• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis strategi komunikasi dalam pemasaran susu sapi perah di KUD Giri Tani, Cisarua, Bogor, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis strategi komunikasi dalam pemasaran susu sapi perah di KUD Giri Tani, Cisarua, Bogor, Jawa Barat"

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN

SUSU SAPI PERAH DI KUD GIRI TANI, CISARUA, BOGOR,

JAWA BARAT

Oleh:

MARIKA VERARIA I34070032

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(2)

ABSTRACT

MARIKA VERARIA. Analyze Communication Strategy of the Milk’s Marketing, (Case Study: KUD Giri Tani at Cibereum village, Cisarua Subdistrict, Bogor, West Java). Supervised by:Aida Vitayala Hubeis.

This research has been written to explore how KUD Giri Tani did their marketing communication. How KUD Giri Tani communicates their product to consumer or to the market. How they promote their product and make it well. First of all, this research explain the marketing mix of KUD Giri Tani, such as product, price, promotion, and place. And then we explain how KUD Giri Tani make their segmenting, positioning, and targeting. After knowing that, analizing internal situasion and external situasion surrounds KUD Giri Tani. The final part of this research presents the evaluation of their marketing on KUD Giri Tani and ends with an operational approach to formulating and implementing a strategic marketing plan. The formulating of strategic marketing plan are presented from matriks EFE (External Factor Evaluation), matriks IFE (Internal Factor Evaluation), and matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunity, Threat).

(3)

RINGKASAN

MARIKA VERARIA. ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN SUSU SAPI PERAH DI KUD GIRI TANI, CISARUA, BOGOR, JAWA BARAT.(Di bawah bimbingan Aida Vitayala Hubeis).

KUD Giri Tani merupakan koperasi yang menampung susu sapi hasil perahan peternak sapi di daerah Cisarua. KUD Giri Tani terletak di Jalan Taman Safari, desa Cibereum, kecamatan Cisarua. Susu yang ditampung kemudian dipasok ke Industri Pengolahan Susu atau ke perusahaan susu yang membutuhkan pasokan susu yang banyak. Saat ini KUD Giri Tani merupakan pemasok susu utama di PT Cimory, dan setiap hari susu dikirim sebanyak dua kali pada pagi hari dan sore hari.

Pelaksanaan usaha KUD Giri Tani dilakukan dengan berbagai strategi pengembangan untuk kemajuan KUD, dan salahsatu diantaranya adalah melakukan strategi komunikasi pemasaran. Strategi komunikasi ini diperlukan untuk memperkenalkan unit usaha KUD ke pasar perdagangan. Unit usaha utama yang dikelola KUD Giri Tani adalah unit usaha susu sapi perah. Susu sapi perah dalam KUD Giri Tani dikelola untuk dijual dan dipasok ke PT Cimory.

Konsep strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh KUD Giri Tani ini mencakup segmenting, targeting, positioning, bauran pemasaran atau yang dikenal dengan istilah 4P: product, price, place, promotion. Penetapan konsep ini tidak lepas dari analisis lingkungan eksternal dan internal KUD Giri Tani. Dari analisis ini, KUD Giri Tani dapat menentukan strategi komunikasi berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada KUD Giri Tani. Analisis lingkungan internal mencakup produksi dan operasi, keuangan, sumberdaya manusia, pemasaran, sistem informasi manajemen, dan penelitian dan pengembangan. Sedangkan analisis lingkungan eksternal mencakup keadaan ekonomi, sosial budaya, politik, teknologi, ancaman pesaing, ancaman produk pengganti, dan kekuatan penawaran pembeli dan konsumen. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mendalam mengenai konsep strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh KUD Giri Tani.

Penelitian ini dilakukan secara kualitatif yang dilengkapi dengan data kuantitatif. Pada penelitian ini akan dijelaskan secara kualitatif bagaimana KUD Giri Tani menentukan bauran pemasaran (4P) dan pasar sasarannya:segmenting, targeting dan positioning, serta bagaimana kondisi internal dan kondisi eksternal dari KUD Giri Tani. Selanjutnya akan dilengkapi dengan matriks IFE dan matriks EFE yang dianalisis secara kuantitatif menggunakan microsoft excel untuk menentukan bobot skor setiap matriks. Dari bobot skor akan diketahui bagaimana respon KUD Giri Tani terhadap kekuatan dan kelemahan pada matriks IFE, dan terhadap peluang dan ancaman pada matriks EFE. Matriks IFE dan matriks EFE ini dibuat berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada responden terpillih. Responden kuesioner dipilih secara sengaja hanya untuk pejabat-pejabat yang ada di KUD Giri Tani, seperti ketua KUD Giri Tani, sekretaris KUD Giri Tani, bendahara KUD Giri Tani, dan badan pengawas KUD Giri Tani.

(4)

(preferensi yang menyebar) sebagai pola segmentasi pasar. Pola ini merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen sebagai sasaran komunikasi pemasaran susu dari KUD Giri Tani memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan.

KUD Giri Tani menentukan segmen pasar produk susu sapi perah berdasarkan keadaan geografis, yang mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis dalam satu wilayah negara yaitu Indonesia. Sedangkan untuk targeting KUD Giri Tani melakukan pola product specialization sebagai pola penetapan target pasarnya. Positioning KUD Giri Tani lebih difokuskan kepada diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi personalia. Bauran produk yang dimiliki KUD Giri Tani difokuskan kepada produk susu sapi perah, namun selain itu KUD Giri Tani juga memiliki produk makanan ternak, jasa simpan pinjam, dan unit usaha kesehatan hewan. Harga setiap produk yang dijual ditetapkan berdasarkan kualitas susu berdasarkan total solid yang terkandung dalam susu dan grade susu yang dikirim. Promosi KUD Giri Tani menggunakan komunikasi nonmedia dengan kegiatan personal selling antara pengurus KUD Giri Tani dengan konsumen sasaran. Komunikasi bermedia yang dilakukan KUD Giri Tani adalah media ruang seperti surat dan faksimili.

Kondisi internal KUD Giri Tani lebih berpengaruh daripada kondisi eksternal KUD Giri Tani. KUD Giri Tani mengalami konflik di internal KUD dan perlu melakukan rekonsiliasi antar pengurus yang mengalami konflik. Berdasarkan hasil penghitungan matriks IFE, total skor terbobot sebesar 2.852 yang menandakan bahwa KUD Giri Tani berada pada posisi rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahannya. Sedangkan berdasarkan hasil penghitungan matriks EFE diperoleh total skor terbobot sebesar 2.932 yang mengindikasikan bahwa respon yang diberikan KUD Giri Tani terhadap lingkungan eksternal tergolong sedang atau rata-rata.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai kondisi internal KUD Giri Tani, KUD mengalami banyak permasalahan di internal KUD. Konflik di dalam tubuh pengurus terjadi di KUD Giri Tani yang disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat atas penetapan kebijakan yang dilakukan ketua KUD tentang pemberian izin pengiriman langsung susu sapi perah dari peternak besar anggota KUD ke PT Cimory. Penetapan kebijakan ini dianggap merugikan peternak kecil dan menyebabkan hubungan antar anggota KUD Giri Tani menjadi tidak baik. Berdasarkan hasil wawancara, kondisi eksternal KUD Giri Tani sampai saat ini, tidak menyebabkan banyak masalah di KUD Giri Tani. Permasalahan yang terjadi di KUD Giri Tani lebih banyak disebabkan oleh kondisi internal yang tidak harmonis, karena kurangnya hubungan komunikasi yang intensif baik antar pengurus maupun antar anggota koperasi.

(5)

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN

SUSU SAPI PERAH DI KUD GIRI TANI, CISARUA, BOGOR,

JAWA BARAT

Oleh:

MARIKA VERARIA I34070032

Skripsi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi

dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia,

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(6)

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi:

Judul Studi : Analisis Strategi Komunikasi dalam Pemasaran Susu Sapi

Perah di KUD Giri Tani, Cisarua, Bogor, Jawa Barat

Nama Mahasiswa : Marika Veraria

Nomor Siswa : I34070032

Mayor : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing,

Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Hubeis

NIP. 19470928 197503 2001

Mengetahui,

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Ketua

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS.

NIP. 19550630 198103 1003

(7)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN SUSU SAPI

PERAH DI KUD GIRI TANI, CISARUA, BOGOR, JAWA BARAT” BELUM

PERNAH DIAJUKAN DAN DITULIS PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN SKRIPSI INI

MERUPAKAN HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG

BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH

PIHAK ATAU LEMBAGA LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN

YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Februari 2011

(8)

Riwayat Hidup

Marika Veraria dilahirkan di Jakarta pada tanggal 07 April 1989. Anak

pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Madiri Thamrin Sianipar dan Helen

Rosita Sitanggang. Penulis memiliki dua orang adik laki-laki yang bernama

Ohiongyi Morino dan Arlinton Mariko, dan satu adik perempuan bernama Ayu

Maharani. Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis adalah Taman

Kanak-Kanak selama dua tahun di TK Sang Timur, Sekolah Dasar selama enam tahun di

SDK Pamardi Yuwana Bhakti, Sekolah Menengah Pertama selama tiga tahun di

SMPK Pamardi Yuwana Bhakti, Sekolah Menengah Atas selama tiga tahun di

SMAN 67 Jakarta. Masuk universitas pada tahun 2007 ke Institut Pertanian Bogor

(IPB) melalui USMI. Setelah tingkat pertama menempuh Tingkat Persiapan

Bersama (TPB), pada tahun 2008 masuk ke Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat (SKPM), Fakultas Ekologi Manusia (FEMA).

Penulis dibesarkan di keluarga yang suka menyanyi. Oleh karena itu,

penulis bergabung pada Paduan Suara Anak Indonesia (PSAI) di bawah pimpinan

Ibu Aida Swenson Simanjuntak. Ketergabungan penulis dengan PSAI ini

membawa penulis menjadi duta bangsa Indonesia yang dikirim ke beberapa

negara bagian Amerika Serikat, seperti San Fransisco, New York, Florida, dan

Washington DC untuk memperkenalkan budaya Indonesia dan menyanyi bersama

PSAI untuk warga negara AS.

Penulis aktif di Komisi Kesenian divisi Paduan Suara pada Unit Kegiatan

Mahasiswa, yaitu Persekutuan Mahasiswa Kristen Institut Pertanian Bogor.

Penulis juga menjadi anggota vocal grup di gerejanya. Penulis telah banyak

memenangkan berbagai perlombaan vocal grup, seperti pada perlombaan vocal

grup di UI, dimana penyelenggaraannya adalah Jurusan Sastra Jerman, dan

(9)

Kata Pengantar

Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis di KUD

Giri Tani, Cisarua, Bogor, Jawa Barat mengenai strategi komunikasi dalam

pemasaran yang dilakukan oleh koperasi tersebut. Penulis mengucap syukur

kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaanNya pada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis bersyukur walaupun

melalui banyak rintangan dan tantangan penulis dapat berjuang untuk melawan

rintangan dan tantangan tersebut dengan baik.

Penulis berharap penelitian yang telah dilakukan ini dapat menjadi

kebaikan bagi perkembangan koperasi di Indonesia. Melalui hasil penelitian ini

koperasi dapat terus diperhatikan perkembangannya terutama dalam strategi

komunikasi pemasarannya, yang dapat dilihat dari bagaimana koperasi

menentukan segmenting, positioning, dan targeting, 4P (Product, Price, Place,

Promotion). Selain itu, strategi komunikasi pemasaran juga diteliti melalui

analisis lingkungan internal dan eksternal yang dilanjutkan dengan analisis

SWOT. Setelah menganalisis lingkungan internal dan eksternalnya, dilihatlah

bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki KUD Giri

Tani.

Bogor, Februari 2011

(10)

Prakata

Segala Pujian, Hormat, Kemuliaan, dan Ucapan Syukur Penulis berikan

kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan penyertaan kasihNya saja

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik juga

karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak lain. Maka dari itu pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen Pembimbing skripsi, Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Hubeis yang telah

membimbing, memberi saran dan kritik yang membangun, memberi motivasi,

dan membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan serta menjadi

karya yang sangat memuaskan.

2. Bapak Ir. Fredian Tonny, MS sebagai dosen penguji petik skripsi dan terima

kasih untuk saran yang sangat membangun bagi penulis dalam penulisan

skripsi.

3. Ibu DR. Ir. Siti Amanah, MSc dan Bapak Martua Sihaloho, SP, MSi yang

bersedia menguji penulis dalam sidang skripsi.

4. Ayahanda tercinta Madiri Thamrin Sianipar dan Ibunda tersayang Helen Rosita

Sitanggang yang selalu mendukung penulis baik secara rohani, finansial,

kebijaksanaan, dan cinta kasih yang tidak terbatas.

5. Adik-adik penulis, Ohiongyi Morino, Ayu Maharani, dan Arlinton Mariko,

yang selalu mendukung dan mengingatkan penulis untuk dapat menjadi contoh

yang baik bagi adik-adiknya dan yang selalu menolong penulis saat penulis

sedang kesulitan. Kalian selalu menjadi inspirasi dan semangat penulis untuk

berjuang. Penulis mencintai kalian.

6. Sahabat tercinta penulis, yang merupakan pasangan sejati Lisbet Juwita

Girsang dan Renatalido Arios, yang telah memberikan sangat banyak bantuan

kepada penulis, seperti alamat koperasi susu di Bogor, membantu memberikan

semangat kepada penulis, membantu penulis dalam mengerjakan kuantitatif

skripsi dan mengsubsidi makanan untuk penulis sewaktu berkunjung ke kosan

(11)

7. Kawan-kawan Jojotik penulis Geidy Tiara Ariendi, Isma Rosyida, Hardiyanti

Dharma Pertiwi, Mery Purnamasarie, yang juga terus mendukung dan

menolong penulis untuk secepatnya menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Kelompok Kecil penulis, Kak Desra Sihombing, Priskila Lisnawati, dan Fanny

Aprilta yang selalu mengingatkan penulis untuk selalu berdoa dan bekerja serta

selalu mendorong penulis untuk mengandalkan Tuhan dalam bekerja.

9. Teman-Teman satu Departemen KPM, serta Departemen lain yang tidak bisa

disebutkan semuanya.

10. Kakak-kakak satu kosan penulis, Kak Kani, Kak Cici, dan Kak Prima, serta

bude penulis yang baik hati, yang selalu mengingatkan penulis untuk tidak

terlalu sering bermain dan pulang malam.

Akhirnya penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Rumusan Masalah ...4

1.3. Tujuan penelitian...6

1.4. Manfaat penelitian...6

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL ...8

2.1. Tinjauan Pustaka ...8

2.2. Kerangka Pemikiran Operasional ...25

2.3. Definisi Konseptual... 27

2.4. Definisi Operasional... 28

BAB III METODE PENELITIAN...30

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...30

3.2. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 30

3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM KUD GIRI TANI... 35

4.1. Sejarah KUD Giri Tani... 36

4.2. Struktur Organisasi KUD Giri Tani ... 38

4.3. Sumberdaya Manusia ... 41

(13)

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI

TANI... 47

5.1. Segmenting, Targeting,danPositioningSusu sapi Perah KUD Giri Tani...47

5.2. Bauran Pemasaran... 51

BAB VI KONDISI LINGKUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI... 59

6.1. Analisis Lingkungan Internal ...59

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal. ...67

BAB VII PENGEMBANGAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI... 73

7.1. Analisis SWOT ... 73

7.2. Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran... 84

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 96

8.1. Kesimpulan ...98

8.2. Saran...99

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Komposisi rata-rata unsur dalam susu sapi perah ...8

Tabel 2 Matriks SWOT ...9

Tabel 3 Tingkat kepentingan faktor yang menjadi kekuatan...33

Tabel 4 Penentuan rating faktor internal/eksternal strategis...34

Tabel 5 Matriks IFE ... 35

Tabel 6 Matriks EFE ... 35

Tabel 7 Perkembangan jumlah anggota KUD Giri Tani ...45

Tabel 8 Daftar harga beli susu segar PT. Cimory ... 55

Tabel 9 Harga Konsentrat (Rp/kg) menurut tahun 2006-2008 dan Jenis Konsentrat .56 Tabel 10 Matriks evaluasi faktor internal KUD Giri Tani ...86

Tabel 11 Matriks evaluasi faktor eksternal KUD Giri Tani ...90

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Segitiga Strategis………...12

Gambar 2 Kerangka Pemikiran………...27

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Susu merupakan suatu kebutuhan nasional yang diperlukan untuk

memenuhi permintaan masyarakat Indonesia akan produk minuman bergizi. Jika

dilihat kondisi persusuan di Indonesia, Indonesia masih belum dapat memenuhi

kebutuhan nasional tersebut walaupun dalam kenyataannya Indonesia sudah

cukup banyak memiliki populasi sapi perah. Populasi sapi perah ini tergabung

dalam peternakan sapi perah yang memiliki kontribusi penting terhadap

penyediaan susu sapi di Indonesia.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memperkirakan

bahwa populasi sapi perah di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat, namun

jumlah produksi susu sapi nasional mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

Indonesia memiliki 361.351 ekor sapi perah, dengan jumlah produksi susu

535.962 ton pada tahun 2005, jumlah populasi ini meningkat di tahun 2006

menjadi 369.008 ekor sapi perah dengan jumlah produksi susu 616.549 ton.

