• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penerbitan ORI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) : studi kasus pada Bursa Efek Indonesia - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh penerbitan ORI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) : studi kasus pada Bursa Efek Indonesia - USD Repository"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Penerbitan ORI terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG )

Studi Kasus pada Bursa Efek Indonesia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

DISUSUN OLEH :

FAUZAN WIDAYANTO ( 042214047 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Karya kecil ini kepersembahan kepada :

My Lord in Heaven

Bapak dan Ibu, adikku,

Teman hidupku

(7)

MOT T O

“Setiap orang harus mencarikan kebahagiaan untuk

orang lain sama seperti yang diinginkan untuk

dirinya sendiri”

Buddha

“Pertama-tama, katakan kepada dirimu apa

yang akan kau raih; lalu lakukan apa yang

perlu kau lakukan.”

Epictetus

“Tak ada yang mustahil bagi

orang yang percaya.”

Markus 9: 23

“siapapun kamu, atau apapun yang kau lakukan, saat kau benar-benar

menginginkan sesuatu, itu karena hasrat tadi bersumber di dalam jiwa alam

semesta...”

“...Dan, saat kamu menginginkan sesuatu, segenap alam semesta bersatu

untuk membantumu meraihnya”

(8)

Fauzan Widayanto

Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan IHSG sebelum dan sesudah penerbitan ORI. Penelitian ini dilakukan pada 5 jenis ORI yang sudah terbit antara tahun 2006 sampai tahun 2008, yaitu ORI-001, ORI00-2, ORI-003, ORI-004 dan ORI-005. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi peristiwa pada IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data diperoleh melalui pojok-pojok BEI yang ada di Yogyakarta.

Sampel pada penelitian ini adalah data IHSG sebulan (20 hari kerja) sebelum dan sebulan (20 hari kerja) sesudah penerbitan ORI. Teknik analisis yang dipergunakan adalah Paired Sample T Test karena merupakan dua kelompok sampel yang berpasangan. Teknik analisis ini dipergunakan sama pada penerbitan ORI-001, ORI-002, ORI-003, ORI-004 dan ORI-005.

(9)

ABSTRACT

The Effect of Indonesia Retail Bond’s Issue on The Jakarta Composite Index

Case Study at The Indonesia Stock Exchange

Fauzan Widayanto

Sanata Dharma University

2009

The aim of this research is to know the Jakarta Composite Index difference before and after Indonesia Retail Bond’s issue. This research is carried out in five kinds of Indonesia Retail Bond’s which have been published since 2006 until 2008, that is Indonesia Retail Bond-001, Indonesia Retail Bond-002, Indonesia Retail Bond-003, Indonesia Retail Bond-004, and Indonesia Retail Bond-005. This research is an event study conducted at Jakarta Composite Index in Indonesia Stock Exchange. Data are compiled from the Indonesia Stock Exchange corners in Yogyakarta.

Sample of this research is Jakarta Composite Index data which are taken one month (20 days of working hours) before and one month (20 days of working hours) after Indonesia Retail Bond’s issue. The analysis technique used in this research is Paired Sample T Test.

(10)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat, rahmat, serta penyertaan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerbitan ORI

Terhadap IHSG” studi kasus pada Bursa Efek Indonesia. Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis mendapatkan berbagai bimbingan

dan bantuan dari banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE, MBA. selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak Drs. A. Triwanggono, M.S. selaku dosen pembimbing I yang telah

berkenan dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan,

(11)

4. Bapak Drs. P. Rubiyatno, MM. selaku dosen pembimbing II yang telah

berkenan dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan,

semangat dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman

selama ini.

6. Bapak dan Ibu tersayang dan tercinta, terima kasih sudah mau susah payah

demi anakmu ini. Banyak terima kasih dan sayang buat kalian berdua.

7. Adikku, Tita, yang selalu ninggalin aku waktu pulang kampung.

8. Keluarga Godean, Keluarga Watu, Keluarga Pakem. Terima kasih sudah

mau aku repotin dengan numpang tidur dan numpang makan, juga rasa

keluarga yang telah kalian semua berikan.

9. Monica Indah Wulandari, terima kasih sudah menemukanku dan

menuntunku kembali ke jalanan ini. Tanpa kamu mungkin aku masih

berada di sudut lorong yang sempit dan tak mau bergerak.

10.Anak-anak kontrakan Sawojajar : Sonny, Dega, Taufik (dimana

engkau...?), Niko (penyusup....). Terima kasih selalu nyesakin kamar

tidurku.

11.Anak-anak kos di Garboruci : Vico “kodok”, Dody “lambe”, Yuda

“jamboel”, Andre “tonga”, Nanda “mbah surip”, Tya “smeagol”, Adit

“dele”, Eric “bokong”. Kalian semua adalah keluarga baruku di Yogya.

(12)

13.Anak-anak Manajemen’04, terutama kelas B, terima kasih atas

cerita-cerita indah, menarik, dan lucu yang telah kalian sediakan selama ini;

Agus, Desan, Icha terima kasih buat bantuan-bantuan dan informasinya.

14.Kepanitiaan-kepanitiaan yang telah aku ikuti selama ini, UKM Sexen

(walau cuma sebentar...), HMJ Manajemen. Kalian semua telah memberi

ilmu yang begitu berarti untukku, terima kasih atas

pengalaman-pengalamannya.

15.Pihak-pihak lain yang turut membantu terselesaikannya skripsi ini. Terima

kasih banyak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu penulis menerima kritik, saran, tanggapan dan ide yang bersifat membangun

demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi

pembaca

Yogyakarta, 15 Juli 2009

Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

ABSTRAK ... v

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Keuangan ... 10

(14)

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 30

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Data yang Diperlukan ... 32

G. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV SEJARAH PERUSAHAAN DAN GAMBARAN UMUM DATA PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan ... 35

B. Gambaran Umum Data Penelitian ... 41

1. ORI-001 pada tanggal 19 Juni 2006 – 11 Agustus 2006 ... 41

2. ORI-002 pada tanggal 8 Februari 2007 – 5 April 2007 ... 43

3. ORI-003 pada tanggal 27 Juli 2007 – 21 September 2007 .... 45

4. ORI-004 pada tanggal 24 Januari 2008 – 26 Maret 2008... 47

5. ORI-005 pada tanggal 18 Juli 2008 – 15 September 2008 .... 48

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Data yang Diamati ... 50

B. Analisis Data... 50

C. Pembahasan ... 52

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 : Data IHSG Selama Masa Penawaran ORI-001 ... 42

Tabel IV.2 : Data IHSG Selama Masa Penawaran ORI-002 ... 44

Tabel IV.3 : Data IHSG Selama Masa Penawaran ORI-003 ... 46

Tabel IV.4 : Data IHSG Selama Masa Penawaran ORI-004 ... 48

Tabel IV.5 : Data IHSG Selama Masa Penawaran ORI-005 ... 50

Tabel V.1 : Paired Samples Statistics ORI-001 ... 52

Tabel V.2 : Paired Samples Test ORI-001 ... 52

Tabel V.3 : Paired Samples Statistics ORI-002 ... 54

Tabel V.4 : Paired Samples Test ORI-002 ... 55

Tabel V.5 : Paired Samples Statistics ORI-003 ... 57

Tabel V.6 : Paired Samples Test ORI-003 ... 57

Tabel V.7 : Paired Samples Statistics ORI-004 ... 59

Tabel V.8 : Paired Samples Test ORI-004 ... 60

Tabel V.9 : Paired Samples Statistics ORI-005 ... 62

(16)

1

A. Latar Belakang Masalah

Keuangan pemerintah kita yang dewasa ini semakin lama semakin

membaik tidak mengurangi semangat pemerintah untuk lebih

mengembangkan pasar surat utang dalam negeri sehingga ketergantungan

utang dari luar negeri semakin lama semakin berkurang. Keuangan kita

yang berada pada posisi yang cukup bagus yaitu defisit APBN kita hanya

berkutat pada sekitar satu persen dari PDB, jauh di bawah rasio defisit

negara-negara maju di seluruh dunia.

Sementara itu, rasio utang pemerintah terhadap PDB sudah berada

di bawah 50% dan terus menurun dengan cepat. Rasio utang saat ini

bahkan sudah berada di bawah AS, Jepang, India, maupun negara-negara

maju di Eropa. Demikian juga rasionya terhadap penerimaan pemerintah

juga terus menurun. Ini semua terjadi karena selama lima tahun terakhir

pemerintah berhasil menahan total utang sekitar Rp 1.300 triliun,

sementara PDB nominal dan penerimaan pemerintah terus mengalami

peningkatan yang cukup signifikan.

Tidak mengherankan jika Standard & Poor serta Fitch IBCA

(17)

2

pembayaran kupon bunga dan pembayaran kembali pokok utang itu juga

dijamin oleh Undang-Undang Surat Utang Negara Nomor 24 Tahun 2002.

Obligasi Ritel Indonesia (ORI) yang diterbitkan oleh pemerintah

pada tanggal 7 Agustus 2006 memiliki daya tarik tersendiri bagi para

investor. Hal ini ditunjukkan dengan terjualnya ORI-001 melebihi target

yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu senilai kurang lebih Rp 3 triliun

dari target yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 2 triliun.

Kemunculan ORI yang diterbitkan pemerintah ini merupakan salah

satu pilihan investasi yang cukup menjanjikan. Dengan bunga sebesar

9,24% membuat investasi ini dirasa lebih menguntungkan daripada

deposito yang pergerakannya selalu mengikuti SBI, padahal diramalkan

bahwa setiap tahun SBI akan mengalami penurunan. Saat ORI-001

diterbitkan pertama kali SBI yang ada adalah sekitar 12,25%, ini

merupakan perolehan tertinggi kedua setelah beberapa waktu sebelumnya

mencapai nilai 12,75% tetapi pemerintah telah memberikan sinyal untuk

menurunkan SBI menjadi sekitar 10% pada akhir tahun. Oleh karena itu,

sekali lagi ORI dirasa sebagai investasi yang cukup menjanjikan.

Tidak hanya itu saja, kemunculan ini mulai menarik para

investor-investor baru terutama pada kemunculan ORI-002, ORI-003, ORI-004 dan

ORI-005. Pada ORI-002 pemerintah dapat menyerap dana sekitar Rp 6,23

triliun dengan kupon senilai 9,28% dan juga dapat menarik sekitar 10.327

(18)

ORI-003 dapat menyerap dana sebesar Rp 9,40 triliun dengan kupon

9,40% dan menarik sekitar 16.692 investor baru. ORI-004 menyerap dana

sebesar Rp 13,46 triliun dengan kupon yang cukup besar yaitu 9,5% dan

menarik sekitar 26.089 investor baru. Diperkirakan investor – investor

baru ini akan terus bertambah karena pada masa penawaran ORI-005

pemerintah menggunakan sistem pemasaran baru yaitu pemerintah

mengadakan kegiatan premarketing di daerah-daerah lain yang dirasa cukup potensial untuk penawaran ORI seperti Pekalongan, Tanjung

Pinang, Serang, Pematang Siantar, Sekayu (Musi Banyuasin) dan Jember.

Selain pemerintah, para agen penjual ORI juga mengadakan kegiatan

marketing sendiri di 23 kota di seluruh Indonesia antara lain di Banda Aceh, Kendari, Palu, Banjarmasin, Kupang dan Jayapura. Kegiatan ini

sesuai dengan keinginan pemerintah untuk melebarkan sayap dalam

penjualan ORI ke kota-kota kecil atau kabupaten mengingat saat ini

pembeli ORI hanya terdapat pada kota-kota besar seperti Jakarta dan

Surabaya. Pemerintah berharap dengan semakin banyaknya investor baru

maka dana yang dikumpulkan menjadi semakin besar, dengan demikian

pemerintah dapat mengurangi utang luar negeri yang selama ini dirasa

cukup membebani.

Dari sisi masyarakat, ORI dianggap sebagai investasi yang paling

aman dan menguntungkan untuk saat ini. Jaminan dari pemerintah

merupakan alasan yang paling kuat bagi para investor untuk melakukan

(19)

4

berarti walaupun presiden Indonesia besok akan berganti tetapi ORI masih

tetap bisa berjalan. ORI juga merupakan investasi yang memiliki resiko

kecil atau bahkan tidak ada sama sekali, selain itu ORI sendiri juga tidak

memiliki resiko likuiditas. Keuntungan yang ditawarkan oleh pemerintah

melalui ORI semakin lama juga semakin menggiurkan, setelah pada

ORI-002 sampai ORI-004 memiliki nilai kupon antara 9% sampai 10% maka

pada penawaran ORI-005 pemerintah memberikan nilai kupon tertinggi

setelah ORI-001 yaitu sebesar 11,45%. Dengan tingkat kupon yang cukup

tinggi dan juga kondisi pasar global yang masih terus bergejolak, harga

saham-saham yang masih terus fluktuatif maka diperkirakan banyak

investor non ORI akan beralih pada investasi ritel negara ini.

Terlebih dengan era digital seperti sekarang ini, dimana banyak

sekali informasi-informasi yang dapat kita peroleh dengan sangat mudah.

Para investor akan mencari lebih banyak informasi yang mereka perlukan

tentang ORI, baik itu tentang cara memesan dan membeli maupun tentang

topik yang paling menarik yaitu keunggulan ORI dibanding dengan

obligasi yang lain maupun saham. Informasi-informasi inilah yang

nantinya akan digunakan oleh para investor sebagai referensi atau bahan

pertimbangan dalam menentukan arah pilihan investasi mereka. Apakah

akan membeli saham atau memilih membeli obligasi yang ditawarkan oleh

(20)

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerbitan ORI

terhadap Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) Studi Kasus pada

Bursa Efek Indonesia ”.

B. Rumusan Masalah

Umum

Apakah ada perbedaan IHSG sebelum dan setelah penerbitan ORI ?

Khusus

1. Apakah ada perbedaan IHSG sebelum dan setelah penerbitan

ORI-001 ?

2. Apakah ada perbedaan IHSG sebelum dan setelah penerbitan

ORI-002 ?

3. Apakah ada perbedaan IHSG sebelum dan setelah penerbitan

ORI-003 ?

4. Apakah ada perbedaan IHSG sebelum dan setelah penerbitan

ORI-004 ?

5. Apakah ada perbedaan IHSG sebelum dan setelah penerbitan

(21)

6

C. Batasan Masalah

Penulis hanya membatasi penerbitan ORI dan IHSG, gabungan

dari saham-saham perusahaan go public dan tidak termasuk dalam saham-saham LQ-45.

D. Tujuan Penelitian

Umum

Penulis ingin mengetahui apakah ada perbedaan terhadap IHSG setelah

penerbitan ORI.

Khusus

1. Penulis ingin mengetahui apakah ada perbedaan IHSG sebelum dan

setelah penerbitan ORI-001.

2. Penulis ingin mengetahui apakah ada perbedaan IHSG sebelum dan

setelah penerbitan ORI-002.

3. Penulis ingin mengetahui apakah ada perbedaan IHSG sebelum dan

setelah penerbitan ORI-003.

4. Penulis ingin mengetahui apakah ada perbedaan IHSG sebelum dan

setelah penerbitan ORI-004.

5. Penulis ingin mengetahui apakah ada perbedaan IHSG sebelum dan

(22)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menjadi

bahan pertimbangan bagi investor dalam proses pengambilan

keputusan investasi di pasar modal terhadap penerbitan ORI di

masa yang akan datang.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan bagi pembaca dan juga tambahan informasi guna

melakukan penelitian yang lebih lanjut.

3. Bagi Penulis

Penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama menempuh

perkuliahan di Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

F. Sistematika Penelitian

Agar dapat diperoleh susunan dan pembahasan yang sistematis, penelitian

ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan

(23)

8

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang dasar-dasar teori yang

berkaitan dengan permasalahan yang telah ditulis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, subyek penelitian,

obyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : SEJARAH PERUSAHAAN DAN GAMBARAN

UMUM DATA PENELITIAN

Bab ini berisi tentang sejarah berdirinya perusahaan dan

gambaran singkat data IHSG sebulan (20 hari kerja)

sebelum dan sebulan (20 hari kerja) sesudah penerbitan

ORI-001, ORI-002, ORI-003, ORI-004, ORI-005.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang data identitas responden, analisis

pengujian data, hsil pengolahan data, pembahsan dan

(24)

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian yang telah dilakukan beserta saran-saran yang

(25)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Keuangan

Menurut Van Horne dan Wachowicz, JR (2005:3) manajemen keuangan

selalu berkaitan dengan perolehan, pendanaan dan manajemen aktiva

dengan tujuan umum sebagai latar belakangnya.

Menurut Brigham (2006 : 6) bagian keuangan terdiri dari 3 bidang yang

saling berkaitan:

1. Pasar Uang dan Pasar Modal yang selalu berurusan dengan bursa

saham dan institusi - institusi keuangan

2. Investasi yang berfokus pada keputusan yang diambil oleh baik

individual maupun institusional ketika mereka memilih sekuritas –

sekuritas untuk portofolio investasi mereka

3. Manajemen Keuangan yang melibatkan pengambilan –pengambilan

keputusan di dalam perusahaan.

B. Pasar

1. Pasar

Menurut Kamus Istilah Manajemen (1994:134), arti dari pasar adalah:

(26)

b. Seluruh kekuatan dan keadaan yang menghasilkan pengambilan

keputusan oleh pembeli dan penjual sehingga terjadi jual beli

barang.

c. Tempat jual beli barang dilakukan dalam arti kiasan istilah pasar

digunakan untuk merujuk ke kelompok orang yang sedang

berniaga.

2. Jenis Pasar

Dalam era globalisasi sekarang ini semakin banyak bentuk-bentuk

pasar yang terjadi. Menurut Brigham (2006) jenis-jenis pasar yang ada

saat ini adalah :

a. Pasar Aktiva Fisik

Merupakan pasar untuk produk-produk seperti gandum, mobil, real

estat, komputer dan mesin.

b. Pasar Aktiva Keuangan

Pasar ini berhubungan dengan saham, obligasi, wesel, hipotek, dan

klaim-klaim atas aktiva nyata lainnya, sekaligus dengan sekuritas

derivative yang nilainya ditentukan oleh perubahan yang terjadi

pada harga aktiva-aktiva lainnya.

c. Pasar Tunai

Merupakan pasar dimana aktiva-aktiva dibeli atau dijual untuk

(27)

12

Merupakan pasar untuk sekuritas jangka pendek yang sangat

likuid.

f. Pasar Modal

Merupakan pasar untuk saham-saham dan utang jangka panjang

atau jangka menengah perusahaan.

g. Pasar Primer

Merupakan pasar dimana perusahaan-perusahaan mendapatan

modal baru.

h. Pasar Sekunder

Merupakan pasar dimana sekuritas yang telah ada dan beredar

diperdagangkan di antara para investor.

i. Pasar Privat

Merupakan pasar dimana transaksi dilakukan secara langsung

diantara kedua belah pihak.

j. Pasar Publik

Kontrak yang distandarisasi diperdagangkan melalui suatu

(28)

C. Pasar Modal

Menurut Moh. Samsul definisi dari pasar modal adalah “tempat atau

sarana bertemunya antara permintaan dan menawaran atas instrument

keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun“

Sedang hukum mendefinisikan pasar modal “sebagai kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan

publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan

profesi yang berkaitan dengan efek”.

Kemudian Jogiyanto (2003:11) mendefinisikan pasar modal sebagai

tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi.

Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

dana jangka penjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.

D. Instrumen di Pasar Modal

Menurut Moh. Samsul, instrument-instrumen yang terdapat di pasar modal

adalah :

1. Saham Preferen

yaitu jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima

laba dan memiliki hak laba kumulatif.

2. Saham Biasa

yaitu jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham

(29)

14

3. Obligasi

Merupakan tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang

kepada masyarakat yaitu diatas 3 tahun.

4. Bukti Right

merupakan hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam

jangka waktu tertentu. Hak membeli itu dimiliki oleh pemegang saham

lama. Harga tertentu disini berarti harganya sudah ditetapkan dimuka

dan biasa disebut harga pelaksanaan atau harga tebusan.

5. Waran

Hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu

tertentu. Tidak saja dapat diberikan pada pemegang saham lama, tetapi

juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis

(sweetener) pada saat perusahaan menerbitkan obligasi.

6. Indeks Saham dan Indeks Obligasi

merupakan angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi

dan lindung nilai (hedging).

E. Investasi

Menurut Jogiyanto (2003:5), investasi didefinisikan sebagai penundaan

konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien

(30)

Jenis-jenis investasi menurut Jogiyanto (2003:7), adalah:

a. Investasi Langsung

Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market)

Macam-macam investasi langsung :

1. Investasi langsung yang tidak dapat diperjual belikan • Tabungan

• Deposito

2. Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan

2.1. Investasi langsung di pasar uang • T-bill

• Deposito yang dapat dinegosiasi

2.2. Investasi langsung di pasar modal

2.2.1. Surat-surat berharga pendapatan tetap ( fixed-income securities)

• T-bond

• Federal agency securities

• Municipal bond • Corporate bond

• Convertible bond

2.2.2. Saham-saham (equity securities)

• Saham preferen ( preferred stock )

(31)

16

2.3. Investasi langsung di pasar turunan

2.3.1. Opsi

• Waran ( warrant ) • Opsi put ( put option ) • Opsi call ( call option )

b. Investasi Tak Langsung

Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat

berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah

perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara

menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang

diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya. Oleh

Jogiyanto (2003:10) investasi tidak langsung diartikan sebagai

pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai

portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan

lain.

F. Obligasi

Dalam kamus hukum Sudarsono, menurut buku yang ditulis oleh

Gunawan Widjaja, obligasi memiliki dua pengertian yaitu :

a. Surat pinjaman dengan bunga tertentu dari pemerintah yang dapat

diperdagangkan atau diperjualbelikan.

b. Surat utang berjangka (waktu) lebih dari satu tahun dan memiliki suku

(32)

untuk menarik dana dari masyarakat guna menutup pembiayaan

perusahaan

G. Jenis – Jenis Obligasi

Obligasi merupakan instrument pasar modal yang diperdagangkan di bursa

efek. Di Indonesia terdapat dua macam bursa efek yaitu Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Berdasarkan pembagian

segmentasi perdagangan dengan BEJ, maka BES lebih banyak

memperdagangkan obligasi.

Jenis-Jenis obligasi, yaitu :

a. Berdasarkan Proses Peralihan Kepemilikan

1. Obligasi atas nama (registered bond)

Obligasi ini merupakan jenis obligasi yang proses

peralihannya harus dibuat dalam suatu akta perjanjian yang

menyatakan bahwa pihak yang satu mengalihkan obligasinya

kepada pihak lain.

Akta perjanjian peralihan ini merupakan akta cessie

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 613 Ayat (2) KUH

Perdata.

2. Obligasi atas tunjuk (bearer bond)

Obligasi ini merupakan jenis obligasi yang proses

(33)

18

secara langsung. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

yang memegang sertifikat obligasi tersebut, maka dialah

sebagai pemiliknya.

b. Berdasarkan Cara Penetapan dan Pembayaran Bunga

1. Obligasi dengan bunga tetap

Obligasi ini memberikan bunga tetap yang dibayar setiap periode

tertentu, bunga dari obligasi tersebut tidak berubah-ubah sampai

pinjaman pokoknya jatuh tempo

2. Obligasi dengan bunga tidak tetap

Cara penetapan bunga obligasi ini bermacam-macam, misalnya

bunga yang dikalikan dengan indeks atau dengan tingkat bunga

deposito atau tingkat bunga deposito yang berlaku.

3. Obligasi yang tidak terbatas jatuh temponya

Merupakan salah satu jenis obligasi yang tidak mempunyai batas

jatuh temponya. Perusahaan yang menerbitkan surat berharga ini

tidak mempunyai kewajiban untuk mengembalikan utang tersebut,

kecuali perusahaan tersebut dilikuidasi

4. Obigasi tanpa bunga

Jenis obligasi ini tidak mempunyai kupon bunga dan sebagai

konsekuensinya pemilik tidak memperoleh pembayaran bunga

(34)

obligasi ini diukur dari selisih antara nilai pada waktu jatuh tempo

dengan harga pembelian.

5. Obligasi dengan bunga mengambang

Obligasi ini menjanjikan untuk memberikan suku bunga secara

mengambang. Bunga obligasi ini dapat berubah-ubah setiap saat

secara periodik.

c. Berdasarkan Penerbit

1. Obligasi Pemerintah Pusat

Obligasi ini merupakan suatu jenis obligasi yang dikeluarkan oleh

pemerintah pusat dari suatu Negara dengan tujuan untuk

membiayai dan membangun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

2. Obligasi Pemerintah Daerah

Obligasi ini merupakan suatu jenis obligasi yang dikeluarkan oleh

suatu pemerintah daerah dengan tujuan membiayai dan

membangun Badan Usaha Milik Daerah. Undang-Undang Otonom

Daerah memungkinkan pemda untuk mengeluarkan obligasi,

karena pemda sudah kebih bebas menentukan kebijakan dalam

memajukan daerahnya.

3. Obligasi Perusahaan Swasta

Obligasi ini merupakan suatu obligasi yang diterbitkan oleh suatu

perusahaan swasta yang membutuhkan dan atau modal secara cepat

(35)

20

d. Berdasarkan Jaminan

1. Obligasi Jaminan

Obligasi jenis ini merupakan obligasi yang diberikan agunan untuk

pelunasan pokok pinjaman beserta bunganya yang berupa harta

kekayaan perusahaan.

2. Obligasi Tanpa Jaminan

Obligasi ini merupakan obligasi yang diterbitkan tanpa ada suatu

agunan.

3. Guarented Bonds

Obligasi ini merupakan pembayaran pokok pinjaman beserta

bunganya dijamin oleh penanggung utang selaku pihak ketiga.

4. Mortgage and other asset backed bonds

Obligasi ini merupakan obligasi yang diterbitkan dengan jaminan

hak tanggungan dan/atau agunan asset perusahaan lainnya.

e. Berdasarkan Tujuan Penerbitan

1. Improvement bonds

Obligasi ini merupakan suatu obligasi yang diterbikan oleh suatu

pihak (biasanya pemda) dengan tujuan untuk memperbaiki sarana

infrastruktur yang rusak dan pengembalian pinjamannya

bergantung pada hasil yang diperoleh dari proyek perbaikan

(36)

2. Industrial development bonds

Obligasi ini merupakan suatu obligasi yang dipasarkan oleh pemda

dimana hasil penjualan obligasi tersebut digunakan untuk

pembangunan fasilitas bisnis usaha swasta.

3. Callable bond

Obligasi yang setelah lewanya waktu tertentu

4. Income bond

Obligasi yang memberikan bunga hanya dalam hal perusahaan

memperoleh pendapatan atau penghasilan saja

5. Convertible bond

Obligasi yang dalam jangka waktu tertentu dapat ditukarkan

dengan saham dari si penerbit obligasi.

H. Obligasi Ritel Indonesia (ORI)

Obligasi ritel adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah dengan

denominasi minimal Rp 5 juta, atau jumlah di atas itu dengan kelipatan Rp

5 juta. Sama halnya dengan obligasi biasa, ia memiliki bunga tetap, namun

khusus untuk obligasi ritel ini pembayaran kupon dilakukan setiap bulan.

Artinya, investor obligasi ritel dapat menikmati pendapatan bunga setiap

bulan, seperti halnya pada deposito.

Sebagai produk investasi, ORI memiliki spektrum resiko yang tergolong

(37)

22

menjadi suatu alternative pilihan karena memiliki bunga sebesar 9,28

persen dan tidak mengalami pergeseran sedikitpun.

1. Prosedur Pembelian ORI

Calon investor dapat membuka rekening di bank, mendaftar menjadi

nasabah agen penjual, kemudian menyetor uang ke rekening agen

penjual sesuai jumlah investasi yang dikehendaki. Setelah itu investor

mengisi kelengkapan formulir pemesanan disertai lampiran fotokopi

KTP. Agen penjual akan memproses seluruh formulir pemesanan

investor. Selanjutnya, pemerintah menetapkan hasil penjatahan kepada

agen penjual mengenai investor yang memperoleh alokasi pembelian

ORI. Dua hari setelah penjatahan, agen penjual mesti menyetor dana

ke rekening pemerintah sesuai hasil penjatahan. Bersamaan itu, agen

penjual menyampaikan hasil penjatahan kepada masing-masing

pemesan. Investor yang tidak mendapat alokasi penjatahan akan

menerima uangnya kembali sehari sesudahnya atau tiga hari setelah

pengumuman penjatahan.

2. Agen Penerbit ORI

Ada 16 agen yang ditunjuk oleh Departemen Keuangan sebagai

penjuala Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Agen–agen tersebut terdiri

(38)

Agen-agen tersebut adalah :

a. Trimegah Securities

b. Bank Central Asia

c. Bank Bukopin

d. Danareksa Sekuritas

e. Citibank

f. BRI

g. Bank NISP

h. Lippobank

i. Bank Permata

j. Bank Danamon Indonesia

k. Bank Panin

l. Bank Internasional Indonesia

m. BNI

n. Bank Mandiri

o. Bank Mega

p. Valbury Asia Securities

3. Resiko ORI

Walaupun ORI diterbitkan oleh pemerintah bukan berarti tidak

memiliki resiko. Berikut resiko investasi ORI menurut Adler Haymans

(39)

24

a. Risiko Tingkat Bunga.

Risiko ini selalu akan diterima investor karena kenaikan atau

penurunan tingkat bunga setelah investor membeli obligasi bakal

terjadi. Gejolak ini dikenal sebagai risiko tingkat bunga. Artinya,

investor memiliki risiko kekurangan tingkat bunga kupon atas

obligasi karena tingkat bunga naik dan adanya kelebihan tingkat

bunga kupon akibat tingkat bunga turun.

b. Risiko Inflasi atau Risiko Daya Beli.

Semua investor yang membeli obligasi mengalami risiko daya beli.

Bila harga barang konsumsi maupun barang modal naik karena

permintaan dan penawaran ataupun kebijakan pemerintah, maka

kemampuan investor membeli barang tersebut mengecil. Situasi

seperti ini yang sekarang kemungkinan dirasakan pemegang dana.

c. Risiko valuta asing dialami atau diterima investor karena adanya

perubahan nilai kurs valuta asing setelah investor melakukan

investasinya ke obligasi.

I. Indeks Harga Saham

Indeks harga saham merupakan indikator/suatu angka yang sederhana

menggambarkan rata – rata turun atau naiknya harga pasar saham pada

(40)

1. Indeks Harga Saham Individu (IHSI)

Indeks ini merupakan indikator perubahan harga suatu saham

dibandingkan dengan harga perdananya. Pada saat suatu saham

pertama kali dicatatkan indeks individualnya adalah 100. Cara

penghitungan IHSI adalah sebagai berikut :

2. Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG )

Indeks ini digunakan sebagai indikator untuk mengamati pergerakan

harga dari sekuritas-sekuritas yang ada di bursa, yang meliputi

pergerakan-pergerakan saham biasa maupun saham preferen semua

peserta transaksi di bursa secara keseluruhan.

Ada 2 cara penghitungan IHSG, yaitu :

a. Cara Pertama

Keterangan :

= harga transaksi saham yang terjadi pada saat

penutupan jual beli untuk perusahaan ke-n

(41)

26

= banyaknya saham yang terjual saat itu pada

perusahaan ke-n

b. Cara Kedua

Keterangan :

Nilai dasar = atau

= harga dasar x banyaknya lembar saham

J. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG)

Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG), kita harus melihat faktor-faktor yang mempengaruhi

harga suatu saham karena IHSG merupakan angka yang menunjukkan

perkembangan dari seluruh saham yang berada di pasar modal.

Faktor internal yang mempengaruhi harga saham menurut Halim dan

Sarwoko (1995:7-10) adalah :

1. Pengaruh Pendapatan

Para pemegang saham sangat memperhatikan pendapatan karena

(42)

pendapatan-pendapatan membantu para investor dalam memperkirakan atau

meramalkan arus deviden di masa mendatang.

Pengamatan sederhana dari pasar surat berharga akan sangat cepat

menegaskan bahwa pendapatan merupakan penentu dari harga saham.

Kadang-kadang terjadi suatu penurunan yang drastis dari harga saham

suatu perusahaan yang melaporkan secara mendadak pendapatannya

buruk, memberikan bukti bahwa pendapatan mempunyai pengaruh

terhadap harga saham.

2. Pengaruh Deviden

Harga saham tidak lain adalah nilai sekarang dari seluruh deviden yang

diharapkan di masa mendatang. Banyak studi telah memperlihatkan

pengaruh perubahan deviden terhadap penghasilan saham. Hasil dari

studi tersebut memperlihatkan bahwa ada hubungan positif antara

pengumuman-pengumuman yang dihubungkan dengan penurunan

deviden dan pengumuman-pengumuman yang dihubungkan dengan

kenaikan deviden terhadap harga saham.

3. Pengaruh Aliran Kas

Investor yang serius tentu ingin memeriksa aliran kas dari perusahaan

dengan hati-hati, karena hasil suatu analisis mungkin memberikan

suatu wawasan yang berharga terhadap profitabilitas perusahaan itu.

4. Pengaruh Pertumbuhan

Petumbuhan dapat diartikan sebagai perkembangan penjualan,

(43)

28

penjualan memberi arti bahwa perusahaan mampu mengatasi

persaingan. Perkembangan laba umumnya digunakan sebagai ukuran

oleh lembaga-lembaga keuangan dan para pemegang saham. Mereka

melihat sejauh mana perusahaan mampu mengubah pertumbuhan

penjualan dan kegiatan operasinya ke dalam kenaikan penghasilan bagi

pemegang saham.

Faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham adalah :

1. Hukum Penawaran dan Permintaan

Para investor pada umumnya akan melakukan transaksi jual maupun

beli saham, setelah mengetahui kondisi fundamental perusahaan.

Transaksi-transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga

saham.

2. Tingkat Suku Bunga

Faktor suku bunga ini penting untuk diperhatikan karena rata- rata

semua orang, termasuk investor saham, selalu mengharapkan hasil

investasi yang lebih besar. Dengan adanya perubahan suku bunga,

tingkat pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami

perubahan.

Yang dimaksud suku bunga di sini adalah suku bunga yang

diberlakukan Bank Indonesia selaku bank sentral dengan

(44)

3. Dana Asing di Bursa

Dana Asing di bursa perlu diketahui karena memiliki dampak yang

sangat besar. Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka ada

kecenderungan transaksi saham sedikit banyak tergantung pada

investor asing tersebut.

4. News dan Rumours

Yang dimaksud dengan news di sini adalah semua berita yang beredar di tengah masyarakat yang menyangkut berbagai hal, baik itu masalah

ekonomi, sosial, politik, maupun keamanan.

(45)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi peristiwa (event study) yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study

dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Dalam penelitian ini peneliti akan

mengamati reaksi pasar modal masa penerbitan ORI dimana lama waktu

penerbitannya berbeda-beda sesuai dengan ketentuan pemerintah.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian.

Tempat Penelitian : Penelitian ini akan dilakukan di pojok BEI yang ada

di Yogyakarta.

Waktu Penelitian : Semester awal tahun 2009.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

(46)

2. Obyek Penelitian

yang menjadi obyek penelitian adalah reaksi nilai IHSG pada waktu

penerbitan ORI-001, ORI-002, ORI-003, ORI-004, ORI-005.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan atau

faktor yang berperan dalam penelitian yang dilakukan, variabel yang

digunakan yaitu :

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan angka yang

menunjukkan harga seluruh saham yang tercatat di bursa pada

suatu saat tertentu. Dalam penelitian ini nilai IHSG telah penulis

peroleh dari Pojok BEI yang ada di Yogyakarta.

2. Variabel Moderator

Variabel moderator adalah variabel yang diperlukan untuk menjadi

penguat dari variable bebas untuk menjelaskan variabel terikat.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel moderator adalah

window period. Window period adalah lama waktu yang diperlukan untuk melakukan pengamatan dari suatu peristiwa.

Window period yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebulan (20 hari kerja) sebelum dan sebulan (20 hari kerja) sesudah, dengan

(47)

32

berubah-ubah setiap hari maka waktu sebulan (20 hari kerja)

sebelum dan sebulan (20 hari kerja) sesudah dirasa cukup untuk

meneliti tentang pengaruh penerbitan ORI terhadap IHSG.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara

mengutip/mencatat data dan keterangan dari dokumen-dokumen yang

dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan secara langsung untuk

mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian. Data

tersebut dapat diperoleh dalam bentuk jadi atau sudah dipublikasikan,

misal : Jakarta Stock Exchange Monthly, koran Bisnis Indonesia.

F. Data Yang Diperlukan

Data yang diperlukan adalah data sekunder (data yang diperoleh dari

Bursa Efek Indonesia). Dalam penelitian ini, peneliti memerlukan data

IHSG :

1. Tanggal 19 Juni 2006 – 11 Agustus 2006 untuk ORI001.

2. Tanggal 8 Februari 2007 – 5 April 2007 untuk ORI002.

3. Tanggal 27 Juli 2007 – 21 September 2007 untuk ORI003.

4. Tanggal 24 Januari 2008 – 26 Maret 2008 untuk ORI004.

(48)

G. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan nilai IHSG sebelum dan

sesudah penerbitan ORI-001, ORI-002, ORI-003, ORI-004, ORI-005

maka digunakan pengujian Paired Sample T Test.

Paired Sample T Test

Paired Sample T Test dapat dihitung menggunakan rumus sebagai

berikut :

Paired Sample T Test dapat dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut, adapun perhitungan t hitung dilakukan dengan

bantuan program SPSS :

1. Menentukan Hipotesis

: tidak ada perbedaan nilai IHSG sebelum dan sesudah

penerbitan ORI-001.

: ada perbedaan nilai IHSG sebelum dan sesudah penerbitan

ORI-001.

(49)

34

2. Menentukan tingkat signifikansi

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a =

5%.

Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil resiko

salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang

benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau adalah

ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

3. Menentukan T hitung

T hitung dapat diperoleh dari tabel hasil Paired Sample T Test.

4. Kriteria Pengujian

diterima jika Sig. (2-tailed) > 0,05.

ditolak jika Sig. (2-tailed) < 0,05.

5. Kesimpulan

Kesimpulan dapat diambil ketika sudah membandingkan antara

(50)

35

A. Sejarah Perusahaan

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia

merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial

Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu

didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah

kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan

dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan,

bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami

kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang

dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada

pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal

pada tahun 1977, dengan emiten pertama dan satu-satunya, yakni Semen

Cibinong yang melego 178.750 saham masing-masing berharga Rp

10.000,- atau setara dengan kapitalisasi pasar parsial (=jumlah saham yang

(51)

36

Belakangan ikut meramaikan : Centax, BAT (=British American

Tobacco), Tificorp, Goodyear, dan Unilever. Pada awal berdirinya, bursa

dikelola oleh Badan Pengawas Pasar Modal atau Bapepam. Karena masih

merupakan sarana investasi baru, bursa dijalankan dengan sangat

berhati-hati dan dipagari memakai aturan amat ketat, misalnya: bahwa fluktuasi

harga saham dibatasi tak boleh melampaui 4%. Pihak asing juga belum

diizinkan masuk bursa.

Baru pada 1987, melalui paket kebijaksanaan yang dilansir pada

bulan Desember (=dikenal sebagai Pakdes), menteri keuangan membuka

pintu bursa terhadap pihak investor asing untuk membeli saham

perusahaan nasional sampai semaksimal 49%, disusul dengan pembaruan

yang lebih revolusioner dan mengarah kepada liberalisasi ekonomi dengn

terbitnya Pakto pada Oktober (=Paket Oktober) tersebut memberi banyak

kemudahan kepada perusahaan swasta untuk go public; selain mengumumkan bahwa pemilik modal Rp 10 milyar boleh mendirikan

bank. Batas fluktuasi saham per hari juga dijebol.

Menyambut paket-paket ekonomi Pakdes (1987) dan Pakto (1988),

pasar modal mulai bergairah. Perusahaan swasta berlomba-lomba go pubic

untuk menyerap dana masyarakat. Masa itu ditandai denga mamanasnya

(52)

Dalam waktu singkat, emiten di bursa tumbuh menjadi 32

perusahaan dengan kapitalisasi yang membengkak hampir 10 kali lipat

sampai Rp 4,3 trilyun dari sebelumnya Rp 449 milyar. Total transaksi juga

naik hngga nyaris menyentuk angka Rp 1 trilyun, yakni Rp 964,3 milyar

pada tahun 1989, dibandingkan dengan hanya Rp 30,6 milyar pada tahun

1988.

Mengamati perkembangan ini, pemerintah lantas memisahkan

fungsi pengawasan dan penyelenggaraan bursa. Bapepam diapungkan

menjadi badan pengawas, sedangkan sebagai penyelengara pasar modal

dibentuklah Perseroan Bursa Efek Jakarta (=PT BEJ) pada 13 Juli 1992.

Pemegang saham BEJ adalah himpunan pialang yang masing-masing

menyetor modal awal sebesar Rp 60 juta. Dalam operasinya, mula-mula

BEJ menarik biaya jasa penyelenggaraan pasar modal atau fee 0,08% dari

setiap transaksi, namun angka ini menciut terus mengikuti jumlah nilai

transaksi yang kian menggelembung dari waktu ke waktu sampai sekarang

cuma berkisar pada 0,03% saja.

BEJ terus berbenah. Karena meningkat tajamnya frekuensi dan

volume transaksi, BEJ mulai meningkatkan operasi manual dan beralih

kepada otomatisasi. Dengan menggunakan fasilitas bernama JATS (=

Jakarta Automatic Trading System) yang dijalankan BEJ sejak 22 Mei

1995, pelaku-pelaku di lantai bursa kemudian dapat melakukan transaksi

secara otomatis melalui komputer dan terhindar dari pekerjaan

(53)

38

bahkan sudah “scriptless” per tahun 2000 alias tanpa warkat. Investor tak lagi memegang sehelai warkat pun, karena semua data transaksi dan

kepemilikan saham sudah erekam secara otomatis di sentral komputer

bursa.

Sebelum era otomatisasi, 5.00-an transaksi terjadi setiap hari di

BEJ sudah sangat membebani pelaku-pelaku bursa, tetapi setelah

diakomodasinya otomatisasi dan scriptless trading oleh BEJ, kemudian belasan atau puluhan ribu transaksi bisa terselenggara seketika tanpa

kekacauan berarti. Mungkin karena kemudahan ini pula maka tak heran

omzet perdagangan di BEJ meningkat terus dari rata-rata Rp 130-an

milyar pada tahun 1995 menjadi Rp 300-an milyar (1996) dan Rp 480-an

milyar (1997). Sementara itu kapitalisasi di BEJ pun melejit dari Rp

150-an trilyun (1995) menjadi Rp 250 trilyun (2000).

Indeks Harga Saham Gabungan (=IHSG), suatu parameter yang

menunjukkan keberhasilan atau kemerosotan investasi di pasar modal,

untuk ukuran BEJ, terus mendaki dari angka 200-an pada era 1995-an

(atau 100, bila berhitung dari angka yang dipatok pada 10 Agustus 1982

sebagai titik awal) sampai 700-an (1997) sebelum negeri ini dihantam

“krismon”(=krisis moneter, 1998) dan kini sudah menembus angka

1.200-an (Lie Charlie, 2008: 45-47)

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat

(54)

1. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di

Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.

2. 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

3. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan

Bursa Efek di Semarang dan Surabaya

4. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di

Semarang dan Surabaya ditutup.

5. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang

Dunia II

6. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat

Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman

(Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro

Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi

Pemerintah RI (1950)

7. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek

semakin tidak aktif.

8. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.

9. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden

Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar

Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.

Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public

(55)

40

10.1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten

hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen

perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

11.1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)

yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan

Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di

Indonesia.

12.1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal

diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat

meningkat.

13.2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),

sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

14.Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88

(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go

public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan

pasar modal.

15.16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek

Surabaya.

16.13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan

(56)

17.22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan

dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

18.10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No.

8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai

diberlakukan mulai Januari 1996.

19.1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

20.2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

21.2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh

(remote trading).

