No. Daftar : 06/S1/KTP/JUNI 2013
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI 3D MODEL SIMULASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
(Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Cikaret IPPOR Sukabumi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
Muhammad Rizal Mardiansyah 0804423
KONSENTRASI PEREKAYASA PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI 3D MODEL
SIMULASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
Oleh
Muhammad Rizal Mardiansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Muhammad Rizal Mardiansyah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Muhammad Rizal Mardiansyah 0804423
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI 3D MODEL SIMULASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
(Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Cikaret IPPOR Sukabumi)
Disetujui dan disahkan oleh : PEMBIMBING 1
Dr. Rusman, M.Pd NIP. 19720505 199802 1 001
PEMBIMBING 2
Dr.Cepi Riyana,M.Pd NIP. 19751230 200112 1 001
Mengetahui , Ketua Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP. 19591121 198503 1 001
Ketua Prodi Teknologi Pendidikan
ABSTRAK
Muhammad Rizal Mardiansyah (0804423). Efektivitas Penggunaan Media Animasi 3D Model Simulasi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar (Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas V SDN Cikaret IPPOR Sukabumi).
Skripsi Program Studi Teknologi Pendidikan, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013.
Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu
“Apakah penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar?”.
Secara lebih rinci rumusan masalah dalam penelitian ini terdiri dari (1) Apakah penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek memahami (C2) pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar?. (2) Apakah penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek mengaplikasikan (C3) pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar?. (3) Apakah penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek menganalisis (C4) pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar?.Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain One Group Time Series Desain, yakni hanya menggunakan satu kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa tes objektif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Sampling Purposive.
Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar. adapun simpulan khusus dalam penelitian ini 1). penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek memahami (C2) pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar. 2). penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek mengaplikasikan (C3) pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar. 3). penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek menganalisis (C4) pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar.
ABSTRACT
Muhammad Rizal Mardiansyah (0804423). Effectiveness of the use of Media Animation 3D Model Simulation To increase Student Learning Outcomes In Subjects Science in Elementary School (Quasi-Experimental Elementary School Fifth Grade Students Against Cikaret IPPOR Sukabumi).
Research Paper Educational Technology Studies Program, Department of Curriculum and Technology Education, Faculty of Education, Education University of Indonesia, in 2013.
This study answers the research problems that have been formulated, namely "Is the use of 3D animation simulation models media effectively to increase student learning outcomes in teaching science in elementary schools. Formulation of the problem in more detail in this study consisted of (1) Is the use of 3D animation simulation models media effectively to increase student learning outcomes to understand the cognitive aspects (C2) on teaching science in elementary schools. (2) Is the use of 3D animation simulation models media effectively to increase student learning outcomes apply the cognitive aspect (C3) on teaching science in elementary school. (3) Is the use of 3D animation simulation models media effectively to increase student learning outcomes analyzing the cognitive aspect (C4) in teaching science in elementary school. This study uses a quasi-experimental design with One Group Time Series Design, which uses only one experimental class. The instrument used in the form of objective tests. Sampling technique with purposive sampling.
The conclusions obtained from this research is the use of 3D animation simulation models media effectively to increase student learning outcomes in teaching science in elementary schools. As for the specific conclusions in this study 1). media use 3D animation simulation models effectively to the improvement of student learning outcomes to understand the cognitive aspects (C2) on teaching science in elementary schools. (2) media use 3D animation simulation model effective against improving student learning outcomes apply the cognitive aspect (C3) on teaching science in elementary schools. (3) media use 3D animation simulation models effectively to the improvement of student learning outcomes to analyze the cognitive aspect (C4) in teaching science in elementary schools.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. ...Latar Belakang Penelitian ... 1
B. ...Perum usan Masalah ... 9
C. ...Tujuan Penelitian ... 10
D. ...Manfaa t Penelitian ... 11
1. ...Konse
p Media Pembelajaran ... 13 2. ...
Ciri-ciri Media Pembelajaran ... 16 3. ...Fungsi
Media Pembelajaran ... 17 4. ...Manfaa
t Media Pembelajaran ... 18
5. ...Klasifi kasi Media Pembelajaran ... 21
B. ...Konse p Dasar Multimedia ... 23 1. ...Penger
tian Multimedia ... 23 2. ...Multim
edia Dalam Pembelajaran ... 25 3. ...CAI
(Computer Assisted Instruction) Model Simulasi ... 27
C. ...Video Pembelajaran ... 28
2. ...Video
Dalam Pembelajaran ... 29 D. ...Media
Animasi 3D ... 30 1. ...Konse
p Animasi ... 30 2. ...
Jenis-jenis Animasi ... 32
3. ...Anima si 3D Model Simulasi ... 35
4. ...Anima si 3D Model Simulasi dalam Pembelajaran ... 36 5. ...Kelebi
han Animasi 3D Model Simulasi dalam Pembelajaran ... 39 6. ...Kelem
ahan Animasi 3D Model Simulasi dalam Pembelajaran ... 40 E. ...Hasil
Belajar ... 41
1. ...Penger tian Hasil Belajar ... 41
3. ...Klasifi
kasi Hasil Belajar ... 44 F. ...Mata
Pelajaran IPA ... 48 1. ...Konse
p Mata Pelajaran IPA ... 48 2. ...Karakt eristik Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 49
3. ...Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 50
4. ...Mata Pelajaran IPA Tentang Energi dan Perubahannya ... 51 5. ...Penggu
naan Media Animasi 3D Model Simulasi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA ... 52
G. ...Asums i ... 55 H. ...Hipote
sis ... 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. ...Lokasi
Penelitian ... 58 2. ...Popula
si Penelitian ... 58 3. ...Sampel
Penelitian ... 59 B. ...Desain
Penelitian ... 60
C. ...Metod e Penelitian ... 61
D. ...Definis i Operasional ... 64 1. ...Media
Animasi 3D Model Simulasi ... 64 2. ...Hasil
Belajar ... 64 3. ...Mata
Pelajaran IPA ... 64
E. ...Instru men Penelitian ... 65
1. ...Uji
Validitas ... 67 2. ...Uji
Realibilitas ... 68 3. ...Uji
Tingkat Kesukaran Soal ... 69 4. ...Uji
Daya Pembeda ... 70
G. ...Teknik Analisis Data ... 71
1. ...Uji Normalitas ... 71 2. ...Uji
Hipotesis ... 72 H. ...Prosed
ur Penelitian ... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ...Hasil Uji Coba Instrumen Tes Objektif ... 76
2. ...Uji
Validitas Butir Soal ... 77 3. ...Uji
Realibilitas ... 79 4. ...Tingka
t Kesukaran Soal ... 79 5. ...Uji
Daya Pembeda ... 80
B. ...Deskri psi Hasil Penelitian ... 81
C. ...Uji Normalitas Data ... 86 1. ...Uji
Normalitas Aspek Memahami (C2) ... 88 2. ...Uji
Normalitas Aspek Mengaplikasikan (C3) ... 89 3. ...Uji
Normalitas Aspek Menganalisis (C4) ... 90
D. ...Uji Hipotesis ... 91
1. ...P
enggunaan Media Animasi 3D Model Simulasi Efektif Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif
Aspek Memahami (C2) Pada Mata Pelajaran IPA Di Sekolah
Dasar ... 106
2. ...P
enggunaan Media Animasi 3D Model Simulasi Efektif Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif
Aspek Mengaplikasikan (C3) Pada Mata Pelajaran IPA Di
Sekolah Dasar ... 109 3. ...P
enggunaan Media Animasi 3D Model Simulasi Efektif Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif
Aspek Menganalisis (C4) Pada Mata Pelajaran IPA Di Sekolah
Dasar ... 112
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. ...Simpul an ... 115
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan saat ini dipandang sangat perlu diperhatikan secara lebih serius sebab pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh
terhadap kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa tidak bisa dicapai tanpa didukung oleh sistem pendidikan yang berkualitas sebab sistem pendidikan yang
berkualitas akan berkontribusi besar terhadap lahirnya SDM bermutu yang dapat meningkatkan daya saing suatu bangsa.
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha yang terencana dimana
terdapat proses pembelajaran sebagai usaha untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri agar tercipta sumber daya manusia yang mampu
bersaing dengan dunia global. Sistem pendidikan di Indonesia sendiri telah di atur dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yang menyebutkan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
2
mengalami kemunduran hal ini dapat terlihat dari data Balitbang tahun 2003
(Okirianti, 2011)yang menyatakan bahwa:
“dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP)”.
Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat kurang untuk tingkat sekolah dasar saja dari sekian banyak sekolah hanya 8 sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia.
Struktur kurikulum pendidikan sekolah dasar meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh selama enam tahun yang dimulai dari kelas I sampai dengan kelas
VI. Seperti yang diterangkan pada Permendiknas No.22 tahun 2006 bahwa kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, salah satu diantaranya adalah mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).
Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
ilmu pengetahuan alam bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
3
Kualitas pendidikan pada mata pelajaran IPA di Indonesia sendiri masih jauh dibandingkan dengan negara-negara lain menurut catatan Third Matemathics
and Science Study (TIMSS), lembaga yang mengukur hasil pendidikan di dunia yang dilakukan pada tahun 2011 melaporkan bahwa kemampuan IPA siswa di
Indonesia menempati peringkat ke 40 dari 42 negara,. Rendahnya kualitas pendidikan maupun perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA para siswa menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yangberkualitas.
Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Dalam rangka mengimplementasikan tujuan pembelajaran IPA yaitu mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam
gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka menumbuhkan keterampilan berpikir siswa terutama
kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan sehingga penguasaan suatu konsep oleh siswa tidak hanya berupa hafalan dari sejumlah konsep yang telah dipelajarinya, tetapi mereka juga mampu menerapkan konsep yang dimilikinya
pada aspek yang lain.
Tujuan pembelajaran IPA tersebut akan dapat dicapai jika guru mampu
mengembangkan proses pembelajaran yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif didalamnya sehingga kemampuan berpikir siswa akan berkembang dengan masalah dan tantangan yang dihadapinya. Keikutsertaan siswa secara aktif dalam
4
senang dalam belajar dan pada akhirnya hal tersebut akan berimbas dengan meningkatnya motivasi belajar siswa. Oleh karena itu peran guru dan motivasi
belajar siswa yang tinggi dalam suatu proses pembelajaran akan sangat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal.
Saat ini masih banyak siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPA sulit dipahami, menjemukan dan membosankan, sehingga tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam memahaminya. Situasi belajar dalam mata pelajaran
IPA perlu di desain sedemikian rupa agar dapat menarik minat siswa serta motivasi siswa dalam belajar. Dalam mendesain suatu pembelajaran tentunya guru
sebagai praktisi pendidikan yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran harus berperan aktif dalam menciptakan situasi belajar yang menarik.
Guru harus mampu mengorganisir siswa, fasilitas dan proses belajar
mengajar. Untuk itu dalam menyampaikan materi pelajaran IPA, guru diharapkan memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam menyampaikan materi
pelajaran. Selain memiliki kemampuan komunikasi yang baik guru juga harus dapat memanfaatkan alat atau media yang dapat membantu dalam proses pembelajaran baik itu media yang dimanfaatkan secara langsung (by utility
resources), maupun media yang dirancang terlebih dahulu (by design resources) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembelajaran IPA yang melibatkan aktivitas siswa secara langsung pada benda nyata memerlukan kegiatan percobaan atau praktek, namun pada kenyataanya guru enggan untuk melakukan kegiatan percobaan atau praktek, guru
5
waktu. Selain itu dalam mata pelajaran IPA terdapat pula materi-materi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan kegiatan percobaan atau praktek. Sehingga pada
pelaksanaannya upaya guru untuk mengungkapkan pengetahuan siswa dilakukan secara sederhana melalui buku sumber dan LKS sebagai sumber belajar.
Pembelajaran yang dilakukan melalui penggunaan buku sumber dan LKS sebagai sumber belajar menyebabkan seorang siswa akan cepat merasa jenuh dan minat belajar pun akhirnya dapat berkurang. Sebab informasi pembelajaran yang
disajikan dalam bentuk buku membuat seorang siswa kurang tertarik, karena media pembelajaran yang ditampilkan oleh buku kurang tersedia secara lengkap
sebagai media belajar karena yang ditampilkan hanya berupa teks dan pada tampilan isi buku yang tidak dapat divisualisasikan sehingga tampilannya monoton.
Selama ini pembelajaran IPA yang berlangsung di sekolah pada umunya masih banyak menggunakan metode ceramah hal ini di sebabkan guru-guru masih
merasa bahwa metode ceramah adalah metode yang paling efektif digunakan dalam proses pembelajaran. Namun apabila dilihat kembali metode ceramah justru membuat situasi belajar di kelas terasa kurang menarik sehingga siswa
jenuh dan cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini senada dengan pendapat Hida (2008:2) yang mengemukakan bahwa :
6
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SDN Cikaret IPPOR diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran
IPA khususnya pada kelas V kebanyakan masih menggunakan metode ceramah adapun media yang digunakan masih berupa media cetak yakni buku mata
pelajaran dan LKS (Lembar Kerja Siswa), hal ini menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPA dan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan sehingga berimbas kepada
hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil studi pendahuluan didapat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa kelas V di SDN Cikaret
Ippor pada mata pelajaran IPA yaitu 5,5 masih jauh dibawah standar KKM yang di tentukan yaitu 6,5
Sebagai salah satu cara untuk menarik minat siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran adalah dengan memanfaatkan media-media yang dapat menunjang dalam proses pembelajaran. Perkembangan ilmu teknologi dan
multimedia yang semakin pesat saat ini memberikan efek yang sangat besar terhadap dunia pendidikan. Penggunaan teknologi informasi dan multimedia menjadi sebuah cara yang efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi. Hal
ini terlihat dari semakin banyaknya inovasi-inovasi dalam bidang pendidikan yang erat kaitannya dengan pemanfaatan teknologi dan multimedia sebagai media
dalam menunjang proses pembelajaran.
Media yang digunakan dalam proses pembelajaran disebut dengan media pembelajaran. Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan penyalur
7
pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuan.
Konsep media pembelajaran sendiri tidak terbatas hanya kepada peralatan (hardware), tetapi yang lebih utama yaitu pesan atau informasi (software) yang
disajikan melalui peralatan tersebut dengan demikian konsep media pembelajaran mengandung pengertian adanya peralatan dan pesan yang disampaikan dalam satu kesatuan yang utuh. Peranan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA
memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami materi yang disampaikan.
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang memerlukan praktek langsung dalam memahami suatu materi pelajaran maka perlu digunakan media pendukung dalam proses pembelajaran. Sadiman dkk (2008:17) mengemukkan bahwa “penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik”. Oleh sebab itu peran media dalam mata pelajaran IPA
sangat penting. Sesuai dengan hasil penelitian yang disampaikan Lunadi di kutip dari Kurniawan (2007:35) yang menyatakan bahwa sebagian besar materi pembelajaran 83% diserap oleh peserta didik melalui indera penglihatan, 11%
melalui indera pendengaran dan 6% melalui indera pengecapan, penciuman dan rabaan.
Media animasi 3D merupakan salah satu media yang lahir berdasarkan perkembangan teknologi dan multimedia. Dimana media animasi 3D merupakan bagian dari multimedia yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
8
macam istilah salah satunya CAI (Computer Assisted Instruction). Media animasi 3D model simulasi merupakan pengembangan dari model simulasi yang terdapat
dalam pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) model simulasi sendiri merupakan salah satu strategi pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar
secara lebih konkrit melalui tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya.
Media animasi 3D merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat
memberi kemudahan paling efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar IPA secara optimal sebab media animasi 3D dapat memberikan
gambaran yang detail terhadap suatu materi sehingga gambaran konkrit akan terbayang dan teringat kuat oleh siswa. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Utami (2007) “peranan media animasi dalam pembelajaran
menarik perhatian siswa dan memperkuat motivasi sehingga peranan media animasi dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi yang diberikan”.
Media animasi 3D memiliki peranan positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Furoidah (2009) yang menyimpulkan bahwa “penggunaan media animasi pembelajaran memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, serta menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan media animasi lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan media animasi”.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang lain mengenai penggunaan media
9
bahwa kemampuan kognitif dari siswa kelas eksperimen dalam mempelajari struktur atom dan kelas kontrol dimana skor rata-rata kelas eksperimen sebesar
70,1% sedangkan kelas kontrol 61,8%. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran menggunakan media animasi 3D lebih optimal dibanding dengan pembelajaran
yang hanya menggunakan media OHP meskipun metode pembelajaran yang digunakan sama.
Berdasarkan dari latar belakang yang telah di paparkan diatas dan merujuk
pada hasil penelitian sebelumnya maka penulis bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penggunaan media animasi
3D terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Dalam penelitian ini penulis membatasi ranah yang akan ditelii yaitu ranah kognitif meliputi aspek memahami (C2), mengaplikasikan (C3) dan menganalisis (C4)
adapun alasan penulis membatasi aspek yang akan diteliti hanya kedalam tiga aspek sebab untuk tingkatan aspek kognitif yang lebih tinggi sulit untuk di
gunakan dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar. Untuk itu penulis merumuskan penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Media Animasi
3D Model Simulasi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka secara umum masalah yang akan dikaji oleh peneliti adalah: “Apakah penggunaan media
animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada
10
Selanjutnya secara terperinci masalah tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek memahami (C2) pada
mata pelajaran IPA di sekolah dasar ?
2. Apakah penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap
peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek mengaplikasikan (C3) pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar ?
3. Apakah penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap
peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek menganalisis (C4) pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, secara umum adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan media animasi 3D model
simulasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar. Secara lebih khusus penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media animasi 3D model simulasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek memahami pada
mata pelajaran IPA di sekolah dasar.
2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media animasi 3D model simulasi
11
3. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media animasi 3D model simulasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek menganalisis
pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian mengenai efektivitas penggunaan animasi 3D
model simulasi terhadap peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif bagi semua
pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, terutama dalam peningkatan kualitas hasil belajar siswa.
1. Manfaat Penelitian Secara Teoritis
Memberikan pengetahuan yang lebih dalam mengenai penggunaan media-media pendukung dalam pembelajaran khusunya media-media animasi 3D model
simulasi, serta implementasinya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
2. ManfaatPraktis
a. Praktisi Pendidikan (guru)
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan kompetensi praktisi pendidikan (guru) dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dikelas,
khususnya dengan memanfaatkan media 3D model simulsi sebagai salah satu media pendukung dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih
12
Sebagai salah satu media alternatif pendukung pembelajaran yang dapat merangsang motivasi siswa dan mempermudah siswa dalam memahami materi
yang disampaikan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Peneliti
Untuk memperdalam wawasan keilmuan serta mengetahui sejauh mana efektivitas penggunaan media animasi 3D model simulasi dalam upayanya
terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar.
d. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam merancang dan mengembangkan media pembelajaran khususnya media animasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Cikaret Ippor tepatnya terletak di jalan
Salajambu Desa Sasagaran Kecamatan Kebonpedes Kabupaten Sukabumi.
2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subyek dari penelitian yang dapat
berwujud semua kasus kejadian, orang, hal ataupun yang lain yang memiliki satu atau beberapa karateristik yang sama. Menurut Sugiyono (2010:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa populasi terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang dipilih oleh peneliti yang nantinya akan dijadikan sasaran dalam penelitian.
Populasi dalam penelitian ini sendiri adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus 2 (dua) Kecamatan Kebonpedes Kabupaten Sukabumi yang
59
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Penelitian
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus 2 Kecamatan Kebonpedes
No Nama Sekolah Populasi
1 SDN Kebonpedes I 50
2 SDN Kebonpedes II 30
3 SDN Pasantren 35
4 SDN Pondokkarya 41
5 SDN Sasagaran 62
6 SDN Cikaret ippor 34
7 SDN Cikaret III 32
8 MI Mihadunal Ula 35
Jumlah 319 orang
3. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel Non Probability Sampling, dimana pada teknik pengambilan sampel ini diberikan peluang/kesempatan yang sama
bagi tiap unsur populasi untuk dijadikan sampel. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan Sugiono (2010:120) yang menjelaskan bahwa “Non
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.
Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling purposive atau sampel bertujuan. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengambil
60
yang harus dipenuhi dalam menentukan sampel oleh peneliti. Hal tersebut dijelaskan oleh Arikunto (2006:140) yang menyebutkan bahwa :
Peneliti bisa menentukan sampling purposive atau sampling bertujuan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.
c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.
B. Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group
Time Series Pretest-Posttest Desain. Penelitian ini tidak menggunakan dua kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen), sebab dalam
pelaksanaannya penelitian ini hanya mengadakan percobaan terhadap satu kelompok tanpa ada kelompok pembanding. Berikut ini merupakan gambaran
umum pola desain penelitian :
Tabel. 3.2
Tabel Pola Desain Penelitian One Group Time Series Design
Pretest Treatment Posttest
O1 X O4
O2 X O5
O3 X O6
Keterangan :
O1,O2,O3 : Nilai pretest sebelum perlakuan
X : Perlakuan dengan menggunakan media animasi 3D model simulasi
61
Dalam pelaksanaannya penelitian ini dibagi kedalam tiga seri. Dimana pada seri pertama sebelum diberi perlakuan (X), terlebih dahulu kelompok
eksperimen di berikan pretes. Pemberian pretes sendiri bermaksud untuk mengetahui nilai awal sebelum diberikan perlakuan (X). Setelah diberikan pretes
kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan menggunakan media dimana media yang digunakan adalah media animasi 3D model simulasi. Setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan media animasi 3D model simulasi
selanjutnya kelompok eksperimen diberikan postes untuk mengetahui gain/selisih yang diperoleh ketika sebelum dilakukan perlakuan dengan sesudah diberikan
perlakuan. gain/selisih tersebut dapat dilihat dari skor pretes dan postes.
Seri kedua dan ketiga langkah-langkah yang digunakan sama dengan seri pertama yang dimulai dengan pretes kemudian perlakuan dan diakhiri dengan
postes. Untuk kelompok eksperimen sendiri peneliti tidak mengubah atau membentuk kelompok baru melainkan peneliti menggunakan kelompok yang
telah ada dalam hal ini peneliti menggunakan kelas biasa, sebab kelompok dalam kelas biasanya sudah seimbang, selain itu alasan peneliti tidak merubah kelompok
yang sudah ada adalah agar tidak merusak kealamian kelas yang bersangkutan.
C. Metode Penelitian
Metode merupakan cara yang dipergunakan seseorang secara ilmiah untuk
62
mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuasi eksperimen pada
dasarnya memiliki perbedaan dengan metode eksperimen sejati (true eksperimen). Metode kuasi eksperimen tidak melakukan random assignment, melainkan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk yaitu kelas-kelas biasa. Sedangkan
metode ekperimen sejati (true eksperimen) melakukan random assignment. Menurut pendapat Muhammad Ali (2011:283) bahwa “perbedaan utama antara
studi eksperimen (sejati) dan studi kuasi eksperimen terletak pada pemilihan subjek sampel secara random dan penugasan subjek secara random”.Hal ini
senada dengan pendapat yang dikemukakan Arifin (2011:74) bahwa “penelitian
eksperimen kuasi menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek secara acak”.
Tujuan penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen ini adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang dapat
diperoleh melalui eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang
63
simulasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar.
Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan pada satu kelompok yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan media animasi 3D model simulasi.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Penggunaan media animasi 3D model simulasi di kelas eksperimen merupakan varibel bebas. Sedangkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif yaitu aspek
memahami, mengaplikasikan, dan menganalisis ditempatkan sebagai variabel terikat. Hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3
Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Variabel Terikat (Y)
Variabel Bebas (X)
Hasil belajar siswa ranah kognitif Aspek Memahami (Y1) Aspek Mengaplikasikan (Y2)
Aspek Menganalisis (Y3)
Media Animasi 3D Model Simulasi (X1)
X1Y1
X1Y2
X1Y3
Keterangan :
X1Y1 : Efektivitas penggunaan media animasi 3D model simulasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada aspek memahami (C2).
X1Y2 : Efektivitas penggunaan media animasi 3D model simulasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada aspk mengaplikasikan (C3).
64
Tabel diatas merupakan gambaran tentang variabel-variabel yang akan diteliti pada penelitian ini. Media animasi 3D model simulasi merupakan variabel
bebas pada kelas eksperimen (X1). Sedangkan variabel terikat meliputi aspek memahami (Y1), aspek mengaplikasikan (Y2), aspek menganalisis (Y3).
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memakai kata-kata pada penelitian ini, maka peneliti mencantumkan definisi operasional sebagai berikut:
1. Media Animasi 3D Model Simulasi
Media animasi 3D model simulasi yang dimaksud dalam penelitian ini
merupakan media animasi dalam bentuk 3D yang dibuat dengan menggunakan komputer secara sistematis melalui software 3Dmax 2010. didalamnya terdapat penjelasan mengenai materi yang diiringi simulasi dalam bentuk tiga dimensi
yang didesain menyerupai suasana sebenarnya.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah proses pembelelajaran yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor dalam penelitian ini peneliti hanya memfokuskan hasil belajar siswa pada ranah kognitif
yang mencakup aspek memahami (C2), mengaplikasikan (C3) dan menganalisis (C4).
3. Mata Pelajaran IPA
65
yang tidak bernyawa. Pada penelitian ini penulis membatasi materi yang akan
dibahas yaitu mengenai energi dan perubahannya pada sub mengenai gaya.
E. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu adanya instrumen penelitian yang merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian agar mempermudah proses penelitian dalam mengolah data. Menurut Arikunto (2006:160) menjelaskan bahwa “Instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tes Hasil Belajar
Tes merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Menurut Arikunto (2006:150) “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bekal yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Menurut tujuan dan fungsinya tes hasil belajar ini dibedakan antara
tes diagnostik yang ditujukan untuk mengukur/mendiagnosis kelemahan atau kekurangan siswa dan digunakan untuk memberikan perbaikan. Tes penempatan
66
untuk mengukur penguasaan siswa pada akhir periode pendidikan dan digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dalam periode waktu tertentu.
Dalam penelitian ini tes dibagi menjadi dua yaitu pretes dan postes dimana pretes digunakan untuk mengetahui atau mengukur sejauhmana materi atau bahan
ajar yang dipelajari telah dikuasai oleh siswa. Sedangkan postes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa secara keseluruhan materi yang sudah diajarkan. Dalam penelitian ini postes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa pada ranah kognitif aspek memahami, mengaplikasikan dan menganalisis ketika sebelum menggunakan media animasi 3D model simulasi dengan sesudah
menggunakan media tersebut.
Bentuk soal tes pada penelitian ini adalah pilihan ganda. Sebelum soal tes tersebut digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu soal tes dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing dan guru kelas di sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitiaan. kemudian soal tes diujicobakan pada kelompok yang bukan
merupakan subjek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dari instrumen tersebut,
sehingga layak untuk digunakan.
F. Teknik Pengembangan Instrumen
Setelah instrumen penelitian dibuat selanjutnya akan diuji kevalidan
67
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui ketepatan instrumen dalam
penelitian. Sebagaimana pendapat Arifin (2011:245) yang menyebutkan bahwa “validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah
instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur”.
Selain itu Arikunto (2006:168) menjelaskan “validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen”. Dari pernyataan-pernyataan berikut maka maka uji validitas sangat penting dalam
menguji terlebih dahulu instrumen yang akan digunakan dalam penelitian agar instrument penelitian tersebut betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur dalam suatu penelitian.
Untuk mengetahui tingkat validitas suatu instrumen dapat digunakan koefisien korelasi dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson
dengan rumus sebagai berikut :
(Arikunto 2006:170) Keterangan :
: Koefisien Korelasi N : Jumlah responden
∑XY : Hasil kali x dan y setiap responden ∑X : Skor x total
∑Y : Skor y total
68
Kriteria yang digunakan untuk menafsirkan tinggi rendahnya validitas dari koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : Tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : Cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : Sangat Rendah
(Sumber Arikunto 2006:276) Setelah itu kemudian diuji tingkat signifikansinya dengan menggunakan
rumus:
(Riduwan, 2009:98) Keterangan :
t : nilai thitung
r : Koefisien korelasi hasil rhitung n : Jumlah responden
Nilai thitung kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf nyata
0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 kriterianya apabila thitung > ttabel berarti korelasi tersebut signifikan atau valid. Namun apabila thitung < ttabel maka korelasi
tersebut tidak signifikan atau tidak valid.
2. Uji Realibilitas
Selain uji validitas untuk mengukur ketepatan instrumen dalam penelitian
digunakan pula uji realibilitas. Uji relibilitas dilakukan agar mengetahui apakah instrumen penelitian cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
69
tiap butir tes penelitian ini menggunakan rumus Spearman Brown. Berikut ini adalah rumus uji realibilitas yang digunakan dalam penelitian ini.
(Arikunto 2006:180)
Keterangan :
: Reliabilitas instrumen
: rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belah Instrumen.
Kemudian hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan kriteria sebagai berikut:
Jika rhit > rtabel maka reliabel Jika rhit < rtabel maka tidak reliabel
3. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Setelah dilakukan uji validitas dan realibilitas selanjutnya instrumen di uji tingkat kesukarannya menurut Arifin (2009:266) ”perhitungan tingkat kesukaran
soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal”. Untuk
menguji tingkat kesukaran pada instrumen penelitian ini, peneliti menggunakan rumus tingkat kesukaran (TK) sebagai berikut :
(Arifin,2009:266) Keterangan :
70
nH : Jumlah kelompok atas
Adapun kriteria yang digunakan untuk menafsirkan tingkat kesukaran soal
adalah sebagai berikut:
Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah. Jika jumlah persentase 28% - 72% termasuk sedang.
Jika jumlah persentase 73% keatas termasuk sukar
(Arifin,2009:270)
4. Uji Daya Pembeda
Instrumen yang sudah di uji tingkat kesukarannya kemudian instrumen tersebut diuji daya pembedanya hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah
menguasai dan yang belum menguasai kompetensi. Hal ini senada dengan pendapat Arifin (2009:273) yang menyebutkan bahwa ”Perhitungan daya
pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang
belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu”. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal peneliti menggunakan rumus sebagai berikut :
(Arifin, 2009:273)
Keterangan :
71
WH : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas n : 27% x N
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut digunakan kriteria sebagai berikut :
0,40 and up : Very good items
0,30 – 0,39 : Reasonably good, but possibly subject to improvement. 0,20 – 0,29 : Marginal items, usually needing and being subject to improvement
Below – 0,19 : Poor items, to be rejected or improved by revision
(Arifin,2009:274)
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan proses mengolah data yang dilakukan setelah paneliti memiliki atau mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian. Setelah itu data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya di uji dengan tujuan untuk menjawab pertanyan penelitian dan menguji hipotesis penelitian. Pengujian data-data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu uji normalitas
dan uji hipotesis.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas sangat penting untuk diketahui hal ini berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dan dibantu oleh program pengolah data SPSS versi 20 untuk menguji normalitas pada
penelitian ini digunakan uji Chi Square. Adapun langkah-langkahnya adalah sebaga berikut:
a. Penskoran hasil tes
72
Uji normalitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh tersebar secara normal atau tidak serta untuk menentukan langkah
statistik yang akan dipakai untuk selanjutnya. H0 : data tidak berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi normal
Adapun kriteria yang digunakan dalam pengujian normalitas yaitu :
Jika X2hitung < X2tabel maka data berdistribusi normal. Namun apabila X2hitung >
X2tabel maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang dibuat oleh peneliti pada penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t menggunakan uji paired sample t test dengan syarat bahwa data yang digunakan berdistribusi
normal. Pengujian tersebut dilakukan karena penelitian ini mengkaji tentang perbandingan hasil belajar antara sebelum dan sesudah perlakuan (treatment).
Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menguji ketiga hipotesis dalam penelitian ini:
(Sugiyono 2012:250) Keterangan :
t : nilai t hitung : nilai rata-rata
73
Adapun langkah-langkahnya adalah sebaga berikut: a. Penskoran hasil tes
b. Menguji hipotesis dengan uji Paired Sampel t test
Pada teknisnya untuk perhitungan uji t ini peneliti menggunakan bantuan
software program komputer yaitu yaitu program SPSS versi 20. Hal ini dilakukan agar mempermudah peneliti dalam mengolah data dari hasil penelitian.Kriteria untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
Jika -ttabel < thitung < ttabel maka H0 diterima Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak
(Subana, dkk, 2005: 132)
Uji Paired sample t test sendiri dilakukan untuk menguji dua data yaitu pretes dan postes dari satu kelompok sebab desain penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah One time series pretest posttest design dimana
pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan satu kelompok sampel dengan waktu yang berulang-ulang.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang ditempuh dalam suau penelitian. Adapun prosedur penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini dibagi kedalam tiga tahap:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengobservasi sekolah yang akan dijadikan sebagai lokasi pelaksanaan
74
b. Studi literatur mengenai materi kelas V semester II yang akan diajarkan disekolah.
c. Menetapkan standar kompetensi, kompetensi dasar serta pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.
d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator materi-materi pembelajaran yang telah ditentukan.
e. Mempersiapkan media pembelajaran yaitu media animasi 3D model simulasi f. Membuat kisi-kisi instrumen
g. Membuat instrumen penelitian yang berbentuk tes objektif h. Membuat kunci jawaban
i. Melakukan uji coba instrumen penelitian diluar kelas sampel
j. Menganalisis item-item soal dengan cara menguji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya beda untuk mendapatkan instrumen penelitian yang baik
2. Tahap Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengambil sampel penelitian yang merupakan kelas yang sudah ada
b. Kelompok eksperimen diberikan pretes selanjutnya melakukan pembelajaran
dengan menggunakan media animasi 3D model simulasi, dan memberikan postes pada akhir pembelajaran kegiatan tersebut dilakukan berulang selama tiga kali pertemuan.
75
a) Pertemuan Pertama
1) Memberikan pretes pada kelompok eksperimen
2) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media animasi 3D model simulasi
3) Memberikan postes pada kelompok eksperimen b) Pertemuan Kedua
1) Memberikan pretes pada kelompok eksperimen
2) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media animasi 3D model simulasi
3) Memberikan postes pada kelompok eksperimen c) Pertemuan Ketiga
1) Memberikan pretes pada kelompok eksperimen
2) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media animasi 3D model simulasi
3) Memberikan postes pada kelompok eksperimen 3. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan tahapan dimana data yang telah dikumpulkan
sebelumnya kemudian diolah. Tahap pelaporan meliputi: a. Menganalisis dan mengolah data hasil penelitian
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektifitas penggunaan media animasi 3D model simulasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA di sekolah dasar maka dapat ditarik beberapa simpulan, yaitu:
1. Simpulan Umum
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang
efektifitas penggunaan media animasi 3D model simulasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar. Maka dapat ditarik
simpulan bahwa penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar.
Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat dari gain tes hasil belajar ketika sebelum dan setelah menggunakan media animasi 3D model simulasi dimana skor rata-rata postes lebih besar dibandingkan skor rata-rata pretes. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di
116
2. Simpulan Khusus
Dalam penelitian ini peneliti merumuskan tiga simpulan khusus yang
merupakan penjabaran dari simpulan umum dari hasil penelitian ini. berikut ini adalah penjabaran simpulan secara lebih khusus pada penelitian ini.
a. Penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil siswa belajar ranah kognitif aspek memahami (C2) pada mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar.
b. Penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek mengaplikasikan (C3) pada mata
pelajaran IPA di Sekolah Dasar.
c. Penggunaan media animasi 3D model simulasi efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek menganalisis (C4) pada mata pelajaran
IPA di Sekolah Dasar.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dirumuskan dalam simpulan diatas, maka peneliti mencoba untuk mengajukan saran dan rekomendasi sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Bagi kepala sekolah dalam hal ini sebagai pemberi keputusan, dengan adanya penlitian ini diharapkan dapat memberikan perhatian terhadap penggunaan
117
2. Guru
a. Penggunaan media animasi 3D model simulasi diharapkan dapat dipergunakan sebagai alternatif media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
serta membantu guru dalam menyampaikan materi yang sulit untuk dipahami oleh siswa. Khususnya materi pada mata pelajaran IPA.
b. Penggunaan media animasi 3D model simulasi dalam pembelajaran IPA
diharapkan dapat memberikan dampak yang positif dan motivasi kepada guru dalam mengembangkan kreativitas dalam menyusun dan merancang suatu
metode dan media dalam menunjang proses pembelajaran.
3. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Kemajuan teknologi informasi dan multimedia saat ini dirasakan sangat
penting dan merupakan suatu fenomena yang signifikan bagi kemajuan dunia pendidikan terutama dalam peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran. Peneliti
berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin ilmu Teknologi Pendidikan khususnya dalam pengembangan media
pembelajaran.
4. Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi
118
dengan penyajian yang lebih bervariasi pada mata pelajaran dan pokok bahasan
DAFTAR PUSTAKA
Adimulyo. (2002). Pengertian Animasi.[Online]. Tersedia: http//www.animatorforum.org .[10 Agustus 2012].
Agnew, P. W., Kellerman, A. S. & Meyer, M. J. (1996). Multimedia in the classroom. Boston: Allyn and Bacon
Ali, Muhammad. (2011). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa Arifin, Zaenal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineke Cipta.
Arsyad , Azhar.(2002).Media pengajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada ____________. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
____________. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada BSNP. (2006). Permendiknas RI No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Catrambone, R. & Seay, A.F. (2002). Using animation to help students learn computer algorithms. Human Factors, 44(i3), 495-512.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Departemen Pendidikan Nasional (2004) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
119
Furoidah, M. F. (2009).Pengaruh Penggunaan Media Animasi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi Kelas VII MTS Surya Buana Malang. [Online].Tersedia: http://karya-ilmiah.um.ac.id /index.php/TEP/article/view/4793 [12 Maret 2013]
Hida, A. S. (2011). Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Pokok Bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit. Skripsi S1 Pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hamalik, Oemar. (2003) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Hamalik, Oemar. (1994) Media Pendidikan. (Cetakan ke-7). Bandung: PT Citra
Aditya Bakti.
Hamalik, Oemar. (2002). Psikologi belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru. Heinich, R., et. al. (1996). Instructional Media and Technologies for Learning,
[Online] Tersedia: www.teknologi pendidikan.wordpress.com [14 Februari2013].
Iriani, R, dkk. (2009). “Penggunaan Animasi 3D Dalam Pembelajaran Struktur Atom”.Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan. 7, (11), 59-72.
Ismaniati Ch. (2001). Pengembangan program pembelajaran berbantuan komputer, Yogyakarta: FIP UNY
Josaphat, Fidelis. (2004). Blenderbookv01.pdf. [Online]. Tersedia: http://www.bookidoc.com/text- id/45a62b99h32i0#. [12 Maret 2013]
Kurniawan, D. (2007). “Andragogi dan Penggunaan Media Dalam Pelatihan”. Edutech Jurnal Teknologi Pendidikan. 1, (1),33-37.
Latuheru, Jhon D. (1988). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta Depdikbud DIKTI P2LPTK
McGraw, Ibiz Fernandez, (2002) Macromedia Flash Animation & Cartooning: A CreativeGuide. Hill/Osborn,California.
Miarso, Yusufhadi. (2005). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
120
Munir. (2012) Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Nuryadi, Abdul Rahman (2008). Penggunaan Multimedia Animasi Tiga DImensi Untuk meningkaatkan hasil belajar siswa pada materi pelajaran alat control system refrigrasi dan tata udara. Skripsi Sarjana FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan
Okirianti, K. E. (2011). Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia.[Online]. Tersedia:http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/11/peningkatan-mutu- pendidikan-di-indonesia/ [10 Agustus 2012]
Overbaugh, R. C, Schultz, L.(2010) Bloom Taxonomy. [Online]
Tersedia:http://ww2.odu.edu/educ/roverbau/Bloom/bloomstaxonomy.html [5 Februari 2013]
Prabowo, Andi. (2012) Filsafat Positivisme, Post Positivisme Dalam Pendidikan Indonesia. [Online] Tersedia: http://andiprab0w0.wordpress.com/author /andiprab0w0/.[15 Februari 2013]
Riduwan. (2009) Belajar Mudah Penelitian untuk Guru - Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Riyana, Cepi. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. Bandung: Program P3AI
Rizaldi, rifky. (2011) Multimedia Interaktif Terhadap Pendidikan (Pembelajaran Jarak Jauh).[Online] Tersedia: http://ngacapraak.blogspot.com/2011/06/ multimedia-interaktif- terhadap.html.[12 Februari 2013].
Rusman. (2009) Manajemen Kurikulum (Seri Manajemen Sekolah Bermutu). Bandung: Mulia Mandiri Pers.
Rusman. (2012) Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Sadiman, Rahardjo, Haryono, Rahardjito (1991) Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali
Sadiman, dkk. (2008). Media Pendidikan: Pengertian,Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
121
Setyosari, Punaji, Sihkabuden (2005). Media Pembelajaran. Malang : Elang Press Soewignjo, Santosa.(2005). Let’s Animate!. Nexx Media:Bandung
Subana, dkk. (2005). Statistik Pendidikan. Bandung: PustakaSetia.
Sudijono, A. (2001). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana, N. (1991). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiono, (2010) Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarso. (2009). Peranan Media Pembelajaran. [Online]
Tersedia:http://goeroendeso.wordpress.com/2009/02/07/peranan-media-pembelajaran/.[12 Maret 2013]
Suparman, M.A. (2001). Desain instruksional. Jalarta: Proyek Pengembangan Universitas Terbuka, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
Surachmad, Winarno. (1990) Dasar dan Teknik Research.Bandung: Tarsito
Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. (2008) Media Pembelajaran: Hakikat Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.
Utami, D. (2007) Animasi dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
http://www.slideshare.net./Edybioners/penggunaan-media-animasi-dalam- model-pembelajaran-langsung-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-biologi-siswa-kelas-viii3-smp-negeri-13-makasar.html.[10 Agustus 2012]