ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS MATEMATIKA
KELAS V SEKOLAH DASAR
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh
THESI RISMAYANTI SITI ROHMAH 1009546
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS MATEMATIKA
KELAS V SEKOLAH DASAR
THESI RISMAYANTI SITI ROHMAH 1009546
Disetujui dan disahkan:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Tatang Herman, M.Ed. NIP. 196210111991011001
Pembimbing II
Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D. NIP. 196101121987031003
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Dasar
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “ANALISIS
KELAYAKAN ISI BUKU TEKS MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH
DASAR” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila
dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Januari 2013
Yang membuat pernyataan,
Thesi Rismayanti Siti Rohmah
ANALISIS KELAYAKAN ISI BUKU TEKS MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR
Thesi Rismayanti Siti Rohmah, NIM 1009546
Abstrak
Keberhasilan siswa dalam menggunakan buku teks ditentukan oleh kualitas buku teks. Banyak buku teks matematika yang kualitasnya baik. Dalam pengukuran kualitas buku teks harus diperhatikan aspek-aspek penting yaitu kesesuaian isi dengan kurikulum, kebenaran konsep, bahasa, dan penyajian grafik. Buku Sekolah Elektronik (BSE) merupakan salah satu bentuk buku teks yang saat ini banyak dimanfaatkan oleh guru dan siswa, khususnya kelas V Sekolah Dasar (SD). Meskipun sudah dinilai kelayakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), tetapi berdasarkan wawancara tidak terstruktur guru mengalami kesulitan dalam memahami isi maupun bahasa (matematika) . Hal ini menjadi dasar dilakukan penelitian dengan fokus: (1) kesesuaian materi dengan SK dan KD dalam kurikulum; (2) kebenaran konsep; (3) keterbacaan oleh siswa; (4) keterbacaan oleh guru; dan (5) kebermanfaatan bagi guru. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, dimana penelitian dilakukan secara interaktif menggunakan wawancara dan angket dengan sumber data guru dan siswa, dan non interaktif menggunakan studi dokumen terhadap buku teks pelajaran matematika. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) Buku ini sesuai dengan kurikulum dengan menyajikan konsep dan prosedur pengerjaan pada materi pecahan, desimal, persen, perbandingan dan skala; (2) Notasi, konsep dan pengerjaan pada materi pecahan, desimal, persen, perbandingan dan skala telah sesuai dengan kebenaran konsep; (3) Keterbacaan oleh siswa dianggap mudah dan menarik, tetapi kurang dipahami; (4) Keterbacaan oleh guru dianggap cukup mudah, menarik dan dipahami; (5) Kebermanfaatan yang dirasakan oleh guru adalah dapat menambah wawasan tentang pembelajaran, serta meningkatkan kinerja dan produktivitas guru. Pola penilaian kelayakan ini dijadikan alat penilaian alternatif untuk menguji kelayakan buku teks pelajaran yang akan dipilih oleh guru atau sekolah.
FEASIBILITY STUDY ON THE CONTENT OF MATHS TEXTBOOK FOR THE FIFTH GRADERS OF PRIMARY SCHOOL
Thesi Rismayanti Siti Rohmah, NIM 1009546
Abstract
Success of student to make use textbook determined by own textbooks quality. Much of textbook with good quality. Measuring of textbook quality, have to pay attention of several important aspects, such as : compliant content with the curriculum, concept validity, languge and graph presentation. Electronic Schoolbooks is one of a form of textbook currently used by more teachers and students, particularly fifth graders of primary school. Although National Bureau for Professional Certification (BSNP) has carried out an empiric feasibility test on the type of books, based on the unstructured interview showed that many teachers rarely never used them due to difficulty in comprehending either content or language (maths). This is the basis of the study which focuses on: (1) compliance with the curiculum; (2) concept validity; (3) legibility for students; (4) legibility for teachers; and (5) usefulness for teachers.This study uses qualitative descriptive analysis method which applies both interactive (interview and questionnaire to teachers and students) and non interactive (document study on mathematics textbook) ways.Result of this study is: (1) The textbook is compliant with the curiculum, focusing on concepts and procedure to work on decimals, fractions, percentage, comparison and scales. (2) Notation, concepts and tricks to work on fractions, decimals, percentage, comparison and scales have been in accordance with the concept validity; (3) legibility for students: easy, interesting but a bit difficult to understand; (4) legibility for teachers: quite easy, interesting and easy to understand; (5) Usefulness for teachers: They can broaden knowledge in learning and improve their teaching performance and productivity. This sort of feasibility test pattern has been taken as an alternativeassessment instrument by teachers to decide which textbooks to use at schools
DAFTAR ISI
C. Mata Pelajaran Matematika SD ……… 26
D. Kesesuaian Materi dengan Kurikulum ... 30
E. Kebenaran Konsep………... 32
F. Keterbacaan……… 46
G. Kebermanfaatan ... 48
H.Hubungan Buku Teks dengan Komponen Pembelajaran Matematika ... 49
I. Penelitian ... 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………. 56
A. Pendekatan dan Metoda Penelitian ……….. 56
B. Lokasi dan Sumber Data ……….. 57
C. Definisi Operasional ... 59
D. Teknik Pengumpulan Data ………... 64
E. Langkah-langkah Penelitian ………. 70
F. Pengolahan Data ………... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 77
A. Gambaran Singkat Buku Teks ………. 77
B. Hasil Penelitian ………
1. Kesusuaian Materi dengan Kurikulum ………..
C. Pembahasan ……….. 1. Kesesuaian Materi dengan Kurikulum ………...
2. Kebenaran Konsep ……….
3. Keterbacaan Siswa ……….
4. Keterbacaan Guru ………..
5. Kebermafaatan ………
187 187 193 201 206 207
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………... 213
A. Simpulan ……….. 213
B. Rekomendasi ……… 215
DAFTAR PUSTAKA ………... 218
DAFTAR TABEL
Tabel hal
2.1 Kelayakan Isi ………... 11
2.2 Kesesuaian Uraian Materi dengan SK dan KD ………... 12
2.3 Keakuratan Materi (Kebenaran Konsep) ……… 13
2.4 Materi Pendukung Pembelajaran Matematika ……… 13
3.1 Daftar Sumber Data ………. 59
4.1 Analisis Kebenaran Konsep ……… 118
4.2 Rekapitulasi (dalam Persen) Angket Keterbacaan Siswa …………... 130
4.3 Rekapitulasi (dalam Persen) Angket Keterbacaan Guru ………. 173
4.4 Komparasi Standar Isi dan Hasil Studi Dokumen BSE ……….. 191
4.5 Analisis Triangulasi Keterbacaan Siswa ………. 202
4.6 Analisis Triangulasi Keterbacaan Guru ……….. 206
DAFTAR GAMBAR
Gambar hal
3.1 Bagan Langkah Penelitian ……… 70
3.2 Pengolahan Data ……….. 74
4.1 Kotak Sistematika Bab VIII tentang Pecahan ……….. 79
4.2 Sistematika Penyajian Buku ………. 81
4.3 Bukti Pengetahuan Prosedural ……….. 82
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran hal
1 Buku BSE Matematika ………... 222
2 Instrumen ………
a. Kesesuaian Materi dengan Kurikulum ……….
b. Kebenaran Konsep ………
a. Kesesuaian Materi dengan Kurikulum ……….
b. Kebenaran Konsep ……… b. Foto Penelitian Guru ...………..
c. Riwayat Hidup ………..
d. SK Pembimbing ………
e. Surat Ijin Penelitian ……….. f. Surat Keterangan Penelitian ……….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Buku adalah pengusung peradaban, tanpa buku sejarah diam, sastra
bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet (Tuchman, 1989). Bukan hanya itu,
Freire (2007) juga menyatakan bahwa buku merupakan media komunikasi antara
guru dan siswa. Baik guru maupun siswa di dalam atau di luar pembelajaran tidak
akan terlepas dari buku. Buku teks pelajaran sekolah mempunyai peranan penting
dalam pembelajaran. Hal ini tidak lain karena buku pelajaran merupakan
jembatan komunikasi dalam rangka “transfer of knowledge and transfer of value”
dari seorang guru kepada siswa. Sehingga dalam penyusunan sebuah buku teks
pelajaran harus ada beberapa aturan yang harus dipenuhi oleh seorang penulis
buku teks pelajaran. Aturan-aturan tersebut telah dibahas secara rinci oleh Badan
standar Nasional Pendidikan (BSNP), yakni sebuah badan yang bertugas menilai
kelayakan pakai suatu buku teks pelajaran.
Buku Sekolah Elektronik (BSE) merupakan buku-buku teks pelajaran yang
telah dinilai kelayakan pakainya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan
untuk digunakan dalam pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) Nomor 46 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 12 Tahun
2008, Permendiknas Nomor 34 Tahun 2008, dan Permendiknas Nomor 41 Tahun
nonkependidikan), ahli pembelajaran (dosen pendidikan bidang studi dari
universitas kependidikan atau LPTK),guru mata pelajaran berpendidikan minimal
S1 dengan pengalaman mengajarkan pelajaran dalam lima (5) tahun terakhir, dan
ahli grafika. Tim penilai itu menilai buku dari empat komponen yaitu: kelayakan
isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Setiap komponen dijabarkan beberapa
subkomponen dan setiap subkomponen diturunkan lagi ke dalam butir-butir
penilaian yang akan diberi skor oleh tim penilai (Muljono, 2007).Buku teks
pelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah harus memiliki kebenaran isi,
penyajian yang sistematis, penggunaan bahasa dan keterbacaan yang baik, dan
grafika yang fungsional. Kelayakan ini ditentukan oleh penilaian yang dilakukan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menteri. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
(Permendiknas) Nomor 11 Tahun 2005 secara lebih rinci mengatur tentang fungsi,
pemilihan, masa pakai, kepemilikan, pengadaan, dan pengawasan buku teks
pelajaran.
Menurut Peraturan Menteri ini, buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib
untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka
peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis,
potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Buku teks pelajaran berfungsi sebagai acuan wajib oleh guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Buku-buku teks yang digunakan di sekolah-sekolah
buku teks pelajaran; (2) buku pengajaran; (3) buku pengayaan; dan (4) buku
rujukan (Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004:4). Buku teks pelajaran merupakan
buku yang berfungsi bagi siswa untuk belajar. Jenis buku ini sangat bergantung
pada kurikulum yang dikembangkan. Buku pengajaran dinamakan pula buku
panduan pendidik (Permendiknas No. 11/2005). Buku ini berfungsi sebagai
pedoman bagi guru dalam mengajarkan suatu materi pelajaran. Buku pengayaan
berfungsi sebagai buku yang dapat memperkaya pengetahuan, keterampilan, dan
kepribadian siswa. Buku rujukan disebut juga buku referensi (Permendiknas No.
11/2005). Buku ini merupakan buku yang berfungsi sebagai sumber informasi
dalam memperdalam suatu kajian. Jenis buku ini sering disebut pula dengan buku
sumber atau buku acuan.
Pada dasarnya, sebuah buku pelajaran yang baik adalah buku yang berfungsi
sebagai alat pembelajaran yang efektif. Buku teks yang baik adalah buku
pelajaran yang dapat membantu siswa belajar. Buku teks bukan hanya merupakan
buku yang dibuka atau dibaca pada saat pembelajaran di kelas, melainkan – dan
inilah yang terpenting – buku yang dibaca setiap saat. Buku teks memiliki peranan
penting bagi guru dan siswa selain sebagai bahan acuan pembelajaran dan sebagai
sarana untuk membantu belajar siswa, juga buku teks membantu siswa untuk
memahami materi yang akan mereka pelajari dengan membaca dan
memahaminya. Buku teks yang baik haruslah memiliki kelayakan untuk dijadikan
sumber belajar, yaitu menarik dan mampu merangsang minat siswa untuk
mempelajarinya. Agar harapan tersebut menjadi kenyataan, buku harus menarik,
kemampuan berpikir, berbuat, dan bersikap. Buku pelajaran yang dibenar adalah
buku yang dapat membantu siswa memecahkan masalah-masalah yang sederhana
maupun rumit, tidak menimbulkan persepsi yang salah serta dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan .
Oleh sebab itu menganalisis buku teks adalah salah satu cara yang baik dilakukan
oleh guru agar dapat diketahui sejauh mana kualitas buku teks yang dipakai pada
sistem pembelajaran.
Salah satu faktor penentuan keberhasilan siswa dalam menggunakan buku
teks ditentukan oleh kualitas buku ajar. Dalam pengukuran kualitas buku teks
harus diperhatikan aspek-aspek penting yaitu kesesuaian isi dengan kurikulum,
kebenaran konsep, bahasa, dan penyajian grafik. Apabila buku teks yang
digunakan siswa kesesuaian isi dengan kurikulumnya rendah maka kompetensi
yang diharapkan sulit dicapai. Ditambah lagi apabila banyak mengandung
kesalahan konsep dan kesalahan bahasa maka akan berakibat perbedaan
pemahaman dari pemahaman siswa dengan apa yang dimaksudkan dalam buku
teks, sehingga akan mempengaruhi pola pikir siswa dalam menerima pengetahuan
berikutnya dan sangat sulit diluruskan kembali karena dalam pemikiran siswa
biasanya bersifat permanen (tetap). Hal ini akan terjadi jika guru cenderung
menganggap keseluruhan buku itu benar dan menerima apa adanya tanpa
menganalisis terlebih dahulu isi materi buku teks tersebut.
