• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CUCI TANGAN DENGAN SIKAP CUCI TANGAN PADA ANAK DI SDN 2 ROGODONO KECAMATAN BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CUCI TANGAN DENGAN SIKAP CUCI TANGAN PADA ANAK DI SDN 2 ROGODONO KECAMATAN BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CUCI TANGAN DENGAN SIKAP CUCI TANGAN PADA ANAK DI SDN 2 ROGODONO

KECAMATAN BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN

Skripsi

Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Sarjana S1 Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

Disusun Oleh: Asfi Honi Ashar NIM: A11200751

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya ajukan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Gombong, Juli 2016

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini Menyatakan Bahwa Skripsi Yang Berjudul:

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CUCI TANGAN DENGAN SIKAP CUCI TANGAN PADA ANAK DI SDN 2 ROGODONO

KECAMATAN BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN

Disusun Oleh: Asfi Honi Ashar NIM: A11200751

Telah disetujui dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk diujikan.

Pembimbing I Pembimbing II

(Bambang Utoyo, S.Kep.Ns, M.Kep) (Putra Agina W.S., S.Kep.Ns)

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CUCI TANGAN DENGAN SIKAP CUCI TANGAN PADA ANAK DI SDN 2 ROGODONO

KECAMATAN BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN

Disusun Oleh: Asfi Honi Ashar NIM: A11200751

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 25 Juli 2016

Susunan Dewan Penguji:

1. Wuri Utami, S.Kep.Ns, M.Kep (Penguji I) ...

2. Bambang Utoyo, S.Kep.Ns, M.Kep (Penguji II) ...

3. Putra Agina W.S., S.Kep.Ns (Penguji III) ...

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Hubungan pengetahuan tentang cuci tangan dengan sikap cuci tangan pada anak di SDN 2 Rogodono Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga peneliti mendapat kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. M. Madkhan Anis, S.Kep, Ns, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.

2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.

3. Bambang Utoyo, S.Kep.Ns, M.Kep, selaku pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

4. Putra Agina W.S., S.Kep.Ns, selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Wuri Utami, S.Kep.Ns, M.Kep, selaku penguji yang telah berkenan memberikan saran-saran perbaikan.

6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Gombong, Juli 2016

(6)

vi PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG Skripsi, July 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CUCI TANGAN DENGAN SIKAP CUCI TANGAN PADA ANAK DI SDN 2 ROGODONO

KECAMATAN BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN

Asfi Honi Ashar1) Bambang Utoyo 2)Putra Agina W.S.3) ABSTRAK

Latar Belakang: Peningkatan kualitas hidup anak salah satunya ditentukan oleh penanaman perilaku kesehatan sejak dini. Perilaku anak dalam mencuci tangan dengan sabun dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengetahuan dan sikap tenang mencuci tangan dengan sabun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang cuci tangan dengan sikap cuci tangan pada anak di SDN 2 Rogodono Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen

Metode: Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 59 anak yang diambil secara total sampling. Data dianalisa menggunakan analisa deskriptif dan korelasi menggunakan uji

kendal thau.

Hasil: Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa sebagian besar responden dengan jenis kelamin laki-laki (62.7%) dan berusia 10 tahun (50.8%). Sebagian besar responden dengan pengetahuan tentang cuci tangan kategori cukup (76.3%). Sebagian besar responden dengan sikap tentang cuci tangan kategori cukup (57.6%).

(7)

vii BACHELOR Of NURSING PROGRAM

MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG Research, July 2016

RELATED KNOWLEDGE OF WASH HAND WASHING HANDS WITH ATTITUDE IN CHILDREN IN SDN 2 ROGODONO

DISTRICT DISTRICT BUAYAN KEBUMEN

Asfi Honi Ashar1) Bambang Utoyo 2)Putra Agina W.S.3) ABSTRACT

Background: Improving the quality of life of children is determined by the planting of health behaviors early on. The child's behavior in washing hands with soap can be affected by factors such as knowledge and poise of handwashing with soap. The purpose of this study was to determine the relationship of knowledge about washing his hands handwashing in children in SDN 2 Rogodono Buayan District of Kebumen

Methods: This study used a correlational method with cross sectional approach. Samples numbered 59 children were taken by total sampling. Data were analyzed using descriptive analysis and correlation using test kendal thau. Results: This study resulted in the finding that most respondents with male sex (62.7%) and 10 years old (50.8%). Most respondents with knowledge about hand washing enough category (76.3%). Most respondents to attitudes about hand washing enough category (57.6%).

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

(9)

ix

C. Variabel Penelitian ... 26

D. Definisi Operasional ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 28

G. Teknik Pengumpulan Data ... 30

H. Teknik Analisis Data ... 30

I. Etika Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 27

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Cuci Tangan ... 28 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Cuci Tangan ... 28 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin di SDN 2 Rogodono Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen ... 34 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia di SDN 2 Rogodono Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen ... 34 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Cuci Tangan di

SDN 2 Rogodono Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen ... 35 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Sikap Tentang Cuci Tangan di SDN 2

Rogodono Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen ... 35 Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Tentang Cuci Tangan Dengan Sikap

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Konsultasi Pembimbing Lampiran 2. Lembar Kuesioner

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kesakitan anak di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4 tahun sebesar 25,8%, usia 5-12 tahun sebanyak 14,91%, usia 13-15 tahun sekitar 9,1%, usia 16-21 tahun sebesar 8,13%. Angka kesakitan anak usia 0-21 tahun apabila dihitung dari keseluruhan jumlah penduduk adalah 14,44% (Apriany, 2013).

Menurut data Riskesdas tahun 2013, penyebab utama kematian anak adalah pneumonia (23 persen), sedangkan bagi anak umur 5-14 tahun adalah diare, tifus, kecelakaan, dan neoplasma. Untuk anak umur lebih dari 15 tahun penyebab utama kematian adalah kecelakaan, tuberkulosis, dan komplikasi maternal. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, diare menjadi penyebab utama kematian balita yaitu sebanyak 25,2% dibandingkan pneumonia yang hanya 15,5%.

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare, sementara data Departemen Kesehatan menunjukkan di antara 1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013).

Lebih dari 5.000 anak balita penderita diare meninggal setiap harinya di seluruh dunia sebagai akibat dari kurangnya akses pada air bersih dan fasilitas sanitasi dan pendidikan kesehatan. Penderitaan dan biaya-biaya yang harus ditanggung karena sakit dapat dikurangi dengan melakukan perubahan perilaku sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi angka kematian yang terkait dengan penyakit diare hingga hampir 50%.

Menurut laporan World Health Organization (WHO), Unicef Joint Monitoring, hanya separuh penduduk Indonesia yang memiliki akses pada sanitasi yang memadai, di desa bahkan hanya 1/3 nya. Hal ini menyebabkan

(14)

2

anak-anak rentan terhadap diare dan penyakit yang ditularkan melalui air.

Studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2012 tentang persepsi dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) menemukan bahwa baru 12% yang melakukan CTPS setelah buang air besar, 14% sebelum makan, 9% setelah menceboki anak dan 6% sebelum menyiapkan makanan (Kemenkes, 2010a; Kemenkes, 2012a).

Sebuah penelitian di Bondo, Kenya dengan menggunakan teori action oriented and participatory pada 40 siswa SD, menunjukkan hasil bahwa siswa SD yang telah dilatih, dapat membagi informasi yang telah diterimanya tentang tentang malaria, diare dan kebersihan diri kepada teman sekolah dan keluarganya. Penelitian selama 14 bulan tersebut menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan perilaku kesehatan pada responden, terutama pada anak-anak ( Oyango, 2010).

Peningkatan kualitas hidup anak salah satunya ditentukan oleh penanaman perilaku kesehatan sejak dini (Hendra, 2007). Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengetahuan, sikap, motivasi, dan lingkungan (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut (Sunaryo, 2014).

Salah satu bentuk perilaku hidup sehat adalah dengan menjaga kebersihan diri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuraidah pada tahun 2013 menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku mencuci tangan. Penelitian yang dilakukan oleh Asfan pada tahun 2013 juga menunjukkan ada hubungan signifikan yang sangat kuat antara pengetahuan dan sikap terhadap cuci tangan.

(15)

3

kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara (Dahlan dan Umrah, 2013).

Sabun dan deterjen merupakan produk pembersih (berbentuk batangan, cairan, selebaran atau bubuk) yang menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu membuang kotoran, debu dan mikroorganisme sementara dari kedua belah tangan. Sabun biasa membutuhkan friksi (penggosokan) untuk membuang mikroorganisme secara mekanik sedangkan sabun antiseptik juga membunuh atau menghambat pertumbuhan sebagian besar mikroorganisme. Cuci tangan dengan sabun biasa dan air sama efektifnya dengan cuci tangan menggunakan sabun biasa (Dahlan dan Umrah, 2013).

Wawancara sederhana pada 10 siswa SDN 2 Rogodono sebagian besar 8 siswa (80%) mengatakan bahwa mereka belum mengetahui kegiatan cuci tangan pakai sabun sedangkan 2 yang lain mengatakan bahwa mereka pernah dilatih beberapa tahun yang lalu, tetapi mengaku lupa atau kurang sempurna dalam mempraktekkan teknik cuci tangan yang benar. Hasil observasi terhadap ke 10 siswa tersebut menunjukkan 3 diantaranya memiliki sikap mengabaikan terhadap cuci tangan pakai sabun yang ditunjukkan kuku mereka tampak hitam. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “hubungan pengetahuan tentang cuci tangan dengan sikap cuci tangan pada anak di SDN 2 Rogodono Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen”.

B. Perumusan Masalah

(16)

4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan tentang cuci tangan dengan sikap cuci tangan pada anak di SDN 2 Rogodono Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen.

2. Tujuan khusus :

a. Mengetahui karakteristik berdasarkan usia dan jenis kelamin pada anak di SDN 2 Rogodono Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen.

b. Mengetahui pengetahuan tentang cuci tangan di SDN 2 Rogodono Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen.

c. Mengetahui sikap cuci tangan pada anak di SDN 2 Rogodono Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen.

d. Mengetahui hubungan pengetahuan tentang cuci tangan dengan sikap cuci tangan pada anak di SDN 2 Rogodono Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan yang telah ada mengenai cuci tangan pada anak dan pengaruhnya terhadap kesehatan.

2. Secara Praktis a. Bagi Perawat

Sebagai informasi tambahan untuk pengembangan program pembelajaran keperawatan komunitas di tingkat sekolah khususnya program UKS.

b. Bagi Guru

(17)

5

c. Bagi Institusi Kesehatan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan cuci tangan pada anak.

E. Keaslian Penelitian.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nita (2012) dengan judul “Gambaran cuci tangan perawat di ruang RA, RB, ICU,CVCU, RSUP. H. Adam Malik Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menegetahui gambaran cuci tangan perawat selama pelaksanaan tindakan keperawatan di RSUP Haji Adam Malik. Penelitian ini menggunakan desain penelitian diskriptif. Pada penelitian ini populasinya adalah perawat di ruang RA, RB, ICU, CVCU RSUP HAM Medan. Jumlah sampel 79 orang perawat dengan menggunakan tehnik proportsional stratified random samplin. Penelitian ini dilakukan bulan Maret-April 2012. Hasil penelitian menunjukkan melakukan cuci tangan baik 68 responden (86,1%), cukup 10 responden (12,7%), dan kurang 1 responden (1,3%). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar gambaran cuci tangan perawat selama pelaksanaan tindakan keperawatan di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah baik. Perawat diharapkan harus mempedomani dan melakukan tindakan cuci tangan yang baik dan benar sesuai prosedur di lingkungan layanan kesehatan agar infeksi nosokomial tidak terjadi. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti pengaruh tindakan cuci tangan terhadap infeksi nosokomial. Kata Kunci : Cuci Tangan, Perawat

(18)

6

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Apriany, D. (2013). Hubungan antara hospitalisasi anak dengan tingkat kecemasan orangtua. The soedirman journal of nursing. Vol 8 no 2 Juli 2013.

Azwar. S., (2009), Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta.

Carl, A. (2008). Are you and your patients in safe hands?. [on line] DVM.Cleveland., dari : http://www.proquest.com/pqdauto

Depkes RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. (2008). Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat.

Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

De Onis, M., Onyango, A. W., Borghi, E., Garza, C., & Yang, H. (2010).

Comparison of the World Health Organization (WHO) Child Growth Standards and the National Center for Health Statistics/WHO International Growth Reference: Implications for Child Health Programmes. Public Health Nutrition, 9(7), 942-947.

Hidayat, A. (2007). Riset keperawatan dan tehnik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba medika

Hendra. (2007). Permasalah Umum Kesehatan Anak Usia Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Kementerian Kesehatan RI. (2010a). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.01/MENKES/159/2010 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Kesehatan Pemerintah. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Kemenkes RI. 2012a. Gambaran Penyakit Tidak Menular di Rumah Sakit di IndonesiaTahun 2009 dan 2010. Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan Volume 2 Semester 2 Tahun 2012.

Lestari, M (2008). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Univeritas Terbuka

(20)

Maulana, H. D. J., (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta: KGC

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Potter, P, Perry, A. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk. EGC: Jakarta.

Ray S, Amarchand R. (2011). A Study On Prevalence Of Bacteria In The Hands Of Children And Their Perception On Hand Washing In Two Schools Of Bangalore And Kolkata. Indian Journal of Public Health.

Riwidikdo. (2008). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Bina Pustaka

Sarlito. (2000). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.

Sunaryo. (2014). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

WHO. (2009). WHO guidelines on hand hygiene in health care first global patient safety challenge. Switzerland: WHO Press.

(21)
(22)

2

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CUCI TANGAN DENGAN SIKAP CUCI TANGAN PADA ANAK DI SDN 2 ROGODONO

KECAMATAN BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN

A. Identitas Responden (diisi oleh peneliti) 1. Nomor reponden : ... 2. Nama responden : ...

B. Pengetahuan Tentang Cuci Tangan

No Pernyataan Benar Salah

1 Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan kain

2 Mencuci tangan dengan bersih sebelum makan dapat menambah nafsu makan

3 Mengusapkan antiseptic (seperti antis, detol)

pada tangan dan jari merupakan bagian dari cuci tangan

4 Sebelum dan sesudah makan diperlukan mencuci tangan pakai sabun

5 Mencuci tangan pakai sabun diperlukan setelah kita bermain/ berolahraga

6 Waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun adalah setelah buang air kecil

7 Setelah buang air besar diperlukan mencuci tangan pakai sabun

8 Setelah buang ingus harus mencuci tangan pakai sabun

9 Waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun adalah setelah buang sampah

(23)

3

11 Mencuci tangan pakai sabun tidak diperlukan sebelum tidur

12 Apabila tidak mencuci tangan pakai sabun tidak dapat menyebabkan diare

13 Selain diare, apabila tidak mencuci tangan pakai sabun dapat menyebabkan infeksi cacing 14 Setelah mencuci tangan tidak diperlukan

mengeringkan tangan dengan lap/ tisu

15 Cuci tangan pake sabun dapat menghindarkan kita dari kuman penyakit

C. Sikap Cuci Tangan menggunakan air mengalir dan sabun

(24)

4

8 Apakah adik setuju sesudah membuang sampah harus cuci tangan

9 Apakah adik setuju setelah memegang hewan peliharaan cuci tangan

(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

Hasil Uji Validitas Pengetahuan Tentang Cuci Tangan

Correlations

Total Item1 Pearson Correlation ,626(**) Sig. (2-tailed) ,003 N 15 Item2 Pearson Correlation ,834(**) Sig. (2-tailed) ,000 N 15 Item3 Pearson Correlation ,731(**) Sig. (2-tailed) ,000 N 15 Item4 Pearson Correlation ,633(**) Sig. (2-tailed) ,003 N 15 Item5 Pearson Correlation ,852(**) Sig. (2-tailed) ,000 N 15 Item6 Pearson Correlation ,759(**) Sig. (2-tailed) ,000 N 15 Item7 Pearson Correlation ,706(**) Sig. (2-tailed) ,000 N 15 Item8 Pearson Correlation ,600(**) Sig. (2-tailed) ,005 N 15 Item9 Pearson Correlation ,731(**) Sig. (2-tailed) ,000 N 20 Item10 Pearson Correlation ,682(**) Sig. (2-tailed) ,001 N 15 Item11 Pearson Correlation ,942(**) Sig. (2-tailed) ,000 N 20 Item12 Pearson Correlation ,679(**) Sig. (2-tailed) ,001 N 15 Item13 Pearson Correlation ,633(**) Sig. (2-tailed) ,003 N 15 Item14 Pearson Correlation ,861(**) Sig. (2-tailed) ,027

(31)
(32)
(33)

3

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Correlations

(34)
(35)
(36)
(37)

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................
Tabel 4.5

Referensi

Dokumen terkait

Pada variasi suhu dengan beban pengeringan yang sama terlihat bahwa semakin tinggi suhu udara pengering masuk, maka suhu udara pengering keluar akan naik mendekati

Seperti ditunjukkan dimuka, neraca itu memperlihatkan keadaan Seperti ditunjukkan dimuka, neraca itu memperlihatkan keadaan keuangan dari sebuah perusahaaan pada suatu

Surat keterangan masih dalam perawatan adalah surat yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA yang ditujukan kepada PIHAK PERTAMA, yang berisi keterangan bahwa pasien

43 Perkataan menyuruh mengobati, tidak sama artinya dengan menyuruh lakukan (doonplegen) dalam Pasal 55 ayat (1) butir 1, karena menyuruh lakukan pada Pasal 55

sekarang cara menghafalnya sama seperti sebelumnya yaitu dengan cara memegang kembali semua anggota badan yang anda gunakan u/ menghafal cirri-ciri Virus : dimulai dari

Penyusun menyadari )ah/a dalam penyusunan makalah ini masih Penyusun menyadari )ah/a dalam penyusunan makalah ini masih )anyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan&

Untuk uk men menget getahui ahui apa apakah kah kea keadaa daan n emo emosio sional nal sta stabil bil / / tida tidak k dan dan apakah terjadi post partum blues

memiliki lahan yang paling luas, petani bekerja terus jika sudah terlihat sangat luas dan merasa sangat cukup untuk dikelola maka petani tersebut berhenti, demikianlah menentukan