• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR

NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGASDAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

KABUPATEN TOBA SAMOSIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOBA SAMOSIR,

Menimbang : a. bahwa untuk menindaklanjuti ketentuan Pasal 4 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Toba Samosir, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Toba Samosir;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Toba Samosir;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan KabupatenDaerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3794);

2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara SALINAN

(2)

2

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 tentang Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5229);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentang Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5310);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5317);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5346);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 260, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5594);

11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 48 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komite Nasional Keselamatan Transportasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 956);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114);

13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 139 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Tugas, dan Fungsi Organisasi Perangkat Daerah yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidang Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1660); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 2

Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Toba Samosir;

(3)

3

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Toba Samosir.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan Tugas Pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;

5. Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian Negara dan penyelenggara pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan rakyat;

6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaran urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah;

7. Dinas Perhubungan Tipe C Kabupaten Toba Samosir, selanjutnya disebut Dinas Perhubungan adalah Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Perhubungan;

8. Perhubungan adalah Upaya untuk memperpendek waktu untuk menempuh jarak antara suatu daerah dengan daerah lainnya atau untuk meningkatkan mobilitas atau gerak barang, manusia dan informasi. 9. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Satu Kesatuan

sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.

(4)

4

10. Lalu Lintas adalah Gerak kendaraan dan orang diruang lalu lintas jalan.

11. Angkutan adalah Perpindahan orang dan / atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan diruang lalu lintas jalan.

12. Aparatur Sipil Negara, yang selanjutnya disingkat ASN, adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerjadi lingkungan Pemerintah Daerah;

13. Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut Perda adalah Perda Kabupaten Toba Samosir;

14. Peraturan Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Perkada adalah Peraturan Bupati;

15. Bupati adalah Bupati Toba Samosir;

16. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Toba Samosir;

17. Satuan Kerja Perangkat Daerah, selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Toba Samosir;

18. Unit Kerja Perangkat Daerah, selanjutnya disingkat UKPD adalah unit kerja pada SKPD;

19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Toba Samosir;

20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disingkat APBN adalah anggaran pendapatan dan belanja negara Republik Indonesia;

21. Rencana Strategis, selanjutnya disebut Renstra adalah Dokumen Perencanaan SKPD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun;

22. Rencana Kegiatan dan Anggaran, selanjutnya disingkat RKA adalah Dokumen Perencanaan Tahunan SKPD; dan 23. Dokumen Pelaksanaan Anggaran, selanjutnya disingkat

DPA adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD. BAB II

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

Bagian Kesatu Kedudukan

Pasal 2

(1) Dinas Perhubungan merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan bidang Perhubungan.

(2) Dinas Perhubungan dipimpin oleh Kepala Dinas Perhubungan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dibawah koordinasi Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten.

(5)

5

(1) mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas di lingkungan Dinas Perhubungan.

(4) Dinas Perhubungan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan rincian tugas sebagai berikut :

a. perumusan kebijakan bidang lalu lintas dan angkutan jalan, pelayaran dan penerbangan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas perbantuan yang ditugaskan Kepada Daerah;

b. pelaksanaan kebijakan dibidang lalu lintas dan angkutan jalan, pelayaran dan penerbangan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Perbantuan yang ditugaskan kepada Daerah;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang lalu lintas dan angkutan jalan, pelayaran dan penerbangan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Perbantuan yang ditugaskan kepada Daerah; d. penyusunan dan pelaksanaan rencana strategis

Dinas Perhubungan;

e. penyusunan rencana kegiatan dan anggaran Dinas Perhubungan;

f. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perhubungan;

g. perumusan kebijakan di bidang Perhubungan; h. pelaksanaan kebijakan di bidang Perhubungan;

i. pengelolaan data dan informasi dibidang Perhubungan;

j. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang Perhubungan;

k. penyusunan bahan rancangan peraturan perundang-undangan dibidang Perhubungan;

l. pengelolaan prasarana dan sarana Perhubungan; m. pengembangan tenaga pendidik dan tenaga

kePerhubungan;

n. pengelolaan kepegawaian Dinas Perhubungan; o. pengelolaan keuangan Dinas Perhubungan; p. pengelolaanketatausahaan Dinas Perhubungan;

q. pengelolaan perlengkapan dan kerumahtanggaan Dinas Perhubungan;

r. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya; dan

s. pelaporan dan pertanggungjawaban tugas dan fungsi Dinas Perhubungan.