Meskipun sudah dinilai kelayakan oleh BSNP, secara empiris ternyata
masih banyak guru sebagai praktisi di dalam pembelajarannya tidak
Berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru kelas V yang mempergunakan
buku BSE Matematika masih memiliki kekurangan khususnya dari segi isinya.
Salah satu sebab tidak dipergunakannya buku teks sebagai bahan ajar oleh guru
adalah kesulitan guru memahami isi maupun bahasa (matematika) yang digunakan
dalam buku tersebut. Keberadaan guru sekolah dasar sebagai guru kelas
mengakibatkan terbatasnya kemampuan guru untuk memahami atau menguasai
seluruh materi yang ada, terutama di dalam penguasaan materi matematika dan
sains. Kondisi ini berdampak terhadap penyampaian materi ajar kepada siswa,
sehingga proses interaksi edukasi pada pelajaran matematika mengalami
hambatan, yang pada gilirannya hasil belajar matematika siswa tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
Seorang guru yang professional harusnya menguasai secara komprehensif
materi yang disajikan pada sumber belajar dan materi yang dibutuhkan oleh
peserta didiknya. Suatu contoh, ketika siswa kelas V di sekolah belajar
matematika dengan mempergunakan buku teks BSE matematika kelas V, banyak
ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami isi buku tersebut
akibat guru yang tidak mampu menyampaikan materi secara utuh. Untuk
penguasaannya, siswa harus senantiasa dibimbing guru untuk memahami materi
yang ada dalam buku teks tersebut. Kesulitan siswa terhadap pemahaman materi
yang disampaikan mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk mempelajari
matematika tersebut.
Kondisi seperti disebutkan di atas tidak boleh dibiarkan secara terus
langkah inovatif dari guru dalam rangka menguasai materi bahan ajar matematika
dari buku teks. Langkah kongkrit dan konstruktif yang dapat dilakukan oleh guru
untuk membantu meningkatkan kemampuan matematik siswa secara benar dan
proporsional adalah dengan menyediakan atau memfasilitasi siswa dengan buku
teks yang selain layak juga dapat dipahami oleh guru untuk dijadikan buku
pegangan siswa di sekolah. Artinya buku teks yang digunakan oleh guru sebagai
acuan bahan ajar haruslah buku teks yang memiliki kelayakan isi, kelayakan
penyajian dan kelayakan bahasa serta kemudahan untuk dipahami oleh guru.
Kelayakan ini sesuai dengan kelayakan standar yang ditentukan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun 2008.
BSE merupakan salah satu bentuk buku teks yang saat ini banyak
dimanfaatkan oleh guru dan siswa. Meskipun sudah dinilai kelayakan oleh
BSNP, ternyata masih banyak ditemukan kesalahan di dalamnya. Hal ini
dibuktikan oleh beberapa penelitian tentang tingkat kebenaran materi BSE untuk
berbagai jenjang pendidikan. Oleh karena itu kebenaran materi dalam BSE yang
telah beredar perlu ditinjau kembali. Analisis awal menujukkan ada materi yang
tidak sesuai dengan kurikulum, kesalahan penyajian konsep konkrit dan
terdefinisi, penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, dan
terdapat gambar yang tidak berfungsi untuk meningkatkan pemahaman.
Berdasarkan kesalahan dalam tinjauan awal tersebut maka BSE perlu dikaji lebih
lanjut.
Berdasarkan latar belakang di atas, akan dilakukan pengkajian secara lebih
melalui suatu penelitian yang diberi judul “Analisis Kelayakan Buku Teks
Matematika Kelas V Sekolah Dasar ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dalam
penelitian ini dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kesesuaian materi yang ada pada buku teks matematika kelas
V dengan SK dan KD dalam kurikulum ?
2. Bagaimanakah kebenaran konsep matematika buku teks Matematika
kelas V Sekolah Dasar ?
3. Bagaimanakah keterbacaan siswa terhadap buku teks Matematika Kelas
V Sekolah Dasar?
4. Bagaimanakah keterbacaan guru terhadap buku teks Matematika kelas V
Sekolah Dasar?
5. Bagaimana kebermanfaatan buku teks matematika kelas V Sekolah
Dasar untuk guru di sekolah?
C. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi penelitian pada hal-hal sebagai berikut :
1. Konsep yang dianalisis adalah Konsep Pecahan yang meliputi beberapa
sub konsep sebagai berikut :
a. Mengubah Pecahan Ke Bentuk Pecahan Lain
2) Mengubah Pecahan ke Bentuk Persen dan Desimal, serta
Sebaliknya
b. Membandingkan Pecahan
c. Menjumlah dan Mengurang Pecahan
d. Mengali dan Membagi Pecahan
e. Perbandingan dan Skala
2. Analisis ini tidak ditujukan untuk men”judge” kualitas buku teks
matematika tersebut ataupun menentukan mana yang terbaik dari buku
yang dianalisis, melainkan untuk mendapatkan gambaran tentang sejauh
mana setiap penulis buku dan penerbit mengembangkan materi pokok
yang ditetapkan oleh kurikulum.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran kesesuaian materi dengan SK dan KD
yang ada dalam kurikulum.
2. Untuk mengetahui gambaran kebenaran konsep (keakuratan konsep)
pada buku teks Matematika Kelas V Sekolah Dasar.
3. Untuk mengetahui gambaran keterbacaan siswa pada buku teks
Matematika Kelas V Sekolah Dasar.
4. Untuk mengetahui gambaran keterbacaan guru pada buku teks
5. Untuk mengetahui gambaran kebermanfaatan buku teks matematika
kelas V Sekolah Dasar untuk guru di sekolah.
E. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah ;
1. Bagi penulis
Dengan penelitian ini, penulis berharap agar dapat melakukan sebuah
penelitian yang berkualitas dan berguna terutama bagi orang banyak, dan
sebagai seorang guru penulis juga berharap hasil analisis ini menambah
wawasan dan keilmuan penulis sehingga lebih mampu lagi dalam memilih
sumber belajar yang sesuai bagi peserta didik terutama ditinjau dari
kesesuaiannya dengan kurikulum yang berlaku.
