• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB - 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB - 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 1

BAB - 7

RENCANA

PENGEMBANGAN

SPAM

7.1

KEBIJAKAN, STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN

RUANG WILAYAH

7.1.1

Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Pemanfaatan Ruang

Wilayah

Pola ruang adalah distribusi peruntukkan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukkan ruang untuk fungsi budidaya. Pola ruang wilayah kabupaten merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, baik untuk pemanfaatan yang berfungsi lindung maupun budidaya yang belum ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Pola ruang wilayah kabupaten dikembangkan dengan sepenuhnya memperhatikan pola ruang wilayah yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.

Kebijakan strategi Pengembangan Struktur Tata Ruang Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah:

(2)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 2

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan merupakan komponen dalam penataan ruang baik yang dilakukan berdasarkan wilayah administratif, kegiatan kawasan, maupun nilai strategis kawasan. Yang termasuk dalam kawasan lindung adalah:

(1) Kawasan hutan lindung adalah kawasan yang memberikan pelindungan kawasan bawahannya, antara lain, kawasan hutan lindung, kawasan bergambut dan kawasan resapan air;

(2) Kawasan perlindungan setempat, antara lain, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk dan kawasan sekitar mata air;

(3) Kawasan suaka alam dan cagar alam, antara lain, kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam, cagar alam, suaka margasatwa serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

(4) Kawasan rawan bencana alam, antara lain, kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir; dan

(5) Kawasan lindung lainnya, misalnya taman buru, cagar biosfer, kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa dan terumbu karang.

Tabel 7-1 Rencana Kawasan Lindung

No Kecamatan Rencana

1 Selaru hutan produksi dan konservasi 2 Tanimbar Selatan hutan produksi dan konservasi 3 Wetamrian hutan produksi dan konservasi 4 Kormomolin hutan produksi dan konservasi 5 Nirunmas hutan produksi dan konservasi

6 Tanimbar Utara hutan produksi, konservasi dan hutan suaka alam

7 Yaru Hutan produksi

8 Molumaru Hutan produksi terbatas, hutan produksi konservasi, hutan suaka margasatwa

(3)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

(4)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 4

Gambar 7-1 Peta Rencana Kawasan Lindung

2. Rencana Zonasi Kawasan Rawan Bencana

Rencana zonasi menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 adalah rencana yang menentukan arah penggunaan sumber daya tiap satuan perencanaan disertai dengan penetapan struktur dan pola ruang pada kawasan perencanaan yang memuat kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin. Pada kawasan zona rawan bencana, pola pengelolaan kawasan dilakukan melalui pengaturan kegiatan manusia di kawasan rawan bencana untuk melindungi manusia dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia. Tujuan dari pengaturan kegiatan manusia di kawasan rawan bencana adalah mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup dan melestarikan fungsi lindung kawasan serta menghindari berbagai usaha dan/atau kegiatan di kawasan rawan bencana.

Zonasi kawasan rawan bencana gempa bumi ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

(1) Kawasan yang memiliki seismisitas tinggi, yaitu dengan melihat sejarah terjadinya gempa bumi;

(2) Kawasan dengan yang mempunyai nilai percepatan tanah (Peak Ground Acceleration) yang cukup tinggi;

(3) Secara tektonik, kawasan tersebut cukup aktif, banyak dijumpai sesar/patahan aktif.

Zonasi kawasan bencana tsunami ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

(1) Secara regional merupakan daerah sering terjadi gempa (seismisitas aktif);

(2) Kawasan terletak di wilayah pantai menghadap laut dan terbuka, tidak terhalang pulau;

(3) Kawasan terletak di wilayah tektonik aktif dan dekat zona penajaman lempeng (subduction zone).

Zonasi kawasan rawan bencana tanah longsor ditetapkan berdasarkan kriteria berikut:

(5)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 5

(2) Kawasan rawan bencana gunung api;

(3) Kawasan rawan gempa bumi dengan skala MMI (Mercalc Modified Intensity) VII–XII (Berhubungan dengan kerusakan gedung);

(4) Kawasan dengan patahan aktif dan banyak terdapat retakan;

(5) Kawasan dengan kondisi kelerengan yang cukup terjal;

(6) Kawasan dengan jenis batuan/litologi yang mengandung lempung;

(7) Kawasan dimana alih fungsi lahan ini terjadi, baik dari kawasan lindung menjadi kawasan budidaya, atau dari kawasan budidaya dengan karakteristik menyerupai kawasan lindung menjadi kawasan budidaya yang tidak menunjang fungsi konservasi lingkungan hidup;

(8) Budidaya pertanian hortikultura dan rumah peristirahatan di kawasan pegunungan dengan kemiringan di atas 40%.

Tabel 7-2 Kawasan Rawan Bencana No Kecamatan Keterangan

(6)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

(7)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 7

Gambar 7-2 Kawasan Rawan Bencana

3. Rencana Pengembangan dan Kriteria Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang mempunyai fungsi utama budidaya, antara lain seperti kawasan hutan produksi, pertanian, pertambangan, perindustrian, pariwisata, dan permukiman. Sebelum menyusun arahan fungsi kawasan budidaya di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, terlebih dahulu perlu dipahami kriteria- kriteria yang perlu dipenuhi oleh berbagai aktivitas dalam suatu kawasan budidaya. Tabel 4.2. menguraikan tentang berbagai jenis kawasan budidaya dengan definisi dan kriteria yang diperlukannya.

Di samping Keppres Nomor 57/1989 dan Keppres Nomor 32/1990, aspek lainnya yang juga turut dipertimbangkan dalam mengarahkan fungsi berbagai kawasan budidaya di Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah:

(1) Potensi sumberdaya alam dan kesesuaian lahan, seperti potensi pertanian, perkebunan, perikanan dan sebagainya;

(2) Lingkungan buatan, yang tercermin dari pola penggunaan lahan dan sebaran pusat-pusat aktivitasnya;

(3) Zonasi rawan bencana, meliputi rawan gempa, rawan tsunami, rawan banjir, rawan longsor, rawan abrasi pantai, dan sebagainya;

(4) Sinergitas, keterkaitan, dan kemungkinan konflik antar penggunaan lahan;

(5) Ketersediaan prasarana wilayah, seperti aksesibiltas, ketersediaan fasilitas umumdan fasilitas sosial, serta jaringan utilitas;

(6) Keseimbangan pertumbuhan wilayah; dan

(8)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 8

Tabel 7-3 Rencana Kawasan Budidaya No Kecamatan Keterangan

1 Selaru Hutan suaka alam, hutan sekunder, hutan primer, tanaman pertanian, sagu dan bakau

2 Tanimbar Selatan Hutan suaka alam, hutan sekunder, hutan primer, tanaman pertanian, sagu dan bakau

3 Wetamrian Hutan sekunder, hutan primer, tanaman pertanian, sagu dan bakau

4 Kormomolin Hutan sekunder, hutan primer, tanaman pertanian, sagu dan bakau

5 Nirunmas Hutan sekunder, hutan primer, tanaman pertanian, sagu dan bakau

6 Tanimbar Utara Hutan sekunder, hutan primer, tanaman pertanian, sagu dan bakau

7 Yaru Hutan sekunder, hutan primer, tanaman pertanian, sagu dan bakau

8 Molumaru Hutan sekunder, hutan primer, tanaman pertanian, sagu dan bakau, tanaman campuran

9 Wuarlabobar Hutan suaka alam, hutan sekunder, hutan primer, tanaman pertanian, sagu dan bakau

(9)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

(10)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 1 0

Gambar 7-3 Peta Kesesuaian Lahan Kabupaten Maluku Tenggara Barat

7.1.2

Rencana Pola Ruang

Wilayah Kabupaten

Maluku Tenggara

Barat

Rencana pola ruang merupakan gambaran letak, ukuran, fungsi dari kegiatan-kegiatan budidaya dan lindung. Isi rencana pola ruang adalah delineasi (batas-batas) kawasan kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan kawasan-kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan delineasi kawasan lindung. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan hasil padu serasi antara daya dukung sumber daya yang dimiliki, kepentingan perlindungan lingkungan dan kepentingan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dengan demikian Pola Ruang adalah cerminan visi dan misi pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan prinsip produktif dan berkesinambungan.

Berdasarkan penjelasan terkait pola ruang kawasan lindung dan budidaya sebelumnya, maka pola ruang wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang berhasil dirumuskan dapat dilihat pada Gambar 4.7, sementara alokasi dan besarannya dapat dilihat pada Tabel 4.12. Beberapa pertimbangan pokok yang dianut dalam merumuskan pola ruang Wilayah Maluku Tenggara Barat tersebut antara lain meliputi:

(1) Karakteristik wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang berupa pulau-pulau menuntut adanya keterpaduan atau integrasi antara pola ruang daratan dan pola ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Pertimbangan ini ditindaklanjuti dalam rencana dengan mengembangkan strategi pemanfaatan ruang dalam suatu kerangka pembangunan berbasis Agro-Marineculture. Perwujudannya dalam pola ruang adalah terbentuknya suatu economic space (ruang-ruang ekonomi) yang mencerminkan keterkaitan antara pusat produksi-pusat industri-pusat distribusi dari komoditas unggulan laut maupun darat di wilayah Maluku Tenggara Barat.

(11)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 1 1

Tabel 7-4 Kawasan Budidaya No Kecamatan Keterangan

1 Selaru Kawasan hutan bakau, kawasan perkebunan, kawasan hutan produksi konversi dan kawasan permukiman

2 Tanimbar Selatan Kawasan hutan produksi konversi, kawasan hutan lindung, kawasan perkebunan, kawasan pertanian dan kawasan permukiman

3 Wetamrian Kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan lindung, kawasan hutan produksi konversi, kawasan perkebunan, kawasan permukiman 4 Kormomolin Hutan suaka alam, kawasan perkebunan, kawasan

hutan produksi konversi, kawasan pertanian, kawasan permukiman

5 Nirunmas Kawasan hutan lindung, kawasan hutan produksi terbatas, kawasan pertanian, kawasan perkebunan, kawasan hutan produksi konversi, kawasan permukiman

6 Tanimbar Utara Kawasan hutan produksi terbatas, kawasan perkebunan, kawasan pertanian, kawasan hutan produksi konversi, kawasan permukiman, kawasan cagar alam

7 Yaru Kawasan hutan lindung, kawasan permukiman 8 Molumaru Kawasan hutan lindung, kawasan hutan produksi

konversi, kawasan cagar alam dan kawasan permukiman

9 Wuarlabobar Hutan suak alam, kawasan hutan lindung, kawasan hutan produksi terbatas, kawasan pertanian, kawasan produksi konversi, kawasan cagar alam, kawasan perkebunan kawasan permukiman 10 Wermaktian Kawasan hutan lindung, kawasan hutan produksi

(12)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

(13)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 1 3

Gambar 7-4 Peta Rencana Kawasan Budidaya

Beberapa hal penting terkait perumusan rencana pola ruang wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat antara lain meliputi:

(1) Kawasan lindung (daratan) di Kabupaten Maluku Tenggara Barat direncanakan mencapai 45.9% dari total luas wilayah daratan Maluku Tenggara Barat yang terdiri dari Hutan Lindung, Kawasan Suaka Alam dan kawasan sempadan pantai, sungai dan danau;

(2) Kawasan Perlidungan pesisir dan laut di wilayah Maluku Tenggara Barat direncanakan minimal mencapai luasan sekitar 197.401,96 hektar yang direncanakan dapat menjadi Kawasan Konservasi Perairan;

(3) Proporsi kawasan hutan yang termasuk kawasan lindung dan budidaya direncanakan mencapai luasan sebesar 78.9% dari luas wilayah sehingga diharapkan mampu memberikan daya dukung pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara Barat secara berkelanjutan (di luar Sempadan Pantai);

(4) Pengembangan kawasan budidaya pertanian dan perkebunan direncanakan mencapai proporsi 9.96% dari luas wilayah. Namun upaya pengembangan ke depan dapat mengandalkan pada alih fungsi kawasan hutan produksi konversi yang masih memiliki proporsi luas kawasan sekitar 45.99% dari total luas wilayah daratan Maluku Tenggara Barat;

(5) Pengembangan kawasan perkotaan diperkirakan akan memanfaatkan lahan dengan proporsi maksimal 1% dengan intensitas terbesar di kawasan perkotaan Saumlaki. Dalam pengembangannya kawasan prioritas pengembangan perkotaan dalam 5-10 tahun pertama adalah di kawasan inti berupa kawasan untuk mendukung Saumlaki sebagai PKSN.

