• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KURSUS KEWIRAUSAHAAN BERBASIS TI DALAM MEMPERSIAPKAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA DI YAYASAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT :Studi Kasus Model Pembelajaran Blended Learning pada Program Pendidikan Kursus Wirausaha Merakit Komputer di Yayasan P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KURSUS KEWIRAUSAHAAN BERBASIS TI DALAM MEMPERSIAPKAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA DI YAYASAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT :Studi Kasus Model Pembelajaran Blended Learning pada Program Pendidikan Kursus Wirausaha Merakit Komputer di Yayasan P"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

viii

LEMBAR PENGESAHAN ………... LEMBAR PERNYATAAN ………... ABSTRAK ……….. KATA PENGANTAR ………... UCAPAN TERIMAKASIH ……….. DAFTAR ISI ……….. DAFTAR TABEL ……….. DAFTAR GAMBAR ……….

i ii iii iv v viii xi xi

BAB I PENDAHULUAN ………..………

A.Latar Belakang Masalah ………...

B.Identifikasi Masalah ……….………

C.Rumusan dan Batasan Masalah ………...…….

D.Tujuan Penelitian ………..…...

E. Manfaat Penelitian ………...

F. Anggapan Dasar ………...………

G.Pertanyaan Penelitian ………...

H.Definisi Operasional ……….…………

I. Kerangka Pikir ………..……...

1 1 11 13 14 15 16 17 18 21

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………

A.Peranan Pendidikan Nonformal dalam Pendidikan Nasional ………..

1. Kedudukan Pendidikan Nonformal ……….……

2. Konsep Pendidikan Nonformal ………

3. Pendidikan Luar Sekolah Sebagai Alternatif ………..

4. Pendidikan Sepanjang Hayat Sebagai Landasan Pendidikan Nonformal …………

5. Kaitan Kursus Merakit Komputer Berbasis Teknologi Informasi dengan PNF...

B.Konsep Pembelajaran ………...

1. Konsep Belajar ……….

2. Konsep Pembelajaran ………..

3. Prinsip Belajar dan Pembelajaran ………

(2)

ix

2. Tujuan Kursus ……….

3. Penyelenggaraan Kursus ……….

4. Kaitan Kursus dengan Kemampuan Berwirausaha ………….………

D.Konsep Teknologi Informasi ……….………...

1. Pengertian Teknologi Informasi ………..

2. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan ……….

3. Pendekatan Implementasi Teknologi Informasi di Lembaga Pendidikan ………...

4. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran ………... 54 57 58 64 64 65 72 79

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ………..

A.Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian ………...

B.Pendekatan dan Metode Penelitian ………..

C.Teknik Pengumpulan Data ………...

1. Jenis Pengumpulan Data ……….

2. Teknik Sampel ……….

D.Langkah-langkah Penelitian ……….

E.Teknik Analisis Data ………

1. Tahapan Teknik Analisis Data ………

2. Desain Penelitian dan Batasan Analisis Penelitian ………. 85 85 86 88 88 90 93 95 95 98

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………

A.Gambaran Umum Yayasan Pengembangan Masyarakat – YPM Kab. Bandung ...

1. Sejarah singkat YPM ……….………..

2. Visi dan Misi YPM ……….……….

3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi YPM ……….……….

4. Struktur Organisasi YPM ………...…….

5. Sumber Daya Program Kursus YPM ……….……….

B.Deskripsi Hasil Penelitian ………

1. Perencanaan Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis TI ………

2. Pengorganisasian Pembelajaran Kursus Kewirausahaan TI ………...

(3)

x

Kewirausahaan Berbasis TI ……….

C.Pembahasan Hasil Penelitian ………...

1. Gambaran Perencanaan Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis

Teknologi Informasi ……...

2. Gambaran Pengorganisasian Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis

Teknologi Informasi ………....

3. Gambaran Pelaksanaan Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi

Informasi ……….

4. Gambaran Pengawasan Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi

Informasi ……….

5. Gambaran Faktor Pendukung dan Penghambat Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi Informasi ………

133 137 138 147 151 161 168

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...

A.Simpulan ...

1. Simpulan Perencanaan Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi

Informasi ………..

2. Simpulan Pengorganisasian Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis

Teknologi Informasi ………

3. Simpulan Pelaksanaan Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi

Informasi ……….

4. Simpulan Pengawasan Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi

Informasi ……….

5. Simpulan Faktor Pendukung dan Penghambat Kursus Kewirausahaan Berbasis

Teknologi Informasi ………

B. Rekomendasi ... 194 194 194 195 196 197 198 199

DAFTAR PUSTAKA ………. 202 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(4)

xi

DAFTAR TABEL Hal

1.1 Pemetaan Aktivitas Belajar Mengajar dengan TI ……… 5

2.1 Keterkaitan antara Komponen Life Skills dalam Pembelajaran Masyarakat pada Satuan dan Program PLS ………. 54

2.2 Ciri-Ciri Wirausaha ……….. 61

3.1 Kisi-kisi Penelitian ………... 91

4.1 Hubungan Penerapan Metode Pembelajaran Conventional Learning dengan Virtual Learning ………... 125

4.2 Aspek Penilaian dan Pengawasan Kursus Wirausaha ………. 133

4.3 Penerapan Evaluasi Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis TI dalam “Blended Learning” ………. 166

4.4 Analisis SWOT Pemetaan Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi Informasi ……… 171

4.5 Perbandingan Konventional Learning dan Virtual Learning (analisis peneliti) …. 192 DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR Hal 1.1 Model Penyelenggaraan E-Learning ……… 8

1.2 Kerangka Pikir Peneliti ……….... 24

2.1 Penjabaran UU No 20 Th.2003 ……… 27

2.2 Hubungan Fungsional Antara Komponen-Komponen PLS ……… 37

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Proses Belajar Mengajar ……… 52

2.4 Tujuan Pendidikan, Kursus dan Latihan ……….. 54

2.5 Kebutuhan Sistem, Kebutuhan Pendidikan dan Kebutuhan Ekonomis …………... 71

2.6 Pendekatan Implementasi Teknologi Informasi di Lembaga Pendidikan ... 74

3.1 Komponen dalam Analisis Data ……….. 95

3.2 Alur dan Langkah Penelitian ………... 98

(5)

xii

Learning” ……… 108

4.3 Prinsip Perencanaan Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis TI …………. 116

4.4 Alur Kinerja Pengorganisasian Kursus Sesuai dengan Tugas dan Fungsi ……….. 117

4.5 Model Perencanaan Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis TI

(berdasarkan analisis peneliti) ……….. 138

4.6 Tahapan Implementasi Visi dan Misi Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi

Informasi Berdasarkan Pandangan Peneliti (Munir dan Sagala) ………. 140

4.7 Peta Konsep Design Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi

Informasi ……….. 145

4.8 Model Pengorganisasian Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis TI

(berdasarkan analisis peneliti) ……….. 148

4.9 Model Pelaksanaan Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis TI

(berdasarkan analisis peneliti) ………. 151

4.10 Pandangan Peneliti Tentang Tujuan Pembelajaran Kursus ………. 156

4.11 Model Pengawasan Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis TI ………….. 161

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian terpenting dan integral dari pembangunan

nasional yang memiliki nilai dan kekuatan strategis dalam pembangunan sumber

daya manusia baik melalui pendidikan formal atau yang lebih dikenal dengan

pendidikan persekolahan maupun pendidikan nonformal atau yang lebih dikenal

dengan pendidikan luar sekolah (PLS).

Dalam kenyataannya, penyelenggaraan pendidikan luar sekolah di

Indonesia tidak hanya dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional melainkan

juga oleh departemen lain bahkan diselenggarakan pula oleh lembaga-lembaga

ataupun organisasi kemasyarakatan. Adapun yang dimaksud dengan pendidikan

luar sekolah menurut Coombs (Sudjana, 2004: 22) sebagai berikut:

“Pendidikan luar sekolah (PLS) adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya”.

Seiring dengan perkembangan zaman dan waktu, peranan pendidikan luar

sekolah berubah cepat. Dewasa ini, masyarakat sudah menyadari betapa

pentingnya peranan pendidikan luar sekolah untuk proses pengaplikasian

kecakapan hidup. Apabila dibandingkan dengan pendidikan formal yang

menyediakan waktu terbatas untuk proses belajar peserta didik, waktu belajar

dalam pendidikan nonformal adalah seluruh waktu hidup manusia, artinya waktu

(7)

pesat. Era globalisasi yang berlangsung saat ini mampu merubah

hubungan-hubungan perorangan dalam ruang yang tanpa sekat dan waktu yang tidak terbatas

sehingga peranan pendidikan sepanjang hayat diperlukan oleh siapapun dengan

tujuan untuk tetap menguasai nasib sendiri, bertahan hidup, dan meningkatkan

kehidupan.

Pendidikan luar sekolah memiliki keterkaitan dengan pendidikan

sepanjang hayat karena keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mampu

mempertahankan hidup dan meningkatkan kualitas hidup. Dalam kaitannya

dengan kehidupan, pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai wahana untuk

bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan seseorang di dalam ruang lingkup

pembelajaran.

Perkembangan pembelajaran yang dari waktu ke waktu semakin pesat

tentu saja memerlukan berbagai terobosan baru seperti pendekatan dan inovasi

pembelajaran yang mampu menjadi media pengetahuan bagi peserta didik yang

diluncurkan baik secara regional maupun global.

Ayi OLim mengatakan dalam tulisannya yang berjudul “The China Paper,

2004” (dalam http//: ayiolim.wordpress.com) mengenai penetapan inovasi

pembelajaran harus disesuaikan dengan pertimbangan pendekatan dalam

pembelajaran seperti kekuatan intelektual dan imajinatif, pemahaman dan

pembuatan, keterampilan komunikasi, keterampilan kerja sama, keterampilan

pemecahan masalah, perluasan perspektif pada disiplin keahlian, dan pendekatan

(8)

Beberapa pertimbangan tersebut memberikan gambaran bahwa tuntutan

dunia informasi dan perubahan zaman perlu diiringi dengan kemampuan

intelektualitas yang tinggi dengan disertai inisiatif dan kreativitas yang tinggi.

Selain itu, Kong Fu Tsu (The China Paper, 2004) dalam http//:

ayiolim.wordpress.com menyatakan sebuah peribahasa yakni bukan berikan ikan

tapi berikan pancing. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa adanya inovasi

pendidikan ditandai dengan hal-hal berikut:

“Memetakan konsep, perubahan konsep, pemecahan masalah, pembelajaran berbasis masalah, studi kasus, pemecahan isu-isu sosial, lokakarya, mengajar bantuan teknis, pembelajaran berbasis perpustakaan, pembelajaran berbasis web, dan pemodelan menggunakan komputer”.

Dewasa ini, inovasi pembelajaran masih sulit untuk direalisasikan karena

ketidaksiapan peserta didik dalam menerima inovasi tersebut.

Ayi Olim (di http//: ayiolim.wordpress.com) menjelaskan bahwa kesulitan

inovasi pembelajaran disebabkan oleh beberapa hal di antaranya: pertama

kesulitan untuk merubah pola pikir praktisi mengenai kebiasaan yang dilakukan

keseharian terutama dari pembelajaran transmisi menjadi pembelajaran yang

inovatif serta kebiasaan sebagaian besar masyarakat dalam melakukan

pembelajaran transmisi. Kedua, resistensi dari kelompok warga belajar yang telah

terbiasa melakukan pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran yang lebih

canggih karena dianggap memberatkan. Ketiga, daya dukung lingkungan yang

kurang kondusif untuk melakukan pembelajaran yang inovatif. Keempat, bagi

(9)

yang dimaksud dengan belajar adalah belajar menghapal dan bukan

mengaplikasikan konsep dalam kenyataan.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi

pembelajaran berbasis web dan pemodelan dengan menggunakan komputer

merupakan salah satu contoh inovasi pendidikan. Pemanfaatan teknologi

informasi merupakan langkah objektif pendidikan dalam melayani kebutuhan

masyarakat tanpa terbatas ruang dan waktu, di mana, serta kapanpun masyarakat

dapat mengakses bentuk pembelajaran. Teknologi informasi mulai diterapkan

dalam pendidikan karena adanya pandangan bahwa science dapat meningkatkan

kualitas hidup manusia.

Salah satu pemanfaatan teknologi informasi adalah kemampuan

masyarakat menggunakan internet. Grafik pertumbuhan pengguna Internet di

Indonesia pada tahun 2006-2010 versi IDC, P.T. Telkom, dan Nokia Siemens

Network dalam http://www.sharingvision.blz/2011/02/07/

grafik-eksponensial-survei-pengguna-internet-indonesia-2006-2010/, jumlah pengguna internet pada

tahun 2006 mencapai 20 juta, kemudian bertambah menjadi 25 juta (2007), 31

juta (2008), 40,4 juta (2009), hingga 48,7 juta pada akhir tahun 2010 lalu. Angka

ini sejalan dengan posisi pengguna facebook dan twitter di Indonesia yang sangat

banyak. Dengan rata-rata pertumbuhan pengguna 5,7 juta orang selama lima tahun

terakhir, grafik ini diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini menandakan bahwa

adanya peluang pemanfaatan internet atau teknologi informasi dengan tujuan

untuk mempermudah informasi dan komunikasi sekaligus sebagai industri kreatif

(10)

masyarakat. Selain itu, data tersebut menandakan pula bahwa kemampuan

masyarakat Indonesia terhadap teknologi informasi (internet) telah mencapai

tahap peningkatan teknologi (technology literatcy).

Teknologi pendidikan memegang peran yang penting terutama setelah

diberlakukannya kurikulum satuan pendidikan yang memuat teknologi informasi

dan komunikasi (TIK) sebagai salah satu mata pelajaran, yakni komputer menjadi

bagian integral di dalamnya. Hal tersebut mampu memotivasi pengajar untuk

memanfaatkan penggunaan komputer seoptimal mungkin dalam bidang

pendidikan.

Teknologi informasi yang diterapkan di sektor pendidikan telah menggeser

pendidikan konvensional (klasikal) yang hanya mengandalkan kehadiran guru dan

murid pada tempat dan waktu yang sama. Teknologi informasi telah berkembang

saat ini, menjadi pendekatan pembelajaran yang modern dan hampir seluruh

aktivitas pembelajaran dapat diwakilkan oleh teknologi informasi. Berikut ini

pemetaaan aktivitas belajar-mengajar dengan teknologi informasi.

Tabel 1.1

Pemetaan Aktivitas Belajar-Mengajar dengan TI

Aktivitas Teknologi Offline Teknologi Online

Tatap Muka 1. Textbook (PDF, GhostView) 2. Presentasi(power point+

Audio, lotus screencam) 3. Video (MPEG, MOV, AVI,

streaming)

4. Animasi, simulasi, tutorial (flash, director)

5. Gabungan kombinasi dari semua media

1. Teleconferencing

(Audio+Videoconferencin g)

2. Televisi/Radio

3. Streaming video/audio

Diskusi 1. Mailing list 2. Newsgroup

1.Chatting (IRC, ICQ, messenger)

(11)

Aktivitas Teknologi Offline Teknologi Online

Konsultasi 1. E-mail 2. Newsgroup

1. Chatting (IRC, ICQ, messenger)

2. Audio/Videoconferenc ing

Tugas 1. E-mail

2. Situs Web

1. Audio/videoconferenci ng (lisan)

Ujian 1. E-mail

2. Formulir Ujian + Bank Soal

1. Audio/videoconferenci ng (lisan)

Sumber: www.jugaguru.com/article/all/tahun/2006/bulan/10/tanggal/05/id/176

Peranan pendidikan luar sekolah yang fleksibel harus mampu mengikuti

perkembangan zaman dan dituntut untuk selalu inovatif dalam mengembangkan

kurikulum pembelajaran. Desain kurikulum pendidikan konvensional dengan pola

tatap muka mulai bergeser dengan desain kurikulum online yang tidak hanya tatap

muka, tetapi juga lebih kepada strategi pengembangan sistem pembelajaran

berbasis internet.

Dewasa ini, strategi pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet

telah banyak dikenal oleh masyarakat di antaranya web course, web centric

course, dan web enhanced course. Sihabudin (2009: 99) menjelaskan bahwa

strategi pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet sebagai berikut:

(1) Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, peserta

didik dan pengajar terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh

bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan

pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata

lain, model ini menggunakan sistem jarak jauh.

(2) Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara

(12)

disampaikan melalui internet dan sebagian lagi melalui tatap muka.

Fungsinya saling melengkapi.

(3) Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang

peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet

adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dan

pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan

narasumber lain. Oleh karena itu, peran pengajar dituntut untuk menguasai

teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan

menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan

materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan

komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan”.

Dalam pembelajaran web centric course, tutor memberikan petunjuk pada

warga belajar untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah

dibuatnya. Warga belajar juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari

situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih

banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet

tersebut. Impelementasinya, elearning yang dikembangkan dan diadopsi ke

dalam pendidikan konvensional atau model konvensional diadopsi ke dalam

model elearning dengan sistem Blended Learning (campuran antara online

source dan tatap muka) bertujuan untuk memperluas kesempatan belajar dan

(13)

Sumber: Muhammad

Penerapan ku

dilakukan di dalam sa

kursus yang menyele

yang diuraikan di dala

“Kursus dan pela bekal pengetahuan, mengembangkan diri, melanjutkan pendidik

Adapun tekn

mempermudah dalam

informasi, menyimpa

Lucas (2002) dalam M

“Teknologi informa memproses dan meng komputer mainframe perangkat lunak lemb merupakan contoh tek

Everett M. Ro

teknologi informasi m

Gambar 1.1

Model Penyelenggaraan E-Learning

ad Adri (2008)

kurikulum dengan memanfaatkan teknologi i

satuan pendidikan luar sekolah, salah satunya

elenggarakan beberapa program kursus di ma

alam undang-undang No. 20 tahun 2003 bahwa

elatihan diselenggarakan bagi masyarakat yan n, keterampilan, kecakapan hidup, dan iri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha m

ikan ke jenjang yang lebih tinggi”.

nologi informasi sendiri dijadikan sebag

lam proses pembelajaran kursus, dalam

pan, dan menganalisis informasi seperti yang

Munir (9: 2010)

masi adalah segala bentuk teknologi yang d ngirimkan informasi dalam bentuk elektronis, me, pembaca barcode, perangkat lunak pemp

bar kerja (worksheet) dan peralatan komunika teknologi informasi”

Rogers (1986) dalam Munir (9: 2010) mengem

i merupakan perangkat keras yang bersifat or

i informasi dapat

nya yaitu lembaga

masyarakat seperti

wa

yang memerlukan an sikap untuk mandiri dan/atau

bagai alat untuk

menyampaikan

ng diuraikan oleh

diterapkan untuk s, mikrokomputer, mproses transaksi, ikasi serta jaringan

gemukakan bahwa

(14)

meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan,

memproses, dan saling mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak

lain.

Salah satu penerapan teknologi informasi sebagai kurikulum yang

terintegrasi ke dalam pembelajaran pendidikan luar sekolah telah dilakukan oleh

Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) yang beralamat di Jl. Raya

Pangalengan No. 438 Banjaran kabupaten Bandung. Yayasan tersebut telah

menyelenggarakan program kursus kewirausahaan merakit komputer dengan

mengintegrasikan teknologi Informasi ke dalam pengembangan kurikulum dan

pembelajaran tatap muka (konvensional). Kursus ini bertujuan untuk memberikan

pengetahuan dan keterampilan agar warga belajar mempunyai kecakapan dan

keahlian di bidang merakit komputer secara profesional sebagai bekal bagi

kehidupan di masa yang akan datang.

Pengelolaan pembelajaran berbasis teknologi informasi (TI) yang

diterapkan di Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) adalah dengan

menggunakan aplikasi moodle (modular object-oriented dynamic learning

environment) dalam mendukung pembelajaran e-learning. Dengan asumsi sebagai

berikut:

1. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (instruktur, gedung,

laboratorium, buku dll.),

2. Menghemat waktu dalam proses belajar-mengajar,

(15)

4. Menjangkau wilayah yang lebih luas selama wilayah tersebut terhubung

dengan internet, dan

5. Melatih warga belajar agar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu

pengetahuan.

Penggunaan aplikasi (program software) moodle ini dianggap lebih

populer dan memiliki fitur yang lengkap. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya

pengguna moodle sebanyak 51.960 situs yang tercatat pada bulan juli 2010

(http://www.moodle.org/stats/) dengan pertumbuhan komunitasnya mencapai

ratusan ribu user.

Moodle merupakan course management system (CMS) yang juga dikenal

sebagai learning management system (LMS) atau virtual learning environment

(VLE). Learning management system (LMS) atau virtual learning environment

(VLE) adalah paket perangkat lunak yang diproduksi untuk kegiatan belajar

berbasis web atau internet. Moodle merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan

mekanisme belajar-mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi dan lebih

dikenal dengan nama e-learning.

Moodle memiliki beraneka ragam fitur, di antaranya lebih dari 80 bahasa

dari 195 negara termasuk bahasa Indonesia, tersedianya management situs

keseluruhan, tersedianya manajemen user, manajemen mata latih/bahan ajar,

tersedianya plug in atau modul tambahan yang dapat digunakan seperti chat,

poling, forum, jurnal, kuis, dll.

Moodle dapat digunakan secara bebas sebagai produk open source di

(16)

moodle tetap memberikan kebabasan bagi siapa saja untuk meng-copy,

menggunakan dan atau memodifikasinya.

Upaya ini merupakan modal dasar pembangunan sebagai suatu lembaga

yang menyelenggarakan kegiatan belajar pendidikan luar sekolah khususnya yang

berkaitan dengan SDM (sumber daya manusia). Kursus merakit komputer tidak

hanya berorientasi pada pemberian pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga

berorientasi pada kemandirian wirausaha sebagai hasil belajar sehingga mereka

dapat berusaha sendiri untuk membuka lapangan kerja sendiri atau mampu

berwirausaha dan mengembangkan kepada orang lain yang pada akhirnya dapat

meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup baik bagi dirinya, keluarga, maupun

masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut, jelaslah bahwa teknologi informasi mampu

diintegrasikan ke dalam kurikulum kursus. Pengintegrasian ini dapat

menghasilkan proses pembelajaran dua arah baik secara langsung maupun tidak

langsung tanpa menghilangkan makna tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,

Peneliti merasa tertarik untuk mengkaji pengelolaan pembelajaran kursus

kewirausahaan berbasis teknologi informasi di Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) kabupaten Bandung.

B. Identifikasi Masalah

Dengan internet, tutor dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan

langsung dengan subyek (peserta didik). Demikian pula, peserta didik dapat

(17)

sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau

internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut

"cyber teaching" atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan

dengan menggunakan internet. Istilah lain yang populer saat ini ialah e-learning,

yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi

dan informasi khususnya internet.

Di sisi lain, penyelenggaraan pembelajaran kursus kewirausahaan masih

mengalami beberapa kendala, salah satunya adalah keterbatasan akses informasi

kegiatan belajar-mengajar (KBM). Warga belajar atau peserta didik mengalami

kesulitan untuk memperoleh informasi mata latih tertentu, uji evaluasi mata latih,

dan akses informasi atau pertemuan tatap muka karena disebabkan keterbatasan

warga belajar, di antaranya:

1. pendidikan kursus memerlukan pendekatan lain, tidak hanya mengarah pada

tatap muka,

2. jumlah warga belajar yang menyebar di setiap daerahnya,

3. keterbatasan warga belajar membeli buku-buku untuk mata latih tertentu,

4. banyaknya warga belajar karyawan (sedang bekerja) sehingga kesulitan untuk

membagi waktu belajar konvensional (class room),

5. tenaga ahli merakit komputer (produksi, upgrade) masih sedikit sehingga

menjadi peluang untuk berwirausaha di bidang komputer (PC),

6. struktur dan tenaga pengelola setiap lemabaga kursus berbasis teknologi

(18)

7. sulitnya komunikasi dengan tutor karena proses belajar-mengajar hanya

dilakukan satu kali dalam satu minggu dengan jumlah jam pelajaran/mata

latih yang terbatas,

8. kesulitan warga belajar untuk melakukan bimbingan atau bertemu dengan

tutor jika tutor tidak hadir disebabkan kecenderungan proses belajar-mengajar

dilakukan hanya melalui tatap muka,

9. pendekatan teknologi sebagai media belajar dapat mempermudah kegiatan

belajar-mengajar yang belum optimal,

10. kegiatan belajar mandiri dirasa masih kurang dan tidak terkontrol,

11. pendidikan kursus belum sepenuhnya meningkatkan kemampuan

berwirausaha yang disebabkan layanan akses yang kurang memadai.

C. Rumusan dan Batasan Masalah

Agar Penelitian tidak terlalu meluas, Peneliti merumuskan masalah dalam

bentuk pertanyaan, yaitu “bagaimana perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengawasan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis

teknologi informasi (blended learning) dalam mempersiapkan kemampuan

berwirausaha, serta faktor pendukung dan penghambat pembelajaran kursus

kewirausahaan berbasis TI yang dilaksanakan oleh Yayasan Pengembangan

Masyarakat (YPM) kabupaten Bandung”?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, Peneliti membatasi penelitian ini

(19)

mengungkap faktor-faktor penghambat dan pendukung pembelajaran kursus

berbasis TI dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha.

D. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

tentang pengelolaan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis teknologi

informasi di Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) kabupaten Bandung.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis

teknologi informasi dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha di

Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) kabupaten Bandung.

2. Mendeskripsikan pengorganisasian pembelajaran kursus kewirausahaan

berbasis teknologi informasi dalam mempersiapkan kemampuan

berwirausaha di Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) kabupaten

Bandung.

3. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis

teknologi informasi dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha di

Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) kabupaten Bandung.

4. Mendeskripsikan pengawasan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis

teknologi informasi dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha di

Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) kabupaten Bandung.

5. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat

(20)

kemampuan berwirausaha di Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM)

kabupaten Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Beberapa tahun belakangan ini, teknologi informasi berkembang dengan

begitu pesat sehingga hal tersebut dapat merubah paradigma masyarakat dalam

mencari dan mendapatkan informasi. Informasi yang didapat tidak hanya dari

surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga dari sumber‐sumber informasi

lain, salah satunya melalui jaringan internet. Selanjutnya, penelitian ini

diharapkan bermanfaat untuk:

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

pengembangan teori ilmu pendidikan terutama tentang penyelenggaraan dan

pengelolaan pembelajaran kursus kewirausahaan, dan dapat memberikan

sumbangan terhadap konsep pengelolaan pembelajaran kursus berbasis teknologi

informasi sebagai bahan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi pengelolaan

suatu pembelajaran kursus kewirausahaan.

2. Secara praktis

a. Sebagai bahan kajian instansi dan lembaga terkait yang berfungsi untuk

mengelola berbagai kegiatan pendidikan kursus.

b. Sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pendidikan dan program

(21)

Indonesia serta memperkaya dan menunjang konsep pembelajaran dalam

Pendidikan Luar Sekolah.

c. Sebagai pengalaman praktis bagi Peneliti dalam mengaplikasikan konsep

dan teori yang diperoleh selama perkuliahan pada program studi

Pendidikan Luar Sekolah UPI.

F. Anggapan Dasar

1. Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Sagala (2010: 62), pembelajaran

adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk

membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar.

2. Menurut Sagala (2010: 64), pembelajaran adalah setiap kegiatan yang

dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu

kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis

melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan

belajar-mengajar.

3. Menurut Terry dalam Sagala (2010:140), fungsi manajemen dalam

pembelajaran merupakan fungsi yang khas terdiri atas tindakan–tindakan

perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan yang

dilaksanakan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber daya lain.

4. Undang-undang No. 20 tahun 2003 bahwa kursus dan pelatihan

(22)

keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,

mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri dan/atau melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

5. Pembelajaran jarak jauh merupakan pendidikan yang berlangsung sepanjang

hayat yang berorientasi pada kepentingan, kondisi, dan karakteristik

pembelajan, Munir (2010: 11).

6. Melalui teknologi informasi dan komunikasi, ada suatu peningkatan

keterhubungan orang dalam bidang pendidikan. Lingkungan pendidikan

global dipandang dalam beberapa hal untuk menjadi jawaban terhadap

kemiskinan dan permasalahan lain melalui meningkatnya peluang belajar

yang terdistribusi, Munir (2009:4).

7. Teknologi dianggap sebagai suatu disiplin ilmu yang seharusnya dikuasai

oleh pembelajar sebagai bekal dalam proses pembelajaran dan kehidupannya.

Untuk itu, pengajar dapat mengintegrasikan teknologi dalam perencanaan,

pelaksanaan, pengembangan, dan evaluasi pembelajaran, Munir (2009:3).

G. Pertanyaan Penelitian

Untuk memberikan arahan dalam penelitian ini, Peneliti mengajukan

pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis

teknologi informasi dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha di

(23)

2. Bagaimana mengorganisir pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis

teknologi informasi dalam memersiapkan kemampuan berwirausaha di

Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) kabupaten Bandung?

3. Bagaimana melaksanakan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis

teknologi informasi dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha di

Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) kabupaten Bandung?

4. Bagaimana mengawasi pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis

teknologi informasi dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha di

Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) kabupaten Bandung?

5. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pembelajaran

kursus kewirausahaan berbasis teknologi informasi dalam mempersiapkan

kemampuan berwirausaha di Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM)

kabupaten Bandung?

H. Definisi Operasional 1. Pengelolaan

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”. Di dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengelolaan berarti

penyelenggaraan sedangkan menurut Sudjana (2000:1) pengelolaan didefinisikan

sebagai berikut: “management as working together with or through people,

individual or groups, to accomplish organizational goal” jika diartikan ke dalam

bahasa Indonesia, manajemen adalah kegiatan bekerjasama atau melalui orang

(24)

Adapun yang dimaksud dalam pengelolaan ini adalah upaya sistematis

yang dilakukan pengelola dan tutor, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

pengorganisasian hingga tahap pengawasan untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang diharapkan.

2. Pembelajaran

Menurut Corey dalam Sagala (2010: 61), pembelajaran adalah suatu

proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi

khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran

merupakan subset khusus pendidikan.

Adapun yang dimaksud pembelajaran dalam penelitian ini adalah interaksi

edukasi yang dilakukan tutor atau pengelola kursus dengan warga belajar

sehingga terjadi proses komunikasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Kursus

Soemardi dalam Srimulyani (2003: 25) mengemukakan bahwa kursus

merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar pendidikan

formal dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam

bidang tertentu. Konsep kursus dalam penelitian ini lebih menekankan pada aspek

pemilihan pengetahuan dan keterampilan hanya dalam bidang tertentu, misalnya

kursus budidaya jamur, kursus tata rias rambut, kursus merakit komputer dll.

4. Kewirausahaan

Kamil (2010: 120) mengemukakan bahwa kewirausahaan adalah kegiatan

(25)

sebagai hasil pelatihan yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari yang

berguna sebagai penopang kehidupan keluarga.

Adapun kewirausahaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya

untuk mempersiapkan (merencanakan) jiwa usaha peserta kursus yang

diselenggarakan oleh lembaga kursus.

5. Teknologi Informasi

Menurut Atler, Martin, dan Lucas (dalam Munir 2010: 8) teknologi

informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan

satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan,

menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data.

Teknologi informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perangkat

software dan hardware yang mampu mendukung proses pembelajaran kursus

sehingga terjadi interaksi edukatif antara tutor dan warga belajar melalui media

elektronik.

6. Kemampuan Berwirausaha

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 49), kemampuan adalah

kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. Menurut Meredith dalam Suharyadi

(2007: 6) mengemukakan bahwa wirausaha adalah orang yang mampu

mengantisipasi peluang usaha, mengelola sumber daya untuk mendapatkan

keuntungan dan bertindak dengan tepat menuju sukses.

Kemampuan berwirausaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

(26)

kegiatan usaha di bidang merakit komputer setelah mereka selesai mengikuti

kursus di Yayasan Pengembangan Masyarakat.

I. Kerangka Pikir

Penerapan model pembelajaran yang dilakukan oleh Yayasan

Pengembangan Masyarakat (YPM) adalah web centric course, yakni penggunaan

internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional).

Sebagian materi disampaikan melalui internet dan sebagian lagi melalui tatap

muka, fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini, tutor memberikan petunjuk

pada warga belajar untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah

dibuatnya, warga belajar juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari

situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, warga belajar dan tutor lebih banyak

berdiskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.

Pembelajaran virtual learning yang diterapkan dengan menggunakan

aplikasi moodle adalah sebuah nama untuk

sebuah program aplikasi yang dapat merubah sebuah media pembelajaran

ke dalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan warga belajar untuk masuk ke

dalam ruang kelas digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran dengan

menggunakan moodle sehingga warga belajara dapat membuat materi

pembelajaran, kuis, jurnal elektronik, dan lain-lain. Moodle itu sendiri adalah

singkatan dari modular object oriented dynamic learning environment.

Dengan konsep ini, sistem pembelajaran tidak akan terbatas ruang dan

(27)

Begitu juga, seorang warga belajar dapat mengikuti pembelajaran dari mana saja

bahkan proses kegiatan tes ataupun kuis dapat dilakukan dengan jarak jauh.

Seorang tutor dapat membuat materi soal ujian secara online dengan sangat

mudah. Selain itu, pelaksanaan ujian atau kuis juga dapat dilakukan secara online

sehingga tidak membutuhkan kehadiran peserta ujian dalam suatu tempat. Peserta

ujian dapat mengikuti ujian di rumah, kantor, warnet bahkan di saat perjalanan

dengan membawa laptop yang sudah terkoneksi dengan internet.

Berbagai bentuk materi pembelajaran dapat dimasukkan dalam aplikasi

moodle ini dan berbagai sumber dapat ditempelkan sebagai materi pembelajaran.

Naskah tulisan yang ditulis dari aplikasi pengolah kata microsoft word, materi

presentasi yang berasal dari microsoft power point, animasi flash dan materi

dalam format audio dan video dapat ditempelkan sebagai materi pembelajaran.

Beberapa aktivitas pembelajaran yang didukung oleh moodle adalah (1)

assignment, fasilitas ini digunakan untuk memberikan penugasan kepada peserta

pembelajaran secara online. Peserta pembelajaran dapat mengakses materi tugas

dan mengumpulkan hasil tugas mereka dengan mengirimkan file hasil pekerjaan

mereka, (2) chat, fasilitas ini digunakan untuk melakukan proses chatting

(percakapan online), pengajar dan peserta pembelajaran dapat melakukan dialog

teks secara online, (3) forum, sebuah forum diskusi secara online dapat diciptakan

dalam membahas suatu materi pembelajaran. Antara pengajar dan peserta

pembelajaran dapat membahas topik-topik belajar dalam suatu forum diskusi, (4)

kuis, dengan fasilitas ini memungkinkan untuk dilakukan ujian ataupun tes secara

(28)

Fokus permasalahan penelitian yang dirancang didasarkan pada grand

design pengelolaan pembelajaran, yakni dalam menerapkan fungsi-fungsi

manajemen pembelajaran sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis teknologi

informasi (internet) dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha.

2. Pengorganisasian pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis teknologi

informasi (internet) dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha.

3. Pelaksanaan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis teknologi informasi

(internet) dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha.

4. Pengawasan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis teknologi informasi

(internet) dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha.

5. Apa saja faktor pendukung dan penghambat serta langkah-langkah yang

diambil pengelola untuk mengatasi hambatan pembelajaran kursus

kewirausahaan berbasis teknologi informasi yang dilaksanakan oleh Yayasan

(29)

Sumber: Kerangka Pikir Peneliti, 2011 Input

pembelajaran

1. Visi dan Misi YPM

2. Warga belajar 3. Tutor

4. Pengelola 5. Materi/kurikulum 6. Media

7. Kondisi

lingkungan WB Pengawasa Pemnelajara

Fungsi Manajemen Pembelajaran

Proses Pembelajaran

Web Centric Course

(30)

85

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian

Objek Penelitian merupakan komponen utama yang memiliki kedudukan

penting dalam suatu Penelitian karena di dalam objek Penelitian ini terdapat

variabel-variabel yang menjadi kajian untuk diteliti.

Program kursus dilaksanakan oleh yayasan Pengembangan Masyarakat

(YPM) yang berlokasi di Jl. Raya Pangalengan No. 438 Banjaran kabupaten

Bandung. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di Lab. Site. Adapun mitra kerja

YPM adalah rumah belajar masyarakat yang berlokasi di Jl. Dayeuhkolot Km. 365

desa Citeurep kec. Dayeuhkolot kabupaten Bandung. Lokasi Penelitian tersebut

merupakan tempat belajar atau kursus warga belajar secara conventional sekaligus

lokasi operator dan tutor dalam mengupdate pembelajaran berbasis TI (server

virtual learning).

Dalam Penelitian ini, subjek yang akan diteliti terdiri atas tiga bagian.

Pertama sebagai “sumber informasi” adalah penyelenggara atau pengelola yang

dapat memberikan informasi dan data tentang dirinya serta bagaimana

pengalamannya yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran kursus

kewirausahaan berbasis teknologi informasi dan peranannya dalam proses

pengelolaan pembelajaran. Kedua, “sumber informan” adalah tutor dan warga

(31)

sekaligus sebagai trianggulasi untuk menjamin akurasi data.

Subjek Penelitian memiliki karakteristik untuk dikaji berdasarkan metode

Penelitian yang digunakan, di antaranya penyelenggara, tutor, dan warga belajar.

Penyelenggara merupakan pihak pengelola program pembelajaran yang memiliki

kewenangan dalam mengadministrasikan proses pembelajaran, mengawasi proses

pembelajaran, mengembangkan model program pembelajaran, dan memiliki

kewenangan yang paling tinggi di dalam pengelolaan program pembelajaran.

Tutor merupakan tenaga pendidik yang bertugas memberikan pengajaran kepada

warga belajar melalui proses (interaksi edukasi) dengan berbagai metode,

pendekatan, dan strategi pembelajaran serta berbagai media yang mendukung

proses pembelajaran terutama dalam proses pembelajaran berbasis teknologi

informasi (virtual learning) dan proses pembelajaran tatap muka (conventional

learning) sehingga tutor memiliki kemampuan untuk mengoprasikan komputer

terutama internet. Warga belajar merupakan peserta didik atau sasaran dalam

proses pendidikan untuk dibina, di didik, dan dibimbing melalui interaksi edukatif

dengan model pembelajaran web centric course atau “blended learning system”

(penggabungan pembelajaran tatap muka dengan berbasis internet).

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Hakikat Penelitian dipandang sebagai upaya menjawab permasalahan

secara sistematik dengan metode-metode tertentu melalui pengumpulan data

empiris mengolah dan mencari kesimpulan atas jawaban masalah tersebut. Untuk

(32)

yang muncul dalam Penelitian.

Dalam pelaksanaanya, Penelitian ini berfokus pada gambaran pengelolaan

pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis TI dengan mendeskripsikan

faktor-faktor pendukung dan penghambat serta mendeskripsikan solusi atas penanganan

berbagai hambatan tersebut.

Pendekatan yang digunakan dalam Penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif dengan metode studi kasus. Pendekatan kualitatif dalam Penelitian ini

digunakan untuk mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi

dengan mereka, memahami bahasa ,dan tafsiran mereka tentang aktivitas yang

ditekuninya.

Pendekatan kualitatif dianggap sesuai dalam Penelitian ini dengan alasan

sebagai berikut: 1) lebih mudah berhadapan dengan kenyataan, 2) menyajikan

secara langsung hakikat hubungan antara Peneliti dan responden, lebih peka dan

lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama

terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Lexy J.Moleong, 1993:5)

Dalam Penelitian ini, Peneliti memperhatikan fenomena-fenomena yang

terjadi di lapangan, kemudian ditafsirkan dan diberi makna sesuai tujuan

penelitian yakni mendeskripsikan tentang pengelolaan pembelajaran kursus

kewirausahaan berbasis teknologi informasi dan faktor penghambat serta solusi

dalam memecahkan hambatan tersebut. Upaya mengungkap data dalam penelitian

ini dilakukan dengan penelusuran dan mencari informasi kepada pengelola atau

(33)

dicapai melalui penelitian. Adapun penelitian yang Peneliti lakukan bertujuan

untuk memperoleh data mengenai studi pengelolaan pembelajaran kursus

kewirausahaan berbasis teknologi informasi di yayasan Pengembangan

Masyarakat. Selanjutnya, dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan metode

studi kasus. Metode studi kasus ini akan melibatkan Peneliti dalam penyelidikan

yang lebih mendalam dan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap perilaku

responden sebelum dan sesudah melaksanakan pengelolaan pembelajaran kursus

kewirausahaan berbasis teknologi informasi.

Winarno Surakhmad (1990:143) mengatakan bahwa studi kasus

memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Sejalan

Winarno dalam Nana Sudjana, (2001: 69) mengungkapkan juga bahwa studi

kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang dipandang

mengalami suatu kasus tertentu.

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, Peneliti mengklasifikasikannya ke dalam dua

kriteria, yakni data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan dalam

penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan analisis secara langsung dengan

cara pertama, penyelenggara atau pengelola yang dapat memberikan informasi,

kedua, tutor dan warga belajar kursus kewirausahaan. Data sekunder dikumpulkan

(34)

utama dalam Penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah

data tambahan seperti dukumen dan yang lainnya. Sumber data utama merupakan

kata-kata dan tindakan sehingga wawancara dan pengamatan atau observasi

merupakan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Selain kedua teknik

pengumpulan data utama di atas, digunakan juga metode dan studi dokumentasi

sebagai metode pendukung. Adapun teknik pengumpulan data dalam Penelitian

menyesuaikan dengan pendapat di atas yaitu teknik observasi, wawancara, dan

studi dokumentasi.

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan melalui

langkah-langkah berikut.

a. Melakukan observasi, yakni pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mengetahui keadaan

sesungguhnya. Objek yang diteliti ini meliputi lingkungan atau iklim belajar,

sarana dan prasarana yang mendukung, program atau aplikasi komputer yang

digunakan, hingga bentuk interaksi yang dilakukan antara tutor dan warga

belajar.

b. Melakukan wawancara kepada penyelenggara, tutor, dan warga belajar

sebagai responden program kursus kewirausahaan berbasis IT. Cara ini

dilakukan agar dapat mengungkap fakta yang terjadi di lapangan.

c. Studi Literatur, digunakan untuk memperoleh pendapat para ahli dari berbagai

sumber bacaan baik berupa teori maupun konsep-konsep yang berhubungan

(35)

penelitian ini.

2. Teknik Sampel

Cara memperoleh informasi tentang pengelolaan pembelajaran kursus

kewirausahaan berbasis TI, sampel penelitian dipilih secara purporsif (sesuai

dengan tujuan). S. Nasution (1988:11) menyatakan bahwa metode naturalistik

tidak menggunakan populasi sampel yang banyak. Sampel atau subjek penelitian

biasanya sedikit dan dipilih berdasarkan tujuan (purporsive) penelitian. Pendapat

dari S. Nasution dapat disimpulkan bahwa pendekatan penelitian kualitatif tidak

membutuhkan populasi dan sampel yang banyak.

Hasil studi penjajagan dan observasi serta melakukan diskusi dengan

pihak penyelanggara, didapat informasi bahwa keseluruhan populasi terdiri atas 1

orang penyelenggara, 2 orang tutor, dan 10 orang warga belajar. Oleh karena itu,

Peneliti menggunakan sampel 1 orang penyelenggara, 2 orang tutor, dan 3 orang

warga belajar. Jadi, subjek dalam penelitian ini berjumlah 6 orang.

Untuk keperluan trianggulasi, Peneliti menetapkan informan yang meliputi

pihak tutor kursus kewirausahaan yang secara langsung melaksanakan operasional

pembelajaran dan pihak warga belajar kursus yang telah menggunakan fasilitas

pembelajaran berbasis teknologi informasi. Warga belajar yang dipilih

disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria tersebut di antaranya

aktif dalam proses pembelajaran dan telah menggunakan fasilitas pembelajaran

(36)

lengkap, objektif, terinci, akurat, dan terpercaya.

Untuk mempermudah Peneliti dalam mengumpulkan data, peneliti

membuat kisi-kisi pengamatan dan pedoman wawancara yang berfungsi untuk

menentukan operasional penelitian, merumuskan pertanyaan penelitian, dan

[image:36.595.108.556.214.730.2]

membuat instrument penelitian.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Penelitian

Pertanyaan Penelitian Aspek yang

Diteliti

Indikator Jenis

Instrumen

Sumber Data

1. Bagaimana Perencanaan

Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi Informasi Dalam Mempersiapkan Kemampuan

Berwirausaha di Yayasan

Pengembangan Masyarakat (YPM) Kabupaten Bandung

2. Bagaimana Pengorganisasian Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi Informasi Dalam Memersiapkan Kemampuan

Berwirausaha di Yayasan

Pengembangan Masyarakat (YPM)

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

a. Pihak yang terlibat dalam penyusunan rencana pembelajaran b. Langkah-langkah yang

ditempuh dalam penyusunan rencana pembelajaran

c. Cara mengidentifikasi kebutuhan belajar d. Jenis kebutuhan yang

dapat diidentifikasi e. Komponen-komponen

yang direncanakan pembelajaran

f. Penetapan program pembelajaran

g. Penetapan strategi pembelajaran

h. Penetapan tutor i. Rekruitment warga

belajar

j. Penggalian dana belajar k. Penggalian sarana

belajar

a. Mengorganisasikan materi pembelajaran berdasarkan urutan konsep dan prinsip materi pembelajaran. b. Mengorganisir sumber

belajar dari buku, internet, laboratorium dan perpustakaan. c. Menentukan pola

pembelajaran beserta pola penilaian hasil

(37)

Kabupaten Bandung

3. Bagaimana Pelaksanaan

Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi Informasi Dalam Memersiapkan Kemampuan

Berwirausaha di Yayasan

Pengembangan Masyarakat (YPM) Kabupaten Bandung

4. Bagaimana Pengawasan

Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi Informasi Dalam Mempersiapkan Kemampuan

Berwirausaha di Yayasan

Pengembangan Masyarakat (YPM) Kabupaten Bandung

5. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat serta

3. Pelaksanaan

4. Pengawasan

5. Faktor Pendukung, Faktor

belajar.

a. Program yang dikembangkan

b. Metoda yang digunakan

c. Jenis metode yang digunakan

d. Langkah-langkah metode yang digunakan e. Waktu pelaksanaan f. Tempat pelaksanaan g. Media yang digunakan h. Evaluasi pembelajaran i. Peran tutor

j. Peran warga belajar k. Penetapan strategi

pembelajaran

l. Media yang digunakan m. Contoh penggunaannya

a. Bentuk pemantauan pembelajaran

b. Bentuk supervise pembelajaran

c. Bentuk evaluasi pembelajaran

d. Bentuk pelaporan pembelajaran

e. Bentuk tindak lanjut pembelajaran

f. Pihak yang memantau, supervise,

mengevaluasi,

melaporkan dan menindaklanjuti program kursus g. Pendekatan yang

digunakan

h. Frekuensi penilaian i. Hasil evaluasi

j. Hasil pembelajaran dipandang dari pengetahuan, sikap, keterampilan

k. Barang/produk yang dihasilkan

a. Status dan Struktur Organisasi TI

b. Sumber daya manusia

(38)

bagaimana Pengelola Kursus mengatasi hambatan

Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Berbasis Teknologi Informasi Dalam Mempersiapkan Kemampuan

Berwirausaha di Yayasan

Pengembangan Masyarakat (YPM) Kabupaten Bandung.

Penghambat, Upaya mengatasi hambatan

kursus kewirausahaan berbasis TI

c. Dukungan

pimpinan/pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan

d. Sarana dan prasarana (fisik)

e. Otomasi e-learning f. Anggaran

g. Warga belajar h. Kurikulum

i. Proses Pembelajaran j. Teknis Penilaian k. Ujian Lembaga l. Hasil pembelajaran

Wawancara, Pedoman Studi Dokumentasi Warga Belajar

D. Langkah-langkah Penelitian

Prosedur penelitian kualitatif menurut Moleong (1998: 239) meliputi tiga

tahapan yakni: 1) tahap orientasi untuk mendapatkan informasi tentang apa yang

penting untuk ditemukan, 2) tahap eksplorasi untuk menemukan sesuatu secara

terpokus, dan 3) tahap member check untuk mengecek temuan menurut prosedur

dan memperoleh laporan akhir. Tahapan penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Tahap orientasi

Orientasi dalam penelitian kualitatif dilakukan unuk memperoleh

gambaran yang jelas dan lengkap mengenai masalah yang hendak diteliti.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a) melakukan studi pendahuluan dan penjajagan ke lapangan yakni ke masyarakat untuk mengidentifikasi permasalahan atau fokus penelitian,

b) mempersiapkan berbagai referensi seperti buku, brosur, dan referensi lainnya yang berkaitan dengan fokus penelitian,

(39)

e) mengurus perizinan untuk mengadakan penelitian. 2. Tahap ekplorasi

Tahap ini merupakan tahap awal kegiatan penelitian yang bertujuan untuk

menggali informasi dan pengumpulan data sesuai dengan fokus dan tujuan

penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sebagai berikut.

a) Menerima penjelasan dari pihak penyelanggara program yang berkaitan

dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran, dan faktor

penghambat serta pemecahan hambatan tersebut yang dilaksanakan oleh

pengelola yayasan Pengembangan Masyarakat.

b) Melakukan wawancara secara lisan kepada subjek penelitian untuk

memperoleh informasi tentang perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

pembelajaran, dan faktor penghambat serta pemecahan hambatan tersebut

yang dilaksanakan oleh pengelola yayasan Pengembangan Masyarakat.

c) Menggali dokumentasi program mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

pembelajaran, dan faktor penghambat serta pemecahan hambatan tersebut

yang dilaksanakan oleh pengelola yayasan Pengembangan Masyarakat.

d) Membuat catatan hasil data yang terkumpul dari sumber penelitian.

e) Memilih, menyusun, dan mengklasifikasikan data sesuai jenis aspek-aspek

penelitian.

3. Tahap member check

Tahap ini merupakan tahap seleksi dan penafsiran data. Setiap data yang

(40)

diolah dan ditafsirkan. Kegiatan ini dilakukan selama penelitian berlangsung

sampai penelitian dianggap selesai.

E. Teknik Analisis Data

1. Tahapan Teknis Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data kualitatif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984) dalam

Sugiyono (2007) bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas sehingga datanya

sudah jenuh. Data yang dianalisis meliputi data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis data tersebut

ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3.1

Komponen dalam Analisis Data

Sumber : Sugiyono (2007)

Data Collection

Data Reduction

Data Display

[image:40.595.113.522.205.634.2]
(41)

Peneliti melakukan analisis data dimulai dari data hasil studi pendahuluan

atau data skunder yang digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Fokus

penelitian ini bersifat sementara dan akan berkembang setelah Peneliti melakukan

observasi secara lebih mendalam.

Dalam hal ini, data yang pertama kali Peneliti observasi adalah mengenai

latar belakang permasalahan di yayasan Pengembangan Masyarakat, profil

lembaga, jumlah warga belajar, tutor, struktur organisasi, dan program-program

yang bergerak di dalamnya. Peneliti menganggap program kursus kewirausahaan

berbasis TI ini merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terlebih bila dilihat dari

strategi pembelajarannya yang menggabungkan (blended model) antara

pembelajaran konvensional dan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan

media internet (aplikasi moodle).

b. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan wawancara di lapangan,

kemudian dicatat secara teliti dan rinci untuk dianalisis secara lebih mendalam.

Setelah data yang diperoleh dari hasil observasi dirasa cukup, dilakukanlah

analisis data melalui reduksi data, merangkum, memilih hal-hal yang pokok, dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting dengan menentukan tema dan polanya.

Dalam hal ini, Peneliti menemukan komponen-komponen yang terdapat

dalam pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis TI (Teknologi Informasi)

(42)

belajar.

c. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dengan bentuk uraian

singkat, bagan, dan hubungan antarkategori. Dalam tahapan ini, Peneliti

melakukan urutan sistematis dengan kategori-kategori tertentu pada pengelolaan

program kursus kewirausahaan berbasis TI untuk kemudian dianalisis dengan

menghubungkan antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya.

d. Conclusion Drawing/Verification

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono, conclusion

drawing/verification adalah tahapan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat atas kesimpulan yang dibuat

sementara. Akan tetapi, jika pada tahap awal kesimpulan yang dibuat telah sesuai

dengan bukti-bukti yang ditemukan di lapangan dan konsisten serta dapat

dipertanggungjawabkan, kesimpulan yang dibuat Peneliti saat kembali ke

lapangan untuk mengumpulkan data merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu objek yang sebelumnya masih samar tetapi setelah dilakukan penelitian,

objek tersebut menjadi jelas. Temuan tersebut dapat berupa hubungan

(43)

Dalam penelitian ini, Peneliti telah memiliki batasan untuk menjelaskan,

mengkaji, dan mengeksplorasi hasil penelitian. Batasan tersebut bertujuan sebagai

fokus penelitian seperti yang dijelaskan pada sebelumnya yang telah disusun ke

dalam batasan masalah. Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, Peneliti

[image:43.595.117.541.221.701.2]

telah menyusun alur dan langkah-langkah Penelitian sebagai berikut.

Gambar 3.2

Alur dan Langkah Penelitian

Sumber: Alur Penelitian Peneliti, 2011 Pra – Pelaksanaan

Lapangan

Pengolahan Data

!

" #

" $

% " & & ' % "

( ) * +

& % ' ,

% " & & ' % "

( ) * +

& % ' ,

% " & & ' % "

( ) * +

& % ' ,

% ' " & & ' % "

( ) * +

& % ' -,

! . " /

" " " & & '

% " ( ) 0 ,

PERENCANAAN

PENGORGANISASIAN

PELAKSANAAN

PENGAWASAN

Faktor-faktor apa yang

mendukung dan menghambat serta bagaimana pengelola kursus mengatasi hambatan

(44)

194

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, Peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis teknologi informasi dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha di yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) kabupaten Bandung?

Perencanaan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis TI di yayasan

Pengembangan Masyarakat diawali dengan melakukan identifikasi calon peserta

didik. Penyusunan desain pembelajaran dan pengadaan media pembelajaran

ditentukan oleh pihak penyelenggaraan program kursus merakit komputer, tutor

sebagai sumber belajar, dan komponen-komponen dalam rancangan/desain

pembelajaran yang sudah disusun sesuai dengan hal-hal pokok yang sebenarnya.

Penerapan strategi pembelajaran kursus berbasis teknologi adalah dengan

menggunakan model blended learning system sehingga dalam perencanaan

pembelajarannya memiliki dua pendekatan, yakni perencanaan tatap muka

(conventional learning) dan perencanaan berbasis teknologi informasi (virtual

learning). Perencanaan pembelajaran merupakan langkah-langkah prapelaksanaan

pembelajaran yang akan dilakukan oleh tutor sehingga perencanaan pembelajaran

tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya perencanaan administrasi

(45)

teknologi informasi yang disusun merupakan langkah kolaboratif atau kerja sama

yang dibuat dengan mengikutsertakan personal lembaga, di antaranya pengelola

program kursus dan tutor keterampilan merakit komputer. Pendekatan partisipatif

dilakukan dalam langkah kolaboratif perencanaan pembelajaran sehingga

pembagian tugas dan fungsi masing-masing personal dalam program kursus

dibuat jelas. Setiap personal diharapkan mampu memunculkan perasaan untuk

saling memiliki (sense of belonging) sehingga dapat memberikan dorongan

kepada pengelola program dan tutor untuk mencapai indikator pembelajaran

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

2. Bagaimana mengorganisir pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis teknologi informasi dalam memersiapkan kemampuan berwirausaha di yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) kabupaten Bandung?

Pengorganisasian pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis TI di

yayasan Pengembangan Masyarakat memiliki karakteristik tersendiri, yakni

uraian tugas yang jelas untuk setiap posisi mulai dari posisi tim penyelenggara,

tutor, pendamping tutor, penyelenggara ujian, sampai posisi peserta kursus.

Pengorganisasian pembelajaran, secara khusus, merupakan fase yang amat

penting dalam rancangan pembelajaran. Penggarapan strategi pengorganisasian

pembelajaran tidak bisa dipisahkan dari karakteristik struktur isi materi kursus, ini

disebabkan oleh karena struktur isi materi kursus memiliki implikasi yang amat

(46)

struktur konseptual, dan struktur teoritik.

3. Bagaimana melaksanakan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis teknologi informasi dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha di yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) kabupaten Bandung?

Perbedaan Pembelajaran konventional dengan virtual yaitu kelas

‘tradisional’, tutor dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk

menyalurkan ilmu pengetahuan kepada warga belajarnya. Sedangkan di dalam

pembelajaran ‘virtual’ fokus utamanya adalah warga belajar. Warga belajar

mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya.

Suasana pembelajaran ‘virtual’ akan ‘memaksa’ warga belajar memainkan

peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Warga belajar membuat

perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.

Perlu digaris bawahi, bahwa kedudukan media pembelajaran internet

bukan dijadikan hal utama, karena kedudukan virtual learning terhadap

conventional learning adalah sebagai suplemen dan komplemen dalam

menjadikan tutor sebagai hal yang terpenting dalam proses pembelajaran.

Dalam pelaksanaan pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis TI di

yayasan Pengembangan Masyarakat, persentase pembelajaran ideal (kurikulum

merakit komputer) pada umumnya berjumlah 120 Jam @ 60 menit, yakni 70%

praktik sebanyak 84 jam dan 30% teori sebanyak 36 Jam. Penerapan model

blended learning system ini ternyata mampu meminimalisasi jumlah jam pelajaran

(47)

sebanyak18 jam.

Sebagian besar, materi yang disampaikan oleh tutor dapat dipahami oleh

peserta kursus. Fasilitas yang digunakan dalam pendidikan keterampilan masih

terbatas karena hal ini bergantung dari kelengkapan sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh yayasan Pengembangan Masyarakat.

4. Bagaimana mengawasi pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis teknologi informasi dalam mempersiapkan kemampuan berwirausaha di yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) kabupaten Bandung?

Proses monitoring dalam pembelajaran kursus kewirausahaan berbasis TI

di yayasan Pengembangan Masyarakat, salah satunya didukung oleh instrumen

monitoring dan administratif kegiatan belajar-mengajar. Dalam hal ini, tutor harus

memberikan la

Gambar

Tabel 1.1 Pemetaan Aktivitas Belajar-Mengajar dengan TI
Gambar 1.1 Model Penyelenggaraan
Gambar 1.2 Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 3.1 Kisi-kisi Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Secara Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Kinerja Usaha Kecil & Menengah (UKM).. (Skripsi, Universitas Dipenogoro Semarang,

Dalam pelaksanaan Diklatsar Kewiraan terdapat kendala yang dihadapi baik. dalam kegiatan proses peencanaan, proses pelaksnaan hingga

Penguatan kurikulum denga pendidikan kewirausahaan dalam pembelajaran aktif untuk mengembangkan karakter bangsa.. Dalam jurnal

Penelitian didasari oleh isu pembuatan keputusan karier, dimana untuk mencapai kehidupan karier yang sukses, dibutuhkan pengambilan keputusan karier yang tepat. Tujuan dari

[r]

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN KLAUSA RELATIF BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK REKURSIF-DIAGRAM. DI FKIP UNINUS BANDUNG

Untuk memudahkan Anda dalam memahami uraian materi wujud akulturasi Kebudayaan Indonesia dengan Kebudayaan India, maka simaklah ikhtisar dari wujud akulturisasi tersebut seperti

Presentasi lisan dapat disimpulkan sebagai komunikasi antara penyaji ( presenter ) dengan sekelompok pendengar ( audience ) dalam situasi teknis, saintifik atau profesional untuk