• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK EKONOMI DAN ANALISIS STAKEHOLDER WISATA PANTAI GONDORIAH SUMATERA BARAT VIDYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK EKONOMI DAN ANALISIS STAKEHOLDER WISATA PANTAI GONDORIAH SUMATERA BARAT VIDYA"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK EKONOMI DAN ANALISIS STAKEHOLDER

WISATA PANTAI GONDORIAH SUMATERA BARAT

VIDYA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak Ekonomi dan Analisis Stakeholder Wisata Pantai Gondoriah Sumatera Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Vidya

(4)

Sumatera Barat. Dibimbing oleh METI EKAYANI dan NUVA.

Wisata bahari merupakan salah satu contoh wisata alam yang juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Pantai Gondoriah merupakan salah satu objek wisata bahari yang ada di Sumatera Barat . Kegiatan wisata dapat menimbulkan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar, namun di sisi lain juga berpotensi terhadap penurunan kualitas sumberdaya alam. Secara umum multi stakeholder menilai kegiatan wisata saat ini di Pantai Gondoriah sudah baik, dan keberadaan objek wisata di Pantai Gondoriah saat ini tidak menimbulkan kerusakan terhadap sumberdaya alam. Dampak ekonomi Wisata Pantai Gondoriah dapat diestimasi dengan menggunakan pendekatan multiplier effect, dimana Dampak ekonomi langsung, tidak langsung dan lanjutan berturut-turut sebesar Rp 502.308.304, Rp 695.120.645 dan Rp 90.257.025. Didapatkan nilai Keynesian Income Multiplier adalah 1,12, nilai Ratio Multiplier Income Tipe I adalah 2,38 dan nilai Ratio Income Multiplier Tipe II adalah 2,56. Pengeluaran wisatawan tidak semuanya dapat dinikmati oleh masyarakat lokal karena masih terdapat pengunjung yang mengeluarkan sejumlah uang di luar objek wisata atau yang disebut dengan kebocoran. Kebocoran yang terjadi memiliki nilai sebesar Rp 15.867.657.020 per tahun. Stakeholder yang memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan paling tinggi dalam pengelolaan objek wisata Pantai Gondoriah diantaranya Dinas Budaya dan Pariwisata, LPM, Dinas PU, Dinas Perikanan dan Kelautan, Badan Lingkungan Hidup, dan Masyarakat lokal.

Kata Kunci: multiplier effect, analisis stakeholder, Pantai Gondoriah, dampak ekonomi wisata.

ABSTRACT

VIDYA. Economics Impact And Stakeholder Analysis of Gondoriah Beach Tourism Area at West Sumatera. Supervised by METI EKAYANI dan NUVA.

Marine tourism is one of natural attractions that also have potential to be developed. Gondoriah beach is one of the existing maritime attractions in West Sumatra. Tourism activities can have a positive impact on the economy for the surrounding community, but on the other hand also have potential for degradation of natural resources. In general, multistakeholder assessed that current tourism activities in Gondoriah Beach was good, and the existence of tourist attractions in Gondoriah Beach currently was not cause damage to natural resources. Tourism economic impact Gondoriah Beach estimated by the approach of multiplier effect, where the economic impact of direct, indirect and induced were IDR 502.308.304, IDR 695.120.645 and IDR 90.257.025. The Keynesian Income Multiplier value

(5)

was 1,12, Income Multiplier Ratio value Type I was 2,38 and Type II Income Multiplier Ratio was 2,56. However, the economic impact can not be fully enjoyed by people around the beach because there are visitors who spent money outside attraction called the leak. The leakage has a value of IDR 15.867.657.020 per year. Stakeholders who have a level of influence and the highest interest in the management of Gondoriah Beach attractions were the Department of Culture and Tourism, LPM, Department of Public Works, Department of Fisheries and Marine Resources, Department of Enviromental, and local communities.

Keywords: multiplier effect, stakeholder analysis, Gondoriah Beach, tourism economic impact.

(6)
(7)

DAMPAK EKONOMI DAN ANALISIS STAKEHOLDER

WISATA PANTAI GONDORIAH SUMATERA BARAT

VIDYA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Dampak Ekonomi dan Analisis Stakeholder Wisata Pantai Gondoriah Sumatera Barat

Nama : Vidya

NRP : H44090045

Disetujui oleh

Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc Nuva, SP, M.Sc Pembimbing 1 Pembimbing 2

Diketahui oleh

Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T Ketua Departemen

(10)

NRP : H44090045

Disetujui oleh

~'

Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc Nuva, sp, M.Sc

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Diketahui oleh

(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 sampai Mei 2013 ini ialah ekonomi wisata dengan judul Dampak Ekonomi dan Analisis Stakeholder Wisata Pantai Gondoriah Sumatera Barat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc selaku dosen pembimbing 1 dan Nuva, SP, M.Sc selaku dosen pembimbing 2 atas saran dalam perbaikan skripsi ini. Selain itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Dinas Budaya dan Pariwisata atas kerjasama dan bantuannya serta seluruh responden yang telah membantu penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada papa, mama, abang, adik, Akmal Hartanto, teman-teman dalam satu bimbingan, serta seluruh keluarga, atas segala doa, support dan kasih sayangnya.

Bogor, Januari 2014

(12)

DAFTAR TABEL ... i DAFTAR GAMBAR ... ii DAFTAR LAMPIRAN ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 3 1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Wisata Bahari ... 6

2.2 Pendukung Jasa Wisata ... 6

2.3 Dampak Ekonomi Pariwisata ... 7

2.4 Dampak Pariwisata terhadap Lingkungan Fisik ... 8

2.5 Pengembangan Kelembagaan ... 9

2.6 Penelitian Terdahulu ... 10

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN ... 12

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 12

3.1.1 Multiplier Effect Kegiatan Wisata ... 12

3.1.2 Kebocoran Ekonomi (Economic Leakages) ... 12

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 13

BAB IV METODE PENELITIAN ... 16

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 16

4.3 Metode Pengambilan Contoh ... 17

4.4 Metode Pengolahan Data ... 17

4.5 Metode Analisis ... 18

4.5.1 Analisis Deskriptif Kualitatif ... 18

4.5.2 Multiplier Effect ...... 20

4.5.3 Analisis Stakeholder ... 21

BAB V GAMBARAN UMUM ... 24

(13)

5.2 Gambaran Umum Responden ... 25

5.2.1 Karakteristik Responden Pengunjung ...... 25

5.2.2 Karakteristik Responden Unit Usaha ...... 27

5.2.3 Karakteristik Responden Tenaga Kerja ...... 28

5.2.4 Karakteristik Responden Masyarakat Lokal ...... 30

5.2.5 Responden Key Person ...... 31

BAB VI PERSEPSI MULTI STAKEHOLDER TERHADAP FASILITAS, AKSESIBILITAS, LINGKUNGAN DAN KONDISI SOSIAL DI PANTAI GONDORIAH ... 32

BAB VII DAMPAK EKONOMI WISATA PANTAI GONDORIAH ... 35

7.1 Proporsi Pengeluaran Responden Pengunjung Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 35

7.2 Dampak Ekonomi Langsung (Direct Effect) ... 36

7.3 Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Effect) ... 38

7.4 Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Effect) ... 40

7.5 Nilai Efek Pengganda (Multipier Effect) ... 42

BAB VIII ANALISIS TINGKAT PENGARUH DAN KEPENTINGAN STAKEHOLDER ... 44

8.1 Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Wisata Pantai Gondoriah Pariaman ... 44

BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

9.1 Kesimpulan ... 52

9.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN ... 56

(14)

DAFTAR TABEL

1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Pariaman Tahun 2004-2012 ... 2

2. Penelitian Terdahulu ... 10

3. Alat Analisis dan Kebutuhan Data untuk Penelitian ... 18

4. Persepsi Multi Stakeholder ... 19

5. Kriteria Kepentingan Stakeholder ...... 22

6. Analisis Stakeholder Objek Wisata Pantai Gondoriah ... 22

7. Karakteristik Pengunjung di Kawasan Wisata Pantai Godoriah Tahun 2013 ... 26

8. Karakteristik Responden Unit Usaha di Kawasan Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 28

9. Karakteristik Responden Tenaga Kerja di Kawasan Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 29

10. Karakteristik Responden Masyarakat Lokal di Kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 30

11. Responden Key Person di Kawasan Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 31

12. Persepsi Multi Stakeholder terhadap Kondisi Kegiatan dan Kualitas Sumberdaya di Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 32

