• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adorasi Ekaristi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari

BAB III. ADORASI EKARISTI DALAM GEREJA

B. Pengertian Adorasi dalam Gereja

5. Adorasi Ekaristi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari

erat dengan munculnya berbagai bentuk devosi Ekaristi dan juga perayaan Ekaristi yang merupakan puncak dan sumber keseluruhan hidup umat beriman Kristiani (LG 11). Semua bentuk devosi Ekaristi sebenarnya merupakan ungkapan yang lahir dari iman umat beriman kepada Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam Ekaristi. Adorasi Ekaristi dan perayaan Ekaristi merupakan dua hal yang tidak mungkin dapat dipisahkan walaupun adorasi Ekaristi dilakukan di luar perayan Ekaristi karena di dalam perayaan Ekaristi dan adorasi Ekaristi Kristus sendiri yang hadir dalam rupa Roti yang merupakan TubuhNya sendiri (SCar 66). Namun satu hal yang perlu diketahui bahwa teologi devosi Ekaristi dan teologi perayaan Ekaristi tidak bisa dipisahkan sebagaimana dipahami oleh

76

Gereja karena jika keduanya dipisahkan akan kehilangan makna, arah serta sumbernya (Martasudjita, 2005: 418). Santo Fransiskus yang dikutip oleh Raniero mengatakan bahwa:” Di luar Perayaan Ekaristi, saya menyembah Tubuh Kristus dengan mata rohku, dalam doa sama seperti saya menyembahNya ketika saya memandangNya selama perayaan Ekaristi” (Cantalamessa, 1994: 73). Sebagai dasar untuk seluruh praktek devosi Ekaristi, ada beberapa segi dalam teologi devosi Ekaristi yang meliputi segi kristologis, eklesiologis, liturgis, pastoral, dan mistik-spiritual.

a. Segi kristologis

Dalam devosi Ekaristi, umat beriman mengungkapkan sembah bakti dan sikap hormat kepada Tuhan Yesus Kristus yang hadir dengan seluruh misteri karya penebusan Tuhan sebagaimana dirayakan oleh seluruh umat beriman katolik secara sakramental dalam perayaan Ekaristi. Tindakan sembah sujud kepada Sakramen Mahakudus dalam Ekaristi tidak hanya menyembah Tuhan Yesus Kristus saja tetapi lebih dari itu bahwa umat beriman juga mengungkapkan syukur dan pujian kepada Tuhan atas seluruh karya penebusan Tuhan yang kita kenangkan dalam Doa Syukur Agung dan diterima secara sakramental saat komuni kudus yaitu menerima Tubuh Kristus dan dipersatukan dengan Dia (Martasudjita, 2007: 29). Hal ini juga berarti bahwa devosi Ekaristi sebagai ungkapan iman umat kepada Kristus yang mengorbankan hidupNya dengan taat kepada Bapa bagi keselamatan dunia dengan SalibNya sebagai kurban tak bernoda (Ibr 9:11-28).

77

b. Segi eklesiologis

Umat beriman melakukan sembah sujud kepada Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam perayaan Ekaristi dan melalui devosi Ekaristi membawa serta iman seluruh Gereja sepanjang zaman. Yang dihayati dan dikembangkan oleh umat beriman dalam devosi Ekaristi adalah iman walaupun bukan perayaan liturgi resmi karena seluruh Gereja sendiri meyakini dan mengimani bahwa Tuhan Yesus Kristus yang rela mati di salib untuk menebus umat manusia sungguh-sungguh hadir dalam Ekaristi Kudus. Maka tindakan devosi Ekaristi yang dilakukan umat beriman juga menyatakan kesatuan umat dengan Tuhan yang menebus dan juga persatuan dengan seluruh Gereja (Martasudjita, 2007: 30).

c. Segi liturgis

Devosi Ekaristi merupakan perpanjangan madah pujian komuni. Komuni merupakan saat dimana umat beriman dipersatukan dengan misteri penebusan Tuhan Yesus Kristus yang dihadirkan dalam Doa Syukur Agung dan sekarang disambut oleh umat beriman dalam bentuk sakramental (Martasudjita, 2007: 30). Devosi Ekaristi sebagai kelanjutan dari peristiwa komuni kudus, karena setelah perayaan Ekaristi selesai umat beriman masih melanjutkan pujian dan syukur serta sembah bakti kepada Tuhan yang hadir dalam Ekaristi lewat berbagai devosi Ekaristi termasuk adorasi Ekaristi. Syukur pujian yang diungkapkan umat beriman dalam devosi Ekaristi menjadi perpanjangan dan perluasan madah pujian umat beriman dalam Ekaristi, juga devosi yang diadakan di luar misa. Maka Hosti Suci yang akan digunakan dalam devosi

78

tersebut hendaknya adalah Hosti yang sudah dikonsekrir pada misa kudus sebelumnya (Martasudjita, 2005: 420).

d. Segi pastoral

Segi pastoral dari devosi Ekaristi adalah dapat memenuhi kerinduan dan dambaan batin dari umat beriman. Maka kekhasan dari devosi ini adalah umat beriman merasa batin dan dambaannya bisa terpenuhi atau tidak. Rangkaian upacara dan ketepatan rumusan dalam suatu devosi tidak terlalu penting, tetapi orang bisa merasakan persatuaannya dengan Allah secara erat dan sungguh-sungguh, itulah yang paling penting. Di hadapan Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus, umat beriman dapat menikmati hubungan yang sangat dekat dengan Dia sehingga mendorong orang tersebut untuk menyampaikan segala keluh kesah, suka dan duka, kegembiraan dan keprihatinan yang dialami dalam seluruh perjalanan hidupnya. Dengan demikian devosi Ekaristi khususnya adorasi Ekaristi akan memungkinkan umat beriman untuk menyampaikan semua isi hati dan pengalamannya kepada Tuhan Yesus Kristus dalam segala bentuk perasaannya seperti: syukur, sukacita, gembira dan sekaligus sedih, gelisah, takut ataupun cemas. Bahkan dalam kesempatan ini pula, umat beriman semakin solider dan tergerak hatinya untuk tidak hanya berdoa bagi dirinya sendiri tetapi bagi keselamatan banyak orang, keprihatinan-keprihatinan yang ada di sekitar kehidupannya dipersembahkan kepada Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus agar sesamanyapun mengalami dan menyadari kasih Tuhan dalam hidupnya. Dari segi pemenuhan batiniah inilah, devosi Ekaristi akan ikut membantu umat beriman untuk menghayati dan

79

merayakan Ekaristi kudus secara lebih khusuk, mendalam dan bermakna (Martasudjita, 2005: 420-421).

e. Segi mistik-spiritual

Pertumbuhan hidup rohani umat beriman secara lebih mendalam dan seimbang juga diperoleh dari devosi Ekaristi. Umat ikut ambil bagian dalam misteri penebusan Kristus dalam perayaan Ekaristi. Partisipasi itu nampak nyata dalam seluruh perayaan Ekaristi terutama pada komuni kudus, dimana umat beriman dipersatukan dengan Kristus lewat TubuhNya yang diterima. Persatuan yang mengagumkan yang terjadi dalam perayaan Ekaristi kudus itu, disadari, dihayati, dan disyukuri dalam devosi Ekaristi. Tanggapan umat beriman atas rahmat persatuan dengan Tuhan diungkapkan dalam berbagai macam bentuk simbolis dari devosi Ekaristi, seperti berbagai doa syukur dan permohonan, sikap menyembah, berlutut, membungkuk, berdiri, suasana hening. Hal ini membantu umat beriman untuk selalu bersatu dengan Tuhan yang hadir dalam Ekaristi. Sehingga devosi Ekaristi sangat membantu perkembangan hidup mistik ataupun pengalaman mistik seseorang yakni kesatuan hidup umat beriman dengan Tuhan sendiri, juga dengan adanya persatuan itu, umat beriman akan terbantu untuk bertumbuh dalam semangat persembahan hidupnya kepada Allah melalui tugas perutusannya setiap hari di dunia (Martasudjita, 2007:31).

Dokumen terkait