ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN
SUSU SAPI PERAH DI KUD GIRI TANI, CISARUA, BOGOR,
JAWA BARAT
Oleh:
MARIKA VERARIA I34070032
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
ABSTRACT
MARIKA VERARIA. Analyze Communication Strategy of the Milk’s Marketing, (Case Study: KUD Giri Tani at Cibereum village, Cisarua Subdistrict, Bogor, West Java). Supervised by:Aida Vitayala Hubeis.
This research has been written to explore how KUD Giri Tani did their marketing communication. How KUD Giri Tani communicates their product to consumer or to the market. How they promote their product and make it well. First of all, this research explain the marketing mix of KUD Giri Tani, such as product, price, promotion, and place. And then we explain how KUD Giri Tani make their segmenting, positioning, and targeting. After knowing that, analizing internal situasion and external situasion surrounds KUD Giri Tani. The final part of this research presents the evaluation of their marketing on KUD Giri Tani and ends with an operational approach to formulating and implementing a strategic marketing plan. The formulating of strategic marketing plan are presented from matriks EFE (External Factor Evaluation), matriks IFE (Internal Factor Evaluation), and matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunity, Threat).
RINGKASAN
MARIKA VERARIA. ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN SUSU SAPI PERAH DI KUD GIRI TANI, CISARUA, BOGOR, JAWA BARAT.(Di bawah bimbingan Aida Vitayala Hubeis).
KUD Giri Tani merupakan koperasi yang menampung susu sapi hasil perahan peternak sapi di daerah Cisarua. KUD Giri Tani terletak di Jalan Taman Safari, desa Cibereum, kecamatan Cisarua. Susu yang ditampung kemudian dipasok ke Industri Pengolahan Susu atau ke perusahaan susu yang membutuhkan pasokan susu yang banyak. Saat ini KUD Giri Tani merupakan pemasok susu utama di PT Cimory, dan setiap hari susu dikirim sebanyak dua kali pada pagi hari dan sore hari.
Pelaksanaan usaha KUD Giri Tani dilakukan dengan berbagai strategi pengembangan untuk kemajuan KUD, dan salahsatu diantaranya adalah melakukan strategi komunikasi pemasaran. Strategi komunikasi ini diperlukan untuk memperkenalkan unit usaha KUD ke pasar perdagangan. Unit usaha utama yang dikelola KUD Giri Tani adalah unit usaha susu sapi perah. Susu sapi perah dalam KUD Giri Tani dikelola untuk dijual dan dipasok ke PT Cimory.
Konsep strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh KUD Giri Tani ini mencakup segmenting, targeting, positioning, bauran pemasaran atau yang dikenal dengan istilah 4P: product, price, place, promotion. Penetapan konsep ini tidak lepas dari analisis lingkungan eksternal dan internal KUD Giri Tani. Dari analisis ini, KUD Giri Tani dapat menentukan strategi komunikasi berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada KUD Giri Tani. Analisis lingkungan internal mencakup produksi dan operasi, keuangan, sumberdaya manusia, pemasaran, sistem informasi manajemen, dan penelitian dan pengembangan. Sedangkan analisis lingkungan eksternal mencakup keadaan ekonomi, sosial budaya, politik, teknologi, ancaman pesaing, ancaman produk pengganti, dan kekuatan penawaran pembeli dan konsumen. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mendalam mengenai konsep strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh KUD Giri Tani.
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif yang dilengkapi dengan data kuantitatif. Pada penelitian ini akan dijelaskan secara kualitatif bagaimana KUD Giri Tani menentukan bauran pemasaran (4P) dan pasar sasarannya:segmenting, targeting dan positioning, serta bagaimana kondisi internal dan kondisi eksternal dari KUD Giri Tani. Selanjutnya akan dilengkapi dengan matriks IFE dan matriks EFE yang dianalisis secara kuantitatif menggunakan microsoft excel untuk menentukan bobot skor setiap matriks. Dari bobot skor akan diketahui bagaimana respon KUD Giri Tani terhadap kekuatan dan kelemahan pada matriks IFE, dan terhadap peluang dan ancaman pada matriks EFE. Matriks IFE dan matriks EFE ini dibuat berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada responden terpillih. Responden kuesioner dipilih secara sengaja hanya untuk pejabat-pejabat yang ada di KUD Giri Tani, seperti ketua KUD Giri Tani, sekretaris KUD Giri Tani, bendahara KUD Giri Tani, dan badan pengawas KUD Giri Tani.
(preferensi yang menyebar) sebagai pola segmentasi pasar. Pola ini merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen sebagai sasaran komunikasi pemasaran susu dari KUD Giri Tani memiliki preferensi yang beragam terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan.
KUD Giri Tani menentukan segmen pasar produk susu sapi perah berdasarkan keadaan geografis, yang mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis dalam satu wilayah negara yaitu Indonesia. Sedangkan untuk targeting KUD Giri Tani melakukan pola product specialization sebagai pola penetapan target pasarnya. Positioning KUD Giri Tani lebih difokuskan kepada diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi personalia. Bauran produk yang dimiliki KUD Giri Tani difokuskan kepada produk susu sapi perah, namun selain itu KUD Giri Tani juga memiliki produk makanan ternak, jasa simpan pinjam, dan unit usaha kesehatan hewan. Harga setiap produk yang dijual ditetapkan berdasarkan kualitas susu berdasarkan total solid yang terkandung dalam susu dan grade susu yang dikirim. Promosi KUD Giri Tani menggunakan komunikasi nonmedia dengan kegiatan personal selling antara pengurus KUD Giri Tani dengan konsumen sasaran. Komunikasi bermedia yang dilakukan KUD Giri Tani adalah media ruang seperti surat dan faksimili.
Kondisi internal KUD Giri Tani lebih berpengaruh daripada kondisi eksternal KUD Giri Tani. KUD Giri Tani mengalami konflik di internal KUD dan perlu melakukan rekonsiliasi antar pengurus yang mengalami konflik. Berdasarkan hasil penghitungan matriks IFE, total skor terbobot sebesar 2.852 yang menandakan bahwa KUD Giri Tani berada pada posisi rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahannya. Sedangkan berdasarkan hasil penghitungan matriks EFE diperoleh total skor terbobot sebesar 2.932 yang mengindikasikan bahwa respon yang diberikan KUD Giri Tani terhadap lingkungan eksternal tergolong sedang atau rata-rata.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai kondisi internal KUD Giri Tani, KUD mengalami banyak permasalahan di internal KUD. Konflik di dalam tubuh pengurus terjadi di KUD Giri Tani yang disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat atas penetapan kebijakan yang dilakukan ketua KUD tentang pemberian izin pengiriman langsung susu sapi perah dari peternak besar anggota KUD ke PT Cimory. Penetapan kebijakan ini dianggap merugikan peternak kecil dan menyebabkan hubungan antar anggota KUD Giri Tani menjadi tidak baik. Berdasarkan hasil wawancara, kondisi eksternal KUD Giri Tani sampai saat ini, tidak menyebabkan banyak masalah di KUD Giri Tani. Permasalahan yang terjadi di KUD Giri Tani lebih banyak disebabkan oleh kondisi internal yang tidak harmonis, karena kurangnya hubungan komunikasi yang intensif baik antar pengurus maupun antar anggota koperasi.
ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN
SUSU SAPI PERAH DI KUD GIRI TANI, CISARUA, BOGOR,
JAWA BARAT
Oleh:
MARIKA VERARIA I34070032
Skripsi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi
dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi:
Judul Studi : Analisis Strategi Komunikasi dalam Pemasaran Susu Sapi
Perah di KUD Giri Tani, Cisarua, Bogor, Jawa Barat
Nama Mahasiswa : Marika Veraria
Nomor Siswa : I34070032
Mayor : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Hubeis
NIP. 19470928 197503 2001
Mengetahui,
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Ketua
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS.
NIP. 19550630 198103 1003
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN SUSU SAPI
PERAH DI KUD GIRI TANI, CISARUA, BOGOR, JAWA BARAT” BELUM
PERNAH DIAJUKAN DAN DITULIS PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN SKRIPSI INI
MERUPAKAN HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG
BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH
PIHAK ATAU LEMBAGA LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN
YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Februari 2011
Riwayat Hidup
Marika Veraria dilahirkan di Jakarta pada tanggal 07 April 1989. Anak
pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Madiri Thamrin Sianipar dan Helen
Rosita Sitanggang. Penulis memiliki dua orang adik laki-laki yang bernama
Ohiongyi Morino dan Arlinton Mariko, dan satu adik perempuan bernama Ayu
Maharani. Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis adalah Taman
Kanak-Kanak selama dua tahun di TK Sang Timur, Sekolah Dasar selama enam tahun di
SDK Pamardi Yuwana Bhakti, Sekolah Menengah Pertama selama tiga tahun di
SMPK Pamardi Yuwana Bhakti, Sekolah Menengah Atas selama tiga tahun di
SMAN 67 Jakarta. Masuk universitas pada tahun 2007 ke Institut Pertanian Bogor
(IPB) melalui USMI. Setelah tingkat pertama menempuh Tingkat Persiapan
Bersama (TPB), pada tahun 2008 masuk ke Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat (SKPM), Fakultas Ekologi Manusia (FEMA).
Penulis dibesarkan di keluarga yang suka menyanyi. Oleh karena itu,
penulis bergabung pada Paduan Suara Anak Indonesia (PSAI) di bawah pimpinan
Ibu Aida Swenson Simanjuntak. Ketergabungan penulis dengan PSAI ini
membawa penulis menjadi duta bangsa Indonesia yang dikirim ke beberapa
negara bagian Amerika Serikat, seperti San Fransisco, New York, Florida, dan
Washington DC untuk memperkenalkan budaya Indonesia dan menyanyi bersama
PSAI untuk warga negara AS.
Penulis aktif di Komisi Kesenian divisi Paduan Suara pada Unit Kegiatan
Mahasiswa, yaitu Persekutuan Mahasiswa Kristen Institut Pertanian Bogor.
Penulis juga menjadi anggota vocal grup di gerejanya. Penulis telah banyak
memenangkan berbagai perlombaan vocal grup, seperti pada perlombaan vocal
grup di UI, dimana penyelenggaraannya adalah Jurusan Sastra Jerman, dan
Kata Pengantar
Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis di KUD
Giri Tani, Cisarua, Bogor, Jawa Barat mengenai strategi komunikasi dalam
pemasaran yang dilakukan oleh koperasi tersebut. Penulis mengucap syukur
kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaanNya pada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis bersyukur walaupun
melalui banyak rintangan dan tantangan penulis dapat berjuang untuk melawan
rintangan dan tantangan tersebut dengan baik.
Penulis berharap penelitian yang telah dilakukan ini dapat menjadi
kebaikan bagi perkembangan koperasi di Indonesia. Melalui hasil penelitian ini
koperasi dapat terus diperhatikan perkembangannya terutama dalam strategi
komunikasi pemasarannya, yang dapat dilihat dari bagaimana koperasi
menentukan segmenting, positioning, dan targeting, 4P (Product, Price, Place,
Promotion). Selain itu, strategi komunikasi pemasaran juga diteliti melalui
analisis lingkungan internal dan eksternal yang dilanjutkan dengan analisis
SWOT. Setelah menganalisis lingkungan internal dan eksternalnya, dilihatlah
bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki KUD Giri
Tani.
Bogor, Februari 2011
Prakata
Segala Pujian, Hormat, Kemuliaan, dan Ucapan Syukur Penulis berikan
kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan penyertaan kasihNya saja
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik juga
karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak lain. Maka dari itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen Pembimbing skripsi, Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Hubeis yang telah
membimbing, memberi saran dan kritik yang membangun, memberi motivasi,
dan membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan serta menjadi
karya yang sangat memuaskan.
2. Bapak Ir. Fredian Tonny, MS sebagai dosen penguji petik skripsi dan terima
kasih untuk saran yang sangat membangun bagi penulis dalam penulisan
skripsi.
3. Ibu DR. Ir. Siti Amanah, MSc dan Bapak Martua Sihaloho, SP, MSi yang
bersedia menguji penulis dalam sidang skripsi.
4. Ayahanda tercinta Madiri Thamrin Sianipar dan Ibunda tersayang Helen Rosita
Sitanggang yang selalu mendukung penulis baik secara rohani, finansial,
kebijaksanaan, dan cinta kasih yang tidak terbatas.
5. Adik-adik penulis, Ohiongyi Morino, Ayu Maharani, dan Arlinton Mariko,
yang selalu mendukung dan mengingatkan penulis untuk dapat menjadi contoh
yang baik bagi adik-adiknya dan yang selalu menolong penulis saat penulis
sedang kesulitan. Kalian selalu menjadi inspirasi dan semangat penulis untuk
berjuang. Penulis mencintai kalian.
6. Sahabat tercinta penulis, yang merupakan pasangan sejati Lisbet Juwita
Girsang dan Renatalido Arios, yang telah memberikan sangat banyak bantuan
kepada penulis, seperti alamat koperasi susu di Bogor, membantu memberikan
semangat kepada penulis, membantu penulis dalam mengerjakan kuantitatif
skripsi dan mengsubsidi makanan untuk penulis sewaktu berkunjung ke kosan
7. Kawan-kawan Jojotik penulis Geidy Tiara Ariendi, Isma Rosyida, Hardiyanti
Dharma Pertiwi, Mery Purnamasarie, yang juga terus mendukung dan
menolong penulis untuk secepatnya menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Kelompok Kecil penulis, Kak Desra Sihombing, Priskila Lisnawati, dan Fanny
Aprilta yang selalu mengingatkan penulis untuk selalu berdoa dan bekerja serta
selalu mendorong penulis untuk mengandalkan Tuhan dalam bekerja.
9. Teman-Teman satu Departemen KPM, serta Departemen lain yang tidak bisa
disebutkan semuanya.
10. Kakak-kakak satu kosan penulis, Kak Kani, Kak Cici, dan Kak Prima, serta
bude penulis yang baik hati, yang selalu mengingatkan penulis untuk tidak
terlalu sering bermain dan pulang malam.
Akhirnya penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...xii
DAFTAR TABEL ...xiv
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...xvi
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Rumusan Masalah ...4
1.3. Tujuan penelitian...6
1.4. Manfaat penelitian...6
BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL ...8
2.1. Tinjauan Pustaka ...8
2.2. Kerangka Pemikiran Operasional ...25
2.3. Definisi Konseptual... 27
2.4. Definisi Operasional... 28
BAB III METODE PENELITIAN...30
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...30
3.2. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 30
3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM KUD GIRI TANI... 35
4.1. Sejarah KUD Giri Tani... 36
4.2. Struktur Organisasi KUD Giri Tani ... 38
4.3. Sumberdaya Manusia ... 41
BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SAPI PERAH KUD GIRI
TANI... 47
5.1. Segmenting, Targeting,danPositioningSusu sapi Perah KUD Giri Tani...47
5.2. Bauran Pemasaran... 51
BAB VI KONDISI LINGKUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI... 59
6.1. Analisis Lingkungan Internal ...59
6.2. Analisis Lingkungan Eksternal. ...67
BAB VII PENGEMBANGAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN KUD GIRI TANI... 73
7.1. Analisis SWOT ... 73
7.2. Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran... 84
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 96
8.1. Kesimpulan ...98
8.2. Saran...99
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi rata-rata unsur dalam susu sapi perah ...8
Tabel 2 Matriks SWOT ...9
Tabel 3 Tingkat kepentingan faktor yang menjadi kekuatan...33
Tabel 4 Penentuan rating faktor internal/eksternal strategis...34
Tabel 5 Matriks IFE ... 35
Tabel 6 Matriks EFE ... 35
Tabel 7 Perkembangan jumlah anggota KUD Giri Tani ...45
Tabel 8 Daftar harga beli susu segar PT. Cimory ... 55
Tabel 9 Harga Konsentrat (Rp/kg) menurut tahun 2006-2008 dan Jenis Konsentrat .56 Tabel 10 Matriks evaluasi faktor internal KUD Giri Tani ...86
Tabel 11 Matriks evaluasi faktor eksternal KUD Giri Tani ...90
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Segitiga Strategis………...12
Gambar 2 Kerangka Pemikiran………...27
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Susu merupakan suatu kebutuhan nasional yang diperlukan untuk
memenuhi permintaan masyarakat Indonesia akan produk minuman bergizi. Jika
dilihat kondisi persusuan di Indonesia, Indonesia masih belum dapat memenuhi
kebutuhan nasional tersebut walaupun dalam kenyataannya Indonesia sudah
cukup banyak memiliki populasi sapi perah. Populasi sapi perah ini tergabung
dalam peternakan sapi perah yang memiliki kontribusi penting terhadap
penyediaan susu sapi di Indonesia.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memperkirakan
bahwa populasi sapi perah di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat, namun
jumlah produksi susu sapi nasional mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Indonesia memiliki 361.351 ekor sapi perah, dengan jumlah produksi susu
535.962 ton pada tahun 2005, jumlah populasi ini meningkat di tahun 2006
menjadi 369.008 ekor sapi perah dengan jumlah produksi susu 616.549 ton.
Selanjutnya pada tahun 2007, jumlah populasi sapi perah juga meningkat menjadi
374.067 ekor sapi perah, tetapi tidak diikuti oleh peningkatan jumlah produksi
susunya, yaitu menurun menjadi 567.683 ton. Namun pada tahun 2008, jumlah
produksi susu menjadi meningkat menjadi 574.406 ton susu diikuti dengan
peningkatan jumlah populasi sapi perah menjadi 407.763 ekor. Berdasarkan data
dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tersebut dapat
disimpulkan bahwa jumlah produksi susu sapi di Indonesia masih mengalami
fluktuasi dari tahun ke tahun.
Faktor lain yang mempengaruhi lemahnya kondisi persusuan di Indonesia
adalah ketersediaan susu nasional belum terpenuhi secara sempurna. Jumlah
konsumsi susu di Indonesia lebih tinggi dari jumlah produksinya. Berdasarkan
data tahun 2005 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, produksi susu
nasional baru dapat memenuhi 30 persen kebutuhan nasional. Semakin lama
semakin meningkat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2006,
jumlah konsumsi susu Indonesia pada tahun 2005 mencapai 1.402.425 kg susu,
namun jumlah produksi yang dihasilkan Indonesia hanya 552.320 kg susu. Jumlah
konsumsi susu yang lebih tinggi dari produksi susu juga terjadi pada tahun 2004,
dengan selisih 843.375 kg susu yang tidak dapat dipenuhi oleh Indonesia. Hal
inilah yang menyebabkan kondisi persusuan di Indonesia tidak kuat.
Faktor lain yang memperlihatkan kelemahan kondisi persusuan di
Indonesia adalah impor susu yang lebih banyak daripada ekspor susu. Menurut
data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
pada tahun 2006, nilai ekspor susu nasional mengalami penurunan dari periode
tahun 2001-2005, sedangkan nilai impor susu nasional mengalami kenaikan
secara bertahap dari tahun ke tahun pada periode waktu tersebut. Indonesia
mampu mengekspor 693.0 ton susu pada tahun 2001, dan terus menurun pada
tahun berikutnya secara berturut-turut 609.6 ton, 461.2 ton, 409.3 ton, dan
meningkat di tahun 2005 menjadi 450.4 ton susu. Sedangkan untuk data impor,
jumlah impor susu Indonesia jauh lebih tinggi dari jumlah ekspornya, dan
terus-menerus meningkat pada periode 2001-2005 secara berturut-turut 1262.9 ton,
1266.4 ton, 1517.4 ton, 1794.7 ton, dan 1816.6 ton. Hal ini sungguh sangat ironis,
mengingat Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki peternakan sapi
terbesar di dunia.
Pemenuhan kebutuhan nasional akan susu dapat dilakukan dengan dua
bentuk usaha, diantara usaha industri susu atau yang biasa disebut Industri
Pengolahan Susu (IPS) dan koperasi susu. Dalam menjalankan usahanya, Industri
Pengolahan Susu memerlukan pasokan susu. Pasokan susu ini biasanya
didapatkan dari koperasi susu yang menampung susu dari peternak sapi perah
yang ada di Indonesia. Sebagian besar peternak sapi perah yang memiliki
peternakan sapi perah menyalurkan susu hasil perahannya ke koperasi susu agar
dapat dijual ke Industri Pengolahan Susu atau industri susu.
Koperasi sekunder yang berskala nasional didirikan pada tahun 1980
untuk menjembatani kepentingan peternak sapi perah dan Industri Pengolahan
Susu (IPS). Organisasi tersebut dinamakan Gabungan Koperasi Susu Indonesia
mempunyai tugas untuk menentukan penawaran dan melakukan negosiasi harga
susu sapi segar. GKSI sendiri tidak mempunyai usaha peternakan sapi perah
sehingga maksimisasi keuntungan hanya dapat ditempuh dengan meningkatkan
harga kepada IPS atau pemotongan harga dengan proporsi yang lebih besar
terhadap harga susu di level peternak. Posisi tawar peternak sapi perah diharapkan
menjadi lebih tinggi melalui wadah koperasi. Melalui pembentukan koperasi susu,
diharapkan pemenuhan kebutuhan nasional akan susu dapat terpenuhi. Jumlah
produksi susu Indonesia dapat seimbang atau bahkan dapat diatas jumlah
konsumsi susu Indonesia. Tidak hanya itu saja, prospek ke depan dalam
pembentukan koperasi susu ini adalah berkembangnya koperasi sebagai soko guru
ekonomi Indonesia dengan mengurangi impor susu ke Indonesia bahkan dapat
menjadi pengekspor susu ke luar negeri.
Kenyataan yang terjadi tujuan ini masih belum dapat terealisasikan dengan
sepenuhnya. Koperasi susu Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan
susu nasional dan produksi susunya masih belum dapat memenuhi konsumsi susu
nasional. Ada berbagai kendala yang dihadapi koperasi susu dalam melaksanakan
usahanya ini. Kendala itu bisa berasal dari internal koperasi maupun dari eksternal
koperasi. Kendala internal bisa berhubungan dengan manajemen usaha, strategi
komunikasi pemasaran, kualitas susu untuk masalah ekspor susu ataupun
manajemen sumber daya manusianya. Sedangkan kondisi eksternal berhubungan
dengan lingkungan industri koperasi susu, persaingan dengan koperasi susu lain
atau memang karena kondisi perekonomian negara yang menyebabkannya. Oleh
karena itu perlu untuk diteliti, kendala apa saja yang menyebakan koperasi
Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan nasional akan susu.
Perkembangan pembentukan koperasi susu di Indonesia cukup pesat.
Setiap propinsi di Indonesia memiliki koperasi susu, terutama untuk wilayah
Jawa dan sekitarnya. Menurut data dari sumber GKSI (2008), untuk wilayah
Jawa Barat setidaknya terdapat dua puluh lima koperasi yang menampung susu
dari peternak sapi perah yang tergabung dalam GKSI, antara lain:
1. Koperasi yang berlokasi di Bandung: KPBS Pangalengan, KPS BU Lembang,
KUD Sarwa Mukti, KUD Tani Mukti, KUD Sinar Jaya, KUD Ciparay, KUD
2. Koperasi yang berlokasi di Sumedang: KSU Tandang Sari
3. Koperasi yang berlokasi di Garut: KUD Bayongbong, KUD Cisurupan,
KPGS Cikajang, KUD Samarang, dan KUD Cilawu.
4. Koperasi yang berlokasi di Kuningan: KUD Dewi Sri, KSU Karya Nugraha
5. Koperasi susu yang berlokasi di Majalengka: KUD Balebat
6. Koperasi susu yang berlokasi di Tasikmalaya: KUD Pager Ageung
7. Koperasi susu yang berlokasi di Sukabumi: KUD Makmur, KUD Gemah
Ripah, KPS Gunung Gede, dan KUD Bhakti.