13. Proporsi Pengeluaran Responden Pengunjung di Kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 35

14. Proporsi Pendapatan Pemilik Unit Usaha di Kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 37

15. Dampak Ekonomi Langsung di Kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 38

16. Pengeluaran Unit Usaha di Kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 39

17. Dampak Ekonomi Tidak Langsung di Kawasan Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 40

18. Proporsi Pengeluaran Tenaga Kerja Lokal di Kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013 ......... 41

19. Dampak Ekonomi Lanjutan di Kawasan Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 42

20. Nilai Efek Pengganda dari Arus Uang yang Terjadi di Pantai Gondoriah .... 43

(15)

ii

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 15

2. Tingkat Kepentingan dan Pengaruh Stakeholder dalam Pengelolaan Objek Wisata Pantai Gomdoriah ... 22

3. Struktur Pengelolaan Wisata Pantai Gondoriah ... 25

4. Pemetaan Stakeholder dalam Pengelolaan Objek Wisata Pantai Gondoriah ... 46

DAFTAR LAMPIRAN

1. Proporsi Pengeluaran Pengunjung Pantai Gondoriah ... 56

2. Pengeluaran Unit Usaha di Pantai Gondoriah ... 58

3. Pendapatan Tenaga Kerja Lokal di Pantai Gondoriah ... 60

4. Pengeluaran Tenaga Kerja Lokal di Pantai Gondoriah ... 61

5. Persepsi Multi Stakeholder terhadap Fasilitas, Kondisi Sosial dan Aksesibilitas di Kawasan Wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013 ... 62

6. Persepsi Multi Stakeholder terhadap Kondisi Lingkungan di Kawasan Pantai Gondoriah ... 64

7. Foto Hasil Pengamatan Lapang Wisata Pantai Gondoriah ... 65

(16)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara. Pengembangan pariwisata berpengaruh positif terhadap penerimaan suatu daerah ataupun suatu negara. Penerimaan tersebut didapat dari besarnya pengeluaran wisatawan selama melakukan kegiatan wisata di suatu daerah atau negara (Riska, 2013). Pengembangan wisata juga penting khususnya bagi sejumlah negara berkembang untuk mendukung ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat sekitar (Ekayani dan Nuva, 2013).

Perkembangan aktifitas wisata di suatu wilayah akan meningkatkan peluang usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat berupa penyediaan berbagai jasa yang terdapat di daerah wisata. Hal tersebut akan membuka peluang bagi masyarakat untuk menjadi pengusaha hotel, wisma, restoran, warung, pedagang asongan, pemandu wisata dan sebagainya. Peluang tersebut akan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk bekerja sekaligus dapat menambah pendapatan untuk menunjang kehidupan rumah tangga (Soeriaatmadja 1997 dalam Hamidah 2006).

Wisata bahari merupakan salah satu contoh wisata alam yang juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Salah satu negara yang memiliki potensi bahari adalah Indonesia. Hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 13.466 pulau dengan garis pantai sepanjang 95.181 km serta memiliki potensi pesisir dan lautan yang sangat besar (BIG, 2012).

Salah satu lokasi dengan potensi bahari yang besar berada di Pariaman, Sumatera Barat. Kondisi geografis yang unik dengan pantai yang membujur puluhan kilometer dari Ulakan hingga Tanjung Mutiara menjadikan Kota Pariaman sebagai salah satu tujuan utama wisata pantai bagi masyarakat Sumatera Barat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 yang menunjukkan peningkatan jumlah kunjungan ke Pariaman dari Tahun 2004-2012. Peningkatan yang signifikan tejadi

(17)

2

antara tahun 2006-2007, karena adanya pembenahan terhadap objek wisata di Kota Pariaman dengan penambahan beberapa fasilitas dan melakukan promosi wisata secara besar-besaran mengingat Pariaman memiliki potensi wisata yang besar. Peningkatan jumlah kunjungan yang signifikan juga disebabkan oleh pendataan yang kurang akurat yang terjadi pada tahun 2006-2007. Pantai yang berada di Pariaman meliputi pantai Gondoriah, Pantai Kata, dan Pantai Cermin. Kota Pariaman selain memiliki bentang alam yang indah juga memiliki potensi seni dan budaya yang dapat dikembangkan untuk pariwisata. Potensi seni dan budaya yang dimiliki berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam yang dimiliki.

Tabel 1. Jumlah kunjungan wisatawan ke Pariaman Tahun 2004-2012 Tahun Jumlah Kunjungan wisatawan

2004 4.850 2005 13.821 2006 32.027 2007 508.069 2008 525.736 2009 609.774 2010 640.263 2011 705.581 2012 750.321

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman, 2013

Pantai Gondoriah merupakan salah satu pantai di Sumatera Barat yang landai dengan gugusan pulau-pulau kecil. Setiap akhir pekan pantai ini menjadi salah satu tujuan yang paling sering dikunjungi. Berbagai kegiatan wisata yang ditawarkan diantaranya kegiatan wisata aktif (berselancar, berenang, permainan pantai, panggung hiburan, atraksi wisata budaya dan daya tarik wisata lainnya), dan juga kegiatan wisata pasif (menikmati panorama pantai). Wisatawan yang berkunjung ke pantai ini dapat menikmati hidangan khas yang disebut nasi sek, yaitu nasi yang dibungkus dengan daun pisang beserta makanan laut lainnya. Dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata merupakan perubahan yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut terhadap kondisi masyarakat, seperti peningkatan atau penurunan penerimaan masyarakat, perluasan lapangan

(18)

pekerjaan dan perilaku masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Penelitian yang mempelajari seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata bahari baik postif atau negatif di Pantai Gondoriah belum pernah dilakukan sebelumnya. Selain dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat lokal, persepsi multi stakeholder terhadap kondisi kegiatan dan sumberdaya alam serta pengelolaan objek wisata akan menjadi informasi penting bagi pemerintah. Informasi tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan untuk pengembangan dan pengelolaan wisata Pantai Gondoriah kedepannya agar dapat lebih baik.

1.2 Perumusan Masalah

Pantai Gondoriah memiliki potensi yang besar sebagai objek wisata alam. Potensi ini didukung dengan letaknya yang strategis serta mudahnya akses menuju lokasi. Keindahan panorama alam yang dimiliki harus dipertahankan agar pengunjung yang datang merasa nyaman untuk berkunjung. Penyelenggaraan festival budaya tabuik di Pantai Gondoriah setiap tahunnya menjadi daya tarik utama objek wisata alam ini. Akses menuju lokasi wisata Pantai Gondoriah didukung dengan kereta api yang melayani penumpang dari Kota Padang hingga Pariaman, sehingga menjadikan Pantai Gondoriah ramai dikunjungi wisatawan khususnya pada akhir pekan.

Semakin banyaknya pengunjung yang datang ke Pantai Gondoriah akan mendatangkan dampak ekonomi. Kegiatan Pengunjung di dalam kawasan akan mendorong terciptanya transaksi ekonomi. Transaksi tersebut dapat menimbulkan dampak pengganda bagi sektor ekonomi di kawasan wisata. Dampak ekonomi memiliki keterkaitan dengan perekonomian masyarakat lokal sehingga hal ini perlu dikaji. Masyarakat di daerah pesisir pada umumnya memiliki pekerjaan sebagai nelayan dengan pendapatan menengah ke bawah, sehingga dibutuhkan alternatif pekerjaan lain untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Adanya kegiatan wisata ini diharapkan dapat membantu meningkatkan penerimaan masyarakat lokal.

Pengunjung Pantai Gondoriah tidak dikenakan biaya untuk memasuki kawasan wisata sehingga pengelola tidak dapat mengontrol tingkat kunjungan wisatawan yang dapat melebihi daya dukung lingkungan. Besarnya jumlah

(19)

4

kunjungan tersebut selain dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi juga dapat memberikan dampak negatif terhadap kelestarian sumberdaya yang ada. Oleh karena itu, diperlukan penilaian terhadap kondisi sumberdaya alam di Pantai Gondoriah dengan melihat persepsi dari beberapa pihak, sehingga dampak dari kegiatan wisata terhadap sumberdaya alam dapat diketahui dan sebagai masukan untuk pengelolaan yang lebih baik.

Pengelolaan objek wisata pantai Gondoriah diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman yang bekerjasama dengan beberapa lembaga pemerintah dan non pemerintah. Pihak-pihak yang terlibat di dalam pengelolaan tersebut perlu dilihat tingkat pengaruh dan kepentingannya untuk melihat pihak mana yang terlibat secara langsung dan tidak langsung di dalam merumuskan kebijakan, sehingga bisa diketahui pengelolaan wisata di Pantai Gondoriah sudah baik atau belum. Peranan dari semua pihak diperlukan agar kepuasan pengunjung yang berwisata ke Pantai Gondoriah terus meningkat, sehingga akan mendatangkan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Berdasarkan uraian tersebut beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi multi stakeholder terhadap kondisi kegiatan wisata dan sumberdaya alam di Pantai Gondoriah?

2. Bagaimana dampak kegiatan objek wisata pantai Gondoriah terhadap perekonomian masyarakat sekitar?

3. Bagaimana tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder dalam mengelola objek wisata pantai Gondoriah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengindentifikasi persepsi multi stakeholder terhadap kondisi kegiatan wisata dan sumberdaya alam di Pantai Gondoriah?

2. Menganalisa dampak kegiatan objek wisata Gondoriah terhadap perekonomian sekitar.

(20)

3. Mengidentifikasi tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder dalam mengelola objek wisata pantai Gondoriah.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pantai Gondoriah yang terletak di Pariaman Sumatera Barat. Persepsi terhadap kondisi kegiatan wisata dan sumberdaya alam saat ini di Pantai Gondoriah penilaiannya diberikan oleh responden pengunjung, unit usaha dan tenaga kerja, key person dan masyarakat lokal. Pengunjung yang akan menjadi responden adalah wisatawan nusantara baik yang berkelompok maupun individu. Unit usaha dan tenaga kerja lokal yang menjadi responden adalah masyarakat lokal yang berada di sekitar Pantai Gondoriah. Analisis

stakeholder yang dilakukan pada penelitian ini hanya melihat tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder dalam mengelola wisata Pantai Gondoriah untuk melihat pengelolaan di Pantai Gondoriah sudah baik atau belum yang dapat dilihat dari peranan masing-masing pihak terkait pengelolaan wisata di Pantai Gondoriah.

(21)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata Bahari

Secara umum pengertian pariwisata merupakan perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana biasanya hidup dan bekerja termasuk juga usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut seperti usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, informasi pariwisata), usaha sarana dan prasarana (akomodasi, rumah makan, angkutan wisata) dan usaha-usaha yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata. Pariwisata itu meliputi beberapa jenis, salah satunya adalah wisata bahari (Burkart dan Medik, 1987).

Wisata bahari merupakan salah satu dari jenis wisata yang telah dikenal saat ini. Wisata bahari adalah jenis pariwisata alternatif yang berkaitan dengan kelautan, baik di atas permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan laut. Wisata bahari banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air dengan memanfaatkan danau, sungai, pantai, teluk atau laut lepas seperti untuk

kegiatan jet sky, berenang, menyelam ataupun menikmati pemandangan bawah

laut. Menurut Sastrayudha (2010) rencana pengembangan kawasan bahari harus dikaitkan dengan berbagai kepentingan yang mendasar, yaitu pemberdayaan masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang memiliki banyak pengetahuan tentang kondisi obyektif wilayahnya, oleh karena itu dalam pengembangan kawasan wisata bahari hendaknya dimulai pendekatan terhadap masyarakat setempat.

2.2 Pendukung Jasa Wisata

Menurut Damanik dan Weber (2006) kelompok pendukung jasa wisata adalah kelompok usaha yang tidak secara khusus menawarkan produk dan jasa wisata tetapi seringkali bergantung pada wisatawan sebagai pengguna jasa dan produk itu. Kelompok pendukung pariwisata tersebut terdiri dari:

(22)

a. Pemerintah

Pemerintah mempunyai otoritas dalam pengaturan, penyediaan dan peruntukkan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan pariwisata. Selain itu pemerintah bertanggung jawab dalam menentukan arah yang dituju perjalanan pariwisata. Kebijakan makro yang ditempuh pemerintah merupakan

panduan bagi stakeholder yang lain di dalam memainkan peran masing-masing.

b. Masyarakat lokal

Masyarakat lokal, terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata, menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya mereka yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Masyarakat lokal merupakan “pemilik” langsung atraksi wisata yang dikunjungi sekaligus dikonsumsi wisatawan. Masyarakat lokal ini sering kali sudah lebih dulu terlibat dalam pengelolaan aktivitas pariwisata sebelum ada kegiatan pengembangan dan perencanaan. Oleh sebab itu, peran mereka terutama tampak dalam bentuk penyediaan tenaga kerja. Selain itu masyarakat lokal juga memiliki kearifan lokal dalam pengelolaan wisata.

c. Lembaga Swadaya Masyarakat

Lembaga pemerintah non lokal, regional dan internasional yang melakukan kegiatan di kawasan wisata sebelum pariwisata berkembang di kawasan tersebut. Kegiatan yang biasanya dilakukan berhubungan dengan konservasi dan regulasi kepemilikan serta pengusahaan sumberdaya alam setempat. Selain itu, organisasi non pemerintah ini juga melakukan kerjasama dengan masyarakat.

2.3 Dampak Ekonomi Pariwisata

Suatu kawasan wisata yang relatif kecil cenderung tidak memperhitungkan dampak ekonomi secara luas sehingga dampak penerimaan devisa dan pendapatan daerah tidak diperhitungkan. Dampak yang diperhitungkan dalam analisis dapat dilihat dari aspek pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, harga-harga, distribusi manfaat, kepemilikan dan kontrol serta pembangunan sekitar kawasan wisata.

(23)

8

Menurut Vanhove (2005), dampak ekonomi ini terbagi menjadi tiga

bagian, yaitu dampak langsung (direct), tidak langsung (indirect) dan lanjutan

(induced). Dampak langsung yang bersifat positif adalah nilai dari pengeluaran

wisatawan dikurangi impor untuk penyediaan produk dan jasa pada front-line

bisnis. Dampak tidak langsung (indirect) adalah aktivitas ekonomi lokal dari

pembelanjaan unit usaha penerima dampak langsung. Dampak lanjutan (induced)

adalah perubahan dalam kegiatan ekonomi yang dihasilkan dari pengeluaran rumah tangga dari pendapatan yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung dari wisata. Dampak lanjutan ini misalnya seperti pegawai restoran atau parkir yang didukung secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan wisata. Mereka membelanjakan pendapatannya untuk perumahan, transportasi, makanan dan kebutuhan lainnya di daerahnya.

Dampak ekonomi pariwisata merupakan jumlah keseluruhan dampak yang terjadi baik langsung, tidak langsung maupun lanjutan, yang masing-masing dapat

diukur sebagai keluaran bruto (gross output) atau penjualan (sales), penghasilan

(income), penempatan tenaga kerja (employment) dan nilai tambah (value added). Pengeluaran pengunjung di suatu komunitas dapat menghasilkan efek ganda melebihi efek asli dari pendapatan tersebut. Kenyataannya dampak pengganda meningkat oleh bisnis lokal, rumah tangga serta pembelian barang dan

jasa. Pengganda (multiplier) adalah angka yang menunjukkan meringkas efek

pengeluaran baik langsung ataupun tidak langsung. Wisatawan yang berkunjung ke suatu wilayah pasti akan membelanjakan uang mereka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan selama berkunjung. Uang yang dibelanjakan tersebut tidak berhenti beredar, tetap berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain selama periode tertentu (Yoeti, 2008).

2.4 Dampak Pariwisata terhadap Lingkungan Fisik

Industri pariwisata memiliki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan fisik. Lingkungan fisik adalah daya tarik utama kegiatan wisata. Lingkungan fisik meliputi lingkungan alam (flora, fauna, bentangan alam dan gejala alam) dan lingkungan buatan (situs kebudayaan, wilayah perkotaan, dan peninggalan

(24)

sejarah). Lingkungan fisik merupakan aset pariwisata dan mendapatkan dampak karena sifat lingkungan fisik tersebut rapuh dan tak terpisahkan (Ismayanti, 2010). Wisatawan menikmati keindahan alam dan pendapatan yang dibayarkan wisatawan digunakan untuk memelihara dan melindungi alam guna keberlangsungan pariwisata. Hubungan pariwisata tidak selamanya saling menguntungkan, sehingga dibutuhkan suatu upaya konservasi, apresiasi dan pendidikan, tetapi kenyataannnya ada hubungan yang justru menimbulkan konflik. Ismayanti (2010) menjelaskan ketidaklarasan lingkungan fisik dan pariwisata terjadi karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi di antaranya:

1. Sifat dari pariwisata

Sifat tidak dapat dipisahkan menjadi faktor penting yang menimbulkan manfaat dan beban pariwisata terhadap lingkungan fisik.

2. Sifat dari daerah tujuan wisata (lingkungan alam)

Konsentrasi ruang untuk kegiatan pariwisata dapat menimbulkan tekanan pada lingkungan alam karena sifat lingkungan alam yang rapuh.

3. Jenis aktivitas wisata

Beberapa aktivitas wisata mengeksploitasi lingkungan fisik secara berlebih yang semata-mata dilakukan untuk memenuhi kebutuhan wisata.

4. Dimensi waktu

Secara teoritis, sifat musiman dari pariwisata memberikan manfaat bagi lingkungan alam karena ketika musim sepi pengunjung, lingkungan fisik dapat dipulihkan dari tekanan kunjungan wisata.

2.5 Pengembangan Kelembagaan

Pembentukan kelembagaan dalam masyarakat tidak terlepas dari peranan individu, kelompok, atau pemerintah. Lembaga-Iembaga yang hidup dalam masyarakat ada yang bersifat orisinil (kelembagaan informal) yang bersumber dari adat istiadat atau kebiasaan yang turun temurun, dan ada pula yang tercipta baik dari dalam maupun dari luar masyarakat itu sendiri (kelembagaan formal). Kelembagaan formal maupun informal tersebut sangat berperan sekali dalam pembangunan. Kedua lembaga ini selalu mempengaruhi berbagai kegiatan sosial

(25)

10

ekonomi masyarakat, dan sering dijadikan sebagai pilihan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pendapatan mereka. Oleh karena itu, apabila partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan, maka penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat adalah merupakan suatu syarat pokok (Daryanto, 2004).

Adanya kelembagaan dalam pengelolaan suatu objek wisata dapat menjadikan objek wisata tersebut terus berkembang dan berkelanjutan. Selain itu dengan pengelolaan yang baik menjadikan objek wisata memiliki nilai ekonomi yang lebih baik. Hal itu berdampak pada beberapa aspek pendukung seperti sosial dan lingkungan menjadi lebih lestari dan terjaga keberadaannya. Kelembagaan yang bersifat dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan objek wisata menjadikan suatu kebutuhan dalam pengelolaan objek wisata.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian untuk menilai persepsi dari multi stakeholder terhadap kondisi

kegiatan wisata dan sumberdaya alam saat ini, mengukur dampak ekonomi dari kegiatan wisata terhadap pendapatan masyarakat lokal, dan mengidentifikasi

tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder telah banyak dilakukan oleh para

peneliti sebelumnya. Penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Penelitian terdahulu

No Nama Judul Hasil Penelitian

1 Wijayanti (2009)

Analisis Ekonomi dan Kebijakan Pengelolaan Wisata Alam berbasis Masyarakat Lokal di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta

1. Dampak ekonomi dari pengeluaran wisatawan lebih tanggi di P. Untung Jawa dibandingkan di P. Pramuka

2. Multiplier Income di P. Untung Jawa: -Lokal Income Multiplier : 1,85 -Ratio Income Multiplier tipe 1 : 1,47 -Ratio Income Multiplier tipe 2 : 1,94 3. Multiplier Income di P. Pramuka:

-Lokal Income Multiplier : 1,16 -Ratio Income Multiplier tipe 1 : 1,40 -Ratio Income Multiplier tipe 2 : 1,78 4. Nilai manfaat jasa lingkungan:

-P. Untung Jawa = Rp 719,3 milyar/tahun -P. Pramuka = Rp 23,1 milyar/tahun

5. Stakeholder primer di P. Untung Jawa adalah Bappekab, Sudin Pariwisata, Sudin UKM dan Koperasi

6. Stakeholder primer di P. Pramuka adalah Bappekab, Sudin Pariwisata, Sudin UKM dan Koperasi, TNLKS dan LSM

(26)

No Nama Judul Hasil Penelitian 2 Leri (2011) Dampak Pengeluaran Wisatawan terhadap Perkembangan Sektor Ekonomi di Provinsi Bali

1. Koefisien output multiplier tipe I tertinggi adalah sektor peternakan dan hasil-hasilnya dengan koefisien 1,958.

2. Koefisien output multiplier tipe II yang memiliki koefisien tertinggi adalah sektor peternakan dan perikanan sebesar 2,599. 3. Koefisien income multiplier tipe I yang

tertinggi adalah sektor industri makanan dan tembakau yaitu 1,874

4. Koefisien income multiplier tipe II yang tertinggi adalah sektor jasa sosial dan kemasyarakatan yaitu 2,392

5. Dampak yang ditimbulkan akibat kenaikan konsumsi wisatawan sebanyak 15 persen akan mampu meningkatkan pertumbuhan output perekonomian Bali sebesar 6,07 persen 6. Dampak yang ditimbulkan akibat penurunan

konsumsi wisatawan sebanyak 10 persen akan menurunkan pertumbuhan output pariwisata Bali secara keseluruhan sebesar 4,05 persen. 3 Rajasenan et al (2012) Aspek-aspek Sosial-Ekonomi Masyarakat Setempat pada Pengembangan Ekowisata di Kerala

1. Ekowisata telah membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah ekowisata 2. Diperlukan kebijakan yang mendukung berkembangnya daerah ekowisata di Kerala sehingga memungkinkan ekowisata Kerala sebagai tujuan wisata penting dalam peta pariwisata dunia 4 Daryanto (2004) Penguatan Kelembagaan Sosial Ekonomi Masyarakat sebagai Modal Sosial Pembangunan

1. Pengembangan kelembagaan (pranata) sosial ekonomi baik itu yang bersifat formal maupun informal mutlak dilaksanakan untuk mendukung pemenuhan modal sosial dalam pembangunan

2. Perlu dilakukan upaya selalu memperkuat kelembagaan sosial ekonomi masyarakat sebagai modal sosial dalam pembangunan, dimana untuk menciptakan hal tersebut dapat dilakukan dengan cara

- Perbaikan struktur dan fungsi kelembagaan masyarakat

- Pemanfaatan informasi dan teknologi yang berimbang

- Peningkatan program-program pendidikan dan pelatihan secara berkelompok

- Meningkatkan pembangunan sarana dan

prasarana aktifitas kelembagaan

Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian terdahulu, yaitu penelitian ini selain melihat dampak ekonomi juga melihat tingkat pengaruh

dan kepentingan dari stakeholder di dalam pengelolaan objek wisata. Tingkat

pengaruh dan kepentingan perlu dikaji untuk melihat apakah wisata Pantai Gondoriah sudah dikelola dengan baik, sehingga dapat meningkatkan dampak ekonomi masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya alam Pantai Gondoriah.

(27)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis akan menjelaskan teori mengenai multiplier

effect dan kebocoran ekonomi.

3.1.1 Multiplier Effect Kegiatan Wisata

Keunikan pariwisata terhadap perekonomian berupa dampak ganda (multiplier effect) dari pariwisata terhadap ekonomi (ismayanti 2010). Pariwisata memberikan pengaruh tidak hanya terhadap sektor ekonomi yang langsung terkait dengan industri pariwisata, tetapi juga industri yang tidak langsung tekait dengan industri pariwisata. Analisis dampak ekonomi kegiatan wisata terkait dengan elemen-elemen penghasilan, penjualan dan tenaga kerja di daerah kawasan wisata yang terjadi akibat kegiatan pariwisata.

Dampak ekonomi kegiatan pariwisata terhadap masyarakat lokal dapat diukur dengan dua tipe pengganda, yaitu (META, 2001):

1. Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan berapa besar pengeluaran pengunjung berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal.

2. Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung yang berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak

tidak langsung (indirect) dan lanjutan (induced).

3.1.2 Kebocoran Ekonomi (Economic Leakages)

Berdasarkan perhitungan perspektif ekonomi yang akurat, sumbangan pariwisata ke masyarakat adalah jumlah dari keseluruhan pengeluaran wisatawan yang diperoleh dari ekonomi lokal, tingkat penggunaan tenaga kerja dan pemerataan distribusi dari keuntungan ekonomi. Selain permintaan tambahan yang dihasilkan dari pengeluaran langsung oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, lapangan kerja dan pemasukan yang ditimbulkan oleh perputaran uang disebut sebagai efek berganda (Yoeti, 2008).

Kebocoran ekonomi wisata disebabkan oleh uang yang dibelanjakan wisatawan setelah diterima orang-orang pada transaksi pertama, kedua dan

(28)

seterusnya yang tidak dibelanjakan dan tidak memberi pengaruh pada kegiatan perekonomian setempat. Menurut (Yoeti, 2008) ada beberapa bentuk kebocoran ekonomi wisata itu antara lain:

1. Sebagian uang yang diterima ditabung (saving) untuk keperluan berjaga-jaga

untuk kebutuhan di waktu yang akan datang.

2. Ada sebagian uang yang diterima itu digunakan untuk membiayai keperluan

impor barang-barang di luar negeri.

3. Ada sebagian uang itu yang dibayarkan kepada orang-orang asing yang

bekerja di sektor pariwisata, setelah diterima langsung ditransfer ke negara asalnya.

4. Ada sebagian dari uang itu digunakan untuk mengimpor keperluan hotel di

luar negeri.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Kegiatan wisata Pantai Gondoriah memiliki hubungan yang erat dengan masyarakat, pelaku usaha dan pengunjung. Keberadaan wisata Pantai Gondoriah secara langsung ataupun tidak langsung memberikan dampak positif terhadap masyarakat lokal. Masyarakat lokal yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan umumnya memiliki pendapatan rendah, sehingga membutuhkan alternatif pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Pantai Gondoriah merupakan salah satu pantai yang memiliki potensi pariwisata yang besar. Akses menuju Pantai Gondoriah cukup mudah, karena letaknya yang strategis dan dilewati oleh kereta api dari Padang. Pantai Gondoriah lebih banyak dikunjungi pada akhir pekan karena objek wisata ini sangat cocok sebagai tujuan wisata keluarga. Banyak keindahan yang ditawarkan oleh Pantai

Gondoriah seperti pemandangan ketika sunset dan kuliner khas yang ditawarkan

oleh penduduk lokal.

Semakin berkembangnya kawasan wisata Pantai Gondoriah akan semakin meningkatkan jumlah kunjungan ke kawasan wisata tersebut yang diiringi dengan peningkatan jumlah unit usaha, sehingga dapat memberikan dampak secara ekonomi terhadap pendapatan masyarakat lokal. Pengunjung yang datang berkunjung ke Pantai Gondoriah akan mengeluarkan beberapa biaya seperti biaya transportasi, konsumsi, parkir dan biaya lainnya. Biaya-biaya yang dikeluarkan

(29)

14

oleh pengunjung dapat memberikan dampak ekonomi yang dapat dihitung

menggunakan analisis multiplier.

Peningkatan jumlah kunjungan ke objek wisata selain dapat menimbulkan dampak ekonomi, juga dapat menimbulkan penurunan kualitas sumberdaya alam di lokasi wisata Pantai Gondoriah. Penurunan kualitas sumberdaya tersebut dapat disebabkan karena pengelolaan objek wisata Pantai Gondoriah tidak memperhatikan kelestarian sumberdaya alam yang ada sehingga dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan di kawasan tersebut.

Pengelolaan Pantai Gondoriah tidak terlepas dari peranan beberapa pihak, dimana pihak tersebut memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan yang berbeda-beda. Analisis tingkat pengaruh dan kepentingan dilakukan untuk mengetahui pengelolaan wisata di Pantai Gondoriah sudah optimal atau belum. Persepsi pihak yang terlibat terhadap kondisi kegiatan wisata saat ini dan sumberdaya alam di Pantai Gondoriah juga perlu diketahui, sehingga dapat dijadikan informasi di dalam pengambilan keputusan di dalam mengembangkan wisata Pantai Gondoriah yang diinginkan oleh berbagai pihak. Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

(30)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Objek wisata Pantai Gondoriah Pariaman

Persepsi pihak terkait terhadap kondisi kegiatan wisata dan sumberdaya alam

saat ini Dampak ekonomi

terhadap masyarakat sekitar

Potensi wisata Pantai Gondoriah

Analisis deskriptif

Pengelolaan wisata Pantai Gondoriah

Tingkat pengaruh dan kepentingan

stakeholder dalam pengelolaan wisata Pantai Gondoriah Peningkatan jumlah kunjungan ke

objek wisata Pantai Gondoriah

Analisis deskriptif dan skala likert Potensi ekonomi

Keynesian multiplier

Pengelolaan objek wisata Pantai Gondoriah yang dapat meningkatkan

dampak ekonomi dan tetap memperhatikan lingkungan Perkembangan usaha

masyarakat sekitar Pantai Gondoriah

Direct Indirect Induced

Analisis

stakeholder

Pendapatan masyarakat rendah

Potensi penurunan kualitas sumberdaya

pantai

Pengelolaan baik /tidak baik

Kondisi kegiatan wisata dan sumberdaya Pantai

(31)

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata Pantai Gondoriah yang berlokasi di kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Pantai Gondoriah merupakan tempat diselengarakannya pertunjukan budaya di Pariaman setiap tahunnya (Dinas Budaya dan Pariwisata, 2013). Masyarakat yang tinggal di sekitar Pantai Gondoriah memiliki alternatif pekerjaan dengan membuka usaha di sekitar lokasi. Panorama alam yang indah, menjadikan Pantai Gondoriah salah satu objek wisata favorit bagi masyarakat Pariaman dan Sumatera Barat. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2013.

4.2 Jenis dan Sumber data

Pengumpulan data diperoleh melalui survey lapangan dengan wawancara kepada responden dengan bantuan kuesioner. Wawancara dilakukan kepada pengunjung, unit usaha dan tenaga kerja yang ditemui pada saat penelitian. Jumlah responden untuk pengunjung Pantai Gondoriah adalah 100 orang. Selain itu, jumlah responden untuk unit usaha sebanyak 30 responden unit usaha, dimana unit usaha tersebut sudah memenuhi keterwakilan dari seluruh jenis unit usaha yang berada di sekitar lokasi wisata, dan untuk tenaga kerja lokal sebanyak 30 orang.

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yang diolah secara kuantitatif atau kualitatif dan diinterpretasikan secara

deskriptif. Data primer yang diperlukan adalah bagaimana persepsi multi

stakeholder (mengenai kondisi kegiatan dan sumberdaya alam saat ini), data pengeluaran pengunjung, keterlibatan masyarakat lokal dan tingkat pengaruh dan

kepentingan dari masing-masing stakeholder. Data sekunder diperlukan untuk

mengetahui keadaan umum lokasi kawasan wisata (letak, sejarah, luas dan potensi pantai). Data sekunder ini diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman dan Badan Pusat Statistik (BPS) dan penelurusan dengan internet.

(32)

4.3 Metode Pengambilan Contoh

Pengambilan contoh (responden) pada penelitian ini dilakukan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan tujuan-tujuan penelitian. Metode yang

digunakan adalah non-probability sampling. Hal ini disebabkan karena setiap

anggota populasi tidak diberikan peluang atau kesempatan untuk dipilih menjadi

sampel. Responden dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling

yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dari responden

pengunjung dapat dilihat berdasarkan tipe keluarga, cara kedatangan dan daerah asal pengunjung.

Kriteria untuk responden unit usaha yaitu berdasarkan keterwakilan dari jenis usaha yang terdapat di sekitar lokasi wisata seperti kios makanan, pedagang asongan, dan jenis unit usaha lain. Pengambilan contoh responden tenaga kerja berdasarkan keterwakilan dari masing-masing jenis unit usaha. Sementara itu, pertimbangan kriteria untuk masyarakat adalah masyarakat lokal yang merasakan langsung aktifitas kegiatan wisata. Responden key person dipilih dari instansi yang dianggap memiliki informasi penting terkait penelitian.

4.4 Metode Pengolahan Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif. Metode analisis data dalam penelitian disajikan dalam bentuk matrik. Matriks metode analisis data dapat dilihat pada Tabel 3.

(33)

18

Tabel 3. Alat analisis dan kebutuhan data untuk penelitian No. Tujuan Penelitian Alat

Analisis Variabel yang akan diukur Jenis Sumber 1 Mengkaji persepsi multi stakeholder terhadap kondisi kegiatan wisata dan sumberdaya alam saat ini di objek wisata pantai Gondoriah Analisis Deskriptif - Kondisi fasilitas - Kondisi akses menuju dan dalam lokasi - Kondisi sosial - Kondisi lingkungan Primer Multi stakeholder objek wisata pantai Gondoriah 2 Menganalisa dampak kegiatan objek wisata terhadap perekonomian masyarakat sekitar Multiplier Effect & Deskriptif - pengeluaran pengunjung - pendapatan dan pengeluaran tenaga kerja dan unit usaha

Primer Multi stakeholder objek wisata pantai Gondoriah 3 Mengidentifikasi tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder dalam mengelola objek wisata Pantai Gondoriah Analisis stakeholder - peran masing-masing stakeholder - tingkat pengaruh dan kepentingan masing-masing stakeholder Primer Stakeholder yang terkait 4.5 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif, multiplier effect serta analisis stakeholder.

4.5.1 Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi

persepsi multi stakeholder terhadap kondisi kegiatan wisata dan sumberdaya alam

saat ini di wisata pantai Gondoriah. Identifikasi perlu dilakukan agar informasi dapat dijadikan acuan atau rekomendasi dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata Gondoriah agar dapat lebih baik dan dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki.

Persepsi multi stakeholder terhadap kondisi kegiatan wisata saat ini dilihat

dari kondisi fasilitas wisata, kondisi sosial dan aksesbilitas. Sedangkan untuk kondisi sumberdaya alam saat ini dinilai dari kebersihan, kualitas udara, kondisi pantai, dan panorama alam. Persepsi dapat diukur dengan menggunakan skala likert mulai dari skala terendah dengan nilai 0, sangat buruk deberi nilai 1, buruk diberi nilai 2, sedang diberi nilai 3, baik diberi nilai 4, dan sangat baik diberi nilai 5 (Riduwan, 2007).

(34)

Tabel 4. Persepsi multi stakeholder No. Keterangan Alat

Analisis

Data Jenis Penilaian

1 Persepsi fasilitas dan aksesbilitas

Deskriptif Data penilaian pengunjung, unit usaha dan tenaga kerja

Primer Sangat baik = 5 Baik = 4 Sedang = 3 Buruk = 2 Sangat buruk = 1 Tidak tersedia = 0 2 Persepsi Kondisi Sosial Deskriptif Data penilaian

pengunjung, unit usaha dan tenaga kerja

Primer Sangat baik = 5 Baik = 4 Sedang = 3 Buruk = 2 Sangat buruk = 1 3 Persepsi Kondisi sumberdaya alam

Deskriptif Data penilaian pengunjung, unit usaha, tenaga kerja,

key person dan masyarakat lokal

Primer Sangat baik = 5 Baik = 4 Sedang = 3 Buruk = 2 Sangat buruk = 1

Indikator persepsi multi stakeholder terhadap fasilitas:

Sangat baik = Fasilitas (mushola, toilet, tempat sampah, warung makan, kios cenderamata) yang terdapat pada objek wisata Pantai Gondoriah telah tersedia dengan lokasi yang strategis dan tidak terdapat kerusakan.

Baik = Fasilitas (mushola, toilet, tempat sampah, warung makan, kios

cenderamata) telah tersedia dengan lokasi yang strategis dan terdapat sedikit kerusakan.

Sedang = Fasilitas (mushola, toilet, tempat sampah, warung makan, kios

cenderamata) telah tersedia dengan lokasi yang sulit dijangkau dan terdapat sedikit kerusakan.

Buruk = Fasilitas (mushola, toilet, tempat sampah, warung makan, kios

cenderamata) tersedia dalam jumlah yang terbatas, lokasi yang sulit dijangkau dan terdapat kerusakan.

Sangat buruk = Fasilitas (mushola, toilet, tempat sampah, warung makan, kios cenderamata) tersedia dalam jumlah yang terbatas, lokasi sulit dijangkau, dan fasilitas tidak dapat digunakan lagi

Tidak tersedia = Fasilitas (mushola, toilet, tempat sampah, warung makan, kios cenderamata) yang terdapat pada objek wisata Pantai Gondoriah tidak tersedia.

(35)

20

Analisis awal yang dilakukan adalah mendeskriptifkan data yang diperoleh dengan mempresentasikan hasil tersebut dan diinterpretasikan.

4.5.2Multiplier Effect

Menurut Marine Ecotourism for Atlantic Area (META, 2001), analisis

terhadap dampak ekonomi kegiatan wisata akan dilakukan pada masing-masing kelompok pelaku kegiatan wisata. Kelompok pertama adalah unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah: (1) proporsi perputaran uang yang berasal dari pengeluaran pengunjung ke unit usaha tersebut, (2) proporsi antara kesempatan

kerja yang dapat dicipakan oleh unit usaha tersebut (full time, par time, seasonal),

(3) proporsi dari perputaran arus uang terhadap tenaga kerja lokal, supplier,

investor dan pajak, (4) tipe dan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan, apakah berasal dari luar atau dalam wilayah dan (5) rencana investasi ke depan. Sejumlah informasi tersebut diharapkan dapat diperoleh perkiraan dampak langsung dari pengeluaran pengunjung terhadap masyarakat lokal, perkiraan biaya sumberdaya yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh pengunjung, serta estimasi mengenai rencana investasi ke depan.

Kelompok kedua adalah jasa tenaga kerja lokal pada unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah (1) jumlah tenaga kerja yang terdapat pada lokasi wisata, (2) jumlah jam kerja dan tingkat upah, (3) proporsi dari pengeluaran sehari-hari pekerja yang dilakukan di dalam dan di luar wilayah, (4) kondisi pekerjaan sebelum bekerja di unit usaha saat ini, (5) pelatihan atau kursus yang pernah diikuti. Dari data tersebut diperoleh estimasi mengenai efek tidak langsung dari pengeluaran pengunjung.

Keseluruhan dari informasi responden maka akan diperoleh informasi mengenai pengeluaran pengunjung, serta aliran uang sejumlah dana yang

memberikan manfaat langsung, manfaat tidak langsung, dan manfaat induced.

Data tersebut didapatkan melalui wawancara dengan unit usaha dan tenaga kerja yang terlibat di dalamnya. Unit usaha dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan skala usaha yang dimiliki yaitu unit usaha skala besar, skala menengah dan skala kecil. Setiap skala unit usaha dan tenaga kerja diambil contoh

(36)

responden yang dapat mewakili total populasi unit usaha dan tenaga kerja yang terlibat. Menurut (META, 2001) untuk mengukur dampak ekonomi kegiatan wisata di tingkat lokal, terdapat dua tipe pengganda secara matematis dirumuskan:

Keynesian Income Multiplier = ………(4.1)

Ratio Income Multiplier, Tipe I = ………(4.2)

Ration Income Multiplier,Tipe II= ………...(4.3) Dimana:

E = tambahan pengeluaran pengunjung (Rp)

D = pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (Rp) N = pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (Rp)

U = pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (Rp)

4.5.3 Analisis Stakeholder

Analisis Stakeholder dilakukan terkait dengan pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata Pantai Gondoriah di Kota Pariaman, Sumatera Barat.

Stakeholder atau aktor adalah orang/lembaga/organisasi yang berperan dalam pengelolaan kawasan wisata. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui siapa saja, apa peran, dan bagaimana pelaksanaan tugas dari setiap stakeholder yang terkait dengan pengelolaan kawasan wisata tersebut.

Setiap stakeholder berperan penting dalam merumuskan suatu kebijakan, namun masing-masing stakeholder memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang berbeda. Maka dari itu, analisis stakeholder dalam penelitian ini perlu dilakukan. Analisis stakeholder diperlukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi stakeholder berdasarkan kepentingannya dalam kaitannya dengan isu atau sumberdaya yang ada. Tahapan analisis stakeholder menurut Ramirez (1999) dalam Siregar (2012):

1. Identifikasi stakeholder

2. Membuat tabel stakeholder, yang berisi informasi mengenai: a. Daftar stakeholder

b. Kepentingan stakeholder, yaitu motif dan perhatiannya pada kebijakan. Untuk melihat tingkat kepentingan aktor digunakan skala likert, yaitu antara 1 sampai 5, dimana; 5 = sangat tinggi; 4 = tinggi; 3 = cukup tinggi;

(37)

22

2 = kurang tinggi; 1 = rendah. Indikator tinggi dilihat dari seberapa penting pengelolaan kawasan wisata terhadap masing-masing stakeholder. Tabel 5. Kriteria kepentingan stakeholder

Skor Kriteria Keterangan

5 sangat tinggi Memiliki kepentingan yang sangat tinggi didalam pengelolaan wisata.

4 Tinggi memiliki kepentingan yang tinggi didalam pengelolaan wisata 3 cukup tinggi memiliki kepentingan yang cukup tinggi didalam pengelolaan

wisata

2 kurang tinggi memiliki kepentingan yang kecil didalam pengelolaan wisata

1 Rendah tidak memiliki kepentingan dalam pengelolaan wisata

c. Tingkat pengaruh stakeholder. Pengaruh stakeholder mengacu pada tiga aspek yang dimiliki stakeholder, yaitu aspek sumber daya manusia (SDM), finansial, dan politik.

Tabel 6. Analisis stakeholder objek wisata Pantai Gondoriah

Stakeholder Kriteria Evaluasi Keputusan Kepentingan Sikap Kekuatan Pengaruh Total S F P Keterlibatan Tingkat Keterlibatan

3. Selanjutnya dibuat pemetaan aktor grid untuk mengetahui tingkat kepentingan dan pengaruh masing-masing stakeholder serta posisi stakeholder apakah masuk pada kategori subjek, pemain, penonton, atau aktor.

Tinggi

Kepentingan

Rendah Tinggi

Pengaruh

Gambar 2. Tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholder dalam pengelolaan objek wisata Pantai Gondoriah

A Kuadran A Subjek B Kuadran B BB Pemain C Kuadran C D Kuadran D Aktor

(38)

Kuadran A (subjek) menunjukkan kelompok aktor yang memiliki kepentingan yang tinggi terhadap kegiatan tetapi rendah pengaruhnya. Kuadran B (pemain) merupakan kelompok aktor yang memiliki derajat pengaruh dan kepentingan yang tinggi untuk mensukseskan kegiatan. Kuadran C ( penonton) merupakan kelompok aktor yang rendah pengaruh dan kepentingannya. Kuadran D (aktor) merupakan aktor yang terpengaruh tetapi rendah kepentingan dalam tujuan dan hasil kebijakan.

Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi stakeholder beserta pengaruh dan kepentingannya dalam pengelolaan objek wisata Pantai Gondoriah.

Stakeholder yang dipilih dilihat dari keterlibatannya di dalam pengelolaan wisata Pantai Gondoriah. Hal ini dilakukan untuk melihat pihak-pihak apa saja yang memiliki peranan di dalam mengelola objek wisata Pantai Gondoriah. Stakeholder

dalam penelitian ini dibagi menjadi key person, masyarakat lokal, dan pelaku usaha. Key person terdiri dari lembaga pemerintah dan non pemerintah. Pemilihan responden key person berdasarkan pada informasi yang dimiliki oleh instansi terkait terhadap pengelolaan wisata Pantai Gondoriah.

(39)

V GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Wisata pantai Gondoriah adalah objek wisata yang terletak di Kelurahan Pasir, Kecamatan Pariaman Tengah, Provinsi Sumatera Barat. Peta lokasi wisata Pantai Gondoriah dapat dilihat pada Lampiran 13. Secara administratif kawasan Pantai Gondoriah memiliki batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Batang Air Pauh  Sebelah Barat : Samudera Hindia  Sebelah Selatan : Pantai Cermin  Sebelah Timur : Kampung Perak

Aksesbilitas ke kawasan wisata Pantai Gondoriah mudah dicapai oleh pengunjung karena terletak di Pusat Kota Pariaman dan dengan kondisi jalan yang baik. Pengunjung yang ingin berwisata ke Pantai Gondoriah dapat menggunakan akses kendaraan umum seperti kereta api khusus untuk pengunjung yang berasal dari kota Padang, sedangkan pengunjung yang berasal dari luar Kota Pariaman dapat menggunakan angkutan umum dengan tujuan Kota Pariaman.

Wisata Pantai Gondoriah menawarkan berbagai aktivitas wisata yang bisa dilakukan oleh individu atau keluarga, seperti wisata pantai dan wisata kuliner. Setiap hari Sabtu dan Minggu pengunjung akan dihibur oleh kesenian dan budaya dari Kota Pariaman seperti tarian atau lagu daerah. Pantai Gondoriah juga memiliki fasilitas wisata yang cukup lengkap seperti wahana permainan anak, pentas kesenian dan penginapan yang tidak jauh dari lokasi wisata, selain itu juga didukung oleh berbagai fasilitas seperti mushola yang nyaman, toilet yang bersih dan kapal kecil untuk aksesbilitas ke Pulau Angso. Kondisi Pantai yang bersih menimbulkan kenyamanan bagi pengunjung yang ingin berwisata.

Pengelolaan objek wisata Pantai Gondoriah diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang berkoordinasi dengan beberapa pihak baik lembaga pemerintah atau lembaga non pemerintah. Lembaga non pemerintah terdiri dari LPM, PNPM pariwisata, pelaku usaha, masyarakat lokal, sedangkan lemabaga pemerintah terdiri dari dinas yang terkait. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berkoordinasi dengan LPM dan PNPM Pariwisata. LPM akan menjadi penghubung antara masyarakat lokal dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,

(40)

selain itu LPM juga akan berkoordinasi dengan PNPM dalam penyaluran dana bantuan. Dinas Koperasi dan Perdagangan akan memberikan pelatihan kepada UKM dan pemilik usaha primer. Struktur pengelolaan wisata Pantai Gondoriah dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur pengelolaan wisata Pantai Gondoriah

5.2 Gambaran Umum Responden

Responden dibagi atas lima kelompok yaitu pengunjung, tenaga kerja, unit usaha, masyarakat lokal, dan stakeholder. Gambaran umum mengenai karakteristik masing-masing responden dapat dijelaskan sebagai berikut:

5.2.1 Karakteristik Responden Pengunjung

Pengunjung yang datang ke kawasan wisata Pantai Gondoriah pada umumnya berasal dari berbagai golongan usia, profesi, dan daerah asal. Karakteristik tersebut diperoleh berdasarkan hasil survey terhadap 100 orang pengunjung. Gambaran karakteristik pengunjung dapat dilihat pada Tabel 7.

Pelaku Usaha (UKM dan Usaha Primer)

LPM Wisata Pantai Gondoriah Dinas Kebudayaan & Pariwisata Dinas Kesehatan Dinas Koperasi & Perdagangan Dinas Perikanan & Kelautan Dinas PU BLH Pol PP Polisi PNPM Pariwisata Masyarakat Lokal

(41)

26

Tabel 7. Karakteristik pengunjung di kawasan wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013

No Karakteristik Frekuensi Presentase (%) 1 Jenis Kelamin Laki-laki 45 45,00 Perempuan 55 55,00 Jumlah 100 100,00 2 usia (tahun) 17-26 34 34,00 27-36 32 32,00 37-46 17 17,00 47-56 17 17,00 Jumlah 100 100,00 3 Tingkat Pendidikan SD 3 3,00 SMP 10 10,00 SMA 53 53,00 D3 7 7,00 Sarjana 27 27,00 Jumlah 100 100,00 4 Jenis Pekerjaan Buruh 1 1,00 IRT 9 9,00 Karyawan swasta 22 22,00 Pelajar/mahasiswa 18 18,00 Pns 18 18,00 Wiraswasta 32 32,00 Jumlah 100 100,00 5 Pendapatan 500000-1500000 47 47,00 1500001-2500000 18 18,00 2500001-3500000 15 15,00 3500001-4500000 10 10,00 >4500000 10 10,00 Jumlah 100 100,00 6 Daerah Asal Kota/Kabupaten Pariaman 33 33,00 Kota Padang 51 51,00 Luar Pariaman 16 16,00 Jumlah 100 100,00 7 Frekuensi Berkunjung 1-9 kali 84 84,00 10-19 kali 9 9,00 20-29 kali 3 3,00 30-39 kali 4 4,00 Jumlah 100 100,00 8 Jenis kendaraan Kendaraan pribadi 46 46,00 Kendaraan carteran 6 6,00 Kendaraan umum 48 48,00 Jumlah 100 100,00

Sumber: Data Primer, Diolah (2013)

Pengunjung yang berekreasi ke Pantai Gondoriah memiliki usia berkisar antara 17-26 tahun. Hal tersebut karena kondisi Pantai Gondoriah dengan atraksi

(42)

wisata yang cocok untuk dijadikan tempat wisata oleh usia muda atau keluarga yang memiliki anak kecil. Tingkat pendidikan responden berdasarkan pendidikan formal terakhir yang dijalani memiliki proporsi yang bervariasi. Mayoritas pendidikan terakhir responden adalah di tingkat SMA.

Mayoritas jenis pekerjaan responden adalah wiraswasta dan yang paling sedikit responden memiliki pekerjaan sebagai buruh sisanya memiliki pekerjaan IRT, karyawan swasta, pelajar/mahasiswa dan PNS. Pendapatan dari responden pengunjung bervariasi dimulai dari pendapatan paling rendah sampai pendapatan yang paling besar berkisar antara Rp 500.000-Rp 1500.000.

