• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TANAMAN HIAS SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TANAMAN HIAS SKRIPSI"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TANAMAN HIAS

(Studi Kasus : Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

NURUL FATHIN SIREGAR 170304120

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

(2)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TANAMAN HIAS

(Studi Kasus : Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

NURUL FATHIN SIREGAR 170304120

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

(3)
(4)

HALAMAN PENGESAHAN

NURUL FATHIN SIREGAR (170304120), dengan judul Skripsi Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang) Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan Diterima Untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian.

Pada tanggal 28 Mei 2021

Komisi Penguji Skripsi :

Ketua : Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEc NIP. 196302041997031001

Anggota : 1. Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si NIP. 196509261993031002

2. Ir. M. Jufri, M.Si NIP. 196011101988031003

3. Ir. Iskandarini, MM, Ph.D NIP. 196405051994032002

(5)

ABSTRAK

NURUL FATHIN SIREGAR (170304120/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TANAMAN HIAS (Studi Kasus : Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang). Di bimbing oleh Bapak Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si, sebagai anggota komisi pembimbing.

Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian tanaman hias dan menganalisi faktor-faktor yang mempunyai keterkaitan paling erat terhadap keputusan pembelian tanaman hias. Penelitian dilakukan dengan metode survei di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Lokasi dipilih secara sengaja karena daerah tersebut dikenal sebagai pusat pembibitan dan budidaya tanaman hias di Tanjung Morawa.

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non Probability Sampling, sampel penelitian sebanyak 50 sampel yang membeli tanaman hias di daerah penelitian. Data penelitian terdiri dari proses pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang mempunyai keterkaitan paling erat terhadap keputusan pembelian tanaman hias diperoleh dengan wawancara sampel menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan statistik kuantitatif dengan uji validitas dan reliabilitas serta analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan pembelian tanaman hias oleh konsumen melalui tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Ada dua faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen tanaman hias, yaitu:

komponen utama pertama diberi nama faktor harga dan pelayanan (terdiri dari harga, tempat yang nyaman, dan sentra produksi tanaman hias), komponen utama ke dua diberi nama faktor gaya hidup (terdiri dari pengaruh orang lain dan tren).

Kata Kunci : Perilaku Konsumen, Analisis Faktor, Tanaman Hias, Keputusan Pembelian

(6)

ABSTRACT

NURUL FATHIN SIREGAR (170304120/AGRIBUSINESS) with the thesis title is ANALYSIS OF CONSUMER BEHAVIOR TO PURCHASE DECISIONS OF ORNAMENTAL PLANTS (Case study: Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang). Guided by Bapak Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec as a chair of the supervising commission and Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si, as a member of the supervising commission.

The purpose of this study was to examine the process of making purchasing decisions for ornamental plants and the factors that are most closely related for purchasing decisions for ornamental plants. The research conducted using a survey method in Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. The research location chosen deliberately with the consideration that the area is known as a center area for nurseries and cultivation of ornamental plants.

The method of determining the sample uses a non-probability sampling technique.

The research sample were 50 respondents who bought ornamental plants in the study area. The research data which consists of the decision making process and the factors that are most closely related to the purchase decision of ornamental plants were collected by means of interviews using a questionnaire. Descriptive qualitative data analysis and quantitative statistics were carried out by using validity and reliability tests and factor analysis. The results showed that the process of purchasing decisions for ornamental plants by consumers through the stages of identifying needs, seeking information, evaluating alternatives, purchasing decisions and post-purchase behavior. There are two factors that influencing the decision to buy ornamental plants by consumers, namely the first components of price and service factor (price, comfortable place, and center of ornamental plants production), and the second components are lifestyle factors (others influence and trends).

Keywords: Ornamental Plants, Consumer Behavior, Factor Analysis, Purchasing Decisions

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nurul Fathin Siregar, lahir di Medan pada tanggal 29 Mei 1999. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, putri dari Bapak dr. H. Charles Siregar, Sp.A dan ibu dr. Hj. Juli Elviani.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2003 masuk TK Al Wasliyah Aek Kanopan selesai pada tahun 2005.

2. Tahun 2005 masuk SD Swasta Sultan Hasanuddin Aek Kanopan selesai pada tahun 2011.

3. Tahun 2011 masuk SMP Swasta An Nizam Medan selesai pada tahun 2014.

4. Tahun 2014 masuk SMA Negeri 5 Medan selesai pada tahun 2017.

5. Tahun 2017 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

6. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Sei Rotan, Kecamatan Percut, Kabupaten Deli Serdang pada bulan Agustus 2020

7. Melaksanakan Penelitian di Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang pada bulan Februari – Maret 2021.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TANAMAN HIAS (Studi Kasus : Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)” yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan pelajaran, dukungan motivasi, bimbingan dan bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis, M.Ec sebagai Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Bapak Ir. M.

Jufri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

(9)

3. Bapak Ir. M. Jufri, M.Si dan Ibu Ir. Iskandarini, MM, Ph.D, sebagai Dosen Penguji yang telah memberi kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Program studi Agribsinis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama penulis menjadi mahasiswi.

5. Seluruh responden yang telah bersedia membantu dan meluangkan waktunya dalam pengisian kusioner.

6. Kedua orang tua yang tercinta Bapak dr. H. Charles Siregar, Sp.A dan Ibu dr. Hj. Juli Elviani yang telah memberi kasih sayang, semangat, motivasi, dukungan, dan doa restu yang diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi

7. Abang tersayang dr. Arifin Muhammad Siregar dan Adik Rio Abdullah Siregar yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

8. Semua rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Agribisnis stambuk 2017 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu masukan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk dikembangkan oleh peneliti- peneliti selanjutnya. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak.

Medan, Mei 2021 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Tanaman Hias... 10

2.1.2 Konsumen ... 13

2.1.3 Perilaku konsumen ... 14

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 17

2.1.5 Bauran Pemasaran ... 22

2.1.6 Proses Pengambilan Keputusan ... 24

2.1.7 Penelitian Terdahulu ... 28

2.2 Landasan Teori ... 35

2.2.1 Uji Validitas ... 35

2.2.2 Uji Reliabilitas ... 36

2.2.3 Analisis Faktor ... 38

2.3 Kerangka Pemikiran ... 41

2.4 Hipotesis Penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 46

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 48

(11)

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 49

3.4 Metode Analisis Data ... 49

3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 58

BAB IV DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN ... 60

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ... 60

4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis ... 60

4.2 Karakteristik Umum Konsumen Tanaman Hias di Desa Bangun Sari.... 60

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64

5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kusioner ... 64

5.1.1 Uji Validitas ... 64

5.1.2 Uji Reliabilitas ... 66

5.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 69

5.2.1 Pengenalan Kebutuhan ... 70

5.2.2 Pencarian Informasi ... 72

5.2.3 Evaluasi Alternatif ... 74

5.2.4 Keputusan Pembelian ... 76

5.2.5 Perilaku Pasca pembelian ... 79

5.3 Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempunyai Keterkaitan Paling Erat Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Tanaman Hias di Desa Bangun Sari ... 81

