• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKATKAN KETEPATAN MENANGKAP BOLA DALAM PEMBELAJARAN KIPPERS MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TGT KELAS IV SDN TALUN KECAMATAN PASEH KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKATKAN KETEPATAN MENANGKAP BOLA DALAM PEMBELAJARAN KIPPERS MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TGT KELAS IV SDN TALUN KECAMATAN PASEH KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKATKAN KETEPATAN MENANGKAP BOLA DALAM PEMBELAJARAN KIPPERS MELALUI PENERAPAN

MODEL KOOPERATIF TGT KELAS IV SDN TALUN KECAMATAN PASEH KABUPATEN SUMEDANG

INDRA SURYA NUGRAHA NIM. 0902774

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Respaty Mulyanto.M.Pd NIP. 195905201988031002

Pembimbing II,

Indra Safari, M.Pd NIP. 197709022008011016

Mengetahui,

Ketua Program PGSD S-1 PENJAS

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “ Meningkatkatkan Ketepatan Menangkap Bola Dalam Pembelajaran Kippers Melalui Penerapan Model Kooperatif TGT di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Talun ” adalah sepenuhnya karya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang termasuk kriteria plagiat dari karya orang lain. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan.

Sumedang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan

(3)
(4)

i

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian... 10

D. Manfaat Penelitian... 11

E. Batasan Istilah ... 11

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kajian Teoretis ... 12

B. Kajian Praktis ... 25

C. Hipotesis Tindakan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

B. Subyek Penelitian ... 29

C. Metode dan Desain Penelitian ... 31

D. Prosedur Penelitian ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 35

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 48

G. Validasi Data ... 50

(5)

ii DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN……… 116

(6)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1.1 Tes Ketepatan Menangkap Bola ... 5

3.1 Jadwal Penelitian ... 30

3.2 Daftar Pengajar ... 31

3.3 Jumlah Siswa ... 31

3.4 Format IPKG I Perencanaan Pembelajaran ... 37

3.5 Format IPKG II Pelaksanaan Pembelajaran ... 42

3.6 Format Penilaian Aktivitas Siswa ... 44

3.7 Format Penilaian Hasil Belajar ... 46

3.8 Format Wawancara Guru ... 47

3.9 Format Wawancara Siswa ... 48

3.10 Format Catatan Lapangan ... 48

4.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Data Awal ... 54

4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Data Awal ... 56

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Data Awal ... 58

4.7 Hasil Observasi Hasil Belajar Data Awal ... 60

4.9 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus I ... 63

4.11 Deskripsi Kegiatan Tindakan Siklus I ... 65

(7)

iv

Pelaksanaan Siklus I ... 66

4.14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 68

4.16 Hasil Pembelajaran Siklus I ... 70

4.18 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil

Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 72

4.19 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil

Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 73

4.20 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil

Aktivitas Siswa Siklus I ... 74

4.21 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil

Belajar Siswa Siklus I... 75

4.22 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap

Perencanaan Siklus II ... 77

4.24 Deskripsi Kegiatan Tindakan Siklus II ... 79

4.25 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap

Pelaksanaan Siklus II ... 80

4.27 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 82

4.29 Hasil Pembelajaran Siklus II ... 84

4.31 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil

Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 86

4.32 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil

Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 87

4.33 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil

Aktivitas Siswa Siklus II ... 88

(8)

v

Belajar Siswa Siklus II... 89

4.35 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap

Perencanaan Siklus III ... 91

4.37 Deskripsi Kegiatan Tindakan Siklus III ... 93

4.38 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Tahap

Pelaksanaan Siklus III ... 94

4.40 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 96

4.42 Hasil Pembelajaran Siklus III ... 98

4.44 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil

Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 100

4.45 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil

Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 101

4.46 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil

Aktivitas Siswa Siklus III ... 102

4.47 Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil

(9)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

2.1 Gambar Lapangan Kippers ... 16

2.2 Gambar Menangkap Bola Rendah Dari Arah Depan ... 18

2.3 Gambar Menangkap Bola Datar Bergulir Dari Arah Depan ... 18

2.4 Gambar Menangkap Bola Lambung Dari Arah Depan ... 19

3.1 Denah Sekolah ... 29

3.2 Desain PTK Model Kemmis dan Taggart ... 33

4.2 Diagram Tingkatan Perencanaan Kinerja Guru Pada Data Awal ... 55

4.4 Diagram Tingkatan Perencanaan Kinerja Guru Pada Data Awal ... 57

4.6 Diagram Tingkatan Observasi Aktivitas Siswa Pada Data Awal ... 59

4.8 Diagram Tingkatan Ketuntasan Siswa Data Awal ... 61

4.10 Diagram Tingkatan Perencanaan Kinerja Guru Pada Siklus I ... 64

4.13 Diagram Tingkatan Perencanaan Kinerja Guru Pada Siklus I ... 67

4.15 Diagram Tingkatan Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 69

4.17 Diagram Tingkatan Ketuntasan Siswa Siklus I ... 71

(10)

vii

4.26 Diagram Tingkatan Perencanaan Kinerja Guru

Pada Siklus II ... 81

4.26 Diagram Tingkatan Observasi Aktivitas Siswa

Pada Siklus II ... 83

4.30 Diagram Tingkatan Ketuntasan Siswa Siklus II ... 85

4.36 Diagram Tingkatan Perencanaan Kinerja Guru

Pada Siklus III ... 92

4.39 Diagram Tingkatan Perencanaan Kinerja Guru

Pada Siklus III ... 95

4.41 Diagram Tingkatan Observasi Aktivitas Siswa

Pada Siklus III ... 97

4.43 Diagram Tingkatan Ketuntasan Siswa Siklus III ... 99

4.48 Diagram Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran

Data Awal, Siklus I, II dan III... 104

4.49 Diagram Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

Data Awal, Siklus I, II dan III... 105

4.50 Diagram Tingkatan Hasil Aktivitas Belajar Siswa

Data Awal, Siklus I, II dan III... 106

4.51 Diagram Tingkatan Hasil Aktivitas Belajar Siswa

(11)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 116

2 Instrumen Penilalaian Kinerja Guru 1 (IPKG 1) Siklus I ... 121

3 Instrumen Penilalaian Kinerja Guru 2 (IPKG 2) Siklus I ... 123

4 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 125

5 Hasil Tes Praktek Siswa Siklus I ... 127

6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 129

7 Instrumen Penilalaian Kinerja Guru 1 (IPKG 1) Siklus II ... 133

8 Instrumen Penilalaian Kinerja Guru 2 (IPKG 2) Siklus II ... 135

9 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 137

10 Hasil Tes Praktek Siswa Siklus III ... 139

11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 141

12 Instrumen Penilalaian Kinerja Guru 1 (IPKG 1) Siklus III ... 145

13 Instrumen Penilalaian Kinerja Guru 2 (IPKG 2) Siklus III ... 147

14 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III ... 149

15 Hasil Tes Praktek Siswa Siklus III ... 151

16 Format Wawancara Guru ... 153

17 Format Wawancara Siswa ... 154

18 Catatan Lapangan Siklus ... 155

(12)

ix

20 Surat Izin Penelitian ... 193

21 Surat Keterangan Penelitian ... 193

22 Daftar Monitoring Bimbingan Skripsi ... 195

23 Dokumentasi Siklus I ... 196

24 Dokumentasi Siklus II ... 198

25 Dokumentasi Siklus III ... 200

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal terpenting dan utama dalam kehidupan. Pendidikan merupakan suatu hak bagi setiap lapisan masyarakat di Indonesia. Pendidikan juga telah diatur oleh undang – undang di Negara kita, seperti yang

tertuang di pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan”.

Pendidikan memiliki tujuan untuk menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Perubahan perilaku akan terjadi melalui proses mengajar yang disengaja, yang kebetulan tidak sengaja, bahkan mungkin karena seseorang melakukan kesalahan-kesalahan belajar.

Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuandan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan itu diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991)

Pendidikan jasmani atau penjas merupakan suatu bagian dari pendidikan. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

(14)

2

Mata pelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan kesegaran siswa, dengan kesehatan yang baik diharapkan siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani adalah siswa yang banyak bergerak atau aktif dalam mengikuti pembelajaran. Maka dari itu, mata pelajaran pendidikan jasmani sangat berperan penting bagi kesehatan siswa.

Seorang guru penjas harus selalu bisa mengkoordinir siswanya untuk selalu bergerak dan aktif dalam setiap pembelajarannya untuk memaksimalkan psikomotor anak. Guru dalam praktek mengajarnya harus membawa anak riang dan gembira agar dalam prakteknya anak tidak selalu bosan dalam praktek psikomotornya.

Pada hakikatnya “pendidikan jasmani sebagai proses pendidikan via gerak

insani yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan” ( Lutan, 1995-1996: 7 )

Dunia anak-anak memang menakjubkan, mengandung aneka ragam pengalaman yang menyenangkan, dilengkapi berbagai kesempatan untuk memperoleh pembinaan. Bila guru masuk ke dalam dunia itu, dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan pengetahuannya, mengasah kepekaan rasa hatinya serta memperkaya keterampilannya.

Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak adalah ahlinya. Segala macam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai benda di lingkungan sekitarnya.

Oleh karena itu dalam prakteknya pembelajaran penjas tidak selalu olahraga yang diberikan tetapi didalamnya terdapat berbagai permainan yang memicu anak untuk antusias mengikuti pembelajaran penjas, “pendidikan jasmani merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, melalui

aktivitas jasmani secara sistematik untuk menuju manusia seutuhnya”

(Harsuki, 2003:5)

(15)

3

sekolah dasar, “Kippers merupakan permainan beregu bola kecil yang dimainkan

oleh dua regu untuk mrendapatkan nilai yang lebih tinggi” (Heryana, 2010: 5).. Permainan kecil seperti Kasti, Kippers, Rounders ataupun juga Bola Bakar nyaris punah karena pekembangan zaman, banyaknya game online yang lebih menarik dan menantang membuat perhatian anak – anak sedikit demi sedikit mulai melupakan permainan tradisional yang dulu sempat popular di zamannya.

Oleh karena itu, pembelajaran kippers diperkenalkan dan dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani agar selain tidak punah, anak juga bisa mengenal dan bermain dalam belajar. Maka popular atau tidaknya permainan kippers sangat bergantung pada sejauh mana kualitas guru pendidikan jasmani menyampaikan materi pembelajaran kippers.

Manfaat permainan kippers adalah:

1. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang meliputi kesegaran jasmani, rohani, dan kesehatan.

2. Meningkatkan solidaritas antar individu 3. Meningkatkan ketangkasan dan keterampilan 4. Meningkatkan kreatifitas

Dalam permainan kippers terdapat beberapa unsur didalamnya yaitu memukul, melempar, dan menangkap.

Menangkap adalah keterampilan gerak dasar manipulatif untuk menghentikan momentum suatu objek dengan menggunakan tangan. Menangkap biasanya dipengaruhi oleh kemampuan visual untuk mengikuti gerakan objek. (yulianto. 2012: 1)

Ketepatan menangkap menjadi kunci agar permainan bisa hidup, jika seorang pemain ketepatan menangkapnya kurang ini membuat permainan akan semakin kurang kompetitif karena tangkapan bola merupakan bagian dari tekhnik dasar bermain kippers.

Untuk menunjang ketepatan menangkap bola yang baik anak tentu harus melakukan tata cara menangkap yang baik pula diantaranya :

1. Posisi Kaki

(16)

4

b. Kaki yang akan menjadi tumpuan disimpan di depan c. Kedua lutut sedikit ditekuk

2. Posisi Kaki

a. Kaki dilangkahkan ke depan

b. Kaki yang akan menjadi tumpuan disimpan di depan c. Kedua lutut sedikit ditekuk.

3. Posisi Badan

a. Pandangan mata tertuju pada arah datangnya bola. b. Badan condong kedepan.

c. Badan rileks tidak kaku 4. Ketepatan menangkap

a. Bola dapat tertangkap dan tidak terjatuh ke bawah b. Bola dapat tertangkap kemudian jatuh ke bawah c. Bola tidak dapat tertangkap

Jika keempat poin tersebut dapat dengan sempurna dilaksanakan, maka ketepatan menangkap dalam permainan kippers dapat sesuai dengan KKM 65 yang telah ditentukan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di kelas IV SDN Talun Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang, pada saat pembelajaran kippers siswa terlihat tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran kippers dengan baik, karena banyaknya kesalahan – kesalahan dalam melakukan tangkapan bola setelah bola berhasil di pukul. Banyak faktor yang mempengaruhi anak dalam melakukan kesalahan menangkap sehingga bola tangkapannya melenceng, diantaranya ialah anak takut akan bola yang akan datang menghampirinya, silaunya sinar matahari dan juga gerak reflek tangan anak ketika bola datang.

(17)

5

Untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap ketepatan siswa dalam melakukan tangkapan bola dalam pembelajaran kippers maka peneliti melakukan tes ketepatan menangkap bola delapan kali tangkapan dengan jarak sembilan meter. Dengan aturan guru melemparkan bola tujuh kali pada jarak sembilan

Tes Ketepatan Menangkap Bola

No Nama

Posisi kaki Posisi tangan Posisi badan

(18)

6

b. Kaki yang akan menjadi tumpuan disimpan di depan c. Kedua lutut sedikit di tekuk.

SkorNilai Penjelasan

a. Posisi kedua tangan berada sejajar di depan dada.

b. Menangkap dengan kedua telapak tangan dibuka membentuk etengah bola. c. Saat perkenaan bola pertama dengan telapak tangan, diikuti sedikit tarikan

tangan kebelakang.

a. Pandangan mata tertuju pada arah datangnya bola. b. Badan condong kedepan.

(19)

7

a. Bola dapat tertangkap dan tidak terjatuh ke bawah b. Bola dapat tertangkap kemudian jatuh ke bawah c. Bola tidak dapat tertangkap

SkorNilai Penjelasan

Berdasarkan hasil tes ketepatan menangkap, didapat skor rata-rata kelasnya adalah 63, sedangkan kriteria yang harus dicapai adalah 65. Hanya ada 9 orang dari 24 siswa atau 37% yang memenuhi kriteria, sedangkan sisanya sebanyak 15 atau 63 % tidak memenuhi kriteria.

Ditinjau dari permasalahan tersebut, peneliti memberikan tindakan untuk pembelajaran kippers menggunakan model pembelajaran kooperatif, yang bertujuan untuk meningkatkan ketepatan menangkapbola pada saat pembelajaran kippers. Salah satu bentuk model pembelajaran yang bisa diterapkan pada pembelajaran kippers di SD yaitu salah satunya menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament atau TGT

(20)

8

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, dan persaingan sehat. Pada mulanya metode ini dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards, merupakan metode pembelajaran pertama dari John Hopkins.

TGT menanbahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu team akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah – masalah satu sama lain. ( Safari, 2011 : 35)

Team mempunyai arti kelompok atau bisa juga regu, dalam

pembelajarannya siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil. Games atau juga permainan, ini digunakan agar pembelajaran tidak kaku sehingga anak bisa belajar sambil bermain. Tournament, anak akan merasa semakin bersemangat apabila unsur kompetisi dimasukan dalam pembelajaran, ini bermaksud agar anak semakin termotivasi dalam pembelajaran.

Melalui model pembelajaran Team Games Tournament (TGT), pembelajaran tata cara menangkap bola dalam kippers akan lebih menarik, dan siswa tidak akan cepat bosan, siswa mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran, memotivasi kreatifitas dan semangat belajar siswa, selain itu siswa dapat belajar sambil bermain.

Dari paparan di atas, maka peneliti mengambil judul “meningkatkan ketepatan menangkap bola dalam pembelajaran kippers melalui penerapan model kooperatif TGT ”

B.Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka timbul permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut. Permasalahan tersebut akan penulis rumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan penerapan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament atau TGT untuk meningkatkan ketepatan menangkap bola

(21)

9

b. Bagaimana kinerja guru dalam penerapan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament atau TGT untuk meningkatkan ketepatan menangkap bola

dalam pembelajaran kippers ?

c. Bagaimana aktifitas siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament atau TGT untuk meningkatkan ketepatan menangkap

bola dalam pembelajaran kippers ?

d. Bagaimana hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament atau TGT untuk meningkatkan ketepatan menangkap

bola dalam pembelajaran kippers ? 2. Pemecahan Masalah

a. Tahap Perencanaan

Untuk dapat tercapainya tujuan pembelajaran berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis mencoba meningkatkan ketepatan siswa dalam menangkap bola dalam pembelajaran kippers. Menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament atau TGT dalam pembelajaran kippers untuk

meningkatkan ketepatan menangkap bola pada saat melakukan pembelajaran kippers. Pendekatan yang digunakan dalam Team games tournament adalah pendekatan secara kelompok yaitu dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan model kooperatif TGT dalam pembelajaran menangkap bola kippers, siswa dibuat kelompok kecil dengan anggota kelompok rata. Pembentukan kelompok kecil akan membuat siswa semakin aktif dalam pembelajaran. Ada lima komponen utama dalam TGT, yaitu:

a. Kelompok ( team ) b. Permainan (game)

c. Pertandingan (tournament)

d. Penghargaan kelompok (team recognise)

(22)

10

ketepatan menangkap bola siswa akan meningkat dan permainan kippers akan berjalan dengan baik.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui aktifitas siswa pada saat pembelajaran kippers menggunakan model kooperatif Team Games Tournament (TGT), serta untuk mengumpulkan data dan membuat catatan lapangan mengenai hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Adapun langkah-langkah dari kegiatan refleksi ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. 2. Memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Dalam kegiatan refleksi ini, para pelaku (peneliti, guru, dan kepala sekolah) yang terlibat dalam penelitian tindakan mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan ketepatan siswa menangkap bola dalam mengikuti pembelajaran Kippers.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan masalah yang telah peneliti paparkan sebelumnya, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :

a. Untuk mengetahui perencanaan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament atau TGT untuk meningkatkan ketepatan menangkap bola dalam pembelajaran kippers.

b. Untuk mengetahui kinerja guru dalam penerapan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament atau TGT untuk meningkatkan ketepatan menangkap bola dalam pembelajaran kippers.

c. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament atau TGT untuk meningkatkan ketepatan menangkap bola dalam pembelajaran kippers.

(23)

11

D. Manfaat dan Hasil Penelitian

Dengan diadakan penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat bagi siswa

a. Dengan adanya model pembelajaran Team Games Tournament, siswa mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat bermain sambil belajar.

b. Meningkatkan ketepatan menangkap bola dalam melakukan pembelajaran kippers.

c. Memotivasi kreatifitas dan semangat belajar siswa. d. Menambah rasa kebersamaan antar teman

2. Manfaat bagi guru

a. Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif Team Games Tournament atau TGT sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkat kreatifitas belajar pendidikan jasmani.

3. Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran menjadi semakin lebih bervariasi.

4. Manfaat bagi penulis

a. Dapat menambah wawasan bagi Penulis dalam mengembangkan pembelajaran penjas melalui metode bermain.

b. Dapat mengetahui tingkat keberhasilan pengembangan metode bermain sebagai modifikasi pembelajaran penjas.

E. Batasan Istilah

(24)

12

Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran

Menangkap adalah memegang (sesuatu yang bergerak cepat, lepas, dsb) dengan tangan atau alat

Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memeperoleh pemahaman sedangkan pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakanmedia/alat Bantu. Disamping itu penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.( Krisna. 2009 : 2 )

Kippers adalah permainan sejenis dengan kasti, ada tongkat pemukul, bola, dan permainannya juga hampir mirip dengan kasti. Di Indonesia, Kippers dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah sekolah dasar, oleh karena itu, Kippers diperkenalkan dan dikembangkan melalui melalui kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani

Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran

(25)

28

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Dalam Pelaksanaanya, peneliti mengambil lokasi di SDN Talun Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. SDN Talun memerlukan pengembangan model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi kinerja guru dan aktivitas siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Termasuk dalam pembelajaran kippers. Bangunan sekolah terdiri dari 7 ruangan kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, gudang dan MCK. Secara geografis letak bangunan sekolah ini strategis karena jauh dengan jalan raya. Memungkinkan siswa belajar lebih tenang. Adapun beberapa pertimbangan peneliti melakukan penelitian di SDN Talun adalah sebagai berikut :

a. Karena siswa SDN Talun mengalami masalah yaitu kurangnya ketepatan menangkap bola pada pembelajaran kippers,

b. Perlunya pengembangan model – model pembelajaran agar pembeljaran tidak monoton, c. Keinginan peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi menangkap bola

(26)

29

2. Waktu Penelitian

Lamanya tindakan dalam penelitian pembelajaran ketepatan menangkap bola dalam pembelajaran kippers pada siswa kelas IV SDN Talun diperkirakan selama 5 bulan, yang dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2013, Dimulai dengan observasi awal sampai akhir tindakan sehingga diperoleh hasil dari penelitian tersebut.

Adapun jadwal Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan tahapan persiapan dan pembekalan, perencaan, pelaksaan siklus, pengolahan data dan penyusunan laporan secara lengkap terdapat dalam table di bawah ini :

Table 3. 1 Jadwal Penelitian

N

O URAIAN KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN

Januari Pebruari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan dan pembekalan 2 Perencanaan

3 Pelaksanaan siklus 6 Pengolahan data 7 Penyusunan laporan

8 Sidang Skripsi

B. Subjek Penelitian

(27)

30

1. Keadaan Guru

SDN Talun mempunyai tenaga pengajar sebanyak 13 orang, yang terdiri dari 9 orang guru berstatus PNS dan guru yang masih berstatus sukwan sebanyak 4 orang.. Tabel daftar pengajar SDN Talun dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Tabel Daftar Pengajar SDN Talun

No Nama NIP Jabatan

1. Udayat, S.Pd 196006081981112001 Kepsek

2. Yati Susilawati, S.Pd 196206041983052008 Guru Kelas 3. Yuyun Komaryati, S.Pd 196012111981091001 Guru Kelas 4. Daos Sunarya,S.pd 196004161979122004 Guru Kelas 5. Uus Angrana, S.Pd 196109261982042006 Guru Kelas 6. Yeti Suci Sumiati, S.Pd 196106041982042005 Guru Kelas 7. Tintin Khoiroh, S.Pd 196003211983081001 Guru Kelas 8. Iis Suwarlia, S.Pd 198105132003122004 Guru Penjas

9. Suryana, S.Pd 196202111986031008 Guru PAI

10. Odah Rukaedah, S.Pd - Sukwan Talun secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Daftar Jumlah Siswa SDN Mandalaherang II

(28)

31

C.Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang peneliti pakai adalah metode Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif untuk

memahami, meningkatkan kemahiran, memperbaiki kondisi proses pembelajaran. Tahapan-tahapan yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini dimulai dari : pencarian masalah, melakukan orientasi, merencanakan tindakan perbaikan, merencanakan tindakan, observasi dan interpretasi, analisis dan refleksi, dan selanjutnya merencanakan kembali tindakan siklus 2 dan seterusnya.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas. (Kasbolah. 1998: 12 ).

Penelitian tindakan kelas memberi pengaruh positif terhadap peningkatan kerja guru dalam memberikan pelayanan pendidikan yang telah baik dengan kemampuan untuk membagi kelas dalam kelompok kerja dan diskusi. Membagi tugas kelompok, memimpin dan dan melakukan fungsi fasilitator dan moderator dalam diskusi kelompok dan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Singkatnya penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif dimana dalam proses penilaian membutuhkan model-model matematis. Namun penelitian metode kualitatif dapat memasukan angka dan juga dapat menerapkan statistika dalam penelitian. Menurut Bodan dan Tylor (Zuriah, 2005 : 92) Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.

(29)

32

Penelitian Kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka.

2. Desain Penelitian

Adapun desain yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah model spiral Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning), yang disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Pelaksanaan tindakan (action), yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, perubahan dan peningkatan yang diinginkan. Mengobservasi yaitu aktivitas mengamati proses dan hasil dari suatu tindakan yang dilakukan. Refleksi (reflection), merupakan kegiatan analisis terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.

Bentuk desain menurut Kemmis dan Mc. Taggart yang didalamnya terdiri dari satu perangkat komponen yang dikatakan sebagai satu siklus seperti yang dijelaskan pada gambar 3.1 berikut :

Gambar 3.1

(30)

33

D.Prosedur Penelitian

1. Tahapan Perencanaan

Perencanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis yang diajukan. Rencana tindakan disusun untuk menguji secara empirik ketepatan hipotesis tindakan yang diajukan.

Adapun hal – hal yang peneliti lakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut :

a. Membuat perencanaan skenario pembelajaran kippers melalui model kooperatif TGT untuk meningkatkan ketepatan menangkap bola sisiwa.

b. Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi belajar mengajar ketika pembelajaran diberikan.

c. Membuat alat evalusi belajar

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran kippers melalui model koopertif TGT untuk meningkatkan ketepatan menangkap siswa. Apabila pada pelaksanaan siklus pertama tujuan pembelajaran belum tercapai maka diperbaiki pada pelaksanaan siklus kedua dan apabila masih belum tercapai juga maka akan diperbaiki pada siklus selanjutnya sampai target atau tujuan tercapai. Adapun penerapan tindakan terhadap pelaksanaan pembelajaran kippers melalui model koopertif TGT untuk meningkatkan ketepatan menangkap siswa adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan Awal Pembelajaran ( 10 Menit ) 1) Siswa dibariskan.

2) Mengecek kehadiran siswa/berdoa.

3) Menjelaskan materi, tujuan dan langkah pembelajaran. 4) Mendemontrasikan materi yang akan disampaikan. 5) Melakukan gerakan pemanasan.

(31)

34

(b) Menengadahkan kepala keatas 2 x 8 hitungan. (c) Menengokan kepala samping kiri 2 x 8 hitungan. (d) Menengokan kepala samping kanan 2 x 8 hitungan. (e) Mengangkat tangan ke atas dan ke bawah 2 x 8 hitungan. (f) Menyilangkan tangan ke samping kiri dan kanan.

7) Pemanasan dinamis. (a) Memutar

(b) Salah satu siswa ada yang menjadi kucing.

(c) Siswa yang menjadi kucing bertugas mengejar temannya, apabila ada temannya yang tertangkap kucing, maka siswa yang tertangkap tadi bergantian menjadi kucing.

b. Kegiatan Inti Pembelajaran ( 45 Menit )

1) Siswa dipisah antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.

2) Siswa laki-laki dan perempun tersebut dibagi menjadi 4 kelompok. 2 kelompok laki-laki dan 2 kelompok perempuan.

3) Guru menjelaskan cara bermain permainan tradisional bola raja. 4) Siswa melakukan permainan tradisional bola raja.

5) Guru membuat bagan turnamen . 6) Siswa melakukan turnamen bola raja c. Kegiatan Akhir Pembelajaran ( 10 Menit )

1) Merefleksi kegiatan pembelajaran.

2) Siswa dikumpulkan , mendengarkan kesimpulan materi yang telah dilakukan. 3) Guru menutup pembelajaran dengan do’a, dan anak disuruh untuk berganti

pakaian untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. d. Tindak Lanjut

(32)

35

3. Tahapan Refleksi

Kegiatan refleksi ini dilakukan setelah guru selesai melakukan tindakan, kemudian berdiskusi tentang implementasi rancangan tindakan. Hasil yang didapat dalam tahapan observasi dikumpulkan serta dianalisa. Dari hasil observasi ini guru merefleksi diri dengan melihat data observasi, apakah pembelajaran kippers melalui model kooperatif TGT bisa meningkatkan ketepatan menangkap bola sisiwa atau tidak. Adapun langkah-langkah dari kegiatan refleksi ini adalah sebagai berikut : a. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. b. Memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Dalam kegiatan refleksi ini, para pelaku (peneliti, guru, dan kepala sekolah) yang terlibat dalam penelitian tindakan mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan ketepatan menangkap bola siswa dalam mengikuti pembelajaran kippers. Hasil analisa yang dilaksanakan dapat digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui dan mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Kippers menggunakan model kooperatif Team Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV SDN Talun.

(33)

36

Tabel 3.4

FORMAT INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (IPKG 1) (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)

No Aspek yang Diamati Skor Tafsiran

A. Perumusan Tujuan Pembelajaran 1 2 3 4 K C B BS 1. Merumuskan tujuan pembelajaran

2. Kejelasan rumusan

3. Kejelasan cakupan rumusan

4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Jumlah A Presentase

B. Mengembangkan dan mengorganisasikan Materi, Media, Sumber Belajar dan Metode Pembelajaran.

1. Mengembangkan dan mengorgansasikan materi pembelajaran.

2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran. 3. Memilih sumber belajar.

4. Memilih metode pembelajaran.

Jumlah B Presentase C. Merencakanan Skenario Kegiatan Pembelajaran

1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran. 2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran. 3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran.

4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan pembelajaran. 5. Kesesuaian metode, materi dengan peserta didik.

Jumlah C Presentase D. Merencanakan Prosedur, Jenis dan Menyiapkan Alat Penilaian

1. Menentukan proses dan jenis penilain. 2. Membuat alat penilaian.

3. Menentukan kriteria penilaian.

Jumlah D Presentase E. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran

1. Kebersihan dan kerapihan. 2. Penggunaan bahasa lisan.

Jumlah E Presentase

(34)

37

Keterangan : 76% - 100% = kategori Baik Sekali (BS) 51% - 75% = kategori Baik (B)

26% - 50% = kategori Cukup (C) 1% - 25% = kategori Kurang (K)

Deskriptor Perencanaan Pembelajaran

A. Merumuskan tujuan pembelajaran

1. Rumusan tujuan pembelajaran tidak jelas dan tidak lengkap.

2. Rumusan tujuan pembelajaran jelas tapi tidak lengkap atau tidak jelas tapi lengkap.

3. Rumusan tujuan pembelajaran jelas dan lengkap, atau jelas dan logis atau lengkap dan logis.

4. Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun secara logis.

B. Mengembangkan dan mengordinasikan materi, media (alat bantu

pembelajaran) metode pembelajaran dan sumber pembelajaran.

1. Mengembangkan dan mengordinasikan materi pembelajaran

a. Cakupan materi b. Sistematika materi.

c. Kesesuaian dengan kemapuan dan kebutuhan siswa.

d. Kemutakhiran (kesesuaian dengan perkembangan terakhir dalam bidangnya).

2. Menentukan dan mengembangkan alat pembelajaran.

a. Direncanakan penggunaan satu macam media tapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan penggunaan lebih dari satu media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

c. Direncanakan satu macam media yang sesuai dengan tujuan.

(35)

38

3. Memilih sumber belajar

a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan.

b. Kesesuaian sumber belajar dengan perkembangan siswa. c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan di ajarkan. d. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa.

4. Memilih metode pembelajaran

a. Direncanakan menggunakan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan menggunakan lebih dari satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

c. Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan tujuan.

d. Direncanakan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan.

C. Merencanakan scenario kegiatan pembelajaran

1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran a. Sesuai dengan tujuan.

b. Sesuai dengan perkembangan anak. c. Sesuai dengan bahan yang di ajarkan. d. Sesuai dengan waktu yang tersedia. 2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran

a. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, penutup tetapi tidak rinci.

b. Dicantumkan langkah pembukaan, inti dan penutup secara rinci tetapi tidak sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.

c. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci dan sesuai dengan tujuan atau sesuai dengan materi pembelajaran.

d. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, penutup secara rinci serta sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.

3. Menentukan alokasi waktu

(36)

39

b. Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan, inti dan penutup) dicantumkan.

c. Alokasi waktu kegiatan inti lebih besar dari pada jumlah waktu kegiatan pembukaan dan penutup.

d. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dalam langkah-langkah pembelajaran dirinci secara proporsional.

4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan

a. Dicantumkan strategi pembelajaran digunakan.

b. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan.

c. Dicantunkan strategi pembelajaran sasuai dengan materi dan tujuan. d. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan

secara rinci.

5. Kesesuaian metode, materi dan peserta didik

a. Dicantumkan metode, materi yang memudahkan peserta didik.

b. Dicantumkan metode, materi yang dapat di demonstrasikan peserta didik. c. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan peserta

didik.

d. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan watak, sikap dan keterampilan peserta didik.

D. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian

1. Merencanakan prosedur dan jenis penilaian

a. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja yang sesuai dengan tujuan. c. Tercantum prosedur dan jenis penilaian salah satu diantaranya sesuai

dengan tujuan.

d. Tercantum prosedur atau jenis penilaian keduanya sesuai dengan tujuan. 2. Membuat alat penilaian sesuai dengan tujuan

(37)

40

b. Alat penilai ada tapi tidak sesuai dengan bentuk perubahan dan tidak lengkap.

c. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan tetapi tidak lengkap. d. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan dan lengkap.

3. Menentukan criteria penilaian

a. Menuliskan deskriptor keberhasilan secara jelas.

b. Kriteria penilaian di tulis dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. c. Tafsiran penilaian mewakili hasil kegiatan.

d. Deskriptor atau kunci jawaban jelas dan sesuai dengan alat penilaian.

E. Tampilan dokumen rencana pembelajaran

1. Kebersihan dan kerapihan

a. Tulisan dapat dibaca dengan mudah. b. Tidak banyak coretan.

c. Bentuk dan tulisan baku. d. Tulisan tegak bersambung. 2. Penggunaan bahasa tulis.

a. Bahasa komunikatif, mudah dimengerti dan dilaksanakan. b. Pilihan kata tepat.

c. Struktur kalimat baku.

d. Struktur penulisan sesuai dengan EYD.

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

(38)

41

Tabel 3.5

FORMAT INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (IPKG 2) (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)

1. Melakukan kegiatan apsersepsi dan pemanasan 2. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana

kegiatan

Jumlah B Presentase C. Mengelola Inti Pembelajaran

1. Memberi petunjuk dan contoh gerakan yang berkaitan dengan isi pembelajaran

2. Menanggapi respond an pertanyaan siswa

3. Melakukan komunikasi, isyarat dan gerakan badan 4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5. Memantapkan penguasaan keterampilan gerak siswa Jumlah C Presentase D. Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus dalam

Pembelajaran

1. Merangkaikan gerakan

2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktifitas gerak

3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan aktifitas gerak

4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan

5. Penggunaan media dan alat pembelajaran

Jumlah D Presentase E. Melaksanakan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar

1. Melaksanakan penelitian selama proses pembelajaran 2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Jumlah E Presentase F. Kesan Umum Kinerja Guru

1. Keefektifan proses pembelajaran 2. Penampilan guru dalam pembelajaran

Jumlah F Presentase

(39)

42

Keterangan : 76% - 100% = kategori Baik Sekali (BS) 51% - 75% = kategori Baik (B)

26% - 50% = kategori Cukup (C) 1% - 25% = kategori Kurang (K)

Deskriptor Kinerja Guru

A.Pra pembelajaran a. Kesiapan mengajar

b. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran. c. Memeriksa kesiapan siswa.

B.Membuka kegiatan pembelajaran

a. Menarik perhatian anak. b. Memotivasi anak.

c. Mengaitkan materi dengan pengalaman anak d. Mengarah pada kegiatan inti

C.Mengelola inti pembelajaran

a. Isi kegiatan yang disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang. b. Penyampaian lancar, tidak tersendat-sendat.

c. Penyampaian sistematis.

d. Meterinya benar dan mudah dimengerti anak.

D.Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas

a. Melakukan gerakan persiapan, pelaksanaan dan akhir. b. Leluasa melakukan aktivitas siswa.

c. Mengarahkan dan mengoreksi gerakan.

d. Membantu atau menentukan solousi pada siswa E. Melaksanakan penilaian proses dann hasil belajar

a. Melaksanakan penilaian/ pengamatan selama kegiatan berlangsung sesuai dengan bentuk penilaian yang sudah ada.

(40)

43

c. Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung. d. Member balikan dan perbaiakan dari hasi penilaian

F. Kesan umum kinerja guru

a. Guru terlibat langsung dalam pembelajaran.

b. Guru memberi kesempatan untuk leluasa pada siswa. c. Pakaian guru yang sesuai dengan kondisi di lapangan. d. Menutup pembelajaran dengan waktu yang ditentukan.

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak

Untuk lembar observasi tentang aktivitas siswa terdapat tiga aspek yang diamati yaitu disiplin, kerjasama dan kejujuran.

Tabel 3.6

Lembar Observasi Aktifitas Siswa

No Nama Siswa

Aspek yang Diamati

Sk

or Kategori

Disiplin Kerjasama Kejujuran

1 2 3 1 2 3 1 2 3 B C K

Jumlah Persentase (%)

(41)

44

Indikator A. Disiplin

1. Mendengarkan guru 2. Mematuhi perintah guru 3. Kesepakatan bersama B. Kerjasama

1. Saling membantu 2. Menghargai teman

3. Tidak mengganggu teman C. Kejujuran

1. Tidak berlaku curang 2. Tidak serakah

3. Tidak ingin menang sendiri

Deskriptor

9-7 mendapat nilai B (baik)

5-6 mendapat nilai C (cukup) 3-4 mendapat nilai K (kurang) Kategori

(42)

45

Untuk lembar observasi hasil belajar siswa terdapat empat aspek yang dinilai yaitu posisi kaki, posisi tangan dan ketepatan menangkap bola.

Tabel 3.7

Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa

No Nama

b. Kaki yang akan menjadi tumpuan disimpan di depan c. Kedua lutut sedikit di tekuk.

2. Posisi Tangan

a. Posisi kedua tangan berada sejajar di depan dada.

b. Menangkap dengan kedua telapak tangan dibuka membentuk etengah bola. c. Saat perkenaan bola pertama dengan telapak tangan, diikuti sedikit tarikan

tangan kebelakang. 3. Posisi Badan

(43)

46

b. Badan condong kedepan. c. Badan rileks tidak kaku 4. Ketepatan menangkap

a. Bola dapat tertangkap dan tidak terjatuh kebawah b. Bola dapat tertangkap kemudian jatuh kebawah c. Bola tidak dapat tertangkap

Nilai

=

Skor yang diperoleh

Skor ideal

X

100 %

b. Wawancara

Wawancara ini dilakukan untuk memeperoleh data tentang hambatan dan minat siswa dalam penerapan pembelajaran Kippers menggunakan model kooperatif Team Games Tournament (TGT) untuk meingkatkan kemampuan menangkap.

1. Format wawancara guru

Tabel 3.8

Format Wawancara Guru

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana menurut bapak/ibu apabila dalam pembelajaran kippers menggunakan model kooperatif TGT ?

2 Apakah dalam pembelajaran kippers menggunakan model kooperatif TGT, apakah nanti akan menemui kesulitan ? 3 Apakah dalam model kooperatif TGT

dapat meningkatkan ketepatan menangkap bola dalam pembelajaran kippers?

(44)

47

2. Format wawancara siswa

Tabel 3.9

Format Wawancara Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaiman menurut anda apabila dalam pembelajaran kippers menggunakan model kooperatif TGT ?

2. Apakah anda mengalami kesulitan apabila dalam pembelajaran kippers menggunakan model kooperatif TGT ?

3. Apakah anda dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan memahami materi yang diajarkan?

4. Apakah anda merasa lelah dan bosan dalam pembelajaran kippers

menggunakan model kooperatif TGT

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian yang terjadi dalam penerapan model kooperatif Team Games Tournament (TGT) upaya meningkatkan ketepatan menangkap bola dalam pembelajaran Kippers.

Tabel 3.10

Format Catatan Lapangan

Aspek Deskripsi Proses Belajar Komentar Ket

(45)

48

d. Tes

Tes dilakukan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan keberhasilan siswa sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan dengan cara membandingkan nilai rata – rata yang diperoleh.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis data

1. Teknik Penolahan data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian sesuai dengan jenis dan sumbernya.

a. Data proses

Teknik yang dilakukan dalam pengolahan data proses yaitu penilaian terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam lembar observasi kinerja guru dan aktivias siswa. Masing-masing memiliki skor 4-3-2-1 dengan deskriptor penilaian.

b. Data hasil belajar

Teknik pengolahan data hasil-hasil pembelajaran kippers adalah menganalisis hasil tangkapan bola yang dapat ditangkap dan juga sikap tangan, sikap badan dan posisi kaki saat menangkap.

5. Ketepatan menangkap

d. Bola dapat tertangkap dan tidak terjatuh kebawah e. Bola dapat tertangkap kemudian jatuh kebawah f. Bola tidak dapat tertangkap

6. Posisi Badan

d. Pandangan mata tertuju pada arah datangnya bola. e. Badan condong kedepan.

f. Badan rileks tidak kaku 7. PosisiTangan

d. Posisi kedua tangan berada sejajar di depan dada.

(46)

49

f. Saat perkenaan bola pertama dengan telapak tangan, diikuti sedikit tarikan tangan kebelakang.

8. Posisi Kaki

d. Kaki dilangkahkan kedepan

e. Kaki yang akan menjadi tumpuan disimpan di depan f. Kedua lutut sedikit di tekuk.

2. Analisis Data

Pada dasarnya pengolahan data dan analisis data dilakukan sepanjang penelitian secara terus menerus dari awal sampai akhir tindakan. Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap orientasi lapangan, mulai dari observasi awal sampai tahap berikutnya. Analisis data melibatkan pengerjaan data, organisasi data, pemilahan menjadi satuan – satuan tertentu, penemuan hal yang penting dan penentuan apa yang harus di kemukakan (Zuriah, 2005 : 217). Setelah data yang terkumpul dari berbagai alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian, kemudian data tersebut diberikan simbol atau kode-kode tertentu untuk memudahkan penyusunan dan pengolahannya. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Talun. Sunber data dalam penelitian ini adalah kelas IV SDN Talun dan guru penjas serta kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut.

Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif.

Penelitian Kualitatif biasanya difokuskan pada kata – kata, tindakan orang yang terjadi pada konteks tertentu. Konteks tersebut dapat dilihat, baik sebagai aspek relevan dari situasi yang bersangkutan maupun sebagai aspek relevan dari system social dimana seseorang berfungsi. (Zuriah, 2005 : 219)

(47)

50

kemudian dihitung persentase dan nilai rata-ratanya. Hasil tes tersebut dituliskan dalam bentuk tabel, sehingga nilai yang diperoleh siswa terlihat dengan jelas.

G. Validasi Data

Validitas diperlukan dalam suatu penelitian.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka pengukuran validitas dan reliabilitas tidak menggunakan perhitungan statistik. Validasi data yang dipilih untuk penelitian ini merujuk pada

Hopkins (Wiraatmadja, 2005: 168-171). Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Member Cek

Yakni meninjau kembali keterangan – keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara, dengan cara mengkonfirmasikannya dengan guru maupun siswa melalui kegiatan reflektif – kolaboratif pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Kegiatan member cek ini peneliti mengemukakan hasil temuan sementara untuk memperoleh tanggapan, sanggahan atau informasi baik dari guru maupun siswa, sehingga terjaring data yang benar dan memiliki derajat validitas yang tinggi. Disini peneliti melibatkan guru penjas yaitu ibu Iis S.Pd untuk mengecak data yang telah diperoleh.

b. Triangulasi

Yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber lain yakni guru dan siswa. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Kegiatan triangulasi dalam kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan reflektif – kolaboratif

antara guru dan peneliti pada saat pembelajaran berakhir. Trigulasi dilakukan dengan cara membandingkan serta mendiskusikan hasil yang telah dilaksanakan setelah siklus bersama dengan teman sejawat. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti antara ialah, sebagai berikut :

(48)

51

b). Mengkaji materi pembelajaran yang digunakan sesuai dengan program pembelajaran kippers di kelas IV SD Negeri Talun Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.

c. Audit Trail

Yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, peneliti senior dan teman – teman peneliti.Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validitas tinggi. Disini peneliti melibatkan Dosen pembimbing I yaitu Bapak Respaty Mulyanto M.Pd dan juga Dosen pembimbing II yaitu Bapak Indra Safari M.Pd , ini dilakukan agar hasil temuan yang diperoleh bisa diolah lebih lanjut dan juga untuk meminimalisir adanya kesalahan.

d. Expert Opinion

(49)

Daftar Pustaka

Djuanda, Dadan, dkk. ( 2009 ) : Model Pembelajaran Di Sekolah Dasar : Sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia.

Harsuki. ( 2003 ) : Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Heryana, dkk. ( 2011 ) : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : Acarya Media Utama.

Kasbolah E.S, Kasihani. ( 1998/1999 ) : Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nugroho, Rezki ( 2011 ) : Makalah Kewarganegaraan Pasal 31 Ayat 1 : Tersedia : Http : // rezkinugruho12.blogspot.com//2011/11/makalah-kewarganegaraan-pasal-31-ayat-1.html?m=1 ( 20 Desember 2012) Prasetyo, Teguh. ( 2010 ) : Permainan Kippers. Tersedia : Http :

//teguhs-atu.blogspot.com/2010/10/permainan-kippers.html ( 20 Desember 2012) Rukmana, Anin. (2013) : Kieppers dan Kasti. Sumedang. Universitas

Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Rudi. ( 2011 ) : Pembelajaran Kooperatif Team . Tersedia : Http : //rudy-

unesa.blogspot.com/2011/07/pembelajaran-kooperatif-tipe-game.html/m=1 ( 20 Desember 2012 )

Safari, Indra. (2011) : Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung : CV. Bintang WarliArtika.

Soemitro (1992) : Permainan Kecil. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

(50)

Yulianto, Joko. (2012) : Gerak Dasar Lempar Tangkap.Tersedia : Http : //yjoko 19.blogspot.com/2012/11/gerak-dasar-lempar-tangkap.html?m=1 (28 Januari 2012).

Gambar

Tabel 1. 1
Gambar 3.1 Denah Sekolah
Table 3. 1
Tabel Daftar Pengajar SDN Talun
+7

Referensi

Dokumen terkait

sampel dalam penelitian ini adalah metode times series design , yaitu desain penelitian yang bermaksud untuk mengetahui kestabilan dan. kejelasan suatu keadaan yang

Persentase kecemasan saat duduk di kursi gigi pada umur 26-45 tahun sebesar. 77,2% terutama

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Fault Tree Analysis (FTA) digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah yang ditimbulkan dari komponen mesin electric motor di fiberline area cooking yaitu

[r]

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat kasih karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “ DESAIN DAN

أام ضعب مه ف رقي نأ نوعيطتسي ء او مه كلو ةيسارد ةدام ا ومهفي ها اديج امهف...

Khitbah secara syar’i mempunyai posisi sebagai janji untuk menikah pada waktu yang disepakati. Janji tersebut mengikat kedua pihak yang berjanji. seseorang yang