• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI UPT SPF SD INPRES PARANG KECAMATAN MAMAJANG KOTA MAKASSAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EFEKTIFITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI UPT SPF SD INPRES PARANG KECAMATAN MAMAJANG KOTA MAKASSAR SKRIPSI"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI UPT SPF SD INPRES PARANG

KECAMATAN MAMAJANG KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh NURKHALIFAH NIM 105401122917

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurkhalifah NIM : 105401122917

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul : Efektifitas Penggunaan Strategi Card Sort Pada Pembelajaran Tematik di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, November 2021 Yang Membuat Pernyataan,

Nurkhalifah

(5)

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nurkhalifah NIM : 105401122917

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya yang menyusun sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan berlaku.

Demikian surat perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 2021 Yang Membuat Pernyataan,

Nurkhalifah

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ” ( Q.S AL-Baqorah: 286 )

Kupersembahkan Karya Ini Teruntuk: Kedua Orang Tua Ku Tercinta Ayahanda Ku (Alm) Muskadir Dan Ibunda Ku Utiyah. Teruntuk Ibundaku Yang Telah Memberikan Yang Terbaik Selama Hidupku Serta Ketiga Saudara Ku Yang Telah Memberikan Dukungan Dan Doa Yang Tulus Dan Terima Kasih Untuk Orang-

Orang Yang Selalu Memberikan Bantuan,Dukungan Dan Doa.

Semoga Allah Membalas Segala Kebaikan Yang Telah Diberikan.

(7)

vii ABSTRAK

Nurkhalifah, 2021. Efektifitas penggunaan strategi card sort pada pembelajaran tematik di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang kota Makassar. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Syarifuddin Cn. Sida dan pembimbing II Ainun Jariah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektifitas penggunaan strategi card sort pada pembelajaran tematik di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar dan dampak yang terjadi setelah pelaksanaan strategi pembelajaran tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Analisis data hasil penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi lapangan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa efektifitas penggunaan strategi card sort pada pembelajaran tematik di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar untuk membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan teori. Pembelajaran dengan menerapkan strategi card sort pada pembelajaran tematik kelas tinggi dapat membuat siswa lebih antusias dalam belajar, lebih aktif, mampu mengembangkan keterampilan sosial mereka dengan berinteraksi dengan siswa yang lain, melatih kemampuan berfikir dan mengungkapkan ide dan gagasan di depan umum.

.

Kata kunci : Strategi card sort, pembelajaran tematik.

KATA PENGANTAR

(8)

viii Assalamu'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berbentuk skripsi yang berjudul “Efektifitas penggunaan strategi card sort pada pembelajaran tematik di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar”.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda ku (Alm) Muskadir dan Ibunda ku tercinta Utiyah. Teruntuk Ibunda ku terimakasih atas segala pengorbanan dan perjuangan yang senantiasa beliau lakukan selama penulis malaksanakan perkuliahan, serta perhatian dan doa yang selalu beliau sertakan dalam setiap langkah yang penulis lakukan, terima kasih sudah menjadi ibu sekaligus bapak selama ini. Dr. Syarifuddin Cn. Sida, M.Pd. dan Ainun Jariah, S.Ag., M.A.

Pembimbing I dan pembimbing II, yang telah senantiasa meluangkan waktunya memberikan bimbingan, nasehat, petunjuk dan saran serta selalu memberi dorongan dan motivasi kepada penulis selama bimbingan skripsi ini.

Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada; Prof. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, M.Pd., Ph,D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

(9)

ix

Makassar dan Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, guru, staf SD Inpres Parang dan Ibu Ridha, Ibu Zulfieyantie, dan Ibu Wahyuni Antasari selaku guru kelas IV, V, dan VI di sekolah tersebut yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuanganku Rosdianti, dan Nurfajrinah yang selalu menemaniku dalam suka dan duka serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2017 khususnya buat teman-teman kelas 17G terima kasih atas segala kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya kepada penulis.

Akhrinya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan dapat member manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri penulis pribadi. Amin

Makassar, November 2021

Penulis DAFTAR ISI

Halaman

(10)

x

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Penelitian Relevan ... 10

2. Strategi Pembelajaran ... 11

3. Pengertian Strategi Cord Sort dan Pengertian Pembelajaran Tematik di SD... ... 13

4. Langkah-langkah Card Sort ... 16

5. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik ... 17

6. Manfaat Pembelajaran Tematik ... 22

7. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Cart Sort ... 23

8. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik ... 25

(11)

xi

9. Efektifitas Strategi Cord Sort Pada Pembelajaran Tematik ... 26

B. Kerangka Pikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Subjek Penelitian... 33

C. Data dan Sumber Data ... 34

D. Informan Penelitian ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 41

A. Deskripsi Loksai Penelitian ... 41

B. Sarana dan Prasarana ... 45

C. Pengembangan Bakat dan Minat ... 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan ... 57

BAB VI PENUTUP ... 60

A. Simpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1: Daftar Nama Guru dan Karyawan UPT SPF Inpres Parang ... 42

4.2: Daftar Nama Peserta Didik Kelas 4 ... 43

4.3: Daftar Nama Peserta Didik Kelas 5 ... 43

4.4: Daftar Nama Peserta Didik Kelas 6 ... 44

4.5: Daftar Saran dan Prasarana Sekolah ... 45

DAFTAR GAMBAR

(13)

xiii

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 31 3.1 Model Analisis Data Interaktif ... 40

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Pedoman Wawancara Penelitian ... 66

Lembar Observasi Penelitian ... 69

Hasil Wawancara Penelitian ... 71

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas 4, 5, dan 6 ... 82

Dokumentasi ... 113

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses untuk mengubah jati diri seorang pendidik untuk menjadi lebih maju. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan, terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, pemerintah secara bertahap berusaha meningkatkan kualitas pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Salah satu usaha yang dilakukan yaitu dengan direncanakannya program wajib belajar 9 tahun. Program tersebut ditempuh pada jenjang pendidikan dasar, yaitu Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab X Pasal 37 Ayat 1 dinyatakan bahwa

“pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat”. Untuk mewujudkan pendidikan wajib belajar 9 tahun yang

(16)

berkualitas, pemerintah menentukan standar pelaksanaan pendidikan yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, yang menyatakan bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk setiap satuan pendidikan melakukan perencaanaan pembelajaran, serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Berdasarkan Permendikbud tersebut, pembelajaran harus dilakukan dengan efektif dan efisen guna mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kurikulum. Pada jenjang pendidikan dasar khususnya Sekolah Dasar, kurikulum yang digunakan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang digunakan untuk mengatur proses pendidikan dan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat beberapa mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa di tingkat Sekolah Dasar, salah satunya yaitu pembelajaran tematik. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah terdapat dalam lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 yang didalamnya berisi perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.

Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan

(17)

skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Sedangkan Trianto (2011:139) mengatakan pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. Sedangkan Mamat (2013:125) mengatakan pembelajaran tematik sebagai pembelajaran terpadu, dengan mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema. Jadi pembelajaran tematik adalah sebuah pembelajaran yang menggabungkan antara beberapa mata pelajaran menjadi satu yang bertolak pada tema-tema tertentu sebagai pusatnya, sehingga tidak ada batas antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik.

Keadaan yang demikian juga terjadi dalam proses pembelajaran tematik kelas IV di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan kepada guru kelas IV pada tanggal 12 April 2021, diperoleh keterangan bahwa selama ini guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, di mana aktivitas kelas cenderung berpusat pada guru. Dalam proses pembelajarannya guru sangat mendominasi kelas, sedangkan siswa lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, sehingga siswa cenderung bosan saat proses pembelajaran yang berakibat hasil belajar menurun.

(18)

Memperhatikan permasalahan di atas, perlu adanya solusi untuk menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas tersebut. Dalam hal ini, guru dapat melakukan suatu inovasi baru terhadap pembelajarannya. Agar pembelajaran tematik terlaksana dengan baik, sedapat mungkin guru harus mampu membangkitkan minat belajar pada anak didiknya dengan menggunakan strategi pembelajaran yang disukai siswa. Sumantri dan Syaodih (2007:6.3-4), mengatakan karakteristik siswa pada usia sekolah dasar masih senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan/memperagakan sesuatu secara langsung. Melihat perkembangan anak usia SD yang masih senang dalam bermain, guru hendaknya merancang strategi pembelajaran yang melibatkan anak untuk aktif.

Dalam hal ini, guru dapat menerapkan pembelajaran aktif dalam pembelajaran tematik. Pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Dalam hal ini, yang mendominasi kegiatan pembelajaran yaitu siswa, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator saja. Salah satu strategi pembelajaran aktif yang dapat diterapkan dalam pembelaran tematik yaitu strategi card stort.

Penerapan strategi card sort dalam proses pembelajaran diharapkan tidaklah menjemukan, karena strategi ini berpusat pada siswa, sehingga menuntut siswa untuk lebih aktif dan guru sebagai fasilitator saja. Salah satu sekolah yang menerapkan strategi pembelajaran adalah UPT (Unit Pelaksanaan Teknik) dan SPF (Satuan Pendidikan Formal) yaitu SD Inpres Parang kecamatan Mamajang Kota Makassar. Dangan strategi card sort, proses kegiatan pembelajaran diharapkan

(19)

siswa akan memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi pembelajaran, melatih sikap dan keterampilan sosial sebagai bekal dalam kehidupan masyarakat. Tujuan penggunaan srategi card sort ini adalah untuk mengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok dalam belajar.

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa efektifitas strategi card sort dalam proposal ini adalah penerapan strategi pembelajaran yang dipakai oleh guru untuk mencapai suatu tujuan. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan dalam bentuk kolaborasi berupa potongan- potongan kertas yang dibentuk seperti kartu yang berisi informasi atau materi pelajaran. Tujuannya untuk mengaktifkan setiap individu maupun kelompok dalam belajar sehingga siswa lebih mampu menguasai materi pelajaran. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“efektifitas penggunaan strategi card sort pada pembelajaran tematik di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut “bagaimana efektifitas penggunaan strategi card sort pada pembelajaran tematik di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar?”.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana efektifitas penggunaan strategi card sort pada pembelajaran tematik di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

(20)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dibagi menjadi dua yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Dengan penelitian ini, penulis berharap agar penelitan ini dapat bermanfaat serta dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada pembelajaran tematik, serta mampu menjadi inspirasi bagi sekolah yang belum menggunakan strategi card sort pada pembelajaran tematik.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Siswa akan memperoleh pengalaman dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi card sort sehingga siswa akan lebih aktif dan tidak mudah bosan pada saat mengikuti pembelajaran.

b. Bagi Guru

Dapat meningkatkan kompetensi profesionalisme guru dalam mengajarkan materi kepada siswa. Dapat menerapkan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam prosesnya melalui kelompok kecil dalam proses belajar. Dengan diterapkannya strategi card sort, dapat menciptakan kondisi belajar yang aktif serta membuat siswa antusias mengikuti pelajaran sehingga tujuan pembelajaran lebih mudah dicapai.

(21)

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan kontribusi yang positif kepada sekolah dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran, khususnya untuk pembelajaran tematik di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

d. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap agar dapat menambah pengalaman, kemampuan, serta ketrampilan yang ada dalam diri peneliti dan menjadikan bahan rujukan atau referensi untuk penelitian lanjutan menggunakan strategi card sort.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah ini dimasukkan untuk memperjelas kata-kata atau istilah kunci yang diberikan dengan judul efektifitas penggunaan strategi card sort pada pembelajaran tematik. Pemaparan penegasan istilah sebagai berikut:

1. Efektifitas Strategi Card Sort

Beni (2016:69) mengatakan efektifitas adalah hubungan antara output dan tujuan atau dapat juga dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari organisasi. Efektifitas juga berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor publik sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditentukan.

