• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KENYATAAN ADORASI EKARISTI DALAM KEHIDUPAN

A. Gambaran Umum Kongregasi Suster Sang Timur di Pulau Jawa

3. Situasi Komunitas dan Karya Para Suster Sang Timur

mengembangkan karya Allah ke tanah misi yaitu Indonesia tercinta ini. Kehadiran kongregasi ini dirintis oleh para suster Sang Timur dari provinsi Belanda yang berjumlah 7 (tujuh) orang. Mereka mulai berkarya pertama kali di Pasuruan, Jawa Timur. Berdasarkan hasil laporan kapitel umum (2008), di usia yang 77 tahun berkarya di Indonesia, jumlah suster Sang Timur untuk provinsi Indonesia 259 orang yang tersebar di berbagai daerah yang ada di Indonesia seperti di Kalimantan, Flores, dan Jawa, dengan bidang pelayanan pendidikan, kesehatan, pastoral, dan karya sosial (Generalat suster-suster Sang Timur, 2008: 27).

a. Pulau Kalimantan

Komunitas suster Sang Timur yang ada di Kalimantan terdiri dari 2 (dua) komunitas yaitu: komunitas suster Sang Timur Ketapang dan komunitas suster Sang Timur Simpang Dua dan masing-masing komunitas mempunyai 4 (empat) suster medior dan senior yang berkarya di daerah tersebut.

1). Komunitas suster Sang Timur Ketapang

Komunitas Ketapang didirikan pada 18 Maret 1990 dan suster yang sekarang berkarya di tempat ini berjumlah 4 (empat) orang: 2 (dua) suster senior dan 2 (dua) suster medior. Dan sampai saat ini, mereka menangani karya dalam bidang pendampingan anak asrama putri, pastoral keluarga, orang sakit, PIA, misdinar, mudika serta diperbantukan mengajar di SMP Pangudi Luhur

12

(Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 24).

2). Komunitas suster Sang Timur Simpang Dua

Komunitas ini didirikan pada 1 Oktober 1992. Keempat suster yang berkarya di komunitas saat ini adalah 2 (dua) suster senior dan 2 (dua) suster medior. Para suster di komunitas ini menangani karya pelayanan di bidang pendidikan (PAK di sekolah), pastoral (keluarga, PIA, misdinar, mudika, orang sakit, kunjungan ke stasi-stasi). Komunitas ini berada di daerah pedalaman Kalimantan Barat dimana sangat sulit dijangkau dengan kendaraan umum maupun pribadi karena sehari perjalanan jauhnya dari Ketapang dengan melintasi hutan dan juga perairan yang luas (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 24-25).

b. Pulau Flores

Para suster Sang Timur mulai berkarya di Flores pada Juli 1985. Dan sampai saat ini, komunitas para suster Sang Timur yang ada di Flores berjumlah 5 (lima) komunitas yaitu: komunitas suster Sang Timur Mauloo, Magepanda, Maronggela, Wairklau dan Bajawa (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 23; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 19-23).

1). Komunitas suster Sang Timur Mauloo, Maumere

Komunitas ini mulai berkarya pada Juli 1985 oleh 5 (lima) suster yang diutus dari pulau Jawa. Dan sampai saat ini terus berkembang dengan adanya

13

berbagai karya kerasulan seperti pendidikan (TK), karya sosial (Panti asuhan), pastoral; orang sakit, keluarga, sekami/ PIA-PIR, mudika, sahabat Sang Timur, Santa Anna yang ditangani oleh 4 (empat) suster: 2 (dua) suster senior dan 2 (dua) suster yunior (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 23; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 19).

2). Komunitas suster Sang Timur Magepanda, Maumere

Pada Desember 1994, komunitas ini didirikan dan mulai berkarya di bidang pastoral (keluarga, anak-anak yang miskin dan terlantar, kunjungan keluarga dan orang sakit, pembinaan iman anak dan mudika, legio Maria, persiapan penerimaan sakramen-sakramen), pendidikan (TK dan diperbantukan di SDK Magepanda) dan sekarang ini karya-karya ditangani oleh 6 (enam) suster: 2 (dua) suster senior, 1 (satu) suster medior dan 3 (tiga) suster yunior. Selain itu, komunitas ini juga ikut ambil bagian dalam memperhatikan gizi anak-anak yang ada di kampung sekitar komunitas dengan memberi makan bubur kacang seminggu 3 (tiga) kali (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 24; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 19-20).

3). Komunitas suster Sang Timur Maronggela, Bajawa

Sejak Agustus 2000, para suster Sang Timur mulai mengembangkan sayapnya ke pedalaman Riung Barat, Bajawa dan sejak tahun 2007 sampai saat ini 4 (empat) suster yang berkarya di daerah tersebut yaitu: 1 (satu) suster medior, 1 (satu) suster balita dan 2 (dua)suster yunior yang menangani bidang pendidikan (TK dan diperbantukan di SMPN yang ada di paroki), pastoral

14

(pembinaan iman sekami, mudika, persiapan penerimaan sakramen-sakramen, kunjungan keluarga dan pastoral ke stasi-stasi), pertanian (pengolahan sawah dan ladang), peternakan (pemeliharaan sapi) dan pendampingan asrama putri (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 23; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 21-22).

4). Komunitas suster Sang Timur Wairklau, Maumere

Komunitas Wairklau merupakan komunitas yang berada di tengah kota Maumere dan bisa dijangkau dari berbagai daerah. Komunitas ini mulai berkarya sejak Desember 2002 sebagai rumah pembinaan calon suster Sang Timur (Postulat dan Novisiat). Dalam 6 (enam) tahun terakhir ini, karya pelayanan para suster di komunitas ini bertambah dengan adanya pendampingan asrama putri, pastoral (orang sakit di RSU, keluarga dan para lansia, kaum muda, Santa Anna, sekami). Jumlah suster yang ada di komunitas ini adalah 8 (delapan) suster yang terdiri dari 2 (dua) suster yunior, 1 (satu) suster balita, 3 (tiga) suster medior dan 2 (dua) suster senior (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 24; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 20-21).

5). Komunitas suster Sang Timur Bajawa

Komunitas ini berada di tengah kota Bajawa dan para suster mulai berkarya tahun 2005 dengan bidang pelayanan sehari-hari adalah pastoral (keluarga, lanjut usia, pendampingan iman sekami, mudika, persiapan penerimaan sakramen-sakramen), pertanian (pengolahan sawah) dan diperbantukan di TK yang ada di stasi. Para suster yang berkarya di komunitas

15

ini terdiri dari 4 (empat) suster: 2 (dua) suster yunior, 1 (satu) suster medior dan 1 (satu) suster senior (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 31).

c. Pulau Jawa

Komunitas para suster Sang Timur yang berkarya di pulau Jawa terdiri dari 16 komunitas yang tersebar di Jawa Timur, Madura, DIY, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Karya pelayanan para suster Sang Timur di pulau Jawa bergerak di bidang pendidikan dari TK-SMA, kesehatan (rumah sakit bersalin, poliklinik dan BKIA), pelayanan sosial (panti asuhan dan asrama), dan pastoral (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 15-22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 2-17).

1). Komunitas suster Sang Timur di Jawa Timur

Komunitas suster Sang Timur yang ada di Jawa Timur berjumlah 6 (enam) komunitas yang tersebar di kota Malang, Batu, Pasuruan, dan Curahjati dengan karyanya masing-masing baik dalam bidang pendidikan maupun kesehatan dan juga pastoral (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 22).

a). Komunitas suster Profes Bandulan Barat 40, Malang

Komunitas ini mulai berkarya secara resmi pada tahun 1998. Para suster yang berjumlah 12 orang: 5 (lima) suster yunior, 2 (dua) suster balita, 2 (dua) suster medior dan 3 (tiga) suster senior ini menangani karya di bidang peternakan, pertanian, pelayanan rumah retret dan pastoral (kunjungan keluarga katolik dan non katolik, pendampingan belajar anak-anak di sekitar biara). Juga

16

pelayanan intern komunitas seperti yayasan keuangan provinsi dan menjahit untuk kebutuhan para suster Sang Timur seprovinsi Indonesia (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 2-3).

b). Komunitas Novisiat Bandulan Barat 40, Malang

Komunitas novisiat mulai berkarya di Bandulan Barat 40 sejak tahun 1990 dimana sebelumnya berada di komunitas Pasuruan dan Jl. Bandung 2 Malang. Komunitas ini terdiri dari 1 (satu) suster medior sebagai pembimbing para novis, 2 (dua) orang novis I dan 6 (enam) orang novis II. (Kongregasi suster Sang Timur, 2007: 1-2).

c). Komunitas Provinsialat Sang Timur Bandulan Barat 40, Malang

Pada tahun 1990 provinsialat mulai berkarya di komunitas Bandulan Barat 40 dan sebelumnya berada di 2 (dua) komunitas yang berbeda. Komunitas provinsialat saat ini, ditempati oleh 3 (tiga) suster yaitu 1 (satu) suster balita dan 2 (dua) suster senior: provinsial dan sekretaris provinsi (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 1).

d). Komunitas suster Sang Timur, Jl.Bandung 2, Malang

Komunitas suster Sang Timur yang terletak di jalan Bandung 2 ini merupakan komunitas yang mudah dijangkau dengan kendaraan umum dan berada di tengah kota Malang. Komunitas ini merupakan komunitas karya dimana sejak tahun 1956, mulai bergerak di bidang karya sosial (asrama putri,

17

panti asuhan), pendidikan (TK, SD, SMP), yayasan karya pendidikan Sang Timur pusat, pastoral (kunjungan keluarga, kegiatan lingkungan, persiapan penerimaan sakramen-sakramen) yang ditangani oleh 16 suster yang terdiri dari: 3 (tiga) suster yunior, 5 (lima) suster medior dan 8 (delapan) suster senior (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 17; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 3-4).

e). Komunitas suster Sang Timur Jedong, Malang

Jedong merupakan tempat yang masih asli dengan suasana dan keindahan alam yang sangat khas. Sejak Januari 2005 yang lalu, tempat ini menjadi ramai dikunjungi banyak orang dalam kegiatan kerohanian seperti camping rohani, retret, ataupun rekoleksi karena di atas tanah yang cukup luas dan sunyi ini, berdiri bangunan yang megah sebagai tempat tinggal para suster Sang Timur dan tempat untuk retret yang dikelolah oleh 6 (enam) suster Sang Timur yang terdiri dari: 1 (satu) suster yunior, 2 (dua) suster medior dan 2 (dua) suster senior. Selain itu para susterun mengelolah perkebunan dan tanaman hias di kompleks komunitas ini. Untuk sementara waktu komunitas ini tidak melayani umat di luar biara (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 6-7).

f). Komunitas suster Sang Timur Batu, Jatim

Pada November 1935 komunitas ini didirikan. Dan sampai saat ini, karya kerasulan yang dipercayakan kepada para suster Sang Timur tetap berkembang dan berjalan dengan baik dalam bidang pendidikan (TK dan SD), pastoral (keluarga, kunjungan ke lingkungan, pembinaan iman anak dan remaja),

18

pendampingan asrama putra. Para suster yang terdiri dari 14 orang: 9 (sembilan) suster senior, 2 (dua) suster lansia dan 3 (tiga) suster medior menangani semua karya kerasulan yang ada dikomunitas ini (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 16; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 3-4).

g). Komunitas suster Sang Timur Pasuruan, Jatim

Komunitas Pasuruan didirikan pada tahun 1932 oleh para suster misionaris Belanda. Dan sampai sekarang ini, komunitas serta karya pelayanan yang ada tetap berkembang yang ditangani oleh 5 (lima) suster yang terdiri dari 4 (empat) suster senior dan 1 (satu) suster medior. Karya pelayanan yang ditangani oleh para suster sehari-hari adalah pendidikan (TK, SD, SMP), karya sosial berupa asrama putri, panti asuhan, pastoral kunjungan orang sakit, pendampingan iman anak dan remaja, mudika, WK, sahabat Sang Timur, persiapan penerimaan sakramen-sakramen (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 16; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 7).

h). Komunitas suster Sang Timur Curahjati, Banyuwangi

Komunitas Curahjati didirikan pada 12 Desember 1973. Komunitas ini termasuk daerah yang sulit dijangkau dengan kendaraan umum dan paling timur dari Pulau Jawa. Para suster yang berkarya sampai saat ini terdapat 10 suster yaitu 3 (tiga) suster yunior, 1 (satu) suster balita, 3 (tiga) suster medior dan 3 (tiga) suster senior yang berkarya menangani karya pelayanan di bidang pendidikan (TK, SD, SMP), karya sosial (asrama putra dan putri, panti asuhan), pastoral (kunjungan keluarga, lingkungan dan stasi, pendampingan iman anak,

19

misdinar dan mudika, persiapan penerimaan sakramen-sakramen, WK), kesehatan berupa pelayanan poliklinik atau rumah bersalin dan mendatangi pasien-pasien yang tidak sempat datang ke poliklinik karena keterbatasan transportasi serta biaya (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 17; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 8).

2). Komunitas suster Sang Timur di Madura

Pulau Madura terletak di sebelah utara Surabaya dan merupakan daerah mayoritas muslim. Namun para suster Sang Timur bisa berkarya di antara kaum mayoritas dan sampai saat ini masih berkembang bahkan tidak ada banyak hambatan dalam berkarya. Di daerah tersebut terdapat 2 (dua) komunitas suster Sang Timur yang berkarya di Sumenep dan Pamekasan (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b:12-13).

a). Komunitas suster Sang Timur Sumenep, Madura

Sejak 1 Desember 1953, para suster Sang Timur mulai berkarya di daerah mayoritas muslim. Atas kerja sama yang baik antara para suster Sang Timur dengan masyarakat setempat, sampai sekarang karya pelayanan para suster Sang Timur di bidang pendidikan (TK dan SD), kesehatan (balai pengobatan dan rumah bersalin), pastoral (kunjungan keluarga, pendampingan iman anak, misdinar, mudika), karya sosial (panti asuhan) masih berkembang yang ditangani oleh 4 (empat) suster medior (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b:12).

20

b). Komunitas suster Sang Timur Pamekasan, Madura

Komunitas suster Sang Timur Pamekasan didirikan pada 16 Juli 1992. Karya pelayanan yang ditangani pada awal berdirinya komunitas ini adalah pastoral. Namun dalam perkembangan selanjutnya, selain berpastoral, para suster juga berkarya di bidang pendidikan: TK dan SD serta membantu mengajar di sekolah yayasan Karmel yang ada di daerah tersebut. Dan sampai saat ini 3 (tiga) suster medior dan 1 (satu) suster senior bertanggungjawab terhadap segala perkembangan karya-karya yang ada dikomunitas ini (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 22; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 9).

3). Komunitas suster Sang Timur di Yogyakarta

Selain Jawa Timur, kongregasi suster Sang Timur mulai mengembangkan sayapnya ke daerah bagian tengah pulau Jawa yaitu Yogyakarta. Di daerah tersebut terdapat 3 (tiga) komunitas yaitu 2 (dua) komunitas yang ada di kota Yogyakarta dan yang lainnya berada di daerah Kulonprogo dengan karya pelayanannya masing-masing untuk menghantar orang-orang yang dilayani kepada Yesus (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 25-52).

a). Komunitas suster Sang Timur, Jl. Sultan Agung 50, Yogyakarta

Komunitas ini merupakan komunitas pertama di Yogyakarta dan mulai berkarya pada 15 Oktober 1965. Pada awalnya komunitas ini sebagai rumah studi bagi para suster Sang Timur yang mendapat tugas studi di kota Yogyakarta, namun dalam perjalanan waktu dan sampai saat ini dibuka poliklinik dan juga

21

rumah bersalin untuk kebutuhan masyarakat sekitar komunitas. Para suster yang studipun melibatkan diri dalam karya pastoral seperti kunjungan dan pembagian komuni untuk orang sakit dan para lansia, pembinaan iman anak (PIA), misdinar, pembinaan iman para Napi, pendampingan koor anak paroki sampai sekarang ini. Komunitas ini terdiri atas 8 (delapan) suster: 4 (empat) suster yunior dan 4 (empat) suster senior (Kongregasi suster Sang Timur, 2007a: 10; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 44).

b). Komunitas suster Sang Timur Jl. Batikan 7, Yogyakarta

Komunitas Pakel merupakan komunitas kedua yang didirikan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di Jl. Batikan 7 Yogyakarta. Komunitas ini didirikan pada 29 Oktober 1967. Karya kerasulan yang ada di komunitas ini bergerak di bidang pendidikan (TK, SD, SMA), pastoral (kunjungan keluarga, pendampingan misdinar dan lektor, WK, sahabat Sang Timur), pendampingan asrama putri. Penanganan karya-karya tersebut oleh 10 suster yang masih aktif berkarya: 2 (dua) suster yunior, 3 (tiga) suster medior dan 5 (lima) suster senior sedangkan 4 (empat) suster lanjut usia yang tidak bisa beraktivitas lagi (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 25-27).

c). Komunitas suster Sang Timur Nanggulan, Kulonprogo DIY

Sejak 19 Juli 1982, para suster Sang Timur mengembangkan sayapnya ke Nanggulan Kulonprogo DIY untuk melayani umat khususnya anak-anak yang miskin dan terlantar. Di komunitas ini terdiri dari 4 (empat) suster: 1 (satu) suster medior dan 3 (tiga) suster senior. Para suster di tempat ini menangani karya

22

pendidikan TK dan diperbantukan di SMA yang ada di paroki, karya sosial (panti asuhan), dan pastoral: kunjungan keluarga, pendampingan iman anak, misdinar, mudika, WK, legio Maria, sahabat Sang Timur (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 47).

4). Komunitas suster Sang Timur di Jawa Tengah

Pertambahan jumlah anggota dalam kongregasi suster Sang Timur, khususnya provinsi Indonesia, sangat dimungkinkan untuk membuka komunitas baru dan hal ini terjadi di daerah Jawa Tengah sekitar tahun 1987. Situasi Jawa Tengah tentu saja berbeda dengan situasi yang ada di Yogyakarta ataupun di tempat yang lain. Di Jawa Tengah terdiri dari 2 (dua) komunitas yaitu komunitas Kekancan Mukti Semarang yang merupakan komunitas suster Sang Timur dan komunitas PAK (Panti Asuhan Katolik) Karangpanas-Semarang yang bukan milik suster Sang Timur tetapi ditempati dan dikelolah oleh suster Sang Timur karena ikatan kerja sama dengan Yayasan Panti Asuhan Katolik (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 53-61).

a). Komunitas suster Sang Timur Kekancan Mukti, Semarang

Keberadaan komunitas suster Sang Timur di tempat ini sejak tahun 1987 merupakan tanggapan atas permintaan tokoh masyarakat setempat yang menghendaki hadirnya sekolah Katolik di kompleks perumahan Kekancan Mukti. Dan sampai saat ini, karya kerasulan di bidang pendidikan (TK, dan SD) berjalan dengan baik dan lancar yang ditangani oleh 6 (enam) suster: 1 (satu) suster balita, 3 (tiga) suster medior dan 2 (dua) suster senior juga karya

23

pelayanan di bidang pastoral (sekami, misdinar, kunjungan keluarga) yang merupakan tanggung jawab para suster yang berkarya di daerah tersebut (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 53-55).

b). Komunitas suster Sang Timur PAK, Semarang

Para suster Sang Timur yang berkarya di Yayasan Panti Asuhan Katolik (YPAK) merupakan karya khusus karena ikatan kerja sama antara kongregasi suster Sang Timur dengan Yayasan tersebut. Awalnya kerja sama hanya sebatas menjadi pengurus YPAK namun sejak tahun 2001 sampai sekarang, berkembang dengan kerja sama karya pelayanan rumah retret ”Panti Semedi Nazaret”, pelayanan di bidang Pendidikan di TK Miryam, SMK Karangpanas dan SDK St. Aloysius. Lokasi rumah retret “Panti Semedi Nazaret” yang berada di puncak Karangpanas daerah Candisari dengan pemandangan yang luar biasa indah dan sangat mendukung untuk bersemedi atau retret atau kegiatan sejenis lainnya. Para suster yang berkarya sampai saat ini, 3 (tiga) suster medior. Selain mengelolah rumah retret juga membantu mengajar di SD yayasan PAK yang tidak jauh dari komunitas tempat tinggal ketiga suster Sang Timur ini (Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 61).

5). Komunitas suster Sang Timur di Jawa Barat

Komunitas suster Sang Timur yang berkarya di daerah Jawa Barat semulanya terdiri dari 4 (empat) komunitas namun beberapa tahun yang lalu, komunitas yang berada di daerah Karawaci ditutup. Dan sampai saat ini, masih bertahan 3 (tiga) komunitas (komunitas suster Sang Timur Ciledug, Cakung dan

24

Tomang). Walaupun banyak tantangan yang dihadapi terutama komunitas suster Sang Timur Ciledug karena berhadapan dengan masyarakat sekitar yang menolak keberadaan Gereja paroki St. Bernadeth, dan kehadiran para suster serta karya kerasulan di tempat itu. Hal ini terjadi berawal dari aktivitas paroki St. Bernadeth Ciledug yang menjadikan salah satu gedung sekolah suster Sang Timur sebagai gedung gereja untuk merayakan Ekaristi kudus setiap hari Sabtu dan Minggu (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 21).

a). Komunitas suster Sang Timur Tomang, Jakarta Barat

Komunitas ini didirikan pada 8 Desember 1973. Para suster menangani karya-karya pelayanan di komunitas ini dalam bidang pendidikan (TK, SD, SMP dan SMU), pastoral (kunjungan keluarga, pendampingan misdinar, persiapan penerimaan sakramen-sakramen, WK). Karya-karya itu dikelolah oleh 10 suster yang terdiri dari 1 (satu) suster yunior, 1 (satu) suster balita, 4 (empat) suster medior, dan 4 (empat) suster senior. Selain kedua bidang itu, para suster juga menangani berbagai karya intern komunitas seperti yayasan pendidikan dan tim keuangan suster Sang Timur perwakilan Jakarta (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 13, 20; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 14-15).

b). Komunitas suster Sang Timur Ciledug, Tangerang

Para suster Sang Timur mulai berkarya di daerah Ciledug sejak 2 Februari 1991. Karya pelayanan yang ditangani oleh para suster di komunitas ini adalah pendidikan yaitu TK, SD, SMP maupun SLB C (SD-SMK). Jumlah suster yang berkarya di komunitas ini terdiri dari 9 (sembilan) suster: 4 (empat) suster

25

yunior, 3 (tiga) suster medior dan 2 (dua) suster senior yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perkembangan dan kemajuan karya-karya yang ada di komunitas ini. Dalam 5 (lima) tahun terakhir ini, komunitas Ciledug mengalami tantangan yang cukup besar dalam karya pendidikan akibat dari aktivitas umat katolik paroki St. Bernadeth di kompleks komunitas suster Sang Timur pada setiap hari Sabtu dan Minggu serta pada hari-hari raya lainnya (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 21; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 15-16).

c). Komunitas suster Sang Timur Cakung, Jakarta Timur

Komunitas ini didirikan pada tahun 1996. Para suster menangani karya di bidang pendidikan (TK, SD), pastoral (kunjungan keluarga, WK). Sampai saat ini, jumlah suster yang berkarya di tempat tersebut ada 6 (enam) suster: 1 (satu) suster yunior, 1 (satu) suster balita, 1 (satu) medior dan 3 (tiga) senior (Kongregasi suster Sang Timur, 2002: 14, 21; bdk. Kongregasi suster Sang Timur, 2007b: 16-17).

B. Penghayatan Adorasi Ekaristi dalam komunitas-komunitas Suster Sang

Dokumen terkait