• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Prioritas Masalah Gangguan Mobilitas Fisik Di RSUP.H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Prioritas Masalah Gangguan Mobilitas Fisik Di RSUP.H. Adam Malik Medan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Gangguan Mobilitas Fisik

2.1.2. Pengertian

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu

untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan

kesehatannya (Hidayat, 2009).

Imobilitas adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian,

pergerakan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas

dari tubuh atau lebih (Santosa, 2005).

2.1.3. Tujuan Mobilisasi

1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia

2. Mencegah terjadinya trauma

3. Mempertahankan tingkat kesehatan

4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari – hari

5. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh (Hidayat,2009).

2.1.4. Jenis Mobilisasi

1.Mobilisasi penuh

Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara

penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan

menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan

fungsi syaraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat

(2)

2.MobilisasiSebagian

Adalah kemampuan seseorang dengan batasan jelas dan

tidak mampu bergerak secara bebas karena di pengaruhi oleh

gangguan saraf sensorik dan motorik. Biasa ditemui pada pasien

stroke, setelah kecelakaan dan lain- lain.

Mobilitas sebagian dibagi menjadi dua jenis:

a. Mobilitas sebagian temporer

Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang

sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma

reversibel pada sistem muskuluskeletal, contohnya dislokasi sendi

dan tulang.

b. Mobilitas sebagian permanen

Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang

sifatnya menetap. Hal itu disebabkan oleh rusaknya syaraf yang

reversibel, contohnya hemiplegi pada stroke dan paraplegi pada

kerusakan tulang belakang (Hidayat,2009).

2.1.5. Indikasi

1. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran

2. Kelemahan otot

3. Fase rehabilitasi fisik

4.Klien dengan tirah baring lama (Hidayat,2009)

2.1.6. Kontra Indikasi

a. Trombus/emboli pada pembuluh darah

b. Kelainan sendi atau tulang

c. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung) (Hidayat

(3)

2.1.7. Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi

1. Gaya Hidup

Gaya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat

pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di

ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya.

Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas

seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang

sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya berbeda

dengan seorang pramugari atau seorang pemambuk.

2. Proses penyakit dan injury

Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan

mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang

akan kesulitan untuk mobilisasi secara bebas. Demikian pula orang

yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka

cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus

istirahat di tempat tidurkarena mederita penyakit tertentu misallya;

CVA yang berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit

kardiovaskuler.

3. Kebudayaan

Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam

melakukan aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan

kaki setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang

biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan

berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura

dan sebagainya.

4. Tingkat energy

Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi,

orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan

dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari.

5. Usia dan status perkembangan

Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasny

(4)

dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat

kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.

6. Tiap persendian dan pergerakan sendi

Dalam sistim muskuloskeletal dikenal 2 maca persendian yaitu

sendi yang dapat digeragan (diartroses) dan sendi yang tidak dapat

digerakan (siartrosis). (Nurul & Wahit, 2007).

2.1.8. Masalah fisik yang dapat terjadi akibat immobilitas dapat dikaji / diamati pada berbagai sistem antara lain :

1. Masalah muskuluskeletal

Menurunnya kekuatan dan kemampuan otot, atropi, kontraktur,

penurunan mineral, tulang dankerusakan kulit.

2. Masalah urinary

Terjadi statis urine pada pelvis ginjal, pengapuran infeksi

saluran kemih dan inkontinentia urine.

3. Masalah gastrointestinal

reksia / penurunan nafsu makan diarrhoe dan konstipasi.

4. Masalah respirasi

Penurunan ekspansi paru, tertumpuknya sekret dalam saluran

nafas, ketidak seimbangan asam basa (CO2 O2).

5. Masalah kardiovaskuler

Terjadinya hipotensi orthostatic, pembentukan trombus.

(Hidayat, 2009)

Upaya mencegahkan terjadinya masalah akibat kurangnya mobilisasi

antara lain :

1. Perbaikan status gisi

2. Memperbaiki kemampuan mobilisasi

3. Melaksanakan latihan pasif dan aktif

4. Mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan bady

(5)

5. Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi

untuk menghindari terjadinya dekubitus / pressure area akibat

tekanan yang menetap pada bagian tubuh (Hidayat, 2009).

