BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kebanyakan orang memperkirakan bahwa tanaman cengkih yang asli berasal dari luar negeri (misalnya Zanzibar), pendapat demikian adalah keliru, karena yang asli berasal dari Maluku, yang kemudian dikembangkan di beberapa daerah di luar negeri (Zanzibar, Amerika Latin, Brasilia, dan sebagainya) (Guenther, 1990).
Tanaman cengkih, Eugenia caryophyllus atau Syzygium aromaticum , telah banyak dikenal dan dikembangkan di Tanah Air kita, namun khasiat obatnya sebagai bahan obat mungkin belum banyak yang mengenal. Tanaman ini termasuk
familia Myrtaceae (Kartasapoetra, 1992).
Minyak atsiri merupakan salah satu produk yang dibutuhkan pada berbagai industri seperti industri kosmetik, obat-obatan, makanan dan minuman. Minyak atsiri juga dapat digunakan sebagai aroma terapi (Anesya, 2013).
Produk lanjutan dari cengkih antara lain adalah minyak cengkih. Minyak cengkih ini diperoleh dengan cara menyuling daun, gagang, atau bunga cengkih. Setiap jenis minyak cengkih mempunyai standar mutu masing-masing. Standar mutu minyak cengkih dari daun telah ditetapkan oleh DSN yang dituangkan dalam SNI No. 06-2387-1991, sementara Indonesia belum menetapkan standar mutu minyak cengkih dari bagian gagang dan bunga. Standarisasi minyak gagang cengkih digunakan standar dari EOA (Standard of Essencial Oil Association) No.178 sebagai acuannya, sedangkan untuk minyak bunga cengkih digunakan standar ISO (International Standard Organization) atau kesepakatan antara produsen dan konsumen (Ruhnayat, 2004).
Kualitas minyak cengkih dievaluasi dari kandungan fenol, terutama eugenol. Minyak cengkih mengandung beberapa aseteugenol (eugenol asetat), oleh karena itu sebagai tambahan kepada eugenol bebas, telah menjadi kebiasaan untuk menyabunkan zat yanag tersebut terdahulu dan melaporkan kandungan fenol total sebagai eugenol (Guenther, 1990).
Eugenol dapat digunakan untuk obat sakit gigi, bahan dasar penambal gigi, dan menghasilkan iso-eugenol yang digunakan untuk pembuatan parfum dan vanillin sintetis. Minyak cengkih digunakan juga untuk bahan baku pembuatan balsam cengkih dan obat kumur (Ruhnayat, 2004).
Eugenol Total Serta Kelarutan dalam Etanol Dari Minyak Daun Cengkih (Syzygium aromaticum L.)”, pengujian dilakukan di UPT. Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Medan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah bobot jenis, kadar eugenol total, dan kelarutan dalam etanol dari minyak daun cengkih telah sesuai dan memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI).
1.3 Manfaat