Selanjutnya pada tahun 2007, jumlah populasi sapi perah juga meningkat menjadi

374.067 ekor sapi perah, tetapi tidak diikuti oleh peningkatan jumlah produksi

susunya, yaitu menurun menjadi 567.683 ton. Namun pada tahun 2008, jumlah

produksi susu menjadi meningkat menjadi 574.406 ton susu diikuti dengan

peningkatan jumlah populasi sapi perah menjadi 407.763 ekor. Berdasarkan data

dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tersebut dapat

disimpulkan bahwa jumlah produksi susu sapi di Indonesia masih mengalami

fluktuasi dari tahun ke tahun.

Faktor lain yang mempengaruhi lemahnya kondisi persusuan di Indonesia

adalah ketersediaan susu nasional belum terpenuhi secara sempurna. Jumlah

konsumsi susu di Indonesia lebih tinggi dari jumlah produksinya. Berdasarkan

data tahun 2005 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, produksi susu

nasional baru dapat memenuhi 30 persen kebutuhan nasional. Semakin lama

(18)

semakin meningkat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2006,

jumlah konsumsi susu Indonesia pada tahun 2005 mencapai 1.402.425 kg susu,

namun jumlah produksi yang dihasilkan Indonesia hanya 552.320 kg susu. Jumlah

konsumsi susu yang lebih tinggi dari produksi susu juga terjadi pada tahun 2004,

dengan selisih 843.375 kg susu yang tidak dapat dipenuhi oleh Indonesia. Hal

inilah yang menyebabkan kondisi persusuan di Indonesia tidak kuat.

Faktor lain yang memperlihatkan kelemahan kondisi persusuan di

Indonesia adalah impor susu yang lebih banyak daripada ekspor susu. Menurut

data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

pada tahun 2006, nilai ekspor susu nasional mengalami penurunan dari periode

tahun 2001-2005, sedangkan nilai impor susu nasional mengalami kenaikan

secara bertahap dari tahun ke tahun pada periode waktu tersebut. Indonesia

mampu mengekspor 693.0 ton susu pada tahun 2001, dan terus menurun pada

tahun berikutnya secara berturut-turut 609.6 ton, 461.2 ton, 409.3 ton, dan

meningkat di tahun 2005 menjadi 450.4 ton susu. Sedangkan untuk data impor,

jumlah impor susu Indonesia jauh lebih tinggi dari jumlah ekspornya, dan

terus-menerus meningkat pada periode 2001-2005 secara berturut-turut 1262.9 ton,

1266.4 ton, 1517.4 ton, 1794.7 ton, dan 1816.6 ton. Hal ini sungguh sangat ironis,

mengingat Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki peternakan sapi

terbesar di dunia.

Pemenuhan kebutuhan nasional akan susu dapat dilakukan dengan dua

bentuk usaha, diantara usaha industri susu atau yang biasa disebut Industri

Pengolahan Susu (IPS) dan koperasi susu. Dalam menjalankan usahanya, Industri

Pengolahan Susu memerlukan pasokan susu. Pasokan susu ini biasanya

didapatkan dari koperasi susu yang menampung susu dari peternak sapi perah

yang ada di Indonesia. Sebagian besar peternak sapi perah yang memiliki

peternakan sapi perah menyalurkan susu hasil perahannya ke koperasi susu agar

dapat dijual ke Industri Pengolahan Susu atau industri susu.

Koperasi sekunder yang berskala nasional didirikan pada tahun 1980

untuk menjembatani kepentingan peternak sapi perah dan Industri Pengolahan

Susu (IPS). Organisasi tersebut dinamakan Gabungan Koperasi Susu Indonesia

(19)

mempunyai tugas untuk menentukan penawaran dan melakukan negosiasi harga

susu sapi segar. GKSI sendiri tidak mempunyai usaha peternakan sapi perah

sehingga maksimisasi keuntungan hanya dapat ditempuh dengan meningkatkan

harga kepada IPS atau pemotongan harga dengan proporsi yang lebih besar

terhadap harga susu di level peternak. Posisi tawar peternak sapi perah diharapkan

menjadi lebih tinggi melalui wadah koperasi. Melalui pembentukan koperasi susu,

diharapkan pemenuhan kebutuhan nasional akan susu dapat terpenuhi. Jumlah

produksi susu Indonesia dapat seimbang atau bahkan dapat diatas jumlah

konsumsi susu Indonesia. Tidak hanya itu saja, prospek ke depan dalam

pembentukan koperasi susu ini adalah berkembangnya koperasi sebagai soko guru

ekonomi Indonesia dengan mengurangi impor susu ke Indonesia bahkan dapat

menjadi pengekspor susu ke luar negeri.

Kenyataan yang terjadi tujuan ini masih belum dapat terealisasikan dengan

sepenuhnya. Koperasi susu Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan

susu nasional dan produksi susunya masih belum dapat memenuhi konsumsi susu

nasional. Ada berbagai kendala yang dihadapi koperasi susu dalam melaksanakan

usahanya ini. Kendala itu bisa berasal dari internal koperasi maupun dari eksternal

koperasi. Kendala internal bisa berhubungan dengan manajemen usaha, strategi

komunikasi pemasaran, kualitas susu untuk masalah ekspor susu ataupun

manajemen sumber daya manusianya. Sedangkan kondisi eksternal berhubungan

dengan lingkungan industri koperasi susu, persaingan dengan koperasi susu lain

atau memang karena kondisi perekonomian negara yang menyebabkannya. Oleh

karena itu perlu untuk diteliti, kendala apa saja yang menyebakan koperasi

Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan nasional akan susu.

Perkembangan pembentukan koperasi susu di Indonesia cukup pesat.

Setiap propinsi di Indonesia memiliki koperasi susu, terutama untuk wilayah

Jawa dan sekitarnya. Menurut data dari sumber GKSI (2008), untuk wilayah

Jawa Barat setidaknya terdapat dua puluh lima koperasi yang menampung susu

dari peternak sapi perah yang tergabung dalam GKSI, antara lain:

1. Koperasi yang berlokasi di Bandung: KPBS Pangalengan, KPS BU Lembang,

KUD Sarwa Mukti, KUD Tani Mukti, KUD Sinar Jaya, KUD Ciparay, KUD

(20)

2. Koperasi yang berlokasi di Sumedang: KSU Tandang Sari

3. Koperasi yang berlokasi di Garut: KUD Bayongbong, KUD Cisurupan,

KPGS Cikajang, KUD Samarang, dan KUD Cilawu.

4. Koperasi yang berlokasi di Kuningan: KUD Dewi Sri, KSU Karya Nugraha

5. Koperasi susu yang berlokasi di Majalengka: KUD Balebat

6. Koperasi susu yang berlokasi di Tasikmalaya: KUD Pager Ageung

7. Koperasi susu yang berlokasi di Sukabumi: KUD Makmur, KUD Gemah

Ripah, KPS Gunung Gede, dan KUD Bhakti.