Adapun pengrtian efektifitas Mardiasmo (2017:134) mengatakan

(22)

efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya pencapaian tujuan suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi mencapai tujuan maka organisasi tersebut telah berjalan dengan efektif. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (out come) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.

Card sort atau memilah kartu merupakan salah satu tipe strategi

pembelajaran yang digunakan untuk menguji pemahaman siswa melalui keaktifannya dalam mengikuti proses pembelajaran. Warsono & Hariyanto (2013:47) mengatakan card sort merupakan gabungan antara teknik pembelajaran aktif individual dengan teknik pembelajaran kolaboratif.

Sedangkan Melvin L Silberman (2011:169) mengatakan strategi card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan untuk mengerjakan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi.

Jadi, yang dimaksud dengan efektifitas strategi card sort dalam proposal ini adalah penerapan strategi pembelajaran yang dipakai oleh guru untuk mencapai suatu tujuan. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan dalam bentuk kolaborasi berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk seperti kartu yang berisi informasi atau materi pelajaran. Tujuannya untuk mengaktifkan setiap individu maupun kelompok dalam belajar sehingga siswa lebih mampu

(23)

menguasai materi pelajaran.

2. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang memadukan antara materi pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran yang akhirnya akan membentuk pengetahuan peserta didik secara integral.

Jadi pembelajaran tematik adalah sebuah pembelajaran yang menggabungkan antara beberapa mata pelajaran menjadi satu yang bertolak pada tema-tema tertentu sebagai pusatnya, sehingga tidak ada batas antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berikut hasil penelitian yang relevan dengan peneliti lain, antara lain:

a. Penelitian dilakukan oleh Atik Nurhidayah (2015) dengan judul

“keefektifan strategi card sort dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas III di Sekolah Dasar Negeri Pekauman 2 Kota Tegal”. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil pembelajaran IPS yang diperoleh siswa pada kelas yang menerapkan strategi card sort lebih tinggi dari hasil belajar IPS pada kelas yang menerapkan pembelajaran biasa dilakukan guru bagi siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Pekauman 2 Kota Tegal.

b. Penelitian dilakukan oleh Kurniawati (2016) dengan judul "pengaruh penggunaan strategi card sort dengan media gambar terhadap hasil belajar IPS Kelas V SDN 1 Taruban Nogosari Tahun Ajaran 2015- 2016". Hasil analisis ujian antara strategi card sort dengan media gambar dan hasil belajar IPS diperoleh prob. T X sebesar 0,011 <0,05 Ho ditolak. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan strategi card sort dengan media gambar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa menerapkan pembelajaran strategi card sort hasilnya lebih tinggi pada dari hasil belajar siswa pada kelas yang menerapkan pembelajaran biasa.

10

(25)

2. Strategi Pembelajaran

Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian.

Perubahan ini bersifat menetap pada tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Sedangkan pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik.

Artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Strategi pembelajaran adalah cara- cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasai di akhir kegiatan pembelajaran.

Mulyasa (2002:32) mengatakan strategi pembelajaran yaitu strategi yang digunakan dalam pembelajaran, seperti diskusi, pengamatan dan tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat mendorong pembentukan kompetensi peserta didik. Kamp (1995) dalam Hamruni (2011:2) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran

(26)

dalam lingkungan pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.

Nana Sudjana (2001:29) mengatakan bahwa strategi belajar mengajar merupakan tindakan guru melaksanakan rencana mengajar, artinya usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, metode, alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, strategi belajar mengajar adalah usaha nyata guru dalam praktik mengajar yang dinilai lebih efektif dan efisien atau politik dan taktik guru yang dilaksanakan dalam praktik mengajar di kelas.

Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga akan memudahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Ada dua hal yang perlu diketahui dari pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti susunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi juga disusun untuk mencapai tujuan tertentu.

(27)

Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan rencana strategi adalah pencapaian tujuan. Proses pembelajaran di kelas adalah salah satu tahap yang sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Dalam kegiatan pembelajaran ini, guru dituntut memiliki kemampuan strategi pembelajaran yang tepat. Kemampuan tersebut sebagai sarana dan usaha dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran untuk menyajikan materi pembelajaran yang tepat sesuai dengan program pembelajaran.

Untuk menentukan atau memilih salah satu strategi pembelajaran, hendaknya berangkat dari perumusan kemudian ke tujuan yang jelas. Setelah tujuan pembelajaran ditentukan, kemudian memilih strategi pembelajaran yang dipandang efektif dan efisien. Suatu strategi pembelajaran dikatakan efektif dan efisien apabila metode tersebut dapat mencapai tujuan secara tepat dengan waktu yang lebih singkat dari strategi yang lain.

3. Pengertian Strategi Card Sort dan Pengertian Pembelajaran Tematik di SD

Istilah card sort berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata, yakni “sort” dan “card”. Sort berarti memilah dan card berarti kartu. Jadi, strategi card sort yaitu strategi pembelajaran berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk seperti kartu yang berisi informasi atau materi pelajaran.

Strategi card sort atau memilih kartu merupakan salah satu strategi pembelajaran yang digunakan untuk menguji pemahaman siswa melalui keaktifannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

(28)

Warsono & Hariyanto (2013:47) mengatakan card sort merupakan gabungan antara teknik pembelajaran aktif individual dengan teknik pembelajaran kolaboratif. Sedangkan Silberman (2016:169) mengatakan card sort merupakan aktivitas kerjasama yang digunakan untuk mengajarkan

konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda atau mengulang informasi.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa card sort merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang digunakan baik untuk mata pelajaran tematik maupun mata pelajaran lain, dengan menggunakan media berupa bermacam-macam kartu. Strategi card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang dilakukan siswa dengan menggunakan media kartu berupa pembelajaran konsep, menggolongkan sifat dari kategori yang berbeda, mengungkap fakta dari suatu objek dan mengulangi informasi yang pernah didapat oleh siswa.

