• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abstrak. Kata kunci: Modul, nilai-nilai spiritual keislaman, ARIAS (Asurance, Relevance, Interest, Assessment, Statisfaction) Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Abstrak. Kata kunci: Modul, nilai-nilai spiritual keislaman, ARIAS (Asurance, Relevance, Interest, Assessment, Statisfaction) Abstract"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MELALUI PENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI SPIRITUALKEISLAMAN MENGGUNAKAN

METODE ARIAS KELAS XISMA MUHAMMADIYAH 2 METRO Rismawati1, Anak Agung Oka2, Dasrieny Pratiwi3

1

Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung 2

Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung 3

Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung

Jl. Ki HajarDewantara No. 116 Iringmulyo Kota Metro Telp./Fax. (0725) 42445-42454

E-mail: 1rismwa96@gmail.com, 2anakagung6@gmail.com, 3dasrienyp@yahoo.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul terintegrasi nilai-nilai spiritual keislaman berbasis ARIAS untuk kelas XI IPA semester genap, kemudian menguji kelayakan melalui uji ahli dan uji kelompok kecil. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan 4D yaitu

define, design, develop, dan desseminate, tahap desseminate tidak dilakukan karna adanya keterbatasan waktu dan biaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul mendapat nilai kelayakan dari ahli desain 83,64% termasuk kedalam kriteria sangat layak, ahli materi 82,22% termasuk kedalam kriteria sangat layak, ahli nilai keislaman 100% termasuk kedalam kriteria sangat layakdan peserta didik sebesar 86,54% termasuk kedalam kriteria sangat layak. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa modul yang telah dikembangkan sangat layak untuk digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam proses pembelajaran.

Kata kunci: Modul, nilai-nilai spiritual keislaman, ARIAS (Asurance, Relevance, Interest, Assessment, Statisfaction)

Abstract

The purpose of this research is to develop integrated module of Islamic spiritual values based on ARIAS for grade XI IPA even semester, then test the feasibility through expert test and small group test. The type of this research is development research using 4D development model that is define, design, develop, and desseminate, desseminate stage is not done because of the limitation of time and cost. The results showed that the module got the feasibility value of the design expert 83,64% including into criterion very feasible, material expert 82,22% included into criterion very feasible, expert of Islamic value 100% including into criterion very eligible and learners equal to 86,54 % Included into criteria is very feasible. Based on the research results obtained can be concluded that the module that has been developed is feasible to be used as one of teaching materials in the learning process.

Keywords: Module, Spiritual Values of Islam, ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Statisfaction)

1. PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,

(2)

Permasalahan yang sering muncul dalam proses pembelajaran di kelas, diantaranya kurangnya motivasi belajar dari guru, lemahnya kemapuan berfikir peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan, serta rendahnya minat belajar peserta didik. Guru hanya memberikan pemahaman materi dari segi kognitifnya saja, sehingga aspek sikap dan spiritual peserta didik didalam pembelajaran tidak terlalu nampak. Kurangnya minat belajar peserta didik juga sangat mempengaruhi pembelajaran yang berlangsung, sehingga proses belajar mengajar menjadi terhambat. Peserta didik banyak mengalami kesusahan untuk memahami materi pada proses pembelajaran, karena keterbatasan sumber belajar yang diberikan oleh guru. Sumber belajar yang digunakan masih sedikit.

Model pengembangan perangkat [1] seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel (1974) adalah Model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design, Develop, dan Desseminate atau diadaptasikan menjadi Model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran.

Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran [2].

Bahan ajar yang disusun secara sistematis, sesuai tujuan yang akan dicapai, karakteristik dan kebutuhan agar siswa dapat belajar secara mandiri dengan atau tanpa bimbingan pendidik. Tujuan penyusunan modul salah satunya adalah untuk memotivasi siswa agar mampu belajar mandiri sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, dapat mengukur tingkat penguasaan materi, dan melatih kejujuran [3].

Integrasi mempunyai arti menjadikan satu, penyatuan, penggabungan atau memadukan (dari yang pecah-pecah/terpisah-pisah).Integrasi memiliki sinonim dengan perpaduan, penyatuan, atau penggabungan, dari dua objek atau lebih [1]. Hal ini sejalan dengan pengertian integrasi adalah penyatuan supaya menjadi satu kebulatan atau menjadi utuh [4].

Dalam pandangan islam, nilai terbagi atas dua macam yaitu nilai yang turun dari Allah SWT yang disebut dengan nilai ilahiah, dan nilai yang tumbuh dan berkembang dari peradaban manusia sendiri yang disebut dengan nilai insaniah. Kedua nilai tersebut selanjutnya membentuk norma-norma atau kaidah-kaidah kehidupan yang dianut dan melembaga pada masyarakat [5].

Model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima tahapan [6] yaitu:

1. Assurance (percaya diri), yaitu berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil. 2. Relevance, yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa

pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang.

3. Interest, adalah yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa. 4. Assessment, yaitu yang berhubungan dengan penilaian terhadap siswa.

Penilaian merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan murid.

5. Satisfaction adalah reinforcement (penguatan) dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa adalah penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran.

(3)

2. METODE

2.1 Model Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan oleh peneliti yakni model 4-D dari Thiagarajan, Semmel dan Semmel (dalam Trianto, 2010:189). Model pengembangan 4-D terdiri dari 4 tahap pengembangan yang dikenal dengan istilah define, design, develop dan desseminate atau dalam istilah lainnya disebut model 4-P yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran.

2.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur yang dilakukan peneliti dalam pengembangan media pembelajaran yakni sesuai dengan metode pengembangan 4-D dari Thiagarajan, Semmel dan Semmel (dalam Trianto, 2010:189) yang terdiri dari define, design, develop dan desseminate. Model pengembangan 4-D yang sudah dimodifikasi terdapat pada Gambar 1.

Gambar 1. Desain Uji Coba Produk [1]

Berdasarkan langkah-langkah di atas dapat diberi penjelasan sebagai berikut: 2.2.1 Define (Pendefinisian)

Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dengan cara wawancara terhadap peserta didik dan guru mata pelajaran Biologi di SMA Muhammadiyah 2 Metro.

2.2.2 Design (perancangan)

Pada tahap ini yang dilakukan yaitu menyiapkan atau membuat rancangan pengembangan modul yang dikembangkan. Tahap perancangan ini meliputi: menentukan metode pembelajaran yang sesuai yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis ARIAS, menetukan materi yang dikembangkan dalam modul yaitu materi Sistem Ekskresi untuk kelas XI SMA, dalam pengembangan modul berbasis ARIAS ditambahkan adanya nilai keislaman dalam modul, adapun nilai-nilai keislaman yang ditambahkan yaitu nilai-nilai jujur, tanggung jawab, taqwa dan rasa

(4)

pemilihan materi dalam modul. Perancangan modul ini bertujuan agar modul yang dihasilkan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

2.2.3 Develop (pengembangan)

Tahap pengembangan ini modul yang dikembangkan akan dilakukan uji ahli dan uji kelompok kecil. Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan modul yang sudah direvisi berdasarkan masukan ahli. Uji materi, uji desain dan uji nilai-nilai keislaman ini terdiri dari dosen Universitas Muhammadiyah Metro dan guru mata pelajaran biologi SMA Muhammadiyah 2 Metro yang akan menilai materi, desain dan nilai-nilai keislaman modul dan penggunaan metode dalam modul tersebut. Setelah dilakukan uji materi, uji desain dan uji nilai-nilai keislaman maka modul akan direvisi sesuai dengan saran validator, setelah itu dilakukan uji coba produk kepada kelompok kecil (10 peserta didik).

2.3 Uji Coba Produk.

Subjek coba dalam penelitian ini terdiri dari beberapa peserta didik SMA Muhammadiuyah 2 Metro (10 peserta didik) yang menilai tingkat keterbacaan modul yang dikembangkan.

2.3.1 Instrumen Pengumpul Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket untuk peserta didik dan lembar validasi untuk ahli. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Lembar validasi yang diberikan akan diujikan kepada ahli yaitu dosen dan guru mata pelajaran dan angket kepada peserta didik dalam kelompok kecil. Validasi ahli meliputi ahli materi, ahli desain dan ahli nilai keislaman.

2.3.2 Teknik Analisis Data

Tahap analisis data ini yakni mengolah data yang telah diperoleh oleh peneliti berdasarkan instrumen yang telah digunakan.Dalam menganalisis data meliputi beberapa langkah yang sesuai dengan pendekatan penelitian yaitu sebagai berikut.

a. Persiapan Kegiatan Analisis Data

Kegiatan persiapan penelitian memberikan lembar angket kepada para responden (ahli dan peserta didik). Format angket yang akan diisi oleh ahli dan peserta didik dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Format Angket

Keterangan dari nilai yang ada dalam angket tersebut yaitu: 1. Sangat Baik skor 5

2. Baik skor 4 3. Sedang skor 3 4. Buruk skor 2 5. Buruk Sekali skor 1

(5)

b. Tabulasi Data

Setelah data didapatkan maka langkah selanjutnya yaitu menabulasi data tersebut dengan tujuan untuk mengelompokkan data atau menghitung data yang telah diisi oleh para ahli dan siswa. Tabulasi data dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Tabulasi Data

Untuk mengetahui persentase kualitas modul yang dikembangkan. Pengolahan ini menggunakan rumus [7]sebagai berikut:

Hasil pengolahan data yang diperoleh diinterpretasikan untuk melihat kelayakan media yang telah dikembangkan oleh peneliti. Untuk mengetahui peresentase kelayakan media berdasarkan angket [8], dapat dilihat kriterianya sebagai berikutdalam Tabel 3.