8. Koperasi susu yang berlokasi di kota Bogor: KPS Bogor

9. Koperasi susu yang berlokasi di Bogor: KUD Giri Tani.

10. Koperasi susu yang berlokasi di Cianjur: KUD Cipanas.

KUD Giri Tani menjadi sasaran penelitian yang dilakukan dari kedua

puluh lima koperasi yang ada di daerah Jawa Barat. Lokasi koperasi yang cukup

terjangkau dengan baik memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian di

koperasi tersebut. KUD Giri Tani berlokasi di Jalan Taman Safari, Desa

Cibereum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. KUD Giri Tani merupakan

salah satu pemasok susu utama di PT Cimory dan merupakan salah satu koperasi

yang mempunyai andil besar dalam pemenuhan kebutuhan susu nasional. Oleh

karena itu, diperlukan penelitian tentang strategi komunikasi KUD Giri Tani

dalam memasarkan produknya, seperti penetapan segmenting, targeting, dan

positioning, dan bauran pemasarannya (produk, harga, tempat, dan promosi) serta

kondisi internal dan kondisi eksternal KUD Giri Tani yang mempengaruhi

penetapan strategi komunikasi dalam pemasarannya. Penelitian ini akan berujung

pada perumusan strategi komunikasi pemasaran yang cocok dilakukan pada KUD

Giri Tani untuk memajukan usahanya dengan menggunakan analisis SWOT.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, maka

dapat dilihat bahwa masih banyak permasalahan yang terjadi dalam

perkembangan koperasi susu dan pemasaran susu sapi perah di Indonesia.

Berbagai cara harus ditempuh agar koperasi dapat mengurangi permasalahan

(21)

untuk memecahkan masalah yang ada dan mengurangi kritik-kritik yang tajam di

sekitar koperasi adalah dengan melakukan fokus pengembangan koperasi pada

strategi komunikasi dalam pemasaran produk yang dikelolanya. Hal ini menjadi

penting mengingat dewasa ini, strategi komunikasi dalam pemasaran sering

diabaikan dalam pengembangan usaha koperasi.

Strategi komunikasi yang tepat dalam pemasaran produk dapat

menghindarkan KUD Giri Tani dari kerugian. Dan konsep yang perlu untuk

diperhatikan dalam strategi komunikasi ini mencakup penentuan segmenting,

positioning, dan targeting. Tidak hanya itu saja, strategi komunikasi juga

berhubungan dengan penetapan bauran pemasaran terutama dalam aspek

promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan KUD Giri Tani untuk memberikan

informasi pada orang banyak agar visi dan misi KUD Giri Tani tercapai perlu

untuk diperhatikan karena promosi merupakan cara untuk memperkuat

pemasaran dan memperkuat loyalitas pelanggan terhadap produk susu sapi yang

dimiliki KUD Giri Tani.

Kegiatan promosi yang dilakukan KUD Giri Tani harus melihat kondisi

internal dan kondisi eksternal koperasi. Perlu dilakukan analisis lingkungan

internal dan lingkungan eksternal agar KUD Giri Tani dapat menentukan apa

yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki KUD

Giri Tani. Pengetahuan ini dapat membantu KUD Giri Tani untuk menentukan

bentuk strategi baru.

KUD Giri Tani merupakan salah satu koperasi yang cukup aktif dan

sudah memiliki banyak anggota. KUD Giri Tani ini dibiarkan bersaing dengan

jenis-jenis perusahaan lain dalam kegiatan ekonominya baik dalam pengadaan

sumber-sumber produktif maupun dalam pemasaran hasil-hasil produksi.

Keunggulan bersaing merupakan faktor-faktor penentu eksistensi KUD Giri Tani

terutama di masa-masa persaingan bebas. Keunggulan bersaing ini bukan karena

peranan pemerintah dalam mengembangkan KUD ini tetapi harus diperoleh

melalui peningkatan efisiensi koperasi.

Peningkatan efisiensi koperasi dapat dilakukan dengan strategi

komunikasi yang sesuai dengan visi dan misi koperasi. Oleh karena itu, perihal

(22)

pengurus dan anggota koperasi untuk diteliti. Para pengurus dan anggota koperasi

perlu melihat bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang telah dilakukan

oleh koperasi sekarang. Koperasi perlu untuk memahami persaingan di pasar agar

koperasi tidak ketinggalan dan tetap maju.

Koperasi perlu memahami kekuatan dan kelemahan internal koperasi

untuk mengembangkan strategi komunikasi pemasarannya dan tentu saja juga

harus memahami peluang dan ancaman dari eksternal koperasi, supaya koperasi

tidak dirugikan dan tidak diacuhkan di dunia perdagangan susu. Masalah-masalah

yang telah dijabarkan di atas disimpulkan menjadi ketiga pertanyaan yang akan

ditentukan jawabannya melalui penelitian, yaitu:

1. Apakah strategi komunikasi pemasaran susu sapi perah telah sesuai dengan visi

dan misi KUD Giri Tani?

2. Bagaimana kondisi lingkungan komunikasi pemasaran di KUD Giri Tani?

3. Bagaimana bentuk pengembangan strategi komunikasi pemasaran yang dapat

dilakukan oleh KUD Giri Tani agar lebih mampu bersaing?

1.3. Tujuan penelitian

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk:

1. Memahami kesesuaian strategi komunikasi pemasaran susu sapi perah dengan

visi dan misi KUD Giri Tani.

2. Memahami kondisi lingkungan komunikasi pemasaran di KUD Giri Tani.

3. Merumuskan bentuk pengembangan strategi komunikasi pemasaran koperasi

agar KUD Giri Tani mampu bersaing di dunia perdagangan.

1.4. Manfaat penelitian

Penelitian “Analisis Strategi Komunikasi dalam Pemasaran Susu Sapi Perah

di KUD Giri Tani”bermanfaat untuk mengembangkan KUD Giri Tani agar lebih

memahami permasalahan pemasaran yang ada di koperasi dan rumusan

pengembangan strategi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah

tersebut. Penelitian ini memadukan konsep pemasaran dengan pengembangan

koperasi, sehingga dapat dilihat bagaimana kontribusi strategi komunikasi dalam

(23)

Penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi para pengurus dan anggota koperasi

untuk melihat kelemahan dan kekuatan yang dimiliki koperasi dan juga mampu

melihat peluang dan ancaman yang dihadapi oleh koperasi. Pemahaman ini akan

menuntun pengurus dan anggota koperasi untuk melakukan pengembangan

koperasi agar tetap maju dan eksis. Penelitian ini pun juga bermanfaat bagi para

akademika untuk memahami peran koperasi susu dalam memasarkan susu sapi

(24)

BAB II

PENDEKATAN KONSEPTUAL

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Susu

Susu adalah cairan putih yang dikeluarkan oleh kelenjar mamalia, seperti

sapi perah. Komposisi gizi pada susu sangat beragam, bergantung pada beberapa

faktor, akan tetapi angka rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi perah

adalah protein yang bermutu tinggi sebesar 3,4% dengan kadar lemak 3,9%

(Amaliah, 2008). Susu merupakan sumber kalsium dan posfor yang baik, tinggi

kandungan vitamin A, thiamin, niacin, dan riboflavin. Selain itu, susu juga

mempunyai kadar air 87,10%, serta kandungan gula yang cukup tinggi yakni 5%

namun rasanya tidak manis karena gula susu atau laktosa serta daya kemanisannya

lebih rendah dari gula pasir atau sukrosa (Amaliah, 2008).

Selain berupa susu murni, susu dapat juga diolah menjadi berbagai macam

olahan, salah satunya susu cair dalam kemasan. Susu cair dalam kemasan dibagi

menjadi:

a. Susu pasteurisasi adalah susu yang telah dipanaskan dengan suhu tinggi

untuk membunuh bakteri berbahaya. Lamanya pemanasan adalah lima

belas menit dengan suhu 750C, kemudian susu didinginkan segera pada

suhu 100C untuk mencegah dan menghambat pertumbuhan dan

perkembangan bakteri yang masih tinggal. Proses ini tidak menggunakan

bahan pengawet sehingga susu aman untuk diminum dan memperlama

proses penyimpanan.

b. Susu UHT atau susu sterilisasi, yaitu susu yang dipasteurisasi dengan

menggunakan UHT dengan suhu 1430C dalam waktu lima detik. Susu

UHT dapat bertahan selama dua tahun tanpa disimpan dilemari pendingin.

Susu segar sebagai output dari usaha peternakan sapi perah sekaligus input

Industri Pengolahan Susu (IPS) mempunyai sifat fisik yang spesifik. Susu segar

merupakan komoditi peternakan yang paling mudah rusak dibandingkan dengan

komoditi peternakan lainnya. Selain itu, wujudnya yang berbentuk cair dan

(25)

dengan kehati-hatian (Amaliah, 2008). Pengolahan susu bertujuan untuk

mengolah susu menjadi bahan makanan yang enak dan mempunyai aroma lebih

baik serta daya simpan yang lebih lama.