Pengertian pembelajaran tematik menurut Beans, pembelajaran tematik sebagai upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuannya Beans, 1993 dalam Udin Syaefudin dkk, (2006:4). Sedangkan T. Raka Joni (1996) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Secara sederhana apa yang dimaksudkan dengan

(29)

pembelajaran tematik adalah kegiatan siswa bagaimana seorang siswa secara individual atau secara kelompok dapat menemukan keilmuan yang holistik.

Sedangkan tujuan utama yang ingin dicapai setelah belajar dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar yaitu kemampuan yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar. Susanto (2013:5) mengatakan hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Purwanto (2014:48-53) mengatakan domain hasil belajar merupakan perubahan perilaku kejiwaan dikarenakan proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain, yaitu:

a. Ranah Kognitif

Perubahan perilaku yang terjadi dalam ranah kognitif mencakup enam aspek, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6). Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Katagori dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks. Kategori tersebut yaitu: reciving/attending (penerimaan), responding (jawaban), valuing (penilaian), organisasi dan karakteristik nilai atau internalisasi nilai.

c. Ranah Psikomotor.

Pembelajaran terpadu/tematik menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa, baik aktivitas formal maupun informal, meliputi pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memperdayakan pengetahuan dan

(30)

pengalaman siswa untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya.

Jadi pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang memadukan antara berbagai mata pelajaran atau bidang studi dengan menggunakan tema tersebut. Dari konsep tentang pembelajaran tematik dapat dipertegas bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang memadukan antara materi mata pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran yang akhirnya akan membentuk pengetahuan peserta didik lebih integral.

4. Langkah-langkah Strategi Card Sort

Strategi card sort ditujukan untuk memantapkan pengetahuan peserta didik dan memahami kategorisasi dari materi pelajaran. Dalam permainan ini, peserta didik diarahkan untuk mengkategorikan informasi yang ada dalam kartu yang dipegangnya sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan oleh guru di papan tulis. Amir (2015:39), langkah-langkah strategi card sort dalam pembelajaran sebagai berikut.

a. Masing-masing siswa diberikan kartu indeks yang berisi materi pembelajaran. Kartu indeks dibuat berpasangan berdasarkan definisi, kategori/kelompok, misalnya kartu yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori.

b. Guru menunjuk salah satu siswa yang memegang kartu, siswa yang lain diminta berpasangan dengan siswa tersebut bila merasa kartu yang dipegangnya memiliki kesamaan definisi atau kategori.

c. Agar situasinya lebih seru dapat diberikan hukuman bagai siswa yang melakukan kesalahan. Jenis hukuman dibuat atas kesepakatan bersama.

(31)

d. Guru dapat membuat catatan penting di papan tulis pada saat terjadi proses pembelajaran.

Sementara itu, Melvin L. Silberman (2013:169-70) mengungkapkan langkah- langkah penggunaan strategi card sort sebagai berikut:

a. Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau beberapa kategori.

b. Perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain yang kartunya cocok dengan kategori yang sama (guru dapat mengumumkan kategori sebelumnya atau biar siswa menemukan sendiri).

c. Perintahkan siswa yang kartunya memiliki kategori sama untuk menawarkan diri kepada siswa lain.

d. Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poin pengajaran yang menurut guru penting.

Berdasarkan langkah-langkah strategi card sort pada mata pelajaran tematik di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar, peneliti memilih menggunakan prosedur atau langkah-langkah yang dikemukakan oleh Silberman, karena guru dapat memfariasikan langkah- langkah strategi card sort, sehingga diharapkan siswa akan berminat mengikuti proses kegiatan pembelajaran.

5. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik a. Tahap Persiapan Pelaksanaan

Sebelum melakukan proses pembelajaran tematik, ada beberapa tahapan persiapan pelaksanaan yang mesti dipergunakan oleh guru.

(32)

Tahapan persiapan pelaksanaan itu meliputi, pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus, serta penyusunan pelaksanaan pembelajaran.

1) Pemetaan Kompetensi Dasar

Pemetaan ini bertujuan agar dapat memperoleh gambaran yang menyeluruh semua standar kompetensi, termasuk kompetensi dasar serta indikator dari berbagai mata pelajaran yang telah dipadukan sesuai dengan tema yang dipilih. Untuk itulah ada beberapa kegiatan yang mesti dilakukan. Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator. Dalam melakukan penjabaran ini ada beberapa hal yang mesti diperhatikan.

a) Indikator mesti dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik.

b) Indikator mesti dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

c) Dirumuskan dalam kerja operasional yang terukur dan bisa diamati.

2) Menentukan Tema

Untuk menentukan tema, ada dua cara. Cara pertama adalah mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang termuat dalam masing-masing mata pelajaran. Cara kedua adalah menetapkan terlebih dahulu tema-tema tematik. Untuk menetukan tema, guru bisa bekerja sama dengan peserta didik.

a) Prinsip Penentuan Tema

(33)

Dalam menentukan tema, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu mengambil materi yang mudah menuju yang sulit, dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang konkret menuju yang abstrak, dan yang terpenting tema yang dipilih juga disesuaikan dengan minat, bakat, dan kemampuan siswa.

b) Menetapkan Jaringan Tema

Agar proses pembelajaran lebih sistematis dan terpadu, buatlah jaringan tema yang bisa menghubungkan kompetensi dasar dengan indikator. Dengan jaringan tema itu akan terlihat saling kaitan antar tema, kompetensi dasar, dan indikator. Jaringan pengetahuan seperti inilah yang akan membuat siswa mudah untuk memahami dan mendalami.

c) Penyusunan Silabus

Beberapa tahapan yang telah disebutkan sebelumnya bisa menjadi dasar untuk menyusun silabus. Komponen silabus yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, dan sumber serta penilaian bisa disusun berdasarkan tahapan-tahapan tersebut.

d) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP disusun untuk keperluan guru dalam melakukan proses belajar-mengajar. RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan

(34)

dalam silabus. Ada beberapa komponen rencana pembelajaran tematik, yakni: (1) Identitas sebuah mata pelajaran. Identitas ini bisa meliputi nama mata pelajaran yang akan dipadukan, semester, kelas, dan banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan. (2) Standar kompetensi. (3) Kompetensi dasar. (4) Indikator pencapaian kompetensi. (5) Tujuan pembelajaran. (6) Materi ajar serta beberapa uraian yang perlu dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator. (7) Alokasi waktu. (8) Metode pembelajaran yang harus dipakai untuk menyampaikan materi dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator. Kegiatan ini berlangsung mulai dari pendahuluan, isi dan penutup. (9) Melakukan penilaian dan tindak lanjut. Prosedur penilaian yang akan dipakai dan instrumen apa saja juga perlu diperhatikan. (10) Sumber belajar, alat serta fasilitas yang digunakan untuk mencapai kompetensi dasar dan sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang mesti dikuasai.

b. Tahap Pelaksanaan

Dalam pembelajaran tematik terkadang pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Berikut adalah beberapa langkah tahap pelaksanaan dalam pembelajaran tematik.

1) Kegiatan pembukaan atau pendahuluan

Guru melakukan kegiatan pembukaan ini untuk menciptakan suasana awal pembelajaran serta memberi informasi awal pembelajaran

(35)

pada siswa tentang materi pelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan awal ini bisa pula dilakukan sebagai pemanasan untuk memasuki kegiatan inti. Dalam melakukan pembukaan, guru bisa melakukan berbagai hal yang mampu membangkitkan gairah siswa untuk belajar dan mempunyai konsentrasi yang tinggi.

2) Kegiatan inti

Guru menggabungkan kemampuan siswa dalam membaca, menulis, dan berhitung. Kegiatan inti bisa dilakukan dengan berbagai macam strategi agar siswa tidak bosan. Guru bisa melakukan dengan cara klasikal, individual, dan bisa pula dengan cara kelompok.

3) Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup, guru menyimpulkan beberapa materi yang telah diperbincangkan oleh guru ataupun siswa. Guru memberi inti materi yang telah diperbincangkan oleh guru ataupun siswa. Guru juga bisa memberikan pesan moral pada siswa. Jika melihat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran, guru bisa menyampaikan pada sesi ini. Berilah kritik dan masukan kepada siswa dengan nada yang ramah, santun, dan tidak menyinggung perasaan.

c. Tahap Evaluasi

Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan.

Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila tidak dilakukan evaluasi. Dalam hal ini maka dalam melaksanakan evaluasi dalam

(36)

pembelajaran tematik, maka diperlukan beberapa langkah positif antara lain:

1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping bentuk evaluasi lainnya.

2) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

6. Manfaat Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran memiliki manfaat, salah satunya untuk memaksimalkan pembelajaran. Pembelajaran tematik memiliki manfaat dalam proses pembelajaran, baik manfaat bagi siswa maupun guru. Rusman (2013:258) mengatakan bahwa manfaat pembelajaran tematik sebagai berikut:

a. Menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

b. Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna, karena isi/

materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana ataun alat, bukan tujuan akhir.

c. Pembelajaran tidak terpecah-pecah karena siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar terpadu, sehingga akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang lebih terpadu juga.

(37)

d. Memberikan penerapan-penerapan dari dunia nyata, sehingga dapat mempertinggi transfer belajar.

e. Pemaduan antar pembelajaran akan membuat penguasaan materi pembelajaran menjadi semakin baik dan meningkat.

7. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Card Sort a. Kelebihan Strategi Card Sort

Dalam sebuah strategi pembelajaran, tentunya ada kelebihan yang dimilikinya. Sinurat (2012), menyatakan kelebihan-kelebihan dari strategi card sort sebagai berikut: 1) Siswa menjadi lebih aktif dan antusias

mengikuti pembelajaran, sebagian besar siswa cenderung mudah merasakan jenuh dan bosan apabila guru hanya menerapkan metode ceramah saja. Dengan adanya strategi card sort, siswa menjadi lebih aktif dan antusias, karena dalam strategi ini gerakan siswa lebih mendominasi;

2) Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak, melalui strategi card sort, semua siswa dalam kelas dapat mengikuti pembelajaran dengan

strategi card sort, karena sudah pasti semua siswa mendapatkan kartu indeks yang nantinya akan dicari mana saja kartu-kartu yag berkategori sama; serta 3) Melatih siswa dalam bersosialisasi dengan siswa lain, melalui strategi card sort, komunikasi siswa ketika mencari kartu lain yang sama sangat dibutuhkan. Tanpa komunikasi, siswa tidak dapat menemukan kartu dari siswa lain yang sama dengan cepat. Hal inilah, yang membuat komunikasi siswa untuk bersosialisasi menjadi terbangun yakni antara siswa satu dengan yang lain menjadi akrab.

(38)

b. Kekurangan Strategi Card Sort

Strategi card sort tidak hanya memiliki kelebihan, namun juga memiliki kekurangan yaitu membutuhkan banyak waktu dan pengorganisasian strategi harus tepat, jika tidak pembelajaran terkesan hanya bermain-main. Hosnan (2014:217) mengatakan bahwa kekurangan strategi card sort, antara lain: 1) membuat siswa kurang aktif dalam berbicara atau menyimpulkan pendapat, 2) membutuhkan persiapan dan media yang berupa kartu-kartu sebelum kegiatan berlangsung, dan 3) apabila guru kurang bisa mengendalikan kelas maka suasana kelas akan menjadi gaduh.

