• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut adalah teori-teori yang digunakan dalam mendukung penulisan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut adalah teori-teori yang digunakan dalam mendukung penulisan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

5

LANDASAN TEORI

Berikut adalah teori-teori yang digunakan dalam mendukung penulisan skripsi ini.

2.1 Data

Data merupakan suatu bentuk fakta atau angka yang didapatkan melalui suatu kegiatan dan transaksi yang belum memiliki arti dan nilai guna yang spesifik untuk dimengerti. Bersifat fleksibel karena dapat digunakan untuk memperoleh berbagai informasi berbeda sesuai dengan penggunaannya. Hal ini didukung oleh pendapat para ahli, yaitu :

Menurut O’Brien (2005, p38) Data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis, lebih rincinya data adalah pengukuran objektif dari atribut (karakteristik) dan entitas.

Menurut McLeod (2001, p15) Data terdiri dari fakta-fakta dan angka yang relatif, tidak berarti bagi pemakai.

Menurut Vercellis (2009, p6) Data menggambarkan kode-kode terstruktur dari entitas utama, termasuk diantaranya transaksi yang melibatkan dua atau lebih entitas lainnya.

Contoh data adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1. Contoh Data

C-001 Saipul 100000

C-002 Inem 20000

Tabel diatas merupakan tabel yang menunjukan bentuk data. Bila dibaca oleh penggunanya maka tidak memiliki arti yang jelas namun bisa saja data tersebut di dapatkan dari hasil transaksi yang dilakukan. Pada penerapannya, C-001 merupakan kode transaksi, Saipul adalah nama pelanggan dan 100000 merupakan jumlah pembayaran yang dilakukan.

(2)

2.2 Informasi

Informasi adalah data yang telah melalui tahap pemrosesan dan kini memiliki arti yang bermanfaat bagi penggunanya. Informasi dalam penerpannya pada EIS digunakan untuk mendukung keputusan yang ingin diambil oleh eksekutif. Hal ini didukung oleh pendapat beberapa ahli seperti :

Menurut O’Brien (2005, p13) Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti, digunakan untuk pengguna akhir tertentu.

Menurut Turban, Rainer dan Potter (2006, p53) Informasi adalah data yang telah diatur sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya.

Menurut Vercellis (2009, p7) Informasi adalah hasil ekstraksi dan proses dari kegiatan yang berasal dari data serta memiliki arti bagi siapapun penerimanya.

Gambar 2.1. Contoh Informasi

Gambar 2.1 menunjukan contoh dari informasi mengenai pertumbuhan jumlah peserta senam pernafasan di suatu kota yang didapatkan dengan memproses hubungan antara jumlah peserta dengan tahun dimana kegiatan tersebut dilaksanakan sehingga menghasilkan informasi berupa grafik perbandingan yang berguna bagi penggunanya.

2.3 Sistem

Sistem adalah sekelompok komponen / elemen yang berhubungan satu dengan yang lain, mengarah kepada suatu tujuan yang sama dengan cara memproses

(3)

data yang diterima menjadi suatu informasi yang berguna. Hal ini didukung oleh pendapat para ahli, yaitu :

Menurut O’Brien (2005, p29) Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.

Menurut McLeod (2001, p11) Sistem adalah sekelompok elemen yang terintregrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut O’Brien (2005, p10) terdapat tiga peran penting yang dapat dilakukan sistem untuk sebuah organisasi bisnis :

1. Mendukung proses dan operasi bisnis

2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya. 3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.

Dalam dunia bisnis sendiri, memanfaatkan sistem merupakan suatu tindakan yang umum dan wajib untuk dilakukan. Sistem mampu menjaga kegiatan bisnis tetap konsisten dan menuju kepada tujuan perusahaan / organisasi. Sebagai contoh pada kasus di universitas, seorang mahasiswa yang terdaftar pada suatu kelas mata kuliah wajib hadir dan melakukan absensi kehadiran sebagai bagian dari sistem belajar mengajar yang efektif bagi universitas.

2.4 Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah suatu fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menyebarkan informasi dan digunakan untuk mendukung kegiatan strategis. Hal ini didukung oleh beberapa ahli, yaitu :

Menurut Laudon dan Laudon (2006, p14) Sistem Informasi secara teknikal dapat didefinisikan sebagai serangkaian komponen yang saling berhubungan untuk mengumpulkan, memproses dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam mengendalikan organisasi.

Menurut Turban, Rainer dan Potter (2006, p49) Sistem Informasi adalah proses yang menjalankan fungsi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis serta menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.

(4)

Menururt O’Brien (2005, p39) Aktifitas sistem informasi meliputi : a. Input

Input adalah data mengenai transaksi bisnis dan kegiatan lainnya yang harus disiapkan untuk pemrosesan melalui aktifitas masukan.

Input biasanya berbentuk aktivitas pemasukan data seperti pencatatan dan perubahan. Para pengguna akhgir biasanya memasukan data secara langsung ke dalam sistem komputer atau mencatat data mengenai transaksi dan beberapa jenis media fisik seperti formulir dan kertas. Hal ini biasanya meliputi berbagai aktivitas ubah untuk memastikan bahwa mereka telah mencatat data dengan benar.

b. Proses

Proses adalah aktivitas pengolahan seperti perhitungan, perbandingan, pemilahan dan klasifikasi. Aktivitas ini mengatur, menganalisis dan memanipulasi data kemudian mengubahnya ke dalam informasi bagi para pengguna akhir.

c. Output

Output adalah informasi dalam berbagai bentuk yang dikirim ke pemakai akhir dan disediakan untuk mereka. Tujuan dari sistem informasi ini adalah untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi pengguna akhir.

d. Penyimpanan

Penyimpanan adalah aktivitas sistem informasi tempat data dan informasi disimpan secara teratur untuk digunakan kemudian. Penyimpanan merupakan komponen dasar dari sistem informasi.

e. Pengendalian

Pengendalian adalah umpan balik bagi aktivitas input, proses, output dan penyimpanan. Umpan balik ini harus diawasi dan dievaluasi untuk menetapkan apakah sistem dapat memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan. Kemudian, aktivitas sistem harus disesuaikan agar produk informasi yang tepat dihasilkan bagi pengguna akhir.

(5)

2.5 Database

Database atau basis data merupakan koleksi terintegrasi dari suatu data yang disimpan agar dapat diproses menjadi informasi yang diperlukan. Hal ini juga didukung melalui pendapat para ahli, yaitu :

Menurut O’Brien (2007, p142) Database adalah koleksi terintegrasi dari elemen data yang logikal.

Menurut Satzinger (2009, p488) Database adalah koleksi terintegrasi dari data yang telah disimpan sebelumnya, yang dapat dikendalikan dan diolah.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p150) Database relasional merupakan suatu model database yang menerapkan konsep matematikal dari suatu hubungan antar database dan digambarkan dalam bentuk tabel. Pada setiap database relasional terdapat keys yang berbeda-beda untuk membedakan jenis data didalamnya. Keys tersebut diantaranya :

1. Super Key

Merupakan suatu atribut atau kumpulan atribut dalam suatu relasi yang unik / berbeda untuk mengidentifikasi database tersebut.

2. Candidate Key

Merupakan atribut unik yang dimiliki oleh setiap relasi, bersifat unik dan tidak boleh terdapat di relasi lain. Contohnya adalah nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP), nama penduduk, alamat penduduk.

3. Composite Key

Merupakan Candidate Key yang terdiri lebih dari satu atribut. Biasanya digunakan untuk menjelaskan detil suatu transaksi.

4. Primary Key

Merupakan Candidate Key yang paling unik dipilih untuk mengidenifikasi dengan pasti suatu database. Contohnya adalah kode mahasiswa dipilih sebagai primary key karena sifatnya yang unik dan berbeda satu dengan lainnya.

5. Foreign Key

Merupakan Candidate Key suatu relasi yang terdapat pada relasi lainnya. Contohnya adalah kode mahasiswa yang terdapat pada transaksi peminjaman buku.

(6)

2.6 Database Management System (DBMS)

DBMS merupakan sebuah perangkat lunak yang memiliki fungsi untuk mengontrol, mengolah dan menampilkan data sehingga menjadi informasi. Hal ini didukung dengan pendapat :

Menurut Satzinger (2009, p488-p489) DBMS adalah pengontrol dan pengolah database. DBMS merupakan sebuah komponen perangkat lunak sistem yang dibeli dan di-install secara terpisah dari komponen perangkat lunak sistem lainnya. DBMS diperlukan untuk menangani pengolahan data yang terdapat pada database.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p18-p21) Komponen-komponen yang dimiliki pada DBMS diantaranya :

1. Hardware

Berfungsi secara teknikal sebagai media perantara antara sistem DBMS dengan interkasi dari penggunanya.

2. Software

Terdiri dari perangkat lunak DBMS dan program aplikasi dimana terjadinya pengumpulan data dan pemrosesan data.

3. Data

Komponen yang berfungsi sebagai bahan mentah DBMS, merupakan komponen paling penting dalam DBMS.

4. Prosedur

Merupakan aturan dan perintah yang menentukan tampilan dan kegiatan basis data. 5. People

Orang-orang yang terlibat di dalam sistem, baik sebagai sumber data ataupun penerima informasi.

(7)

Hubungan antar komponen DBMS dengan database dan pengguna :

Gambar 2.2. Komponen Database dan DBMS serta interaksinya

Gambar diatas menjelaskan bahwa DBMS memiliki banyak fungsi yang dapat digunakan untuk mengkonversi data yang dimiliki di dalam database menjadi suatu informasi bagi pengguna akhir.

(8)

2.6.1 Komponen DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2005, p18-p21) Komponen-komponen yang dimiliki pada DBMS diantaranya :

Gambar 2.3 Komponen-Komponen DBMS

( Connoly & Begg, 2010, p.68 )

1. Hardware

Berfungsi secara teknikal sebagai media perantara antara sistem DBMS dengan interkasi dari penggunanya.

2. Software

Terdiri dari perangkat lunak DBMS dan program aplikasi dimana terjadinya pengumpulan data dan pemrosesan data.

3. Data

Komponen yang berfungsi sebagai bahan mentah DBMS, merupakan komponen paling penting dalam DBMS.

4. Prosedur

Merupakan aturan dan perintah yang menentukan tampilan dan kegiatan basis data. 5. People

Orang-orang yang terlibat di dalam sistem, baik sebagai sumber data ataupun penerima informasi.

2.6.2 Fungsi – Fungsi Database Management System ( DBMS )

Menurut Connolly dan Begg, (2010, p.99) fungsi DBMS adalah sebagai berikut : 1 Penyimpanan, pengambilan, dan pembaharuan data.

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah kemampuan untuk menyimpan, mengambil, dan membaharui data dalam DBMS

(9)

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah katalog yang menyimpan gambaran tentang item data dan mudah diakses oleh pengguna.

3 Mendukung transaksi

Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang akan memastikan bahwa semua kegiatan update yang dilakukan sesuai dengan transaksi yang diberikan atau tidak ada kegiatan update yang dibuat bagi transaksi tersebut

4 Layanan kendali concurrency

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa database diperbaharui dengan benar ketika banyak pengguna memperbaharui database secara bersama-sama. Akses bersama relatif mudah jika semua pengguna hanya membaca data. Namun ketika dua atau lebih pengguna mengakses database secara serentak dan paling sedikit satu dari mereka memperbaharui data, disana dapat terjadi gangguan yang menghasilkan ketidakkonsistenan

5 Layanan perbaikan

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memperbaiki database disaat database mengalami kerusakan dalam berbagai cara.

6 Layanan autorisasi

Sebuah DBMS harus meyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berotoritas yang dapat mengakses database.

7 Mendukung komunikasi data

Sebuah DBMS harus mampu diintegrasikan dengan software komunikasi. Kebanyakan pengguna mengakses database dari workstation. Kadang workstation tersebut terhubung secara langsung ke komputer DBMS.

8 Layanan integritas

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah arti untuk memastikan bahwa data di dalam database dan perubahan pada data mengikuti aturan tertentu. Integritas database dapat mengacu pada kebenaran dan konsistensi data yang disimpan. Integritas berhubungan dengan kualitas data yang disimpan.

9 Layanan untuk mendukung keterbebasan data

Sebuah DBMS harus memasukkan sebuah fasilitas untuk mendukung keterbebasan program dari struktur database yang sebenarnya. Data independence biasanya dicapai melalui sebuah view atau mekanisme subskema. Physical atau independence lebih mudah untuk dicapai karena terdapat beberapa jenis perubahan yang dapat

(10)

dibuat untuk karakteristik fisikal dari database tanpa mempengaruhi view. Bagaimanapun data independence logikal yang lengkap lebih susah untuk dicapai. 10 Layanan utilitas

Sebuah DBMS harus menyediakan seperangkat layanan utilitas. Program utilitas membantu DBA mengelola database secara efektif. Beberapa utilitas bekerja pada tingkat eksternal, dan konsekuensinya dapat dibuat oleh DBA, yang lainnya bekerja pada tingkat internal dan dapat disediakan hanya dengan vendor DBMS.

2.6.3 DBMS Languages

2.6.3.1Data Definition Languages ( DDL )

Menurut Connolly dan Begg (2010: 92), DDL adalah bahasa yang memungkinkan penggunanya untuk mendeskripsikan dan memberi nama dari entitas, atribut, dan hubungan yang diperlukan untuk aplikasi, bersama dengan integritas yang terkait dan batasan keamanan. Berdasarkan pernyataan di atas, DDL merupakan bahasa yang digunakan untuk mendeskripsikan struktur atau skema dari database. Contoh, CREATE, ALTER, DROP, dan sebagainya.

2.6.3.2Data Manipulation Languages ( DML )

Menurut Connolly dan Begg (2010: 92), DML adalah bahasa yang menyediakan satu set operasi yang mendukung manipulasi dasar operasi data dalam database. Berdasarkan pernyataan di atas, DML merupakan Bahasa yang digunakan untuk memanipulasi data yang berada di dalam database. Contoh, SELECT, INSERT, UPDATE, DELETE, dan sebagainya.

2.6.4 Keuntungan dan Kelemahan Database Management System

Menurut Conolly (2010, p77) database management system memiliki banyak potensi yang menjanjikan, tetapi juga memiliki beberapa kelemahan. Berikut adalah keuntungan dan kelemahan dari DBMS, yaitu :

1 Keuntungan

a. Mengendalikan data yang berulang ( Redudancy Control ) b. Konsistensi data

c. Informasi yang lebih banyak dari jumlah data yang sama d. Meningkatkan integritas data

(11)

2 Kelemahan

a. Kompleksitas dari DBMS yang bagus membuatnya menjadi sistem yang rumit. b. Ukuran dari software DBMS yang besar

c. Biaya dari DBMS yang mahal

d. Karena DBMS mencakup banyak aplikasi sehingga beberapa aplikasi yang lain berjalan lebih lambat.

2.7 Data Warehouse

Data Warehouse merupakan kumpulan data historis yang dimiliki oleh suatu organisasi berdasarkan database yang bersifat operasional dan digunakan untuk pengambilan keputusan managerial. Hal ini didukung dengan pendapat yang dikemukakan oleh :

Menurut Satzinger (2009, p520-p521) Data Warehouse adalah koleksi data yang digunakan untuk mendukung keputusan managerial baik yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur. Data Warehouse umumnya menggambarkan isi didalamnya berdasarkan database operasional di dalam organisasi dan berbagai database eksternal.

Data warehouse memiliki karakteristik yang membedakan dirinya sendiri, karakteristik data warehouse ini dikemukakan oleh Connolly dan Begg (2010, p1197) yaitu :

1. Subject Oriented

Menunjukan bahwa data diatur dan disesuaikan dengan subjek yang detil sehingga dapat membantu mendukung proses pengambilan keputusan. Orientasi ini tidak hanya menentukan cara sebuah proses bisnis berjalan namun juga mengapa proses bisnis tersebut dijalankan.

2. Integrated

Menunjukan bahwa sebuah data warehouse haruslah memiliki korelasi antara satu dengan lainnya. Hal ini untuk memastikan data yang didapatkan dari berbagai tempat memiliki konsistensi yang sama.

3. Time Variant

Menunjukan bahwa data warehouse harus memiliki konsistensi (data historis) meskipun data yang ada terus diubah secara terus menerus.

(12)

Menunjukan adanya karakteristik bahwa tidak ada pengguna yang dapat mengubah data yang masuk ke dalam data warehouse. Hal ini dilakukan agar data yang ada tetap sama dan mengurangi kemungkinan adanya perubahan secara sengaja.

2.8 Data Mart

Menurut Connolly & Begg (2010, p1214) Data mart adalah sebuah basis data yang berisi beberapa bagian dari data perusahaan untuk mendukung kebutuhan analisis dari sebuah departemen atau suatu fungsi bisnis.

Menurut Connolly dan Begg (2005, p1171) manfaat dari data mart, yaitu untuk memberikan kemudahan bagi pemakai untuk mengakses data yang sering digunakan untuk bahan analisis, data yang tersedia di data mart lebih sedikit dan spesifik per departemen tertentu sehingga memudahkan pemakai dalam mencari data yang dibutuhkan, biaya yang dikeluarkan untuk membangun data mart lebih sedikit dibandingkan dengan data warehouse.

2.9 Business Intelligence (BI)

2.9.1 Pengertian Business Intelligence

Business Intelligence merupakan suatu konsep analisis bisnis yang berfokus pada level strategis dan aktifitas pengambilan keputusan. Business Intelligence mengumpulkan data dari proses operasional untuk kemudian di maanfatkan untuk memberikan informasi yang bersifat strategis dan statistikal. Beberapa contoh BI adalah balance scorecard, dashboard dan lain sebagainya. Hal ini didukung dengan pendapat-pendapat para ahli seperti :

Menurut Vercellis (2009, p3-p5) Business Intelligence adalah kumpulan model matematik dan metodologi analisis yang digunakan untuk menemukan data yang telah tersedia agar menghasilkan informasi dan pengetahuan yang berguna bagi proses pengambilan keputusan yang kompleks.

Tujuan utama sistem Business Intelligence adalah untuk menyediakan metodologi dan tools kepada pengguna dengan pengetahuan yang sesuai agar dapat membuat keputusan yang efektif dan berkala.

Menurut Scheps (2008, p12) Business Intelligence adalah pengetahuan terkait bisnis yang tepat, akurat dan bernilai tinggi yang dapat digunakan untuk membantu proses bisnis dan pengambilan keputusan strategis dimana memanfaatkan teknologi

(13)

untuk menjalankannya. Business Intelligence terdiri dari arsitektur, database, aplikasi dan metodologi untuk merubah data menjadi informasi, lalu menghasilkan keputusan yang dapat dijadikan tindakan.

Gambar 2.4. Business Intelligence Architecture pada umumnya

Gambar 2.4 menunjukan arsotektur business intelligence yang terdiri atas sistem operasional, data eksternal yang di transformasi menggunakan ETL tools sehingga bermanfaat bagi keperluan lain. Data ini kemudian di simpan ke dalam data mart dan digunakan menurut fungsinya pada setiap divisi bagian.

2.10 Executive Information Systems (EIS) 2.10.1 Pengertian EIS

Executive Information Systems merupakan salah satu sistem informasi yang merupakan bagian dari konsep Business Intelligence. Berdasarkan simpulan yang ditarik dari pendapat para ahli, EIS merupakan suatu sistem informasi terkomputerisasi yang dirancang dan ditampilkan sesuai dengan kebutuhan manajemen tahap eksekutif. Berikut adalah teori yang menyebutkan hal tersebut :

Menurut Watson, Houdeshel, dan Rainer (1997, p3) Executive Information Systems adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan suatu akses bagi eksekutif suatu perusahaan terhadap informasi internal dan external yang telah ditentukan sebelumnya dalam critical success factor.

Menurut McLeod dan George (2004, p75) Execitive Information Systems adalah sebuah sistem yang menyediakan informasi mengenai kinerja perusahaan kepada eksekutif perusahaan.

(14)

2.10.2 Karakteristik EIS

Beberapa hal diindikasikan sebagai karakteristik EIS, untuk membedakan EIS dari Business Intelligence lainnya. Berikut adalah karakteristik EIS menurut Turban , Aronson dan Liang (2005) :

a. Drill down

Drill down menunjukan bahwa informasi yang ditampilkan bisa terdiri dari beberapa informasi mendetil lainnya. Informasi yang lebih detil dapat diakses jika diperlukan namun secara garis besar telah tergambar pada menu utamanya. b. Critical Success Factor

Dengan mendukung tingkat strategis, analisis CSF diperlukan untuk mendapatkan strategi yang sesuai untuk memenuhi visi dan misi perusahaan dan menetapkan tindakan untuk penyelesaian masalah yang sesuai dengan hal tersebut

c. Status Akses

Kemampuan untuk mendapatkan akses terhadap data secara real-time sehingga informasi yang disajikan tetap up-to-date.

d. Analisis

EIS umumnya mampu mendukung kemampuan analisis yang dilakukan oleh eksekutif. Hal ini dapat dilakukan dengan sinkronisasi otomatis terhadap data yang dimiliki.

e. Menggunakan warna dan suara

Untuk mengetahui performa dengan baik, EIS memanfaatkan indikasi warna dan suara untuk memberikan peringatan terutama pada kondisi kritis ketika performa sedang turun.

f. Navigasi Informasi

EIS mampu mendukung manuver yang mungkin dilakukan oleh eksekutif dalam mendapatkan informasi sesuai dengan kehendaknya.

(15)

2.10.3 EIS Framework

Gambar 2.5. Framework EIS

Kerangka kerja pada EIS digunakan untuk memandu langkah kerja saat membangun sistem EIS. Sehingga pekerjaan yang dilakukan mulai dari inisiasi mencakup seluruh kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Pernyataan lain mengenai EIS dipaparkan oleh para ahli yaitu :

Menurut Kamaruddin dan Razali (2011, p1001) Framework EIS yang dirancang untuk keperluan edukasi, dibuat berdasarkan Critical Success Factors (CSF) pada bidang yang sama. CSF diidentifikasi melalui pengulasan literatur dan pembahasan mengenai bidang belajar yang melibatkan ahli pada bidang tersebut. Berikut adalah 4 faktor tersebut :

(16)

1. Environment

Lingkungan belajar dimana aktifitas terjadi. Lingkungan mencakup tidak hanya lingkungan dalam namun lingkungan luar yang memperngaruhi secara langsung. Diantaranya adalah kondisi keuangan, kebijakan pemerintah, kebijakan dari dalam, kesadaran akan teknologi dan lain sebagainya.

2. People

Orang-orang / pelaku yang terkait langsung dengan berjalannya sistem. Mengidentifikasi fungsi guna dan aktifitas yang dilakukan orang tersebut di dalam sistem. Sebagai contohnya adalah badan eksekutif yang bertugas melakukan pengambilan keputusan.

3. Process

Terdiri dari dua bagian secara garis besar yaitu perencanaan dan eksekusi. Proses perencanaan berupa analisis kebutuhan sistem dan pengembangan aktifitas. Proses eksekusi adalah pengembangan sistem agar menjadi suatu produk di akhir nanti.

4. Product

Merupakan hasil akhir dari sistem EIS dimana sistem ini mampu mengintegrasikan dan memenuhi kebutuhan penggunanya sesuai dengan yang telah ditentukan.

(17)

2.10.4 EIS Life Cycle

Gambar 2.7. Lifecycle EIS

Siklus hidup pengembangan EIS menggambarkan urutan kerja yang dilakukan pada pengembangan EIS. Daur hidup ini terjadi berulang sehingga diperlukan pengembangan dan evaluasi secara berkala untuk tetap menjaga performa EIS. Pendapat lain diutarakan oleh para ahli yaitu :

Menurut Moss dan Atre (2004, p6) Siklus hidup EIS disebut juga sebagai proses teknikal (engineering process) dimana secara keseluruhan dibagi menjadi 6 tahap. Berikut tahap-tahap yang dilakukan dalam mendesain suatu sistem EIS : 1. Justification

Menilai suatu kebutuhan bisnis yang dapat memberikan peningkatan pada proyek pengembangan yang dilakukan. Proses justifikasi akan menghasilkan proposal yang menunjukan apakah proyek yang diajukan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

(18)

Gambar 2.8. Komponen Justifikasi

Pada gambar 2.8 ditunjukan empat komponen dalam melakukan justifikasi menurut Moss & Atre (2003). Berikut adalah penjelasan mengenai keempat komponen tersebut :

a. Business Driver

Komponen ini adalah analisis yang dilakukan terkait tujuan, visi dan misi dari sebuah bisnis. Hal tersebut bermanfaat untuk mendukung pembangunan sistem yang sesuai dengan harapan organisasi.

b. Business Analysis Issues

Analisis masalah yang dialami dalam bisnis yang berjalan. Masalah ini didapatkan melalui evaluasi kinerja, analisis lingkungan, ataupun survei kerja yang dilakukan. Masalah yang didapat kemudian akan dibuatkan strategi dan alternatif untuk membentuk solusi terbaik.

c. Cost-Benefit Analysis

Analisis biaya dan keuntungan ini adalah suatu analisis mengenai perbandingan atau selisih antara penerimaan yang bisa diperoleh perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan untuk bisa memperoleh penerimaan tersebut.

Pendapat ini didukung dengan artikel yang ditemukan pada www.technologyuk.com yang menyebutkan bahwa cost and benefit analysis merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur keuntungan dari sebuah

(19)

proyek. Jumlah kerugian yang diterima akan dibebankan pada jumlah keuntungan sehingga dapat terlihat nilai keuntungan yang didapatkan.

Contoh Cost and Benefit Analysis :

Gambar 2.8 : Contoh Cost and Benefit Analysis

Pada analisis Cost and Benefit, nilai pengeluaran dan keuntungan akan dibandingkan menurut pendapatannya selama kurun waktu yang ditentukan. Present Value (PV) digunakan untuk mengestimasi nilai yang akan di dapat di masa depan dengan nilai keuntungan saat ini. Hal ini dilakukan agar estimasi yang dilakukan bisa tepat sasaran. Present Value kumulatif didapatkan melalui penambahan present value dengan persentase perkiraan perubahan atau discount factor.

d. Risk Assessment

Penilaian resiko dimaksudkan untuk menaksir besarnya kerugian dan juga kemungkinan suatu resiko yang mungkin terjadi selama proyek dijalankan. Menurut Vose (2008), analisa resiko merupakan kualifikasi dari resiko, model dari resiko yang telah diidentifikasi dan bagaimana cara membuat keputusan dari model tersebut.

(20)

2. Planning

Mengembangkan perencanaan taktikal dan strategis, dimana menggambarkan garis besar mengenai bagaimana proyek pengembangkan akan dilakukan dan dicapai. a. Evaluasi Enterprise dan Infrastruktur

Evaluasi yang dilakukan terkait kesiapan maupun persiapan organisasi terhadap rancangan dan kebutuhan teknikal proyek yang akan dijalankan.

b. Perencanaan proyek

Estimasi kegiatan yang akan dilakukan. Terdiri dari workbreak down structure, analisis jalur kritikal dan penjadwalan kegiatan.

3. Business Analysis

Melaksanakan analisis mendetail mengenai kondisi bisnis (pelaku dan kegiatan) kemudian menganalisis proses bisnis dan sumber data yang dimiliki oleh organisasi untuk mendukung pengembangan EIS.

Tujuan dan manfaat dari dilakukannya analisa bisnis adalah agar mendapatkan keperluan bisnis pengguna sehingga bermanfaat ketika melakukan pengembangan sistem.

4. Design

Merancang produk yang mampu menyelesaikan masalah bisnis yang dialami atau menyediakan peluang bisnis.

5. Construction

Membangun rancangan produk yang akan dihasilkan dari proyek dan memastikan nilai guna yang bisa tersampaikan kepada pengguna akhir, dalam kasus ini adalah pihak eksekutif.

Konstruksi dapat terbentuk melalui framework dan infrastruktur proyek yang dilakukan oleh pengembang.

6. Deployment

Mengimplementasi atau menjual produk yang telah jadi, kemudian mengukur ekeftifitasnya untuk menentukan bagaimana solusi berhasil atau gagal dalam mencapai keinginan yang diharapkan.

(21)

2.10.5 Hubungan EIS Framework and Lifecycle

Justification - Business Case Assessment

Planning - Enterprise Infrastructure

Evaluation - Project Planning

Business Analysis

Defining business need and project requierments Data analysis Application Prototyping Metadata Analysis Deployment - Implementation - Release Evaluation Construction - ETL Development - Application Development - Data Mining - Developing Metadata Design Data Design

Designing ETL Process Metadata Repository Design

(22)

Hubungan antara siklus hidup EIS dengan kerangka kerja EIS dibuat untuk mendapatkan langkah kerja yang diperlukan ketika melakukan pengembangan sistem ini. Pada tahap justifikasi, pengumpulan kebutuhan, definisi masalah dan persetujuan kebutuhan akan sistem akan dilakukan. Tahap ini akan menjadi tolak ukur ruang lingkup pekerjaan agar tepat sasaran dan mampu menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi. Tahap perencanaan digunakan untuk inisiasi kesiapan pembangun proyek dan organisasi yang membutuhkannya. Hal ini dilakukan untuk memastikan pekerjaan tidak sia-sia dan tepat waktu.

Analisa bisnis dilakukan untuk memahami proses bisnis yang terjadi di dalam tubuh organisasi dan menyesuaikannya dengan rancangan EIS yang akan dibangun. Pada tahap desain, melakukan transformasi data dan pemetaan terhadap bagian EIS yang menerima data tersebut. Konstruksi merupakan pembangunan tampilan layar dan konstruksi aplikasi. Pelaksanaan merujuk pada siapnya produk untuk di pasarkan.

2.11 Value Shop

Value Shop adalah metode yang digunakan untuk menganalisis kondisi bisnis pada lingkungan kerja. Value Shop seringkali dibandingkan dengan Value Chain dan Value Network, dimana Value Shop umumnya digunakan untuk analisa lingkungan bisnis dengan tujuan meningkatkan kinerja diri dibandingkan persaingan. Hal ini didukung dengan pendapat para ahli seperti :

Menurut Stabell dan Fjeldstad (1998), mengatakan bahwa value shop dirancang untuk memecahkan masalah customer dan client daripada mendapatkan hasil produk melalui masukan bahan baku.

(23)

Value Shop terdiri atas dua aktifitas yang menggambarkan kekuatan suatu organisasi untuk memecahkan masalah. Aktifitas tersebut adalah aktifitas utama dan aktifitas pendukung.

Aktifitas utama terdiri atas : 1. Pencarian Masalah

Tahap pencarian masalah merupakan tahap dimana identifikasi terhadap masalah-masalah yang dialami organisasi dilakukan. Banyak cara untuk mengumpulkan informasi ini, salah satunya adalah dengan menganalisis data dan transaksi yang dimiliki ataupun melakukan survey terhadap kinerja organisasi. 2. Pemecahan Masalah

Setelah memahami masalah yang dialami, memecahkan masalah dengan membentuk alternatif-alternatif yang berguna dan tepat untuk masalah yang dihadapi.

3. Pilihan

Memilih alternatif yang paling sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Pemilihan alternatif ini dapat diawali dengan uji coba (trial & error) dengan menggunakan media uji coba / dummy agar proses bisnis tidak terganggu.

4. Implementasi

Setelah alternatif didapatkan, mempersiapkan organisasi untuk menerima solusi yang didapat. Sebelum implementasi dilakukan, perlu diperhatikan kesiapan teknikal maupun non-teknikal bagi pihak pengguna yang terlibat

5. Follow Up dan Kontrol

Evaluasi secara berkala dan kontrol terhadap hasil solusi perlu dilakukan untuk menjaga performa solusi tetap berjalan dengan baik.

Aktifitas pendukung dapat berupa berbagai macam hal terkait dengan kegiatan yang mampu mendukung aktifitas proses bisnis utama organisasi. Aktifitas ini tidak terbatas pada aktifitas umum organisasi namun dapat juga merupakan aktifitas khusus.

(24)

2.12 SWOT Analysis

Model analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strength/S) dari perusahaan yang hadir bersamaan dengan kelemahannya (Weakness/W), serta potensi-potensi berkembangnya perusahaan (Opportunity/O) dan ancaman-ancaman penghalang perusahaan berkembang (Threat / T).

Hal ini didukung dengan pendapat yang diberikan oleh :

Menurut Rangkuti (2006) SWOT Analysis adalah identifikasi sistematis untuk mendapatkan strategi untuk perusahaan. Analisis ini dibuat berdasarkan maksimalisasi kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman bagi organisasi.

Gambar 2.11. SWOT Analysis Model

Setelah mendapatkan faktor-faktor yang dibutuhkan, strategi dibentuk dengan memanfaatkan matriks SWOT, dimana keempat faktor tersebut akan saling dihubungkan agar dapat saling mendukung aktifitas yang dilakukan.

Tabel 2.2. Matriks SWOT

Strength Weakness

Opportunity [S><O] [S><W]

(25)

2.13 Dimensional Modelling

Pemodelan dimensi merupakan pemodelan yang dilakukan dengan menggambarkan relasi antara data hasil transformasi yang digunakan pada rancangan sistem yang baru (tabel fakta) dengan data yang merepresentasikan sumbernya (tabel dimensi). Hal ini didukung dengan pendapat :

Menurut Connolly & Begg (2005, p1183) Dimensional Modelling adalah sebuah teknik desain logika yang bertujuan untuk menampilkan data dalam bentuk standar dan intuisif yang memungkinkan akses cepat.

Model ini menggunakan konsep model Entity-Relatonship (ER) sebagai acuan. Setiap model dimensi terdiri dari fact table (sebuah tabel dengan satu primary key gabungan) dan dimension table (sebuah tabel dengan primary key bukan gabungan). Jenis-jenis dimensional modelling, yaitu :

1 Star Schema

Skema star adalah sebuah struktur logika yang mempunyai tabel fakta yang tersusun atas data faktual yang diposisikan ditengah, dikelilingi oleh tabel dimensi.

(26)

Pada gambar 2.12 merupakan contoh star scheme menurut Connolly & Begg (2005), digambarkan bahwa tabel fakta (Fact Table) dikelilingi oleh lime tabel dimensi (dimension table) yang membangunnya.

2 Snowflake

Skema snowflake adalah salah satu variasi dari skema bintang tetapi yang membedakannya adalah tabel yang dimiliki oleh skema ini telah ternormalisasi, kemudian adanya penggabungan tabel dimensi dengan tabel dimensi lainnya yang saling berhubungan sebelum digabungkan dengan tabel fakta.

Gambar 2.13. Contoh Snowflake Scheme

Pada gambar 2.13, digambarkan tabel fakta dikelilingi dengan tiga tabel dimensi yang membangunnya setelah tabel dimensi tersebut melakukan transformasi data dengan menggunakan tabel dimensi lainnya.

(27)

3 Starflake

Skema starflake adalah sebuah struktur gabungan yang muncul dari penggabungan antara skema star dan snowfake.

Gambar 2.14. Contoh Starflake Scheme

Pada gambar 2.14, tabel fakta yang ada telah digabung dengan tabel dimensi yang saling berkorelasi berbagi data dan melakukan transformasi pada masing-masing bagiannya sebelum digunakan oleh tabel fakta.

2.14 Metadata

Metadata digunakan untuk mendeskripsikan proses yang dilakukan dalam ETL menjadi tabel data yang menggambarkan proses transformasi yang terjadi. Hal ini didukung dengan pendapat dari :

Menurut Turban, Sharda, Delen & King (2011, p334) Metadata merupakan program perangkat lunak data dan kumpulan peraturan mengenai ringkasan data yang mudah dan dimanfaatkan untuk indeks dan pencarian. Metadata juga diartikan sebagai data yang memberikan informasi tentang karakteristik sumber informasi.

Menurut Vercellis (2009, p54) Metadata disebut juga deskripsi data. Menunjukan setiap atribut dalam data warehouse sumber asli data yang dimilikinya.

(28)

2.15 Extract, Transform, Load (ETL)

ETL atau Extract, Transform, Load merupakan proses transformasi dan penggabungan yang dilakukan pada sumber data yang dimiliki sehingga menjadi suatu data baru yang dapat memberikan hasil kepada penggunanya. Hal ini didukung dengan pendapat :

Menurut Vercellis (2009, p52) ETL merupakan aplikasi akuisisi atau back-end tools yang memungkinkan data untuk diekstraksi, diubah dan dimasukan ke dalam data warehouse. Bersinergi dengan aplikasi front-end yaitu business intelligence dan aplikasi pendukung pengambilan keputusan untuk membantu analisis dan memvisualisasikan hasilnya.

2.15.1 Extraction

Menurut Vercellis (2009, p53) Proses ekstraksi adalah tahap pertama yang perlu dilakukan, data akan diambil dari sumber-sumber internal dan external yang tersedia. Proses ini akan merubah data-data yang berasal dari masa lalu menjadi data baru yang dibutuhkan untuk kepentingan business intelligence dengan menggabungkannya dengan data-data terbaru di dalam suatu data warehouse yang masih kosong.

2.15.2 Transformation

Menurut Vercellis (2009, p53) Proses transformasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas data. Sehingga semua data yang diambil dari berbagai sumber akan melalui pengkoreksian dari ketidak konsistenan yang ada. Hal ini akan membuat data yang tidak / kurang akurat dan lengkap menjadi lebih bernilai.

2.15.3 Load

Menurut Vercellis (2009, p53) Setelah melalui proses ekstraksi dan diubah, data akan diproses menjadi tabel data warehouse untuk membuat data menjadi tersedia bagi analis dan aplikasi pendukung pengambilan keputusan.

(29)

2.16 Dashboard

Dashboard digunakan oleh tingkat eksekutif pada suatu organisasi untuk melihat, mengukur, maupun mempertimbangkan keputusan melalui informasi yang ditampilkan secara statistikal.

Menurut Turley, Bryant, Counihan, Duvarney (2006, p290), Dashboard berisi diagram, grafik dan kurva data yang besar untuk memenuhi kebutuhan para eksekutif perusahaan.

Menurut Turban, Aronson, Liang & Sharda (2007), Dashboard menyediakan gambaran visual yang lengkap mengenai ukuran, tren, dan performa korporasi. Mampu mengintegrasi informasi dari berbagai area bisnis dan juga memperlihakan grafik performa aktual untuk satuan yang diinginkan.

(30)

Pada gambar 2.16, menurut Satzinger (2009) dashboard disajikan dengan berbagai grafik maupun indikator penunjuk. Beberapa diantaranya menggunakan warna sebagai penunjuk kondisi atau status.

2.17 Key Performance Indicator

Key Performance Indicator atau KPI adalah sebuah teknik dan konsep untuk melakukan pengukuran secara matematis dan statistikal terhadap suatu area kritis dari sebuah bisnis. Hal ini didukung dengan pendapat :

Menurut Parmenter (2010) KPI adalah sebuah pengukuran yang berfokus pada aspek-aspek kritis yang mencerminkan performa organisasi demi kesuksesan organisasi sekarang dan yang akan datang.

Gambar 2.16. Lapisan Pengukuran Performa

Terdapat 4 lapisan pengukuran performa menurut Parmenter (2010), yaitu : 1. Key Result Indicator (KRI)

Menghubungkan kegiatan bisnis dengan tujuan organisasi dalam Critical Success Factor (CSF). Membantu analisa apakah sudah tercapai atau belum.

2. Result Indicator (RI)

Menunjukan apa yang telah dilakukan di dalam sistem kepada penggunanya.

(31)

Indikasi performa yang dilakukan untuk menjabarkan peforma bisnis. Selanjutnya akan di detilkan pada KPI.

4. KPI

Menunjukan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan performa secara drastis.

2.18 Critical Success Factor

Critical Success Factor merupakan analisis yang dilakukan melalui visi, misi dan tujuan organisasi untuk menemukan faktor penting yang menjadi ujung tombak suatu usaha. Faktor ini dapat mengangkat usaha suatu organisasi ataupun menjatuhkannya tergantung dari bagaimana faktor ini dieksploitasi.

Menurut Rochart (1979), area-area yang terbatas, dimana jika area ini dipenuhi dengan baik maka akan memberikan keunggulan kompetitif pada organisasi.

2.19 PERT Chart

Diagram PERT (Program Evaluation and Review Technique) digunakan sebagai salah satu diagram yang digunakan untuk keperluan manajemen proyek. Ditujukan agar penjadwalan proyek tidak salah sasaran untuk memahami aktifitas yang menjadi prioritas.

Menurut Grover (2002) Diagram PERT menggunakan sekumpulan nodes untuk membuat hubungan ketergantungan antar tugas. Ditujukan untuk dua kepentingan, yang pertama adalah melihat hubungan ketergantungan dan berikutnya adalah menentukan jalur kritikal. Jalur kritikal yang dimiliki Diagram PERT merupakan adaptasi dari CPM (Critical Path Management).

(32)

Gambar 2.17. Contoh PERT Chart

Pada gambar 2.17, bentuk lingkaran (nodes) merepresentasikan kegiatan, garis-garis yang menghubungkan lingkaran tersebut merupakan rentang waktu kegiatan, garis yang lebih tebal menunjukan jalur kritikal sementara garis putus-putus menjelaskan hubungan ketergantungan suatu tugas dengan beberapa tugas pendahulu lainnya.

2.20 Gantt Chart

Diagram Gantt merupakan salah satu diagram yang umum digunakan dalam manajemen proyek, yang mana menunjukan kurun waktu pengerjaan suatu aktifitas. Grover (2002) mengutarakan bahwa di dalam Gantt Chart terdapat urutan aktifitas-aktifitas yang mana di sisi sebelah tiap-tiap aktifitas-aktifitas ditunjukkan rentang waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan aktifitas tersebut. Berikut contoh Gantt Chart disajikan di Gambar 2.18.

(33)

Gambar 2.18. Contoh Gantt Chart

2.21 Entity Relationship Diagram

Menurut Satzinger (2009, p57) Entity Relationship Diagram adalah analisa terstruktur dan pemodelan informasi secara teknis dari data yang dibutuhkan oleh sistem. Entitas data yang berasal dari ERD merupakan gudang data yang ditampilkan pada DFD.

Menurut Peter Chen (1997, p5) Teknik Entity Relationship Diagram adalah media grafis untuk designer dan pengguna sistem informasi dalam berkomunikasi dan bertukar pemahaman menganai dunianya.

(34)

Gambar 2.19. Contoh ERD

Pada gambar 2.17 dapat dilihat bahwa membentuk ERD terdiri atas primary key, foreign key dan relasi antara satu entitas dengan entitas lainnya. Antar satu entitas dengan entitas lainnya saling memberikan data yang berguna untuk mengolah data entitas lainnya. Data entitas yang digunakan oleh entitas lainnya akan memberikan primary key miliknya untuk dijadikan foreign key bagi entitas yang terkait dengannya.

Gambar 2.20. Notasi ERD

Menurut Satzinger (2009), notasi ERD terdiri atas kolom entitas dan kardinalitas atau status penghubung antar entitasnya.

(35)

2.22 Use Case Diagram

Menurut Satzinger, et. al. (2010, p.242), Use Case Diagram merupakan suatu diagram yang berfungsi menjelaskan runtutan aktivitas yang dilakukan oleh sistem, sebagaimana menjadi respon daripada sistem atas permintaan dari pemakai sistem.

Gambar 2.21. Contoh Use Case Diagram

2.23 Data Flow Diagram ( DFD )

Menurut Whitten etal (2004, p.308) DFD adalah sebuah diagram yang menggambarkan aliran data dari sistem dan hal-hal yang dilakukan oleh sistem.

Menurut Jurnal dari Adelia & Jimmy (2011), DFD adalah suatu diagram yang menjelaskan sebuah sistem dengan menggunakan bentuk-bentuk dan simbol-simbol untuk menggambarkan aliran data dari proses-proses yang saling berhubungan. Berikut beberapa pengertian simbol yang digunakan di dalam DFD menurut Yourdon (1989), yaitu:

Tabel 2.3. Notasi DFD

Simbol Keterangan

Entity merepresentasikan orang, organisasi, atau sesuatu yang berada di luar sistem dan berinteraksi dengan sistem.

Process merepresentasikan berbagai fungsi individual yang dijalankan di dalam sistem, seperti sebuah aksi dalam melakukan transformasi data.

(36)

Data Flow merupakan penghubung antar process dan merepresentasikan informasi yang dibutuhkan oleh process sebagai input dan/atau informasi yang dihasilkan sebagai output .

Data store merepresentasikan penyimpanan data yang ditunjukan untuk penggunaan dalam sistem.

2.24 Navigation Diagram

Menurut Mathiassen (2000, p 344), sebuah navigation diagram adalah sebuah jenis state chart diagram yang spesial yang berfokus pada kedinamisan user interface secara keseluruhan. Navigation diagram tidak terdapat di dalam UML. Sebuah window merepresentasikan sebuah state dan state mempunyai nama dan berisikan icon (sebuah window miniatur). State transition berkoresponden pada sebuah switch di antara dua window.

(37)

2.25 Deployment Diagram

Menurut Satzinger (2010, p401), deployment diagram tipe diagram implementasi yang menunjukan komponen fisik yang berada pada lokasi-lokasi berbeda. Komponen ini bisa dianggap sebagai komputer, kumpulan komputer, atau merepresentasikan single computing resources.

(38)

Gambar

Gambar 2.1. Contoh Informasi
Gambar 2.2. Komponen Database dan DBMS serta interaksinya
Gambar 2.3 Komponen-Komponen DBMS
Gambar 2.4. Business Intelligence Architecture pada umumnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan temuan alat-alat batu yang ada menunJukkan bahwa penghuni Gua Macan memiliki keahlian teknologi yang baik, hal tersebut dibuktikan dengan kondisi

Seseorang yang memiliki keyakinan bahwa mengiring Tuhan Yesus adalah pilihan yang terbaik, maka keyakinan tersebut harus terekspresi dalam tindakan yang konkret, bahkan

(3) Apabila hasil pemeriksaan sebagaimana yang dimaksud ayat (1) pasal ini ternyata menimbulkan gangguan yang membahayakan lingkungan, kepada perusahaan tersebut

Dalam keseimbangan pada film Slepping Beauty, lebih memperlihatkan bagaimana kehidupan raja dan ratu, ketika mereka telah mempunyai seorang anak yang telah lama mereka

Mikroprosesor yang pertama kali digunakan untuk komputer rumah adalah Intel 8080 yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1974.. Prosesor ini berukuran 8

bidang kesejahteraan sosial baik untuk anggotanya sendiri maupun masyarakat (organisasi selain organisasi politik), dan telah mempunyai struktur yang tetap (susunan

Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana populasi bakteri anaerob, produksi gas metana, dan potensi sludge biogas feses sapi perah sebagai sumber bakteri anaerob

Abdullah Afif Siregar, SpJP(K), SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit Umum Pusat