• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM DIMULAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM DIMULAI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROGRAM DIMULAI

KERANGKA ACUAN KERJASAMA (KAK) antara USAID (United States Agency for International Development) dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dalam mengimplementasikan Program USAID PRIORITAS ditanda-tangani oleh Direktur Pendidikan USAID, Margaret Sancho dan Gubernur Sumatera Utara, H. Gatot Pujo Nugroho, ST disaksikan Konsul Amerika untuk Pulau Sumatra, Kathryn Crockart, Anggota DPD RI, Prof. Dr. Ir. Darmayanti Lubis, MS dan Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut, Agus Marwan di Ball Room Hotel Grand Aston, Medan (14/11/2012) .

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Bapak H. Gatot Pujo Nugroho, ST secara langsung menugaskan saya sebagai Kepala Dinas Pendidikan untuk memberikan dukungan penuh kepada program USAID PRIORITAS. Beliau meminta Dinas Pendidikan Provinsi untuk bekerja erat dengan USAID PRIORITAS untuk meningkatkan mutu pendidikan di Provinsi Sumatera Utara.

Edisi No. 02

2013

Media Komunikasi dan Penyebaran Praktik Yang Baik Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar di Sumatera Utara

USAID PRIORITAS:

Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Non Kependidikan, dan Siswa

Butuh informasi pendidikan bemutu? www.prioritaspendidikan.org

USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, Opportunities

for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students

Kadis Pendidikan Provsu, Drs. Mohammad Zein, M.Si

Berkomitmen Dukung USAID PRIORITAS

• Pemprovsu, 10 kabupaten/kota dan 2 LPTK menjadi mitra USAID PRIORITAS

Disampaikan dalam Penutupan ToT Fasilitator Nasional SMP/MTs di Hotel Aryaduta, Medan pada Januari 2013

Bunga mawar mekar di taman. Ambil setangkai masukan kejambangan. Terima kasih atas undangan yang disampaikan pada pelatihan yang sangat

memajukan pendidikan. Dari Siantar ke Kota Medan. Singgah di Perbaungan membeli durian. Selamat sukses kepada bapak/ibu peserta pelatihan. Semoga dunia pendidikan maju di masa depan.

Puisi Wakil Walikota Tebing Tinggi, H IrhamTaufik SH MAP

Disampaikan dalam Pembukaan ToT Fasilitator Daerah SD/MI di Siantar Hotel, Pematang Siantar (14/3/2013)

Medan. Implementasi Program USAID PRI-ORITAS di Sumatera Utara resmi diluncurkan oleh Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H. Gatot Pujo Nugoroho, ST dan Konsul AS untuk Pulau Sumatera Kathryn A. Crockart di Ball-room Hotel Aryaduta, Medan, Sumatera Utara (Rabu,14/11/2012). Gubsu menyambut baik terpilihnya kembali Sumut sebagai mitra program pendidikan USAID. Gubsu berjanji memberi dukungan penuh kepada program USAID PRIORITAS agar berhasil.

Gubsu menyebut program USAID PRIORI-TAS sebagai kelanjutan USAID-DBE (Decentralized Basic Education), membawa dampak nyata dalam meningkatkan mutu pen-didikan di Sumatera Utara. Pemerintah Sumatera Utara (Pemprovsu) telah memanfaatkan keber-hasilan program USAID-DBE guna

men-dongkrak mutu pendidikan. Pemprovsu melatih 1.020 guru dari 33 kabupaten/kota.

Sedangkan Konsul AS mendorong pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk terus menemukan cara-cara terbaru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah AS akan terus men-dukung peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dan Provinsi Sumatera Utara.

Hadir dalam peluncuran tersebut, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) asal Sumatera Utara Prof. Dr. Ir. Dharmayanti Lubis, Walikota Medan Drs. H. Rahudman Harahap, MM, Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibu-an, MM, Walikota Tanjungbalai Dr. H. Thamrin Munthe, Walikota Sibolga H. Syarfi Hutauruk dan Bupati Labuhan Batu Dr. H. Tigor Panusunan Siregar. (*)

BUPATI DAN WALIKOTA dari 10 mitra USAID PRIORITAS (Medan, Binjai, Deli Serdang, Tebing Tinggi, Tanjungbalai, Labuhan Batu, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Sibolga dan Nias Selatan) menandatangani Kerangka KAK. USAID PRIORITAS akan mengem-bangkan kapasitas 208 SD, SMP dan Madrasah dan memberikan manfaat langsung kepada lebih dari 50.000 siswa di Provinsi Sumatera Utara.

(2)

EDITORIAL

MEREALISASIKAN

KOMITMEN

Sekitar tahun 1960an, seorang pendidik bernama John Holt menggagas reformasi pendidikan di Amerika Serikat (AS). Lewat refleksi profesionalnya sebagai guru, Ia menyampaikan

refor-masi yang dirangkum dalam buku How Children Fail (1964). Ia mengajukan tiga alasan mengapa anak-anak takut mengikuti proses belajar yaitu, karena adanya hukuman, ejekan dan ujian. Guna mengatasi ketakutan ini, Holt menawarkan tiga cara. Pertama, menyemangati lebih baik daripada mengancam. Kedua, menghormati dan menjawab pertanyaan anak dengan bertanggung jawab. Ketiga, menemukan dan mendalami bakat yang dimiliki anak.

Para ahli pendidikan mengembangkan gagasan John Holt itu menjadi

active learning

(pembelajaran aktif). Di Indonesia kita mengenal praktik active learning itu sebagai PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) untuk tingkat SD dan CTL

(Contextual Teaching and Learning) untuk tingkat

SMP.

Para ahli juga mengingatkan, bahwa praktik PAKEM dan CTL tidak akan maksimal jika tidak didukung sistem pendidikan. Untuk itu pada ahli mengembangkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Secara praktis MBS mem-iliki tiga pilar utama. Pertama, Perencanaan program sekolah yang akuntabel, transparan dan partisipatif. Kedua, adanya peran serta masyarakat (PSM), dan keti-ga, pembelajaran PAKEM dan CTL.

Pada edisi ini kami menyajikan bagaimana MBS dipraktikkan secara nyata. Anda akan menjumpai para pegiat pendidikan mengelola PSM, sehingga sekolah mere-ka menjadi maju. Anda juga dapat membaca kreativitas guru-guru yang pernah dilatih DBE dalam mengembangkan pembelajaran aktif.

Anda dapat pula membaca keberanian dan kepercayaan diri anak-anak kita dalam mempresentasikan pembelajaran baru di sekolahnya. Walau mereka sangat muda, tapi mereka mampu berbicara dihadapan pejabat-pejabat pent-ing di Provinsi Sumatera Utara.

Kami mencatat, semua keberhasilan ini tidak lepas dari komitmen yang direalisasikan pemangku kepentingan di bidang pendidikan. Seperti yang dicontohkan Gubsu H. Gatot Pujo Nugroho, ST. Dibawah kepemimpinan Gubsu, program DBE disebarluasakan keseluruh kabupaten/kota provinsi. Diseminasi ini membantu guru-guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah punya keterampilan guna meningkatkan mutu pendidikan. Sekali lagi, pendidikan bermutu butuh komitmen dan komitmen itu harus direalisasikan 

AGUS MARWAN

Koordinator Provinsi

Media Monitoring

Saya juga meminta

teman-teman media untuk terus

mengingatkan pentingnya

berinvestasi di sektor

pendidikan. Termasuk kepada

10 kabupaten/kota mitra USAID

PRIORITAS.

Gubsu H. Gatot Pujo Nugroho, ST

Dalam usaha mempromosikan praktik yang baik di tingkat pendidikan dasar, USAID PRIORITAS mendapat dukungan kuat dari media massa. Selama Oktober 2012 sampai April 2013, sebanyak 77 media massa telah mempublikasikan kegiatan USAID PRIORITAS ke dalam 101 judul berita.

BULAN JUMLAH MEDIA JUDUL BERITA

Okt 2012 8 11 Nov 2012 25 29 Des 2012 0 0 Jan 2013 4 4 Feb 2013 4 4 Mar 2013 31 46 April 2013 5 7

Frekuensi Pemberitaan Berdasarkan Jumlah Media dan Judul Berita

Frekuensi Pemberitaah Berdasakan Jenis Media

Frekuensi Pemberitaan Berdasakan Isi Berita Secara praktis MBS

memiliki tiga pilar utama. Pertama, Perencanaan program sekolah yang akuntabel, transparan dan partisipatif. Kedua, adanya peran serta masyarakat (PSM), dan ketiga, pembelajaran PAKEM dan CTL.

(3)

UTAMA

Medan. Bagi Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara (Pemprovsu), program USAID PRIORITAS sangat strategis dalam

meningkat-kan mutu pendidimeningkat-kan di Sumatera Utara (Sumut). Pemprovsu juga punya program yang disebut Sumut Cerdas. Melalui program Sumut Cerdas, Pemprovsu menyedikan beasiswa bagi siswa yang tidak mampu dan program pening-katan kualifikasi guru sampai level sarjana. Pro-gram ini ditujukan untuk meningkatan kompe-tensi guru.

Program USAID PRIORITAS ini sebenarnya punya tujuan sama yaitu meningkatkan kompe-tensi guru. Dari waktu ke waktu, guru-guru perlu dibantu untuk meningkatkan kapasitas. Harus ada continued improvement, baik dari sisi penambahan pengetahuan, maupun metodologi cara belajar dan mengajarnya.

Sebagaimana yang disampaikan Direktur Pro-gram USAID PRIORITAS, Stuart Weston, bah-wa program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tenaga pendidik dan non kependidikan. Guru diharapkan melakukan inovasi dalam pros-es belajar mengajar sehingga prospros-es belajar mengajar tersebut tidak kaku. Siswa juga akan lebih termotivasi belajar dengan alat peraga yang mampu merangsang pikiran dan daya kreasinya.

Pemprovsu sangat komitmen mendukung

program ini. Sebelum Pem-provsu dan USAID PRIORI-TAS melakukan kerjasama, Pemprovsu bahkan sudah mengalokasikan dana untuk menyebarluaskan pratik baik program USAID DBE

(Decentralized Basic Education).

Strategi yang sama akan dil-akukan Pemprovsu dengan tetap menganggarkan dana untuk branch marking atau mendesiminasikan hasil prak-tik yang baik USAID

PRIORI-TAS ke seluruh sekolah di Sumatera utara. Melalui program ini, Pemprovsu dibantu diingatkan visi kami tentang agar rakyat tidak bodoh, yaitu dengan cara meningkatkan ke-mampuan staf pengajarnya (guru). Kerjasama ini akan membuat program Pemprovsu lebih praktikal. Kita akan melakukan pendampingan dan penguatan melalui penganggaran.

Kami juga mengingatkan dan meminta 10 kabupaten/kota yang sudah membangun komitmen dengan USAID PRIORITAS untuk dapat menyebarluaskan praktik yang baik ke sekolah-sekolah dan guru-guru mereka yang lain. Karena belum semua guru dan sekolah mendapatkan manfaat dari program ini. Di-harapkan ada forum-forum mentoring dimana guru dapat mengambil manfaat dari guru-guru atau sekolah yang pernah mendapatkan pelati-han dan pendampingan. Kegiatan ini bisa diseminasikan melalui APBD kabupaten dan kota.

Saya juga meminta teman-teman media untuk terus mengingatkan pentingnya ber-investasi di sektor pendidikan. Termasuk kepada 10 kabupaten/kota mitra USAID PRIORITAS. Karena ini akan mengubah pola pikir kita dalam membuat manusia Indonesia

menjadi lebih kreatif dan inovatif. Sehingga kita mampu mengelola sumber daya alam yang kita miliki.(*)

*) Disarikan dari pernyataan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H. Gatot Pujo Nugroho, ST dalam sesi konferesi media saat peluncuran program USAID PRIORITAS Provinsi Sumatera Utara di Hotel Aryaduta, Medan (Rabu, 14/11/2012)

GUBSU: PRAKTIK BAIK PROGRAM USAID PRIORITAS

HARUS DISEBARLUASKAN

Gubsu H. Gatot Pujo Nugroho, ST

Strategi yang sama akan

dilakukan Pemprovsu dengan tetap

menganggarkan dana untuk branch

marking atau mendesiminasikan

hasil praktik yang baik USAID

PRIORITAS ke seluruh sekolah di

Sumatera Utara

.

United State sAgency for International Development

(USAID) memberikan penghargaan kepada Gubsu, H. Gatot Pujo Nugoroho, ST atas realisasi komitmennya meningkatam mutu pendidikan dasar dengan mendiseminasikan keberhasilan program USIAD DBE (Decentralized Basic Education) ke 33 kabupaten/kota. Pemprovsu pada tahun 2011-2012 mengalokasikan Rp. 4,5 milyar guna melatih 1.020 guru dengan modul dan tenaga pelatih DBE. Pelati-han itu memberikan manfaat langsung kepada 32.640 siswa. Penghargaan diserahkan oleh Direktur Pendidikan USAID Margaret Sancho dalam acara peluncuran Program USAID PRIORI-TAS Provinsi Sumatera Utara.

Konsul Amerika Serikat (AS) untuk Pulau Sumatera, Kathryn A. Crockart memuji komitmen Gubsu dalam meningkatkan mutu pen-didikan dasar di Sumatera Utara. Kathryn mengatakan bahwa penye-diaan pendidikan dasar berkualitas membutuhkan komitmen kuat. Pemerintah tidak boleh puas dan berhenti dengan system pendidikan yang sudah ada. Pendidikan terus berkembang. Selalu ada ruang untuk melakukan pengembangan dan perbaikan. ”Hal itu dapat dicapai me-lalui kerjasama. Seperti kemitraan dengan pemerintah nasional, provinsi, daerah, orang tua, siswa, guru, masyarkat dan kemitraan antar negara,” tukas Kathryn.

KONSUL AS PUJI KOMITMEN GUBSU

REALISASIKAN KOMITMEN, GUBSU MENDAPAT PENGHARGAAN DARI USAID

(4)

UTAMA

Medan. Dua LPTK (Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan) terbesar di Sumatera Utara (Sumut), Universitas Negeri Medan (Unimed) dan Institut Agama Islam Negeri Su-matera Utara (IAIN SU) menyatakan program USAID PRIORITAS sanggup membantu layanan pendidikan di Provinsi Sumut menjadi layanan pendidikan kelas dunia. Hal itu disampaikan dalam

TTI Introductory Meeting di Grand Angkasa

Inter-national Hotel, Medan, Sumatera Utara (8/3). Rektor IAIN SU Prof. Dr. Nur Fadhil Lubis, MA mendukung kerjasama antara USAID ORITAS dengan Unimed dan IAIN. USAID PRI-ORITAS sebagai kelanjutan program USAID DBE

(Decentralized Basic Education) dipercaya mampu

meningkatkan mutu pendidikan dasar. ”Saya telah ikut bekerjasama dengan program USAID DBE sebelumnya. Program itu banyak memberikan perubahan dan manfaat,” terang Prof. Dr. Nur Fadhil Lubis, MA.

Prof. Dr. Nur Fadhil Lubis, MA yang juga Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Sumatera Utara mengatakan bahwa pelatihan dan pendampingan yang dikerjakan USAID DBE adalah jawaban atas kebutuhan guru. Guru-guru dan sekolah yang dilatih USAID DBE menjadi kreatif dan inovatif.

“Guru yang tidak ikut dilatih oleh USAID DBE menjadi cemburu. Karena itu diseminasi program ini harus dilakukan lebih luas agar hasil baiknya bisa menular,”pungkas lulusan University of

California, Los Angeles (UCLA), AS itu.

Rektor Unimed, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, MS menyebut kerjasama tersebut sebagai kemitraan yang strategis. Melalui kemitraan ini, dosen-dosen Unimed akan mengambil manfaat dan meningkatkan keterampilan sebagai tenaga pengajar professional. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, MS optimis program USAID PRIORI-TAS akan mampu mengubah kebudayaan pen-didikan dari teacher-centered menjadi

student-centered.

Diresmikan Konsul AS

Konsul Amerika Serikat (AS) untuk Pulau Sumatera, Kathryn A. Crockart mendukung penuh usaha USAID PRIORITAS bekerjasama

dengan LTPK di Provinsi Sumatera Utara. Kathryn mengatakan bahwa pemerintah AS berkomitmen membantu pemerintah Indone-sia meningkatan akses layanan pendidikan dasar berkualitas. ”Komitmen ini merupakan bagian dari kemitraan konprehensif yang ditanda-tangani oleh Presiden Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,”terang Kathryn.

Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumatera Utara, Agus Marwan menyatakan kerjasama dengan LPTK merupakan strategi peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan oleh USAID PRIORITAS. Kerjasama ini akan membantu meningkatkan kapasitas dosen-dosen dan LPTK sebagai lembaga dalam me-nyediakan layanan pendidikan. ” LPTK tempat guru-guru kita dididik menjadi professional, itulah sebabnya LPTK kami libatkan dalam program ini,” ungkap Agus Marwan.(*)

UNIMED & IAIN:

USAID PRIORITAS BERI

LAYANAN PENDIDIKAN

BERKELAS DUNIA

DUKUNGAN. Rektor Unimed Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, MS mendukung kerjasama antara Unimed dan

IAIN SU dengan USAID PRIORITAS.

Saya ikut hadir sewaktu peluncuran Program USAID PRIORITAS. Duta Besar AS, Scott Marciel bilang program USAID PRIORITAS akan membawa pendidikan berkelas dunia. Kalau saya menyaksikan tayangan video tentang program USAID PRIORITAS tadi, saya melihat pendidikan kelas dunia. Memang harus seperti itu, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Saya juga melihat praktik ini ketika mengunjungi Florida State University, AS tahun lalu. Saya melihat praktik pembelajaran aktif dan kebudayaan pendidikan yang berbeda. Program ini akan membantu guru-guru kita mengubah paradigma mengajar dari teachers-centered menjadi student-centered.(*)

Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, MS.

Sejak program USAID DBE, saya banyak melihat hasil baik yang dikembangkan program ini. Praktik program ini, sama seperti pendidikan dasar di AS. Saya amati begitu karena saya kuliah di AS. Anak saya juga bersekolah di sana. Waktu saya pulang sekolah dari AS, anak saya shock dengan sekolah di Medan. Padahal saya sudah memasukkanya ke sekolah paling bagus. Ia bilang boring (bosan) dan kreatifitasnya mati di sekolah. Anak saya mera-sa begitu, karena Ia punya bandingan dengan cara belajar di AS dan Indonesia.(*)

Prof. Dr. Nur Fadhil Lubis, MA

EGRA DI SUMUT

Guna mendiagnosa kemampuan anak membaca, USAID PRIORITAS melakukan penilaian EGRA

(Early Grade Reading Assesment). Penilaian dilakukan di tiga kabupaten/kota mitra USAID PRIORITAS

Sumut (Medan, Labuhan Batu dan Nias Selatan). Penilaian dilakukan oleh tim khusus yang dipilih dari Universitas Negeri Medan dan IAIN Sumatera Utara. Sebelum melakukan penilaian lapangan, tim terlebih dahulu mendapatkan pelatihan di Jakarta dan Medan. (*)

(5)

UTAMA

Waktu: 13 - 20 Maret 2013

Lokasi: Siantar Hotel, Pematang Siantar untuk in

class training dan Tebing Tinggi untuk praktik

mengajar (real teaching).

Materi : PAKEM, MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) dan Menjadi Fasilitator yang Effektif. DATA PELATIHAN

MEMBUAT GURU SANGGUP MENGAMPU

PEMBELAJARAN TEMATIK

Medan. Setelah mendapat materi di dalam ruangan (in class training), 168 peserta Pelatihan Daerah untuk Fasilitator Pratik yang Baik Tingkat Sekolah Dasar (SD) & Madrasah Ibtidaiyah (MI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) melakukan praktik mengajar

(real teaching) di Tebing Tinggi, Sumatera

Utara (Sabtu, 16/3).

Praktik mengajar dilakukan di delapan SD yang pernah dibina USAID DBE

(Decentralized Basic Education). Praktik ini

bertujuan menerapkan berbagai gagasan terkait PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) pada pembelaja-ran yang sebenarnya.

Peserta pelatihan antusias mengikuti praktik mengajar. Aita Maharani, fasilitator daerah (fasda) dari Medan merasa senang bisa mengikuti praktik mengajar. Guru SD 064994 Medan Marelan itu, m e n g a m p u h kelas awal SD Maarif di Tebing Tinggi. Selama mengajar, Aita menggunakan ragam media dan permainan agar siswa se-nang belajar. ”Saya meng-gabungkan pela-jaran Bahasa Indonesia,

ma-tematika dan IPA (Ilmu Pengetahun Alam) dalam tema lingkungan,” ujar Aita.

Sehari sebelum mengajar, Aita diharus-kan melakudiharus-kan persiapan. Aita dilatih merancang perangkat pembelajaran seperti RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) yang inovatif, mengembangkan media pem-belajaran berbiaya murah dan bisa memicu daya kreasi siswa, mendesain lembar kerja yang menginstruksikan siswa berpikir kritis, menciptakan lingkungan belajar yang menarik, dan merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang menyenangkan. Selama proses persiapan ini, Aita mendapat bimb-ingan professional dari fasilitator provinsi.

Aita mengakui manfaat persiapan. Ia merasa lebih siap dan percaya diri mengam-pu pembelajaran. Langkah-langkah pembela-jaran yang Ia desain, membuat pembelapembela-jaran berlangsung efektif dan menyenangkan. ”Persiapannya sangat mantap,” tukas Aita lebih lanjut.

Selama proses belajar mengajar (PBM), Aita menggunakan ragam media yang

ter-buat dari kertas. Penggunaan media belajar atau alat peraga bertujuan membantu siswa memahami materi pelajaran lebih mudah. ”Siswa juga menjadi lebih tertarik untuk belajar, karena mereka tidak merasa didikte,” terang Aita Maharani.

