapat berjalan apabila komunikan memberikan

perhatian terhadap stimulus yang disampaikan kepadanya. Sampai pada proses

komunikan tersebut memikirkannya sehingga timbul pengertian dan penerimaan

atau mungkin sebaliknya. Perubahan sikap dapat terjadi berupa perubahan

kognitif, afektif atau behavioral. Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses

perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses

perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang

terdiri dari :

a. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau

ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti

stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti

disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian

(48)

b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka

ia mengerti stimulus ini dilanjutkan kepada proses berikutnya.

c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan

untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka

stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut

(perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya

apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus

semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang

diberikan harus dapat meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang

peranan penting. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan

mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada

perhatian komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan

komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan

mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah

sikap. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan

perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi

dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya

kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan

(49)

2.4.2 Teori Kultivasi

Teori kultivasi merupakan salah satu teori komunikasi yang populer sejak

tahun 1960. Menurut teori ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para

penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya

(Hadi,2007:3). Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa seluruh persepsi

tentang masyarakat dan budaya akan sangat ditentukan oleh televisi. Masyarakat

sebagai pemirsa media televisi ini dapat menelan mentah-mentah setiap nilai baru

yang ditawarkan media televisi. Manusia cenderung menjadi konsumen budaya

massa yang aktif. Hal ini mengakibatkan pola-pola kehidupan rutinitas manusia

sebelum muncul televisi menjadi berubah, bahkan secara total.

2.5 Kerangka Berpikir

Iklan merupakan media yang cocok sekali dalam meningkatkan kualitas

produk. Tujuannya adalah memberikan informasi kepada anak-anak sebagai

pengenalan produk, membujuk atau mempengaruhi anak-anak melalui manfaat

produk, dan mengungatkan anak-anak dengan menciptakan kesan (image) dan

dengan intensitas penayangan iklan dengan repetisi iklan yang tinggi. Dengan

adanya iklan para konsumen sadar akan kelebihan sebuah produk yang diberikan,

sehingga ada daya tarik tersendiri para konsumen memilih produk tersebut. Iklan

yang memberikan dampak positif terhadap konsumennya terutama iklan yang

mementingkan kesehatan maka para konsumen akan terbawa arus yaitu

melakukan apa saja yang dirasa sangat bermanfaat dalam kehidupannya.Seperti

(50)

sesudah melakukan kegiatan atau aktivitas tertentu. Dari situlah para konsumen

menyadarai bahwa iklan dapat mengajak ke arah yang positif.

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang akan diuji kebenarannya

dengan fakta yang ada, sedang proposisi merupakan pernyataan yang tidak ingin

diuji secara empiris (Jogiyanto, 2010:40). Adapun hipotesis pada penelitian ini

adalah diduga ada pengaruh terpaan iklan sabun Lifebuoy versi ‘HULK” terhadap

(51)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan indikator – indikator

dari variabel penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

menggunakan metode deskriptif yang bertujuan menggambarkan, meringkas

berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di anak-anak

SD (Sekolah Dasar) yang menjadi objek penelitian itu, kemudian menarik ke

permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun

variabel tertentu. (Bungin, 2001:48).

Variabel-variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari

variabel bebas dan variabel terikat. Adapun penjelasan dari masing – masing

variabel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini variabel bebas (X) adalah pengaruh terpaan

iklan sabun Lifebuoy. Iklan sabun Lifebuoy merupakan iklan sabun

kesehatan yang dapat mengajak khalayak untuk mengikuti gerakan

yang positif seperti melakukan cuci tangan sebelum maupun sesudah

melakukan kegiatan atau aktivitas. Iklan sabun Lifebuoy ini memiliki

(52)

terjangkau dan mudah diperoleh sehingga orang dapat menjalani hidup

tanpa rasa khawatir dengan kebersihan dan akibatnya terhadap

kesehatan. Iklan sabun Lifebuoy ini juga memberikan perlindungan

kebersihan yang lebih jauh lagi dan pengalaman mencuci yang

menyehatkan dan semakin menyenangkan bagi miliaran

konsumennya. Mencuci tangan tanpa menggunakan sabun tidak serta

merta menghilangkan kuman-kuman berbahaya yang ada di tangan

kita. Dengan cuci tangan menggunakan sabun, kita dapat mengurangi

risiko terserang penyakit berbahaya seperti diare, hingga 47%. Iklan

sabun Lifebuoy ini dijabarkan melalui komponen sebagai berikut :

a. Frekuensi yang berarti berapa kali individu menonton iklan sabun

Lifebuoy tersebut.

b. Durasi yang berarti berapa lama individu menonton iklan

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.3
Tabel 4.5 Durasi
Tabel 4.6 Terpaan Iklan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penghitungan evapotranspirasi tanaman acuan menurut metode Penman-Monteith memerlukan data iklim dan letak stasiun klimatologi sehingga pengolahan data harus dilakukan sesuai

Apabila menggunakan SAK, pelajar boleh bertukar bentuk matematik antara algebra, nombor dan grafik dengan hanya menekankan kekunci sahaja.Fey(1990) telah mendapati bahawa

Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, Apabila data-data yang diperlukan sudah lengkap, maka dilakukan analisa data terhadap beban

Dalam bisnis jasa Laundry ini, produk yang ditawarkan adalah sebuah.. jasa pencucian, pembersihan, dan pengeringan pakaian dalam dan

Tetapi untuk linggkar Tanggui ini biasanya menggunakan rotan, jenis rotan yang biasa digunakan yaitu rotan sega, rotan lilin, rotan dango kancil dan rotan samare.. Tanggui

Regarding to the type of presupposition, that is lexical presupposition, the researcher concluded that the function of this slogan is to give information about

Pengendalian hayati kapang patogen pada tanaman dapat dilakukan dengan memanfaatkan kapang antagonis. Beberapa spesies kapang yang bersifat antagonis telah ditemukan

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 21 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang