• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adorasi Ekaristi dalam hidup rohani para suster Sang Timur di Pulau Jawa, Provinsi Indonesia - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Adorasi Ekaristi dalam hidup rohani para suster Sang Timur di Pulau Jawa, Provinsi Indonesia - USD Repository"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

ADORASI EKARISTI DALAM HIDUP ROHANI PARA SUSTER SANG TIMUR

DI PULAU JAWA, PROVINSI INDONESIA

S K R I P SI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Beatrix Yovita Wuga NIM: 051124015

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur skripsi ini saya persembahkan kepada

Kongregasi para suster Sang Timur.

(5)

MOTTO

“Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu

panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”. (Flp 3:14)

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Oktober 2009 Penulis,

Beatrix Yovita Wuga

(7)
(8)

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “ADORASI EKARISTI DALAM HIDUP ROHANI PARA SUSTER SANG TIMUR DI PULAU JAWA, PROVINSI INDONESIA”. Penulis memilih judul ini bertolak dari suatu keprihatinan bahwa pemahaman dan penghayatan yang benar tentang adorasi Ekaristi kurang nampak dalam kehidupan para suster Sang Timur yang ada di pulau Jawa. Dengan adanya pemahaman akan adorasi Ekaristi yang baik dan benar ini, para suster akan semakin mampu menghayatinya dalam kehidupan dan pelayanan setiap hari untuk meningkatkan hidup rohani.

Masalah pokok dalam skripsi ini adalah sejauh mana pemahaman dan penghayatan adorasi Ekaristi dilaksanakan setiap hari oleh para suster. Berkaitan dengan hal ini, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: cara apa yang dapat dilakukan oleh para suster Sang Timur untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan adorasi Ekaristi pada zaman sekarang? Model pendalaman mana yang dapat membantu para suster Sang Timur untuk memahami adorasi Ekaristi sehingga dapat meningkatkan penghayatan adorasi Ekaristi di zaman ini?

Untuk menanggapi permasalahan tersebut penulis menggunakan metode penelitian berupa wawancara dan pengisian kuisioner bagi para suster Sang Timur di komunitas-komunitas yang tersebar di pulau Jawa. Dari hasil penelitian mengungkapkan kenyataan bahwa para suster Sang Timur belum sepenuhnya memahami dan menghayati adorasi Ekaristi. Untuk menyikapi kenyataan tersebut penulis berusaha memaparkan dan menguraikan pengertian adorasi Ekaristi yang baik dan benar menurut ajaran Gereja Katolik dan juga adorasi Ekaristi menurut para Paus. Namun sebelumnya penulis menguraikan terlebih dahulu teologi Ekaristi menurut Konsili Vatikan II karena adorasi Ekaristi merupakan salah satu devosi Ekaristi dan keduanya saling berkaitan satu sama lain. Selain adorasi Ekaristi menurut Konsili Vatikan II juga dipaparkan adorasi Ekaristi dalam kongregasi suster Sang Timur yang telah diwariskan oleh ibu pendiri Ibu Clara Fey.

Usaha yang dilakukan oleh penulis untuk menjawab tantangan pemahaman dan penghayatan adorasi Ekaristi adalah dengan cara mengadakan program rekoleksi model katekese Shared Christian Praxis (SCP) di komunitas-komunitas suster Sang Timur yang ada di pulau Jawa selama tujuh (7) bulan berturut-turut.

Hasil studi ini menyimpulkan bahwa para suster Sang Timur perlu mempelajari dan memahami adorasi Ekaristi sebagai salah satu bagian dari Ekaristi yang merupakan pusat hidup kristiani dan menjadikannya sebagai sumber hidup rohani dalam menghayati adorasi Ekaristi dalam hidup dan pelayanan di tengah dunia masa kini. Para suster hendaknya berusaha memberikan kesaksian hidup yang bertolak dari teladan hidup Yesus, yang mengorbankan diriNya untuk kebahagian dan keselamatan umat manusia seluruhnya.

(9)

ABSTRACT

The title of this mini thesis is: ““EEUUCCHHAARRIISSTT ADADOORRAATTIIOONN ININ THTHEE R

REELLIIGGIIOOUUSS LLIIFFEE OFOF SASANNGG TITIMMUURR SISISSTTEERRSS IINN JAJAVVAA,, PPRROOVVIINNCCEE OFOF I

INNDDOONNEESSIIAA..””TThe writer chose this title based on a concern that the true understanding and the genuine living of it seem not to be appeared in the life of the Sisters of Sang Timur in Java. With the good understanding of this true Eucharist Adoration, it is expected that the sisters may be able to live it more in their daily services in order to foster a good religious life.

The main problem in this writing is: how far, the sisters have realied the understanding and the living of the Eucharist Adoration, in their daily life. In connection with that, the problem was formulated as follows: (1) what is the way the sisters may use to increase their understanding to live the Eucharist Adoration nowadays? (2) What kind of deepening model is it that can help the sisters to comprehend the Eucharist Adoration that they may live it better?

To analyze the problems mentioned above, I employed the research methods: interview and questionaire given to the Sang Timur Sisters in the communities located in Java. And the results of the research show that the sisters’ understanding about the Eucharist Adoration, and the way they live it as well, are still less. To deal with that reality, I explain and define the meaning of the good and true Eucharist Adoration as the Popes meant. I also elaborate the Eucharist Theology according to the Second Vatican Council, because Eucharist Adoration is one of Eucharist Devotion and both of them are connected to each other. Beside the meaning of Eucharist Adoration according to the Second Vatican Council, I explain the Eucharist Adoration in the Sisters Congregation of Sang Timur, which are inherited by our Holy Mother, Clara Fey.

To answer such problem and challenge I propose a recollection program, in the catechesis model of Shared Christian Praxis (SCP) for the Sang Timur communities in Java, for seven months.

The result of the study shows that the Sang Timur Sisters still need to learn and to understand the Eucharist Adoration as a part of the Eucharist which is the contrae or our Christian life and have it as a spiritual source in living the Eucharist Adoration in the life and service nowadays. The sisters have to try to offer a witnessing life which is based on the holy example of Jesus Christ, who sacrificed Himself for the sake of the salvation and happiness of all men.

(10)

KATA PENGANTAR

Pujian dan syukur yang berlimpah kepada Allah yang Mahakuasa dan Maharahim atas segala rahmat, berkat dan penyelenggaraanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul ”ADORASI EKARISTI DALAM HIDUP ROHANI PARA SUSTER SANG TIMUR DI PULAU JAWA PROVINSI INDONESIA”.

Skripsi ini disusun atas dasar keprihatinan penulis terhadap kehidupan rohani suster Sang Timur yang kurang berdampak dalam kenyataan hidup sehari-hari berkaitan dengan adorasi Ekaristi yang dilaksanakan setiap hari. Oleh karena itu penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memberikan sumbangan bagi para suster Sang Timur dalam usaha untuk memperkembangkan hidup rohani lewat adorasi Ekaristi sehingga sumbangan ini bisa dimaknai dan diwujudkan dalam kehidupan yang nyata setiap hari.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan, dukungan dan perhatian baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan hati yang tulus ikhlas penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada:

1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. selaku dosen pembimbing dan penguji pertama, yang telah menyediakan waktu, tenaga, ide-ide, serta setia membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran, sehingga penulisan skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.

(11)

2. Dr. C. Putranta, S.J., selaku dosen pembimbing akademik, penguji kedua dan pembimbing rohani, yang dengan sabar dan setia mendampingi dan memberikan motivasi baik dalam perkuliahan maupun dalam perjuangan hidup selama ini. 3. P. Banyu Dewa H.S., M.Si., selaku dosen penguji ketiga, yang telah memberikan

dukungan, perhatian serta berkenan menguji penulis.

4. Seluruh staf dosen dan karyawan IPPAK, yang telah mendidik dan membimbing serta membekali pengetahuan yang bermanfaat dan menolong penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Sr. Alfonsa, PIJ, selaku Provinsial kongregasi suster Sang Timur dan staf DPP Provinsi Indonesia, yang telah memberikan kepercayaan untuk belajar, banyak memberi dukungan, perhatian, sarana sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan.

6. Sr. Xaveria, PIJ, selaku pembimbing Yunior, yang dengan setia dan penuh kesabaran mendampingi, membimbing dan menyemangati penulis sampai skripsi ini selesai.

7. Sr. Goretti, PIJ, selaku Pemimpin komunitas Sentul, dan para suster Sang Timur yang telah memberikan dukungan, perhatian, cinta dan doanya dengan cara apapun sejak awal kuliah sampai selesainya skripsi ini.

8. Teman-teman mahasiswa khususnya angkatan 2005/2006, yang telah melewati bersama dengan berbagai suka duka selama kuliah di IPPAK sampai selesainya penulisan skripsi ini.

(12)

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu baik dalam dukungan, perhatian, dan sarana sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan.

Semoga Allah yang maha baik senantiasa melimpahkan kasihNya dan memberkati semua pihak yang telah mendukung penulisan skripsi ini sampai selesai. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, bahasa, maupun penyusunannya. Maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi menyempurnakan buah pikiran ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya para suster Sang Timur.

Yogyakarta, 20 Oktober 2009 Penulis

Beatrix Yovita Wuga

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penulisan ... 1

B. Rumusan Permasalahan ... 4

C. Tujuan Penulisan... 5

D. Manfaat Penulisan... 5

E. Metode Penulisan... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II. KENYATAAN ADORASI EKARISTI DALAM KEHIDUPAN SUSTER SANG TIMUR DI PULAU JAWA ... 8

A. Gambaran Umum Kongregasi Suster Sang Timur di Pulau Jawa ... 8

1. Sejarah berdirinya Kongregasi... 9

2. Karya Pelayanan Kongregasi Suster Sang Timur... 10

3. Situasi Komunitas dan Karya Para Suster Sang Timur Provinsi Indonesia... 11

a. Pulau Kalimantan... 11

b. Pulau Flores ... 12

(14)

c. Pulau Jawa ... 15

1). Komunitas suster Sang Timur di Jawa Timur... 15

2). Komunitas suster Sang Timur di Madura ... 19

3). Komunitas suster Sang Timur di Yogyakarta... 20

4). Komunitas suster Sang Timur di Jawa Tengah... 22

5). Komunitas suster Sang Timur di Jawa Barat... 23

B. Penghayatan Adorasi Ekaristi dalam Komunitas-komunitas Suster Sang Timur di Pulau Jawa ... 25

1. Komunitas Provinsialat Sang Timur Jl. Bandulan Barat 40 Malang ... 26

2. Komunitas suster Profes Jl. Bandulan Barat 40 Malang ... 27

3. Komunitas Novisiat Sang Timur Jl. Bandulan Barat 40 Malang ... 29

4. Komunitas suster Sang Timur Jl. Bandung 2, Malang ... 30

5. Komunitas suster Sang Timur Jedong, Malang ... 32

6. Komunitas suster Sang Timur Batu Malang... 33

7. Komunitas suster Sang Timur Pasuruan-Jatim ... 34

8. Komunitas suster Sang Timur Curahjati-Banyuwangi ... 36

9. Komunitas suster Sang Timur Sumenep-Madura ... 37

10. Komunitas suster Sang Timur Pamekasan-Madura... 38

11. Komunitas suster Sang Timur Jl. Batikan 7 Yogyakarta... 40

12. Komunitas suster Sang Timur Jl. Sultan Agung 50... 41

13. Komunitas suster Sang Timur Nanggulan-Kulonprogo Yogyakarta... 42

14. Komunitas suster Sang Timur Kekancan Mukti Semarang... 44

15. Komunitas suster Sang Timur PAK Semarang... 45

16. Komunitas suster Sang Timur Tomang Jakarta ... 46

17. Komunitas suster Sang Timur Ciledug-Tangerang ... 48

18. Komunitas suster Sang Timur Cakung ... 49

C. Motivasi Penghayatan Adorasi Ekaristi dalam hidup Pribadi ... 50

1. Kehidupan Rohani ... 51

(15)

2. Kehidupan Sehari-hari... 53

D. Rangkuman Kesulitan dalam Penghayatan Adorasi Ekaristi bagi Para Suster Sang Timur di Pulau Jawa ... 54

1. Makna adorasi Ekaristi bagi para suster Sang Timur ... 54

2. Waktu yang disediakan ... 55

3. Susunan pelaksanaan adorasi... 56

4. Motivasi suster Sang Timur ... 57

BAB III. ADORASI EKARISTI DALAM GEREJA... 59

A. Teologi Ekaristi menurut Konsili Vatikan II ... 59

1. Dimensi Kristologis ... 60

2. Dimensi Eklesiologis ... 64

3. Dimensi Eskatologis ... 67

B. Pengertian Adorasi dalam Gereja ... 68

1. Sejarah Adorasi Ekaristi ... 68

2. Pengertian Adorasi Ekaristi ... 70

3. Adorasi Ekaristi sebagai Doa... 73

4. Kehadiran Kristus dalam Adorasi Ekaristi ... 74

5. Adorasi Ekaristi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Ekaristi... 75

C. Adorasi Ekaristi dalam Konsili Vatikan II ... 79

1. Adorasi Ekaristi dalam Sacrosanctum Concilium... 80

2. Adorasi Ekaristi menurut Lumen Gentium... 81

3. Adorasi Ekaristi dalam Presbyterorum Ordinis... 82

D. Adorasi Ekaristi Menurut Paus Yohanes Paulus II dan Benedictus XVI... 83

1. Paus Yohanes Paulus II... 83

a. Redemptionis Sacramentum... 84

b. Ecclesia De Eucharistia... 84

2. Paus Benedictus XVI: Sacramentum Caritatis... 86

E. Pokok-pokok Adorasi Ekaristi dan Perayaan Perayaan Ekaristi ... 87

1. Hubungan antara Perayaan Ekaristi dan Adorasi Ekaristi ... 87

(16)

2. Bentuk-bentuk Devosi Ekaristi ... 88

a. Arti devosi... 89

b. Bentuk-bentuk devosi Ekaristi bersama ... 90

c. Bentuk-bentuk devosi Ekaristi pribadi ... 102

F. Adorasi Ekaristi dalam Kongregasi Suster Sang Timur ... 104

1. Pandangan Ibu Pendiri (Clara Fey) tentang Adorasi Ekaristi... 105

2. Pelaksanaan Kebaktian dalam Hidup Nyata ... 106

3. Hubungan Spiritualitas ”Manete In Me” dengan Adorasi Ekaristi... 109

a. Arti Manete In Me... 109

b. Spiritualitas Manete In Me dan Adorasi Ekaristi... 110

BAB IV. USULAN PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PENGHAYATAN ADORASI EKARISTI BAGI PARA SUSTER SANG TIMUR DI PULAU JAWA ... 111

A. Latar Belakang Pemilihan Program ... 112

B. Alasan Pemilihan Tema ... 114

C. Rumusan Tema dan Tujuan ... 116

D. Penjabaran Program ... 118

E. Petunjuk Pelaksanaan Program... 122

F. Contoh Persiapan Rekoleksi ... 124

BAB V. PENUTUP ... 141

A. Kesimpulan ... 141

B. Saran ... 144

DAFTAR PUSTAKA ... 146

LAMPIRAN... 148

Lampiran 1: Panduan Wawancara ... (1)

Lampiran 2: Hasil Wawancara dengan para suster Yunior Tahun I-V... (2)

Lampiran 3: Hasil Wawancara dengan para suster Yunior Tahun VI ... (5)

Lampiran 4: Hasil Wawancara dengan para suster Senior ... (8)

(17)

Lampiran 5: Doa-doa dalam Adorasi Ekaristi ... (11)

Lampiran 6: Lagu-lagu untuk Adorasi Ekaristi ... (13)

Lampiran 7: Gambar dalam Slide ... (16)

Lampiran 8: Foto-foto Kegiatan Adorasi... (19)

(18)

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan catatan singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja AA

AG

CT

EE

ES

:

:

:

:

:

Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.

Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner Gereja, 7 Desember 1965.

Catechesi Trandendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

Ecclesia de Eucharistiae, Surat Ensiklik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, imam, dan diakon, penyandang hidup bakti, pria dan perempuan dan segenap para beriman tentang Ekaristi dan hubungannya dengan Gereja, 17 April 2003.

Eucharistiae Sacramentum, Dokumen dari Kongregasi Ibadat

(19)

LG

PC

PO

PUMR

RS

SC

SCar :

:

:

:

:

:

:

dan Tata Tertib Sakramen mengenai Sakramen Mahakudus yang dimuat dalam teks Rituale Romanum, 21 Juni 1973.

Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.

Perfectae Caritatis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Pembaharuan dan Penyesuaian Hidup Religius, 28 Oktober 1965. Presbyterorum Ordinis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Pelayanan dan Kehidupan Para Imam, 31 Januari 1994.

Pedoman Umum Misale Romawi, terjemahan dari Institutio Generalis Missalis Romawi, oleh Komisi Liturgi KWI, 2000. Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen mengenai sejumlah hal yang perlu dilaksanakan ataupun dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, 25 Maret 2004.

Sacrosanctum Consilium, Konstitusi Konsili Vatikan II mengenai Liturgi, 4 Desember 1965.

Sacramentum Caritatis, Anjuran Apostolik Pasca-Sinode Paus Benedictus XVI kepada para uskup, imam, biarawan-biarawati dan kaum beriman awam mengenai Ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan serta Perutusan Gereja, 22 Februari 2007.

(20)

C. Singkatan Lain Art Balita Bdk BKBLII BKIA DIY Hal IPPAK Jl KE KWI MB Napi No PAK PH PIA PIJ PIR : : : : : : : : : : : : : : : : : : : Artikel

Bawah lima tahun (istilah untuk para suster Sang Timur yang berkaul kekal di bawah lima tahun).

Bandingkan

Badan Kerja sama Bina Lanjut Imam Indonesia, 22 Juni 2007 Balai Kesehatan Ibu dan Anak

Daerah Istimewa Yogyakarta Halaman

Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Jalan

Kidung Ekaristi

Konferensi Waligereja Indonesia Madah Bakti

Nara Pidana Nomor

Panti Asuhan Katolik

Pedoman Hidup Suster-suster Sang Timur Pembinaan Iman Anak

Pauperis Infantis Jesu Pembinaan Iman Remaja

(21)

PKKI Pkl Prov RSU sbb SCP s/d SD SDK Sekami SLB SMA SMK SMP SMPN SMU St STFT STKAT WIB WK YPAK : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia Pukul

Provinsi

Rumah Sakit Umum Sebagai berikut

Shared Christian Praxis Sampai dengan

Sekolah Dasar

Sekolah Dasar Katolik Serikat Anak Misioner Sekolah Luar Biasa Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Pertama Negeri Sekolah Menengah Umum

Santa/ santo

Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Sekolah Tinggi Kateketik

Waktu Indonesia Barat Wanita Katolik

Yayasan Panti Asuhan Katolik

(22)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini dipaparkan suatu gambaran secara umum mengenai latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

A. Latar Belakang Penulisan

Perayaan Ekaristi menjadi pusat hidup rohani iman kristiani. Dalam perkembangan Gereja selanjutnya, perayaan Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh kehidupan umat kristiani (LG 11) dan sekaligus puncak seluruh tindakan liturgi dan peribadatan Gereja. Devosi terhadap Ekaristi mempunyai beberapa bentuk. Salah satu di antaranya adalah adorasi Ekaristi. Munculnya praktek adorasi Ekaristi berkaitan erat dengan berbagai bentuk devosi Ekaristi (Martasudjita, 2007: 24) .

(23)

2

Semarang, seperti adorasi Ekaristi baik itu 1 (satu) jam, 1 (satu) hari maupun adorasi Ekaristi abadi. Pada umumnya paroki-paroki yang ada di Keuskupan Agung Semarang ini sudah mempraktekkan sembah bakti mereka kepada Yesus yang bertakhta dalam Sakramen Mahakudus.

Kongregasi suster Sang Timurpun berdevosi kepada Sakramen Mahakudus. Perayaan Ekaristi bersama dan penyembahan kepada Sakramen Mahakudus menjadi pusat dan sumber kekuatan bagi persekutuan (PH 72). Para suster Sang Timur menerima kekuatan dari Tuhan demi kehendakNya untuk membaktikan diri kepada sesama dan sekaligus semakin bersatu erat di antara para suster serta dengan semua orang yang yang dilayani. Maka masing-masing komunitas menyediakan waktu khusus untuk bersembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus yang ditakhtakan di altar. Dan praktek adorasi Ekaristi ini sudah berlangsung lama sejak kongregasi suster Sang Timur diresmikan oleh Sri Paus IX pada 12 Mei 1869 sebagai persekutuan religius kepausan. Dan pada 15 Juni 1888, Sri Paus Leo XIII mengesahkan Konstitusi dan Pedoman Hidup suster Sang Timur.

(24)

3

apapun, juga ajakan Yesus kepada para muridNya: ”Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku, berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan” (Mat 26:40-41) yang menjadi ajakan dari Yesus untuk para suster Sang Timur. Menanggapi sabda Yesus dan melanjutkan semangat pendiri, para suster Sang Timur bersembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus secara bersama dan secara pribadi setiap hari. Di tengah kesibukan karya yang dilakukan oleh anggota komunitas suster Sang Timur diharapkan dengan kesadaran penuh memuji dan menyembah Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus untuk menimba kekuatan dari padaNya dan memuliakan namaNya yang agung.

Devosi Ekaristi dalam bentuk adorasi Ekaristi dilaksanakan oleh para suster Sang Timur setiap hari. Namun persatuan pribadi suster Sang Timur dengan Tuhan masih sebatas waktu adorasi di kapel, belum diwujudkan dalam kenyataan hidup sehari-hari. Para suster Sang Timur mengawali seluruh hari dengan doa dan perayaan Ekaristi sebagai sumber kekuatan untuk bersaksi di tengah umat yang dilayani setiap hari. Pada sore hari para suster datang bersujud di hadapan Sakramen Mahakudus untuk mengucapkan syukur kepada Dia yang selalu setia pada membimbing dan menuntun perjalanan dan perjuangan umatNya.

(25)

4

dengan Allah (PC 8; bdk. AA 4). Maka doa-doa dan adorasi Ekaristi menjadi sumber kekuatan suster Sang Timur dalam mewartakan kasih Kristus di tengah umat yang dilayani sehingga merekapun mengalami kasih Kristus. Para suster Sang Timur perlu meningkatkan kesadaran bahwa seluruh hari merupakan ibadah dan sembah bakti yang tak kunjung putus kepada Tuhan sehingga para suster terbantu untuk memaknai adorasi Ekaristi dalam kehidupan nyata setiap hari.

Bertolak dari latar belakang di atas, penulis mengadakan wawancara dan penyebaran kuisioner kepada para suster Yunior, Medior dan Senior Sang Timur di komunitas-komunitas yang ada di pulau Jawa. Maka penulis menyadari betapa pentingnya adorasi Ekaristi bagi hidup rohani para suster Sang Timur. Kesadaran itu telah dipaparkan dalam sebuah tulisan dengan judul: “ADORASI EKARISTI DALAM HIDUP ROHANI PARA SUSTER SANG TIMUR DI PULAU JAWA, PROVINSI INDONESIA”.

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian di atas, penulis menemukan beberapa persoalan yang menjadi perhatian penulis:

1. Bagaimana pelaksanaan adorasi Ekaristi bisa berdampak pada perkembangan hidup rohani para suster Sang Timur di pulau Jawa?

2. Bagaimana pemahaman para suster Sang Timur di pulau Jawa mengenai adorasi Ekaristi dalam Gereja Katolik?

(26)

5

C. Tujuan Penulisan

1. Menggali pengalaman para suster Sang Timur di pulau Jawa dalam pelaksanaan adorasi Ekaristi yang berdampak pada perkembangan hidup rohani.

2. Memaparkan pemahaman tentang adorasi Ekaristi dalam Gereja Katolik. 3. Mengusulkan model katekese yang tepat untuk membantu para suster Sang

Timur menghayati adorasi Ekaristi dalam peningkatan hidup rohani.

4. Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan sarjana stratum 1 di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma.

D. Manfaat Penulisan

1. Membantu para suster Sang Timur untuk memahami makna adorasi Ekaristi yang sesungguhnya dalam kongregasi dan Gereja serta mampu mewujudkannya dalam kehidupan setiap hari.

2. Memberi sumbangan permenungan bagi para suster Sang Timur tentang penghayatan adorasi Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari.

E. Metode Penulisan

(27)

6

data-data yang diperoleh lewat kuisioner dan wawancara yang ditujukan kepada para suster Sang Timur khususnya yang ada di Pulau Jawa.

F. Sistematika Penulisan

Bab I berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang pemilihan judul, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II menyajikan pelaksanaan konkret tentang adorasi Ekaristi yang dilaksanakan oleh para suster Sang Timur di komunitas-komunitas yang ada di pulau Jawa yang didahului dengan memberikan gambaran umum kongregasi suster Sang Timur sejak berdirinya, dengan segala karya kerasulan yang ada didalamnya.

Bab III membahas teologi Ekaristi sebagai puncak seluruh peribadatan Gereja. Penulis juga menguraikan adorasi Ekaristi dalam Gereja Katolik sebagai ungkapan penghayatan iman umat di mana di dalamnya dijelaskan pengertian adorasi Ekaristi, adorasi Ekaristi sebagai doa, kehadiran Kristus dalam adorasi Ekaristi dan adorasi Ekaristi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Ekaristi, serta dokumen-dokumen Gereja yang berbicara mengenai adorasi Ekaristi.

Bab IV menguraikan usulan program rekoleksi sebagai salah satu cara untuk memahami adorasi Ekaristi dalam meningkatkan hidup rohani para suster Sang Timur melalui katekese model SCP.

(28)

7

pulau Jawa dalam meningkatkan hidup rohaninya melalui adorasi Ekaristi yang dilaksanakan di komunitas-komunitas setiap hari.

(29)

8

BAB II

KENYATAAN ADORASI EKARISTI DALAM KEHIDUPAN PARA SUSTER SANG TIMUR DI PULAU JAWA

Adorasi Ekaristi merupakan kebaktian yang paling utama bagi para suster Sang Timur sebagai kelanjutan dari pola hidup Ibu Clara Fey, pendiri kongregasi suster Sang Timur. Komunitas-komunitas suster Sang Timur selalu mengadakan adorasi Ekaristi setiap hari, walaupun banyak tugas dan kegiatan yang dihadapinya. Komunitas dan karya kerasulan para suster Sang Timur yang ada di pulau Jawa lebih banyak jumlahnya bahkan lebih berkembang daripada yang ada di pulau Flores dan Kalimantan. Di pulau Jawa hampir semua daerah terdapat komunitas serta karya kerasulan para suster Sang Timur, baik di bidang pendidikan, kesehatan, pastoral maupun di bidang pelayanan sosial. Setiap komunitas tentu saja mempunyai peraturan serta pengalaman masing-masing berkaitan dengan adorasi Ekaristi, meskipun kongregasi atau provinsi tidak menetapkan peraturan yang khusus yang berlaku untuk setiap komunitas Sang Timur karena provinsi memberi kebebasan kepada setiap komunitas yang disesuaikan dengan situasi keberadaan komunitas setempat.

A. Gambaran Umum Kongregasi Suster Sang Timur di Pulau Jawa

(30)

9

beserta keputusan Dewan, dengan berbagai pertimbangan tertentu baik dalam hal jumlah anggota, kemandirian dalam membiayai semua anggota serta siapa saja yang terlibat dalam mengembangkan kongregasi ataupun provinsi dan regio. Kongregasi suster Sang Timur untuk provinsi Indonesia berpusat di Malang. Kata “Sang Timur” merupakan sebutan untuk suster PIJ yang ada di Indonesia karena sejak negara Indonesia merdeka dari penjajahan asing, pemerintah Indonesia mewajibkan kepada semua masyarakat dan lembaga-lembaga religius yang bernuansa asing terutama Belanda dan Jepang dihilangkan. Maka PIJ yang artinya Kanak-kanak Yesus yang miskin sangat cocok dengan sebutan Sang Timur yang oleh orang Jawa diartikan raja muda di Betlehem yang adalah Yesus sendiri, sehingga sampai saat ini lebih dikenal dengan Sang Timur. Namun dalam penulisan tetap menggunakan PIJ karena berlaku untuk semua suster Sang Timur di seluruh dunia.

1. Sejarah Berdirinya Kongregasi Suster Sang Timur (PIJ)

(31)

10

bersama teman-temannya yang mempunyai pandangan yang sama, akhirnya di bawah pimpinan Ibu Clara Fey muncullah sekolah kecil dan rumah yatim piatu yang pertama (PH VII-VIII). Dan mulai saat itu, Ibu Clara Fey bersama beberapa temannya menampung anak-anak yang terlantar itu, melayani, memelihara mereka, memberi pendidikan terutama pendidikan iman bagi anak-anak itu.

2. Karya Pelayanan Kongregasi Suster Sang Timur

(32)

11

3. Situasi Komunitas dan Karya Para Suster Sang Timur Provinsi Indonesia Sejak 29 Mei 1932 kongregasi suster Sang Timur mulai mengembangkan karya Allah ke tanah misi yaitu Indonesia tercinta ini. Kehadiran kongregasi ini dirintis oleh para suster Sang Timur dari provinsi Belanda yang berjumlah 7 (tujuh) orang. Mereka mulai berkarya pertama kali di Pasuruan, Jawa Timur. Berdasarkan hasil laporan kapitel umum (2008), di usia yang 77 tahun berkarya di Indonesia, jumlah suster Sang Timur untuk provinsi Indonesia 259 orang yang tersebar di berbagai daerah yang ada di Indonesia seperti di Kalimantan, Flores, dan Jawa, dengan bidang pelayanan pendidikan, kesehatan, pastoral, dan karya sosial (Generalat suster-suster Sang Timur, 2008: 27).

a. Pulau Kalimantan

Komunitas suster Sang Timur yang ada di Kalimantan terdiri dari 2 (dua) komunitas yaitu: komunitas suster Sang Timur Ketapang dan komunitas suster Sang Timur Simpang Dua dan masing-masing komunitas mempunyai 4 (empat) suster medior dan senior yang berkarya di daerah tersebut.

1). Komunitas suster Sang Timur Ketapang

(33)

12

(Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 24).

2). Komunitas suster Sang Timur Simpang Dua

Komunitas ini didirikan pada 1 Oktober 1992. Keempat suster yang berkarya di komunitas saat ini adalah 2 (dua) suster senior dan 2 (dua) suster medior. Para suster di komunitas ini menangani karya pelayanan di bidang pendidikan (PAK di sekolah), pastoral (keluarga, PIA, misdinar, mudika, orang sakit, kunjungan ke stasi-stasi). Komunitas ini berada di daerah pedalaman Kalimantan Barat dimana sangat sulit dijangkau dengan kendaraan umum maupun pribadi karena sehari perjalanan jauhnya dari Ketapang dengan melintasi hutan dan juga perairan yang luas (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 24-25).

b. Pulau Flores

Para suster Sang Timur mulai berkarya di Flores pada Juli 1985. Dan sampai saat ini, komunitas para suster Sang Timur yang ada di Flores berjumlah 5 (lima) komunitas yaitu: komunitas suster Sang Timur Mauloo, Magepanda, Maronggela, Wairklau dan Bajawa (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 23; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 19-23).

1). Komunitas suster Sang Timur Mauloo, Maumere

(34)

13

berbagai karya kerasulan seperti pendidikan (TK), karya sosial (Panti asuhan), pastoral; orang sakit, keluarga, sekami/ PIA-PIR, mudika, sahabat Sang Timur, Santa Anna yang ditangani oleh 4 (empat) suster: 2 (dua) suster senior dan 2 (dua) suster yunior (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 23; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 19).

2). Komunitas suster Sang Timur Magepanda, Maumere

Pada Desember 1994, komunitas ini didirikan dan mulai berkarya di bidang pastoral (keluarga, anak-anak yang miskin dan terlantar, kunjungan keluarga dan orang sakit, pembinaan iman anak dan mudika, legio Maria, persiapan penerimaan sakramen-sakramen), pendidikan (TK dan diperbantukan di SDK Magepanda) dan sekarang ini karya-karya ditangani oleh 6 (enam) suster: 2 (dua) suster senior, 1 (satu) suster medior dan 3 (tiga) suster yunior. Selain itu, komunitas ini juga ikut ambil bagian dalam memperhatikan gizi anak-anak yang ada di kampung sekitar komunitas dengan memberi makan bubur kacang seminggu 3 (tiga) kali (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 24; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 19-20).

3). Komunitas suster Sang Timur Maronggela, Bajawa

(35)

14

(pembinaan iman sekami, mudika, persiapan penerimaan sakramen-sakramen, kunjungan keluarga dan pastoral ke stasi-stasi), pertanian (pengolahan sawah dan ladang), peternakan (pemeliharaan sapi) dan pendampingan asrama putri (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 23; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 21-22).

4). Komunitas suster Sang Timur Wairklau, Maumere

Komunitas Wairklau merupakan komunitas yang berada di tengah kota Maumere dan bisa dijangkau dari berbagai daerah. Komunitas ini mulai berkarya sejak Desember 2002 sebagai rumah pembinaan calon suster Sang Timur (Postulat dan Novisiat). Dalam 6 (enam) tahun terakhir ini, karya pelayanan para suster di komunitas ini bertambah dengan adanya pendampingan asrama putri, pastoral (orang sakit di RSU, keluarga dan para lansia, kaum muda, Santa Anna, sekami). Jumlah suster yang ada di komunitas ini adalah 8 (delapan) suster yang terdiri dari 2 (dua) suster yunior, 1 (satu) suster balita, 3 (tiga) suster medior dan 2 (dua) suster senior (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 24; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 20-21).

5). Komunitas suster Sang Timur Bajawa

(36)

15

ini terdiri dari 4 (empat) suster: 2 (dua) suster yunior, 1 (satu) suster medior dan 1 (satu) suster senior (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 31).

c. Pulau Jawa

Komunitas para suster Sang Timur yang berkarya di pulau Jawa terdiri dari 16 komunitas yang tersebar di Jawa Timur, Madura, DIY, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Karya pelayanan para suster Sang Timur di pulau Jawa bergerak di bidang pendidikan dari TK-SMA, kesehatan (rumah sakit bersalin, poliklinik dan BKIA), pelayanan sosial (panti asuhan dan asrama), dan pastoral (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 15-22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 2-17).

1). Komunitas suster Sang Timur di Jawa Timur

Komunitas suster Sang Timur yang ada di Jawa Timur berjumlah 6 (enam) komunitas yang tersebar di kota Malang, Batu, Pasuruan, dan Curahjati dengan karyanya masing-masing baik dalam bidang pendidikan maupun kesehatan dan juga pastoral (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 22).

a). Komunitas suster Profes Bandulan Barat 40, Malang

(37)

16

pelayanan intern komunitas seperti yayasan keuangan provinsi dan menjahit untuk kebutuhan para suster Sang Timur seprovinsi Indonesia (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 2-3).

b). Komunitas Novisiat Bandulan Barat 40, Malang

Komunitas novisiat mulai berkarya di Bandulan Barat 40 sejak tahun 1990 dimana sebelumnya berada di komunitas Pasuruan dan Jl. Bandung 2 Malang. Komunitas ini terdiri dari 1 (satu) suster medior sebagai pembimbing para novis, 2 (dua) orang novis I dan 6 (enam) orang novis II. (Kongregasi suster Sang Timur, 2007: 1-2).

c). Komunitas Provinsialat Sang Timur Bandulan Barat 40, Malang

Pada tahun 1990 provinsialat mulai berkarya di komunitas Bandulan Barat 40 dan sebelumnya berada di 2 (dua) komunitas yang berbeda. Komunitas provinsialat saat ini, ditempati oleh 3 (tiga) suster yaitu 1 (satu) suster balita dan 2 (dua) suster senior: provinsial dan sekretaris provinsi (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 1).

d). Komunitas suster Sang Timur, Jl.Bandung 2, Malang

(38)

17

panti asuhan), pendidikan (TK, SD, SMP), yayasan karya pendidikan Sang Timur pusat, pastoral (kunjungan keluarga, kegiatan lingkungan, persiapan penerimaan sakramen-sakramen) yang ditangani oleh 16 suster yang terdiri dari: 3 (tiga) suster yunior, 5 (lima) suster medior dan 8 (delapan) suster senior (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 17; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 3-4).

e). Komunitas suster Sang Timur Jedong, Malang

Jedong merupakan tempat yang masih asli dengan suasana dan keindahan alam yang sangat khas. Sejak Januari 2005 yang lalu, tempat ini menjadi ramai dikunjungi banyak orang dalam kegiatan kerohanian seperti camping rohani, retret, ataupun rekoleksi karena di atas tanah yang cukup luas dan sunyi ini, berdiri bangunan yang megah sebagai tempat tinggal para suster Sang Timur dan tempat untuk retret yang dikelolah oleh 6 (enam) suster Sang Timur yang terdiri dari: 1 (satu) suster yunior, 2 (dua) suster medior dan 2 (dua) suster senior. Selain itu para susterun mengelolah perkebunan dan tanaman hias di kompleks komunitas ini. Untuk sementara waktu komunitas ini tidak melayani umat di luar biara (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 6-7).

f). Komunitas suster Sang Timur Batu, Jatim

(39)

18

pendampingan asrama putra. Para suster yang terdiri dari 14 orang: 9 (sembilan) suster senior, 2 (dua) suster lansia dan 3 (tiga) suster medior menangani semua karya kerasulan yang ada dikomunitas ini (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 16; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 3-4).

g). Komunitas suster Sang Timur Pasuruan, Jatim

Komunitas Pasuruan didirikan pada tahun 1932 oleh para suster misionaris Belanda. Dan sampai sekarang ini, komunitas serta karya pelayanan yang ada tetap berkembang yang ditangani oleh 5 (lima) suster yang terdiri dari 4 (empat) suster senior dan 1 (satu) suster medior. Karya pelayanan yang ditangani oleh para suster sehari-hari adalah pendidikan (TK, SD, SMP), karya sosial berupa asrama putri, panti asuhan, pastoral kunjungan orang sakit, pendampingan iman anak dan remaja, mudika, WK, sahabat Sang Timur, persiapan penerimaan sakramen-sakramen (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 16; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 7).

h). Komunitas suster Sang Timur Curahjati, Banyuwangi

(40)

19

misdinar dan mudika, persiapan penerimaan sakramen-sakramen, WK), kesehatan berupa pelayanan poliklinik atau rumah bersalin dan mendatangi pasien-pasien yang tidak sempat datang ke poliklinik karena keterbatasan transportasi serta biaya (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 17; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 8).

2). Komunitas suster Sang Timur di Madura

Pulau Madura terletak di sebelah utara Surabaya dan merupakan daerah mayoritas muslim. Namun para suster Sang Timur bisa berkarya di antara kaum mayoritas dan sampai saat ini masih berkembang bahkan tidak ada banyak hambatan dalam berkarya. Di daerah tersebut terdapat 2 (dua) komunitas suster Sang Timur yang berkarya di Sumenep dan Pamekasan (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b:12-13).

a). Komunitas suster Sang Timur Sumenep, Madura

(41)

20

b). Komunitas suster Sang Timur Pamekasan, Madura

Komunitas suster Sang Timur Pamekasan didirikan pada 16 Juli 1992. Karya pelayanan yang ditangani pada awal berdirinya komunitas ini adalah pastoral. Namun dalam perkembangan selanjutnya, selain berpastoral, para suster juga berkarya di bidang pendidikan: TK dan SD serta membantu mengajar di sekolah yayasan Karmel yang ada di daerah tersebut. Dan sampai saat ini 3 (tiga) suster medior dan 1 (satu) suster senior bertanggungjawab terhadap segala perkembangan karya-karya yang ada dikomunitas ini (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 9).

3). Komunitas suster Sang Timur di Yogyakarta

Selain Jawa Timur, kongregasi suster Sang Timur mulai mengembangkan sayapnya ke daerah bagian tengah pulau Jawa yaitu Yogyakarta. Di daerah tersebut terdapat 3 (tiga) komunitas yaitu 2 (dua) komunitas yang ada di kota Yogyakarta dan yang lainnya berada di daerah Kulonprogo dengan karya pelayanannya masing-masing untuk menghantar orang-orang yang dilayani kepada Yesus (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 25-52).

a). Komunitas suster Sang Timur, Jl. Sultan Agung 50, Yogyakarta

(42)

21

rumah bersalin untuk kebutuhan masyarakat sekitar komunitas. Para suster yang studipun melibatkan diri dalam karya pastoral seperti kunjungan dan pembagian komuni untuk orang sakit dan para lansia, pembinaan iman anak (PIA), misdinar, pembinaan iman para Napi, pendampingan koor anak paroki sampai sekarang ini. Komunitas ini terdiri atas 8 (delapan) suster: 4 (empat) suster yunior dan 4 (empat) suster senior (Kongregasi suster Sang Timur, 2007a: 10; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 44).

b). Komunitas suster Sang Timur Jl. Batikan 7, Yogyakarta

Komunitas Pakel merupakan komunitas kedua yang didirikan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di Jl. Batikan 7 Yogyakarta. Komunitas ini didirikan pada 29 Oktober 1967. Karya kerasulan yang ada di komunitas ini bergerak di bidang pendidikan (TK, SD, SMA), pastoral (kunjungan keluarga, pendampingan misdinar dan lektor, WK, sahabat Sang Timur), pendampingan asrama putri. Penanganan karya-karya tersebut oleh 10 suster yang masih aktif berkarya: 2 (dua) suster yunior, 3 (tiga) suster medior dan 5 (lima) suster senior sedangkan 4 (empat) suster lanjut usia yang tidak bisa beraktivitas lagi (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 25-27).

c). Komunitas suster Sang Timur Nanggulan, Kulonprogo DIY

(43)

22

pendidikan TK dan diperbantukan di SMA yang ada di paroki, karya sosial (panti asuhan), dan pastoral: kunjungan keluarga, pendampingan iman anak, misdinar, mudika, WK, legio Maria, sahabat Sang Timur (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 47).

4). Komunitas suster Sang Timur di Jawa Tengah

Pertambahan jumlah anggota dalam kongregasi suster Sang Timur, khususnya provinsi Indonesia, sangat dimungkinkan untuk membuka komunitas baru dan hal ini terjadi di daerah Jawa Tengah sekitar tahun 1987. Situasi Jawa Tengah tentu saja berbeda dengan situasi yang ada di Yogyakarta ataupun di tempat yang lain. Di Jawa Tengah terdiri dari 2 (dua) komunitas yaitu komunitas Kekancan Mukti Semarang yang merupakan komunitas suster Sang Timur dan komunitas PAK (Panti Asuhan Katolik) Karangpanas-Semarang yang bukan milik suster Sang Timur tetapi ditempati dan dikelolah oleh suster Sang Timur karena ikatan kerja sama dengan Yayasan Panti Asuhan Katolik (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 53-61).

a). Komunitas suster Sang Timur Kekancan Mukti, Semarang

(44)

23

pelayanan di bidang pastoral (sekami, misdinar, kunjungan keluarga) yang merupakan tanggung jawab para suster yang berkarya di daerah tersebut (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 53-55).

b). Komunitas suster Sang Timur PAK, Semarang

Para suster Sang Timur yang berkarya di Yayasan Panti Asuhan Katolik (YPAK) merupakan karya khusus karena ikatan kerja sama antara kongregasi suster Sang Timur dengan Yayasan tersebut. Awalnya kerja sama hanya sebatas menjadi pengurus YPAK namun sejak tahun 2001 sampai sekarang, berkembang dengan kerja sama karya pelayanan rumah retret ”Panti Semedi Nazaret”, pelayanan di bidang Pendidikan di TK Miryam, SMK Karangpanas dan SDK St. Aloysius. Lokasi rumah retret “Panti Semedi Nazaret” yang berada di puncak Karangpanas daerah Candisari dengan pemandangan yang luar biasa indah dan sangat mendukung untuk bersemedi atau retret atau kegiatan sejenis lainnya. Para suster yang berkarya sampai saat ini, 3 (tiga) suster medior. Selain mengelolah rumah retret juga membantu mengajar di SD yayasan PAK yang tidak jauh dari komunitas tempat tinggal ketiga suster Sang Timur ini (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 61).

5). Komunitas suster Sang Timur di Jawa Barat

(45)

24

Tomang). Walaupun banyak tantangan yang dihadapi terutama komunitas suster Sang Timur Ciledug karena berhadapan dengan masyarakat sekitar yang menolak keberadaan Gereja paroki St. Bernadeth, dan kehadiran para suster serta karya kerasulan di tempat itu. Hal ini terjadi berawal dari aktivitas paroki St. Bernadeth Ciledug yang menjadikan salah satu gedung sekolah suster Sang Timur sebagai gedung gereja untuk merayakan Ekaristi kudus setiap hari Sabtu dan Minggu (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 21).

a). Komunitas suster Sang Timur Tomang, Jakarta Barat

Komunitas ini didirikan pada 8 Desember 1973. Para suster menangani karya-karya pelayanan di komunitas ini dalam bidang pendidikan (TK, SD, SMP dan SMU), pastoral (kunjungan keluarga, pendampingan misdinar, persiapan penerimaan sakramen-sakramen, WK). Karya-karya itu dikelolah oleh 10 suster yang terdiri dari 1 (satu) suster yunior, 1 (satu) suster balita, 4 (empat) suster medior, dan 4 (empat) suster senior. Selain kedua bidang itu, para suster juga menangani berbagai karya intern komunitas seperti yayasan pendidikan dan tim keuangan suster Sang Timur perwakilan Jakarta (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 20; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 14-15).

b). Komunitas suster Sang Timur Ciledug, Tangerang

(46)

25

yunior, 3 (tiga) suster medior dan 2 (dua) suster senior yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perkembangan dan kemajuan karya-karya yang ada di komunitas ini. Dalam 5 (lima) tahun terakhir ini, komunitas Ciledug mengalami tantangan yang cukup besar dalam karya pendidikan akibat dari aktivitas umat katolik paroki St. Bernadeth di kompleks komunitas suster Sang Timur pada setiap hari Sabtu dan Minggu serta pada hari-hari raya lainnya (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 21; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 15-16).

c). Komunitas suster Sang Timur Cakung, Jakarta Timur

Komunitas ini didirikan pada tahun 1996. Para suster menangani karya di bidang pendidikan (TK, SD), pastoral (kunjungan keluarga, WK). Sampai saat ini, jumlah suster yang berkarya di tempat tersebut ada 6 (enam) suster: 1 (satu) suster yunior, 1 (satu) suster balita, 1 (satu) medior dan 3 (tiga) senior (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 21; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 16-17).

B. Penghayatan Adorasi Ekaristi dalam komunitas-komunitas Suster Sang Timur di Pulau Jawa

(47)

26

kepada setiap komunitas untuk kreatif dan menyesuaikan dengan situasi serta keadaan komunitasnya. Komunitas-komunitas suster Sang Timur mempunyai penghayatan yang berbeda-beda dalam pelaksanaan adorasi Ekaristi terutama dalam masalah waktu, susunan pelaksanaan adorasi dan juga kesulitan yang dialami oleh setiap anggota komunitas dalam pelaksanaan adorasi Ekaristi.

1. Komunitas Provinsialat Sang Timur Bandulan Barat 40, Malang

Pelaksanaan adorasi Ekaristi di komunitas provinsialat ini diatur berdasarkan kesepakatan di antara 3 (tiga) suster yang tinggal di komunitas ini. Komunitas yang beranggotakan 3 (tiga) suster (provinsial, sekretaris dan suster yang mengurus rumah tangga provinsialat) ini menyediakan waktu untuk adorasi. Sehubungan dengan pelaksanaan adorasi Ekaristi, akan dipaparkan waktu, susunan pelaksanaan dan kesulitan yang dialami para suster dalam melaksanakan adorasi Ekaristi.

a. Waktu adorasi

(48)

27

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Pelaksanaan adorasi Ekaristi oleh komunitas ini, disusun sebagai berikut [Lampiran 2: (3)] :

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

3). Adorasi pribadi 4). Ibadat sore 5). Lagu penutup

6). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

Anggota yang terdiri dari provinsial dan para dewan inipun ikut ambil bagian dalam adorasi Ekaristi walaupun tidak setiap hari karena seringkali mendapat tugas keluar komunitas dan mengikuti berbagai pertemuan baik antar kongregasi maupun yang diadakan dalam provinsi sendiri. Maka kesulitan dalam pelaksanaan adorasi lebih pada soal waktu yang kurang mendukung, dan juga keheningan lahir dan batin di hadapan Sakramen Mahakudus karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan berkaitan dengan perkembangan provinsi, serta keprihatinan yang terjadi di provinsi ini [Lampiran 2: (4)].

2. Komunitas Profes Bandulan Barat 40, Malang

(49)

28

komunitas ini berdasarkan kesepakatan bersama dan juga atas kebijakan pemimpin komunitas. Berdasarkan kesepakatan bersama dalam komunitas, untuk mengawali seluruh hari para suster di komunitas ini mengadakan adorasi Ekaristi bersama setiap pagi hari. Berkaitan dengan adorasi Ekaristi, para suster di komunitas ini mempunyai susunan pelaksanaan adorasi Ekaristi sebagai berikut: waktu, susunan pelaksanaan adorasi sebagai usaha untuk meningkatkan penghayatan adorasi Ekaristi dan peningkatan hidup rohani namun sering kali menemukan banyak kesulitan yang suster selama adorasi Ekaristi berlangsung [Lampiran 3: (5)].

a. Waktu adorasi

Adorasi Ekaristi di komunitas ini berlangsung setiap hari sekitar setengah jam dimulai Pkl 04.30-5.00 WIB [Lampiran 3: (5)].

b. Susunan pelaksanaan adorasi Ekaristi

Susunan pelaksanaan adorasi Ekaristi oleh komunitas ini, sebagai berikut [Lampiran 3: (5)]:

1). Pentahtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

3). Doa singkat 4). Renungan pagi 5). Adorasi pribadi 6). Lagu penutup

(50)

29

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

Kesulitan dan tantangan sering kali dialami oleh para suster di komunitas ini bila berhadapan dengan pelaksanaan adorasi Ekaristi setiap pagi hari. Bagi beberapa suster, kesulitan yang dialami dalam adorasi akibat dari waktu yang disediakan terlalu singkat untuk hening dan berdoa secara pribadi di hadapan Sakramen Mahakudus. Para suster juga sering kali mengalami kesulitan untuk konsentrasi dalam waktu yang sangat singkat, cenderung mengantuk karena terlalu pagi, dan terkesan terburu-buru dalam berdoa [Lampiran 2: (4)].

3. Komunitas Novisiat Bandulan Barat 40, Malang

Komunitas novisiat merupakan komunitas pembinaan bagi para calon suster Sang Timur, maka segala acarapun dilaksanakan sendiri dalam komunitas novisiat termasuk pelaksanaan adorasi Ekaristi yang disusun sebagai berikut:

a. Waktu adorasi

Pelaksanaan adorasi berlangsung setiap hari, sekitar satu setengah jam yang dimulai pada Pkl 16.30-18.00 WIB [Lampiran 3: (5)].

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Pelaksanaan adorasi Ekaristi oleh komunitas ini, disusun sebagai berikut: [Lampiran 3: (5)]

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus. 2). Lagu pembukaan

(51)

30

a). Doa Rosario b). Ibadat panggilan c). Ibadat St. Yosep d). Ibadat Sang Timur 4). Ibadat sore

5). Doa pribadi 6). Lagu penutup

7). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

Kesulitan yang seringkali dialami oleh para suster novis adalah terlalu banyak doa dan ibadat yang dilakukan secara bersama-sama dengan dimaksud sebagai latihan. Hal ini mengakibatkan para suster novis atau calon suster Sang Timur lebih mempersiapkan doa dan ibadat bersama dari pada hening dan menyadari kehadiran Kristus dalam Sakramen Mahakudus sehingga menimbulkan kejenuhan dan hanya sebagai kewajiban yang harus diikuti [Lampiran 2: (4)].

4. Komunitas suster Sang Timur Jl. Bandung 2, Malang

(52)

31

a. Waktu adorasi

Pelaksanaan adorasi di komunitas ini dilaksanakan setiap hari sekitar 1 (satu) jam yang dimulai Pkl 18.00-19.00 WIB [Lampiran 2: (3)].

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Susunan pelaksanaan adorasi Ekaristi oleh komunitas ini adalah sebagai berikut [Lampiran 2: (4)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

3). Doa singkat 4). Adorasi pribadi 5). Ibadat sore 6). Lagu penutup

7). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

(53)

32

5. Komunitas suster Sang Timur Jedong, Malang

Para suster yang berkarya di komunitas Jedong sekarang ini mempunyai banyak kesibukan. Bila ada tamu yang harus mereka layani, segala acara bersama ditiadakan termasuk pelaksanaan adorasi Ekaristi, doa-doa bersama lainnya. Kegiatan-kegiatan doa bersama terutama adorasi Ekaristi dilaksanakan kembali dengan waktu yang sudah disepakati dalam komunitas apabila tidak ada peserta retret. Waktu dan susunan pelaksanaan adorasi Ekaristi menjadi perhatian bagi para suster di komunitas ini supaya adorasi berjalan dengan baik.

a. Waktu adorasi

Pelaksanaan adorasi untuk komunitas ini berlangsung sekitar 1 (satu) jam yang dimulai Pkl 17.30 sampai Pkl 18.30 WIB, namun dalam pelaksanaan adorasi Ekaristi tidak setiap hari dilaksanakan karena situasi komunitas ini disibukkan dengan melayani para peserta retret yang datang hampir setiap minggu bahkan setiap hari, sehingga acara komunitaspun menyesuaikan dengan kehadiran peserta retret terutama acara-acara bersama [Lampiran 2: (3)].

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Komunitas ini melaksanakan adorasi Ekaristi dengan susunan sebagai berikut [Lampiran 2: (4)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembuka

(54)

33

5). Ibadat sore 6). Adorasi pribadi 7). Lagu penutup

8). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

Komunitas ini mengadakan adorasi Ekaristi tidak setiap hari, namun ketika mengadakan adorasi Ekaristi, para suster juga mengalami kesulitan berupa timbul kejenuhan karena terlalu lama di depan Sakramen Mahakudus, motivasi yang beraneka ragam untuk mengikuti adorasi, kurang memahami makna dari adorasi itu sendiri untuk perkembangan rohani pribadi yang diwujudkan dalam kehidupan konkret sehari-hari [Lampiran 2: (4)].

6. Komunitas suster Sang Timur Batu, Malang

Dalam pelaksanaan adorasi bagi para suster di komunitas ini, waktu yang disediakan dan susunan pelaksanaan adorasi menjadi perhatian bersama sehingga adorasi berjalan dengan lancar dan penuh hikmat. Para suster juga tak jarang mengalami berbagai kesulitan dalam melaksanakan adorasi Ekaristi setiap hari.

a. Waktu adorasi

(55)

34

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Komunitas ini melaksanakan adorasi setiap hari dengan susunannya sebagai berikut [Lampiran 2: (3)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembuka

3). Doa-doa bersama: a). Doa Rosario b). Ibadat St. Yosep c). Ibadat Sang Timur

4). Ibadat sore 5). Doa pribadi 6). Lagu penutup

7). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

Para suster di komunitas ini mengadakan adorasi setiap hari, namun dalam pelaksanaannya berbagai kesulitan yang dihadapi karena banyaknya doa yang didoakan bersama, waktu untuk berdoa secara pribadi di depan Sakramen atau hening terlalu singkat [Lampiran 2: (4)].

7. Komunitas suster Sang Timur Pasuruan, Jatim

(56)

35

komunitas. Para suster juga pernah mengalami kesulitan dalam adorasi walaupun waktu dan susunan pelaksanaan adorasi sudah dipersiapkan dengan baik.

a. Waktu adorasi

Pelaksanaan adorasi di komunitas ini berlangsung setiap hari sekitar 1 (satu) jam yang dimulai Pkl 18.00-19.00 WIB [Lampiran 2: (3)].

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Pelaksanaan adorasi Ekaristi oleh komunitas ini, berlangsung dengan susunan sebagai berikut [Lampiran 2: (3)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

3). Adorasi pribadi 4). Ibadat sore 5). Lagu penutup

6). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

(57)

36

8. Komunitas suster Sang Timur Curahjati, Banyuwangi

Komunitas ini terdiri dari banyak suster senior. Berdasarkan kesepakatan seluruh anggota komunitas bahwa dalam pelaksanaan adorasi Ekaristi ditetapkan waktu untuk adorasi setiap hari dan juga susunan pelaksanaan adorasi dengan maksud agar adorasi bisa berjalan dengan baik dan lancar. Namun pada kenyataannya para suster banyak mengalami kesulitan dalam pelaksanaan adorasi Ekaristi dengan berbagai alasannya masing-masing.

a. Waktu adorasi

Pelaksanaan adorasi Ekaristi di komunitas Curahjati ini berlangsung setiap hari sekitar setengah (1/2) jam yang dimulai Pkl 18.30 sampai Pkl 19.00 WIB tanpa ada doa bersama selama adorasi Ekaristi itu berlangsung. Dalam waktu yang sangat singkat itu, para suster diberi kesempatan hanya untuk doa pribadi [Lampiran 2: (3)].

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Susunan pelaksanan adorasi Ekaristi oleh komunitas ini berjalan seperti berikut [Lampiran 2: (3)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

3). Adorasi pribadi 4). Lagu penutup

(58)

37

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

Para suster di komunitas ini mengalami berbagai kesulitan sehubungan dengan pelaksanaan adorasi yang diadakan setiap hari. Kesulitan-kesulitan itu terjadi baik dari dalam diri maupun situasi sekitar mereka. Adorasi Ekaristi sering kali dihayati hanya sebagai rutinitas, kurang memahami adorasi Ekaristi, batin kurang siap, merasa capek karena sebelum adorasi Ekaristi ada banyak doa yang didoakan secara bersama-sama sehingga sulit untuk hening dalam waktu yang singkat, masalah dengan karya dan pribadi tertentu mempengaruhi ketenangan hati dan berdampak pada kegiatannya setiap hari baik dalam pelayanan maupun dalam doa terutama saat adorasi Ekaristi [Lampiran 2: (4)].

9. Komunitas suster Sang Timur Sumenep, Madura

Adorasi Ekaristi merupakan salah satu bentuk doa bersama bagi komunitas ini. Dan dalam pelaksanaan adorasi Ekaristi ini para suster menyediakan waktu khusus untuk adorasi dengan segala susunan pelaksanaannya sehari-hari. Hal ini dibuat dengan maksud agar adorasi Ekaristi berjalan dengan baik dan lancar. Dengan waktu dan susunan pelaksanaan yang ada, kadang kala para susterpun mengalami berbagai kesulitan dalam pelaksanaan adorasi.

a. Waktu adorasi

(59)

38

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Pelaksanaan adorasi Ekaristi oleh para suster di komunitas ini berjalan dengan susunan ibadatnya sebagai berikut [Lampiran 2: (3)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

3). Ibadat sore 4). Adorasi pribadi 5). Lagu penutup

6). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

Kesulitan yang sering kali muncul dari dalam diri ketika bersembah sujud di depan Sakramen Mahakudus adalah waktunya terlalu lama menimbulkan rasa bosan, kadang-kadang ngantuk, tidak jarang juga hanya sebatas rutinitas, fisik yang kurang mendukung, hati yang kurang siap, pengetahuan kurang tentang penyembahan Sakramen Mahakudus [Lampiran 2: (4)].

10. Komunitas suster Sang Timur Pamekasan, Madura

(60)

39

baik karena suasana batin yang kurang tenang, permasalahan-permasalahan yang dihadapi setiap suster di unit karya maupun situasi lingkungan yang kurang mendukung.

a. Waktu adorasi

Komunitas ini mengadakan adorasi Ekaristi sekitar 1 (satu) jam setiap hari. Pelaksanaannya mulai Pkl 18.00 sampai Pkl 19.00 WIB [Lampiran 2: (3)].

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Adorasi Ekaristi dilaksanakan oleh para suster di komunitas ini dengan susunan acaranya sebagai berikut [Lampiran 2: (3)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

3). Ibadat sore 4). Adorasi pribadi 5). Lagu penutup

6). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

(61)

40

Mahakudus maupun ketika berhadapan dengan dunia nyata, orang-orang yang dilayaninya [Lampiran 2: (4)].

11. Komunitas suster Sang Timur Jl. Batikan 7, Yogyakarta

Di tengah kesibukan berkarya baik pelayanan di sekolah maupun para suster lanjut usia, pelaksanaan adorasi Ekaristi menjadi perhatian khsusus komunitas ini. Hal ini terlihat dalam penyediaaan waktu untuk adorasi dan susunan pelaksanaan adorasi yang disepakati bersama dalam komunitas. Para suster juga pernah mengalami kesulitan dalam adorasi walaupun waktu dan susunan pelaksanaan adorasi sudah dipersiapkan dengan baik.

a. Waktu adorasi

Pelaksanaan adorasi Ekaristi di komunitas ini berlangsung setiap hari mulai Pkl 17.30 sampai Pkl 19.00 WIB [Lampiran 2: (3)].

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Para suster di komunitas Jl. Batikan ini, mengadakan adorasi Ekaristi dengan susunan pelaksanaannya sebagai berikut [Lampiran 2: (3)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

(62)

41

5). Adorasi pribadi 6). Lagu penutup

7). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

Kesulitan yang dihadapi oleh para suster di komunitas ini adalah keadaan fisik yang kurang mendukung karena sudah lanjut usia sehingga tidak bertahan lama untuk duduk, kurang memahami apa itu adorasi Ekaristi, mudah mengantuk, kadang-kadang hanya sebagai acara rutinitas dan banyaknya pekerjaan yang ditangani para suster mengakibatkan lelah dan tidak konsentrasi dalam doa dan adorasi [Lampiran 2: (4); Lampiran 4: (9)].

12. Komunitas suster Sang Timur, Jl. Sultan Agung 50, Yogyakarta

Komunitas ini juga menyediakan waktu untuk adorasi dan merencanakan susunan pelaksanaan adorasi Ekaristi bersama agar adorasi Ekaristi berjalan dengan baik dan lancar. Walaupun demikian, para suster masih mengalami kesulitan dalam pelaksanaan adorasi Ekaristi dengan aneka ragam alasan yang dialami oleh masing-masing pribadi.

a. Waktu adorasi

(63)

42

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Komunitas yang ada di Jl. Sultan Agung ini, mengadakan adorasi dengan susunan pelaksanaannya sebagai berikut [Lampiran 2: (3)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembuka

3). Ibadat sore 4). Adorasi pribadi 5). Lagu penutup

6). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

Para suster di komunitas inipun mengalami kesulitan dalam mengikuti adorasi setiap hari. Kesulitan yang dialami dalam hal tidak konsentrasi mengikuti adorasi, acara adorasi hanya sebatas rutinitas yang harus diikuti oleh semua anggota komunitas, motivasi dalam mengikuti adorasi Ekaristi yang beraneka ragam diantara para suster, adorasi kadang-kadang dirasa hanya sebagai beban, dan sering kali mengantuk selama adorasi Ekaristi berlangsung [Lampiran 2: (4); bdk. Lampiran 4: (9)].

13. Komunitas suster Sang Timur Nanggulan, Kulonprogo DIY

(64)

43

a. Waktu adorasi

Pelaksanaan adorasi untuk komunitas ini berlangsung setiap hari sekitar 1 (satu) jam yang dimulai Pkl 17.30 sampai Pkl 18.30 WIB [Lampiran 2: (3)].

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Para suster mengadakan adorasi di komunitas ini dengan susunannya sebagai berikut [Lampiran 2: (3)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

3). Doa Rosario 4). Ibadat sore 5). Adorasi pribadi. 6). Lagu penutup

7). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

(65)

44

di komunitas ini mudah mengalami kelelehan fisik karena terlalu sibuk dengan karya pelayanan setiap hari [Lampiran 4: (9)].

14. Komunitas suster Sang Timur Kekancan Mukti, Semarang

Di tengah kesibukan berkarya para suster menyediakan waktu untuk adorasi Ekaristi bersama setiap hari. Dalam adorasi itu disepakati bersama susunan adorasi dari awal sampai selesai untuk membantu para suster dalam menghayati adorasi, namum sering kali juga para suster mengalami kesulitan dalam adorasi.

a. Waktu adorasi

Komunitas ini menyediakan waktu untuk menyembah Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus setiap hari sekitar 1 (satu) setengah jam yang dimulai Pkl 17.30 dan berakhir Pkl 19.00 WIB [Lampiran 2: (3)].

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Para suster di komunitas ini mengadakan adorasi Ekaristi dengan susunannya sebagai berikut [Lampiran 2: (3)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

(66)

45

7). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

Segala kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang tentu saja mempunyai perjuangannya tersendiri. Hal ini dialami oleh para suster yang ada di komunitas ini, khususnya dalam mengikuti adorasi setiap hari. Kesulitan yang dialami seringkali berkaitan dengan keadaan fisik yang kurang mendukung, terlalu lama duduk di depan Sakramen Mahakudus juga menimbulkan rasa bosan sehingga konsentrasi untuk berdoapun kurang [Lampiran 4: (9)].

15. Komunitas suster Sang Timur PAK, Semarang

Dalam pertemuan komunitas, para suster menyetujui bahwa pelaksanaan adorasi Ekaristi diadakan setiap hari. Namun dalam kenyataan, tidaklah demikian karena tuntutan karya pelayanan yang ada di komunitas ini dalam melayani para tamu atau peserta retret. Maka para suster menyediakan waktu untuk pelaksanaan adorasi Ekaristi bersama walaupun tidak setiap dengan susunan acara yang teratur untuk membantu para suster dalam menghayati adorasi Ekaristi. Namun pengalaman kesulitan dan tantangan dalam adorasi yang dialami oleh para suster sering kali menghambat penghayatan adorasi.

a. Waktu adorasi

(67)

46

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Para suster di komunitas ini setiap kali mengadakan adorasi Ekaristi dengan menggunakan susunan adorasi sebagai berikut [Lampiran 2: (3)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

3). Ibadat sore 4). Adorasi pribadi 5). Lagu penutup

6). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

Hidup bersama dalam komunitas yang beranggotakan hanya 3 (tiga) orang memang sangat sulit, apalagi harus menangani berbagai macam pekerjaan terutama di komunitas. Ketika para suster mengalami banyak kesulitan adorasi Ekaristi, misalnya konsentrasi terbagi dengan pekerjaan-pekerjaan, merasa kesepian di hadapan Yesus yang bersemayam dalam Sakramen Mahakudus, cenderung mengantuk karena capek, disposisi batin dan keadaan fisik yang kurang mendukung. Semuanya ini menghambat para suster dalam menghayati adorasi dan juga peningkatan hidup rohani para suster itu sendiri [Lampiran 2: (4); Lampiran 4: (9)].

16. Komunitas suster Sang Timur Tomang, Jakarta Barat

(68)

47

untuk menyembah Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus. Selain waktu yang disediakan, para suster juga merencanakan susunan pelaksanaan adorasi Ekaristi yang baik. Namun dalam kenyataannya para suster masih mengalami kesulitan atau hambatan dalam adorasi dengan berbagai alasan.

a. Waktu adorasi

Pelaksanaan adorasi Ekarsti untuk komunitas ini berlangsung setiap hari sekitar 1 (satu) jam yang dimulai Pkl 4.30 sampai Pkl 5.30 WIB [Lampiran 2: (3)].

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Para suster di komunitas ini mengadakan adorasi dengan susunannya sebagai berikut [Lampiran 2: (3)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

3). Ibadat pagi

4). Pembacaan Sabda Allah 5). Adorasi pribadi

6). Lagu penutup

7). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

(69)

48

yang dihadapi oleh para suster ketika adorasi adalah rasa ngantuk yang selalu menghantui, kurang konsentrasi, waktu untuk doa pribadi terlalu singkat, kadang hanya sebagai rutinitas [Lampiran 2: (4)].

17. Komunitas suster Sang Timur Ciledug, Tangerang

Di tengah kesibukan berkarya, pelaksanaan adorasi Ekaristi menjadi perhatian khusus komunitas ini. Para suster menyediakan waktu untuk adorasi dan susunan pelaksanaan adorasi untuk menghindari berbagai hambatan namun dalam kenyataan justru menemukan kesulitan dalam adorasi dengan berragam alasan.

a. Waktu adorasi

Pelaksanaan adorasi di komunitas ini berlangsung setiap hari sekitar 1 (satu) jam yang dimulai Pkl 17.30-18.30 WIB [Lampiran 2: (3)].

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Para suster di komunitas ini melaksanakan adorasi dengan susunanya sebagai berikut [Lampiran 2: (3)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

3). Ibadat sore 4). Adorasi pribadi 5). Lagu penutup

(70)

49

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

Para suster di komunitas ini mengadakan adorasi setiap hari. Dalam mengikuti adorasi banyak kesulitan yang dialami oleh para suster seperti cenderung ngantuk, kurang konsentrasi, keadaan fisik yang kurang mendukung, kurang memahami apa itu adorasi, dan seringkali timbul rasa bosan, kadang-kadang adorasi sebagai beban yang menghalangi segala acara yang lain [Lampiran 4: (9)].

18. Komunitas suster Sang Timur Cakung, Jakarta Timur

Waktu dan susunan pelaksanaan adorasi Ekaristi disepakati bersama oleh para suster dalam komunitas ini. Hal ini dibuat untuk menghindari berbagai kemungkinan yang menghambat pelaksanaan adorasi bersama. Namun kenyataan kesulitan sering kali dialami oleh para suster dalam pelaksanaan adorasi.

a. Waktu adorasi

Pelaksanaan adorasi untuk komunitas ini berlangsung setiap hari sekitar 1 (satu) jam yang dimulai Pkl 17.30-18.30 WIB [Lampiran 2: (3)].

b. Susunan pelaksanaan adorasi

Para suster di komunitas ini mengadakan adorasi dengan susunannya sebagai berikut [Lampiran 2: (3)]:

1). Pentakhtaan Sakramen Mahakudus 2). Lagu pembukaan

(71)

50

4). Adorasi pribadi 5). Lagu penutup

6). Pengembalian Sakramen Mahakudus

c. Kesulitan pelaksanaan adorasi

Hari-h

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian bahwa tanaman cabai keriting galur MG1012 lebih unggul dibanding tiga varietas pembanding pada beberapa parameter pengamatan yaitu memiliki tinggi

Film dokumenter juga menjadi salah satu solusi dalam menyampaikan kembali makna dan ajaran pendidikan Ki Hadjar Dewantara sehingga dapat memberi informasi lebih

Kapiler dapat dikelompokkan dalam 3 jenis menurut struktur dinding sel endotel: (1) Kapiler kontinu yang memiliki susunan sel endotel rapat; (2) Kapiler fenestrata atau

Kayu dari batang atas pohon jabon dan cabang yang potensinya cukup besar dibandingkan kayu dari batang bebas cabang akan diteliti pemanfaatannya untuk bahan baku

[r]

Dalam hal pembelian Unit Penyertaan PREMIER CAMPURAN FLEKSIBEL dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan secara berkala sesuai dengan ketentuan nomor 14.6 Prospektus

Dalam penulisan ini, penulis mengumpulkan data langsung dengan mengadakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun data yang dikumpulkan adalah yang berhubungan

(1) Agar setiap penanggungjawab usaha dan atau kegiatan pertambangan batu bara melakukan pengolahan air limbah yang berasal dari kegiatan pengolahan dan atau