22.2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Gambaran Umum Data Penelitian

1. ORI-001 pada tanggal 19 Juni 2006 – 11 Agustus 2006

ORI-001 ditawarkan pada 17 Juli 2006 – 4 Agustus 2006. ORI-001

diterbitkan dengan denominasi Rp 5 juta atau jumlah di atas itu dengan

kelipatan Rp 5 juta. ORI-001memiliki nilai kupon sebesar 9,24%

sedangkan pada saat itu besar SBI adalah 12,25%.

Berikut adalah tabel IHSG selama masa penawaran ORI-001 dengan

(57)

42

Tabel IV.1

Data IHSG Selama Masa Penawaran ORI-001

(58)

2. ORI-002 pada tanggal 8 Februari 2007 – 5 April 2007

Pada waktu penerbitan ORI-002 suku bunga Bank Indonesia sedang

mengalami penurunan. ORI-002 ditawarkan pada 8 Maret 2007 – 23 Maret

2007. ORI-002 memiliki nilai bunga yang cukup besar yaitu 9,28%, jauh

di atas bunga deposito bank yang hanya sekitar 7% – 8%. Pada saat ini BI

rate juga hanya ada pada sekitar 8%, oleh karena itu banyak sekali nasabah

ritel yang tertarik dengan penawaran ORI-002 karena dianggap cukup

menjanjikan.

Berikut adalah tabel IHSG selama masa penawaran ORI-002 dengan

(59)

44

Tabel IV.2

Data IHSG Selama Masa Penawaran ORI-002

(60)

3. ORI-003 pada tanggal 27 Juli 2007 – 21 September 2007

ORI-003 ditawarkan pada 27 Agustus 2007 – 3 September 2007. Memiliki

bunga 9,4% yang masih juga jauh dari suku bunga deposito bank yang

hanya sekitar 6% – 7% dan juga SBI yang memiliki tingkat bunga 8,25%.

Berikut adalah tabel IHSG selama masa penawaran ORI-003 dengan

(61)

46

Tabel IV.3

Data IHSG Selama Masa Penawaran ORI-003

(62)

4. ORI-004 pada tanggal 24 Januari 2008 – 26 Maret 2008

ORI-004 ditawarkan pada 25 Februari 2008 – 6 Maret 2008. Memiliki

tingkat kupon sebesar 9,50% yang akan dibayarkan 12 kali dalam setahun.

Pembeli ORI-004 mencapai 37.724 pemesan yang tersebar di 31 provinsi

dan dipastikan bahwa semuanya adalah WNI karena setiap pemesanan

harus disertai dengan KTP. Masyarakat mulai mengenal investasi ORI ini

sehingga jumlah investor baru juga meningkat cukup signifikan.

Berikut adalah tabel IHSG selama masa penawaran ORI-004 dengan

(63)

48

Tabel IV.4

Data IHSG Selama Masa Penawaran ORI-004

Tgl Januari Februari Maret

(64)

-5. ORI-005 pada tanggal 18 Juli 2008 – 15 September 2008

ORI-005 ditawarkan pada 19 Agustus 2008 – 29 Agustus 2008. Memiliki

tingkat kupon yang lebih tinggi daripada ORI-004 yaitu sebesar 11,45%

per tahun. Pemsaran ORI-005 ini lebih dikonsentrasikan ke kota – kota

yang bukan merupakan konsumen utama pada ORI-001 sampai ORI-004

karena pemerintah khawatir mereka akan jenuh. Oleh karena itu daerah di

luar Jawa merupakan sasaran yang empuk terlebih lagi banyak pengusaha

yang berhasil akibat penjualan kelapa sawit dan batubara.

Berikut adalah tabel IHSG selama masa penawaran ORI-005 dengan

(65)

50

Tabel IV.5

Data IHSG Selama Masa Penawaran ORI-005

(66)

51

A. Data Yang Diamati

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder

(data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia), yaitu: data Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG).

Data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Data sebelum penerbitan ORI, yaitu sebulan (20 hari kerja)

sebelum penerbitan ORI-001, ORI-002, ORI-003, ORI-004,

ORI-005.

2. Data sesudah penerbitan ORI, yaitu sebulan (20 hari kerja)

sesudah penerbitan ORI-001, ORI-002, ORI-003, ORI-004,

ORI-005.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan nilai IHSG sebelum

dan sesudah penerbitan ORI-001 maka digunakan pengujian Paired

Sample T Test, dengan hipotesis :

: tidak ada perbedaan nilai IHSG sebelum dan sesudah penerbitan

(67)

52

: ada perbedaan nilai IHSG sebelum dan sesudah penerbitan

ORI-001.

Kemudian untuk menentukan Sig. (2-tailed) maka digunakan program

SPSS yang memiliki output sebagai berikut :

Tabel V.1

Paired Samples Statistics ORI-001

Mean N Std. Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 Sebelum Penerbitan

ORI-001 1313.12950 20 26.266965 5.873472

Sesudah Penerbitan

ORI-001 1347.94565 20 45.486040 10.170988

Tabel V.2

Paired Differences Mean -34.816150

(68)

Kesimpulan :

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS

diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Berdasarkan hasil tersebut

maka diketahui bahwa 0,000<0,05 sehingga ditolak yang berarti

bahwa ada perbedaan nilai IHSG antara sebelum penerbitan ORI-001

dan setelah penerbitan ORI-001. Diketahui pula bahwa rata-rata

sebelum penerbitan ORI-001 yaitu sebesar 1.313,12950 memiliki nilai

yang lebih rendah daripada rata-rata sesudah penerbitan ORI-001

yaitu sebesar 1.347,94565.

Pembahasan :

Pada saat penerbitan ORI-001, para investor lebih cenderung

memilih untuk membeli obligasi ini daripada membeli saham. Hal itu

dikarenakan, para investor menganggap bahwa bunga yang ditawarkan

obligasi ini lebih menjanjikan dibandingkan dengan saham dan

instrumen investasi lain, selain itu obligasi ini dianggap paling aman

karena dijamin oleh pemerintah.

Hal ini dapat kita lihat dari lemahnya pergerakan IHSG pada

tanggal 17 Juli 2006 ke 18 Juli 2006 yang bergerak naik hanya 3 poin

yaitu dari 1.283,949 ke 1.286,050. Berbeda sekali dengan pergerakan

beberapa hari sebelumnya, yaitu bergerak sekitar 5 poin atau bahkan

(69)

54

Selain hal itu bursa regional Asia yang terus melemah, harga

minyak yang meningkat, dan melemahnya rupiah menjadikan

pendorong yang kuat para investor untuk menjual saham mereka

terutama pada saham-saham unggulan. Dengan demikian ORI menjadi

alternatif investasi selanjutnya karena pergerakan negatif pasar.

2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan nilai IHSG sebelum

dan sesudah penerbitan ORI-002 maka digunakan pengujian Paired

Sample T Test, dengan hipotesis :

: tidak ada perbedaan nilai IHSG sebelum dan sesudah penerbitan

ORI-002.

: ada perbedaan nilai IHSG sebelum dan sesudah penerbitan

ORI-002.

Kemudian untuk menentukan Sig. (2-tailed) maka digunakan program

SPSS yang memiliki output sebagai berikut :

Tabel V.3

Paired Samples Statistics ORI-002

Mean N Std. Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 Sebelum Penerbitan

ORI-002 1764.42890 20 32.624685 7.295101

Sesudah Penerbitan

(70)

Tabel V.4

Paired Differences Mean -48.487150

Std. Deviation 66.631708

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS

diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,004. Berdasarkan hasil tersebut

maka diketahui bahwa 0,004<0,05 sehingga ditolak yang berarti

bahwa ada perbedaan nilai IHSG antara sebelum penerbitan ORI-002

dan setelah penerbitan ORI-002. Diketahui pula bahwa rata-rata

sebelum penerbitan ORI-002 yaitu sebesar 1.764,42890memiliki nilai

yang lebih rendah daripada rata-rata sesudah penerbitan ORI-002

(71)

56

Pembahasan :

Penerbitan ORI-002 juga tidak dapat menyurutkan minat beli para

investor pada obligasi ini. Bunga yang cukup besar yaitu 9,28%, jauh

diatas bunga deposito dan SBI. Hal inilah yang menjadi pertimbangan

para investor untuk berinvestasi pada obligasi ini daripada instrumen

investasi yang lain.

Seperti yang kita ketahui bahwa pergerakan IHSG dari tanggal 8

Maret 2007 sampai tanggal 9 Maret 2007 hanya sebesar 7 poin.

Pegerakan ini jauh lebih sedikit dibandingkan pada hari-hari

sebelumnya yaitu bergerak sekitar 10 poin bahkan bisa lebih.

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan nilai IHSG sebelum

dan sesudah penerbitan ORI-003 maka digunakan pengujian Paired

Sample T Test, dengan hipotesis :

: tidak ada perbedaan nilai IHSG sebelum dan sesudah penerbitan

ORI-003.

: ada perbedaan nilai IHSG sebelum dan sesudah penerbitan

ORI-003.

Kemudian untuk menentukan Sig. (2-tailed) maka digunakan program

(72)

Tabel V.5

Paired Samples Statistics ORI-003

Mean N Std. Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 Sebelum Penerbitan

ORI-003 2174.81830 20 117.185141 26.203394

Sesudah Penerbitan

ORI-003 2220.73845 20 50.659919 11.327902

Tabel V.6

Paired Differences Mean -45.920150

Std. Deviation 150.669143

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS

diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,189. Berdasarkan hasil tersebut

(73)

58

bahwa tidak ada perbedaan nilai IHSG antara sebelum penerbitan

ORI-003 dan setelah penerbitan ORI-ORI-003.

Pembahasan :

Pada penerbitan ORI-003 ini sepertinya pemerintah kurang berhasil

dalam mengambil hati para investor. Padahal ORI-003 juga memiliki

bunga yang cukup tinggi yaitu sebesar 9,4%, masih jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan suku bnga saat itu yaitu sebesar 6%-7%.

Pergerakan IHSG antara tanggal 27 Agustus 2007 sampai dengan

tanggal 28 Agustus 2007 turun 16 poin yaitu dari 2.175,353 ke

2.159,609. Pergerakan ini masih sama besar dengan beberapa hari

sebelumnya yaitu sekitar 20 poin.

Pada saat ini ORI dirasa kurang menarik, investor saat ini lebih

tertarik untuk kembali berinvestasi ke saham. Menurut Edwin

Sebayang kenaikan angka indeks dipicu oleh beberapa faktor, yaitu

pertama, berkurangnya tekanan dari krisis subprime mortgage; kedua, menguatnya bursa regional yang terimbas naiknya bursa di Wall Street

setelah membaiknya data ekonomi Amerika Serikat; ketiga, perkiraan bank sentral Amerika (The Fed) akan segera menurunkan suku bunga.

4. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan nilai IHSG sebelum

dan sesudah penerbitan ORI-004 maka digunakan pengujian Paired

(74)

: tidak ada perbedaan nilai IHSG sebelum dan sesudah penerbitan

ORI-004.

: ada perbedaan nilai IHSG sebelum dan sesudah penerbitan

ORI-004.

Kemudian untuk menentukan Sig. (2-tailed) maka digunakan program

SPSS yang memiliki output sebagai berikut :

Tabel V.7

Paired Samples Statistics ORI-004

Mean N Std. Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 Sebelum Penerbitan

ORI-004 2648.68850 20 58.709514 13.127846

Sesudah Penerbitan

(75)

60

Paired Differences Mean 103.729050

Std. Deviation 202.047852

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS

diketahui nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,033. Berdasarkan hasil tersebut

maka diketahui bahwa 0,033<0,05 sehingga ditolak yang berarti

bahwa ada perbedaan nilai IHSG antara sebelum penerbitan ORI-004

dan setelah penerbitan ORI-004. Diketahui pula bahwa rata-rata

sebelum penerbitan ORI-004 yaitu sebesar 2.648,68850memiliki nilai

yang lebih tinggi daripada rata-rata sesudah penerbitan ORI-004 yaitu

(76)

Pembahasan :

Pada penawaran ORI-004, para investor kembali melirik obligasi

milik pemerintah ini. Walaupun dengan bunga yang hampir sama

dengan seri ORI sebelumnya tetapi obligasi ini telah dapat mengikat

kembali hati para investor yang sebelumnya mulai meninggalkan

obligasi ini. Sebanyak 37.724 investor telah siap untuk membeli

obligasi ini.

Seperti yang kita ketahui bahwa pergerakan IHSG dari tanggal 25

Februari 2008 sampai tanggal 26 Februari 2008 sebesar 16 poin yaitu

dari 2.751,862 ke 2.738,872. Hal ini jauh lebih kecil daripada

pergerakan IHSG pada hari-hari sebelumnya yang berkisar sekitar 50

poin.

Selain itu penurunan nilai IHSG juga dipicu oleh pelemahan harga

saham PT International Nickel Indonesia, PT Bumi Resources dan

Bank Rakyat Indonesia.

5. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan nilai IHSG sebelum

dan sesudah penerbitan ORI-005 maka digunakan pengujian Paired

Sample T Test, dengan hipotesis :

: tidak ada perbedaan nilai IHSG sebelum dan sesudah penerbitan

ORI-005.

: ada perbedaan nilai IHSG sebelum dan sesudah penerbitan

(77)

62

Kemudian untuk menentukan Sig. (2-tailed) maka digunakan program

SPSS yang memiliki output sebagai berikut :

Tabel V.9

Paired Samples Statistics ORI-005

Mean N Std. Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 Sebelum Penerbitan

ORI-005 2191.59050 20 73.588831 16.454963

Sesudah Penerbitan

ORI-005 2040.51375 20 128.154764 28.656276

Tabel V.10

Paired Differences Mean 151.076750

Gambar

Tabel IV.1
Tabel IV.2
Tabel IV.3
Tabel IV.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga untuk menghindari tidak dapat ditemukannya kombinasi resistor e12 yang sesuai dengan resistansi yang diinginkan digunakan nilai toleransi yang lebih besar

... Apa bukti yang harus diunjukkerjakan oleh saudara sebagai guru kejuruan bahwa saudara telah mencapai kompetensi yang ditargetkan? Jelaskan! .... Apa yang Saudara

Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan, Departemen, Lembaga. Kesuksesan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh kualitas sumber

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional atau PKSN adalah kawasan perkotaan yang

Nam un dem ikian pem bangunan infrast rukt ur w ilayah t ersebut m asih dihadapkan beberapa kelem ahan sepert i m asih kurang m erat anya pem bangunan infrast rukt ur,

It's often the case that developers may create third-party repositories containing additional software that is able to extend Mint even further; for example, Virtualbox.org

23,1% kasus terdapat penyakit diabetes melitus dan tidak ada yang memiliki penyakit immunodefisiensi.Abses leher dalam paling banyak ditemukan pada laki- laki, usia 20-29 tahun,

mengamati 4 aspek perkembangan anak yaitu perkembangan fisik motorik, kognitif , bahasa dan sosial emosional yang terlihat dalam Tabel 4 , yaitu dari 27 anak sebagai