• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan RB BPOM Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan RB BPOM Tahun"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan RB BPOM Tahun 2021 1

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi BPOM Tahun 2021 yang memberikan gambaran secara komprehensif mengenai capaian program dan kegiatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) serta rekomendasi untuk peningkatan kualitas RB di BPOM. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) di BPOM dilakukan secara berkesinambungan yang mencakup manajemen perubahan, penataan peraturan perundang- undangan/deregulasi kebijakan, penataan dan penguatan organisasi, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan akuntabilitas, penguatan pengawasan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik, serta program quick wins. Penyusunan laporan ini mengutamakan prinsip transparansi dan akuntabilitas sehingga pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran capaian pelaksanaan RB BPOM secara terperinci yang dilakukan selama tahun 2021.

Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban dan sekaligus sebagai media evaluasi atas pelaksanaan RB BPOM sesuai Rencana Aksi RB BPOM tahun 2021. BPOM senantiasa melakukan tindak lanjut atas saran-saran perbaikan yang diberikan baik dari pihak internal maupun eksternal BPOM. Perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement) dalam melaksanakan program RB telah menjadi komitmen BPOM untuk mendukung terciptanya BPOM yang lebih baik dalam rangka mewujudkan sasaran RB, yaitu birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang kapabel, dan birokrasi yang mampu memberikan pelayanan publik secara prima.

Akhir kata, diharapkan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan menjadi bahan perbaikan untuk peningkatan kualitas RB yang akan datang.

Jakarta, Juni 2022 Plt. Sekretaris Utama

selaku Ketua Tim Pelaksana RB BPOM,

Elin Herlina

ii Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

27

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ...iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

RINGKASAN EKSEKUTIF ... vi

BAB I PELAKSANAAN EVALUASI ... 1

A. TIM PELAKSANA EVALUASI ... 1

B. PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN EVALUASI ... 1

B. JADWAL PELAKSANAAN EVALUASI ... 4

BAB II LINGKUP KEGIATAN EVALUASI ... 5

A. DASAR HUKUM ... 5

B. TUJUAN ... 6

C. CAKUPAN KEGIATAN EVALUASI ... 6

BAB III HASIL EVALUASI ... 9

A. KOMPONEN PENGUNGKIT ... 9

1. Manajemen Perubahan ... 9

2. Penataan Peraturan Perundang-undangan/Deregulasi Kebijakan ... 12

3. Penataan dan Penguatan Organisasi ... 14

4. Penataan Tata Laksana ... 17

5. Penataan Sistem Manajemen SDM ... 20

6. Penguatan Akuntabilitas ... 24

7. Penguatan Pengawasan ... 25

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik ... 27

9.

Quick Wins ... 29

B. KOMPONEN HASIL ... 35

1. Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan ... 35

2. Kualitas Pelayanan Publik ... 36

3. Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN ... 36

4. Kinerja Organisasi ... 36

C. KENDALA PELAKSANAAN EVALUASI ... 36

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 37

A. KESIMPULAN ... 37

B. REKOMENDASI ... 38

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Organisasi BPOM ... 6

Gambar 2. Tangkapan Layar Laman e-monevrb.pom.go.id ... 10

Gambar 3. Tangkapan Layar Capacity Building Agen Perubahan BPOM Tahun 2021 ... 10

Gambar 4. Penandatanganan Berita Acara Konsensus PMPRB BPOM Tahun 2021 ... 11

Gambar 5. Hasil Survei Indeks Budaya Organisasi BPOM ... 12

Gambar 6. Hasil Survei Indeks Persepsi RB BPOM ... 12

Gambar 7. Tangkapan Layar Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum BPOM ... 13

Gambar 8 . Tangkapan Layar Sistem Pengendalian Peraturan Perundang-Undangan BPOM ... 13

Gambar 9. Sosialisasi Peraturan BPOM Nomor 10 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Obat dan Makanan ... 14

Gambar 10. Penyerahan Secara Simbolis Sertifikat ISO 9001:2015 kepada UPT BPOM ... 17

Gambar 11. Sertifikasi ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Antipenyuapan ... 18

Gambar 12. Perolehan BPOM atas Anugerah Badan Publik Informatif Tahun 2021 ... 18

Gambar 13. BPOM Raih Anugerah Raksa Nugraha ICPA 2021 kategori “Platinum” ... 18

Gambar 14. Perbandingan Nilai Hasil Antara Penataan Tata Laksana Tahun 2020 dan 2021 ... 19

Gambar 15. Peta Proses Bisnis BPOM ... 20

Gambar 16. Perbandingan Nilai Hasil Antara Penataan Sistem Manajemen SDM Tahun 2020 dan 2021... 22

Gambar 17. Sertifikat Pengakuan Kelayakan Penyelenggara Penilaian Kompetensi bagi PPSDM POM ... 23

Gambar 18. Penghargaan Pelayanan Prima terhadap UPP Balai Besar POM di Denpasar ... 27

Gambar 19. IKM BPOM Tahun 2019-2021 ... 28

Gambar 20. Inovasi BPOM Mobile Raih Top 45 Inovasi Peyananan Publik ... 28

Gambar 21. BPOM Raih Kepatuhan Tinggi Peyananan Publik dari ORI ... 28

Gambar 22. BPOM Raih Opini WTP Ke-7 Secara Berturut-turut dari BPK ... 35

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komponen dan Pembobotan PMPRB ... 2

Tabel 2. Kategori dan Interpretasi Indeks RB ... 3

Tabel 3. UPT di Lingkungan BPOM ... 7

Tabel 4. Hasil Evaluasi Kelembagaan BPOM Tahun 2018 dan 2021 ... 16

Tabel 5. Rekapitulasi Proses Bisnis BPOM ... 17

Tabel 6. Quick Wins BPOM Tahun 2021... 29

Tabel 7. Perbandingan Nilai AKIP BPOM Tahun 2020 dan 2021 ... 35

Tabel 8. Perbandingan Indeks RB BPOM Tahun 2020 dan 2021 ... 37

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Aksi RB BPOM Tahun 2021 ... 40

(7)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) perlu melakukan evaluasi atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) yang bertujuan untuk menilai kemajuan dalam rangka pencapaian rencana aksi pelaksanaan RB BPOM tahun 2021 untuk mewujudkan sasaran RB, yaitu birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang kapabel, dan birokrasi yang mampu memberikan pelayanan publik secara prima. Pelaksanaan evaluasi meliputi 8 (delapan) area perubahan, terdiri atas manajemen perubahan, penataan peraturan perundang-undangan/deregulasi kebijakan, penataan dan penguatan organisasi, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan akuntabilitas, penguatan pengawasan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik, serta program quick wins. Evaluasi pelaksanaan RB BPOM tahun 2021 dilakukan secara internal dan eksternal dengan penekanan evaluasi yang berfokus pada hal-hal bersifat implementatif, kolaboratif, dan analisis yang holistis yang kemudian dilakukan perbandingan hasil evaluasi dengan tahun 2020.

Indeks RB BPOM tahun 2021 adalah 84,68 dengan kategori A atau Sangat Baik, mengalami peningkatan dibandingkan 83,51 pada tahun 2020. BPOM telah berupaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik melalui perbaikan berkelanjutan yang ditandai dengan meningkatnya nilai hasil antara area perubahan dan reform pada komponen pengungkit. Namun demikian, pada aspek pemenuhan dalam komponen pengungkit terjadi penurunan. Penurunan juga terdapat pada komponen hasil yang meliputi indikator kualitas pelayanan publik serta pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. Sedangkan pada indikator akuntabilitas kinerja dan keuangan serta organisasi mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa BPOM memenuhi karakteristik organisasi berbasis kinerja namun belum mampu mewujudkan keseluruhan sasaran RB baik secara instansional maupun di tingkat unit kerja.

Untuk meningkatkan kualitas tata kelola birokrasi serta menumbuhkan budaya integritas,

kinerja, dan melayani, terdapat beberapa rekomendasi untuk penyempurnaan atas pelaksanaan

RB BPOM secara berkelanjutan, yang meliputi optimalisasi penerapan SPBE yang terintegrasi,

penanganan benturan kepentingan, pengelolaan manajemen talenta, serta peningkatan kualitas

pembangunan zona integritas dan kualitas pelayanan publik. Hasil evaluasi digunakan sebagai

dasar pemberian rekomendasi kebijakan kepada pejabat pimpinan tinggi atau para pengambil

keputusan untuk dimanfaatkan bagi upaya peningkatan kualitas pelaksanaan RB BPOM secara

berkelanjutan.

