• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Belajar Mahasiswa Semester II Dalam Mengikuti Pembelajaran Inovatif Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Motivasi Belajar Mahasiswa Semester II Dalam Mengikuti Pembelajaran Inovatif Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2014"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER II DALAM

MENGIKUTI PEMBELAJARAN INOVATIF DI FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH

SUMATERA UTARA TAHUN 2014

HERIA PERMATA SARI

135102105

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER II DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN INOVATIF DI FAKULTAS KEDOKTERANM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2014

ABSTRAK

Heria Permata Sari

Latar belakang : Motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Untuk dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dapat digunakan metode pembelajaran inovatif yang dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara mengintegrasikan media atau alat bantu terutama yang berbasis teknologi baru atau maju ke dalam proses pembelajaran. Sehingga, terjadi proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri mahasiwa.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa semester II dalam mengikuti pembelajaran inovatif di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sactional. Jumlah sampel sebanyak 80 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Analisa data digunakan univariat.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan mayoritas motivasi belajar dengan metode STAD lemah sebanyak 24 orang (60%) dan metode GI juga lemah sebanyak 25 orang (62,5%).

Kesimpulan : Hasil penelitian ini menyatakan bahwa motivasi belajar mahasiswa terhadap metode pembelajaran STAD dan GI dikategorikan lemah. Diharapkan dosen mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan memperkenalkan berbagai macam metode belajar inovatif sehingga dapat memicu semangat dan motivasi belajar mahasiswa.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Motivasi Belajar Mahasiswa Semester II Dalam Mengikuti Pembelajaran Inovatif Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2014”.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program StudiD-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara selaku dosen penguji I.

3. dr.Isti Ilmiati Fujiati, MSc.CM-FM, M.Pd.Ked. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Dr. Dr. M. Fidel Ganis Siregar M.Ked (OG), SpOG (K) selaku dosen penguji II.

5. dr. Ade Taufiq, Sp.OG selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

(5)

7. Teristimewa dan tercinta kedua orang tua saya (Hardi dan Sri Murni), Adik peneliti (Herniko Dwiki, Hanna Tria Agustin) yang tidak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan, mendidik, membesarkan penulis dengan cinta dan kasih sayang serta perhatian.

8. Kepada seluruh teman D-IV bidan pendidik dan keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, cinta dan kasih sayang, serta dorongan baik berupa moril maupun materil.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis.

Medan, Januari 2014 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

4. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar ... 10

5. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 12

6. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran ... 13

7. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar ... 14

8. Metode Peningkatan Motivasi ... 17

B. Belajar ... 18

1. Pengertian Belajar ... 18

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ... 19

3. Proses Belajar Pada Orang Dewasa ... 20

C. Metode Pembelajaran ... 21

(7)

BAB III KERANGKA KONSEP ...

A. Kerangka Konsep ... 29

B. Defenisi Operasional ... 30

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... A. Desain Penelitian... 32

B. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 32

C. Tempat Penelitian ... 33

D. Waktu Penelitian ... 33

E. Etik Penelitian ... 33

F. Alat Pengumpulan Data ... 34

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 35

I. Rencana Analisa Data ... 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... A. Hasil Penelitian... ... 37

B. Pembahasan ... 41

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi operasional ... 30 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan

karakteristik Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014 ... 38 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan motivasi

belajar mahasiswa dengan metode STAD di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014 ... 39 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan motivasi

belajar mahasiswa dengan metode STAD di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014 ... 40 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan motivasi

belajar mahasiswa dengan metode GI di Fakultas Kedoketran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014 ... 41 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan motivasi

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi karya tulis ilmiah

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 4 LembarKuesioner

Lampiran 5 Master Tabel

Lampiran 6 Hasil output data penelitian

(11)

MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER II DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN INOVATIF DI FAKULTAS KEDOKTERANM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2014

ABSTRAK

Heria Permata Sari

Latar belakang : Motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Untuk dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dapat digunakan metode pembelajaran inovatif yang dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara mengintegrasikan media atau alat bantu terutama yang berbasis teknologi baru atau maju ke dalam proses pembelajaran. Sehingga, terjadi proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri mahasiwa.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa semester II dalam mengikuti pembelajaran inovatif di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sactional. Jumlah sampel sebanyak 80 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Analisa data digunakan univariat.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan mayoritas motivasi belajar dengan metode STAD lemah sebanyak 24 orang (60%) dan metode GI juga lemah sebanyak 25 orang (62,5%).

Kesimpulan : Hasil penelitian ini menyatakan bahwa motivasi belajar mahasiswa terhadap metode pembelajaran STAD dan GI dikategorikan lemah. Diharapkan dosen mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan memperkenalkan berbagai macam metode belajar inovatif sehingga dapat memicu semangat dan motivasi belajar mahasiswa.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

E. Latar belakang

Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Suatu motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu (Sanjaya,2013).

Pendidikan dianggap sebagai intervensi yang berharga dalam peningkatan sumber daya manusia untuk pembangunan suatu bangsa. Kualitas pendidikan dilihat melalui sejauhmana output (lulusan) suatu pendidikan dapat membangun sebagai manusia yang paripurna dalam tahapan pendidikan tersebut (Suhardan & Suharto, dkk. 2013).

(13)

Selama pendidikan, mahasiswa perlu dipaparkan pada berbagai masalah, keluhan/gejala tersebut, serta dilatih cara menanganinya. Setiap institusi harus menyadari bahwa masalah dalam pelayanan kedokteran tidak hanya bersumber dari pasien atau masyarakat, tetapi juga dapat bersumber dari pribadi dokter. Perspektif ini penting sebagai bahan pembelajaran dalam rangka membentuk karakter dokter Indonesia yang baik (SKDI, 2012).

Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia, area kompetensi kedua yaitu mawas diri dan pengembangan diri dimana dalam pendidikan kedokteran harus menerapkan prinsip pembelajaran orang dewasa (adult learning) meliputi belajar mandiri, berfikir kritis, umpan balik secara konstruktif dan refleksi diri. Dasar-dasar keterampilan belajar yang harus dimiliki mahasiswa kedokteran meliputi pengenalan gaya belajar (learning style), pencarian literatur (literature searching), penelusuran sumber belajar secara kritis, mendengar aktif (active listening), membaca efektif (effective listening), konsentrasi dan memori (consentration and memory), manajemen waktu (time management), membuat catatan kuliah (note taking), dan persiapan ujian (test preparation) (SKDI, 2012).

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk mengahafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari (Sanjaya,2011).

(14)

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sementara pendidikan kita tidak pernah diarahkan membentuk manusia yang cerdas, memilki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreaktif dan inovatif (Sanjaya,2011).

Pada pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara mengintegrasikan media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi baru/maju ke dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri mahasiwa.Dosen menyampaikan materi-materi pembelajaran dan mahasiswa dituntut untuk menghafal semua pengetahuannya. Pembelajaran seperti ini memang terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali mahasiswa memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang (Sanjaya, 2013).

Salah satu metode pembelajaran yang dianjurkan oleh para ahli pendidikan adalah pembelajaran inovatif yang terdiri dari metode pembelajaran koopertif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dan GI (Group Investigation). Dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil (Sanjaya,2013).

(15)

mengurangi monopoli dosen dalam penguasaan jalannya proses pembelajaran, dan kebosanan mahasiswa dalam menerima pelajaran akan berkurang.

Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (FK UMSU) menggunakan beberapa metode pembelajaran yaitu konvensional (ceramah) dan metode inovatif yaitu PBL (Problem Based Learning) dalam bentuk diskusi kelompok kelas tutorial.

Dari uraian-uraian penelitian di atas, peneliti tertarik meneliti tentang ”Motivasi belajar mahasiswa semester II dalam mengikuti pembelajaran inovatif di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2014”.

F. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah adamotivasi belajar mahasiswa semester II dalam mengikuti pembelajaran inovatif?”

G. Tujuan penelitian

3. Tujuan Umum

Untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran inovatif di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014.

4. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

(16)

b) Untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa mengikuti metode pembelajaran STAD

c) Untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa mengikuti metode pembelajaran GI

H. Manfaat Penelitian

1. Praktik Kedokteran

a. Bagi mahasiswa, diharapkan lebih meningkatkan motivasinya untuk dapat mengikuti beragam pembelajaran inovatif.

b. Bagi dosen pengajar, diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan memperkenalkan berbagai macam metode dalam belajar yang dapat memicu semangat mahasiswa untuk mengikuti proses pembelajaran.

c. Bagi institusi pendidikan, diharapkan menerapkan pembelajaran inovatif yang dapat memicu motivasi mahasiswa dan dapat berimplikasi positif terhadap kualitas pembelajaran sehingga mampu memperbaiki mutu lulusan institusi.

2. Peneliti Kedokteran

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

E. Motivasi

7. Defenisi Motivasi

Motif atau motivasi berasal dari bahasa Latin “movere” yang berartidorongan dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku (Notoatmodjo, 2010).

Motivasi atau minat belajar merupakan hasrat untuk belajar datang dari dalam seeorang individu (Hamdani,2011). Sedangkan Masnur dalam hamdani (2011) menjelaskan, motivasi adalah daya atau perbuatan yang mendorong seseorang; tindakan atau perbuatan merupakan gejala sebagai akibat dari adanya motivasi tersebut.

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2011), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

8. Teori-teori Motivasi

Menurut Notoatmodjo (2010) banyak para ahli dari berbagai disiplin ilmu merumuskan konsep atau teori tentang motivasi, beberapa diantaranya yaitu :

a. Teori McClelland

(18)

Adalah dorongan untuk sukses dalam situasi kompetisi yang didasarkan pada ukuran “keunggulan” dibanding dengan standar ataupun kemampuan orang lain. (2) Motif untuk berafiliasi (need for affiliation)Adalah dorongan untuk berinteraksi dengan manusia lain menjadi bermakna atau terpenuhi. (3) Motif untuk berkuasa (need for power) Adalah kecenderungan untuk mempengaruhi dan menguasai orang lain, baik dalam kelompok sosial kecil maupun besar.

b. Teori McGregor

Disimpulkan bahwa teori motivasi dalam teori X & Y berdasarkan pandangan konvensional atau klasik (teori X) dan pandangan baru atau modern (teori Y). Untuk menumbuhkan keyakinan para pemimpin suatu kelompok bahwa mereka dapat mengarahkan dan memotivasi anggotanya.

c. Teori Herzberg

Ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam kegiatan, tugas dan pekerjaannya, yaitu : 1) Faktor-faktor penyebab kepuasan (satisfier) atau faktor motivasional yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang, yang meliputi serangkaian kondisi instrinsik. 2) Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (dissatisfaction) Dapat disimpulkan, bahwa faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau memotivasi seseorang dalam meningkatkan kinerjanya adalah faktor-faktor motivasional (satisfier).

d. Teori Maslow

(19)

9. Macam-macam Motivasi

Menurut Sardiman (2011), jika berbicara tentang macam atau jenis motivasidapat dilihat dari berbagai sudut pandang sehingga motivasi itu sangat bervariasi.

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.

1) Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari, contohnya : dorongan untuk makan dan minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual, dll. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis.2) Motif-motif yang timbul karena telah dipelajari, contoh : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan. Motif ini sering disebut motif-motif yang diisyaratkan secara sosial, sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial sehingga motivasi itu terbentuk.

b. Motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis

(20)

5) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

a) Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.Motivasi intrinsik itu bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan peserta didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia akan secara sadar melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dan belajar. Keinginan itu dilatar belakangi oleh pemikiran yang positif. Yang termasuk motivasi intrinsik dalam Susilawati (2008) antara lain :(1) Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. (2) Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untukmaju.(3) Adanya keinginan untuk mencapai prestasi. (4) Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu pengetahuan.

(21)

10. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Motivasi adalah gejala psiokologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar menurut Djamarah (2011) seperti dalam uraian berikut :

a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajarsebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belum menunjukkan aktifitas nyata. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.

b. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar, efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan peserta didik terhadap segala sesuatu diluar dirinya. Selain kurang percaya diri, peserta didik juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.

(22)

seseorang untuk lebih meningkatkan prestasinya. Pujian yang diberikanpun tentu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat karena kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.

d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar, tenaga pendidik yang berpengalaman cukup bijak memanfaatkan kebutuhan peserta didik, sehingga dapat memancing dan memotivasi semangat belajar peserta didik agar giat belajar guna memenuhi kebutuhannya untuk memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.

e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar, peserta didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. dia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari-hari mendatang. Setiap ulangan yang diberikan dihadapi dengan tenang dan percaya diri.

