• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Store Environment pada Minat Beli Kembali (Studi pada: Pelanggan Griya Setrasari).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Store Environment pada Minat Beli Kembali (Studi pada: Pelanggan Griya Setrasari)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh store atmospherics, visual merchandizing, pleasant atmosphere, dan store design pada minat beli kembali. Berdasarkan dari tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini adalah causal explanatory. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada 250 responden yang menjadi member Yogya Group dan pernah berbelanja di Griya Setrasari. Pengujian menggunakan regresi berganda dengan bantuan software SPSS 16.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh store atmospherics dan store design pada minat beli kembali, sedangkan visual merchandising dan pleasant atmosphere tidak memberikan pengaruh pada minat beli kembali.

(2)

ABSTRACT

This research aim is to test and analyse the influence of store atmospherics, visual merchandizing, pleasant atmosphere, and store design towards re-purchase intentions. Based on the research aim, the type of this experiment is causal explanatory. The technique that was used in this research was non-probability sampling with purposive sampling method. This research was done to 250 respondents who are the members of Yogya Group and has shopped in Griya Setrasari. The test used double regression with the help of SPSS 16.0 software. The result of this research shows that there is influence of store atmospherics and store design on re-purchase intentions, meanwhile visual merchandising and pleasant atmosphere dont influence on re-purchase intentions.

(3)
(4)

3.7 Teknik Analisis Data………... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 45

4.1 Karakteristik Responden………. 45

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia…………. 45

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 48

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran

4.2.1 Hipotesis 1: Store Atmospherics berpengaruh pada Minat Beli Kembali……….. 52

4.2.2 Hipotesis 2: Store Design berpengaruh pada Minat Beli Kembali……….. 53

4.2.3 Hipotesis 3: Visual Merchandising berpengaruh pada Minat Beli Kembali……….. 54

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen……….. 15

Gambar 2.2 Rerangka Teoritis……… 27

Gambar 2.3 Rerangka Pemikiran……… 30

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Matrix)………. 28

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel………. 36

Tabel 3.2 Hasil Uji Normalitas………... 41

Tabel 3.3 Hasil Uji Multikolinearitas……….. 42

Tabel 3.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas……….. 43

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……… 45

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……. 48

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Perbulan………... 48

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Member Yogya Group………... 51

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah Mengunjungi Griya Setrasari……….. 51

Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi SA………... 52

Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi SD………... 53

Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi VM……….. 55

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap manusia ingin memenuhi kebutuhannya dengan sebaik-baiknya. Kepuasan tersebut dapat dipengaruhi oleh perilaku konsumen terhadap suatu produk. Perilaku setiap konsumen dapat berbeda-beda, namun faktor tersebut harus dapat dipahami oleh pemasar agar dapat memuaskan setiap keinginan dan kebutuhan konsumen.

Perilaku konsumen adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu produk. Dalam hal ini pemasar harus dapat memahami, memprediksi, dan mungkin mengontrol perilaku konsumen secara lebih efektif. Menurut Mangkunegara (2002), perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.

(9)

diantaranya. Tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terdapat minat membeli awal, yang mengukur kecenderungan pelanggan untuk melakukan suatu tindakan tertentu terhadap produk secara keseluruhan (Kotler, 2005).

Suasana toko yang baik memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap minat beli konsumen dalam membeli sebuah produk. Suasana yang nyaman didalam toko dapat menarik konsumen untuk berbelanja didalam toko tersebut. Jika konsumen telah merasa puas dengan sebuah toko ritel, maka konsumen tersebut akan berbelanja lagi di toko ritel yang sama. Menurut Srinivasan dan Srivastava (2010), suasana gerai ritel yang menarik dan mengesankan dapat menciptakan pengalaman yang menyenangkan pada konsumen, yang secara langsung mempengaruhi minat beli dan proses pengambilan keputusan konsumen. Untuk dapat menarik minat konsumen, pemasar harus dapat memberikan tampilan toko yang baik. Jadi konsumen akan memilih ritel dengan tata letak produk yang mudah dicari, dan juga ritel yang memberikan suasana yang nyaman saat berbelanja. Konsumen mengunjungi toko karena tata letak toko itu menarik (Seock, 2009) dan pelanggan membeli lebih banyak barang-barang, menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbelanja, dan menghabiskan lebih banyak uang ketika sebuah toko yang dirancang estetis (Vieira, 2010).

(10)

tidak hanya berdasarkan pada respon konsumen terhadap produk atau jasa, tetapi juga berdasarkan respon konsumen terhadap lingkungan (Massara, Liu, & Melara, 2010).

Strategi yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi target pasar yang akan dituju adalah produk-produk yang akan dijual dan pelayanan apa saja yang akan diberikan, hal tersebut bertujuan agar perusahaan dapat bersaing dan bertahan di dunia ritel. Pertumbuhan toko ritel yang sedang menjamur di Indonesia sekarang ini, mengharuskan perusahaan terus berinovasi dalam menghadirkan suasana toko yang lebih baik dari pesaingnya. Peran store atmosphere dalam keberhasilan outlet ritel tidak dapat diabaikan (Turley &

Milliman, 2000). Levy & Weitz (1998) berpendapat, desain store atmosphere haruslah memperhatikan elemen strategis lainnya seperti halnya lokasi, pilihan barang, positioning atas konsep toko, keragaman produk, harga, serta pelayanan pelanggan.

Penampilan toko yang baik akan menjadi pilihan konsumen, dengan tata cahaya dan musik yang pas akan membuat konsumen memilih ritel tersebut karena nyaman untuk berbelanja. Penampilan toko juga akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, karena apa yang dibayangkan atau diinginkan konsumen telah dihadirkan oleh toko tersebut. Tujuan dari visual merchandising adalah untuk mendidik pelanggan, untuk meningkatkan citra toko atau perusahaan, dan mendorong beberapa penjualan dengan menunjukkan pakaian bersama dengan aksesoris (Sahni, Jain, & Jain, 2014).

(11)

berpengaruh pada minat beli konsumen. Selain itu juga suasana toko yang unik akan memberikan kesan tersendiri bagi konsumen. Suasana yang menarik dan mengesankan di jaringan toko ritel menciptakan pengalaman yang menyenangkan pada konsumen, yang secara langsung mempengaruhi minat beli dan proses pengambilan keputusan konsumen (Srinivasan & Srivastava, 2010). Ketika konsumen merasa puas pada lingkungan toko ritel, ia menghabiskan lebih banyak waktu di toko tersebut dan membeli lebih karena lingkungan toko yang menyenangkan (Bohl, 2012).

Meskipun menyediakan berbagai macam produk adalah faktor utama dari toko ritel, sekarang ini banyak toko ritel yang sudah dilengkapi dengan kursi, meja, wifi, dan fasilitas lainnya agar dapat memenuhi keinginan konsumen. Menurut Levy & Weitz (2008), menyediakan berbagai macam produk dan jasa merupakan salah satu fitur dasar dari pengecer. Pengecer ingin toko mereka dapat menarik perhatian konsumen, membantu konsumen untuk menemukan barang yang dibutuhkan, mendorong konsumen membuat rencana pembelian, pembelian tidak terencana atau spontan, dan akhirnya memberi mereka pengalaman belanja yang menyenangkan (Levi & Weitz, 2009). Industri ritel adalah jenis bisnis dengan tingkat persaingan yang tinggi. Keberhasilan sebuah bisnis ritel dipengaruhi oleh respon yang cepat dan kemampuannya dalam memahami perilaku konsumen (Singh, Katiyar, & Verma, 2014).

(12)

keinginan konsumen yang akan lebih memilih ritel karena kenyamanannya. Manajer harus meningkatkan tata letak toko yang baik untuk memaksimalkan kemudahan konsumen (Crawford & Melewar, 2003). Dalam era kompetitif, suasana sebuah toko yang menarik adalah penting dalam mendorong pelanggan untuk membeli produk (Hasan, 2015).

Sebagian besar perusahaan mempelajari perilaku konsumen. Alasan utama di balik menganalisis perilaku konsumen adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan perilaku konsumen dalam situasi tertentu (Ayanwale et al, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel seperti store atmospherics, visual merchandizing, pleasant atmosphere, dan store design

berpengaruh terhadap minat beli kembali.

Yogya Group adalah sebuah perusahaan ritel modern asli Indonesia dengan format supermaket dan departement store. Yogya Group menjual berbagai produk makanan, minuman dan barang kebutuhan hidup lainnya. Dengan misi memenuhi kebutuhan masyarakat agar tetap menjadi pilihan utama bagi Indonesia, Yogya Group selalu berusaha untuk memberikan produk-produk berkualitas dengan harga terjangkau diantaranya dengan memberikan program Harga Murah Setiap Hari seperti Serba Hemat dan Harga Heran (Harga Hemat Akhir Pekan).

1.2. Identifikasi Masalah

(13)

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terdapat minat membeli awal, yang mengukur kecenderungan pelanggan untuk melakukan suatu tindakan tertentu terhadap produk secara keseluruhan (Kotler, 2005).

Harga dari suatu barang adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pembelian konsumen. Dimana hampir seluruh konsumen kritis terhadap harga yang diberikan oleh setiap toko ritel. Harga suatu barang dapat mempengaruhi program pemasaran dari sebuah perusahaan ritel. Menurut Kotler (2000) harga berperan sebagai penentu utama pilihan pembeli.

Suasana toko yang nyaman dapat membuat konsumen menghabiskan waktu untuk berbelanja di sebuah toko ritel. Dan juga tata letak produk yang mudah ditemukan oleh konsumen, tidak membuat bingung konsumen untuk mencari sebuah produk. Pelanggan membeli lebih banyak barang-barang, menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbelanja, dan menghabiskan lebih banyak uang ketika sebuah toko yang dirancang estetis (Vieira, 2010).

(14)

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah yang ada, maka batasan masalah yang dipilih adalah store atmospherics, visual merchandizing, pleasant atmosphere, dan store design. Menurut Seock (2009), konsumen mengunjungi

toko karena tata letak toko itu menarik. Pelanggan membeli lebih banyak barang-barang, menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbelanja, dan menghabiskan lebih banyak uang ketika sebuah toko yang dirancang estetis (Vieira, 2010).

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh Store Atmospherics pada Minat Beli Kembali?

2. Apakah terdapat pengaruh Visual Merchandizing pada Minat Beli Kembali?

3. Apakah terdapat pengaruh Pleasant Atmosphere pada Minat Beli Kembali?

4. Apakah terdapat pengaruh Store Design pada Minat Beli Kembali?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

(15)

2. Menguji dan menganalisis pengaruh Visual Merchandizing pada Minat Beli Kembali.

3. Menguji dan menganalisis pengaruh Pleasant Atmosphere pada Minat Beli Kembali.

4. Menguji dan menganalisis pengaruh Store Design pada Minat Beli Kembali.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini, antara lain: 1. Manfaat Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan ritel dalam memberikan suasana toko yang baik, agar konsumen dapat merasa nyaman saat berbelanja. Faktor store atmospherics, visual merchandizing, pleasant atmosphere, dan store design yang dibahas

dalam penelitian ini dapat menjadi acuan bagi perusahaan, agar lebih memperhatikan lagi suasana toko yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Konsumen berbelanja disebuah toko bukan hanya karena harga dan produk yang ditawarkan, tetapi juga bagaimana kondisi lingkungan dan suasana toko tersebut yang menarik konsumen untuk mengunjunginya.

2. Manfaat Bagi Akademisi

(16)

beli kembali di masa yang akan datang. Meskipun banyak faktor lain yang mempengaruhi pembelian konsumen, beberapa faktor seperti store atmospherics, visual merchandizing, pleasant atmosphere, dan

store design harus diperhatikan karena dapat menarik minat beli

(17)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh store atmospherics pada minat beli kembali, menguji dan menganalisis pengaruh visual

merchandizing pada minat beli kembali, menguji dan menganalisis pengaruh

pleasant atmosphere pada minat beli kembali, dan menguji dan menganalisis

pengaruh store design pada minat beli kembali.

Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut:

 Hipotesis pertama bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh

Store Atmospherics pada Minat Beli Kembali. Hasil uji hipotesis

menemukan bahwa variabel Store Atmospherics memiliki pengaruh pada Minat Beli Kembali.

Hipotesis kedua bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Store

Design pada Minat Beli Kembali. Hasil uji hipotesis menemukan bahwa

variabel Store Design memiliki pengaruh pada Minat Beli Kembali.

 Hipotesis ketiga bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh

Visual Merchandizing pada Minat Beli Kembali. Hasil uji hipotesis

menemukan bahwa variabel Visual Merchandizing tidak memiliki pengaruh pada Minat Beli Kembali.

 Hipotesis keempat bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh

(18)

menemukan bahwa variabel Pleasant Atmosphere tidak memiliki pengaruh pada Minat Beli Kembali.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa keterbatasan penelitian yaitu:

 Penelitian ini tidak lolos uji instrumen yaitu validitas dan reliabilitas,

sehingga penelitian ini tidak akurat dan tidak konsisten.

 Sampel penelitian ini terbatas yaitu hanya pada konsumen yang menjadi

member Yogya Group dan pernah berbelanja di Griya Setrasari.

 Terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi minat beli kembali yang

tidak dibahas oleh peneliti, seperti harga, promosi, dan pelayanan.

 Penelitian yang dilakukan terhadap Griya Setrasari, membuat penelitian

ini tidak dapat diterapkan pada ritel lainnya.

5.3. Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, semoga penelitian ini dapat memberikan input bagi para penggunanya:

 Perusahaan

Menjadi panduan bagi perusahaan agar lebih memperhatikan store environment yang ada ditoko. Faktor seperti store atmospherics, visual

merchandizing, pleasant atmosphere, dan store design yang dibahas dalam

(19)

konsumen. Sehingga dapat menarik lebih banyak lagi konsumen yang berbelanja ke toko tersebut.

 Akademisi

Menjadi refrensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan store atmospherics, visual merchandizing, pleasant atmosphere, store design, dan minat beli kembali di masa yang akan

datang.

5.4. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan, maka saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah:

1. Bagi Perusahaan

Variabel store atmospherics Griya Setrasari sudah baik dan harus

dipertahankan lagi suasana toko yang ada, agar dapat menarik konsumen lebih banyak lagi.

Variabel store design dan penataan produk-produk yang mudah dicari

sudah diterapkan dengan baik oleh Griya Setrasari, hal tersebut dapat terus dipertahankan oleh Griya Setrasari untuk memudahkan pelanggan dalam berbelanja.

Variabel visual merchandizing di Griya Setrasari harus lebih ditingkatkan

(20)

Variabel pleasant atmosphere bagi konsumen akan membuat konsumen

betah untuk berbelanja di Griya Setrasari, hal ini perlu diperhatikan oleh Griya Setrasari agar konsumen menjadi loyal.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

 Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan

faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi minat beli kembali.  Peneliti dapat meneliti jenis industri lainnya.

 Pengumpulan data sebaiknya dilakukan dengan lebih efektif dan selektif,

agar mengurangi kecenderungan responden yang menjawab pertanyaan dengan asal.

 Melakukan perbaikan instrumen penelitian sehingga setiap indikator

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta.

Assael, H. (1998). Consumer Behavior. Sixth Edition. OH: South Western College Publishing.

Ayanwale, A.B., Alimi, T., dan Ayanbimipe, M.A. (2005). The Influence of Advertising on Consumer Brand Preference. Journal of Social Science, 10 (1), hal. 9-16.

Azwar, S. (2000). Reliabilitas dan Validitas. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pus-taka Pelajar.

Banerjee, S., dan Saha, S. (2012). Impulse Buying Behaviour In Retail Stores – Triggering The Senses. Asia Pacific Journal of Marketing & Management Review.

Berman, B., dan Evans, J.R. (2007). Retail Management: A Strategic Approach. Tenth Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Berman, B., dan Evans, J.R. (2013). Retail Management: A Strategic Approach. Twelfth Edition. New Jersey: Palgrave Macmillan.

Bhatti, K.L., dan Latif, S. (2013). The Impact of Visual Merchandising on Consumer Impulse Buying Behaviour. Proceedings of 4th Asia-Pacific Business Research Conference.

Bohl, P. (2012). The Effects of Store Atmosphere on Shopping Behaviour’, A Literature Review. Corvinus Marketing Tanulḿnyok.

Cant, M.C., dan Hefer, Y. (2014). Visual Merchandising Displays Effect – or not – on Consumers: The Predicament Faced by Apparel Retailers. Journal of Business and Retail Management Research (JBRMR) Vol. 8 Issue 2.

Crawford, G., dan Melewar, T.C. (2003). The Importance of Impulse Purchasing Behavior in the International Airport Environment. Journal of Consumer Behavior, 3 (1), hal. 85-98.

Dessyana, C.J. (2013). Store Atmosphere Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Texas Chicken Multimart II Manado. Jurnal EMBA 845 Vol. 1 No. 3.

(22)

Engel, J.F., Blackwell, R.D., dan Miniard, P.W. (1994). Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara.

Ghiselli, E.E., Campbell, J.P., dan Zedeck, S. (1981). Measurement Theory for the Behavioral Sciences. New York: W. H. Freeman and Company.

Gillani, F. (2012). Impact of Peer Pressure and Store Atmosphere on Purchase Intention: An Empirical Study on the Youngsters in Pakistan. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences.

Hasan, A. (2008). Marketing. Yogyakarta: Media Utama.

Hasan, A. (2015). Key Drivers Influencing Shopping Behavior In Retail Stores. Journal of Inspiration Economy.

Hasan, M.I. (2005). Pokok-pokok Materi Statistik 2. Cetakan Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, M.I. (2008). Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: Bumi Aksara.

Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L., dan Black, W.C. (1998). Multivariate Data Analysis. Fifth Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Hefer, Y., dan Cant, M.C. (2013). Visual Merchandising Displays’ Effect On Consumers: A Valuable Asset Or An Unnecessary Burden For Apparel Retailers. International Business & Economics Research Journal.

Hussain, R., dan Ali, M. (2015). Effect of Store Atmosphere on Consumer Purchase Intention. International Journal of Marketing Studies.

Jogiyanto. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi Keenam. Yogyakarta: BPFE.

Kotler, P. (2000). Manajemen Pemasaran. Jilid Dua. Jakarta: Bumi Aksara.

Kotler, P. (2001). Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, P. (2005). Manajamen Pemasaran. Jilid Satu dan Dua. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, P., dan Armstrong, G. (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

(23)

Kotler, P., dan Keller, K.L. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi Ketiga Belas,

Levy, M., dan Weitz, B.A. (2001). Retailing Management. New York: McGraw-Hill.

Levy, M., dan Weitz, B.A. (2007). Retailing Management. Sixth Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin.

Levy, M., dan Weitz, B.A. (2008). Retailing Management. Seventh Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin.

Lovelock, C., dan Wirtz, J. (2011). Services Marketing: People, Technology, Strategy. Seventh Edition. Harlow: Pearson Education Limited.

Ma’ruf, H. (2005). Pemasaran Ritel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Magdalena, N. (2005). Analisis Pengaruh Situasi, Produk, Individu Pada Perilaku Membeli Dan Mengkonsumsi Makanan Ringan.

Mangkunegara, A.P. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Massara, F., Liu, S.S., dan Melara, R.D. (2010). Adapting to a Retail Environment: Modeling Consumer–Environment Interactions. Journal of Business Research, 63 (7), hal. 673-681.

Mathur, M., dan Goswami, S. (2014). Store Atmospheric Factors Driving Customer Purchase Intention - An Exploratory Study. BVIMSR’s Journal of Management Research.

Mehta, N.P., dan Chugan, P.K. (2014). Impact of Visual Merchandising on Consumer Behavior: A Study of Furniture Outlets. Universal Journal of Management, 2(6), hal. 207-217.

(24)

Rana, S.M.S., Osman, A., dan Islam, M.A. (2014). Customer Satisfaction of Retail Chain Stores: Evidence From Bangladesh. Journal of Asian Scientific Research.

Sahni, D., Jain, V., dan Jain, A. (2014). The Impact Of Visual Merchandising On Impulsive Buying Behavior Of Young Consumers. Asian Journal of Business and Economics. Fourth Edition. New York: John Willey and Sons, Inc.

Seock, Y.K. (2009). Influence of Retail Store Environmental Cues on Consumer Patronage Behavior Across Different Retail Store Formats: An Empirical Analysis of US Hispanic Consumers. Journal of Retailing and Consumer Services, 16 (5), hal. 329-339.

Setiadi, N.J. (2003). Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana.

Sharma, B., dan Garg, N. (2015). Impact of Store atmosphere on Customers’ Buying Behavior in Super Market Environment. International Journal in Management and Social Science.

Shoop, H.B., Zetocha, D., dan Passewitz, G. (1991). Visual Merchandising: A Guide for a Small Retailers. North Central Regional Center For Rural Development. Iowa State University.

Simamora. (2003). Membongkar Kotak Hitam Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Singh, P., Katiyar, N., dan Verma, G. (2014). Retail Shoppability: The Impact Of Store Atmospherics & Store Layout On Consumer Buying Patterns. International Journal Of Scientific & Technology Research Volume 3.

Sirgy, M.J., Grewal, D., dan Mangleburg, T. (2000). Retail Environment, Self-Congruity, and Retail Patronage: An Integrative Model and a Research Agenda. Journal of Business Research.

(25)

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sumarni, M., dan Soeprihanto, J. (2010). Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan), Edisi Kelima, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Sunyoto, D. (2015). Manajemen Bisnis Ritel. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service).

Tjiptono, F. (1997). Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, F. (2005). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia.

Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Andi.

Tulipa, D., Gunawan, S., dan Supit, V.H. (2014). The Influence of Store Atmosphere on Emotional Responses and Re-Purchase Intentions. Business Management and Strategy.

Turley, L.W., dan Milliman, R.E. (2000). Atmospheric Affects on Shopping Behaviour a Review of the Experimental. Journal of Business Research, 49, hal. 193-211.

Umar, H. (1999). Metodologi Penelitian: Aplikasi Dalam Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Gambar 2.4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang kombinasi IL-6 dan CRP ini dilakukan bersamaan dengan penelitian tentang “ C-Reactive Protein sebagai parameter diagnostik dan luaran sepsis pada anak

According to the prioritizing analysis using Analysis Hierarchy Process (AHP), alternative 1 has the highest priority for the criteria of educational, recreational and

Reuter, Thomas, A., Budaya dan Masyarakat di Pegunungan Bali, Jakarta: Yayasan. Obor

Maka dari itu mahasiswa berusaha untuk memberikan solusi dengan program awal yaitu “ Rekapitulasi Data Peserta dalam Pembentukan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka

Perpustakaan Taman Ilmu Masyarakat adalah perpustakaan desa Sukorejo yang berdiri sejak tahun 2012. Meski termasuk baru beberapa tahun berdiri jumlah koleksinya

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor teman sebaya, media sosial, dan lingkungan sosial, berpengaruh signifikan terhadap perilaku bullying pada remaja awal di SMP Kristen Setia

yang dilakukan oleh Anggraeni (2003), yang menyebutkan dari 69 responden 59 orang ibu melaksanakan stimulasi bermain pada bayi dengan baik. Hal ini disebabkan karena sebagai

We, the participants of the Global Health Security Agenda Action Package Coordination Meeting held in Jakarta, 23-25 August 2016, appreciate the role of all participating