• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kinerja Pelayanan - ANALISIS SWOT TERHADAP PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN DITINJAU DARI ETIKA KERJA ISLAM (Studi Pada RSUD Kota Agung) - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kinerja Pelayanan - ANALISIS SWOT TERHADAP PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN DITINJAU DARI ETIKA KERJA ISLAM (Studi Pada RSUD Kota Agung) - Raden Intan Repository"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kinerja Pelayanan

Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk

sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu

atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau

akuntabilitas manajemen dan semacamnya.1

Sedangkan Menurut Menurut Suyadi, performance atau kinerja adalah

hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masingmasing dalam

rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika.2

Sedangkan menurut Anwar Prabu, kinerja (prestasi kerja) adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan

kepadanya.3 Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu kondisi

yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk

mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi

yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak

positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Kinerja merupakan

1

Dr.H.Bahrul kirom,mengukur kinerja pelayanan dan kepuasan konsumen, pustaka reka cipta, Bandung,2015, hlm 3

2

Prawirosuntono, Suryadi, kebijakan kinerja karyawan , BPFE, Yogyakarta, 2008

3

(2)

indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat

produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi atau instansi.

Pelayanan pada dasarnya adalah merupakan kegiatan atau manfaat yang

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada hakekatnya tidak

berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, proses produksinya

mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik Sedangkan menurut

Lovelock, service adalah produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar

dan dapat dirasakan atau dialami. Artinya service merupakan produk yang

tidak ada wujud atau bentuknya sehingga tidak ada bentuk yang adapat

dimiliki, dan berlangsung sesaat atau tidak tahan lama, tetapi dapat dialami

dan dapat dirasakan oleh penerima layanan. Dari pengertian tersebut, maka

pelayanan dapat diartikan sebagai aktivitas yang diberikan untuk membantu

menyiapkan dan mengurus baik itu berupa barang atau jasa dari suatu pihak ke

pihak lain.

Menurut Moenir definisi dari konsep pelayanan adalah untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia berusaha, baik melalui aktivitas sendiri maupun

secara tidak langsung melalui aktivitas orang lain.4 Aktivitas disini adalah

suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indra dan anggota badan dan

atau tanpa alat bantu yang dilakukan oleh seorang untuk mendapatkan sesuatu

yang diinginkan baik dalam bentuk barang atau jasa. Proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain inilah yang dinamakan Pelayanan.

Proses yang dimaksud dalam pengertian pelayanan adalah pengertian proses

4

(3)

terbatas dalam kegiatan manajemen dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi. Oleh karena itu pelayanan yang dimaksud adalah rangkaian

organisasi manajemen. Meskipun demikian dalam arti luas proses menyangkut

segala usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka mencapai tujuan.

Dalam hal ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai pelayanan publk atau

pelayanan umum.

Definisi pelayanan publik (service public) berdasarkan Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara No.81 Tahun 1993 yang kemudian

disempurnakan dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

No. 63 Tahun 2003 sebagai berikut : Pelayanan publik adalah segala bentuk

pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat, daerah, dan

lingkungan Badan Usaha Milik Daerah, atau Badan Usaha Milik Negara

dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan

kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Berikut adalah pengertian dari kinerja karyawan dan

tujuan serta fungsi pengukuran kinerja pada karyawan.

1. Kinerja Karyawan

Dalam buku yang berjudul “Manajemen SDM” menurut Henry

kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan

mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.5 Kinerja merupakan

perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja

yang dihasilkan oleh karyawan sesuai perannya di dalam instansi.

5

(4)

Maka kesimpulannya, kinerja karyawan merupakan hasil dan keluaran

yang dihasilkan oleh seorang karyawan sesuai dengan perannya dalam

organisasi dalam suatu periode tertentu. Kinerja karyawan yang baik

adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya instansi

untuk meningkatkan produktivitas. Kinerja seorang karyawan

merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan

mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam

mengerjakan tugasnya.

2. Penilaian Kinerja Karyawan

Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya

merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara

efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih

baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian

kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan

organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat

diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.

Penilaian kinerja karyawan khususnya dalam bidang jasa dapat

disimpulkan sebagai berikut.6:

a. Pelayanan yang kondusif

b. Kedisiplinan

c. Tanggungjawab

6

(5)

d. Kecepatan dan ketepatan waktu

e. Keramahan dan kesopanan

f. Hubungan yang baik dengan pelanggan

g. Kecekatan

h. Penampilan

Indikator-indikator tersebut akan digunakan oleh penulis sebagai

bahan pengambilan data kepada pasien di RSUD Kota Agung.

3. Penilaian Kinerja pada Organisasi Sektor Publik

Konsep pengukuran kinerja pada organisasi sektor publik adalah

bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu

strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial.7 Pengukuran

kinerja sektor publik dilakukan untuk memperbaiki kinerja pemerintah,

pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, dan

mewujudkan pertanggung jawaban publik serta memperbaiki

komunikasi pelanggan.Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan

untuk memenuhi tiga maksud yaitu.8 :

a. pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk memperbaiki

kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat

membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program

unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan

7

Guritno Bambang dan Waridin, Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku

Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja, erlangga,jakarta,2005, hlm. 63.

8

(6)

efektifitas organisasi sektor publik dalam pemberian pelayanan

publik.

b. ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian

sumber daya dan pembuatan keputusan.

c. ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan

pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi

pelanggan.

4. Tujuan Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan bagian penting bagi proses

pengendalian manajemen bagi sektor publik, menurut Mahmudi

terdapat enam tujuan dalam pengukuran kinerja sektor publik yaitu:9

a. Untuk mengetahui tingkat ketercapain tujuan organisasi.

b. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai.

c. Memperbaiki kinerja pada periode berikutnya.

d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan reward dan punishment.

e. Memotivasi pegawai.

f. Menciptakan akuntabilitas publik.

5. Manfaat Pengukuran Kinerja

Manfaat pengukuran kinerja sektor publik menurut Lynch dan

Cross adalah:10

9

Rivai, Veithzal dan Basri, Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai

(7)

a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan

membawa perusahaan lebih dekat kepada pelanggannya dan

membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya

memberi kepuasan kepada pelanggan.

b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai

bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.

c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong

upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut

(reduction of waste).

d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur

menjadi lebih konkrit sehingga mempercepat proses

pembelajaran.

e. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan

dengan memberi reward atas perilaku tersebut.

B. Analisis SWOT

1. Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematis untukmerumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan

pada logika yang dapatmemaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

10

(8)

(weakness) dan ancaman (threats).11Dalam membuat keputusan

perusahaan perlu pertimbangan faktor internal yang mencakup kekuatan

dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup peluang dan

ancaman. Dalam hal ini analisis SWOT dipakai jika para penentu strategi

perusahaan mampu melakukan pemaksimalan peranan faktor kekuatan dan

memanfaatkan peluang sekaligus berperan sebagai alat untuk

meminimalisi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan

menekan ancaman yangtimbul dan harus dihadapi dengan tepat.

Analisis SWOT digunakan sebagai penentu kebijakan strategi

perusahaan atau organisasi dalam memaksimalkan faktor kekuatan dan

memanfaatkan peluang yang ada sekaligus berperan memperkecil

kelemahan yang ada dalam perusahaan serta menekan berbagai ancaman

yang akan timbul.12. Pertimbangan-pertimbangan penting untuk analisis

SWOT. Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam

tubuh perusahaan, maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat

sehingga mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam

mengatasi masalah yang timbul dalam perusahaan dan ada beberapa

pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan antara

lain:

11

David, Fred R.,Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh, Salemba Empat,Jakarta, 2006, hlm.15

12

(9)

a. Kekuatan (Strenght).

Yang dimaksud dengan kekuatan adalah unsur-unsur yang

dapat diunggulkan oleh perusahaan tersebut seperti halnya

keunggulan dalam produk yang dapat diandalkan, memiliki

keterampilan yang juga dapat diandalkan serta berbeda dengan

produk lain yang mana dapat membuatnya lebih kuat dari para

pesaingnya.13Menurut Pearce. Robinson, kekuatan adalah sumber

daya, keterampilan,atau keunggulan-keunggulan lain relatif

terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin

dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus

yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di

pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya, keuangan,

citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-pemasok, dan

faktor-faktor lain.14

b. Kelemahan (Weakness).

Yang dimaksud dengan kelemahan adalah kekurangan atau

keterbatasan dalam hal sumber daya yang ada pada perusahaan

baik itu keterampilan atau kemampuan yang menjadi penghalang

bagi kinerja organisasi. Keterbatasan atau kekurangan dalam

sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius

menghambat kinerja efektif perusahaan. Fasilitas, sumber daya

13

Ibid, hlm. 32

14

(10)

keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan

citra merek dapat merupakan sumber kelemahan.15

c. Peluang (opportunity).

Yang dimaksud dengan peluang adalah berbagai hal dan

situasi yang menguntungkan bagi suatu perusahaan. Situasi penting

yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan,

kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu

sumber peluang.

d. Ancaman (Threats)

Yang dimaksud dengan ancaman adalah situasi yang

merupakan ancaman bagi suatu perusahaan atau organisasi yang

datang dari luar perusahaan dan mengancam eksistensi organisasi

dimasa depan.

2. Analisis SWOT Untuk Organisasi Sektor Publik

Organisasi Publik Organisasi publik mempunyai karakteristik yang

berbeda dari organisasi privat. Berikut ini beberapa karakteristik menurut

Anthony dan Young dalam Salusu penekanan organisasi sektor publik

dapat diklasifikasikan ke dalam 7 hal yaitu:16

a. Tidak bermotif mencari keuntungan,

b. Adanya pertimbangan khusus dalam pembebanan pajak,

c. Ada kecenderungan berorientasi semata mata pada pelayanan,

15

Ibid, hlm.56

16

(11)

d. Banyak menghadapi kendala yang besar pada tujuan dan strategi,

e. Kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk

mendapatkan bantuan keuangan,

f. Dominasi profesional,

g. Pengaruh politik biasanya memainkan peranan yang sangat

penting.

Pendekatan direktif merupakan pendekatan yang bersifat dari atas

ke bawah (top-down) dan lebih sedikit melibatkan anggota dalam

organisasi sektor publik.Pendekatan adaptif lebih menekankan pada

kebersamaan dalam organisasi dalam menetapkan tujuan pelaksanaan dan

evaluasi. Sedangkan pendekatan generatif menekankan pada pentingnya

seorang pemimpin (leader) dalam melakukan fungsi penetapan tujuan,

pelaksanaan dan evaluasi dengan tidak mengesampingkan anggota lain

dalam organisasi sektor publik. Penerapan Manajemen Strategi pada

Organisasi Publik.17

Analisis SWOT merupakan salah satu alat dalam manajemen

strategi untuk menentukan kekuatan (strength), kelemahan (weakness),

kesempatan (opportunity) dan ancaman (threat) dalam organisasi.Analisis

SWOT penting dalam penyusunan strategi organisasi agar dapat mencapai

tujuan dengan efektif dan efisien.Walaupun analisis SWOT dianggap

sebagai suatu hal yang penting namun kadang kala manajer menghadapi

17

(12)

masalah dalam analisis ini. Masalah– masalah penentuan analisis SWOT

menurut Bawono tersebut adalah :18

a. The Missing link Problem, masalah ini timbul karena hilangnya

unsur keterkaitan, yaitu gagalnya menghubungkan evaluasi

terhadap faktor internal dan evaluasi terhadap faktor eksternal.

Kegagalan tersebut akan berimbas pada lahirnya suatu keputusan

yang salah yang mungkin saja untuk menghasilkannya sudah

memakan biaya yang besar.

b. The Blue Sky Problem, masalah ini identik dengan langit biru

dimana langit yang biru selalu membawa kegembiraan karena

cuaca yang cerah. Hal ini menyebabkan pengambil keputusan

kadang terlalu cepat dalam menetapkan sesuatu keputusan tanpa

mempertimbangkan ketidakcocokan antara faktor internal dan

faktor eksternal sehingga meremehkan kelemahan organisasi yang

ada dan membesar besarkan kekuatan dalam organisasi.

c. The Silver Lining Problem, masalah yang berkaitan dengan

timbulnya suatu harapan dalam kondisi yang kurang

menggembirakan. Hal ini timbul karena pengambil keputusan

mengharapkan sesuatu dalam kondisi yang tidak menguntungkan.

Masalah akan timbul apabila pengambil keputusan meremehkan

pengaruh dari ancaman lingkungan tersebut.

18

(13)

d. The all Things To All People Problem, suatu falsafah yang dimana

pengambil keputusan cenderung untuk memusatkan perhatian pada

kelemahan organisasinya. Sehingga banyak waktu yang dihabiskan

hanya untuk memeriksa kelemahan yang ada dalam organisasi

tanpa melihat kekuatan yang ada dalam organisasi tersebut.

e. The Putting The Cart Before The Horse problem, Mereka memulai

untuk menetapkan strategi dan rencana tindak lanjut sebelum

menguraikan secara jelas terhadap pilihan strateginya.

Manajemen Strategik Organisasi Publik Pemerintahan Pelayanan

publik harus mendapatkan perhatian yang serius oleh pemerintah daerah.

Pelayanan publik secara langsung ataupun tidak langsung akan

berpengaruh pada kualitas kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah

dengan pelayanan publik yang berkinerja tinggi akan memungkinkan

peningkatan akses masyarakat terhadap berbagai pelayanan yang diberikan

oleh pemerintah daerah.

Demikian pula, pelayanan yang berkualitas akan dapat mendorong

lancarnya roda perekonomian di pusat dan daerah, sehingga akan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Konsekuensi

bagi pemerintah daerah dalam kaitan dengan pelayanan ini, adalah

peningkatan kinerja lembaga pelayanan publik di daerah.Lembaga

(14)

critical success factor bagi terwujudnya masyarakat daerah yang

sejahtera.19

Dengan demikian, jika pemerintah daerah menghendaki

kesejahteraan yang lebih baik pada masyarakatnya, maka kinerja lembaga

pelayanan publik mereka harus ditingkatkan. Dalam kondisi yang berbeda,

ketidak hadiran kinerja tinggi pada lembaga pelayanan publik di daerah

akan berdampak negatif bagi kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

Lembaga pelayanan publik di daerah menjalankan peran dan fungsinya

untuk mewujudkan masyarakat daerah yang sejahtera.Dalam kondisi

demikian, Penerapan Manajemen Strategi pada Organisasi Publik.maka

kegagalan dalam pemberian pelayanan yang berkualitas akan lebih

mungkin terjadi daripada keberhasilan untuk memberikan pelayanan yang

memuaskan publik. Praktek penyampaian pelayanan publik oleh

lembaga pelayanan publik di daerah sekarang ini masih banyak menerima

berbagai kritik tentang kualitas pelayanan tersebut, khususnya kualitas

pelayanan yang bersifat administratif. Manajemen strategi, secara

sederhana dapat didefinisikan sebagai proses untuk membangun dan

melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan jangka panjang dengan

memperhitungkan variabel-variabel internal dan faktor-faktor eksternal.

Berdasarkan definisi ini, dapat ditarik beberapa pemahaman tentang

manajemen strategik. Pertama, manajemen strategik adalah suatu proses,

19

(15)

yang di dalamnya terdapat beberapa unsur yang membentuk siklus

berkesinambungan.

Dalam manajemen strategik, hasil dari suatu unsur akan menjadi

input atau memberi feedback bagi unsur yang lain. Kedua, proses

menghasilkan suatu rencana (plan) atau dengan kata lain dalam

manajemen strategik terdapat proses perencanaan. Ketiga, manajemen

strategik juga meliputi unsur pelaksanaan dan monitoring dari rencana

yang sudah disusun. Keempat, Dalam manajemen strategik terdapat tujuan

jangka panjang yang akan dicapai melalui perencanaan dan pelaksanaan

rencana tersebut, dan kelima, dalam manajemen strategik, lingkungan

internal dan eksternal menjadi pertimbangan utama dalam perumusan

rencana dan pelaksanaan rencana. Manajemen strategik mencakup

unsur-unsur utama yang meliputi: perumusan tujuan jangka panjang, analisis

lingkungan, penyusunan rencana, pelaksanaan rencana, dan monitoring

rencana. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

manajemen strategik yaitu:20

a. Perumusan tujuan jangka panjang. Pada tahap ini organisasi

merumuskan visi, gambaran organisasi yang akan diwujudkan di

masa depan atau mencerminkan kemana organisasi akan dibawa.

Selain itu, organisasi juga menetapkan misi dan sasaran-sasaran

yang akan dicapai organisasi baik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang.

20

(16)

b. Analisis lingkungan Analisis ini dilakukan agar organisasi

memperoleh informasi yang memadai tentang kondisi lingkungan

eksternal dan sumberdaya internalnya. Dengan analisis ini

selanjutnya organisasi dapat memanfaatkan peluang dan tantangan

yang berasal dari luar serta kekuatan dan kelemahan internal untuk

pencapaian tujuan organisasi.

c. Penyusunan rencana Untuk menetapkan strategi, organisasi perlu

menyusun prioritas dari sejumlah isu-isu strategik yang akan dituju

dan kemudian menetapkan hasil (result) sebagai patokan kinerja

organisasi. Hasil-hasil tersebut selanjutnya digunakan sebagai

dasar penyusunan strategi atau rencana aksi.

d. Pelaksanaan rencana Strategi yang telah ditetapkan kemudian

dilaksanakan. Dalam tahap ini, organisasi harus didukung oleh

sumber daya dan komitmen yang tinggi agar kapasitas organisasi

memadai untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan.

e. Monitoring Melalui monitoring ini, organisasi dapat mengevaluasi

kinerja dan membuat penyesuaian berdasarkan pengalaman dan

perubahan kondisi lingkungan. Bagi lembaga pelayanan publik di

daerah, penerapan manajemen strategik dimulai dengan

mengadopsi konsep manajemen strategik yang sudah

dikembangkan oleh sektor private tersebut dan tidak perlu

membangun bentuk manajemen strategik yang baru. Manajemen

(17)

mencakup kelima unsur tersebut di atas, sehingga Penerapan

Manajemen Strategik pada Organisasi Publik dapat berjalan

dengan baik. pelayanan publik di daerah kemudian harus memiliki

visi, misi, tujuan dan strategi untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Evaluasi terhadap kinerja pencapaian tujuan juga

dilakukan, agar dapat diperoleh feed back dalam proses

manajemen strategik, sehingga tujuan peningkatan kualitas

pelayanan publik dapat diwujudkan21.

Kualitas layanan organisasi publik merupakan dambaan dari

seluruh masyarakat sebagai pihak yang mendapatkan layanan barang dan

jasa yang dihasilkan oleh organisasi publik.Untuk menerapkan manajemen

strategik suatu organisasi harus dapat merumuskan visi, misi, tujuan dan

strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.Penerapan strategi

dalam organisasi memerlukan peran serta dan dukungan dari semua

komponen organisasi baik dari pimpinan puncak sampai ke bawahan.

Selain itu sebagai organisasi publik yang mempunyai pertanggungjawaban

secara luas pada masyarakat perlu juga mengidentifikasi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman yang berada dalam lingkungan

organisasi, agar organisasi dapat merumuskan strategi yang akan

dilakukan. Dengan penerapan strategi yang memadai.22

21

Glueck , WF & Jauch LR, Manajemen strategis dan kebijakan perusahaan,Erlangga,Jakarta, 1994, hlm.28

22

(18)

3. Manfaat Analsis SWOT

Metode analisis SWOT merupakan metode analisis yang paling

dasar dalam melakukan analisis strategi, yang bermanfaat untuk

mengetahui suatu permasalahan ataupun suatu topik dari empat sisi yang

berbeda.23 Hasil dari analisis ini biasanya berupa arahan ataupun

rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah

keuntungan suatu perusahaan tau organisasi dari segi peluang yang ada,

sambil mengurangi kekurangan yang dimiliki dan juga menghindari

berbagai ancaman yang terjadi.

Jika digunakan dengan baik dan benar, maka analisis ini akan

dapat digunakan untuk membantu melihat sisi-sisi yang terabaikankan atau

tidak terlihat dari sebuah perusahaan atau organisasi. Dari uraian diatas

tadi, analisis SWOT adalah instrumen yang bermanfaat dalam melakukan

analisis strategi dalam manajemen perusahaan atau organisasi .Analisis ini

berperan sebagai alat untuk meminimalisir kelemahan atau kekurangan

yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan

dampak dari ancaman yang timbul dan harus dihadapi.

4. Tujuan, dan Fungsi Analisis SWOT

a. Tujuan Analisis SWOT

Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara

memfokuskan perhatian pada kekuatan (strengths), kelemahan

(weaknesses), peluang (opportunities) dan

23

(19)

ancaman (threats)yangmerupakan hal yang kritis bagi keberhasilan

perusahaan. Maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman

yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan

melalui telaah terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya

perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi

perusahaan yang realistis dalam mewujudkan misi dan visinya.

Maka tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk

membenarkan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang

telah dianalisis.24Apabila terdapat kesalahan, agar perusahaan itu

berjalan dengan baik maka perusahan itu harus mengolah untuk

mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik

begitu juga pihak perusahaan harus mengetahui kelemahan yang

dihadapi agar menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi

peluang.

b. Fungsi Analisis SWOT

Ketika suatu perusahan mengorbitkan suatu produk tentunya pasti

telah mengalami proses penganalisaan terlebih dahulu oleh

timteknis corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi

terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan

kapabilitas memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan

visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu

perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat

24

(20)

peluang baru. Sedangkan penilaian yang jujur terhadap

kelemahan-kelemahan yang ada akan memberikan bobot realisme pada

rencana-rencana yang akan dibuat perusahaan.25Maka, fungsi dari analisis

SWOT adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap

kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan

ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah

terhadap kondisi eksternal perusahaan.

c. Keunggulan analisis SWOT

Berikut adalah keunggulan dari analisis SWOT antara lain :26

1) Dapat di jadikan panduan dalam penyusunan berbagai

kebijakan strategis menuju target yang telah di canangkan

sebelumnya. Mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan untuk

jangka panjang.

2) Dapat membantu memudahkan proses evaluasi berkaitan

dengan penentuan kebijakan strategis sekaligus sistem

perencanaan agar meraih kesuksesan dari waktu sebelumnya.

Inilah mengapa analisis SWOT menjadi bagian inti

memudahkan proses evaluasi berbagai bidang

25

Steiner, G. A & Miner , JB, Kebijakan dan Strategi Manajemen, Erlangga,Jakarta, 1997, hlm48.

26

(21)

3) Dapat dijadikan bagian penting untuk memperoleh informasi

tentang beragam hal yang dibutuhkan menuju proses perubahan

perbaikan masa mendatang

4) Dapat meningkatkan motivasi dalam menemukan ide-ide

kreatif untuk terus maju meraih kesuksesan yang ditergetkan

sebelumnya

5. Pengukuran Kinerja Pelayanan Dalam Analisis SWOT

Setiap perusahaan pasti memiliki strategi agar tujuan dari

perusahaan tersebut dapat berjalan dengan sukses. Banyak strategi yang

dibutuhkan perusahaan seperti strategi pengumpulan dana, produksi,

pemasaran, distribusi dan sebagainya.Dalam kaitannya dengan strategi

,maka perusahaan membutuhkan evaluasi secara berkesinambungan.

Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses

pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya

mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran

tersebut akan digunakan sebagai analisa situasi program berikutnya.

Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari

kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai

alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi dan melihat apakah

tujuan sudah tercapai.27Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik,

diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni menentukan

permasalahan secara jelas, melakukan penelitian lapangan untuk

27

(22)

mengumpulkan data menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan

menyampaikan hasil penelitian.

Teknik evaluasi yang sering digunakan perusahaan salah satunya

adalah SWOT, yaitu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk

mengevaluasi faktor – faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam

mencapai tujuannya.faktor – faktor tersebut antara lain strengths yang

berarti kekuatan, weaknesses atau kelemahan, opportunities atau peluang,

dan threats atau ancaman. Semua factor – factor tersebut adalah hal yang

akan di evaluasi perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Beberapa contoh dalam kategori kekuatan internal, hal yang positif

seperti sifat-sifat pribadi (karyawan) yang positif, keterampilan yang

relevan dengan pekerjaan, kompetensi, pengetahuan dan pengalaman

kerja, wawasan dan pengetahuan yang baik, jaringan, komitmen yang

kuat, antusiasme dan semangat mencapai visi dan misi. kelemahan,

kelemahan merupakan hal negative, seperti : karakteristik pribadi

(karyawan) negatif dan kebiasaan kerja yang buruk, kurangnya

pengalaman kerja atau pengalaman yang relevan, kurangnya pendidikan,

tidak ada jaringan atau yang kecil, kurangnya arah atau focus , kurangnya

keterampilan manajemen professional. Pengukuran kinerja dalam analisis

SWOT

Pengukuran kinerja menurut Donelly Gibson adalah suatu

tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk

(23)

baik dan sukses jika tujuan yang di inginkan dapat tercapai dengan

baik.28Berdasarkan pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa

penilaian kinerja adalah tindakan pengukuran yang dapat di lakukan dalam

berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada dalam perusahaan. Hasil

pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan

memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik

di mana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan

dan pengendalian tersebut.

Pengukuran kinerja dapat di gunakan untuk menekan prilaku yang

tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakan prilaku yang

semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya

serta pemberian penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun

ekstrinsik.Dengan adanya pengukuran kinerja, manajer puncak dapat

memperoleh dasar yang obyektif untuk memberikan kompensasi sesuai

dengan prestasi yang disumbangkan masing-masing pusat

pertanggungjawaban kepada perusahaan secara keseluruhan. Semua ini

diharapkan dapat membentuk motivasi dan rangsangan pada

masing-masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien, Elemen pokok suatu

pengukuran kinerja antara lain:29

a. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi.

Tujuan adalah pernyataan secara umum tentang apa yang ingin

dicapai organisasi. Sasaran merupakan tujuan organisasi yang sudah

28

Donnelly, Gibson, dan Ivancevich, Manajemen, Erlangga, Jakarta, 1996

29 Robertson, Gordon. “Revie Kinerja”. Lokakarya Revie Kinerja. BPKP dan Executive

(24)

dinyatakan secara eksplisit dengan disertai batasan waktu yang jelas.

Strategi adalah cara atau teknik yang digunakan organisasi untuk

mencapai tujuan dan sasaran

b. Merumuskan indicator dan ukuran kinerja.

Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak

langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan

indikasi-indikasi kinerja. Ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara

langsung.

c. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi.

Jika kita sudah mempunyai indikator dan ukuran kinerja yang jelas,

maka pengukuran kinerja bias diimplementasikan. Mengukur tingkat

ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi adalah membandingkan hasil

actual dengan indicator dan ukuran kinerja yang telah ditetapkan.

d. Evaluasi kinerja.

Evaluasi kinerja akan mmberikan gambaran kepada penerima

informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi.

Informasi capaian kinerja dapat dijadikan:

1) Feedback.

Hasil pengukuran terhadap capaian kinerjaa dijadikan dasar

bagi manajemen atau pengelola organisasi untuk perbaikan kinerja

pada periode berikutnya. Bisa dijadikan landasan pemberian

reward and punishment terhadap manajer dana anggota organisasi.

(25)

Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu

tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan yang elah

dicapai organisasi.

3) meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

Pengukuran kinerja menghasilkan informasi yang sangat

bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen maupun

stakeholders.30

Adapun ukuran penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk

manilai kinerja secara kuantitatif :31

a) Ukuran Kinerja unggul.

Adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu

ukuran penilaian. Dengan digunakannya hanya satu ukuran

kinerja, karyawan dan manajemen akan cenderung untuk

memusatkan usahanya pdada kriteria tersebut dan mengabaikan

kriteria yang lainnya, yang mungkin sama pentingnya dalam

menentukan sukses tidaknya perusahaan atau bagian tertentu.

b) Ukuran kinerja beragam.

Adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam

ukuran untuk menilai kinerja. Ukuran kinerja beragam

merupakan cara untuk mengatasi kelemahan kriteria kinerja

tunggal. Berbagai aspek kinerja manajer dicari ukuran

30

.http://liamanalu..com/2010/02/definisi-kinerja-dan-pengukuran-kinerja.diakses pada tanggal 26 Desember 2015, [07 januari, pukul 16.46]

31

(26)

kriterianya sehingga manajer diukur kinerjanya dengan

berbagai kriteria.

c) Ukuran kinerja gabungan.

Dengan adanya kesadaran beberapa kriteria lebih penting bagi

perusahaan secara keseluruah dibandingkan dengan tujuan lain,

maka perusahaan melakukan pembobotan terhadap ukuran

kinerjanya. Misalnya manajer pemasaran diukur kinerjanya

dengan menggunakan dua unsur, yaitu provitabilitas dan

pangsa pasar dengan pembobotan masing-masing 5 dan 4.

Dengan cara ini manajer pemasaran mengerti yang harus

ditekankan agar tercapai sasaran yang dituju manajer puncak.

6. Hubungan Analisis SWOT Dengan Visi,Misi, Strategy

Informasi hasil analisis SWOT akan dimanfaatkan sebagai umpan

balik dalam mempertajam rumusan misi, dasar perumusan tujuan yang

rasional dan menjadi acuan dalam menyusun strategi serta rencana

kegiatan yang dilakukan. Para ahli manajemen berpendapat bahwa dalam

kerangka Rencana strategi setelah Visi dan Misi, kegiatan berikutnya yang

dilakukan analisis lingkungan Internal dan Eksternal. Kemudian

dilanjutkan dengan tahap perumusan tujuan, sasaran yang rasional,

penyusunan strategi, program dan kegiatan yang tepat dilakukan.

Tujuan yang hendak dicapai dari pencermatan tersebut adalah

untuk mengenali kekuatan dan kelemahan internal organisasi dan

(27)

organisasi dapat mengantisipasi perubahan-perubahan di masa yang akan

datang, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki menuju

tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, dengan menggunakan informasi dari

hasil pencermatan tersebut organisasi lebih berkemampuan untuk

mengambil langkah-langkah dalam jangka panjang.32

Analisis SWOT merupakan teknik dalam membedah kasus sebagai

kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan/peluang

(Opportunity) dan ancaman (threat). Tendensi (trend) atau terjadian

dengan mengancam perkembangan atau keberlangsungannya organisasi.

Analisis SWOT digunakan untuk mencari keuntungan dan memperbaiki

situasi. Mencari keuntungan dilakukan dengan ekspansi, memperbaiki

situasi dengan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Dampak

dengan dilakukannya SWOT analisis adanya kesimpulan dasar (basic

conclusions). Dengan membangun interaksi yang efektif antar faktor kunci

keberhasilan akan tercipta sinergi dalam meraih peluang atau tujuan

organisasi. Jika analisis SWOT tersebut dilaksanakan sesuai kerangka di

atas, maka diharapkan dapat mendukung penyusunan Rencana strategi

masing-masing Instansi atau Pemerintah Daerah.

32

(28)

Analisis SWOT akan menghasilkan informasi faktor kunci yang

mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam menjalankan misinya,

sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil serangkaian

keputusan strategik antara lain: tujuan, sasaran dan strategi yang tepat

dilakukan dalam mencapai masa depan yang dicita-citakan bersama.

Sesuai dengan kajian yang ditetapkan, setelah Indentifikasi Faktor Internal

kekuatan (strength), kelemahan (Weaknesses), peluang atau kesempatan

(faktor Eksternal Opportunities) dan ancaman (Threats) ditemukan,

selanjutnya dilakukan penilaian Faktor Kunci Keberhasilan. Untuk

menentukan faktor keberhasilan misi sebagai faktor-faktor strategis atau

faktor kunci keberhasilan maka perlu dilakukan penilaian terhadap setiap

faktor yang teridentifikasi. Suatu faktor disebut strategis apabila memiliki

nilai lebih dari faktor yang lain. Faktor yang telah memberikan dukungan

(kontribusi) tinggi dan keterkaitan tinggi terhadap berbagai keberhasilan

yang diraih organisasi selama ini dan untuk yang mendatang, dianggap

sebagai faktor strategis dan selanjutnya disebut faktor kunci keberhasilan.

Analisis SWOT adalah salah satu Ragam Alat Analisis yang

diberikan pada Teknik Analisis Manajemen merupakan suatu proses

merinci keadaan lingkungan internal dan eksternal guna mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan organisasi ke dalam

kategori Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats, sebagai dasar

(29)

organisasi memiliki keunggulan meraih masa depan yang lebih baik.33

Dalam hubungan itu dijelaskan Konsep Analisis SWOT, dalam era

globalisasi terjadi perlombaan membangun keunggulan atau daya saing

organisasi. Perubahan keadaan yang berlangsung terus dengan cepat

membuat keadaan masa depan yang dicita-citakan semakin tidak pasti,

penuh resiko dan kegagalan. Setiap pemimpin dituntut melakukan analisis

lingkungan kerja masing-masing, menilai kemampuan dan kapasitas

sumber daya internal ke dalam kategori kekuatan (strength) dan

kelemahan (Weaknesses). Merinci dan menilai keadaan lingkungan

eksternal ke dalam kategori peluang atau kesempatan (Opportunities) yang

dapat dimanfaatkan mendukung keunggulan kompetitif yang dimiliki, dan

ancaman (threats) yang harus diatasi. Apabila semua pimpinan dalam

suatu organisasi mampu mengkondisikan faktor-faktor itu memiliki

kapasitas tinggi sesuai fungsinya, maka pimpinan yang demikianlah yang

memiliki kompetensi inti manajemen yang kompetitif. Dalam analisis

lingkungan internal dan eksternal diharapkan dapat memberikan informasi

gambaran kemampuan organisasi terhadap Strengths, Weaknesses,

Opportunities, Threats (SWOT). Dan menentukan posisi kekuatan

organisasi serta faktor kunci keberhasilan atau faktor Strategi dalam

mencapai visi dan misi.

33

(30)

C. Konsep Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelola jasa pelayanan kesehatan

individual secara menyeluruh. Di dalam organisasinya terdapat banyak

aktivitas, yang diselenggarakan oleh petugas berbagai jenis profesi, baik

profesi medik, paramedik maupun non-medik. Berdasarkan Permenkes

No. 147 tahun 2010 tentang Perijinan Rumah Sakit adalah : Rumah Sakit

adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan, dapat di klasifikasikam

sebagai berikut :34

a. Berdasarkan pada pemilik dan penyelenggara.

b. Berdasarkan pada jenis pelayanan.

c. Berdasarkan Klasifikasi

2. Jenis-Jenis Rumah Sakit

Berikut ini adalah jenis-jenis Rumah Sakit berdasarkan Permenkes No.

340 tahun 2010, yaitu :35

a. Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

b. Rumah Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan

utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan

34

Sri Paptianingsih, Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya Pelayanan KesehatandiRumah Sakit,Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2006 , hlm : 93-94.

35

(31)

disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan

lainnya.

c. Rumah Sakit Publik adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Hukum yang bersifat

nirlaba.

d. Rumah Sakit Privat adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh badan

hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau

persero. Klasifikasi Rumah Sakit menurut Pemenkes No. 340 tahun

2010 Bab II, dibagi menjadi 4 macam yaitu:36

1) Berdasarkan kemampuan pelayanan

a) Kelas A : Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik spesialistik luas dan sub spesialistik luas.

b) Kelas B II : Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik spesialistik luas dan sub spesialitik terbatas.

c) Kelas B I : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik spesialistik sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik.

d) Kelas C : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik sekurangkurangnya 4 dasar lengkap.

e) Kelas D : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik dasar.

2) Berdasarkan Kepemilikan Rumah sakit di Indonesia dibedakan

menjadi dua, yaitu rumah sakit pemerintah dan swasta.

36

(32)

a) Rumah sakit pemerintah dijalankan oleh: 1) Departemen

Kesehatan , 2) Pemerintah Daerah , 3) TNI dan 4) Badan

Umum Milik Negara .

b) Rumah sakit swasta dijalankan oleh: 1) Yayasan, dan 2) Badan

Hukum lain yang terkait.

3) Berdasarkan fungsi rumah sakit

a) Institusi Pelayanan Sosial Masyarakat (IPSM) Merupakan

lembaga non profit dan keuntungan IPSM harus ditanamkan

kembali pada Rumah Sakit.

b) Non Institusi Pelayanan Sosial Masyarakat (non IPSM)

Merupakan lembaga non profit dan keuntungan dapat

digunakan oleh para pemilik Rumah Sakit (biasanya

diselenggarakan oleh swasta).

4) Berdasarkan segi pemasaran

a) Volume, Rumah Sakit tipe ini mengutamakan pelayanan

(jumlah pasien) yang sebanyak-banyaknya.

b) Diferensiasi, Rumah sakit tipe ini mengutamakan spesialisasi,

apabila perlu sub spesialisasi. Rumah sakit ini dituntut untuk

mempunyai cukup banyak sarana yang menunjang

masing-masing spesialisasi tersebut.

c) Fokus, Rumah Sakit tipe ini adalah rumah Sakit yang

berkonsentrasi pada spesialisasi tertentu, khusus kanker, khusus

(33)

D. Etika Kerja Islam

1. Pengertian Etika Kerja Islam

Etika berasal dari kata Yunani ethos (bentuk tunggal) yang berarti:

tempat tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak,

perasaaan, sikap dan cara berpikir. Bentuk jamaknya adalah ta etha, yang

berarti adat istiadat. Dalam hal ini, kata etika sama pengertiaannya dengan

moral. Moral berasal dari kata latin: mos (bentuk tunggal), atau mores

(bentuk jamak) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, wata, tabiat, akhlak

dan cara hidup.37

Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang

manusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Ada tiga pendekatan dalam

konteks etika, yaitu etika deskripstif, etika normatif dan metaetika, yaitu:38

a. Etika Deskriptif

Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada

individu-individu tertentu dalam kebudayaan dalam suatu periode

sejarah dan sebagainya. Karena etika deskriptif hanya melukiskan, ia

tidak memberi penilaian.

b. Etika Normatif

Etika normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang

dimana berlangsung diskusi-diskusi yang paling menarik tentang

masalah moral. Etika normatif menentukan benar tidaknya tingkah

37

Surisno Agoesdan I Cenik Ardana, Etika Bisnis dan Profesi,SalembaEmpat, Jakarta, 2009

38

(34)

laku atau anggapan moral. Etika normatif bertujuan merumuskan

prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan cara

rasional dan dapat digunakan dalam praktik.

c. Metaetika mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis.

Metaetika mengarahkan perhatiannya kepada arti khusus dari

bahasa etika itu. Filsuf Inggris Geoge Moore (1873-1958) dalam

bukunya menulis metaetika dengan menyoroti kata khusus untuk

membandingkan kalimat satu dengan kalimat lainnya.39

Etika kerja merupakan acuan yang dipakai oleh suatu individu atau

perusahaan sebagai pedoman alam melaksanakan aktivitas bisnisnya,

agar kegiatan yang mereka lakukan tidak merugikan individu atau

lembaga yang lain.40Etika kerja Islam adalah perilaku karyawan.

Etika kerja yang Islami adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam

berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya

(barang/jasa), namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan

pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.41

2. Tujuan Etika Kerja Islam

Tujuan utama etika menurut Islam adalah menyebarkan rahmat

pada semua makhluk. Tujuan ini secara normatif berasal dari keyakinan

Islam dan misi sejati hudup manusia. Tujuan itu pada hakekatnya adalah

bersifat transedental karena tujuan itu tidak terbatas pada kehidupan

39

K. Bertens, Etika, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011, hlm 17-21

40

Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia,RekayasaSains, Bandung, 2007, hlm 6.

41

(35)

setelah dunia ini. Walaupun tujuan itu agaknya terlalu abstrak, tujuan itu

dapat diterjemahkan dalam tujuan-tujuan yang praktis, sejauh

penerjemahan itu masih terus terinspirasi dari dan meliputi nilai-nilai

tujuan utama.

Dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan peraturan etik untuk

memastikan bahwa upaya yang merealisasikan baik tujuan umat maupun

tujuan operatif selalu dijalan yang benar.

3. Etos Kerja Muslim

Bagi umat Islam, Rasulullah SAW adalah tauladan yang utama,

dan dalam masalah bekerja, Rasulullah SAW tidak hanya memberi

petunjuk dan nasehat, tetapi juga mengamalkan apa yang dinasehatkannya

dan membuktikannya ketika bekerja.

Berikut ini adalah tauladan dan pandangan atau etika kerja yang dilakukan

Rasulullah SAW juga patut dilakukan pada pekerjaan saat ini yaitu:42

a. Bekerja Sampai Tuntas

Untuk dapat berhasil dalam bekerja, maka pekerjaan harus

diselesaikan dengan baik atau tuntas, pengertian bekerja dengan tuntas

dapat diartikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan hasil yang

sangat memuaskan, proses kerjanya juga baik, input atau bahan baku

yang digunakan dalam bekerja juga efisien, dan semuanya dapat

dilakukan apabila semua proses pekerjaan direncanakan dengan baik,

42

(36)

sebagai umat Islam dalam bekerja harus rapi, bekerja rapi dituntut

profesionalitas tinggi.

b. Bekerja Dengan Jujur

Bekerja dengan jujur dapat diartikan bekerja untuk mencapai

tujuan dengan tidak berbohong, lurus hati, tidak berhianat dan dapat

dipercaya dalam ucapan maupun perbuatan. Semua pekerjaan yang

kita lakukan pasti akan dipertanggung jawabkan, maka pada dasarnya

kita harus bekerja sebaik dan sejujur mungkin.

c. Bekerja Dengan Kelompok

Bekerja dengan kelompok dapat diartikan bahwa melakukan

kegiatan dalam rangka mencapai tujuan bersama-sama dengan orang

lain atau beberapa orang lain. Telah dipahami bahwa Allah

menciptakan manusia berbeda-beda, namun demikian satu sama lain

dapat bekerja sama dalam rangka mencapai tujuannya.

d. Bekerja Keras

Etika kerja bekerja keras dapat diartikan sebagai bekerja dengan

penuh semangat atau penuh motivasi. Manusia merupakan ciptaan

Allah yang sempurna manusia diberikan tubuh yang sempurna lengkap

dengan indranya serta kemampuan berfikir. Oleh sebab itu sudah

selayaknya umat Islam memacu diri untuk berbuat yang terbaik dalam

hidupnya, dan bermanfaat didunia dan bermakna diakhirat nanti.

(37)

Bekerja sebagai bentuk pelayanan dapat diartikan dalam bekerja

sebagai bentuk melayani kebutuhan orang lain. Bentuk kerja sebagai

pelayanan juga lebih utama dibandingkan dengan orang yang hanya

beribadah dan berdoa saja.

Demikianlah etika kerja Islam yang tidak hanya diucapkan,tetapi

sudah dijalankan oleh Rasulullah SAW. Sehingga tidak ada lagi contoh

yang lebih baik dari Rasulullah.

4. Nilai-nilai Etika Kerja Islam

Nilai-nilai dasar etika kerja Islam menurut Wardi Bactiar.43 Pada dasarnya

mengandung empat pokok, yaitu:

a. Aqidah

Aqidah sebagai nilai dasar kerja terdiri dari dua komponen pokok,

yaitu kepercayaan bahwa bekerja adalah ibadah bagi keluarga.

Kepercayaan bahwa rizki datangnya dari Allah SWT tentu dengan

sebab bekerja, Islam menghendaki agar umat Islam rajin bekerja dan

berikhtiar mencari penghidupan yang layak.

Konsep dasar etika kerja tentang keyakinan bahwa bekerja adalah

ibadah, merupakan suatu konsep yang sangat sempurna dimana

manusia diberikan motivasi untuk terus bekerja dan bekerja dengan

niat ikhlas dan semata-mata karena ibadah kepada Allah SWT.

b. Budaya kerja

43

(38)

Nilai dasar etika kerja Islam adalah budaya kerja yakni kerja keras

dan disiplin. Pada dasarnya setiap individu mukallafmemiliki beban

untuk bekerja keras memenuhi kebutuhan hidupnya dengan

mengerahkan seluruh daya dan kemampuannya. Untuk itulah Islam

menghargai nilai usaha dan mencela setiap kamalasan.44

Allah telah menegaskan dalam firmannya Q S. Al-Qashash (28)

ayat 77:

























Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah

kepadamu (kebahagiaan)negri akhirat, dan janganlah kamu

melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat

baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik

kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi

sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan.45

c. Moral Kerja

Moral kerja dituntut sebagai prinsip dasar etika kerja seseorang

muslim, prinsip etika kerja yang dimiliki seorang muslim seperti

44

Triguna, Budaya Kerja, Gunung Agung, Jakarta, 1995, hlm.3

45

(39)

seorang pekerja yang memiliki disiplin yang tinggi, produktif, dan

inofatif. Dengan adanya moral kerja inilah yang kelak

membedakan prilaku kerja diantara manusia. Moral kerja

menunjukan sikap jujur, menghindari perbuatan sia-sia (melakukan

riba, penipuan, mempermainkan takaran atau timbangan, berjudi,

praktek suap menyuap dan sebagainya) dalam berusaha dan

bertawakal setelah berusaha.46

Apabila upaya telah dilakukan secara maksimal dan belum

mendapatkan hasil yang memadai, sikap seorang muslim adalah

bersabar dan tetap bersyukur atas kehendak Allah SWT. Sikap

mulia yang diajarkan Islam terhadap manusia, satu sisi manusia

gigih mencari rizki-nya dengan cara yang halal, hasil usaha yang

diperoleh setiap hari. Kewajiban manusia hanyalah berusaha dan

berdoa. Allah telah menegaskan dalam firmannya Q S Az-Zukhruf

(43) : 32









































Artinya :Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat tuhanmu? Kami

telah menentukan antara mereka penghidupan dalam kehidupan dunia,

dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain,

46

(40)

beberapa derajat, agar sebagian mereka mempergunakan sebagian yang

lain47

d. Efisiensi

Efisiensi merupakan nilai-nilai kerja seorang muslim, dengan

prinsip efisiensi ini seorang muslim harus mampu menempatkan

urusan kebutuhan sesuai dengan situasi dan kondisi ekonomi

keluarga yang jauh dari kecukupan. Kebutuhan pokok seperti

pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan mutlak

dijadikan prioritas utama. Oleh karnanya prioritas utama wajib

untuk dilakukan dan juga pemenuhan kebutuhan, jika setiap

individu mampu untuk memilih mana yang akan lebih menjadi

prioritas utama maka akan terhindar dari sifat berfoya-foya dan

boros.48

Sedangkan pengertian nilai-nilai dasar etika kerja Islam

menurutParasuraman49 adalah

a. Reliability (keandalan)adalah Kemampuan untuk melaksanakan

jasa yang dijanjikan secara akurat dan dapat diandalkan. Artinya

pelayanan yang diberikan handal dan bertanggung jawab,

karyawan sopan dan ramah. Bila ini dijalankan dengan baik maka

konsumen merasa sangat dihargai. Sebagai seorang muslim, telah

47

AZ-Zukhruf (43) : 32

48

Cahyadi Takariawan, Op.Cit, hlm 315

49

(41)

ada contoh teladan yang tentunya bisa dijadikan pedoman dalam

menjalankan aktifitas perniagaan/muamalah. Allah SWT telah

berfirman yang artinya





















Artinya :"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah." (QS. Al- Ahzab: 21).

Di dalam hadist-hadist mulia, Rasulullah SAW telah

mempraktikkan dan memerintahkan supaya setiap muslim

senantiasa menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Karena

profesionalitas beliau pada waktu berniaga maupun aktifitas

kehidupan yang lainnya, maka beliau dipercaya oleh semua orang

dan mendapatkan gelar Al-Amin.

b. Tangibles (kemampuan fisik)adalah Tampilan fasilitas fisik,

peralatan, karyawan, dan materi komunikasi. Salah satu catatan

penting bagi pelaku lembaga keuangan syariah, bahwa dalam

menjalankan operasional perusahaannya harus memperhatikan sisi

penampilan fisik para pengelola maupun karyawannya dalam hal

berbusana yang santun, beretika, dan syar'i. Hal ini sebagaimana

(42)









































Artinya "Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan

kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah

untuk perhiasan.Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.Yang

demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,

mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-A'raf : 26).

c. Responsivness (daya tanggap) adalah Keinginan untuk membantu

konsumen dan menyediakan jasa tepat waktu. Dalam Islam kita

harus selalu menepati komitmen seiring dengan promosi yang

dilakukan oleh perusahaan. Apabila perusahaan tidak bisa menepati

komitmen dalam memberikan pelayanan yang baik, maka resiko

yang akan terjadi akan ditinggalkan oleh pelanggan. Lebih dari itu,

Allah Swt telah berfirman:

   

 

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad

itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan

dibacakan kepadamu (Yang demikian itu) dengan tidak

menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.

Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang

(43)

d. Assurance (jaminan)adalah kemampuan karyawan alas

pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas,

keramah-tamahan, perkataan atau kesopanan dalam membedkan pelayanan,

keterampilan dalam memberikan informasi dan kemampuan dalam

menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Dalam

memberikan pelayanan kepada konsumen hendaklah selalu

memperhatikan etika berkomunikasi, supaya tidak melakukan

manipulasi pada waktu menawarkan produk maupun berbicara

dengan kebohongan. Sehingga perusahaan tetap mendapatkan

kepercayaan dari konsumen, dan yang terpenting adalah tidak

melanggar syariat dalam bermuamalah. Allah SWT telah

mengingatkan tentang etika berdagang sebagaimana yang

termaktub dalam Q.S Asy-Syu'araa':181-182,



















Artinya "Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu merugikan

orang lain; dan timbanglah dengan timbangan yang benar. " (QS.

Asy-Syu'araa' : 181-182).

e. Emphaty (perhatian)adalah Peduli, perhatian individu yang

diberikan kepada konsumen. Perhatian yang diberikan oleh

(44)

keimanan dalam rangka mengikuti seruan Allah SWT untuk selalu

berbuat baik kepada orang lain. Allah telah berfirman,

90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

















Artinya "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan

berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah

melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan p

Referensi

Dokumen terkait

Penyembahan kepada Sakramen Mahakudus sangat berkaitan erat dengan spiritualitas kongregasi yang juga merupakan Sabda Tuhan yang sangat dicintai oleh ibu pendiri (Ibu Clara Fey)

Saya tertarik pada produk pelangsing karena dapat membuat tubuh saya menjadi lebih ideal. SS S TS

atsar-atsar sahabat, ia akan mngetahui bahwa nash-nash tersebut secara jelas menunjukkan bahwa siapa yang bertaubat kepada Allah ‘azza wa jalla

pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak- kanak Islamiyah Pontianak terjadi peningkatan yang baik dalam diri

Kejadian ini menyebabkan peningkatan iskemia pada saluran nafas yang rusak, selanjutnya Kejadian ini menyebabkan peningkatan iskemia pada saluran nafas yang rusak, selanjutnya terjadi

Berdasarkan hal tersebut di atas, telah dilakukan suatu penelitian untuk melihat pengaruh penggunaan bungkil kelapa yang difermentasi dengan ragi tape dan tanpa

kompetensi, serta jabatan fungsional pemeriksa, auditor yang memiliki sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, dan tidak tergantung pada orang