6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis memaparkan beberapa penelitian terdahulu yang relevan untuk digunakan gambaran awal tentang variabel yang akan diteliiti dalam penelitian ini. Sehingga dapat diketahui hasil penelitian sebelumnya dapat dijadikan perbandingan atau membangun hasil penelitian atas temuan-temuan yang baru atau hanya membuktikan melalui alat analisis yang sesuai.
Penelitian yang dilakukan oleh I Agung Indradewa (2015) mengenai variabel
“Pengaruh Inflasi, PDRB, dan Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi Bali” hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan inflasi, PDRB, dan upah minimum berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali pada tahun 1994 - 2013. Sedangkan secara partial PDRB dan upah minimum berpengaruh positif dan signifikan kemudian inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provnsi Bali.
Penelitian yang dilakukan oleh Yani Ahmad (2011), dengan judul “Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Sulawesi Selatan periode 2000-2009”. Hasil penelitian menyatakan bahwa investasi berpengaruh signifikan namun negatif terhadap penyerapan tenaga kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Roni Akmal (2010) dengan judul “Faktor- faktor Penyerapan Tenaga Kerja Di Indonesia” hasil penelitian menyatakan bahwa upah minimum provinsi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di indonesia dan berhubungan positif pada tahun 2003-2007, ketika terjadi kenaikan sebesar 1% maka akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,04 persen. Sementara investasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, setiap investasi naik sebesar 1% maka dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,01%. Namun dalam berbagai kasus terkadang investasi tidak selalu menunjukkan adanya kenaikan dan bertambahnya penyerapan tenaga kerja.
7
Adapun relevansi penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini merupukan penelitian komparatif dengan penelitian sebelumnya, dimana terdapat perbedaan dalam penetapan jangka waktu penelitian serta variabel yang digunakan.
B. Landasan Teori 1. Tenaga Kerja
Di dalam hukum perburuhan dan ketenagakerjaan terdapat beberapa istilah yang beragam seperti buruh, pekerja, karyawan, pegawai, tenaga kerja, dan lain- lain. Istilah buruh sejak dulu sudah populer dan kini masih sering dipakai sehingga sebutan untuk kelompok tenaga kerja yang sedang memperjuangkan program organisasinya. Istilah pekerja dalam praktek sering dipakai untuk menunjukkan status hubungan kerja. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja (workingage population). Sedangkan menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Secara praksis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurut dia hanya dibedakan oleh batas umur.
Tenaga kerja adalah penduduk yang mempunyai umur didalam batas usia kerja. Tujuan dari pemilihan batas umur tersebut, supaya definisi yang diberikan sedapat mungkin menggambarkan kenyataan yang sebenarnya. Setiap negara memilih batas umur yang berbeda karena situasi tenaga kerja pada masing-masing negara juga berbeda, sehingga batasan usia kerja antar negara menjadi tidak sama
8
di Indonesia, batas umur minimal untuk tenaga kerja yaitu 15 tahun tanpa batas maksimal.
Pemilihan umur 15 tahun sebagai batas umur minimal adalah berdasarkan kenyataan penduduk umur 15 tahun di Indonesia sudah bekerja atau mencari kerja terutama di desa-desa. Demikian juga Indonesia tidak menetapkan batasan umur maksimal tenaga kerja karena belum adanya jaminan sosial nasional. Hanya sebagian kecil penduduk yang menerima tunjangan hari tua, yaitu pegawai negeri dan sebagian pegawai swata. Bagi golongan ini pun pendapatan yang diterima tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga mereka yang telah mencapai umur pensiun masih tetap bekerja untuk mencukupi kebutuhannya, sehingga mereka tetap digolongkan sebagai tenaga kerja.
Dumairy di dalam andrik Mukamad Rofii mengatakan bahwa tenaga kerja (man power) terdiri atas dua kelompok yaitu angkatan kerja (labour force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (labur force) adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja (unlabour force ) adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekrjaan dan sedang tidak mencari pekrjaan, yakni orang-orang yang kegitannya bersekolah (pelajar dan mahasiswa), mengurus rumah tangga ( maksudnya ibu-ibu yang bukan wanita karir), serta menerima pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerja.
