• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Gambar Manufaktur 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teknik Gambar Manufaktur 3"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

SMK Kelas XI Semester I i

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia

2015

Teknik Gambar Manufaktur 3

HALAMAN JUDUL

SMK / MAK

Kelas XI Semester I

(2)

ii Teknik Gambar Manufaktur 3

DISKLAIMER (DISCLAIMER)

Penulis

:

Editor Materi

:

Editor Bahasa

:

Ilustrasi Sampul

:

Desain & Ilustrasi Buku

:

Hak Cipta @2015, Kementrian Pendidikan & Kebudayaan

Semua

hak

cipta

dilindungi

undang-undang,

Dilarang

memperbanyak

(mereproduksi), mendistribusikan, atau memindahkan sebagian atau seluruh isi

buku teks dalam bentuk apapun atau dengan cara apapun, termasuk fotokopi,

rekaman, atau melalui metode (media) elektronik atau mekanis lainnya, tanpa izin

tertulis dari penerbit, kecuali dalam kasus lain, seperti diwujudkan dalam kutipan

singkat atau tinjauan penulisan ilmiah dan penggunaan non-komersial tertentu

lainnya diizinkan oleh perundangan hak cipta. Penggunaan untuk komersial harus

mendapat izin tertulis dari Penerbit.

Hak publikasi dan penerbitan dari seluruh isi buku teks dipegang oleh Kementerian

Pendidikan & Kebudayaan.

Milik Negara

Tidak Diperdagangkan

(3)

SMK Kelas XI Semester I iii

KATA PENGANTAR

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi

mengetahuan, ketrampilan dan sikap secara utuh, proses pencapaiannya melalui

pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang dirancang sebagai kesatuan yang

saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut

Sesuai dengan konsep kurikulum 2013 buku ini disusun mengacau pada

pembelajaran

scientific approach

, sehinggah setiap pengetahuan yang diajarkan,

pengetahuannya harus dilanjutkan sampai siswa dapat membuat dan trampil dalam

menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan abstrak bersikap

sebagai mahluk yang mensyukuri anugerah Tuhan akan alam semesta yang

dikaruniakan kepadanya melalui kehidupan yang mereka hadapi.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dengan buku teks bahan ajar ini pada

hanyalah usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi

yang diharapkan, sedangkan usaha maksimalnya siswa harus menggali informasi

yang lebih luas melalui kerja kelompok, diskusi dan menyunting informasi dari

sumber sumber lain yang berkaitan dengan materi yang disampaikan.

Sesuai dengan pendekatan kurikulum 2013, siswa diminta untuk menggali dan

mencari atau menemukan suatu konsep dari sumber sumber yang pengetahuan

yang sedang dipelajarinya, Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan

menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pembelajaran pada

buku ini. Guru dapat memperkaya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan kegiatan

lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam

sekitarnya Sebagai edisi pertama, buku teks bahan ajar ini sangat terbuka dan terus

dilakukan perbaikan dan penyempurnaannya, untuk itu kami mengundang para

pembaca dapat memberikan saran dan kritik serta masukannya untuk perbaikan

dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas konstribusi tersebut, kami ucapkan

banyak terima kasih.

Mudah-mudahan kita dapat memberikan hal yang terbaik bagi kemajuan dunia

pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi emas dimasa mendatang.

(4)

iv Teknik Gambar Manufaktur 3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

DISKLAIMER (DISCLAIMER) ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

GLOSARIUM ... xii

KEGIATAN BELAJAR 1 : TOLERANSI DAN SUAIAN ... 1

1.1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran ... 1

1.2 Uraian Materi ... 1

1.2.1 Toleransi ... 1

A. Toleransi Linier (Linier Tolerances) ... 2

B. Toleransi Umum ... 4

C. Standar Toleransi Internasional IT... 6

D. Tingkat Diameter Nominal ... 6

E. Kwalitas Toleransi ... 6

F. Nilai-Nilai Toleransi Standar IT ... 9

1.2.2 Suaian ... 9

A. Sistem Satuan Lubang dan Sistem Satuan Poros ... 9

B. Lambang untuk Toleransi, Penyimpangan dan Suaian ... 10

C. Suaian untuk Tujuan-Tujuan Umum ... 12

1.2.3 Penulisan Toleransi Linear dan Sudut ... 19

A. Penulisan ukuran linear dari sebuah komponen ... 19

B. Urutan penulisan penyimpangan ... 20

C. Satuan ... 21

D. Toleransi pada gambar susunan ... 21

E. Toleransi ukuran sudut ... 24

F. Penyimpangan ukuran yang diizinkan tanpa keterangan toleransi ... 24

G. Memberi ukuran dan toleransi kerucut ... 26

1.3 Rangkuman ... 36

1.4 Tugas ... 36

(5)

SMK Kelas XI Semester I v

KEGIATAN BELAJAR 2 : TOLERANSI GEOMETRIK ... 41

2.1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran ... 41

2.2 Uraian Materi... 41

2.2.1 Pendahuluan ... 41

2.2.2 Toleransi Geometrik dan Lambang-Lambangnya ... 42

2.2.3 Ketentuan Umum untuk Toleransi Geometrik ... 43

2.2.4 Dasar ... 45

2.2.5 Penunjukkan dalam Gambar ... 45

a. Kotak toleransi ... 45

b. Elemen yang diberi toleransi ... 46

c. Dasar ... 49

d. Keterangan-keterangan terbatas ... 53

e. Ukuran teoritis tepat ... 54

2.2.6 Pengertian Penunjukan pada Gambar ... 56

2.2.7 Prinsip Bahan Maksimum ... 60

2.3 Rangkuman ... 70

2.4 Tugas ... 71

2.5 Gambar Kerja ... 71

KEGIATAN BELAJAR 3 : CARA MENYATAKAN KONFIGURASI PERMUKAAN DAN TANDA PENGERJAAN DALAM GAMBAR ... 73

3.1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran ... 73

3.2 Uraian Materi... 73

3.2.1 Kondisi Permukaan ... 73

3.2.2 Definisi Kekasaran Permukaan ... 73

a. Penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil ... 74

b. Ketidakrataan ketinggian sepuluh titik Rz ... 75

c. Ketidakrataan ketinggian Maksimum Rmax ... 75

d. Harga-harga Ra dan Rz ... 76

e. Harga-harga untuk panjang contoh (sample) ... 77

3.2.3 Lambang dan Tulisan untuk Menyatakan Konfigurasi Permukaan pada Gambar ... 78

a. Lambang yang dipakai untuk menunjukkan konfigurasi permukaan ... 78

b. Pernyataan-pernyataan yang ditambahkan pada lambang ... 79

c. Lambang untuk menyatakan arah bekas pengerjaan ... 83

d. Menyatakan kelonggaran pemesinan ... 84

(6)

vi Teknik Gambar Manufaktur 3

3.2.4 Tanda Pengerjaan dan Harga Kekasaran ... 86

3.2.5 Penunjukan Konfigurasi Permukaan yang Sama untuk Beberapa Permukaan88 3.2.6 Penyajian pada Gambar ... 92

3.2.7 Hubungan antara Harga Kekasaran dengan Biaya Produksi ... 94

3.3 Rangkuman ... 95

3.4 Tugas ... 95

3.5 Gambar Kerja ... 96

(7)

SMK Kelas XI Semester I vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Istilah dalam toleransi ... 2

Gambar 1. 2 Cara menghitung toleransi ... 3

Gambar 1. 3 Penyajian toleransi umum ... 5

Gambar 1. 4 Bagan diagram daerah toleransi pada macam-macam suaian ... 9

Gambar 1. 5 Sistem satuan poros dan sistem satuan lubang ... 10

Gambar 1. 6 Masing-masing kedudukan dari macam-macam daerah toleransi

untuk suatu diameter poros/

lubang

tertentu ... 11

Gambar 1. 7 Bagian

diagram

suaian dalam sistem satuan lubang (ukuran lubang 30

mm) ... 14

Gambar 1. 8 Toleransi suaian dinyatakan dengan lambang ISO. ... 19

Gambar 1. 9 Toleransi suaian dinyatakan oleh lambang dan nilai penyimpangan. . 19

Gambar 1. 10 Toleransi dinyatakan oleh nilai penyimpangan... 19

Gambar 1. 11 Toleransi dinyatakan oleh nilai penyimpangan... 19

Gambar 1. 12 Toleransi Simetris. ... 20

Gambar 1. 13 Batas-batas ukuran... 20

Gambar 1. 14 Batas ukuran dalam satu arah. ... 20

Gambar 1. 15 Urutan penulisan. ... 20

Gambar 1. 16 Urutan penulisan. ... 21

Gambar 1. 17 Urutan penulisan. ... 21

Gambar 1. 18 Toleransi pada gambar suaian ... 21

Gambar 1. 19 Toleransi pada gambar susunan... 22

Gambar 1. 20 Toleransi pada gambar susunan... 22

Gambar 1. 21 Toleransi pada gambar susunan... 23

Gambar 1. 22 Toleransi pada gambar susunan... 23

Gambar 1. 23 Toleransi pada ukuran sudut ... 24

Gambar 1. 24 Tirus ... 26

Gambar 1. 25 Pendakian ... 26

Gambar 1. 26 Ukuran-ukuran kerucut ... 27

Gambar 1. 27 Sistem dasar ketirusan (I) ... 28

Gambar 1. 28 Sistem dasar ketirusan (II) ... 28

(8)

viii Teknik Gambar Manufaktur 3

Gambar 1. 30 Sistim dasar ketirusan dengan toleransi sudut. ...30

Gambar 1. 31 Sistim toleransi ketirusan (I). ...31

Gambar 1. 32 Sistem toleransi ketirusan (II) ...32

Gambar 1. 33 Sistem toleransi ketirusan (III) ...33

Gambar 1. 34 Ukuran dua buah kerucut yang berpasangan (II) ...35

Gambar 1. 35 Contoh yang jelek dari ukuran kerucut ...35

Gambar 2. 1 Kotak toleransi ... 45

Gambar 2. 2 Kotak toleransi dengan elemen dasar. ... 45

Gambar 2. 3 Kotak toleransi dengan elemen dasar. ... 46

Gambar 2. 4 Perincian dari dua sifat toleransi. ... 46

Gambar 2. 5 Penunjukan elemen-elemen yang diberi tolerasi ... 46

Gambar 2. 6 Penunjukan elemen yang diberi toleransi ... 46

Gambar 2. 7 Penunjukan elemen yang diberi toleransi (I) ... 47

Gambar 2. 8 Penunjukan yang diberi toleransi (II) ... 47

Gambar 2. 9 Penunjukan bidang meridian yang diberi toleransi ... 47

Gambar 2. 10 Penunjukan sumbu yang diberi toleransi (III) ... 48

Gambar 2. 11 Penunjukan sumbu bersama yang diberi toleransi ... 48

Gambar 2. 12 Penunjukan sumbu bersama yang diberi toleransi (II) ... 48

Gambar 2. 13 Kotak dasar dan segitiga dasar (I) ... 49

Gambar 2. 14 Kotak dasar dan segitiga dasar (II) ... 49

Gambar 2. 15 Penunjukan elemen-elemen dasar. ... 50

Gambar 2. 16 Penunjukan sebuah sumbu dasar. ... 50

Gambar 2. 17 Penunjukan sumbu-sumbu dasar ... 50

Gambar 2. 18 Penunjukan bidang tengah dasar ... 51

Gambar 2. 19Penunjukan sumbu bersama dasar. ... 51

Gambar 2. 20 Penunjukan elemen dasar yang dihubungkan pada kotak toleransi (I)... 52

Gambar 2. 21 Penunjukan elemen dasar yang dihubungkan pada kotak toleransi (II)... 52

Gambar 2. 22 Penunjukan sebuah elemen dasar tunggal dalam kotak toleransi. ... 53

Gambar 2. 23 Penunjukan sebuah dasar besama. ... 53

Gambar 2. 24 Penunjukan prioritas dari elemen dasar. ... 53

Gambar 2. 25 Penunjukan elemen dasar tanpa prioritas. ... 53

Gambar 2. 26 Penunjukan elemen yang memenuhi syarat. ... 54

Gambar 2. 27 Penunjukan elemen yang memenuhi syarat. ... 54

Gambar 2. 28 Toleransi yang lebih kecil diterapkan pada panjang tertentu. ... 54

Gambar 2. 29 Toleransi diterapkan pada sebuah bagian terbatas. ... 54

(9)

SMK Kelas XI Semester I ix

Gambar 2. 31 Ukuran teoritis tepat dengan toleransi sudut. ... 55

Gambar 2. 32 Pernyataan pada gambar teknik ... 62

Gambar 2. 33 Pasak pada kondisi material maksimum (ø 10), toleransi kelurusan sesungguhnya ø 0,01. ... 62

Gambar 2. 34 Pasak pada kondisi material maksimum (ø 10), toleransi kelurusan sesungguhnya ø 0,03. ... 63

Gambar 2. 35 Arti toleransi ketegaklurusan sumbu suatu pena dengan pemberlakuan prinsip material maksimum. ... 64

Gambar 2. 36 Toleransi jarak ke dua pasak (elemen atas) dan ke dua lubang (elemen bawah) ... 66

Gambar 2. 37 Pemakaian toleransi posisi dengan prinsip material maksimum pada lubang dan juga pada silinder acuan/dasarnya. ... 68

Gambar 2. 38 Arti toleransi kesamaan sumbu (coaxiality) ... 70

Gambar 3. 1 Penyimpangan rata-rata aritmetik Ra dari garis rata-rata profil ... 74

Gambar 3. 2 Ketinggian sepuluh titik Ra dari ketidakrataan ... 75

Gambar 3. 3 Tinggi maksimum Rmax dari ketidakrataan ... 75

Gambar 3. 4 Lambang dasar konfigurasi permukaan. ... 78

Gambar 3. 5 Lambang permukaan yang di mesin. ... 78

Gambar 3. 6 Lambang permukaan yang bahannya tidak boleh dibuang. ... 79

Gambar 3.7 Penunjukan kekasaran permukaan. ... 79

Gambar 3. 8 Penunjukan batas-batas maksimum dan minimum dari kekasaran permukaan.82 Gambar 3. 9 Penunjukan cara produksi. ... 82

Gambar 3.10 Penunjukan untuk pengerjaan atau pelapisan. ... 83

Gambar 3.11 Penunjukan panjang contoh... 83

Gambar 3. 12 Penunjukan arah bekas pengerjaan. ... 83

Gambar 3. 13 Penunjukan kelonggaran untuk pemesinan. ... 84

Gambar 3. 14 Posisi keterangan-keterangan permukaan pada lambang. ... 84

Gambar 3.15 Lambang Pengerjaan untuk Semua Proses ... 86

Gambar 3.16 Lambang Pengerjaan dengan Mesin ... 86

Gambar 3.17 Lambang Pengerjaan tanpa Tatal... 86

Gambar 3. 18 Lambang Kekasaran Minimum dan Maksimum ... 86

Gambar 3. 19 Penunjukan lambang dalam gambar ... 87

Gambar 3. 20 Arah tulisan dalam lambang ... 87

Gambar 3. 21 Penunjukan lambang yang berhubungan dengan ukuran yang bersangkutan.87 Gambar 3. 22 Penunjukan konfigurasi permukaan untuk seluruh permukaan dengan catatan. ... 88

(10)

x Teknik Gambar Manufaktur 3

Gambar 3. 23 Penunjukan konfigurasi untuk seluruh permukaan setelah nomor bagian. ... 88

Gambar 3. 24 Penunjukan konfigurasi permukaan utama dengan catatan. ... 89

Gambar 3. 25 Penunjukan konfigurasi utama dengan lambang dasar. ... 89

Gambar 3. 26 Penunjukan konfigurasi permukaan utama dengan lambang khusus. ... 90

Gambar 3. 27 Penyederhanaan keterangan. ... 90

Gambar 3. 28 Keterangan yang disederhanakan. ... 91

Gambar 3. 29 Kondisi Permukaan Umum ... 92

Gambar 3. 30 Penyajian Lambang Umum dan Khusus ... 93

Gambar 3. 31 Penyajian Lambang Umum dan Khusus ... 93

Gambar 3. 32 Lambang untuk Permukaan yang Dikerjakan Khusus ... 93

(11)

SMK Kelas XI Semester I xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Toleransi umum ... 4

Tabel 1. 2 Toleransi umum untuk radius dan chamfer ... 4

Tabel 1. 3 Toleransi umum untuk sudut ... 5

Tabel 1. 4 Tingkat Diameter Nominal ... 7

Tabel 1. 5 Nilai toleransi standar untuk kwalitas 5 s/d 16 ... 8

Tabel 1. 6 Nilai toleransi standar untuk kwalitas 0,1 , 0 dan 1 ... 8

Tabel 1. 7 Nilai numeric untuk toleransi standar (Metrik) ... 8

Tabel 1. 8 Suaian untuk tujuan-tujuan umum ... 13

Tabel 1. 9 Nilai penyimpangan lubang untuk tujuan umum ... 15

Tabel 1. 10 Nilai penyimpangan lubang untuk tujuan umum ... 16

Tabel 1. 11 Nilai penyimpangan poros untuk tujuan umum ... 17

Tabel 1. 12 Nilai penyimpangan poros untuk tujuan umum ... 18

Tabel 1. 13 Variasi yang diizinkan untuk ukuran linear ... 25

Tabel 1. 14 Variasi yang diizinkan untuk ukuran sudut ... 25

Tabel 2. 1 Lambang untuk sifat yang diberi toleransi 42 Tabel 2. 2 Hubungan antara sifat yang diberi toleransi dan daerah toleransi ... 44

Tabel 3.1 Penyimpangan aritmetik rata-rata Ra . 76 Tabel 3.2 Ketidakrataan ketinggian sepuluh titik Rz... 76

Tabel 3.3 Hubungan antara Ra , Rz , dan Rmax ... 77

Tabel 3. 4 Panjang contoh. ... 77

Tabel 3. 5 Hubungan antara panjang contoh l dan kekasaran permukaan (JIS B 0601) ... 78

Tabel 3. 6 Harga kekasaran Ra dan angka kelas kekasaran ... 80

Tabel 3. 7 Harga kekasaran rata-rata dari tiap proses ... 81

Tabel 3. 8 Lambang arah bekas pengerjaan ... 85

Tabel 3. 9 Lambang tanpa tulisan ... 91

Tabel 3.10 Lambang-lambang dengan penunjukan persyaratan utama dari kekasaran Ra 91 Tabel 3. 11 Lambang-lambang dengan penunjukan tambahan ... 92

(12)

xii Teknik Gambar Manufaktur 3

GLOSARIUM

arsir

mengarsir menarik garis–garis sejajar atau

silang menyilang

bagan

gambar rancangan

close running fit

bagian–bagian yang harus dapat berputar dengan

mudahbergerak sedangkan celah diantaranya tidaklah

besar

close sliding fit

bagian–bagian yang harus dapat dipasang dengan

tanganatau dipukul dengan palu lunak

diagonal

garis lurus dari sudut ke titik sudut lain yang letaknya

tidakbersebelahan

diagram

memperlihatkan susunan

elemen kompetensi

atausubkompetensi

adalah keterampilan-keterampilan yang membangun

sebuah unit kompetensi

elips

bentuk bundar lonjong

fabrikasi

pembuatan/pembikinan yang biasanya berhubungan

dengan logam

fit

suaian/padanan

forse fit

bagian–bagian yang merupakan hubungan tetap

dandapat dipercaya, tetapi harus dapat dilepas

dengan alat–alat tangan

fungsional

berguna guru/pembimbing orang yang

memberikanpelatihan keterampilan, pengetahuan

dan sikap dalamkegiatan pendidikan dan pelatihan

kompeten

mampu melakukan pekerjaan dan memiliki

keterampilan,pengetahuan dan sikap yang

diperlukan untukmelaksanakan pekerjaan tertentu

secara efektif dan efisiendi tempat kerja serta sesuai

dengan standar yang telahditetapkan

(13)

SMK Kelas XI Semester I xiii

kontinyu

bersinambung (terus menerus)

konvensional

berdasarkan kesepakatan

kriteria unjuk kerja

patokan-patokan yang digunakan untuk mengukur

apakahseseorang sudah mencapai suatu kompetensi

pada unitkompetensi tertentu

maya

khayalan (semu)

ortogonal

suatu metode proyeksi yaitu metode proyeksi

sudutpertama dan ketiga untuk menggambarkan suatu

bendapada sebuah bidang

pelatihan

berdasarkan

kompetensi

pelatihan yang berkaitan dengan kemampuan

seseorang dalam penguasaan suatu area

kompetensi/keahlian secara teratur dan mengacu

pada standar yang ditetapkan

penilaian

proses final yang memastikan peserta pendidikan

dan pelatihan memenuhi standar-standar yang

dibutuhkan oleh standar kompetensi industri, proses

penilaian ini dilakukan

oleh seseorang penilai yang memenuhi persyaratan

(cakap dan berkualitas) dalam kerangka yang telah

disepakatai secara formal

penilai

seseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh pihak

yangberkompeten untuk melakukan kegiatan

penilaian/pengujian kepada peserta pendidikan dan

pelatihan untuksuatu area tertentu

penilaian

kegiatan pengukuran tingkat keberhasilan

kegiatanpendidikan dan pelatihan dengan

menggunakan alatpembanding standar-standar yang

telah ditetapkan

penilaian formatif

kegiatan penilaian bersekala kecil yang dilakukan

selamakegiatan pendidikan dan pelatihan untuk

(14)

xiv Teknik Gambar Manufaktur 3

Membantu memastikan kegiatan pemelajaran berjalan

sesuai denganrencana pemelajaran danmemberikan

umpan balikkepada peserta pendidikan dan

pelatihan tentangkemajuan belajar yang mereka

capai

penilaian sumatif

kegiatan penilaian yang dilakukan setelah kegiatan

pendidikan dan pelatihan dalam satu unit kompetensi

telahdiselesaikan yang bertujuan untuk memastikan

apakahpeserta pendidikan dan pelatihan sudah

mencapai kriteriaunjuk kerja dalam satu unit

kompetensi tertentu

perspektif

cara menuliskan suatu benda pada permukaan

yangmendatar sebagaimana yang terlihat oleh mata

dengantiga dimensi

poros

benda kedua ujungnya berbentuk silinder

press fit

bagian–bagian yang saling menekan dengan

kuat,umumnya bila dilepas akan rusak

prioritas

yang didahulukan dan diutamakan dari pada yang lain

profil

penampang

radius

jarak dari pusat ke keliling lingkaran; jari–jari

(lingkaran)

referensi

sumber

reproduksi

tiruan (hasil ulang)

running fit

bagian–bagian yang harus diputar/ bergerak dengan

celahyang nyata

silindris

bentuk silinder

sliding fit

bagian – bagian yang harus dapat diputar selama

bekerja

siswa/peserta diklat

(pendidikan dan

Pelatihan

orang yang menerima/mengikuti kegiatan pendidikan

danpelatihan

(15)

SMK Kelas XI Semester I xv

tirus

makin keujung makin kecil

transisi

peralihan dari keadaan satu kepada keadaan yang lain

unit kompetensi

satu unit keterampilan tertentu yang membangun

sebuahkompetensi

wringing fit

bagian–bagian yang terpasang dengan kuat tetapi

harusdapat dipasang atau dilepas dengan mudah

(dengan palu lunak atau alat pres tangan)

(16)
(17)

SMK Kelas XI Semester I 1

KEGIATAN BELAJAR 1 : TOLERANSI DAN SUAIAN

1.1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran

1) Mengetahui fungsi dari toleransi linier

2) Mengetahui istilah yang digunakan dalam toleransi linier 3) Memahami cara penggunaan tabel toleransi umum 4) Mengetahui tentang toleransi menurut ISO dan suaian 5) Memahami cara penyajian toleransi menurut ISO dan suaian 6) Mampu membaca dan menyajikan toleransi pada gambar kerja

1.2 Uraian Materi

1.2.1 Toleransi

Toleransi ukuran (dimensional tolerance) adalah perbedaan ukuran antara kedua harga batas (two permissible limits) dimana ukuran atau jarak permukaan/batas geometri komponen harus terletak. Untuk setiap komponen perlu didefinisikan suatu ukuran dasar (basic size) sehingga kedua harga batas (maksimum dan minimum, yang membatasi daerah toleransi; tolerance zone)dapat dinyatakan dengan suatu penyimpangan (deviation) terhadap ukuran dasar. Ukuran dasar ini sedapat mungkin dinyatakan dengan bilangan bulat. Besar dan tanda (positif atau negatif) penyimpangan dapat diketahui dengan cara mengurangkan ukuran dasar terhadap harga batas yang bersangkutan.

Berdasarkan atas pertimbangan akan pentingnya komponen dengan bentuk silinder (yang mempunyai penampang lingkaran) dalam bangunan mesin serta untuk mempermudah pembahasan, selanjutnya hanya akan dipandang komponen-komponen silindrik. Tentu saja sistem limit dan suaian ISO ini dapat pula digunakan untuk komponen-komponen yang tidak silindrik. Dengan demikian, istilah lubang (hole) dan poros (shaft) disini dapat diartikan secara lebih luas dengan maksud untuk menunjukan “ruang kosong” dan “ruang padat” yang dibatasi oleh dua buah muka atau bidang-bidang singung. Contohnya lebar alur dan tebal pasak.

Dengan mengambil contoh suatu poros dan suatu lubang, beberapa istilah yang telah didefinisikan diatas serta beberapa istilah lain yang penting diperlihatkan pada gambar.

(18)

2 Teknik Gambar Manufaktur 3 A. Toleransi Linier (Linier Tolerances)

Sampai saat ini, untuk membuat suatu benda kerja, sulit sekali untukmencapai ukuran dengan tepat, hal ini disebabkan antara lain oleh:

a) Kesalahan melihat alat ukur b) Kondisi alat/mesin

c) Terjadi perubahan suhu pada waktu

Penyayatan/pengerjaan benda kerja.

Berdasarkan paparan tersebut, setiap ukuran dasar harus diberi dua penyimpangan izin yaitu penyimpangan atas dan penyimpangan bawah. Perbedaan antara penyimpangan atas dan penyimpangan bawah adalah toleransi.

Tujuan penting toleransi ini adalah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda dan tetap dapat memenuhi fungsinya, terutama fungsi mampu tukar, seperti pada suku cadang mesin otomotif yang diperdagangkan.

Istilah dalam Toleransi

Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini.

Gambar 1. 1 Istilah dalam toleransi Keterangan :

Ud = ukuran dasar (nominal), ukuran yang dibaca tanpa penyimpangan Pa = penyimpangan atas (upper allowance), penyimpangan terbesar

yang diizinkan

Pb = penyimpangan bawah (lower allowance) penyimpangan terkecil yang diizinkan .

Umaks = ukuran maksimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan atas

(19)

SMK Kelas XI Semester I 3 Umin = ukuran minimum izin, penjumlahan antara ukuran dasardengan

penyimpangan bawah. TL = toleransi lubang;

TP = toleransi poros : perbedaan antara penyimpangan atas dengan penyimpangan bawah atau perbedaan antara ukuran maksimum dengan ukuran minimum izin.

GN = garis nol, ke atas daerah positif dan ke bawah daerah negatif.

US = ukuran sesungguhnya, ukuran dari hasil pengukuran benda kerja setelah diproduksi, terletak diantara ukuran minimum izin sampai dengan ukuran maksimum izin.

Contoh :

Dari gambar berikut ini dapat ditentukan harga :

Gambar 1. 2 Cara menghitung toleransi

+0,2 Jika ø15 +0,1 Ud : ø 15 mm Pa : +0,2 mm Pb : +0,1 mm0 U maks = Ud + Pa = ø 15 + 0,2 = ø 15,2 mm Umin = Ud + Pb = ø 15 + 0,1 = ø 15,1 mm Tl = Pa – Pb = +0,2-(+0,1) = 0,1 mm atau Tl = Umaks-Umin= 0,1 mm Us = Umin…Umaks = ø 15,1 … ø 15,2 mm Jika ø 15 -0,1 Ud : ø 15 mm Pa : 0 Pb : -0,1 mm U maks = Ud + Pa = ø 15 mm Umin = Ud + Pb = 15 + (-0,1) = ø 14,9 mm Tp = Pa – Pb = 0-(-0,1) = 0,1 mm Us = Umin…Umaks = ø 14,9 … ø 15 mm

(20)

4 Teknik Gambar Manufaktur 3 Jika ø 15 -0,1 Ud : ø 15 mm Pa : +0,1 mm Pb : -0,1 mm Umaks = Ud + Pa = ø 15 + 0,1 = ø 15,1 mm Umin = Ud + Pb = ø 15 +(- 0,1) = ø 14,9 mm Tp = Pa – Pb = +0,1-(-0,1) = 0,2 mm Us = Umin…Umaks = ø 14,9 … ø 15,1 mm B. Toleransi Umum

Toleransi umum ialah toleransi yang mengikat beberapa ukuran dasar, sedangkan tolertansi khusus hanya mewakili ukuran dasar dengan toleransi tersebut dicantumkan. Berikut disampaikan tabel toleransi umum yang standar pada gambar kerja kualitas toleransi umum dipilih antara teliti, sedang atau kasar. Yang paling sering dipilih adalah kualitas sedang (medium).

Tabel 1. 1 Toleransi umum

(21)

SMK Kelas XI Semester I 5 Tabel 1. 3 Toleransi umum untuk sudut

Untuk menyederhanakan penampilan gambar, toleransi umum disajikan sebagai berikut

Gambar 1. 3 Penyajian toleransi umum

Dalam hal ini ø10adalah ukuran dasar dengan toleransi khusus (biasanya bagian tersebut nantinya berpasangan), penyimpangan izinnya harus dicantumkan langsung setelah ukuran dasar (gambar). Ukuran dalam tanda kurung tidak terkena aturan toleransi, harganya dipengaruhi oleh ukuran sesungguhnya yaitu penjumlahan dari 7,8…..8,2 dan 29,8…..30,2 seperti uraian berikut ini.

Jika didapat ukuran minimum, akan dihasilkan 7,8+29,8=37,6 mm sedangkan jika didapat ukuran maksimum akan dihasilkan 8,2+30,2 = 38,4 mm. Kedua ukuran tersebut tidak memenuhi harga toleransi umum untuk 38 mm dengan kualitas sedang.

(22)

6 Teknik Gambar Manufaktur 3 C. Standar Toleransi Internasional IT

Toleransi, yaitu perbedaan penyimpangan atas dan bawah, harus dipilih secara seksama, agar sesuai dengan persyaratan fungsionalnya. Kemudian macam-macam niai numeric dari toleransinya untuk tiap pemkaian dapat dipilih

oleh si perencana. Untuk mengindari keraguan dan untuk keseragaman nilai toleransi standar telah ditentukan oleh ISO/R286 (ISO System of Limits and Fits―sistim ISO untuk Limit dan Suaian). Toleransi standar ini disebut “Toleransi Internasional” atau “IT”. Dianjurkan bagi perencana untuk memakai nilai IT untuk toleransi yang diinginkan.

D. Tingkat Diameter Nominal

Untuk mudahnya, rumus yang diberikan pada persamaan untuk menghitung toleransi standar dan penyimpangan pokok disesuaikan dengan tingkat diameter pada Tabel 1.4; hasilnya telah dihitung atas dasar harga rata-rata geometric D dari diameter-diameter ekstrim tiap tingkat, dan dapat dipakai untuk semua diameter dalam tingkatan tersebut. Untuk seluruh tingkat sampai dengan 3 mm, diameter rata-rata diambil sebagai rata-rata geometric dari 1 dan 3 mm. Dalam keadaan normal dipakai tingkat utama, tetapi jika dipandang perlu tingkat antara dapat dipakai.

E. Kwalitas Toleransi

Dalam system standar limit dan suaian, sekelompok toleransi yang dianggap mempuyai ketelitian yang setaraf untuk semua ukuran dasar, disebut Kwalitas Toleransi. Telah ditentukan 18 kwalitas toleransi, yang disebut toleransi standar yaitu IT 01, IT 0, IT 1 sampai dengan IT 16. Nilai toleransi meningkat dari IT 01 sampai dengan IT 16. IT 01 sapmpai dengan IT 4 diperuntukkan pekerjaan yang sangat teliti, seperti alat ukur, instrument-inetrumen optic, dsb. Tingkat IT 5 s/d IT 11 dipakai dalam bidang permesinan umum, untuk bagian-bagian mampu tukar, yang dapat digolongkan pula dalam pekerjaan sangat teliti, dan pekerjaan biasa. Tingkat IT 12 s/d IT 16 dipakai untuk pekerjaan kasar.

(23)

SMK Kelas XI Semester I 7 Tabel 1. 4 Tingkat Diameter Nominal

(24)

8 Teknik Gambar Manufaktur 3 Tabel 1. 5 Nilai toleransi standar untuk kwalitas 5 s/d 16

Tabel 1. 6 Nilai toleransi standar untuk kwalitas 0,1 , 0 dan 1

Untuk tingkat toleransi IT 5 s/d 16, nilai toleransinya ditentukan oleh satuan toleransi i, sebagai berikut :

i = 0,45 √ + 0,001D

dalam satuan micron, dan D, harga rata-rata geometric dari kelompok ukuran nominal, dalam mm.

Harga toleransi standar untuk tingkat 5 s/d 16 diberikan dalam Tabel 1.5, sebagai hubungan dengan satuan toleransi i. Untuk tingkatan di bawah 5, nilai-nilai toleransi standar ditentukan sesuai Tabel 1.6. Nilai IT 2 s/d IT 4 telah ditentukan kira-kira secara geometric antara nilai-nilai IT 1 dan IT 5 (lihat Tabel 1.7).

(25)

SMK Kelas XI Semester I 9 F. Nilai-Nilai Toleransi Standar IT

Nilai-nilai numerik dari toleransi standar telah ditentukan dengan cara-cara di atas dan dibuatkan. Pada Tabel 1.4 telah ditabelkan nilai-nilai numerik dalam satuan metrik untuk tiap tingkatan diameter nominal untuk tingkat-tingkat 01, 0, 1 s/d 16. 1.2.2 Suaian

Jenis-Jenis Suaian

Gambar 1. 4 Bagan diagram daerah toleransi pada macam-macam suaian Dua benda yang berhubungan mempunyai ukuran-ukuran yang berbeda sebelum dirakit. Perbedaan ukuran yang diizinkan untuk suatu pemakaian tertentu dari pasangan ini, disebut suaian. Tergantung dari kedudukan masing-masing daerah toleransi dari lubang atau poros, terdapat tiga jenis suaian, yaitu :

a. Suaian longgar (clearance fit) b. Suaian pas (transition fit) c. Suaian paksa (interference fit)

Gambar 1.8 menunjukkan diagram daerah toleransi untuk tiga jenis suaian tersebut. Tiap-tiap suaian harus dipilih sesuai persyaratanfungsional dari pasangan bersangkutan.

A. Sistem Satuan Lubang dan Sistem Satuan Poros

Dua sistim suaian dapat digunakan pada sistim ISO, terhadap garis nol, yaitu garis dengan penyimpangan nol, dan merupakan ukuran dasar. Dua sistim tersebut adalah sistim satuan lubang dan sistim satuan poros. Gambar 1.4 memperlihatkan kedua sistim ini untuk ketiga suaian tersebut di atas.

(26)

10 Teknik Gambar Manufaktur 3 Pada sistim satuan lubang, penyimpangan bawah dari lubang diambil sama dengan nol, sedangkan pada sistim satuan poros penyimpangan atas diambil sama dengan nol, seperti tampak pada gambar 1.9. Lubang atau poros semacam ini masing-masing disebut lubang dasar dan poros dasar.

Gambar 1. 5 Sistem satuan poros dan sistem satuan lubang

Pada sistem lubang dasar, poros dengan berbagai penyimpangan disuaikan pada lubang dasar, dan pada sistim poros dasar sebaliknya, seperti pada gambar 1.9. Sistim lubang dasar lebih umum dipakai daripada sistim poros dasar, oleh karena pembuatan lubang lebih sukar daripada membuat poros, lagi pula alat ukur lubang (plug gauge) lebih mahal daripada alat ukur poros.

B. Lambang untuk Toleransi, Penyimpangan dan Suaian

Untuk memenuhi persyaratan umum untuk bagian-bagian tunggal dan suaian, sistim ISO untuk limit dan suaian telah memberikan suatu daerah toleransi dan penyimpangan, yang menentukan posisi dari toleransi tersebut terhadap garis nol, untuk tiap ukuran dasar.

(27)

SMK Kelas XI Semester I 11 Gambar 1. 6 Masing-masing kedudukan dari macam-macam daerah toleransi

untuk suatu diameter poros/ lubang tertentu

Kedudukan daerah toleransi terhadap garis nol, yang merupakan suatu fungsi dari ukuran dasar, dinyatakan oleh sebuah lambing huruf (dalam beberapa hal dengan dua huruf), yaitu huruf besar untuk lubang, dan huruf kecil untuk poros, seperti tampak pada gambar 1.6.

Lambang H mewakili lubang dasar dan lambang h mewakili poros dasar. Sesuai dengan ini, jika lambang H dipakai untuk lubang, berarti sistim lubang dasar yang dipakai.

(28)

12 Teknik Gambar Manufaktur 3 Nilai toleransi ditentukan oleh tingkat toleransi. Toleransinya dinyatakan oleh sebuah angka, yang sesuai dengan angka kwalitas.

Dengan demikian ukuran yang diberi toleransi didefinisikan oleh nilai nominalnya diikuti oleh sebuah lambang, yang terdiri dari sebuah huruf (kadang-kadang dua huruf) dan sebuah huruf.

Contoh : 45g7

Berarti : diameter poros 45 mm, suaian longgar dalam sistim lubang dasar dengan nilai toleransi dari tingkat IT 7.

Gabungan antara lambang-lambang untuk lubang dan poros menentukan jenis suaian.

Contoh :

(1) lubang H Suaian: suaian longgar dalam sistim lubang dasar poros g

(2) lubang H Suaian: suaian pas dalam sistim lubang dasar.

poros m

(3) lubang R Suaian: suaian paksa dalam sistim poros dasar Poros h

Sebuah suaian dinyatakan oleh ukuran dasar, disebut juga ukuran nominal, yang sama untuk kedua benda, diikuti oleh lambang yang sesuai untuk tiap komponen. Lambang untuk lubang disebut pertama.

Contoh :

45 H8/g7 mungkin juga 45 H8-g7 atau 45 C. Suaian untuk Tujuan-Tujuan Umum

Kombinasi lambang dan kwalitas untuk lubng dan poros, yang menentukan suaian, adalah terlalu banyak untuk dipakai untuk tujuan-tujuan umum. Oleh karena itu untuk tujuan umum, beberapa negara telah membuat standar nasional. Tabel 1.8 adalah suaian-suaian untuk tujuan-tujuan umum yang ditentukan oleh JIS B0401 (Limit dan suaian untuk Teknik). Perlu dicatat bahwa tingkat lubang lebih besar daripada tingkat poros, karena lebih mudah membuat lubang daripada membuat poros. Gambar 1.6 menunjukkan bagan diagram suaian dalam sistim lubang dasar untuk ukuran nominal 30 mm. dalam gambar ini dapat dilihat hubungan antara parameter-parameter suaian, dan tampak bahwa suaian paksa hanya dapat dilaksanakan dengan kwalitas yang tinggi.

(29)

SMK Kelas XI Semester I 13 Tabel 1. 8 Suaian untuk tujuan-tujuan umum

(30)

14 Teknik Gambar Manufaktur 3 Nilai numerik dari penyimpangan suaian untuk tujuan-tujuan umum dalam sistim lubang dasar dan sistim poros dasar masing-masing diberikan dalam Tabel 1.9; 1.10; 1.11 dan 1.12.

(31)

SMK Kelas XI Semester I 15 Tabel 1. 9 Nilai penyimpangan lubang untuk tujuan umum

(32)

16 Teknik Gambar Manufaktur 3 Tabel 1. 10 Nilai penyimpangan lubang untuk tujuan umum

(33)

SMK Kelas XI Semester I 17 Tabel 1. 11 Nilai penyimpangan poros untuk tujuan umum

(34)

18 Teknik Gambar Manufaktur 3 Tabel 1. 12 Nilai penyimpangan poros untuk tujuan umum

(35)

SMK Kelas XI Semester I 19 1.2.3 Penulisan Toleransi Linear dan Sudut

A. Penulisan ukuran linear dari sebuah komponen 1. Toleransi suaian dengan lambang ISO

Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi dinyatakan dalam gambar seperti gambar 1.8.

Gambar 1. 8 Toleransi suaian dinyatakan dengan lambang ISO. 1) Ukuran dasar

2) Lambang toleransi

Jika, di samping lambang-lambang, diperlukan mencantumkan nilai-nilai penyimpangan, maka ini harus diperlihatkan dalam kurung (gambar 1.9), atau tanpa kurung.

Gambar 1. 9 Toleransi suaian dinyatakan oleh lambang dan nilai penyimpangan. 2. Toleransi dengan angka

Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi dinyatakan dalam gambar 1.10

Gambar 1. 10 Toleransi dinyatakan oleh nilai penyimpangan. 1) Ukuran dasar

2) Nilai-nilai penyimpangan

Jika salah satu penyimpangan mempunyai nilai nol, maka ini hanya dinyatakan oleh nilai nol (gambar1.11).

(36)

20 Teknik Gambar Manufaktur 3 3. Toleransi simetris

Jika nilai toleransi ke atas dan ke bawah sama besarnya (toleransinya simetris), nilai toleransinya hanya dituliskan sekali saja, dan didahului oleh tanda ― (gambar 1.12).

Gambar 1. 12 Toleransi Simetris. 4. Ukuran ukuran batas

Ukuran-ukuran batas dapat juga ditulis seperti pada gambar 1.13.

Gambar 1. 13 Batas-batas ukuran. 5. Ukuran-ukuran batas dalam satu arah

Jika suatu ukuran hanya perlu dibatasi dalam satu arah saja, maka hal ini dapat dinyatakan dengan menambahkan “min” atau “max” di depan ukurannya (gambar 1.14).

Gambar 1. 14 Batas ukuran dalam satu arah. B. Urutan penulisan penyimpangan

Penyimpangan atas harus ditulis pada kedudukan atas, dan penyimpangan bawah pada kedudukan bawah. Peraturan ini berlaku untuk lubang maupun untuk poros (gambar 1.15 s/d 1.17).

(37)

SMK Kelas XI Semester I 21 Gambar 1. 16 Urutan penulisan.

Gambar 1. 17 Urutan penulisan. C. Satuan

a. Satuan penyimpangan

Penyimpangan harus dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan ukuran nominal. Jika dipergunakan satuan yang berbeda, maka satuan yang dipakai untuk penyimpangan harus ditulis setelah nilai penyimpangannya. b. Jumlah desimal

Nyatakan kedua penyimpangan dalam jumlah decimal yang sama, terkecuali jika salah satu penyimpangannya nol (gambar 1.11).

D. Toleransi pada gambar susunan a. Toleransi dengan lambang ISO

Lambang toleransi untuk lubang ditempatkan di depan lambang untuk poros (gambar 1.18) atau di atasnya (gambar 1. 19), dan di belakang ukuran nominal, yang hanya ditulis sekali.

(38)

22 Teknik Gambar Manufaktur 3 Gambar 1. 19 Toleransi pada gambar susunan

Jika ingin menyatakan nilai numeric dari penyimpangannya, maka hal ini dapat ditulis dalam kurung atau tanpa kurung, seperti pada gambar 1.20. Untuk penyederhanaa garis ukur bawah dapat dihilangkan (gambar 1.21 dan 1.22). Tetapi beberapa negara tidak mengizinkannya untuk menghindari keraguan.

(39)

SMK Kelas XI Semester I 23 Gambar 1. 21 Toleransi pada gambar susunan

b. Toleransi dengan angka

Ukuran tiap komponen dari bagian yang dirakit didahului oleh nama (gambar 1.22) komponen, atau dari komponen. Dalam kedua hal tersebut ukuran lubang tetap diletakkan di atas ukuran poros.

(40)

24 Teknik Gambar Manufaktur 3 E. Toleransi ukuran sudut

Aturan-aturan yang telah ditentukan untuk ukuran linear dapat juga diterapkan pada ukuran sudut (gambar 1.23).

Gambar 1. 23 Toleransi pada ukuran sudut F. Penyimpangan ukuran yang diizinkan tanpa keterangan toleransi

a. Ukuran-ukuran dinyatakan tanpa keterangan toleransi

Semua ukuran yang dinyatakan dalam gambar pada dasarnya harus diberi toleransi, seperti yang telah diuraikan pada bab terdahuku. Tetapi dalam kenyataannya terdapat banyak ukuran tanpa keterangan toleransi.

Untuk bagian-bagian tanpa suaian dan tanpa persyaratan ketelitian khusus, toleransinya dengan mudah dapat diberikan dengan sebuah catatan umum, yang menyatakan sekaligus nilai penyimpangan yang didizinkan untuk bagian-bagian yang sejenis (disebut “ukuran tanpa keterangan toleransi”). Sesuai dengan ISO 2768, nilai penyimpangan yang diizinkan ini sering kali disebut “toleransi umum”. Oleh karena itu ukuran tanpa keterangan toleransi terikat oleh toleransi umum seperti yang telah disinggung pada kegiatan belajar sebelumnya.

b. Pemilihan nilai penyimpangan yang diizinkan

Ini merupakan tanggung jawab dari bagian perencanaan uuntuk menentukan nilai penyimpangan yang diizinkan sebaik-baiknya, tetapi sedapat mungkin sesuai penggarisan berikut ini, pada catatan umum.

i) Ukuran-ukuran linear

Catatan umum harus menentukan :

1) Suatu penyimpangan yang diizinkan sama dengan ± IT/2 dari tingkat toleransi ISO (± IT 14/2 misalnya), artinya penyimpangan yang diizinkan js untuk lubang; sebagai tambahan catatan tersebut dapat mengganti penyimpangan ini dengan H untuk lubang, atau h untuk poros;

2) Atau penyimpangan yang diizinkan antara satu dari tiga seri yang diberikan pada tabel 13.8 (dibulatkan dibandingkan dengan tingkat IT

(41)

SMK Kelas XI Semester I 25 12, 14 atau 16); catatannya dapat menuliskan sebagai tambahan, penggantian nilai-nilai ±t/2 oleh +t untuk lubang atau –t untuk poros. Dalam hal ini dianjurkan supaya jangan begitu saja menggunakan standar pada Tabel 13.8, tetapi menuliskan nilai-nilai numeric yang diinginkan, yang diambil dari tabel tadi, pada catatan ;

3) Atau sebuah nilai tunggal untuk ukuran nominal manapun, jika tidak terdapat perbedaan yang besar antara ukuran-ukuran yang berbeda tanpa keterangan toleransi pada gambar (±0,4 mm umpamanya, pada gambar hidung poros (spindle) mesin bubut dari ISO/R 702).

ii) Ukuran-ukuran sudut

Catatan umumdiutamakan untuk menuliskan penyimpanagn yang diizinkan dari tabel 1.9, dan dinyatakan oleh panjang sisi yang pendek dari sudut bersangkutan, dalam :

 derajat dan menit,

 per sen (jumlah millimeter tiap 100 menit)

Tabel 1. 13 Variasi yang diizinkan untuk ukuran linear

(42)

26 Teknik Gambar Manufaktur 3 G. Memberi ukuran dan toleransi kerucut

1. Ketirusan dan pendakian

Ada beberapa bagian mesin yang mempunyai bentuk kerucut atau bentuk baji. Perbandingan antara perbedaan diameter dari dua potongan terhadap jaraknya disebut “ketirusan”, yaitu

C = = 2 tan ∝ 2 (Gambar. 1.24)

Gambar 1. 24 Tirus

Lambang di bawah ini menunjukkan ketirusan, dan arahnya dapat dipakai untuk menentukan arah ketirusannya.

Pendakian, yang tidak menjadi pokok pembahasan disini, adalah kemiringan dari sebuah garis yang menggambarkan bidang miring dari sebuah baji umpamanya, dinyatakan sebagai perbandingan perbedaan tinggi tegak lurus terhadap garis dasar, untuk suatu jarak tertentu, da jarak ini, yaitu pendakian

= tan β

Jika dianggap perlu dapat dipakai lambang di bawah ini, untuk menunjukkan arah pendakian :

(43)

SMK Kelas XI Semester I 27 2. Memberi ukuran kerucut

Ukuran-ukuran di bawah ini, dalam berbagai-bagai gabungan, dapat dipakai untuk menentukan ukuran, bentuk dan kedudukan kerucut.

a. Ketirusan, diperinci sebagai sudut apit atau sebagai perbandingan, misalnya :  0,3 rad  35 o  1 : 5  0,2 : 1  20%

b. Diameter dari ujung yang besar; c. Diameter dari ujung yang kecil;

d. Diameter dari suatu penampang tertentu, dan dapat berada di dalam atau di luar kerucut;

e. Ukuran yang menentukan letak potongan, di mana diameter tadi diperinci; f. Panjang kerucut.

Gambar 1.26 memperlihatkan gabungan-gabungan ukuran-ukuran di atas yang dipakai.

(44)

28 Teknik Gambar Manufaktur 3 Gabungan ukuran yang dipilih tidak boleh berlebihan. Walaupun demikian, ukuran tambahan dapat diberikan sebagai ukuran “bantu” dalam kurung, untuk keterangan, seperti misalnya setengah sudut apitnya.

Mengenai ketirusan standar (khususnya ketirusan morse atau metrik), dinyatakan oleh seri standar dan angka.

Gambar 1. 27 Sistem dasar ketirusan (I)

Gambar 1. 28 Sistem dasar ketirusan (II)

(45)

SMK Kelas XI Semester I 29 3. Toleransi kerucut

a. Umum

Ada dua cara memperinci ketelitia kerucut, seperti uraian pada Bab. 13.6.3b dan c. Di sebelah kanan gambar diperlihatkan daerah toleransi. Perlu dicatat bahwa mungkin akan terdapat kesalahan bentuk, asal saja jika tiap bagian dari permukaannya terletak di dalam daerah toleransi. Dalam praktek tidak diperkenankan mengambil seluruh daerah toleransi oleh kesalahan-kesalahan bentuk. Jika pembatasan dalam hal ini dianggap perlu, maka hal tersebut harus dinyatakan oleh toleransi bentuk yang sesuai. Ukuran teoritis yang tepat (linear maupun sudut), dan ukuran-ukuran dengan toleransi menentukan daerah toleransi, di mana bidang kerucut harus berada. Sebuah ukuran teoritis yang tepat (terletak dalam kotak) adalah suatu ukuran yang menentukan dengan tepat letak dari sebuah titik, garis, bidang atau bidang kerucut, sedangkan ukuran sesungguhnya oleh cara lain daripada member toleransi ukuran tersebut. Cara ini dapat dipergunakan untuk menentukan posisi yang tepat dari potongan sebuah kerucut, yang diameternya boleh bervariasi dalam batas-batas tertentu. Dapat juga dipergunakan untuk menentukan diameter yang tepat dari penampang sebuah kerucut yang posisinya boleh bervariasi dalam batas-batas tertentu. Perlu dicatat bahwa bilamana cara member ukuran menurut gambar 1.28 dan gambar 1.29 dipergunakan, maka diameter atau posisinya merupakan ukuran yang tepat (terletak dalam kotak). Pemilihan cara member toleransi dan nilai toleransi tergantung dari persyaratan

b. Cara I : Cara kerucut dasar

Dalam cara ini toleransi membatasi jarak penembusan dari pasangan bidang kerucut, dan masing-masing permukaan harus berada dalam dua batas profil ketirusan yang sama, yang sesuai dengan kondisi bahan meksimum dan minimum. Kondisi bahan maksimum berarti diameter maksimum maksimum untuk elemen luar seperti misalnya sebuah poros, atau diameter minimum untuk ukuran dalam, seperti misalnya sebuah lubang. Daerah toleransi yang membatasi kerucut dihasilkan oleh sebuah toleransi, entah untuk diameter atau kedudukan. Sesuai perjanjian, toleransi yang ditentukan harus dipenuhi oleh semua penampang oleh seluruh panjangnya. Permukaan kerucut boleh terletak di mana saja di dalam daerah toleransi. Gambar 1.27 menggambarkan sebuah kerucut

(46)

30 Teknik Gambar Manufaktur 3 berdasarkan cara kerucut dasar, yang diameter besarnya diberi ukuran dengan toleransi. Gambar 1.28 menggambarkan sebuah kerucut berdasarkan cara kerucut dasar, dimana ukurannya ditentukan ditentukan oleh sebuah penampang, yang letaknya ditentukan oleh ukuran teoritis tepat terletak dalam kotak.

Sebuah kerucut yang diberi ukuran atas dasar kerucut dasar, dimana diameter sebuah sebuah penampang merupakan ukuran teoritis tepat, diperlihatkan pada gambar 1.29. Penampang ini terletak dalam batas-batas tertentu, terhadap bagian kiri dari bendanya. Cara kerucut dasar menurut gambar 1.27, 28, atau 29, mungkin tidak cocok untuk hal-hal dimana variasi ketirusan yang timbul akibat toleransi yang diperlukan untukdiameter atau posisi, tidak dapat diterima. Hal ini dapat diatasi oleh gambar 1.30 atau cara II.

Gambar 1. 30 Sistim dasar ketirusan dengan toleransi sudut.

Bilamana diperlukan menggunakan kondisi-kondisi terbatas, yang membatasi variasi ketirusan dalam daerah toleransi, cara-cara berikut dapat dipergunakan :

Catatan tertulis yang menetapkan batas yang diizinkan untuk ketirusan yang sesungguhnya; Menunjukkan pembatasan toleransi sudut dari apotema terhadap garis sumbu (lihat gambar 1.29) sesuai ISO 1101/I. Daerah toleransi untuk sudut (termasuk kelurusan) dapat terletak dimana saja dalam daerah toleransi.

(47)

SMK Kelas XI Semester I 31 c. Cara II : Cara toleransi ketirusan

Pada cara ini nilai toleransi dari ukuran hanya berlaku untuk penampang yang ukurannya tertera pada gambar dan TIDAK untuk tiap penampang seperti halnya pada cara kerucut dasar. Ketelitian ketirusan dari sebuah kerucut diperinci secara langsung oleh toleransi pada ketirusan itu, dan tidak tergantung dari toleransi ukuran. Toleransi pada ketirusannya dapat dinyatakan secara tunggal atau secara ganda menurut kebutuhan, misalnya:

(3,5 ± 0,5) : 12 (1 ± 0,1) : 50 (5 ± 0,1) % 25 o ± 30’

Bila tidak disebutkan lain, satuan toleransinya sama dengan satuan ukuran nominalnya. Permukaan kerucut boleh terletak dimana saja antara posisi ekstrim, akibat toleransi yang terkumpul dari toleransi linear dan toleransi ketirusan, asalkan toleransi pada ketirusannya diperhatikan. Penyajian dalam gambar dari daerah toleransi ketirusan pada gambar 1.31, 32 dan 33, dimisalkan apotema-apotemanya merupakan garis lurus. Arti kelurusan disini ialah arah apotema kerucut ditentukan oleh arah dua garis lurus berjarak minimum dan menyelubungi apotema yang sesungguhnya. Kedua garis tersebut tentunya harus terletak antara batas-batas yang telah ditentukan oleh toleransi ketirusan. Selanjutnya, apotema-apotema tersebut tidak boleh melampaui batas-batas ukuran pada titik-titik ukuran-ukurannya telah ditentukan. Gambar 1.31 menggambarkan sebuah kerucutyang diberi ukuran atas dasar cara toleransi kerucut, dan dimana ukuran yang terbesar diberi toleransi.

(48)

32 Teknik Gambar Manufaktur 3 Gambar 1. 32 Sistem toleransi ketirusan (II)

(49)

SMK Kelas XI Semester I 33 Gambar 1. 33 Sistem toleransi ketirusan (III)

Gambar 1.32 memperlihatkan sebuah kerucut yang diberi ukuran menurut cara toleransi kerucut, dan dimana diameter dari penampang merupakan ukuran teoritis tepat, yang terletak anatra batas-batas yang telah ditentukan terhadap sisi kanan dari benda. Bentuk dari daerah toleransi kerucut berubah-ubah sesuai ukuran sebenarnya dari ukuran L, seperti pada gambar 1.32(a), (b) dan (c). Daerah toleransi kerucut ini sendiri tidak menentukan kesalahan-kesalahan kelurusan yang diizinkan.

(50)

34 Teknik Gambar Manufaktur 3 Gambar 1.33 menunjukkan sebuah kerucut yang diberi ukuran menurut cara toleransi kerucut, dengan mempergunakan ukuran teoritis tepat, untuk menentukan posisi penampang dimana diameternya harus terletak dalam batas-batas ukuran. Posisi daerah toleransi untuk ketirusan berubah-ubah sesuai ukuran sebenernya dari diameter D pada bidang dasar, seperti tampak

pada gambar 1.33(a), (b) dan (c). Daerah toleransi ketirusan ini sendiri tidak menentukan kesalahan kelurusan yang diizinkan.

4. Penerapan

Bila suaian pada bagian pasangannya diperlukan ,maka hal ini harus dijelaskan dalam gambar. Dalam member ukuran sepasang kerucut yang bekerja sama, hal-hal berikut harus diperinci :

a. Ketirusan nominal yang sama

b. Sebuah ukuran dalam kotak untuk diameter (gambar 1.34) atau untuk posisi (gambar 1.35) yang berhubungan dengan bidang ukur yang sama untuk kedua bagian yang dirakit.

Memberi ukuran kerucut seperti pada gambar 1.36, dimana diameter dari kedua ujung dan panjang kerucut diberi toleransi, tidak diperkenankan karena terjadi pengumpulan toleransi.

(51)

SMK Kelas XI Semester I 35 Gambar 1. 34 Ukuran dua buah kerucut yang berpasangan (II)

(52)

36 Teknik Gambar Manufaktur 3

1.3 Rangkuman

1) Fungsi toleransi ialah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada

tempat yang berbeda, tetapi tetap mampu memenuhi fungsinya, antara lain,

fungsi mampu tukar untuk bagian yang berpasangan.

2) Toleransi umum mewakili ukuran yang tidak dicantumkan langsung harga

penyimpangannya.

3) Menurut ISO toleransi ditunjukkan dengan huruf untuk kedudukan daerah

toleransi dan angka untuk kualitas toleransi, golongan lubang ditunjukkan

dengan huruf kapital dan poros dengan huruf kecil. Huruf I,L,O,Q dan W beserta

huruf kecilnya tidak digunakan.

4) Terdapat suaian basis lubang dan basis poros, sehubungan dengan sulitnya

pengerjaan pada suaian sistem basis poros. Jika tidak, terpaksa dianjurkan

untuk menggunakan suaian sistem basis lubang.

1.4 Tugas

1) Kerjakan tugas sesuai kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan yaitu

gambar-gambar dibuat secara isometri, proyeksi orthogonal serta menggunakan

lambang menurut ISO.

2) Fahami uraian materi pemelajaran dan jika memungkinkan pelajari juga materi

yang sama dari sumber lain.

3) Susunlah hasil kegiatan belajar Anda dalam bentuk arsip untuk keperluan

kegiatan penilaian.

4) Lakukan kajian dari keseluruhan kegiatan belajar Anda.

(53)

SMK Kelas XI Semester I 37

1.5 Gambar Kerja

Latihan 1

Gambar kembali gambar berikut ini pada kertas A 4 dengan skala 1:1 dan lengkapi dengan: (1) Pemberian ukuran untuk pengerjaan di bengkel;

(2) Mengacu pada tabel toleransi umum kualitas sedang, cantumkan pada setiap ukuran harga penyimpangannya.

(54)

38 Teknik Gambar Manufaktur 3

Latihan 2

Gambar kembali gambar berikut pada kertas A 4 dengan skala 1:1 dan gantilah

nomor yang dilingkari dengan ukuran yang dilengkapi dengan toleransinya

berdasarkan dari tabel di bawah ini.

No. Ukuran Dasar

Toleransi Penyimpangan Atas Penyimpangan Bawah 1 60 0 +15’ -15’ 2 70 0 0 20’ 3 Maks 80 - - 4 Min 450 - - 5 12 0 30’ +30” -30”

(55)

SMK Kelas XI Semester I 39

Latihan 3

Gambarkan harga toleransi dengan cara mengarsir kotak berikut dengan harga

toleransi mengacu pada tabel serta hitunglah harga-harga yang mungkin terjadi.

(56)

40 Teknik Gambar Manufaktur 3

Latihan 4

Berdasarkan gambar susunan “Sambungan” berikut ini, buatlah gambar nomor

bagian 1 dan 2, dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Gunakan skala standar;

2. Dibuat dengan metode E, lengkap dengan ukuran yang perlu;

3. Suaian nomor bagian 1 dan 2 running fit basis lubang, suaian nomor bagian 1,

2 dan 3 sliding fit basis lubang;

4. Berilah nama bagian yang sesuai dengan fungsinya dan tentukan bahan yang

sesuai.

(57)

SMK Kelas XI Semester I 41

KEGIATAN BELAJAR 2 : TOLERANSI GEOMETRIK

2.1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran

1) Mengetahui fungsi dari toleransi geometrik

2) Mengetahui simbol yang digunakan dalam toleransi geometrik 3) Memahami cara penggunaan simbol toleransi geometrik 4) Memahami cara penyajian toleransi geometrik

5) Mampu membaca dan menyajikan toleransi geometrik pada gambar kerja

2.2 Uraian Materi

2.2.1 Pendahuluan

Gambar dari bagian yang dibuat harus memberi semua keterangan yang diperlukan untuk dapat dibuat dengan tepat, atau untuk diperiksa. Oleh karena itu tiap gambar harus mempunyai tiga jenis informasi pokok, yaitu :

1. Bahan yang akan dipakai. 2. Bentuk atau sifat-sifat geometrik. 3. Ukuran-ukuran dari bagian.

Gambar harus menunjukkan juga perbedaan-perbedaan yang diizinkan, dari masing masing unsur tadi, dalam bentuk toleransi. Bahan biasanya ditentukan oleh perincian tersendiri, atau dokumen tambahan, dan gambar hanya perlu menyinggung sebagai referensi (lihat lampiran).

Bentuk ditentukan oleh ukuran-ukuran linear dan sudut. Toleransi dapat diterapkan langsung pada ukuran-ukuran, atau dapat ditentukan oleh catatan toleransi umum. Bentuk dan sifat-sifat geometrik dinyatakan dalam pandangan dalam gambar.

Pada bentuk dan sifat-sifat geometrik belum terdapat pengertian gambar yang denitif. Dalam tahun-tahun terakhir ini telah diperkenalkan toleransi geometrik dan telah diterapkan sebagai sebagai standar ISO, yang menentukan lambang internasional, maupun ketentuan yang tepat. Toleransi geometrik demikian memungkinkan membuat bagian-bagian mampu tukar, atau bagian-bagian yang lebih teliti, meskipun dalam pabrik-pabrik yang berbeda dengan peralatan dan pengalaman yang bermacam-macam pula. Toleransi geometrik hanya diperinci bilamana diperlukan. Sampai sejauh mana hal ini diperlukan pada suatu saat tertentu, hanya dapat diputuskan, ditinjau dari segi persyaratan fungsional, kemampuan tukar dan keadaan pembuatan yang memungkinkan.

Dalam kegiatan belajar ini cara penyajian pada gambar, definisi dan pengertian toleransi geometrik akan dibahas.

(58)

42 Teknik Gambar Manufaktur 3 2.2.2 Toleransi Geometrik dan Lambang-Lambangnya

Toleransi geometrik mencakup toleransi bentuk, posisi, tempat dan penyimpangan putar, seperti pada Tabel 14.1. Dalam tabel ini jenis-jenis toleransi diperlihatkan dengan lambangnya masing-masing. Toleransi bentuk membatasi penyimpangan diri sebuah elemen (titik, garis, sumbu, permukaan, atau bidang meridian) dari bentuk geometrik ideal. Posisi, tempat dan penyimpanan putar membatasi penyimpangan posisi atau tempat bersama dari dua atau lebih elemen.

(59)

SMK Kelas XI Semester I 43 2.2.3 Ketentuan Umum untuk Toleransi Geometrik

Sebuah toleransi geometrik dari suatu elemen menentukan daerah di dalam mana elemen tersebut harus berada. Sesuai sifat yang akan diberi toleransi, dan cara member ukurannya, daerah toleransu adalah salah satu daerah yang disebut dalam daftar berikut ini :

 Luas dalam lingkaran.

 Luas antara dua lingkaran sepusat.

 Luas antara dua garis berjarak sama, atau dua garis lurus sejajar.  Ruang dalam bola.

 Ruang dalam silinder.

 Ruang antara dua silinder bersumbu sama.

 Ruang antara dua permukaan berjarak sama atau dua bidang sejajar.  Ruang dalam sebuah kubus.

Hubungan antara sifat toleransi dan jenis toleransi diperlihatkan pada Tabel 2.2. Elemen yang diberi toleransi dapat berbentuk apa saja, atau posisi dalam daerah toleransi, kecuali dikatakan lain. Toleransi berlaku untuk seluruh panjang garis atau permukaan, kecuali ditentukan lain.

(60)

44 Teknik Gambar Manufaktur 3 Tabel 2. 2 Hubungan antara sifat yang diberi toleransi dan daerah toleransi

(61)

SMK Kelas XI Semester I 45 2.2.4 Dasar

Pada kegiatan belajar sebelumnya telah dikatakan bahwa posisi, letak dan penyimpangan putar membatasi posisi, atau letak bersama dari dua atau lebih elemen. Dalam hal demikian sebuah elemen atau lebih dapat ditentukan sebagai dasar untuk maksud-maksud fungsional.

Dasar yang ditentukan adalah suatu referensi sifat terhadap mana sifat-sifat yang diinginkan atau elemen-elemen tertentu diukur.

Elemen dasar adalah sebuah elemen nyata dari suatu bagian, yang dipergunkan untuk menentukan letak dasar. Elemen dasar tergantung dari kesalahan pembuatan dan variasi pembuatan. Misalkan, sebuah bidang datar, dari sebuah bagian, bila diperbesar akan memperlihatkan ketidakrataan. Bila disinggungkan pada sebuah bidang rata sempurna, maka hanya beberapa titik saja yang bersinggungan. Bidang demikian yang mempunyai permukaan yang mendekati kesempurnaan, seperti misalnya sebuah surface plate disebut “Elemen dasar tiruan”.

2.2.5 Penunjukkan dalam Gambar a. Kotak toleransi

Persyaratan toleransi dinyatakan dalam sebuah kotak, yang dibagai dalam satu atau lebih ruang. Dalam urutan dari kiri ke kanan, ruang-ruang tersebut berisi (lihat gambar 2.1, 2 dan 3) :

Nilai ini didahului oleh tandaϕ bila daerah toleransinya berbentuk bulat, atau silinder, atau oleh “Bola ϕ” bila daerah toleransinya berupa bola.

-huruf yang menunjukkan elemen dasar, atau elemen-elemen dasar (gambar 2.2 dan 3).

Bila diperlukan untuk memperinci lebih dari suatu sifat toleransi ntuk sebuah elemen, perincian toleransinya harus diberikan dalam kotak-kotak referensi yang ditumpuk seperti pada gambar 2.3.

Gambar 2. 1 Kotak toleransi.

(62)

46 Teknik Gambar Manufaktur 3 Gambar 2. 3 Kotak toleransi dengan elemen dasar.

Gambar 2. 4 Perincian dari dua sifat toleransi. b. Elemen yang diberi toleransi

Kotak toleransi dihubngkan pada elemen yang diberi toleransi oleh sebuah garis penunjuk, yang berakhir dengan sebuah panah, sebagai berikut :

 Pada garis gambar dari elemen atau perpanjangannya (tetapi harus dipisahkan dengan jelas dari garis ukur), bila toleransinya menyangkut garis atau bidang itu sendiri (gambar 2.5 dan 6).

Gambar 2. 5 Penunjukan elemen-elemen yang diberi tolerasi

(63)

SMK Kelas XI Semester I 47  Pada garis ukur, bila toleransinya menyangkut garis sumbu atau bidang

meridian, yang ditentukan oleh elemen yang diberi ukuran demikian (gambar 2.7 s/d 9).

Gambar 2. 7 Penunjukan elemen yang diberi toleransi (I)

Gambar 2. 8 Penunjukan yang diberi toleransi (II)

(64)

48 Teknik Gambar Manufaktur 3  Pada sumbu bila toleransinya menyangkut sumbu bidang meridian dari

semua elemen yang sama dengan sumbu atau bidang meridian (gambar 2.10 s/d 12)

Gambar 2. 10 Penunjukan sumbu yang diberi toleransi (III)

Gambar 2. 11 Penunjukan sumbu bersama yang diberi toleransi

Gambar 2. 12 Penunjukan sumbu bersama yang diberi toleransi (II) Bilamana sebuah toleransi akan diterapkan pada kontur dari elemen silindris atau simetris, atau pada sumbu atau bidang meridiannya, tergantung dari persyaratan fungsionalnya.

(65)

SMK Kelas XI Semester I 49 c. Dasar

Bila sebuah elemen yang diberi toleransi manyangkut sebuah dasar, maka hal ini pada umumnya diperlihatkan dengan huruf- huruf besar. Huruf yang sama, yang menentukan dasar diulang dalam kotak toleransi. Untuk menunjukkan dasar, sebuah huruf besar di dalam kotak referensi, dihubungkan ke segitiga dasar. Bentuk segitiga adalah siku-siku dan hitamkan. Sudut siku dihubungkan dengan sebuah garis, dan sisi miringnya menempel pada elemen dasar (gambar 2.13 dan 14).

Gambar 2. 13 Kotak dasar dan segitiga dasar (I)

Gambar 2. 14 Kotak dasar dan segitiga dasar (II) Segitiga dasar dengan huruf besar ditempatkan :

 Pada garis gamabr perpanjangannya (tetapi harus dipisahkan dengan jelas dari garis ukur), bilamana dasar ini adalah garis atau bidang itu sendiri (gambar 2.15).

(66)

50 Teknik Gambar Manufaktur 3 Gambar 2. 15 Penunjukan elemen-elemen dasar.

 Sebagai perpanjangan dari garis ukur, bilamana elemen dasar adalah sumbu atau bidang meridian, yang ditentukan oleh elemen yang diberi ukuran demikian (gambar 2.16 s/d 18).

Gambar 2. 16 Penunjukan sebuah sumbu dasar.

(67)

SMK Kelas XI Semester I 51 Gambar 2. 18 Penunjukan bidang tengah dasar

 Bilamana ruang untuk dua buah panah tidak mencukupi, maka salah satu panah dapat diganti dengan segitiga dasar (gambar 2.17).

 Pada sumbu atau bidang meridian, bilamana dasarnya sama dengan sumbu atau bidang meridian dari semua elemen pada sumbu atau bidang meridian tersebut (gambar 2.19).

(68)

52 Teknik Gambar Manufaktur 3 Bila kotak toleransi dapat dihubungkan secara jelas dan mudah dengan elemen dasar dengan sebuah garis penunjuk, huruf dasarnya dapat dibuang, seperti pada gambar 2.20 dan 21.

Gambar 2. 20 Penunjukan elemen dasar yang dihubungkan pada kotak toleransi (I).

Gambar 2. 21 Penunjukan elemen dasar yang dihubungkan pada kotak toleransi (II). Sebuah dasar tunggal diperinci oleh sebuah huruf besar (gambar 2.22). Sebuah dasar bersama yang dibentuk oleh dua elemen dasar, diperinci oleh dua huruf dasar, yang dipisahkan oleh sebuah tanda penghubung (gambar 2.23). Bilamana urutan dari dua elemen dasar atau lebih itu penting, penunjukkannya harus seperti pada

(69)

SMK Kelas XI Semester I 53 gambar 2.24, dimana urutan dari kiri ke kanan menunjukkan tingkatan prioritasnya. Bilamana urutan tersebut tidak penting, penunjukkannya harus seperti pada gambar 2.25.

Gambar 2. 22 Penunjukan sebuah elemen dasar tunggal dalam kotak toleransi.

Gambar 2. 23 Penunjukan sebuah dasar besama.

Gambar 2. 24 Penunjukan prioritas dari elemen dasar.

Gambar 2. 25 Penunjukan elemen dasar tanpa prioritas. d. Keterangan-keterangan terbatas

Elemen yang memenuhi syarat di dalam daerah toleransipenunjukkannya harus ditulis dekat kotak toleransi, dan boleh dihubungkan dengan garis penunjuk (gambar 2.26). Bila toleransinya diterapkan pada panjang tertentu, yang terletak dimana saja, nilai panjang ini harus ditambahkan di belakang nilai toleransi, dan dipisahkan oleh sebuah garis miring. Dalam hal sebuah bidang, dipergunakan penunjukkan yang sama. Ini berarti bahwa toleransinya berlaku untuk semua garis dengan panjang tertentu dalam segala posisi dan segala arah (gambar 2.27).

Bila toleransi yang lebih kecil dari jenis yang sama ditambahkan pada toleransi pada seluruh elemen, tetapi dibahas pada panjang terbatas, toleransi yang

(70)

54 Teknik Gambar Manufaktur 3 dibatasi harus dinyatakan di dalam ruang bawah (gambar 2.28). Bila toleransinya diterapkan pada bagian terbatas, dari elemen saja, penunjukkannya harus seperti pada gambar 2.29.

Gambar 2. 26 Penunjukan elemen yang memenuhi syarat.

Gambar 2. 27 Penunjukan elemen yang memenuhi syarat.

Gambar 2. 28 Toleransi yang lebih kecil diterapkan pada panjang tertentu.

Gambar 2. 29 Toleransi diterapkan pada sebuah bagian terbatas.

e. Ukuran teoritis tepat

Bilamana toleransi posisi, bentuk atau sudut ditentukan untuk sebuah elemen, ukuran-ukuran yang menentukan posisi, bentuk atau sudut teoritis tepat, tidak boleh diberi toleransi. Ukuran demikian diletakkan dalam sebuah rangka persegi,

(71)

SMK Kelas XI Semester I 55 sebagai berikut. Ukuran bagian yang sebenarnya yang bersangkutan, hanya tunduk pada toleransi posisi, bentuk atau sudut, yang ditentukan dalam kotak toleransi.

Gambar 2. 30 Ukuran teoritis tepat dengan toleransi posisi.

Gambar

diagram  memperlihatkan susunan  elemen kompetensi
Gambar 1. 3 Penyajian toleransi umum
Gambar 1. 4 Bagan diagram daerah toleransi pada macam-macam suaian  Dua  benda  yang  berhubungan  mempunyai  ukuran-ukuran  yang  berbeda  sebelum  dirakit
Gambar 1. 5 Sistem satuan poros dan sistem satuan lubang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hak uji material atau judicial review juga menjadi bahasan penting dalam penelitian ini. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, hak uji material diberikan kepada

PROGRAM STUDI ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN (Studi deskriptif tentang perbandingan motivasi karir pada lulusan Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga

Bahwa dengan berdasarkan kepada Ketentuan Pasal 11 ayat (1) tersebut, maka Tergugat I mengajukan permohonan kepada Tergugat II, sehingga dalil Penggugat yang menyatakan

MPI - Muara Bulan Estate, 1 karyawan sensus harus menyesaikan 5 ha untuk mendapatkan 1 HK (harian kerja), dengan upah Rp.86.000,00/HK, sedangkan tenaga kerja yang digunakan

Berdasarkan hasil estimasi pada bagian dua menyatakan bahwa konvergensi inflasi telah terbentuk di negara-negara ASEAN+6 serta diketahui variabel suku bunga nominal

Parameter yang diperlukan dalam melakukan validasi adalah akurasi, presisi, spesifitas/selektifitas, batas deteksi, linieritas, daerah kerja, dan ketidakpastian, Harga

1) Dra.Yari Dwikurnaningsih, M.Pd. selaku dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Penididikan. Widi Rahardja M.Pd, Ketua Program Studi PPKN yang telah berkenan

terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk di gunakan oleh bermacam peranti bergerak. Dengan banyaknya masyarakat sekarang ini