2.2. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Mobilisasi

2.2.1. Pengkajian

Pada pemenuhan kebutuhan mobilitas adalah sebagai berikut:

a. Riwayat penyakit sekarang

Meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi

keluhan/ gangguan dalam mobilisasi, seperti adanya nyeri,

kelelahan, tingkat mobilisasi, daerah yang terganggu, dan lama

terjadinya gangguan.

b. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat

penyakit neurologis ( kecelakaan cerebrovasculer, trauma

kepala, peningkatan tekanan intrakranial dll), riwayat penyakit

kardiovasculer, riwayat penyakit musculoskeletal (artritis,

asam urat), riwayat penyakit sistem pernafasan.

c. Kemampuan fungsi motoric

Mengkaji fungsi motorik untuk melihat adanya

kelemahan dan kekuatan.

d. Kemampuan mobilitas

Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan

tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring,

duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan (Nurul &

(6)

e. Kategori kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut:

Tingkat mobilitas / aktivitas Kategori

Tingkat O Mampu merawat diri sendiri secara penuh

Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat

Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan

orang lain

Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang

lain, dan peralatan.

Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat

melakukan atau berpartisipasi dalam

perawatan

f. Kemampuan rentang gerak

Pengkajian rentang gerak (ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu,

siku, lengan, panggul, dan kaki

Gerak Sendi Derajat Rentang Normal

Bahu

Abduksi: gerakan lengan ke lateral dari posisi

samping ke atas kepala, telapak tangan

menghadap ke posisi yang paling jauh.

180

Siku

Fleksi: angkat lengan bawah ke arah depan

dan ke arah atas menuju bahu.

150

Pergelangan Tangan

Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah bagian

dalam lengan bawah.

80-90

Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dari

posisi fleksi.

80-90

Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke

arah belakang sejauh mungkin.

(7)

Abduksi: tekuk pergelangan tangan ke sisi

ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke

atas.

0-20

Adduksi: tekuk pergelangan tangan kea rah

kelingking, telapak tangan menghadap ke

atas.

30-50

Tangan dan jari 90

Fleksi: buat kepalan tangan 90

Ekstensi: luruskan jari 30

Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke

belakang sejauh mungkin

20

Abduksi: rapatkan jari-jari tangan dari posisi

abduksi

20

g. Perubahan intoleransi aktivitas

Pada pengkajian ini berhubungan dengan sistem pernafasan, antara

lain: suara nafas, analis gas darah, gerakan dinding thorak, adanya

mucus,batuk produktif diikuti dengan panas, dan nyeri saat respirasi.

Pengkajian terhadap sistem kardiovasculer, seperti nadi, tekanan darah,

sirkulasi perifer, adanya thrombus, perubahan tanda vital.

h. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi

kekuatan otot dilakukan secara bilateral atau tidak:

Skala Persentase Kekuatan Normal

Karakteristik

0 0 Paralisis sempurna

1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat

di palpasi atau di lihat

2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi

dengan topangan

(8)

4 75 Gerakan penuh yang normal melawan

gravitasi dan melawan tahanan minimal

5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang

normal melawan gravitasi dan tahanan

penuh

i. Perubahan psikologis

Pengkajian mobilitas berkaitan dengan psikologis

antara lain perubahan prilaku, emosi, perubahan dalam

mekanisme koping.

2.2.2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan mobilitas fisik

b. Defisit Perawatan Diri

c. Ansietas

d. Harga Diri Rendah

2.2.3. Perencanaan

1. Gangguan mobilitas fisik b.d trauma

Definisi: keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu

atau lebih ekstrimitas secara mandiri dan terarah

Tujuan:

1. Aktivitas fisik meningkat

2. ROM normal

3. Melaporkan perasaan peningkatan kekuatan dalam

bergerak.

4. Klien bisa melakukan aktivitas.

Intervensi:

1.Pastikan keterbatasan gerak sendi yang dialami.

2.Motivasi klien untuk mempertahankan pergerakan sendi.

(9)

4. Ajarkan ROM exercise aktif dan pasif; jadwal; keteraturan,

latihROM pasif dan aktif

5. Anjurkan dan Bantu klien duduk di tempat tidur sesuai

toleransi.

6. Atur posisi setiap 2 jam atau sesuai toleransi.

7. Jelaskan manfaat ROM aktif dan pasif

8. Kolaborasi dengan fisioterapi (Hidayat, 2009).

2.3. Asuhan Keperawatan Kasus 2.3.1.Pengkajian

I. Biodata Identitas pasien

Nama lengkap : Ny. M

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 44 Tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : Tamat SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Kelengkeng Desa Banjar Senen

Tanggal Masuk RS : 12 juni 2013

No. Registrasi : 00.56.26.88

Ruangan/ kamar : RA4 (Neurologi) / III2

Golongan darah : O

Tanggal pengkajian : 17 juni 2013

Tanggal operasi : -

Diagnosa Medis : SOL ( Space Occupying Lesion) Medula

Spinalis

II. Keluhan utama

(10)

III. Riwayat kesehatan sekarang A.Provocative/ palliative

1. Apa penyebabnya

Ny.M mengatakan hal ini di alaminya sejak ±5 minggu yang lalu

sebelum masuk Rumah Sakit secara perlahan-lahan.Sebelumnya 1

tahun yang lalu pasien merasa nyeri pada punggung terutama

sebelah kanan, lama kelamaan pasien merasa kebas pada tangan

kanan diikuti kedua tungkai hingga lemah dalam 5 minggu ini.Dan

adanya riwayat trauma jatuh dari motor sebelumnya.

2. Hal – hal yang memperbaiki keadaan

Adanya pengobatan di Rumah Sakit dan di lakukannya ROM

setiap hari oleh keluarganya yaitu suaminya.

B.Quantity/ quality

1. Bagaimana dirasakan

Ny. M merasakan lemah pada kedua kakinya

2. Bagaimana dilihat

Lemah pada kedua tungkai kakinya.

C.Region

1. Dimana lokasinya

Pada ekstremitas bawah di kedua tungkai kakinya.

2. Apakah menyebar

Tidak menyebar

D.Severity

Akibat penyakit yang diderita pasien, sebagian besar aktivitas

(11)

E.Time

Ny.M mengatakan hal ini di alaminya sejak ±5 minggu yang lalu

sebelum masuk Rumah Sakit secara perlahan-lahan.

IV. Riwayat kesehatan masa lalu A.Penyakit yang pernah dialami

Ny.M mengatakan tidak mempunyai penyakit serius apapun

sebelumnya.

B.Pengobatan

Pasien tidak mengingat pengobatan yang dulu dia konsumsi.

C. Pernah dirawat

Sebelumnya Ny.M pernah di rawat di RS.Bidadari Binjai. Dengan

penyakit yang sama.

D. Lama dirawat

Ny. M mengatakan Lama rawatnya di Rs.Bidadari binjai selama 4

mingggu. Dengan penyakit yang sama.

E. Alergi

Ny.M mengatakan tidak mempunyai Alergi apapun.

F. Imunisasi

Pasien tidak ingat betul akan status imunisasinya, pasien hanya

mengingat pernah mendapat imunisasi campak dan polio saat

masih kecil.

V. Riwatat kesehatan keluarga A. Orang tua

Orang tua pasien sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.

Riwayat tumor/kanker (-), riwayat kecelakaan (-).

B. Saudara kandung

Pasien anak ke 3 dari 5 bersaudara. Riwayat kanker/tumor (-),

(12)

C. Penyakit keturunann yang ada

Pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan dalam

keluarga.

D. Anggota keluarga yang meninggal

Orang tua pasien.

E. Penyebab meninggal

Karena sudah tua, penyakit tidak jelas.

VI. Riwayat keadaan psikososial A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien mengetahui tentang penyakit yang dialaminya. Informasi ini

didapatnya dari dokter dan perawat di rumah sakit. Pasien

menganggap bahwa penyakitnya ini dapat disembuhkan. Oleh sebab

itu pasien menerima keadaannya.

B. Konsep Diri

1. Gambaran diri : Pasien dapat menerima gambaran dirinya.

2. Ideal diri : Pasien berharap bisa berjalan lagi

3. Harga diri : Tidak ada gangguan harga diri yang berat.

4. Peran diri : Peran pasien sebagai istri berubah akibat proses

penyakitnya

5. Identitas : Ny.M sebagai istri dan ibu dari anak- anaknya.

C. Keadaan emosi

Keadaan emosi pasien stabil. Pasien dapat mengontrol emosi dan

mengungkapkan emosi dengan baik.

D. Hubungan sosial

1. Orang yang berarti :

Bagi pasien orang yang berarti bagi dirinya adalah keluarganya,

(13)

2. Hubungan dengan keluarga :

Hubungan pasien dengan keluarga terjalan dengan baik dan

haromis. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya dukungan dari

keluarga dan selama pasien dirawat di rumah sakit selalu ada

keluarga yang menunggu pasien.

3. Hubungan dengan orang lain :

Hubungan pasien dengan orang lain terjalan dengan baik. Hal ini

dibuktikan dengan mampunya pasien bersosialisasi dengan sesama

penghuni kamar III 2 Rindu A4 RSUP H. Adam Malik, Medan.

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

Karena penyakit yang dideritanya, pasien menjadi terganggu untuk

melakukan aktivitas yang biasa dilakukannya.

E. Spiritual

1. Nilai dan keyakinan :

Pasien menganut agama Islam dan nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya.

2. Kegiatan ibadah :

Untuk sementara ini kegiatan ibadah pasien tidak dapat dilakukan

sebagaimana mestinya dikarenakan penyakit yang diderita pasien.

Untuk kegiatan Shalat dan lainnya hanya dilakukan pasien jika ia

merasa cukup kuat.

VII. Pemeriksaan fisik A. Keadaan umum

Pasien sadar dan kooperatif namun tampak lemah serta tidak ada

peningkatan suhu tubuh.

B. Tanda-tanda vital

1. Suhu tubuh : 37oc

2. Tekanan darah : 120/80 mmHg

(14)

4. Pernafasan : 20x/menit

5. Skala nyeri : 2

6. TB : 158 cm

7. BB : 70 kg

C. Pemeriksaan head to toe

1. Kepala dan rambut

- Bentuk : Simetris

- Ubun-ubun : Letak ditengah, tidak ada nyeri tekan.

- Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe maupun kotoran.

2. Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut: Warna rambut hitam dan

putih beruban dengan penyebaran yang merata diseluruh kepala.

- Bau : Tidak ada bau tidak sedap.

- Warna kulit : Putih kecoklatan.

3. Wajah

- Warna kulit : Kecoklatan

- Struktur wajah : Bentuk wajah oval, simetris.

4. Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : Bola mata simetris,pergerakan

bola mata normal

- Palpebra : Tidak ptosis

- Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva tidak pucat, Sklera

tidak ikterik.

- Pupil :Refleks terhadap cahaya normal.

- Cornea dan iris : Kornea bening.

- Visus : Tidak dikaji.

(15)

5. Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal, simetris, tidak

ada kelainan

- Lubang hidung : Normal, simetris, tidak ada polip.

- Cuping hidung : Terdapat pernafasan cuping hidung.

6. Telinga

- Bentuk telinga : Bentuk daun telinga normal, simetris,

- Ukuran telinga : Normal

- Lubang telinga : tidak ada serumen mapun cairan.

- Ketajaman pendengaran : Tidak dikaji

7. Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Lembab, tidak pecah-pecah, berwarna

merah kehitaman, tidak ada tanda sianosis.

- Keadaan gusi dan gigi : Gigi bersih, beberapa gigi sudah tanggal

dikarenakan faktor usia, tidak ada pendarahan pada gusi.

- Keadaan lidah : Bersih, normal, kekuatan otot lidah baik,

fungsi pengecapan baik.

- Orofaring : Ovula simetris.

8. Leher

- Trachea : Kedudukan trachea normal, tidak ada

massa ataupun nyeri tekan.

- Thyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid.

- Suara :Suara jelas, tidak ada gangguan

komunikasi.

- Kelenjar limfe : tidak dikaji

- Vena jugularis : Teraba, kuat, teratur.

- Denyut nadi karotis : Teraba, kuat, teratur.

9. Pemeriksaan integument

- Kebersihan : Bersih,

- Kehangantan : Hangat, suhu permukaan kulit 36,9oc

- Warna : Kecoklatan

(16)

- Kelembapan : Lembab, ridak ada tanda kulit kering.

