1 A.Latar Belakang Masalah
Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan
bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya.
Sedangkan Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, dan/atau Walikota, serta
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Selain itu,
UUD 1945 juga mengamanatkan adanya hubungan keuangan, pelayanan umum
serta pemanfaatan sumberdaya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah
Pusat dan PemerintahDaerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan Undang. Untuk melaksanakan hal ini, ditetapkan
Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah,Keuangan daerah adalah semua hak dan
kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat
dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Pengelolaan keuangan
daerah meliputi keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan
daerah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah disebutkan bahwa salah satu lingkup pengelolaan keuangan
efisiensi pengelolaan barang milik daerah akan mempengaruhi efektivitas dan
efisiensi pengelolaan keuangan daerah. barang milik daerah atau asset tetap
merupakan aset yang biasa dimiliki oleh suatu perusahaan maupun oleh
pemerintah atau sektor publik. Aset tetap pemerintah pada hakekatnya sama
seperti aset tetap perusahaan. Aset tersebut terdiri dari tanah, gedung dan
bangunan, peralatan, mesin dan sebagainya. Namun aset tetap tidak semata-mata
digunakan untuk menghasilkan pendapatan, tetapi aset tersebut untuk kegiatan
pemerintah dan pelayanan kepadamasyarakat.Aset tetap atau barang milik daerah
merupakan salah satu faktoryang paling strategis dalam pengelolaan keuangan
daerah., nilai aset tetap daerah merupakan nilai yang paling besar dibandingkan
dengan akun lain pada laporan keuangan. Keberadaan asset tetap sangat
mempengaruhi kelancaran roda pemerintahan danpembangunan. Oleh karena itu,
sistem pengendalian intern atas Manajemen/pengelolaan aset tetap daerah harus
handal untuk mencegah penyimpangan yang dapat merugikan keuangan daerah.
Pemerintah daerah memerlukan sebuah sistem pengelolaan barang milik
daerah yang dapat dipertanggungjawabkan. Manajemen atau pengelolaan barang
daerah adalah metode yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah untuk
memaksimalkan potensi yang ada di daerahnya. Untukmencapai tujuan
pengelolaan aset secara terencana, terintegrasi, dan sanggup menyediakan data
dan informasi yang dikehendaki dalam tempoyang singkat, dibutuhkan suatu
sarana yang efektif untuk mendukung pengambilan keputusan atas aset.
Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
milik negara/daerah meliputi perencanaan kebutuhandan penganggaran,
pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,
penghapusan, pemindah tanganan,piñata usahaan, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun 2007 tentang pedoman teknis pengelolaan barang milik daerah,
pengelolaan barangmilik daerah meliputi: perencanaan kebutuhan dan
penganggaran-pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran,
penggunaan,penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan,
penilaian,penghapusan, pemindah tanganan, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi.
Manajemen atau pengelolaan barang daerah dapat dilakukan dengan
menjalankan siklus pengelolaan barang milik daerah sesuai dengan Permendagri
No.17 Tahun 2007tersebut sehingga tercipta suatu manajemen atau pengelolaan
barang daerah yang lebih baik lagi. Manajemen atau pengelolaan aset sebetulnya
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen atau
pengelolaankeuangan dan secara umum terkait dengan adiministrasi
pembangunandaerah khususnya yang berkaitan dengan nilai aset, pemanfaatan
aset,pencatatan nilai aset dalam neraca, maupun dalam penyusunan prioritasdalam
pembangunan. Manajemen atau pengelolaan aset ke depan lebih ditujukan untuk
menjamin pengembangan kapasitas yang berkelanjutan dari pemerintahan daerah,
maka dituntut agar dapat mengembangkanatau mengoptimalkan manajemen atau
pengelolaan barang/aset daerah.Mengacu pada penjelasan tersebut, pengelolaan
jawabkan pelaksanaan atas penggunaan barang milik daerah dalam laporan
keuangan neraca.
Pengendalian dalam bentuk fisik adalah merupakan tindakan yang harus
dilakukan oleh pengurus barang milik daerah agar secara fisik barang tersebut
terjaga atau dalam keadaan aman sehingga jumlah, kondisi, dan keberadaan
barang tersebut sesuai dengan yang tercatat dalam data administrasi. Pengamanan
sebagaimana tersebut di atas, dititik beratkan pada penertiban/pengamanan secara
fisik dan administratif, sehinggabarang milik daerah tersebut dapat
dipergunakan/dimanfaatkan secara optimal serta terhindar dari penyerobotan,
pengambilalihan atau klaim dari pihak lain.Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
ditarik sebuah simpulanbahwa pengelolaan barang daerahdilakukan sebagai
bentuk pengamanan terhadap aset daerah, apabila pemerintah daerah melakukan
pengelolaan barang milik daerah berdasarkan peraturan dan ketentuan yang
berlaku maka tentunya akan meningkatkan keberhasilan dalam pengamanan aset
daerah. barang milik atau kekayaan negara/daerah yang dikelola baik oleh
pemerintah pusat maupun daerah, mempunyai peran strategi.Entah barang
tersebut bergerak atau barang tidak bergerak mempunyai nilai yang amat tinggi.
Sayangnya, masih ada permasalahan dalampengelolaannya, antara lain, masih
banyak instansi yang belum dapat menyajikan data secara pasti, berapa
sesungguhnya nilai aset tersebut.Hal ini juga terjadi pada pemerintah Kabupaten
Langkat pada Tahun Anggaran 2016, BPK RI memberikan opini atas Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Langkat dengan opini “Wajar Dengan
Pengecualian. Salah satu penyebab Kabupaten Langkat masih mendapatkan opini
terdapat aset tetap yang belum dapat diyakini kewajarannya Salah satu masalah
LKPD Pemerintah Kabupaten Langkat masih mendapat opini Wajar Dengan
Pengecualian dari BPK dikarenakan dalam penyajian laporan aset daerah masih
belum diyakini kewajarannya. Pada umumnya asset daerah tersebut terdapat
dalam kartu inventaris barang, tetapi belum tentu ditemukan barangnya ada di
SKPD, Selain itu juga masalah pengelolaan aset berupa tanah dan gedung masih
menjadi suatu masalah pada Pemda Langkat, dimana masih banyak tanah dan
gedung yang dimiliki Pemda Kabupaten Langkat belum disertai dengan
kepemilikan sertifikat. Hal ini dapat dilihat dari asset tanah yang bersetifikat dan
sedang dalam proses sertifikat sampai tahun 2016 adalah sebesar 18,91%
sedangkan tanah yang bersertifikat sebanyak 301 bidang yang masih dalam proses
persertikat pada BPN Langkat sebanyak 299 bidang dan masih ada lagi beberapa
asset Pemda Langkat yang berada di Kodya Binjai masih dalam proses
pengurusan.Pengelolaan asset yang kurang efektif tersebut dikarenakan kurangnya
SDM yang professional dalam pengelolaan barang daerah, ini juga terjadi karena
tidak adanya kesesuain pengelolaan keuangan daerah berdasarkan peraturan yang
berlaku, sehingga menyebabkan pengamanan terhadap aset daerah tidak
terlaksanakan dengan maksimal, kurangnya pemeliharan terhadap BMD
menyebabkan banyaknya barang yang rusak dan hilang,Berdasarkan penjelasan di
atas, pengelolaan barang milik daerah merupakan suatu yang harus dilaksanakan
dengan baik agar dapat memberikan gambaran mengenai kekayaan daerah,
kejelasan status kepemilikan, pengamanan barang daerah, peningkatan PAD
dengan pemanfaatan aset daerah yang ada serta dapat pula digunakan untuk
melakukan penelitian terkait dengan pengelolaan keuangan daerah dan
pengaruhnya terhadap pengamanan aset pada Pemerintah Kabupaten Langkat.
Adapun penelitian ini terkait dengan permasalah tersebut,diataranya
penelitian yang dilakukan oleh Andri Syafriyal (2017) dengan judul Sistim
Pengendalian Internal Atas Aktiva tetap pada Kantor Sekretariat DPRD
Kabupaten Langkat studi kasus pada Kantor Pemerintah Sekretariat DPRD
Kabupaten Langkat, hasil penelitiannya dilihat dari segi Aset terdiri dari :
1. Aset tetap berupa
a) Tanah dengan nilai perolehan tahun 2016 sebesar Rp.7.646.940.000,-
b) Peralatan mesin nilai perolehan tahun 2016 sebesar Rp. 17.787.131.705,-
c) Gedung bangunan nilai perolehan tahun 2016 sebesar Rp. 10.749.191.757,-
d) Jalan irigasi jaringan nilai perolehan tahun 2016 sebesar Rp.406.078.979,-
e) Aset tetap lainya
f) Kontruksi dalam Pengerjaan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengkaji tentang perkembangan aset daerah dan laporan keuangan dengan
memformulasikan judul ”Sistem Pengendalian Internal atas Aktiva Tetap
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang penulis merumuskan masalah
sebagai berikut Apakah pengelolaan barang milik daerah berpengaruh terhadap
pengamanan asset daerah pada Pemerintah Sekretariat DPRD Kabupaten Langkat
1. Apakah Sistem Pengendalian Internal Terhadap Aset Tetap Pada Sekretariat
DPRD Kabupaten Langkat sudah dijalankan dengan baik.
2. Strategi apa yang dilakukan oleh Sekretariat DPRD Kabupaten Langkat
didalam melakukan perawatan dan pemeliharaan asset yang ada sekarang ini.
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui pengaruh pengelolaan barang milik daerah terhadap pengamanan
Pengendalian Internal atas aktiva tetap pada Sekretariat DPRD Kabupaten
Langkat.
2. Strategi apa yang dilakukan oleh Sekretariat DPRD Kabupaten Langkat
didalam melakukan perawatan dan pemeliharaan asset yang ada sekarang ini.
3. Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada
program Diploma III FEB USU.
1.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
pada program studi Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
akuntansi khsusnya mengenai pengelolaan barang milik daerah dan
pengamanan 8sset daerah. Serta penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
bahan refrensi bagi pihak lain yang akan tertarik akan masalah yang ada di
angkat untuk diteliti lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan pemikiran kepada
pihak-pihak yang terkait dengan pemerintah daerah dan sebagai bahan evaluasi
yang selanjutnya dapat menjadi sebuah bahan pertimbangan dalam memecahkan
masalah didalam pengambilan keputusan .
D. Rencana Penulisan
Dalam penyusunan tugas akhir ini, peneliti mempunyai rencana penulisan
yang terdiri dari jadwal penelitian.
1. Jadwal Survei/ Observasi
Tabel 1.1
Jadwal Survei / Observasi
2. Rencana Isi
Rencana isi terdiri dari 4 bab yaitu pendahuluan, profil Pemerintah Kabupaten
Langkat , system pengendalian internal aset tetap pada kantor Sekretariat DPRD
Kabupaten Langkat , dan penutup di mana satu sama lain saling berkaitan.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang apa yang menjadi
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
No Kegiatan
Mar -17 Apr-17 Mar-17
III IV I II III IV I II II
1 Pengesahan Tugas Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Penunjukan Dosen Pembimbing
5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas Akhir
penelitian, dan rencana penulisan.
BAB II : Sekretariat DPRD Kabupaten Langkat
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah singkat,
struktur organisasi dan personalia, job description.
BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP AKTIVATETAP PADA SEKRETARIAT DPRD KUPATEN LANGKAT
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian aset tetap, jenis – jenis aset tetap,
cara perolehan aset tetap, penyusutan aset tetap, penggantian aset tetap,
pengendalian internal terhadap aset tetap, jenis-jenis pengendalian internal
terhadap aset tetap, dan unsur pengendalian internal terhadap aset tetap.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan saran guna meningkatkan pengendalian internal
terhadap Aktiva tetap pada Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten
Langkat dan dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang