• Tidak ada hasil yang ditemukan

KALAM KHABARI DALAM SURAH AL-MU MINŪN. (Analisis Ilmu Balaghah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KALAM KHABARI DALAM SURAH AL-MU MINŪN. (Analisis Ilmu Balaghah)"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

KALAM KHABARI DALAM SURAH AL-MU’MINŪN

(Analisis Ilmu Balaghah)

SKRIPSI SARJANA OLEH :

DINDA KAKANA HELMI BARUS 160704031

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(2)

KALAM KHABARI DALAM SURAH AL-MU’MINŪN

(Analisis Ilmu Balaghah)

SKRIPSI SARJANA OLEH :

DINDA KAKANA HELMI BARUS 160704031

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kalam Khabari dalam Surah Al-Mu’minūn (Analisis Ilmu Balagah)” sebagai suatu karya tulis memenuhi tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Sastra (S.S) pada departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan rasul yang menjadi suri tauladan bagi seluruh manusia sampai hari akhir.

Semoga dengan banyak mengucapkan shawalat kepada beliau mudah-mudahan kita akan mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karna keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti. Oleh karena itu, peneliti berharap saran dan kritikan yang membangun dari semua pihak agar skripsi ini dapat tersusun dengan lebih baik. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan para pembaca khususnya para peminat bahasa Arab.

Dinda Kakana Helmi Barus

160704031

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH Assalamu’alaikum Warahmatullāhi Wabarakātuh

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga kita semua mendapatkan rahmat dan karunia Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat. Peneliti menyadari terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Dr. Budi Agustono M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Bapak Prof. Drs. Mauly Purba, MA. Ph.D selaku Wakil Dekan I. Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd selaku Wakil Dekan II. Bapak Prof. Ikhwanuddin Nasution, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan kapada civitas akademik yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Rahlina Muskar Nasution, M.Hum, Ph.D selaku ketua program studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan kepada Bapak Drs. Bahrum Saleh, M.Ag selaku Sekretaris Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu untuk membantu peneliti menyelesaikan penelitian ini.

3. Bapak Drs. Suwarto, M.Hum selaku dosen pembimbing yang dengan penuh perhatian telah memberikan nasihat, bimbingan dan memberikan inspirasi dalam penulisan skripsi ini, sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4, Bapak Dr. Khudri, M.Hum dan Ibu Dra. Rahimah, M.Ag selaku dosen penguji penelitian ini yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan saran, kritikan dalam proses penelitian ini hingga selesai.

5. Ibu Dra. Murniati, M.Hum selaku Dosen Penasihat Akademik yang sabar telah membimbing dan memberikan banyak ilmu, nasihat dan motivasi kepada peneliti selama masa perkuliahan di Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu sejak peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara hingga menyelesaikan skripsi ini sebab ilmu yang bapak dan ibu ajarkan. Semoga Allah membalas kebaikan bapak dan ibu semua dan ilmu yang diajarkan menjadi amal jariyah.

(9)

7. Kak Fitri Agustina, A.Md selaku Staf Administrasi Departemen Sastra Arab yang telah banyak membantu peneliti dalam hal administrasi.

8. Ayahanda Dedi Muharmansyah Helmi Barus, S.P selaku ayah kandung dan Ibunda Hasanah selaku ibu kandung yang sangat peneliti sayangi. Terima kasih telah menjadi orangtua yang sudah mengurusi, menyayangi, membimbing peneliti dari lahir sampai saat ini, Semoga Allah membalas kebaikan kalian dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

9. Dyah Yunita Helmi Barus S.M selaku kakak kandung peneliti dan Affan Suri Helmi Barus selaku adik kandung yang peneliti sayangi karna Allah. Semoga kelak Allah mengumpulkan kita lagi di jannah-Nya.

10. Terima kasih kepada keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah menyemangati peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.

11. Ustadzah Masyitah Oktaviani Lc, Ustadzah Wardatun Nazly Lc, Ustadzah Fadhilah Is, Lc, Ustadz Fajar Mursyid Lc, Ustadz Halomoan Lc, Ustadz Hadi Munawar Lc dan seluruh ustadz dan ustadzah di Ma’had Abu Ubaidah Bin Al-Jarrah yang sudah memberikan banyak ilmu khususnya ilmu bahasa arab. Semoga ilmu yang diajarkan menjadi amal jariyah dan bermanfaat untuk ummat.

12. Terima kasih kepada sahabat-sahabat tercinta penghuni rubin mumtazah, Vanissa, Deti, Rahimal, Selvi, Wulan, Lathifah, Astri, Siti, Atika dan Yodia yang sudah menemani suka duka peneliti ketika menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas doa-doa kalian, semoga kita bersatu lagi di jannahNya.

13. Terima kasih kepada teman seperjuangan dalam mengemban risalah langit di area Universitas Sumatera Utara. Khususnya kepada amanah yang Allah berikan kepada peneliti, Windy, Putri, Junaida, Kriswati, Deti, Sabrina, Atika dan Siti. Terima kasih telah membersamai perjuangan ini, semoga Allah kumpulkan kita di jannah-Nya. Uhibbukunna fillah

14. Teman-Teman seperjuangan Sastra Arab angkatan 2016, Vanissa, Kak Aminah, Kak Fadhilah Zikroyati, Indah Poerbowaty, Lily Handayani, Jihan Safira, Miranda, Clara Surbakti, Eva Handayani, Rinna dan seluruhnya yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih sudah saling support selama 4 tahun kita di perkuliahan hingga akhirnya kita bisa menyelesaikan studi kita di Prodi Sastra Arab Fakultas Ilmu budaya Universitas Sumatera Utara. Semoga ukhuwah kita tetap terjalin dan selalu dalam lindungan Allah.

(10)

15. Seluruh keluarga besar Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab IMBA yang peneliti banggakan.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Jazakumullahu Khairan. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dan kita selalu dalam lindungan Allah SWT

Medan, Juli 2020 Peneliti

Dinda Kakana Helmi Barus 160704031

(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… i

UCAPAN TERIMA KASIH ……….... ii

DAFTAR ISI ………... v

ABSTRAK ………... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI……….. ix

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 4

1.3 Tujuan Penelitian ………. 4

1.4 Manfaat Penelitian ………... 5

1.5 Metode Penelitian ………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 6

2.1 Kajian terdahulu ………... 6

2.2. Landasan Teori ……… 8

2.2.1 Pengertian Balaghah ………. 8

2.2.2 Pengertian Ilmu Ma’ani ……… 8

2.2.3 Pengertian dan Jenis-jenis Kalam Khabari ………... 10

2.2.3.1 Pengertian Taukid ………... 12

2.2.3.2 Adawatu Taukid ……….. 13

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ………..… 19

3.1 Jenis-jenis Kalam Khabari dalam Surah Al-Mu’minūn ………. 19

3.2 Tujuan Kalam Khabar dalam Surah Al-Mu’minūn ……… 31

BAB IV PENUTUP ………... 60

(12)

4.1 Kesimpulan ………. 60 4.2 Saran ………....….... 60 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

ABSTRAK

Dinda Kakana Helmi Barus (160704031) 2020. Kalam Khabari dalam Surah Al- Mu’minūn (Analisis Ilmu Balagah). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kalam khabari dan tujuan pengungkapan kalam khabari yang terdapat dalam surah Al- Mu’minūn. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan. Adapun penelitian ini menggunakan teori dari buku Balagah karangan

‘Atiq dan buku-buku pendukung lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada surah Al-Mu’minūn terdapat 182 kalam khabari dari tiga jenis kalam khabari baik kalam khabari ibtidā’i, kalam khabari ṭhalabi dan kalam khabari inkāri. Adapun kalam khabari ibtidā’i terdapat 131 kalam, dan kalam khabari ṭhalabi terdapat 37 kalam serta kalam khabari inkāri terdapat 14 kalam. Tujuan kalam khabari pada surah Al-Mu’minūn terdiri dari dua jenis yaitu faidatul khabar dan lazimul faidah. Pada surah Al-mu’minūn terdapat faidatul khabar terdapat 153 kalam dan lazimul faidah 29 kalam.

(14)

ةيديرجت ةروص

د ي ادد كسدداب كادد اناكك ددن ك

١6٠٤٠٧٠13 ) ك (

٠٠02

٬ ةرولالا لالاو رلالايرلا ا لالاكلا “

ملا ةلايي يلا ةلا ارد ةيليلحت( نونمؤ .

ا لاذ دلاهي اولااو ةلاوررمل لاحيلا

و ارلايو

ريرلا ا كلا ةرو و

ملا نونمؤ .

ي ذ ادرتس ه

لا لاصولا ةيليلحتلا ة اردل ةلا ر ةيف

و

لمرتسي حيلا ا ذ

ب ةي يلا نم رظنلا قيتع زيزرلا ديع روتكدل

رخو بتك و ى

تلا

و . حيلاب قلرتت نا الالع ّدلات حيلا ا ذ نم ةجيتنلا

ملا ةرولا نولانمؤ

لاهل ا 281 ةلاملك

ةلايريخ ا لاكلا لالاذ و اولااو ةلاث ثب

رلايرلا ا لالاكلا و وادلاتببا رلايرلا ا لالاكلا و لايلطلا

. راكابا ريرلا امو

نوكي وادتببا ريرلا ا كلا 232

ك ا رلايرلا ا لاكلا امو و .

نولاكي لايلطلا 33

لاك ا نولاكي رالالاكابا رلايرلا ا لاكلا الالامو و . 21

لاك ا . و ارلالايو

لا ا ك ملا ةرو و نولانمؤ

لاذ و ةدلاةافلا الا و رلايرلا ةدلاةاو الامذ و نيعولاا و الامو .

ةدلاةاو

ريرلا نوكي

253 ك ا امو و ةدةافلا الا وكي

12

ك

ا

.

(15)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab - Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P&K RI no. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا alif - Tidak dilambangkan

ب ba B Be

ت ta T Te

ث ṡa es (dengan titik di atas)

ج jim J Je

ح ḥa ḥ Ha (dengan titik di bawah)

خ kha Kh Ka dan Ha

د dal D De

| żal Ż Zet (dengan titik diatas)

ر ra R Er

ل zai Z Zet

س sin S Es

ش syin Sy Es dan ye

ص ṣad Es (dengan titik di bawah)

ḍad De (dengan titik dibawah)

(16)

ط ṭa Te (dengan titik di bawah)

ظ ẓa Zet (dengan titik dibawah)

`ain ٬ Koma terbalik (di atas)

غ gain G Ge

fa F Ef

ق qof Q Qi

ك kaf K Ka

ّ lam L El

ا mim M Em

ن nun N En

و waw W We

ه ha H Ha

ء hamzah ` Apostrof

ya Y Ye

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun.

Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.

Contoh : ditulis ةرم Marrah.

C. Tā`marbutah di akhir kata

(17)

1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.

Contoh : ditulis ةابعم Mu’allimah 2. Bila dihidupkan ditulis t

Contoh : ditulis ةبياجلككةقي Hadiqatul jamīlah

D. Vokal Pendek

Fathah ditulis a, contoh : ditulis كسبج jalasa Kasrah ditulis i, contoh : ditulis برش syariba Dammah ditulis u, contoh : ditulis نس ḥasuna

E. Vokal Panjang

a panjang ditulis ā, contoh : ditulis راص ṣāra i panjang ditulis ī, contoh : ditulis رييخ khabīrun u panjang ditulis ū, contoh : ditulis بوتنم maktūbun ك

F. Vokal Rangkap

Vokal rangkap (Fathah dan ya) ditulis ai Contoh : ditulis ةريب bai’atun

Vokal rangkap (Fathah dan waw) ditulis au Contoh : ditulis لومك mauzun

G. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata Dipisah dengan apostrof (`) ditulis تدعا u’iddat

H. Kata Sandang Alif + Lām

1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al- ditulisكرمقلا Al-qamaru

2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf pertama diganti dengan huruf syamsiah yang mengikutinya ditulisك انلك an-nāru

(18)

I. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan ) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR)

. Contoh : Al-Gazālī,

Abū Naṣr al-Farābī

J. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat

1. Ditulis kata per kata, atau ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut.

Contoh :ةنسلككلهأ ditulis Ahl as-sunnah atau Ahlussunnah

(19)

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

Al-qur’an ditulis dalam bahasa arab, oleh karena itulah sangat penting mempelajari bahasa arab untuk memahami al-qur’an. Sebagaimana pernyataan Allah dalam al-qur’an pada surah yusuf ayat 2 :

نآرق هانلزاو ااإ نولقرت مكلرل ايبرع

/innā anzalnāhu qur’ānan ‘arabiyyan la’allakum ta’qilūn/ artinya sesungguhnya kami menurunkan al-qur’an dengan berbahasa arab agar kamu memahaminya. (QS. 12 : 2)

Untuk memahami bahasa arab dapat dilakukan dengan mempelajari berbagai ilmu bahasa arab, seperti morfologi (ilmu sharfi), sintaksis (ilmu nahwi) dan stilistika (Balaghah)

Balaghah sebagai cabang ilmu bahasa arab sangat berperan besar dalam mengungkap keindahan bahasa al-qur’an, karena banyak makna tersirat di dalam al-qur’an yang tidak dapat kita ketahui kecuali dengan mempelajari ilmu balaghah.

Defenisi balaghah menurut Jarim dan Amin (tt:8) adalah sebagai berikut :

و ةي يلا ةحيصو ةحيحص ةرايرب احضاو ليلجلا انرملا ةيدأت ه ‘

ب خ رثو سفنلا و اهل ‘

ا ك لك ةمء م عم

.نويطاري ني لا صارشلأاو هيو ّاقي لا نطوملل /Al-balāgatu fahiya ta’diyatu al-ma’nā ‘al-jalīli wādihān bi’ibāratin ṣahīhatin faṣīhatin, lahā fi an-nafsi aṡaru khallābi, ma’a mulā’amatin kullu kalāmin lilmauṭini al-lażi yuqālu fīhi, wa al- asykhāsu al-lażina yukhātibūn/ “Balaghah adalah cara mengungkapkan makna yang estetik dengan jelas mempergunakan ungkapan yang benar, berpengaruh dalam jiwa tetapi tetap menyesuaikan setiap perkataannya dengan tempat yang dia akan mengungkapkan perkataannya itu, dan menyesuaikan dengan lawan bicaranya.”

Menurut ‘Atiq (2009:25) balaghah mencakup tiga kajian ilmu.

ييلا و اارملا : ةووررملا ةث ثلا ةي يلا اولع دحو وذ اارملا ملع .عيديلا و نا

(20)

/’ilmu ma’ani huwa ihda ‘ulumu al-balāgati aṡ-ṡalāṡati ma’rūfati : al-ma’ani, al-bayani, al- badi’/ ilmu ma’ani adalah salah satu cabang dari ilmu balaghah yang telah dikenal, yaitu : ma’ani, bayan dan badi’.

Diantara pembagian ilmu balaghah di atas, peneliti akan memilih satu bidang kajian dari tiga cabang ilmu balaghah yaitu ilmu ma’ani. Adapun defenisi ‘ilmu ma’ani menurut Al-Hasyimi (tt:46)

ّاحلا اضتقمل ا كلا ةقباطم ةيفيك اهب رري دعاوق و ّوصو اارم ملع /’ilmu ma’ani ‘uṣūl wa qawā’id yu’rafu bihā kaifiyyatu muṭābiqatu al-kalām limuqtaḍa al-ḥāli/

“ilmu ma’ani adalah dasar dan kaidah untuk mengetahui bagaimana menyesuaikan perkataan dengan situasi dan kondisi”

Dalam ilmu ma’ani ada beberapa topik bahasan, yaitu khabar dan insya’, isnad khabari, musnad wa musnad ilaih, muta’alliqati fi’li, fashl dan washl, ijaz dan ithnab, qashr dan thalab (‘Atiq 2009:29)

Khabar menurut Sulthani (2008:18) adalah :

ص امهو وينلا يدحلاو ميركلا نآرقلا ءانثت اب بذاك وو هيو قداص هاإ هيحاصل ّاقي نو حصي ام وذ ريرلا قلطم قد

/al-khabaru huwa mā yasiḥḥu an yuqālu liṣāḥibihi innahu ṣādiqun fīhi au kāżibun bistiṡnā’i al-qur’ānu al-karīmi wa al-ḥadīṡu an-nabawī fihima ṣidqan muṭlaqan/ “Khabar adalah apa yang bisa dikatakan benar atau salah kepada penyampai berita kecuali Al-qur’an dan Hadist Nabi karna keduanya adalah kebenaran mutlaq”

Khabar artinya berita yang bisa masuk dalam hal yang bersifat jujur atau bohong. Dilihat dari segi kondisi mukhatab yang dihadapi, kalam khabari terbagi kepada tiga bagian, yaitu رلايخ ودتبا /khabar ibtidā’/ , يلط ريخ /khabar thalabī/ , رالاكاإ ريخ /khabar inkāri/. (Abdurrahman, 2018 : 35). Khabar ibtidā’ adalah khabar yang apabila mukhathab belum mengetahui berita tersebut sehingga mutakallim merasa tidak perlu menggunakan taukid (tanda penguat berita).

Adapun huruf taukid yang terdapat dalam kalam khabar menurut ‘Atiq (2009:55) ada 10 huruf taukid, yaitu نإ /inna/, ءادلاتببا اا /lām al-ibtida’/,ةيطرلارلا الامو /amma as-syarṭiyyah/, نيلاسلا /as-

(21)

sin/, دلاق /qad/, للاصفلا ريملاض /ḍamir al-faṣl/, ملاسقلا /al-qasm/, دلايكوتلا نولاا /nun at-taukid/, ةدلاةال ورلاح /hurūf zaidah/, هيينت رحو /aḥruf tanbīh/.

Contoh dari kalam khabar ibtida’ dalam Al-Qur’an surah al-zalzalah sebagai berikut : اهلازلل رلأا تلزلل اذإ /iżā zulzilatil ‘arḍu zilzālahā/ Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat (Q.S 99:1)

Contoh tersebut dikatakan sebagai kalam khabari ibtida’i karena di dalam ayat tersebut tidak ada huruf taukid.

Khabar thalabi adalah apabila mukhathab ragu-ragu atas berita yang disampaikan oleh mutakallim sehingga mutakallim merasa perlu menggunakan taukid untuk meyakinkan mukhathab dan diharapkan mukhathab yakin akan berita tersebut.

Contoh kalam khabar thalabi dalam al-qur’an surah al-‘adiyat adalah sebagai berikut:

دونكل هبرل ناسابا نإ /inna al-insāna li rabbihī lakanūd/ Sungguh manusia itu sangat ingkar kepada tuhannya (Q.S 100:6)

Contoh diatas dikatakan sebagai kalam khabar thalabi karna didalam khabar tersebut terdapat satu huruf taukid yaitu نإ /inna/

Khabar inkari adalah apabila mukhathab mengingkari kebenaran berita yang disampaikan, maka dalam khabar inkari ini harus menggunakan taukid lebih dari satu. Contoh kalam khabari inkari dalam surah at-takatsur sebagai berikut :

َمي ِحَجْلا َّن ُو َرَتَل /latarawunnal jahīm/ Kamu benar-benar akan melihat neraka jahim (Q.S 102:6)

Contoh diatas dikatakan sebagai kalam khabar inkari karna didalam khabar tersebut terdapat huruf taukid lebih dari satu, yaitu huruf lam ibtida’ dan nun taukid.

(22)

Dilihat dari segi kalimah (kata) yang mengawalinya, khabar terbagi kepada dua bagian, yaitu: 1) khabar yang tersusun dari jumlah fi’liyyah, dan 2) khabar yang tersusun dari jumlah ismiyyah.

Khabar jumlah Fi’liyyah adalah khabar yang tersusun dari fi’il dan fa’il atau fi’il dan na’ib fail yang ditetapkan untuk memberi faidah hal yang baru dan kejadian pada waktu tertentu secara ringkas.(Abdurrahman, 2018: 41) Sedangkan khabar jumlah ismiyyah adalah khabar yang tersusun dari mubtada’ dan khabar. Jumlah ini pada asalnya untuk menetapkan sesuatu atas sesuatu yang lain tanpa memandang kejadian yang baru dan terus-menerus. (Abdurrahman, 2018 : 43)

Setiap ungkapan yang dituturkan oleh seseorang pasti mempunyai tujuan tertentu, begitu pula dengan kalam khabar ini, biasanya mempunyai dua tujuan yaitu faidah al-khabar dan lazim al-faidah (‘Atiq 2009:60)

Menyampaikan kepada lawan tutur suatu berita atau ide atau gagasan yang tidak diketahui oleh lawan tutur yang dikenal dengan istilah faidah al-khabar. Sedangkan lazim al- faidah menyampaikan kepada lawan tutur bahwa sang penutur tau akan berita tersebut jika lawan tutur sudah tahu apa yang dia sampaikan (Haniah,2013:87)

Selain dari dua tujuan asli tersebut, kalam khabar mempunyai tujuan yang lain yaitu, رلاضلا رالاهظإ /iẓhār ad-ḍa’fi/ memperlihatkan kelemahan, اطرتلا اا و ااحرتلا اا /al-isṭirḥām wa al- isti’ṭaf/ meminta dikasihi, رلاسحتلا رالاهظإ /iẓhār at-taḥassur/ memperlihatkan penyesalan, حدلاملا /al- madh/ pujian, رلارفلا /al-fakhr/ sombong, دلاجلا و رلاسلا الالع لاحلا /al-ḥutsu ‘ala as-sa’yi wa al-juddi/

dorongan bekerja keras (‘Atiq 2009:64)

Urgensi penelitian ini dilakukan adalah agar pembaca dapat memahami isi Al-Qur’an yang mengandung kalam khabar serta untuk mengetahui keberagaman kalam khabar dan tujuannya yang terkandung dalam surah Al-mu’minun.

Alasan memilih al-qur’an sebagai objek dalam penelitian ini karena bahasa Al-qur’an mempunyai nilai bahasa yang tinggi dan tidak ada satupun manusia yang mampu membuat yang serupa dengan Al-Qur’an. Selain itu di dalam surah Al-mu’minun peneliti menemukan beberapa ayat yang mengandung kalam khabar. Oleh karena itu peneliti tertarik ingin mengetahui kalam khabar khususnya di surah Al-Mu’minun yang menceritakan tentang orang-orang yang beriman dan mengkaji lebih dalam lagi mengenai kalam khabar yang terdapat di surah tersebut.

(23)

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apa saja jenis kalam khabar yang terdapat dalam surah Al-Mu’minun?

2. Apa saja tujuan dari setiap jenis kalam khabar dalam surah Al-Mu’minun?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa saja jenis kalam khabar yang terdapat dalam surah Al-Mu’minun 2. Untuk mengetahui tujuan kalam khabar dalam surah Al-Mu’minun

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian diatas, maka manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah pemahaman ilmiah dalam bidang ilmu balaghah khususnya tentang kalam khabar

2. Penelitian ini dapat menambah bahan rujukan ilmiah bagi akademisi khususnya pada program sarjana Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dari al-qur’an yang ada pada surah al-mu’minun dengan menggunakan metode deskriptif analisis yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan data-data yang telah ada dari tulisan terdahulu dalam bentuk skripsi atau buku-buku balaghah kemudian dianalisis sesuai kaidah ilmu balaghah dengan menggunakan teori ‘Atiq tahun 2009.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu dengan mengambil data (kepustakaan) yaitu buku-buku dan skripsi-skripsi yang berkaitan dengan tulisan ini.

(24)

Dalam memindahkan tulisan arab kedalam tulisan latin, peneliti memakai sistem transliterasi Arab-Latin SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.

158/1987 dan No. 0543b/U/1987 tertanggal 22 januari 1988. Adapun tahap-tahap yang ditempuh oleh peneliti dalam hal ini adalah membaca buku-buku referensi yang berkaitan dengan objek penelitian dan memahaminya, membaca dan memahami Kalam Khabari dari buku-buku balaghah yang terjangkau oleh peneliti, mencatat data yang diperoleh dari Al-qur’an surah al- mu’minūn, mengklasifikasikan data kemudian menganalisis, menyusun hasil analisis secara sistematis dalam sebuah laporan ilmiah berupa skripsi berpedoman kepada buku-buku balaghah dan skripsi-skripsi terdahulu.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu

Penelitian sebelumya yang berkaitan dengan penelitian ini telah diteliti oleh beberapa mahasiswa di prodi Sastra Arab Universitas Sumatera Utara maupun Universitas lainnya, antara lain :

1. Halimatussakdiah (120704007) 2016, Analisis kalam khabar dalam surah Al-Mulk.

Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis kalam khabar dan tarkib jumlah kalam khabar yang terdapat dalam surah Al-Mulk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan. Adapun penelitian ini menggunakan teori dari buku Balaghah Wadihah karangan Ali Jarim dan Mustafa Amin dan buku- buku pendukung lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada surat Al-Mulk terdapat 27 kalam khabar dari tiga jenis kalam khabar baik kalam khabar ibtida’, kalam khabar thalabi, dan kalam khabar inkari. Adapun kalam khabar ibtida’i terdapat 20 kalam, kalam khabar thalabi terdapat 5 kalam serta kalam khabar inkari terdapat 2 kalam. Adapun tarkib jumlah yang terdapat pada kalam khabari pada surah Al-Mulk terdiri dari 2 jenis tarkib jumlah yaitu jumlah fi’liyah dan jumlah ismiyah.

Adapun jumlah fi’liyah terdapat 57 jumlah dan jumlah ismiyah 23 jumlah.

2. Khusen, Achmad. 2015. “Analisis Kalam Khabar dalam Q.S Al-Mulk” Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian kalam khabar yang terdapat pada Q.S Al- Mulk dan beberapa sumber lainnya. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data berupa instrumen manusia atau “human instrument” yaitu peneliti sendiri. Untuk menjaga keabsahan data, dilakukan kegiatan trianggulasi identifikasi dan klasifikasi data, dan terakhir adalah tahap evaluasi data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Tema-tema dalam Q.S Al-Mulk yang mengandung kalam khabar yaitu dorongan untuk berfikir, peringatan dan akidah. (2) Macam-macam kalam khabar dalam

(26)

Q.S Al-Mulk ada 3 yaitu khabar ibtida’i, khabar thalabi dan khabar inkari. (3) Tujuan kalam khabar dalam QS Al-Mulk yaitu Idzharuttahassur (menunjukkan penyesalan), Al- Fakhr (kebanggaan), at Tahdzir (peringatan), dan at Taubih (peneguran), dan (4) Potensi kalam khabar dalam QS Al-Mulk sebagai bahan ajar balaghah I yaitu menambah bahan rujukan peserta didik dalam mendalami kalam khabar.

3. Neng Siti, 2014. “Analisis Balaghah Tentang Faedah Kalam Khabar dalam Al-Qur’an (Surah Ali-Imran)”. UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1). Apa saja bentuk kalam khabar dalam surah Ali-Imran. 2). Apa saja faedah kalam khabar dalam surah Ali-Imran. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan tabel. Sumber utama pengumpulan data yaitu al-Qur’an dan sumber kedua adalah buku-buku yang berhubungan dengan penelitian seperti buku balaghah dan buku tafsir. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1). Bentuk kalam khabar dalam surah Ali-Imran yang terdiri dari jumlah ismiyah dengan 22 ayat. 2). Bentuk kalam khabari dalam surah Ali-Imran yang terdiri dari jumlah fi’liyah 17 ayat. Adapun faedah kalam khabar yang terdiri dari jumlah ismiyah adalah mengisbatkan musnad pada musnad ilaih sebanyak 22 ayat dan faedah kalam khabar yang terdiri dari jumlah fi’liyah yaitu menjelaskan kejadian sesuatu pada zaman tertentu sebanyak 17 ayat.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Peneliti Halimatussakdiah dengan judul “Analisis Kalam Khabar dalam Surah Al-Mulk” menggunakan teori balaghah Jarim dan Amin dari buku “Balaghah Wadihah” dengan objek kajian Surah al-Mulk menggunakan metode penelitian kepustakaan. Peneliti Achmad Khusen dengan judul “Analisis Kalam Khabar dalam QS Al-Mulk” menggunakan instrumen manusia (human instrument) dalam pengumpulan data.

Peneliti Neng Siti dengan judul “ Analisis Balaghah Tentang Faedah Kalam Khabar dalam Surah Ali-Imran”. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan table.

Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya baik dari segi teori maupun objek yang diteliti, sedangkan persamaannya adalah tentang kalam khabar yang objek kajiannya ayat Al- Qur’an. Peneliti memakai teori ‘Atiq dalam penelitiannya dengan objek kajian surah al- mu’minun.

(27)

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Balaghah

Secara etimologi balaghah berasal dari kata dasar لالب yang memiliki arti yang sama dengan kata للاصو yang artinya sampai pada tujuan, mengenai sasaran dan efektif. (Haniah, 2013:8). Sedangkan dalam makna kamus ةلالاي يلا/al-balāghah/ mempunyai arti kefasihan (Munawwir, 1997: 107).

Balaghah dalam pengertian kebahasaan adalah menyampaikan ungkapan dengan makna yang sempurna kepada pembaca atau pendengar, ungkapan yang baligh baik dalam bentuk sya’ir atau natsar yang bernilai tinggi dapat membawa pembaca dan pendengar pada puncak kegembiraan, kekaguman dan keharuan. (Rahimah, 2009 : 28)

Jarim dan Amin dalam Balaghah Wadihah (tt:8) mengatakan bahwa :

ني لا نطوملل ا ك لك ةمء م عم ,ب خ رثو سفنلا و اهل ,ةحيصو ةحيحص ةرايرب احضاو ليلجلا انرملا ةيوأت هو ةي يلا نويطاري ني لا صارشلأا و ,هيو ّاقي /Al-balāgatu fahiya ta’diyatu al-ma’nā ‘al-jalīli wādihān bi’ibāratin ṣahīhatin faṣīhatin, lahā fi an-nafsi aṡaru khallābi, ma’a mulā’amatin kullu kalāmin lilmauṭini al-lażi yuqālu fīhi, wa al- asykhāsu al-lażina yukhātibūn/ Balaghah adalah cara mengungkapkan makna yang estetik dengan jelas mempergunakan ungkapan yang benar, berpengaruh dalam jiwa tetapi tetap menyesuaikan setiap perkataannya dengan tempat yang dia akan mengungkapkan perkataannya itu, dan menyesuaikan dengan lawan bicaranya.

Defenisi balaghah menurut Al-Hasyimi (tt:40) adalah sebagai berikut :

افصو ح طصبا و امو ءاهتاب و ّوصولا ةغللا و ةي يلا .طقو ملكتملاو ا كلل

/Al-balāgatu fi al-lugati : al-wusūlu wa al-intihāu. amma fii al-isṭilāḥi waṣfan lilkalām wa al- mutakallim faqaṭ/ “Balaghah menurut bahasa adalah sampai atau akhir penghabisan adapun menurut istilah sifat dari perkataan dan orang yang mengucapkannnya saja”.

(28)

Dari beberapa defenisi yang di sebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa balaghah adalah cara dalam menyampaikan suatu pesan kepada penerima pesan dengan fasih, memperhatikan situasi dan kondisi serta mempengaruhi jiwa si penerima pesan tersebut.

2.2.2 Pengertian Ilmu Ma’ani

Kata “ma’ani” merupakan bentuk jamak dari kata “ma’na “ yang secara leksikal berarti maksud, arti, atau makna. Ma’ani merupakan salah satu cabang kajian dalam balaghah, sedangkan ma’na merupakan bahasan dalam ilmu semantik (dilalah). Secara terminology, ilmu ma’ani adalah ilmu yang dipelajari untuk mengetahui hal ihwal lafaz bahasa Arab yang diungkapkan berdasarkan kesesuaiannya dengan situasi dan kondisi yang melingkupinya (Haniah:80)

Menurut Maraghi dalam ‘ulumul balaghah (1993:41) mendefenisikan ‘ilmu ma’ani sebagai berikut :

هل قي لا رغلا قوو نوكي قح ّاحلا اضتقم ا كلا ةقباطم ةيفيك اهب رري دعاوق وذ اارم ملع /’ilmu ma’ani huwa qawā’idu yu’rafu bihā kaifiyatu muṭābiqatu al-kalāmi muqtaḍa al-ḥāli ḥaqqan yakūna wafqa al-gharḍi al-lażī sīqa lahu/ “Ilmu ma’ani adalah kaidah ilmu untuk mengetahui bagaimana menyesuaikan perkataan dengan situasi dan benar sesuai dengan tujuan yang ingin dituju.”

Defenisi yang sama ditemukan dalam referensi lain yaitu (Al-Hasyimi tt:46) Qahar berkata dalam Abbas (1985:87) sebagai berikut :

اارملا ّاوحو عم و ,اهنع ثدحتي نو ديرو تلا اارملا عم اقفتم نوكي ك ,ا كلا بيترت ةيفيك هب رري ملع وذ

.مهيلإ بطارملا /al-ma’ānī huwa ‘ilmu yu’rafu bihi kaifiyatu tartību al-kalāmi, kai yakūna mutfiqān ma’a al- ma’ānī al-latī urīdu an yatahaddaṣa ‘anhā wa ma’a ahwāli al-mukhātabi ilaihim/ “Ilmu ma’ani adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana menyusun perkataan agar sesuai dengan makna yang ingin disampaikan dan sesuai dengan kondisi penerima pesan”

(29)

Ilmu ma’ani merupakan bagian dari kajian ilmu balaghah. Ilmu ini menuntun seseorang untuk dapat menyesuaikan pembicaraan agar sesuai konteks atau keadaan saat berbicara. Oleh karna itu ilmu ini menekankan bagaimana seseorang dapat menempatkan perkataan sesuai dengan kondisi yang ada dan kondisi yang pasti berbeda-beda.

Menurut Jarim dan Amin dalam Al-Balaghatu Al-Wadhihah (2017:198) kalam khabar adalah

اك نإو وبذاك وو هيو قداص هاإ هلةاقل ّاقي نو حصي ام ريرلاو هلةاق ناك عقاولل اقباطم ا كلا ن

,اقداص ريي ناك نإ و

ابذاك هلةاق ناك هل قباطم /fal-khabaru ma yasiḥḥu ‘an yuqāla liqā’ihi innahu ṣādiqun fīhi aw każibun, fa in kāna al- kalāmu mutābiqān lilwāqi’i kāna qā’iluhu ṣādiqān, wa in kāna gaira muṭābiq lahu kāna qā’iluhu każibān/ Kalimat yang pembicaranya dapat dikatakan sebagai orang yang benar atau dusta. Bila kalimat itu sesuai dengan kenyataan, maka pembicaranya adalah benar dan bila kalimat itu tidak sesuai dengan kenyataan, maka pembicaranya adalah dusta’.

Kalam terbagi kepada dua macam, yaitu kalam khabar dan kalam insya’. Penulis akan memfokuskan penelitian ini pada kalam khabari. Kalam khabari terbagi pada 3 pembagian, yaitu khabar ibtida’, khabar thalabi dan khabar inkari.

2.2.3 Pengertian dan Jenis-jenis Kalam Khabari

Kalam khabar adalah kalimat yang pembicaranya dapat dikatakan sebagai orang yang benar apabila sesuai dengan kenyataan dan pembohong apabila berlainan dengan kenyataan.

Kalam khabar menurut Al-Hasyimi adalah :

هتا ل ب كلا و قدصلا لمتحي ام وذ ريرلا /al-khabaru huwa ma yaḥtamilu aṣ-ṣidqa wa al-każiba lizātihi/ “Khabar adalah yang didalamnya dapat berisi kebenaran atau kebohongan”.

(30)

Kalam khabar menurut pakar balaghah adalah suatu kalam yang mengandung kebenaran atau kebohongan di dalamnya, jika sesuai dengan keadaan maka kalam tersebut adalah kebenaran tetapi jika kalam tidak sesuai dengan kenyataan maka itu adalah bohong.

Kalam khabar terbagi kepada 3 jenis, yaitu 1. ودلاتبإ رلايخ /khabar ibtida’/, 2. لايلط رلايخ /khabar thalabi/ , 3. رالاكاإ رلايخ /khabar inkari/ . Pembagian ini disesuaikan dengan pendapat para ahli balaghah diantaranya Ali jarim dan Mustafa Amin, Al-Hasyimi, Maraghi, dan ‘Atiq.

Adapun menurut ‘Atiq (2009:52) ada 3 jenis kalam khabar sebagai berikut :

1. ءادتبإ ريخ /khabar ibtidā’

نم برضلا ا ذ امسي و ديكوتلا تاودو نم ايلاخ ريرلا هيلإ اقلي ّاحلا ه ذ و و ,مكحلا نم نذ لا لاخ بطارملا نوكي نو

"ايةادتبإ" ريرلا /an yakūna al-mukhaṭaba khālī al-żihni min al-ḥukmi, wa fī hażihi al-ḥāli yulqā ilaihi al-khabara khāliyān min adawāti at-taukidi wa yusammā haẓā aḍ-ḍarbu min al-khabari “ibtida’iyyān”/

Khabar ibtida’ adalah ketika mukhatab tidak mempunyai pengetahuan tentang itu dan dalam keadaan seperti ini khabar disampaikan tidak menggunakan huruf-huruf taukid. Dan ini dinamakan khabar ibtida’.

Contoh :

اجاجث ءآم طارصرملا نم انلزاو و /wa anzalnā min al-mu’ṣirāṭi mā’an ṡajājā/ ‘Dan kami turunkan dari awan air hujan yang tercurah dengan hebatnya’. (QS.78:14)

Pada kalimat di atas dinamakan kalam khabari karena tidak terdapat huruf taukid dalam kalimat tersebut.

2. يلط ريخ /khabar thalabi/

ّاحلا ه ذ وو ,هتوررم و نيقيلا الإ ّوصولا غييو .هيو اكاش مكحلا و اددرتم بطارملا نوكي نو وهو "اييلط" ريرلا م نيقيلا اهيو لحي و ,هسفا نم نكمتيل هل هديكوت نسحي كرلا لح

(31)

/al-khabar ṭalabiyān fahuwa an yakūna al-mukhāṭab mutaraddidān fī al-ḥukmi syakkān fīhi, wa yabgi ilal yaqin fī ma’rifatihi, wa fī hażihi al-ḥāl yuḥassinu taukīdahu lahu liyatamakkanu min nafsihi, wa yaḥillu fīhā al-yaqin maḥalli as-syakki/ “Khabar thalabi adalah khabar yang disampaikan ketika mukhathab ragu terhadap yang disampaikan, dan ia menginginkan kepastian dalam pengetahuan tersebut dengan demikian maka kalam ditambahkan dengan taukid agar mukhatab yakin, dan keraguan itu berganti dengan keyakinan”

Contoh :

اكزت نم حلوو دق

/qad aflaḥa man tazakkā/ ‘Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang menyucikan diri Pada kalimat di atas dikatakan sebagai kalam khabar thalabi karena terdapat 1 huruf taukid, yaitu دق/qad

3. راكاإ ريخ/ khabar inkari/

لا وهو راكاإ ريخ هراكاإ ةجرد بسح الع,رثكو وو ريرلا هل دكؤي نو بجي ّاحلا ه ذ و و ,ريرلا مكحل اركنم بطارم

/khabar inkārī fahuwa al-mukhaṭab munkarān liḥukmi al-khabar, wa fī hażihi al-ḥālu yajibu an yuakkida lahu al-khabaru au akṡaru, ‘ala ḥasbi darajatin inkārahu/”Khabar inkari adalah ketika mukhathab inkar terhadap khabar, dan dalam keadaan ini wajib memberikan salah satu huruf taukid atau lebih sesuai derajat keingkaran mukhathab”

Contoh :

ميوقت نسحو و ناسابا انقلخ دقل /laqad khalaqna al-insāna fī aḥsani taqwim/ ‘Sungguh , kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya’ (QS. 95:8)

Pada kalimat diatas dikatakan sebagai kalam khabar inkari karena mempunyai 2 huruf taukid, yaitu ّ/lam ibtida’dan دق/qad

(32)

2.3.1 Taukid

Taukid/Ta’kid secara etimologi berasal dari kata دلاكؤي-دلاكو yang artinya adalah هررلاق ء لارلا yang artinya adalah menguatkan sesuatu. Sedangkan menurut istilah nahwu, taukid/ta’kid adalah

" ّالامتح ل علاوارلا عبالاتلا“ yang artinya adalah lafadz yang mengikuti yang menghilangkan pengertian ihtimal. Jadi kegunaan dari taukid/ta’kid adalah menguatkan pernyataan yang diucapkan untuk meyakinkan pendengar. Dalam pengertian lain disebutkan :

عماسلا سفا و رركملا رمو تييثت هب داري ريركت وذ ديكأت وو ديكوتلا /at-taukīdu au ta’kīdu huwa takrīr yurādu bihi tuṡbītun ‘amru al-mukarrar fī nafsi as- sāmi’/’ Taukid atau ta’kid adalah pengulangan (suatu lafadz) yang bertujuan untuk menetapkan perkara atau urusan yang diulang pada hati pendengar’.

Kesimpulan pengertian taukid di atas bahwa kegunaan dari taukid/ta’kid adalah untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh mutakallim (pembicara) kepada mukhathab (pendengar).

2.3.2 Adawātu Taukid/Ta’kid

Menurut ‘Atiq (2009:55) ada 10 huruf taukid, akan dijelaskan sebagai berikut:

1. نإ /inna/

Huruf نإ /inna/ berfungsi untuk menashabkan isim dan merafa’kan khabar.

Menambahkan huruf نإ /inna sama dengan pengulangan kalimat 2 kali.

Kalimat "داهج ةايحلا نإ” /inna al-ḥayāta al-jiḥādun/ sama dengan kalimat “ داهج ةايحلا ةايحلا , داهج” /al-ḥayātu jiḥādun, al-ḥayātu jiḥādun/

Contoh kalimat menggunakan huruf taukid نإ/inna seperti :

قح الله دعو نإ سانلا اهيآي /yā ayyuha an-nāsu inna wa’dallahi ḥaqqun/ Wahai manusia, sesungguhnya janji Allah itu pasti’ (QS. 35 : 5)

Pada ayat di atas terdapat huruf نإ/inna yang berfungsi untuk menguatkan kalimat tersebut.

(33)

2. ءادتببا اا /lām al-ibtida’

Huruf ءادلاتببا اا /lām al-ibtida’ adalah huruf taukid yang masuk kepada mubtada’ dan bisa masuk kedalam khabar.

Contoh kalimat menggunakan huruf taukid ءادتببا اا /lām al-ibtida’ seperti :

ءاعدلا عيمسل بر نإ /inna rabbi lasāmī’u ad-du’ā’a/ Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar maha mendengarkan doa’. (QS. 14 : 39)

Pada ayat di atas terdapat huruf ءادلاتببا اا /lām al-ibtida’ pada kata "عيملاسل" yang berfungsi untuk menguatkan kalimat tersebut.

3. ةيطررلا امو /amma as-syarṭiyyah

Huruf ةيطررلا امو /amma as-syarṭiyyah adalah huruf syarthun, tafshil dan taukid. Fungsi dari امو ةيطرلالارلا /amma as-syarṭiyyah pada kalam adalah mempunyai keutamaan taukid dan menguatkannya.

Contoh kalimat menggunakan huruf taukid ةيطررلا امو /amma as-syarṭiyyah seperti :

مهبر نم قحلا هاو نوملريو اونمآ ني لا امأو /fa ammā al-lażīna āmanū faya’lamūna annahu al-ḥaqqu min rabbihim/ ‘Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka’. (QS. 2 : 26)

Pada ayat di atas terdapat huruf ةيطرلالارلا الالامو /amma as-syarṭiyyah/ pada kata "الالامأو" yang berfungsi untuk menguatkan kalimat tersebut.

4. نيسلا /as-sin/

نيلاسلا /as-sin/ adalah huruf yang khusus ada pada fi’il mudhari’ dan untuk masa yang akan datang. Huruf نيلاسلا /as-sin/ jika masuk kedalam perbuatan yang dicintai atau dibenci dia berfungsi untuk memberikan kepastian. Dengan kata lain berfungsi untuk berjanji melaksanakan perbuatan tersebut.

(34)

Contoh kalimat menggunakan huruf taukid huruf نيسلا /as-sin/ seperti :

بهل تاذ اراا لصي /sayaṣla nāran żāta lahabi/ Kelak dia akan masuk kedalam api yang bergejolak’. (QS. 111: 3)

Pada ayat di atas terdapat huruf نيلاسلا /as-sin/ yang masuk kedalam fi’il mudhari’ pada kata

"

لصي

" /sayaṣla/ berfungsi untuk menguatkan kalimat tersebut.

5. دق /qad/

دلاق /qad/ adalah huruf yang fungsinya memastikan atau mentaukidkan ketika bersambung dengan fi’il madhi.

Contoh kalimat menggunakan huruf taukid huruf دق /qad/ seperti :

نونمؤملا حلوو دق /qad aflaḥa al-mu’minūn/ ‘Sungguh beruntung orang-orang yang beriman’ (QS. 23: 1)

Pada ayat diatas terdapat huruf دلاق /qad/ yang bersambung dengan fi’il madhi"حلالوو" /aflaḥa/

berfungsi untuk menguatkan kalimat tersebut.

6. لصفلا ريمض /ḍamir al-faṣl/

لصفلا ريمض /ḍamir al-faṣl/ adalah huruf biasa dhamir rafa’ munfashil, dari segi ilmu nahwu disebut dhamir munfashil untuk memisahkan antara khabar dan sifat. Dhamir munfashil ini menghilangkan keraguan ketika masuk kedalam sebuah kalimat.

Contoh kalimat menggunakan huruf taukid huruf لصفلا ريمض /ḍamir al-faṣl/ seperti :

ينلا وذ محمد /Muhammad huwa an-nabiy/’ Muhammad adalah seorang nabi

Pada ayat di atas terdapat huruf yang للاصفلا ريملاض /ḍamir al-faṣl/ berfungsi untuk menguatkan kalimat tersebut.

7. مسقلا /al-qasm/

(35)

ملاسقلا /al-qasm/ adalah huruf sumpah yaitu (ءالاتلا ,واو ,ءالايلا). Huruf-huruf ini masuk kedalam ملاسقم هب/muqsam bihi (bersumpah atasnya)

Contoh kalimat menggunakan huruf taukid huruf مسقلا /al-qasm/ seperti :

رصرلاو /wa al-aṣr/’Demi masa (QS. 103:1)

Pada ayat di atas terdapat salah satu huruf qasm yaitu واو /waw/ yang berfungsi untuk menguatkan kalimat tersebut.

8. ديكوتلاا اوا /nun at-taukid/

لااوا ا

دلايكوتلا /nūna at-taukid/ ada dua yaitu ةلاليقث دلايكوت نولاا/nun taukid ṣaqīlah (bertasydid) dan نولاا ةلافيفخ دلايكوت/nun taukid khafifah (tanpa tasydid). Keduanya masuk pada fi’il mudhari dengan syarat dan bisa juga masuk pada fi’il amr.

Contoh ةليقث ديكوت نوا/nun taukid ṣaqīlah ;

كًةَّصاَخكْمُنْنِمككوُاَبَظكَنيِذَّلككَّنَبي ِصُتك َلَكًةَنْتِفككوُقَّتك َ /wattaqū fitnatan lā tuṣībanna al-lażīna ẓalamū minkum khāṣṣatan/ Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja diantara kamu (QS.

8:25)

Pada ayat di atas terdapat ةليقث ديكوت نوا/nun taukid ṣaqīlah (nun bertasydid) yang berfungsi menguatkan pernyataan tersebut.

Contoh ةفيفخ ديكوت نوا/nun taukid khafīfah :

نلسكت ا /lā taksalan/ jangan sekali-kali malas.

Pada kalimat di atas terdapat ةفيفخ ديكوت نوا/nun taukid khafīfah/ (nun sukun) yang berfungsi untuk menguatkan larangan pada kalimat tersebut.

9. ةدةال ورح /ḥurūf zaidah/

(36)

Huruf zaidah mempunyai beberapa huruf : a) نإ/in (kasrah alif dan nun sukun)

contoh :

اميض تليق نإ ام /mā in qabalta ḍaiman/ jangan kamu lakukan ketidakadilan

Asal kalimat tersebut adalah اميلاض تلاليق الام ketika huruf نإ masuk ke dalam kalimat maka fungsinya adalah menguatkan larangan pada kalimat tersebut.

b) نو/an (alif maftuhah dan nun sukun)

Menambah taukid pada kalimat setelah kata امل/lamma Contoh :

اريصب دترو ههجو الع هاقلا ريريلا ءاج نو املو /falamā an jā’a al-basyīru alqāhu ‘alā wajhihī fartadda baṣirā/ ’Maka ketika telah tiba pembawa kabar gembira itu maka diusapkannya (baju itu) ke wajahnya (ya’kub) (QS.

12:96) c) ام/mā

Huruf الام/mā ditambahkan untuk mentaukidkan kalam dan huruf ini banyak ditemui dalam Al- qur’an, syair dan perkataan.

Contoh :

برحلا و مهنفقثت امإو /faimmā taṣqafannahum fī al-ḥarbi/ ‘Maka jika engkau mengungguli mereka dalam peperangan (QS. 8:57)

Asal dari kalimat tersebut adalah "مهنلافقثت الام نإلاو” , نإ adalah huruf syarṭun dan الام adalah huruf zaidah untuk mentaukidkan kalimat tersebut.

(37)

10. هيينت رحو /aḥruf tanbīh/

Huruf tanbih mempunyai beberapa huruf : a) او/alā

Huruf او/alā ditambahkan untuk mentaukidkan kalimat setelahnya Contoh :

َنو ُا َزْحَي ْمُذ َا َو ْمِهْيَلَع ٌ ْوَخ َا ِ َّاللَّ َءاَيِل ْوَو َّنِإ َاَو /alā inna auliyā’allahi lā khaufun ‘alaihim wa lā hum yahzanūn/’ Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut bagi mereka dan mereka tidak bersedih hati (QS. 10 : 62)

b) امو/amā

Huruf الامو/amā adalah huruf istiftah, ia sama seperti huruf او untuk mentaukidkan atau memastikan kalimat setelahnya, ia banyak terletak sebelum qasam untuk mengingatkan pendengar pada kalimat yang akan disampaikan.

Contoh :

مةاق ديل امو /amā zaidun qā’imun/ ‘Lihatlah! zaidun sedang berdiri

(38)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Jenis-jenis Kalam Khabari dalam Surah Al-Mu’minūn

Berdasarkan analisis data yang ditemukan, terdapat 3 jenis kalam khabari di dalam surah al- mu’minūn yaitu kalam khabar ibtida’i, khabar thalabi dan khabar inkari. Khabar ibtida’i terdapat pada 131 (seratus tiga puluh tiga) kalam, khabar thalabi terdapat pada 37 (tiga puluh tujuh) kalam dan khabar inkari terdapat pada 14 (empat belas) kalam. Agar lebih jelas, peneliti memaparkan data di atas ke dalam tabel berikut ini:

3.1.1 Kalam Khabar Ibtida’i

Khabar ibtidā’i pada surah al-mu’minun terdapat pada 131 kalam yang terdapat pada ayat- ayat berikut :

بيارتلككعكو أ ةيلآك ةيلآككمق مق

ةيم إ ةلمج َن ْوُرِشاَخ ْمِهِت وٰلَص ْ ِو ْمُذ َنْيِ َّلا 1 2 ةيم إ ةلمج

َن ْوُض ِرْرُم ِوْغَّللا ِنَع ْمُذ َنْيِ َّلا َو

ۙ 3 1

مج ةيم إ ةل

َن ْوُلِعاَو ِةو ٰك َّزلِل ْمُذ َنْيِ َّلا َو

ۙ 1 3

ةيم إ ةلمج

َن ْوُظِف ٰح ْمِه ِج ْو ُرُفِل ْمُذ َنْيِ َّلا َو

ۙ 5 1

ةيلرو ةلمج مُهُااَمْيَا ْتَكَلَم اَم ْوَا 6 5

ةيلرو ةلمج

ۚ

َن ْوُدٰرْلا ُمُذ َكِٕى ٰۤلوُاَو َكِلٰذ َءۤا َر َو اٰغَتْبا ِنَمَو 3 6 م إ ةلمج

ةي ن ْوُعا َر ْمِذِدْهَع َو ْمِهِتٰن ٰمَ ِا ْمُذ َنْيِ َّلا َو

8

3

ةيم إ ةلمج

ۙ

َن ْوُظِواَحُي ْمِهِت ٰوَلَص اٰلَع ْمُذ َنْيِ َّلا َو

2

8

ةيم إ ةلمج ۚ َن ْوُث ِرا َوْلا ُمُذ َكِٕى ٰۤلوُا

21

2

(39)

ةيم إ ةلمج َس ْوَد ْرِفْلا َن ْوُث ِرَي َنْيِ َّلا

22

21

ةيم إ ةلمج َن ْوُدِل ٰخ اَهْي ِو ْمُذ

22

22

ةيلرو ةلمج ًةَقَلَع َةَفْطُّنلا اَنْقَلَخ َّمُث ۚ ٍنْيِكَّم ٍرا َرَق ْ ِو ًةَفْطُا ُهٰنْلَرَج َّمُث ةَغْضُم َةَقَلَرْلا اَنْقَلَرَو اًم ٰظِع َةَغْضُمْلا اَنْقَلَرَو

َمٰظِرْلا اَا ْوَسَكَو

اًمْحَل رَخٰا اًقْلَخ ُهٰاْأَرْاَا َّمُث

23 -

21

21

ةيلرو ةلمج َنْيِقِلاَرْلا ُنَسْحَا ُ هاللَّ َك َراَيَتَو

21

23 ةيلرو ةلمج َنْيِلِف ٰي ِقْلَرْلا ِنَع اَّنُك اَم َو

23

21 ةيلرو ةلمج ٍرَدَقِب ًًۢءۤاَم ِءۤاَمَّسلا َنِم اَنْل َزْاَا َو

28

25 ةيلرو ةلمج ٍ باَنْعَا َّو ٍلْي ِرَّا ْنِ م ٍتهنَج هِب ْمُكَل اَاْأَرْاَاَو

22

26 ةيم إ ةلمج ن ْوُلُكْأَت اَهْنِم َّو ٌة َرْيِثَك ُهِكا َوَو اَهْيِو ْمُكَل

22

23 ةيم إ ةلمج َءۤاَنْيَ ِر ْوُط ْنِم ُج ُرْرَت ًة َرَجَش َو

11

28 ةيلرو ةلمج َنْيِلِكٰ ْ ِل ٍ ْي ِص َو ِنْذُّدلاِب ُتُيًْۢنَت

11

22

ةيلرو ةلمج اَهِا ْوُطُب ْ ِو اَّم ِم ْمُكْيِقْسُا

12

11

ةيم إ ةلمج ۚ َن ْوُلُكْأَت اَهْنِم َّو ٌة َرْيِثَك ُعِواَنَم اَهْيِو ْمُكَل َو

12

12 ةيم إ ةلمج َن ْوُلَمْحُت ِكْلُفْلا اَلَع َو اَهْيَلَع َو

11

11 ةيلرو ةلمج ه ُرْيَي ٍهٰلِا ْنِ م ْمُكَل اَم َ هاللَّ اوُدُيْعا ِا ْوَقٰي َّاَقَو

13

13

ج

ةيلرو ةلم ه ِم ْوَق ْنِم ا ْو ُرَفَك َنْيِ َّلا اُؤَلَمْلا َّاَقَو

11

11

ةيم إ ةلمج ْمُكُلْثِ م ٌرَرَب َّاِا ٓاَ ٰذ اَم

11

15

ةيلرو ةلمج ْمُكْيَلَع َلَّضَفَتَّي ْنَا ُدْي ِرُي

11

16

ةيلرو ةلمج َنْيِل َّوَ ْاا اَنِٕىۤاَبٰا ْٓ ِو اَ ٰهِب اَنْرِمَ اَّم

11

13

ةيلرو ةلمج ِن ْوُبَّ َك اَمِب ْ ِا ْرُصْاا ِ ب َر َّاَق

16

18

ةيلرو ةلمج اَنِيْح َو َو اَنِنُيْعَاِب َكْلُفْلا ِعَنْصا ِنَا ِهْيَلِا ٓاَنْيَح ْوَاَو

13

12

(40)

ةيلرو ةلمج ِنْي َج ْو َل ٍ لُك ْنِم اَهْيِو ْكُلْ اَو ُر ْوُّنَّتلا َراَو َو اَا ُرْمَا َءۤاَج اَذِاَو اِو ْ ِنْيِطاَرُت َا َو ْمُهْنِم ُّ ْوَقْلا ِهْيَلَع َقَيَ ْنَم َّاِا َكَلْذَا َو ِنْيَنْثا ْوُمَلَظ َنْيِ َّلا

13

31

ةيلرو ةلمج ِكْلُفْلا اَلَع َكَرَّم ْنَم َو َتْاَا َتْي َوَتْ ا اَذِاَو

18

32 ةيم إ ةلمج َنْيِمِلهظلا ِا ْوَقْلا َنِم اَنىهجَا ْ ِ َّلا ِ ه ِلِلّ ُدْمَحْلا

18

31

ةيم إ ةلمج َنْيِل ِزْنُمْلا ُرْيَخ َتْاَا َّو

12

33

ةيلرو ةلمج َنْي ِرَخٰا اًا ْرَق ْمِذِدْرَب ًْۢنِم اَاْأَرْاَا َّمُث

32

31 ةيلرو ةلمج ْمُهْنِ م ًا ْوُ َر ْمِهْيِو اَنْلَ ْرَاَو

31

35

ةيلرو ةلمج ِهِم ْوَق ْن ِم ُ َ َمْلا َّاَق َو

33

36

ةيم إ ةلمج ة َر ِخٰ ْاا ِءۤاَقِلِب ا ْوُبَّ َك َو ا ْو ُرَفَك َنْيِ َّلا

33

33 ةيلرو ةلمج اَيْاُّدلا ِةوٰيَحْلا اِو ْمُهٰنْو َرْتَا َو

33

38

ةيم إ ةلمج ْمُكُلْثِ م ٌرَرَب َّاِا ٓاَ ٰذ اَم

33

32

ةيلرو ةلمج ُهْن ِم َن ْوُلُكْأَت اَّمِم ُلُكْأَي

33

11

ةيلرو ةلمج َن ْوُب َرْرَت اَّمِم ُب َرْرَي َو

33

12

ةيم إ ةلمج

ۚ

َن ْوُدَع ْوُت اَمِل َتاَهْيَذ 36 11

ةيلرو ةلمج اَيْحَا َو ُت ْوُمَا 33 13

ةيم إ ةلمج ۚ َنْيِث ْوُرْيَمِب ُنْحَا اَم َو 33 11

ةيم إ ةلمج َنْيِنِم ْؤُمِب هَل ُنْحَا اَم َّو 38 15 مج

ةيلرو ةل ِن ْوُبَّ َك اَمِب ْ ِا ْرُصْاا ِ ب َر َّاَق 32 16

ةيلرو ةلمج ِ قَحْلاِب ُةَحْيَّصلا ُمُهْتَ َخَاَو 12 13

ةيلرو ةلمج ًءۤاَثُي ْمُهٰنْلَرَجَو 12 18

ةيلرو ةلمج ن ْيِمِلهظلا ِا ْوَقْل ِل اًدْرُيَو 12 12

ةيلرو ةلمج َنْي ِرَخٰا اًا ْو ُرُق ْمِذِدْرَب ًْۢنِم اَاْأَرْاَا َّمُث 11 51

(41)

ةيلرو ةلمج َن ْو ُر ِخْأَتْسَي اَم َو اَهَلَجَا ٍةَّمُا ْنِم ُقِيْسَت اَم 13 52 ةيلرو ةلمج ا َرْتَت اَنَلُ ُر اَنْلَ ْرَا َّمُث 11 51 ةيلرو ةلمج ُه ْوُبَّ َك اَهُل ْوُ َّر ًةَّمُا َءۤاَج اَمَّلُك 11 53

ةيلرو ةلمج اًضْرَب ْمُهَضْرَب اَنْرَيْتَاَو 11 51

ةيلرو ةلمج َ ْيِداَحَا ْمُهٰنْلَرَج َّو 11 55

ةيلرو ةلمج َن ْوُنِم ْؤُي َّا ٍا ْوَق ِل اًدْرُيَو 11 56 ةيلرو ةلمج اٰلِا ٍنْيِيُّم ٍن ٰطْلُ َو اَنِتٰيٰاِب ۚ َن ْو ُر ٰذ ُهاَخَا َو اٰ ْوُم اَنْلَ ْرَا َّمُث

ِٕى۟ َ َم َو َن ْوَع ْرِو ه

16 -

15 53

ةيلرو ةلمج َنْيِلاَع اًم ْوَق ا ْوُااَك َو ا ْو ُرَيْكَتْ اَو 16 58 ةيلرو ةلمج ۚ َن ْوُدِي ٰع اَنَل اَمُهُم ْوَق َو اَنِلْثِم ِنْي َرَرَيِل ُنِم ْؤُاَا ا ْٓوُلاَقَو 13 52 ةيلرو ةلمج نْيِكَلْهُمْلا َنِم ا ْوُااَكَواَمُذ ْوُبَّ َكَو 18 61 ةيلرو ةلمج ٍرا َرَق ِتاَذ ٍة َوْب َر اٰلِا ٓاَمُهٰنْي َوٰا َّو ًةَيٰا ُٓه َّمُا َو َمَي ْرَم َنْبا ا َنْلَرَج َو

نْيِرَم َّو

51 62

ةيم إ ةلمج ْمُكُّب َر ۠اَاَا َّو 51 61

ةيلرو ةلمج ا ًرُب ُل ْمُهَنْيَب ْمُذ َرْمَا ا ْٓوُرَّطَقَتَو 53 63 ةيم إ ةلمج َن ْوُح ِرَو ْمِهْيَدَل اَمِب ًٍۢب ْز ِح ُّلُك 53 61

ةيلرو ةلمج َن ْو ُرُرْرَي َّا ْلَب 56 65

ةيم إ ةلمج َن ْوُنِم ْؤُي ْمِهِ ب َر ِتٰيٰاِب ْمُذ َنْيِ َّلا َو 58 66 ةيم إ ةلمج َن ْوُك ِرْرُي َا ْمِهِ ب َرِب ْمُذ َنْيِ َّلا َو 52 63 ةيم إ ةلمج ٌةَل ِج َو ْمُهُب ْوُلُق َّو ا ْوَتٰا ٓاَم َن ْوُتْؤُي َنْيِ َّلا َو 61 68 ةيم إ ةلمج ِت ٰرْيَرْلا اِو َن ْوُع ِراَسُي َكِٕى ٰۤلوُا 62 62

ةيم إ ةلمج َن ْوُقِي ٰ اَهَل ْمُذ َو 62 31

ةيلرو ةلمج اَهَرْ ُو َّاِا اًسْفَا ُ ِ لَكُا َا َو 61 32

(42)

ةيم إ ةلمج ِ قَحْلاِب ُقِطْنَّي ٌبٰتِك اَنْيَدَل َو 61 31

ةيم إ ةلمج َن ْو ُمَلْظُي َا ْمُذ َو 61 33

ةيم إ ةلمج ِت ٰرْيَرْلا اِو َن ْوُع ِراَسُي َكِٕى ٰۤلوُا 62 31 ةيم إ ةلمج َن ْوُلِماَع اَهَل ْمُذ َكِلٰذ ِن ْوُد ْنِ م ٌّاَمْعَا ْمُهَل َو 63 35 ةيلرو ةلمج ۚ َن ْو ُرَٔـْجَي ْمُذ اَذِا ِباَ َرْلاِب ْمِهْيِو َرْتُم اَاْ َخَا ٓاَذِا آهتَح 61 36

لمج

ةيلرو ة َن ْوُصِكْنَت ْمُكِباَقْعَا آٰلَع ْمُتْنُكَو 66 33 ةيلرو ةلمج َن ْو ُرُجْهَت ا ًرِم ٰ هِب َنْي ِرِيْكَتْسُم 63 38

ةيم إ ةلمج ۚ َن ْو ُرِكْنُم ُه َل ْمُهَو 62 32

ةيلرو ةلمج ۚ ٌةَّن ِج هِب َن ْوُل ْوُقَي ْاَا 31 81

ةيلرو ةلمج ِ قَحْلاِب ْمُذَءۤاَج ْلَب 31 82

ةيم إ ةلمج َن ْوُذ ِر ٰك ِ قَحْلِل ْمُذ ُرَثْكَا َو 31 81 ةيلرو ةلمج َن ْوُض ِرْرُّم ْمِذ ِرْكِذ ْنَع ْمُهَو ْمِذ ِرْكِ ِب ْمُهٰنْيَتَا ْلَب 32 83 ةيم إ ةلمج َن ْوُض ِرْرُّم ْمِذ ِرْكِذ ْنَع ْمُهَو 32 81

ةيم إ ةلمج ٌرْيَخ َكِ ب َر ُجا َرَرَو 31 85

إ ةلمج

ةيم َنْيِق ِل هرلا ُرْيَخ َوُذ َّو 31 86

ةيلرو ةلمج َن ْوُع َّرَضَتَي اَم َو ْمِهِ ب َرِل ا ْوُااَكَتْ ا اَمَو 36 83 ةيلرو ةلمج ٍدْيِدَش ٍباَ َع اَذ اًباَب ْمِهْيَلَع اَنْحَتَو اَذِا آهتَح 33 88

ةيم إ ةلمج َن ْوُسِلْيُم ِهْيِو ْمُذ ا ذ ِا 33 82

ةيم إ ةلمج َةَدِٕـْوَ ْاا َو َراَصْبَ ْاا َو َعْمَّسلا ُمُكَل َاَرْاَا ْٓ ِ َّلا َوُذ َو 38 21

ةيم إ ةلمج َن ْو ُرُكْرَت اَّم ً ْيِلَق 38 22

ةيم إ ةلمج ن ْو ُرَرْحُت ِهْيَلِا َو ِ ْرَ ْاا اِو ْمُكَا َرَذ ْ ِ َّلا َوُذ َو 32 21

ةيم إ ةلمج ُتْي ِمُي َو ْحُي ْ ِ َّلا َوُذ َو 81 23

(43)

ةيم إ ةلمج ِراَهَّنلا َو ِلْيَّلا ُ َ ِتْخا ُهَل َو 81 21 ةيلرو ةلمج َن ْوُل َّوَ ْاا َّاَق اَم َلْثِم ا ْوُلاَق ْلَب 82 25 ةيلرو ةلمج َن ْوُث ْوُرْيَمَل اَّاِاَء اًماَظِع َّو اًبا َرُت اَّنُك َو اَنْتِم اَذِاَء ا ْٓوُلاَق 81 26

ةيلرو ةلمج ِ قَحْلاِب ْمُهٰنْيَتَا ْلَب 21 23

ةيلرو ةلمج ٍدَل َّو ْنِم ُ هاللَّ َ َرَّتا اَم 22 28

ةيلرو ةلمج ٍهٰلِا ْنِم ُهَرَم َناَك اَم َّو 22 22

ةيم إ ةلمج ۚ َن ْوُف ِصَي اَّمَع ِ هاللَّ َن ٰحْيُ 22 211

ةيم إ ةلمج ِةَداَهَّرلا َو ِبْيَغْلا ِمِلٰع 21 212

ةيلرو ةلمج َن ْوُك ِرْرُي ا َّمَع اٰلٰرَتَو 21 211

ةيم إ ةلمج َن ْوُف ِصَي اَمِب ُمَلْعَا ُنْحَا 26 213

ةيم إ ةلمج ِنْيِطٰيَّرلا ِت ٰزَمَذ ْنِم َكِب ُذ ْوُعَا ِ ب َّر 23 211 ةيلرو ةلمج ِن ْو ُرُضْحَّي ْنَا ِ ب َر َكِب ُذ ْوُعَا َو 28 215 ةيلرو ةلمج ۚ ِن ْوُر ِج ْرا ِ ب َر َّاَق ُت ْوَمْلا ُمُذَدَحَا َءۤاَج اَذِا آهتَح 22 216 ةيم إ ةلمج ُتْك َرَت اَمْيِو اًحِلاَص ُلَمْعَا ْٓ ِ لَرَل 211 213 ةيم إ ةلمج َن ْوُثَرْيُي ِا ْوَي اٰلِا ٌخ َل ْرَب ْمِهِٕىۤا َر َّو ْنِم َو 211 218

ةيلرو ةلمج ِر ْوُّصلا اِو َخِفُا اَذِاَو 212 212

ةيلرو ةلمج ٍ ِٕىَم ْوَي ْمُهَنْيَب َباَسْاَا ٓ َا 212 221

ةيلرو ةلمج َن ْوُلَءۤاَسَتَي َا َّو 212 222

ةيلرو ةلمج ُن ْوُحِلْفُمْلا ُمُذ َكِٕى ٰۤلوُاَو هُنْي ِلا َوَم ْتَلُقَث ْنَمَو 211 221 ةيلرو ةلمج ُمُهَسُفْاَا ا ْٓو ُرِسَخ َنْيِ َّلا َكِٕى ٰۤلوُاَو ه ُنْي ِلا َوَم ْتَّفَخ ْنَم َو 213 223

ةيم إ ةلمج ۚ َن ْوُدِل ٰخ َمَّنَهَج ْ ِو 213 221

ةيلرو ةلمج ُراَّنلا ُمُهَذ ْوُج ُو ُحَفْلَت 211 225

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam membahas judul ini menggunakan metode yaitu kualitatif deskriptif, maka dapat disimpulkan bahwa didalam Surat Al- Isra’ terdapat bentuk Ijaz dan

majemuk pada terjemahan Alquran surah Al Hajj. Memaparkan makna yang terkandung dalam surah Al Hajj. Manfaat Penelitian. Dari tujuan penelitian di atas, diharapkan diperoleh

Penelitian ini akan mengkaji mengenai penggunaan konjungsi pada terjemahan alquran surah Al Hajj. Surah Al Hajj adalah surah ke 22 dalam Alquran. Surah ini termasuk golongan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi penerjemahan kata mu ḍᾱ ’af dalam surat Al-W ᾱ qi’ah, Jenis penelitian yang diterapkan adalah penelitian kualitatif dan

Secara teoritis, karya ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang waqf al-mu‟ânaqah dalam kepustakaan ilmu Al-Qur‟an dan Tafsîr Al-Qur‟an melalui studi

Metode penelitian yaitu metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data yakni analisis isi kualitatif (qualitative content analysis). Hasil penelitian ini

Fokus penelitian yang akan diuji dalam penelitian adalah: bagaimana penerapan metode muraja’ah pada hafalan surah-surah pendek di MI Al- Muhajirin Banjarmasin

Ahmad Yasir Muharram Laknat Dalam Perspektif Al- Qur‟an Analisis Tafsir Tematik  Pennelitian Kualitatif  Membahas tentang laknat pada Al-Qur‟an Penelitian tersebut lebih umum