2. Bagi guru
Dengan penelitian ini, penulis berharap agar para guru dapat selektif
dalam menggunakan buku teks sebagai sumber belajar bagi siswa. Dan
dengan diketahui ada tidaknya kesesuaian konsep yang disajikan dengan
kurikulum yang berlaku, diharapkan guru semakin aktif dan kreatif dalam
mencari berbagai macam sumber belajar yang sesuai agar kurikulum yang
diharapkan dapat tercapai sesuai harapan. Sehingga guru pun tidak hanya
mengandalkan penggunaan buku teks dari satu sumber saja melainkan
berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai konsep yang
akan diajarkan pada siswa untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
3. Bagi Siswa
Diharapkan agar siswa memiliki sikap kritis dalam menyikapi segala
sesuatu, jika ia menemukan konsep yang tidak jelas, kurang dipahami dan
membingungkan dari dalam buku teks yang dibacanya, hendaknya ia
segera menanyakan guru atau ahlinya atau dapat pula dengan mencari dan
membandingkannya dengan sumber yang lainnya.
4. Bagi penulis buku dan Penerbit
Diharapkan agar penelitian ini berguna bagi para penulis buku dan
penerbit agar lebih hati-hati dalam proses pembuatannya, mulai dari
penyusunan, editing, cetak dan pemeriksaan sebelum buku teks tersebut
beredar luas di pasaran. Dan jika memang terdapat kesalahan, diharapkan
agar segera melakukan koreksi dan revisi untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan terutama yang menyebabkan miskonsepsi bagi para
pembacanya.
5. Bagi Institusi
Diharapkan memberi informasi untuk dijadikan bahan pertimbangan
pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru, terutama di dalam
menentukan buku sumber sebagai acuan bagi proses pembelajaran.
6. Bagi Pemerintah
Dapat membantu pemerintah dalam memperbaiki dan meningkatkan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan
kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan
data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi,
catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari
penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik
fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan
pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara
realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakkan metode
deskriptif.
Metode yang digunakan bersifat analisis deskriptif, artinya penelitian yang
dilakukan adalah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena yang bersifat alamiah atau rekayasa manusia.
Fenomena yang dimaksud adalah melukiskan dan menganalisis kelayakan buku
teks mata pelajaran matematika berdasarkan kebenaran kelayakan isi (kebenaran
konsep dan kesesuian dengan kurikulum), keterbacaan, dan kebermanfaatan.
Menurut Sukmadinata (2008), bahwa metode kualitatif secara garis besar
dibedakan dalam dua macam, yaitu kualitatif interaktif dan kualitatif non
interaktif. Metode kualitatif interaktif merupakan studi yang mendalam
alamiahnya. Peneliti menginterpretasikan fenomena-fenomena bagaimana orang
mencari makna daripadanya. Penelitian non interaktif (non interaktif inquiry)
disebut juga penelitian analisis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis
dokumen. Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalis, dan mengadakan
sintesis data, untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep,
kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diamati.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini digunakan metode
gabungan antara kualitatif interaktif dan non interaktif. Sesuai dengan namanya
penelitian ini menghimpun data secara interaktif atau melalui interaksi dengan
sumber data guru dan siswa, dan sumber data non interaktif adalah
dokumen-dokumen berupa buku teks pelajaran matematika kelas V sekolah dasar.
B. Lokasi dan Sumber Data
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih adalah 3 Sekolah Dasar Negeri di Kota
Bandung, yaitu SDN P Pajagalan 58, SDN Pajajaran, dan SDN Jamika 1.
2. Sumber Data
Informan atau pihak-pihak yang memberikan informasi perlu
ditentukan secara akurat dalam penelitian kualitatif dan merupakan langkah
penting untuk memperoleh informasi yang valid. Spradley dalam Sugiyono
(2006: 49) mengemukakan bahwa:
kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.
Beberapa informan yang dianggap relevan adalah penggunaan buku
teks matematika kelas V SD di SDN Kota Bandung, diantaranya adalah
informan yang bertanggungjawab terhadap penggunaan buku teks, yaitu guru
yang mengajar, dan siswa kelas V yang belajar di Sekolah Dasar Negeri Kota
Bandung. Pemilihan guru sebagai informan berdasarkan alasan bahwa guru
yang bersangkutan memiliki kualifikasi akademik S1 PGSD konsentrasi
Matematika, bahkan ada yang sudah S2 Pendidikan Dasar konsentrasi
Matematika.
Selain informan, peneliti menentukan buku teks BSE yang akan
dijadikan sumber data dalam studi dokumen. Peneliti memilih buku yang
ditulis oleh Sumanto dkk. pada tahun 2008 dengan judul Gemar Matematika 5
untuk Kelas V SD/MI. Alasan pemilihan buku ini sebagai sumber data karena
buku ini digunakan oleh guru dan siswa pada sekolah tersebut. Sementara itu,
Bab dari buku yang akan dikaji dibatasi hanya pada Bab yang ada di semester
berikutnya (yang belum diajarkan) yaitu Bab VIII tentang Pecahan pada
halaman 93-126. Bab ini berkaitan dengan Standar Kompetensi berupa
“menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah” serta Kompetensi Dasar
berupa: (1) mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya;
(2) menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan; (3)
mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan; (4) menggunakan
pecahan dalam masalah perbandingan dan skala. Alasan pemilihan Bab ini
pembelajaran berlangsung sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi
data yang didapat dari siswa.
Penentuan sumber data yang berkaitan dengan Kajian Penggunaan
Buku Teks Pelajaran Matematika Kelas V Sekolah Dasar, dapat dilihat pada
Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa yang akan dianalisis adalah
kebenaran kelayakan isi (kebenaran konsep dan kesesuian dengan kurikulum),
keterbacaan, dan kebermanfaatan, tentunya dibutuhkan kriteria/indikator dari data
1. Kelayakan isi
Pada kelayakan isi peneliti fokus pada kebenaran konsep dan kesesuian
dengan kurikulum. Kebenaran konsep didasarkan pada beberapa
literature seperti:
a. Kebenaran konsep dapat dilihat dari beberapa indikator seperti: (1)
keakuratan notasi, (2) kekoherensian notasi, (3) keakuratan konsep,
(4) kekoherensian konsep, (5) kebenaran prinsip, hukum dan sifat,
dan (6) keakuratan prosedur dan metode (Depdiknas, 2008)
b. Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang
bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian,
ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya (Depdiknas, 2008)
c. Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi
terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma,
teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan
implikasi sebab akibat (Depdiknas, 2008)
d. Ruang lingkup konsep dapat dilihat dalam kompetensi dasar yang
meliputi: (1) Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta
sebaliknya, (2) Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
pecahan, (3) Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan, (4)
Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
(BNSP, 2006)
Sehingga memunculkan definisi berupa kebenaran konsep dalam
kekoherensian notasi dan konsep, kebenaran prinsip, hukum dan sifat,
dan keakuratan prosedur dan metode. Ruang lingkup konsep ini meliputi
konsep, hubungan dan operasi pada pecahan, persen, desimal,
perbandingan dan skala.
Sementara itu kesesuaian dengan kurikulum didasarkan pada lietartur
sebagai berikut:
a. Kesesuaian materi mencakup komponen keluasan dan kedalaman
materi. Keluasan yang dimaksud adalah materi yang disajikan
mencakup ruang lingkup yang ada dalam standar isi. Sedangkan
kedalaman adalah tingkat kesulitan atau kerumitan disesuaikan
dengan tingkat kematangan peserta didik (Depdiknas, 2008)
b. Ruang lingkup konsep dapat dilihat dalam kompetensi dasar yang
meliputi: (1) Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta
sebaliknya, (2) Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
pecahan, (3) Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan, (4)
Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
(BNSP, 2006)
Sehingga memunculkan definisi berupa Kesesuaian materi dengan
kurikulum merupakan keluasan dan kedalaman materi. Keluasan materi
merupakan ruang lingkup konsep berupa konsep pecahan, persen,
desimal, perbandingan dan skala. Sedangkan kedalaman materi berupa
2. Keterbacaan didasarkan pada beberapa literature seperti:
a. Gilliland (1972) mengemukakan keterbacaan itu berkaitan dengan
tiga hal, yakni kemudahan, kemenarikan, dan keterpahaman.
Kemudahan membaca berhubungan dengan bentuk tulisan, yakni
tata huruf (topografi) seperti besar huruf dan lebar spasi. Kemudahan
ini berkaitan dengan kecepatan pengenalan kata, tingkat kesalahan,
jumlah fiksasi mata per detik, dan kejelasan tulisan (bentuk dan
ukuran tulisan). Kemenarikan berhubungan dengan minat pembaca,
kepadatan ide pada bacaan, dan keindahan gaya tulisan.
Keterpahaman berhubungan dengan karakteristik kata dan kalimat,
seperti panjang-pendeknya dan frekuensi penggunaan kata atau
kalimat, bangun kalimat, dan susunan paragraf (Kusmana, 2008)
b. Ruang lingkup konsep dapat dilihat dalam kompetensi dasar yang
meliputi: (1) Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta
sebaliknya, (2) Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
pecahan, (3) Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan, (4)
Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
(BNSP, 2006)
Sehingga memunculkan definisi berupa Keterbacaan dalam penelitian
ini adalah sebuah kriteria yang meliputi kemudahan (pengenalan kata,
tingkat kesalahan dan kejelasan tulisan, kemenarikan (minat baca dan
gambar). Ruang lingkup konsep meliputi konsep, hubungan dan operasi
pada pecahan, persen, desimal, perbandingan dan skala.
3. Kebermanfaatan didasarkan pada beberapa literature seperti:
a. Venkatesh dan Davis (2000) membagi dimensi Persepsi
Kebermafaatan menjadi berikut: 1) Penggunaan sistem mampu
meningkatkan kinerja individu (improves job performance); 2)
Penggunaan sistem mampu menambah tingkat produktifitas individu
(increases productivity); 3) Penggunaan sistem mampu
meningkatkan efektifitas kinerja individu (enhances effectiveness);
4) Penggunaan sistem bermanfaat bagi individu (the system is useful)
(Irmadhani & Nugroho, 2012).
b. Kebermanfaatan ditemukan juga pada penilaian pemanfaatan modul
IPA PPPPTK. Pada penilaian tersebut terdapat 16 kriteria penilaian
seperti: menambah wawasan dan pengetahuan dalam aspek substansi
IPA; menambah wawasan dan pengetahuan dan aspek pedagogi dan
seterusnya (PPPPTK IPA, 2012).
Kebermafaatan dalam penelitian ini adalah kegunaan buku berdasarkan
tiga dimensi yaitu penggunaan yang bermanfaat bagi individu;
penggunaan yang meningkatkan kinerja individu; dan penggunaan yang
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh, instrument yang digunakan
dalam pengumpulan data ini meliputi angket (kuesioner) lembar wawancara, dan
hasil observasi. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Suatu hal yang penting dalam penulisan karya ilmiah hasil
penelitian adalah data-data dan informasi dari segala objek yang akan diteliti
sehingga penulisan tersebut menjadi objektif, rasional dan faktual. Sehubungan
dengan hal itu, Meleong (2002: 112) mengemukakan bahwa “ sumber data utama
dalam penelitian ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain”.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural
setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data
lebih banyak pada observasi serta wawancara mendalam dan dokumentasi.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Teknik pengumpulan data sekunder yang diambil dari studi pustaka yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian dan digunakan sebagai
2. Teknik pengumpulan data primer, yaitu peneliti mengambil data langsung
dari sumber data (informan) yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian.
Langkah pengumpulan data di dalam penelitian ini dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Studi kepustakaan atau studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dari
buku-buku kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti.
Teknik Dokumentasi, yaitu teknik pengambilan data dari
dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini, seperti
pengambilan nama-nama sampel penelitian dari daftar absensi siswa. Studi
dokumentasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi langsung dari
tempat penelitian yaitu, buku, foto-foto, video, film dokumenter dan data
yang relevan lainnya (Akdon, 2008:131). Melalui data dokumentasi ini
dapat diketahui data yang berhubungan dengan kasus yang di evaluasi baik
yang berkaitan dengan perorangan, kelompok maupun intansi terkait.
Sumber data yang diperlukan melalui teknik dokumentasi ini meliputi,
daftar nilai, kepustakaan yang digunakan pada proses belajar mengajar,
dan profil sekolah. dalam penelitian ini, studi dokumen yang dilakukan
adalah menganalisis buku teks serta hasil kerja siswa terhadap pemahaman
b. Studi lapangan, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan
observasi langsung ke lapangan, yaitu dengan menggunakan instrument
berupa angket, lembar wawancara, dan lembar observasi.
1) Angket (kuesioner)
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal lain yang diketahui responden. Angket, yaitu alat
pengumpulan data dengan menyusun suatu daftar pertanyaan atau
pernyataan yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Adapun alasan digunakan angket (kuesioner) dalam teknik pengumpulan
data ini, adalah sejalan dengan pendapat para pakar penelitian.
Hadi (1989 : 157) mengatakan bahwa subjek adalah yang paling tahu
tentang dirinya, dan yang diketahui oleh subjek adalah benar-benar serta
dapat dipercaya, atau persepsi subjek terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan kepadanya yang menyangkut dirinya adalah sama dengan apa
yang dimaksud oleh peneliti.
Beberapa kelebihan dan kelemahan dari angket adalah :
a) Kelebihan kuesioner
(1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
(2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
(3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya
(4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan
tidak malu-malu menjawab
(5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat
diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
b) Kelemahan Kuesioner
(1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal diulangi
diberikan kembali kepadanya
(2) Sering sekali sukar dicari validitasnya
(3) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan
sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
(4) Seringkali tidak kembali, angket yang dikirim lewat pos
(5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan
kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
Angket atau kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis
tergantung kepada sudut pandangnya, antara lain :
(a) Dipandang dari cara menjawab, kuesioner dibedakan menjadi dua,
Yaitu :
1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden
untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2) Kuesioner tertutup, adalah kuesioner yang sudah disediakan
Dalam penelitian ini digunakan kuesioner tertutup untuk aspek
keterbacaan oleh siswa dan keterbacaan oleh guru, yang mengacu
kepada skala Likert dengan alternative pilihan sering, kadang-kadang
dan tidak pernah.
b) Dipandang dari jawaban yang diberikan, kuesioner dibedakan menjadi
dua, yaitu :
1. Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya
2. Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain
Dalam penelitian ini digunakan kuesioner langsung, yaitu kuesioner
menjawab tentang dirinya. Jawaban yang diharapkan dari kuesioner ini
mencakup aspek-aspek berikut : Keterbacaan oleh siswa, keterbacaan
oleh guru dan kebermanfaatan.
c) Dipandang dari bentukanya, kuesioner dibedakan menjadi empat, yaitu:
1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah kuesioner yang
sama dengan kuesioner tertutup.
2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3) Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membuhkan
tanda check ( ) pada kolom yang sesuai.
4) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti
oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkat tingkatan, misalnya
Dalam penelitian ini digunakan bentuk kuesioner berupa check list
untuk memperoleh informasi tentang kebermanfaatan dari buku
teks matematika kelas V sekolah dasar.
2) Lembar Wawancara
Lembar wawancara merupakan serangkaian pertanyaan yang diperlukan untu
memperoleh informasi, keterangan atau pendapat dari nara sumber (subjek
penelitian) berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Secara garis besar
ada tiga macam pedoman (lembar wawancara), yaitu :
a) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas
pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis
pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara.
Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden.
b) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun terpetinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal
membutbuhkan tanda v (check)pada nomor yang sesuai.
c) Pedoman wawancara semi terstruktur, yaitu teknik wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dengan mula-mula pewawancara menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu
diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian
jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua aspek, dengan keerangan
Dalam penelitian ini digunakan pedoman wawancara yang semi
terstruktur, dan lebih dkhususkan pada aspek kesesuaian materi dengan kurikulum
dan kebenaran konsep.
E. Langkah-langkah Penelitian
Adapun prosedur kegiatan yang ditempuh dalam analisis kelayakan buku
pelajaran matematika ini meliputi beberapa kegiatan menghimpun,
mengidentifikasi, menganalis, dan mengadakan sintesis data, untuk kemudian
memberikan interpretasi data. Seperti pada bagan berikut ini:
F. Pengolahan Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang
terus menerus mengakibatkan variasi data tinggi sekali (data yang diperoleh pada
umumnya bersifat kualitatif walaupun tidak menutup kemungkinan diperoleh data
kuantitatif.
Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Seperti
dikemukakan Nasution (dalam Sugiyono, 2006:252) yang menyatakan “analisis
telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke
lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Teknik
analisis data dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak
dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data merupakan proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari
dan memuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.
1. Analisis Sebelum di lapangan
Analisis data sebelum ke lapangan dilakukan terhadap data hasil studi
penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan
akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
2. Analisis Data di Lapangan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman. Analisis
dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Secara lengkap pendapat Miles dan
Huberman dalam Sugiyono (2006: 246) adalah sebagai berikut: “Pengumpulan
data adalah aktivitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.
Analisis data dalam penelitian ini meliputi aktivitas reduksi data
(merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya), penyajian data (dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan yang paling sering digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif), penarikan
kesimpulan dan verifikasi (kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang akan
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
3. Pengujian Keabsahan Data
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yag bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Pengumpulan data dengan
data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data
dan berbagai sumber data.
Triangulasi teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang
sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Untuk lebih
menguatkan hasil penelitian, maka dilakukan pengujian keabsahan data sebagai
berikut:
a. Credibility, keterpercayaan bagi data-data yang digunakan (valid)
b. Dependability, Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas data atau
temuan yang dapat direflikasi.
c. Confirmability, Objektivitas kepastian data yang diperoleh dapat dilacak
kebenarannya dan sumber informannya jelas.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Seperti
dikemukakan Nasution (dalam Sugiyono, 2006:252) yang menyatakan “analisis
telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke
lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Teknik analisis
data dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan
bersamaan dengan pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2006: 89)
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan memuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Menurut pendapat di atas bahwa pengolahan data merupakan puncak
pengolahan data, dimana tujuan dari tahap ini adalah menemukan pola, bahkan
sistematika dari data yang didapat dari unit analisis. Berikut adalah bagan pada
tahap pengolahan data setelah pengumpulan data.
Gambar 3.2. Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini, seperti digambarkan
di atas, dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1) Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data, merupakan langkah awal yang dilakukan penulis sebelum
pendahuluan). Dari kegiatan ini banyak data yang diperoleh sebagai masukan
berarti berkaitan dengan aspek-aspek yang diperlukan dalam penelitian ini.
2) Tahap Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan kegiatan pengumpulan data yang lebih spesifik
sesuai dengan permasalahan yang menjadi focus penelitian, yaitu data yang
berkaitan dengan analisis kelayakan isi buku teks matematika kelas V sekolah
dasar. Aspek-aspek yang diolah dari hasil pengamatan di lapangan mencakup
kesesuaian materi dengan kurikulum, kebenaran konsep, keterbacaan oleh
siswa, keterbacaan oleh guru, dan kebermanfaatan dari buku tersebut untuk
dijadikan acuan dalam pembelajaran. Teknik pengolahan datanya disesuaikan
dengan instrument yang digunakan,yaitu kuesioner (angket) dan wawancara
dengan pihak-pihak yang kompeten untuk memberikan keterangan/informasi
tentang permasalahan penelitian.
3) Tahap Interpretasi Data
Interpretasi data erupakan langkah lanjut dari pengeolahan data. Data yang
sudah diolah dan dapat dibaca (ditafsirkan) selanjutnya diinterpretasi dengan
menggunakan pedoman-pedoman tertentu (misalnya table interpretasi). Data
yang sudah diinterpretasi kemudian dideskripsikan lebih lanjut agar dapat
menjadi sebuah informasi atau output penelitian yang diharapkan mampu
menjawab rumusan masalah yang diajukan di dalam penelitian ini. Atau dapat
dikatakan bahwa interpretasi data merupakan pembuktian dari rumusan
masalah penelitian, setelah peneliti melakukan analisis secara mendalam
maupun penelaahan (pengamatan) di lapangan secara langsung. Hasil akhir
dari interpretasi data ini merupakan bahan utama untuk pengambilan
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah dikemukakan pada bab
sebelum ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Materi yang disajikan dalam buku ini telah sesuai dengan SK dan KD
yang terdapat dalam kurikulum, ditinjau dari keluasan dan kedalaman
materinya. Adapun materi yang terdapat dalam buku ini meliputi: pecahan
yang membahas tentang definisi, hubungannya dengan desimal dan pesen,
serta operasi hitung tunggal dan campuran; desimal yang membahas
tentang definisi, hubungannya dengan pecahan dan persen, serta operasi
hitung tunggal dan campuran; persen yang membahas tentang definisi,
hubungannya dengan pecahan dan desimal, serta operasi tunggal dan
campuran; perbandingan yang membahas tentang definisi dan hubungan
perbandingan-kuantitas; skala yang membahas tentang definisi dan
hubungan skala-kuantitas; serta perbandingan antar pecahan.
2. Notasi, konsep dan pengerjaan pada materi pecahan, desimal, persen,
perbandingan dan skala telah memenuhi kebenaran konsep. Dalam
kelayakan isi selain kesesuaian materi dengan SK dan KD, dan kebenaran
konsep terdapat materi pendukung pembelajaran matematika. Walaupun
tidak dianalisis secara mendalam untuk bagian ini, penulis dapat
kemampuan-kemampuan matematika yang sesuai dengan tujuan
pendidikan matematika sebagaimana yang terdapat di dalam kurikulum
KTSP mata pelajaran matematika (dalam Depdiknas, 2006) yaitu
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, memperlihatkan
penalaran dan pembuktian matematika, melatih komunikasi matematika
dan memanfaatkan penggunaan representasi matematika. Selain itu
penyajian materi didukung oleh ilustrasi dan gambar yang menumbuhkan
rasa ingin tahu, mendorong untuk mencari informasi yang jauh,
memberikan kesempatan bereksplorasi sehingga siswa diberi kesempatan
melakukan penyelidikan kemudian menaksir/menebak sehingga siswa
dapat memperlihatkan manfaat dan keterkaitan matematika yang diperoleh
melalui kegiatan proses belajar mengajar.
3. Keterbacaan oleh siswa dalam hal kemudahan dan kemenarikan dianggap
cukup mudah dan menarik, walaupun siswa mengalami kesalahan dalam
membaca dan memahami soal serta kesalahan cara mengerjakan akibat
dari ketidaktahuan konsep. Sedangkan dalam hal keterpahaman, siswa
kurang paham karena mengalami kesalahan memahami soal, membaca
soal, mengubah soal menjadi kalimat matematika, serta memahami
pertanyaan soal.
4. Keterbacaan oleh guru dalam hal kemudahan, kemenarikan, dan
5. Kebermanfaatan yang dirasakan oleh guru dalam buku ini adalah dapat
menambah wawasan individu tentang pembelajaran, serta meningkatkan
kinerja dan produktifitas guru.
B. Rekomendasi
1. Bagi Penulis
Dengan penelitian ini, penulis berharap setelah kembali ke sekolah dapat
melakukan sebuah penelitian yang berkualitas dan berguna terutama bagi
dunia pendidikan, dan sebagai seorang guru penulis juga berharap hasil
analisis ini menambah wawasan dan keilmuan penulis sehingga lebih
mampu lagi dalam untuk mengadakan penelitian selanjutnya di sekolah.
2. Bagi Guru
Penyajian materi yang ada dalam buku ini diharapkan dapat menginspirasi
guru dalam proses pembelajaran khususnya pada aspek urutan tahap
penyajiannya yang mungkin merupakan hal baru bagi guru dan siswa
seperti; kegiatan penguatan, pengetahuan matematika, latihan
keterampilan bermatematika, dan alternatif pemecahan masalah (problem
solving). Walaupun uraian materi dalam buku ini telah memenuhi
kesesuaian dengan SK dan KD dalam kurikulum, kebenaran konsep,
ditunjang oleh materi pendukung pembelajaran matematika, keterbacaan
dan bermanfaat, guru masih harus terus secara intensif memberi
bimbingan kepada siswa-siswa demi hasil belajar yang optimal. Untuk
menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa ketika
mengerjakan soal-soal latihan terutama yang berkaitan dengan soal cerita
dengan mengadopsi pendapat Newman (Clement, 1980 : 1, dalam Mulia
2008) antara lain adalah reading error, reading comprehesion difficulty,
transform error, weakness in proses skill, encoding error dan carreles
error.
3. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah diharapkan dapat memfasilitasi pemilihan buku teks
ditinjau dari sisi siswa, guru serta pemanfaatan buku tersebut apakah
sebagai pelengkap, pengayaan atau sebagai pegangan dan bahan ajar.
4. Bagi siswa
Siswa diharapkan memiliki sikap kritis dalam menyikapi segala sesuatu,
jika ia menemukan konsep yang tidak jelas, kurang dipahami dan
membingungkan dari dalam buku teks yang dibacanya, hendaknya ia
segera menanyakan guru atau ahlinya atau dapat pula dengan mencari dan
membandingkannya dengan sumber yang lainnya. Dari buku teks yang
dibacanya siswa bisa terinspirasi untuk berpikir kreatif dan inovatif
sehingga pembelajaran di sekolah menjadi lebih bermakna dan
menyenangkan.
5. Bagi Penulis Buku dan Penerbit
Penulis buku diharapkan penulisan fontnya lebih besar untuk
berbeda sehingga siswa mudah memahaminya, selain itu memperbanyak
contoh di setiap sub pokok bahasan.