Wahyuni (2014:14) mengatakan bahwa kekurangan strategi card sort, antara lain: 1) menyita banyak waktu, 2) membutuhkan lebih banyak kreativitas untuk mengajar, 3) strategi pembelajaran card sort membuat siswa hanya mampu belajar secara kelompok. dan 4) adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa, terutama apabila terjadi jawaban yang menarik perhatiannya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran card sort memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan strategi card sort dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa jenuh atau lelah terhadap pembelajaran yang telah diberikan, membina siswa untuk bekerja sama dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat. Kekurangan strategi card sort adalah membutuhkan persiapan dan media yang berupa kartu-kartu sebelum kegiatan

(39)

berlangsung, menyita banyak waktu dan tidak keseluruhan siswa dapat diperhatikan dengan baik.

8. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

a. Menurut Rusman (2015:92) beberapa kelebihan pendekatan pembelajaran tematik, diantaranya:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.

2) Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

3) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.

4) Pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan sosial anak.

5) Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis.

Dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil peserta didik.

6) Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat meningkatkan kerja sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan narasumber sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.

b. Kekurangan pembelajaran tematik antara lain:

1) Pembelajaran menjadi lebih kompleks dan menuntut guru untuk mempersiapkan diri sedemikian rupa supaya ia dapat melaksanakan dengan baik.

2) Persiapan yang harus dilakukan oleh guru pun lebih lama. Guru harus merancang pembelajaran tematik dengan memperhatikan keterkaitan antara berbagai pokok materi tersebut di beberapa mata pelajaran.

(40)

3) Menuntut penyediaan alat, bahan, sarana dan prasarana untuk untuk berbagai mata pelajaran yang dipadukan secara serentak. Pembelajaran tematik berlangsung dalam satu atau beberapa session. Pada tiap sessih dibahas beberapa pokok dari beberapa mata pelajaran, sehingga alat, bahan, saran dan prasarana harus tersedia sesuai dengan pokok-pokok mata pelajaran yang disajikan.

9. Efektifitas Strategi Card Sort pada Pembelajaran Tematik

Beni (2016:69) mengatakan bahwa efektifitas adalah hubungan antara output dan tujuan atau dapat juga dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh

tingkat output, kebijakan dan prosedur dari organisasi. Melvin L Silberman (2011:169) mengatakan bahwa strategi card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan untuk mengerjakan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi.

T. Raka Joni (1996) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik.

Seiring dengan tanggung jawab profesional pengajaran dalam proses pembelajaran, maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap guru di tuntu untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan sedang berlangsung tujuannya adalah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, yaitu tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik. Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran ini, setiap guru dituntut untuk benar-benar memahami strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Pemilihan

(41)

strategi pembelajaran pada dasarnya merupakan salah satu hal penting yang harus dipahami oleh setiap guru, mengingat proses pembelajaran merupakan proses komunikasi multi arah antar siswa, guru dan lingkungan belajar.

Adapun strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran salah satunya adalah strategi card sort (mensortir kartu). Dalam strategi card sort ini, peserta didik diberi kartu yang berisi suatu informasi, kemudian peserta didik diminta untuk mencari teman dengan kategori yang sama. Strategi ini digunakan untuk membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih mengutamakan kerja sama dalam tim belajar.

Pembelajaran tematik diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini Sampai Sekolah Menengah Atas dan mulai diberlakukan pada tahun 2013 sesuai dengan perubahan kurikulum yang berlaku di Indonesia. Untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Agar pembelajaran tematik lebih mengena dan menarik serta tujuannya dapat dicapai sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru, maka seorang guru perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Perencanaan

Jadi sebelum guru mengajarkan materi pelajaran kepada peserta didik, guru diharapkan mampu mengetahui kompetensi yang akan dicapai. Oleh karena itu, sebelum guru menerapkan strategi-strategi pembelajaran di kelas, hendaknya guru membuat perencanaan pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP. Adapun peran Kepala Sekolah dalam kegiatan

(42)

perencanaan yaitu mengecek dan menandatangani RPP yang telah dibuat guru tematik. Hal ini untuk mengetahui sudah sejauh mana guru membuat RPP.

b. Pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan efektifitas dari rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran card sort dilaksanakan sesuai RPP yang telah dibuat. Kegiatan dilaksanakan dengan melibatkan siswa yang menyenangkan. Siswa aktif dan adanya interaksi antara siswa dengan siswa.

c. Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulakn informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran sudah tercapai.

Evaluasi pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi card sort dapat dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Evaluasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan strategi card sort yaitu dengan menilai sikap peserta didik selama kegiatan berlangsung. Pada akhir pembelajaran, evaluasi dapat dilakukan untuk menilai aspek pengetahuan, aspek afektif dan aspek psikomotor terhadap siswa dilakukan dengan tes lisan maupun tes tertulis.

(43)

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan gambaran pemikiran untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Sujarweni (2014:60) mengatakan bahwa kerangka pikir pada dasarnya diturunkan dari beberapa teori maupun konsep sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sehingga memunculkan asumsi-asumsi berbentuk bagan alur pemikiran, kemudian dirumuskan dalam hipotesis operasional yang dapat diuji.

Suasana pembelajaran yang seharusnya tercipta adalah bagaimana siswa benar-benar berperan aktif dalam belajar. Keterlibatan siswa secara aktif ini akan berdampak baik bagi kerja otak. Semakin banyak siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, maka siswa lebih banyak mengerti dan mengingat pembelajaran dalam waktu yang lebih lama. Pembelajaran tematik yang diberikan saat ini masih berpusat kepada guru dan menekankan aspek hafalan, siswa harus menghafalkan konsep dan teori tanpa disertai dengan kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif, sehingga siswa kurang berminat untuk belajar dan mengakibatkan rendahnya hasil pembelajar tematik.

Peneliti berupaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar tematik siswa kelas IV di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar dengan menggunakan strategi pembelajaran card sort. Peneliti memiliki keyakinan bahwa strategi pembelajaran card sort dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, karena strategi ini memfokuskan kegiatan pembelajaran kepada siswa (student centered), siswa yang bergerak aktif mencari informasi dan guru sebagai fasilitator.