Daerah asal pengunjung dibagi menjadi tiga yaitu yang berasal dari Kota /Kabupaten Pariaman, Kota Padang dan Luar Pariaman. Daerah asal pengunjung yang berasal dari luar pariaman terdiri dari beberapa daerah seperti Jambi, Bukittinggi, Padang Panjang, dan Agam. Responden pengunjung paling banyak berasal dari Kota Padang karena jarak yang tidak terlalu jauh dan akses yang mudah menuju Kota Pariaman dengan menggunakan kereta api.

Karakteristik berwisata dari responden pengunjung dapat dibagi menjadi dua yaitu dilihat dari frekuensi berkunjung selama satu tahun terakhir dan dapat juga dilihat dari jenis kendaraan yang digunakan untuk berwisata ke Pantai Gondoriah. Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat sebanyak 48% pengunjung melakukan kunjungan ke kawasan wisata lebih dari satu kali dan jenis kendaraan yang digunakan umumnya adalah kendaraan umum seperti kereta api. Hal ini berkaitan dengan pengunjung yang paling banyak berasal dari Kota Padang sehingga lebih banyak menggunakan kereta api dibandingkan dengan kendaraan umum. Sebanyak 46% pengunjung melakukan kunjungan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini dapat menyebabkan polusi udara yang berasal dari asap kendaraan, selain itu kendaraan tersebut juga membutuhkan tempat parkir yang lebih luas. Hal tersebut dapat diatasi dengan menambahkan alat transportasi yang nyaman bagi pengunjung, sehingga pengunjung lebih memilih menggunakan kendaraan umum dibandingkan kendaraan pribadi.

5.2.2 Karakteristik Responden Unit Usaha

Kegiatan wisata tidak lepas dari beberapa sektor pendukung seperti unit usaha. Unit usaha yang ada di Pantai Gondoriah bervariasi sesuai dengan jenis

(43)

28

barang dan skala dari usahanya. Proporsi pendapatan dari unit usaha beragam dimulai dari pendapatan tertinggi sampai dengan pendapatan terendah. Mayoritas unit usaha yang terdapat di Pantai Gondoriah memiliki pendapatan sebesar

Rp 1000.000–Rp 3.000.000. Hal ini karena jenis unit usaha yang dominan memiliki skala usaha kecil seperti warung tenda. Mayoritas unit usaha telah menjalankan usahanya dari 1-4 tahun lamanya. Hal ini disebabkan karena adanya penataan area untuk berjualan sehingga banyak pemilik unit usaha yang baru mendirikan usahanya. Responden dari unit usaha yang dijadikan sample sebanyak 30 orang dan hasil karakteristik unit usaha dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Karakteristik responden unit usaha di kawasan wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013

No Karakteristik Frekuensi Presentase (%)

1 Pendapatan <1000000 10 33,33 1000001-3000000 13 43,00 3000001-5000000 6 20,00 >5000000 1 3,33 Jumlah 30 100,00 2 Jenis Usaha Kios makanan 4 13,33 Warung tenda 9 30,00 Pedagang asongan 8 26,67 Souvenir 4 13,33 Wahana permainan 3 10,00 Sewa karpet 1 3,33 Toilet 1 3,33 Jumlah 30 100,00

3 Lama Menjalankan Usaha

1-4 tahun 11 36,67 5-8 tahun 7 23,33 9-12 tahun 4 13,33 13-16 tahun 2 6,67 17-20 tahun 5 16,67 ≥21 tahun 1 3,33 Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer, diolah (2013)

5.2.3 Karakteristik Responden Tenaga Kerja

Keberadaan wisata Pantai Gondoriah dapat memberikan dampak terhadap perekonomian masyarakat sekitar, salah satunya adalah dengan tercipta lapangan

(44)

pekerjaan baru bagi masyarakat yang berada di sekitar wilayah Pantai Gondoriah. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden sebagian besar tenaga kerja berasal dari masyarakat lokal yang bermukim di sekitar Pantai Gondoriah. Karakteristik tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Karakteristik responden tenaga kerja di kawasan wisata Pantai Gondoriah Tahun 2013

No Karakteristik Frekuensi Presentase

1 Jenis Kelamin Laki-Laki 17 56,67 Perempuan 13 43,33 Jumlah 30 100,00 2 Usia (tahun) 17-26 7 23,33 27-36 4 13,33 37-46 11 36,67 47-56 8 26,67 Jumlah 100,00 3 Pendidikan SD 8 26,67 SMP 10 33,33 SMA 12 40,00 Jumlah 30 100,00 4 Pendapatan <500000 3 10,00 500001-1000000 20 66,67 1000001-1500000 2 6,67 1500001-2000000 5 16,67 Jumlah 30 100,00 5 Lama Bekerja 1-5 tahun 23 76,67 6-10 tahun 5 16,67 11-15 tahun 2 6,67 Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer, diolah (2013)

Responden tenaga kerja pada umumnya adalah masyarakat lokal yang bekerja baik pada beberapa jenis unit usaha. Mayoritas responden bekerja sebagai pegawai kios makanan dengan pendapatan dominan berkisar antara Rp 500.000-Rp 1000.000 per bulan. Secara umum tenaga kerja di Pantai Gondoriah sudah berkerja 1-5 tahun lamanya.

(45)

30

5.2.4 Karakteristik Responden Masyarakat Lokal

Masyarakat sekitar yang merupakan penduduk asli memiliki peranan penting dalam pariwisata, karena masyarakat yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas tempat wisata. Masyarakat yang dijadikan responden merupakan masyarakat yang berasal dari kelurahan Pasir. Karakteristik masyarakat lokal dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Karakteristik responden masyarakat lokal di kawasan Pantai Gondoriah Tahun 2013

No Karakteristik Frekuensi Presentase

1 Jenis Kelamin Laki-laki 7 23,33 Perempuan 23 76,67 Jumlah 30 100,00 2 Usia 26-34 8 26,67 35-43 7 23,33 44-52 15 50,00 Jumlah 30 100,00 3 Pendidikan SD 5 16,67 SMP 10 33,33 SMA 14 46,67 Sarjana 1 3,33 Jumlah 30 100,00 4 Pekerjaan Buruh 6 20,00 IRT 5 16,67 Penjaga warung 3 10,00 Wirausaha 16 53,33 Jumlah 30 100,00 5 Lama tinggal Penduduk asli 24 80,00 Penduduk pendatang 6 20,00 Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer, diolah (2013)

Karakteristik responden masyarakat sekitar wisata Pantai Gondoriah pada umumnya memiliki tingkat usia berkisar antara 44-52 tahun yang bekerja sebagai wirausaha, hal ini karena banyak masyarakat sekitar yang menggantungkan perekonomiannya dari berjualan di sekitar pantai baik menjadi tenaga kerja atau membuka usaha. Masyarakat yang dijadikan responden tidak hanya penduduk asli

Gambar

Tabel 1. Jumlah kunjungan wisatawan ke Pariaman Tahun 2004-2012
Tabel 2. Penelitian terdahulu
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 3. Alat analisis dan kebutuhan data untuk penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Encik Mustaza Ahmad Pengarah Pusat Sukan Encik Mohd Fisol Hj.Saud. Timbalan Pengarah Pusat Sukan

Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah membuat Aplikasi Repair Schedule secara periodik dan otomatis dengan pemberian

Tradisi mairiak yang merupakan tradisi masyarakat Minangkabau pada masa tidak padi dalam rangka memisahkan bulir padi dari tangkainya dengan menggunakan telapak kaki manusia,

Permasalahan eksternal IKM Mebel Ekspor Jepara yang dapat diamati di lapangan adalah kelangkaan bahan baku khususnya kayu jati, efektivitas interaksi kelembagaan dan pola

Memuat 3 nama dan penyebab gangguan pada peredaran darah manusia yang dijelaskan dengan rinci dan tepat Hanya memuat 1 nama dan penyebab gangguan pada peredaran darah

Memahami jadwal (schedule) dengan menggunakan fitur seperti task drivers untuk mengetahui kenapa suatu tugas (task) berjalan pada tanggal tertentu, multiple level

Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Menulis Dialog Sederhana Dua atau Tiga Tokoh yang merupakan salah satu materi Bahasa Indonesia kelas

Artinya tidak ada perbedaan tang signifikan dalam frekuensi penggunaan kendaraan umum per minggu setelah kenaikan harga BBM, antara yang berpenghasilan menengah atas dengan