(6)

6

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 3 (1) Dinas Perhubungan terdiri dari :

a. Kepala Dinas, jabatan pratama tinggi/eselon IIb; b. Sekretariat, jabatan administrasi/eselon IIIa,terdiri

dari :

1. Subbagian Umum dan Kepegawaian, jabatan pengawas/eselon IVa; dan

2. Subbagian Program dan Keuangan, jabatan pengawas/eselon IVa; dan

c. Bidang Lalu Lintas dan Angkutan, jabatan administrasi/eselon IIIb, terdiri dari :

1. Seksi Lalu Lintas dan Angkutan jabatan pengawas/eselon IVa; dan

2. Seksi Pengujian Sarana, jabatan pengawas/eselon IVa.

d. Bidang Prasarana dan Keselamatan, jabatan administrasi/eselon IIIb, terdiri dari :

1. Seksi Prasarana dan Pengembangan, jabatan pengawas/eselon IVa; dan

2. Seksi Keselamatan, jabatan pengawas/eselon IVa; dan

e. UPT Dinas Perhubungan; f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(1) Bagan Susunan Organisasi Dinas Perhubungan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Bupati ini.

Paragraf 1

Kepala Dinas

Pasal 4

Kepala Dinas Perhubungan mempunyai tugas :

a. memimpin dan mengordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Perhubungan ;

b. mengordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat, Bidang dan UPT Dinas Perhubungan serta kelompok jabatan fungsional;

c. mengembangkan dan melaksanakan koordinasi, kerjasama dan kemitraan dengan SKPD/UKPD, instansi pemerintah, swasta dan/atau pihak ketiga lainnya dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Perhubungan;

d. perumusan kebijakan dibidang penyelenggaraan Lalu Lintas, Angkutan, Sarana, Prasarana, Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Sungai, Danau, Penyeberangan dan Angkutan multi moda, serta peningkatan keterpaduan sistem antar moda,

(7)

7

keselamatan Transportasi Darat dan pengembangan transportasi;

e. pelaksanaan Kebijakan dibidang penyelenggaraan Lalu Lintas, Angkutan, Sarana, Prasarana, Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Sungai, Danau, Penyeberangan dan Angkutan multi moda, serta peningkatan keterpaduan sistem antar moda, keselamatan Transportasi Darat dan pengembangan trasportasi;

f. menyusun standart, Prosedur dan kriteria dibidang penyelenggaraan Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Sungai, Danau, Penyeberangan dan Angkutan multi moda, serta peningkatan keterpaduan sistem antar moda dan keselamatan Transportasi Darat;

g. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan superfisi di bidang penyelenggaraan Lalu Lintas, Angkutan, Sarana, Prasarana, Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Sungai, Danau, Penyeberangan dan Angkutan multi moda, serta peningkatan keterpaduan sistem antar moda dan keselamatan Transportasi Darat;

h. pelaksanaan Administrasi Dinas Perhubungan;

i. penyiapan kebijaksanaan di bidang Perhubungan Kabupaten Toba Samosir;

j. melaksanakan koordinasi pengendalian, pengawasan, evaluasi pelaksanaan dan pembinaan teknis operasional di Dinas Perhubungan;

k. koordinasi dengan instansi terkait di Propinsi dan Pusat di bidang Perhubungan.

l. pelaksanaan tugas persiapan dalam pengendalian sarana, prasarana sebagai dasar penunjang di Bidang Perhubungan Darat dan peningkatan sumber daya manusia;

m. mengumpulkan bahan perumusan petunjuk teknis kebijaksanaan pembinaan perhubungan darat;

n. menyelenggarakan ketatausahaan umum, perlengkapan, kepegawaian dan keuangan serta akuntbilitas

o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati; dan

p. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Perhubungan.

Paragraf 2

Sekretariat

Pasal 5

(1) Sekretariat merupakan unit kerja Dinas Perhubungan sebagai unsur staf dalam pelaksanaan administrasi dinas yang dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas; (2) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakanpemberian

pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi serta koordinasi pelaksanaan tugas dan

(8)

8

fungsi Dinas Perhubungan .