Drs. Dahyar Husein, M.Pd Kasi Kurikulum bidang Mapenda Kanwil Kemenag Provinsi Sumut memuji peserta praktik mengajar. Pendekatan PAKEM yang diterapkan peserta membuat siswa lebih cepat menangkap materi pelajaran.”Sekaligus mereka lebih kuat mengingat materi pelajaran tersebut,” ungkap mantan Kepala MAN 2 Padang Sidempuan ini.

Hal senada disampaikan Dra. Meida Nugra-ha Lia, M.Sc yang ikut praktik mengajar. Dosen di Universitas Negeri Medan itu, memuji kreativitas dan kinerja guru SD. Meida Nugaraha Lia bahkan mengatakan lebih sulit menjadi guru SD daripada menjadi dosen. ”Guru SD harus mampu merancang media dan merumuskan

langkah-langkah pembelajaran agar proses pembelaja-ran berlangsung me-nyenangkan. Salut buat guru-guru SD,” puji Meida Nugaraha Lia. Sedangkan Drs. Ezra Jhemiyanta, M.Pd Sekretaris Widyaswara LPMP (Lembaga Penja-min Mutu Pendidikan) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menyebut guru -guru SD/MI yang dilatih USAID PRIORITAS telah sanggup mengimplementasikan kurikulum 2013. “Karena peserta pelatihan USAID PRIORI-TAS sudah langsung mengaplikasikan model pem-belajaran tematik,” tukas Ezra. (*)

Atas-bawah: Guru menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, siswa bekerjasama (cooperative learning) guna menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Penggunakan media memudahkan siswa kelas 3 belajar matematika, IPA dan bahasa Indonesia dalam model pembelaja-ran tematik.

Komposisi Fasilitator USAID PRIORITAS untuk SD/MI

”Karena pelatihan ini lebih banyak praktik ketimbang teori,

saya sangat mudah memahami dan menjalankannya,” ucap

Maharani.

Guru Dilatih Rancang RRP Inovatif dan Murah, Harian Analisa (18/3/2013) Kutipan Berita

Bagaimanakah tingkat kebermanfaatan materi pelatihan ToT (PAKEM, Fasilitasi, dan

(6)

PRAKTIK YANG BAIK

Medan. Bagas Fadilah dan Muhammad

Izraf tidak mengira bakal berbicara di depan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), H. Gatot Pujo Nugroho, ST. Di hadapan Gubsu, Bagas dan Izraf mendemonstrasikan cara baru belajar matematika di SDN 104242 Lubuk Pakam, Deli Serdang. Demonstrasi itu merupakan bagian dari acara peluncuran USAID PRIORITAS Provinsi Sumatera Utara di Hotel Arya Duta, Medan (Rabu, 14/11/2012).

Siswa kelas enam itu memilih topik penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif. Mereka mende-monstrasikan cara penggunaan kertas berwarna guna memudahkan menghi-tung bilangan positif dan negatif. Cara ini merupakan praktif PAKEM (Pembejaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Praktik ini dikem-bangkan sekolah mereka setelah menjadi mitra USAID-DBE

(Decentralized Basic Education).

Bagas dan Izraf menyediakan dua kertas berwarna. Biru dan Merah. Merah menunjukkan bilangan positif dan biru menunjukkan negatif. Cara kerjanya sederhana. Kertas berwarna akan ditempel sebanyak soal. Misalnya 2+(-3). Maka kertas berwarna merah akan ditempel sebanyak dua lembar dan warna biru tiga lembar. Karena kertas biru lebih banyak satu lembar, maka jawa-ban 2+(-3) adalah - 1. Diberi tanda minus, karena

yang sisa adalah kertas biru yang menunjukkan negatif.

Walau sederhana, tapi berbicara di hada-pan Gubsu bukan perkara mudah bagi Bagas dan Izraf yang baru berusia 10 tahun. Mereka mengaku sangat grogi ketika mulai berdiri di atas panggung. ”Kami sempat takut karena melihat banyak orang,” tukas Izraf.

Rasa grogi itu kemudian lenyap ketika mereka mulai memperkenalkan diri. Cara ber-tutur mereka yang sederhana membuat Gubsu dan undangan bertepuk-tangan. Bagas dan Izraf makin percaya diri berdemonstrasi. ”Tepuk tangan itu membuat kami tidak takut lagi,” terang Bagas.

Bagas dan Izraf bahkan menatang undangan untuk memberi soal. Koordina-tor Provinsi USAID PRIORITAS, Agus Marwan didaulat memberi soal. Agus Mar-wan memberi soal 4 +(-6). Bagas dan Izraf sigap menggunakan kertas berwarna guna menjawab soal dari Agus Marwan. Mereka tidak lupa mengajak undangan untuk terlibat. “Hasilnya minus 2. Karena kertas warna biru sisa dua,” terang Izraf yang diikuti tepuk tangan peserta.

Roslin Siallangan, M.Pd guru matematika yang mendampingin Bagas dan Izraf mengaku puas dengan demontrasi anak didiknya itu. Menurut Roslin, Bagas dan Izraf telah sukses mengatasi rasa ragu dan takut. Keberhasilan itu tidak lepas dari praktik PAKEM yang dikembangkan di sekolah mereka. “Di sekolah, siswa selalu diminta mekakukan presentasi di depan kelas. Presentasi ini meru-pakan bagian dari skenario PAKEM. Kebia-san itu membuat siswa kami seperti Bagas dan Izraf berani berbicara dan lebih mudah mengalahkan rasa tidak percaya diri,” tukas mantan Master Teachers Training (MTT) USAID DBE itu (*)

KALA SISWA SD MENGAJARI GUBERNUR BERHITUNG

Bagas Fadilah dan siswa-siswi yang berpartisipasi dalam peluncuran USAID PRIORITAS Sumatera Utara berfoto bersama Gubsu H. Gatot Pujo Nugroho, ST dan Anggota DPD RI Prof. Dr. Darmayanti Lubis, MS (merah jambu).

Foto Kegiatan Peluncuran

Kiri-kanan: Konsul AS untuk Pulau Sumatra, Kathryn A. Crokrat mengunjungi siswa SD dan MI yang memamerkan hasil pembelajaran di sekolahnya, siswa MTs Binjai menujukkan dampak program DBE di sekolahnya, konferensi media setelah peluncuran program.

(7)

PRAKTIK YANG BAIK

Medan. Tepuk tangan dan decak kagum membahana, kala Galuh Pratikasari dan Rebecca Harianja mengakhiri demonstrasi IPA. Selama sepuluh menit kedua siswi SMPN 11 Binjai itu berhasil mendemontrasikan cara mengenali unsur asam dan basa secara praktis dan menyenangkan. Laiknya pesulap canggih, mereka menunjukkan perubahan praktik

pembelajaran di sekolah mereka setelah dibina USAID -DBE (Decentralized

Basic Education).

Demonstrasi itu mereka tunjukkan pada acara Pe-luncuran Program USAID PRIORITAS Provinsi Sumatera Utara di Hotel Arya Duta, Medan (Rabu, 14/11/2012).

Galuh dan

Rebbecca memulai berdemonstrasi dengan menunjukkan dua bejana yang berisi cairan bening. Mereka lalu menatang undangan untuk

mengindentifikasi gelas mana yang berunsur asam dan basa. Tentu saja secara kasat hal itu mustahil dilihat.

Setelah peserta tak mampu menjawab, mereka kemudian memasukkan dua buah kuas ke masing-masing bejana. Setelah mengaduk beberapa detik, mereka menggunakan kuas itu untuk menu-lis sebuah kata. Masing-masing kuas mereka gunakan menuliskan satu kata pada kertas yang berbeda.

Ke hadapan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), H. Gatot Pujo Nugroho, ST mereka

membawa kertas itu. Mereka meminta Pak Gatot memastikan, apakah ada tidak tulisan yang bias ter-baca di keras itu. Pak Gatot tidak melihat tulisan apapun. Ia hanya melihat kertas berwarna putih ”Tidak ada tulisan,” kata Pak Gatot

“Apakah bapak yakin ada tulisan di dalam kertas ini?”

“Belum yakin,” jawab Pak

Gatot.

Kemudian Galuh me-nyemprotkan alkohol kearah kertas putih. Sedetik kemudian tulisan PRIORI-TAS berwarna merah muncul di dalam kertas besar itu.

“Wah!” seru undangan sambil bertepuk tangan. “Baru yakin, ada tulisannya PRIORITAS,” kata Pak Gatot.

Galuh menjelaskan tulisan yang muncul tadi merupakan bagian uji reaksi kimia sederhana. Jika alcohol (penaptalin) dicampur

dengan asam, maka tidak akan mengubah warna. Cairan akan berwarna bening. ”Jika penap-talin dicampurkan dengan basa maka warna cairannya akan berubah menjadi merah jambu,” simpul Galuh diikuti

SMPN 11 BINJAI DEMONSTRASIKAN

KESUKSESAN PEMBELAJARAN AKTIF

INTERAKTIF. Galuh melibatkan Gubsu H. Gatot Pujo Nugroho, ST, Walikota Medan Drs. Rahudman Harahap, MM dan Konsul AS untuk Pulau Sumatra Kathryn A. Crockrat untuk memeriksa kertas besar yang digunakannya dalam demonstrasi IPA.

tepuk tangan.

Menurut Setia Sembiring, S.Pd guru IPA SMPN 11 Binjai, penggunaan alkohol murni (penaptalin) dan alat semprot sederhana bisa membuat proses identifiasi asam-basa lebih mudah. Selain itu siswa bisa merasakan lang-sung manfaat belajar kimia dalam kehidupan sehari-hari.” Jadi mereka bisa mengetahui manfaat asam basah dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Setia Sembiring.

Setia Sembiring mengatakan, sekolah mereka selalu mencari cara-cara baru untuk membuat pembelajaran menjadi lebih ber-makna dan kontekstual bagi siswa. SMP. (*)

Setia Sembiring

mengatakan, sekolah

mereka selalu mencari

cara-cara baru untuk

membuat pembelajaran

menjadi lebih bermakna

dan kontekstual bagi siswa

Gubsu H. Gatot Pujo Nugroho, ST dan undangan VIP menyaksikan Galuh dan Rebecca

mendemonstra-sikan pembelajaran aktif.

Rebecca dan Galuh menunjukkan peralatan yang mereka gunakan untuk demonstrasi IPA.

Rebecca dan Galuh menyemprotkan penaptalin guna melihat reaksi kimia yang terjadi.

(8)

Tapanuli Utara. Ada banyak media pembelajaran IPA di salah satu kelas di MTs Negeri Peanornor, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Siswa menyebut kelas itu laboratorium IPA. Tapi Desmila Manurung, S.Pd lebih suka menyebutnya sebagai ruang meditasi. “Itu bukan laboratorium IPA. Mereka sebut begitu, karena mereka ingin punya laboratorium IPA,” terang Desmila Manurung.

Desmila Manurung punya alasan mem-ilih istilah meditasi. Alumnus IKIP HKBP Nommensen itu, ingin siswanya fokus dan senang belajar fisika. Di ruang itu ia mem-buat dan mengumpulkan ragam media pembelajaran. Setiap kali belajar fisika, siswa diajak menggunakan media-media itu.” Saya ingin di sana mereka seperti bermeditasi dan menemukan obat,” tukas Desmila.

Obat yang dimaksud Desmila adalah praktik nyata dari konsep fisika. Sebagai guru IPA, Desmila menyadari kesulitan siswa belajar fisika. Siswa sering gagal me-mahami konsep fisika karena tidak tahu kegunaannya di dunia nyata.” Di sini

mere-ka menggunamere-kan media guna mem-buktikan konsep fisika yang mereka pelajari. Jadi konsepnya nyambung dengan dunia nyata,” terang Desmila.

Sejak tahun 2005, Desmila mulai serius membuat media pembelajaran. Ia memanfaatkan bahan-bahan seder-hana dan berbiaya murah. Ia bahkan sering membuat media dari barang-barang bekas. Keseriusannya membu-at media bertambah sejak mendapmembu-at- mendapat-kan pelatihan BTL (Better Teaching and

Learn-ing) dari program USAID-DBE (Decentralized Basic Education).

Setelah membuat dan mengumpulkan media, Desmila Manurung dihadapkan pada masalah merawat media-media itu. Banyak media yang rusak setelah dipakai oleh siswa. Menghadapi masalah ini ia punya cara bagus. Ia selalu mendokumentasikan setiap media yang dibuat. Hasil dokumentasi itu ia tunjukkan kepada siswa baru di awal tahun pembelaja-ran.” Tujuannya agar siswa tahu media yang dulu dibuat kakak-kakaknya,” kata ibu dua anak ini.

Setelah itu ia meminta siswa membuat media yang sama. Ketika membuat media itu, siswa mengalami proses pembelajaran. Mereka secara langsung menemukan konsep fisika yang mereka pelajari. Media yang dibuat akan semakin baik pula.” Jadi ada tiga keuntungan. Siswa bisa menemukan konsep pembelajaran, media yang dibuat lebih bagus dan media sela-lu tersedia untuk digunakan,” tukas Desmila

ADA RUANG MEDITASI IPA

DI MTS NEGERI PEANORNOR

Manurung lebih lanjut.

Praktik CTL (Contextual Teaching and

Learning) di MTs N Pearnornor membuat

sekolah itu rutin mendapat kunjungan bela-jar. Sejumlah sekolah dari Sibolga dan Ta-rutung melakukan studi banding. ”Kami juga sering diundang mengikuti pameran pendidi-kan,” ungkap Desmila Manurung. (*)

Siswa sedang melakukan uji coba perambat-an sinar dengperambat-an media seder-hana.

PRAKTIK YANG BAIK

1

2

3 4

5

MANFAATKAN PSM MAJUKAN SEKOLAH

Praktik MBS di SDN 163080 Tebing Tinggi, Sumatera Utara

1. Rapat bersama antar Kepala Sekolah, komite dan sekolah dalam menyusun RKS dengan menggunakan dana BOS. 2. Komite sekolah memfasilitasi pemilihan paguyuban kelas

yang terdiri dari orangtua siswa.

3. Kepala sekolah mekakukan sosialisasi PSM kepada orang-tua.

4. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bekerjasama dengan sekolah melakukan kegiatan gosok gigi massal untuk menjaga kesehatan mutu siswa.

5. Sekolah berkerjasama dengan perguruan pencak silat melakukan kegiatan ekstrakurikuler.

Media pembelajaran IPA yang dibuat Desmila Manurung dan siswa. Desmila memanfaatkan berbagai media terma-suk malajah dan newsletter sebagai sumber pembelajaran bagi siswa.

Seorang siswa menunjukkan media pembelajaran yang dibuat siswa dan dikumpukan di dalam ruang meditasi IPA.

Tebing Tinggi. Kepala SDN 163080 Tebing

Ting-gi, Sumatera Utara, M. Husni Harahap memprak-tikan MBS dengan baik. Setelah dibina program USAID-DBE, M. Husni Harahap merancang RKS bersama-sama dengan komite sekolah dan guru. Orangtua siswa dan masyarakat juga dilibatkan dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui PSM. Orangtua siswa membentuk paguyuban kelas yang membantu menyediakan peralatan yang dibutuhkan guna mendukung proses pembelajaran.

(9)

PRAKTIK YANG BAIK

Nama saya Marolop Pakpahan, Kepala Desa (Kades) Desa Pak-pahan, Pangaribuan, Sumatera Utara. Saya adalah ketua komite sekolah SD Swasta HKBP Pan-garibuan. Sekolah kami terletak cukup jauh dari Tarutung, ibu kota Tapanuli Utara. Butuh dua jam perjalanan agar bisa tiba di sekolah. Sekolah kami pernah dibina program USAID-DBE

(Decentralized Basic Education).

Sebagai ketua komite sekolah saya pernah mendapat-kan pelatihan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Salah satu materi yang dilatih adalah Peran Serta Masyarakat (PSM). Dalam pelatihan itu, kami diberi pemahaman tentang peran komite dan cara praktis memanfaatkan PSM.

Sebelum bermitra dengan USAID-DBE, peran komite tidak begitu maksimal. Secara organisasi, kami belum memahi fungsi dan peran. Tidak ada AD/RT. Bahkan kami tidak punya program kerja. Namun setelah mengi-kuti pelatihan, kami langsung membuat AD/RT dan program kerja. Keanggotan juga mulai melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, pemerintah setempat, orang tua, tokoh agama dan pemuda.

Relasi dengan kepala sekolah juga mulai berubah. Jika sebelumnya, komite sekolah tidak terlibat dalam perencanaan program. Tapi kini, komite dilibatkan secara aktif untuk melakukan perencanaan. Komite, kepala sekolah dan guru telah bersama-sama menyusun rencana kerja sekolah (RKS) setiap tahunnya.

Selain membuat RKS, komite juga ikut melakukan monitoring dan implementasi RKS tersebut. Kami ikut mencari jalan agar semua program ini bisa dilaksanakan, karena anggaran sekolah tidak cukup untuk membiayai seluruh kegiatan. Komite menjadi mediator dengan orang tua dan masyarakat untuk turut berpatisipasi.

Perubahan ini membuat legitimasi komite semakin kuat. Orangtua siswa dan masyarakat semakin mudah memberikan bantuan.

Menyediakan WC, Air Bersih dan Ruang Kelas Banyak hasil baik yang dihasilkan dari kerja komite sejak dilatih MBS. Beberapa diantaranya kami berhasil menyediakan air bersih dan membangun WC. Biaya pembangunan air bersih dan WC ini ditanggung oleh masyarakat.

Dalam mengumpulkan dana pembangunan, kami meminta peran serta semua pihak. Kami juga meminta dukungan dari para perantau di luar Pangaribuan. Banyak alumuni sekolah kami, yang sudah bekerja. Mereka kami minta untuk menyumbang.

Sumbangan tidak harus dalam bentuk uang, tetapi bisa dalam bentuk bahan bagunan. Bahkan proses pem-bangunan sarana air bersih dan WC itu dilakukan sendiri oleh para perantau. Mereka menunjuk tukang yang mengerjakannya. Komite dan kepala sekolah hanya memonitoring perkembangan pembangunan. Hal ini

ditujukan agar para perantau percaya bahwa bantu-an ybantu-ang mereka berikbantu-an digunakbantu-an sesuai ybantu-ang mereka harapkan.

Komite juga membantu meloby Bupati Tapanuli Utara, Torang Lumban Tobing untuk memangun ruang belajar.

Sesuai RKS, sekolah membutukan ruang belajar baru. Kami membuat proposalnya bersama-sama. Kemudian saya pergi ke Tarutung guna menjumpai Bupati. Kepada Bupati saya menyampaikan permo-honan kami. Bupati menerima baik permopermo-honan kami, lalu melalui dinas pendidikan membangunkan ruang baru.

Pendekatan Sebagai Kunci

Pendekatan adalah kunci keberhasilan kerja komite. Komite adalah penghubung sekolah dengan masyarakat. Guna melibatkan masyarakat, komite harus aktif melakukan pendekatan.

Bantuan dari masyarakat tidak harus dalam bentuk uang. Mereka juga bisa membantu melalui jasa atau keterampilan yang lain. Masyarakat punya keterampilan yang bisa dimanfaatkan sekolah.

Saya pernah meminta bantuan tukang potong rambut buat merapikan rambut anak-anak. Saya lihat rambut mereka sudah panjang. Saya jumpai tukang pangkas di kampung kami. Saya minta Ia datang ke sekolah untuk memotong rambut.

Ketika Ia datang kesekolah, anak-anak kemudian diminta antri agar dipangkas. Ketika tukang cukur itu bekerja, saya memuji kesediaannya datang kesekolah. Saya bilang dengan rambut rapi, anak-anak akan lebih bersemangat belajar.

Ketika semua anak selesai dipotong rambutnya, saya bermaksud memberikan uang pembayaran. Tapi si tukang pangkas menolaknya. Ia mengatakan senang bisa membantu anak-anak agar lebih rapi dan bergiat belajar. Ia pun bilang bahwa jasa potong rambutnya sebagai sumbangan kepada sekolah.

SD Swasta HKBP Pangaribuam hampir tutup karena jumlah siswa yang mendaftar menurun setiap tahunnya. Sejak dibina program USAIDDBE di tahun 2007, jumlah siswa yang mendaftar berla-han meningkat. Kini jumlah siswa sekolah itu terus bertambah. (*)

PSM MEMBANGKITKAN SEKOLAH YANG HAMPIR TUTUP

Peran Komite Sekolah di SD Swasta HKBP, Pangaribuan, Taput

“Pak Marolop menunjukkan

bukti-bukti hasil

pekerjaann-ya dalam mengelola PSM.”

tukas Meiwati F Moho guru

SDN 076728 Teluk Dalam,

Nias Selatan.

Butuh PSM untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan, Harian Analisa (19/3/2013)

Kutipan Berita

1 2 3 4 5 Marolop Pakpahan

1. Guru dan siswa menanam ragam kembang guna memperindah sekolah. Kegiatan ini merupakan implementasi dari program sekolah yang dituangkan dalam RKS.

2. Toilet yang dibangun atas biaya yang dikumpulkan dari para perantau. Toilet ini dibangun membantu guru dan siswa menjaga kesehatan.

3. Guru dan siswa merawat tanaman sekolah secara rutin. Program ini meru-pakan bagian dari RKS.

4. Ruang kelas baru yang dibangun Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Utara atas usaha komite sekolah. 5. Sarana air bersih yang dibangun atas

biaya yang dikumpulkan masyarakat dan perantau.

(10)

DISTRIK

USAID PRIORITAS Sumut berhasil memilih 318 fasilitator praktik yang baik. Jumlah itu dibagi menjadi dua. Ke166 fasda itu ditugaskan menjadi fasilitatora di tingkat SMP/MTs. 159 fasda lainya bertanggungja-wab mengembangkan layanan pendidikan serupa di tingkat SD/MI.

Para fasilitator dipilih dari guru-guru terbaik, kepala sekolah, pengawas sekolah, staf teknis dinas pendidikan dan staf teknis kantor kementerian agama (kemenag). Proses seleksi dilakukan melalui proses seleksi administrasi dan wawancara. Semua proses seleksi dilakukan bersama USAID PRIORITAS, Dinas pendidikan dan Kemenag.

Sedangkan fasilitator LPTK dari Universitas Negeri Medan (Unimed) dan IAIN Sumatera Utara dipilih berdasarkan rekomendasi dari rektor. Begitu juga dengan fasilitator LPMP dipilih berdasarkan rekomendasi dari Kepala LPMP Sumatera Utara.

Sebelum menjalan tugas melatih guru-guru, para fasilitator terlebih dahulu mengikuti Training of Trainers (ToT). Sebanyak 38 fasilitator mengikuti pelatihan sebagai fasilitator provinsi (Fasprov). Mereka dilatih

318 FASILITATOR PRAKTIK YANG BAIK TERPILIH

guna melatih 294 fasilitator daerah (Fasda). Melalui pelatihan ToT diharap-kan di setiap kabupaten/kota dan LPTK tersedia tenaga ahli yang mampu melatih tenaga pendidikan lainnya.

Setelah ToT di tingkat nasional untuk Fasprov dan provinsi untuk Fasda, para fasilitator akan dikirim untuk melatih ratusan guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Setelah pelatihan, fasda akan melakukan pendampingan intensif guna memastikan tenaga pendidik mampu mempraktikkan hasil pelatihan. (*)

Komposisi Fasiliator USAID PRIORITAS

Rapat Reviu & Perencanaan Distrik

Tapanuli Selatan. Rapat berlangsung pada 4 Maret 2013

di Aula KPN Budi Luhur, Padang Sidempuan. Peserta me-nyepakati strategi diseminasi program DBE di tingkat SMP/MTs dilaksanakan secara mandiri di 4 lokasi (SMPN 1 Angkola Timur, SMPN 3 Sipirok, SMPN 1 Marancar & SMPN 1 Sayur Matinggi) yang melibatkan 134 orang guru pada bulan Mei 2013. Tingkat SD/MI akan melibatkan 200 orang guru.

Tapanuli Utara

Rapat berlangsung pada 5 Maret 2013 di Aula Hotel Gory, Tarutung, Tapanuli Utara. 47 peserta dari Dinas

Pendidikan, Kemenag dan Bappeda berpartisipasi. Rapat dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan yang diwakili oleh Kabid Disdakmen, Drs. Saut Panjaitan. Tiga keputusan startegis yang dihasilkan adalah, pertama, mendukung pelaksanaan diseminasi program USAID-DBE. Kedua, mengalokasikan Rp. 300 juta untuk diseminasi program USAID-DBE. Ketiga, setelah implemantasi diseminasi diharapkan ada laporan perkembangan dan pencapaian. (*)

Bupati Tapsel H. Syahrul M. Pasaribu yang diwaliki Kepala Bappeda Tapsel membuka rapat reviu dan perencanaan.

Seorang peserta seleksi fasilitator daerah di Labuhan Batu, mengikuti sesi wawancara. Proses seleksi fasilitator dilakukan bersama oleh USAID PRIORI-TAS, Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama.

(11)

PROVINSI

Pematangsiantar.USAID PRIORI-TAS Sumut siap mendukung Dinas Pen-didikan Provinsi Sumatera Utara (Disdiksu) mengimplementasiikan pro-gram 788 terkhusus dalam bidang pening-katan mutu tenaga kependidikan. Hal itu disampaikan Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut merespon sambutan Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Kadisdiksu), Drs. Mohammad Zein, MSi dalam pembukaan Training of Trainers

(ToT) Fasilitator Daerah Praktik Yang Baik

di Tingkat SMP/MTs di Siantar Hotel, Pematang Siantar

(Selasa, 2/4). Dalam kesem-patan itu Kadisi-diksu yang diwakili Dra. Rosmawaty Nadeak, M.Pd menyatakan bahwa Disdiksu telah merancang program pendidikan yang berfocus pada ingkatan mutu pen-didikan. Program tersebut disebut program 788. Berisi tujuh tujuan star-tegis, delapan tero-bosan dan 8 pro-gram.

Menurut Agus Marwan, program 788 Disdiksu sesuai dengan program Gu-bernur Sumatera Utara (Gubsu) H. Gatot Pujo Nugroho, ST yang disampaikan pada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Sumatera Utara tahun 2013 di Santika Dyandra Hotel, Medan, Rabu (3/4). Dalam kesempatan itu Gubsu meluncurkan 9 prioritas pem-bangunan. Di bidang pendidikan Gubsu berfokus pada peningkatan kualitas pen-didikan terutama program wajib belajar 12 tahun, peningkatan kapasitas dan kuali-tas tenaga pendidik serta rencana pem-bangunan ruang kelas baru terutama bagi jenjang SMK.

Puji Gubsu

Ketika ditanya wartawan tentang 9 priori-tas Gubsu, Agus Marwan, mengatakan USAID PRIORITAS memuji prioritas Gubsu tersebut. Khususnya prioritas dalam pening-katan mutu pendidikan melalui peningpening-katan kualitas dan kapasitas tenaga pendidik. Agus Marwan optimis Gubsu melalui Disdiksu mampu menyediakan layanan pendidikan bermutu di Sumut.

Guna mendukung usaha Gubsu mening-katkan mutu pendidikan, USAID

PRIORITAS siap bekerjasama dan membantu. Untuk mewujudkan hal tersebut, USAID PRIORITAS akan melakukan koordinasi lintas pemangku ke-bijakan pendidikan, untuk menguatkan kerjasama dalam rangka peningkatan mutu. “Dalam koordinasi terse-but, kami akan membicarakan teknis kerjasama peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dan USAID PRIORITAS,” tukas Agus Marwan. Menurut Agus Marwan, rencana Gubsu mewujudkan peningkatan mutu pendidikan adalah rencana visioner dan mampu di-wujudukan. Terlebih Gubsu punya komit-men yang kuat untuk memajukan pendidikan di Sumut. Dan di saat bersamaan apa yang dilakukan USAID PRIORITAS secara teknis sangat relevan dengan tujuan peningkatan mutu pendidikan sebagaimana diimpikan Gubsu. Karena itu, USAID PRIORITAS bisa bergandengan tangan dengan Pemprovsu dalam tujuan ini. (*)

Menurut Agus Marwan,

program 788 Disdiksu sesuai

dengan program Gubernur

Sumatera Utara (Gubsu)

H. Gatot Pujo Nugroho, ST

yang disampaikan pada

Musyawarah Rencana

Pembangunan (Musrenbang)

Provinsi Sumatera Utara

tahun 2013 di Santika

Dyandra Hotel, Medan,

Rabu (3/4).

USAID PRIORITAS MENDUKUNG

PROGRAM 788 DISDIKSU

PROGRAM 788 DISDIKSU 7 tujuan strategis Disdiksu

Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan anak usia dini, non formal dan Formal (PAUDNI) di kabu-paten/kota.

Terjaminnya kepastian layanan pendidi-kan dasar berkesteraan yang bemutu di kabupaten/kota.

Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah berkesetaraan yang bermutu di kabupaten/kota.

Tersedianya dukungan layanan pendidi-kan tinggi di kabupaten/kota.

Tersedia dan terjangakaunya pendidikan khusus dan layanan khusus yang relevan dengan kebutuhan masyarakat di kabu-paten/kota.

Meningkatkanya kualitas pendidik dan tenaga kependidikan di kabupaten/kota.

Tersedianya sistem tata kelola yang andal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima di Disdiksu.

8 Program Terobosan

Implementasi sekolah gratis untuk semua jenjang pendidikan (SD/MI, SMP/MTs/SMPLB,SMA/MA/SMK/SMAL B)

Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas di satuan pendidikan ( 45.000 ruang tuntas tahun 2018).

Implementasi muatan local dan ekstrakurikuler pramuka di satuan pendidikan untuk semua jenjang pendidi-kan (penerapan awal di sekolah binaan).

Pengoptimalan pembangunan SMK dan Politeknik di kab/kota sesauai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia indus-try (DUDI).

Implementasi “One School One Cyber”.

Peningkatan mutu peserta didik, pen-didik dan tenaga kepenpen-didikan untuk semua jenjang pendidikan.

Publikasi program dan kegiatan pendidi-kan.

8 Program Prioritas 2014

Memberikan layanan pendidikan wajib belajar (wajar) 12 tahun.

Memberikan bantuan biaya pendidikan, kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan di kabupaten/kota.

Memprogramkan pendidikan anak usia dini (PAUD), Non Formal dan In Formal di Kab/kota.

Pengoptimalan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) bagian satuan pendidi-kan, pendidik dan tenaga kependidikan untuk semua jenis dan jenjang pendidi-kan di kab/kota.

Memprogramkan gebyar pendidikan di tingkat provinsi dan nasional.

Pengoptimalan Standar Nasional Pen-didikan (SNP) untuk semua jenis dan jenjang pendidikan di kab/kota.

Publikasi program dan kegiatan pendidi-kan di Sumatera Utara secara berkala di media cetak dan elektronik.

Kadisdiksu Drs. Mohammad Zein, M.Si selalu pro aktif mendukung program USAID PRIORITAS. Ki-ka: PC USAID Sumut Agus Marwan, Kadisdiksu Drs. Mohammad Zein, MSi, Konsul AS untuk P. Sumatra Kathryn A. Crockart, Direktur Program USAID PRIORITAS Stuart Weston, TLAdviser Lynne Hill dan GMS Adviser Mark Heyward.

(12)

KABAR PRIORITAS

Penanggung Jawab: Agus Marwan (Koordinator Provinsi) Editor: Erix Hutasoit (Communication Specialist) Tim Redaksi: Parapat Gultom, Ph.D (TTI Development Specialist), Agus Prayitno, M.Pd (WSD Specialist), Hariyadi (M/E Specialist), DR. Elly Djulia (TTO Primary), M. Ikyar (TTO Secondary), Edy Malaha (IT Specialist).

ALAMAT REDAKSI : Kantor USAID PRIORITAS Sumatera Utara Jln. Sei Tenang No.3 Medan Petisah 20119, Sumatera Utara, Indonesia. Telp. 061-88813501, 061-88813502 Fax . 061-88813500

Newsletter KABAR PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS Provinsi Sumatera Utara sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik pen-didikan yang baik. Isi dari newsletter ini bukan mempresentasikan pendapat resmi dari USAID maupun pemerintah Amerika Serikat.

USAID PRIORITAS adalah

program lima tahun yang didanai

oleh United States Agency for

International Development (USAID),

yang diimplementasikan oleh

Research Triangle Institute (RTI),

Education Development Center

(EDC), dan World Education (WE).

USAID PRIORITAS dirancang

un-tuk meningkatkan akses pendidikan

pendidikan dasar berkualitas di

Indonesia, khususnya untuk: (1)

Meningkatkan kualitas dan relevansi

pembelajaran di sekolah; (2)

Meningkatkan tata kelola dan

manajemen pendidikan di sekolah

dan kabupaten/kota; (3)

Meningkat-kan dukungan koordinasi di dalam

dan antar sekolah, lembaga

pendidi-kan/pelatihan guru dan pemerintah

di semua jenjang.

Medan. Guna meningkatkan kualitas SDN 060843 Medan Barat, Kota

Medan, Sumatera Utara mempraktikan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Effektif dan Menyenangkan) dalam proses belajar mengajar (PBM), Senin (29/4).

Sebelum mempraktikan PAKEM, 40 guru SDN 060843 Medan Barat ter-lebih dahulu mengikuti pelatihan melalui KKG (Kelompok Kerja Guru). Pelati-han berlangsung selama dua hari (26-27 April 2013) di aula sekolah dengan memanfatkan BOS (biaya operasional sekolah). Mereka dilatih untuk men-erapkan PAKEM yang dikembangkan melalui penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RRP) dan merancang media pembelajaran berbiaya murah.

Kepala SDN 060843 Medan Barat, Dra. Mishri Al Bantani, mengatakan pelatihan PAKEM ditujukan untuk meningkatan kualitas dan keterampilan guru. Pelatihan ini merupakan salah satu program sekolah guna mewujudkan visi sebagai sekolah yang unggul.“Kami ingin guru mampu mendesain pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Desain harus inovatif. Guru yang bisa mendesain pembelajaran seperti ini akan membuat sekolah kami menjadi unggul,”jelas Mishri Al Bantani.

Praktik PAKEM

Elly Mardiana, S.Pd, guru kelas IV mengaku gembira bisa mengimplementa-sikan PAKEM. Mardiana telah menggunakan media sederhana dan lembar kerja siswa (LKS) dalam pelajaran IPA. Penggunaan media dan LKS yang didesain sendiri oleh guru, mampu membantu siswa mengenali benda-benda yang bersi-fat magnetis.”Anak-anak lebih bersemangat,” kata Mardiana.

Hal senada disampaikan Muhammad Akmal Dhuha, siswa kelas IV yang berpartisipasi dalam PBM. Dhuha mengaku lebih menyenangi PBM karena bisa berbagi gagasan dengan rekan-rekannya. Dhuha dan rekan-rekannya belajar dengan model cooperative learning (pembelajaran berkelompok) dalam topik energi dan perubahan.”Kami bisa belajar sambil bermain-main,” tukas Dhuha. (*)

MANFAATKAN DANA BOS, SD 060843 MEDAN

BARAT LATIH GURU PRAKTIKKAN PAKEM

PRESENTASI: Muhammad Akmal Dhuha mempresentasikan cara membuktikan terjadinya medan magnet dengan media sederhana. Dia diminta presentasi oleh gurunya, Elly Mardiana, S.Pd, yang mempraktikkan PAKEM dari hasil pelatihan USAID

Gambar

Foto Kegiatan Peluncuran

Referensi

Dokumen terkait

Disajikan teks penjelasan (eksplanasi) peserta didik mampu menganalisis manfaat sumber energi panas dengan benar.. L3 (penalaran) Uraian

sangat dipengaruhi oleh lingkungan (konteks) di mana kebijakan tersebut diimplementasikan..  Dengan

Berikut hal- hal yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan adalah (a) menentukan jadwal penelitian, (b) menganalisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa peristiwa pemutusan hubungan diplomatik Kanada terhadap Iran yang secara resmi diumumkan pada

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tingkat pengaruh kualitas audit terhadap hubungan pengungkapan other comprehensive income dengan relevansi nilai informasi akuntansi

Furnace adalah suatu ruangan yang digunakan sebagai tempat pembakaran bahan bakar untuk menghasilkan kalor dan kemudian kalor yang dihasilkan digunakan untuk

Dalam upaya pencarian model persamaan yang sesuai berdasarkan persamaan (1), deskriptor yang memiliki pengaruh paling besar antara lain yang dapat dikenali dari ukuran

9.1.2 ep 2 9.1.2 ep 2 Budaya mutu dan Budaya mutu dan keselamatan pasien keselamatan pasien diterapkan dalam diterapkan dalam pelayanan klinis pelayanan klinis Evaluasi Evaluasi