BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 2 TAHUN 2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ENREKANG,
Menimbang : a.bahwa retribusi pelayanan kesehatan telah ditetapkan
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan;
b.bahwa beberapa jenis pelayanan kesehatan yang ada di
Puskesmas dan Jaringannya, dan Rumah Sakit belum diatur dalam Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sehingga perlu melakukan perubahan;
c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Indonesia Tahun 2004 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ENREKANG dan
BUPATI ENREKANG MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DAERAH NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan (Lembaran Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2011 Nomor 12), diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan angka 1 Pasal 1 dihapus, angka 3, angka 7 dan
angka 10 diubah dan ditambah 2 (dua) angka yakni angka 27 dan angka 28, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 1
1. Dihapus.
2. Daerah adalah Kabupaten Enrekang.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Enrekang.
5. Dinas Kesehatan, yang selanjutnya disebut Dinas
adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang.
6. Pusat Kesehatan Masyarakat dan jaringannya yang
selanjutnya disebut PUSKESMAS dan jaringannya adalah Puskesmas dan jaringannya yang terdiri dari Puskesmas Pembantu (PUSTU), Pos Kesehatan Desa (POSKESDES), Poliklinik Desa (POLINDES), Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) se Kabupaten Enrekang.
7. Rumah Sakit Umum, yang selanjutnya disingkat RSU
adalah Rumah sakit Umum milik Pemerintah Kabupaten Enrekang.
8. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
9. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi
adalah Pungutan daerah sebagai pembayaran atau jasa yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan Orang Pribadi atau Badan.
10. Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pembayaran
atas pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya dan di RSU.
11. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan terhadap
orang yang masuk Rumah Sakit untuk keperluan observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal diruang rawat inap.
12. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan terhadap
orang yang masuk rumah sakit dan menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, perawatan,
diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medic dan
pelayanan kesehatan lainnya.
13. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama, yang
selanjutnya disingkat RJTP adalah pelayanan kesehatan terhadap orang yang masuk ke puskesmas dan jaringannya untuk keperluan observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal diruang rawat inap.
14. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama, yang
selanjutnya disingkat RITP adalah pelayanan
kesehatan terhadap orang yang masuk ke puskesmas dan jaringannya dank arena kondisi sakitnya diharuskan menempati tempat tidur untuk keperluan
rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya.
15. Tindakan medik dan terapi adalah tindakan
pembedahan, tindakan pengobatan menggunakan alat dan tindakan diagnostik lainnya.
16. Bahan atau alat adalah obat, bahan kimia, alat
kesehatan bahan radiologi dan bahan lainnya yang digunakanlangsung dalam rangka observasi, diagnose,
pengobatan perawatan rehabilitasi medic dan
pelayanan kesehatan lainnya.
17. Perawatan Jenazah adalah kegiatan merawat jenazah
yang dilakukan oleh Rumah Sakit untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pemakaman, dan untuk kepentingan proses peradilan.
18. Rawat Darurat adalah pelayanan kesehatan tingkat
lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah/menanggulangi resiko kematian atau cacat.
19. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu
yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasadan perizinan tertentu dari pemerintah daerah.
20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya
disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusiyang terutang.
21. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah, yang
selanjutnya disingkat SPORD adalah surat yang dipergunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan data objek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar penghitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
22. Surat Keterangan Retribusi Daerah, yang selanjutnya
penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
23. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang
selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan
retribusi yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
24. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya
disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sasanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.
25. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk
menghimpun dan mengolah data, keterangan
dan/atau bukti yang dilaksanakan sevara objektif
dan professional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
26. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti itu membentuk terang tindak pidana dibidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
27. Pemeriksaan Jamaah Haji adalah serangkaian
kegiatan untuk menghimpun dan mengolah data kesehatan dengan sasaran khusus calon jamaah haji.
28. Pemeriksaan Lainnya adalah pemeriksaan rutin
2. Ketentuan Pasal 4 diubah, sehingga Pasal 4 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 4
Objek retribusi pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, meliputi :
a. pelayanan kesehatan pada Puskesmas dan
Jaringannya; dan
b. pelayanan kesehatan pada RSU.
3. Ketentuan ayat (1) Pasal 5 diubah, sehingga Pasal 5
berbunyi sebagai berikut : Pasal 5
(1) Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang
mendapatkan/menikmati jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya, dan RSU.
(2) Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang
menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Umum
4. Ketentuan ayat (2) huruf A dan huruf E Pasal 9 diubah,
sehingga Pasal 9 berbunyi sebagai berikut : Pasal 9
(1) Struktur dan tarif pelayanan kesehatan di Puskesmas
dan jaringannya ditetapkan untuk pelayanan kesehatan dasar.
(2) Struktur dan besarnya tarif pelayanan kesehatan Puskesmas dan jaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut :
A. UNIT RAWAT JALAN
TARIF PEMERIKSAAN DAN KONSULTASI KESEHATAN, IGD DAN TINDAKAN NON JASA PELAYANAN OPERATIF
No JENIS TINDAKAN TARIF (Rp)
1. Pemeriksaan/Konsultasi oleh Dokter
Umum/Gigi 15.000
2. Visum Et Revertum Luka 15.000
3. Visum Et Revertum Jenazah 20.000
4. Konsultasi Gizi 10.000
5. Konsultasi Klinik Sanitasi 10.000
6. Tes Buta Warna 10.000
7. Perawatan Luka 5.000/Lokasi
8. GP 4.000/Luka 9. Jahit Luka (0-5 jht) 10.000 10. Aff Hecthing 5.000 11. Jahit Luka (6-10 jht) 20.000 12. Aff Hecthing 10.000 13. Jahit> 10 Jht 2.000/Jht 14. Aff Hecthing 15.000 15. Pasang Infus 10.000
16. Aff Infus 4.000/ 1x Infus
17. Suntikan 5.000/ 1x Infus
18. Incisi Abses 20.000
19 Vena Seksi 30.000
20. Kumbah Lambung 30.000
21. Pemasangan Sonde Lambung 15.000
22. Aff Maag Slang 5.000
23. Pemakaian Suction 10.000
24. Kateterisasi Uretra 20.000
25. Aff Kateter 1.500
26. Explorasi Benda Asing 15.000
27. Reposisi Tulang Sendi 20.000
28. Perawatan Luka Bakar < 30% 15.000
29. Perawatan Luka Bakar > 30% 30.000
30. Pemasangan Endotrachealtube 20.000
31. Fiksasi Eksterna 15.000
32. Pemakaian Nebular 10.000
33. Sirkumsisi 50.000
34. Pemasangan 02/jam 2.500
36. Pasang Giudel 5.000 37. Ijeksi KB 5.000 38. Spuling Serumen 7.500 39. Pemasangan IUD 75.000 40. Pemasangan Implan 75.000 41. Pencabutan Implan 50.000 42. Pencabutan IUD 20.000
43. Pemeriksaan Polik KIA 5.000
44. Pemeriksaan Polik Konsultasi Lainnya 3.000
45. Konsultasi IMS (Insfeksi Menular
Seksual) dan NAPZA 10.000
46. Fisioterapi 40.000
47. Akupresur 40.000
48. Pengambilan spesimen Pap Smear 15.000
49. Pemeriksaan IV A (Inspekulo Visual
Asam Asetat) 10.000
50. Pelayanan Suntikan Vaksin Anti Rabies 15.000
B. TARIF LABORATORIUM
NO JENIS TINDAKAN TARIF (Rp)
Pemeriksaan sederhana 1. Haemoglobin 5.000 2. Erithrouchit 5.000 3. Leucocyt 5.000 4. Differensil 5.000 5. Trombocyt 10.000
6. Laju Endapan Darah (LED) 8.000
7. DDR 10.000 8. CLT 5.000 9. BLT 5.000 10. Urine Sedimen 5.000 11. Protein Urine 5.000 12. Reduksi 5.000 13. Bilirubin Urine 5.000 14. Urobili 5.000 15. Golongan Darah 20.000 16. Widal Test 10.000 17. BTA Sputum 10.000 18. Reitz Serum 10.000 19. Test Kehamilan 10.000
C. TARIF POLI GIGI
NO JENIS TINDAKAN TARIF (Rp)
1. Pencabutan Gigi Permanen Tiap Elemen 10.000
3. Pencabutan Gigi dengan Komplikasi 20.000
4. Tumpatan Permanen Tiap Elemen 10.000
5. Tumpatan Gigi Sulung Tiap Elemen 10.000
6. Tumpatan Sementara Gigi Permanen/Gigi
Sulung Ganti Obat 5.000
7. Mummifikasi/Pulpihm (bukan Pulf dan
jaringan saluran atas 5.000
8. Gigi Vektomi Per region 15.000
9. Alveklektomi Per region 15.000
10. Incisi Abses 15.000
11. Scalling 15.000
12. Pembuatan Gigi Palsu
- Gigi Pertama 20.000
- Gigi Kedua 10.000
- Gigi Ketiga dan seterusnya 15.000
- Gigi penuh rahang atas dan bawah
400.000
13. Tambalan Komposit 30.000
14. Odontectomi 50.000
15. Hetcting
5.000
D. TARIF PELAYANAN PERSALINAN
NO JENIS TINDAKAN FREK SATUAN TARIF
(Rp) KET.
1. Pemeriksaan
Kehamilan 4 kali 10.000 40.000 Standar 4 kali
2. Persalinan Normal 1 Kali 350.000 350.000
3. Pelayanan Nifas termasuk pelayanan bayi baru lahir dan KB pasca persalinan
3 Kali 10.000 30.000 Standar 3
kali 4. Pelayanan
persalinan tak maju dan atau pelayanan pra rujukan bayi baru lahir dengan komlikasi
1 kali 100.000 100.000 Pada saat
menolong Persalinan ternyata ada komplikasi wajib segera dirujuk 5. Pelayanan pasca keguguran persalinan pervaginam dengan emergenci dasar 1 kali 500.000 500.000 Dilakukan di puskesmas PONED
E. TARIF PELAYANAN AMBULANCE
No JENIS TINDAKAN TARIF (Rp)
1. Ambulance dalam kota (S/P5 Km) 75.000
2. Ambulance > 5 Km setiap 1 Km ditambah 7.500
3. Petugas Pendamping 80.000
F. TARIF UNIT RAWAT INAP
JENIS TINDAKAN TARIF (Rp)
Tarif Rawat Inap PKM/hr 50.000
5. Di antara Pasal 9 dan Pasal 10 disisipkan 1 (satu) Pasal yakni Pasal 9A, sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 9A
Struktur dan tarif pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya untuk pemeriksaan jemaah haji ditetapkan sebagai berikut :
JENIS TINDAKAN TARIF (Rp)
Pemeriksaan fisik dan diagnostik , yang terdiri atas : 1. BTA Sputum 2. BTA Kusta 3. Widal Tes 4. Haemoglobin 5. Differensil 6. Trombocyt
7. Laju Endapan Darah (LED)
8. DDR 9. Urine Sedimen 10. Protein Urine 11. Reduksi 12. Bilirubin Urine 13. Golongan Darah 14. Test Kehamilan 15. Pemeriksaan Faeces 16. GDS 17. Trigliserida 18. Cholesterol 300.000
6. Ketentuan Bagian Kedua diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :
Bagian Kedua Rumah Sakit Umum
Pasal 10
7. Diantara angka 8 dan angka 9 huruf A Pasal 10 disisipkan 2 (dua) angka yakni angka 8A dan angka 8B, sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 10
8A. TARIF PELAYANAN POLI JIWA
NO JENIS KEGIATAN TARIF (Rp)
1. Konsul dokter 50.000
2. Kedaruratan jiwa (fiksasi, neuroleptisasi) 50.000
3. Terapi kognitif 45.000
4. Terapi perilaku (flooding, positive thinking) 45.000
5. Terapi suportif 45.000
6. Terapi keluarga (family therapi) 50.000
7. Terapi perkawinan (marital therapi) 50.000
8. Pemeriksaan bebas Nafza/Narkoba 25.000
9. Pemeriksaan tingkat
kecemasan/depresi/mania 30.000
10. Pemeriksaan intelegensia 30.000
11. Penanganan tes kesehatan jiwa (MMPI)
- MMPI anak dan remaja
- MMPI dewasa 225.000 225.000
8B. TARIF PELAYANAN POLI SPESIALIS SARAF
NO JENIS KEGIATAN JASA
SARANA PELAYANAN JASA TARIF (Rp)
1. Konsul 8.000 12.000 20.000
spesialis saraf
3. Tes perspirasi 34.000 51.000 85.000
4. Fundescopi 34.000 51.000 85.000
5. Pemberian obat
injeksi (blok saraf) 34.000 51.000 85.000
6. Tes helpike 40.000 60.000 100.000
7. Tes brandaroft 40.000 60.000 100.000
8. Lumbal punksi 120.000 180.000 300.000
9. Tes MMSE 34.000 51.000 85.000
10. Tes clock drawing 34.000 51.000 85.000
11. Tes clinical dementia
rating 34.000 51.000 85.000
12. EEG 340.000 510.000 850.000
13. EMG 340.000 510.000 850.000
8. Ketentuan Pasal 12 ditambahkan 1(satu) ayat yakni ayat (3), sehingga Pasal 12 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 12
(1) Pemanfaatan penerimaan Retribusi Pelayanan
Kesehatan digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan rincian sebagai berikut :
a. jasa pelayanan sebesar 60%; dan
b. jasa sarana sebesar 40%.
(2) Tata cara penerimaan dan pemanfaatan jasa pelayanan
dan jasa sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
(3) Dikecualikan dari pemanfaatan jasa pelayanan dan jasa
sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelayanan kesehatan yang diatur tersendiri dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Enrekang.
Ditetapkan di Enrekang
pada tanggal 25 April 2016
BUPATI ENREKANG,
ttd
MUSLIMIN BANDO Diundangkan di Enrekang
pada tanggal 25 April 2016
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ENREKANG, ttd
CHAIRUL LATANRO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2016 NOMOR 2
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN,
HAMING
NIP. 197005031998021011
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG
NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
I. UMUM
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah telah memberi kewenangan bagi daerah untuk memungut 3 (tiga) golongan Retribusi, salah satunya Retribusi Jasa Umum, yang didalamnya termasuk Retribusi Pelayanan Kesehatan. Retribusi Pelayanan Kesehatan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011.
Hal mendasar dari perubahan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 ini adalah :
1. Objek pungutan bertambah; dan
2. perubahan tarif pada Puskesmas dan jaringannya, dan RSU.
Objek pungutan yang bertambah pada Puskesmas dan jarigannya adalah pemeriksaan jemaah haji sedangkan pada Rumah Sakit Umum Daerah bertambah poli jiwa dan poli saraf. Perubahan tarif pada Puskesmas dan Jaringannya berubah pada Unit Rawat Jalan dan pelayanan ambulance.
Dalam hal pemanfaatan penerimaan retribusi pelayanan kesehatan antara Puskesmas dan jaringannya, dengan Rumas Sakit Umum berbeda pembagian jasanya.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas. Pasal 4
Pasal 5
Cukup jelas Pasal 9
Cukup jelas. Pasal 9A
Pemeriksaan fisik dan diagnostik meliputi pemeriksaan awal jamaah haji sampai dengan 14 (empat belas) hari sejak kedatangan jamaah haji dari Mekkah.
Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 12 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3)
Sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan maksudnya bahwa pembagian jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dapat berbeda sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur pembagian jasa tersebut.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2016 NOMOR 16
Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Enrekang.
Ditetapkan di Enrekang pada tanggal BUPATI ENREKANG, MUSLIMIN BANDO Diundangkan di Enrekang pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ENREKANG,
CHAIRUL LATANRO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2016 NOMOR
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN