• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS METODE ONLINE COLLABORATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS METODE ONLINE COLLABORATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….. i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Pertanyaan Penelitian ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Definisi Operasional ... 11

G. Hipotesis ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran ... 16

1. Rasional ………. 16

(2)

3. Deskripsi Isi Mata Kuliah ………. 17

B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 18

1. Hakikat Belajar ……….. 18

2. Hakikat Pembelajaran ………... 20

3. Efektivitas Pembelajaran ………... 23

4. Ciri-ciri Pembelajaran yang Efektif ……….. 25

C. Hakikat Hasil Belajar ... 26

1. Definisi Hasil Belajar ……… 26

2. Hasil Belajar Kognitif ……….. 27

3. Hasil Belajar Afektif ………. 28

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ….. 30

D. Hakikat Online learning ………... 31

1. Pengertian Online learning ………... 31

2. Fungsi Online learning ……….. 33

3. Kedudukan Online learning ……….. 37

4. Manfaat Online learning ………... 39

E. Hakikat Online collaborative learning ……….. 42

1. Definisi Collaborative Learning ……… 42

2. Definisi Online collaborative learning... 44

3. Manfaat Online collaborative learning …………... 47

4. Tahapan Online collaborative learning ………….... 49

(3)

collaborative learning ………... 54 BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 58 B. Subjek Penelitian ... 60 C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 61 D. Teknik Analisis Data ………... 69 E. Prosedur Penelitian ………. 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 75 1. Efektivitas metode online collaborative learning

dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif .. 75 2. Efektivitas metode online collaborative learning

dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif

aspek pengetahuan (C1) ………. 78 3. Efektivitas metode online collaborative learning

dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif

aspek pemahaman (C2) ……….. 80 4. Efektivitas metode online collaborative learning

dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif

(4)

5. Efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif

aspek analisis (C4) ………. 83 6. Efektivitas metode online collaborative learning

dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif

aspek sintesis (C5) ………. 84 7. Efektivitas metode online collaborative learning

dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif

aspek evaluasi (C6) ……… 86

8. Efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah afektif

aspek menanggapi (A2) ………. 87 B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 80

1. Efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ………..

89 2. Efektivitas metode online collaborative learning

dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif

aspek pengetahuan (C1) ………. 95 3. Efektivitas metode online collaborative learning

dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif

(5)

4. Efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif

aspek penerapan (C3) ………. 101

5. Efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif aspek analisis (C4) ………. 104

6. Efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif aspek sintesis (C5) ………. 106

7. Efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif aspek evaluasi (C6) ……… 108

8. Efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah afektif aspek menanggapi (A2) ……….. 112

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 119

B. Rekomendasi ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 123

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum dan Pembelajaran merupakan bagian integral dari sistem Pendidikan. Setiap pendidik dan tenaga kependidikan profesional harus memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Penguasaan kompetensi pedagogik pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari pemahaman tentang kurikulum dan pembelajaran. Setiap calon pendidik dan tenaga kependidikan selain menguasai kemampuan teknis yang relevan dengan tugasnya, harus memiliki pemahaman konseptual mengenai kurikulum dan pembelajaran termasuk kemampuan mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan

(7)

Mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran adalah mata kuliah yang termasuk kedalam kelompok Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP). Mata kuliah ini adalah mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa jalur kependidikan di Universitas Pendidikan Indonesia dengan bobot 3 SKS.

Namun beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan di UPI yang dulu bernama IKIP Bandung memberikan petunjuk dan gambaran adanya gejala-gejala kurang efektifnya tentang pelaksanaan perkuliahan. Gejala-gejala tersebut ditandai dengan adanya beberapa aspek kegiatan perkuliahan yang belum mendapat perhatian secara optimal (Hernawan,1994).

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Djadja Djadjuri dan kawan-kawan (1990) sebagaimana dikutip Hernawan (1994) telah menjaring beberapa persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan perkuliahan, terutama pada Fakultas Ilmu Pendidikan, yang memperkuat adanya gejala-gejala tersebut di atas. Kegiatan belajar mahasiswa belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan sistem SKS yang sudah cukup lama diberlakukan, dimana kegiatan hanya terbatas pada kegiatan tatap muka terjadwal, sedangkan kegiatan lainnya yaitu kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri belum terlaksana sebagaimana mestinya. Kemudian, cara penyajian bahan perkuliahan masih didominasi oleh metode ceramah, serta kurangnya penggunaan media pembelajaran.

(8)

kelompok Mata Kuliah Dasar Kependidikan (MKDK) yang saat ini sudah diganti menjadi Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP). Menurut beberapa informasi dari Tim Pembina Mata Kuliah Dasar-dasar Kependidikan (DDK), yaitu salah satu mata kuliah dalam kelompok MKDK, (Djamil Djadjapriatna, 1989) sebagaimana dikutip Hernawan (1994), mengemukakan bahwa masih banyak mahasiswa yang beranggapan mata kuliah tersebut hanya merupakan embel-embel belaka bagi bidang spesialisasinya (MKBS) atau hanya merupakan pelengkap semata dari bidang spesialisasinya tersebut. Dengan demikian, mengikuti perkuliahan itu hanyalah untuk memenuhi persyaratan formal semata dalam rangka melengkapi jumlah SKS yang diwajibkan. Gejala tersebut ditunjukkan pula oleh adanya daya serap mahasiswa terhadap mata kuliah Dasar-dasar Kependidikan yang dinilai rata-ratanya masih rendah, seperti tergambarkan dalam tabel berikut :

Tabel 1.1

Daya Serap Mahasiswa IKIP Bandung dalam Mata Kuliah Dasar-Dasar Kependidikan

Tahun 1988-1990 (dalam prosen)

No. Fakultas S1 D3 D2 Rata-rata

1. FPMIPA 62,75 61,95 58,89 61,08

2. FIP 54,12 56,25 - 54,40

3. FPIPS 47,80 57,07 62,25 54,40

4. FPBS 40,43 51,10 53,76 47,96

5. FPOK 46,10 46,81 50,52 47,30

6. FPTK 41,44 - 32,41 40,57

(9)

Kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran khususnya e-learning dalam mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran, terdapat satu penelitian yang dilakukan Rusman dan kawan-kawan (2007) mengenai Pengembangan Layanan Pembelajaran Berbasis E-Learning Untuk Mata Kuliah MKDP Kurikulum dan Pembelajaran di Universitas Pendidikan Indonesia diperoleh kesimpulan bahwa : pengembangan layanan pembelajaran berbasis e-learning yang digunakan dalam mata kuliah MKDP Kurikulum dan Pembelajaran dapat menggunakan model Web Course, Web Centric Course, atau model Web Enhanced Course.

(10)

Fokus pembelajaran yang bermakna sesuai dengan pandangan bahwa belajar adalah mengkonstruksi pengetahuan, yang didalamnya peserta didik berusaha memahami pengalaman-pengalaman mereka. Dalam pembelajaran konstruktif, peserta didik melakukan proses kognitif secara aktif, yakni memerhatikan informasi yang relevan yang dating, menata informasi di otak sehingga menjadi gambaran yang koheren dan memadukan informasi tersebut dengan pengetahuan yang telah tersimpan di otak (Mayer, 1999) dalam (Anderson dan Karthwohl, 2010:98).

Dewasa ini penetrasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menyebabkan perubahan dalam dunia pendidikan sehingga berdampak pada proses belajar dan mengajar di perguruan tinggi, dari metode konvensional berbentuk latihan dan pengajaran langsung menuju pembelajaran konstruktivis berpusat pada siswa/mahasiswa (Choo, Eshaq, Samsudin, Guru, 2009). Lingkungan pembelajaran konstruktivis merujuk pada situasi dimana pembelajar dapat bekerja bersama dan saling mendukung satu sama lain melalui penggunaan perangkat dan sumber informasi yang variatif dalam rangka mencapai tujuan belajar dan memecahkan masalah. (Wilson, 1996).

(11)

ketika menggunakan berbagai perangkat TIK dalam mengakses dan mengolah informasi.

Menurut Dabbagh dan Ritland (2005:217) salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam lingkungan belajar online (e-learning) adalah collaborative learning. Pemanfaatan metode pembelajaran kolaboratif merupakan

kunci didalam merancang pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (Munir, 2009:239). Menurut Brindley et al. (2009) dalam lingkungan belajar secara kolaboratif, pengetahuan dibagikan atau disampaikan diantara pembelajar karena mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran, sebagai contoh pembelajar saling berbagi pemahaman terhadap suatu subjek melalui tulisan atau memecahkan suatu masalah.

(12)

Memperhatikan berbagai permasalahan yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian tersebut di atas, peneliti menarik kesimpulan sementara bahwa masalah utamanya adalah penyajian materi/isi perkuliahan Kurikulum dan Pembelajaran masih didominasi oleh metode ceramah, penilaian masih terbatas pada ranah kognitif, serta kurangnya penggunaan media pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada belum sampainya pada sasaran yang dikehendaki, atau belum memberikan dasar penguasaan dan kemampuan yang memadai kepada para mahasiswa calon pendidik di UPI Bandung. Masalah tersebut memberikan penguatan akan perlunya dilakukan studi secara mendalam dan sistematis terhadap penggunaan metode dan media yang efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada ranah kognitif adan afektif. Oleh karena itu penelitian difokuskan pada penggunaan metode online collaborative learning melalui aplikasi Learning Management System (LMS).

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini diarahkan untuk menguji efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan

(13)

dibatasi hanya pada aspek menanggapi (A2),dikarenakan keterbatasan dan kemampuan peneliti.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan berikut ini.

1. Bagaimana efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran ?

2. Bagaimana efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif aspek pengetahuan (C1) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran ?

3. Bagaimana efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif aspek pemahaman (C2) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran ?

4. Bagaimana efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif aspek penerapan (C3) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran ?

5. Bagaimana efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif aspek analisis (C4) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran ?

(14)

7. Bagaimana efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif aspek evaluasi (C6) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran ?

8. Bagaimana efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah afektif aspek menanggapi (A2) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menguji dan menganalisis efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

2. Menguji dan menganalisis efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif aspek pengetahuan (C1) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

3. Menguji dan menganalisis efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif aspek pemahaman (C2) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

4. Menguji dan menganalisis efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif aspek penerapan (C3) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

(15)

6. Menguji dan menganalisis efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif aspek sintesis (C5) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

7. Menguji dan menganalisis efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah kognitif aspek evaluasi (C6) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

8. Menguji dan menganalisis efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar ranah afektif aspek menanggapi (A2) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis dan Praktik

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menemukan prinsip-prinsip dan konsep-konsep baru yang berhubungan dengan penerapan pembelajaran secara online terutama metode online collaborative learning yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik

(16)

2. Manfaat bagi Lembaga

Secara umum bagi UPI sebagai LPTK yang mengusung visi Leading and Outstanding dalam bidang pendidikan sudah seharunya

menjadikan pembelajaran berbasis TIK sebagai salah satu tolak ukur pencapaian srategi, karena kampus yang modern akan sangat produktif dalam memanfaatkan TIK sebagai penunjang keberhasilan akademik.

3. Manfaat bagi Kepentingan Studi Lanjutan

Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan kajian pengunaan metode online collaborative learning untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam ranah kognitif dan afektif di perguruan tinggi.

F. Definisi Operasional 1. Efektivitas

Efektivitas adalah kemampuan metode online collaborative learning untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif dan afektif. 2. Metode Online collaborative learning

Collaborative learning dilaksanakan melalui Learning Management

(17)

3. Hasil Belajar Mahasiswa

Hasil belajar mahasiswa mengacu pada skor yang diperoleh setelah mengikuti tes yang menguji pengetahuan konseptual ranah kognitif aspek analisis, sintesis, evaluasi serta ranah afektif aspek menanggapi, menilai dan mengorganisasi.

4. Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran

Mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran adalah mata kuliah yang termasuk kedalam kelompok Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP). Mata kuliah ini adalah mata kuliah wajib yang diikuti oleh seluruh mahasiswa kependidikan di Universitas Pendidikan Indonesia dengan bobot 3 SKS. G. Hipotesis

1. Hipotesis Pertama

a. Hipotesis Nol (Ho), penggunaan metode online collaborative learning tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

b. Hipotesis alternative (H1), penggunaan metode online collaborative learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah

kognitif pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. 2. Hipotesis Kedua

(18)

kognitif aspek pengetahuan (C1) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

b. Hipotesis Alternatif (H1), penggunaan metode online collaborative

learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah

kognitif aspek pengetahuan (C1) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

3. Hipotesis Ketiga

a. Hipotesis Nol (Ho), penggunaan metode online collaborative learning tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa

ranah kognitif aspek pemahaman (C2) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

b. Hipotesis Alternatif (H1), penggunaan metode online collaborative

learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah

kognitif aspek pemahaman (C2) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

4. Hipotesis Keempat

a. Hipotesis Nol (Ho), penggunaan metode online collaborative learning tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa

ranah kognitif aspek penerapan (C3) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

b. Hipotesis Alternatif (H1), penggunaan metode online collaborative

learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah

(19)

5. Hipotesis Kelima

a. Hipotesis Nol (Ho), penggunaan metode online collaborative learning tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa

ranah kognitif aspek analisis (C4) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

b. Hipotesis Alternatif (H1), penggunaan metode online collaborative

learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah

kognitif aspek analisis (C4) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

6. Hipotesis Keenam

a. Hipotesis Nol (Ho), penggunaan metode online collaborative learning tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa

ranah kognitif aspek sintesis (C5) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

b. Hipotesis Alternatif (H1), penggunaan metode online collaborative

learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah

kognitif aspek sintesis (C5) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

7. Hipotesis Ketujuh

a. Hipotesis Nol (Ho), penggunaan metode online collaborative learning tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa

(20)

b. Hipotesis Alternatif (H1), penggunaan metode online collaborative

learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah

kognitif aspek evaluasi (C6) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

8. Hipotesis Kedelapan

a. Hipotesis Nol (Ho), penggunaan metode online collaborative learning tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa

ranah afektif aspek menanggapi (A2) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.

b. Hipotesis Alternatif (H1), penggunaan metode online collaborative

learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah

(21)

58 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment atau eksperimen semu. Penelitian kuasi eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen (:271) dan John W. Creswell (2008:313) berpendapat bahwa “Quasi-experimental designs do not include the use of random assignment. Reseachers who employ these design

rely instead on other techniques to control (or at least reduce) threats to

internal validity. We shall describe some of these techniques as we discuss

several quasi-experimental design.

Untuk melaksanakan eksperimen secara murni maka variable yang mungkin berpengaruh dan mempengaruhi variabel bebas harus dapat dikontrol dengan ketat. Pengontrol yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di laboratorium. Mengingat penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua variable bebas dan terikat secara ketat, maka bentuk penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Adapun jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain

Nonequivalent (Pretest dan Posttest) Control Group Design. Desain kuasi

(22)

Tabel 3.1

Desain Quasi Eksperimen

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

Keterangan :

O1 = Tes awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol O2 = Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol X = Perlakuan pembelajaran dengan metode online collaborative learning

Desain penelitian dengan desain pretest + Treatment + Posttest. Thomas Murray menjelaskan mengenai desain ini sebagi berikut:

To furnish a more convincing foundation for estimating the influence of the text, the teacher could replace her treatment + evaluation plan with a pretest + treatment + posttest (p + t + p) design. In this case, before assigning students to read the chapter, she would have them take a test (pretest) over the subject- mattertreated in the chapter. Subsequently, after the students had completedthe reading assigment (treatment), she would test (posttest) their grasp of the chapters content. In order to estimate how much the textbook had added to the learners knowledge, she would subtract each students pretest score from his or her postest score and sonclude tahat the obtained difference (change score) represented the contributions made by the book. In other words, the experimenters judgement would be based, not on the posttest scores, but on the extent of change from pretest to posttest (Murray, 2003:53).

(23)

sebelum menyuruh mahasiswa mempelajari materi yang akan dipelajari, peneliti memberikan pretes lalu setelah mereka selesai mempelajari dengan perlakuan tertentu peneliti memberikan postes untuk mengetahui hasil belajar setelah diberi perlakuan. Untuk mengetahui sejauh mana perolehan hasil belajar peneliti mengurangkan nilai postes dengan nilai pretes dan nilai akhir yang diperoleh merupakan tanda keberhasilan atau ketidakberhasilan perlakuan yang telah dilakukan.

B. Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Program Studi (Prodi) Ilmu Pendidikan Agama Islam (IPAI) Jurusan Mata Kuliah Umum (MKU) Pendidikan Agama Islam, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi IPAI yang mengontrak MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, pada semester genap, tahun akademik 2010/2011 yang berjumlah 110 mahasiswa yang terdiri atas kelas 2008 A, kelas 2008 B, kelas 2009 A, dan Kelas 2009 B . Dasar pertimbangan populasi penelitian adalah bahwa angkatan 2008 dan 2009 prodi IPAI baik kelas A maupun kelas B merupakan mahasiswa yang sama-sama sedang mengontrak MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, pada semester genap.

(24)

metode online collaborative learning, dan kelas kontrol yaitu kelas yang tidak dikenai perlakuan. Sampel penelitian yaitu kelas 2009 A sebagai kelas eksperimen dan kelas 2009 B sebagai kelas kontrol yang digambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No. Kelas Kelompok Jumlah

L P Total

1. 2009 A Eksperimen 12 18 30

2. 2009 B Kontrol 16 14 30

JUMLAH TOTAL 30 33 60

C.Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sukmadinata (2008:216) terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan data, yaitu wawancara, angket, observasi dan studi documenter/kepustakaan. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu :

a. Studi Dokumenter/Kepustakaan

(25)

b. Angket (Kuesioner), merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak secara langsung bertanya jawab dengan responden. Instrumen atau alat pengumpulan datanya disebut angket yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

c. Pengamatan (observasi), yaitu merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. (Arikunto, 2002:133). Teknik observasi biasanya dilakukan bersamaan dengan teknik lain untuk mengamati keadaan fisik, lokasi atau daerah penelitian secara sepintas lalu (on the spot) dan dengan melakukan pencatatan seperlunya.

2. Instrumen Penelitian a. Tes Hasil Belajar

Keberhasilan Penelitian banyak ditentukan oleh instrument yang digunakan. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989:97) “…. Instrumen sebagai alat ukur data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.” Data yang tidak menggambarkan keadaan empiris, bisa menyesatkan peneliti dan terjadi kesalahan dalam penarikan kesimpulan.

(26)

lisan dan perbuatan). Penggunaan tes hasil belajar sebagai instrument dimaksudkan untuk mengetahui daya serap atau kemampuan tertentu sebagai hasil dari proses belajar mengajar yang dilakukan.

Berdasarkan rasionalisasi di atas maka instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban untuk menguku hasil belajar mahasiswa.

(27)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Kognitif Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran

N

o Indikator

Aspek Kognitif / Penguasaan Konsep Jumlah

Soal

Angket digunakan untuk menjaring tanggapan mahasiswa tentang pembelajaran menggunakan metode online collaborative learning. Angket yang digunakan dalam penelitian menggunakan angket yang dikembangkan oleh Cleveland-Innes & Ally (2004). Angket tersebut digunakan untuk mengetahui ranah afektif aspek menanggapi (A2). (Angket terlampir pada bagian lampiran).

3. Hasil Uji Coba Instrumen

(28)

struktur. Distribusi soal hasil belajar berdasarkan materi inovasi kurikulum dan pembelajaran ditunjukkan oleh Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Sebaran Jenjang Pengetahuan dalam Kisi-kisi Tes Hasil Belajar

No Aspek Penguasaan Konsep Jumlah Soal

Nomor Soal

1. Pengetahuan (knowledge) 4 soal 1,3,6,10

2. Pemahaman (comphrehension)

6 soal 2,4,7,13,20,28

3. Penerapan (application) 10 soal 5,8,14,19,22,25,30,33,37,40

4. Analisis (analysis) 9 soal 9,11,15,17,18,21,23,29,35

5. Sintesis (syntesis) 7 soal 12,16,24,26,27,31,36

6. Evaluasi (evaluation) 4 soal 32,34,38,39

Uji coba instrumen tes hasil belajar dilakukan agar tes yang digunakan benar-benar dapat mengukur variabel penelitian. Sebelum digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen, pada mahasiswa kelas 2008 A dan B Prodi IPAI, FPIPS UPI Bandung yang telah mempelajari materi inovasi kurikulum dan pembelajaran. Instrumen tes hasil belajar yang diujicobakan sebanyak 40 soal, dalam bentuk pilihan ganda. Hasil analisis uji coba instrumen tes menggunakan program aplikasi SPSS versi 16, selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran.

a. Validitas Tes

(29)

Tabel 3.5

Distribusi Validitas Butir Soal

No Validitas Nomor Soal Jumlah

1 Sangat

Signifikan 1,5,8,11,14,17,20,22,27,30,35,38 12 2 Signifikan 2,3,6,7,9,10,12,13,14,16,18,21,23,25,26,29,

31, 32, 34,36,37,39 22

3 Tidak

Signifikan 4,19,24,28,33,40 6

Jumlah 40

Dari Tabel 3.6. di atas soal yang memenuhi sebanyak 34 soal dari 40 soal yang diuji coba. Dari 34 soal yang memenuhi ditambah 6 soal dari yang tidak memenuhi, sehingga jumlah soal yang akan digunakan dalam penelitian sebanyak 40 soal. Pengambilan 6 soal dari yang tidak memenuhi berdasarkan pertimbangan keterwakilan indikator soal.

b. Reliabilitas Tes

Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen tes juga menggunakan program aplikasi SPSS versi 16. Berdasarkan pengolahan data, nilai reliabilitas perangkat tes sebesar 0.687 yang berada pada kategori tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa perangkat instrumen tes yang diuji coba memiliki keajekkan yang baik.

c. Tingkat Kesukaran

(30)

Tabel 3.6

Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Katagori Taraf

Kemudahan Nomor Soal Jumlah Soal

Sangat Mudah 33,40 2

Mudah 1, 6, 7, 11, 14, 18, 23, 22, 24,26, 28,29, 31,35,36,37.

16

Sedang 2, 3, 5, 8, 9, 12, 15, 20, 21,

25, 27, 30, 32, 34, 38, 39, 18

Sukar 4, 19, 24, 28, 4

Sangat Sukar 0

Jumlah 40

Berdasarkan hasil uji coba di atas butir soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan katagori sukar 4 soal, sedang 18 soal, mudah 16 soal, dan sangat mudah 2 soal. Berdasarkan rekapitulasi tersebut dapat dikatakan pada umumnya taraf kesukaran soal cukup baik, karena sebagian besar soal terdapat pada kategori sedang.

d. Daya Pembeda Butir Soal

(31)

Tabel 3.7

Rekapitulasi Daya Pembeda Katagori

Daya Pembeda

Nomor Soal Jumlah

Soal

Jelek 1,4,19,24,33,40 6

Cukup 2, 5, 8,16, 22, 28, 29, 32, 34, 35, 10 Baik 6,7,9,10,12,13,14,17,18,21,22,23,25,26

31, 32, 34,36,37,39

20

Baik Sekali 2, 3, 5, 8 4

Jumlah 40

(32)

D. Teknik Analisisis Data

Data yang diperoleh dari hasil tes setelah pembelajaran, selanjutnya diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan teknik statistika deskriptif dan inferensial.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian seperti nilai rata-rata (mean), nilai tengah data (median), varians (variance), simpangan baku (standar deviation), nilai terendah data (minimum), nilai tertinggi data (maximum).

2. Statistik Inferensial

Statistik analitik/inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan uji hipotesis statistik.

Menurut pendapat Nana Sudjana dan Ibrahim (1998:127) “… statistik analitik/inferensial merupakan kelanjutan dari statistic deskriptif yang digunakan untuk menguji hipotesis dan persyaratan-persyaratanya, serta untuk keperluan generalisasi hasil penelitian.

a. Uji Normalitas

(33)

Smirnov) melalui SPSS 16 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0 : angka signifikan (Sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal

H1 : angka signifikan (Sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan P-value adalah jika P-value < α maka H0 ditolak dan jika P-value ≥ α maka H0 tidak dapat ditolak. Dalam program SPSS 16 digunakan istilah significance yang disingkat Sig untuk P-value, dengan kata lain P-value = Sig.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui distribusi data, apakah homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan cara membandingkan varian terbesar dan varian terkecil dengan menggunakan table. (Singgih Santoso, 2008).

c. Uji Hipotesis dengan Uji-t

Setelah diketahui kedua data berdistribusi normal, maka pengolahan data dilanjutkan dengan menggunakan uji-t. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t satu sisi.

Untuk menghitung uji-t digunakan rumus sebagai berikut :

(34)

Pada uji-t ini ini kita juga menggunakan software SPSS 16 dengan uji-t dua sampel independen. Dengan progam aplikasi SPSS ini juga

melakukan uji hipotesis Levene’s Test untuk mengetahui apakah asumsi kedua variance sama besar terpenuhi atau tidak terpenuhi dengan hipotesis: H0: terhadap H1 : dimana =variance group 1 dan =variance group 2. Dari hasil Levene’s Test kita kita dapatkan p-value, jika lebih besar dari maka H0: diterima, dengan kata lain sumsi kedua varians sama besar terpenuhi. Jika dari hasil Levene’s Test didapat p-value lebih kecil maka H1 : diterima atau kedua varians tidak sama besar.

Uji-t dengan SPSS mempunyai dua keluaran yaitu pertama, untuk

kedua varians sama besar (equal variances assumed) terpenuhi; maka kita menggunakan hasil uji-t dua sampel independen dengan asumsi kedua varians sama (equal variances assumed) dengan hipotesis H0 : µ1 = µ2 terhadap H1 : µ1 ≠ µ2. Kedua, untuk kedua varians sama besar tidak terpenuhi (equal variances not assumed); maka kita menggunakan hasil uji-t dua sampel independen dengan asumsi kedua varians tidak sama besar (equal variances not assumed) dengan hipotesis H0 : µ1 = µ2 terhadap H1 : µ1 ≠ µ2.

(35)

diterima, begitu juga sebaliknya. Kedua membandingkan p-value dengan tingkat kepercayaan yang kita ambil yaitu . P-value yang dihasilkan untuk uji satu sisi, maka hasil p-value tersebut dibandingkan dengan tingkat kepercayaan yang kita gunakan . Jika p-value/2 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, begitu juga sebaliknya.

E. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang ditempuh dijabarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Melakukan studi dokumentasi melalui observasi awal.

b. Mengobservasi ketersediaan perangkat keras untuk melaksanalan online collaborative learning.

c. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian. d. Menyusun Silabus

e. Menyusun satuan acara perkuliahan (SAP)

f. Penyesuaian materi dengan .metode online collaborative learning g. Menyusun instrument penelitian

h. Melakukan expert judgement dilanjutkan uji coba instrument penelitian.

i. Mengembangkan LMS Moodle.

(36)

2. Pelaksanaan Eksperimen

a. Membagi mahasiswa menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok yang menggunakan metode online collaborative learning dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok yang

menggunakan metode biasa (individual learning) sebagai kelompok kontrol.

b. Memberikan pretes kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

c. Memberikan perlakukan kepada kelompok eksperimen melalui metode online collaborative learning dan memberikan perlakuan kepada

kelompok kontrol melalui pemberian materi secara individual.

d. Memberikan postes kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

e. Mengulang langkah b, c, dan d sebanyak 3 kali. 3. Pengolahan data hasil penelitian

4. Membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis

(37)
(38)

119 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Sebagaiamana telah diuraikan pada bagian pendahuluan bahwa fokus dari penelitian ini adalah mengkaji efektivitas metode online collaborative learning dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah

Kurikulum dan Pembelajaran di Universitas Pendidikan Indonesia.

Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif yang meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi serta ranah afektif aspek menanggapi.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal berikut :

1. Metode online collaborative learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran di Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Metode online collaborative learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif aspek pengetahuan (C1) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran di Universitas Pendidikan Indonesia.

(39)

4. Metode online collaborative learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif aspek penerapan (C3) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran di Universitas Pendidikan Indonesia.

5. Metode online collaborative learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif aspek analisis (C4) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran di Universitas Pendidikan Indonesia.

6. Metode online collaborative learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif aspek sintesis (C5) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran di Universitas Pendidikan Indonesia.

7. Metode online collaborative learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif aspek evaluasi (C6) pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran di Universitas Pendidikan Indonesia.

(40)

B. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas adalah :

1. Untuk tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan pembelajaran

Pengembangan perkuliahan yang dirancang oleh TIM pengembang MKDP kurikulum dan pembelajaran pada dasarnya cukup baik. Namun demikian perlunya penegasan kepada setiap dosen bahwa penilaian hasil belajar mahasiswa tidak hanya pada ranah kognitif tetapi perlu dilaksanakan penilaian terhadap hasil belajar ranah afektif dengan mempertimbangkan karakteristik mahasiswa di program studi atau jurusan masing-masing.

2. Untuk Dosen MKDP Kurikulum dan pembelajaran

Untuk mengembangkan inovasi dalam perkuliahan MKDP kurikulum dan pembelajaran, dosen perlu mengembangkan metode-metode pembelajaran yang lebih variatif dan memfasilitasi berbagai sumber yang terkini agar terjadi pembelajaran yang lebih inspiratif dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan yang disampaikan. Sebagaimana penggunaan metode online collaborative learning dengan LMS Moodle terbukti dapat lebih mengefektifkan

(41)

3. Untuk Penelitian Lebih Lanjut

Berdasarkan hasil studi, metode online collaborative learning ternyata efektif meningkatkan hasil belajar mahasiswa yang mencakup ranah kognitif dan afektif dalam MKDP Kurikulum dan pembelajaran. Oleh karena itu studi-studi lain yang terkait dengan penerapan metode online collaborative learning masih sangat terbuka, baik yang

dilakukan dengan menggunakan metode penelitian lain, misalnya Research dan Development (R & D) maupun dengan melibatkan

(42)

123

DAFTAR PUSTAKA

Alinawati, M. (2004). Peningkatan Mutu Pembelajaran Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran melalui Media Lembar Kerja Mahasiswa (LKM). Tesis, Program Studi Pengembangan Kurikulum, Program pasca Sarjana, UPI, Bandung.

Anderson, L.W., Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen : Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom (Terjemahan). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Anderson, T., Elloumi, F. (2004). Theory and Practice of Online Learning. Canada : Athabasca University.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Birbeck, D., Andre, K. (2009). The Affective Domain : Beyond Simply Knowing. Conference Proceedings : ATN Assessment Conference 2009, RMIT University.

Block, A., Udermann, B., Felix, M., Reineke, D., & Murray, S. R. (2008). Achievement and satisfaction in an online versus a traditional health and wellness course. Journal of Online Learning and Teaching, 4(1), 57-66.

Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of educational objectives. Handbook 1: Cognitive domain. New York: David McKay.

Chou, P. N., Chen, H.H. (2008). Engagement in Online Collaborative Learning : A Case Study Using a Web 2.0 Tool. Journal of Online Learning and Teaching. Vol. 4, No. 4, December 2008.

Cleveland-Innes, M. & Ally, M. (2006). Learning to Feel: Education, Affective Outcomes and The Use of Online Teaching and Learning.[Online]. Tersedia : http://www.eurodl.org/?p=&sp=full&article=285. [5 Juli 2011]

Cresswel, J.W. (2008). Educational Research : Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. New Jersey : Pearson Education.

(43)

Dabbagh, N., Ritland, B.B. (2005). Online Learning : Concept, Strategies, and Appliclation. New Jersey : Pearson Merril Prentice Hall.

Diaz, D. P., & Cartnal, R. B. (1999). Students' learning styles in two classes: Online distance learning and equivalent on-campus. College Teaching 47(4), 130-135.

Dick, W., Carey, L. (1990). The Systematic Design of Instruction. Dallas : Scott, Foresman and Company.

Dirkx, J.M,. Smith, R. O. (2004). Thinking Out of a Bowl of Spaghetti: Learning to Learn in Online Collaborative Groups dalam Roberts, T.S. (2004). Online Collaborative Learning : Theori and Practice. Melbourne : Idea Group Publishing.

Djaduri, D. (1990). Persepsi Mahasiswa Terhadap Pelaksanaan Perkuliahan. Bandung : IKIP Bandung.

Djadjapriatna, D. (1989). Keterkaitan Persepsi Mahasiswa IKIP Bandung dalam MKDK dengan Prestasi Belajarnya. IKIP Bandung. Laporan Perkuliahan.

Doran, C. (2001). The Effective Use of Learning Groups in Online Education. Horizons in Adult Education, 15(2), 20-28.

Finn, S.M. (2000). An Analysis of the Effectiveness of Collaborative Activities and Enforced Due Dates in an Online Class. Thesis, Master of Science Degree, The Graduate College, University of Wisconsin – Stout.

Gagne, R. M. & Briggs, L. J. (1979). Principle of Instructional Design, (2nd ed.). New York: Holt, Rinehart and Winston.

Gokhale, A.A. (1995). Collaborative Learning Enhances Critical Thinking. Tersedia : http://scholar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/v7n1/gokhale.jte-v7n1.html. [online]. Diakses tangga 13 Juni 2011.

(44)

Hong, K.-S. (2002). Relationships between students' and instructional variables with satisfaction and learning from a Web-based course. The Internet And Higher Education, 5(3), 267-281.

Hron, A., & Friedrich, H. F. (2003). A review of web-based collaborative learning: Factors beyond technology. Journal of Computer Assisted Learning, 19, 70-79.

Huang, W., Luce, T., Lu, Y. (2005). Virtual team learning In Online MBA Education : An Empirical Investigation. Issues in Information Systems, Volume VI, No. 1, 2005.

Huitt, W. (2001) Krathwohl et al.’s taxonomy of the affective domain. Educational Psychology Interactive: Taxonomy of the Affective Domain (Valdosta, GA, Valdosta State University). [Online]. Tersedia : http://chiron.valdosta.edu/whuitt/col/affsys/affdom.html. [6 Juli 2011]

Hsu, W., C. (2002). Online Education on Campus : A Technological Frames Perspective on the Process of Technological Appropriation. Dissertation : Doctor of Philosophy in the faculty of Economics at the University of London. Ibrahim. (1988). Inovasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.

Johnson, D. W., Johnson, R. T., & Smith, K. A. (1998). Cooperative learning returns to college. Change, 30(4), 26-76.

_________________________________________.(2007). The state of cooperative learning in postsecondary and professional settings. Educational Psychology Review, 19, 15-29.

Jollife, A., Ritter, J., Steven, D. (2001). The Online Learning Learning Hand Book : Developing and Using Web Based Learning. London : Kogan Page.

Joung, S., & Keller, J. M. (2004, October). The effects of high-structure cooperative versus low-structure collaborative design of decision change, critical thinking, and interaction pattern during online debates. Paper presented at the Association for Educational Communications and Technology, Chicago, IL.

(45)

Krathwohl, D., Bloom, B., & Masia, B. (1964). Taxonomy of educational objectives. Handbook II: Affective Domain. New York : David McKay Co.

Kearsley, G. (2000). Online education: learning and teaching in cyberspace. Belmont, CA: Wadsworth.

Kirschner, P. A. (2004). Introduction to part I of two-part special issue: Design, development, and implementation of electronic learning environments for collaborative learning. Educational Technology Research and Development, 52(3), 39-47.

Kustandi, C. (2008). Efektivitas Penggunaan Program Pembelajaran Interaktif Model Video Tutorial terhadap Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi SMA. Tesis : Tidak diterbitkan.

Lang, H.R dan Evans, D.N. (2006). Model, Strategies, and Methodes for Effective Teaching. Boston : Pearson.

Li, Q. (2001). Understanding The Learning Process : An Exploration of Collaborative Learning In an Educational eNvironment Using Computer-Mediated Communication. Dissertation Doctor of Philosophy the Faculty of Graduate Studies of the University of Toronto : Not Published.

Lou, Y. (2004). Learning to Solve Complex Problems through Between-Group Collaboration in Project-Based Online Courses. Distance Learning, 25(1).

Lu, H., Jia, L., Gong, S.H., & Clark, B. (2007). The Relationship of Kolb Learning Styles, Online Learning Behaviors and Learning Outcomes. Educational Technology & Society, 10 (4), 187-196.

Mahdizadeh, M. (2007). Student Collaboration and Learning Knowledge Construction and Participation in an Asynchronous Computer Supported Collaborative Learning Environment in Higher Education. Dissertation : Social Sciences Group, chair group of Education and Competence Studies, Wageningen University and Research Centre, Netherlands.

Makmun, A.S. (1983). Psikologi Kependidikan. Bandung : Pustaka Martiana. Melton, B., Graf, H., Foss, J.C. (2009). Achievement and Satisfaction in Blended

(46)

Meyer, S., Cronje, J., Eloff, I. (2005). CyberSufiver: Affective Considerations of “Surviving” Online Learning. University of Pretoria, South Africa.

Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.

______.(2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.

Nasution. (2005). Teknologi Pendidikan : cetakan ketiga. Jakarta : Bumi Aksara.

Nawari. (2010). Analisis Statistik dengan Ms. Excel 2007 dan SPSS 17. Jakarta : PT Elex Media Computindo.

Obermeyer, G. (2005). Mediated Conversations and The Affective Domain : Two Case Studies. International Journal on E-learning. April (1),2005.

Palloff, R. M., & Pratt, K. (2005). Collaborating online: Learning together in community. San Francisco, CA: Jossey-Bass.

Prakoso, K.S. (2005). Membangun E-learning dengan Moodle. Yogyakarta : ANDI.

Prastiti, S., D., Pujiningsih, S. (2009). Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi. Jurnal Ekonomi Bisnis, 14(3), November 2009.

Rauscher, W.J., Cronje, J.C. (2005). Online with Krathwohl : Affective Aspects of Learning in an Online Environment. SAJHE 19 (3) 2005 pp 104-118.

Roberts, T.S. (2004). Online Collaborative Learning : Theori and Practice. Melbourne : Idea Group Publishing.

(47)

Rovai, A.P., Barnum, K.T. (2002). On-Line Course Effectiveness: An Analysis of Student Interactions and Perceptions of Learning. Journal of distance education Revue de l’éducation à distance Spring/printemps 2003, Vol. 18, no 1, 57-73.

________, Jordan, H. M. (2004). Blended Learning and Sense of Community : A Comparative Analysis With Traditional and Fully Online Graduate Courses. The International Review of Research in Open and Distance Learning.

[online]. Tersedia :

http://www.irrodl.org/index.php/irrodl/article/view/192/274. [15 Juni 2011] Ruhimat, T. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Tim Pengembang MKDP

Kurikulum dan Pembelajaran. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, FIP, UPI.

Rusman dkk. (2007). Pengembangan Layanan Pembelajaran Berbasis E-Learning Untuk Mata Kuliah MKDP Kurikulum dan Pembelajaran di Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian Hibah, Lembaga Penelitian, UPI.

Sadiman, A.S., dkk. (1986). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Pers.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Sa’ud, U.S. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompotensi. Jakarta: Prenada media.

__________.(2008). Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Santoso, S. (2010). Statistik Parametrik : Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : PT Elex Media Computindo.

(48)

Smith, R.S. (2002). Learning In Virtual Teams: A Summary of Current Literature. Retrieved August 27, 2002. [Online]. Tersedia : http://www.msu.edu/?smithre9/Project12.htm. [6 Juli 2011]

Soekartawi. (2006). Effectiveness Of Collaborative Learning In Online Teaching. Malaysian Online Journal of Instructional Technology (MOJIT) Vol. 3, No.1, pp 68-77.

Sudjana, N. & Ibrahim. (1998). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. (1994). Metode Penelitian Administrasi : Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, N.,S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Cetakan ke-4. Bandung : Kerjasama Program Pasca Sarjana UPI dan PT Remaja Rosda Karya.

Shen, J., Hiltz, S. R., Bieber, M. (2006). Collaborative Online Examinations : Impacts on Interaction, Learning, and Student Satisfaction.

Stacey, E. (1999). Collaborative learning in an online environment. Journal of Distance Education 14(2), 14-33.

Sturgill, A., Martin, W., & Gay, G. (1999). Surviving Technology: A Study of Student Use of Computer-Mediated Communication to Support Technology Education. International Journal of Educational Telecommunications, 5 (3), 239–259.

Susman, E. B. (1998). Cooperative learning: A review of factors that increase the effectiveness of cooperative computer-based instruction. Journal of Educational Computing Research, 18(4), 303-322.

Sutikno, M.S. (2007). Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna. Mataram : NTP Pres.

Turani, A. (2007). A Pedagogical Application Framework for Synchronous Collaboration. Dissertation : School of Electrical and Information Engineering, The University of Sydney.

(49)

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Uribe, D., Klein, J. D. & Sullivan, H. (2003). The Effect of Computer-Mediated Collaborative Learning on Solving Ill-Defined Problems. Educational Technology Research and Development, 51(1), 5-19.

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran : Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Wilson, G., & Stacey, E. (2004). Online interaction impacts on learning: Teaching the teachers to teach online. Australasian Journal of Educational Technology, 20 (1), 33-48. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers.

Winkel, W.S. (1985). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.

Yulaelawati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran : Filosofi, Teori dan Aplikasi. Bandung : Pakar Raya.

Gambar

Tabel 1.1  Daya Serap Mahasiswa IKIP Bandung
Tabel 3.1 Desain Quasi Eksperimen
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Kognitif
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pemeriksaan LK selama Semester I Tahun 2014 pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta BUMN dan lainnya berupa temuan SPI sebanyak 5.948 kasus dan temuan

11) Studi Penyusunan Pedoman Pembangunan Fasilitas Penunjang Dalam Rangka Keterpaduan Pelayanan Transportasi Perkotaan, studi ini dikerjakan melalui kerjasama dengan

Kemudahan-kemudahan yang dapat dirasakan oleh para pelamar adalah dapat melakukan pendaftaran dari mana saja dan kapan saja, tidak harus datang ke bagian

kerja, dan peran struktur organisasi pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan. BAB IV : KESIMPULAN

siswa. Mendiskusikan hasil yang diperoleh dengan praktisi dan dosen pembimbing.. Menyusun rencana yang akan dilakukan pada siklus berikutnya untuk. mengetahui hal-hal yang

yang inyensifterhadap para guru, dimaksudkan

Bagi mahasiswa Ilmu Keolahragaan yang ingin mendalami tentang permainan futsal, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk memperbaiki teknik dasar

1, 3 23, 25 Kebutuhan partner yang bersedia mengambil alih kehidupannya 5, 7 27, 29 Kekuasaan 9, 11 31, 33 Kebutuhan mengeksploitasi orang lain 13, 15 35, 37 Kebutuhan pengakuan