6. Bagi Pemangku Kebijakan,
Pemangku kebijakan diharapkan dapat membantu pendistribusian buku
lebih merata ke daerah agar penyebaran informasi kekinian yang berkaitan
dengan matematika sekolah dasar dapat menjangkau guru dan siswa di
daerah, selain itu sekolah, guru maupun siswa agar dipermudah untuk
mendapatkannya.
7. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini hanya terbatas pada pada satu bab dalam satu buku sehingga
diharapkan ada penelitian lanjutan dengan fokus yang lebih banyak jumlah
bab dan/atau banyak buku, begitu juga kriteria penilaiannya pun diperluas
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.
Arcnawa.(2008). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi dengan Strategi Think-Talk-Write (TTW) Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep.[Online].Tersedia:http://one.indoskripsi.com/node/700 9[8 Mei 2009]
Banowati.(2011).http://pps.unnes.ac.id/wpcontent/uploads/2012/10/Pendidikan-Ilmu-Pengetahuan-Sosial-IPS-S2.pdf
BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru. Jakarta
BSNP. (2008). Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Dahar, R. W. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Davis, F.D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly. Vol. 13 No. 5: pp319-339.
Depdiknas. (2004). Pedoman Penulisan Bahan Ajar Berwawasan Gender. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Matematika Kelas 5. Jakarta: Pusat Kurikulum
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Freire, P. (2007). Politik Pendidikan Kebudayaan Kekuasaan dan Pembebasan .Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Harahap & Negoro. (2010). Ensiklopedia Matematika. Bogor: Ghalia Indonesia.
Irmadhani & Nugroho. (2012). Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Computer Self Efficacy, Terhadap Penggunaan Online Banking Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Kajian Pendidikan dan Akuntansi Indonesia. 1, (3), 1-20.
Jamaludin. (2009). Rekonstruksi Buku Teks Sekolah. www.mediaindonesia.com [12 Desember 2009].
Kurniadi, H. (2010). Manfaat dan Pengetian Bahan Ajar. [online]. Tersedia: http://www.papantulisku.com/2010/12/manfaat-dan-pengertian-tentang-bahan.html [3 Januari 2013]
Kusmana, S. (2006). Kajian Keterbacaan Buku Teks Pelajaran. Pusat Perbukuan Departemen Nasional.
Kusmana, S. (2008). Keterbacaan Buku Teks Pelajaran/ [0nline]. Tersedia :
http://suherlicentre.blogspot.com/2008/07/keterbacaan-buku-teks-pelajaran.html [22 November 2009]
Lerner, J. W. (1988). Learning Disabilities: Theoris, Diagnosis, and Teaching Strategies, New Jersey: Houghton Mifflin.
Miles & Huberman. (2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta:Universitas Indonesia Press.
Muslich, M. (2008). Hakikat dan Fungsi Buku Teks. [online]. Tersedia: http://masnur-muslich.blogspot.com/2008/10/hakikat-dan-fungsi-buku-teks.html [04 Oktober 2008]
Mulia, (2008). Analisis Kesalahan Operasi Perkalian dan Pembagian Pecahan Pada Siswa Kelas V SDN Karangpakis 02 Tahun Pelajaran 2006/2007. www.muliacom.blogspot.com [ 24 Maret 2008]
Muljono, P. (2007). Kegiatan Penilaian Buku Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Makalah.
Muslich, M. (2008). Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, Pemakaian Buku Teks, dan Penilaian Buku Teks. Jakarta: Bumi Aksara.
Musser. G.L.(2007). Mathematics For Elementary Teacher. Oregon State University. John Willey&Sons,Inc.
Moleong. (2011). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nasution, S. (1995). Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bumi Aksara.
Pakasi, S. (1970). Didaktik Berhitung serta Metodik Chusus untuk Kelas III-IV-V dan VI SD. Jakarta: Bhratara.
Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
PPPPTK IPA. (2012). Instrumen Kajian Modul Suplemen IPA SD/SMP. Bandung: PPPPTK IPA.
Saepudin, A. (2009). Gemar Belajar Matematika Kelas 5. BSE.Pusbuk.Depdiknas.
Santyasa.I.W. (2009). Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Iinvestigasi Kelompok. [Online]...
Shanty, N. O. (2007). Analisis Keterbacaan Bahan Ajar Matematika yang Menggunakan Pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) pada Pokok Bahasan Bilangan di Kelas II Sekolah Dasar di Jakarta. Skripsi pada Prodi Pendidikan Matematika UNJ. Jakarta: Tidak Diterbitkan.
Sitepu.(2005). Memilih Buku Pelajaran dalam jurnal pendidikan
Penabur.Tersedia:http://www.bpkpenabur.or.id/files.(27-11-2009)
Sumanto dkk. (2008). Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusbuk Depsiknas.
Sugiyono. (2006). Memahami Penelitian Kualitatif. Alphabeta,Bandung.
Sugiyono. (2008). Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, Alfabeta, Bandung
Sulistyorini, H. (2006). Tingkat Keterbacaan Teks dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga di SMA Negeri I Kramat Kabupaten Tegal. Skripsi pada Prodi Pendidikan Kimia UNNES. Semarang Tidak Diterbitkan.
Sundayana, W. (2006). Kajian Keterbacaan Buku Teks Pelajaran Sekolah Dasar Berstandar Nasional. Jakarta: Puskurbuk Kemdiknas.
Supriyadi, D. (2000). Anatomi Buku Sekolah di Indonesia problematik penelitian, Penyebaran dan penggunaan Buku Pelajaran Pelajaran, Buku Bacaan dan Buku Sumber.Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa.
Tarigan, H. G. dan Tarigan, D. (1986). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia.Bandung: Penerbit Angkasa.
Tarigan, H. G. dan Tarigan, D. (1990). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia.Bandung: Penerbit Angkasa.
Tarigan, H.G. (2009). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit Angkasa.
Tuchman, W. B. (1989). Quotation. http://thinkexist.com/quotation/books are_the_carriers_of_civilization-without/12856.html. diakses tanggal 12 Januari 2011(09:25).
Wibowo, E. (2005). Hati-hati Menggunakan Buku Pelajaran. [online]. Tersedia: http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia [20-07-2009]
Wijayanti, D. (2009). Analisis Soal Penyelesaian Masalah Pada Buku Elektronik Pelajaran Matematika SMP/MTs. Skripsi Tidak Dipublikasikan. UMS. Surakarta.
Zaman, S. (2011). Buku Teks Pelajaran dan Peranannya. Dalam Internet http://www.situsbahasa.info/2011/10/buku-teks-danperanannya.html.31 Desember 2011.