• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT DPRD KOTA SERANG - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT DPRD KOTA SERANG - FISIP Untirta Repository"

Copied!
228
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

SEKRETARIAT DPRD KOTA SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

Anita Lina

NIM. 061526

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)

ABSTRAK

Anita Lina, NIM 061526, Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

Jurusan Administrasi Negara, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Judul

Penelitian

Hubungan Motivasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat DPRD Kota Serang

,

dibawah bimbingan Dr. Asnawi Syarbini, M.PA. dan Listyaningsih, S.Sos.,

M.Si.

Masalah yang dihadapi oleh Sekretariat DPRD Kota Serang adalah : belum

terlaksananya motivasi dan gaya kepemimpinan yang tepat untuk dapat

diterapkan di instansi ini. Pemberian motivasi terhadap pegawai masih belum

maksimal, terlihat dari beberapa pegawai yang malas bekerja, tidak

bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan tidak tepat waktu. Untuk itu para

pegawai umumnya belum dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif

sesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya masing-masing. Masih kurangnya

kesadaran pegawai akan pentingnya memotivasi diri dalam meningkatkan

kinerja. Selain motivasi, kinerja juga dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Di

Sekretariat DPRD Kota Serang belum mampu menerapkan gaya

kepemimpinan yang tepat sesuai dengan karkater, sifat, maupun prilaku

masing-masing pegawai. Para pimpinan di Sekretariat DPRD Kota Serang

masih belum bisa memberikan contoh yang baik bagi para pegawainya.

Terlihat dari kurangnya pengawasan dari pimpinan kepada pegawai, penilaian

yang bersifat subjektif, tidak melibatkan bawahan dalam mengambil

keputusan serta kurang memberikan dorongan kepada pegawai yang memiliki

motivasi yang rendah yang akan berdampak pada kinerja pegawai yang tidak

berkualitas, dan tidak optimal. Metode penelitian yang digunakan yaitu

metode penelitian kuantitatif asosiatif yaitu suatu metode yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, kemudian

dianalisis keeratannya melalui statistik parametrik berdasarkan korelasi

product moment.

Metode pengumpulan data yaitu dengan menggunakan

kuisioner. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa

Motivasi

dan

Gaya

Kepemimpinan

memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja sehingga

dapat dikatakan keeratan hubungan keduanya sangat kuat.

(3)

ABSTRACT

Anita Lina, NIM 061526, Faculty of public adminstration,

University of Sultan Ageng Tirtayasa.

The title of this research is "The

Influence of Motivation and Leadership Style Through Servant Civil

Performance in Secretariat DPRD Serang City

. The advisors were Dr.

Asnawi Syarbini, M.PA. and Listyaningsih, S.Sos., M.Si.

The problems in Secretariat DPRD Serang City was they did not have truth

motivation and leadership style for this instance. Giving motivation to their

state governance still low.its showed that some of state governance still lazy

to work to doing their job, did not have any responsibility to their job

description n often came late to the office, because of that all of state

governance did not affactive doing their job based on their job descrption.

Self awareness of the intrinsic motivation to improve their perfomance.

Beside motivation and state governance performance it is influence by leader

ship style. In Secretariat DPRD Serang City, they can not applied leadership

style well based on characteristic even attitude each state governance. The

leader in Secretariat DPRD can not give good example to their followers it

showed thet still low when they controlled their followers n subjective side

and then can not give support to state governance who have low quality. The

methodology of the research was used assosiation quantitative research, that

was a research to find out the correlation between two variables and more

And then analyzed by statistic parametic based product moment correlation.

The data collecting technique was used questionaires. Suggestion for

Secretariat DPRD Serang City, they have to created the human resource

quality,innovative and can able to compete with other state governance, so it

can be improve their performance and applied the truth leadership style in

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah

memberikan nikmat dan hidayahnya kepada penulis secara lahir batin sehingga

penulis dapat menyelesaikan dengan baik penyusunan skripsi yang berjudul :

“Pengaruh Motivasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Negeri

Sipil di Sekretariat DPRD Kota Serang”. Penyusunan skripsi ini diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana pada Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten. Dalam penyusunan skripsi ini penulis

sadar atas segala kekurangan yang penulis miliki, baik dalam pembahasan,

penyajian dan materi yang disajikan dalam skripsi ini. Penulis dengan ikhlas

menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu,

karena tanpa bantuan dari banyak pihak karya ini tidak akan terwujud dan selesai

dengan baik, penulis mengucapkan banyak terima kasih diantaranya kepada yang

terhormat :

1.

Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc. selaku Rektor Universitas Sultan

(5)

2.

Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UNTIRTA.

3.

Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik UNTIRTA.

4.

Rahmi Winangsih, S.Sos., M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA.

5.

Idi Dimyati, S.IKom. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UNTIRTA.

6.

Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Jurusan Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA.

7.

Rina Yulianti, S.Sos, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA yang senantiasa memberi

semangat kepada peneliti.

8.

Dr. Asnawi Syarbini, M.PA. selaku Pembimbing I Skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

9.

Listyaningsih, S.Sos., M.Si. selaku Pembimbing II Skripsi yang senantiasa

memberikan saran dan memberi semangat kepada peneliti dalam

menyelesaikan laporan skripsi ini.

10.

Anis Fuad, S.Sos. selaku Pembimbing Akademik dari semester awal sampai

semester akhir yang senantiasa memberikan pengarahan kepada peneliti.

11.

Ipah Ema J. M.Si. selaku Penguji Proposal yang telah memberikan banyak

(6)

12.

Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA

yang membekali peneliti dengan ilmu yang bermanfaat selama perkuliahan.

13.

Seluruh Keluarga besar Sekretariat DPRD Kota Serang yang bersedia

memberikan kesempatan kepada peneliti dalam melakukan observasi dan

wawancara.

14.

Keluarga besar di Ciomas, serta Mamah yang senantiasa memberikan doa dan

dukungan kepada peneliti. Terima kasih atas segala kasih sayang, dan

pengorbanan yang tiada tara.

15.

Adik

–adik tercinta (fela, amoy, dan ila) yang selalu memberikan semangat

untuk menjadi lebih baik.

16.

Terima kasih peneliti ucapkan kepada sahabat

– sahabat di Kampus

UNTIRTA dan di Sekretariat DPRD Kota Serang yang tidak bisa peneliti

sebutkan satu persatu, Love you all.

17.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu peneliti hingga

selesainya skripsi ini. Serta Seluruh Informan yang bersedia memberikan

kesempatan kepada peneliti dalam melakukan observasi dan wawancara.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya

Wassalamualaikum wr. Wb.

Serang, Februari 2010

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ……….………. i

ABSTRACT ……….. ii

KATA PENGANTAR ………... iii

DAFTAR ISI …...……….. vi

DAFTAR TABEL ……….. viii

DAFTAR GAMBAR ……….. xi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang ………. 1

1.2

Identifikasi Masalah ……….………. 7

1.3

Batasan dan Perumusan Masalah …...……….. 8

1.4

Tujuan Penelitian ………. 8

1.5

Manfaat Penelitian ……… 9

(8)

BAB II

DESKRIPSI TEORI

2.1 Landasan Teori ……… 15

2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 15

2.1.2 Pengertian Motivasi ... 21

2.1.3 Kepemimpinan ... 36

2.1.4 Kinerja ... 56

2.2 Kerangka Berpikir ... 69

2.3 Hipotesis ... 71

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.

Metode Penelitian ………..…… 72

2.

Instrumen Penelitian ... 72

3.

Populasi dan Sampel ……… 74

4.

Tekhnik Pengumpulan Data ... 76

5.

Tekhnik Analisis Data ... 77

6.

Rancangan Uji Hipotesis ... 80

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Sekretariat DPRD Kota Serang

4.1.1 Sejarah Singkat Sekretariat DPRD Kota Serang ...73

4.1.2 Pembentukan DPRD Kota Serang ………..73

4.1.3 Karakteristik Responden ……… 89

4.2 Deskripsi Data ………..……… 91

4.2.1 Variabel Motivasi ………..….. 91

4.2.2 Variabel Gaya Kepemimpinan ……..……… 114

4.2.3 Variabel Kinerja ………..……….… 144

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ………168

4.3.1 Uji Validitas Instrumen ………..… 168

4.4 Uji Reliabilitas Instrumen………...…….. 175

4.5 Uji Hipotesis ……… 177

4.5.1 Analisis Koefisien Korelasi ……… 182

4.5.2 Analisis Koefisien Korelasi Berganda ….………... 185

4.5.3 Analisis Regresi Berganda……….……. 186

(10)

BAB

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………..……….. 192

5.2 Saran ……….…….. 193

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Teori X dan Teori Y ... 32

Tabel 1.2

Dimensi Pemimpin ... 44

Tabel 1.3

Macam-macam Gaya kepemimpinan ... 46

Tabel 1.4

Kecenderungan pemimpin ... 48

Tabel 1.5

Tingkah Laku Pemimpin ... 49

Tabel 1.6

Kerangka berpikir ... 70

Tabel 2.1

Kisi-kisi Instrumen ... 73

Tabel 3.1

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Sekretariat DPRD Kota Serang .. 75

Tabel 4.1

Skala Likert ... 76

Tabel 4.4

Klasifikasi Responden ... 89

Tabel 4.5

Klasifikasi Responden ... 90

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Motivasi ... 168

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Gaya Kepemimpinan ... 170

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Kinerja ... 173

(12)

Tabel 5.1

Interpretasi Koefisien Korelasi ... 79

Tabel 5.2

Korelasi ... 177

Tabel 5.3

Pedoman Interpretasi Korelasi ... 178

Tabel 5.4

Hasil Uji t ... 180

Tabel 5.5

Hasil Koefisien Korelasi ... 183

Tabel 5.6

Koefisien korelasi ... 184

Tabel 5.7

Koefisien Korelasi berganda ... 185

Tabel 5.8

Analisis Regresi berganda ... 186

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Alur/Sistem pembuatan surat keluar ... 8

Gambar 1.2

Proses Psikologis ... 24

(14)

Gambar 1.4

Teori ketahanan motivasi ... 28

Gambar 1.5

Teori pengharapan ... 31

Gambar 1.6

Manajemen kewibawaan ... 37

Gambar 1.7

Peranan kepemimpinan ... 41

Gambar 1.8

Teori kepemimpinan ... 52

Gambar 4.1

Aluran/Sistem pembuatan surat keluar ... 86

Gambar 4.2

Alur/Sistem pembuatan nota dinas ... 87

Gambar 4.3

Struktur Kerja Sekretariat DPRD Kota Serang ... 87

Gambar 4.3.1.1 Kurva hasil uji t ... 181

Gambar 4.3.1.2 Kurva hasil uji t ... 182

Gambar 5.1

Interpretasi Koefisien Korelasi ... 79

Gambar 5.1

Interpretasi Koefisien Korelasi ... 79

Gambar 5.1

Interpretasi Koefisien Korelasi ... 79

(15)

LEMBAR ORISINALITAS

NAMA

: ANITA LINA

NIM

: 061526

FAKULTAS

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

JURUSAN

: Ilmu Administrasi Negara

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Motivasi

dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat

DPRD Kota Serang” adalah benar karya ilmiah saya sendiri yang asli (orisinil)

dan bukan plagiat.

Demikian pernyataan ini saya buat, dengan sebenar-benarnya dalam

keadaan sehat dan bilamana dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya

tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi akademik dari Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Serang, Oktober 2011

Anita Lina

(16)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama

:

ANITA LINA

NIM

:

061526

Judul Skripsi

:

HUBUNGAN MOTIVASI DAN GAYA

KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA

PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT

DPRD KOTA SERANG

Telah diuji dihadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal

14

bulan

September

Tahun

2011

dan dinyatakan

LULUS

Ketua Penguji

Tanda tangan

Penguji I

Nama

: Listyaningsih. S.Sos., M.Si

NIP

: 19760329 200312 2 001

…..……….

Penguji II

Nama

: Ipah Ema J., M.Si

NIP

: 197501312005012004

………...

Penguji III

Nama

: Anis Fuad, S.Sos

(17)

Mengetahui

Dekan FISIP Untirta

Ketua Program Studi

Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudi. M.S

Kandung Sapto N. S.Sos.,M.Si

(18)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP

KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

DI SEKRETARIAT DPRD KOTA SERANG

Oleh

ANITA LINA

NIM. 061526

Skripsi ini telah disetujui untuk diujikan

:

Serang, Oktober 2011

Menyetujui

Pembimbing I,

Pembimbing II,

DR. Asnawi Sjarbini, M.PA

Listyaningsih, S.Sos., M.Si

Nip. 19520726 198103 1 002

Nip. 19760329 200312 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si

(19)

Kepadamu ya Allah, aku bersyukur atas nikmat yang diberikan.

Selanjutnya Untuk :

·

Mamah yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan tanpa batas.

·

Adik – adik ku (Fela, Amoy, Ila) makasih atas doa’y ya syg.

·

Keluarga besar Mama KH. Uding (Alm.)

·

Untuk teman di kampus, alumni kelas C dan tmn2 di Sekretariat DPRD Kota

Serang yang selalu memotivasi agar menjadi lebih baik.

·

Teman2 di Non Reguler

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu orgaisasi baik di instansi

pemerintah maupun di perusahaan. Adapun bentuk serta tujuan organisasinya dibuat

berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya

dikelola dan diurus oleh manusia. Manajemen Sumber Daya Manusia berarti mengurus,

mengatur sumber daya manusia berdasarkan visi suatu organisasi agar tujuan organisasi

dapat dicapai secara optimal.

Adapun instansi sebagai bagian dari organisasi selalu mempunyai tujuan yang

harus dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya kegiatan pemanfaatan

sumber daya seperti sumber daya keuangan, fisik, tekhnologi dan sumber daya manusia.

Dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, pegawai merupakan faktor

produksi bagi suatu organisasi, tetapi sekarang ini telah menjadi aset instansi (kekayaan

instansi) yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu perusahaan maupun

instansi pemerintah didalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu pegawai harus menjadi

perhatian yang serius disetiap perusahaan atau instansi pemerintah. Adapun bentuk

keberhasilannya dapat diukur dengan tingkat kinerja pegawai. Untuk mengelola pegawai

tidaklah mudah, sehingga diperlukan srategi dalam menciptakan pegawai yang

(21)

Pegawai dan instansi pemerintah merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Setiap instansi maupun perusahaan menyadari bahwa peranan pegawai mempunyai

hubungan yang penting dalam memajukan perusahaan dibandingkan dengan sumber daya

lainnya didalam perusahaan. Pegawai mengatur, menggunakan dan memelihara sumber

daya yang ada. Atas dasar itu pengelolaan sumber daya manusia yaitu pegawai harus

menjadi yang pertama dilakukan oleh perusahaan, karena keberhasilan pegawai

berhubungan dengan kemampuan perusahaan dalam mengelola pegawainya. Sehingga

akan terciptanya kinerja yang efektif dan efisien.

Suatu perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya koordinasi,

interkasi atau komunikasi antara pimpinan dan bawahan. Misalnya adanya dorongan,

semangat, serta motivasi dari para pimpinan terhadap bawahannya. Motivasi kerja

merupakan sesuatu yang menimbulkan semangat dan dorongan kerja dan motivasi juga

merupakan sebagai usaha memberi bimbingan, saran, perintah atau intruksi kepada

bawahan sehingga tepat sasaran. Motivasi kerja akan timbul apabila harapan – harapan

yang dinginkan pegawai terpenuhi. Motivasi dapat dilakukan dengan beberapa cara atau

tekhnik yang berbeda dengan memperhatikan dan mempertimbangkan karakteristik,

watak, sifat maupun kepribadian individu masing – masing pegawai, oleh karena itu

upaya pemberian motivasi harus dapat dilakukan dengan baik.

Permasalahan yang sering terjadi yang berkaitan dengan motivasi yaitu tentang

pembagian tugas dan penempatan pegawai tidak didasarkan pada kemampuan dan

keahlian pegawainya tetapi berdasarkan kedekatan emosional antara pimpinan dan

bawahan. Kurangnya motivasi kerja dari pimpinan terhadap bawahan, pimpinan hanya

bisa menuntut pegawainya untuk bekerja lebih baik, tanpa memberikan motivasi yang

merupakan hal pokok bagi pegawai, permasalahan tersebut dapat menyebabkan kinerja

(22)

Dalam menjalankan peran utamanya, kinerja pegawai tidak terlepas pula dari

gaya kepemimpinan di perusahaan maupun instansi pemerintah. Kondisi seperti ini yang

mendorong perusahaan untuk memberikan motivasi dan menerapkan gaya kepemimpinan

yang tepat untuk meningkatkan kinerja pegawai.

Motivasi dan gaya kepemimpinan merupakan suatu bagian dari unsur pendukung

yang secara bersama – sama memiliki hubungan erat dalam meningkatkan kinerja

pegawai. Gaya kepemimpinan merupakan kemampuan seorang pemimpin dimana harus

mengetahui bagaimana cara agar pegawai dapat bekerja secara efektif dan efisien. Namun

banyak cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan kondisi demikian, misalnya

mendorong agar pegawai lebih disiplin, dengan adanya dukungan moril yang tinggi maka

dapat memotivasi pegawai dalam meningkatkan kinerjanya. Permasalahan yang sering

terjadi yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan yaitu pimpinan tidak memperhatikan

karakter, maupun kepribadian pegawainya, maka pegawai akan merasa tidak dihargai

akibat tindakan atasannya, akhirnya akan terjadi penurunan kinerja malalui tingkat

kehadiran, penurunan tingkat kerja dan prestasi kerja.

Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi

kerja yang dihasilkan berdasarkan peranannya dalam perusahaan mapun instansi

pemerintah. Kinerja mrupakan sesuatu hal yang penting pula dalam upaya mencapai

tujuan organisasi. Untuk mengetahui tingkat kinerja pegawai perusahaan harus

melakukan penilain kinerja sebagai tolok ukur dalam menentukan kebijakan – kebijakan

selanjutnya. Adapun hasil dari penilaian kinerja ini harus diketahui dan dikonfirmasikan

kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil kerja pegawainya.

dimana pengukuran kinerja dan produktivitas mempunyai kaitan dengan motivasi kerja

(23)

Kemampuan Pimpinan untuk memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan

berkomunikasi dengan para bawahannya akan menentukan efektifitas pimpinan. Gaya

Kepemimpinan seseorang di lingkungan organisasi maupun di instansi pemerintah juga

sangat berhubungan dengan kinerja seseorang untuk bekerja dengan baik. Karakter, sifat

maupun gaya seseorang dalam memimpin harus mampu menyesuaikan dengan karakter

dan sifat para pegawainya, karena seorang pemimpin harus mampu mengarahkan

pegawainya, agar dapat bekerja sesuai dengan tanggungjawab dan tugas yang diberikan.

Akan tetapi pada kenyataannya di lingkungan sekretariat DPRD Kota Serang seorang

pimpinan tidak berusaha memberikan pengarahan dan memotivasi pegawainya agar dapat

bekerja dengan baik, hal ini terbukti berdasarkan hasil dari wawancara dengan salah satu

Kasubag Perundang-undangan, Dokumentasi dan Hukum Sekretariat DPRD Kota Serang

(Rabu, 24 Nov. 2010) menyatakan ”sebenarnya saya selalu melihat, dan mengawasi dari

apa yang dikerjakan mereka (pegawai), dan sejauh ini saya tahu siapa yang memang

benar-benar mau bekerja dan tidak mau bekerja, oleh karena itu saya selalu berupaya

untuk melakukan pendekatan kepada para pegawai (bawahan) guna memberikan

pengarahan, dan memotivasi pegawai tersebut agar dapat meningkatkan kinerjanya, tetapi

hasilnya memang tidak ada kemauan dari pegawai tersebut (bawahannya) untuk

mengetahui apa yang menjadi tanggungjawab dan tugas yang diberikan Pimpinan dan

saya juga tidak akan selalu berpatokan pada pegawai tersebut, karena disisi lain masih

ada pegawai yang bisa bekerja dengan baik, dan saya paling tidak suka dengan pegawai

yang belum bekerja sudah berpikir SPPD (finansial)”.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Sekretariat DPRD Kota Serang, bahwa kedudukan dan tugas pokok

Sekretariat DPRD Kota Serang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada pimpinan

(24)

Daerah. Sekretaris DPRD mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi

kesekretariatan, administrasi keuangan, dan menyediakan serta mengkoordinasikan

tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Kinerja merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan

tugas-tugas pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Di lingkungan Sekretariat DPRD Kota Serang kinerja yang dihasilkan oleh pegawai

dinilai belum maksimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu Pegawai Negeri

Sipil di Sekretariat DPRD Kota Serang yang selalu meninggalkan pekerjaan saat jam

kerja (Jumat, 26 November 2010) “saya kan PNS, jadi bebas mau pulang jam berapa

juga, tidak ada yang larang, masalah kerjaan kan, sudah ada yang Bantu dan bisa

dikerjakan teman saya (tenaga magang/tenaga sukarelawan)”.

Dari berbagai usaha yang telah dilaksanakan dalam rangka mengoptimalkan

tujuan yang diharapkan tidaklah mudah, karena beberapa faktor yang turut menentukan

tentang pencapaian tujuan masih banyak yang harus dibenahi, diantaranya :

1. Umumnya Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat DPRD Kota Serang memiliki

motivasi yang rendah, hal ini terlihat dari pekerjaan yang dilimpahkan kepada

Tenaga magang (tenaga sukarelawan), seperti yang dikatakan oleh salah satu

Tenaga Sukarelawan dibagian persidangan Sekretariat DPRD Kota Serang.

2. Belum adanya rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap tugas atau pekerjaan

yang diberikan oleh pimpinan, diindikasi dari pekerjaan yang tidak tepat waktu

dan dilimpahkan kepada Tenaga Magang, hal ini dikemukakan oleh tenaga

Sukarelawan pada bagian Alat Kelengkapan DPRD (Komisi).

3. Perhatian dan pengawasan pimpinan pada bawahan terkadang kurang maksimal

(25)

Negeri Sipil (pelaksana) yang berada di bagian Alat DPRD bebas berada diluar

ruang kerja saat jam kerja, pulang sebelum waktunya dan hal ini sering tidak

diketahui oleh pimpinan.

4. Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat DPRD Kota Serang tidak disiplin waktu

dalam bekerja, diindikasikan dari masalah kehadiran pada pukul 08.00 Wib,

tetapi hampir setiap hari datang pada pukul 10.00 wib, dengan absensi harian

Pegawai Negeri Sipil dilakukan secara rapel (sekaligus) dalam satu hari

(wawancara staff bagian umum dan kepegawaian, 29 Nov. 2010).

5. Kuantitas/jumlah Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat DPRD Kota Serang masih

terbatas, yaitu hanya berjumlah 30 orang, dengan tugas/pekerjaan yang sangat

banyak diantaranya bagian alat kelengkapan membawahi Badan Musyawarah,

Badan Anggaran, Badan Legislasi, Badan Kehormatan dan Fraksi - fraksi.

Sehingga Pegawai Negeri Sipil tidak siap dengan beban pekerjaan yang diberikan

oleh pimpinan.

6. Kualitas dan keahlian serta keterampilan Pegawai Negeri Sipil dalam bidang

administrasi masih kurang maksimal, terbukti dari beberapa Pegawai Negeri Sipil

di bagian alat kelengkapan DPRD yang tidak mengetahui sistem dan prosedur

(26)

Gambar 1.1

Alur/sistem pembuatan Surat keluar.

(Sumber : Bagian Kepegawaian Sekretariat DPRD Kota Serang Tahun

2009). Membuat Nota Dinas atas persetujua n Kepala Bagian Disposisi Pimpinan DPRD Kota Serang Persetujua n Kepala Bagian Umum Persetujua n Sekretaris DPRD Kota Serang Diterima Bagian Perencanaan Sekretariat DPRD Kota Serang Surat bisa diproses dengan paraf, Kasubag Alat Kelengkapan DPRD Paraf Kepala Bagian Persidangan/ Umum Paraf Sekretaris DPRD Kota Serang Tanda Tangan Pimpinan DPRD Kota

(27)

Berdasarkan gejala permasalahan tersebut diatas, maka peneliti kemudian merasa

perlu untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : ”Hubungan Motivasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat DPRD Kota Serang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, masalah yang dapat

diidentifikasi sebagai dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat DPRD Kota Serang memiliki motivasi yang

rendah, terllihat dari banyak pekerjaan yang dilimpahkan kepada Tenaga magang

(tenaga sukarelawan).

1.2.2 Belum adanya rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap tugas atau pekerjaan

yang diberikan oleh pimpinan.

1.2.3 Kurangnya perhatian dan pengawasan pimpinan pada bawahan, sehingga

Pegawai Negeri Sipil tidak efektif dalam bekerja.

1.2.4 Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat DPRD Kota Serang tidak displin serta tidak

didasari dengan keterampilan dan keahlian sebagai faktor penunjang

pekerjaannya.

1.3 Batasan dan Perumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk mencari data dan informasi tentang hubungan

Motivasi dan gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat

DPRD Kota Serang. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada :

1.3.1 Apakah ada hubungan motivasi terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di

(28)

1.3.2 Apakah ada hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap kinerja Pegawai Negeri

Sipil Sekretariat DPRD Kota Serang?

1.3.3 Apakah ada hubungan motivasi dan Gaya Kepemimpinan secara bersama -

sama terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat DPRD Kota

Serang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan batasan dan rumusan masalah maka tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Untuk mengetahui apakah ada hubungan motivasi dan gaya Kepemimpinan

terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat DPRD Kota Serang.

1.4.2 Untuk mengetahui besarnya hubungan motivasi dan gaya kepemimpinan

terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat DPRD Kota Serang.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat dan kegunaan baik

secara empirik maupun secara teoritik bai pihak yang memerlukan diantaranya :

1.5.1 Pemerintah Kota Serang khusunya di Lingkungan Sekretariat DPRD Kota Serang,

diharapkan menjadi bahan masukan (input) dan dapat membantu dalam

meningkatkan pelayanannya.

1.5.2 Dengan memperhatikan Motivasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja

pegawai, diharapkan akan menciptakan kemampuan dan kecakapan pegawai

sehingga setiap tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,

yang pada gilirannya Kinerja Pegawai terlihat dan sesuai harapan.

1.5.3 Terhadap dunia Akademik dan pengembangan keilmuan lainnya, hasil penelitian

(29)

masukan dalam mengkaji lebih lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan motivasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja Pegawai di Sekretariat

DPRD Kota Serang kepada masyarakat.

1.5 Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Latar Belakang masalah merupakan gambaran tentang ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang diteliti.

I.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah menyebutkan permasalahan yang muncul atau yang

ada pada objek yang diteliti. Identifikasi masalah biasanya dilakukan

pada studi pendahuluan ke objek yang diteliti., observasi, dan penyebaran

Kuesioner ke berbagai sumber sehingga semua permasalahan dapat

diidentifikasi.

I.3 Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk mempermudah dan menghemat penelitian maka peneliti

membatasi dan merumuskan masalah. Pembatasan masalah mencakup

pembatasan lokus dan fokus penelitian. Sedangkan perumusan masalah

adalah mendefinisikan permasalahan yang telah ditetapkan berdasarkan

desain penelitian. Perumusan masalah disusun dengan memperhatikan

(30)

I.4 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dengan dilaksanakannya penelitian terhadap masalah yang telah

dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan

rumusan masalah penelitian.

I.5 Manfaat Penelitian

Sub bab ini menjelaskan manfaat teoritis atau kegunaan terhadap dunia

akademik dan manfaat praktis (membantu memecahkan dan

mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang diteliti) hasil

penelitian.

I.6 Sistematika Penulisan

Sub bab terkahir pada bab pendahuluan ini adalah sistematika penulisan

yaitu menjelaskan bab per bab secara singkat dan jelas.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Deskripsi Teori

Deskripsi Teori memuat hasil kajian terhadap sejumlah teori yang

relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian sehingga akan

memperoleh konsep penelitian yang jelas.

(31)

Sub bab ini menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari

deskripsi teori.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Metode Pengumpulan Data

Sub bab ini menjelaskan metode yang dipergunakan dalam penelitian yaitu :

a. Kuesioner

Yaitu dengan tekhnik ini terlebih dahulu disiapkan daftar pertanyaan

secara sistematis, agar dapat memudahkan pelaksanaan arah penelitian,

daftar pertanyaan ini diserahkan kepada para pegawai Sekretariat DPRD

Kota Serang untuk mendapatkan semua jawaban sesuai dengan apa yang

tertera dalam pertanyaan.

b. Observasi

Yaitu dengan mengadakan penelitian langsung terhadap objek penelitian

mengenai masalah yang diteliti.

c. Dokumentasi

Yaitu mencatat dan mempelajari semua data yang ada pada kerangka

teoritis, terutama manajemen sumber daya manusia.

d. Wawancara

Yaitu dengan tekhnik ini penulis melakukan wawancara langsung dengan

pegawai lain yang berkaitan dengan data yang diperlukan.

(32)

Sub bab instrumen penelitian yang menjelaskan tentang proses

penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan.

III.3. Informan Penelitian

Sebagai instrumen yang menjadi sumber penelitian.

III.4. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data beserta rasionalisasinya yang sesuai dengan

sifat data yang diteliti

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data tanpa melalui ledia

atau data yang diperoleh melalui komunikasi antara peneliti dengan

responden. Data primer secara spesifik dikumpulkan peneliti untuk

menjawab masalah.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui media perantara. Data sekunder tidak

secara spesifik dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan peneliti

tertentu. Penelitian dengan menggunakan data sekunder merupakan

penelitian terhadap jenis data dokumenter yang proses pengumpulan

datanya relatif lebih cepat.

III.5 Tekhnik Analisis Data

Tekhnik analisis beserta rasionalisasinya yang sesuai dengan sifat data

(33)

III.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian yang dilaksanakan.

BAB II

DESKRIPSI TEORI

2.1. LANDASAN TEORI

2.1.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Bila kita mempelajari literatur manajemen maka akan ditemukan bahwa istilah

manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu pertama manajemen sebagai suatu proses,

kedua manajmen sebagai kolektifitas orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen,

ketiga manajemen sebagai seni dan suatu ilmu.

Menurut Malayu Hasibuan (221 : 2) bahwa manajemen adalah ilmu dan seni

yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara efektif untuk mencapai tujuan.

Menurut Stoner (2000 : 7) manajemen adalah proses merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dengan

(34)

Menurut Suwarsono (1994 : 6) bahwa manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan jalan mempergunakan kegiatan atau

menyuruh orang lain melakukannya.

Sedangkan menurut M. Manulang (2005 : 5) berpendapat bahwa manajemen adalah seni dan ilmu pererncanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan, dari sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Dari definisi para ahli tersebut, maka diambil kesimpulan bahwa manajemen

adalah suatu seni mengatur orang lain dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan, pengarahan, dan pengawasan dari pada sumber daya manusia guna

mencapai suatu tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.

Menurut Mutiara Panggabean (2004:15) mendefinisikan

”Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan,. Evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan kerja yang telah ditetapkan”.

2.1.2. Fungsi – Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen sering pula disebut sebagai unsur-unsur manajemen.

Adapun mengenai fungsi-fungsi manajemen menurut M. Manulang (2006 : 8) sebagai

berikut :

(35)

Forecasting adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan, atau mengadakan

taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang

lebih pasti dapat dilakukan. Misalnya suatu perguruan tinggi meramalkan jumlah

mahasiswa yang akan melamar belajar akademik ke perguruan tinggi tersebut, ramalan

tersebut dapat menggunakan beberapa indikator-indikator misalnya jumlah lulusan

SLTA.

b. Planning termasuk Budgeting

Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung usaha-usaha

pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih dahulu dari pada

fungsi pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan. Perencanaan

merupakan salah satu sifat utama yang berarti penentu tujuan dan standar,

mengembangkan aturan dan prosedur serta mengembangkan rencana dan peramalan dari

program personalia yang membantu tercapainya sasaran yang disusun dan ditetapkan

organisasi. Dengan kata lain perencanaan merupakan proses penetuan sasaran yang akan

melibatkan partisipasi aktif dan kesadaran penuh dari atasan, dengan keahliannya dalam

bidang sumber daya manusia.

Adapun sifat-sifat yang lain dari fungsi perencanaan adalah sumbangan terhadap

tujuan serta efisiensi dari rencana itu sendiri. Perencanaan merupakan penetapan jawaban

terhadap 6 (enam) pertanyaan berikut :

1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?

2. apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?

3. dimanakah tindakan itu harus dikerjakan ?

4. kapankah tindakan itu dilaksanakan ?

(36)

6. bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?

c. Pengorganisasian

Apabila serangkaian telah ditentukan, maka harus disusun organisasi untuk

memberikan setiap bawahan tugas khusus, mendelegasikan setia wewenang kepada

bawahan, serta mengkoordinasikan kerja bawahan. Jika telah ditentukan bahwa

fungsi-fungsi pegawai tentu akan membantu ke arah tercapainya sasaran organisasi, maka

struktur organisasi harus dibuat agar terlihat jelas pembagian tugas dan tanggungjawab

karyawan yang akan melaksanakan tugas masing-masing.

Dengan organisasi adanya tempat atau wadah dalam pengelompokan kegiatan

yang diperlukan yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari

setiap unit yang ada dalam organisasi serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan

antara masing-masing unit tersebut.

d. Staffing

Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia

pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangan sampai dengan

usaha agar setiap tenaga petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.

e. Directing atau Commanding

Directing atau commanding merupakan fungsi manajemen yang berhubungan

dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada

bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan

dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapakn semula. Directing dan commanding juga berfungsi untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

(37)

Istilah leading menurut J. Tuheteru (1963 : 10) yaitu sebagai pekerjaan yang

dilakukian oleh seorang manajer yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan

leading meliputi 5 (lima) macam kegiatan yaitu mengambil keputusan, mengadakan

komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan, memberi semangat,

dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak, memilih orang-orang yang

menjadi anggota kelompoknya serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan

agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

g. Coordinating

Coordinating atau mengkoordinasikan merupakan salah satu fungsi manajemen

untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan,

kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan

pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai

tujuan organisasi.

h. Motivating

Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen

berupa pemberina inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan agar bawahan

melakukan kegiatan dengan baik dan benar sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan.

i. Controlling

Controlling atau pengawasan sering juga disebut pengendalian adalah salah satu

fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, dan mengadakan korelasi

sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan pada sasaran yang di harapkan

sesuai dengan tujuan semula.

(38)

Reporting atau pelaporan adalah satu fungsi manajemen berupa penyampain

perkembangan atau hasil kegiatan berupa pemberian keterangan mengenai segala hal

yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-fungsi pejabat yang lebih tinggi, baik secara lisan

maupun tertulis sehingga dalam menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang

pelaksanaan tugas orang yang memberi laporan.

Dengan memahami pengertian manajemen secara umum dapat dikemukakan

pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Soekijo notoatmodjo (1992 : 107)

adalah seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan

sumber daya menusia atau pegawai.

Sedangkan manajemen sumber daya manusia menurut T. Hani Handoko (2000 : 4) adalah

suatu penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya

manusia untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Agus Sunyoto (1999 : 96) manajemen sumber daya manusia

didefinisikan sebagai serangkaian tindakan dalam hal penarikan, seleksi, pengembangan,

pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia bukan sumber daya lainnya, untuk

mencapai tujuan.

Dessler (2001 : 2) menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan praktik yang dibutuhkan sesorang untuk menjalankan aspek orang atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian.

Sedangkan menurut Simamora (2000 : 6) manajemen sumber daya manusia diartikan sebagai pendayagunaan, pengembangan penilain, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu terhadap anggota organisasi atau kelompok pekerja.

(39)

efektif dan efisien, membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengembangan karyawan, pengolahan karir, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.

Definisi-definisi di atas mengandung arti bahwa manajemen sumber daya

manusia adalah seni dan ilmu untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,

mengawasi, mengembangkan dan menggunakan sumber daya manusia atau karyawan

untuk mencapai tujuan organisasi.

2.1.3. Pengertian Motivasi

Pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi serta kemampuan

tekhnik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi pegawai

untuk berbuat/berprilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi/instansi

pemerintah.

Menurut M. Hasibuan (2002:143) Motivasi adalah pemberian daya penggerak

yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja

efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Menurut Anwar Prabu (2007:93) Motivasi adalah energi untuk membangkitkan

dorongan dalam diri pegawai.

Menurut Moekijat (2003:9) ”Motivasi mencakup kedalam dua bagian, yaitu pertama, motivasi internal adalah kebutuhan dan keinginan dalam diri individu yang memberikan kekuatan untuk mempengaruhinya dengan menentukan pikirannya, yang selanjutnya membimbingnya ke dalam situasi tertentu. Kedua, motivasi eskternal adalah kekuatan yang baik yang terdapat dalam diri individu maupun faktor-faktor yang dikendalikan oleh manajer”.

Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi, sebab keberhasilan

(40)

ditetapkan sangat tergantung pada kewibawaan, dan juga pemimpin itu didalam

menciptakan motivasi dalam diri setiap pegawai maupun sesama pimpinan.

Permasalahannya adalah bagaiman setiap unsur pemimpin selalu dapat

memahami, meramalkan, bahkan mengawasi dan mengubah situasi pada saat tertentu dan

pada waktunya. Untuk itulah pemimpin perlu mempunyai pengetahuan mengenai motif

bawahan yang dapat mendorong timbulnya tindakan tertentu pada waktu tertentu pula.

Dalam kehidupan organisasi, motivasi bagi setiap unsur pemimpin mempunyai

arti tersendiri. Motivasi sebagai sesuatu yang dirasakan sangat penting, tetapi motivasi

juga dirasakan sebagai sesuatu yang sulit, hal ini diseabakan karena beberapa alasan :

A. Motivasi sebagai suatu yang penting

karena peran pemimpin itu sendiri kaitannya dengan bawahannya. Setiap seorang

pemimpin harus bekerja bersama-sama dalam melalui orang lain atau bawahan.

B. Motivasi sebagai sesuatu yang sulit

Sebab motivasi sendiri tidak bisa diamati secara pasti, untuk mengamati dan mengukur

motivasi berarti harus mengkaji lebih jauh prilaku masing-masing bawahan.

Terdapat beberapa pengertian dan hakikat motrivasi diantaranya :

a. Proses interaksi kerjasama antara pemimpin dan bawahan, maupun dengan atasan itu

sendiri.

b. Dalam proses interaksi itu terjadi prilaku bawahan yang diperhatikan, diarahkan,

dibina, dikembangkan, tetapi kemungkinan juga dipaksakan agar prilaku tersebut

sesuai dengan keinginan yang diharapkan pemimpin.

c. Prilaku yang ditampilkan bawahan berjalan sesuaid engan sistem nilai atau aturan

(41)

d. Berbagai prilaku yang terjadi dan ditampilkan oleh para bawahan mempunyai latar

belakng dorongan yang berbeda-beda.

e. Dorongan prilaku yang berbeda-beda dapat terjadi karena keinginan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda.

Menurut keith Davis yang diikuti oleh Drs. Onong U.Efendi, MA dalam bukunya

human Relation dan Publik Relation dalam majamen (1989:70) mengatakan bahwa

”Kebutuhan manusia ada dua jenis, pertama kebutuhan primer, yang kedua kebutuhan

sekunder”.

Motivasi berarti bahwa pimpinan organisasi mampu berada didepan untuk memimpin dan

mengarahkan, ditengah – tengah pemimpin mampu mengayomi dan dibelakang seorang

pemimpin harus mampu memberikan dorongan pada pegawainya.

Kemudian Siagian dalam buku Manajemen (1978:152) mendefinisikan motivasi

sebagai ” Keseluruhan proses pemberian dorongan kepada para bawahan sehingga

mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya organisasi secara efektif dan

efisien”.

Chester I. Barnard, dalam bukunya yang dikutip dan diterjemahkan oleh Manullang

dalam bukunya Manajemen Personalia (1974:139 ), memberikan aspek – aspek motivasi

sebagai berikut :

1. Dorongan Material uang atau barang.

2. Kesempatan untuk mendapat kehormatan prestasi dan kekuasaan perseorangan.

3. Syarat – syarat fisik pekerjaan yang bersih, lingkungan yang tenang.

4. Kebanggan akan pekerjaan yang diberikan.

5. Kepuasan dalam hubungan sosial dan organisasi.

(42)

Jadi motivasi merupakan suatu proses psikologi yang menecerminkan interakasi

antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Dan

motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor didalam diri seseorang

yang disebiut faktor intrinsik dapat berupa : kepribadian, sikap, pengalaman dan

pendidikan atau berbagai harapan. sedangkan faktor diluar diri yang disebut faktor

ekstrinsik dapat ditimbulakn oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pemimpin, atau

faktor lain yang sangat kompleks. Proses psikologis dapat disajikan gambar sebagi

berikut (Wahjosumidjo,1933:175) :

Gambar 1.2

(1) (2)

(3) (4)

(5)

(6)

(7)

Prilaku dalam diagram tersebut pada hakikatnya adalah penampilan seseorang

yang didorong adanya satu motivasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

sehingga dapat dipolakan kedalam rumus yaitu sebagai berikut :

Rangsangan

Faktor Intrinsik

Seseorang dengan dorongan

Faktor Ekstrinsik

Alternative Prilaku

Penentuan Prilaku

(43)

Keterangan :

P = Prilaku yang ditampilkan seseorang karena adanya dorongan tertentu

f = Fungsi

m = Motivasi

k = Kemampuan

p = persepsi

Konsep atau rumus di atas memberikan makna :

1. Prilaku merupakan hasil interaksi atau berfungsinya antara motivasi (m), kemampuan

(k), dan persepsi (p) pada diri seseorang.

2. orang yang motivasinya tinggi, tetapi kemampuannya rendah akan meghasilkan

prilaku yang rendah pula.

3. Prilaku yang tinggi diperlukan orang yang memiliki motivasi dan kemampuan yang

tinggi

Menurut Hasibuan (1997 : 181) bahwa motivasi dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia atau pegawainya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan agar secara produktif dapat mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.

Terkadang motivasi juga diartikan sebagai suatu keahlian dalam mengarahkan

pegawai dan organisasi agar mau bekerja dengan maksiamal sehingga dapat mencapai

tujuan.

(44)

Menurut Berelson dan Steiner (Koontz O’Donnel, management, 1980 :632)

motivasi adalah ”suatu usaha sadar untuk mempengaruhi prilaku seseorang agar

mengarah pada tercapainya tujuan organisasi”. Motiv Berelson dan Steiner memberikan

makna daya dorong, keinginan, kebutuhan dan kemauan, hubungan mata rantai tersebut

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.3

Sumber : Wahjosumidjo (1993:178)

Jadi apapun yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam menggerakan

pegawainya untuk mencapai tujuan, pada akhirnya harus dapat memberikan kepuasan

kepada bawahan. Kepuasan itu sendiri dapat terwujud apabila kebutuhan yang ada dalam

diri setiap bawahan dapat terpenuhi.

C. Teori Motivasi

Banyaknya teori tentang motivasi merupakan salah satu faktor penyebab yang

menimbulkan kebingungan bagi para pemimpin. Diantara berbagai teori tersebut ada

yang membagi teori motivasi kedalam dua aliran :

1. Teori Kepuasan

Kebutuhan Keinginan Menimbulkan

sebab Timbul

Kebutuhan Tertentu

ketegangan

Menyebabkan timbulnya sesuatu

Prilaku/

Perbuatan

Mengharapakan kepuasan

(45)

Teori yang menekankan pada pentingnya pengetahuan terhadap faktor-faktor

dalam diri para bawahannya yang menyebabkan mereka berprilaku, dan teori ini juga

mencoba menjawab pertanyaan :

kebutuhan apa yang diperlukan bawahan untuk mencapai kepuasan

dorongan paa saja yang menyebabkan bawahan itu berprilaku.

Tokoh-tokoh teori ini diantaranya : A.Maslow, Mc. Gregor dan Herzberg, Mc. Clelland.

2. Teori Berdasarkan Proses

Teori ini menekankan pada usaha untuk meberikan jawaban atas pertanyaan :

1. Bagaimana bawahan itu bisa dimotivasi

Dengan tujuan apa bawahan itu bisa dimotivasi

Teori Pemenuhan Kebutuhan menurut Abraham Maslow tentang ”tingkatan kebutuhan manusia” yang didasarkan pada prinsip bahwa :

1. Manusia adalah ”binatang yang berkeinginan”

2. Segera setelah salah satu kebutuhannya terpenuhi, maka kebutuhan lain akan muncul.

3. Kebutuhan-kebutuhna manusia nampak diorganisir kedalam kebutuhan yang

bertingkat-tingkat.

4. Segera setelah kebutuhan itu terpenuhi, maka mereka tidak mempunyai pengaruh

yang dominan dan kebutuhan lain yang lebih meningkat mulai mendominasi.

