SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok
Pokok Bahasan Bahasan : : Bantuan Bantuan Hidup Hidup DasarDasar Sasaran
Sasaran : : Keluarga Keluarga dan dan KlienKlien Tempat
Tempat : : R R 5 5 CVCU CVCU RSSA RSSA MalangMalang Hari,
Hari, tanggal tanggal : : Kamis, Kamis, 8 8 November November 20172017 Waktu
Waktu : : 30 30 menit menit (10.00(10.00
–
–
10.30) 10.30)1.
1. Latar BelakangLatar Belakang
Henti-jantung-mendadak (Sudden Cardiac Arrest/SCA) adalah penyebab Henti-jantung-mendadak (Sudden Cardiac Arrest/SCA) adalah penyebab kematian tertinggi hampir diseluruh dunia. Banyak korban henti-jantung berhasil kematian tertinggi hampir diseluruh dunia. Banyak korban henti-jantung berhasil selamat jika orang disekitarnya bertindak cepat saat jantung bergetar atau ventrikel selamat jika orang disekitarnya bertindak cepat saat jantung bergetar atau ventrikel fibrilasi (VF) masih ada, tetapi resusitasi kebanyakan gagal apabila ritme jantung fibrilasi (VF) masih ada, tetapi resusitasi kebanyakan gagal apabila ritme jantung telah berubah menjadi tidak bergerak/asystole.
telah berubah menjadi tidak bergerak/asystole.
Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu (Alkatiri, 2007).
menggunakan alat bantu (Alkatiri, 2007).
Tujuan bnatuan hidup dasar ialah untuk oksigenasi darurat secara efektif Tujuan bnatuan hidup dasar ialah untuk oksigenasi darurat secara efektif pada
pada organ organ vital vital seperti seperti otak otak dan dan jantung jantung melalui melalui ventilasi ventilasi buatan buatan dan dan sirkulasisirkulasi buatan
buatan sampai sampai paru paru dan dan jantung jantung dapat dapat menyediakan menyediakan oksigen oksigen dengan dengan kekuatankekuatan sendiri secara normal (Latief, 2009).
sendiri secara normal (Latief, 2009).
Tindakan bantuan hidup dasar sangat penting pada pasien trauma terutama Tindakan bantuan hidup dasar sangat penting pada pasien trauma terutama pada p
pada pasien dengan asien dengan henti jantung henti jantung yang yang tiga perempat tiga perempat kasusnya kasusnya terjadi di terjadi di luar rumahluar rumah sakit (Alkatiri, 2007).
sakit (Alkatiri, 2007).
Cedera merupakan salah satu penyebab kematian. Pada tahun 1990 3,2 juta Cedera merupakan salah satu penyebab kematian. Pada tahun 1990 3,2 juta kematian dan 312 juta orang mengalami cedera di seluruh dunia. Pada tahun 2000 kematian dan 312 juta orang mengalami cedera di seluruh dunia. Pada tahun 2000 kematian akan mencapai 3,8 juta dan pada tahun 2020 diperkirakan cedera/trauma kematian akan mencapai 3,8 juta dan pada tahun 2020 diperkirakan cedera/trauma akan menyebabkan penyebab kematian ketiga atau kedua untuk semua kelompok akan menyebabkan penyebab kematian ketiga atau kedua untuk semua kelompok umur (IKABI, 2004).
2. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga dan klien mampu memahami tentang bantuan hidup dasar pada orang dewasa. 2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
a. Menyebutkan pengertian bantuan hidup dasar b. Menjelaskan tujuan dari BHD
c. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan tindakan BHD
d. Menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan BHD pada orang dewasa. 3. Kegiatan Penyuluhan 1. Metode a. Ceramah b. Tanya Jawab 2. Materi a. Pengertian BHD b. Tujuan dari BHD
c. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan tindakan BHD d. Langkah-langkah melakukan BHD
3. Media a. Leaflet b. Power Point 4. Langkah Kegiatan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Waktu
Pra kegiatan pembelajaran a. Penyuluh mempersiapkan rencana pembelajaran b. Penyuluh mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
5. Evaluasi
Pertanyaan yang diberikan kepada peserta penyuluhan dari materi BHD yang telah diberikan.
c. Penyuluh mempersiapkan dan mencek lingkungan yang akan mempengaruhi proses pembelajaran 2. Membuka Pembelajaran a. Mengucapkan salam b. Memperkenalkan diri c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kontrak waktu d. Appersepsi a. Menjawab salam b. Menanggapi dan memberi respon c. Menyimak penjelasan yang diberikan d. Mengungkapkan pengetahuan yang dimiliki 5 menit 3. Kegiatan inti a. Menjelaskan materi pembelajaran b. Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk bertanya c. Menjawab pertanyaan yang diberikan a. Mendengarkan dan menyimak materi yang diberikan b. Mengajukan beberapa pertanyaan dari materi yang diberikan c. Menyimak jawaban yang diberikan 15 menit 4. Kegiatan menutup pembelajaran a. Bertanya sebagai bahan evaluasi b. Menyimpulkan
materi yang telah disampaikan c. Mengucapkan salam a. Menjawab dengan benar b. Mendengarkan dan menyimak c. Menjawab salam 5 menit
6. Sumber Rujukan
1. Sartono, Masudik & Suhaeni. (2014). Basic Trauma Cardiac Life Support. Bekasi:Gadar Medik Indonesia
2. Soemitro. M.P.,Andiani & Saputra. (2016). Penanganan Gawat Darurat Basic I. Bandung:RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
7. Lampiran
1. Uraian Materi
LAMPIRAN MATERI BANTUAN HIDUP DASAR
A. Pengertian BHD
Bantuan hidup dasar merupakan suatu rangkaian tindakan yang berurutan yang dilakukan pada korban yang mengalami suati keadaan henti jantung dan henti nafas (Soemitro. M.P.,Andiani & Saputra, 2016).
Bantuan hidup dasar adalah serangkaian penyelematan hidup pada korban henti jantung (Sartono, Masudik & Suhaeni, 2014).
B. Tujuan BHD
Untuk mengembalikan fungsi jantung dan paru-paru seperti normal Mempertahankan aliran oksigen ke otak dan ke seluruh tubuh
Memberikan bantuan ekternal pada korban yang mengalami henti jantung atau henti nafas
C. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum tindakan BHD 1. Dilakukan segera ditempat kejadian bila lokasi aman 2. Penolong harus mendahulukan keselamatan dirinya
3. Jika berada dilokasi yang berbahaya, sebaiknya korban dipindahkan dulu ketempat aman
4. Korban diletakan pada permukaan yang datar dan keras dengan posisi terlentang
D. Langkah-langkah melakukan BHD 1. Lakukan cek kesadaran
Panggil identitas korban
Tepuk-tepuk didaerah pundak
Gambar 1. Cek kesadaran 2. Bila ada respon
Minta bantuan pada teman atau orang sekitar untuk menghubungi ambulan atau orang yang berkompeten
Hal yang penting disebutkan saat meminta tolong: lokasi dan keadaan korban
3. Pindahkan korban ketempat aman
4. Periksa nadi karotis (di daerah leher geser 1-2 cm kekanan atau kekiri dari pertengahan jakun) dan periksa pernafasan dengan melihat pergerakan dada 5. Bila nadi karotis tidak teraba, lakukan Resusitasi Jantung Paru dengan cara: a. Letakan kedua telapak tangan dengan saling menumpuk, satu pangkal
talapak tangan diletakan di tengah tulang dada dan telapak tangan yang satunya diletakan diatas telapak tangan yang pertama dengan jari-jari saling mengunci.
b. Dengan posisi badan tegak lurus, penolong menekan dinding dada korban dengan tenaga dari berat badannya secara teratur sebanyak 30 kali dengan kedalaman sekitar 5 cm.
c. Beri kesempatan dada mengembang maksimal setelah diberi tekanan d. Tangan tidak boleh dilepas dari permukaan dada atau merubah posisi
tangan pada saat melakukan kompresi. e. Pemeriksaan jalan napas
Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan jalan napas oleh benda asing. Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu, kalau sumbatan berupa cairan dapat dibersihkan dengan jari telunjuk atau jari tengah yang dilapisi dengan sepotong kain, sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat dikorek dengan menggunakan jari telunjuk yang dibengkokkan. Mulut dapat dibuka dengan tehnik Cross Finger , dimana ibu jari diletakkan berlawanan dengan jari telunjuk pada
f. Membuka jalan napas
Setelah jalan napas dipastikan bebas dari sumbatan. Pembebasan jalan napas dapat dilakukan dengan cara tengadah kepala topang dagu ( Head tilt
–
chin lift ) dan Manuver Pendorongan Mandibula. Teknik membuka jalan napas yang direkomendasikan untuk orang awam dan petugaskesehatan adalah tengadah kepala topang dagu.
g. Berikan 2 kali bantuan nafas dari mulut ke mulut, satu kali/detik
Gambar 4.
Pemberian nafas dari mulut kemulut
h. Bantuan nafas yang diberikan harus efektif ditandai dengan dada korban jelas terangkat saat diberi bantuan nafas
6. Evaluasi
Setelah melakukan Resusitasi Jantung Paru sebanyak 5 kali, lakukan evaluasi dengan memeriksa kembali nadi karotis dan pernafasan
Jika nadi karotis tidak teraba, lakukan kembali RJP sebanyak 5 kali Jika nadi karotis teraba, namun tidak bernafas, lakukan bantuan
nafas sebanyak 10-12 kali per menit
Jika nadi karotis teraba dan terlihat bernafas, berikan posisi recovery pada korban
Gambar 5. Posisi Recovery