8. Koperasi susu yang berlokasi di kota Bogor: KPS Bogor
9. Koperasi susu yang berlokasi di Bogor: KUD Giri Tani.
10. Koperasi susu yang berlokasi di Cianjur: KUD Cipanas.
KUD Giri Tani menjadi sasaran penelitian yang dilakukan dari kedua
puluh lima koperasi yang ada di daerah Jawa Barat. Lokasi koperasi yang cukup
terjangkau dengan baik memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian di
koperasi tersebut. KUD Giri Tani berlokasi di Jalan Taman Safari, Desa
Cibereum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. KUD Giri Tani merupakan
salah satu pemasok susu utama di PT Cimory dan merupakan salah satu koperasi
yang mempunyai andil besar dalam pemenuhan kebutuhan susu nasional. Oleh
karena itu, diperlukan penelitian tentang strategi komunikasi KUD Giri Tani
dalam memasarkan produknya, seperti penetapan segmenting, targeting, dan
positioning, dan bauran pemasarannya (produk, harga, tempat, dan promosi) serta
kondisi internal dan kondisi eksternal KUD Giri Tani yang mempengaruhi
penetapan strategi komunikasi dalam pemasarannya. Penelitian ini akan berujung
pada perumusan strategi komunikasi pemasaran yang cocok dilakukan pada KUD
Giri Tani untuk memajukan usahanya dengan menggunakan analisis SWOT.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, maka
dapat dilihat bahwa masih banyak permasalahan yang terjadi dalam
perkembangan koperasi susu dan pemasaran susu sapi perah di Indonesia.
Berbagai cara harus ditempuh agar koperasi dapat mengurangi permasalahan
untuk memecahkan masalah yang ada dan mengurangi kritik-kritik yang tajam di
sekitar koperasi adalah dengan melakukan fokus pengembangan koperasi pada
strategi komunikasi dalam pemasaran produk yang dikelolanya. Hal ini menjadi
penting mengingat dewasa ini, strategi komunikasi dalam pemasaran sering
diabaikan dalam pengembangan usaha koperasi.
Strategi komunikasi yang tepat dalam pemasaran produk dapat
menghindarkan KUD Giri Tani dari kerugian. Dan konsep yang perlu untuk
diperhatikan dalam strategi komunikasi ini mencakup penentuan segmenting,
positioning, dan targeting. Tidak hanya itu saja, strategi komunikasi juga
berhubungan dengan penetapan bauran pemasaran terutama dalam aspek
promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan KUD Giri Tani untuk memberikan
informasi pada orang banyak agar visi dan misi KUD Giri Tani tercapai perlu
untuk diperhatikan karena promosi merupakan cara untuk memperkuat
pemasaran dan memperkuat loyalitas pelanggan terhadap produk susu sapi yang
dimiliki KUD Giri Tani.
Kegiatan promosi yang dilakukan KUD Giri Tani harus melihat kondisi
internal dan kondisi eksternal koperasi. Perlu dilakukan analisis lingkungan
internal dan lingkungan eksternal agar KUD Giri Tani dapat menentukan apa
yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki KUD
Giri Tani. Pengetahuan ini dapat membantu KUD Giri Tani untuk menentukan
bentuk strategi baru.
KUD Giri Tani merupakan salah satu koperasi yang cukup aktif dan
sudah memiliki banyak anggota. KUD Giri Tani ini dibiarkan bersaing dengan
jenis-jenis perusahaan lain dalam kegiatan ekonominya baik dalam pengadaan
sumber-sumber produktif maupun dalam pemasaran hasil-hasil produksi.
Keunggulan bersaing merupakan faktor-faktor penentu eksistensi KUD Giri Tani
terutama di masa-masa persaingan bebas. Keunggulan bersaing ini bukan karena
peranan pemerintah dalam mengembangkan KUD ini tetapi harus diperoleh
melalui peningkatan efisiensi koperasi.
Peningkatan efisiensi koperasi dapat dilakukan dengan strategi
komunikasi yang sesuai dengan visi dan misi koperasi. Oleh karena itu, perihal
pengurus dan anggota koperasi untuk diteliti. Para pengurus dan anggota koperasi
perlu melihat bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang telah dilakukan
oleh koperasi sekarang. Koperasi perlu untuk memahami persaingan di pasar agar
koperasi tidak ketinggalan dan tetap maju.
Koperasi perlu memahami kekuatan dan kelemahan internal koperasi
untuk mengembangkan strategi komunikasi pemasarannya dan tentu saja juga
harus memahami peluang dan ancaman dari eksternal koperasi, supaya koperasi
tidak dirugikan dan tidak diacuhkan di dunia perdagangan susu. Masalah-masalah
yang telah dijabarkan di atas disimpulkan menjadi ketiga pertanyaan yang akan
ditentukan jawabannya melalui penelitian, yaitu:
1. Apakah strategi komunikasi pemasaran susu sapi perah telah sesuai dengan visi
dan misi KUD Giri Tani?
2. Bagaimana kondisi lingkungan komunikasi pemasaran di KUD Giri Tani?
3. Bagaimana bentuk pengembangan strategi komunikasi pemasaran yang dapat
dilakukan oleh KUD Giri Tani agar lebih mampu bersaing?
1.3. Tujuan penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk:
1. Memahami kesesuaian strategi komunikasi pemasaran susu sapi perah dengan
visi dan misi KUD Giri Tani.
2. Memahami kondisi lingkungan komunikasi pemasaran di KUD Giri Tani.
3. Merumuskan bentuk pengembangan strategi komunikasi pemasaran koperasi
agar KUD Giri Tani mampu bersaing di dunia perdagangan.
1.4. Manfaat penelitian
Penelitian “Analisis Strategi Komunikasi dalam Pemasaran Susu Sapi Perah
di KUD Giri Tani”bermanfaat untuk mengembangkan KUD Giri Tani agar lebih
memahami permasalahan pemasaran yang ada di koperasi dan rumusan
pengembangan strategi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Penelitian ini memadukan konsep pemasaran dengan pengembangan
koperasi, sehingga dapat dilihat bagaimana kontribusi strategi komunikasi dalam
Penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi para pengurus dan anggota koperasi
untuk melihat kelemahan dan kekuatan yang dimiliki koperasi dan juga mampu
melihat peluang dan ancaman yang dihadapi oleh koperasi. Pemahaman ini akan
menuntun pengurus dan anggota koperasi untuk melakukan pengembangan
koperasi agar tetap maju dan eksis. Penelitian ini pun juga bermanfaat bagi para
akademika untuk memahami peran koperasi susu dalam memasarkan susu sapi
BAB II
PENDEKATAN KONSEPTUAL
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Susu
Susu adalah cairan putih yang dikeluarkan oleh kelenjar mamalia, seperti
sapi perah. Komposisi gizi pada susu sangat beragam, bergantung pada beberapa
faktor, akan tetapi angka rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi perah
adalah protein yang bermutu tinggi sebesar 3,4% dengan kadar lemak 3,9%
(Amaliah, 2008). Susu merupakan sumber kalsium dan posfor yang baik, tinggi
kandungan vitamin A, thiamin, niacin, dan riboflavin. Selain itu, susu juga
mempunyai kadar air 87,10%, serta kandungan gula yang cukup tinggi yakni 5%
namun rasanya tidak manis karena gula susu atau laktosa serta daya kemanisannya
lebih rendah dari gula pasir atau sukrosa (Amaliah, 2008).
Selain berupa susu murni, susu dapat juga diolah menjadi berbagai macam
olahan, salah satunya susu cair dalam kemasan. Susu cair dalam kemasan dibagi
menjadi:
a. Susu pasteurisasi adalah susu yang telah dipanaskan dengan suhu tinggi
untuk membunuh bakteri berbahaya. Lamanya pemanasan adalah lima
belas menit dengan suhu 750C, kemudian susu didinginkan segera pada
suhu 100C untuk mencegah dan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan bakteri yang masih tinggal. Proses ini tidak menggunakan
bahan pengawet sehingga susu aman untuk diminum dan memperlama
proses penyimpanan.
b. Susu UHT atau susu sterilisasi, yaitu susu yang dipasteurisasi dengan
menggunakan UHT dengan suhu 1430C dalam waktu lima detik. Susu
UHT dapat bertahan selama dua tahun tanpa disimpan dilemari pendingin.
Susu segar sebagai output dari usaha peternakan sapi perah sekaligus input
Industri Pengolahan Susu (IPS) mempunyai sifat fisik yang spesifik. Susu segar
merupakan komoditi peternakan yang paling mudah rusak dibandingkan dengan
komoditi peternakan lainnya. Selain itu, wujudnya yang berbentuk cair dan
dengan kehati-hatian (Amaliah, 2008). Pengolahan susu bertujuan untuk
mengolah susu menjadi bahan makanan yang enak dan mempunyai aroma lebih
baik serta daya simpan yang lebih lama.
Tabel 1 Komposisi rata-rata unsur dalam susu sapi perah
No Komposisi Kandungan per 100 gram susu
1. Vitamin A 160 IU
2. Vitamin C 2.0 miligram
3. Vitamin D 0.4-4.4 IU
4. Vitamin E 0.08 miligram
5. Vitamin B
a.Thiamin 0.035 miligram
b.Riboflavin 0.170 miligram
c.Niacin 0.08 miligram
d.Pantholenic Acid 0.35-0.45 miligram
e.Folic Acid 3-8
f.Biofin 0.5
g.Pyri Dexomine 0.05-0.1 miligram
h. Vitamin B12 0.5
6. Lemak (%) 3.90
7. Protein (%) 3.40
8. Laktosa (%) 4.80
9. Abu (%) 0.72
10. Air (%) 87.10
Sumber: Amaliah (2008)
Beberapa kualifikasi teknis yang harus dipenuhi oleh susu segar terlebih
pada fungsinya sebagai input Industri Pengolahan Susu (IPS) adalah:
a. Warna, bau, rasa, dan kekentalan tidak ada perubahan.
b. Berat Jenis (BJ) pada suhu 27,50C sekurang-kurangnya 1.0280.
c. Kadar lemak sekurang-kurangnya 2.8%.
d. Kadar bahan kering tanpa lemak (SNF) sekurang-kurangnya 8.0%.
e. Derajat asam: 4.5-70SH.
f. Uji alkohol 70%: negatif.
h. Katalase setinggi-tingginya 3 cc.
i. Titik beku -0.520C sampai -0.560C.
j. Angka refraksi 43.0.
k. Kadar protein sekurang-kurangnya 2.7%.
l. Angka reduktase dua sampai lima jam.
m. Jumlah kuman yang dapat dibiakkan tiap CC setinggi-tingginya tiga juta
(Amaliah, 2008).
Seluruh kriteria kualitas susu tersebut dirujuk berdasarkan standar SK
Direktorat Jenderal Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/1983. Pada umumnya
tidak semua kriteria tersebut dapat diaplikasikan melalui serangkaian pengujian
pada lingkup peternak. Keterbatasan pengetahuan dan fasilitas menjadi kendala
dalam mengukur kualitas. Kualitas merupakan dasar penetapan harga susu segar
sebagai bahan baku industri. Berat Jenis (BJ) atauTotal Solid(TS) dan kandungan
lemak merupakan kriteria yang telah digunakan secara luas oleh Industri
Pengolahan Susu (IPS). Kriteria penting lainnya untuk menyerap bahan baku susu
adalah total kandungan bakteri atau Total Place Cone (TPC) (Amaliah, 2008).
Susu dapat mencegah tumbuhnya mikroorganisme yang menyebabkan susu
menjadi rusak.
2.1.2. Konsep Koperasi
Secara umum pembentukan koperasi menjadi hal yang sangat penting
dalam pembangunan pertanian (Kusnadi, 2005). Beberapa alasan yang
menyebabkan hal tersebut, antara lain:
1. Petani menjalankan usaha yang relatif kecil dibandingkan rekan kerjanya,
sehingga memiliki posisi rebut tawar yang lemah.
2. Pasar produk pertanian yang ada pada umumnya dikuasai oleh pembeli yang
jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan petani yang jumlahnya
banyak.
3. Besarnya permintaan pembeli produk umumnya baru dapat dipenuhi dari
penggabungan volume produksi banyak petani.
4. Keragaman kualitas produk pertanian menyulitkan proses pemasaran apabila
5. Karakter sektor pertanian yang secara geografis menyebar menyebabkan
hanya sedikit petani menjangkau berbagai alternatif pembeli.
6. Kualitas sumberdaya manusia petani umumnya relatif rendah sehingga
menyulitkan ekspansi usaha.
7. Cara hidup petani yang identik dengan prinsip gotong royong berpengaruh
terhadap proses pemecahan masalah.
Dua contoh pengertian koperasi yang mencantumkan prinsip-prinsip
koperasi adalah yang dikemukakan olehInternational Cooperative Alliance(ICA)
dan UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian di Indonesia. International
Cooperative Alliance (ICA) dalam mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan
orang atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi
anggotanya dengan memenuhi kebutuhan ekonomi anggotanya dengan jalan
berusaha bersama dengan saling membantu antara satu dengan lainnya dengan
cara membatasi keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan prinsip-prinsip
koperasi (Baswir, 1997). Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam
UU No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992, prinsip koperasi dinyatakan
sebagai berikut:
a. Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela;
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis;
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota;
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
e. Kemandirian;
f. Pendidikan perkoperasian; dan
g. Kerjasama antar koperasi.
Prinsip terakhir (f dan g) merupakan prinsip pengembangan koperasi (Baswir,
1997).
Baswir (1997) berpendapat prinsip-prinsip koperasi telah mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Melalui berbagai rekomendasi yang datang dari
berbagai ahli, ICA telah mengembangkan prinsip koperasi terbaru dan
koperasi Rochdale. Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan oleh ICA
adalah:
a. Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela;
b. Pengelolaan secara demokratis;
c. Partisipasi anggota dalam ekonomi;
d. Kebebasan dan otonomi;
e. Mengembangkan pendidikan, pelatihan dan informasi;
f. Kerjasama antarkoperasi; dan
g. Bekerja untuk kepentingan komunitas.
UU No.25 tahun 1992 dalam Baswir (1997), koperasi didefinisikan
sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan. Sedangkan menurut International Labour Organization (ILO),
melalui Rekomendasi No. 127, koperasi didefinisikan sebagai suatu perkumpulan
orang, yang bergabung secara sukarela untuk mewujudkan tujuan bersama,
melalui pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara demokratis, dengan
memberikan kontribusi yang sama sebanyak jumlah yang diperlukan, turut serta
menanggung risiko yang layak, untuk memperoleh kemanfaatan dari kegiatan
usaha, dimana para anggota berperan serta secara aktif (Baswir, 1997).
Keunggulan koperasi harus menganalisis tiga pemain yang diperhitungkan,
yaitu koperasi itu sendiri, para anggota atau anggota potensial dan pesaing.
Masing-masing dari komponen strategis tersebut sering disebut “The Third’s C Strategic”(Customer/members, Cooperative, dan Competitor) (Kusnadi, 2005).
Keunggulan bersaing
Gambar 1 Segitiga Strategis (Kusnadi, 2005). Member/potential members
Cooperative (koperasi)
Koperasi harus tahu menggunakan hubungan antara segitiga C tersebut dengan
baik agar koperasi dapat berhasil. Kadang-kadang cara berpikir koperasi
tradisional hanya dibangun di sekitar hubungan antara perusahaan koperasi
dengan anggotanya dan kurang memperhatikan peranan pesaing dalam sistem
pasar (Kusnadi, 2005). Padahal sebenarnya untuk memberikan keunggulan kepada
para anggota tidaklah cukup hanya dengan keberhasilan hidup dari suatu koperasi
yang dibangun atas hubungan koperasi dengan anggotanya, tetapi harus mampu
bersaing dengan organisasi lain (pesaingnya).
Suatu strategi yang sukses adalah strategi yang menjamin suatu kecocokan
atau kesesuaian yang lebih baik atau lebih kuat antara kekuatan koperasi dan
kebutuhan pelanggan bila dibandingkan dengan yang dapat diberikan oleh
pesaingnya. Koperasi harus mampu menghasilkan paling sedikit keunggulan yang
sama dengan pesaing yang nonkoperasi (Kusnadi, 2005).
Menurut Kusnadi (2005), masalah komitmen keanggotaan akan selalu
aktual terutama ketika koperasi harus selalu bersaing dengan organisasi lain yang
nonkoperasi. Komitmen anggota terhadap koperasi tidak akan menjadi masalah
sejauh pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan anggota dipenuhi oleh koperasi itu
sendiri. Walaupun saat ini banyak pesaing koperasi yang menawarkan
pelayanan-pelayanan khusus kepada anggota koperasi, masih mungkin kiranya koperasi
mengikat secara ekonomis apabila koperasi menawarkan pelayanan yang lebih
baik daripada pesaingnya. Dalam hal demikian koperasi masih mempunyai nilai
lebih dari segi kualitas dan pelayanannya.
Persaingan dan pasok pasar dapat menurunkan basis ekonomi pelayanan
kepada anggotanya, sehingga mengakibatkan transaksi bisnis sebagian atau
seluruhnya kepada pihak pesaing koperasi. Reaksi koperasi pada umumnya
terhadap masalah ini adalah dengan jalan meningkatkan bisnisnya dengan
nonanggota secara berlebihan hanya dengan dasar ingin meningkatkan
keuntungan. Bila ini terjadi prinsip identitas yang menjadi pilar koperasi akan
hilang, sebab anggota lebih merupakan investor bukan lagi rekan bisnis, apalagi
bila koperasi lebih memalingkan bisnisnya kepada nonanggota (Kusnadi, 2005).
Mengingat koperasi adalah organisasi bisnis yang bertujuan meningkatkan
maka komitmen anggota harus dilihat hanya dari aspek-aspek ekonomi.
Keterlibatan anggota terhadap koperasi sangat bergantung dari sejauh mana
koperasi dapat menawarkan manfaat-manfaat ekonomi kepada para anggotanya,
dan yang merupakan nilai nyata dari manfaat tersebut adalah besarnya hasil lebih
dari perbandingan antara biaya-biaya transaksi dengan efisiensi pemasarannya.
Faktor yang terpenting sebagai pengikat komitmen anggota adalah
manfaat-manfaat pasar koperasi dan biaya-biaya transaksi yang dihasilkan dari pertukaran
barang (Kusnadi, 2005).
2.1.3. Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran
Rangkuti (1999) menyebutkan pemasaran mempunyai peranan sangat
penting dalam dunia bisnis untuk memperoleh laba yang tinggi dari pasar yang
semakin kompetitif. Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa
pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang atau jasa kepada pembeli secara individual maupun
kelompok. Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang
dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan,
maupun konsekuensi sosial perusahaan (Rangkuti, 1999).
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk dengan pihak lain
(Kotler, 2000). Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara
individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang
mereka butuhkan atau inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan dan
menukarkan.
2.1.4. Strategi komunikasi
Kennedy dan Soemanagara (2009) menyatakan bahwa kehidupan manusia
tidak terlepas dari lingkup komunikasi. Dalam konteks manusia sebagai makhluk
sosial, komunikasi tidak saja digunakan sebagai alat melakukan kontak
komunikasi akan mempengaruhi keberhasilan proses komunikasi. Luasnya
lingkup pengalaman dan pengetahuan dari pelaku komunikasi dapat
mempengaruhi proses penyampaian simbol. Dapat saja sebuah pesan yang
disampaikan diartikan secara berbeda sehingga menimbulkan efek atau tindakan
yang berbeda pula.
Komunikasi adalah bentuk penyampaian pesan dari sumber sebagai
komunikator kepada penerima sebagai komunikan. Penyampaian pesan yang
dilakukan harus melihat kapabilitas dari komunikator atau kualitas dari
kemampuan komunikator, dipengaruhi oleh kredibilitasnya sebagai pembawa
pesan yang benar dan dapat dipercaya. Dalam komunikasi tatap muka, jika ada
kesalahan penerimaan pesan pesan secara langsung dapat segera dilakukan
pengulangan pesan oleh komunikator dengan mengganti pesan atau simbol yang
lebih mudah dipahami oleh komunikan.
Kendala komunikasi yang lebih kompleks adalah komunikasi yang
menempatkan unsur tambahan pada proses komunikasi, yaitu saluran komunikasi
atau media. Penggunaan media ini cenderung menghambat laju rambat
komunikasi yang dijalankan, atau bahkan dapat terjadi kegagalan komunikasi
yang serius dan dapat merugikan kedua belah pihak. Penggunaan media pada
sebuah proses komunikasi perlu mempertimbangkan kemungkinan distorsi atau
kendala yang muncul. Distorsi atau kendala dapat menyebabkan miskomunikasi
dimana pesan yang disampaikan oleh komunikator dianggap gagal karena
komunikan memberikan reaksi yang berbeda dari yang diharapkan. Hal ini dapat
disebabkan oleh perbedaan penafsiran atas pesan yang disampaikan (Kennedy dan
Soemanagara, 2009).
2.1.5. Strategi Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran mempunyai peranan yang penting untuk
memainkan komunikasi dan promosi produk dan pelayanan bukan hanya untuk
konsumen tetapi juga untuk organisasi yang mewakili rekan kerja dan
stakeholderslain (Fill, 1999). Pengembangan hubungan antara organisasi dengan
konsumen atau antara organisasi dengan saluran distribusi merupakan perspektif
Kennedy dan Soemanagara (2009) menyatakan bahwa komunikasi dalam
kegiatan pemasaran bersifat kompleks dan tidak sesederhana seperti
berbincang-bincang dengan rekan kerja atau keluarga. Bentuk komunikasi yang rumit ini
mendorong penyampaian pesan oleh komunikator pada komunikan, melalui
strategi komunikasi yang tepat dengan proses perencanaan yang matang.
Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan hubungan yang erat.
Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan kajian
“baru” yang disebut komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah
aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah
perusahaan (Kennedy dan Soemanagara 2009).
Penerapan komunikasi bisnis sangat penting khususnya dalam
penyampaian pesan-pesan komunikasi yang dihadapkan pada berbagai persoalan,
semisal perbedaan persepsi, perbedaan budaya, dan keterbatasan media yang
digunakan. Komunikasi pemasaran dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi
yang bertujuan untuk menyampaikan pesan pada konsumen dengan menggunakan
berbagai media, dengan harapan agar komunikasi dapat menghasilkan tiga tahap
perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan
tindakan yang dikehendaki (Kennedy dan Soemanagara 2009). Komunikasi
pemasaran merupakan kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik
komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi pada orang banyak agar
tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadi peningkatan pendapatan atas penggunaan
jasa dan produk yang ditawarkan (Kennedy dan Dermawan 2009).
2.1.6. Analisis Lingkungan Komunikasi Pemasaran
Menurut David (2006), lingkungan komunikasi pemasaran adalah para
pelaku dan kekuatan-kekuatan di luar komunikasi pemasaran yang mempengaruhi
kemampuan manajemen komunikasi pemasaran untuk mengembangkan dan
mempertahankan transaksi-transaksi yang berhasil dengan pelanggan sasarannya.
Lingkungan komunikasi pemasaran dibagi menjadi dua yaitu: lingkungan internal
dan lingkungan eksternal.
Lingkungan internal komunikasi pemasaran adalah kegiatan-kegiatan
lingkungan internal adalah suatu pengaruh lingkungan yang bersumber dari dalam
perusahaan yang secara langsung akan berpengaruh pada kinerja perusahaan
secara keseluruhan. Analisis lingkungan internal perusahaan akan menghasilkan
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Analisis ini menggambarkan kekuatan
perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas komunikasi pemasaran, sumber daya
manusia, sumber daya fisik, operasi, keuangan, manajemen, dan organisasi.
Analisis terhadap lingkungan internal salah satu diantaranya adalah
dengan mengkaji dan menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola
komunikasi pemasaran . Komunikasi pemasaran adalah kegiatan perusahaan yang
bertujuan menjual barang/jasa yang diproduksi ke pasar. David (2006)
menyatakan aktivitas komunikasi pemasaran berhubungan dengan pemberian
sarana yang dapat digunakan oleh pembeli untuk membeli produk dan
mempengaruhi mereka untuk membeli, seperti iklan, promosi, tenaga penjual,
penetapan kuota, seleksi penyalur, hubungan penyalur dan penetapan harga.
Selanjutnya lingkungan eksternal komunikasi pemasaran mencakup berbagai
aspek yang bersifat makro seperti ekonomi, sosial budaya, politik, teknologi,
persaingan antar perusahaan dalam mengkomunikasikan produk perusahaan
masing-masing, ancaman produk pengganti, kekuatan penawaran pembeli atau
konsumen (David, 2006).
2.1.7.Segmenting, Targeting, Positioning
a. Segmenting
Segmentasi pasar merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ketepatan
perusahaan (Kotler, 2000). Selanjutnya tantangan dalam pemasaran adalah untuk
mengidentifikasikan pasar potensial yang menguntungkan untuk dilayani karena
jarang sekali satu program pemasaran dapat memuaskan pasar yang heterogen
yang berbeda selera dan karakteristik (Kotler, 2000). Oleh sebab itu diperlukan
segmentasi pasar. Segmentasi pasar adalah cara untuk melihat pasar secara kreatif
dan merupakan seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang-peluang yang
muncul di pasar (Kotler, 2000).
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa segmentasi merupakan
segmentasi memiliki peranan penting karena beberapa alasan, yaitu: pertama,
segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan
sumber daya. Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen akan memberikan
gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen yang mana yang akan
dilayani. Selain itu segmentasi memungkinkan perusahaan mendapatkan
gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar
perusahaan; kedua, segmentasi merupakan dasar untuk menentukan
komponen-komponen strategi. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan
memberikan acuan dalam penentuan positioning; ketiga, segmentasi merupakan
faktor kunci untuk mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut
yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing.
1) Manfaat segmentasi
Menurut Kasali (1995), secara umum segmentasi bermanfaat untuk
meningkatkan posisi kompetisi perusahaan dan memberikan pelayanan yang lebih
baik kepada konsumen. Kasali (1995) juga merumuskan lebih lanjut empat
manfaat tentang segmentasi, yaitu:
a) Designing responsive products to meet the needs of the marketplace. Melalui
penelitian preferensi konsumen, perusahaan berjalan ke arah penyelesaian
konsep marketing yaitu kepuasan konsumen sebagai hal utama, selanjutnya
perusahaan akan mendesain dan menyeleksi produk untuk kepuasan
konsumen.
b) Determining effective and cost efficient promotional strategies. Segmentasi
sebagai alat perencanaan merupakan alat identifikasi dan analisa yang
berharga untuk mengembangkan communication mix sehingga akan dapat
dipilih alat promosi yang sesuai untuk menargetkan pada media yang tepat.
c) Evaluating market competition in particultural the companies market
positioning. Riset segmentasi menyediakan mekanisme competitive
intelligency untuk mengakses dan membandingkan perusahaan agar sesuai
dengan standar.
d) Providing insight on present marketing strategies. Segmentasi sangat penting
perusahaan saat ini dengan cara menggunakan peluang baru dan
menghindarkan dari adanya potensi terhadap ancaman.
2) Pola Segmentasi Komunikasi Pemasaran
Menurut Kotler (2000) terdapat tiga pola yang digunakan untuk
mengidentifikasi preferensi segmen, yaitu:
a) Homogeneus preference (preferensi konsumen), merupakan pola yang
menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap
produk dan jasa yang ditawarkan.
b) Diffused preference (preferensi yang menyebar), merupakan pola yang
menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang beragam terhadap
produk atau jasa yang ditawarkan.
c) Clustered preference (preferensi yang mengelompok), pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang
berkelompok-kelompok. Dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki
kesamaan preferensi.
3) Dasar segmentasi
Segmen pasar terdiri dari kelompok besar yang dapat diidentifikasikan
dalam sebuah pasar dengan keinginan, daya beli, lokasi geografis, perilaku
konsumen, dan kebiasaan pembelian serupa (Kennedy & Soemanagara 2009).
Kennedy dan Soemanagara (2009) juga merumuskan variabel utama dalam
segmentasi konsumen adalah:
a) Segmentasi geografis, mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit
geografis yang seperti negara, negara bagian, wilayah, propinsi, kota, atau
lingkungan rumah tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi
dalam satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalam seluruh
wilayah tetapi memberikan perhatian pada variasi lokal.
b) Segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, ukuran keluarga, siklus
hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama,
ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial.
c) Segmentasi psikografis, pembeli dibagi menjadi kelompok yang berbeda
d) Segmentasi perilaku, pembeli dibagi-bagi menjadi kelompok berdasarkan
pengetahuan, sikap pemakaian, dan tanggapan mereka terhadap suatu produk.
e) Segmentasi multi atribut, pemasar tidak lagi mempertimbangkan konsumen
rata-rata atau bahkan membatasi analisis mereka hanya pada beberapa
segmen pasar. Sebaliknya, pemasar menggabungkan beberapa variabel dalam
usaha mengidentifikasikan kelompok sasaran yang lebih kecil dan telah
dirumuskan lebih baik.
b. Targeting
Kasali (1995) menyatakan bahwa target pasar adalah kelompok konsumen
yang mempunyai ciri-ciri atau sifat hampir sama (homogen) yang dipilih
perusahaan dan yang akan dicapai dengan strategi bauran pemasaran (marketing
mix). Dengan diterapkannya target pasar maka perusahaan dapat mengembangkan
posisi produk dan strategi bauran pemasaran untuk setiap target pasar tersebut.
Kotler (2000) menyatakan bahwa dalam menetapkan target market
perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola, yaitu:
1. Single segmen concentration, perusahaan dapat memilih satu segmen saja.
Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat di satu segmen dengan
pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh
keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen mempunyai risiko yang
cukup besar, sehingga alasan inilah yang mendasari perusahaan untuk
memilih lebih dari satu segmen.
2. Selective specialization, perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen
yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi,
tetapi masing-masing segmen menjanjikan keuntungan tertentu. Strategi ini
lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian walaupun salah
satu segmennya tidak produktif. Akan tetapi perusahaan tetap memperoleh
pendapatan dari segmen yang lain.
3. Product specialization, adalah perusahaan berkonsentrasi membuat produk
khusus atau tertentu. Melalui cara ini perusahaan membangun reputasi yang
kuat di produk yang spesifik. Namun risikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi
kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan
4. Market specialization, adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai
kebutuhan dalam kelompok tertentu. Perusahaan memperoleh reputasi yang
kuat dan menjadi saluran semua produk baru yang dibutuhkan dan
dipergunakan oleh kelompok tersebut. Risiko kerugian akan timbul apabila
kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya.
5. Full market coverage, adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok
dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya perusahaan besar yang dapat
melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen pemasar dapat
melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan dari pada
tidak melakukan diferensiasi. Akan tetapi diferensiasi dapat meningkatkan
biaya perusahaan. Secara umum hal ini tetap akan bermanfaat khususnya
apabila dikaitkan denganstrategy provitability.
c. Positioning
Positioning merupakan salah satu strategi yang berusaha menciptakan
diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra
(image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan dengan produk
pesaing (Sumarwan, 2003). Selain itu, Kotler (2000) mengemukakan bahwa
diferensiasi merupakan tindakan merancang serangkaian perbedaan yang berarti
untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa diferensiasi
adalah salah satu strategi yang berusaha menciptakan perbedaan yang unik pada
suatu produk dari produk pesaing. Umar (2008) menyatakan bahwa diferensiasi
dapat dibedakan melalui lima dimensi, yaitu:
1. Diferensiasi produk
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki jenis yang
berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat member citra positif atau negatif terhadap suatu
produk, hal itu bergantung kepada bagaimana perusahaan menentukan perbedaan
yang ditawarkan terhadap produknya. Umar (2008) juga menyatakan bahwa
diferensiasi produk terdiri dari:
a) Bentuk, dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau
b) Keistimewaan (feature), yaitu karakteristik yang memiliki keunikan tersendiri
agar mudah dikenali oleh konsumen sasaran.
c) Mutu kinerja, mengacu kepada level dimana karakteristik dasar produk itu
beroperasi. Mutu kinerja sendiri sering dikatakan dengan kualitas. Produk
yang dihasilkan ditempatkan pada salah satu dari empat level, yaitu rendah,
rata-rata, tinggi, super.
d) Mutu kesesuaian, adalah tingkat dimana semua unit yang diproduksi adalah
identik dengan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan oleh produsen.
e) Daya tahan (durability), adalah suatu ukuran usia operasi produk yang
diharapkan dalam kondisi normal.
f) Keandalan (reability), adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan
rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.
g) Mudah diperbaiki adalah suatu ukuran kemudahan untuk memperbaiki suatu
produk yang rusak atau gagal. Sifat mudah diperbaiki yang ideal adalah jika
pemakai dapat membetulkan sendiri produk tersebut dengan biayai dan waktu
relatif sedikit.
h) Gaya (style), menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan
dari produk yang ditawarkan.
i) Desain, adalah totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan
fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan.
2. Diferensiasi pelayanan
Produk fisik tidak dapat dengan mudah untuk dibedakan, kunci
keberhasilan dalam persaingan seringkali terletak dalam tambahan pelayanan
yang menambah nilai serta meningkatkan mutu produk fisik tersebut. Umar
(2008) juga menyatakan bahwa diferensiasi pelayanan tersebut terdiri dari:
a) Kemudahan pemesanan, mengacu kepada seberapa mudah pelanggan dapat
melakukan pemesanan produk ke perusahaan.
b) Pengiriman, mengacu kepada seberapa baik pihak produk atau jasa
diserahkan kepada pelanggan. Hal itu mencakup kecepatan, ketepatan, dan
perhatian selama proses pengiriman.
c) Pemasangan, mengacu kepada pekerjaan yang dikeluarkan untuk membuat
d) Pelatihan pelanggan, mengacu kepada pelatihan para pegawai untuk
menggunakan peralatan dari penjual secara tepat dan efisien.
e) Konsultasi pelanggan, mengacu kepada pelayanan data, sistem informasi, dan
saran yang diberikan penjual kepada pembeli.
f) Pemeliharaan dan perbaikan, merupakan program pelayanan perusahaan
untuk membantu pelanggan menjaga produk yang mereka beli dalam kondisi
kerja yang baik.
g) Pelayanan lain-lain, menawarkan garansi produk atau kontrak pemeliharaan
yang lebih baik daripada produk pesaing.
3. Diferensiasi personalia
Perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang kuat dengan
memperkerjakan dan melatih orang-orang yang lebih baik daripada perusahaan
pesaing. Personalia yang terlatih menunjukkan enam karakter, yaitu: kemampuan,
kesopanan, kredibilitas yang konsisten, cepat tanggap, komunikasi jelas.
4. Diferensiasi saluran
Perusahaan dapat mencapai keunggulan bersaing melalui cara mereka
merancang saluran distribusi, terutama menyangkut jangkauan, keahlian, dan
kinerja saluran dan kinerja saluran-saluran tersebut.
5. Diferensiasi citra
Diferensiasi citra dapat menggunakanimageatau kesan dari suatu produk.
Citra sendiri adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya.
Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang berada di luar control perusahaan. Agar
citra dapat disampaikan dengan baik, pesan harus diekspresikan melalui lambang,
harga, slogan, kualitas dan kemasan.
2.1.8. Bauran Pemasaran
Kotler (2000) merumuskan bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran. Pada saat sasaran pasarnya sudah ditentukan
melalui riset pemasaran, maka perusahaan harus membuat suatu rencana yang
pemasaran dapat dikelompokkan ke dalam empat strategi, yaitu strategi harga,
strategi produk, strategi distribusi dan strategi promosi (Kotler, 2000).
1. Product(produk)
Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan pada pasar
sasaran. Menurut Kotler (2000), produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan. Produk
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan. Strategi produk suatu perusahaan dapat dijabarkan lebih lanjut melalui
bauran produk. Bauran produk atau variasi produk merupakan satu set produk dan
unit produk yang ditawarkan penjual kepada pembeli (Kotler, 2000).
Panjangnya bauran produk mengacu pada jumlah keseluruhan barang yang
dijual oleh suatu perusahaan. Sedangkan lebarnya bauran produk mengacu pada
banyaknya lini produk yang berbeda yang dijual oleh suatu perusahaan dan
kedalaman bauran produk mengacu pada berapa banyak varian produk yang
ditawarkan oleh perusahaan (Kotler, 2000). Untuk bauran produk sendiri meliputi
keragaman produk, kualitas, desain, ciri, nama merek, kemasan, ukuran,
pelayanan, garansi, dan imbalan (Kotler, 2000).
2. Price(Harga)
Merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan
produk tersebut (Kotler, 2000). Harga merupakan unsur dari bauran pemasaran
yang memberikan pendapatan bagi perusahaan. Harga ditentukan dengan cara
memperhitungkan semua bauran pemasaran yang ada sehingga mampu menutupi
seluruh biaya produksi dan biaya-biaya pemasaran lainnya yang dapat
memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan (Kotler, 2000). Dalam
penetapan harga diperlukan pengetahuan mengenai biaya-biaya yang berkaitan,
yaitu biaya tetap, biaya variabel, biaya total dan biaya marjinal.
3. Place(tempat)
Tempat berhubungan dengan distribusi (Kotler, 2000). Distribusi
menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen. Sedangkan
Tjiptono (2007) menyatakan bahwa distribusi adalah suatu kegiatan pemasaran
dari tangan produsen kepada konsumen. Sedangkan saluran distribusi adalah
lembaga-lembaga distributor yang menyalurkan atau menyampaikan barang atau
jasa dari produsen ke konsumen (Kotler, 2000).
4. Promotion(promosi)
Kotler (2000) menyatakan bahwa promosi dipandang sebagai arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Selain itu, promosi merupakan kegiatan mengkomunikasikan informasi dari
penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap
dan perilaku. Dari definisi tersebut peranan promosi sangat dibutuhkan untuk
mempertahankan pelanggan dan meningkatkan penjualan. Oleh karena itu
perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen agar dapat menciptakan
permintaan atas produk kemudian dipelihara dan dikembangkan.
Kegiatan promosi merupakan kegiatan komunikasi yang menggunakan
saluran komunikasi. Kennedy dan Soemanagara (2009) menyatakan dalam
konteks komunikasi pemasaran, pembagian media promosi dibagi menjadi dua,
yaitu komunikasi bermedia dan komunikasi nonmedia. Dalam istilah ekonomi,
media dibagi menjadi dua, yaitu media luar-ruang, seperti billboard, neon box,
signboard (papan nama), banner (spanduk), dan poster, dan media dalam ruang
seperti selebaran atau brosur, faksimili dan surat (Kennedy dan Soemanagara
2009). Sedangkan dalam kajian periklanan, komunikasi bermedia dibagi menjadi
dua, yaitu: media lini atas yang ditujukan untuk khalayak ramai seperti televisi,
radio, bioskop, dan surat kabar, sedangkan media lini-bawah meliputi poster,
banner folder atau brosur, presentasi multimedia, dan flyer yang ditujukan pada
kalangan tertentu atau individu (Kennedy dan Soemanagara 2009). Komunikasi
nonmedia merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui kegiatan
personal selling antara sales dan konsumen, yang biasa terjadi secara tatap muka
(Kennedy dan Soemanagara 2009).
2.2. Kerangka Pemikiran
KUD Giri Tani memiliki visi dan misi dalam melakukan usahanya. Visi