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretariat menyelenggarakan rincian tugas sebagai berikut:

a. koordinasi penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan, penyusunan kebijakan, rencana strategis, program, kegiatan, dan anggaran serta tugas pembantuan di bidang Perhubungan;

b. pemberian dukungan administrasi yang meliputi: kepegawaian, ketatausahaan, keuangan, kerumah tanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, kearsipan dan dokumentasi;

c. penataan organisasi dan tatalaksana;

d. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;

e. pengelolaan barang milik / kekayaan daerah;

f. pengelolaan data dan informasi di bidang Perhubungan;

g. pengordinasian dan pelaksanaan kerjasama di bidang Perhubungan;

h. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perhubungan sesuai dengan lingkup tugasnya; i. pengordinasian penyusunan laporan keuangan di

bidang Perhubungan;

j. pengelolaan keuangan Dinas Perhubungan;

k. pengordinasian pelaksanaan tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan;

l. membantu Kepala Dinas dalam penyiapan koordinasi penyusunan rencana dan program, Keuangan untuk mendukung pengembangan jaringan transportasi darat;

m. melakukan pengawasan dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana dan program kerja di lingkungan Dinas Perhubungan;

n. melaksanakan manajemen kepegawaian, penyusunan organisasi dan tata laksana, administrasi perkantoran, kearsipan, surat menyurat, dan urusan umum dilingkungan Dinas Perhubungan;

o. penyiapan koordinasi penyusunan rancangan peraturan daerah serta pelaksanaannya;

p. penyiapan koordinasi penyusunan anggaran;

q. memprogramkan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang perhubungan darat;

r. monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kegiatan;

s. menyiapkan bahan pembinaan pegawai meliputi pembinaan disiplin, pengawasan melekat, kesejahteraan, pemberian tanda jasa/penghargaan dan kedudukan hukum pegawai;

(9)

9

u. pengelolaan perlengkapan Dinas Perhubungan diluar prasarana dan sarana Perhubungan;

v. pengordinasian penyusunan laporan asset Dinas Perhubungan;

w. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas Perhubungan; dan

x. pelaporan dan pertanggungjawaban tugas Dinas Perhubungan.

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Pasal 6

(1) Subbagian Umum dan Kepegawaian merupakan satuan pelaksana sekretariat dalam pelaksanaan ketatausahaan, perlengkapan, kerumahtanggaan, kepegawaian, arsip, dan dokumentasi Dinas Perhubungan yang dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.

(2) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan, arsip, dokumentasi, dan kepegawaian Dinas Perhubungan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian Umum dan Kepegawaian melaksanakan uraian tugas sebagai berikut :

a. melakukan penyiapan bahan pelaksanaan urusan kepegawaian, ketatausahaan, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasana, hubungan masyarakat, kearsipan dan dokumentasi, penataan organisasi dan tata laksana, serta penyusunan peraturan perundang-udangan;

b. menyusun bahan penyusunan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Perhubungan sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perhubungan sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. melaksanakan kegiatan surat-menyurat, perlengkapan, kebersihan, keindahan, ketertiban, ketentraman, keamanan, kearsipan, dan dokumentasi serta keprotokoleran;

e. melaksanakan kegiatan perencanaan, pengembangan, pembinaan, dan kesejahteraan kepegawaian;

f. melaksanakan penataan dan pengelolaan administrasi umum dan administrasi kepegawaian; g. mengelola dan melaksanakan urusan ketatausahaan

dan kearsipan dinas;

h. melaksanakan urusan adminitrasi dan pembinaan, pengawasan kepegawaian dilingkungan dinas;

i. melaksanakan tugas humas dan keprotokolan dan perjalanan dinas;

(10)

10

j. melaksanakan urusan rumah tangga dinas;

k. melaksanakan pengelolaan dan pemeliharaan atas barang inventaris/aset kantor, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak;

l. menginventarisasi permasalahan-permasalahan dan menyiapkan data/bahan pemecahan masalah sesuai bidang tugasnya;

m. melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan program Sub Bagian Administrasi Umum dan Kepegawaian;

n. membuat laporan hasil pelaksanaan tugas dan memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai tugas pokok dan fungsi;

o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris dinas; dan

p. pelaporan dan pertanggungjawaban tugas.

Kepala Sub Bagian Program dan Keuangan

Pasal 7

(1) Subbagian Program dan Keuangan merupakan satuan pelaksana sekretariat dalam pelaksanaan pengordinasian penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran, administrasi keuangan, pengelola barang milik/kekayaan negara serta sarana yang dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.

(2) Subbagian Program dan Keuangan mempunyai tugas pengordinasian penyusunan Renstra, RKA, DPA, penyusunan laporan keuangan, LAKIP, LPPDDinas Perhubungan .

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian Program dan Keuangan melaksanakan rincian tugas sebagai berikut :

a. melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana strategis, program, anggaran, pelaksanaan urusan keuangan dan pengelolaan barang milik / kekayaan Daerah, evaluasi dan pelaporan, rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perhubungan sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perhubungan sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. menghimpun bahan penyusunan rencana strategis, rencana kegiatan dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perhubungan;

d. mengordinasikan penyusunan rencana strategis, rencana kegiatan dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perhubungan;

(11)

11

e. melaksanakan kegiatan monitoring, pengendalian dan evaluasi penyerapan anggaran Dinas Perhubungan;

f. mempersiapkan pengajuan surat permohonan membayar, surat permohonan penyediaan dana, dan surat pencairan dana Dinas Perhubungan;

g. menghimpun bahan penyusunan laporan keuangan Dinas Perhubungan;

h. menyusun laporan keuangan Dinas Perhubungan; i. mengordinasikan pelaksanaan tugas bendahara

Dinas Perhubungan;

j. menghimpun bahan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Dinas Perhubungan;

k. menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Dinas Perhubungan;

l. menghimpun bahan penyusunan laporan penyelenggaran pemerintahan daerah Dinas Perhubungan;

m. melakukan Analisis dan Evaluasi nilai serta manfaat Aset Dinas;

n. mencatat , membukukan dan menyusun akuntansi aset dinas;

o. menyusun laporan penyelenggaran pemerintahan daerah Dinas Perhubungan ;

p. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris dinas; dan

q. pelaporan dan pertanggungjawaban tugas Subbagian Program dan Keuangan.

Paragraf 3

Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

Pasal 8

(1) Bidang Lalu Lintas dan Angkutan merupakan unit kerja Dinas Perhubungan sebagai unsur lini dalam pelaksanaannya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, serta evaluasi dan pelaporan dibidang lalu lintas dan angkutan;

(2) Pokok membantu Kepala Dinas dibidang Lalu Lintas dan Angkutan yang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Lalu Lintas dan Angkutan menyelenggarakan rincian tugas sebagai berikut:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang lalu lintas, angkutan dan pengujian sarana;

(12)

12

b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan dibidang lalu lintas, angkutan dan pengujian sarana;

c. penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan dibidang lalu lintas, angkutan dan pengujian sarana

d. penyusunan bahan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perhubungan sesuai dengan lingkup tugasnya;

e. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perhubungan sesuai dengan lingkup tugasnya;

f. melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan, norma, standarisasi, prosedur dan kriteria dibidang Lalu Lintas Jalan, Sungai Danau dan Penyeberangan serta bidang Angkutan Darat;

g. penyiapan perumusan kebijakan dibidang perhubungan darat, lalu lintas jalan, sungai, Danau dan penyeberangan, manajemen dan rekayasa lalu lintas jalan, perlengkapan jalan, analisis dampak lalu lintas, alur dan perambuan lalu lintas sungai danau dan penyeberangan dan kebijakan dibidang angkutan darat, angkutan orang dan barang umum dan barang khusus;

h. melaksanakan kebijakan manajemen dan rekayasa lalu lintas jalan, lalu lintas sungai dan penyeberangan, perlengkapan jalan, alur dan perambuan sungai, danau dan penyeberangan serta kebijakan dibidang angkutan;

i. penyiapan perumusan norma, standart, prosedur manajemen rekayasa lalu lintas jalan, lalu lintas sungai, danau dan penyeberangan, perlengkapan jalan, alur dan perambuan sungai, danau dan penyeberangan dan angkutan darat, angkutan orang dan barang umum dan barang khusus;

j. penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis manajemen dan rekayasa lalu lintas jalan, lalu lintas sungai, danau dan penyeberangan, perlengkapan jalan;dan

k. penyiapan evaluasi dan pelaporan bidang lalu lintas perhubungan darat dan angkutan jalan.

Pasal 9

Kepala Seksi Lalu Lintas dan Angkutan

(1) Seksi Angkutan Lalu Lintas dan Angkutan merupakan satuan pelaksana bidang Lalu Lintas dan angkutan yang dalam pelaksanaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Lalu Lintas dan Angkutan, Kepala Seksi Pengujian Sarana yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan;

(13)

13

(2) Seksi Lalu Lintas dan Angkutan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang berada di bidang lalu lintas dan angkutan;

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Lalu LIntas dan Angkutan melaksanakan rincian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan penyusunan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran bidang Lalu Lintas dan Angkutan sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran bidang Lalu lintas dan angkutan sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan dibidang penetapan rencana induk jaringan lalu lintas angkutan jalan(LLAJ) Kabupaten;

d. penetapan lintas penyeberangan dan persetujuan pengoperasian kapal dalam daerah Kabupaten yang terletak pada jaringan jalan Kabupaten;

e. penyediaan jasa angkutan sungai, danau dan penyeberangan;

f. Penyediaan perlengkapan jalan dijalan Kabupaten / Kota;

g. Persetujuan hasil analisis dampak lalu lintas untuk jalan Kabupaten / Kota;

h. menyusun bahan penyusunan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran bidang Lalu Lintas dan Angkutan sesuai dengan lingkup tugasnya;

i. melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran bidang Lalu lintas dan angkutan sesuai dengan lingkup tugasnya;

j. melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan dibidang penyedia angkutan umum untuk jasa angkutan orang dan atau barang dalam Daerah Kabupaten;

k. penetapan kawasan perkotaan untuk pelayanan angkutan perkotaan dalam satu daerah Kabupaten; l. penetapan rencana umum jaringan trayek dalam satu

daerah Kabupaten;

m. penetapan rencana unum jaringan trayek pedesaan yang menghubungkan satu daerah kabupaten;

n. penerbitan izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek perdesaan dan perkotaan dalam satu daerah kabupaten;

o. penetapan tarif kelas ekonomi untuk angkutan orang yang melayani trayek antar kota dalam daerah kabupaten serta angkutan perkotaan dan perdesaan yang wilayah pelayanannya dalam daerah kabupaten;

p. penerbitan izin usaha angkutan orang dan atau barang dalam wilayah kabupaten;

q. penerbitan izin usaha angkutan sungai dan danau bagi perorangan / badan usaha yang berdomisili dalam daerah kabupaten dan beroperasi pada lintas pelabuhan di daerah kabupaten;

(14)

14

r. penerbitan izin trayek penyelenggara angkutan sungai dan Danau untuk kapal yang melayani trayek dalam daerah kabupaten;

s. penetapan tarif angkutan penyeberangan penumpang kelas ekonomi dan kendaraan beserta muatannya pada lintas penyeberangan dalam kabupaten;

t. penetapan wilayang operasi angkutan orang dengan menggunakan taksi dalam kawasan perkotaan yang wilayah oprasinya berada dalam daerah kabupaten; u. penerbitan izin penyelenggaraan taksi dan angkutan

kawasan tertentu yang wilayah operasinya berada dalam wilayah kabupaten;

v. penerbitan izin usaha penyelenggaraan angkutan sungai dan Danau sesuai dengan domisili orang perorangan warga Negara Indonesia atau badan usaha;

w. penerbitan izin usaha penyelenggaraan angkutan penyeberangan sesuai dengan domisili usaha;

x. penerbitan izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek dalam satu kabupaten;

y. penerbitan izin Insidentil angkutan orang;

z. penerbitan izin usaha angkutan pariwisata dalam daerah kabupaten;

aa. penerbitan Izin Usaha Mengemudi Kendaraan Bermotor;

bb. penerbitan izin pengelolaan pelabuhan untuk kepentingan sendiri dalam kabupaten;

cc. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Atasan sesuai dengan tugas pokoknya;

Pasal 10

Kepala Seksi Pengujian Sarana

(1) Seksi Pengujian Sarana merupakan satuan pelaksana bidang lalu lintas dan angkutan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan Perhubungan yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Lalu Lintas dan angkutan.

(2) Seksi Pengujian Sarana mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pada bidang Lalu lintas dan Angkutan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pengujian Saranamelaksanakan rincian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan penyusunan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran bidang Lalu Lintas dan Angkutan sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran bidang Lalu lintas dan angkutan sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan dibidang pengujian berkala kendaraan bermotor;

(15)

15

d. penerbitan izin usaha jasa terkait dengan perawatan dan perbaikan kapal;

e. menyiapkan bahan pengembangan sarana pengujian berkala kendaraan bermotor;

f. melakukan pelayanan teknis usaha bengkel umum kendaraan bermotor;

g. melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap pemeliharaan dan pengawasan pada bidang teknis perbengkelan dan perusahaan karoseri;

h. melakukan pembinaan dan pengawasan bengkel umum kendaraan bermotor untuk pengujian berkala kendaraan bermotor;

i. menandatangani uji berkala kendaraan bermotor sesuai dengan kewenangannya;

j. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan

lembaga dan instansi lain di bidang sarana dan prasarana;

k. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di

bidang sarana dan prasarana;

l. mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-masing;

Paragraf 4

Bidang Prasarana dan Keselamatan

Pasal 11

(1) Bidang Prasarana dan Keselamatanmerupakan unit kerja Dinas Perhubungan sebagai unsur lini dalam pelaksanaan yang dipimpin oleh Kepala Bidang Prasarana dan Keselamatan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (2) Bidang Prasarana dan Keselamatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan di bidang sarana dan prasarana angkutan jalan, sungai, danau dan penyeberangan, pembinaan, keselamatan dan pengembangan transportasi.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Prasarana dan Keselamatanmenyelenggarakan rincian tugas sebagai berikut:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang prasarana, keselamatan dan pengembangan transportasi;

b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan dibidang prasarana, keselamatan dan pengembangan transportasi;

c. penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan dibidang prasarana, keselamatan dan pengembangan trasportasi;

(16)

16

d. penyusunan bahan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perhubungan sesuai dengan lingkup tugasnya;

e. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Perhubungan sesuai dengan lingkup tugasnya;

f. menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja dibidang prasarana, keselamatan dan pengembangan transportasi;

Pasal 12

Kepala Seksi Prasarana dan Pengembangan

(1) Kepala Seksi Prasarana dan Pengembanganmempunyai tugas membantu Kepala BidangPrasarana dan Keselamatan dalam melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penelaahan, penyiapan perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis, pengawasan, penegakan hukum dan supervisi serta evaluasi, pelaporan di bidang teknis sarana angkutan jalan, sungai, danau dan penyeberangan dan uji berkala kendaraan bermotor.

(2) Seksi Prasarana dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyelenggaraan Perhubungan pada bidang prasarana dan keselamatan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Prasarana dan Pengembangan melaksanakan rincian tugas sebagai berikut :

a. melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan dibidang prasaran dan keselamatan;

b. pengelolaan terminal penumpang tipe C;

c. penerbitan izin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas parkir;

d. penetapan rencana induk dan DLKR/DLKP pelabuhan pengumpan lokal;

e. penetapan rencana induk dan DLKR/DLKP untuk pelabuhan sungai dan danau;

f. pembangunan, penerbitan izin pembangunan dan pengoperasian pelabuhan pengumpan lokal;

g. pembangunan dan penerbitan izin pembangunan dan pengoperasian pelabuhan sungai dan Danau;

h. penerbitan izin usaha badan usahapelabuhan di pelabuhan pengumpul lokal;

i. penerbitan izin pengembangan pelabuhan untuk pelabuh;

j. penerbitan izin pengoperasian pelabuhan selama 24 jam untuk pelabuhan pengumpan lokal;

k. penerbitan izin pekerjaan pengerukan diwilayah perairan pelabuhanpengumpan lokal;

l. penerbitan izin reklamasi di wilayah perairan pelabuhan pengumpan lokal;

(17)

17

m. penerbitan izin pengelolaan terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) didalam DLKR/DLKP pelabuhan pengumpan lokal;

n. penerbitan izin mendirikan bangunan tempat pendaratan dan lepas landas helikopter;

o. menyusun bahan penyusunan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran bidang Teknis sarana, prasarana dan keselamatan sesuai dengan lingkup tugasnya;

p. melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran bidang Teknis sarana, prasarana dan keselamatan sesuai dengan lingkup tugasnya;

q. mendistribusikan tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan proporsi masing-masing;

r. menyusun bahan penyusunan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran bidang prasarana dan keselamatan sesuai dengan lingkup tugasnya;

s. melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran bidang prasarana dan keselamatan sesuai dengan lingkup tugasnya;

t. melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan dibidang pemaduan moda;

u. pengembangan teknologi perhubungan dan pengembangan lingkungan perhubungan;

Pasal 13

Kepala Seksi Keselamatan

(1) Seksi Keselamatan merupakan satuan pelaksana bidang prasarana dan keselamatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang prasarana dan Keselamatan.

(2) Seksi Keselamatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan di bidang manajemen keselamatan transportasi darat.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Keselamatan melaksanakan rincian tugas sebagai berikut :

a. menyusun bahan penyusunan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran bidang prasarana dan keselamatan sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran bidang prasarana dan keselamatansesuai dengan lingkup tugasnya;

(18)

18

c. melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan seta evaluasi dan pelaporan dibidang audit dan inspeksi keselamatan lalu lintas jalan dijalan propinsi;

d. laik fungsi jalan keselamatan sarana dan prasarana; e. fasilitasi manajemen dan penanganan

keselamatandijalan provinsi;

f. fasilitasi promosi dan kemitraan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan;

g. keselamatan pengusahaan angkutan unum dan fasilitasi kelaikan kendaraan;

h. penegakan hukum oleh PPNS dibidang lalu lintas dan angkutan jalan;

i. pengorganisasian pengendalian dan pengawasan serta evaluasi pelaksanaan tugas di bidang pengendalian keselamatan;

j. pengumpulan, pengolahan data, penyusunan rencana dan program di bidang pengendalian keselamatan lalu lintas;

k. melaksanakan pengawasan terhadap kondisi arus lalu lintas secara intensif;

l. melakukan pengaturan lalulintas secara intensif; m. melaksanakan pengendalian keamanan, ketertiban,

kelancaran, keselamatan lalu lintas angkutan;

n. melaksanakan pemeriksaan kendaraan dan penertiban kendaraan bermotor terhadap angkutan umum dan angkutan barang;

o. melakukan penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan sesuai dengan kewenangannya;

p. menandatangani Berita Acara pemeriksaan dan menyerahkan bukti pelanggaran kepada Pengadilan Negeri untuk disidangkan;

q. melakukan inventarisasi pelanggaran Lalu Lintas Angkutan Jalan, sungai, danau dan penyeberangan dan SAR;

r. pengumpulan, pengolahan data, penyusunan rencana dan program di bidang keselamatan lalu lintas angkutan jalan;

s. melaksanakan audit keselamatan jalan yang meliputi penentuan daerah titik rawan kecelakaan dan analisis kecelakaan lalu lintas angkutan jalan;

t. memberikan penyuluhan keselamatan lalu lintas angkutan jalan;

u. membantu penanganan kecelakaan lalu lintas yang terjadi;

v. membuat surat rekomendasi perizinan kursus mengemudi;

w. penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja;

x. penelahaan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijakan umum dan teknis operasional

(19)

19

urusan keselamatan dan SAR; y. pelaksanaan kegiatan SAR; dan

z. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi keselamatan dan SAR.

Paragraf 5

Unit Pelaksana Teknis Dinas

Pasal 14

Unit Pelaksana Teknis Dinas berfungsi melaksanakan sebagian tugas dinas yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.

Pasal 15

(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas dipimpin oleh Kepala Unit Pelaksana Tekis Dinas.

(2) Jumlah Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

(3) Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan secara operasional dikoordinasikan oleh camat.

Paragraf 6

Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 16

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan

Pasal 17

(1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Perundang – undangan.

(2) Jumlah tenaga fungsionla sebangaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(4) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(20)

20

BAB III TATA KERJA

Pasal18

Dinas Perhubungan sebagai Perangkat Daerah wajib melaksanakan prinsip koordinasi, sinkronisasi, integrasi, simplikasi, transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya serta hubungan dinas antar SKPD.

Pasal19

Kepala Dinas Perhubungan sebagai pimpinan SKPD wajib mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif, efisien, objektif dan produktif dalam rangka pencapaian visi dan misi Dinas Perhubungan sebagai bagian dari visi dan misi Pemerintah Kabupaten Toba Samosir.

Pasal 20

Setiap pejabat struktural Dinas Perhubungan wajib mendayagunakan, membina, mengembangkan, mengordinasikan, membimbing, dan/atau memfasilitasi setiap bawahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing.

Pasal 21

Setiap pejabat struktural dan fungsional Dinas Perhubungan wajib menjalankan prinsip koordinasi, sinkronisasi, integrasi, simplikasi, transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam hubungan internal dan eksternal.

Pasal 22

Setiap pejabat struktural dan fungsional Dinas Perhubungan yang memangku jabatan managerial wajib mengambil tindakan sedini mungkin apabila ditemukan atau ada indikasi penyimpangan dalam lingkup tugas, fungsi dan kewenangan serta tanggung jawab masing-masing.

BAB IV KEPEGAWAIAN

Pasal23

Pegawai Negeri Sipil yang mengemban tugas di Dinas Perhubungan merupakan Aparatur Sipil Negara Pemerintah Daerah.

(21)

21

Pasal 24

Setiap Pegawai Negeri Sipil yang mengemban tugas di Dinas Perhubungan dalam melaksanakan tugas wajib menerapkan prinsip efektif, efisien, objektif dan produktif.

Pasal 25

Setiap Pegawai Negeri Sipil yang mengemban tugas di Dinas Perhubungan dalam melaksanakan tugas wajib menggunakan prasarana dan sarana kerja secara tepat guna, tertib, teratur, bersih dan rapi.

BAB V KEUANGAN

Pasal 26

Pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Perhubungan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau sumber lainnya yang sah.

Pasal 27

Setiap penerimaan keuangan yang bersumber dari pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Perhubungan merupakan penerimaan Daerah dan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 28

Dinas Perhubungan dalam pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan baik yang bersumber dari APBD, APBN atau sumber lainnya yang sah wajib menerapkan prinsip efektif, efisien, ekonomis, kehati-hatian, ketelitian, tertib, kepastian dan taat azas.

BAB VI ASET Pasal 29

(1) Prasarana dan sarana yang dipergunakan oleh Dinas Perhubungan merupakan aset daerah dengan status kekayaan daerah yang tidak dipisahkan.

(2) Dinas Perhubungan wajib melaksanakan pengelolaan, pencatatan, pembukuan, pelaporan dan pertanggungjawaban prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan prinsip standar akuntansi pemerintah.

(22)

22

Pasal 30

Setiap penerimaan prasarana dan sarana baik berupa benda tidak bergerak maupun benda bergerak dari pemerintah pusat, swasta atau pihak lainnya melalui hibah atau bantuan merupakan penerimaan penambahan kekayaan daerah sehingga harus disampaikan dan dilaporkan kepada Bupati melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah sekaligus sebagai Bendahara Umum Daerah untuk dicatat dan dibukukan sebagai baran milik daerah.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 31

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Toba Samosir Nomor 12 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Jabatan pada organisasi Dinas Daerah Kabupaten Toba Samosir(Lembaran Daerah Kabupaten Toba Samosir Tahun 2008 Nomor 239) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 32

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Toba Samosir.

Ditetapkan di Balige

pada tanggal 21 Nopember 2016 BUPATI TOBA SAMOSIR

Cap/dto

DARWIN SIAGIAN

Diundangkan di Balige

pada tanggal 21 Nopember 2016 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN TOBA SAMOSIR Cap/dto

AUDI MURPHY O. SITORUS

(23)

23

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR : 77 TAHUN 2016

TANGGAL : 21 Nopember 2016

TENTANG: KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

BUPATI TOBA SAMOSIR,

Cap/dto

DARWIN SIAGIAN KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

BIDANG LALU LINTAS

DAN ANGKUTAN BIDANG PRASARANA DAN KESELAMATAN

SEKSI LALU LINTAS DAN ANGKUTAN

SEKSI PRASARANA DAN PENGEMBANGAN

SEKSI KESELAMATAN

UPTD SEKSI PENGUJIAN SARANA

SUBBAGIAN UMUM

(24)

Referensi

Dokumen terkait

dikoreksi oleh petugas lain Lakukan persiapan transfusi sesuai SPO Pelatihan bagi perawat tentang Pemberian Transfusi  Lama waktu pemberian produk darah sesuai

Sampel jagung dan pakan unggas mengandung AFB1 yang tidak menghawatirkan, kadar AFB1 pada semua sampel tersebut berada dibawah baku mutu yang dipersyaratkan oleh Standar National

Menimbang, bahwa kedua anak tersebut yang dilahirkan dalam perkawinan Penggugat/Pembanding dengan Tergugat/Terbanding yang masih belum mumayyiz akan memasuki

Selain untuk menjadikan status perkumpulan menjadi organisasi yang legal, Pangky Kentut mengaharapkan adanya sebuah perubahan besar bagi waria yang tergabung dalam

Syafi’ie, (2011:1) mengemukakan bahwa untuk mencapai maksud tersebut, penyair menggunakan sarana-sarana. Sarana-sarana tersebutlah yang disebut metode puisi. Metode

Isi pokok mata kuliah ini meliputi: (1) konsep dasar pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013, (2) konsep dasar dan pola pengembangan desain sistem pembelajaran, (3) konsep

Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil

Pekerjaan pada sebuah catering Tionghoa mempunyai keadaan yang berbeda dan mempunyai upah yang dinilai peneliti belum sesuai dengan syaria't Islam yang Dimana setiap