- Kelainan pada kulit : Tidak ada.

10.Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Ukuran dan bentuk : Tidak dikaji.

- Warna payudara dan aerola : Tidak dikaji.

- Kondisi payudara dan putting : Tidak dikaji.

- Produksi ASI : Tidak dikaji.

- Aksila dan klafikula : Tidak dikaji.

11.Pemeriksaan thorak/dada

- Inspeksi thorak : Tidak dikaji

- Pernafasan : Normal, RR= 20x/menit

Tanda kesulitan bernafas : tidak ada gangguan

12.Pemeriksaan paru

- Palpasi getaran suara : Tidak dikaji

- Perkusi : Tidak dikaji

- Auskultasi : Tidak dikaji

13.Pemeriksaan jantung

- Inpeksi :Tidak ada pembengkakan jantung,

tidak ada pulsasi.

- Auskultasi : Bunyi jantung normal Lub-Dub

- Perkusi : Dullness

- Palpasi : Tidak ada pulsasi

14.Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi : Bentuk simetris, cekung, terlihat pulsasi aorta

abdominalis.

- Auskultasi : Bunyi peristaltik usus 7 x/menit, tidak ada bunyi

bruot pada aorta abdominalis.

- Palpas : Tidak ada nyeri tekan pada daerah suprapubik,

tidak ada benjolan atau teraba massa abnormal, tidak asites,

permukaan hepar regular, dengan pinggir tajam dan ukuran

(17)

15.Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

- Genitalia : Tidak dikaji

- Anus dan perineum : Tidak dikaji

16.Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas :

- Kesimetrisan otot: ekstremitas atas : simetris kiri dan kanan

eksterimitas bawah: simetris kiri dan kanan.

- Pemeriksaan edema : tidak edema

- Kekuatan otot : skala 1 ( tidak ada gerakan,hanya teraba

kontraksi otot).

- Kelainan pada ekstremitas dan kuku: adanya kelemahan otot

pada ekstremitas bawah .

17.Fungsi neurologi :

Tingkat kesadaran : Composmentis

GCS 11, E4 M1 V6

N I :Normosmia, fungsi penciuman tidak ada kelainan

N II :Tes ketajaman penglihatan normal

N III, IV, VI :Pupil isokor Ø 3 mm,Pergerakan bola mata normal

N V :Sensori wajah dan pergerakan rahang saat

mengunyah normal.

N VII :Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah

simetris.

N VIII : Ketajaman pendengaran baik

N IX, X : Kemampuan menelan baik

N XI : Normal, Mengangkat kedua bahu simetris

N XII : Normal, gerakan lidah dan kekuatan lidah

18.Fungsi motorik

Inspeksi umum didapatkan kelemahan pada ekstremitas bawah,

bersifat paraplegia. Tonus didapatkan menurun , kekuatan otot

(18)

kontraksi otot) keseimbangan dan koordinasi mengalami gangguan

karena kelumpuhan ekstremitas bawah.

19.Fungsi Refleks

Reflex Achilles menghilang (refleks ini mempunyai pusat

dimedula spinalis setinggi S1) dan reflex patella melemah (refleks

ini terletak di medulla spinalis setinggi L2, L3 dan L4)

karenakelemahan otot hamstring (otot yang terletak di belakang

paha).

20.Sistem Sensorik

Gangguan sensibilitas pada klien cedera medulla spinalis sesuai

dengan segmen yang mengalami gangguan.

VIII. Kebiasaan sehari-hari 1. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan sehari : 3 x/hari

- Nafsu/selera makan : Baik,

- Nyeri ulu hati : Tidak ada

- Alergi : Tidak ada riwayat alergi

- Mual dan muntah : Tidak ada

- Waktu pemberian makan : Sesuai dengan jam makan rumah

sakit, pagi hari pukul 07.00 WIB, siang hari pukul 12.30 WIB,

malam hari pukul 18.00 WIB

- Jumlah dan jenis makan : Menu biasa

- Waktu pemberian cairan/minum : Pasien minum sehabis makan,

setiap kali haus dan pemberian cairan intravena NaCl 0,9% 10

tetes makro/menit.

2. Masalah makan dan minum : Pasien tidak mengalami kesulitan

(19)

3. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh : Tubuh pasien bersih, pasien di lap dengan

waslap dan air hangat 2x/hari oleh keluarga.

- Kebersihan gigi dan mulut : Mulut dan gigi pasien bersih, pasien

menyikat gigi 2 kali sehari dibantu keluarga.

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan pasien

bersih karena dipotong seminggu sekali oleh keluarga atas saran

perawat. Telapak kaki pasien tampak kotor dan kulitnya kering.

4. Pola kegiatan/aktifitas

Kegiatan Mandiri Sebahagian Total

Mandi 

Makan 

BAB 

BAK 

Ganti pakaian 

Untuk aktifitas ibadah, selama sakit kegiatan ibadah pasien terhambat

seperti halnya shalat, tidak sebagaimana mestinya. Namun keluarga

sering mengajak pasien untuk membaca kitab suci.

5. Pola eliminasi BAB

- Pola BAB : pasien BAB 1 x sehari, biasanya pagi hari

menggunakan Pispot dibantu keluarganya.

- Karakter feses : Konsistensi semi padat.

- Riwayat perdarahan : Tidak pernah

- BAB terakhir : 1 hari sebelum tanggal pengkajian (16

(20)

- Diare : Sedang tidak diare

- Penggunaan laktasif : tidak

BAK

- Pola BAK : Pasien BAK menggunakan kateter, tidak

terkaji Pola nya.

- Karakter urin : Berwarna kuning, cair, berbau khas.

- Nyeri saat BAK : Tidak.

- Penggunaan diuretic : Tidak.

- Riwayat penyakit ginjal dan saluran kemih : Tidak

6. Hasil pemeriksaan diagnostik / penunjang medis

Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai

rujukan

12/6//2013 Kimia klinik

Metabolisme karbohidrat

- Glukosa Darah ( sewaktu)

(21)

Hematologi

Darah lengkap

Hemoglobin

- Neutrofil absolut

- Limfosit absolut

- Monosit absolut

- Eosinophil absolut

- Basofil absolut

(22)

7. Terapi obat - obatan

Nama obat Dosis Cara pemberian

IVfD RL 20 gtt / i Intravena

Ranitidine 1 amp / 12 jam Injeksi Intravena

Dexametasone 1 amp / 8 jam Injeksi Intravena

Vit B Complex 3 x 1 Oral

2.3.2. ANALISA DATA

No. Data Masalah Keperawatan

1. Data Subjektif :

- Pasien mengatakan kedua

kakinya tidak bisa

digerakkan

Data Objektif :

- Pasien Tampak Lemah

- Tampak kedua kakinya

tidak bisa digerakkan

- Pasien Bedrest total

Gangguan Mobilitas Fisik

2. Data Subjektif :

- Pasien mengatakan jarang

mandi karena keterbatasan

gerak.

Data Objektif :

- Aktivitas pasien dibantu

keluarga.

- Kaki pasien tampak kering

dan retak.

(23)

2.3.3. Masalah keperawatan

1. Gangguan Mobilitas fisik

2. Defisit perawatan diri

2.3.4. Diagnosa keperawatan (Prioritas)

1. Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan trauma

SOL Medula Spinalis ditandai dengan kedua tungkai kaki

Ny.M tidak bisa digerakkan.

2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan

mobilitas fisik ditandai dengan kaki pasien tampak kering

(24)

2.3.5. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

fisik sesuai kemampuan.

Kriteria Hasil:

- Pasien dapat ikut

serta dalam

- Kaji mobilitas yang

ada dan observasi

terhadap penigkatan

kerusakan. Kaji secara

teratur fungsi motorik.

- Ubah posisi pasien

tiap 2 jam.

- Lakukan gerak pasif

pada ekstremitas yang

sakit.

- Bantu pasien

melakukan latihan

ROM sesuai toleransi.

- Kolaborasi dengan

ahli fisioterapi untuk

latihan fisik pasien.

- Mengetahui tingkat

kemampuan pasien

dalam melakukan

aktivitas.

- menurunkan resiko

terjadinya iskemia

jaringan akibat

sirkuasi darah yang

jelek pada daerah

yang tertekan.