Tabel 7-5 Rencana Pola Ruang

No Kecamatan Keterangan

1 Selaru Hutan produksi, hutan produksi konversi

2 Tanimbar Selatan Hutan produksi konversi, perkebunan, hutan produksi

3 Wetamrian Hutan produksi terbatas, hutan produksi konversi, perkebunan, hutan

produksi, hutan suaka margasatwa

4 Kormomolin Hutan suaka margasatwa, hutan produksi, perkebunan,, hutan produksi

konversi

5 Nirunmas Hutan produksi terbatas, perkebunan, hutan produksi, hutan produksi

konversi

(14)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 1 4

No Kecamatan Keterangan

7 Yaru Hutan produksi

8 Molumaru Hutan produksi konversi, hutan produksi terbatas, hutan suaka alam,

hutan produksi

9 Wuarlabobar Hutan suaka alam, hutan suaka margasatwa, hutan produksi, perkebunan,

hutan lindung, hutan produksi konversi, hutan produksi terbatas

10 Wermaktian Hutan lindung, hutan produksi konversi, hutan produksi, hutan suaka

(15)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 1 5

Gambar 7-5 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat

7.2

RENCANA SISTEM PELAYANAN

Rencana sistem pelayanan untuk SPAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sistem pelayanan perpipaan PDAM, sistem pelayanan perpipaan Non PDAM dan sistem pelayanan non perpipaan. Sistem pelayanan perpipaan PDAM direncanakan untuk wilayah yang saat sekarang sudah terlayani oleh sistem PDAM dan seluruh ibukota kecamatan berikut desa-desa yang berada di sekitar wilayah ibukota kecamatan. Sistem pelayanan perpipaan Non PDAM direncanakan untuk desa-desa yang berada jauh dari lokasi ibukota kecamatan dan sudah memiliki sistem penyediaan air minum perdesaan atau belum memiliki sistem penyediaan air minum perdesaan tetapi memiliki sumber air baku. Sedangkan sistem pelayanan non perpipaan direncanakan untuk desa-desa yang berada jauh dari lokasi ibukota kecamatan serta tidak memiliki sumber air baku.

7.2.1 Rencana Sistem

Pelayanan Jaringan

Perpipaan PDAM

Sistem pelayanan jaringan perpipaan PDAM yang direncanakan meliputi seluruh wilayah ibukota kecamatan dan desa yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, yang merupakan wilayah pelayanan eksisting PDAM meliputi : IKK Tanimbar Selatan (Kota Saumlaki), IKK Tanimbar Utara (Kota Larat), IKK Selaru, IKK Wermakitan dan Desa Kandar Serta wilayah rencana pengembangan PDAM meliputi : IKK Yaru, IKK Wuarlabobar, IKK Nirun Mas, IKK Kormomolin, IKK Molu Maru

(16)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 1 6

7.2.2 Rencana Sistem

Pelayanan Jaringan

Perpipaan Perdesaan

Sistem pelayanan jaringan perpipaan perdesaan umumnya dibangun melalui swadaya masyarakat, bantuan pemerintah daerah dan melalui program pemberdayaan masyarakat.

Sebagian besar memanfaatkan mata air atau air permukaan yang ada disekitar desa kemudian dibuat bangunan penangkap air sederhana selanjutnya dialirkan secara gravitasi ke wilayah desa.

Jenis pelayanan ke masyarakat umumnya menggunakan Hidran Umum. Adapun lokasi desa yang direncanakan menggunakan sistem jaringan perpipaan perdesaan adalah sebagai berikut :

Tabel 7-6 Rencana Wilayah Pelayanan SPAM Jaringan Perpipaan Perdesaan

No. Kecamatan Desa Sumber Air Baku/ Pengaliran 1. Tanimbar Selatan 1. Latdalam Mata Air/Gravitasi

2. Bomaki Mata Air/Gravitasi 2. Kecamatan Tanimbar Utara 1. Keliobar Mata Air/Gravitasi 2. Kelaan Mata Air /Pompa 3. Selaru 1. Werain Mata Air/Pompa

2. Fursui Mata Air/Pompa 4. Yaru 1. Walerang Mata Air/Gravitasi 5. Nirunmas 1. Watmuri Mata Air/Gravitasi 2. Manglusi Mata Air/Gravitasi

6. Wertamrian

1. Tumbur Mata Air/Gravitasi 2. Atubul Da Mata Air/Gravitasi 3. Amdasa Mata Air/Gravitasi 4. Sangliat Dol Mata Air/Gravitasi 5. Aruibab Mata Air/Gravitasi 6. Aruidas Mata Air/Gravitasi 7. Wermaktian Wermatang Mata Air/Gravitasi Merantutul Mata Air/Gravitasi

8. Kormomolin

Lorwembun Mata Air/Gravitasi Alusi Tamrian Mata Air/Gravitasi Meyano Bab Mata Air/Gravitasi Meyano Das Mata Air/Gravitasi Kilmasa Mata Air/Gravitasi Lumasebu Mata Air/Gravitasi 9. Molu maru Wulmasa Mata Air/Gravitasi Tutunametal Mata Air/Gravitasi

Sumber : Survey Primer Konsultan, 2016

Dinas Pekerjaan Umum Prop. Maluku,

(17)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 1 7

7.2.3 Rencana Sistem

Pelayanan Bukan

Jaringan Perpipaan (BJP)

Tujuan utama pengembangan sistem pelayanan bukan jaringan perpipaan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dimaksudkan untuk meningkatkan persentase akses penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat terhadap air minum. Sistem bukan jaringan perpipaan yang direncanakan berupa sumur dangkal (sumur bor/sumur gali) baik individual maupun komunal. Sistem ini diperuntukan bagi daerah yang tidak dapat terjangkau oleh sistem perpipaan serta tidak memiliki sumber mata air, akan tetapi daerah ini memiliki air tanah relatif baik.

Tabel 7-7 Rencana Wilayah Pelayanan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)

No. Kecamatan Desa

1 Tanimbar Selatan 1. Lermatang 2. Matakus

2 Kecamatan Tanimbar Utara

1. Lelingluan

(18)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 1 8

No. Kecamatan Desa

2. Arma

9 Kormomolin 1. Alusi Krawain 2. Meyano Raya 10 Molo Maru 1. Nurkat

4. Wadankou

Sumber : Survey Primer Konsultan, 2016 Dinas Pekerjaan Umum Prop. Maluku,

(19)

LAPORAN AKHIR

(20)
(21)

LAPORAN AKHIR

(22)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 2 2

7.3

RENCANA PENGEMBANGAN SPAM

Rencana Pengembangan SPAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat disusun untuk periode desain tahun 2017 – 2035. Perencanaan akan dibagi dalam 3 (tiga) tahap.

 Program Pembangunan SPAM Tahap I Tahun 2017 s/d 2021

Merupakan program untuk pemenuhan kebutuhan air minum di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2017 sampai dengan tahun 2021. Dalam program pengembangan SPAM tahap I ini ini lebih difokuskan pada program rehabilitasi dan optimalisasi sitem SPAM eksisting dan peningkatan kapasitas SPAM.

 Program Pembangunan SPAM Tahap II Tahun 2022 s/d 2026

Merupakan program pemenuhan kebutuhan air minum di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2022 sampai dengan tahun 2026. Dengan program pembangunan unit SPAM baru dan peningkatan kapasitas SPAM.

 Program Pembangunan SPAM Tahap III Tahun 2027 s/d 2035

Merupakan program pemenuhan kebutuhan air minum di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2027 sampai dengan tahun 2035. Dalam program ini lebih kepada peningkatan kapasitas dan pelayanan SPAM.

7.3.1 Rencana Sistem SPAM

7.3.1.1 SPAM Ibukota Kabupaten

Rencana program pembangunan SPAM Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat terdiri dari 3 tahap pembangunan, yaitu :

 Rencana Program Pengembangan SPAM Tahap I (Tahun 2017 S/D Tahun 2021)

Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air minum dalam Kota Saumlaki, luar Kota Saumlaki dan pengembangan pelayanan permukiman baru sepanjang jalan arah bandara sampai dengan tahun 2021.

Dari hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air minum, diketahui kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan air minum adalah sebagai berikut:

 Kebutuhan air minum dalam Kota Saumlaki 54,05 liter/detik

 Kebutuhan air minum luar Kota Saumlaki 14,30 liter/detik

 Kebutuhan air minum permukiman baru arah bandara 2,0 liter/detik

 Total Kebutuhan Air Minum 70,35 liter/detik

(23)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 2 3

Dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 7-8 Proyeksi Kebutuhan Air Minum dan Potensi Jumlah Sambungan Dalam Kota Saumlaki, Luar Kota Saumlaki dan Wilayah Pengembangan Permukiman Baru Tahap I Tahun 2017 s/d 2021

Unit SPAM

SPAM Ibukota Kabupaten (Kota Saumlaki) : A. Dalam Kota

(24)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 2 4

Kapasitas SPAM eksisting 35 liter/detik, terdiri dari :

 SPAM Mata Air Wemomolin 20 liter/detik

 SPAM Mata Air Bomaki 15 liter/detik

Kebutuhan air minum dalam Kota Saumlaki, luar Kota Saumlaki dan wilayah permukiman baru sepanjang jalan arah bandara baru sebesar 70,35 liter/detik, terdapat kekurangan kapastas produksi sebesar ±35 liter/detik, untuk menutupi kekurangan tersebut direncanakan akan disuplai dari Sistem Mata Air Bomaki eksisting, penambahan kapasitas produksi dari sumber eksisting Mata Air Wemomolin dan sumber baru Mata Air Nunume Ulun dan Sungai Lorubungan.

Rencana program dan rencana SPAM Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahap I, diuraikan sebagai berikut :

A.Sistem Mata Air Bomaki

Sistem Mata Air Bomaki eksisting kapasitas 15 liter/detik akan tetap sesuai dengan rencana sistem yang ada sekarang, yaitu mensuplai kebutuhan air minum melalui reservoir Bomaki eksisting untuk Kota Saumlaki sebesar 15 liter/detik khususnya untuk pelayanan Kota Saumlaki zona bawah.

B. Sistem Mata Air Wemomolin

Kapasitas eksisting sistem Mata Air Wemomolin ini 20 liter/detik, dalam tahap ini direncanakan penambahan kapasitas SPAM sebesar 10 liter/detik dengan menambah unit pompa transmisi kapasitas 10 liter/detik, sehingga total kapasitas menjadi 30 liter/detik yang dialirkan ke unit reservoir Ilngei eksisting.

Dari kapasitas 30 liter/detik yang masuk ke unit reservoir eksisting Ilngei direncanakan untuk mensuplai kebutuhan air minum Kota Saumlaki zona atas dan zona bawah, dimana 20 liter/detik di alirkan ke unit reservoir eksisting bandara lama dan 10 liter/detik dialirkan ke unit reservoir eksisting belakang DPRD melalui pipa transmisi air minum baru HDPE Ø 200 mm dan Ø 150 mm sepanjang ± 9.200 m yang dikoneksikan dengan pipa transmisi air minum eksisting untuk koneksi ke reservoir belakang DPRD.

Adapun program yang direncanakan dari penambahan kapasitas SPAM Mata Air Wemomolin 10 liter/detik adalah sebagai berikut :

(25)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 2 5

 Unit Air Baku

 Pengadaan dan pemasangan pompa air baku centrifugal Q = 10 liter/detik, head 60 m.

 Pengadaan unit genset kapasitas 20 Kva.

 Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi air minum

- HDPE Ø 200 sepanjang 2.400 m - HDPE Ø 150 sepanjang 6.800 m

C.Sistem Mata Air Nunume Ulun

Sumber Mata Air Nunume Ulun memiliki debit ± 100 liter/detik di musim hujan dengan kualitas air yang baik, namun bila musim kemarau debitnya menyusut jauh bahkan bisa sampai kering, sehingga direncanakan sistem ini hanya dioperasikan pada saat musim hujan. Dalam tahap ini direncanakan kapasaitas SPAM Mata Air Nunume Ulun yang digunakan sebesar 30 liter/detik, namun untuk pembangunan unit bronkaptering dan pipa transmisi air bersih akan direncanakan dengan desain perencanaan sampai dengan tahap jangka panjang yaitu 60 liter/detik.

Air bersih dari sumber Mata Air Nunume Ulun akan dialirkan secara gravitasi melalui pipa transmisi HDPE Ø 250 mm sepanjang ± 200 m ke unit bak penampung dari sistem Sungai Lorubungan untuk selanjutnya dialirkan ke unit reservoir Radar. Adapun program yang direncanakan dari sistem Mata Air Nunume Ulun adalah sebagai berikut :

 Unit Air Baku

 Pembuatan unit Bronkaptering Mata Air Nunume Ulun dengan kapasitas yang disiapkan untuk mampu memproduksi air baku hingga tahap jangka panjang (tahap III) sebesar 60 liter/detik.

 Pengadaan dan pemasangan pipa transmisi air bersih HDPE Ø 250 mm panjang ± 200 m koneksi ke bak penampung air bersih sistem IPA Lorubungan.

D.Sistem Sungai Lorubungan

(26)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 2 6

direncanakan akan dioperasikan pada saat musim kemarau saja, karena pada saat musim hujan sistem Mata Air Nunume Ulun yang akan digunakan.

Akan tetapi untuk mengantisipasi terjadi masalah pada saat musim hujan di sistem Mata Air Nunume Ulun, maka sebagai langkah antisipasi direncanakan pembangunan unit IPA Lorubungan dengan konstruksi baja dengan kapasitas 30 liter/detik lengkap dengan bangunan penunjang operasional IPA. Air baku dari sungai Lorubungan dialirkan secara gravitasi melalui pipa HDPE Ø 300 mm sepanjang ± 300 m ke unit IPA selanjutnya air bersih dari hasil pengolahan dialirkan secara gravitasi ke unit bak penampung kapasitas 50 m3 yang direncanakan menampung air dari IPA Lorubungan dan dari Mata Air Nunume Ulun. melalui pipa HDPE Ø 300 mm sepanjang ± 100 m

Air bersih dari bak penampung dialirkan sebesar 30 liter/detik menggunakan pompa ke reservoir Radar kapasitas 400 m3 melalui pipa GIP Ø 250 mm sepanjang ± 4.000 m untuk selanjutnya dilakukan pembagian pengaliran dimana 15 liter/detik direncanakan untuk mensuplai kebutuhan air minum wilayah luar Kota Saumlaki dan 15 liter/detik sisanya untuk mensuplai kebutuhan air minum Kota Saumlaki termasuk pengembangan pelayanan ke Desa Olilit Bagian Timur dan wilayah pengembangan permukiman baru sepanjang jalan arah bandara baru. Dengan rincian 13 liter/detik untuk Kota Saumlaki dan 2 liter/detik untuk wilayah pengembangan permukiman baru.

Adapun program yang direncanakan dari sistem IPA Lorubungan adalah sebagai berikut :

 Unit Air Baku

 Pembuatan unit intake Sungai Lorubungan dengan kapasitas yang disiapkan untuk mampu memproduksi air baku hingga tahap jangka panjang (tahap III) sebesar 60 liter/detik.

 Pemasangan pipa transmisi air baku HDPE Ø 300 mm panjang ± 300 m.

 Unit Produksi

 Pembuatan unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) paket kapasitas 30 liter/detik dari konstruksi plat baja.

(27)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 2 7

 Pembuatan bak penampung air bersih kapasitas 50 m3.

 Pengadaan dan pemasangan pompa air bersih centrifugal kapasitas 30 liter/detik Head 150 m sebanyak 2 unit (1 unit operasi – 1 unit stand by).

 Pemasangan intsalasi listrik PLN 197 Kva.  Pengadaan dan pemasangan genset 200 Kva.

 Pembuatan bangunan penunjang (rumah pompa, rumah genset, rumah operasional, gudang bahan kimia, rumah jaga dan pos jaga).  Pemasangan pipa transmisi air bersih GIP Ø 350 mm panjang ± 4.000

m.

 Unit Distribusi

 Pembuatan unit reservoir distribusi kapasitas 400 m3.

 Pengadaan dan Pemasangan pipa distribusi dengan rencana desain sampai kebutuhan jangka panjang :

o Koneksi ke reservoir belakang DPRD dan koneksi ke pelayanan

koneksi dari reservoir bandara lama :

- HDPE Ø 150 mm panjang ± 2.500 m - HDPE Ø 100 mm panjang ± 1.500 m - PVC Ø 50 mm panjang ± 3.000 m

o Pelayanan Luar Kota Saumlaki :

- HDPE Ø 250 mm panjang ± 1.500 m

- Sambungan Rumah 1.289 unit (1.979 SR

(28)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 2 8

- Hidran Umum 56 unit (9 HU eksisting)

o Luar Kota Saumlaki

- Sambungan Rumah 947 unit - Hidran Umum 19 unit

o Permukiman baru

- Sambungan Rumah 132 unit - Hidran Umum 3 unit

Dengan adanya rencana pengembangan SPAM dari Sistem Mata Air Bomaki, Mata Air Wemommolin, Mata Air Nunume Ulun dan IPA Lorubungan, maka total kapasitas yang tersedia menjadi 75 liter/detik.

Kebutuhan air minum dalam Kota Saumlaki 54,05 liter/detik akan di suplai 58 liter/detik sehingga masih terdapat idle capacity 3.95 liter/detik.

Kebutuhan air minum luar Kota Saumlaki 14,30 liter/detik akan di suplai 15 liter/detik sehingga masih terdapat idle capacity 0.70 liter/detik.

Kebutuhan air minum wilayah pengembangan permukiman baru disepanjang jalan arah bandara baru 2,0 liter/detik akan di suplai 2,0 Liter/detik.

(29)

LAPORAN AKHIR

(30)

LAPORAN AKHIR

(31)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 3 1

 Rencana Program Pengembangan SPAM Tahap II (Tahun 2022 S/D Tahun 2026)

Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2026 untuk wilayah dalam Kota Saumlaki, luar Kota Saumlaki, pengembangan pelayanan permukiman baru sepanjang jalan arah bandara dan rencana kawasan Industri serta rencana pembangunan Impact Dari hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air minum, diketahui kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan air minum adalah sebagai berikut:

 Kebutuhan air minum dalam Kota Saumlaki 63,83 liter/detik

 Kebutuhan air minum luar Kota Saumlaki 17,14 liter/detik

 Kebutuhan air minum permukiman baru arah bandara 2,5 liter/detik

 Kebutuhan air minum kawasan industry 5,0 liter/detik

 Kebutuhan air minum kawasan Impact 5,0 liter/detik

 Total Kebutuhan Air Minum 93,46 liter/detik

 Jumlah sambungan SR 5.216 dan HU 104 Dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 7-9 Proyeksi Kebutuhan Air Minum dan Potensi Jumlah Sambungan Dalam Kota Saumlaki, Luar Kota Saumlaki dan Wilayah Pengembangan Permukiman Baru Tahap II Tahun 2022 s/d 2026

Unit SPAM SPAM Ibukota Kabupaten (Kota Saumlaki) :

A. Dalam Kota

(32)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 3 2

Kapasitas SPAM eksisting 75 liter/detik, terdiri dari :

 SPAM Mata Air Wemomolin 30 liter/detik

 SPAM Mata Air Bomaki 15 liter/detik

 SPAM Mata Air Nunueme Ulun 30 liter/detik (beroperasi musim hujan)

 SPAM IPA Lorubungan 30 liter/detik (beroperasi musim kemarau)

Kebutuhan air minum dalam Kota Saumlaki, luar Kota Saumlaki dan wilayah pengembangan (permukiman baru sepanjang jalan arah bandara baru, kawasan industry dan kawasan Impact) sebesar 93,46 liter/detik, terdapat kekurangan kapastas produksi sebesar ±20 liter/detik, untuk menutupi kekurangan tersebut direncanakan akan disuplai dari Sistem Mata Air Bomaki eksisting, Mata Air Wemomolin eksisting, SPAM Mata Air Nunume Ulun eksisting dan penambahan kapasitas IPA Lorubungan.

Rencana program dan rencana SPAM Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahap II, diuraikan sebagai berikut :

A. Sistem Mata Air Bomaki

Sistem Mata Air Bomaki eksisting kapasitas 15 liter/detik akan tetap sesuai dengan rencana sistem yang ada sekarang, yaitu mensuplai kebutuhan air minum melalui reservoir Bomaki eksisting untuk Kota Saumlaki sebesar 15 liter/detik khususnya untuk pelayanan Kota Saumlaki zona bawah.

B. Sistem Mata Air Wemomolin

Kapasitas eksisting sistem Mata Air Wemomolin 30 liter/detik, akan tetap sesuai dengan rencana sistem yang ada, dimana dari kapasitas tersebut digunakan untuk mensuplai kebutuhan air minum Kota Saumlaki zona atas dan zona bawah dengan pembagian 20 liter/detik di alirkan ke unit reservoir eksisting bandara lama dan 10 liter/detik dialirkan ke unit reservoir eksisting belakang DPRD.

C.Sistem Mata Air Nunume Ulun

(33)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 3 3

Air bersih dari sumber Mata Air Nunume Ulun dialirkan secara gravitasi ke unit bak penampung dari sistem Sungai Lorubungan untuk selanjutnya dialirkan ke unit reservoir Radar.

D.Sistem IPA Lorubungan

Dalam pengembangan SPAM tahap II ini, direncanakan penambahan kapasitas SPAM IPA Lorubungan sebesar 20 liter/detik, sehingga total kapasitas IPA menjadi 50 liter/detik (30 liter/detik tahap I + 20 liter/detik tahap II) dan penambahan pompa transmisi air minum kapasitas 20 liter/detik serta penambahan kapasitas reservoir Radar 400 m3 sehingga total kapasitas reservoir Radar 800 m3 (2x400 m3) dengan rencana desain untuk sampai tahap III. Sedangkan untuk unit intake, pipa transmisi air baku, pipa transmisi air bersih dan pipa transmisi air minum tidak dilakukan penambahan unit karena telah di desain untuk perencanaan jangka panjang (untuk 60 liter/detik).

Air baku dari sungai Lorubungan dialirkan secara gravitasi ke unit IPA kapasitas 50 liter/detik selanjutnya air bersih dari hasil pengolahan dialirkan secara gravitasi ke unit bak penampung kapasitas 50 m3 yang menampung air dari sistem IPA Lorubungan dan dari Mata Air Nunume Ulun.

Air bersih dari bak penampung dialirkan sebesar 50 liter/detik menggunakan pompa ke reservoir Radar kapasitas 800 m3(2x 400 m3) untuk selanjutnya dilakukan pembagian pengaliran dimana 17,5 liter/detik direncanakan untuk mensuplai kebutuhan air minum wilayah luar Kota Saumlaki dan 32,5 liter/detik sisanya untuk mensuplai kebutuhan air minum Kota Saumlaki dan wilayah pengembangan permukiman baru sepanjang jalan arah bandara baru serta rencana pengembangan pelayanan ke rencana kawasan industry dan kawasan Impact. Dengan rincian 15 liter/detik untuk Kota Saumlaki dan 12,5 liter/detik untuk wilayah pengembangan permukiman baru.

Adapun program yang direncanakan dari sistem IPA Lorubungan adalah sebagai berikut :

 Unit Produksi

(34)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 3 4

 Pengadaan dan pemasangan pompa centrifugal kapasitas 20 liter/detik Head 150 m sebanyak 2 unit (1 unit operasi – 1 unit stand by).

 Penambahan daya intsalasi listrik yang dibutuhkan 121 Kva sehingga total daya listrik menjadi 318 Kva. Urutan pemasangan daya listrik PLN yang di digunakan 329 Kva

 Penambahan genset 150 Kva.

 Unit Distribusi

 Penambahan unit reservoir distribusi kapasitas 400 m3.

 Pengadaan dan Pemasangan pipa distribusi dengan rencana desain sampai kebutuhan jangka panjang :

o Rencana pengembangan pelayanan ke kawasan industri :

- HDPE Ø 200 mm panjang ± 2.000 m

o Rencana pengembangan pelayanan ke kawasan Impact :

- HDPE Ø 200 mm panjang ± 2.300 m - HDPE Ø 150 mm panjang ± 2.000 m

o Pelayanan permukiman baru :

- PVC Ø 50 mm panjang ± 2.000 m

o Pelayanan Kota Saumlaki ke wilayah Desa Olilit bagian timur :

- PVC Ø 50 mm panjang ± 3.000 m

o Pelayanan Luar Kota Saumlaki :

- PVC Ø 50 mm panjang ± 5.000 m

 Unit Pelayanan

 Pemasangan Sambungan :

o Dalam Kota Saumlaki

- Sambungan Rumah 648 unit - Hidran Umum 13 unit

o Luar Kota Saumlaki

- Sambungan Rumah 187 unit - Hidran Umum 4 unit

o Permukiman baru

- Sambungan Rumah 34 unit - Hidran Umum 0 unit

(35)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 3 5

Kebutuhan air minum dalam Kota Saumlaki 63,83 liter/detik akan di suplai 65 liter/detik sehingga masih terdapat idle capacity 1.17 liter/detik.

Kebutuhan air minum luar Kota Saumlaki 17,14 liter/detik akan di suplai 17.5 liter/detik sehingga masih terdapat idle capacity 0.36 liter/detik.

Kebutuhan air minum wilayah pengembangan 12,5 liter/detik akan disuplai 12,5 liter/detik dengan rincian sebagai berikut :

 Permukiman baru disepanjang jalan arah bandara baru 2,5 liter/detik akan di suplai 2,5 Liter/detik dengan potensi jumlah sambungan 166 SR dan 3 HU.

 Rencana Kawasan Industri 5 liter/detik

 Rencana Kawasan Impact 5 liter/detik

(36)

LAPORAN AKHIR

(37)
(38)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 3 8

 Rencana Program Pengembangan SPAM Tahap III (Tahun 2027 S/D Tahun 2035)

Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2035 untuk wilayah dalam Kota Saumlaki, luar Kota Saumlaki, pengembangan pelayanan permukiman baru sepanjang jalan arah bandara dan rencana kawasan Industri serta rencana pembangunan Impact Dari hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air minum, diketahui kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan air minum adalah sebagai berikut:

 Kebutuhan air minum dalam Kota Saumlaki 69,08 liter/detik

 Kebutuhan air minum luar Kota Saumlaki 18,66 liter/detik

 Kebutuhan air minum permukiman baru arah bandara 3,0 liter/detik

 Kebutuhan air minum kawasan industry 5,0 liter/detik

 Kebutuhan air minum kawasan Impact 5,0 liter/detik

 Total Kebutuhan Air Minum 100,74 liter/detik

 Potensi jumlah sambungan SR 5.697 dan HU 114 Dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 7-10 Proyeksi Kebutuhan Air Minum dan Potensi Jumlah Sambungan Dalam Kota Saumlaki, Luar Kota Saumlaki dan Wilayah Pengembangan Permukiman Baru Tahap III Tahun 2027 s/d 2035

Unit SPAM SPAM Ibukota Kabupaten (Kota Saumlaki) :

A. Dalam Kota

(39)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 3 9

Kapasitas SPAM eksisting 95 liter/detik, terdiri dari :

 SPAM Mata Air Wemomolin 30 liter/detik

 SPAM Mata Air Bomaki 15 liter/detik

 SPAM Mata Air Nunume Ulun 50 liter/detik (beroperasi musim hujan)

 SPAM IPA Lorubungan 50 liter/detik (beroperasi musim kemarau)

Kebutuhan air minum dalam Kota Saumlaki, luar Kota Saumlaki dan wilayah pengembangan (permukiman baru sepanjang jalan arah bandara baru, kawasan industry dan kawasan Impact) sebesar 100,74 liter/detik, terdapat kekurangan kapastas produksi sebesar ±10 liter/detik, untuk menutupi kekurangan tersebut direncanakan akan disuplai dari Sistem Mata Air Bomaki eksisting, Mata Air Wemomolin eksisting, SPAM Mata Air Nunume Ulun eksisting dan penambahan kapasitas IPA Lorubungan.

Rencana program dan rencana SPAM Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahap III, diuraikan sebagai berikut :

A. Sistem Mata Air Bomaki

Sistem Mata Air Bomaki eksisting kapasitas 15 liter/detik akan tetap sesuai dengan rencana sistem yang ada sekarang, yaitu mensuplai kebutuhan air minum melalui reservoir Bomaki eksisting untuk Kota Saumlaki sebesar 15 liter/detik khususnya untuk pelayanan Kota Saumlaki zona bawah.

B. Sistem Mata Air Wemomolin

Kapasitas eksisting sistem Mata Air Wemomolin 30 liter/detik, akan tetap sesuai dengan rencana sistem yang ada, dimana dari kapasitas tersebut digunakan untuk mensuplai kebutuhan air minum Kota Saumlaki zona atas dan zona bawah dengan pembagian 20 liter/detik di alirkan ke unit reservoir eksisting bandara lama dan 10 liter/detik dialirkan ke unit reservoir eksisting belakang DPRD.

C.Sistem Mata Air Nunume Ulun

(40)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 4 0

Air bersih dari sumber Mata Air Nunume Ulun dialirkan secara gravitasi ke unit bak penampung dari sistem Sungai Lorubungan untuk selanjutnya dialirkan ke unit reservoir Radar.

D.Sistem IPA Lorubungan

Dalam pengembangan SPAM tahap II ini, direncanakan penambahan kapasitas SPAM IPA Lorubungan sebesar 10 liter/detik, sehingga total kapasitas IPA menjadi 60 liter/detik (30 liter/detik tahap I + 20 liter/detik tahap II + 10 liter/detik tahap III) dan penambahan pompa transmisi air minum kapasitas 10 liter/detik. Sedangkan untuk unit intake, pipa transmisi air baku, pipa transmisi air bersih, pipa transmisi air minum dan reservoir distribusi tidak dilakukan penambahan unit karena telah di desain untuk perencanaan jangka panjang (untuk 60 liter/detik).

Air baku dari sungai Lorubungan dialirkan secara gravitasi ke unit IPA kapasitas 60 liter/detik selanjutnya air bersih dari hasil pengolahan dialirkan secara gravitasi ke unit bak penampung kapasitas 50 m3 yang menampung air dari sistem IPA Lorubungan dan dari Mata Air Nunume Ulun.

Air bersih dari bak penampung dialirkan sebesar 60 liter/detik menggunakan pompa ke reservoir Radar eksisting kapasitas 800 m3 (2x 400 m3) untuk selanjutnya dilakukan pembagian pengaliran dimana 20 liter/detik direncanakan untuk mensuplai kebutuhan air minum wilayah luar Kota Saumlaki dan 40 liter/detik sisanya untuk mensuplai kebutuhan air minum Kota Saumlaki dan wilayah pengembangan permukiman baru sepanjang jalan arah bandara baru serta rencana pengembangan pelayanan ke rencana kawasan industry dan kawasan Impact. Dengan rincian 27 liter/detik untuk Kota Saumlaki dan 13 liter/detik untuk wilayah pengembangan permukiman baru.

Adapun program yang direncanakan dari sistem IPA Lorubungan adalah sebagai berikut :

 Unit Produksi

(41)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 4 1

 Pengadaan dan pemasangan pompa air bersih centrifugal kapasitas 10 liter/detik Head 150 m sebanyak 2 unit (1 unit operasi – 1 unit stand by).

 Penambahan daya intsalasi listrik yang dibutuhkan 82,5 Kva sehingga total daya listrik menjadi 400,5 Kva. Urutan pemasangan daya listrik PLN yang di digunakan 414 Kva.

 Penambahan unit genset 88 Kva.

 Unit Distribusi

 Pelayanan permukiman baru :

o PVC Ø 50 mm panjang ± 2.000 m

 Pelayanan Kota Saumlaki ke wilayah Desa Olilit bagian timur :

o PVC Ø 50 mm panjang ± 3.000 m

 Pelayanan Luar Kota Saumlaki :

o PVC Ø 50 mm panjang ± 5.000 m

 Unit Pelayanan

 Pemasangan Sambungan :

o Dalam Kota Saumlaki

- Sambungan Rumah 348 unit - Hidran Umum 7 unit

o Luar Kota Saumlaki

- Sambungan Rumah 101 unit - Hidran Umum 2 unit

o Permukiman baru

- Sambungan Rumah 32 unit - Hidran Umum 1 unit

Dengan adanya rencana penambahan kapasitas SPAM IPA Lorubungan menjadi 60 liter/detik (satu sistem dengan Mata Air Nunume Ulun) ditambah kapasitas SPAM eksisting Mata Air Bomaki 15 liter/detik, Mata Air Wemommolin 30 liter/detik, maka total kapasitas yang tersedia menjadi 105 liter/detik.

Kebutuhan air minum dalam Kota Saumlaki 69,08 liter/detik akan di suplai 72 liter/detik sehingga masih terdapat idle capacity 2.92 liter/detik.

(42)

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

R e n c a n a P e r k e m b a n g a n S p a m | 7 - 4 2

Kebutuhan air minum wilayah pengembangan 13 liter/detik akan disuplai 13 liter/detik dengan rincian sebagai berikut :

 Permukiman baru disepanjang jalan arah bandara baru 3 liter/detik akan di suplai 3 Liter/detik dengan potensi jumlah sambungan 198 SR dan 4 HU.

 Rencana Kawasan Industri 5 liter/detik

 Rencana Kawasan Impact 5 liter/detik

(43)

Gambar

Tabel 7-2 Kawasan Rawan Bencana
Tabel 7-3 Rencana Kawasan Budidaya
Tabel 7-4 Kawasan Budidaya
Tabel 7-5 Rencana Pola Ruang
+5

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hasil wawancara dengan beberapa narasumber yang telah dilakukan, maka bahwa sesungguhnya dan pada faktanya di Koto Gadang Minangkabau, tetap menjunjung tinggi

Indikator yang digunakan dalam asidi- alkalimetri adalah kelompok indikator asam basa, yaitu suatu indikator yang akan berubah warna pada pH tertentu yang

Kelompok ini pada Desember 2020 mengalami inflasi/deflasi yang relatif stabil atau tidak terjadi perubahan indeks dari 103,47 pada November 2020 menjadi 103,47 pada Desember

Tujuan penelitian mereka adalah mendeskripsikan kebutuhan mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia terkait aspek bahan simakan dan platform yang dapat

Berdasarkan hal-hal di atas, maka sesuai dengan hasil kultur bahwa gambaran klinis lesi kulit pada pasien tinea kruris dan/atau tinea korporis disebabkan oleh golongan

Dalam pengembangan pertanian yang ramah lingkungan, maka konsep darimana menghasilkan pupuk organik, bagaimana menerapkannya, bagaimana prosesnya dan

Kebijakan penetapan harga pada CV. Ake Abadi, selama ini pihak Markting and sales division lah yang berwenang dalam penetapan harga, dengan mempertimbangkan

Telaah yang telah dilakukan oleh dosen ahli dan guru biologi bertujuan untuk mengetahui kelayakan LKS secara teoretis berdasarkan aspek penyajian, aspek materi, aspek