Tabel 1 Komposisi rata-rata unsur dalam susu sapi perah

No Komposisi Kandungan per 100 gram susu

1. Vitamin A 160 IU

2. Vitamin C 2.0 miligram

3. Vitamin D 0.4-4.4 IU

4. Vitamin E 0.08 miligram

5. Vitamin B

a.Thiamin 0.035 miligram

b.Riboflavin 0.170 miligram

c.Niacin 0.08 miligram

d.Pantholenic Acid 0.35-0.45 miligram

e.Folic Acid 3-8

f.Biofin 0.5

g.Pyri Dexomine 0.05-0.1 miligram

h. Vitamin B12 0.5

6. Lemak (%) 3.90

7. Protein (%) 3.40

8. Laktosa (%) 4.80

9. Abu (%) 0.72

10. Air (%) 87.10

Sumber: Amaliah (2008)

Beberapa kualifikasi teknis yang harus dipenuhi oleh susu segar terlebih

pada fungsinya sebagai input Industri Pengolahan Susu (IPS) adalah:

a. Warna, bau, rasa, dan kekentalan tidak ada perubahan.

b. Berat Jenis (BJ) pada suhu 27,50C sekurang-kurangnya 1.0280.

c. Kadar lemak sekurang-kurangnya 2.8%.

d. Kadar bahan kering tanpa lemak (SNF) sekurang-kurangnya 8.0%.

e. Derajat asam: 4.5-70SH.

f. Uji alkohol 70%: negatif.

(26)

h. Katalase setinggi-tingginya 3 cc.

i. Titik beku -0.520C sampai -0.560C.

j. Angka refraksi 43.0.

k. Kadar protein sekurang-kurangnya 2.7%.

l. Angka reduktase dua sampai lima jam.

m. Jumlah kuman yang dapat dibiakkan tiap CC setinggi-tingginya tiga juta

(Amaliah, 2008).

Seluruh kriteria kualitas susu tersebut dirujuk berdasarkan standar SK

Direktorat Jenderal Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/1983. Pada umumnya

tidak semua kriteria tersebut dapat diaplikasikan melalui serangkaian pengujian

pada lingkup peternak. Keterbatasan pengetahuan dan fasilitas menjadi kendala

dalam mengukur kualitas. Kualitas merupakan dasar penetapan harga susu segar

sebagai bahan baku industri. Berat Jenis (BJ) atauTotal Solid(TS) dan kandungan

lemak merupakan kriteria yang telah digunakan secara luas oleh Industri

Pengolahan Susu (IPS). Kriteria penting lainnya untuk menyerap bahan baku susu

adalah total kandungan bakteri atau Total Place Cone (TPC) (Amaliah, 2008).

Susu dapat mencegah tumbuhnya mikroorganisme yang menyebabkan susu

menjadi rusak.

2.1.2. Konsep Koperasi

Secara umum pembentukan koperasi menjadi hal yang sangat penting

dalam pembangunan pertanian (Kusnadi, 2005). Beberapa alasan yang

menyebabkan hal tersebut, antara lain:

1. Petani menjalankan usaha yang relatif kecil dibandingkan rekan kerjanya,

sehingga memiliki posisi rebut tawar yang lemah.

2. Pasar produk pertanian yang ada pada umumnya dikuasai oleh pembeli yang

jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan petani yang jumlahnya

banyak.

3. Besarnya permintaan pembeli produk umumnya baru dapat dipenuhi dari

penggabungan volume produksi banyak petani.

4. Keragaman kualitas produk pertanian menyulitkan proses pemasaran apabila

(27)

5. Karakter sektor pertanian yang secara geografis menyebar menyebabkan

hanya sedikit petani menjangkau berbagai alternatif pembeli.

6. Kualitas sumberdaya manusia petani umumnya relatif rendah sehingga

menyulitkan ekspansi usaha.

7. Cara hidup petani yang identik dengan prinsip gotong royong berpengaruh

terhadap proses pemecahan masalah.

Dua contoh pengertian koperasi yang mencantumkan prinsip-prinsip

koperasi adalah yang dikemukakan olehInternational Cooperative Alliance(ICA)

dan UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian di Indonesia. International

Cooperative Alliance (ICA) dalam mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan

orang atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi

anggotanya dengan memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya dengan jalan

berusaha bersama dengan saling membantu antara satu dengan lainnya dengan

cara membatasi keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan prinsip-prinsip

koperasi (Baswir, 1997). Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam

UU No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992, prinsip koperasi dinyatakan

sebagai berikut:

a. Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela;

b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis;

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya

jasa usaha masing-masing anggota;

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;

e. Kemandirian;

f. Pendidikan perkoperasian; dan

g. Kerjasama antar koperasi.

Prinsip terakhir (f dan g) merupakan prinsip pengembangan koperasi (Baswir,

1997).

Baswir (1997) berpendapat prinsip-prinsip koperasi telah mengalami

perubahan dari waktu ke waktu. Melalui berbagai rekomendasi yang datang dari

berbagai ahli, ICA telah mengembangkan prinsip koperasi terbaru dan

(28)

koperasi Rochdale. Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan oleh ICA

adalah:

a. Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela;

b. Pengelolaan secara demokratis;

c. Partisipasi anggota dalam ekonomi;

d. Kebebasan dan otonomi;

e. Mengembangkan pendidikan, pelatihan dan informasi;

f. Kerjasama antarkoperasi; dan

g. Bekerja untuk kepentingan komunitas.

UU No.25 tahun 1992 dalam Baswir (1997), koperasi didefinisikan

sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas

kekeluargaan. Sedangkan menurut International Labour Organization (ILO),

melalui Rekomendasi No. 127, koperasi didefinisikan sebagai suatu perkumpulan

orang, yang bergabung secara sukarela untuk mewujudkan tujuan bersama,

melalui pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara demokratis, dengan

memberikan kontribusi yang sama sebanyak jumlah yang diperlukan, turut serta

menanggung risiko yang layak, untuk memperoleh kemanfaatan dari kegiatan

usaha, dimana para anggota berperan serta secara aktif (Baswir, 1997).

Keunggulan koperasi harus menganalisis tiga pemain yang diperhitungkan,

yaitu koperasi itu sendiri, para anggota atau anggota potensial dan pesaing.

Masing-masing dari komponen strategis tersebut sering disebut “The Third’s C Strategic”(Customer/members, Cooperative, dan Competitor) (Kusnadi, 2005).

Keunggulan bersaing

Gambar 1 Segitiga Strategis (Kusnadi, 2005). Member/potential members

Cooperative (koperasi)

(29)

Koperasi harus tahu menggunakan hubungan antara segitiga C tersebut dengan

baik agar koperasi dapat berhasil. Kadang-kadang cara berpikir koperasi

tradisional hanya dibangun di sekitar hubungan antara perusahaan koperasi

dengan anggotanya dan kurang memperhatikan peranan pesaing dalam sistem

pasar (Kusnadi, 2005). Padahal sebenarnya untuk memberikan keunggulan kepada

para anggota tidaklah cukup hanya dengan keberhasilan hidup dari suatu koperasi

yang dibangun atas hubungan koperasi dengan anggotanya, tetapi harus mampu

bersaing dengan organisasi lain (pesaingnya).

Suatu strategi yang sukses adalah strategi yang menjamin suatu kecocokan

atau kesesuaian yang lebih baik atau lebih kuat antara kekuatan koperasi dan

kebutuhan pelanggan bila dibandingkan dengan yang dapat diberikan oleh

pesaingnya. Koperasi harus mampu menghasilkan paling sedikit keunggulan yang

sama dengan pesaing yang nonkoperasi (Kusnadi, 2005).

Menurut Kusnadi (2005), masalah komitmen keanggotaan akan selalu

aktual terutama ketika koperasi harus selalu bersaing dengan organisasi lain yang

nonkoperasi. Komitmen anggota terhadap koperasi tidak akan menjadi masalah

sejauh pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan anggota dipenuhi oleh koperasi itu

sendiri. Walaupun saat ini banyak pesaing koperasi yang menawarkan

pelayanan-pelayanan khusus kepada anggota koperasi, masih mungkin kiranya koperasi

mengikat secara ekonomis apabila koperasi menawarkan pelayanan yang lebih

baik daripada pesaingnya. Dalam hal demikian koperasi masih mempunyai nilai

lebih dari segi kualitas dan pelayanannya.

Persaingan dan pasok pasar dapat menurunkan basis ekonomi pelayanan

kepada anggotanya, sehingga mengakibatkan transaksi bisnis sebagian atau

seluruhnya kepada pihak pesaing koperasi. Reaksi koperasi pada umumnya

terhadap masalah ini adalah dengan jalan meningkatkan bisnisnya dengan

nonanggota secara berlebihan hanya dengan dasar ingin meningkatkan

keuntungan. Bila ini terjadi prinsip identitas yang menjadi pilar koperasi akan

hilang, sebab anggota lebih merupakan investor bukan lagi rekan bisnis, apalagi

bila koperasi lebih memalingkan bisnisnya kepada nonanggota (Kusnadi, 2005).

Mengingat koperasi adalah organisasi bisnis yang bertujuan meningkatkan

(30)

maka komitmen anggota harus dilihat hanya dari aspek-aspek ekonomi.

Keterlibatan anggota terhadap koperasi sangat bergantung dari sejauh mana

koperasi dapat menawarkan manfaat-manfaat ekonomi kepada para anggotanya,

dan yang merupakan nilai nyata dari manfaat tersebut adalah besarnya hasil lebih

dari perbandingan antara biaya-biaya transaksi dengan efisiensi pemasarannya.

Faktor yang terpenting sebagai pengikat komitmen anggota adalah

manfaat-manfaat pasar koperasi dan biaya-biaya transaksi yang dihasilkan dari pertukaran

barang (Kusnadi, 2005).

2.1.3. Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran

Rangkuti (1999) menyebutkan pemasaran mempunyai peranan sangat

penting dalam dunia bisnis untuk memperoleh laba yang tinggi dari pasar yang

semakin kompetitif. Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa

pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan

yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang atau jasa kepada pembeli secara individual maupun

kelompok. Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang

dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan,

maupun konsekuensi sosial perusahaan (Rangkuti, 1999).

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk dengan pihak lain

(Kotler, 2000). Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara

individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang

mereka butuhkan atau inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan dan

menukarkan.

2.1.4. Strategi komunikasi

Kennedy dan Soemanagara (2009) menyatakan bahwa kehidupan manusia

tidak terlepas dari lingkup komunikasi. Dalam konteks manusia sebagai makhluk

sosial, komunikasi tidak saja digunakan sebagai alat melakukan kontak

(31)

komunikasi akan mempengaruhi keberhasilan proses komunikasi. Luasnya

lingkup pengalaman dan pengetahuan dari pelaku komunikasi dapat

mempengaruhi proses penyampaian simbol. Dapat saja sebuah pesan yang

disampaikan diartikan secara berbeda sehingga menimbulkan efek atau tindakan

yang berbeda pula.

Komunikasi adalah bentuk penyampaian pesan dari sumber sebagai

komunikator kepada penerima sebagai komunikan. Penyampaian pesan yang

dilakukan harus melihat kapabilitas dari komunikator atau kualitas dari

kemampuan komunikator, dipengaruhi oleh kredibilitasnya sebagai pembawa

pesan yang benar dan dapat dipercaya. Dalam komunikasi tatap muka, jika ada

kesalahan penerimaan pesan pesan secara langsung dapat segera dilakukan

pengulangan pesan oleh komunikator dengan mengganti pesan atau simbol yang

lebih mudah dipahami oleh komunikan.

Kendala komunikasi yang lebih kompleks adalah komunikasi yang

menempatkan unsur tambahan pada proses komunikasi, yaitu saluran komunikasi

atau media. Penggunaan media ini cenderung menghambat laju rambat

komunikasi yang dijalankan, atau bahkan dapat terjadi kegagalan komunikasi

yang serius dan dapat merugikan kedua belah pihak. Penggunaan media pada

sebuah proses komunikasi perlu mempertimbangkan kemungkinan distorsi atau

kendala yang muncul. Distorsi atau kendala dapat menyebabkan miskomunikasi

dimana pesan yang disampaikan oleh komunikator dianggap gagal karena

komunikan memberikan reaksi yang berbeda dari yang diharapkan. Hal ini dapat

disebabkan oleh perbedaan penafsiran atas pesan yang disampaikan (Kennedy dan

Soemanagara, 2009).

2.1.5. Strategi Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran mempunyai peranan yang penting untuk

memainkan komunikasi dan promosi produk dan pelayanan bukan hanya untuk

konsumen tetapi juga untuk organisasi yang mewakili rekan kerja dan

stakeholderslain (Fill, 1999). Pengembangan hubungan antara organisasi dengan

konsumen atau antara organisasi dengan saluran distribusi merupakan perspektif

(32)

Kennedy dan Soemanagara (2009) menyatakan bahwa komunikasi dalam

kegiatan pemasaran bersifat kompleks dan tidak sesederhana seperti

berbincang-bincang dengan rekan kerja atau keluarga. Bentuk komunikasi yang rumit ini

mendorong penyampaian pesan oleh komunikator pada komunikan, melalui

strategi komunikasi yang tepat dengan proses perencanaan yang matang.

Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan yang erat.

Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan kajian

“baru” yang disebut komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah

aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah

perusahaan (Kennedy dan Soemanagara 2009).

Penerapan komunikasi bisnis sangat penting khususnya dalam

penyampaian pesan-pesan komunikasi yang dihadapkan pada berbagai persoalan,

semisal perbedaan persepsi, perbedaan budaya, dan keterbatasan media yang

digunakan. Komunikasi pemasaran dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi

yang bertujuan untuk menyampaikan pesan pada konsumen dengan menggunakan

berbagai media, dengan harapan agar komunikasi dapat menghasilkan tiga tahap

perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan

tindakan yang dikehendaki (Kennedy dan Soemanagara 2009). Komunikasi

pemasaran merupakan kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik

komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi pada orang banyak agar

tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadi peningkatan pendapatan atas penggunaan

jasa dan produk yang ditawarkan (Kennedy dan Dermawan 2009).

2.1.6. Analisis Lingkungan Komunikasi Pemasaran

Menurut David (2006), lingkungan komunikasi pemasaran adalah para

pelaku dan kekuatan-kekuatan di luar komunikasi pemasaran yang mempengaruhi

kemampuan manajemen komunikasi pemasaran untuk mengembangkan dan

mempertahankan transaksi-transaksi yang berhasil dengan pelanggan sasarannya.

Lingkungan komunikasi pemasaran dibagi menjadi dua yaitu: lingkungan internal

dan lingkungan eksternal.

Lingkungan internal komunikasi pemasaran adalah kegiatan-kegiatan

(33)

lingkungan internal adalah suatu pengaruh lingkungan yang bersumber dari dalam

perusahaan yang secara langsung akan berpengaruh pada kinerja perusahaan

secara keseluruhan. Analisis lingkungan internal perusahaan akan menghasilkan

kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis ini menggambarkan kekuatan

perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas komunikasi pemasaran, sumber daya

manusia, sumber daya fisik, operasi, keuangan, manajemen, dan organisasi.

Analisis terhadap lingkungan internal salah satu diantaranya adalah

dengan mengkaji dan menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola

komunikasi pemasaran . Komunikasi pemasaran adalah kegiatan perusahaan yang

bertujuan menjual barang/jasa yang diproduksi ke pasar. David (2006)

menyatakan aktivitas komunikasi pemasaran berhubungan dengan pemberian

sarana yang dapat digunakan oleh pembeli untuk membeli produk dan

mempengaruhi mereka untuk membeli, seperti iklan, promosi, tenaga penjual,

penetapan kuota, seleksi penyalur, hubungan penyalur dan penetapan harga.

Selanjutnya lingkungan eksternal komunikasi pemasaran mencakup berbagai

aspek yang bersifat makro seperti ekonomi, sosial budaya, politik, teknologi,

persaingan antar perusahaan dalam mengkomunikasikan produk perusahaan

masing-masing, ancaman produk pengganti, kekuatan penawaran pembeli atau

konsumen (David, 2006).

2.1.7.Segmenting, Targeting, Positioning

a. Segmenting

Segmentasi pasar merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ketepatan

perusahaan (Kotler, 2000). Selanjutnya tantangan dalam pemasaran adalah untuk

mengidentifikasikan pasar potensial yang menguntungkan untuk dilayani karena

jarang sekali satu program pemasaran dapat memuaskan pasar yang heterogen

yang berbeda selera dan karakteristik (Kotler, 2000). Oleh sebab itu diperlukan

segmentasi pasar. Segmentasi pasar adalah cara untuk melihat pasar secara kreatif

dan merupakan seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang-peluang yang

muncul di pasar (Kotler, 2000).

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa segmentasi merupakan

(34)

segmentasi memiliki peranan penting karena beberapa alasan, yaitu: pertama,

segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan

sumber daya. Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen akan memberikan

gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen yang mana yang akan

dilayani. Selain itu segmentasi memungkinkan perusahaan mendapatkan

gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar

perusahaan; kedua, segmentasi merupakan dasar untuk menentukan

komponen-komponen strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan

memberikan acuan dalam penentuan positioning; ketiga, segmentasi merupakan

faktor kunci untuk mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut

yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing.

1) Manfaat segmentasi

Menurut Kasali (1995), secara umum segmentasi bermanfaat untuk

meningkatkan posisi kompetisi perusahaan dan memberikan pelayanan yang lebih

baik kepada konsumen. Kasali (1995) juga merumuskan lebih lanjut empat

manfaat tentang segmentasi, yaitu:

a) Designing responsive products to meet the needs of the marketplace. Melalui

penelitian preferensi konsumen, perusahaan berjalan ke arah penyelesaian

konsep marketing yaitu kepuasan konsumen sebagai hal utama, selanjutnya

perusahaan akan mendesain dan menyeleksi produk untuk kepuasan

konsumen.

b) Determining effective and cost efficient promotional strategies. Segmentasi

sebagai alat perencanaan merupakan alat identifikasi dan analisa yang

berharga untuk mengembangkan communication mix sehingga akan dapat

dipilih alat promosi yang sesuai untuk menargetkan pada media yang tepat.

c) Evaluating market competition in particultural the companies market

positioning. Riset segmentasi menyediakan mekanisme competitive

intelligency untuk mengakses dan membandingkan perusahaan agar sesuai

dengan standar.

d) Providing insight on present marketing strategies. Segmentasi sangat penting

(35)

perusahaan saat ini dengan cara menggunakan peluang baru dan

menghindarkan dari adanya potensi terhadap ancaman.

2) Pola Segmentasi Komunikasi Pemasaran

Menurut Kotler (2000) terdapat tiga pola yang digunakan untuk

mengidentifikasi preferensi segmen, yaitu:

a) Homogeneus preference (preferensi konsumen), merupakan pola yang

menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap

produk dan jasa yang ditawarkan.

b) Diffused preference (preferensi yang menyebar), merupakan pola yang

menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap

produk atau jasa yang ditawarkan.

c) Clustered preference (preferensi yang mengelompok), pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang

berkelompok-kelompok. Dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki

kesamaan preferensi.

3) Dasar segmentasi

Segmen pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat diidentifikasikan

dalam sebuah pasar dengan keinginan, daya beli, lokasi geografis, perilaku

konsumen, dan kebiasaan pembelian serupa (Kennedy & Soemanagara 2009).

Kennedy dan Soemanagara (2009) juga merumuskan variabel utama dalam

segmentasi konsumen adalah:

a) Segmentasi geografis, mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit

geografis yang seperti negara, negara bagian, wilayah, propinsi, kota, atau

lingkungan rumah tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi

dalam satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalam seluruh

wilayah tetapi memberikan perhatian pada variasi lokal.

b) Segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok

berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, ukuran keluarga, siklus

hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama,

ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial.

c) Segmentasi psikografis, pembeli dibagi menjadi kelompok yang berbeda

(36)

d) Segmentasi perilaku, pembeli dibagi-bagi menjadi kelompok berdasarkan

pengetahuan, sikap pemakaian, dan tanggapan mereka terhadap suatu produk.

e) Segmentasi multi atribut, pemasar tidak lagi mempertimbangkan konsumen

rata-rata atau bahkan membatasi analisis mereka hanya pada beberapa

segmen pasar. Sebaliknya, pemasar menggabungkan beberapa variabel dalam

usaha mengidentifikasikan kelompok sasaran yang lebih kecil dan telah

dirumuskan lebih baik.

b. Targeting

Kasali (1995) menyatakan bahwa target pasar adalah kelompok konsumen

yang mempunyai ciri-ciri atau sifat hampir sama (homogen) yang dipilih

perusahaan dan yang akan dicapai dengan strategi bauran pemasaran (marketing

mix). Dengan diterapkannya target pasar maka perusahaan dapat mengembangkan

posisi produk dan strategi bauran pemasaran untuk setiap target pasar tersebut.

Kotler (2000) menyatakan bahwa dalam menetapkan target market

perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, yaitu:

1. Single segmen concentration, perusahaan dapat memilih satu segmen saja.

Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat di satu segmen dengan

pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh

keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai risiko yang

cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk

memilih lebih dari satu segmen.

2. Selective specialization, perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen

yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi,

tetapi masing-masing segmen menjanjikan keuntungan tertentu. Strategi ini

lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian walaupun salah

satu segmennya tidak produktif. Akan tetapi perusahaan tetap memperoleh

pendapatan dari segmen yang lain.

3. Product specialization, adalah perusahaan berkonsentrasi membuat produk

khusus atau tertentu. Melalui cara ini perusahaan membangun reputasi yang

kuat di produk yang spesifik. Namun risikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi

kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan

(37)

4. Market specialization, adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai

kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang

kuat dan menjadi saluran semua produk baru yang dibutuhkan dan

dipergunakan oleh kelompok tersebut. Risiko kerugian akan timbul apabila

kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.

5. Full market coverage, adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok

dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang dapat

melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen pemasar dapat

melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan dari pada

tidak melakukan diferensiasi. Akan tetapi diferensiasi dapat meningkatkan

biaya perusahaan. Secara umum hal ini tetap akan bermanfaat khususnya

apabila dikaitkan denganstrategy provitability.

c. Positioning

Positioning merupakan salah satu strategi yang berusaha menciptakan

diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra

(image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan dengan produk

pesaing (Sumarwan, 2003). Selain itu, Kotler (2000) mengemukakan bahwa

diferensiasi merupakan tindakan merancang serangkaian perbedaan yang berarti

untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa diferensiasi

adalah salah satu strategi yang berusaha menciptakan perbedaan yang unik pada

suatu produk dari produk pesaing. Umar (2008) menyatakan bahwa diferensiasi

dapat dibedakan melalui lima dimensi, yaitu:

1. Diferensiasi produk

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki jenis yang

berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat member citra positif atau negatif terhadap suatu

produk, hal itu bergantung kepada bagaimana perusahaan menentukan perbedaan

yang ditawarkan terhadap produknya. Umar (2008) juga menyatakan bahwa

diferensiasi produk terdiri dari:

a) Bentuk, dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau

(38)

b) Keistimewaan (feature), yaitu karakteristik yang memiliki keunikan tersendiri

agar mudah dikenali oleh konsumen sasaran.

c) Mutu kinerja, mengacu kepada level dimana karakteristik dasar produk itu

beroperasi. Mutu kinerja sendiri sering dikatakan dengan kualitas. Produk

yang dihasilkan ditempatkan pada salah satu dari empat level, yaitu rendah,

rata-rata, tinggi, super.

d) Mutu kesesuaian, adalah tingkat dimana semua unit yang diproduksi adalah

identik dengan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan oleh produsen.

e) Daya tahan (durability), adalah suatu ukuran usia operasi produk yang

diharapkan dalam kondisi normal.

f) Keandalan (reability), adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan

rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.

g) Mudah diperbaiki adalah suatu ukuran kemudahan untuk memperbaiki suatu

produk yang rusak atau gagal. Sifat mudah diperbaiki yang ideal adalah jika

pemakai dapat membetulkan sendiri produk tersebut dengan biayai dan waktu

relatif sedikit.

h) Gaya (style), menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan

dari produk yang ditawarkan.

i) Desain, adalah totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan

fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan.

2. Diferensiasi pelayanan

Produk fisik tidak dapat dengan mudah untuk dibedakan, kunci

keberhasilan dalam persaingan seringkali terletak dalam tambahan pelayanan

yang menambah nilai serta meningkatkan mutu produk fisik tersebut. Umar

(2008) juga menyatakan bahwa diferensiasi pelayanan tersebut terdiri dari:

a) Kemudahan pemesanan, mengacu kepada seberapa mudah pelanggan dapat

melakukan pemesanan produk ke perusahaan.

b) Pengiriman, mengacu kepada seberapa baik pihak produk atau jasa

diserahkan kepada pelanggan. Hal itu mencakup kecepatan, ketepatan, dan

perhatian selama proses pengiriman.

c) Pemasangan, mengacu kepada pekerjaan yang dikeluarkan untuk membuat

(39)

d) Pelatihan pelanggan, mengacu kepada pelatihan para pegawai untuk

menggunakan peralatan dari penjual secara tepat dan efisien.

e) Konsultasi pelanggan, mengacu kepada pelayanan data, sistem informasi, dan

saran yang diberikan penjual kepada pembeli.

f) Pemeliharaan dan perbaikan, merupakan program pelayanan perusahaan

untuk membantu pelanggan menjaga produk yang mereka beli dalam kondisi

kerja yang baik.

g) Pelayanan lain-lain, menawarkan garansi produk atau kontrak pemeliharaan

yang lebih baik daripada produk pesaing.

3. Diferensiasi personalia

Perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang kuat dengan

memperkerjakan dan melatih orang-orang yang lebih baik daripada perusahaan

pesaing. Personalia yang terlatih menunjukkan enam karakter, yaitu: kemampuan,

kesopanan, kredibilitas yang konsisten, cepat tanggap, komunikasi jelas.

4. Diferensiasi saluran

Perusahaan dapat mencapai keunggulan bersaing melalui cara mereka

merancang saluran distribusi, terutama menyangkut jangkauan, keahlian, dan

kinerja saluran dan kinerja saluran-saluran tersebut.

5. Diferensiasi citra

Diferensiasi citra dapat menggunakanimageatau kesan dari suatu produk.

Citra sendiri adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya.

Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang berada di luar control perusahaan. Agar

citra dapat disampaikan dengan baik, pesan harus diekspresikan melalui lambang,

harga, slogan, kualitas dan kemasan.

2.1.8. Bauran Pemasaran

Kotler (2000) merumuskan bauran pemasaran adalah seperangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan

pemasarannya di pasar sasaran. Pada saat sasaran pasarnya sudah ditentukan

melalui riset pemasaran, maka perusahaan harus membuat suatu rencana yang

(40)

pemasaran dapat dikelompokkan ke dalam empat strategi, yaitu strategi harga,

strategi produk, strategi distribusi dan strategi promosi (Kotler, 2000).

1. Product(produk)

Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan pada pasar

sasaran. Menurut Kotler (2000), produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan. Produk

didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi

kebutuhan. Strategi produk suatu perusahaan dapat dijabarkan lebih lanjut melalui

bauran produk. Bauran produk atau variasi produk merupakan satu set produk dan

unit produk yang ditawarkan penjual kepada pembeli (Kotler, 2000).

Panjangnya bauran produk mengacu pada jumlah keseluruhan barang yang

dijual oleh suatu perusahaan. Sedangkan lebarnya bauran produk mengacu pada

banyaknya lini produk yang berbeda yang dijual oleh suatu perusahaan dan

kedalaman bauran produk mengacu pada berapa banyak varian produk yang

ditawarkan oleh perusahaan (Kotler, 2000). Untuk bauran produk sendiri meliputi

keragaman produk, kualitas, desain, ciri, nama merek, kemasan, ukuran,

pelayanan, garansi, dan imbalan (Kotler, 2000).

2. Price(Harga)

Merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan

produk tersebut (Kotler, 2000). Harga merupakan unsur dari bauran pemasaran

yang memberikan pendapatan bagi perusahaan. Harga ditentukan dengan cara

memperhitungkan semua bauran pemasaran yang ada sehingga mampu menutupi

seluruh biaya produksi dan biaya-biaya pemasaran lainnya yang dapat

memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan (Kotler, 2000). Dalam

penetapan harga diperlukan pengetahuan mengenai biaya-biaya yang berkaitan,

yaitu biaya tetap, biaya variabel, biaya total dan biaya marjinal.

3. Place(tempat)

Tempat berhubungan dengan distribusi (Kotler, 2000). Distribusi

menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen. Sedangkan

Tjiptono (2007) menyatakan bahwa distribusi adalah suatu kegiatan pemasaran

(41)

dari tangan produsen kepada konsumen. Sedangkan saluran distribusi adalah

lembaga-lembaga distributor yang menyalurkan atau menyampaikan barang atau

jasa dari produsen ke konsumen (Kotler, 2000).

4. Promotion(promosi)

Kotler (2000) menyatakan bahwa promosi dipandang sebagai arus

informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau

organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Selain itu, promosi merupakan kegiatan mengkomunikasikan informasi dari

penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap

dan perilaku. Dari definisi tersebut peranan promosi sangat dibutuhkan untuk

mempertahankan pelanggan dan meningkatkan penjualan. Oleh karena itu

perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen agar dapat menciptakan

permintaan atas produk kemudian dipelihara dan dikembangkan.

Kegiatan promosi merupakan kegiatan komunikasi yang menggunakan

saluran komunikasi. Kennedy dan Soemanagara (2009) menyatakan dalam

konteks komunikasi pemasaran, pembagian media promosi dibagi menjadi dua,

yaitu komunikasi bermedia dan komunikasi nonmedia. Dalam istilah ekonomi,

media dibagi menjadi dua, yaitu media luar-ruang, seperti billboard, neon box,

signboard (papan nama), banner (spanduk), dan poster, dan media dalam ruang

seperti selebaran atau brosur, faksimili dan surat (Kennedy dan Soemanagara

2009). Sedangkan dalam kajian periklanan, komunikasi bermedia dibagi menjadi

dua, yaitu: media lini atas yang ditujukan untuk khalayak ramai seperti televisi,

radio, bioskop, dan surat kabar, sedangkan media lini-bawah meliputi poster,

banner folder atau brosur, presentasi multimedia, dan flyer yang ditujukan pada

kalangan tertentu atau individu (Kennedy dan Soemanagara 2009). Komunikasi

nonmedia merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui kegiatan

personal selling antara sales dan konsumen, yang biasa terjadi secara tatap muka

(Kennedy dan Soemanagara 2009).

2.2. Kerangka Pemikiran

KUD Giri Tani memiliki visi dan misi dalam melakukan usahanya. Visi

Gambar

Tabel 1 Komposisi rata-rata unsur dalam susu sapi perah
Gambar 1 Segitiga Strategis (Kusnadi, 2005).
Gambar 2 Kerangka Pemikiran
Tabel 3 Tingkat kepentingan faktor yang menjadi kekuatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 6 dapat diketahui bahwa sumber risiko penyakit dan pakan berada di kuadran 2 yang nilai probabilitas dan nilai dampak kerugian hasil besar, sehingga akan

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu : (1) mengurangi produksi dan penjualan susu dingin ke Industri Pengolahan Susu (IPS) dan meningkatkan produksi susu

Skripsi ini berjudul Analisis Kuantitas, Kualitas dan Kontinuitas Produksi Susu Sapi Perah Serta Kaitannya Dengan Pemasaran(Studi Kasus : Kelompok Usaha Tani Permata

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu : (1) mengurangi produksi dan penjualan susu dingin ke Industri Pengolahan Susu (IPS) dan meningkatkan produksi susu

Pemberian ampas tahu tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi susu sapi perah diduga salah satu penyebabnya karena ampas tahu merupakan pakan tambahan yang

Pemberian ampas tahu tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi susu sapi perah diduga salah satu penyebabnya karena ampas tahu merupakan pakan tambahan yang

Para peternak sapi perah di Kecamatan juga memiliki preferensi risiko sebagai risk taker terhadap penggunaan ampas tahu meskipun berdasarkan hasil estimasi

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu : (1) mengurangi produksi dan penjualan susu dingin ke Industri Pengolahan Susu (IPS) dan meningkatkan produksi susu