(8)

BAB I

PELAKSANAAN EVALUASI

A. TIM PELAKSANA EVALUASI

Pelaksanaan RB BPOM dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama sebagai Ketua Tim Pelaksana RB BPOM dengan Kepala Biro Hukum dan Organisasi sebagai Sekretaris sesuai Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.2.11.21.435 Tahun 2021 tentang Pembentukan Tim RB BPOM. Berkenaan dengan hal tersebut, pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh Biro Hukum dan Organisasi yang mempunyai fungsi penyiapan koordinasi dan pelaksanaan RB berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 21 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPOM.

B. PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN EVALUASI

Evaluasi pelaksanaan RB BPOM tahun 2021 dilakukan secara internal dan eksternal dengan penekanan evaluasi yang berfokus pada hal-hal bersifat implementatif, kolaboratif, dan analisis yang holistis.

1. Evaluasi Internal

Evaluasi internal dilaksanakan melalui monitor dan evaluasi setiap triwulan oleh Tim Pelaksana RB serta Tim Asesor PMPRB dan Monev RB dari 8 (delapan) Kelompok Kerja (Pokja) terhadap capaian pelaksanaan setiap area perubahan RB sebagaimana tercantum dalam Road Map RB yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.09.20.429 Tahun 2020 tentang Road Map RB BPOM Tahun 2020-2024 yang selanjutnya dijabarkan dalam rencana aksi tahunan sesuai Keputusan Sekretaris Utama BPOM Nomor HK.02.02.2.22.10.21.290 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi RB BPOM Tahun 2021. Selain itu, evaluasi internal pelaksanaan RB BPOM tahun 2021 dilakukan melalui Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) yang merupakan model penilaian mandiri yang berbasis prinsip total quality management dan digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta analisis yang menyeluruh terhadap kinerja instansi pemerintah. PMPRB BPOM tahun 2021 dilakukan pada tingkat instansi dan seluruh 6 (enam) unit organisasi setingkat jabatan pimpinan tinggi madya.

Berdasarkan Peraturan Menteri PANRB Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman

Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, PMPRB terhadap setiap program dalam

komponen pengungkit (proses) dan komponen hasil diukur melalui indikator yang

memberikan gambaran pencapaian upaya yang berdampak pada pencapaian sasaran RB,

yaitu: 1) pemerintah yang bersih dan akuntabel; 2) pemerintahan yang kapabel; dan 3)

pelayanan publik yang prima. Komponen pengungkit terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu aspek

(9)

pemenuhan, aspek hasil antara, dan aspek reform. Kategori pengungkit ini menjadi bagian dari 8 (delapan) area perubahan RB, terdiri atas manajemen perubahan, penataan peraturan perundang-undangan/deregulasi kebijakan, penataan dan penguatan organisasi, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan akuntabilitas, penguatan pengawasan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Sedangkan komponen hasil merupakan dampak dari upaya atau program/kegiatan yang telah dilakukan oleh BPOM dalam mewujudkan sasaran RB. Komponen dan pembobotan PMPRB sebagai berikut:

Tabel 1. Komponen dan Pembobotan PMPRB

Komponen Bobot Subkomponen

1. Pengungkit 60%

a. Aspek Pemenuhan 20% a. Manajemen Perubahan (2%) b. Deregulasi Kebijakan (2%) c. Penataan Organisasi (3%) d. Penataan Tata Laksana (2,5%) e. Penataan Manajemen SDM (3%) f. Penguatan Akuntabilitas (2,5%) g. Penguatan Pengawasan (2,5%)

h. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (2,5%) b. Aspek Hasil Antara 10% a. Kualitas Pengelolaan Arsip (1%)

b. Kualitas Pengelolaan Pengadaan Barang (1%) c. Kualitas Pengelolaan Keuangan (1%)

d. Kualitas Pengelolaan Aset (1%) e. Sistem Merit (1%)

f. ASN Profesional (1%) g. Kualitas Perencanaan (1%) h. Maturitas SPIP (1%) i. Kapabilitas APIP (1%)

j. Tingkat Kepatuhan Standar Pelayanan (1%) c. Aspek Reform 30% a. Manajemen Perubahan (3%)

b. Deregulasi Kebijakan (3%) c. Penataan Organisasi (4,5%) d. Penataan Tata Laksana (3,75%) e. Penataan Manajemen SDM (4,5%) f. Penguatan Akuntabilitas (3,75%) g. Penguatan Pengawasan (3,75%)

h. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (3,75%)

2. Hasil 40%

a. Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan

10% a. Opini BPK (3%)

b. Nilai Akuntabilitas Kinerja (7%) b. Kualitas Pelayanan Publik 10% Indeks Persepsi Kualitas Pelayanan (10%) c. Pemerintah yang Bersih

dan Bebas KKN

10% Indeks Persepsi Anti Korupsi (10%) d. Kinerja Organisasi 10% a. Capaian Kinerja (5%)

b. Kinerja Lainnya (2%)

c. Survei Internal Organisasi (3%)

Total 100%

Sumber: Peraturan Menteri PANRB Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan RB

(10)

2. Evaluasi Eksternal

Evaluasi eksternal atas pelaksanaan RB BPOM dilakukan melalui validasi/verifikasi terhadap hasil PMPRB oleh Kementerian PANRB atau tim yang ditugaskan oleh unit pengelola RB nasional dalam bentuk pengukuran Indeks RB setiap tahun termasuk nilai masing-masing komponen dan subkomponen (area perubahan). Khusus untuk komponen pengungkit aspek hasil antara, pengukurannya diperoleh dari hasil evaluasi instansi pemerintah lainnya sebagai leading sector. Indeks RB merupakan nilai hasil akhir dari penjumlahan yang dipergunakan untuk menentukan tingkat pelaksanaan RB dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 2. Kategori dan Interpretasi Indeks RB Kategori Nilai/Angka Predikat Interpretasi

AA >90 – 100 Istimewa Memenuhi kriteria sebagai organisasi berbasis kinerja yang mampu mewujudkan seluruh sasaran RB

A >80 – 90 Sangat Baik

Memenuhi karakteristik organisasi berbasis kinerja namun belum mampu mewujudkan keseluruhan sasaran RB baik secara instansional maupun di tingkat unit kerja

BB >70 – 80 Baik

Secara instansional mampu mewujudkan sebagian besar sasaran RB, namun pencapaian sasaran pada tingkat unit kerja hanya sebagian kecil saja

B >60 – 70 Cukup Baik

Penerapan RB bersifat formal dan secara substansi belum mampu mendorong perbaikan kinerja organisasi

CC >50 - 60 Cukup

Penerapan Reformasi Birokrasi secara formal terbatas di tingkat instansi dan belum berjalan secara merata di seluruh unit kerja

C >30 – 50 Buruk Penerapan RB secara formal di tingkat instansi dan hanya mencakup sebagian kecil unit kerja

D 0 - 30 Sangat

Buruk

Memiliki inisiatif awal, menerapkan Reformasi Birokrasi dan perbaikan kinerja instansi belum terwujud

Sumber: Peraturan Menteri PANRB Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan RB

Hasil akhir evaluasi internal dan eksternal atas pelaksanaan RB BPOM tahun 2021

berupa Indeks RB yang merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) BPOM pada

level sasaran strategis yang tercantum dalam Rencana Strategis BPOM tahun 2020-2024

yang kemudian dilakukan analisis dengan membandingkannya dengan hasil evaluasi tahun

sebelumnya untuk selanjutnya diberikan rekomendasi kebijakan kepada pejabat pimpinan

tinggi dalam rangka peningkatan kualitas pelaksanaan RB BPOM tahun berikutnya. Sesuai

Reviu Rencana Strategis BPOM Tahun 2020-2024, target Indeks RB BPOM tahun 2021 adalah

83.

(11)

B. JADWAL PELAKSANAAN EVALUASI

Pemantauan atas pelaksanaan RB BPOM dilakukan secara berkala setiap triwulan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebagai input pelaksanaan evaluasi pada akhir tahun.

Evaluasi pelaksanaan RB BPOM tahun 2021 dilakukan pada triwulan II tahun 2022 seiring

dengan perolehan hasil evaluasi eksternal pelaksanaan RB BPOM dalam bentuk Indeks RB

tahun 2021 yang disampaikan secara resmi melalui surat Menteri PANRB.

(12)

BAB II

LINGKUP KEGIATAN EVALUASI

A. DASAR HUKUM

Ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum kegiatan evaluasi pelaksanaan RB BPOM tahun 2021 terdiri atas:

1. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

2. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan;

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Quick Wins;

4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024;

5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi;

6. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan;

7. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 23 Tahun 2021;

8. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.02.02.1.09.20.429 Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2020-2024;

9. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.02.01.1.2.07.21.314 Tahun 2021 tentang Quick Wins Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2021;

10. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.02.02.1.2.11.21.435 Tahun 2021 tentang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan;

11. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.02.02.1.2.12.21.467 Tahun 2021 tentang Reviu Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2020-2024;

12. Keputusan Sekretaris Utama Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor

HK.02.02.2.22.10.21.290 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Badan

Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2021.

(13)

B. TUJUAN

Evaluasi pelaksanaan RB BPOM tahun 2021 bertujuan untuk menilai kemajuan dalam rangka pencapaian rencana aksi pelaksanaan RB BPOM yang meliputi 8 (delapan) area perubahan, terdiri atas manajemen perubahan, penataan peraturan perundang- undangan/deregulasi kebijakan, penataan dan penguatan organisasi, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan akuntabilitas, penguatan pengawasan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik, serta program quick wins (Lampiran 1) untuk mewujudkan sasaran RB, yaitu birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang kapabel, dan birokrasi yang mampu memberikan pelayanan publik secara prima. Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan acuan rekomendasi kebijakan kepada pejabat pimpinan tinggi atau para pengambil keputusan untuk dimanfaatkan bagi upaya peningkatan kualitas pelaksanaan RB BPOM secara berkelanjutan.

C. CAKUPAN KEGIATAN EVALUASI

Evaluasi pelaksanaan RB BPOM tahun 2021 dilakukan melalui perbandingan hasil evaluasi tahun 2021 dengan tahun 2020. Data hasil evaluasi diperoleh dari hasil evaluasi internal dan eksternal atas pelaksanaan RB BPOM pada aspek hasil antara dan Indeks RB.

Evaluasi internal pelaksanaan RB BPOM mencakup seluruh unit kerja yang tergabung sebagai Tim RB Unit Kerja sebagai bagian dari Tim Pelaksana RB yang diatur dengan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.2.11.21.435 Tahun 2021 tentang Pembentukan Tim RB BPOM. Susunan organisasi BPOM sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Organisasi BPOM

Sumber: Peraturan BPOM Nomor 21 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPOM

(14)

Tim RB Unit Kerja tidak hanya terdapat di BPOM pusat tetapi juga pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPOM di daerah yang melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang tertentu di bidang pengawasan Obat dan Makanan. BPOM mempunyai 73 (tujuh puluh tiga) UPT yang tersebar di wilayah Indonesia sebagai berikut:

Tabel 3. UPT di Lingkungan BPOM

Klasifikasi Lokasi

Balai Besar POM (Eselon II)

1. Banda Aceh 2. Medan 3. Padang 4. Pekanbaru 5. Palembang 6. Bandar Lampung 7. Jakarta

8. Bandung 9. Semarang 10. Yogyakarta 11. Surabaya

12. Serang 13. Denpasar 14. Mataram 15. Pontianak 16. Palangka Raya 17. Banjarmasin 18. Samarinda 19. Manado 20. Makassar 21. Jayapura

Balai POM (Eselon III)

1. Jambi 2. Bengkulu 3. Batam 4. Kupang 5. Palu 6. Kendari 7. Ambon

8. Pangkal Pinang 9. Gorontalo 10. Mamuju 11. Sofifi 12. Manokwari 13. Tarakan

Loka POM (Eselon IV)

1. Aceh Tengah 2. Aceh Selatan 3. Tanjungbalai 4. Toba

5. Payakumbuh 6. Dharmasraya 7. Dumai 8. Indragiri Hilir 9. Sungai Penuh 10. Lubuklinggau 11. Rejang Lebong 12. Tulangbawang 13. Belitung 14. Tanjungpinang 15. Tasikmalaya 16. Bogor 17. Banyumas 18. Surakarta 19. Kediri 20. Jember

21. Tangerang 22. Buleleng 23. Bima 24. Ende

25. Manggarai Barat 26. Sanggau

27. Kotawaringin Barat 28. Hulu Sungai Utara 29. Tanah Bumbu 30. Balikpapan 31. Kepulauan Sangihe 32. Banggai

33. Palopo 34. Baubau

35. Kepulauan Tanimbar 36. Pulau Morotai 37. Sorong 38. Merauke 39. Mimika

Sumber: Peraturan BPOM Nomor 22 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan BPOM sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BPOM Nomor 23 Tahun 2021

(15)

Untuk evaluasi eksternal, pelaksanaan RB BPOM melibatkan Kementerian PANRB

dan/atau Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN). Dengan demikian, keluasan

cakupan pelaksanaan evaluasi RB BPOM membutuhkan koordinasi dan komunikasi seluruh

unit kerja di lingkungan BPOM yang tergabung dalam Tim RB BPOM dan antarinstansi

pemerintah dengan mengikutsertakan Kementerian PANRB dan instansi pemerintah lainnya

sebagai pengampu atau leading sector untuk pengukuran komponen pengungkit hasil antara

area perubahan.

(16)

BAB III HASIL EVALUASI

A. KOMPONEN PENGUNGKIT 1. Manajemen Perubahan

Manajemen perubahan bertujuan untuk mentransformasi sistem dan mekanisme kerja organisasi serta mindset (pola pikir) dan culture set (cara kerja) individu Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi lebih adaptif, inovatif, responsif, profesional, dan berintegritas sehingga dapat memenuhi tuntutan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Kondisi yang ingin dicapai pada manajemen perubahan adalah:

a. semakin konsistennya keterlibatan pimpinan dan seluruh jajaran pegawai dalam melaksanakan RB;

b. perubahan pola pikir dan budaya kerja yang semakin meningkat, khususnya dalam merespon perkembangan zaman;

c. menurunnya resistensi terhadap perubahan; dan d. budaya perubahan yang semakin melekat (embedded).

BPOM telah melakukan upaya dalam pelaksanaan rencana aksi RB tahun 2021 untuk mencapai kondisi yang menjadi sasaran manajemen perubahan sebagai berikut:

a. Aspek Pemenuhan

1) Tim RB

Penetapan dan penerapan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.2.11.21.435 Tahun 2021 tentang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi BPOM, yang kemudian diikuti dengan pembentukan Tim RB Unit Kerja pada 6 (enam) unit organisasi setingkat jabatan pimpinan tinggi madya serta seluruh unit organisasi setingkat jabatan pimpinan tinggi pratama dan UPT Balai Besar/Balai POM.

2) Road Map RB

Penetapan dan penerapan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.01.1.2.07.21.314 Tahun 2021 tentang Quick Wins BPOM Tahun 2021 dan Keputusan Sekretaris Utama BPOM Nomor HK.02.02.2.22.10.21.290 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi RB BPOM Tahun 2021.

3) Pemantauan dan Evaluasi RB

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RB serta rencana aksi agen perubahan secara

elektronik melalui e-monevrb.pom.go.id.

(17)

Gambar 2. Tangkapan Layar Laman e-monevrb.pom.go.id Sumber: Inspektorat Utama BPOM (2021)

4) Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja

Capacity Building serta pemantauan dan evaluasi rencana aksi bagi agen perubahan

melalui e-monevrb.pom.go.id tanggal 9 s.d. 13 Agustus 2021.

Gambar 3. Tangkapan Layar Capacity Building Agen Perubahan BPOM Tahun 2021 Sumber: Pusat Pengembangan SDM Pengawasan Obat dan Makanan BPOM (2021)

b. Aspek Reform

1) Komitmen dalam Perubahan

Pimpinan BPOM berkomitmen dalam semua aspek perubahan di BPOM, termasuk perubahan dalam rangka perbaikan dalam segi RB. Komitmen ini disampaikan dalam arahan maupun dokumen rencana strategis BPOM, di mana Indeks RB BPOM menjadi salah satu indikator kinerja utama. Selain itu, diterbitkan juga surat edaran tentang pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) di lingkungan BPOM.

2) Komitmen Pimpinan

Penandatanganan Berita Acara Konsensus PMPRB BPOM tahun 2021 oleh Pimpinan

BPOM.

(18)

Gambar 4. Penandatanganan Berita Acara Konsensus PMPRB BPOM Tahun 2021 Sumber: Inspektorat Utama BPOM (2021)

3) Membangun Budaya Kerja

Sejak dicanangkan budaya ASN Berakhlak dan branding Bangga Melayani oleh

Presiden Jokowi pada Juli 2021, BPOM mulai melakukan sosialisasi terkait budaya

ASN ini. Pada Desember 2021 dilaksanakan sosialisasi Budaya Organisasi Berakhlak

yang dihadiri oleh pimpinan BPOM beserta jajarannya dengan narasumber dari

Kementerian PANRB. Pembangunan budaya ini dibantu dengan para agen

perubahan BPOM yang berada sampai ke UPT BPOM. Terdapat 550 agen perubahan

dengan 623 agenda perubahan sehingga telah mewakili 1 agen perubahan minimal

memiliki 1 agenda/program perubahan. Untuk mengukur kinerja agen perubahan

dilakukan survei implementasi RB dan survei Implementasi Budaya Organisasi

setiap tahun. Adapun hasil survei yang dilakukan pada Januari 2022 untuk

mengukur kinerja agen perubahan 2021 sebagai berikut:

(19)

Gambar 5. Hasil Survei Indeks Budaya Organisasi BPOM

Sumber: Pusat Pengembangan SDM Pengawasan Obat dan Makanan BPOM (2022)

Gambar 6. Hasil Survei Indeks Persepsi RB BPOM

Sumber: Pusat Pengembangan SDM Pengawasan Obat dan Makanan BPOM (2022)

2. Penataan Peraturan Perundang-undangan/Deregulasi Kebijakan

Penataan peraturan perundang-undangan atau deregulasi kebijakan bertujuan untuk menyederhanakan regulasi dan menghapus regulasi/kebijakan yang sifatnya menghambat. Selain melaksanakan deregulasi kebijakan, BPOM diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan.

Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah:

a. menurunnya tumpang tindih dan disharmonisasi peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan;

b. meningkatnya efektivitas pengelolaan peraturan perundang-undangan; dan

c. menurunnya kebijakan yang menghambat investasi/perizinan/kemudahan berusaha.

BPOM telah melakukan upaya dalam pelaksanaan rencana aksi RB tahun 2021 untuk mencapai kondisi yang menjadi sasaran area penataan peraturan perundang- undangan atau deregulasi kebijakan sebagai berikut:

a. Aspek Pemenuhan

1) Harmonisasi

a)

Identifikasi, analisis, dan pemetaan peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan obat dan makanan sebagai dasar untuk melakukan regulasi dan deregulasi. Sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2021 terdapat 404 Peraturan BPOM;

b)

Telah dilakukan pemetaan terhadap seluruh peraturan perundang-undangan

bidang pengawasan obat dan makanan yang tidak harmonis dan sinkron dengan

peraturan perundang-undangan lainnya. Dari 404 Peraturan BPOM yang telah

ditetapkan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2021 terdapat 179 Peraturan

(20)

BPOM yang masih berlaku. Dari 179 Peraturan BPOM yang masih berlaku tersebut terdapat 144 Peraturan BPOM masih relevan dan 35 Peraturan BPOM yang tidak relevan sehingga diusulkan untuk direvisi (baru/perubahan/pencabutan); dan

c) Dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2019 terdapat 35 peraturan yang perlu dilakukan revisi dan disesuaikan dengan kebutuhan hukum dan kebutuhan organisasi. Pada tahun 2021, telah dilakukan revisi sebanyak 17 Peraturan.

2) Sistem Pengendalian dalam Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan

a) Penetapan dan penerapan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.

02.01.1.204.21.183 Tahun 2021 tentang Program Prioritas Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Pengawasan Obat dan Makanan di Lingkungan BPOM Tahun 2021;

b) Penetapan dan penerapan SOP POM.01.02/CFM.01/SOP.01 tentang penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan Tahun 2021 tentang Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan; dan

c) Penyempurnaan subsite Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) BPOM dalam bentuk sistem pengendalian peraturan perundang-undangan sebagaimana tercantum pada https://jdih.pom.go.id/view/gallery.

Gambar 7. Tangkapan Layar Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum BPOM Sumber: jdih.pom.go.id (2021)

Gambar 8 . Tangkapan Layar Sistem Pengendalian Peraturan Perundang-Undangan BPOM Sumber: simppu.pom.go.id (2021)

(21)

b. Aspek Hasil Antara

Indeks Kualitas Kebijakan BPOM sebesar 78,64 dari skala 100 berdasarkan hasil pengukuran dari Lembaga Administrasi Negara.

c. Aspek Reform

1) Peran Kebijakan

Penetapan dan sosialisasi Peraturan BPOM Nomor 10 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Obat dan Makanan sebagai bentuk dukungan BPOM terhadap kemudahan pemberian perizinan kepada pelaku usaha khususnya dalam sektor Obat dan Makanan. Sosialisasi mengikutsertakan seluruh unit kerja pusat dan UPT di lingkungan BPOM dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Sekretariat Negara.

Gambar 9. Sosialisasi Peraturan BPOM Nomor 10 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Obat dan Makanan

Sumber: Biro Hukum dan Organisasi BPOM (2021)

2) Penyelesaian Kebijakan

a) Penetapan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.01.1.204.21.183 Tahun 2021 tentang Program Prioritas Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Pengawasan Obat dan Makanan di Lingkungan BPOM Tahun 2021; dan

b) Pengundangan 33 (tiga puluh tiga) Peraturan BPOM baik yang terdapat dalam Program Prioritas Penyusunan Peraturan Perundang-undangan maupun diluar Program Prioritas Penyusunan Peraturan Perundang-undangan yang telah melalui proses harmonisasi dengan Kementerian Hukum dan HAM bersama pemangku kepentingan.

3. Penataan dan Penguatan Organisasi

Penataan dan penguatan organisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas organisasi secara proporsional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas

dan fungsi sehingga tercipta organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran. Selain itu,

penataan dan penguatan organisasi juga diarahkan untuk menciptakan organisasi

(22)

pemerintah yang semakin sederhana dan lincah yang salah satunya ditunjukkan dengan berkurangnya jenjang organisasi. Adapun kondisi yang ingin dicapai melalui program ini adalah:

a. menurunnya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi internal;

b. meningkatnya kapasitas dalam melaksanakan tugas dan fungsi;

c. terciptanya desain organisasi yang mendukung kinerja; dan

d.

berkurangnya jenjang organisasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.

BPOM telah melakukan upaya dalam pelaksanaan rencana aksi RB tahun 2021 untuk mencapai kondisi yang menjadi sasaran area penataan dan penguatan organisasi sebagai berikut:

a. Aspek Pemenuhan

1) Penataan Organisasi

Peningkatan klasifikasi UPT Loka POM di Kota Tarakan (setingkat eselon IV) menjadi Balai POM di Tarakan (eselon III) melalui penetapan Peraturan BPOM Nomor 23 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan BPOM Nomor 22 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT di Lingkungan BPOM.

2) Evaluasi Kelembagaan

Pelaksanaan evaluasi kelembagaan BPOM tahun 2021 sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi Kelembagaan Instansi Pemerintah yang dilakukan pada tingkatan organisasi tertinggi (organization wide

level) BPOM dan tingkatan satu tingkat di bawahnya (suborganization wide level)

atas seluruh 6 (enam) unit organisasi setingkat jabatan pimpinan tinggi madya terhadap dimensi struktur organisasi (subdimensi kompleksitas, formalisasi, sentralisasi) dan dimensi proses organisasi (keselarasan, tata kelola dan kepatuhan, perbaikan dan peningkatan proses, manajemen risiko, teknologi informasi).

3) Tindak Lanjut Evaluasi

Seluruh hasil evaluasi telah ditindaklanjuti dengan mengajukan perubahan organisasi melalui penyampaian:

a) Surat Kepala BPOM kepada Menteri PANRB Nomor OT.01.02.1.2.11.21.116 tanggal 17 November 2021 hal Laporan Evaluasi Kelembagaan BPOM Tahun 2021;

b) Surat Kepala BPOM kepada Menteri PANRB Nomor OT.01.02.1.2.11.21.114 tanggal 18 November 2021 hal Penataan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan BPOM; dan

c) Surat Plt. Sekretaris Utama BPOM kepada Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata

Laksana Kementerian PANRB Nomor B-OT.01.03.2.22.12.21.638 tanggal 13

(23)

Desember 2021 hal Penyampaian Naskah Akademik Penataan Organisasi dan Tata Kerja BPOM Tahun 2021.

b. Aspek Reform

1) Organisasi Berbasis Kinerja

Reviu akibat perubahan organisasi dalam rangka penyederhanaan organisasi sesuai dengan proses bisnis dan mempertimbangkan kinerja utama yang dihasilkan melalui:

a) Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.2.04.21.173 tahun 2021 tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) BPOM; dan b) Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.2.12.21.467 Tahun 2021 tentang

Review Rencana Strategis BPOM Tahun 2020-2024.

2) Penyederhanaan Organisasi

Penyampaian Surat Sekretaris Utama BPOM kepada Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Kementerian PANRB Nomor B-OT.02.02.2.22.04.21.241 tanggal 30 April 2021 hal Hasil Evaluasi Peta Proses Bisnis BPOM bahwa peta proses bisnis BPOM yang ideal dalam rangka penyederhanaan organisasi berjumlah 16 (enam belas), terdiri atas proses utama, proses pendukung, dan sistem manajemen sesuai Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.2.04.21.173 tahun 2021 tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) BPOM.

3) Hasil Evaluasi Kelembagaan

Berdasarkan hasil analisis atas hasil evaluasi kelembagaan BPOM tahun 2021, diperoleh skor 86,52 atau dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi kelembagaan BPOM termasuk dalam peringkat komposit 5 (P-5). Hal ini mencerminkan bahwa dari sisi struktur dan proses, organisasi BPOM dinilai tergolong sangat efektif.

Struktur dan proses organisasi yang ada dinilai mempunyai kemampuan sangat tinggi untuk mengakomodir kebutuhan internal organisasi dan sangat mampu beradaptasi terhadap dinamika perubahan lingkungan eksternal organisasi.

Tabel 4. Hasil Evaluasi Kelembagaan BPOM Tahun 2018 dan 2021

Sumber: Biro Hukum dan Organisasi BPOM (2021)

(24)

4. Penataan Tata Laksana

Penataan tata laksana bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem, proses, dan prosedur kerja. Salah satu yang perlu diciptakan adalah dengan menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang akan menjadi acuan dalam integrasi proses bisnis, data, infrastruktur, aplikasi dan keamanan SPBE untuk menghasilkan keterpaduan secara nasional. Adapun kondisi yang ingin dicapai melalui program ini adalah:

a. meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan manajemen pemerintahan;

b. terciptanya pemanfaatan teknologi informasi terintegrasi yang akan menghasilkan keterpaduan proses bisnis, data, infrastruktur, dan aplikasi secara nasional;

c. meningkatnya efektivitas dan efisiensi proses manajemen pemerintahan; dan d. meningkatnya kinerja BPOM.

BPOM telah melakukan upaya dalam pelaksanaan rencana aksi RB tahun 2021 untuk mencapai kondisi yang menjadi sasaran area penataan tata laksana sebagai berikut:

a. Aspek Pemenuhan

1) Proses Bisnis dan Prosedur Operasional Tetap (SOP)

a) Tinjau ulang proses bisnis BPOM dengan pendekatan Simplification, Elimination,

Reengineering, and Automation (SERA).

Tabel 5. Rekapitulasi Proses Bisnis BPOM

Tata Laksana Sebelum Hasil Tinjau Ulang

Peta Proses Bisnis 16 16

Peta Subproses Bisnis 36 37

Peta Lintas Fungsi 55 54

SOP Makro 83 93

Sumber: Biro Hukum dan Organisasi BPOM (2021)

b) Perolehan sertifikat ISO 9001:2015 sebagai pengakuan atas terlaksananya sistem manajemen mutu di BPOM yang dilakukan sejak tahun 2011 terhadap entitas BPOM, seluruh unit kerja BPOM pusat, dan seluruh UPT.

Gambar 10. Penyerahan Secara Simbolis Sertifikat ISO 9001:2015 kepada UPT BPOM Sumber: qms.pom.go.id (2021)

(25)

c) Sebagai bukti atau jaminan bahwa Direktorat Registrasi Pangan Olahan telah melaksanakan praktik pemerintahan dan penyelenggara pelayanan publik yang bersih dan bebas dari korupsi serta semakin memperkuat komitmen untuk mempertahankan predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) tersebut, Direktorat Registrasi Pangan Olahan telah tersertifikasi ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) pada 14 Desember 2021.

Gambar 11. Sertifikasi ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Antipenyuapan Sumber: Direktorat Registrasi Pangan Olahan BPOM (2021)

2) Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)

Penerapan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.81.10.19.3985 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik di Lingkungan BPOM.

3) Keterbukaan Informasi Publik

a) Perolehan BPOM atas Anugerah Badan Publik Informatif Tahun 2021.

Gambar 12. Perolehan BPOM atas Anugerah Badan Publik Informatif Tahun 2021 Sumber: rb.pom.go.id (2021)

b) Perolehan BPOM atas Anugerah Raksa Nugraha sebagai raihan

Indonesian Consumer Protection Award (ICPA) 2021 kategori “Platinum”.

Gambar 13. BPOM Raih Anugerah Raksa Nugraha ICPA 2021 kategori “Platinum”

Sumber: rb.pom.go.id (2021)

(26)

b. Aspek Hasil Antara

1) Kualitas Pengelolaan Arsip

Nilai Hasil Pengawasan Kearsipan BPOM tahun 2021 adalah 94,22 dari skala 100 yang dilakukan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

2) Kualitas Pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa

Indeks Tata Kelola Pengadaan Barang/Jasa BPOM dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) tahun 2021 adalah 70,88 dari skala 100.

3) Kualitas Pengelolaan Keuangan

Nilai Indikator Kinerja Pelaksana Anggaran (IKPA) BPOM tahun 2021 adalah sebesar 95,72, sedangkan nilai Evaluasi Kinerja dan Anggaran (EKA) BPOM tahun 2021 adalah 92,82 sehingga Nilai Kinerja Anggaran BPOM sebesar 93,98 diukur dengan Indeks Pengelolaan Keuangan dari Kementerian Keuangan.

4) Kualitas Pengelolaan Aset

Kualitas Pengelolaan Aset BPOM tahun 2021 adalah 2,93 dari skala 4 berdasarkan hasil penilaian dari Kementerian Keuangan.

5) Implementasi SPBE

Indeks SPBE BPOM tahun 2021 adalah 2,91 dari skala 5 dengan kriteria Baik berdasarkan pengukuran dari Kementerian PANRB.

Evaluasi dilakukan dengan membandingkan capaian nilai pada aspek hasil antara area penataan tata laksana tahun 2021 terhadap tahun 2020. Kualitas pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) dan kualitas pengelolaan anggaran mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun demikian, kualitas pengelolaan arsip lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Gambar 14. Perbandingan Nilai Hasil Antara Penataan Tata Laksana Tahun 2020 dan 2021 Sumber: Penulis diolah (2022)

c. Aspek Reform

1) Peta Proses Bisnis Mempengaruhi Penyederhanaan Jabatan

BPOM telah melakukan reviu peta proses bisnis dengan adanya penyederhanaan jabatan administrasi ke dalam jabatan fungsional.

97,77

50,00

94,16 94,22

70,88

95,72

0 25 50 75 100

Nilai Pengelolaan Arsip Indeks Pengelolaan PBJ Indeks Pengelolaan Anggaran

2020 2021

(27)

Gambar 15. Peta Proses Bisnis BPOM Sumber: qms.pom.go.id (2021)

2) SPBE Terintegrasi

Implementasi SPBE telah terintegrasi dan mampu mendorong pelaksanaan pelayanan publik dan pelayanan internal organisasi yang lebih cepat dan efisien.

3) Transformasi Digital Memberikan Nilai Manfaat

BPOM melakukan perbaikan pada beberapa layanan BPOM melalui integrasi aplikasi.

5. Penataan Sistem Manajemen SDM

Penataan sistem manajemen SDM Aparatur bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme SDM aparatur yang didukung oleh sistem rekrutmen dan promosi aparatur berbasis kompetensi, transparan, serta memperoleh gaji dan bentuk jaminan kesejahteraan yang sepadan. Kondisi yang ingin dicapai melalui program ini adalah:

a. meningkatnya ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur;

b. meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur;

c. meningkatnya disiplin SDM aparatur;

d. meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur; dan e. meningkatnya profesionalisme SDM Aparatur.

BPOM telah melakukan upaya dalam pelaksanaan rencana aksi RB tahun 2021

untuk mencapai kondisi yang menjadi sasaran area penataan sistem manajemen SDM

sebagai berikut:

(28)

a. Aspek Pemenuhan

1) Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan Organisasi

BPOM sebagai instansi Pembina jabatan fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan telah menetapkan dan menerapkan Peraturan BPOM Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pedoman Penghitungan Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan.

2) Proses Penerimaan Pegawai yang Transparan, Objektif, Akuntabel, dan Bebas Korupsi , Kolusi , dan Nepotisme (KKN)

Penetapan dan penerapan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.04.01.1.2.06.21.268 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan BPOM.

3) Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi

BPOM sebagai instansi Pembina jabatan fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan telah menetapkan dan menerapkan Peraturan BPOM Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan melalui Penyesuaian/Inpassing.

4) Promosi Jabatan Dilakukan Secara Terbuka

Penetapan dan penerapan Keputusan Kepala BPOM Nomor KP.05.11.1.2.02.21.232 Tahun 2021 tentang Pembentukan Tim Pengisian Jabatan Struktural BPOM.

5) Penetapan Kinerja Individu

BPOM telah mengintegrasikan aplikasi perencanaan (simetris) dengan aplikasi e-

new SKP sehingga dapat tergambar bahwa kinerja individu mendukung capaian

kinerja organisasi. Pada tahun 2021, BPOM memperoleh penghargaan Badan Kepegawaian Negara (BKN) Award untuk Kategori Pengelolaan Kinerja Lembaga Negara Lembaga Pemerintah Nonkementerian Tipe A.

6) Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/ Kode Perilaku Pegawai

BPOM berkomitmen dalam melakukan penegakan Kode Etik, Kode Perilaku dan Disiplin Pegawai. Pada tahun 2021, BPOM menjadi salah satu lembaga dari 16 instansi pemerintah yang ditunjuk sebagai piloting project Pengukuran Indeks Maturitas Penerapan Nilai Dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku ASN (IM-NKK). BPOM memperoleh hasil pengukuran IM-NKK tahun 2021 dengan kategori Tinggi.

7) Pelaksanaan Evaluasi Jabatan

Penetapan dan penerapan Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan BPOM Nomor 25 Tahun 2018 tentang Kelas Jabatan di Lingkungan BPOM.

8) Sistem Informasi Kepegawaian

Pengembangan fitur-fitur pada siasn.pom.go.id.

(29)

b. Aspek Hasil Antara

1) Sistem Merit

BPOM meraih Anugerah Merokrasi dengan kategori “Sangat Baik” dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dengan nilai tahun 2021 adalah 364 dari skala 400.

2) ASN yang Profesional

Indeks Profesionalitas ASN BPOM tahun 2021 adalah 82,88 dari skala 100 berdasarkan pengukuran yang dilakukan oleh BKN.

Evaluasi dilakukan dengan membandingkan capaian nilai pada aspek hasil antara area sistem manajemen SDM tahun 2021 terhadap tahun 2020 yang menunjukkan bahwa Indeks Profesionalitas ASN sebesar 82,88 mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya 71,50.

Gambar 16. Perbandingan Nilai Hasil Antara Penataan Sistem Manajemen SDM Tahun 2020 dan 2021 Sumber: Penulis diolah (2022)

c. Aspek Reform

1) Kinerja Individu

BPOM telah mengintegrasikan aplikasi e-new SKP dengan aplikasi e-tukin sehingga pembayaran tunjangan kinerja sudah berdasarkan kinerja pegawai. Selain terintegrasi dengan aplikasi e-new SKP, aplikasi e-tukin juga terintegrasi dengan aplikasi e-presensi dan data hukuman disiplin (aplikasi SIAP).

2) Evaluasi Jabatan

Pada tahun 2021, BPOM mengalami restrukturisasi organisasi melalui penyederhanaan birokrasi sehingga tidak terdapat pejabat pimpinan tinggi yang masa jabatannya lebih dari 5 (lima) tahun.

3) Assessment Pegawai

Telah dilaksanakan assessment kepada seluruh pegawai di BPOM yang hasil

assessment digunakan dalam pengembangan kompetensi serta manajemen talenta

di BPOM. Pada tahun 2021, PPSDM POM mendapatkan “akreditasi A” dalam penyelenggaraan kegiatan penilaian kompetensi dari BKN.

71,50

82,88

0 25 50 75 100

Indeks Profesionalitas ASN

2020 2021

(30)

Gambar 17. Sertifikat Pengakuan Kelayakan Penyelenggara Penilaian Kompetensi bagi PPSDM POM Sumber: Pusat Pengembangan SDM Pengawasan Obat dan Makanan BPOM (2021)

4) Pelanggaran Disiplin Pegawai

Terjadi penurunan pelanggaran disiplin pegawai sebesar 13,95%.

5) Kebutuhan Pegawai

Hasil perhitungan kebutuhan pegawai telah dijadikan dasar dalam penyusunan formasi dan penerimaan pegawai baru melalui surat usulan kebutuhan pegawai kepada Kementerian PANRB.

6) Penyetaraan Jabatan

Penyetaraan jabatan administrasi ke jabatan fungsional dalam rangka penyederhanaan birokrasi telah dilakukan melalui:

a) Persetujuan Menteri PANRB melalui Surat Menteri Nomor B/529/M.SM.02.00/2020 tanggal 28 Agustus 2020 hal Persetujuan Penyetaraan Jabatan Administrasi ke Dalam Jabatan Fungsional di Lingkungan BPOM;

b) Surat Pejabat Pembina Kepegawaian BPOM (Kepala BPOM) Nomor B- KP.10.1.2.02.21.66 tanggal 26 Februari 2021 hal Laporan Pelaksanaan Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional di Lingkungan BPOM:

▪ Pelantikan pengalihan 15 pejabat struktural menjadi pejabat fungsional di lingkungan BPOM tanggal 31 Agustus 2020, tautan

https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/19373/Pejabat-Fungsional- Badan-POM-Harus-Tunjukkan-Profesionalismenya.html

▪ Pelantikan pengalihan 472 pejabat struktural menjadi pejabat fungsional di

lingkungan BPOM tanggal 28 Desember 2020, tautan

https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/20776/Penyederhanaan- Birokrasi--Kepala-Badan-POM-Lantik-475-Orang-Pejabat-Struktural-Menjadi- Pejabat-Fungsional-Tertentu.html

(31)

7) Manajemen Talenta

Telah dilakukan pemetaan seluruh pegawai ke dalam 9 box talent pada tahun 2021 yang dipergunakan sebagai dasar pengisian jabatan administrasi.

6. Penguatan Akuntabilitas

Penguatan akuntabilitas bertujuan untuk menciptakan instansi pemerintah yang akuntabel dan berkinerja tinggi. Kondisi yang ingin dicapai pada area perubahan ini adalah:

a. meningkatnya komitmen pimpinan dan jajaran pegawai terhadap kinerja dibandingkan sekedar kerja rutinitas semata;

b. meningkatnya kemampuan dalam mengelola kinerja organisasi;

c. meningkatnya kemampuan dalam menetapkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi; dan

d. meningkatnya efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.

BPOM telah melakukan upaya dalam pelaksanaan rencana aksi RB tahun 2021 untuk mencapai kondisi yang menjadi sasaran area penataan sistem manajemen SDM sebagai berikut:

a. Aspek Pemenuhan

1) Keterlibatan Pimpinan

Penetapan dan penerapan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.1.2.12.21.467 Tahun 2021 tentang Review Rencana Strategis BPOM Tahun 2020-2024.

2) Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja

Telah dilaksanakan peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja dan pemutakhiran data kinerja secara bulanan pada tahun 2021.

b. Aspek Reform

1) Efektivitas dan Efisiensi Anggaran

Terdapat 72,73% dari jumlah sasaran kinerja dengan capaian 100% atau lebih.

2) Pemanfaatan Aplikasi Akuntabilitas Kinerja

Integrasi aplikasi e-planning (perencanaan kinerja) dan aplikasi e-performance (monitoring dan evaluasi kinerja) dalam aplikasi Sistem Informasi Manajemen Kinerja Terintegrasi (Simetris).

3) Pemberian Reward and Punishment

Sesuai dengan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.01.1.2.10.20.445 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi atas Kenerja Anggaran pada Satuan Kerja di Lingkungan BPOM, pemberian reward and

punishment didasarkan pada:

a) Evaluasi kinerja anggaran (bobot 60%);

(32)

b) Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (bobot 30%); dan c) Nilai capaian kinerja/sasaran strategis (bobot 10%).

4) Kerangka Logis Kinerja

Terdapat peta strategis (kerangka logis) dan mengacu pada kinerja utama organisasi dan digunakan dalam penjabaran kinerja seluruh pegawai.

7. Penguatan Pengawasan

Dalam Penguatan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah:

a. meningkatnya kepatuhan dan efektivitas terhadap pengelolaan keuangan;

b. menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang; dan c. meningkatkan sistem integritas.

BPOM telah melakukan upaya dalam pelaksanaan rencana aksi RB tahun 2021 untuk mencapai kondisi yang menjadi sasaran area penataan sistem manajemen SDM sebagai berikut:

a. Aspek Pemenuhan

1) Gratifikasi

Penetapan dan penerapan Peraturan BPOM Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pelaporan Gratifikasi di Lingkungan BPOM.

2) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Penetapan dan penerapan Keputusan Inspektur Utama BPOM Nomor HK.02.02.7.72.03.21.05 Tahun 2021 tentang Pedoman Penilaian Tingkat Maturitas Manajemen Risiko di Lingkungan BPOM.

3) Pengaduan Masyarakat

Integrasi aplikasi pengaduan BPOM dengan Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional - Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (SP4N)- LAPOR!

4) Whistleblowing System (WBS)

Pelaporan WBS secara online melalui sangintegritas.pom.go.id yang terintegrasi dengan subsite rb.pom.go.id.

5) Penanganan Benturan Kepentingan

Pelaporan benturan kepentingan secara online melalui sangintegritas.pom.go.id yang terintegrasi dengan subsite rb.pom.go.id.

6) Pembangunan Zona Integritas

Pada tahun 2021, terdapat 4 (empat) unit kerja yang mendapatkan predikat WBBM

dan 7 (tujuh) unit kerja dengan predikat WBK.

(33)

7) Peningkatan Kapabilitas APIP

Evaluasi atas Jabatan Fungsional Auditor pada Inspektorat Utama BPOM oleh BPKP dengan hasil termasuk kriteria “Baik”.

b. Aspek Hasil Antara

1) Maturitas SPIP

Berdasarkan hasil penilaian baseline maturitas penyelenggaraan SPIP Terintegrasi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), BPOM memenuhi karakteristik maturitas penyelenggaraan SPIP pada Level 3 (Terdefinisi) dengan nilai 3,639 dari skala 5.

2) Kapabilitas APIP

Indeks Internal Audit Capability Model (IACM) terhadap kapabilitas APIP BPOM berdasarkan penilaian BPKP adalah 3 dari skala 5.

c. Aspek Reform

1) Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN)

Persentase penyampaian LHKPN di BPOM tahun 2021 mencapai 100% dari total 3.914 pegawai yang wajib melaporkan.

2) Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN)

Persentase penyampaian LHKASN di BPOM tahun 2021 mencapai 100% dari total 790 pegawai yang wajib melaporkan.

3) Mekanisme Pengendalian Aktivitas Utama

Telah dilakukan mekanisme pengendalian aktivitas secara berjenjang pada setiap unit kerja melalui integrasi penerapan SPIP dengan Sistem Manajemen Mutu atau

Quality Management System (QMS) ISO 9001:2015.

4) Penanganan Pengaduan Masyarakat

Persentase penanganan pengaduan masyarakat di BPOM tahun 2021 mencapai 100% dari jumlah 5 (lima) pengaduan yang selesai ditindaklanjuti.

5) Pembangunan Zona Integritas

Jumlah unit kerja yang meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) pada tahun 2021 adalah 4 (empat) unit kerja yang mendapatkan predikat WBBM dan 7 (tujuh) unit kerja dengan predikat WBK.

6) Peran APIP

Penetapan dan penerapan Keputusan Inspektur Utama BPOM Nomor

HK.02.02.7.73.05.21.16 Tahun 2021 tentang Pembentukan Unit Percontohan

Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Lingkungan BPOM.

(34)

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Peningkatan kualitas pelayanan publik bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat. Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah:

a. meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih murah, lebih aman, dan lebih mudah dijangkau);

b. meningkatnya jumlah unit pelayanan yang memperoleh standardisasi pelayanan internasional; dan

c.

meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik

.

BPOM telah melakukan upaya dalam pelaksanaan rencana aksi RB tahun 2021 untuk mencapai kondisi yang menjadi sasaran peningkatan kualitas pelayanan publik sebagai berikut:

a. Aspek Pemenuhan

1) Standar Pelayanan

Seluruh Kepala Unit Penyelenggara Pelayanan Publik (UPP) di BPOM menetapkan dan menerapkan standar pelayanan.

2) Budaya Pelayanan Prima

Unit Penyelenggara Pelayanan Publik (UPP) BPOM dengan perwakilan lokus Balai Besar POM di Denpasar meraih Penghargaan Predikat Pelayanan Prima Tahun 2021 dalam penilaian yang diselenggarakan oleh Kementerian PANRB.

Gambar 18. Penghargaan Pelayanan Prima terhadap UPP Balai Besar POM di Denpasar Sumber: rb.pom.go.id (2022)

3) Pengelolaan Pengaduan

Penetapan dan penerapan Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.02.01.22.221.21.185 Tahun 2021 tentang Tim Pengelola Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional - Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (SP4N-LAPOR) BPOM.

4) Penilaian Kepuasan Terhadap Pelayanan

Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) BPOM tahun 2021 sebesar 89,8

dibandingkan tahun sebelumnya 87 dari skala 100.

(35)

Gambar 19. IKM BPOM Tahun 2019-2021 Sumber: rb.pom.go.id (2021)

5) Pemanfaatan Teknologi Informasi

Inovasi Aplikasi BPOM Mobile dengan tema “BPOM Mobile, Yakin Obat dan Makanan Aman” terpilih sebagai Top 45 Inovasi Pelayanan Publik dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2021 oleh Kementerian PANRB.

Gambar 20. Inovasi BPOM Mobile Raih Top 45 Inovasi Peyananan Publik Sumber: rb.pom.go.id (2021)

b. Aspek Hasil Antara

Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepatuhan terhadap standar pelayanan publik sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik oleh Ombudsman RI, BPOM meraih Peringkat I LPNK untuk Kepatuhan Tinggi Pelayanan Publik termasuk dalam Zona Hijau dengan nilai 95,3 dari skala 100.

Gambar 21. BPOM Raih Kepatuhan Tinggi Peyananan Publik dari ORI Sumber: rb.pom.go.id (2021)

c. Aspek Reform

1) Upaya dan/atau Inovasi telah Mendorong Perbaikan Pelayanan Publik

Pada tahun 2021, BPOM mempunyai 35 inovasi yang berpengaruh terhadap

perbaikan layanan.

(36)

2) Upaya dan/atau Inovasi pada Perizinan/Pelayanan telah Dipermudah

Dari total jumlah 157 perizinan/pelayanan yang terdata/terdaftar pada tahun 2021, terdapat 94,9% atau 149 perizinan/pelayanan yang telah dipermudah.

3) Penanganan Pengaduan Pelayanan

Seluruh 21.662 jumlah pengaduan dan konsultasi yang masuk langsung direspon dan tertangani sesuai SOP pada tahun 2021.

9.

Quick Wins

Berdasarkan Peraturan Menteri PANRB Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Quick Wins, pencapaian sasaran RB dapat dilakukan melalui program quick

wins yang memberikan dampak positif jangka pendek yang dapat dirasakan oleh

masyarakat. Quick Wins harus sejalan dengan bidang tugas utama dan berkaitan dengan pelayanan masyarakat, sehingga masyarakat dapat langsung merasakan perubahan yang sedang dilakukan. Quicks wins BPOM tahun 2021 ditetapkan melalui Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.02.01.1.2.07.21.314 Tahun 2021 tentang Quick Wins BPOM Tahun 2021.

Tabel 6. Quick Wins BPOM Tahun 2021

No Quick Wins Pencapaian

Kendala

Uraian Persentase

1 Jalur obat surat keterangan impor super cepat Corona Virus Disease 2019 (Joss Redam COVID- 19)

479 dari 516 (92,99%) SKI Obat dan Bahan Obat COVID- 19 diterbitkan tepat waktu (target SLA mengupload dokumen JOSS REDAM COVID- 19: 2 jam). Rerata SLA dalam penerbitan SKI ini adalah 0,71 jam.

92,99 1. Kendala secara umum yaitu masih terdapat beberapa pelaku usaha yang tidak dapat memenuhi persyaratan

pemasukan atau

menyampaikan/ mengupload dokumen yang tidak sesuai.

2. Kendala sistem dalam kerangka pengolahan data yaitu belum tersedianya flagging yang membedakan antara pengajuan SKI Bahan Obat, Obat, dan Vaksin untuk penanganan COVID-19 dengan permohanan SKI biasa.

2 Pendampingan regulasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan start-up obat tradisional dan kosmetik

Pendampingan Registrasi UMKM dan Start UP Obat Tradisional :

1. Telah dibuat KAK pendampingan registrasi UMKM dan StartUp Obat Tradisional dan Kosmetik 2. Telah dibuat modul

elearning registrasi produk dan iklan Obat Tradisional yang merupakan salah satu tools perkenalan sistem

100 Pendampingan Registrasi UMKM dan Start Up Obat Tradisional :

1. Alokasi dana kegiatan QW merupakan dana yang bersumber dari dana yang terblokir. Blokir anggaran baru dibuka pada tanggal 16 Juli - 25 Juli 2021

2. Salah satu kegiatan yang direncanakan adalah pendampingan secara langsung di daerah namun karena adanya pembatasan

(37)

No Quick Wins Pencapaian

Kendala

Uraian Persentase

registrasi OT dan saat ini video tutorial sudah diunggah pada aplikasi ASROT di interface pada menu PROSEDUR. Telah dilakukan pendampingan UMKM Obat Tradisional pada tahun 2021 secara hybrid dengan metode daring dan luring. Jumlah UMKM start up yang didampingi adalah 56 pelaku usaha

Pendampingan Registrasi UMKM dan Start Up Kosmetika

1. Telah dibuat KAK pendampingan registrasi UMKM dan Start Up Obat Tradisional dan Kosmetik 2. Telah dilakukan kegiatan

Pendampingan Registrasi UMKM dalam rangka Percepatan Notifikasi UMKM Kosmetik pada:

a. tanggal 24 - 25 Maret 2021 di Makassar yang diikuti oleh 9 pelaku usaha kosmetika

b. 27 - 28 Mei 2021 di Yogyakarta yang diikuti oleh 23 pelaku usaha kosmetika c. 15-16 September

2021 di Surabaya yang diikuti oleh 15 pelaku usaha kosmetika

d. 1-2 November 2021 di Tangerang yang diikuti oleh 12 pelaku usaha kosmetika e. 1-3 Desember 2021 di

Yogyakarta yang diikuti oleh 4 pelaku usaha kosmetika

mobilitas selama pandemi, kegiatan tidak dapat dilaksanakan.

3. Terbitnya instruksi untuk integrasi sistem aplikasi ASROT dengan OSS RBA sehingga terdapat tahapan yang belum tercakup dalam e- tutorial

Pendampingan Registrasi UMKM dan Start Up Kosmetika

1. Alokasi dana kegiatan merupakan dana yang bersumber dari dana yang terblokir. Blokir anggaran baru dibuka pada tanggal 26 Juli 2021.

2. Salah satu kegiatan yang direncanakan adalah pendampingan secara langsung di daerah namun karena adanya pembatasan mobilitas selama pandemi, kegiatan tidak dapat dilaksanakan.

(38)

No Quick Wins Pencapaian

Kendala

Uraian Persentase

3. Telah dilakukan Intensifikasi Peran PIC Balai Dalam Rangka Pemberdayaan UPT BPOM Melalui Program Magang secara berkelanjutan 3 Penguatan

regulasi untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah obat tradisional dan kosmetik berdaya saing

Telah disusun Rancangan Peraturan BPOM tentang Perubahan atas Peraturan BPOM No. 32 Tahun 2019 tentang Persyaratan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional dan telah dilakukan konsultasi publik pada tanggal 7 Desember 2021

100 -

4 Fasilitasi percepatan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah obat

tradisional dalam rangka peningkatan daya saing produk

termasuk eksportasi

1. Surabaya Indah Permai sudah mengajukan SKE berupa sertifikat of free sale pada November 2021.

2. PT Ama sudah dilaksanakan eksport pada bulan September.

pada bulan N → sudah tercapai di TW II

100 1. Regulasi negara tujuan eksport.

Terdapat beberapa negara bagian Eropa yang tidak memiliki kategori Obat Tradisional. Sehingga perlu adanya penyesuaian kategori.

2. UMKM merasa kesulitan mencari potensial buyer

5 Implementasi Cara

Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB)

bertahap

Terdapat 15 industri kosmetik dengan persetujuan denah bangunan industri kosmetik yang diterbitkan tahun 2021 telah memperoleh sertifikat pemenuhan aspek CPKB secara bertahap Gol.

A/sertifikat pemenuhan aspek CPKB Gol. B/sertifikat CPKB

100 Hingga TW IV tahun 2021, realisasi pencapaian adalah 100% sesuai dengan target industri yang ditentukan (15 industri). Tidak terdapat kendala dalam

implementasi CPKB bertahap ini karena terdapat pembagian peran pusat (Direktorat Pengawasan Kosmetik) dan UPT dalam pelaksanaannya

6 Penguatan implementasi program orang tua angkat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Obat Tradisional

1. Pelaksanaan

pendampingan UMKM obat tradisional oleh Orang Tua Angkat melalui sharing knowledge Orang Tua Angkat sesi VI, VII, VIII, dan IX

2. Penyerahan alat peras dan alat rajang oleh PT Kino Indonesia dan Persatuan Pengusaha Jamu Alami Indonesia (PPJAI)

100 -

(39)

No Quick Wins Pencapaian

Kendala

Uraian Persentase

Banyumas kepada perwakilan jamu gendong di Jakarta dan Semarang 3. Monitoring dan evaluasi 7 Penyusunan

blueprint dan implementasi perizinan berusaha berbasis risiko pada aplikasi e- registration pangan olahan

1. Finalisasi konten perjalur registrasi untuk design antar muka untuk proses perubahan variasi, progress master data KBLI

2. Modifikasi jalur aplikasi e-registration pangan olahan dan uji coba merging data dengan aplikasi OSS RBA BKPM

100 Pelaksanaan uji coba dan merging output pada aplikasi e-registration existing terdapat keterbatasan antara lain:

- Logika pemrograman, bisnis proses, decision tree, self assessment tidak dapat diakomodir pada sistem existing karena dasar logika pemrograman dan database yang ada berbeda dengan rancang bangun registrasi berbasis RBA;

- Perubahan output Nomor Izin Edar (NIE) menjadi 13 digit pada aplikasi tidak dapat diakomodir karena akan berdampak pada sistem penomoran existing yang meliputi di antaranya kode urut produk, kode trader, kode daerah, kode negara, dan kode kode lainnya; sehingga apabila dilakukan perubahan akan menyebabkan eror kodifikasi pada sistem;

- Framework yang digunakan pada aplikasi e-registration existing adalah versi CI 2.2,

sedangkan OSS RBA

menggunakan framework versi CI 3 dan PHP 7.4 sehingga perlu penyesuaian dalam kelancaran proses integrasi dengan OSS RBA 8 Chatbot

Konsultasi Standar Pangan (Kusapa)

Telah dilaksanakan integrasi chatbot pada aplikasi kusapa, sosialisasi, serta monitoring dan evaluasi.

100 Monitor Pemanfaatan Chatbot pada Aplikasi Konsultasi Standar Pangan (KUSAPA).

9 Program orang tua angkat Usaha Mikro dan Kecil pangan olahan

1. Telah dilakukan pemberdayaan UMK binaan dalam program OTA dalam kegiatan UMKM CAMP World Food Day. UMKM CAMP Tematik Frozen Food Kedai Kreatif Frisisan Flag

100 1. Pemetaan potensi dari para mitra UMK dalam proses oleh OTA

2. Ada kendala OTA dalam mencari supplier bahan baku dari UMK binaan yang memenuhi kualitas/spesifikasi yang ditetapkan

Referensi

Dokumen terkait

- Terlaksananya Rencana Aksi/Inisiatif Strategis dalam rangka pencapaian sasaran dan indikator kinerja utama dalam rangka pemberian pembebasan biaya perkara kepada

Dalam rangka mendukung pencapaian program prioritas pemerintah, BPOM sesuai kewenangan, tugas dan fungsinya menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi,

Laporan ini berisi informasi mengenai gambaran umum pelaksanaan pinjaman luar negeri, kinerja penyerapan, kinerja pelaksanaan pinjaman yang meliputi pencapaian

Data proses pembelajaran yang diambil ialah semester ganjil tahun akademik 2021-2022, meliputi kehadiran dosen, kehadiran mahasiswa, pencapaian materi perkuliahan

Instrumen Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Audit merupakan indikator dalam pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI), yang merupakan alat untuk menilai apakah proses

Pada Triwulan IV TA. 2016 target antara dari indikator ini perkembangannya 100,00% dengan rencana kegiatan meliputi : pelaksanaan litbang, workshop, diseminasi,

Maksud dari pembuatan laporan monitoring dan evaluasi triwulan I tahun 2020 ini adalah untuk melaporkan perkembangan kemajuan 8 (delapan) program area perubahan

3.4 Cara Mengevaluasi Kemajuan Pekerjaan Oleh Pengawas Evaluasi Proyek dilakukan untuk menilai tingkat kemajuan pekerjaan atau kemunduran dari pelaksanaan proyek atau realisasi