• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH MTs N I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Manajemen Kepala Sekolah MTs N I Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH MTs N I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Manajemen Kepala Sekolah MTs N I Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH

MTs N I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh :

M. ARIF FURQON G 000 070 009

FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH

MTs N I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Diajukan oleh : M. ARIF FURQON

G 000 070 009

FAKULTAS AGAMA ISLAM

(3)

ABSTRAK

MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH

MTs N I SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Kepala sekolah merupakan pemimpin yang memiliki kemampuan, tanggung jawab dan perilaku yang mampu untuk mempengaruhi kinerja orang-orang di bawah kepemimpinanya. Oleh karena itu, kompetensi kepala sekolah perlu dikembangkan untuk kepentingan kemajuan pendidikan sekolah itu sendiri. Di dalam usahanya untuk menjaga dan mengembangkan kualitasnya sebagai kepala sekolah, diperlukan aturan dan cara-cara yang kemudian lebih dikenal dengan istilah manajemen. Adapun manajemen yang dimaksudkan adalah manajemen kepala sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negri (MTs N) 1 Surakarta.

MTs N 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah Islam yang sudah dinegerikan di wilayah Surakarta. Dari sinilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait manajemen kepala sekolah yang dilaksanakan di MTs N 1 Surakarta. Dengan demikian penulis mengambil judul “Manajemen Kepala Sekolah MTs N 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”.

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana manajemen kepala sekolah di MTs N 1 Surakarta. Sehingga skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen kepala sekolah di MTs N 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun yang dijadikan informan di dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan 1 orang guru bagian kurikulum kesiswaan serta 1 orang guru lainya.

Setelah melakukan analisis data dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, maka diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan manajemen kepala sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negri (MTs N) 1 Surakarta telah berhasil, hal ini dikarenakan di dalam pelaksanaanya sudah sesuai dengan teori yang dimaksud yang tetulis di dalam bab II, yaitu 1) kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, 2) kepala sekolah sebagai manager, dan 3) kepala sekolah sebagai tenaga professional.

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Dalam artian, pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal. Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa yang sedang membangun. Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu dilaksanakan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Ahmadi, 2001: 2).

Dalam meningkatkan kualitas pendidikan kepala sekolah harus menempatkan guru pada jabatan profesional, dengan membenahi pendidikan, PBM dan pengembangan kurikulum menjadi prioritas sekolah. Membuat program kinerja guru memperbaiki sistem dan memberi sangsi yang setimpal atas kegagalan guru pada saat melaksanaan tugas pokok dan manfaat masing-masing. Peran kepala sekolah untuk menyediakan fasilitas pembelajaran, dalam melakukan pembinaan pertumbuhan jabatan guru dan dukungan profesionalitas lainnya menjadi kekuatan tersendiri bagi guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya (sagala, 2007: 93).

Menurut Pidarta (1988) ada tiga macam ketrampilan yang harus dimiliki kepala sekolah untuk menyukseskan kepemimpinannya. 1, konseptual yaitu ketrampilan untuk memahami dan mengoprasikan organisasi. 2, ketrampilan manusiawi yaitu ketrampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan memimpin. 3, ketrampilan tehnik ialah dalam mengggunakan pengetahuan, metode, tehnik, serta perlengkapan untuk menyelesaiakan tugas tertentu.

Kepala sekolah mempunyai tugas penting untuk merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan serta mengevaluasi pekerjaan dan mendaya gunakan setiap prosenal secara tepat agar mampu melaksanakan tugasnya secara maksimal untuk memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, baik dari segi kualitas dan kuantitas dari segi input, proses maupun otput. Hadari Nawawi (1985: 91) menegaskan kepala sekolah mempunyai tugas sentral disekolah. Tugas pokok kepala sekolah mencakup bidang akademik, ketata usahaan dan keuangan, kesiswaan, personalia, gedung dan peralatan sekolah, dan hubungan sekolah dengan masyarakat.

(5)

pendidikannya S2. Bangunan gedung serta sarana prasarana sekolah yang memadahi dan tambahan kelas program kusus, serta meningkatkan kelas A sampai H untuk reguler, Organisasi dan POMG.

MTsN 1 Surakarta memiliki kelebihan dalam pelaksanaan kurikulum yaitu adanya kombinasi antara kegiatan intrakurikulum dan kegiatan ekstrakurikulum. Selain itu sekolah tersebut juga memadukan antara materi agama Islam dengan materi pembelajaran umum. Sekolah tersebut juga menerapkan pembelajaran multimedia yaitu dengan disediakan laboraturium-labolaturium; seperti laboraturium sains, bahasa, dan komputer. Sistem pembelajaran dengan mengenalkan berbagai bahasa merupakan kelebihan dari sekolah tersebut yaitu bahasa Indonesia, Inggris, Jawa dan Bahasa Arab. Para guru juga menerapkan pembelajaran dengan alat peraga.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka timbul permasalahan sebagai berikut : Bagaimana manajemen kepala sekolah MTs N 1 Surakarta? Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan manajerial kepala sekolah MTs N Surakarta. Sehingga dari permasalahan tersebut penulis mengambil judul Manajemen Kepala Sekolah MTs N I Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui manajemen kepemimpinan kepala sekolah di MTs N 1 Surakarta.

2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan manajerial kepala sekolah MTs N I Surakarta. C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Menambah kekayaan pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya mengetahui strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang baik dan berkualitas.

2. Secara Praktis

a. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat disajikan sebagai sebuah rujukan yang dianggap lebih konkrit apabila nantinya penulis berkecimpung dalam pendidikan, khususnya dalam hal kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara umum. b. Bagi sekolah, dapat

menjadi bahan masukan, khususnya dalam upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

(6)

acuan dalam penyelesaian masalah.

LANDASAN TEORI

A.Kompetensi Kepala Sekolah. 1. Pengertian Kompetensi

Kepala Sekolah

Sahertian (1992: 2) mengartikan kompetensi sebagai kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan dengan standar dan kualitas tertentu sesuai dengan tugas yang akan dilaksanakan. Kompetensi adalah seperangkat kemampuan untuk melalukan suatu jabatan, dan bukan semata-mata pengetahuan saja. Kompetensi menuntut kemampuan kognitif, kondisi efektif, nilai-nilai, dan ketrampilan tertentu yang khas dan spesifik berkaitan dengan karakteristik jabatan atau tugas yang dilaksanakan.

Kompetensi kepala sekolah sebagaimana tertulis dalam peraturan menteri pendidikan nasional republik Indonesia namer 13 tahun 2007, tentang standar kepala sekolah atau madrasah dijabarkan dalam penjelasan berikut:

Kepala sekolah harus memiliki lima kompetensi kepala sekolah anatara lain: a. Kepala sekolah harus

memiliki sifat kepribadian yang berakhlaq mulia, menjadi suri tauladan, memilki integritas kepribadian sebagai

pemimpin, bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin di sekolah.

b. Kepala sekolah harus memiliki sifat manajerial dalam menyusun perencanaan sekolah, mengembangkan organisasi, mengelola guru dab staf

dalam rangka

mendayagunakan sumber daya manusia secara optimal c. Kepala sekolah harus

memiliki jiwa kewirauahaan dalam menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah serta memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah.

d. Kepala sekolah harus memiliki supervisi dalam merencanakan program akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

e. Kepala sekolah harus memiliki sifat sosial dan bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah, berpartisipasi kepekaan sosial atau kelompok lain.

2. Syarat-syarat Menjadi Kepemimpinan Kepala Sekolah

(7)

a. Kepala sekolah harus mampu memilki skill lidership

b. Kepala sekolah harus memilki skill in human relationship c. Kepala sekolah hrarus memiliki

skill in graup(kerja sama) d. Kepala sekolah harus memiliki

skill in inovation

e. Kepala sekolah hurus memilki skill evaluation

3. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan

Suderadjat (2005: 46-47) berpendapat bahwa kepala sekolah hendaknya dapat memotivasi guru dan staff untuk kreatif dan membentuk mereka dengan

winning attitude. Kerhasilan

kepala sekolah yang utama adalah kemampuan guru menjadi guru-guru yang profesional. Guru hurus dipandang sebagai pelanggan dalam (internal customers). Artinya guru jangan dipandang sebagai staf, pegawai atau bawahan kepala sekolah. Tugas kepala sekolah sekolah sebagai direktur sekolah dalam profesionalisasi guru adalah membentuk guru-guru menjadi manajer kelas yang profesional.

(Soetopo dan Waty, 1984: 19) Keberhasilan kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya adalah dengan mengukur kemampuanya untuk menciptakan “iklim belajar mengajar” yang kondusif. Kegiatannya adalah dengan mempengaruhi, mengajak dan mendorong guru, murid, dan staf sekolah untuk menjalankan tugas masing-masing dengan komitmen yang tinggi. Terciptanya iklim belajar-mengajar secara tertib, lancar, dan efektif, tidak

terlepas dari kegiatan manajemen mutu yang dilakukan kepala sekolah dalam kapasitasnya sebagai administrator dan pimpinan di sekolah.

4. Fungsi Kepala Sekolah

(Soetopo dan Waty, 1984: 20) Posisi kepala sekolah sebagai pimpinan di lembaga pendidikan memiliki peluang wewenang yang sangat besar dalam menentukan arah tujuan pendidikan. Setiap kebijakan, peraturan maupun program kerja yang akan diterapkan, tidak lepas dari proses kepemimpinannya. Baik mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan maupun evaluasi dari setiap kebijakan yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu, kepala sekolah diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan yang sifatnya sekedar atministrasi. Karena, selain sebagai administrasi, peran atau fungsi kepala sekolah yang lain seperti sebagai educator, evaluator, manajer, supervisor, leader, dan motivator sangat dibutuhkan dalam kepemimpinannya.

B.Profesionalisme Kepala Sekolah 1. Sikap Profesionalisme Kepala

Sekolah

(8)

yang membutuhkannya. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu.

Istilah profesi juga diartikan sebagai suatu pekerja yang memiliki karakteristik adanya praktek yang mengatur perilaku, dan punya otonomi yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaannya (Alma dkk: 2009: 133).

2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Di dalam judul tersebut makna dari manajemen kepala sekolah menurut (Wahyudi, 2009: 64-65) Manajemen merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan,

melakasanakan, mengevaluasi, usaha para anggota organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapakan, dikatakan suatu proses, karena semua manajer dengan ketangkasan dan ketrampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendaya gunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan.

3. Peranan Kepala Sekolah

Kepala sekolah profesional tidak saja dituntut untuk melaksanakan berbagai tugasnya di sekolah, tetapi ia juga harus mampu menjalin hubungan/kerja sama dengan masyarakat dalam rangka membina pribadi peserta didik secara optimal. Kerja sama ini penting karena banyak persoalan yang tidak dapat diselesaiakan oleh sekolah secara sepihak, atau saling terjadi kesahpahaman, perbedaan persepsi antara pihak sekolah dengan

masyarakat. Misalnya, dalam masalah agama yang akhir-akhir ini banyak dipersoalkan dalam RUU, sekolah bisa saja memberikan informasi tentang agama lain kepada peserta didik, misalnya dalam acara “religion

fair”, “spiritual fail” atau “pekan raya agama”, tetapi mungkin orang tua tidak bisa menerima hal tersebut. Bahkan bisa saja orang tua menyalahkan sekolah, karena memberikan informasi tentang agama lain kepada anaknya. Lebih parah lagi kalau orang tua langsung mencabut anaknya, dan memindahkannya ke sekolah lain. Ini semua bisa terjadi kalau hubungan antara sekolah dengan masyarakat tidak cair, sehingga orang tua tidak mengerti atau tidak mau mengerti apa yang terjadi di sekolah, dan rencana apa yang akan dilakukan sekolah pada masa yang akan datang. (Mulyasa, 2006: 187-189).

METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

(9)

lengkap sesuai dengan masalah yang dihadapi.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenalogis (Moleong, 1993: 9). Yaitu menggambarkan data dengan apa adanya. Dalam pendekatan fenomenalogis dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui berbagai permasalahan implementasi manajemen kepemimpinan kepala sekolah di MTs N 1 Surakarta.

2. Sumber Data a. Data Primer

Data Primer adalah sumber yang memberikan data langsung dari tangan pertama (Surahmat, 1992: 132). Data primer ini berupa hasil wawancara dengan kepala sekolah di MTs N 1 Surakarta. b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah sumber yang mengutip dari sumber lain (Nasution, 1991: 185). Data sekunder dalam penelitian ini berupa dokumentasi-dokumentasi sekolah dan hasil pengamatan lapangan (lingkungan dan sarana dan prasarana sekolah). Datra sekunder ini diperoleh dari karyawan, staf, dan orang tua murit yang mempercayakan anaknya sekolah di MTs N 1 Surakarta.

3. Metode Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Wawancara

Wawancara atau Interview adalah sebuah dialog

yang dilakukkan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharmini, 1998: 126). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang latar belakang berdirinya sekolah, manajemen kepemimpinan kepala sekolah di MTs N 1 Surakarta.

Dalam hal ini penulis menanyakan kepada kepala sekolah, yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan manajemen kepemimpinan kepala sekolah di MTs N 1 Surakarta dan faktor pendukung maupun penghambatnya serta solusi dalam manajemen kepemimpinan kepala sekolah. Adapun kegunaan metode ini mendapatkan data tentang manajemen kepemimpinan kepala sekolah di MTs N 1 Surakarta.

b. Observasi

(10)

kepala sekolah di MTs N 1 Surakarta.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya (Suharsimi arikunto, 1989:188). Metode ini digunakan untuk mengetahui data-data dokumentasi tentang visi, misi, ciri khas sekolah di MTs N 1 Surakarta., dan prestasi sekolah, sturktur organisasi dan hal-hal lain yang berkaitan dengan manajemen kepemimpinan kepala sekolah di MTs N 1 Surakarta.

PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Penentuan subjek penelitian Adapun subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan Guru MTs Negeri I Surakarta. Teknik penelitian yang digunakan yaitu studi populasi, hal sesuai dengan jumlah karyawan produksi di perusahaan tersebut. Menurut Arikunto (2006) apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang, maka diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya apabila jumlah subjek lebih dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25%.

2. Analisis Data

Dalam menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan metode kualitatif. Metode ini digunakan untuk mengklasifikasikan data yang diperoleh untuk disimpulkan, data

yang berupa deskriptif kalimat yang dikumpulkan lewat observasi dan wawancara, mencatat dokumen dan lain-lain yang kemudian sudah disusun secara teratur, tapi merupakan susunan analisis akhir (Sutopo, 2000: 87). a. Tahapan pengklasifikasian yaitu

pengelompokan dan pengumpulan beberapa data yang relevan dan data yang sama sekali tidak relevan sasaran dan fokus penelitian. b. Tahapan pengkategorian data ke

dalam kelas yang sudah ditentukan sekaligus melakukan pengecekan kembali/peneliti terhadap absahnya data yang diperoleh.

c. Setelah selesai melakukan pengklasifikasian dan pengkategorian baru kemudian memasuki tahapan interprestasi : interprestasi sebagai jawaban permasalahan dan mewujudkan rumusan kebenaran dalam penelitian sehingga mudah dicerna secara sistematis dan runtut

Pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode berfikir induktif, yaitu metode analisis yang memeriksa fakta-fakta yang bersifat khusus terlebih dahulu untuk kemudian dipakai sebagai bahan penarikan kesimpulan yang bersifat umum.

(11)

yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.

HASIL PENELITIAN

MTsN 1 Surakarta merupakan suatu lembaga pendidikan yang memiliki kualitas yang sangat bagus, hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan kurikulum pendidikan, output, kualitas guru yang rata-rata gelar pendidikannya S2. Bangunan gedung serta sarana prasarana sekolah yang memadahi dan tambahan kelas program kusus, serta meningkatkan kelas A sampai H untuk reguler, Organisasi dan POMG.

manajemen kepala sekolah adalah kemampuan kepala sekolah dalam memanaj atau mendayagunakan segala sumber daya sekolah yang diarahkan ke dalam pencapaian tujuan pendidikan yang meliputi kemampuan memanaj kurikulum, kesiswaan, personalia, keuangan dan kemampuan memanaj hubungan sekolah dengan masyarakat, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Kepemimpinan yang profesional bagi kepala sekolah adalah modal utama yang harus di upayakan semaksimal mungkin untuk mencapai hasil dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Tetapi, bukan berarti untuk mencapainya berjalan lancar tanpa hambatan. Begitu pula kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya, terutama dalam meningkatkan keprofesionalannya. Beberapa hal yang dilakukan kepala MTs Negeri I Surakarta antara lain :

a. Dengan ini kepala sekolah menggunakan metode pendekatan pada guru – guru secara langsung,

dengan mengurangi rasa emosi dan marah – marah untuk membimbing guru – guru lainya, dengan begitu hasilnya akan lebih baik daripada menggunakan metode lainya. b. Kepala sekolah menggunakan

metode keterbukaan termasuk saran – saran baik dalam rapat, atau musyawarah demi kemajuan MTs N I. contohnya, dalam satu kependidikan yang ada disekolahan dapat melakukan konsultasi dan saling memecahkan permasalahan apabila ada kendala-kendala yang dihadapi dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

c. Pada jam 06:30 WIB Bapak kepala sekolah sudah siap memantau dipintu gerbang dan disini nantinya secara langsung akan tahu kekurangan dan kedisiplinan baik guru, murid dan karyawan, dengan ini kepala sekolah selalu menggunakan metode pendekatan. d. Selain itu program kedepanya

ingin memajukan madrasah sebaik mungkin sejajar dengan sekolah SMP favorit se ekskaresidenan Surakarta, baik dalam bidang umum maupun ilmu agama.

e. Dalam kelas regular dan PK terdapat kegiatan yang lebih efektif seperti wajib sholat jum’at berjamaah, sholat dhuhur, didalam aula mushola dan teras – teras. f. Terdapat kegiatan yang di PK-Nya

(12)

kegiatan tersebut dapat mengurangi tingkat kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran. g. Memberikan kesempatan kepada

para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dalam hal ini kepala sekolah bersifat demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan seluruh potensinya secara optimal. Misalnya memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengikuti berbagai kegiatan seperti loka karya, seminar-seminar yang berkaitan dengan pendidikan dan penataran yang sesuai dengan bidang masng-masing

h. Kepala sekolah melakukan Studi banding ke sekolahan lain, hal ini dilakukan oleh kepala sekolah dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman dan wawasan yang lebih baik berkenaan dengan manajerial kepala sekolah dalam rangka memajukan pendidikan di MTs N I Surakarta (wawancara dengan Bapak Kepala Sekolah, 15 Agustus 2011).

Kepala sekolah adalah orang yang diberi tugas dan tanggung jawab mengelola sekolah, menghimpun, memanfaatkan, dan menggerakkan seluruh potensi sekolah secara optimal untuk mencapai tujuan. Sedangkan hubungan interpersonal kepala sekolah dengan semua personal yang berlangsung di sekolah dalam rangka mempengaruhi mereka agar melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan, adalah proses kepemimpinan pendidikan di sekolah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan manajemen kepala sekolah di MTsN I Surakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan manajerial kepala

sekolah di MTsN 1 Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Kepala sekolah menggunakan metode pendekatan pada guru – guru secara langsung, dengan mengurangi rasa emosi dan marah – marah untuk membimbing guru – guru lainya.

b. Kepala sekolah menggunakan metode keterbukaan termasuk saran – saran baik dalam rapat, atau musyawarah demi kemajuan MTs N I.

c. Pada jam 06:30 WIB Bapak kepala sekolah sudah siap memantau dipintu gerbang dan disini nantinya secara langsung akan tahu kekurangan dan kedisiplinan baik guru, murid dan karyawan.

d. Selain itu program kedepanya ingin memajukan madrasah sebaik mungkin sejajar dengan sekolah SMP favorit se ekskaresidenan Surakarta, baik dalam bidang umum maupun ilmu agama.

e. Mengadakan kegiatan yang lebih efektif seperti wajib sholat jum’at berjamaah, sholat dhuhur, didalam mushola. f.Mengadakan kegiatan out bound

dan outing class, salah satu hal yang menarik untuk masuk ke PK / MTsN.

(13)

seperti memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengikuti berbagai kegiatan seperti loka karya, seminar-seminar yang berkaitan dengan pendidikan dan penataran yang sesuai dengan bidang masing-masing

h. Kepala sekolah melakukan Studi banding ke sekolahan lain.

2. Faktor - faktor pendukung manajerial di MTsN 1 Surakarta antara lain :

a. Kemudahan untuk mendirikan program khusus (PK), ada tambahan – tambahan jam dari pengembangan kurikulum antara lain semua sekolah PK dipulangkan jam 16:00 Wib. b. Siswa yang diasrama PK lebih

terarah dan terbimbing sehingga secara kualitas hasilnya lebih baik bila dibandinglkan yang tidak diasrama atau siswa regular.

c. Pada tahun 2011 terdapat perlombaan olimpiade siswa asal MTs yang diterima di SMA N I RSBI Serpong jumlah siswa mencapai 6 orang.

d. Dengan hasil ini yang program khusus lebih besar daripada regular.

e. Penanganan khusus akan berdampak besar sekali kepada hal yang positif.

f. Dari siswa pendaftaran PK berjumlah 117 siswa tapi yang diterima baru 48 siswa, dan untuk regular saat ini berjumlah 269 siswa.

g. Mengenai faktor jam PK bila dibandingkan dengan regular akan lebih jauh hasilnya didalam PK terdapat

pembelajaran ilmu tafsir, ilmu taklim, dan ditambahkan pembelajaran bahasa inggris, dan ilmu agama lainya.

3. Kendala manejerial di MTsN 1 Surakarta di antaranya :

a. Asramanya belum memadahi untuk Islamic boarding school. b. Administrasi atau anggaran dari

wali murid saat ini kurang lancar.

c. Lingkungan asrama masih dalam tahap renovasi dan melengkapi sarana – prasarana.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 2005. Kamus Besar

Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka.

Iwa, Sukiswa. 1986. Dasa r-dasar

Umum Manajemen

Pendidikan. Bandung:

Tarsito.

Husaini. 2006. Manajemen Teori Praktik & Riset Pendidikan. Yogyakarta.

J. Moleong, Lexy. 2004. Metodologi

Penelitian Suatu

Pendekatan. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya. Kartono, Kartini. 1983. Pemimpin

dan Kepemimpinan: Apakah

pemimpin Abnormal itu. CV Rajawali: Jakarta.

Kolis, Nur. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Grasindo: Jakarta.

Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala

Sekolah Profesional.

(14)

Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nanang, Fattah. 2001. Landasan

Manajemen Pendidikan.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Pidarta, Made. 2004. Manajemen

Pendidikan Indonesia.

Jakarta: PT. rineka Cipta Tatang. 1986. Menyusun Rencana

Penelitian. Jakarta : Rajawali Press.

Usman, Husaini. 2008. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana. 2004. Manajemen Program

Pendidikan : Untuk

Pendidikan Nonformal dan

Pengembangan Sumber

Daya Manusia. Bandung :

Falah Production.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta : CV. Rajawali.

Suryosubroto. 2004. Manajemen

Pendidikan Di Sekolah.

Jakarta : Asdi Mahasadya. Wahyudi. 2009. Kepemimpinan

Referensi

Dokumen terkait

Ahmad Firmansyah, 2014 KESENIAN CALUNG GROUP GENDING SARI DI DAERAH POPONCOL BUNUT KABUPATEN KARAWANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]

Kondisi Penyebaran Tumbuhan Obat dan Status Tumbuhan Obat di Alam Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kampung Konservasi TOGA Gunung Leutik tersebar pada

ingkarannya, menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk, serta mampu menggunakan prinsip logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan penarikan

[r]

Tujuan tugas adalah agar mahasiswa lebih memahami peran-peran dan kategori setiap kata dalam kalimat sehingga memudahkan mahasiswa menentukan apakah kalimat tersebut sesuai

Deskripsi luaran tugas: hasil akhir adalah simpulan dari pembahasan yang dikerjakan oleh mahasiswa.. Kriteria Penilaian Penilaian tugas: berdasarkan tingkat penguasaan materi

Suhana (2008) melakukan penelitian tentang Analisis Ekonomi Kelembagaan dalam Pengelolaan Sumberdaya Ikan Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini bertujuan