• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fattah Sejarah Peradaban Islam. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Fattah Sejarah Peradaban Islam. docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

RUNTUHNYA BAGHDAD DAN IMPLIKASINYA BAGI PERSEBARAN ISLAM DI ASIA

MAKALAH

Dipresentasikan dalam Diskusi Mata Kuliah

Sejarah Peradaban Islam

Semester I

Program Studi Ke-Islaman Konsentrasi Tafsir Hadis

Dosen:

Prof. Dr. H. Ahwan Mukarrom, MA

Disusun oleh:

Abdul Fattah NIM: FO. 7.4.11.258

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 2011-2012

(2)

Daulah Abbasiyah merupakan pemerintahan islam yang mempunyai prestasi yang sangat gemilang. Pemerintahan daulah Abbasiyah berjalan cukup lama, yaitu mencapai 5 abad lebih (750-1258). Sangat banyak sekali prestasi yang dicapai oleh khalifah-khalifah yang memimpin semasa dinasti ini, baik dalam bidang ilmu pengetahuan, perekonomian dan lain sebagainya.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya dinasti tersebut. Faktor politiklah yang mendominasi sebab runtuhnya bani Abbasiyah, dari faktor itu kemunduran terus terjadi, terutama dalam bidang perekonomian. Konflik antara Sunni dan Shi'ah yang tak kunjung reda juga menjadi faktor penyebab runtuhnya Baghdad dan berujung pada penghianatan salah satu wazir pemerintahan yang membuat sekenario penyerangan terhadap Baghdad, dan akhirnya Baghdadpun luluh lantah di tangan bangsa Mongol.

Akan tetapi bukan berarti kekuasaan Islam hancur secara total dan tidak ada yang meneruskan dengan hancurnya Baghdad yang notabene adalah pusat pemerintahan Islam. Selang beberapa tahun muncul pemimpin Islam keturunan Mongol. Percampuran antara orang Islam dan Mongol membuahkan Islamnya pemimpin-pemimpin Mongol hingga akhirnya Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia dari tangan Mongol, terutama di Asia dan sekitarnya.

(3)

A. Pendahuluan

Dalam catatan sejarah peradaban Islam daulah Abbasiyah merupakan pemerintahan islam yang mempunyai prestasi yang sangat gemilang. Pemerintahan daulah Abbasiyah berjalan cukup lama, yaitu mencapai 5 abad lebih (750-1258). Sangat banyak sekali prestasi yang dicapai oleh khalifah-khalifah yang memimpin semasa dinasti ini, baik dalam bidang ilmu pengetahuan atau perekonomian.

Keberhasilan pemerintahan daulah Abbasiyah dalam memimpin pemerintahan bukan berarti berjalan tanpa rintangan dan hambatan. Berbagai permasalahan muncul di tengah-tengah berjalannya pemerintahan daulah Abbasiyah, baik masalah yang muncul dari internal (Islam) maupun eksternal (selain Islam). Permasalahan-permasalahan yang muncul pada pemerintahan itu tidak bisa selesai begitu saja, akan tetapi sebagian besar permasalahan itu terjadi berlarut-larut hingga berdampak pada melemahnya system pemerintahan yang ada pada daulah Bani Abbasiyah, bahkan berdampak pada kehancuran daulah Abbasiyah.

Konflik politik yang berkepanjangan dalam intern daulah Abbasiyah, berdampak pada perpecahan dan pemberontakan pada pemerintahan pusat. Hal ini berimplikasi pada munculnya dinasti-dinasti kecil yang memisahkan diri dari pemerintahan daulah Abbasiyah. Meski dinasti-dinasti tersebut tidak seutuhnya pisah dari pemerintahan pusat, akan tetapi hal itu cukup menurunkan stabilitas perpolitikan dalam daulah Abbasiyah.

Pada akhir pemerintahan daulah Abbasiyah permasalahan melemahnya ekonomi juga melemahkan kekuatan pemerintahan. Devisa Negara pada masa itu menurun drastis, karena ketergantungan terhadap pajak dari daerah kekuasaan yang pada masa itu juga mengalami krisis, sehingga Negara tidak mempu menyiapkan balatentara yang cukup untuk menangkal serangan musuh.

(4)

dan Sunni mencapai puncaknya, penghianatan perdana mentri al-Alqami yang beraliran Shi’ah Rafidhah yang menghasut pemimpin Mongol (Tartar) untuk menyerang Baghdad, sehingga kepemimpinan daulah Abbasiyah berakhir dengan tragis karena pembantaian kaum Mongol.

Akan tetapi ada hal yang tidak disangka sebelumnya. Setelah runtuhnya Baghdad, Mongol mempunyai andil besar terhadap penyebaran Islam di dunia, terlebih di wilayah Asia. Banyak pemimpin Mongol yang masuk Islam dan menjadikan Islam sebagai agama nasional pada masa itu. mereka pun banyak menaklukkan Negara non-muslim sehingga banyak dari penduduknya yang menjadi muslim.

B. Faktor-Faktor di balik Runtuhnya Baghdad a. Faktor Politik

Dalam catatan sejarah, daulah Abbasiyah sering mengalami berbagai gejolak politik. Gejolak perpolitikan daulah Abbasiyah merupakan penyebab utama melemahnya system pemerintahan yang ada pada masa itu, karena hampir setiap masa kekhalifahan terjadi konflik, hal ini terjadi karena adanya perebutan kekuasaan dan kursi kekhalifahan antar sesama petinggi Abbasiyah.

Di antara penyebab munculnya konflik politik yang ada pada internal daulah Abbasiyah adalah diterapkannya sistem pengangkatan putra mahkota yang sebelumnya berlaku pada masa dinasti Umayyah, yaitu dengan mengangkat dua putra mahkota. Sudah barang tentu, hal ini sangat berakibat fatal bagi kelangsungan perpolitikan negara, karena hal ini sangat rawan terjadi konflik antar sesama putra mahkota. Misalnya Isa bin Musa yang akhirnya tidak pernah menjabat sebagai khalifah padahal sudah diangkat sebagai putra mahkota, pengangkatan al-Amin dan al-Makmun sebagai putera mahkota yang berujung pada peperangan dua bersaudara tersebut.1 Pengangkatan dua putra mahkota tidak

berlangsung selama pemerintahan daulah bani Abbasiyah, hal ini terhenti pada masa al-Makmun yang mengangkat satu putra mahkota, sejak itu al-Makmun

(5)

menjadi tauladan para khalifah setelahnya dalam hal pengangkatan putra mahkota.2

Pada awal masa pemerintahan Abbasiyah hingga pemerintahan al-Makmun pemerintahan daulah Abbasiyah didominasi oleh orang Persia. Sehingga pada masa al-Mu’tashim(833-842) diangkatlah orang-orang Turki sebagai pengawal yang melindungi khalifah dan mengimbangi dominasi orang-orang Persia.3 Munculnya para tentara Turki tersebut berimbas pada pemerintahan

Abbasiyah yang akhirnya menjadi Negara boneka bagi tentara Turki, terlebih setelah berpindahnya pusat pemerintahan di daerah Samarra, seolah-olah khalifah menjadi tawanan mereka. Hal itu diperparah ketika terbunuhnya al-Mutawakkil atas anjuran putranya sendiri, dan sejak masa itu para khalifah silih berganti dinaikkan dan diturunkan oleh militer Turki.4

Sebagai efek dari dominasi tentara Turki tersebut muncullah pesaing politik antar etnis di pusat pemerintahan. Pada tahun 945-1055 Abbasiyah dikuasai oleh Bani Buwaih yang berasal dari etnis Persia. Tahun 1055-1199 daulah Abbasiyah dikuasai oleh Bani Saljuk yang merupakan etnis Turki. Dan tahun 1199-1258 daulah Abbasiyah tidak berada pada kekuasaan etnis tertentu.5

Setelah runtuhnya dominasi etnis pada daulah Abbasiyah, Baghdad berada pada tangan khalifah yang tidak dipengaruhi oleh siapapun. Kepemimpinan khalifah pada masa ini hanya terfokus pada Baghdad, periode ini berlangsung lebih dari 100 tahun, yaitu mulai runtuhnya Saljuk hingga runtuhnya Baghdad. Akan tetapi pada periode ini Baghdad mengalami keterpurukan pada setiap lini,6

hingga akhirnya Baghdad dihancurleburkan oleh tentara Mongol pada tahun 1258.

2 Ahmad Shalabi, Sejarah dan Kenbudayaan Islam 3 (Tarj.) (Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, 2003), 125.

3 Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Teras, 2011), 144. 4 Philip K. Hitti, History Of The Arabs (Tarj.), (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010), 592.

5 Fu’adi, Sejarah, 145.

6 Mustha>fa> Tha>ha> Badr, Mihnah al-Isla>m al-kubra> (Cairo: Hay’at al-A<mmah al-Misriyyah, 1999), 39.

(6)

b. Faktor Ekonomi

Ekonomi merupakan pilar suatu Negara karena kemerosotan ekonomi akan berakibat fatal pada pertumbuhan setiap bagian pemerintahan. Jika Negara dalam keadaan krisis ekonomi, maka akan sangat mudah untuk mendapatkan serangan dari luar, setidaknya Negara tersebut akan mudah dimanfaatkan oleh Negara lain.

Selain factor politik, kelemahan pada factor ekonomi juga ikut andil dalam kemunduran daulah Abbasiyah. Konflik internal yang sering terjadi sangat mempengaruhi stabilitas pemerintahan daulah Abbasiyah. Hal itu menjadi lemahnya control pada daerah-daerah kekuasaan bani Abbasiyah, sehingga desentralisasi kepemimpinan menjadi hal yang tidak mungkin bisa dihindarkan, selain karena luasnya wilayah kekuasaan daulah Abbasiyah juga disebabkan karena sulitnya komunikasi pada masa itu.7

Pada masa akhir pemerintahan daulah Abbasiyah, para khalifah sangat suka mengumpulkan harta, sayangnya pengumpulan harta tersebut dengan mengorbankan rakyatnya, yaitu dengan menaikkan pajak tanpa melihat situasi dan kondisi yang ada, dan diperparah dengan banyaknya korupsi. Pertanian dan perdagangan juga tidak terurus yang akhirnya terjadi resesi.8 Hal ini disebabkan

karena pembebanan pajak dan pengaturan wilayah provinsi demi keuntungan kelas penguasa, dan ini berakibat pada kehancuran pertanian dan industry.9

Di samping faktor pajak, kemerosotan dibidang ekonomi juga disebabkan rusaknya wilayah yang semula subur seperti daerah Sawad yang menjadi andalan pemerintah pada waktu itu. Ketidak suburan Sawad disebabkan terjadinya banjir yang terjadi secara periodik di wilayah itu dan dangkalnya sungai Dia'ah yang menyebabkan ketidak lancaran irigasi, sehinggal hal itu menyebabkan berubahnya struktur tanah yang menyebabkan tidak subur.10

7 Fu’adi, Sejarah, 146. Lihat juga K. Hitti, History, 412. 8 Badr, Mihnah, 52-53.

9 Philip K. Hitti, History of The Arabs (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010), 618.

(7)

Penurunan pada sector pajak, pertanian dan industry tesebut sangat mempengaruhi pada kekuatan daulah Abbasiyah pada masa itu. pemerintah mengalami krisis financial yang teramat parah hingga berimbas pada kekuatan militer, hingga pemerintah pada masa itu tidak bisa menggaji para tentara dengan uang dan menggantinya dengan memberi tanah.11 Dengan melemahnya militer

daulah Abbasiyah tersebut, sangatlah mudah bagi saiapapun yang ingin menghancurkan Baghdad, terlebih bagi Mongol yang sudah mempunyai militer yang sangat kuat.

c. Konflik antara Sunni dan Shi’ah

Sebelum zaman pemerintahan Musta'sim telah terjadi banyak pertikaian antara Sunni dan Shi'ah, dan pertikaian itu lebih parah lagi terjadi ketika zaman Musta'shim. Puncak dari pertikaian itu ketika Abu Bakar bin Khalifah dan Rukn al-Din memerintahkan penyerangan ke daerah Karh12, mereka membantai

penduduk Karh dengan keji, hal itu yang menimbulkan rasa dendam hingga berujung pada diserangnya Baghdad oleh tentara Mongol.13

d. Penghianatan Wazir al-Alqami

Rencana penghianatan al-Alqami sebetulnya sudah diatur dengan matang. Pada akhir pemerintahan Mustansir, tentara Baghdad mencapai 100.000 pasukan, akan tetapi al-Alqami dengan segala cara mengurangi pasukan Baghdad, sehingga pasukan Baghdad hanya tersisa sekitar 10.000 saja. Ketika Baghdad dalam keadaan sangat lemah dalam bidang militer, al-Alqami mengirimkan surat kepada kaum Tartar tentang keadaan Baghdad, dan mempengaruhinya untuk merebut kota Baghdad.

Dari surat al-Alqami tersebut, tentara Tartar mendapatkan informasi yang sangat jelas tentang keadaan Baghdad, sehingga Tartar dengan mudah menduduki Baghdad. Hal ini dilakukan oleh al-Alqami karena keinginan dia untuk

11 Ibid., 147

12 Karh merupakan daerah yang berada di bagian barat Baghdad dan menjadi pusat Shi’ah Rafidhah.

(8)

memusnahkan kaum Sunni secara keseluruhan, dan menyebarkan ajaran Rafidhah serta mendirikan khilafah Fatimiyah. Akan tetapi usaha al-Alqami tersebut gagal, karena dia hanya menjadi penghasut antara Tartar dan Muslim saja, selanjutnya dia tidak mendapatkan apa-apa.14

e. Serangan Mongol

Pada tahun 656 H/ 1253 M. Baghdad diserang oleh dua kesultanan, yaitu Mongol dan Mosul. kedudukan Mosul pada saat itu adalah sebagai pembantu kaum Tartar, dan didasari rasa takut terhadap kaum Tartar. Baghdad pada saat itu sudah dikepung dengan alat berat dan sudah tidak bisa dilawan lagi. Kaum Tartar mengepung kadiaman Khalifah, melemparinya dengan bom, hingga mengenai budak yang sedang menghibur Khalifah. Untungnya ketika rumah khalifah dihujani dengan panah, khalifah masih selamat karena panah tersebut mengenai budaknya, sehingga khalifah pada saat itu menjadi sangat panic, dan sejak itulah khalifah memerintahkan untuk memperketat penjagaan.15

Saat Hulago melakukan perjalanan menuju Baghdad untuk melakukan penyerangan, wazir al-Alqami mengusulkan untuk memberi hadiah kepada Hulagu yang dimaksudkan untuk merayu dan memujinya, akan tetapi Hulagu menghina sang utusan dan tidak menerima hadiahnya karena menurutnya hadiah yang dikirim oleh Khalifah berjumlah sedikit dan remeh.16

Setelah negosiasi pertama gagal, al-Alqami mempengaruhi Khalifah lagi agar Khalifah sendiri menemui Hulagu untuk pembicaraan damai. Khalifahpun melakukan usulan al-Alqami, dan dia menawarkan setengah devisa Baghdad diserahkan pada Hulagu. Pada saat itu khalifah pergi bersama 700 orang yang terdiri dari qadi, ahli fikih, ahli sufi, dan para pemimpin daerah. Ketika sudah mendekati tempat Hulagu, Hulagu menghalangi mereka dan hanya mengizinkan

14 Ibn Kathi>r, Al-Bida>yah Wa al-Niha>yah (juz 17) (Mesir: Hajr, 1998) 360. Lihat juga Shams al-Di>n al-Dhahabi, Ta>ri>kh Isla>m Wa Wafiyya>t al-Masya>hir Wa al-A<’lam( Juz 48) (Bairut: Da>r al-Kutub al-Arabi, 1999). 32. 15 Ibn Kathi>r, Al-Bidayah, 356, juz 17

(9)

17 orang saja untuk masuk dan menemui Hulagu, sedangkan yang lainnya dibantai ketika Khalifah menemui Hulagu.

Khalifah menawarkan perjanjian damai dengan membawa harta yang yang sangat banyak berupa perhiasan yang bermacam-macam. Akan tetapi al-Alqami sudah lebih dahulu memberi isyarat pada Hulagu agar tidak menerima perjanjian damai tersebut, al-Alqami berkata pada Hulagu: jika perjanjian damai itu disetujui, maka hal itu kemungkinan hanya bisa berjalan satu sampai dua tahun, dan setelahnya akan kembali seperti semula, dan lebih baik agar khalifah dibunuh. Khalifahpun kembali ke Baghdad bersama al-Alqami dan al-Thusi dengan membawa tangan hampa, dan setelah kembali ke Baghdad, Hulagu memerintahkan untuk membunuh khalifah, dan akhirnya dibunuhlah Kalifah.17

Itu semua merupakan rancangan yang dibuat oleh wazir al-Alqami sebagai wujud balas dendam terhadap apa yang dilakukan oleh orang Sunni terhadap Shi'ah Rafidah pada tahun sebelumnya, yang mana orang Sunni menyerang Karkh yang menjadi pusat Rafidhah, dan menyerang kerabat al-Alqami pada masa itu, sehingga tersimpan rasa dendam pada diri al-Alqami.18

Hulagu dan pasukannya akhirnya datang di Baghdad dengan membawa pasukan yang banyak. Dia mengepung kota Baghdad dari arah barat dan timur, sedangkan tentara Baghdad sangatlah sedikit, jumlahnya tidak mencapai 10.000 pasukan. Mereka memasuki kota Baghdad dan membunuh semua orang yang ditemui. Semua laki-laki, wanita, anak-anak, orang tua dan pemuda dibunuh, dan banyak juga dari mereka yang dimasukkan sumur, di tempat rerumputan, dan di saluran air kotor. Orang-orang yang berada di dalam rumah dikeluarkan dan dibunuh, rumah yang tertutup didobrak atau dibakar pintunya dan dibunuh juga penghuninya, sehingga banyak darah yang berceceran di mana-mana. Begitu juga orang yang berada di dalam masjid dan tempat perkumpulan juga dibunuh, mereka membunuh semua orang kecuali orang Yahudi dan Nasrani dan orang yang berada di rumah wazir al-Alqami, dan rumah para saudagar yang

17 Ibid., 358.

(10)

menyerahkan hartanya agar diberi jaminan keselamatan. Sehingga pada waktu itu penduduk Baghdad hanya tersisa sedikit, dan mereka hidup dengan ketakutan dan kesengsaraan.19 Setelah terjadi peperangan tersebut, Baghdad menjadi kota mati.

Sampai 40 hari setelah penyerangan, Baghdad masih dipenuhi jasad-jasad yang tak terurus, ada bau busuk di seluruh sudut kota, sehingga muncullah wabah penyakit yang dahsyat dan menyebar hingga ke negri Sham.20

C. Penyebaran Islam ke Dunia Timur Setelah Runtuhnya Baghdad

Mongol merupakan negara yang mempunyai watak keras dan penjajah. Sebagaimana yang telah diceritakan sebelumnya, bahwa mongol telah menghancurkan imperium Islam yang telah berjaya ratusan tahun, dan banyak yang mengira bahwa itu adalah awal dari runtuhnya dunia islam.21 Perkiraan para

sejarawan bahwa peristiwa itu merupakan awal dari runtuhnya dunia islam ternyata salah. Setelah 35 tahun dari penyerangan kota Baghdad, keturunan bangsa Mongol sudah ada yang memeluk agama Islam, bahkan setelah mereka memeluk agama Islam merekapun berjihad dan melakukan perluasan wilayah atas nama Islam.22 Ghazan, adalah seorang cicit hulagu yang telah memeluk agama

Islam, dia menjadi seorang muslim yang shaleh dan mencurahkan banyak waktu untuk membangkitkan kembali kebudayaan Islam.23

Pembagian wilayah kekuasaan yang dilakukan oleh Hulagu kepada anaknya memberikan keuntungan tersendiri terhadap dunia Islam. Selang beberapa tahun setelah runtuhnya Baghdad, keturunan Hulagu mulai ada yang memeluk agama Islam. Hulagu membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian, dan membaginya kepada empat anaknya. Pertama Juchi (يجوج)anaknya yang sulung mendapat wilayah Rusia, Khawarizm, Caucasus dan Balghar

19 Ibid., 359-360. 20 Ibid., 362.

21 Ragihib al-Sirjani, al-Mausu>’ah al-Muyassarah Fi al-Ta>ri>kh al-Isla>mi( Jil. 2), (Cairo: Mu’assasah Iqra’, 2005), 5.

22 Ibid., 6.

(11)

(Sekarang kota Kazan di Rusia). Kedua, Chagatai(ياطغج) ditugasi untuk menguasai daerah Uighur( sekarang wilayah Kansou China), Turkistan Barat dan Daerah sungai. Ketiga, Tuli (Toluy) (يولوت)mempunyai wilayah di Khurasan, Persia, Asia kecil dan Negara Arab. Keempat, Ogotai (ياطغوأ)anak terakhir Jenghis Khan ini mendapat bagian wilayah Mongolia, China dan Kuta(Turkistan Timur).24

Di daerang kekuasaan Juchi, pemimpin mongol yang pertama kali memeluk agama Islam adalah Barakah Khan.25 Kehidupan yang islami

mempengaruhi keluarga Juchi ketika dia menikah dengan Risalah Binti Khawarizmi Syah(Saudara perempuan Sultan Jalal al-Din), hal itu mempengaruhi kehidupan anak-anak Jochi yaitu Batu dan Barakah. Meski Batu tidak beragama Islam, tapi dia sangat baik terhadap orang-orang Muslim.26

Sedangkan di daerah kekuasaan Chagatai pemimpin Mongol yang pertama kali masuk Islam adalah Mubarak Syah. Islamnya Mubarak Shah disebabkan karena ibunya adalah seorang muslimah. Kekuasaan Mubarak Shah tidak berlangsung lama, karena kekuasaannya direbut oleh sepupunya sendiri yaitu Buraq Khan.27

Pada wilayah kekuasaan Tuli(Toluy), pemimpin Mongol yang pertama kali masuk Islam adalah Teguder(رادوكت), dia adalah putra dari Hulagu yang diasuh oleh seorang muslim sehingga dia juga menjadi seorang muslim.

Sedangkan pada wilayah kekuasaan Ogotai, Kubilai Khan membagi lagi menjadi dua kerajaan, yaitu daerah Mongolia dan Kuta(Turkistan Timur) yang dipimpin oleh keluarga Chagatai. Dan daerah China yang dipimpin oleh Kubilai khan. Islam masuk di negri China sejak masa pemerintahan Usman bin Affan, Khilafah Amawiyah dan Abbasiyah. Dan berkembang lagi ketika pemerintahan

24 Al-Sirja>ni, al-Mausu>’ah( Jil.2), 7. 25 Ibid., 23.

(12)

Kunbilai Khan. Ketika pemerintahan Kubilai Khan masuknya islam dipengaruhi oleh banyaknya tentara Muslim dari Turkistan dan daerah sekitar sungai.28

Dengan banyaknya keturunan Mongol yang masuk Islam, maka Islam bisa menyebar di setiap penjuru dunia khususnya di dunia timur. Ada beberapa factor yang mempengaruhi islamnya para pemimpin Mongol setelah runtuhnya Baghdad, di antaranya ialah:

a) Di sebabkan karena pernikahan antara orang Mongol dengan orang Muslimah Turki dan Persia.29

b) Banyaknya wazir atau pembantu pemerintahan yang beragama Islam sehingga para petinggi mongol mudah terpengaruh olehnya.30

c) Bercampurnya orang Mongol dengan masyarakat islam sehingga mereka terpengaruh.31

Dari penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa ada hikmah yang besar di balik runtuhnya Baghdad di tangan Mongol. Mongol adalah Negara yang kuat dan mempunyai kekuasaan yang luas, sehingga ketika para pemimpin Mongol memeluk agama Islam, maka dengan mudah Islam menyebar di penjuru dunia, khususnya dunia timur.

D. Penutup

Daulah Abbasiyah merupakan daulah yang mempunyai wilayah yang luas dan mempunyai masa pemerintahan yang cukup panjang. Tidak dapat disangkal lagi bahwa luasnya daerah kekuasaan tersebut mempersulit para khalifah untuk merangkul selurah daerah kekuasaan yang ada, sehingga dari situ banyak kendala di antaranya disintegrasi dan desentralisasi pemerintahan, yang berakibat retaknya persatuan dalam tubuh daulah Abbasiyah sendiri.

28 Ibid., 68.

29 Rajab Muhammad Abd al-Hali>m, Intisha>r Isla>m Baina Aidy al-Mughu>l (Cairo: Da>r al-Nahdlah al-Arabiyyah, T.th.) , 66.

(13)

Perekonomian yang kian hari kian terpuruk berimbas pada lemahnya beberapa sector pemerintahan. Kekuatan militer terkena imbas yang cukup terasa kekurangannya. Egoisme para pemimpin daulah Abbasiyah sangat tinggi, sehingga ada banyak sector yang tidak tersentuh, terlebih pada akhir-akhir pemerintahan daulah Abbasiyah, mereka cenderung mempunyai kebiasaan berfoya-foya dan menghamburkan harta yang berdampak pada banyaknya korupsi dan lemahnya pemerintahan.

Konflik intern yang tak kunjung usai hingga berimbas pada berakhirnya daulah Abbasiyah. Pertikaian dengan sesama ummat islamlah yang mengakhiri perjalanan daulah Abbasiyah. Orang islam cukup kuat untuk bertahan dari serangan luar, akan tetapi dengan sekenario yang tertata rapi dari dalam, akhirnya konflik intern sesama umat Islam menjadi jalan bagi orang luar yang ingin menghancurkan Islam. Pemerintahan berakhir dengan tragis dengan adanya pembantaian yang tanpa pandang bulu, serta berdampak pada munculnya wabah yang sangat mematikan akibat dari peperangan tersebut.

Akan tetapi juga ada hikmah di balik itu semua. Meski kekuatan islam sudah hancur lebur oleh kekejaman bangsa Mongol, akan tetapi mereka sendirilah yang pada akhirnya meneruskan estafet pemerintahan islam hingga menyebar di berbagai Negara, dan khususnya di bagian Asia. Wallahu A’lam.

Daftar Pustaka

- Abd al-Hali>m, Rajab Muhammad, Intisha>r al-Isla>m Baina Aidy al-Mughu>l.

(14)

- Al-Dhahabi,Shams al-Di>n, Ta>ri>kh al-Isla>m Wa Wafiyya>t al-Masya>hir Wa

al-A<’lam, Juz 48. Bairut: Da>r al-Kutub al-Arabi, 1999.

- Al-Sirjani, Ragihib, al-Mausu>’ah al-Muyassarah Fi al-Ta>ri>kh al-Isla>mi (Jil.2).

Cairo: Mu’assasah Iqra’, 2005.

- Badr, Mustha>fa> Tha>ha>, Mihnah al-Isla>m al-kubra> . Cairo: Hay’at al-A<mmah

al-Misriyyah, 1999.

- K. Hitti, Philip, History of The Arabs. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010.

- Kathi>r , Ibn, Al-Bida>yah Wa al-Niha>yah (juz 17). Mesir: Hajr, 1998.

- Shalabi, Ahmad, Sejarah dan Kenbudayaan Islam, Vol. 3, (Tarj.).

Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, 2003.

- Sjechul Hadi Permono, Islam Dalam Lintasan Sejarah Perpolitikan.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa pada saat sebelum operasi Cito Secsio Saria terhadap korban dilakukan para terdakwa tidak pernah menyampaikan kepada pihak keluarga korban tentang

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan masalah khusus dan penyu- sunan skripsi

Akibat hukum dari suatu akta yang se- harusnya dibuat dihadapan PPAT tetapi ka- rena penerima hak tidak memenuhi syarat mendapatkan suatu hak atas tanah maka ak- tanya harus

Rumah susun dan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun seperti halnya didalam Pasal 27 UUHT tersebut diatas, diketahui sebagai salah satu dari objek Hak Tanggungan, yaitu pertama

Berdasarkan dari hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan yaitu model Model kinetika adsorpsi yang sesuai untuk proses penjerapan ion logam Pb 2+ oleh tricalcium

Faktor-faktor yang memengaruhi daya ingat sesaat dalam penelitian ini yaitu pengetahuan gizi, status gizi, dan status anemia, semakin baik skor pengetahuan gizi

a) Untuk sambungan yang dikelim di lapangan, contoh uji dari sambungan keliman yang diambil harus dikelim dengan menggunakan alat dan prosedur yang sama seperti

Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan promosi kesehatan di wilayah kerja puskesmas.. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan promosi dilakukan