• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KUALITAS NUTRITIF PUTAK MELALUI FERMENTASI CAMPURAN Trichoderma reesei dan Aspergillus niger SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KUALITAS NUTRITIF PUTAK MELALUI FERMENTASI CAMPURAN Trichoderma reesei dan Aspergillus niger SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KUALITAS NUTRITIF PUTAK

MELALUI FERMENTASI CAMPURAN

Trichoderma reesei

dan

Aspergillus niger

SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA

MARITJE ALEONOR HILAKORE

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(2)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Peningkatan Kualitas Nutritif Putak melalui Fermentasi Campuran Trichoderma reesei dan Aspergillus niger

sebagai Pakan Ruminansia adalah karya saya sendiri dengan arahan Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir disertasi ini.

Bogor, September 2008

Maritje Aleonor Hilakore

(3)

ABSTRACT

MARITJE A HILAKORE. Improving Putak Nutritive Quality Using Mixed Culture Trichoderma reesei and Aspergillus niger As Ruminant Feed.

Under the supervisions of SURYAHADI, KOMANG G WIRYAWAN, and DJUMALI MANGUNWIDJAJA

Putak is a local feed in East Timor, East Nusa Tenggara Province. It is obtained from the pit of palm tree which is called gewang tree (Corypha elata robx). Putak contains high carbohydrate and fiber but low in protein. The evaluation of putak potency as a feed source and co-cultured of Trichoderma reesei and Aspergillus niger as an inoculants to improve the nutritive quality of the putak for use in goats diets were carried out in a series of 3 experiments. The first experiment was conducted to determine the inoculum optimum level and incubation time of each microbe on nutrient composition. Aspergillus niger contained 2.4 x 107 g-1 cfu with inoculum levels were 0.5, 1.0, 1.5 and 2.0% (w/w), whereas Trichoderma reesei contained 1.98 x 105 g-1 cfu and 5.0, 7.5, 10% (w/w) inoculum levels. Incubation time were 2, 3 and 4 days. This study showed that the best content of crude protein and true protein was at three days incubation and the inoculum level was 1.5% (w/w) for A.niger, while, T.reesei at four days and 7.5% (w/w) inoculum. Second experiment conducted to determine delay time to combine both microbes in mixed culture on nutrient composition and rumen fermentability. The best result of this study was when A.niger was inoculated two days after T.reesei,

where crude protein and true protein was higher and crude fiber was lower than monoculture. Level of volatile fatty acids (VFA) and ammonia ( N-NH3) were

suitable to support microbial production. The last experiment to test goats response to diets containing putak fermentation and fed on rice straw based ration on daily gain, ration and rice straw consumption, N retention and fiber digestibility. The result showed that using 40% putak fermentation in goat diets give the best response to all variables measured.

(4)

ABSTRAK

MARITJE ALEONOR HILAKORE. Peningkatan Kualitas Nutritif Putak melalui Fermentasi Campuran Trichoderma reesei dan Aspergillus niger sebagai Pakan Ruminansia. Dibimbing oleh SURYAHADI, KOMANG G WIRYAWAN dan DJUMALI MANGUNWIDJAJA.

Putak merupakan nama pakan lokal di Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang diperoleh dari isi (empulur) batang pohon gewang (Corypha elata robx), mengandung pati serta serat kasar tinggi dan protein yang rendah. Penelitian yang bertujuan guna memperbaiki kualitas putak melalui kultur campuran Trichoderma reesei dan Aspergillus niger sebagai pakan kambing dilaksanakan dalam tiga tahap. Percobaan pertama dilakukan untuk mendapatkan level kultur serta lama inkubasi optimum dari masing-masing kapang terhadap perubahan komposisi nutrisi putak. Konsentrasi masing-masing kultur, A.niger

adalah 2.4 x 107 cfu per g dengan level yang dicobakan 0.5, 1.0, 1.5 dan 2.0% (b/b), sedangkan T.reesei 1.98 x 105 cfu per g dan level 5.0, 7.5 dan 10.0% (b/b). Lama inkubasi yang dicobakan 2, 3 dan 4 hari. Hasil percobaan menunjukkan level kultur dan lama inkubasi optimum adalah 1.5% dan 3 hari untuk A.niger

serta level 7.5% dan 4 hari untuk T.reesei berdasarkan peningkatan kadar protein kasar dan protein murni substrat tertinggi. Percobaan kedua dilakukan untuk menentukan waktu pencampuran terbaik dari kedua kapang dalam kultur campuran yang diukur dari kadar nutrien serta fermentabilitas in vitro substrat. Lama penundaan yang dicobakan adalah 0, 1 dan 2 hari. Berdasarkan peubah yang diukur maka hasil terbaik dari percobaan ini adalah bilamana A.niger

diinokulasikan setelah fermentasi T.reesei berjalan 2 hari, dan hasil tahap ini lebih tinggi dari tahap sebelumnya (kultur tunggal). Percobaan tahap 3 dilakukan untuk mengkaji respon ternak terhadap pemberian putak fermentasi hasil perlakuan terbaik percobaan tahap 2, yang diukur dari konsumsi dan kecernaan nutrien, pertambahan bobot badan harian serta efisiensi penggunaan ransum. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dengan penggunaan 40% putak fermentasi dalam konsentrat memberi respon yang positip terhadap konsumsi ransum basal dan semua peubah dibanding penggunaan 10% putak tanpa olah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa fermentasi campuran T.reesei dan A.niger dapat meningkatkan kualitas nutritif putak serta penggunaannya dalam ransum tanpa memberi dampak negatif terhadap pertumbuhan ternak.

(5)

RINGKASAN

MARITJE A HILAKORE. Peningkatan Kualitas Nutritif Putak melalui Fermentasi Campuran Trichoderma reesei dan Aspergillus niger sebagai Pakan Ruminansia. Dibimbing oleh SURYAHADI, KOMANG G WIRYAWAN dan DJUMALI MANGUNWIDJAJA.

Putak adalah nama pakan lokal di Pulau Timor Provinsi Nusa Tenggara Timur yang diperoleh dari isi (empulur) batang pohon gewang (Corypha elata robx). Kandungan pati dan serat kasar yang tinggi tetapi rendah protein merupakan kendala utama penggunaannya sebagai pakan. Proses pengolahan biologi melalui fermentasi dapat memberi hasil yang positif terhadap kualitas bahan. Kapang Trichoderma reesei dan Aspergillus niger secara kultur tunggal sering digunakan dalam pengolahan pakan karena kemampuannya dalam degradasi selulosa maupun pati menjadi protein.

Penggunaan kultur campuran dalam fermentasi dapat memberi hasil yang lebih menguntungkan. Penerapan teknologi kultur campuran pada prinsipnya adalah meniru kondisi hidup mikroorganisme pada habitat alaminya. Pada habitat alaminya, beberapa organisme hidup bersama memiliki hubungan yang dapat saling merugikan dan juga saling menguntungkan atau tidak saling mempengaruhi. Kondisi tersebut yang diadopsi dalam penelitian penerapan kultur campuran (Hesseltine 1991). Potensi T. reesei menghasilkan enzim selobiohidrolase dan A. niger dalam menghasilkan enzim selobiase yang bermanfaat dalam degradasi substrat menjadi protein sel untuk meningkatkan kandungan protein putak yang dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini.

Penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Tahap I, Optimasi Proses Fermentasi Putak secara Tunggal oleh T.reesei atau A.niger, bertujuan mengkaji kemampuan masing-masing kapang secara tunggal pada level kultur dan lama inkubasi yang berbeda guna meningkatkan kualitas nutrien putak terutama kadar protein kasar (PK), protein murni (PM), serta serat kasar (SK). Level kultur yang dicobakan terdiri dari 4 level A1, A2, A3 dan A4 adalah 0.5, 1.0, 1.5 dan 2.0% (b/b)

untuk A.niger dengan kepadatan koloni per gram adalah 2.4 x 107 sedangkan level T1, T2, dan T3 masing-masing 5.0, 7.5 dan 10% (b/b) untuk T.reesei dengan

kepadatan koloni 1.98 x 105. Lama inkubasi (W) pada masing-masing kapang adalah 2, 3, dan 4 hari (W2,W3 dan W4 ). Hasil percobaan menunjukkan, kadar

PK, PM serta SK terbaik diperoleh T.reesei masing-masing adalah 20.60, 13.25 dan 9.08%, pada level kultur T2 (1.48 x 106 ) setelah 4 hari inkubasi, sedangkan

A.niger 19.81, 12.53 dan 12.22%, pada level A3 (0.36 x 108 ) dengan 3 hari lama

inkubasi.

Percobaan tahap II, Fermentasi Kultur Campuran T.reesei dan A.niger

dengan Putak sebagai Substrat bertujuan untuk mengkaji kemampuan kedua kapang secara bersama-sama dalam meningkatkan kualitas kimiawi maupun fermentabilitas in vitro. Pada tahap ini dicobakan 12 kombinasi level masing-masing kapang tahap sebelumnya dengan penundaan pencampuran 0 (D0), 1 (D1)

dan 2 hari (D2). D0 adalah T.reesei dan A.niger diinokulasikan bersamaan, tanpa

penundaan; D1 adalah pencampuran A.niger dilakukan setelah fermentasi T.reesei

berjalan satu (1) hari; dan adalah pencampuran A.niger dilakukan setelah fermentasi T.reesei berjalan dua (2) hari. Hasil optimal yang diperoleh untuk PK,

(6)

78

PM dan SK adalah 23.62, 14.92 dan 10.17% bilamana pencampuran A.niger

dilakukan setelah fermentasi T.reesei berjalan 2 hari (D2) pada kombinasi level

A.niger 1.5% dan T.reesei 7.5% (A3T2). Hasil tersebut lebih baik daripada kultur

tunggal. Hasil uji in vitro menunjukkan kisaran konsentrasi asam lemak terbang (VFA) dan amonia (NH3) masing-masing adalah 91.14 – 119.58 mM dan 14.94 –

19.04 mM, berada pada kisaran optimum untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme rumen.

Percobaan tahap III, Respon Ternak Kambing Jantan Lokal terhadap Pemberian Putak Fermentasi, bertujuan untuk menguji tingkat pemberian putak fermentasi hasil percobaan terbaik Tahap II yakni 0, 10, 20, 30 dan 40% dalam konsentrat terhadap kinerja ternak kambing lokal jantan yang diberi jerami padi

ad libitum sebagai pakan dasar. Semakin tinggi penggunaan putak fermentasi (mencapai 40%), kinerja ternak kambing meningkat lebih baik yang terdeteksi dari retensi nitrogen, konsumsi dan kecernaan nutrien, pertambahan bobot badan harian (PbbH ) dan efisiensi penggunaan ransum

Fermentasi kultur campuran menggunakan T.reesei dan A.niger pada putak sebagai substrat memberikan hasil yang lebih baik dibanding fermentasi kultur tunggal T.reesei atau A.niger. Peningkatan kualitas nutrisi tersebut terdeteksi dengan terjadinya peningkatan penampilan produksi ternak.

(7)

©

Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008

Hak cipta dilindungi

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun, tanpa izin IPB

(8)

PENINGKATAN KUALITAS NUTRITIF PUTAK

MELALUI FERMENTASI CAMPURAN

Trichoderma reesei

dan

Aspergillus niger

SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA

MARITJE ALEONOR HILAKORE

Disertasi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada

Program Studi Ilmu Ternak

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(9)

Penguji pada Ujian Tertutup : Prof. Dr. Ir. Toto Toharmat, M.AgrSc

Penguji pada Ujian Terbuka : 1. Dr. Ir. Abdullah M Bamualim, MSc 2. Dr. Ir. Dwierra Evvyernie, MS. MSc

(10)

Judul Disertasi : Peningkatan Kualitas Nutritif Putak melalui Fermentasi Campuran Trichoderma reesei dan Aspergillus niger sebagai Pakan Ruminansia

Nama : Maritje Aleonor Hilakore NIM : D061030171

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Suryahadi, DEA Ketua

Dr. Ir. Komang G. Wiryawan Prof. Dr. Ir. Djumali Mangunwidjaja, DEA Anggota Anggota

Diketahui

Ketua Departemen INTP Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr.Ir. Idat Galih Permana, M.Sc Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Bapa didalam Jesus Kristus Tuhan, karena oleh kekuatan serta hikmatNYA karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Karya penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mengoptimalkan potensi pakan lokal seperti putak yang sangat potensil tetapi masih mengalami kendala dalam penggunaan akibat keterbatasan kandungan nutrien yang dimilikinya. Oleh karena itu topik penelitian ini diberi judul Peningkatan Kualitas Nutritif Putak melalui Fermentasi Campuran Trichoderma reesei dan Aspergillus niger sebagai Pakan Ruminansi.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulisan sampaikan kepada Dr. Ir. Suryahadi, DEA, Dr. Ir. Komang G Wiryawan serta Prof. Dr. Ir. Djumali Mangunwidjaja, DEA, selaku pembimbing, yang telah meluangkan waktu memberi arahan serta koreksi selama proses penyelesaian penulisan ini. Ucapan terima kasih yang sama juga penulis sampaikan kepada Rektor IPB, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, Dekan Fapet IPB dan seluruh staf Dosen Fapet atas kesempatan memperoleh ilmu dan wawasan yang telah diberikan. Terima kasih juga kepada Departemen Pendidikan Nasional melalui DITJEN DIKTI atas beasiswa yang diberikan dalam mengikuti pendidikan di IPB.

Terima kasih yang sama juga disampaikan kepada Rektor Universitas Nusa Cendana dan Dekan Fakultas Peternakan atas kesempatan mengikuti pendidikan yang diberikan. Juga kepada Direktur Politeknik Pertanian Negeri Kupang atas ijin menggunakan fasilitas Laboratorium selama proses penelitian ini.

(12)

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada teman-teman se perjuangan, Thom Mata Hine sekeluarga, Poppy Ralahalu, Insun Sangaji, Yan Masrikat, James yang dengan tulus membantu berupa saran dan masukan-masukan yang sangat bermanfaat selama proses penulisan.Untuk papa dan mama serta adik-adik tersayang Buang, Aty, Jacqualine, Ledy, Seny, Boby dan Evy, yang selalu setia dan tekun mendukung dengan doa yang tulus, terima kasih. Dan yang paling akhir dan yang sangat tak terlupakan buat suami tercinta Adrianus Boeky serta buah hati kami tersayang Daniella Leonor Adelin, Melida Andrea dan Elena Giardini Adinda, tulisan ini dipersembahkan untukmu berempat atas pengorbanan luar biasa yang diberikan selama pendidikan. Tuhan memberkati kita sekalian

Kiranya karya sederhana ini bermanfaat.

Bogor, September 2008

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 4 Pebruari 1961, sebagai anak kedua dari empat saudara dari ayah Romelus

Hilakore (Alm) dan ibu Mathelda Talo. Pendidikan sarjana ditempuh di Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, lulus tahun 1984. Pada tahun 1985 - 1987 mengikuti program Pendidikan Calon Pengajar Politeknik Pertanian (PEDCA) di Universitas Padjadjaran Bandung. Pada tahun 1994, penulis diterima di Program Magister Program Studi Ilmu Ternak Program Pasacasarjana IPB dengan Beasiswa TMPD Ditjen Dikti, dan menyelesaikannya pada tahun 1997. Kesempatan melanjutkan program doktor diperoleh pada tahun 2003 dengan Beasiswa BPPS Ditjen Dikti Depdiknas.

Saat ini penulis terdaftar sebagai dosen tetap Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana sejak 1 Maret 1985.

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL………... iii

DAFTAR GAMBAR ……….. iv DAFTAR LAMPIRAN.. ……….. .. v PENDAHULUAN ……… 1 Latar Belakang ………... .. 1 Tujuan ………. .. .. 4 Hipotesis ……….. . 4 Manfaat ……….. 4 TINJAUAN PUSTAKA ……… 5

Pohon Gewang (Corypha elata robx) dan Produksinya….. . 5

Fermentasi dan Medium Fermentasi ... 7

Trichoderma reesei ... . 11

Aspergillus niger ... 12

Fermentasi Kultur Campuran ... 14

Sumber Nutrien pada Ruminansia ... 16

Metabolisme Protein pada Ruminansia ... 17

Metabolisme Karbohidrat pada Ruminansia ... 19

Ternak Kambing Kacang ... 22

BAHAN DAN METODA ... 24

Penyiapan Proses Fermentasi ... 24

Percobaan I : Optimasi Proses Fermentasi Putak oleh T.reesei dan A.niger ... 26

Percobaan II : Fermentasi Kultur Campuran T.reesei dan A.niger dalam Putak sebagai Substrat ... 27

Percobaan III : Respon Ternak Kambing Lokal Jantan terhadap Pemberian Putak Fermentasi... 27

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

Percobaan I : Optimasi Proses Fermentasi Putak oleh T.reesei dan A.niger ... .... 34

Kualitas Nutrien Putak hasil Fermentasi oleh A.niger ... ... 36

Kualitas Nutrien Putak hasil Fermentasi oleh T.reesei... 41

Percobaan II : Fermentasi Kultur Campuran T.reesei dan A.niger pada Medium Putak ... 45

Protein... 45

Kecernaan Bahan Kering dan Organik ... 50

(15)

Percobaan III : Respon Ternak Kambing Lokal Jantan terhadap

Pemberian Putak Fermentasi ... 53

Konsumsi Nutrien ... 55

Konsumsi Bahan Kering dan Organik ... 55

Kecernaan Nutrien (BO,BK,Protein dan SK) ... 56

Retensi Nitrogen ... 60

Pertambahan Bobot Badan ... 60

Efisiensi Penggunaan Ransum ... 62

SIMPULAN DAN SARAN ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Komposisi bahan pakan konsentrat percobaan... ... 28 2 Komposisi nutrien konsentrat percobaan... 28

3 Rataan kadar nutrien putak hasil fermentasi oleh A.niger

dengan level kultur dan lama inkubasi berbeda ... 37 4 Rataan kadar nutrien putak hasil fermentasi oleh T.reesei

dengan level kultur dan lama inkubasi berbeda ... 43

5 Komposisi nutrien putak fermentasi kultur campuran

A.niger dan T.reesei dengan lama penundaan pencampuran

2 hari (D2) ... 47

6 Komposisi nutrien putak sebelum dan sesudah fermentasi. ... 50 7 Fermentabilitas in vitro putak fermentasi campuran

A.niger dan T.reesei dengan lama penundaan pencampuran

2 hari .. ... 52 8 Rataan konsumsi nutrien ransum ... 54 9 Rataan kecernaan nutrien ransum... 56 10 Kadar VFA total dan partial dan NH3 cairan rumen dari

pakan konsentrat ... 57

11 Pengaruh ransum perlakuan terhadap pertumbuhan

dan efisiensi ransum ... 63 12 Perhitungan ekonomis pakan terhadap pertumbuhan

ternak percobaan ... 63

(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1 Pohon gewang (Corypha elata robx) ... 6

2 Metabolisme protein pada ruminansia ... 18

3 Metabolisme karbohidrat pada ruminansia ... 21

4 Kambing kacang ... 23

5 Proses penyiapan putak dari batang pohon gewang ... 25

6 Kultur hasil biakan pada substrat putak ... 26

7 Putak hasil fermentasi A.niger umur 1 dan 3 hari ... 36

8 Putak hasil fermentasi T.reesei umur 2 dan 4 hari ... 43

9 Putak fermentasi campuran T.reesei dan A.niger siap panen ... 46

10 Komposisi nutrien putak sebelum dan sesudah fermentasi ... 48

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Komposisi nutrien putak fermentasi campuran T.reesei dan

A.niger dengan lama penundaan pencampuran berbeda…... 71 2 Fermentabilitas in vitro putak fermentasi campuran T.reesei dan

A.niger dengan lama penundaan pencampuran berbeda… ... 72 3 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

level kultur A.niger terhadap kadar protein kasar putak ... 73 4 Daftar analisis sdik ragam dan uji Duncan pengaruh

level kultur A.niger terhadap kadar protein murni putak ... 75 5 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

level kultur A.niger terhadap kadar bahan kering putak ... 77 6 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

level kultur A.niger terhadap kadar bahan organik putak ... 79 7 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

level kultur A.niger terhadap kadar serat kasar putak ... 81 8 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

level kultur T.reesei terhadap kadar protein kasar putak ... 83 9 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

level kultur T.reesei terhadap kadar protein murni putak ... 85 10 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh level

kultur T.reesei terhadap kadar bahan kering putak ... 89 11 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh level

kultur T.reesei terhadap kadar bahan organik putak ... 91 12 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

level kultur T.reesei terhadap kadar serat kasar putak ... 93 13 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

kultur campuran T.reesei dan A.niger terhadap

(19)

14 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh kultur campuran T.reesei dan A.niger terhadap

kadar protein murni putak ... 97 15 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

kultur campuran T.reesei dan A.niger terhadap

kadar serat kasar putak ... 98 16 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

kultur campuran T.reesei dan A.niger terhadap

kecernaan bahan kering putak ... 99 17 Daftar analisis aidik ragam dan uji Duncan pengaruh

kultur campuran T.reesei dan A.niger terhadap

kecernaan bahan organik putak ... 100 18 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

kultur campuran T.reesei dan A.niger terhadap

kadar total VFA... 101 19 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

kultur campuran T.reesei dan A.niger terhadap

kadar amonia putak ... 102 20 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap konsumsi jerami padi 103 21 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap konsumsi bahan kering ... 104 22 Daftar analisis Sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap konsumsi bahan organik... 105 23 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap konsumsi protein... 106 24 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap konsumsi serat kasar ... 107 25 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap konsumsi ransum

per kg bobot badan 0.75 ... 108

(20)

26 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh ransum perlakuan terhadap konsumsi jerami padi

per kg bobot badan 0.75 ... 109

27 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh ransum perlakuan terhadap konsumsi bahan kering

per kg bobot badan 0.75 ... 110

28 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh ransum perlakuan terhadap konsumsi bahan organik

per kg bobot badan 0.75 ... 111 29 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap konsumsi protein kasar

per kg bobot badan 0.75 ... 112 30 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap konsumsi serat kasar

per kg bobot badan 0.75 ... 113 31 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap kecernaan Bahan kering... 114 32 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap kecernaan bahan organik ... 115 33 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap kecernaan protein... 116

34 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap kecernaan serat kasar... 117 35 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap retensi nitrogen ... 118 36 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

ransum perlakuan terhadap pertambahan bobot badan... 119 37 Daftar analisis sidik ragam dan uji Duncan pengaruh

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kualitas protein dan komposisi asam amino ampas sagu hasil fermentasi Aspergillus niger dengan penambahan urea dan

Aspergillus merupakan jenis kapang yang sering digunakan dalam proses fermentasi protein karena A. niger bersifat

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan Aspergilus niger dan ragi tape sebagai fermentator dengan dosis dan lama fermentasi yang tepat mampu menurunkan kandungan serat

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan Aspergilus niger dan ragi tape sebagai fermentator dengan dosis dan lama fermentasi yang tepat mampu menurunkan kandungan serat

Dalam proses fermentasi Aspergillus niger dapat mensekresi enzim selulase yang berfungsi mencerna serat kasar,. sedangkan Sacharomyces cereviceae berperan menfermentasi

niger mem- produksi enzim lipase tertinggi pada masa inkubasi hari ke empat baik pada substrat minyak kelapa maupun ampas kelapa dan apabila digunakan untuk fermentasi ampas

Kinerja Enzim Selulase Dari Tongkol Jagung Dengan Trichoderma reesei, Aspergillus niger dan Campuran Keduanya ”, berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di

Di dalam proses fermentasi KBK dan TDL, kapang Aspergillus niger merubah senyawa-senyawa yang ada dalam substrat untuk pertumbuhan dan pembentukan protein, sehingga