(23)

11. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Guru atau dosen sebagai petugas pendidikan harus menguasai materi pelajaran yang disajikannya, metode penyampaian yang cocok dengan materi, dan mampu mengelola lingkungan belajar. Salah hal yang sangat penting adalah membangkitkan dan mengembangkan motivasi mahasiswa untuk belajar. Fungsi motivasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar menurut Hamdani (2011), antara lain yaitu :

1) Fungsi penggerak dalam motivasi

Penggerak motivasi belajar untuk siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain : (a) Metode penemuan (Bruner), metode ini dimaksudkan agar mahasiswa memberi stimulan terhadap dirinya sendiri sehingga ia melakukan fungsi penggerak motivasinya. (b) Motivasi kompetensi (Robert White), motivasi kompetensi menggerakkan tindakan-tindakan, seperti menyelidiki, memerhatikan, berbicara, penalaran, dan manipulasi. (c) Belajar terprogram (Bert Kersh), kelompok belajar secara terbimbing berisi serangkaian pertanyaan da jawaban, yang disusun secara bertahap sampai pada penyelesaian masalah. (d) Prosedur brainstorming(Torrance), prosedur ini dimaksudkan agar mahasiswa mampu memproduksi ide-ide yang berbobot tinggi, melalui diskusi dan kritik.

2) Fungsi harapan

(24)

dekatnya tujuan instruksional memberikan pengaruh terhadap kepercayaan siswa untuk mencapainya, yang bertalian erat dengan pengerahan energi.

(b) Perubahan-perubahan harapan, harapan adalah produk dari pengalaman masa lampau. Keberhasilan atau kegagalan pada masa lampau merupakan unsur utama untuk meramalkan keberhasilan dan kegagalan yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang. (d) Tingkat aspirasi, tingkat aspirasi dimaksudkan sebagai pembangkit motivasi dengan berpedoman bahwa keberhasilan masa lampau mengondisi mahasiswa untuk menambah harapan mereka.

12. Peran Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, selain kajian teori belajar dan teoripembelajaran, ada hal lain yang juga penting untuk dikaji korelasinya dengan proses belajar dan pembelajaran, yaitu berkenaan dengan motivasi.Secara umum terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar :

a) Motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai suatu tujuan.

(25)

7. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar

Menurut Djamarah (2011) ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar peserta didik sebagai berikut : a) Memberi Angka adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar peserta didik. Angka yang diberikan bervariasi sesuai dengan hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru, bukan karena belas kasihan guru. Angka atau nilai yang baik mempunyai potensi yang besar untuk memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat belajar. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar di masa mendatang.

b) Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan/ cenderamata. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada peserta didik yang berprestasi tinggi atau mendapat ranking baik. Dalam pendidikan modern, peserta didik yang berprestasi tinggi memperoleh predikat sebagai peserta didik teladan atau dalam bentuk pemberian beasiswa atau hadiah-hadiah lain yang tidak muluk-muluk dan mahal tetapi tidak efisien. Dengan cara ini tidak menutup kemungkinan akan mendorong anak didik lainnya utuk ikut berkompetensi dalam belajar. Hal ini merupakan gejala yang baik dan harus disediakan lingkungan yang kreatif bagi peserta didik.

(26)

dalam kompetisi untuk menguasai bahan pelajaran yang diberikan dan akan melibatkan diri secara langsung ke dalam aktivitas belajar.

d) Ego-Involvement adalah menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri. Begitu juga dengan peserta didik sebagai subjek belajar. Peserta didik akan belajar dengan keras karena harga dirinya.

e) Memberi Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Peserta didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Berbagai usaha dan teknik bagaimana agar dapat menguasai semua bahan pelajaran peserta didik lakukan sedini mungkin sehingga memudahkan mereka untuk menjawab setiap item soal yang diajukan ketika pelaksanaan ulangan berlangsung sesuai dengan interval waktu yang diberikan.

Oleh karena itu ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat belajar. Tapi, ulangan tidak selamanya dapat dijadikan sebagai alat motivasi karena terkadnag peserta didik merasa jenuh dengan ulangan yang diberikan setiap hari atau terkadang ulangan itu dianggap peserta didik sebagai momok yang menakutkan.

(27)

atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan hasil belajar yang lebih baik di kemudian hari atau pada semester berikutnya.

g) Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja/ belajar, bukan yang dibuat-buat atau bertentangan sama sekali dengan hasil kerja/ belajar peserta didik. Dengan pujian yang diberikan akan membesarkan jiwa seseorang sehingga ia lebih bersemangat. Demikian juga peserta didik, akan lebih bersemangat belajar bila hasil pekerjaan/ belajarnya mendapatkan pujian dan perhatian. Pujian harus diberikan secara merata kepada peserta didik agar peserta didik tidak bersikap antipati tetapi menganggap pendidik sebagai figur yang disenangi dan dikagumi.

(28)

j) Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas tertentu akan memperhatikannya secara konsisten dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar peserta didik dalam rentang waktu tertentu.

k) Tujuan yang diakui adalah rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh peserta didik merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasakan peserta didik sangat berguna dan menguntungkan, sehingga menimbulkan semangat untuk belajar.

8. Metode Peningkatan Motivasi

Fungsi pendidik yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar peserta didik menurut De Decce dan Grawford (1974) dalam Djamarah (2011) adalah sebagai berikut :

a) Menggairahkan peserta didik

Pendidik harus menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan, pendidik harus memelihara minat peserta didik dalam belajar yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke aspek lain yaitu aspek lain dalam situasi belajar.

b) Memberikan harapan realistis

(29)

c) Memberikan insentif

Pendidik diharapkan memberikan hadiah kepada peserta didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga peserta didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.

d) Mengarahkan perilaku peserta didik

Pendidik dituntut untuk memberikan respons terhadap peserta didik yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas. Memberikan teguran secara arif dan bijaksana terhadap peserta didik yang diam saja, yang membuat keributan, dan yang berbicara semaunya. Cara mengarahkan perilaku peserta didik yang benar adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut dengan perkataan yang ramah dan baik.

F. Belajar

4. Pengertian Belajar

Menurut Slameto yang di kutip Hamdani,2011 belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut pendapat Cronbach, Harold Spears, dan geoch yang di kutip Hamdani,2011 mengungkapkan defenisi belajar adalah :

(30)

b. Harold Spears memberikan batasan, “Learning is to observe,to read,to initiate, to try something themselves,to listen, to follow direction.” (Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengakan, mengikuti petunjuk).

c. Geoch mengatakan,”Learning is a change in performance as a result of practice.” (Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktik).

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

Didalam kegiatan belajar terdapat tiga persoalan pokok, yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output). Persoalan masukan menyangkut subjek atau sasaran belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakang. Persoalan proses adalah mekanisme atau proses terjadinya perubahan kemampuan pada diri subjek belajar.

Proses kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 2.1

Proses belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Proses

Belajar Metode

Alat-alat bantu

Output (Hasil belajar)

Bahan belajar Fasilitas

(31)

Beberapa ahli pendidikan, anatara lain J.Guilbert, mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar kedalam empat kelompok besar, syakni faktor materi, lingkungan, instrumental, dan faktor individual subjek belajar. Faktor pertama yaitu, materi atau hal yang dipelajari, ikut menentukan proses dan hasil belajar. Faktor yang kedua adalah lingkungan yang dikelompokkan menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan sosial. Faktor ketiga, instrumental, yang terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga, dan perangkat lunak (software) seperti kurikulum (dalam pendidikan formal), pengajar atau fasilisator belajar serta metode belajar mengajar. Sedangkan untuk faktor yang keempat yaitu, kondisi individual subjek belajar yang dibedakan kedalam kondisi fisiologis seperti kekurangan gizi. Sedangkan kondisi psikologis, misalnya inteligensi, pengamatan, daya tangkap, ingatan, motivasi, dan lain sebagainya (Notoatmodjo,2007).

6. Proses Belajar Pada Orang Dewasa

Subjek belajar didalam pendidikan orang dewasa yaitu orang dewasa atau anggota masyarakat umum yang ingin mengembangkan pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan kemampuan-kemampuan lainnya.

(32)

belajar menyakini pentingnya pengetahuan, sikap, dan perilaku tersebut bagi kehidupan mereka. Pendidikan orang dewasa dapat efektif menghasilkan perubahan perilaku apabila isi dan cara atau metode belajar mengajarnya sesuai dengan perubahanyang dirasakan oleh subjek belajar.

Salah satu upaya agar pesan-pesan pendidikan tersebut dapat dipahami oleh orang dewasa dan dapat memberikan dampak perubahan perilaku adalah dengan memilihkan metode belajar mengajar yang tepat. Dengan mengetahui kebutuhan kelompok sebagai subjek pendidikan orang dewasa, maka dapat ditentukan strategi dan susunan belajar mengajar yang tepat. Strategi belajar yang tepat mencakup isi atau materi belajar yang relevan, metode, dan teknik belajar mengajar yang sesuai dengan kondisi subjek belajar dalam pendidikan orang dewasa terutama didalam pendidikan nonformal, yang terpenting adalah apa yang dipelajari subjek belajar, bukan apa yang diajarkan oleh pengajar (Notoatmodjo,2007).

G. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu cara yang di gunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam kegiatan nyata agar tujuan dapat dicapai secara optimal dengan hasil yang memuaskan.

Menurut Kemp yang di kutip Sanjaya W, 2011 menyatakan bahwa metode haruslah dapat mendorong pertumbuhan dan penyempurnaan pola laku, membina kebiasaaan dan mengembangkan kemahiran untuk penyesuain diri dalam interaksi belajar.

(33)

pengajaran berupa seperangkat komponen– komponen yang terdiri atas bahan pengajaran, tes siswa, dan dosen yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pengajaran.

H. Pembelajaran Inovatif

Pembelajaran inovatif dapat diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial tertentu yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Dilihat dari bentuk atau wujudnya “sesuatu yang baru” itu dapat berup ide,gagasan, benda atau mungkin tindakan. Sedangkan dilihat dari maknanya, sesuatu yang baru itu bisa benar-benar baru belum tercipta sebelumnya yang kemudian disebut dengan invantion.

Proses invantion, misalkan penerpan metode atau pendekatan pembelajaran yang benar-benar baru dan belum dilaksanakan dimana pun untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran (Sanjaya,2013)

Adapun beberapa metode dalam pembelajaran inovatif menurut Istarani (2012) diantaranya yaitu sebagai berikut:

3. Metode Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions)

Pembelajaran tipe ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampain tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok kuis, dan penghargaan kelompok.

(34)

menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolahkan saling membantu.

Menurut Istarani (2012), agar pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode STAD terukur dan sistematis, maka harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut, yaitu:

a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen (prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain)

b. Guru menyampaikan pelajaran

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok

d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu

e. Memberi evaluasi f. Kesimpulan

1) Kelebihan Metode Pembelajaran STAD

Adapun kelebihan metode pembelajaran STAD ini yaitu:

a) Arah pelajaran akan lebih jelas karena pada tahab awal guru terlebih dahulu menjelaskan uraian materi yang dipelajari.

b) Membuat suasana belajar lebih menyenangkan karena siswa dikelompokkan dalam kelompok yang heterogen. Jadi ia tidak cepat bosan sebab mendapat kawan atau teman baru dalam pembelajaran.

(35)

d) Dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa, sebab dalam pembelajarannya siswa diberikan kesempatn untuk berdiskusi dalam suatu kelompok.

e) Dengan adanya pertanyaan model kuis akan dapat meningkatkan semangat untuk menjawab pertanyaan yang diajkan.

f) Dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi ajar, sebab

guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa, dan sebelum kesimpulan diambil guru terlebih dahulu melakukan evaluasi pembelajaran.

2) Kekurangan Metode Pembelajaran STAD

Sedangkan yang menjadi kekurangan model pembelajaran STAD yaitu: a) Tidak mudah bagi guru dalam menentukan kelompok yang heterogen

b) Karena kelompok ini bersifat heterogen, maka adanya ketidakcocokan diantara siswa dalam satu elompok, sebab siswa yang lemah merasa minder ketika digabungkan dengan siswa yang kuat. Atau adanya siswa yang merasa tidak pas, jika ia digabungkan dengan yang dianggapnya bertentangan dengannya

c) Dalam diskusi adakalanya hanya dikerjakan oleh beberapa siswa saja,sementara yang lainnya hanya sekedar pelengkap saja

d) Dalam evaluasi seringkali siswa mencontek dari temannya sehingga tidak murni berdasarkan kemampuannya sendiri

4. Metode Pembelajaran Group Investigation

(36)

membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 mahasiswa yang heterogen, dimana kelompok mahasiswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Kelompok dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu (Jauhari, 2011).

Sharan, dkk (1984, dalam Trianto, 2011, hal. 80) membagi langkah-langkah pelaksanaan model GroupInvestigationmeliputi enam fase :

a. Memilih topik

Mahasiswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya diterapkan oleh guru. Selanjutnya mahasiswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.

b. Perencanaan kooperatif

Mahasiswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama. c. Implementasi

(37)

d. Analisis dan sintesis

Mahasiswa menganalisis dan menyintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara menarik dan dipresentasikan ke seluruh kelas.

e. Presentasi hasil final

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikan dengan cara menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan mahasiswa lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasikan dikoordinasi guru.

f. Evaluasi

Guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.

Menurut Slavin (2005), Implementasi Group investigation adalah sebagai berikut:

Tahap 1 : Mengidentifikasikan topic dan mengatur murid ke dalam kelompok

• Para siswa memiliki beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topic, dan mengkategorikan saran-saran

• Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topic yang telah mereka pilih

• Komposisi kelompok didasarkan pada keterkaitan siswa dan harus bersifat heterogen

(38)

Tahap 2: Merencanakan tugas yang akan dipelajari

• Para siswa merencanakan bersama mengenai : Apa yang kita pelajari ?

Bagaimana kita mempelajarinya ? siapa melakukan apa ? (pembagian tugas) Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topic ini ?

Tahap 3 : Melaksanakan investigasi

• Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan

• Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya

• Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensisntesis semua gagasan

Tahap 4 : Menyiapkan laporan akhir

• Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka • Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

• Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana presentasi

Tahap 5 : Mempresentasikan laporan akhir

• Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk • Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

(39)

Tahap 6 : Evaluasi

• Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topic tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka

• Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa • Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.

Menurut Istarani (2012) ada kelebihan dan kekurangan pembelajaran group investigation :

1. Kelebihan pembelajaran Group Investigation

a. Dapat memadukan antara mahasiswa yang berbeda kemampuan melalui kelompok yang heterogen.

b. Melatih mahasiswa untuk meningkatkan kerjasama dalam kelompok.

c. Melatih mahasiswa untuk bertanggungjawab sebab akan diberi tugas untuk diselesaikan dalam kelompok.

d. Mahasiswa dilatih untuk menemukan hal-hal baru dari hasil kelompok yang dilakukannya.

e. Melatih mahasiswa untuk mengeluarkan ide dan gagasan baru melalui penemuan yang ditemukannya.

2. Kekurangan Pembelajaran Group Investigation

a. Dalam berdiskusi seringkali yang aktif hanya sebagian mahasiswa saja. b. Adanya pertentangan diantara mahasiswa yang sulit disatukan karena dalam

kelompok sering berbeda pendapat.

c. Sulit bagi mahasiswa untuk menemukan hal yang baru sebab ia belum terbiasa untuk melakukan hal itu.

(40)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoadmojo,2010).

Kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “motivasi belajar mahasiswa semester II dalam mengikuti pembelajaran inovatif di Fakultas Kedokekteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Skema 3.1 Kerangka Konseptual

PembelajaranInovatif Motivasi belajar STAD

(Student Teams Achievement Divisions)

Motivasi belajar GI (Group Investigation)

(41)

C. Defenisi Operasional

(42)

2 Motivasi

(43)

3 Mahasiswa semester II FK UMSU

orang yang sedang belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang terdaftar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi tersebut

(44)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu penelitian dengan melakukan pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu (Hidayat, 2011).

B. Populasi dan Sampel

3. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa yang mengikuti pembelajaran inovatif (STAD dan GI) yang berjumlah 80 orang di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014.

4. Sampel

(45)

D. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas B semester II kampus utama Fakultas Kedokteran UMSU Jl. Gedung Arca no.53 Medan. Tempat ini dipilih menjadi tempat penelitian karena Fakultas Kedokteran UMSU menerapkan metode

pembelajaran konvesional serta metode inovatif seperti PBL (Problem Based

Learning) dalam bentuk diskusi kelompok kelas tutorial.

D.Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2013 sampai Juni 2014 di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

E. Etika Penelitian

(46)

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan. Confidentiality (kerahasiaan) Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

F. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang motivasi belajar mahasiswa semester II mengikuti pembelajaran inovatif di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan. Peneliti menggunakan skala guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas dari setiap pertanyaan dengan interpretasi penilaian skor ya nilainya 1 dan skor tidak nilainya 0. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan rumus menurut Hidayat (2011) sebagai berikut:

Berdasarkan rumus statistika : P = Rentang(R)

Banyakkelas

P= Panjang kelas

R= Rentang merupakan skor terbesar – skor terendah

Banyak kelas = banyaknya kelompok/ lebar interval yang terdiri 2 kelas yakni kuat dan lemah. Untuk mendapatkan perhitungan tersebut adalah dengan skor kategori :

(47)

J. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan secara content validity yang diuji oleh dr.Hemma Yulfi,DAP,M.Med.Ed pada tanggal 21 Maret 2014. Pada tahap pertama ada perbaikan kuesioner tentang motivasi belajar. Lalu tahap kedua kuesioner dikatakan valid dimana nilai CVI (Content validity Indeks) adalah 0,9.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Kuesioner dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil relative sama pada saat dilakukan pengukuran kembali pada obyek yang berlainan pada waktu yang berbeda atau memberikan hasil yang tetap atau paling sedikit berbeda amat sedikit (Machfoedz, 2009). Dalam penelitian ini tidak dilakukan uji reliabelitas.

K. Prosedur Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil pembagian kuesioner kepada mahasiswa semester II Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sebelum kuesioner diisi oleh responden, diberikan penjelasan terlebih dahulu oleh peneliti tentang tata cara pengisian kuesioner. Koesioner diisi langsung oleh responden dan dikumpulkan setelah selesai pengisian. Setelah kuesioner terkumpul, peneliti segera memeriksa kelengkapan data, apabila terdapat kesalahan dan ketidaklengkapan data dari kuesioner yang terkumpul maka peneliti langsung meminta responden untuk memperbaiki dan melengkapi data.

(48)

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan pengumpulan data. Setelah semua kuesioner yang telah diisi respon dan dikumpulkan, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data yang terkumpul pada kuesioner dan bila terdapat kesalahan atau kekurangan data maka diperbaiki dan dilengkapi dengan melakukan pendataan ulang.

L. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa dan melalui beberapa tahap, pertama editing untuk melakukan pengecekan kelengkapan data. Kemudian data yang akan diukur diberi coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Selanjutnya tabulating untuk mempermudah analisa data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Setelah itu mengentry data kedalam komputer dan dilakukan dalam pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yaitu pemeriksaan semua data kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

(49)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul motivasi belajar mahasiswa semester II dalam mengikuti pembelajaran inovatif di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2014, kuesioner diberikan kepada 80 mahasiswa yang mengikuti metode belajar. Hasilnya dapat disajikan sebagai berikut :

1. Karakteristik Demografi

Hasil penelitian terhadap karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden pada metode STAD berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 orang (75%) dan pada kelompok metode GI mayoritas berjenis kelamin perempuan yaitu 29 orang (72,5%). Berdasarkan indeks prestasi semester lalu, pada kelompok metode STAD mayoritas responden memiliki indeks prestasi sangat memuaskan sebanyak 26 orang (65%). Pada kelompok GI mayoritas memiliki indeks prestasi sangat memuaskan sebanyak 24 orang (60%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini :

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan karakteristik mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara tahun 2014 (n=80)

(50)

2. Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan motivasi belajar dengan metode STAD di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014 (n=80)

Berdasarkan hasil penelitian maka pilihan mahasiswa pada pernyataan tentang metode STAD yang menjawab benar mayoritas pada pernyataan nomor 15 sebanyak 36 orang (90%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut :

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarakan motivasi belajar dengan metode STAD di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014 (n=80)

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Ya Tidak

f % f %

1 Apakah anda tertarik dengan metode belajar STAD?

25 62.5 15 37.5

2 Apakah anda mengerti dengan materi yang disampaikan melalui metode STAD?

30 75.0 10 25.0

3 Apakah metode STAD dapat memenuhi tujuan anda?

17 42.5 23 57.5

4 Apakah ada timbul rasa bosan dan jenuh pada saat pembelajaran berlangsung?

24 60.0 16 40.0

5 Apakahadaperbedaan yang

andarasakanbelajardenganmetode STAD denganmetode lain?

34 85.0 24 60.0

6 Apakah pada saat penyampaian materi dengan metode STAD, sesuai dengan harapan anda?

15 37.5 25 62.5

7 Apakah dengan metode STAD memudahkan anda dalam menyelesaikan kuis pada materi yang disampaikan?

30 75.0 10 25.0

8 Apakah dengan metode STAD membuat anda semangat dalam mengikuti pembelajaran?

22 55.0 18 45.0

9 Apakah anda sering mengajukan pertanyaan dan pendapat pada saat pembelajaran?

15 37.5 25 62.5

10 Apakah dengan metode STAD anda selalu berkeinginan mengulang materi di rumah?

25 62.5 15 37.5

11 Apakah anda merasakan manfaat pada pembelajaran dengan metode STAD?

35 87.5 5 12.5

12 Apakah metode STAD melatih kamu untuk berkreasi dalam kelompok?

25 62.5 15 37.5

13 Apakah metode STAD merupakan salah satu metode pembelajaran yang paling efektif bagi

(51)

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas motivasi belajar dengan metode STAD lemah sebanyak 24 orang (60%) dan minoritas motivasi belajar dengan STAD kuat sebanyak 16 orang (40%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini :

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkanmotivasi belajar mahasiswa denganmetode STAD di Fakultas Kedokteran

UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014 (n=80)

Kategori f %

Kuat 16 40

Lemah 24 60

3. Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan motivasi belajar dengan metode GI di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014 (n=80)

(52)

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarakan motivasi belajar mahasiswa dengan GI di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014 (n=80)

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Ya Tidak

f % f %

1 Apakah anda tertarik dengan metode belajar GI? 30 75.0 10 25.0 2 Apakah anda mengerti dengan materi yang

disampaikan melalui metode GI?

27 67.5 13 32.5 3 Apakah metode GI dapat memenuhi tujuan

anda?

24 60.0 16 40.0 4 Apakah ada timbul rasa bosan dan jenuh pada

saat pembelajaran berlangsung?

27 67.5 12 32.5 5 Apakahadaperbedaan yang

andarasakanbelajardenganmetode GIdenganmetode lain?

33 82.5 7 17.5

6 Apakah pada saat penyampaian materi dengan metode GI, sesuai dengan harapan anda?

12 30.0 28 70.0 7 Apakah dengan metode GI memudahkan anda

dalam menyelesaikan kuis pada materi yang disampaikan?

26 65.0 14 35.0

8 Apakah dengan metode GI membuat anda semangat dalam mengikuti pembelajaran?

22 55.0 18 45.0 9 Apakah anda sering mengajukan pertanyaan dan

pendapat pada saat pembelajaran?

21 52.5 19 47.5 10 Apakah dengan metode GI anda selalu

berkeinginan mengulang materi di rumah?

35 87.5 5 12.5 11 Apakah anda merasakan manfaat pada

pembelajaran dengan metode GI?

27 67.5 13 32.5 12 Apakah metode GI melatih kamu untuk

berkreasi dalam kelompok?

19 47.5 21 52.5 13 Apakah metode GI merupakan salah satu metode

pembelajaran yang paling efektif bagi anda?

15 37.5 25 62.5 14 Apakah besarpengaruhmetode GI

dengankelancaran proses belajarmengajar?

24 60.0 16 40.0 15 Apakah anda ikut berpartisipasi aktif pada saat

diskusi kelompok dilakukan?

37 92.5 3 7.5

(53)

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan motivasi belajar mahasiswa dengan metode GI di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014 (n=80)

Kategori f %

Kuat 15 37.5

Lemah 25 62.5

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa semester II Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2014, diperoleh data yang merupakan keadaan nyata dengan cara membagi kuesioner kepada 80 mahasiswa. Data tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Motivasi belajar mahasiswa dengan metode STAD di Fakultasi Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2014

Pada tabel 5.3 dapat diamati bahwa motivasi belajar mahasiswa terhadap metode STAD sebagian besar motivasi belajar lemah sebanyak 24 orang (60%) dan kuat sebanyak 16 orang (40%).

2. Motivasi belajar mahasiswa dengan metode GI di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tahun 2014

Pada tabel 5.5 dapat diamati bahwa motivasi belajar mahasiswa terhadap metode GI sebagian besar motivasi belajar lemah sebanyak 25 orang (62,5%) dan kuat sebanyak 15 orang (37,5%).

(54)

kelompok terdiri dari 40 responden dengan metode pembelajaran STAD dan 40 responden untuk pembelajaran GI. Data tersebut dikelompokkan menjadi dua kategori. Banyaknya item pada kuesioner motivasi belajar adalah 15 sehingga besarnya rata-rata harapan atau hipotetik sebesar 7,5 sehingga jika skor yang diperoleh < 7,5 maka dikatakan motivasi belajar siswa tergolong lemah, sedangkan jika skor yang diperoleh ≥7,5 maka dikatakan motivasi belajar mahasiswa tergolong kuat.

(55)

termasuk dalam kategori motivasi belajar metode STAD rendah dengan nilai rata-rata prestasi belajar IPS yang diperoleh sebesar 65.78 yang masuk dalam kategori tinggi, untuk nilai maksimum yang didapat pada siswa yang mimiliki motivasi belajar rendah adalah 79.41 dan nilai minimum sebesar 50.00 dengan standar deviasi 8.22. Distribusi frekuensi kategori prestasibelajar IPS pada siswa dengan minat belajar rendah. Distribusi frekuensi kategori hasil belajar IPS pada siswa dengan minat belajar rendah diketahui terdapat 25 siswa (75.8%) dengan prestasi belajar IPS tergolong tinggi dengan skor antara 60.1 – 80 dan terdapat 8 siswa (24.32) dengan hasil belajar IPS tergolong sedang dengan skor antara 40.1 – 60.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2013), Motivasi belajar diukur dengan menggunakan kuesioner motivasi yang diberikan kepada seluruh sampel. Skala hasil pengukuran variable motivasi adalah kategorikan dimana 1= motivasi tinggi, 0= motivasi rendah. Dimana dari 90 orang responden memiliki motivasi belajar GI rendah sebanyak 67 orang (74,40%) dan 23 orang memiliki motivasi tinggi (25,60%).

Menurut Djamarah (2011) dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi hasil belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang peserta didik. Peserta didik yang menyenangi mata pelajaran tertentu akan selalu mempelajari dan mengulang-ulangnya agar dapat menguasainya dalam waktu yang relatif singkat, membuat catatan dengan rapi sehingga pada saat ulangan dapat dilewati dengan mulus dan prestasi yang gemilang.

(56)

menguntungkan diantara siswa. Siswa yang lebih mengerti menjadi pemimpin dalam kelompoknya, hal ini disebabkan karena metode STAD dan GI ini menuntut adanya kerja sama yang baik dalam kelompok agar setiap anggota kelompok dapat memahami materi dan dapat menjawab kuis dengan baik serta dalam proses pembelajaran siswa lebih berani dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan.Mahasiswa lebih termotivasi untuk lebih menguasai materi dan membantu anggota kelompoknya yang masih kurang mengerti dengan adanya sistem penghargaan untuk kelompok-kelompok yang memiliki nilai tinggi dan dengan adanya penilaian kenaikan nilai individu dan kenaikan nilai tim (kelompok).

Menurut Asumsi penulis motivasi mahasiswa lemah dengan menggunakan metode STAD karena dalam diskusi hanya dikerjakan oleh beberapa mahasiswa saja,sedangkan yang lainnya hanya sebagai pelengkap. Kemudian kelompok yang bersifat heterogen menyebabkan mahasiswa yang lemah merasa minder ketika digabungkan dengan mahasiswa yang kuat. Sehingga mahasiswa tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran STAD. Sedangkan motivasi mahasiswa yang kuat kemungkinan disebabkan beberapa kelebihan metode STAD yaitu arah pembelajaran lebih jelas karena tahap awal dosen menjelaskan uraian materi yang di pelajari, suasana belajar menyenangkan sehingga mahasiswa tidak bosan, dan dengan metode STAD apabila kelompok yang mendapat rewordatau penghargaan maka mahasiswa akan semakin termotivasi mengikuti metode belajar STAD.

(57)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang motivasi belajar mahasiswa semester II dalam mengikuti pembelajaran inovatif di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2014 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

(58)

B. Saran

1. Praktik Kedokteran

a. Bagi mahasiswa, diharapkan lebih meningkatkan motivasinya untuk dapat mengikuti beragam pembelajaran inovatif.

b. Bagi dosen pengajar, diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan memperkenalkan berbagai macam metode dalam belajar yang dapat memicu semangat mahasiswa untuk mengikuti proses pembelajaran. c. Bagi institusi pendidikan, diharapkan menerapkan pembelajaran inovatif

yang dapat memicu motivasi mahasiswa dan dapat berimplikasi positif terhadap kualitas pembelajaran sehingga mampu memperbaiki mutu lulusan institusi.

2. Penelitian Kedokteran

(59)

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.

Anifah, Suryani & Haryati. (2014). Pengaruh model pembelajran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan konvensional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari minat belajar pada pelajaran IPS kelas VIII MTs Negeri di Kabupaten Kudus. Jurnal teknologi dan pendidikan pembelajaran, vol.2, no.2, hal 185-198.

Djamarah, Syaiful Bahri (2011). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Hamdani, M.A. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Hidayat, Aziz Alimul. (2011). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa data. Jakarta : Salemba Medika.

Istarani.(2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif.Medan : Media Persada.

Jauhari, Mohammad. (2011). Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik.Jakarta :PrestasiPustakaraya.

Machfoedz, Ircham. (2009). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Fitramaya.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta : Kencana Prenada

Media.

Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Setiawan, Murti & Suryasa. (2013). Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata kuliah ilmu kesehatan pada jurusan pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Universitas pendidikan ganesha singaraja. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga, 1 (1), 1-13.

Slavin, Robert E. (2005).Cooperative Learning.Jakarta :Kencana Prenada Media. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. (2012). Jakarta : Konsil Kedokteran

(60)

Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. (2012). Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia.

Suhardan, D & Suharto, N, dkk. (2013). Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Susilawati, Elly (2008).Motivasi Mahasiswa Mengikuti Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2008. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Sumatera Utara.

(61)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb/ Salam sejahtera Dengan Hormat,

NamaSaya Heria Permata Sari, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Perbandingan Motivasi Belajar Mahasiswa Semester III Tentang Pembelajaran Inovatif Di D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan”.