Dari penjelas diatas bisa kita simpulkan bahwa tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, serta tenaga kerja (man power) terdiri atas dua kelompok yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja ( labor force) adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan sedangkan bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja.
9 2. Penyerapan Tenaga Kerja
Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor yang menghasilkan barang atau jasa yang relatif besar.
Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang tercantum dari banyaknya jumlah penduduk kerja. Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor perekonomian. Terserapnya penduduk bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai permintaan tenaga kerja.
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dengan harga. Sehubungan dengan tenaga kerja, Permintaan tenaga kerja berarti hubungan antara tingkat upah dengan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki untuk pekerjaan. permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan denagan permintaan masayarakat terhadap barang dan jasa. Masayarakat membeli barang dan jasa karena barang dan jasa tersebut memberikan kepuasan kepadanya.
Sementara pengusaha mempekerjakan seseorang karena orang tersebut membantu memproduksi barang dan saja untuk di jual kepada masyarakat. Dengan kata lain, pertambahan permintaan terhadap tenaga kerja bergantung pertambahan permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang diproduksi permintaan tenaga kerja yang seperti itu dinamakan derived demand.
Penyerapan tenaga kerja ini sendiri dipengaruhi oleh adanya permintaan tenaga kerja. permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh suatu unit usaha. Permintaan tenaga kerja dipengaruhi adanya perubahan tingkat upah dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, yaitu permintaan pasar akan hasil produksi dari suatu unit usaha, yang tercermin dari besarnya volume produksi dan harga barang-barang modal seperti mesin atau alat proses produksi.
Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari banyaknya pertumbuhan penduduk bekerja. Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar diberbagai sektor perekonomian. Terserapnya
10
penduduk bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai permintaan tenaga kerja. Menurut Sudarsono dalam Subekti, permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh suatu unit usaha. Permintaan tenaga kerja dipengaruhi perubahan tingkat upah dan faktorfaktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, yaitu permintaan pasar akan hasil produksi dari suatu unit usaha, yang tercermin dari besarnya volume produksi dan harga barang-barang modal seperti mesin atau alat proses produksi.
3. Tingkat Upah
Upah merupakan komponen utama dalam sistem ketenagakerjaan yang berlaku pada suatu badan usaha. Sistem pengupahan baik mekanisme pemberian maupun nilai besaran upah membutuhkan perhatian yang sangat intens karena akan berdampak pada keseluruhan tata kerja yang ada di badan usaha. Upah merupakan hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan (Undang undang No.13 tahun 2003).
Tenaga kerja merupakan faktor produksi kedua yang dianggap paling penting, sebab melalui jasa tenaga kerja inilah sumber daya alam dapat berubah menjadi hasil produksi yang bernilai Untuk itu, atas pengorbanan dan kerjanya tenaga kerja berhak mendapatkan balas jasa dari majikan atau perusahaannya berupa penghasilan dalam bentuk upah. Dalam teori ekonomi, upah secara umum dimaknai sebagai harga yang dibayarkan kepada pekerja atas jasanya dalam produksi kekayaan seperti faktor produksi lainnya. Tenaga kerja diberikan imbalan atas jasanya yang disebut upah. Sementara Sadono Soekirno mendefinisikan upah sebagai pembayaran yang diperoleh berbagai bentuk jasa yang disediakan dan diberikan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. Secara lebih jelas pengertian tentang upah dipaparkan dalam Undang Undang nomor 13
11
tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam pasal 1 Undang-Undang tersebut dikatakan bahwa upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan,termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Bentuk – bentuk upah :
1. Pembagian upah dari segi bentuk pembayaran. Dalam teori ekonomi tidak dikenal perbedaan diantara pembayaran atas jasa-jasa pekerja tetap dan profesional (seperti PNS) dengan pekerja kasar. Dua jenis pendapatan pekerja tersebut dinamakan upah. Karena itu pengupahan kepada tenaga kerja dapat diklasifikasikan kepada dua bentuk pembayaran yaitu gaji dan upah. Menurut pengertian sehari-hari gaji diartikan sebagai imbalan pembayaran kepada pekerja-pekerja tetap dan tenaga kerja profesional seperti PNS, pegawai pemerintahan, dosen, guru, pegawai swasta, manager dan akuntan. Pembayaran gaji tersebut pada umumnya dilakukan sebulan sekali. Upah Riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja Sedangkan upah dimaksudkan sebagai pembayaran kepada pekerja-pekerja kasar yang pekerjaannya selalu berpindah-pindah, misalnya pekerja pertanian, tukang kayu, tukang batu dan buruh kasar. Namun dua jenis imbalan tersebut masuk dalam kategori upah menurut definisi ilmu ekonomi.