(44)

Kegiatan siswa dalam memilah kartu diharapkan membuat suasana kelas lebih menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu dan memudahkan siswa untuk mengingat materi yang telah disampaikan. Berdasarkan uraian di atas, memungkinkan bahwa strategi pembelajaran card sort berpengaruh terhadap hasil belajar tematik siswa. Hubungan variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar alur kerangka pikir berikut.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Pembelajaran tematik di

SD

Menggunakan metode card sort

Post-test Belum menggunakan

metode card sort

Pret-test

(45)

Dapat dideskripsikan bahwa gambar alur kerangka pikir di atas adalah strategi card sort yang diterapkan saat proses pembelajaran berlangsung dapat membuat siswa lebih mudah menguasai dan menghayati materi pembelajaran tematik, karena siswa ikut berperan aktif dalam proses kegiatan pembelajaran dan memungkinkan terjadinya peningkatan hasil belajar tematik siswa.

Temuan Analisis

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitati. yaitu pengumpulan data yang diambil secara langsung di lokasi penelitian, dan penelitian ini digolongkan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang diarahkan untuk memberi gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

Seperti halnya disebutkan oleh Lexy J. Moleong (2001: 1), menjelaskan mengenai penelitian kualitatif, bawa penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi “proses” dari pada “hasil”. Hal ini disebabkan oleh hubungan- hubungan bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apa bila diamati dalam proses. Dengan penelitian kualitatif menghendaki ditetapkan batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Dalam hal ini penulis berupaya bagaimana pelaksanaan efektifitas strategi card sort pada pembelajaran tematik di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

32

(47)

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi dan waktu penelitian

a. Lokasi penelitian

Penelitian kualitatif ini dilaksanakan pada siswa kelas IV, V, dan VI di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang, Kota Makassar.

b. Waktu penelitian

Penelitian kualitatif ini dilaksanakan di waktu yang telah ditentukan pada tahun 2021.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian yaitu sumber data penelitian yang memiliki data mengenai variabel yang diteliti. Adapun yang menjadi subjek penelitian:

a. Kepala Sekolah UPT SPF SD Inpres Parang sebagai sumber informasi mengenai keadaan anak dan situasi di sekolah UPT SPF SD Inpres Parang serta tentang pembelajaran terkait penelitian efektifitas penggunaan strategi card sord pada pembelajaran tematik.

b. Guru kelas tinggi (IV, V, dan VI) sebagai sumber data secara umum dan menyeluruh mengenai kondisi dan perkembangan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran tematik menggunakan strategi card sort dalam kegiatan sehari-hari. Di mana peneliti melakukan penelitian dengan guru kelas tinggi yang membahas dari mula tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

(48)

c. Siswa kelas IV, V, dan VI sebagai sumber data tentang pembelajaran efektifitas strategi card sort pada pembelajaran tematik di UPT SPF SD Inpres Parang.

d. Salah satu orang tua siswa kelas VI sebagai sumber data.

C. Data dan Sumber Data

Menurut Ananda, dkk (2018:41) menyatakan bahwa data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan karekteristik yang berwujud pernyataan atau berupa kata-kata. Adapun data dan sumber dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Sumber data primer diperoleh dari observasi pengamatan secara teliti yang dilakukan di UPT SPF SD Inpres Parang Kepala Sekolah Ibu Hj. Hasnah, S.Pd besert wawancara guru kelas 4,5, dan 6 mengenai efektifitas penggunaan strategi card sort pada pembelajaran tematik, serta peserta didik di UPT SPF SD Inpres Parang.

2. Sumber data sekunder yaitu data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti sebagai sumber pendukung pertama. Data ini diperoleh dari sumber yang telah ada. Data berbentuk dokumen yang diperlukan meliputi sebuah aktivitas, tempat atau lokas, informas guru, data letak geografi, laporan- laporan, catatan pribadi, foto/gambar, proses pembelajaran dan buku. Dalam penelitian doumentasi yang menjadi sumber data sekunder serta pihak-pihak lan yang terkait.

(49)

D. Instrument Penelitian

Penelitian ini data yang diperoleh menggunakan pedoman observas, wawancara, dan dokumentasi yang dipakai dengan instrument pengumpulan data.

Dalam penelitian ini instrument yang digunakan antara lain:

1. Pedoman wawancara

Teknik wawancara ini berupa pedoman wawancara sebagai alat mengumpulkan data daftar pertanyaan wawancara yang sudah disimpulkan oleh peneliti sebagai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian akan dijawab memalui proses wawancara, pedoman wawancara ini berguna untuk mendapatkan data dari narasumber diantarannya kepala sekolah, guru kelas IV,V, dan V. wawancara peserta didik melalui pertanyaan dari peneliti, maka peserta didik berguna untuk memahami dan menjelaskan kesulitan yang dihadapi, maka subjek menggunakan teks tulisan secara jelas dan memperjelas jawaban yang diberikan. Pelaksanaan ini dilakukan di luar jam pelajaran bermaksud agar kegiatan belajar mengajar di kelas tidak mengganggu. Wawancara pada penelitian berdasarkan pedoman wawancara sebagai garis besar pertnyaan-pertanyaan penelitian yang diajarkan kepada kepala sekolah, guru kelas IV,V, dan V. pedoman wawancara terlampir pada lampiran.

2. Lembar Observasi

Penelitian melakukan pengamatan dan pencapaian terhadap fenomena yang akan diteliti. Pada penelitian ini kegiatan obervasi dilaksanakan strategi

(50)

card sort pada pembelajaran tematik dimulai dari pengamatan secara

langsung atau ketika yang sedang berlangsung berupa lembatran observasi, catatan yang diperoleh penelitian pada saat melakukan pemngamatan di lapangan dan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama penelitian. Peneliti melakukan observasi bentuk hasil pengamatan penggunaan strategi card sort pada pembelajaran tematik dengan observasi peneliti dapat merefleksi secara sistematis terhadap situasi dan kondisi yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kepada tempat yang diamati di UPT SPF SD Inpres Parang sebagai mana terlampir pada lampiran.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan perlengkapan yang dipakai sebagai data pendukung untuk mendapatkan data observasi dan wawancara berupa catatan, dokumen foto-foto kegiatan, buku agenda, rencana pelaksanaan pembelajaran, dengan proses pengamatan guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar tematik menggunakan strategi card sort. Penelitian menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data tenaga kependidikan, fasilitas sarana dan prasarana, jumlah siswa, kegiatan pembelajaran siswa, dan letak gambaran umum UPT SPF SD Inpres Parang dan transkip wawancara sebagaimana terlampir pada lampiran.

