35
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini adalah salah satu bagian penting dari laporan ini yang berisi data-data yang diperlukan untuk mengerjakan tugas akhir ini. Bagian ini diawali dengan hasil pengumpulan data yang akan diperlukan untuk dianalisa, hasil analisa akan di evaluasi dan terakhir akan dibuat rencana implementasi yang akan dilakukan.
4.1. Hasil Pengumpulan data
Pengumpulan data yang didapat selama penulis melakukan penelitian awal yang akan digunakan sebagai data untuk di analisa adalah:
4.1.1. Sistem Penerangan Line 2B Assembling unit tahun 2005
Line 2B Assembling yang ada saat ini memiliki beberapa kekurangan, dimana kekurangan yang ada sekarang dapat mengganggu kinerja dari operator, adapun kondisi-kondisi yang didapat selama pengumpulan data awal antara lain :
Sistem Penerangan Sekarang No
Kondisi Efek
1 Menggunakan sifat penerangan Pada siang hari penglihatan langsung, dimana cahaya langsung operator menjadi silau, sehingga 100% jatuh ke bidang yang berpengaruh pada hasil kerja
36
kualitas part yang akan dipasang
2 Posisi pemasangan armatur yang -Timbul bayang-bayang yang tidak tepat, pemasangan tidak berlebih
ditentukan ditempat pekerjaan -Penyebaran intensitas akan dilakukan. penerangan tidak merata
3 Lampu menggunakan armatur -Lampu mudah pecah karena palung sehingga Indeks proteksi terkena benturan dengan tidak diperhatikan selang impact.
-Life Time lampu pendek,
terkena pengotoran secara
langsung.
4 Pegantian lampu bukan Intensitas penerangan yang berdasarkan jam pemakaian diinginkan tidak akan
(Life time efektif lampu), tetapi maksimal, karena tercampurnya pengantian dilakukan jika lampu-lampu yang usia
lampu rusak, atau cahaya yang pakainya masih efektif dengan dihasilkan agak redup usia pakai yang tidak efektif
4.1.2. Jenis pekerjaan dan waktu kerja Jenis Pekerjaan
Line assembling unit adalah bagian terakhir dari pembuatan sepeda motor dimana part-part sepeda motor dirakit (lihat gambar 4.1). Adapun contoh Flow Process
perakitan sepeda motor line assembling dapat dilihat pada lampiran . dilihat dari part-part yang dipasang pekerjaan perakitan termaksud jenis pekerjaan biasa, tidak memerlukan tingkat kepresisian hasil kerja yang tinggi
37
Waktu kerja
Waktu Kerja telah diatur dalam buku perjanjian kerja bersama – PT. Astra Honda Motor (2003-2005) Pasal 21 yang dimana waktu kerja dibagi menjadi 3 shift untuk Pabrik :
-Shift I : Senin sampai dengan Jum’at, jam 07.00-16.00 -Shift II : Senin sampai dengan Jum’at, jam 16.00-24.00 -Shift III : Senin sampai dengan Jum’at, jam 24.00-07.00
Untuk hari Sabtu dan Minggu adalah hari istirahat mingguan tetapi dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan yang tertunda dan mendesak.
Casting Machining Assy
Engine Press Welding Frame Buffing Assy Wheel Rim Forming Welding Unit Assy Unit Painting Steel Plastic Injection Painting Plastic Gensub PRODUCTION Finishing Batch Prod. Lot Looping Plating S H I P P I N G S H I P P I N G Plating Rim Final Inspection Test Engine Continuous Prod.
Min - Max Stock
Quality Built In Process
BCT & SPB triggered by Unit Assy Down Scan Trigger between sections
Rejection System
TRIGGER BULKY PART
TRIGGER BULKY PART
38
4.1.3. Lokasi Pekerjaan dan data ruang Lokasi Pekerjaan
Line Assembling berada di dalam ruangan, data yang terakhir yang didapat penulis dalam line assembling yang baru nanti suport untuk lampu tidak menempel pada
langit-langit atap pabrik tetapi dibuat suport dengan tiang seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.2.
Indeks Proteksi (IP)
Pengotoran Armatur yang disebabkan oleh debu sangat berpengaruh terhadap umur lampu dan armatur, area assembling unit memiliki tingkat pengotoran debu pada tingkat ringan, Ada kendala tercampurnya angin dari kompresor dengan air yang bisa menyebabkan pengotoran pada lampu, selain itu lampu yang terpasang sekarang
Gambar 4.2 Posisi Suport dan conveyor line assembling dilihat dari tampak depan
39 rawan sekali pecah karena terkena selang dari impact yang digunakan oleh operator, untuk itu diperlukan konstruksi armatur dan lampu yang lebih aman dari kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan manusia.
Sifat penerangan
Data yang didapat diawal penelitian bahwa cahaya lampu pada saat siang hari membuat mata operator menjadi silau, hal ini disebabkan cahaya penerangan di line assembling unit saat ini sifat penerangannya langsung, jadi cahaya langsung 100 % jatuh ke bidang yang disinari. Untuk line assembling unit yang baru diperlukan penerangan yang tidak membuat penglihatan operator menjadi silau karena akan berpengaruh pada hasil kerja operator, misalnya dalam melihat kualitas part yang akan dipasang.
Refleksi
Posisi new line assembling unit 2B berada di tengah- tengah pabrik Posisi dinding
sangat jauh dari area assembling dan atap yang tepasang sangat tinggi sekitar 12 m, lantai yang digunakan dicat dengan warna yang tidak terlalu terang.
Cara pemasanga lampu
Lampu akan dipasang menempel dengan suport yang disediakan dengan tinggi suport 3 m dari lantai (lihat gambar 4.2). dimana selain lampu yang menempel pada suport juga terdapat pipa angin .
40
4.1.4. Listrik
Tegangan listrik yang tersedia di PT.AHM adalah 3 fasa 220/380V yang disuplai langsung dari PLN, frekuensi listrik adalah 50 hz, Suplai listrik main panel akan
disalurkan ke sub distribution panel line assembling unit. Dimana tegangan yang
disalurkan 3 fasa L-N 220 V dan L-L 380 V.
4.1.5. Layout new line 2B assembling unit
Untuk Desain Layout tata letak pabrik line new 2B assembling unit sudah dilakukan semenjak tahun 2002, tetapi rencananya baru akan direalisasikan pada tahun 2007. layout yang ada digambar 4.3 adalah layout revisi terakhir yang saat didapat saat ini, untuk layout line 2B assembling unit dapat dilihat area garis berwarna merah. Area yang akan menjadi objek penelitian adalah area kerja di sekitar conveyor dengan panjang total 63 m dan lebar 3 m.
41
4.2 Analisa Data
Sebelum melakukan penentuan intensitas penerangan, penentuan jenis lampu dan armatur yang akan digunakan, menghitung kebutuhan armatur dan lampu, pembuatan layout tata letak instalasi penerangan, dan perhitungan kebutuhan Daya, yang harus diperhatikan adalah sistem penerangan yang baru diharapkan dapat mengatasi
42 kekurangan sistem penerangan yang lama, adapun perbaikan dari kelemahan sistem penerangan yang lama adalah:
Sistem Penerangan Baru No
Kondisi yang diharapkan Efek
1 Menggunakan sifat penerangan Penglihatan opertor tidak silau terutama langsung dimana sehingga hasil kerja operator cahaya langsung ke bidang kerja menjadi lebih maksimal sekitar 60-90%. dalam melihat kualitas part
yang akan dipasang
2 Intensitas penerangan ditentukan Penyebaran Intensitas
ditempat pekerjaan akan Penerangan merata diseluruh dilakukan, 80 cm di atas lantai area yang diterangi dan tidak
menimbulkan bayang-bayang
yang berlebihan
3 Menggunakan armatur yang Life time lampu lebih lama memiliki indeks proteksi dan tidak mudah pecah terhadap debu dan semprotan karena posisi lampu yang
air terlindungi dari pengotoran
debu dan air serta benturan
4 Pengantian dilakukan Intensitas penerangan akan berdasarkan jam pemakaian maksimal, dan pengantian (contoh : setiap 15.000 jam) lampu dilakukan serentak
sesuai dengan waktu
depresiasinya
43 4.2.1. Penentuan intensitas penerangan
Untuk menentukan intensitas penerangan dapat dilihat dari sifat pekerjaannya, dari hasil pengumpulan data new line assembling unit 2B termaksud dalam masuk
kedalam kategori Industri dengan sifat pekerjaan biasa, dilihat dalam tabel 2.1 intensitas penerangan yang baik untuk kategori diatas adalah 500 lux.
4.2.2. Penentuan Armatur dan jenis lampu yang akan digunakan
Pemilihan Armatur dan jenis lampu yang akan digunakan di line assembling unit 2B dapat dilakukan dengan melihat sifat penerangan, pengunaan penerangan dan
konstruksi armatur.
Dari data yang dikumpulkan penulis sifat penerangn yang dibutuhkan adalah penerangan yang tidak membuat mata menjadi silau. Penerangan yang dipilih adalah penerangan terutama langsung dimana cahaya yang sampai kebidang kerja 60-90%. Dilihat dari pekerjaan yang dilakukan di line assembling unit 2B merupakan pekerjaan perakitan yang dilakukan di dalam pabrik maka penggunaan penerangannya termaksud penerangan industri.
Konstruksi armatur yang dibutuhkan untuk line assembling adalah konstruksi yang bebas dari debu dan terlindungi dari semprotan air, oleh sebab itu dibutuhkan armatur dengan Indeks proteksi (IP) minimal 54 (terlindungi dari debu dan terlindungi dari air yang datang dari segala arah).
Armatur dan jenis lampu sesuai dengan kategori Sifat penerangan terutama tidak langsung, Penerangan Industri, dan indeks proteksi (IP) minimal 54, dilihat di situs
44
www.philips.com maka lampu yang dapat digunakan adalah Armatur Pacific II – TCW097 (gambar 4.4) . Adapun Tipe armatur Pacific II-TCW097 yang dikeluarkan philips dapat dilihat pada tabel 4.1
Gambar 4.4 armatur Pacific II-TCW097
45 Dilihat dari tipe yang tersedia untuk pemilihan dipilih TCW097 dengan lampu TL 2X36 Watt (TCW097 2XTLD-36W), Dipilihnya Armatur TCW097 dan lampu TL 36 Watt karena mudah didapatkan dipasaran dan mempunyai Spesifikasi Flux cahaya yang cukup besar 6500 lumen, tegangan yang digunakan 220V/50hz, selain itu memiliki Indeks Proteksi (IP) 66 (perlindungan terhadap debu sekecil apapun, dan terlindungi dari semprotan air yang menyerupai gelombang laut).
Diagram polaritas yang dihasilkan oleh armatur Pasific II – TCW 097 2x36W dapat dilihat pada gambar 4.5.
46 4.2.3. Menghitung kebutuhan armatur dan lampu
Data ruang yang akan didesain penerangannya sepanjang area conveyor dengan ukuran panjang 63 m, lebar 3 m, tinggi suport lampu 3 m, Jumlah armatur dan lampu yang diperlukan ditentukan sebagai berikut.
a. Jenis armatur dan lampu yang akan digunakan dipilih Pasific II – TCW 097 2x36W yang memiliki flux cahaya 6500 lumen per armatur.
Lamp Spesification
Lamp Type : TLD 36 W/865
Wattage : 76 W
Lumen : 2 x 3250
Colour Temperature (Tc) : 6500
Colour Rendering (CRI) : 80
Max Ambient Temperature (C) : 60 C
b. Faktor –faktor refleksi berdasarkan warna dinding dan langit-langit ruang, yaitu; warna putih dan sangat muda : 0.7
warna muda : 0.5
warna sedang : 0.3
warna gelap : 0.1
Data ruang yang didapat selama penelitian : langit-langit ruang cukup tinggi dari suport (rp = 01), dinding jauh hari sumber cahaya (rw = 0.1), dan warna lantai
yang agak gelap (rm = 0.1).
47 Karena lampu-lampunya dipasang pada langit-langit dan bidang kerjanya 0.8 m diatas lantai, maka h = (3m-0.8m) = 2.2 m, untuk menghitung indeks bentuk dilakukan dengan rumus:
Jadi indeks bentuk/ruang new line assembling unit 2B adalah 1,25
d. Efisiensi penerangan yang didapat dari tabel 2.2 dengan nilai-nilai k, rp, rw, dan rm didapat:
untuk k = 1.2 : η = 0.30 untuk k = 1.5 : η = 0.33
Efisiensi penerangan untuk k = 1.25 ditentukan dengan interpolasi :
Dari perhitungan Efisiensi penerangan new line assembling unit 2B adalah 0.305
e. Intensitas penerangan yang diperlukan untuk line assembling unit 2B adalah 500 lux. k = p.l h x (p + l) k = 63 x 3 2.2 x (63 + 3) k =1.25 η = 0.3 + 1.25-1.2 1.5-1.2 (0.33-0.3) η = 0.305
48 f. Faktor depresiasi dengan umur lampu TL 15000 jam nyala:
untuk menghitung Depresiasi lampu dapat dihitung dengan rumus:
umur lampu didapat sekitar 2 tahun, jadi periode pengantian armatur dan lampu dilakukan setiap 2 tahun. Dilihat pada tabel 2.2 faktor depresiasi / penyusutan untuk waktu pemeliharaan 2 tahun adalah 0.8
g. Jumlah Armatur dan lampu.