5.3.1 Analisis Faktor ... 81

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 89

6.1 Kesimpulan ... 89

6.2 Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1.1 Luas Panen Tanaman Hias Di Kecamatan Tanjung Morawa Menurut Jenis Tanaman Tahun 2019 – 2020

6

2.1 Bauran Pemasaran 24

3.1 Luas Panen Tanaman Hias Menurut Kecamatan dan JenisTanaman di Kabupaten Deli Serdang (m²) 2020

47 3.2 Variabel-variabel yang menentukan keputusan pembelian

tanaman hias

50

4.1 Karakteristik Berdasarkan Usia 61

4.2 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin 61

4.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir 62

4.4 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan 62

4.5 Karakteristik Berdasarkan Pendapatan 63

5.1 Hasil Uji Validitas Indikator Pengambilan Keputusan 64

5.2 Hasil Uji Validitas Variabel 66

5.3 Reliability Statistics Indikator Pengambilan Keputusan 67 5.4 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Pengambilan Keputusan 67

5.5 Reliability Statistics Variabel 69

5.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel 69

5.7 Manfaat yang dicari dari pembelian tanaman hias 70 5.8 Motivasi dalam melakukan pembelian tanaman hias 71 5.9 Sumber informasi konsumen dalam membeli tanaman hias 72 5.10 Fokus utama yang menarik perhatian dalam membeli

tanaman hias

73 5.11 Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam memilih jenis

tanaman hias yang akan dibeli

74 5.12 Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam memilih tempat

pembelian tanaman hias

75

5.13 Alasan memilih tempat pembelian 76

5.14 Bagaimana cara konsumen memutuskan untuk membeli tanaman hias

77 5.15 Pihak yang mempengaruhi dalam pembelian tanaman hias 77

5.16 Waktu pembelian 78

5.17 Tingkat kepuasan yang diperoleh setelah membeli tanaman hias

79 5.18 Datang kembali untuk membeli tanaman hias lagi 80

5.19 Alasan membeli tanaman hias lagi 80

5.20 Nilai KMO (KaiserMeyer-Olkin) measure of sampling adequacy and Bartlett’s Test

82

5.21 Nilai Communalities Pengujian Kedua 83

5.22 Nilai Communalities Pengujian Ketiga 84

5.23 Total Variance Explained 84

5.24 Component Matrix 86

5.25 Rotated Component Matrix 87

5.26 Component Transformation Matrix 87

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

1 Proses Pengambilan Keputusan 25

2 Kerangka Pemikiran 44

3 Scree Plot 85

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1 Karakteristik Sampel Konsumen Tanaman Hias 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

3 Hasil Analisis Faktor

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dibidang pertanian. Letak Indonesia yang berada di wilayah tropis sangat menguntungkan bagi sektor pertanian, sebab daerah tropis terdapat banyak varietas tanaman pangan maupun tanaman hias.

Komoditas tanaman hortikultura yang mencakup buah-buahan, sayur- sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat memiliki potensi besar buat dikembangkan menjadi usaha agibisnis.

Perkembangan agribisnis tanaman hias yang begitu pesat timbul karena sektor ini sangat mudah digeluti dan mempunyai nilai ekonomi yng relatif tinggi. Berdasarkan pendapat para ahli tanaman, pola daun, rona daun, jenis tanaman, dan keunikan tanaman utamanya merupakan nilai ekonomis dari tanaman hias (Edy, Yoe, 2007). Keunikan tanaman hias tersebut mempengaruhi harga dari tanaman hias tersebut. Seperti tanaman Monstera yang lagi diminati oleh banyak kalangan memiliki jenis dan keunikan yang berbeda-beda. Tanaman Aglonema memiliki warna daun yang beragam yang menyebabkan harganya juga beragam. Sehingga usaha tanaman hias ini mempunyai peluang yang besar untuk dijadikan bisnis yang berkelanjutan.

(16)

Tanaman hias merupakan tumbuhan yang fungsi utamanya sebagai penghias. Fungsi penghias diartikan menjadi pemberi estetika dan menarik atau dapat dinikmati secara kasatmata, baik ditanam di luar ruanga maupun di dalam ruangan. Salah satu kegunaan tanaman hias yaitu menjadi penyejuk jiwa & pelestari lingkungan. Tanaman hias yang menghasilkam Oksigen (O2) sangat dibutuhkan oleh manusia untuk bernafas. Tanaman hias juga berfungsi dalam penyerapan karbon dioksida (CO2) yang tidak dibutuhkan lagi oleh makhluk hidup, termasuk manusia. Tanaman hias juga bisa berfungsi sebagai paru-paru lingkungan, yaitu pemberi udara yang higenis dan membersihkan udara yng kotor (Widyastuti, 2018).

Pada awal maret tahun 2020, Indonesia mengumumkan adanya wabah Covid-19 yang terjadi di Indonesia yang menyebabkan aktifitas diluar rumah, perkantoran, sekolah diberhentikan, seiring dengan adanya kebijakan dari pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus, sehingga aktifitas banyak dilakukan di dalam rumah. Dengan adanya pandemi ini membuat banyak orang memiliki waktu luang yang banyak, salah satunya berkebun, karantina mandiri selama pandemi menumbuhkan minat sebagian masyarakat terhadap tanaman hias. Perkembangan hobi ini pun diikuti dengan meningkatnya permintaan, sehingga harga beberapa tanaman hias menjadi mahal. Banyaknya peminat tanaman hias yang membeli tanaman hias baik secara online maupun mendatangi toko yang menjual tanaman hias. Tanaman hias mulai dari kaktus, bunga anthurium, lidah mertua, anggrek, ande-ande lumut, calathea, begonia, monstera, aglonema, janda bolong, philondendron, dan lainnya mengalami peningkatan permintaan.

(17)

Meningkatnya permintaan akan tanaman hias menyebabkan harga tanaman hias mengalami kenaikan, seperti tanaman hias Aglonema (Sri Rezeki) sebelum pandemi Aglonema bisa didapat dengan harga Rp. 20.000 setelah adanya pandemi naik menjadi Rp. 50.000 – Rp. 1.000.000, Aglonema menjadi tanaman hias yang paling banyak dicari yaitu Aglonema yang memiliki daun didominasi warna merah atau Suksom jaipong dan Red anjamani. Produksi Aglonema di Provinsi Sumatera Utara juga meningkat sejak tahun 2019 yaitu 7.723 pohon dari 1.603 pohon di tahun 2018. Lalu ada tanaman Monstera yang lagi trending karena memiliki daun yang unik, beberapa jenis yang banyak diminati antara lain, Monstera deliciosa dengan daun lebar dan seperti dipotong-potong atau Monstera adansonii yang memiliki daun berlubang atau dikenal dengan “Janda Bolong”. Monstera dulu hanya dihargai ratusan ribu rupiah, kini Monstera dibandrol dengan harga jutaan rupiah. Selain Monstera ada juga tanaman hias Philodendron yang sedang banyak dimintati dan digandrungi karena bentuknya yang indah dan daunnya yang beraneka warna membuat tanaman ini banyak disukai sebagai tanaman penghias ruangan atau taman. Tanaman hias ini harganya dibanderol dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Bukan hanya itu saja, pandemi membuat satu spesies tanaman jadi ‘naik kasta’

adalah tanaman Keladi (Caladium). Tanaman yang umumnya tumbuh liar di pekarangan yang lembab atau dipinggiran parit kini bersanding dengan tanaman-tanaman hias lainnya. Keladi dijual mulai dari Rp. 20.000 hingga ratusan ribu tergantung jenisnya.

(18)

Meningkatnya permintaan akan tanaman hias menyebabkan naiknya pendapatan petani dan pedagang tanaman hias. Pedagang tanaman hias berlomba-lomba menyediakan tanaman hias yang diminati oleh konsumen.

Salah satu faktor yang mengakibatkan tidak stabilnya harga tanaman hias yang terjadi secara cepat adalah perilaku konsumen dalam melakukan pembelian.

Perilaku konsumen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan, sekelompok atau organisasi yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam memperoleh, menggunakan barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan (Mangkunegara, 2002).

Ilmu perilaku konsumen merupakan suatu kajian tentang bagaimana seseorang individu mengambil keputusan dalam mendistribusikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Oleh karena itu perilaku konsumen sangat diperlukan untuk mengetahui alasan konsumen tersebut membeli suatu barang ataupun jasa (Schiffman dan Kanuk, 2008).

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalm keputusan pembelian yaitu budaya, sosial, pribadi dan psikologis (Kotler, 2003:202). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam penelitian ini adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, faktor psikologi, dan pengaruh bauran pemasaran.

Pemasaran adalah acuan bagi setiap perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya, perusahaan wajib memiliki strategi khusus dalm memasarkan produknya. Perusahaan wajib mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian

(19)

produk. Bauran pemasaran merupakan rangkaian sarana pemasaran strategis terpadu yang dapat dikendalikan (produk, harga, tempat, dan promosi) untuk mengetahui respon pasar sasaran yang diinginkan oleh perusahaan (Machfoedz, 2005).

Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar untuk mengembangkan usaha tanaman hias. Perkembangan bisnis tanaman hias di Provinsi Sumatera Utara hampir beredar disemua kabupaten.

Di Provinsi Sumatera Utara minat masyarakat dalam membeli tanaman hias cenderung meningkat, tidak hanya diminati pada saat perayaan hari besar keagamaan atau pergantian tahun, tetapi dalam keadaan biasa sajapun minat masyarakat cukup tinggi dalam membeli tanaman hias. Pada tahun 2020 produksi tanaman hias meningkat didukung dengan banyaknya permintaan akan tanaman hias. Sejak awal pandemi Covid-19 penjual tanaman hias mulai meningkatkan penjualan tanaman hiasnya karena meningkatnya permintaan akan tanaman hias yang awalnya hanya memproduksi bunga mawar, melati, anggrek, dan bunga kertas, sekarang mulai membudidayakan tanaman hias Aglaonema, Caladium, Monstera, Philodendron, dan jenis tanaman lainnya.

Tanjung Morawa merupakan salah satu kecamatan yang berada di Deli Serdang, yang sudah sedari dulu mengembangkan tanaman hias dan menjadi sentra produksi tanaman hias. Perkembangan usahatani tanaman hias di Kecamatan Tanjung Morawa tersebut menyebar luas di berbagai

(20)

desa. Data luas panen tanaman hias di Kecamata Tanjung Morawa disajikan dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1 Luas Panen Tanaman Hias Di Kecamatan Tanjung Morawa Menurut Jenis Tanaman Tahun 2019 – 2020

No. Jenis Tanaman Hias (Tangkai) Luas Panen (m²)

2019 2020

1 Anggrek/Orchid 2.600 2.600

2 Anthurium Bunga 2.350 2.200

3 Anyelir/Carnation 2.100 1.800

4 Gerbera/Hebras 1.900 1.900

5 Gladiol/Gladiole 1.900 950

6 Heliconia/Pisang-pisangan 1.050 1.150

7 Krisan 2.200 2.200

8 Mawar/Rose 2.000 1.600

11 Melati/Jasmine 3.000 3.500

12 Palem/Palm 2.000 2.000

Sumber: BPS, Kabupaten Deli Serdang Dalam Angka 2021

Tanaman hias jenis Melati memiliki luas panen yang sangat besar dibandingkan dengan tanaman hias jenis lainnya. Luas panen tanaman Melati mencapai 3.500 m² lebih luas dibandingkan dengan tanaman Krisan yang hanya memiliki luas panen 2.200 m² yang sempat banyak diminati.

Diikuti dengan tanaman Anggrek memiliki luas panen 2.600m². Kenaikan luas panen diiringi dari perilaku konsumen akan perminataan tanaman hias tersebut.

Usaha tanaman hias merupakan jenis usahatani yang akhir ini banyak ditemui. Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa merupakan sentra produksi tanaman hias, desa ini dikenal dengan nama Wisata Bunga Madirsan, banyak orang yang datang ke desa ini bukan hanya untuk membeli bunga tetapi juga untuk dijadikan tempat wisata yaitu melihat dan menikmati keindahan bunga. Karena semakin meningkatnya permintaan

(21)

tanaman hias banyak pedagang baru yang memulai membuka usahanya di Desa ini. Usahatani ini berupa perdagangan tanaman hias dan pembudidayaan tanaman hias, baik yang diusahakan oleh pengecer maupun pembudidaya tanaman hias (Nursery). Usaha tanaman hias ini terletak di pinggir jalan Desa Bangun Sari, di halaman rumah, dan membangun pusat usaha. Usaha tanaman hias mulai berjualan mulai pukul 08.00 pagi sampai 18.00 sore.

Seperti penelitian yang telah dilakukan sebelumnya (Noviana, 2013) menjelaskan bahwa faktor-faktor dominan yang menentukan keputusan pembelian tanaman hias di Pekalongan Kabupaten Lampung Timur terbentuk berdasarkan tiga komponen utama. Komponen pertama (tren) terdiri dari tren dan gengsi. Komponen ke dua (eksotisme) terdiri dari warna dan keunikan. Komponen ke tiga (kesesuaian harga) terdiri dari variabel harga dan ukuran tanaman hias.

Banyak faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian, adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong dalam pembelian yaitu, faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi. Pelaku usaha tanaman hias harus mempunyai pengetahuan tentang perilaku konsumen dalam membeli tanaman hias untuk dapat bersaing dalam perkembangan bisnis tanaman hias. Produsen dan pemasar harus mengetahui dan menyediakan tanaman hias sesuai dengan keinginan kosnumen karena yang diinginkan konsumen tidak seluruhnya sama seperti yang diproduksi prodsusen. Hal ini dapat mempengaruhi produksi tanaman hias, semakin meningkat keinginan konsumen terhadap jenis tanaman hias tertentu, maka permintaan akan

(22)

semakin meningkat dan dapat memicu produsen untuk meningkatkan produksinya. Dengan ini diharapkan produsen tanaman hias di Desa Bangun Sari dapat mengetahui dan memenuhi keinginan konsumen seperti menyediakan berbagai jenis tanaman hias, harga yang sesuai dengan daya beli konsumen, informasi tentang tanaman hias yang akan dijual, kenyamanan konsumen dalam berbelanja, sehingga kepuasan konsumen dapat terpenuhi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian tanaman hias di Desa Bangun Sari?

2. Faktor apa saja yang mempunyai keterkaitan paling erat terhadap keputusan konsumen dalam pembelian tanaman hias di Desa Bangun Sari?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengidentifikasi proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian tanaman hias di Desa Bangun Sari.

2. Untuk menganalisis faktor yang mempunyai keterkaitan paling erat terhadap keputusan konsumen dalam pembelian tanaman hias di Desa Bangun Sari.

(23)

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian diharapkan dapat

bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Pelaku bisnis tanaman hias di Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, untuk meningkatkan pengetahuan mengenai perilaku konsumen tanaman hias, sehingga dapat menyediakan tanaman hias sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen dan dapat meningkatkan jumlah penjualan.

2. Bagi pemerintah daerah, penelitian di harapkan dapat membantu memberikan masukan dalam pengembangan tanaman hias dan dapat memajukan Desa Bangun Sari sebagai agrowisata.

3. Dari segi ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan memperkaya bahan referensi (pustaka) dalam rangka penelitian selanjutnya.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Hias

Tanaman Hias merupakan tanaman yang memiliki nilai estetika dan keindahan baik karena; bentuk tanaman, warna dan bentuk daun, tajuk maupun bentuk pohon atau batang, warna dan keharuman bunganya, dan sering dipakai menjadi penghias pekarangan, taman atau ruangan didalam rumah, gedung perkantoran, hotel, restauran ataupun untuk kelengkapan upacara adat dan keagamaan (Direkorat Jendral Hortikultura, 2008).

Tanaman hias merupakana tanaman yang memiiliki fungsi utamanya yaitu sebagai penghias. Fungsi penghias ditujukan sebagai pemberi keindahan dan menarik atau dapat dinikmati secara visual, baik yang ditanam di outdoor (diluar ruangan) maupun indoor (didalam ruangan). Jadi tanaman hias berfungsi menciptakan suatu obyek memiliki keindahan dan berdaya tarik karena mempunyai bentuk dan warna yang indah. Sehingga tanaman hias disebut Ornamental plant (Widyastuti, 2018).

Tanaman hias adalah baagian dari hortikultura nonpangan yang dikelompokkan dalam florikultura. Florikultura adalah cabang ilmu hortikultura yang mempelajari tanaman hias seperti bunga potong, daun potongg, tanaman pot atau tanaman hias taman. Tanaman ini dilestarikan

(25)

dalam kehidupan sehari-hari untuk dinikmati keindahannya (Lakitan, 1995).

Agribisnis tanaman hias bisa berupa tanaman dalam pot. Tanaman dalam pot dapat dijadikan sebagai penghias ruangan maupun tanaman hias diluar ruangan seperti taman ataupun di halaman rumah. Dapat juga berupa tanaman dengan media bukan tanah (sistem hidroponik, aeroponik, zeoponik), atau berupa bibit tanaman. Menurut Widyastuti (2018) beberapa jenis tanaman hias yang banyak diminati konsumen yang dapat dipasarkan, yaitu:

a. Indoor (tanaman hias dalam ruangan)

Umumnya adalah tanaman di dalam ruang yang tidak memiliki ukuran yang terlalu besar dan dapat hidup relatif lama. Dapat dijadikan pemanis ruangan jika ditanam di dalam pot/wadah yang indah. Umumnya berupa tanaman daun, misalnya: Dieffenbachia (Bunga Bahagia), Dracaena, Bromelia, Palm, dan Philodendron.

b. Outdoor (tanaman hias luar ruangan)

Tanaman hias yang akan diletakkan di luar ruangan atau di halaman rumah adalah tanaman yang membutuhkan banyak sinar matahari.

Biasanya tanaman yang memiliki bunga yanng indah dipilih sebagai tanaman hias di halaman. Untuk tanaman hias outdoor dapat berupa tanaman dalam pot maupun berupa tanaman yang dapat langsung ditanam di halaman rumah. Tanaman yang berfungsi sebagai penghias taman dapat berupa tanaman yang tidak terlaludeng besar dan ditanam didalam pot. Untuk yang langsung ditanam di halaman

(26)

dapat berupa tanaman rumput-rumputan maupun dapat dipilih tanaman yang agak besar, berupa perdu, yaitu: Rosa Sp. (Mawar), Ixora (Soka), Bugenviella (Bugenfil), Hibiscus (Kembang sepatu), dan Alamanda (Bunga Terompet Emas).

c. Tanaman Hidroponik, Aeroponik, Zeoponik

Tanaman yang menggunakan medium bukan tanah sangat cocok untuk orang yang tidak suka dengan joroknya tanah karena dengan sistem ini media tanaman akan lebih bersih dibandingkan dengan menggunakan media tanah pada tanaman dalam pot biasa. Dengan sistem ini, orang yang mempunyai halaman rumah yang terbatas tetap dapat menikmati hijauan tanaman. Serta batu hias yang digunakan juga menjadi salah satu mata perdagangan dalam agribisnis tanaman hias. Banyak jenis tanaman yang dapat ditanam dengan sistem ini, yaitu: Kayu besi, Dracaena, Ficus, Violces, Piperomia.

d. Bunga Pot

Bunga yang biasanya dijual sebagai bunga potong kini dijual sebagai bunga pot. Bunga pot dapat digunakan sebagai penghias ruangan dan sebagai bahan dekorasi. Bunga pot semakin disukai konsumen karena dinilai lebih awet dibandingkan sekadar bunga potong.

Bunga potong biasanya bertahan paling lama satu minggu, sedangkan bunga pot dapat dinikmati dalam waktu yang lebih lama sampai satu bulan. Seiring dengan berkembanganya kebutuhan masyarakat dengan lingkungan sekitar yang asri, segar dan nyaman,

(27)

bunga pot semakin berkembang, terutama di perkotaan. Beberapa bunga pot yang banyak dicari oleh konsumen antara lain : Krisan, Mawar, Gerbera, Anggrek, Kamboja Jepang.

2.1.2 Konsumen

Kotler & Keller menginterpretasikan konsumen sebagai seseorang yang membeli dari orang lain (Sutrisno, dkk 2006). Banyak perusahaan yang tidak mencapai kesuksesan karena mengabaikan konsep konsumen.

Konsumen, saluran distribusi, dan pasar adalah ojek biaya yang memiliki keragaman pada produk. Konsumen dapat memanfaatkan aktivitas yang digerakkan oleh perusahaan yaitu frekuensi pengiriman, penjualan dan dukungan promosi. Jadi perusahaan dapat memperoleh informasi yang berguna dalam penetapan harga, penentuan bauran konsumen dan peningkatan profitabilitas untuk mengetahui biaya yang akan dikeluarkan untuk melayani konsumen dengan tingkat kebutuhan yang berbeda-beda.

Konsumen merupakan seseorang yang menggunakan produk dan atau jasa yang dipasarkan. Sedangkan kepuasan konsumen merupakan sejauh mana sebuah produk dapat memenuhi bahkan melebihi harapan dari pembelian seorang konsumen. Jika harapan konsumen terpenuhi maka konsumen tersebut akan merasa puas, dan jika melebihi harapan konsumen, maka konsumen akan merasa senang (Dewi, 2013).

Teori konsumen menjelaskan bagaimana reaksi konsumen dalam kesanggupannya dalam membeli suatu barang akan berubah, jika jumlah pendapatan dan harga barang yang diinginkannya berubah. Fungsi utama

(28)

barang dan jasa konsumen adalah timbulnya kepuasaan bagi konsumen itu sendiri karena kebutuhan mendesak pemakainya terpenuhi (Reksoprayitno, 2000).

Pengetahuan konsumen dibagi menjadi tiga jenis (1) pengetahuan produk, (2) pengetahuan pembelian, (3) pengetahuan pemakaian. Pengetahuan produk merupakan gabungan dari berbagai macam informasi tentang produk. Pengetahuan ini mencakup kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk. Ada tiga macam pengetahuan produk, yaitu pengetahuan mengenai karakteristik atau atribut produk, pengetahuan tentang manfaat produk, dan pengetahuan mengenai kepuasan yang diberikan produk bagi konsumen (Sumarwan, 2015).

2.1.3 Perilaku konsumen

Menurut Solomon (2007), studi tentang perilaku konsumen adalah proses dimana seorang atau kelompok memilih, membeli, memakai atau membuang produk, jasa, ide dan pengalaman untuk memuaskan kebutuhannya. Perilaku konsumen merupakan ilmu tentang seseorang, sekelompok atau organisasi dan proses dimana mereka memilih, memakai dan membuang produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memenuhi kebutuhan dan proses ini berdampak pada konsumen dan masyarakat (Dwiastuti, dkk, 2012).

Menurut Simamora (2002), perilaku konsumen merupakan bagian dari manajemen pemasaran yang berhubungan dengan manusia sebagai target

(29)

pasar. Secara otomatis, riset perilaku konsumen juga merupakan bagian dari riset pemasaran. Tujuan kegiatan pemasaran adalah pengaruh perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa dan dapat mempengaruhi konsumen agar berkenan membeli barang dan jasa tersebut pada saat mereka membutuhkannya. Dalam perkembangan konsep pemasaran modern, konsumen berada di posisi sebagai pusat perhatian. Untuk meraih pangsa pasar yang tersedia dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran praktisi dan akademisi mencoba mempelajari aspek konsumen. Menurut Amirullah (2002) studi tentang perilaku konsumen dipelajari karena dua alasan utama, yaitu :

a. Perilaku konsumen penting dalam kehidupan setiap hari.

Apabila setiap konsumen memiliki perilaku yang tetap, mungkin studi mengenai perilaku konsumen tidak begitu penting. Namun mengingat konsumen selalu berinteraksi dengan lingkungannya, perilaku tersebut akan langsung berubah bahkan dalam hitungan hari. Perilaku konsumen di sini sangat diperlukan untuk mengetahui mengapa dan apa yang mempengaruhi perubahan perilaku konsumen.

b. Perilaku konsumen penting untuk pengambilan keputusan.

Baik secara langsung ataupun tidak langsung, setiap keputusan yang diambil oleh konsumen harus didasarkan pada alasan-alasan tertentu. Proses pengambilan keputusan konsumen erat kaitannya dengan masalah psikologis dan faktor eksternal. Dengan mengetahui

(30)

perilaku konsumen, pemasar akan mudah mendeskripsikan bagaimana proses keputusan dibuat.

Perilaku konsumen menyertakan pertukaran. Ini adalah hal terakhir yang ditekankan dalam pengertian perilaku konsumen, yaitu pertukaran antar individu. Hal ini menjadikan definsi perilaku konsumen konsisten dengan definisi pemasaran yang selama ini juga menekankan pertukaran. Padahal, peran pemasaran ialah menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui perumusan dan penerapan strategi pemasaran (Setiadi, 2003).

Menurut (Sumarwan, 2015) penelitian perilaku konsumen terdiri dari tiga perspektif: perspektif pengambilan keputusan, perspektif pengalaman (experience), perspektif pengaruh perilaku. Dengan adanya ketiga perspektif tersebut sangat mempengaruhi cara berpikir dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.

1. Perspektif Pengambilan keputusan

Konsumen melakukan serangkain kegiatan dalam mengambil keputusan pembelian. Perspektif ini mengibaratkan bahwa konsumen mempunyai masalah dan melakukan proses pengambilan keputusan yang rasional untuk menyelesaikan masalah tersebut.

2. Perspektif Eksperiensial (Pengalaman)

Perspektif ini mengasumsikan bahwa dalam memutuskan membeli suatu produk konsumen seringkali tidak berdasarkan pada proses keputusan yang rasional untuk memecahkan masalah yang mereka

(31)

hadapi. Konsumen sering membeli suatu produk karena alasan untuk kesenangan, fantasi, ataupun emosi yang diinginkan.

3. Perspektif Pengaruh Behavioral

Perspektif ini menunjukkan bahwa seorang konsumen dalam membeli suatu produk seringkali bukan karena alasan rasional atau emosional yang datang dari dalam dirinya, melainkan bahwa konsumen dalam melakukan pembelian sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti program pemasaran yang dilakukan oleh produsen, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, faktor ekonomi dan hukum, serta pengaruh lingkungan.

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi. Sebagian besar merupakan faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) oleh perusahaan, tetapi sangat perlu diperhitungkan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perilaku pembelian (Kotler, 2007).

1. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap perilaku konsumen. Kebudayaan itu sendiri didefiniskan sebagai seperangkat nilai, tanggapan, keinginan, dan perilaku dasar yang dikaji oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga- lembaga sosial penting lainnya. Kebudayaan adalah faktor penentu paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Perilaku

(32)

manusia akan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan tempat tinggalnya dan pengaruh ini akan terus ada dan terus berubah mengikuti perkembangan zaman.

Menurut Kotler (2001) faktor kebudayaan memberikan pengaruh yang sangat luas dan mendalam menurut perilaku konsumen.

Pemasar perlu mengetahui peran yang dimainkannya, yaitu:

a. Budaya merupakan himpunan nilai-nilai dasar, tanggapan, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarganya dan lembaga penting lainnya.

b. Sub budaya merupakan pengalaman dan lingkungan kehidupan yang umumnya berdasarkan sekelompok orang dengan sistem nilai yang terpisah. Sub budaya tergolong kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

c. Kelas sosial merupakan nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa dianut masyarakat yang relatif tetap dan terstruktur.

2. Faktor Sosial

Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari seluruh kelompok di sekitar individu yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap perilaku individu tersebut (Kotler, 2007).

Kelompok acuan mempengaruhi keyakinan dan konsep pribadi seseorang karena biasanya individu berkeinginan untuk

(33)

berperilaku dengan cara yang sama dengan kelompok acuan tersebut.

b. Keluarga

Keluarga sendiri pada umumnya merupakan sumber orientasi dalam berperilaku. Anak akan cenderung berperilaku sama dengan orang tuanya ketika melihat perilaku orang tuanya membawa manfaat atau keuntungan.

c. Peran dan status dalam masyarakat

Peranan merupakan aktivitas yang ingin dilakukan seseorang dengan mengacu pada orang-orang di sekelilingnya. Sedangkan status merupakan pengakuan umum masyarakat sesuai dengan peran yang dijalankan. Setiap individu dan status yang dibawanya akan mempengaruhi perilakunya.

3. Faktor Pribadi

Faktor pribadi yang berbeda-beda antara seseorang dengan seorang lainnya mempengaruhi keputusannya dalam melakukan pembelian.

Faktor-faktor tersebut diantaranya : a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Seseorang dalam membeli barang atau jasa pada umumnya disesuaikan dengan perubahan usianya. Individu dengan usia yang berbeda memiliki pola konsumsi yang terbentuk juga tidak sama.

b. Pekerjaan

(34)

Pekerjaan seseorang tentu mempengaruhi perilaku pembeliannya. Pendapatan yang mereka peroleh dari pekerjaan mereka merupakan penentu penting dari perilaku pembelian mereka.

c. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah bentuk kehidupan seseorang yang tercermin dalam aktivitas, hobi, dan pendapatnya. Gaya hidup akan sangat mempengaruhi pola aktivitas dan perilaku individu.

d. Kepribadian

Kepribadian merupakan ciri psikologis yang berbeda dari seseorang yang menimbulkan respon yang relatif stabil dan pasti terhadap lingkungannya.

4. Faktor Psikologi

Faktor psikologi menjadi bagian dari pengaruh lingkungan dimana seseorang tinggal dan hidup di masa kini tanpa mengabaikan pengaruh di masa lalu atau antisipasinya pada masa depan. Menurut Kotler (2001) faktor psikologi yang mempengaruhi seseorang dalam memilih barang yang dibelinya adalah:

a. Motivasi

Kebutuhan yang layak mengarahkan seseorang untuk menemukan cara untuk memuaskan kebutuhannya. berdasarkan susunan kepentingannya, tahapan kebutuhan tersebut, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

(35)

Pertama seseorang mencoba untuk memnuhi kebutuhan yang paling krusials. Jika sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut tidak lagi menjadi motivator dan kemudian seseorang tersebut akan berusaha untuk memuaskan kebutuhan berikutnya yang paling penting.

b. Persepsi

Proses dimana seseorang menentukan, mengkoordinasikan dan menafsirkan informasi untuk menciptakan gambaran penting tentang dunia. Seseorang yang termotivasi siap untuk beraksi.

Bagaimana orang tersebut beraksi dipengaruhi oleh tanggapannya terhadap situasi.

c. Pengetahuan

Pembelajaran mendeskripsikan perubahan tingkah laku seseorang yang timbul dari pengalaman. Dorongan yang kuat, dorongan motivasi, dan peran positif merupakan implementasi penting dari teori pengetahuan untuk pemasar dalam menciptakan permintaan akan suatu produk. Melalui aktivitas dan pembelajaran, seseorang memperoleh keyakinan dan sikap.

Kedua hal tersebut, pada masanya akan mempengaruhi perilaku pembeli. Keyakinan merupakan pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Keyakinan berlandaskan pada pengetahuan yang aktual, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi atau mungkin tidak.

(36)

2.1.5 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah salah satu rancangan utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat diartikan sebagai seperangkat alat pemasaran penting yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi yang dapat dikendalikan dan disesuaikan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan perusahaan di pasar sasaran (Kotler 2000).

Bauran pemasaran merupakan gabungan dari variabel atau kegiatan yang menjadi inti dari sistem pemasaran yaitu, produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain definisi bauran pemasaran merupakan sekelompok variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk mempengaruhi reaksi konsumen (Sumarmi dan Soeprihanto, 2010).

Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa bauran pemasaran atau yang kerap disebut dengan 4P dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang penjual dan sudut pandang pembeli. Komponen-komponen bauran pemasaraan tersebut, yaitu: produk (product), harga (price), distribusi/tempat (place), dan promosi (promotion).

1. Produk (Product)

Intensitas persaingan di pasar menuntut perusahaan untuk mengusahakan adaptasi produk yang tinggi untuk memperoleh keunggulan kompetitif karena adaptasi produk dapat memperbesar acuan pasar lokal dan ditingkatkan untuk preferensi lokal tertentu.

Alternatif yang dimiliki konsumen sebagai penetu keputusan akan melihat faktor-faktor kebutuhan, keunggulan produk, jasa dan

(37)

perbandingan harga sebelum memutuskan pembelian. Dari faktor- faktor tersebut, keunggulan produk tergolong sebagai pertimbangan utama sbelum membeli. Keunggulan bersaing suatu produk adalah salah satu faktor penentu dari keberhasilan suatu produk baru, dimana keberhasilan produk diukur dengan standar jumlah penjualan produk (Tjiptono, 2008).

2. Harga (Price)

Harga merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sementara yang lain menghasilkan biaya (Kotler dan Keller, 2007). Hasan (2008) mendefinsikan harga yaitu segala bentuk biaya moneter yang dikeluarkan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi barang dan jasa dari suatu produk. Perusahaan harus menentukan harga jual untuk yang pertama kalinya, terutama ketika mengembangkan produk baru. Keputusan untuk menentukan harga jual cukup kompleks dan harus memperhatikan bebagai aspek yaang mempengaruhinya berpotensi menjadi suatu masalah dalam penetapan harga jual.

3. Tempat (Place)

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010) tempat dalam bauran pemasaran secara umum disebut saluran distribusi atau saluran pemasaran, saluran dimana produk sampai kepada konsumen.

Saluran distribusi merupakan saluran yang dipakai oleh produsen

(38)

untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen ke konsumen atau pengguna industri.

4. Promosi (Promotion)

Promosi adalah aktivitas bauran pemasaran terakhir. Menurut Sawastha dan Irawan (2001) promosi merupakan aliran informasi atau persuasi satu arah yang dibentuk untuk mengarahkan seseorang atau lembaga agar terjadi pertukaran dalam pemasaran. Sedangkan menurut Philip Kotler (2000), “Promosi merupakan bagian dari proses strategi pemasaran sebagai cara untuk berkomunikasi dengan pasar menggunakan komposisi bauran promosi (promotional mix)”.

Tabel 2.1 Bauran Pemasaran

Bauran Pemasaran

Produk Harga Tempat Promosi

Keragaman Produk

Daftar harga Saluran pemasaran

Promosi penjualan Kualitas Rabat Cakupan pasar Periklanan

Design Potongan harga khusus

Pengelompokan Tenaga penjualan

Ciri Periode

pembayaran

Lokasi Kehumasan

Nama merek Syarat khusus Persediaan Pemasaran langsung

Kemasan Transportasi

Ukuran Pelayanan Garansi Imbalan

Sumber: Kotler dan Keller, 2009

2.1.6 Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Assauri (2004) Keputusan pembelian adalah suatu proses pengambilan keputusan yang mencakup penetapan apa yang akan dibeli

(39)

atau tidak dibeli dan keputusan tersebut diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya.

Proses pengambilan keputusan adalah pendekatan pemecahan masalah yang terdiri dari lima tahap (Kotler, 2008). Tahap-tahap tersebut yaitu, pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tahap-tahap tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses Pengambilan Keputusan

Sumber: Kotler, 2008

Pengenalan Kebutuhan. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui apakah ada keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi dan terpuaskan. Apabila kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan langsung mengetahui ada kebutuhan yang belum segera terpenuhi atau masih bisa ditunda dan kebutuhan yang bersamaan harus dipenuhi. Maka berdasarkan tahap inilah proses pembelian dimulai.

Pencarian Informasi. Konsumen yang tersadar akan kebutuhannya didorong untuk mencari informasi lebih lanjut tentang produk atau jasa yang mereka butuhkan. Pencarian informasi bisa bersifat aktif maupun pasif. Mendatangi ke beberapa toko untuk mencari perbandingan harga dan kualitas produk merupakan informasi yang bersifat aktif, sedangkan pencarian informasi Pengenalan

Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Pasca Pembelian

(40)

pasif adalah membaca iklan di majalah atau koran tanpa memiliki tujuan spesifik dengan anggapan mengenai deskripsi produk yang diinginkan.

Evaluasi Alternatif. Tahap ini mencakup dua tahap, yaitu menentukan tujuan pembelian dan menilai, serta melakukan pemilihan alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembelian. Tujuan pembelian setiap konsumen tidak selalu sama, tergantung jenis produk dan kebutuhannya.

Ada konsumen yang memiliki tujuan pembelian untuk mempercantik penampilannya, ada yang hanya ingin memenuhi kebutuhan jangka pendeknya dan lain sebagainya.

Keputusan Pembelian. Keputusan pembelian adalah proses pembelian yang sebenarnya. Jadi, setelah tahapan diawal dilakukan, konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Produk, merek, penjual, jumlah, waktu pembelian dan cara pembayarannya merupakan serangkaian keputusan yang harus diambil oleh konsumen jika memutuskan untuk membeli. Perusahaan harus memahami beberapa jawaban berdasarkan pertanyaan–pertanyaan mengenai perilaku konsumen dalam keputuan pembeliannya.

Perilaku pasca pembelian. Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mendapati tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kewajiban pemasar tidak berakhir ketika produk dibeli, tetapi berlanjut ke tahap pasca pembelian.

Pemasar wajib mengamati kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan penggunaan produk pasca pembelian.

(41)

Proses keputusan pembelian ini dipengaruhi oleh banyak faktor, dapat berasal dari diri sendiri, lingkungan sekitar, pengaruh penjual dan kebudayaan. Dari proses ini konsumen akan memutuskan membeli barang atau jasa yang dibutuhkan/diinginkannya atau tidak dan bagaimana kepuasan yang didapatkan konsumen setelah adanya pembelian.

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi proses keputusan konsumen dalam membeli atau menggunakan produk dan jasa yaitu, (a) aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lain, (b) faktor perbedaan individu konsumen, (c) faktor lingkungan konsumen. Proses keputusan konsumen terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan kepuasan konsumen.

Interpretasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen akan mempresentasikan pemahaman kepada pemasar tentang bagaimana mengembangkan strategi dan komunikasi pemasaran yang lebih baik (Sumarwan, 2015).

(42)

2.1.7 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Metode Hasil

1 Anita Noviana (2013)

Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Tanaman Hias di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur

Data dalam

penelitian di analisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menjawab tujuan pertama mengenai proses pengambilan

keputusan konsumen rumah tangga dalam pembelian tanaman hias di Pekalongan Lampung Timur.

Analisis kuantitatif menggunakan uji validitas dan

realibilitas kuesioner serta analisis faktor.

1. Proses pengambilan

keputusan konsumen dalam pembelian tanaman hias terdiri dari lima tahap, yaitu : (a) tahap

pengenalan

kebutuhan, di mana manfaat utama yang dicari adalah sebagai hiasan untuk

dinikmati keindahannya (69,23%) dan alasan pembelian karena hobi memelihara tanaman hias (61,33%). (b) tahap pencarian informasi, sumber utama informasi konsumen berasal dari teman (30,09%) dan agen penjual (24,27%).

Hal yang menarik perhatian dan menjadi fokus utama perhatian konsumen adalah keunikan (32,07%) dan warna (22,01%) tanaman hias. (c) tahap evaluasi alternatif, kriteria yang menjadi pertimbangan utama konsumen dalam membeli tanaman hias adalah keunikan (28,81%), dan harga tanaman hias (20,34%). Sebagian besar konsumen juga membeli tanaman hias di tempat lain dengan pertimbangan keragaman produk yang dimiliki tempat lain (42,59%). (d)

(43)

tahap keputusan pembelian, konsumen

menentukan tempat akan membeli tanaman hias.

Hampir semua konsumen melakukan pembelian tanaman hias pada nursery (86,05%) dengan 90 alasan lebih murah (39,02%) dan pelayanan yang baik (27,64%). Pembelian yang dilakukan konsumen tergantung pada keadaan

konsumen (46,67%).

(e) pada tahap pasca pembelian, sebagian besar konsumen menyatakan puas (89,33%) setelah membeli dan

menikmati keindahan tanaman hias dan bersedia untuk membeli kembali (81,33%).

2. Faktor-faktor dominan yang menentukan

keputusan pembelian tanaman hias di Pekalongan

Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan tiga komponen utama (faktor) berdasarkan nilai factor loading.

Komponen pertama (tren) terdiri dari tren dan gengsi.

Komponen ke dua (eksotisme) terdiri dari warna dan keunikan. Komponen ke tiga (kesesuaian harga) terdiri dari variabel harga dan ukuran tanaman hias.

(44)

2 Bima Hutagalung (2013)

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam

Mengkonsumsi Daging Ayam Kampung di Kota Medan

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda

menggunakan alat bantu SPSS 16.

1. Dari 10 parameter yang ditawarkan, parameter yang sangat

mempengaruhi konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi daging ayam kampung adalah parameter pengaruh gizi dan kandungan daging ayam kampung dengan tingkat

ketercapaiannya yang tertinggi dari

parameter lainnya yaitu sebesar 86 %.

2. Perkembangan harga daging ayam kampung meningkat setiap tahunnya, sedangkan perkembangan permintaan daging ayam kampung mengalami

penurunan dari tahun 2007 sampai 2008, namun terus mengalami

peningkatan selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2009 sampai 2011.

3. Hasil analisis dengan metode analisis regresi linier berganda menyatakan bahwa secara

serempak

menunjukkan bahwa semua variabel bebas berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi daging ayam kampung.

Secara parsial variabel umur, tingkat pendidikan, dan harga daging ayam kampung tidak

(45)

berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi daging ayam kampung, sedangkan jumlah tanggungan dan pendapatan berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi daging ayam kampung.

3 Nusantry Sirait (2015)

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam

Mengonsumsi Gula Putih Bermerek di Kota Medan

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier berganda.

1. Perilaku konsumen dalam mengonsumsi gula putih bermerek Gulaku yaitu konsumen dalam mengonsumsi Gulaku bukanlah menjadi keharusan, karena di mata konsumen semua gula pasir itu sama.

2. Hasil analisis regresi berganda menyatakan bahwa Secara serempak variabel budaya, sosial, pribadi, dan psikologis

berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli dan mengonsumsigula putih bermerek Gulaku. Secara parsial, faktor budaya dan faktor sosial tidak berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam membeli dan mengonsumsi Gulaku, seangkan pada faktor pribadi dan faktor psikologi berpengaru nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengonsumsi Gulaku.

4 Yatiman (2018)

Analisis Faktor- Faktor yang

Metode analisis data yang digunakan

1. Dari jumlah keputusan pembelian

(46)

Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Anggrek (Orchidaceae) di Tempat Usaha Yusra dan Windha- Wan Florist

adalah metode dekriptif dan analisis faktor yaitu

pengujian korelasi antara variabel dengan metode Bartlet Test of Sphrecity dan pengukuran Keiser Meyer Olkin

Measure of Sampling Adequancy (KMO- MSA).

responden, konsumen ingin membeli bunga anggrek karena sedang ingin memiliki anggrek sebesar 46,7%, ingin menikmati keindahan anggrek yaitu sebesar 63,3% dan dengan output kepuasan yaitu sebesar 76,7%.

2. Dari hasil pengujianKeiser Meyer Olkin

Measure of Sampling Adequancy (KMO- MSA) dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan variabel yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian anggrek pada usaha Yusra dan Windha- Wan Florist yaitu variabel faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologi memiliki pengaruh terhadap keputusaan konsumen dimana nilai masing-masing variabel melebihi kriteria yaitu >0,5 3. Dalam pengujian KMO-MSA pada variabel bauran pemasaran yaitu faktor produk, faktor harga, faktor

promosi, faktor lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen karena melebihi kriteria >0,5 yaitu faktor produk 0,528, harga 0,580, promosi 0,516, dan lokasi 0,600.

(47)

5 Melinda Siregar (2020)

Strategi Pemasaran Tanaman Hias di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Metode yang digunakan analisis deskriptif dengan meilihat faktor internal dan eksternal dan analisis SWOT

1.Faktor internal berupa faktor kekuatan yang dimiliki petani tanaman hias di daerah penelitian adalah tenaga kerja yang terampil, motivasi berusaha petani yang baik, pengalaman petani yang baik,

penggunaan teknologi dalam produksi, pelayanan yang baik; faktor kelemahan: modal usaha yang terbatas, kurangnya tampilan tanaman hias, lamanya proses produksi, kurangnya penggunaan

teknologi dalam memasarkan tanaman hias. Faktor eksternal berupa peluang yang dihadapi petani tanaman hias adalah bahan baku yang tersedia, luasnya pemasaran tanaman hias, respon

masyarakat yang baik, dan berupa ancaman yang dihadapi adalah mahalnya harga bahan baku, rendahnya

permintaan tanaman hias, tidak ada bantuan dari pemerintah,

banyaknya pesaing, tidak ada mitra usaha.

2. Strategi pemasaran tanaman hias di Desa Bangun Sari

berdasarkan analisis SWOT terletak di kuadaran II dan

(48)

strategi yang digunakan adalah strategi S-T

(Strenghts-Threats), yaitu dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada: (a)

memanfaatkan tenaga kerja yang terampil, pengalaman petani, motivasi berusaha petani yang baik, penggunaan teknologi dalam produksi serta pelayanan yang baik, penggunaan

teknologi dalam produksi serta pelayanan yang baik agar dapat bersaing dan meningkatkan permintaan tanaman hias (b)

memanfaatkan tenaga kerja yang terampil, pengalaman petani yang baik, dan penggunaan teknologi dalam produksi sehingga menarik perhatian pemerintah untuk memberi bantuan pada petani dalam memenuhi bahan baku sehingga dapat meningkatkan permintaan tanaman hias.

(49)

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Uji Validitas

Validitas merupakan alat ukur untuk mengetahui seberapa akurat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Test hanya dapat berfungsi dengan akurat jika ada “sesuatu” yang diukurnya. Jadi untuk dinyatakan valid, test harus mengukur sesuatu dan melakukannya dengan akurat (‘Ulum, 2016).

Validitas faktor diukur jika item-item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (ada kesamaan antara satu faktor satu dengan faktor lainnya).

Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan skor faktor (jumlah item dalam satu faktor) dengan skor faktor total (total semua faktor). Mengukur validitas item dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total item (Dewi, 2018).

Item-item pertanyaan yang memiliki korelasi penting dengan skor total menyatakan item-item tersebut mampu memberikn jawaban dalam mengungkapkan sesuatu yang ingin diungkap (Dewi, 2018). Uji Validitas digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut (Arikunto, 2005):

𝑟𝑥𝑦 = 𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)𝑥(∑ 𝑌)

√{(𝑁 ∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2}𝑥{(𝑁 ∑ 𝑌2) − (∑ 𝑌)2}

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi suatu butir/item

N = jumlah subyek X = skor suatu butir/item

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan terbesar terdapat pada rasio pembayaran deviden yaitu rata-rata sebesar 31.50% di bawah benchmark, sedangkan perbedaan terkecil terdapat pada rasio sewa

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi temperatur pemanasan larutan pati terhadap sifat kekuatan tarik dan pemanjangan saat putus bioplastik dari pati biji

Tetapi masyarakat memiliki anggapan yang sedemikian itu karena memang ada bukti-bukti yang sudah terjadi, sehingga dapat membentuk anggapan masyarakat bahwa air suci yang berada

Hal tersebut terjadi karena pada kelompok perlakuan pemberian stimulasi berupa latihan permainan tradisional engklek seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa

yang dikultur pada media dengan konsentrasi nitrogen 7,5 % memiliki kandungan asam lemak yang bervariasi dibandingkan pada media dengan konsentrasi rendah yaitu 5%

Secara umum lereng tersebut memiliki nilai faktor keamanan yang lebih kecil dari 1,5, oleh sebab itu untuk menaikkan kestabilannya dapat dilakukan dengan

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu menganalisis data target dan realisasi penerimaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

Definisi Strategi Pemasaran menurut Peter & Olson (2005) adalah ”Strategi pemasaran adalah desain, implementasi, dan kontrol dari perencanaan untuk