Tabel3 Kriteria Persentase Angket

Presentase Kriteria

0% - 20% Sangat kurang/tidak layak

21% - 40% Kurang layak

41% - 60 % Cukup layak

61% - 80% Baik/layak

81% - 100% Sangat baik/sangat layak 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil pengujian oleh ahli yaitu bertujuan untuk menilai tingkat kelayakan modul yang dikembangakan dari segi tampilan desain dan kelayakan isi. Masing-masing ahli media, materi dan nilai keislaman terdiri dari 4 orang ahli yaitu 3 dosen dan 1 guru mata pelajaran. Pengujian oleh peserta didik yaitu memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat keterbacaan modul, peserta didik yang menilai modul ini sebanyak 10 peserta didik.

Pengujian dilakukan oleh ahli media pembelajaran yang menilai kelayakan desain modul menunjukkan persentase penilaian sebesar 83,63% termasuk kedalam kriteria sangat baik/sangat layak [8]. Pengujian dilakukan oleh ahli materi yang menilai kelayakan materi modul menunjukkan persentase penilaian sebesar 82,22% termasuk

(6)

kelayakan nilai-nilai keislaman modul menunjukkan presentase penilaian sebesar 100% termasuk kedalam kriteria sangat baik/sangat layak [8]. Pengujian tingkat keterbacaan modul oleh peserta didik menunjukkan persentase penilaian sebesar 86,54% termasuk kedalam kriteria sangat baik/sangat layak [8]. Persentase penilaian modul oleh ahli desain, ahli materi, ahli nilai-nilai keislaman dan peserta didik disajikan dalam Gambar 2.

Gambar 2. Hasil Analisis Pengujian Ahli

Berdasarkan hasil penilaian oleh ahli desain, ahli materi, ahli nilai keislaman dan peserta didik bahwa modul hasil pengembangan sudah sangat layak, kelayakan modul dapat ditunjukkan dari hasil penilaian oleh ahli dan peserta didik. Penilaian oleh ahli desain, ahli nilai keislaman dan ahli materi dalam modul menunjukkan bahwa tampilan desain, materi yang disajikan dan nilai keislaman yang terdapat dalam modul sudah sangat baik, sehingga modul yang telah dikembangkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar oleh peserta didik. Beberapa saran masih diberikan oleh ahli untuk perbaikan produk menjadi lebih baik lagi. Revisi modul ini nantinya akan membuat modul yang dikembangkan menjadi lebih baik penggunaanya.

Setelah direvisi berdasarkan saran dan masukan dari ahli, menghasilkan produk akhir berupa modul yang sudah baik dan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar.Tahapan-tahapan metode ARIAS terdiri dari assurance (percaya diri), relevance, interest, assessment, statisfaction. Tahapan assurance (percaya diri) disajikan pada awal bab yaitu berupa kalimat dan kata-kata motivasi yang bertujuan untuk membantu peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan diri serta menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Tahap relevance disajikan dalam setiap materi yang berisi informasi-informasi secara umum mengenai materi serta mengemukakan manfaat informasi tersebut bagi kehidupan peserta didik. Tahapan selanjutnya yaitu interest

yang disajikan dalam bentuk lembar kegiatan diskusi dan lembar pengamatan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan peserta didik dalam berprestasi secara aktif dalam pembelajaran. Tahapan assessment disajikan dalam lembar kegiatan evaluasi yang berisi soal-soal dan umpan balik untuk mengevaluasi dan memberikan penilaian peserta didik yang melibatkan peserta didik dengan adanya umpan balik. Tahapan

statisfaction disajikan dibagian akhir bab yaitu berupa penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada peserta didik, seperti memberikan pujian kepada peserta didik yeng mendapatkan nilai tinggi.

Modul juga dilengkapi dengan ayat Al-Qur’an, hadist, dan nilai-nilai spiritual keislaman (berakhlak mulia, berilmu, bersyukur, dan saling menyayangi) yang diintegrasikan dengan materi pembelajaran dalam modul. Pengintegrasian nilai-nilai

P e rse n ta se ( % ) Validator 75 80 85 90 95 100

ahli desain ahli materi ahli nilai

keislaman

(7)

spiritual keislaman diharapkan peserta didik tidak hanya berfikir apa yang terjadi, melainkan juga dapat merenungkan dan memahami bahwa ada sesuatu yang Maha Besar dibalik peristiwa kealaman dan mengatur semua proses sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Bahan ajar yang dikembangkan ini memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu: 3.1 Kelebihan Produk Hasil Pengembangan

a. Modul terintegrasi nilai-nilai spiritual keislaman berbasis ARIAS dapat dijadikan bahan ajar mandiri oleh peserta didik dalam proses pembelajaran tanpa didampingi pendidik.

b. Modul terintegrasi nilai-nilai spiritual keislaman berbasis ARIAS memiliki keruntutan dalam setiap komponen tahapan pembelajaran dimana setiap komponennya bertujuan untuk membangkitkan minat atau motivasi peserta didik.

c. Hal yang membedakan modul yang dikembangkan dengan bahan ajar lainnya yaitu terlatak pada nilai-nilai Ke-Islaman pada madul dimana peserta didik dapat memahami materi secara fakta melalui pengamatan ayat Al-Qur’an dan hadist yangterkait dengan materi pada modul serta dapat mengembangkan akhlak peserta didik

3.2Kelemahan Produk Hasil Pengembangan

a. Modul terintegrasi nilai-nilai spiritual keislaman berbasis ARIAS hanya terpaku pada satu materi yaitu Sistem Ekskresi.

b. Modul yang dikembangkan masih sampai tahap ketiga yaitu develop, belum sampai pada tahap disseminate (penyebaran). Hal ini karena adanya keterbatasan waktu dan biaya sehingga modul yang dikembangkan belum dapat digunakan oleh seluruh peserta didik.

4. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan modul terintegrasi nilia-nilai spiritual keislaman berbasis ARIASsudah layak digunakan sebagai salah satu sumber belajar, hal ini didasarkan penilaian oleh ahli desain yaitu 83,63%, ahli materi 82,22%, ahli nilai keislaman 100% dan peserta didik sebesar 86,54%. Hasil ini jika dikonversikan pada kriteria kelayakan persentase angket maka masuk dalam kriteria sangat layak. Peneliti menyarankan kepada guru danpembaca agar modul yang dikembangkan dapat diperbanyak dan digunakan dalam proses pembelajaran oleh peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

[2] Lepiyanto, Agil dan Pratiwi, Dasrieny. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Inkuiri Terintegrasi Nilai Karakter Peduli Lingkungan pada Materi Ekosistem.

BioedukasiJurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701. Jurusan PendidikaN MIPA/Pendidikan Biologi. Indonesia.

[3] Mardiansyah, Yopy. Asrizal dan Yulkifli. 2013. Pembuatan Modul Fisika Berbasis Tik Untuk Mengintegrasikan Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Siswa Sman 10 Padang Kelas X Semester 1. Pillar Of Physics Education. Vol. 1. April 2013. 30-38.Universitas Negeri Padang.

(8)

[5] Mujib, Abdul. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

[6] Rynugraha, Abiseka Atma dan Edy Sulistyo. Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Model Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction) Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Compact Cassette Recorder

Kelas Xi Tav 1 Di Smk Negeri 7Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume. 2. Nomor. 2. Tahun 2013. 771-777. Pendidikan Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Surabaya.

[7] Herdianawati, Savitri, Herlina Fitrihidajati, dan Tarzan Purnomo. 2013.

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Inkuiri Berbasis Berpikir Kritis pada Materi Daur Biogokimia Kelas X. Ejournal Unesa Bio Edu. Vol.2/No.1/Januari 2013.

[8] Mustikasari, Dian dan Sri Poedjiastoeti. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berorientasi Keterampilan Proses Pada Pokok Bahasan Bahan Kimia Di Rumah Tangga Untu Kelas X SMALB-B Kemala Bhayangkari 2 Gresik.

Gambar

Gambar 1. Desain Uji Coba Produk [1]
Gambar 2. Hasil Analisis Pengujian Ahli

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggambarkan hubungan kebiasaan belajar siswa dan hasil akademik siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu

Dengan proses logika fuzzy, kedua variabel yaitu jarak terdekat dan tingkat kepadatan jalan akan menghasilkan suatu nilai yang akan dijadikan bobot dalam algoritma djikstra

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berfokus unuk mengetahui tahapan pengelolaan media sosial Instagram yang dilakukan oleh PT Patra Bangun Properti sebagai

Tujuan sosial diarahkan pada terciptanya masvarakar rang baik yang sejalan dengan kerenruan Alquran dan unnah. Masyarakat yang baik adaJah rnasyarakar yang menjadikan Alquran dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui randemen dan komposisi kimia minyak atsiri jahe gajah yang dihasilkan dari proses penyulingan dan ekstraksi, mengetahui

Kuesioner yang diberikan kepada staf Perum DAMRI, terdiri dari tiga bagian yaitu bagian 1 berisi data umum responden, bagian 2 mengenai pengetahuan tentang komponen

pembayaran (antara lain institusi keuangan) untuk memastikan bahwa pihak yang menggunakan sitem pembayaran adalah pihak yang berhak.. Confidentiality, yang memastikan