- Otot volunter akan

kehilangan tonus dan

kekuatannya bila

tidak dilatih untuk

digerakkan.

- Untuk memelihara

fleksibilitas sendi

latihan fisik dari tim

(25)

No. Dx 2 Intervensi Rasional

Tujuan :

pasien mampu

melakukan aktivitas

perawatan diri sesuai

dengan tingkat

kemampuan.

Kriteria Hasil :

Pasien tampak bersih

- Kaji tingkat

kemampuan dan

tingkat penurunan

dalam melakukan

ADL.

- Menganjurkan kepada

keluarga pasien untuk

menjaga kebersihan

disekitar pasien.

- Hindari apa yang

tidak dapat dilakukan

pasien dan bantu bila

perlu.

- Identifikasi kebiasaan

BAB. Anjurkan

minum dan

meningkatkan

aktivitas.

- Melakukan Penkes

tentang Kebersihan

diri terutama dibagian

ekstremitas bawah.

- Kebersihan disekitar

pasien memberikan

suasana yang

nyaman dan bersih.

- Pasien dalam

keadaan cemas dan

tergantung hal ini

dilakukan untuk

mencegah frustasi

dan harga diri

pasien.

dan pasien tentang

(26)

2.3.6. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

Hari / tanggal No. Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP)

18/06/2013 1. - Memantau

tanda-tanda vital pasien.

- Mengkaji fungsi

motorik pasien.

- Mengubah posisi

pasien tiap 2 jam.

- Melakukan gerak

pasif pada

ekstremitas yang

sakit.

- Melakukan ROM

S: Pasien

20/06/2013 2. - Mengkaji tingkat

kemampuan dan

lebih bersih dari

sebelumnya.

O: pasien tampak

bersih

A: Masalah

sebagian Teratasi

P: intervensi

(27)

2.4. Pembahasan

Dalam bab ini, penulis akan membahas Asuhan keperawatan pada

Ny. M dengan prioritas masalah gangguan Mobilitas Fisik di RSUP.H

Adam Malik, pembahasan meliputi : Pengkajian, Analisa Data, Diagnosa

Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi Keperawatan dan

Evaluasi Keperawatan.

Pengkajian yang sudah didapat berdasarkan pemeriksaan yang

dilakukan penulis dan keluhan pasien yang ditemukan pada pengakajian

yang dilakukan pada tanggal 17 juni 2013 didapatkan data Ny.M, umur 44

tahun, jenis kelamin perempuan, status menikah, agama Islam, pendidikan

tamat SLTA, alamat jl. Kelengkeng Desa Banjar Senen dan nomor registrasi

masuk RS 00.56.26.88. Didapatkan data antara lain : data subyektif yang

meliputi pasien mengatakan kedua kakinya tidak bisa digerakkan, dan pasien

mengatakan ia jarang mandi. Data obyektif meliputi pasien tampak lemah,

tampak kedua kakinya tidak bisa digerakkan, pasien bedrest Total, dan kaki

pasien tampak kering.

Pembahasan ini terjadi dari masing-masing diagnosa keperawatan

dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip dalam proses keperawatan.

Adapun duadiagnosa yang muncul adalah sebagai berikut :

1. Gangguan Mobilitas Fisik

Menurut teori jenis mobilitas yang sesuai dalam pengkajian ini adalah

gangguan mobilitas sebagian temporer karena Kemampuan individu

untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut

dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskuluskeletal.

( Hidayat, 2009)

Faktor yang mempengaruhi menurut data yang di dapat karena adanya

proses penyakit dan injuri sedangkan dalam teori terdapat beberapa

faktor- factor lain yg dapat mempengaruhi mobilisasi seperti, gaya

Hidup, kebudayaan, tingkat energy, usia dan status perkembangan, tiap

(28)

Dalam mengatasi masalah tersebut penulis menetapkan beberapa

rencana keperawatan, tujuan serta kriteria hasil. Penulis menetapkan

tujuan yang ingin dicapai setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 kali 24 jam diharapkan pasien mampu melakukan aktivitas

fisik sesuai kemampuannya.

Berikut ini adalah beberapa rencana keperawatan yang ditentukan

penulis untuk diagnosa ini:

e. Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap penigkatan kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motorik.

Rasionalnya : Mengetahui tingkat kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.

f. Ubah posisi pasien tiap 2 jam.

Rasionalnya : Menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan akibat sirkuasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan.

g. Lakukan gerak pasif pada ekstremitas yang sakit.

Rasionalnya : Otot volunter akan kehilangan tonus dan

kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan.

h. Bantu pasien melakukan latihan ROM sesuai toleransi.

Rasionalnya : Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuan.

i. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik pasien.

Rasionalnya : Peningkatan kemampuan dalam mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapis. ( Hidayat, 2009)

(29)

2. Defisit Perawatan Diri

Secara teori diagnosa ini dimunculkan apabila terdapat

batasan karakteristik tidak mampu dalam memakai atau melepas

pakaian yang perlu, berpakaian cepat, menyediakan baju, memakai

pakaian atas dan bawah, memilih pakaian, menggunakan alat

bantu, mengancingkan baju, mengganti baju dan mempertahankan

penampilan dalam tingkat memuaskan(Mitayani, 2009 : 111).

Dalam mengatasi masalah tersebut penulis menetapkan

beberapa rencana keperawatan, tujuan serta kriteria hasil. Penulis

menetapkan tujuan yang ingin dicapai setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan pasien mampu

melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kemampuan.

Berikut ini adalah beberapa rencana keperawatan yang

ditentukan penulis untuk diagnosa ini:

a. Kaji tingkat kemampuan dan tingkat penurunan dalam melakukan ADL.

Rasionalnya : Membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan pertemuan kebutuhan individual.

b. Hindari apa yang tidak dapat dilakukan pasien dan bantu bila

perlu.

Rasionalnya : Pasien dalam keadaan cemas dan tergantung hal

ini dilakukan untuk mencegah frustasi dan harga diri pasien.

c. Identifikasi kebiasaan BAB. Anjurkan minum dan

meningkatkan aktivitas.

Rasionalnya : Meningkatkan latihan dan menolong mencegah

konstipasi.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan trauma SOL Medula Spinalis yang dilakukan pada tanggal 20-06-2013 penulis menemukan data subyektif klienS : - , O: pasien tampak bersih, analisa masalah sebagian Teratasi dan planning melanjutkan intervensi yang telah dibuat dalam rencana tindakan keperawatan selanjutnya.

Berdasarkan pengelolaan kasus selama 3 kali 24 jam penulis

(30)

fisik dan Defisit Perawatan Diri. Sedangkan pada teori terdapat

diagnosa keperawatan : ansietas dan Harga Diri rendah.

1. Ansietas tidak dimunculkan karena tidak ada tanda-tanda krisis

situasi. Secara teori diagnosa tersebut dimunculkan apabila

terdapat batasan karakteristik peningkatan ketegangan,

keprihatinan, perasaan tidak adekuat, stimulasi simpatik tidak

dapat tidur dan sementara itu pada saat pengkajian penulis tidak

menemukan data yang sama pada batasan karakteristik

tersebut.

2. Harga diri rendah situasional tidak dimunculkan karena tidak

ada data yang ditemukan oleh penulis sesuai dengan batasan

karakteristik yaitu mengungkapkan tantangan situasional yang

sedang terjadi terhadap harga diri, mengungkapkan diri yang

negatif, bimbang, mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi

situasi dan mengekspresikam tidak berdaya dan tidak berguna.

Saat dilakukan pengkajian pada Ny.M penulis tidak

menemukan data yang sesuai dengan batasan karakteristik

Referensi

Dokumen terkait

Data objektif yang sering dijumpai pada pasien stroke adalah peningkatan tekanan intracranial,gangguan perfusi jaringan otak, gangguan eliminasi uri dan alvi, gangguan

Dan dari hasil asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan masalah gangguan kebutuhan oksigenasi, ditemukan masalah prioritas dengan gangguan pertukaran gas

Karya Tulis Ilmiah (KTI) perlu dilakukan untuk membahas masalah- masalah keperawatan pada klien yang dalam hal ini penulis mengangkat masalah kebutuhan dasar nutrisi pada

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan. mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit sistem neurologis,

1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan.. dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3,

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Pengantar KDM aplikasi konsep dan proses keperawatan.. Buku Ajar