Maslow menyusun teori tentang tingkatan – tingkatan kebutuhan manusia sebagai berikut :

1. Kebutuhan mempertahankan hidup, meliputi : sandang, pangan, papan. Kebutuhan

(46)

2. Kebutuhan rasa aman meliputi : keamanan jiwa,adil, dll.

3. Kebutuhan sosial meliputi kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain,

kebutuhan untuk maju, kebutuhan ikut serta.

4. Kebutuhan akan penghargaan/prestise.

5. Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja.

Teori Pemeliharaan Motivasi Frederick Herzberg ada dua macam situasi yang berhubungan terhadap setiap bawahan terhadap pekerjaannya yaitu :

1. Kelompok Motivasi (satisfiers) merupakan faktor intrinsik.

Faktor – faktor atau situasi yang merupakan sumber kepuasan kerja yang terdiri dari :

keberhasilan, pengakuan, tanggungjawab dan pengembangan mempunyai kaitan erat

dengan kepuasan kerja.

2. Kelompok yang tidak puas (dissatisfiers) merupakan faktor ekstrinsik

Faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan seperti kebijaksanaan kantor,

administrasi, supervisi, hubungan antar pribadi, kondisi kerja dan gaji.

Gambar 1.4

Teori Ketahanan Motivasi (Herzberg)

f. Kerja itu sendiri g. Keberhasilan h. Kemungkinan i. Berkembang j. Tanggungjawab k. Pengembangan l. Pengakuan m. Kedudukan n. Hubungan pribadi o. Supervisi

p. Kebijaksanaan dan adm. Kantor q. Keamanan kerja

(47)

Teori David Mc. Clelland mengatakan bahwa ” kekuasan dan prestasi adalah motivasi yang kuat pada setiap individu”. Dan melukiskan bahwa masing-masing

kebutuhan mempengaruhi pribadi seseorang, sehingga orang-orang yang mempunyai

motivasi kekuasaan yang tinggi akan berbeda dengan orang yang motivasi prestasinya

tinggi. Masing masing dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Orang yang mempunyai motivasi kekuasaan yang tinggi. Ada dua macam kekuasaan

:

a. Kekuasaan menurut selera tertentu, yaitu :

1. Membesar-besarkan diri

2. Meremehkan pegawai.

3. Memperlakukan pegawai sebagai budak.

4. Bersifat mengancam.

b. Kekuasaan yang disosialisasikan :

1. Dipakai demi kepentingan pengikut.

2. Merumuskan tujuan yang menguntungkan kelompok.

3. Mengilhami pegawai untuk menyelesaikan soal-soal kecil demi kebaikan.

4. Berkonsultasi dengan pegawai dan mencari cara yang paling baik untuk

mencapai sasaran dan evaluasi.

5. Bekerja sebagai katalisator.

c. Secara individual mempunyai ciri-ciri

1. Mampu berbicara lancar.

2. Tegas dan lancar berbicara, keras kepala dan penuh tuntutan.

(48)

2. Orang yang mempunyai motivasi kerjasama (afiliasi) yang tinggi. Secara umum

mempunyai ciri – ciri :

a. Bersifat sosial, suka berinterkasi dan bersama dengan individu-individu

b. Bersikap merasa ikut memiliki atau bergabnung dalam kelompok.

c. Karena didorong keinginan untuk bersahabat maka akan menginginkan

kepercayaan yang lebih jelas dan tegas.

d. Cenderung berkumpul dan mencoba untuk mendapatkan saling pengertian

bersama mengenai apa yang telah terjadi dan apa yang harus mereka percaya.

e. Secara pribadi selalu bersedia untuk berkonsultasi dan suka menolong orang lain.

3. Orang yang mempunyai motivasi prestasi yang tinggi. Secara umum memiliki

ciri-ciri :

a. Jadi bersemangat apabila unggul.

b. Menentukan tujuan secara realistik dan mengambil yang diperhitungkan.

c. Mau bertanggungajwab sendiri mengenai hasilnya.

d. Bertindak sebagai wirausaha, memilih tugas yang menantang dan menunjukan

prilaku yang lebih berinisiatif dari pada kebanyakan orang.

e. Menghendaki umpan balik konkrit yang cepat terhadap prestasi pegawai.

f. Bekerja tidak untuk mendaptkan uang atau kekuasaan.

g. Motivasi yang perlu bagi pegawai :

1. Memberikan pekerjaan yang membuat pegawai puas.

2. Memberikan pegawai kebebasan dan umpan balik terhadap sukses dan

kegagalan.

3. Berikan pegawai untuk tumbuh.

4. Berikan pegawai tantangan.

(49)

Teori Pengharapan Victor Vroom bahwa keinginan seseorang untuk menghasilkan (produksi) sangat tergantung atas tujuan khusus yang ingin dicapainya dan

persepsinya atas tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Gambar 1.5

Sumber : Wahjosumidjo (1993:192)

Berbagai faktor yang berhubungan terhadap motivasi :

motivasi sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerjanya, pengertian

lingkungan kerja diantaranya faktor pemimpin dan bawahan. Dari pihak pemimpin ada

berbagai unsur yang sangat berhubungan terhadap motivasi :

a. Kebijaksanaan yang telah ditetapkan, termasuk didalamnya prosedur kerja dan

berbagai rencana dan program kerja.

b. Persyaratan kerja yang perlu dipenuhi oleh para bawahan.

c. Tersedianya sarana dan prasaran yang diperlukan dalam mendukung pelaksanaan

kerja termasuk tempat pegawai dalam bekerja.

d. Gaya kepemimpinan dalam arti sifat-sifat dan prilaku atasan terhadap bawahan.

Selain atasan, bawahan juga memiliki peranan penting dalam motivasi. Seperti

diketahui setiap bawahan didalam dirinya dapat dilihat berbagai karakteristik seperti :

a. Kemampuan kerja.

b. Semangat moral kerja

c. Rasa kebersamaan dalam kehidupan kelompok.

Tindakan Seseorang Usaha

Seseorang

Penghargaa n Organisasi

(50)

d. Prestasi dan produktifitas kerja.

Berdasarkan Douglas Mc.Gregor (Teori X dan Teori Y) ada dua macam asumsi pendekatan terhadap manusia. Secara garis besar teori ini memandang manusia

sebagai berikut :

Tabel 1.1

Teori X (Tradisional) Teori Y (Potensial)

1. manusia pada dasarnya malas. Mereka memilih untuk tidak mau mengerjakan apa-apa.

2. manusia bekerja untuk uang dan mengejar status.

3. agar manusia produktif harus ditakuti untuk dipecat atau dihukum.

4. manusia adalah anak – anak yang tumbuh besar.

5. orang mengaharapkan dan bergantung apda atasan, tidak mau berpikir untuk diri sendiri. 6. orang perlu diperintah,

ditunjukan dan dilatih dengan metoda yang tepat.

1. manusia pada dasarnya aktif. Mereka merumuskan tujuan dan mengejar cita-cita.

2. manusia mengejar kepuasan dalam bekerja, bangga mencapai prestasi dan terangsang tantangan baru.

3. agar manusia produktif, mereka dirangsang untuk mencapai tujuan mereka sendiri dan tujuan orrganisasi.

4. manusia biasanya dewasa dalam pemikiran punya tanggungjawab dan kemampuan untuk memenuhi diri sendiri dan berdiri sendiri.

5. oranmg melihat dan merasa bahwa yang dibutuhkan dapat dicapainya sendiri.

6. orang yang mengerti dan paham tentang yang dikerjakan dapat meningkatkan dan memperbaiki metode kerja mereka sendiri. 7. orang perlu pengakuan bahwa

mereka dihargai sebab mengetahui tanggungjawab dan bisa mengoreksi diri sendiri. 8. orang ingin memberi arti pada

(51)

7. orang perlu pengawasan yang ketat untuk bekerja baik dan menjauhkan kesalahan.

8. orang hanya berminat terhadap kebutuhan sendiri.

9. orang perlu intruksi khusus tentang yang harus dikerjakan.

10. orang senang diperlakukan secara terhormat.

11. orang pada hakikatnya terkotak-kotak.

12. orang sulit berubah, mereka meilih tinggal pada situasi lama.

13. kerja adalah primer dan harus dikerjakan. Orang dipilih dan dilatih untuk bekerja, manusia harus mengabdi pada pekerjaan. 14. orang terbentuk karena

keturunan. Setelah dewasa mereka merasa statis.

15. orang perlu diilhami, didorong atau ditarik untuk maju.

pengertian terhadap yang dilakukan dan lingkungannya. 10. orang menghargai terhadap

sesamanya.

11. orang pada hakikatnya terintegarasi antara bekerja dan mengisi waktu senggang.

12. orang pada hakikatnya jenuh pada hal-hal yang monoton dan rutin. Mereka ingin menikmati penglaamn baru dan lebih kreatif.

13. orang yang ingin merealisasikan cita-citanya, kerja harus dipolakan, diubah dan diabadikan untuk manusia. 14. orang selalu tumbuh dan

berkembang, tidak pernah terlambat untuk belajar.

15. orang perlu diberi kebebasan, diberikan semangat diajak dan dibantu untuk maju.

D. Tekhnik Motivasi

(52)

1. Dengan Kekerasan, dalam hal ini pemimpin lebih menknkan wewenang yang

dimilikinya.

a. Pemaksaan orang untuk bekerja dengan ancaman.

b. Pemimpin harus menyebutkan setiap peraturan.

c. Pemimpin sedikit mungkin memberikan kebebasan setiap pegawainya.

2. Bersikap baik, pemimpin berusaha meningkatkan semangat bawahan dengan

memberikan kondisi kerja yang baik, berbagai tunjangan, servis yang baik dan gaji

yang tinggi. Yang dibedakan dalam

a. Paternalism (kebapakan)

Alasan sikap kebapakan apabila pemimpin baik terhadap pegawainya, mereka

akan bekerja lebih keras karena disadari dengan loyalitas dan terima kasih.

b. Iklim baik

Bernggapan bahwa kebebasan, kondisi kerja yang baik dan pengawasan yang

bersahabat membuat para pegawai puas dan perasaan puas akan menignkatkan

semangat kerja.

3. Melalui perundingan secara implisit, yaitu pada prakteknya melalui persetujuan

atasan dan bawahan terhadap hasil kerja dengan imbalan yang akan diberikan oleh

pimpinan.

4. Melalui kompetisi, yang merupakan sumber motivasi yang cukup setiap orang

bergantung apda dirinya sendiri untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin,

misalnya gaji dan promosi yang diberikan kepada mereka yang bekerja dengan sangat

baik.

5. Internalisasi, yang perlu memperhatikan :

a. Kepuasan kerja

(53)

c. Gaya kepemimpinan yang diperlihatkan oleh atasan.

Motivasi tampak dalam dua segi yang berbeda, disatu pihak jika dilihat dari

keaktifan motivasi tampak sebagai suatu usaha poisitif dalam menggunakan mengarahkan

dan mengerahkan daya upaya dan potensi tenaga kerja agar secara produktif mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disisi lain jika dilihat dari segi kepasifan

motivasi akan nampak sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai perangsang untuk

dapat menggerakan, mengerahkan dan mengarahkan daya kerja manusia kearah yang

diinginkan.

Secara umum manajemen dalam memotivasi adalah sebagai proses kegiatan

memimpin dalam kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya melalui kegiatan orang lain

sehingga akan menciptakan semangat kerja yang tinggi dari para pegawai dalam

menjalankan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya.

Mengingat bahwa manusia adalah merupukan unsur yang paling utama bagi

kelancaran jalannya manajemen dalam mencapai tujuannya, maka hal yang berhubungan

dengan motivasi perlu mendapat perhatian dari para pimpinan dalam rangka menciptakan

keberhasilan tujuan yang diharapkan.

2.1.4. Kepemimpinan

Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan kepemimpinan memiliki peranan

penting dalam rangka untuk mengajak dan mengarahkan semua pegawai agar dengan

penuh kemauan memberikan pengabdian dalam mencapai tujuan organisasi maupun

(54)

Menurut Veithzal, Rivai (2004:2) Kepemimpinan dalam arti luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memptivasi prilaku bawahan untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok, dan budayanya.

Menurut Kartini Kartono (2005:39) ”Pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran – sasaran tertentu”.

Kepemimpinan memiliki peranan dan bertujuan untuk :

1. Memberikan atau mengarahkan berbagai pengertian mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan masalah-masalah kepemimpinan.

2. Memberikan berbagai macam penafsiran serta pendekatan terhadap permasalahan

yang berkaitan dengan kepemimpinan.

3. Memberikan pengaruhnya dalam menggunakan berbagai cara dan pendekatn dalam

usaha ikut serta menyelesaikan dan memecahkan berbagai persoalan yan timbul yang

berkaitan dengan ruang lingkup kepemimpinan.

Ada tiga macam pendekatan tentang studi kepemimpinan, pertama studi

kepemimpinan yang mencoba mengadakan identifikasi berbagai sifat para pemimpin.

Kedua, studi kepemimpinan yang menekankan kepada berbagai prilaku pemimpin.

Ketiga, studi kepemimpinan yang disebut kontingensi.

Erat kaitannya dengan ketiga macam studi kepemimpinan tersebut ialah masalah

kewibawaan pemimpin. Kewibawaan pada hakikatnya merupakan sumber lahirnya

kekuatan pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakan bawahan, karena seoran

gpemimpin akan kehilangan fungsinya, apabila tidak didukung dengan kewibawaan.

Bahkan berbagai kegagalan pemimpin didalam menggerakan dan mengarahkan

(55)

Kewibawaan pemimpin dan bawahan dalam berinteraksi dalam usaha untuk

mencapai tujuan menurut James A. Lee (Management Theori’sand Prescription, 1980)

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.6

Sumber : Wahjosumidjo (1993:123)

Keterangan :

1. Kewibawaan Kolektif yaitu kewibawaan yang diperoleh karena peranan bawahan

dudala

Gambar

Gambar 1.1 Alur/sistem pembuatan Surat keluar.
 Gambar 1.6 Pemimpin
 Tabel 1.2
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah merencanakan penjadwalan proyek konstruksi dan menghitung durasi penyelesaian pekerjaan dengan menggunakan metode PERT untuk

Namun yang menjadi tan- tangan adalah bagaimana membuat doku- men XHTML yang sesuai agar proses ekstraksi data bisa lebih mudah, hal yang harus diperhatikan kedepannya

a) Tidak ada reaksi oksidasi atau pembakaran dalam alat pengering uap air panas. Hal ini berarti tidak ada bahaya kebakaran atau ledakan dan juga menghasilkan mutu yang lebih

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dalam penelitian ini dilakukan optimasi ekstraksi silika dan alumina dari lumpur sidoarjo menggunakan pelarut HCl dan NaOH..

Dengan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan cukup banyak, namun mengingat faktor yang sama adalah faktor persepsi pasien

Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data ada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data yang digunakan menggunakan metode pengamatan dan observasi serta analisa

Tugas pokok Sub Bidang AKIE dan Pergerakan Masyarakat adalah melaksanakan sebagian tugas bidang Pengendalian Keluarga Sejahtera dibidang pengendalian dan evaluasi

Sekretariat DPRD Kota merupakan Sekretariat DPRD Kota Tipe B merupakan Sekretariat DPRD Tipe B menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang administrasi kesekretariatan dan