(51)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan, maka teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti. hasil observasi adalah informasi tentang ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan. Di sini peneliti mendatangi objek secara langsung yaitu di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar guna memperoleh data-data yang dibutuhkan berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana efektifitas strategi card sort pada pembelajaran tematik di kelas IV, V, dan VI itu diterapkan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi nonpartisipan.

Sugiyono (2014:197), mengatakan bahwa kalau dalam observasi partisipan, peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat. Observasi dilakukan oleh guru kelas IV, V, dan VI yang mengamati langkah-langkah strategi card sort dalam pembelajaran tematik.

(52)

b. Wawancara

Sukmadinata (2012:216) mengatakan bahwa wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data. Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Wawancara yang peneliti lakukan yaitu wawancara terstruktur dan wawancara ini dilakukan pada saat studi pendahuluan.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara yaitu peneliti mendapatkan berbagai informasi tentang pembelajaran tematik di kelas IV, V, dan VI yang selama ini berlangsung di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar, sehingga dapat menentukan permasalahan atau variabel yang harus diteliti. Selain itu, peneliti juga memperoleh data berupa daftar nama siswa kelas IV, V, dan VI di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

c. Dokumentasi

Ridwan (2013:59), mengatakan bahwa dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, file dokumenter, dan data yang relevan penelitian.

Untuk memperoleh dan mengumpulkan informasi sehingga didapatkan data yang maksimal, penelitian kualitatif memberi alternatif upaya ketiga setelah pengamatan dan wawancara sebagai cara yang paling dominan yaitu kajian terhadap dokumen/bahan tertulis, yang lazim disebut dokumentasi.

Dokumentasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif

(53)

untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.

F. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2014:333), mengatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data tersebut ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri ataupun orang lain.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan upaya berlanjut, berulang, dan sistematis. Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada saat pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Miles dan Hubermen (1984), mengatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru.

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles and Huberman (2014:17) yang terdiri sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Metode ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data baik melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan dengan

(54)

menggunakan sumber bukti dan diluruskan dengan informasi kemudian dibaca, dipelajari, dan dipahami dengan baik serta dianalisis secara seksama.

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah setelah mendapat berbagai data di lapangan, kemudian semua data dianalisis kembali dengan memilih data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan sehingga data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan fokus.

3. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penelitian ini digunakan untuk menyajikan data atau informasi yang telah diperoleh dalam bentuk deskriptif. Sehingga peneliti dan pembaca dapat memperoleh gambaran berdasarkan deskripsi yang sudah ada.

4. Verification (Penarikan Kesimpulan)

Metode yang peneliti gunakan untuk mengambil kesimpulan dari berbagai informasi yang ada di UPT SPF SD Inpres Parang Kecamatan Mamajang, Kota Makassar. terkait dengan efektifitas strategi card sort pada pembelajaran tematik di kelas IV, V, dan VI, kemudian dituangkan menjadi laporan penelitian yang mencakup dalam dokumentasi, wawancara, dan observasi.

Gambar 3.1 Model Analisis Data Interaktif

(55)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan di UPT SPF SD Inpres Parang yang didirikan pada tahun 1974. Ditinjau dari lokasi, beralamat di Jl. Dr Ratulangi Lr.7 No.154, kelurahan Parang, Kecamatan. Mamajang, Kota Makassar, Propinsi. Sulawesi Selatan. Pada tanggal 15 Maret 2015 UPT SPF SD Inpres Parang dilalap si jago merah bersama 25 rumah warga lainnya dan untuk beberapa minggu proses belajar mengajar diliburkan.

1. Profil UPT SPF SD Inpres Parang

Nama Sekolah : UPT SPF SD Inpres parang Tahun Didirikan : 1974

NSS : 101196006009

NPSN : 40313272

Status : Negeri

Bentuk Pendidikan : SD

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

Akreditas : B

Alamat : Jl. Dr Ratulangi Lr.7 No.154 SK Pendirian Sekolah : 421.2/5764/DP/IX/2016 Tanggal SK Pendirian : 1974-03-01

SK Izin Operasional : 421.2/5764/DP/IX/2016 Tanggal SK Izin Operasional : 2016-09-16

41

Gambar

Gambar        Halaman
Gambar 3.1 Model Analisis Data Interaktif

Referensi

Dokumen terkait

Menyadari pentingnya pengaruh pemberian upah insentif dan Jaminan Sosial terhadap peningkatan produktivitas kerja, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

[r]

Hasil penelitian menunjukkan: (1) pengetahuan peternak tentang penyakit antraks di Desa Sempu Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali sebagian besar adalah baik (42%),

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan berkah, rahmat, dan ridho-Nya sehingga kami dapat menjalankan Program

Dapat disimpulkan bahwa spermatozoa sexing hasil pemisahan gradien BSA mempunyai kemampuan fertilisasi dan mendukung perkembangan awal embrio in vitro yang sama

Manfaat secara teoritis penelitian ini adalah untuk membuktikan tentang pentingnya menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, efektif dan menyenangkan dalam

classifying the variation of translation English modal verbs, getting the dominant of English modal verbs and describing the meaning of English modal verbs in the Davinci Code.

Hasil dari penelitian ini berupa: (1) Buku ini sesuai dengan kurikulum dengan menyajikan konsep dan prosedur pengerjaan pada materi pecahan, desimal, persen, perbandingan