Dari data-data yang sudah didapat sebelumnya, didapat: E = 500 lux
A = 63 m x 3 m = 189 m2 d = 0.8
фarmatur = 6500 lumen
η = 0.35
Life time = 15000 jam 24 jam x 365 hari
Life time = 1.71 tahun ≈ 2 tahun Life time = Umur lampu (jam)
Waktu pemakain/ tahun
49 Perhitungan jumlah armatur dan diselesaikan dengan cara :
Dari perhitungan jumlah armatur didapat sekitar 60 armatur yang akan digunakan, karena dalam 1 armatur terdapat 2 lampu maka total lampu yang digunakan untuk new line assembling unit 2B adalah 120 lampu TL 36W
4.2.4. Pembuatan layout tata letak instalasi penerangan / penentuan posisi titik Cahaya
Untuk penempatan posisi armatur dan lampu yang digantung pada suport harus terdistribusi merata ke area kerja operator, selain itu penempatan posisi armatur dan lampu juga harus mempertimbangkan equipment lain yang juga menempel pada suport seperti rel handerson, pipa angin, gantungan impact. Penempatan posisi lampu dan armatur yang tidak tepat bisa membuat silau (glare) dan bayang-bayang
(shadows). n = 500 x 189 6500 x 0.305 x 0.8 n = 59.58 ≈ 60 armatur n = E x A фarmatur x η x d
50 Dari data desain awal suport yang diterima selama penelitian dan jumlah armatur yang didapat dalam perhitungan sebanyak 60 unit armatur, maka dibagi menjadi 2 deret armatur (gambar 4.6) yang masing masing deret dengan 30 armatur.
Untuk penempatan posisi armatur dan lampu (titik cahaya) sepanjang area conveyor yang panjangnya 63 m ditempatkan 30 armatur, dengan jarak antara armatur 85 cm (gambar 4.7)
Gambar 4.5 Penempatan armatur pada tiang suport
51
4.2.5 Perhitungan pemakaian Daya (KWH)
Perhitungan estimasi kebutuhan KWH perbulan sangat penting dilakukan dalam perancangan instalasi listrik, karena dapat dilakukan perkiraan biaya yang akan dikeluarkan perbulan. Dari data spesifikasi lampu yang didapat :
Lamp Spesification
Lamp Type : TLD 36 W/865
Wattage : 76 W
Lumen : 2 x 3250
Colour Temperature (Tc) : 6500
Colour Rendering (CRI) : 80
Max Ambient Temperature (C) : 60 C
Daya yang dibutuhkan per armatur adalah 76 watt, dari perhitungan yang telah dilakukan terdapat 60 armatur, lampu yang akan dihitung jam kerjanya selama 24 jam non stop selama 30 hari/bulan, untuk menghitung KWH dapat dilakukan dengan rumus:
Gambar 4.7 Posisi Titik Cahaya
52
Dari perhitungan yang didapat new line 2B assembling unit pemakian beban listrik perbulannya 3283,2 KWH.
KWH =
Daya Total lampu x (waktu kerja selama 1 bulan) 1000
KWH =
76 W x 60 armatur x 24 jam x 30 hari 1000
53 4.3 EVALUASI KINERJA
Untuk mempermudah evaluasi kinerja dari hasil analisa yang telah didapat perlu dilakukan beberapa tahap untuk mempermudah evaluasi, tahap ini yaitu pemberian nama terhadap titik cahaya, bidang kerja dan arah peyebaran cahayanya, Perhitungan intensitas cahaya dibidang kerja, pembuatan tabel intensitas cahaya diarea bidang kerja new line assembling unit 2B.
4.3.1 Pemberian nama / identifikasi
Pemberian nama atau simbol berfungsi untuk mempermudah dalam perhitungan yang akan dilakukan, untuk arah penyebaran intensitas cahaya armatur Pacific II- TCW097 akan diberi nama arah penyebaran intensitas cahaya bidang X dan Y (lihat gambar 4.8).
Gambar 4.8 arah penyebaran intensitas cahaya Armatur Pacific II-TCW097
Arah X
54 Titik Cahaya yang berada di sepanjang area Conveyor pada deret pertama diberi nama A dan deret kedua diberi nama B, untuk armatur yang berada disetiap deret berjumlah 30 unit diberi nama 1 sampai dengan 30. Contoh penamaan titik cahaya dapat dilihat pada gambar 4.9
Bidang kerja yang akan dihitung intensitas penerangannya berada dibawah armatur dengan nama digit pertama E, digit kedua sesuai dengan posisi armatur (1-30) dan digit ketiga deret (A/B), contoh penamaan titik pada bidang kerja dapat dilihat pada gambar 4.10 dan 4.11
Arah penyebaran intensitas cahaya arah X
Arah penyebaran intensitas cahaya arah Y
Gambar 4.9 Arah penyebaran intensitas cahaya sepanjang area Conveyor dengan arah X dan Y
55
Gambar 4.10 Posisi titik Intenstitas Penerangan (E) yang akan dihitung pada Bidang X
Gambar 4.11 Posisi titik Intenstitas Penerangan (E) yang akan dihitung pada Bidang Y
56 4.3.2 Menghitung Intensitas Penerangan
Menghitung Intensitas penerangan (E) disepanjang new line assembling unit 2B dilakukan untuk membuktikan intenstitas penerangan tersebar secara merata. Langkah pertama yang diambil adalah menghitung intensitas penrangan yang jatuh pada bidang datar,
Penyebaran intensitas cahaya lampu 1A pada bidang X sama dengan penyebaran cahaya lampu 1B.
Armatur 1A memancarkan intensitas penerangan ke titik E1A, E2A, E3A. intensitas penerangan yang didapat pada titik E1A dari armatur 1A dengan r = 2.2m (gambar4.12) dapat dihitung dengan dengan rumus :
Pada titik E1A sudut a = 0°, dalam grafik pada sudut 0° intensitas cahaya yang didapat adalah 150 cd/lumen (lihat gambar 4.13)
E= r2
I
Cos a lux
57
Armatur Pacific II – TCW097 menghasilkan 6500 lumen/armatur jadi:
Intensitas Penerangan yang didapat pada titik E1A dari penerangan armatur 1A adalah 201.45 lux
Bidang X (garis putus-putus) Sudut 0° = 150 cd/1000lumen
Gambar 4.13
Diagram polaritas pada sudut 0°
I= 1000 cd 150 cd x 6500 lumen I= 975 cd E= r2 I Cos a lux E= (2.2)2 975 Cos 0 lux E= 201.45 lux
58 Intensitas penerangan pada titik E2A dari armatur 1A dengan r = 3.06m (lihat gambar 4.12). dimana dengan hukum cosinus
Pada titik E2A sudut a = 44.03° , dalam grafik pada sudut 44.03° intensitas cahaya yang didapat adalah 145 cd/lumen (lihat gambar 4.14)
Cos a = r h Cos a = 3.06 2.2 Cos a = 0.719 a = 44.03°
Bidang X (garis putus-putus) Sudut 44.03° = 145 cd/1000lumen
Gambar 4.14
59
Intensitas Penerangan yang didapat pada titik E2A dari penerangan armatur 1A adalah 72.4 lux
Intensitas penerangan pada titik E3A dari armatur 1A dengan r = 4.79m (lihat gambar 4.12). dimana dengan hukum cosinus
Pada titik E3A sudut a = 62.05° , dalam grafik pada sudut 62.65° intensitas cahaya yang didapat adalah 120 cd/lumen (lihat gambar 4.15)
I= 1000 cd 145 cd x 6500 lumen I= 942.5 cd E= r2 I Cos a lux E= (3.06)2 942.5 Cos 44.03 lux E= 72.4 lux Cos a = r h Cos a = 4.79 2.2 Cos a = 0.459 a = 62.65°
60
Intensitas Penerangan yang didapat pada titik E3A dari penerangan armatur 1A adalah 15.62 lux
Bidang X (garis putus-putus) Sudut 62.65° = 120 cd/1000lumen
Gambar 4.15
Diagram polaritas pada sudut 62.65°
I= 1000 cd 120 cd x 6500 lumen I= 780 cd E= r2 I Cos a lux E= (4.79)2 780 Cos 62.65 lux E= 15.62 lux
61 Penyebaran intensitas cahaya lampu 1A pada bidang Y sama dengan penyebaran cahaya lampu 1B.
Armatur 1A memancarkan intensitas penerangan pada bidang Y ke titik E1A, E1B,. Intensitas penerangan pada titik E1B dari armatur 1A dengan r = 2.31m (lihat gambar 4.16). dimana dengan hukum cosinus
Pada titik E1B sudut a = 17.75° , dalam grafik pada sudut 17.75° intensitas cahaya yang didapat adalah 145 cd/lumen (lihat gambar 4.17)
GAMBAR 4.16 Penyebaran Intensitas Cahaya lampu 1A pada bidang Y
Cos a = r h Cos a = 2.31 2.2 Cos a = 0.952 a = 17.75° r=2.31m
62
Intensitas Penerangan yang didapat pada titik E1B dari penerangan armatur 1A adalah 169,09 lux
Total intensitas penerangan (E) pada bidang kerja E1A adalah penjumlahan dari intensitas penerangan yang didapat dari armatur 1A, 2A, 3A, dan 1B yang jatuh pada
Bidang Y (garis lingkar)
Sudut 17.75° = 145 cd/1000lumen
Gambar 4.17
Diagram polaritas pada sudut 17.75°
I= 1000 cd 145 cd x 6500 lumen I= 942.5 cd E= r2 I Cos a lux E= (2.31)2 942.5 Cos 44.03 lux E= 169.09lux
63 bidang kerja E1A (Gambar 4.18). Total intensitas cahaya pada bidang E1A sama dengan total intensitas cahaya E1B, E30A, E30B
Total intensitas penerangan (E) pada bidang kerja E2A adalah penjumlahan dari intensitas penerangan yang didapat dari armatur 1A, 2A, 3A, 4A dan 2B yang jatuh pada bidang kerja E2A (Gambar 4.19). Total intensitas cahaya pada bidang E2A sama dengan total intensitas cahaya E2B, E29A,E29B.
Gambar 4.18 Intensitas penerangan bidang E1A
64 Total intensitas penerangan (E) pada bidang kerja E3A adalah penjumlahan dari intensitas penerangan yang didapat dari armatur 1A, 2A, 3A, 4A, 5A dan 3B yang jatuh pada bidang kerja E3A (Gambar 4.20) . Total intensitas cahaya pada bidang E2A sampai dengan E28A sama dengan total intensitas cahaya pada bidang E2B sampai dengan E28B:
Intensitas Penerangan pada bidang X yang dihitung dengan cara total penjumlahan dapat dilihat pada tabel 4.2
65 Tabel 4.2 Intensitas Penerangan sepanjang bidang X
Posisi titik E Distribusi Intensitas penerangan (E) dari Armatur Total E
(lux)
E1A Posisi Armatur (gambar 4.18) 1A 2A 3A 1B E dari armatur (lux) 201.45 72.4 15.62 0 168.09 457.56
E2A Posisi Armatur (gambar 4.19) 1A 2A 3A 4A 2B E dari armatur (lux) 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 529.96
E3A Posisi Armatur (gambar 4.20) 1A 2A 3A 4A 5A 3B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E4A Posisi Armatur 2A 3A 4A 5A 6A 4B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E5A Posisi Armatur 3A 4A 5A 6A 7A 5B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E6A Posisi Armatur 4A 5A 6A 7A 8A 6B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E7A Posisi Armatur 5A 6A 7A 8A 9A 7B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E8A Posisi Armatur ( 6A 7A 8A 9A 10A 8B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E9A Posisi Armatur 7A 8A 9A 10A 11A 9B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E10A Posisi Armatur 8A 9A 10A 11A 12A 10B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E11A Posisi Armatur 9A 10A 11A 12A 13A 11B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E12A Posisi Armatur 10A 11A 12A 13A 14A 12B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
66 Posisi titik E Distribusi Intensitas penerangan (E) dari Armatur Total E
(lux)
E13A Posisi Armatur 11A 12A 13A 14A 15A 13B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E14A Posisi Armatur 12A 13A 14A 15A 16A 14B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E15A Posisi Armatur 13A 14A 15A 16A 17A 15B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E16A Posisi Armatur 14A 15A 16A 17A 18A 16B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E17A Posisi Armatur 15A 16A 17A 18A 19A 17B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E18A Posisi Armatur 16A 17A 18A 19A 20A 18B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E19A Posisi Armatur 17A 18A 19A 20A 21A 19B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E20A Posisi Armatur 18A 19A 20A 21A 22A 20B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E21A Posisi Armatur 19A 20A 21A 22A 23A 21B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E22A Posisi Armatur 20A 21A 22A 23A 24A 22B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E23A Posisi Armatur 21A 22A 23A 24A 25A 23B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
67
Posisi titik E Distribusi Intensitas penerangan (E) dari Armatur Total E
(lux)
E24A Posisi Armatur 22A 23A 24A 25A 26A 24B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E25A Posisi Armatur 23A 24A 25A 26A 27A 25B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E26A Posisi Armatur 24A 25A 26A 27A 28A 26B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E27A Posisi Armatur 25A 26A 27A 28A 29A 27B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E28A Posisi Armatur 26A 27A 28A 29A 30A 28B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 15.62 168.09 545.58
E29A Posisi Armatur 27A 28A 29A 30A 29B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 72.4 168.09 529.96
E30A Posisi Armatur 28A 29A 30A 30B E dari armatur (lux) 15.62 72.4 201.45 168.09 457.56
Dari tabel hasil perhitungan total intensitas cahaya pada bidang kerja E1A, E1B, E30A, dan E30B adalah 457.56 lux yang berasal dari 4 unit armatur yang dapat dihitung. Untuk total intensitas cahaya pada bidang kerja E2A, E2B, E29A, dan E29B adalah 529.96 lux yang berasal dari 5 armatur yang dapat dihitung. Dan untuk bidang kerja E3A-E28A dan E3B-E28B, intensitas penerangan totalnya adalah 545.58 lux yang berasal dari 6 armatur yang dapat dihitung.
Dari Tabel perhitungan menunjukan bahwa desain penerangan telah sesuai dengan intensitas penerangan yang diinginkan untuk penerangan yang baik yaitu sekitar 500 lux .
68 4.4. RENCANA IMPLEMENTASI
Pada tahap rencana Implementasi ini, akan dibuat pembagian beban listrik (distribution panel) , diagram pengawatan, bill of material, Rencana implementasi ini
dibuat untuk mempermudah pelaksanaan tender proyek .
4.4.1. PEMBAGIAN BEBAN.
Pembuatan pembagian beban ini sangat penting karena beban listrik harus terbagi secara imbang, Suplai listrik dari Main Distribution Panel ke Sub Distribution Panel
(SDP) new line assembling dengan tegangan 3 Fasa 220/380V 10A. kemudian dibagi menjadi tiga group dengan pengaman MCB 1 Fasa 10 A. tiap tiap group dibagi menjadi 5 sub group dengan pengaman masing-masing dengan MCB 1 Fasa 2 A dan tiap- tiap subgroup berfungsi untuk mengontrol 4 titik armatur. Pembagian ini dapat dilihat pada gambar 4.21
69
70 4.4.2. DIAGRAM PENGAWATAN
Diagram pengawatan berguna untuk menunjukan pengawatan pada suatu instalasi. Diagram pengawatan ini berguna untuk mengetahui posisi pemasangan instalsi listrik yang akan dipasang, dalam desain instalasi listrk harus dipertimbangkan keandalan, ketercapaian, ketersediaan, keindahan, faktor keamanan dan ekonomis. Desain diagram pengawatan untuk new line assembling unit 2B dapat dilihat pada gambar 4.22
4.4.3. BILL OF MATERIAL
Material yang akan digunakan untuk suatu proyek perlu didata, agar perhitungan nilai estimasi suatu proyek dapat dihitung dengan tepat.Material-material yang akan digunakan untuk new line assembling unit 2B dapat dilihat pada tabel 4.3
71 Tabel 4.3 Bill Of Material
BILL OF MATERIAL
No Material Qty
1 Armatur Pacific II - TCW097 60 unit
2 Lampu TL 36 W 120 pcs 3 MCB 2A 1 Fasa 15 pcs 4 MCB 4A 1 Fasa 3 pcs 5 MCB 10A 1 Fasa 3 pcs 6 MCB 10A 3 Fasa 1 pcs 7 Kabel NYY 200 m 8 Panel 1 set