2. Pembagian upah dari segi upah nominal dan upah riil. Dalam jangka panjang, kecenderungan yang berlaku adalah keadaan harga-harga dan upah terus meningkat. Namun kenaikan tersebut tidak secara serentak atau dalam tingkat yang sama. Perubahan yang berbeda inilah yang menimbulkan kesulitan untuk mengukur sejauh mana kenaikan tingkat upah merupakan kenaikan tingkat kesejahteraan para pekerja itu sendiri. Oleh karena itu dalam teori penentuan upah di pasar tenaga kerja, upah dibagi menjadi upah nominal dan upah riel. Upah nominal adalah jumlah uang yang diterima
12
para pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga pekerja, baik mental maupun fisik, yang digunakan dalam proses produksi. Sedang upah riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.
4. Investasi
Investasi atau penanaman modal memegang peranan penting bagi setiap usaha karena bagaimanapun juga investasi akan menimbulkan peluang bagi pelaku ekonomi untuk memperluas usahanya serta memperbaiki sarana-sarana produksi, sehingga dapat meningkatkan output yang nantinya dapat memperluas kesempatan kerja yang lebih banyak dan keuntungan yang lebih besar dan kemudian dana yang didapat diputar lagi untuk investasi dan diharapkan dengan adanya kenaikan yang berkelanjutan dari usaha tersebut. Menurut Sukirno (2011)
“investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelajaran penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barangbarang modal dan perlengkapanperlengkapan produksi untuk manambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian”.
Investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran atau pembelanjaan yang dapat berupa beberapa jenis barang modal, bangunan, peralatan modal dan barang-barang inventaris yang digunakan untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa atau untuk meningkatkan produktivitas kerja sehingga terjadi peningkatan output yang dihasilkan dan tersedia untuk masyarakat.Investasi pada hakekatnya merupakan awal kegiatan pembangunan ekonomi. Investasi dapat dilakukan oleh swata, pemerintah atau kerjasama antara pemerintah dan swasta. Investasi merupakan suatu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan untuk jangka panjang dapat menaikkan standar hidup msyarakatnya (Mankiw, 2013).
1. Jenis-jenis Investasi
1. Investasi Dalam Negeri atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
13
Menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal yang dimaksud dengan modal dalam negeri adalah bagian daripada kekayaan masyarakat Indonesia, termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili di Indonesia, yang disisihkan/disediakan guna menjalankan sesuatu usaha. Penanaman modal dalam negeri juga dapat didefinisikan sebagai modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.
2. Investasi Asing atau Penanaman Modal Asing (PMA)
Penanaman modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan waraga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. Penanaman modal asing merupakan kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat pendapatan nasional serta kesempatan kerja adapula pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi dan yang terakhir investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.
Pada umumnya, investasi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Investasi pada aset-aset finansial (financial assets) yaitu investasi yang dilakukan di pasar uang misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang dan lain-lain.
14
2. Investasi pada asset-asset rill (real assets) yaitu investasi yang dilakukan di pasar modal misalnya berupa saham dan lain-lain. Investasi pada asset- asset rill ini dapat berbentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.
5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Produk domestik regional bruto didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di suatu daerah selama satu periode tertentu, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di daerah dalam satu periode tertentu. PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah mengelola sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu, besaran PDRB yang dihasilkan oleh masing-masing daerah sangat bergantung kepada potensi faktor faktor produksi di daerah tersebut. Sedangkan menurut (Widodo, 2015) PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu waktu tertentu sebagai harga dasar.
a. Cara Perhitungan dan Penyajian PDRB
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), cara perhitungan PDRB dapat diperoleh melalui tiga pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan Produksi Menurut pendekatan produksi
PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh suatu kegiatan ekonomi di daerah tersebut dikurangi biaya antara masing-masing total produksi bruto tiap kegiatan subsektor atau sektor dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).
2) Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan merupakan suatu pendekatan dimana pendapatan nasional diperoleh melalui penjumlahan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang menyumbang terhadap produksi.
15
Pendapatan nasional yang dimaksud diperoleh melalui penjumlahan dari berbagai unsur dan jenis pendapatan, diantaranya:
a) Kompensasi untuk pekerja terdiri dari upah (wages) dan gaji (salaries) ditambah faktor lain terhadap upah dan gaji (misalnya, rencana dari pengusaha dalam hal pensiun dan dana jaminan sosial).
b) Keuntungan perusahaan merupakan kompensasi kepada pemilik perusahaan yang mana digunkan untuk membayar pajak keuntungan perusahaan, dibagikan kepada para pemilik saham sebagai deviden dan ditabung perusahaan sebagai laba perusahaan yang tidak dibagikan.
c) Pendapatan usaha perorangan merupakan kompensasi atas penggunaan tenaga kerja dan sumber-sumber dari self employeed person, self employeed professional dan lain-lain.
d) Pendapatan sewa merupakan kompensasi yang untuk pemilik tanah, rental business dan recidential properties.
e) Bunga netto atau net interest terdiri dari bunga yang dibayarkan perusahaan dikurangi bunga yang diterima oleh perusahaan ditambah bunga netto yang diterima dari luar negeri, bunga yang dibayar pemerintah dan konsumen tidak termasuk didalamnya. Menurut pendekatan pendapatan, PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa rumah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilah dan pajak lainnya.
3) Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran merupakan pendapatan nasional yang diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari seluruh permintaan akhir atas output yang dihasilkan perekonomian dan diukur pada harga pasar yang berlaku. Dapat dikatakan bahwa PDRB adalah penjumlahan
16
semua komponen permintaan akhir. Komponenkomponen tersebut meliputi:
a) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung.
b) Konsumsi pemerintah.
c) Pembentukan modal tetap domestik bruto.
d) Perubahan stok.
e) Ekspor netto.
2. Cara penyajian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) disusun dalam dua bentuk, yaitu:
1) PDRB atas dasar harga yang berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun.
PDRB atas harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi.
2) PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB atas harga konstan digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi riil dari tahun ke tahun, dimana faktor perubahan harga telah dikeluarkan.
C. Hubungan antar variabel
1. Hubungan Tingkat Upah dengan Penyerapan Tenaga Kerja
Upah adalah imbalan yang diterima pekerja atas jasa yang diberikannya dalam proses memproduksikan barang atau jasa di perusahaan. Dengan demikian pekerja dan pengusaha mempunyai kepentingan langsung mengenai sistem dan kondisi pengupahan di setiap perusahaan.Pekerja dan keluarganya sangat tergantung pada upah yang mereka terima untuk dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan, perumahan, dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, para pekerja selalu mengharapkan upah yang lebih besar untuk meningkatkan taraf hidupnya. Di lain pihak, pengusaha melihat upah sebagai bagian dari biaya produksi, sehingga pengusaha biasanya sangat hatihati untuk meningkatkan upah. Menurut Todaro,
17
yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat upah yang ditawarkan kepada tenaga kerja hal ini akan menurunkan tingkat penyerapan tenaga kerja.
Kenaikan tingkat upah mempengaruhi penyediaan tenaga kerja melalui dua daya yang saling berlawanan. Kenaikan tingkat upah di satu pihak meningkatkan pendapatan (income effect) yang cenderung untuk mengurangi tenaga kerja. Di pihak lain peningkatan upah membuat waktu senggang (substitution effect). Daya substitusi ini akan meningkatkan jumlah tenaga kerja tetapi setelah mencapai titik tertentu (Haryani, 2002).
2. Hubungan Antara Investasi dengan Penyerapan Tenaga Kerja
Mengenai investasi, hal ini sangat berpengaruh terhadap kesempatan kerja dan pendapatan. Besarnya nilai investasi akan menentukan besarnya permintaan tenaga kerja. Secara teoritis, semakin besar nilai investasi yang dilakukan maka semakin besar pula tambahan penggunaan tenaga kerja (Suparmoko, 2007).
Dengan anggapan bahwa perekonomian selalu berusaha mencapai kondisi optimal maka penambahan penggunaan capital melalui kegiatan investasi, yang berarti meningkatnya kapasitas produksi itu, akan meningkatkan pula penggunaan tenaga kerja, yang selanjutnya secara bersama-sama menaikkan tingkat output maksimum yang mungkin di capai. Semakin besar penggunaan capital, akan semakin besar pula pertumbuhan investasi yang signifikan, jika pola pertumbuhan ekonomi terus seperti ini tanpa adanya kontribusi yang berarti dari investasi, dapat dipastikan pertumbuhan tersebut tidak dapat berlanjut terus (Tambunan, 2011).
Dengan adanya peningkatan investasi pada suatu industri, juga akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan oleh dengan adanya peningkatan investasi maka akan meningkatkan jumlah perusahaan yang ada pada industri tersebut.
3. Hubungan Antara PDRB Penyerapan Tenaga Kerja
Produk regional domestik bruto (PDRB) dapat dilihat sebagai perekonomian total. Pertumbuhan ekonomi memberikan kesempatan kerja baru dan memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk meningkatkan pengunaan tenaga kerja guna
18
untuk meningkatkan faktor produksi perusahaan tersebut. Dengan demikian akan dapat mengurangi jumlah angka pengangguran jika terjadi peningkatan tenaga kerja (Mankiw, 2013). Jika produk domestik regional bruto meningkat maka permintaan jumlah tenaga kerja juga akan meningkat, dimana peningkatan produk domestik regional bruto berbanding dengan naiknya pertumbuhan ekonomi sehingga kemakmuran masyarakat juga bertambah. Ketika kemakmuran mastayarakat bertambah akan menyebabkan banyaknnya atau tersedianya lowongan pekerjaan yang berdampak akan mengurangi angka pengangguran (Lincolin, 2010). Keynes (2008) yang menyatakan bahwa pasar tenaga kerja hanya mengikuti yang terjadi di pasar barang, apabila output yang di produksi naik maka jumlah tenaga kerja juga akan meningkat.
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian studi pustaka dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun kerangka pemikiran teoritis yaitu variabel independen antara lain, UMK, investasi, dan PDRB yang berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sebagai variabel dependen.
UMK dimasukkan dalam penelitian ini karena dengan Semakin meningkatnya jumlah upah, maka lapangan pekerjaan bagi masyarakat akan semakin besar.
Investasi dimasukkan dalam penelitian ini karena dengan meningkatnya Investasi yang dilakukan, maka akan bertambahnya jumlah perusahaan yang berarti penyerapan tenaga kerja juga meningkat.
PDRB dimasukkan dalam penelitian ini karena dengan meningkatnya nilai produksi maka penyediaan lapangan kerja meningkat sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang sedang mencari kerja.
19
Gambar 2. 1 Kerangka Pikir Kajian Teoritis
x Penyerapan Tenaga Kerja x UMK
x Investasi x PDRB
Kajian Empiris
x UMK Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja: I Agung Indradewa (2015) x Investasi Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja: Yani Ahmad (2011)
x PDRB Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja: Roni Akmal (2010)
Hipotesis
Diduga UMK, Investasi, dan PDRB berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.
Uji Hipotesis
Regresi Linier Berganda Data Penel
Hasil
Upah Minimum Kabupaten, Investasi, Dan PDRB yang ada di seluruh daerah se Jawa Tengah berpengaruh signifikan dan positif pada penyerapan tenaga kerja dengan objek penelitian di seluruh daerah se Jawa Tengah tahun 2016 - 2020.
Rumusan Permasalahan
Bagaimana pengaruh UMK, Investasi, dan PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten atau kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016-2020 ?
20 E. Hipotesis
Berdasarkan teori dan permasalahan yang diuraikan diatas, dapat disimpulkan hipotesis atau jawaban sementara yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Diduga UMK, Investasi, dan PDRB berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.