• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUMP SHOOT PADA PERMAINAN BOLABASKET : Studi Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Tanjungsari 1 Kabupaten Sumedang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN JUMP SHOOT PADA PERMAINAN BOLABASKET : Studi Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Tanjungsari 1 Kabupaten Sumedang."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

MODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

DALAM UPAYA MENINGKATKATKAN

KETERAMPILAN JUMP SHOOT PADA PERMAINAN BOLABASKET

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Tanjungsari 1 Kab.Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Olahraga Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

FAJAR REINALDY 0605620

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

FAJAR REINALDY

0605620

MODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

DALAM UPAYA MENINGKATKATKAN

KETERAMPILAN JUMP SHOOT PADA PERMAINAN BOLABASKET

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Tanjungsari 1 Kab.Sumedang)

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Drs. Sucipto, M.Kes., AIFO. NIP. 196106121987031002

Pembimbing II

Dr. Dian Budiana, M.Pd. NIP. 197706292002121002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ” Modifikasi Sarana dan Prasarana Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkatkan Keterampilan Jump Shoot

pada Permainan Bolabasket (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN

Tanjungsari 1 Kab.Sumedang)” ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya seni ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2013

Yang Membuat Pernyataan,

(4)

ABSTRAK

Fajar Reinaldy. 0605620. Modifikasi Sarana dan Prasarana Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Jump Shoot pada Permainan Bolabasket. (Studi Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Tanjungsari 1 Kabupaten Sumedang). Pembimbing I Drs. Sucipto, M.Kes.,AIFO. Pembimbing II Dr. Dian Budiana, M.Pd.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ...

UCAPAN TERIMAKASIH ... i ii iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... ix x BAB I. PENDAHULUAN... 1-1 A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Cara Pemecahan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Penjelasan Istilah ... 9

BAB II. KERANGKA TEORITIS A. Konsep Dasar dan Tujuan Pembelajaran ... 10

1. Konsep Dasar Pembelajaran ... 10

2. Tujuan Belajar dan Pembelajaran ... 13

B. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 17

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 2. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 17 18 C. Permainan Bolabasket ... 20

1. Sejarah Permainan Bolabasket ... 2. Peraturan dan Perlengkapan Permainan Bolabasket ... 3. Teknik Dasar Permainan Bolabasket ... 20 23 23 D. Karakteristik Siswa SD Kelas V ...………... 1. Faktor Internal (ada pada diri siswa) ……… 2. Faktor Eksternal (dari luar diri siswa) ……….. 30 30 31 E. Konsep Dasar Modifikasi Pembelajaran ………... 32

(6)

2.Tujuan Modifikasi ……… 3.Modifikasi Sarana dan Prasarana ………...………..

34 34 F. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas ... 1.Definisi Penelitian Tindakan Kelas ………... 2.Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ………... 3.Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas …………...

35 35 37 38

G.Kerangka Berpikir ………...

H.Hipotesis Tindakan ……….

39 39 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 40

B. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan ... 44

1. Prosedur Penelitian ... 44

2. Rencana Tindakan ... 46

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 1. Lokasi Penelitian ... 2. Subjek Penelitian ... D. Variabel Penelitian ... 1. Variabel Proses ... 2. Variabel Output ... E. Teknik Pengumpulan Data ... F. Teknik Analisis dan Penafsiran Data ... G. Instrumen Penelitian ... 50 50 50 50 50 50 51 52 53 BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pembelajaran Jump Shoot ... 1. Deskripsi Kondisi Awal ... 56 56 2. Pra Observasi ... 56

B. Penerapan Instrumen Penelitian ... 60

C. Kegiatan dan Hasil Observasi Awal ... 61 D. Deskripsi Hasil Penelitian ...

1. Siklus I ... 2. Siklus II ...

70 70 74 E. Pengolahan dan Analisis Data ...

(7)

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... B. Saran ...

90 91

DAFTAR PUSTAKA ………...……….………. xi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani telah menjadi bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta didik. Dalam hal ini sebagaimana dikemukakan Gafur yang dikutip oleh Lutan dan Cholik (Sunarya, 2007:41-42), yakni :

Pembelajaran olahraga adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang lazim digunakan oleh siswa harus sesuai dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum yaitu bentuk-bentuk gerak olahraga, sehingga pendidikan jasmani di sekolah akan memuat cabang-cabang olahraga dengan tujuan untuk menggali potensi siswa.

Pendidikan jasmani merupakan upaya agar dapat mengaktualisasikan seluruh potensi aktivitasnya sebagai manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai cita-cita kemanusiaan. Beberapa ahli memiliki kesamaan pandangan mengenai Pendidikan Jasmani, kesamaannya adalah terletak pada gerak jasmani. Dalam hal ini Supandi (Sunarya, 2007:41) mengemukakan bahwa : “Pendidikan jasmani adalah suatu aktivitas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui aktivitas-aktivitas jasmani”.

(9)

disesuaikan dengan tingkat perkembangan pelaku. Melalui kegiatan keolahragaan diharapkan pelaku atau pengguna akan tumbuh dan berkembang secara sehat, dan segar jasmaninya, serta dapat berkembang kepribadiannya agar lebih harmonis.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani terdapat empat faktor yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yakni : tujuan, materi, metoda, dan evaluasi. Pentingnya kedudukan tujuan untuk menentukan materi yang akan dilakukan oleh para siswa. Salah satu prinsip penting dalam pendidikan jasmani adalah partisipasi siswa secara penuh dan merata. Oleh karena itu, guru pendidikan jasmani harus memperhatikan kepentingan setiap siswa. Siswa didorong untuk mendapatkan pengalaman belajar yaitu berupa pengantar yang merujuk pada komponen antisipasi. Dalam membuka pelajaran guru mempersiapkan siswa dengan mengembangkan minat mereka pada pelajaran tersebut. Pendidikan jasmani itu memiliki kekayaan yang sangat besar dalam pembelajaran, sebagimana dikemukakan Lutan (Sunarya, 2007:47) yakni sebagai berikut : “Tujuan pendidikan jasmani yaitu : (a) pembentukan gerak, (b) pembentukan prestasi, (c) pembentukan sosial, dan (d) pertumbuhan”. Dengan demikian, tujuan pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan kondisi fisik, mental, sosial, moral, spiritual, dan intelektual supaya pengguna lebih mandiri

yang sesuai dengan keadaan dirinya. Dalam proses pembelajaran penjas, guru diharapkan dapat melakukan

pembelajaran inovatif, pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran

(10)

inovasi pembelajaran dapat mencakup modifikasi pembelajaran dari segi sarana, prasarana, dan model pembelajaran. Pembelajaran inovatif bersifat menyenangkan (rekreatif) dan membutuhkan kreativitas guru untuk membuat siswa aktif sehingga efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dari kutipan di atas jelas bahwa tantangan pembelajaran penjas itu sangat berat tetapi dengan menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa yang membuat siswa menarik, diharapkan pembelajaran penjas dapat memotivasi siswa dan siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran tersebut. Begitu juga dengan pembelajaran bolabasket agar siswa lebih berpartisipasi dan tidak mengalami kejenuhan maka harus membuat pembelajaran lebih menarik. Atas dasar itulah maka modifikasi pembelajaran bolabasket dilakukan, melalui modifikasi sarana prasarana dan permainan.

Terkait dengan materi pembelajaran (bahan ajar), khususnya dalam bentuk permainan dan olahraga, banyak sekali jenis-jenis permainan yang harus diajarkan kepada siswa. Salah satunya adalah permainan bolabasket yang termasuk ke dalam kelompok permainan bola besar, dan permainan bolabasket merupakan salah satu materi pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang dipelajari di sekolah pada umumnya.

Untuk mengajarkan tehnik permainan bolabasket agar anak didik menguasai unsur-unsur dasar permainan, maka anak didik diarahkan pada rincian teknik dasar bolabasket agar permainan bisa dilakukan dengan baik dan efektif. Menurut Keven A. Prusak (2007:1-2) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran permainan bolabasket ini, dirancang sedemikian rupa untuk membantu anak-anak agar mampu mencapai tiga tujuan utama, yakni :

(11)

2. Anak-anak ingin merasa lebih berhasil, kegiatan ini difokuskan pada proses pembelajaran, maka anak-anak akan selalu atau hamper selalu dapat mengalami keberhasilan. Kegiatan ini membentuk kebiasaan yang kuat pada anak-anak agar fokus dalam mengerjakan sesuatu sampai menguasainya. Bukan membandingkan kemampuan satu anak dengan anak lainnya.

3. Anak-anak ingin lebih banyak bersenang-senang, gagasannya adalah bahwa bermain bolabasket dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan. Latihan jangan sampai membosankan. Semua latihan kata kuncinya adalah : sangat aktif, sangat berhasil, sangat senang. Keterampilan dasar bermain bolabasket terdiri dari : a) cara memegang bola, b) menangkap bola (catching ball), c) mengoper atau melempar bola (passing), d) menggiring bola (dribbling), e) cara berputar (pivot), f) menembak (shooting), g) tembakan melayang (lay-up).

Bagi sebagian besar siswa di SD Negeri Tanjungsari I, teknik shooting merupakan teknik yang sulit untuk dipelajari. Salah satu penyebabnya adalah ukuran dan berat bola serta tinggi ring standar yang biasa digunakan dalam pembelajaran, terlalu berat dan besar untuk anak seusia 10 tahunan. Kurang memasyarakatnya permainan bolabasket di daerah pedesaan serta kurangnya pengatahuan permainan bolabasket yang dimiliki guru penjas bisa juga menjadi kendala dalam proses pembelajaran bolabasket. Vic Amber (ttn:9) mengemukakan :

Keterampilan terpenting dalam permainan bolabasket ini adalah kemampuan untuk “shooting” atau menembakkan bola kedalam jala keranjang. Keterampilan ini merupakan suatu keterampilan yang memberikan hasil nyata secara langsung. Selain itu memasukan bola kedalam jala merupakan inti dari strategi permainan bolabasket ini.

Dari pemaparan diatas jelas bahwa pembelajaran teknik shooting pada permainan bolabasket perlu dipelajari sejak usia sekolah dasar. Adapun jenis shooting yang di pelajari di Sekolah Dasar adalah jump shoot. Kosasih (2008:51) mengungkapkan “jump shoot adalah jenis tembakan dengan menambahkan

(12)

merupakan perpaduan antara melompat dan shooting, hal inilah yang membuat siswa kelas V Sekolah Dasar kesulitan. Lompatan siswa cenderung terlalu pendek jika tinggi ring standar masih digunakan. Selain itu berat dan ukuran bola yang terlalu besar membuat siswa kesulitan dalam mengarahkan bola kearah ring, oleh karena itu modifikasi perlu dilakukan.

Argumentasi yang masih ada dibeberapa sekolah dasar untuk tidak memilih permainan bolabasket sebagai instrumen pendidikan jasmani di kelas V pada umumnya menyangkut kesulitan dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut, diantaranya ukuran dan berat bolabasket serta tinggi ring standar yang digunakan dalam pembelajaran menyulitkan siswa dalam mengikuti pembelajaran teknik dasar bolabasket, terutama teknik dasar jump shoot. Siswa cenderung kesulitan dalam mengarahkan dan mengusahakan agar bola jatuh tepat sasaran. Kesulitan-kesulitan ini dapat ditanggulangi dengan cara memodifikasi sarana dan prasarana permainan bolabasket, baik dengan modifikasi lapangan, ring, bola, peraturan dan dengan pengajaran yang coraknya sederhana. Dengan demikian pembelajaran bolabasket dapat dipelajari dengan mudah, dapat merangsang minat siswa dalam pembelajaran serta banyak mengandung variasi gerak.

Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Lutan (Sunarya, 2007:57) yang menyatakan bahwa modifikasi dalam pelajaran pendidikan jasmani perlu dilakukan, dengan tujuan agar :

1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran

2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi 3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

(13)

Untuk menerapkan modifikasi dalam pembelajaran jump shoot pada permainan bolabasket dapat dilakukan dengan menerapkan mini bolabasket. Mini bolabasket merupakan versi bolabasket yang diperkecil skala bola, ring, maupun lapangannya. Hal ini perlu dilakukan untuk menanggulangi kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran teknik dasar bolabasket terutama jump shoot. Dengan dilakukannya modifikasi dalam permainan bolabasket diharapkan siswa dapat tertarik dan termotivasi, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Penerapan proses modifikasi pembelajaran harus selalu mempertimbangkan esensi kegiatan belajar siswa. Sebagai bahan pertimbangan maka proses modifikasi hendaknya merujuk pada pernyataan yang diungkapkan oleh Suherman (2000:24) bahwa ada empat aspek yang dapat dimodifikasi dari pembelajaran penjas yaitu:

1. Modifikasi tujuan pembelajaran 2. Modifikasi materi pembelajaran

3. Modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran 4. Modifikasi evaluasi pembelajaran

Dari kutipan di atas bahwa modifikasi pembelajaran tidak terfokus pada satu arah tetapi ada modifikasi tujuan pembelajaran, modifikasi materi pembelajaran, modifikasi kondisi lingkungan belajar dan modifikasi evaluasi pembelajaran. Untuk membuat anak didik atau siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam pembelajaran permainan bolabasket maka guru dapat memodifikasi materi dan kondisi lingkungan pembelajaran semenarik mungkin dan mengandung banyak unsur gerak sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan efektif.

Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana, tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani. Bahkan sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Jangan lupa bahwa kata kunci pendidikan jasmani adalah “Bermain – bergerak –ceria”.

(14)

yang akan dicoba dicarikan solusinya melalui upaya-upaya dalam penelitian tindakan kelas (class action research). Adapun judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “Modifikasi Sarana dan Prasarana Pembelajaran dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Jump Shoot Pada Permainan Bolabasket

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Tanjungsari I Kabupaten Sumedang).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi adanya masalah yang harus diteliti yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan dasar siswa dalam melakukan jump shoot pada permainan bolabasket di kelas V SD Negeri Tanjungsari I?

2. Apakah hambatan yang dialami oleh siswa kelas V SD Negeri Tanjungsari I dalam melakukan pembelajaran jump shoot permainan bolabasket?

3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh guru penjas dalam mengembangkan materi pembelajaran jump shoot pada permainan bolabasket bagi siswa kelas V SD Negeri Tanjungsari I?

4. Sejauhmana modifikasi sarana dan prasarana dapat meningkatkan keterampilan jump shoot pada permainan bolabasket pada siswa kelas V SD Negeri Tanjungsari I?

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang tersebut di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apakah modifikasi sarana dan prasarana dapat meningkatkan hasil pembelajaran jump shoot pada permainan bolabasket ?

D. Cara Pemecahan Masalah

(15)

permainan bolabasket di kelas V SD Negeri Tanjungsari I, akan dipecahkan melalui upaya modifikasi sarana dan prasarana pembelajaran. Adapun pelaksanaannya melalui proses penelitian tindakan kelas (class action research). Penelitian tindakan kelas pada prinsipnya adalah penelitian yang dilaksanakan dalam setting kelas yang dilakukan oleh guru sebagai pelaku pembelajaran.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejauhmana modifikasi sarana dan prasarana dapat meningkatkan hasil pembelajaran jump shoot pada permainan bolabasket.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan keilmuan pendidikan jasmani yang secara rinci manfaatnya dapat diuraikan sebagai berikut: a. Sebagai sumbangan pemikiran yang dapat memperkaya khasanah karya

ilmiah yang berkaitan dengan mata pelajaran pendidikan jasmani.

b. Dapat dijadikan bahan masukan berupa literatur dan pengembangan ilmu metodologi pembelajaran khususnya Jurusan Pendidikan Olahraga, Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi dalam rangka persiapan guru–guru Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

c. Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan dalam pengembangan Program Pengajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

(16)

G. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah dalam penelitian ini maka perlu adanya penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Pendidikan jasmani adalah suatu aktivitas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui aktivitas jasmani. Supandi (Sunarya, 2007:41).

2. Esensi modifikasi yaitu menganalisis sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. (Suherman, 1998:1).

3. Proses belajar mengajar (PBM) merupakan interaksi berkelanjutan antara perilaku guru dan perilaku peserta didik. Mosston dan Asworth (Sunarya, 2007:56).

4. Jump shoot adalah jenis tembakan dengan menambahkan lompatan saat

melakukan shooting, dimana bola dilepaskan pada saat titik tertinggi lompatan . (Kosasih, 2008:51).

5. Sarana dan Prasarana

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau biasa disebut juga dengan Classroom Action Research. Salah satu alasannya adalah karena PTK ini dipandang sebagai bentuk penelitian yang mampu memberikan kontribusi cukup meyakinkan bagi upaya pemecahan masalah-masalah pendidikan pada tatanan praktis, yakni proses pembelajaran di kelas.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan penyelidikan secara sistematis dengan tujuan menginformasikan praktik pembelajaran dalam situasi tertentu.

Pengertian penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis (Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, 2012:46) adalah sebagai berikut :

Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari : (1) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, (2) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan, (3) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

(18)

Selanjutnya Suharsimi (Asrori, 2007:5), menyimpulkan bahwa :

Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Rustam dan Mundilarto (Asrori, 2007:5) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah :

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dari beberapa definisi tersebut di atas, peneltian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tidakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas juga merupakan penelitian yang bersifat reparatif. Artinya, penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa mencapai hasil yang maksimal.

Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik penting yaitu masalah diteliti untuk dipecahkan harus selalu berangkat dari persoalan praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehari-hari di kelas. Suhardjono (Asrori, 2007:8-9) mengajukan beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas, yakni :

1. adanya tindakan (action). Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan teretentu.

2. penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. Penelitian tindakan kelas merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional guru (tumbuhnya sikap profesional dalam diri guru) karena penelitian tindakan kelas mampu membelajarkan guru untuk berfikir kritis dan sistematis, mampu membiasakan membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan.

(19)

nyata dan actual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain, penelitian tindakan kelas berfokus pada masalah praktis bukan problem teoritis atau bersifat bebas konteks.

4. penelitian tindakan kelas dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. 5. adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru, kepala sekolah,

siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).

6. disamping itu, penelitian tindakan kelas dilakukan hanya apabila ada (a) keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan, (b) bertujuan meningkatkan profesionalisme guru, (c) alasan pokok: ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan, dan (d) bertujuan memperoleh pengetahuan dan/atau sebagai pemecahan masalah.

Mencermati beberapa ilustrasi di atas, maka dapat dikemukakan bahwa penelitian tindakan kelas itu, menurut Asrori (2007:9) memiliki beberapa karakteristik yang paling utama, antara lain :

1. masalah berasal dari guru;

2. tujuannya memperbaiki pembelajaran;

3. metode utama adalah refleksi diri degan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian;

4. fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran; 5. guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.

Terkait tujuan penelitian tindakan kelas, secara rinci Suhardjono (Asrori, 2007:13-14) mengemukakan sebagai berikut :

1. meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah;

2. membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas;

3. meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan; 4. menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah

sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).

Selanjutnya Suhardjono (Asrori, 2007:14) mengemukakan bahwa berdasarkan tujuan penelitian tindakan kelas tesebut, maka hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas mencakup :

1. perbaikan dan peningkatan kualitas kinerja belajar siswa;

(20)

3. perbaikan dan peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, alat peraga, dan sumber belajar lainnya;

4. perbaikan dan peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses pembelajaran dan hasil siswa;

5. perbaikan dan peningkatan kualitas upaya-upaya pemecahan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah;

6. perbaikan dan peningkatan kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa.

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tindakan kelas, menurut Asrori (2007:15) manfaat terkait dengan komponen pembelajaran, antara lain : a) inovasi pembelajaran, b) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas, c) peningkatan profesionalisme guru.

Dapat pula dikatakan bahwa kegiatan penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu meningkatkan penerapan pedagogi olahraga secara efektif dan efisien.

Berdasarkan Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (2012:50) dikatakan bahwa manfaat penelitian tindakan kelas bagi guru, yakni sebagai berikut :

1. membantu guru memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena memang sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran.

2. membantu guru berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan perkataan lain, guru mampu menunjukkan otonominya sebagai pekerja profesional.

3. meningkatkan rasa percaya diri guru.

4. memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

(21)

B. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan

1. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini pada dasarnya mengandung empat

komponen pokok, yakni : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, yang kesemuanya itu bersifat daur ulang atau siklus. Jumlah siklus diupayakan lebih dari satu siklus (minimal dua siklus). Tingkat keberhasilan dalam satu siklus diuraikan, sebelum pindah ke siklus lainnya.

Model penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah model siklus, sebagaimana dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart (Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, 2012:52-53), model penelitian tindakan kelas ini terdiri dari :

1. Rencana (Planning)

Pada komponen ini, guru sebagai peneliti merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa.

2. Tindakan (Action)

Pada komponen ini, guru melaksanakan tindakan, berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa yang diinginkan.

3. Pengamatan (Observation)

Pada komponen ini, guru mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Apakah berdasarkan tindakan yang dilaksanakan itu memberikan pengaruh yang meyakinkan terhadap perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa atau tidak.

4. Refleksi (Reflection)

Pada komponen ini, guru mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan itu dengan mendasarkan pada berbagai kriteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang telah dibuatnya jika masih terdapat kekurangan sehingga belum memberikan dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.

(22)

Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik kemampuan siswa dalam melakukan permainan bolabasket yang dimodifikasi.

Bagan 3.1 Satu Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK (Desain PTK Model Kemmis & Mc Taggart)

Atas dasar itulah maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu :

a. Pengamatan (observing), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses pembelajaran jump shoot pada permainan bolabasket yang dimodifikasi di kelas V B, SDN Tanjungsari 1 Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Aktivitas siswa yang diamati berkaitan dengan sikap dan perilaku sebelum (pada tahap persiapan), selama, dan sesudah melaksanakan aktivitas pembelajaran jump shoot pada permainan bolabasket. Ini bertujuan untuk mengetahui minat dan motivasi serta kendala pada saat mempelajari permainan bolabasket serta pemahaman dan kemampuan awal (dasar) melakukan gerakan dalam permainan atau teknik dasar dalam permainan bolabasket.

b. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan penelitian (planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran keterampilan jump shoot pada permainan bolabasket.

c. Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah dilaksanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan serta

Plan Act & Observe Reflect Revised plan

(23)

perubahan perilaku atau penguatan perilaku siswa dalam proses belajarnya guna menguasai keterampilan jump shoot dalam permainan bolabasket.

2. Rencana Tindakan

Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (guru penjas yang lain) untuk melakukan rancangan tindakan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan observer menentukan suatu perencanaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Membuat rencana pembelajaran teknik keterampilan jump shoot dengan melakukan modifikasi sarana dan parasarana pembelajaran pada permainan bolabasket.

2) Membuat lembar observasi yaitu:

a) Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian yang muncul selama proses pembelajaran. Catatan-catatan ini harus tertib dan sistematis karena akan menjadi sumber informasi dalam proses pengolahan dan analisis data.

b) Dengan menggunakan alat elektronik (kamera) untuk merekam atau mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil selama proses pembelajaran berlangsung. Ini dapat dijadikan bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan pembelajaran di tahap berikutnya.

c) Membuat jurnal harian yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang berkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran jump shoot pada permainan bolabasket.

(24)

yang dikemukakan oleh Graham dkk (Bahan Ajar Pada PLTG Program Sertifikasi Guru Pejas Rayon X-Provinsi Jawa Barat, 2008:6) bahwa :

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam modifikasi suatu permainan adalah : (a) permainan, (b) tujuan, (c) pergerakan permainan, (d) perlengkapan, (e) organisasi, (f) jarak/area, (g) peraturan, dan (h) keterampilannya.

Mengacu pada beberapa aspek di atas, maka modifikasi yang dilakukan terfokus pada modifikasi perlengkapan, jarak/area, dan keterampilan yang berkaitan dengan modifikasi sarana dan prasarana yang penulis lakukan.

Menurut Aussie (http://mainunkurniansyah.blogspot.html, 2011) bahwa :

Komponen-komponen penting dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang dapat dimodifikasi meliputi : (1) ukuran, berat atau bentuk peralatan yang dipergunakan, (2) lapangan permainan, (3) waktu bermain atau lamanya permainan, (4) peraturan permainan, dan (5) jumlah pemain.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen yang dapat dimodifikasi sebagai pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di SD adalah : (1) ukuran, berat atau bentuk peralatan yang dipergunakan, (2) ukuran lapangan permainan, (3) lamanya waktu bermain atau lamanya permainan, (4) peraturan permainan yang digunakan, (5) jumlah pemain atau jumlah siswa yang dilibatkan dalam suatu permainan.

Berdasarkan hal di atas, maka modifikasi yang akan dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

a) Ukuran Standar (sebelum dimodifikasi) :

(1) Keliling lingkaran bolabasket 75 cm - 78 cm. (2) Berat bolabasket 600 - 650 gram.

(3) Tinggi tiang ring basket 305 cm. (4) Diameter ring 45,72 cm.

(25)

(1) Keliling lingkaran bola 65 hingga 67 cm. (2) Berat bola 260 hingga 280 gram.

(3) Tinggi tiang ring 250 cm. (4) Diameter Ring 25 cm.

(5) Ukuran backboard (papan pantul) adalah 130 cm x 85 cm. (6) Material atau bahan yang digunakan antara lain :

(a) Tiang ring terbuat dari bamboo, dengan diameter tiang 12 cm. (b) Ring modifikasi terbuat dari rotan yang dibentuk lingkaran,

jaringnya terbuat dari tali rafia yang dipilin.

(c) Backboard (papan pantul) terbuat dari kayu multiplex.

4) Menyiapkan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan pembelajaran jump shoot pada permainan bolabasket.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) yang terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran jump shoot pada permainan bolabasket melalui modifikasi sarana dan prasarana pembelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:

1. Peneliti menerapkan modifikasi sarana dan prasarana dalam pembelajaran jump shoot pada permainan bolabasket yang telah dirancang dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan objektif.

(26)

c. Alternatif Pemecahan

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan catatan yang ada dijadikanlah bahan solusi yang tepat untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan proses pembelajaran untuk pertemuan atau pelaksanaan tindakan berikutnya.

d. Observasi

Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh observer (guru penjas). Objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat individu maupun secara klasikal. Bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah:

1. Observasi peer (Pengamatan Sejawat)

Dikdasmen Depdikbud (1999:37-38), observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini seorang guru bertindak sebagai pengamat untuk guru yang lain.

2. Observasi Terstruktur

Sugiono (2010:146), “Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tenatang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya”. Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawabnya.

e. Analisis dan Refleksi

Pelaksanaan modifikasi sarana dan prasarana dalam pembelajaran jump shoot pada permainan bolabasket yang dilakukan oleh peneliti sendiri telah

(27)

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN Tanjungsari 1 Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Alasan memilih SDN Tanjungari 1 sebabagai lokasi penelitian, karena penulis mengajar di sekolah tersebut.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V B yang berjumlah 42 orang yang terdaftar secara administrasi di SDN Tanjungsari I Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

D. Variabel Penelitian

Variabel menurut Sugiyono (2010:40) adalah : “segala bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tertang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”. Apa saja yang termasuk ke dalam variabel penelitian ini maka penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Variabel Proses

Variabel proses dalam penelitian ini adalah penerapan modifikasi sarana dan prasarana pembelajaran yang berhubungan dengan cara mengajar, komponen guru, komponen siswa, bahan ajar, alat bantu pembelajaran, dan sebagainya. Modifikasi sarana dan sarana pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran jump shoot yang berarti mengubah ukuran, berat, tinggi, dan lebar alat yang

sebenarnya dengan alat tiruan yang menyerupai bentuk aslinya dengan maksud memberikan pengaruh berupa kemudahan dalam upaya meningkatkan keterampilan jump shoot pada permainan bolabasket.

2. Variabel Output

Variabel output dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan jump shoot pada permainan bolabasket yang dipengaruhi oleh adanya variabel

(28)

terjadi perubahan tingkah laku. Variabel yang dimaksud adalah berupa perubahan dalam bentuk peningkatan keterampilan jump shoot, kemampuan guru dalam mengajar, penggunaan alat bantu pembelajaran dan faktor lain yang mempengaruhi proses belajar siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun cara yang ditempuh itu terdiri dari berbagai teknik yang digunakan seperti: wawancara, obsevasi dan dokumentasi data.

1. Wawancara Tentang Situasi Belajar yang Ada

Salah satu cara untuk memperoleh data dalam sebuah penelitian adalah dengan wawancara (interview). Teknik ini banyak digunakan dalam penelitian deskriptif, kuantitatif dan kualitatif. Dalam proses pelaksanaannya peneliti

menyusun daftar pertanyaan atau pernyataan yang hendak ditanyakan pada saat pelaksanaan wawancara. Ini dilakukan agar pada saat wawancara, pembahasan tidak menjadi menyimpang terlalu jauh dari tujuan wawancara. Wawancara dilaksanakan dengan tujuan memperoleh informasi mengenai permasalahan yang dihadapi dari sumbernya secara langsung yaitu wawancara dari siswa dan wawancara terhadap guru yang mengajar kelas V. Dengan demikian diharapkan agar permasalahan yang ingin diungkap dalam penelitian dapat terselesaikan. 2. Observasi Terhadap Proses Pembelajaran

(29)

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilaksanakan dengan tujuan memperoleh data yang berkaitan dengan sampel, yang tidak terlihat atau tidak terukur selama pelaksanaan observasi. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa pemeriksaan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sampel atau siswa, dan juga dengan menganalisis dokumentasi foto dari kamera yang digunakan sebelum dan selama penelitian berlangsung. Dokumen juga diperoleh dari guru pendidikan jasmani yang sebelumnya mengajar sampel atau siswa yang dijadikan sampel penelitian berupa catatan harian.

F. Teknik Analisis Dan Penafsiran Data

Nasution (Sugiyono, 2010:245) menyatakan :

Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan dalam analisis dan pemaknaan data adalah sebagai berikut :

1. Pengolahan dan Penafsiran Data

Pengolahan dan penafsiran data dapat dilakukan pada proses penelitian dan hasil dokumentasi selama pelaksanaan di lapangan yaitu berupa hasil lembar observasi, hasil pengamatan dan dokumentasi gambar serta berbagai data pendukung lainnya yang diinterpretasikan. Hasil interpretasi data ditafsirkan ke dalam kalimat atau kata-kata berupa kategori, dan dijelaskan melalui tabel hasil penelitian.

2. Hasil Analisis Data

(30)

mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber untuk mencocokkan kevalidan data.

3. Rekomendasi Selama Proses penelitian

Dalam rekomendasi data penulis mengacu pada hasil analisis data yang ada, yang selanjutnya dicocokkan dengan data yang diperoleh selama di lapangan. Hasil interpretasi digunakan untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian, yang akhirnya menjadi sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan. Kesimpulan tersebut diharapkan memberikan kontribusi bagi guru dan siswa, sebagai upaya untuk perbaikan proses pembelajaran. 4. Diskusi Hasil Temuan

Dalam diskusi hasil temuan penelitian maka penulis mengemukakan apa saja yang ditemukan selama proses penelitian yang merupakan hal-hal baru berdasarkan pada data-data hasil observasi pada pelaksanaan penelitian.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur yang dipergunakan untuk memperoleh data selama kegiatan penelitian berlangsung. Instrumen penelitian itu adalah sebagai berikut :

1. Peneliti membuat lembar observasi yang bertujuan untuk melihat dan mengamati serta mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran, yaitu berupa format yang berisi tentang item-item indikator tingkah laku atau kejadian yang digambarkan ketika penerapan modifikasi sarana dan prasarana pembelajaran jump shoot pada permainan bolabasket.

2. Menyiapkan peralatan mekanis yang bertujuan untuk merekam data dan peristiwa ketika peneliti sedang melaksanakan penelitian di lapangan.

(31)

4. Penulis menyusun alat evaluasi yaitu berupa instrumen penelitian. Penulis melakukan wawancara ataupun tanya jawab dan pengamatan terhadap sikap yang ditampilkan oleh siswa pada proses pembelajaran.

5. Format Instrumen Penelitian (lembar observasi)

Lembar observasi kegiatan merupakan daftar cek ( √ ) dari perilaku yang ditampilkan oleh siswa yang disesuaikan dengan kriteria penilaian yang dilaksanakan pada kegiatan belajar mengajar.

[image:31.595.109.516.227.668.2]

Untuk lebih jelasnya tentang instrumen penelitian jump shoot bisa dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 3. 1. Lembar Observasi Keterampilan Jump Shoot pada setiap siklus

1 2 3 4 5 dst.

Melompat

No. Nama Jumlah

Nilai Keterampilan Gerak dan Penilaian

Keterampilan Jump Shoot

dlm Permainan Akurasi

Tembakan Koordinasi

Melompat & Menembak Menembak

Tabel 3. 2. Format Kriteria Penilaian

Perolehan Nilai Penilaian

> 75 Baik

60 – 75 Cukup

(32)

6. Persentase Keterampilan Jump Shoot

[image:32.595.109.517.235.585.2]

Penghitungan rata-rata persentase keterampilan jump shoot merupakan hasil penghitungan dari nilai indikator perilaku siswa yang ditampilkan dari setiap siklus yang dilaksanakan. Hasil tersebut diambil dari observer yang mengamati jalannya kegiatan secara langsung, dan kemudian dijadikan deskripsi tingkat pencapaian suatu proses tindakan atau perlakuan dalam masing-masing kegiatan. Untuk lebih jelas di bawah ini adalah tabel persentase keterampilan jump shoot hasil pada setiap siklusnya.

Tabel 3.3. Perkembangan Peningkatan Keterampilan Jump Shoot

Norma Capaian Target

Tindakan

Siklus I Siklus II

Jumlah

siswa %

Jumlah

siswa %

Baik

Cukup

Kurang

Penghitungan kemajuan hasil belajar jump shoot siswa dapat dihitung dengan cara melihat perolehan skor atau nilai yang didapat oleh masing-masing siswa pada norma capaian target tindakan dalam format observasi pada setiap siklus. Kemudian membandingkannya dari setiap siklus tersebut. Persentase peningkatan keterampilan jump shoot dapat dihitung dengan cara :

Persentase peningkatan keterampilan = Jumlah Siswa Yang Mendapatkan

(33)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Selama kegiatan pembelajaran penjas dengan melakukan modifikasi pembelajaran melalui modifikasi sarana dan prasarana permainan bolabasket, siswa menjadi lebih tertarik dan meningkat motivasinya. Demikian pula efektivitas pembelajaran, serta partisipasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani menjadi lebih baik dan meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran bolabasket, khususnya pembelajaran keterampilan jump shoot melalui modifikasi sarana dan parasarana, terbukti adanya gejala peningkatan, baik dalam hal motivasi, rasa senang, maupun keterampilannya. Dengan demikian modifikasi sarana dan prasarana dalam permainan bolabasket tersebut dapat dijadikan alternatif untuk diaplikasikan dalam proses belajar mengajar permainan bolabasket.

Dari penjelasan diatas, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan, adalah :

(34)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan penelitian di lapangan, dalam rangka membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran dan mengatasi hambatan-hambatan pada kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani di SDN Tanjungsari I, peneliti mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perbaikan proses pembelajaran pendidikan jasmani, antara lain : 1. Guru pendidikan jasmani hendaknya mampu meningkatkan kinerjanya dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Upaya tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui keberanian melakukan inovasi (pembaharuan), baik dalam hal metode pembelajaran maupun sarana dan prasarananya. Penyajian bahan ajar harus direncanakan sebaik mungkin dengan tidak mengabaikan faktor-faktor keselamatan dan tingkat kemampuan siswa dalam menguasai suatu tugas gerak. Memodifikasi tujuan pembelajaran dan merekayasa lingkungan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa SD Kelas V khususnya, merupakan tindakan penting yang menjadi acuan utama ketika menyajikan bahan ajar yang disertai pemilihan pendekatan mengajar yang sesuai.

2. Pendidikan adalah tanggungjawab semua pihak, bukan hanya guru atau sekolah, melainkan juga masyarakat, para orangtua, dan pemerintah (dinas pendidikan). Terkait hal tersebut, seyogyanyalah pihak sekolah menjalin hubungan yang baik dengan pihak-pihak tersebut. Hal itu dimaksudkan agar masyarakat, pemerintah dan orang tua dapat membantu sekolah/guru, baik dalam hal penyediaan sarana prasarana maupun melakukan kontrol terhadap kinerja guru demi perbaikan di masa yang akan datang.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Amber Vic (ttn). Petunjuk untuk Pelatih dan Pemain Bola Basket. Bandung : CV. Pionir Jaya.

Asrori, M (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Wacana Prima. Bahagia, Y dan Suherman, A. (2000). Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdiknas: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru.

Hendrayana, Y (2007). Pembelajaran Permainan. Jakarta : Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Kosasih, D (2008). Fundamental Basketball First Step To Win. Semarang : CV. Elwas Offset.

Lutan, R (1997). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Ditjen : Dikdasmen.

Lutan, R (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas : Ditjen Dikdasmen bekerjasama dengan Ditjen Olahraga.

Ma’mun, A dkk. (2008). Pengembangan Profesi Guru Penjas Dalam Konteks Sport Development. Bandung : Bahan Ajar pada Diklat PLPG Program Sertifikasi Guru Penjas Rayon X Prov. Jawa Barat.

Nasution (2010). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Prusak A. K (2007). Permainan Bolabasket. Yogyakarta : PT. Citra Aji Parama. Sanjaya, W (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Suherman (1998). Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : IKI.

(36)

Suherman, A (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung : PJKR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Sunarya, E (2007). Sejarah dan Falsafah Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Bandung : PJKR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Wena, M (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sumber-Sumber dari Internet : http://adenurmalla.blogspot.html http://belajarpsikologi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/bola_basket.html http://mainunkurniansyah.blogspot.html http://pojokpenjas.blogspot.html

Gambar

Tabel 3. 1. Lembar Observasi Keterampilan  Jump Shoot pada setiap siklus
Tabel 3.3. Perkembangan Peningkatan Keterampilan Jump Shoot

Referensi

Dokumen terkait

Kedua puluh citra uji menunjukkan bahwa metode NNVI mempunyai nilai SSIM yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai SSIM hasil ketiga metode interpolasi lainnya untuk suatu

Batang tubuh pada Draf 1 meliputi status dan fungsi hutan, kelembagaan kehutanan, perencanaan hutan (tata ruang), pengelolaan hutan, perlindungan dan konservasi hutan,

BAB II PENGARUH TEMU MANGGA ( Curcuma amada ) TERHADAP STABILISASI LIPID DARAH PADA MENCIT ( Mus musculus ) JANTAN PENDERITA HIPERLIPIDEMIA A.. Temu Mangga ( Curcuma

Pengaruh model kooperatif team games tournament (TGT) terhadap peningkatan kerjasama,kreatifitas,dan keterampilan bermain sepakbola siswa tuna rungu Universitas Pendidikan Indonesia

Tugas kader pada saat hari buka saja (5 meja). Merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat, memberikan pelayanan, melakukan pencatatan, melakukan

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ditemukan 17 Spesies tumbuhan potensial sebagai tanaman hias di kawasan objek wisata air terjun Talalang Jaya desa

Misbah Zainul Mustafa 14 adalah tiga penulis tafsir Al-Qur’an bahasa Jawa yang hidup dalam tradisi masyarakat pesisir-pesantren dan karya tafsir yang mereka tersebut ditulis