Motivasi berarti dorongan dalam diri manusia untuk bertindak atau

berperilaku. Motivasi merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Seperti halnya keberhasilan dalam proses belajar, semakin baik motivasi dalam diri seseorang untuk belajar, maka akan baik pula hasil belajar yang didapatkan. Hal ini tidak terkecuali kepada seluruh mahasiswa kebidanan

(Notoatmodjo, 2007).

Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Suatu motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu (Sanjaya, 2013).

(62)

Partisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini saudari tidak akan dikenakan biaya

apapun. Bila saudari responden membutuhkan penjelasan , maka dapat menghubungi saya:

Nama : Heria Permata Sari

Alamat : Jl. Klambir V dusun XIII emplasmen No. Hp : 081260051692

Terima kasih saya ucapakan kepadaresponden yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan responden dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan responden bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami siapkan.

(63)

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Kelas :

NIM :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, saya bersedia secara suka rela menjadi responden dan mengizinkan dilakukan terhadap motivasi belajar saya.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2014

(64)

Lampiran4

KUESIONER PENELITIAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER II DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN

INOVATIF DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SUMATERA UTARA TAHUN 2014

A. Identitas Responden

No. Responden : (DiisiOlehPeneliti) MetodeBelajar : (DiisiOlehPeneliti)

Nama :

Umur :

JenisKelamin : IP Semester :

Petunjuk pengisian Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban yang dianggap paling tepat!

I. Motivasi Pembelajaran metode Stad (Student Teams Achievement Division)

NO PERNYATAAN YA TIDAK

1 Apakah anda tertarik dengan metode belajar STAD?

2 Apakah anda mengerti dengan materi yang disampaikan melalui metode STAD?

3 Apakah metode STAD dapat memenuhi tujuan anda?

4 Apakah ada timbul rasa bosan dan jenuh pada saat pembelajaran berlangsung?

5 Apakah ada perbedaan yang anda rasakan belajar dengan metode STAD dengan metode lain?

6 Apakah pada saat penyampaian materi dengan metode STAD, sesuai dengan harapan anda?

7 Apakah dengan metode STAD memudahkan anda dalam menyelesaikan kuis pada materi yang disampaikan?

8 Apakah dengan metode STAD membuat anda semangat dalam mengikuti pembelajaran?

(65)

12 Apakah metode STAD melatih kamu untuk berkreasi dalam kelompok?

13 Apakah metode STAD merupakan salah satu metode pembelajaran yang paling efektif bagi anda?

14 Apakah besar pengaruh metode STAD dengan kelancaran proses belajar mengajar?

15 Apakah anda ikut berpartisipasi aktif pada saat diskusi kelompok dilakukan?

II. Motivasi Pembelajaran metode GI (Group Investigation)

NO PERNYATAAN YA TIDAK

1 Apakah anda tertarik dengan metode belajar group investigation? 2 Apakah anda mengerti dengan materi yang disampaikan melalui

metode group investigation?

3 Apakah metode group investigation dapat memenuhi tujuan anda?

4 Apakah ada timbul rasa bosan dan jenuh pada saat pembelajaran berlangsung?

5 Apakah ada perbedaan yang anda rasakan belajar dengan metode belajar group investigation dengan metode belajar lain?

6 Apakah pada saat penyampaian materi dengan metode group investigation, sesuai dengan harapan anda?

7 Apakah dengan metode group investigation memudahkan anda dalam menyelesaikan kuis pada materi yang disampaikan? 8 Apakah dengan metode group investigation membuat anda

semangat dalam mengikuti pembelajaran?

9 Apakah anda sering mengajukan pertanyaan dan pendapat pada saat pembelajaran?

10 Apakah dengan metode group investigation anda selalu berkeinginan mengulang materi di rumah?

11 Apakah anda merasakan manfaat pada pembelajaran dengan metode group investigation?

12 Apakah metode group investigation melatih kamu untuk berkreasi dalam kelompok?

13 apakah metode group investigation merupakan salah satu metode pembelajaran yang paling efektif bagi anda?

14 Apakah besar pengaruh metode group investigation dengan kelancaran proses belajar mengajar?

(66)

Lampiran

5

MASTER TABEL METODE STAD

No

Jenis

Kelamin IP P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Total % Kategori

1 P 3.01 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 8 53.3 Lemah

2 P 3.39 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12 80 Kuat

3 P 2.77 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 11 86.7 Kuat

4 P 2.86 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93.3 Kuat

5 P 3.86 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93.3 Kuat

6 P 2.3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 12 80 Kuat

7 P 2.78 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 80 Kuat

8 L 2.95 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 80 Kuat

9 P 2.75 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 11 80 Kuat

10 P 3.16 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 12 80 Kuat

11 P 3.39 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 8 53.3 Lemah

12 P 3.68 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 8 53.3 Lemah

13 L 2.09 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 9 60 Lemah

14 L 2.68 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 10 66.7 Lemah

15 P 2.77 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 5 33.3 Lemah

16 L 2.89 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 6 40 Lemah

17 P 3.18 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 80 Kuat

18 P 3.16 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 80 Kuat

19 P 2.5 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 86.7 Kuat

Gambar

Tabel 3.1 Defenisi operasional
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah deskriptif korelasi dimana peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi

Untuk mengetahui hubungan antara keduanya penelitian ini menggunakan indikator-indikator motivasi yaitu hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan

Beberapa unsur yang mempengaruhinya menurut Dimyati (2002) dalam buku psikologi pendidikan adalah cita-cita atau aspirasi mahasiswa, kemampuan mahasiswa, kondisi mahasiswa,

interrnet sebagai media pembelajaran dengan motivasi belajar, apabila penggunaan internet dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk pembelajaran tidak hanya untuk sekedar

Sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik USU, saya bertanya kepada atasan tempat saya bekerja tentang informasi D-IV Bidan Pendidik USU.. Sebelum saya kuliah D-IV Bidan Pendidik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa keperawatan program sarjana Universitas Sumatera Utara yang

Febrian, A.(2014).” Sumatera Utara yang didominasi Muslim febrian.com/Sumatera Utara-yang didominasi-muslim/ 15 Oktober 2014.. Gambaran motivasi mahasiswa

Karya tulis ilmiah ini ber judul, “Gambaran Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universistas Sumatera Utara Tahun Akademik 2013/2014” dibuat sebagai