• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok 8 TEMA JUDUL DAN KERANGKA KER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kelompok 8 TEMA JUDUL DAN KERANGKA KER"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 MAKALAH MATA KULIAH

BAHASA INDONESIA

TEMA, JUDUL DAN KERANGKA KARANGAN

KELOMPOK VIII

1. DEVRIANIDA 2. IQRA HUMAIRA 3. ITMU SUBHA DINATUL 4. MERI FUSPITA SARI 5. RICKY NOFIANDRI

MODERATOR : ROLAN SYAFRIADI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

SOLOK

(2)

2

TEMA, JUDUL DAN KERANGKA KARANGAN

A. Latar Belakang

Sehari – hari kita mengenal istilah tema, judul dan kerangka karangan dalam pembuatan sebuah karangan baik itu dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing.

Tema sangat dibutuhkan dalam pembuatan kerangka tulisan awal sebelum benar – benar menulis karena tema sebagai acuan dalam pengambilan data – data untuk di tuangkan kesebuah tulisan. Tema juga berperan untuk pembatas agar sebuah tulisan

tidak melenceng dari apa yang diinginkan dan menghasilkan sebuah karangan yang

diinginkan oleh sang penulis tersebut.

Sedangkan judul bisa diartikan sebagai ujung tombak sebuah karangan karena

dengan judul yang menarik minat pembaca akan menimbulkan rasa penasaran dan

ingin mencoba membaca hasil karya tersebut walaupun belum mengetahui secara

persis apa isi karangan tersebut. Tapi dengan judul yang menarik maka secara tidak

langsung sebuah karangan tersebut seperti menarik orang untuk membacanya dan

mengetahui apa isi karangan tersebut. Keserasian antara 3 pokok tulisan ini (tema,

judul dan kerangka karangan) sangatlah penting untuk mencapai sebuah karangan atau

tulisan yang baik dan menarik.

B. Pembahasan 1. Tema

Secara etimologis, kata “tema” berasal dari bahasa Yunani yaitu tithenai yang berarti ”sesuatu yang telah diuraikan”. Tema berarti pokok pemikiran. Pokok pemikiran tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut

tema karangan. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk

menjamin penyampaian ide secara teratur dan jelas sehingga isi karangan akan dapat

dipahami oleh pembaca dengan mudah.

Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat membantu

memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan (outline). Berdasarkan

uraian di atas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema dalam suatu

(3)

3

Topik :

Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas

Judul :

(dapat disesuaikan dengan selera penulis)

1. Macet lagi, Macet lagi... Pusing!

2. Lalu-lintas Macet, Penyakit Modernisasi

3. Kemacetan Lalu-lintas dapat Memicu Stress.

Tema :

Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah semata-mata tanggung jawab

aparat kepolisian, melaikan juga menjadi tanggung jawab seluruh warga masyarakat

pemakai jalan. Permasalahan lalu-lintas tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa

bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah adanya

kesadaran berlalu-lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggung jawab, sebab

keteraturan berlalu lintas adalah cermin kepribadian bangsa.

Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar

penulis tidak melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan begitu

penulis akan lebih mudah membuat suatu karangan yang efektif.

2. Judul

Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita,

dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan

diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam

artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah

lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan.

Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel

diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul

tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan

akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai

menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya.

Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan

(4)

4 Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu,

sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya

itu. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi, contohnya : “Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai “

2.1Judul yang baik

1) Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada

pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.

2) Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga

menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau

karangan.

3) Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang

panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat.

Usahakan judul tidak lebih dari lima kata. Jika pengarang tidak dapat

menghindarkan dari judul yang panjang (terpaksa), maka dapat menempuh

jalan keluar dengan menciptakan judul utama yang singkat, tetapi judul

tambahan yang panjang.

2.2Ciri – ciri

1) Harus berbentuk frasa

2) Tanpa adanya singkatan atau akronim

3) Awalan kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi

4) Tanpa tanda baca di akhir judul

5) Menarik perhatian

6) Logis

7) Sesuai dengan isi

8) Judul harus asli, relevan, proaktif, dan singkat.

3. Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusun

gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan di antara

(5)

5 menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan menjadi

logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama dari ide-ide

tambahan. Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus menerus untuk

mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk

cacatan sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final disebut

outline sementara kerangka yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.

Kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut.

a. Mempermudah pengarang menuliskan karangannya.

b. Mencegah pengarang menuliskan karangannya.

c. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak ke luar dari sasaran

yang telah ditetapkan.

d. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang

berbeda-beda di dalam karangannya, juga menata detail karangan.

e. Sebagai miniatur dari keseluruhan karangan, melalui kerangka

karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur suatu

karangan.

3.1Macam dan Bentuk Kerangka Karangan

Kerangka Karangan ada 2 macam yaitu, kerangka topik dan kerangka

kalimat. Dalam pratik pemakaian, kerangka yang banyak dipakai adalah kerangka

topik. Kerangka topik terdiri atas kata, frasa, koma, atau klausa yang didahului

dengan tanda-tanda atau kode tertentu untuk menyatakan hubungan antar gagasan.

Tanda baca akhir (.) tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat tidak lengkap.

Kerangka kalimat lebih bersifat resmi berupa kalimat lengkap. Pemakaian lengkap

menunjukan diperlukannya pemikiran yang lebih luas dari pada yang dituntut

didalam kerangka topik. Tanda baca titik harus dipakai pada akhir setiap kalimat

yang dipakai untuk menuliskan judul dan sub bab.

Kerangka kalimat banyak dipakai pada proses awal penyusunan outline. Bila

outline sudah selesai. Kerangka kalimat itu dapat dipadatkan menjadi kerangka topik,

demi kepraktisan. Pemakaian kalimat dapat saja untuk menulis judul bab. Jadi,

(6)

6 Meskipun pemakaian kerangka topik lebih dominan, tidaklah dipantangkan

mencampur dengan kerangka kalimat, meski hanya untuk penulisan judul-judul bab.

Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu. Hubungan

di antara gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian

kode yang berupa huruf dan angka. Bagian utama biasanya didahului angka tertentu

(misalnya angka romawi), sedangkan bagian bawahnya (subbagian) menggunakan

tanda yang lain. Ada juga kerangka yang hanya menggunakan angka Arab saja, jika

karangannya tidak terlalu panjang, misalnya untuk makalah atau artikel sederhana.

Kode-kode itu akan lebih kompleks di dalam karangan yang benar seperti skripsi,

tesis, disertasi, dan buku. Perhatikan pemakaian kode kerangka berikut.

Benar Salah

*) Salah karena tidak ada pasangannya.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, agar karangan terstruktur

rapi, pengarang harus membagi-bagi gagasan. Kaidah pembagian yang perlu diingat

adalah segala sesuatu yang terdapat di bawah sesuatu tanda harus berhubungan

langsung dan takluk kepada yang membawahkannya. Tanda-tanda yang dipakai (huruf

atau angka) harus ada pasangannya, minimal satu.

Contoh Kerangka Karangan

Topik : Banjir

Tujuan : Untuk mengetahui penyebab dan dampak banjir

(7)

7 1. Banjir yang terjadi di Indonesia

1.1. Banjir di Pulau Jawa

1.1.1. Banjir di DKI Jakarta

1.1.2. Banjir di Surabaya

1.2. Banjir di luar Pulau Jawa

1.2.1. Banjir di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam

2. Penyebab Banjir di Indonesia

2.1. Faktor Alam

2.1.1. Cuaca yang Extrim

2.1.2. Banjir Kiriman

2.2 Kelalaian Manusia

2.2.1. Penebangan Hutan

2.2.2. Membuang Sampah Sembarangan

3.2Pola Penyusunan Kerangka Karangan

Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka

karangan, yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena

memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat)

dan waktu. Pola yang kedua dinamakan pola logis karena memakai pendekatan

berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu

berdasarkan logika.

3.2.1 Pola Alamiah

Seperti yang telah diuraikan di atas, penyusunan kerangka karangan yang

berpola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.

Oleh karena itu, urutan unit-unit dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua,

yaitu urutan ruang dan urutan waktu.

1) Urutan ruang

Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan

suatu ruang seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan

ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang, umpamanya

kantor, gedung, lokasi atau wilayah tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka

(8)

8 Topik : Laporan Lokasi Banjir di Indonesia

I. Banjir di Pulau Jawa

A. Banjir di Jawa Tengah

1. Daerah Semaranga

2. Daerah Pekalongan

B. Banjir di Jawa Barat

1. Daerah Ciamis

2. Daerah Garut

C. Banjir di Jawa Timur

2) Urutan waktu

Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) suatu

peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan rangkaian

peristiwa. Kerangka tentang sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak

membosankan, urutan waktu seperti di atas dapat divariasikan dengan susunan

terbalik misalnya dari akhir ke awal. Perhatikan contoh kerangka karangan yang

memakai urutan waktu dibawah ini.

Topik : Riwayat Hidup Soekarno

1. Jati diri Soekarno

2. Pendidikan Soekarno

3. Karier Soekarno

4. Akhir Hidup Soekarno

Berdasarkan kerangka di atas dapat dibuat karangan singkat yang terdiri

atas satu alinea; dapat diperluas menjadi empat alinea; dapat diperluas lagi

menjadi empat bab; bahkan dapat dibuat menjadi satu buku. Begitulah

pentingnya membuat kerangka karangan sebelum mengarang.

3.2.2 Pola Logis

Di atas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan

berdasarkan cara berpikir manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu

bergantung pada sudut pandangnya. Adapun macam-macam urutan logis adalah

klimaks – antiklimaks, sebab – akibat, pemecahan masalah, dan umum – khusus.

(9)

9 Topik : Kejatuhan Soeharto

i. Praktik KKN Merajalela

ii. Keresahan di dalam Masyarakat

iii. Kerusuhan Sosial di Mana-mana

iv. Tuntutan Reformasi Menggema

v. Kejatuhan yang Tragis

Contoh 2 ( Urutan Sebab – Akibat)

Topik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar

1. Kebakaran di Tanah tinggi

2. Penyebab Kebakaran

3. Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah

4. Rencana Rehabilitasi Fisik

Contoh 3 (Urutan Pemecahan Masalah)

Topik : Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya

1. Apakah Ecstasy

2. Bahaya Ectasy

2.1 Pengaruh Ecstasy Terhadap Syaraf Pemakainya

2.2 Pengaruh Ecstasy terhadap masyarakat

2.2.1 Gangguan Kesehatan Masyarakat

2.2.2 Gangguan Kriminalitas

3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy

4. Kesimpulan dan Saran

Contoh 4 (Urutan Umum-Khusus)

Topik : Komunikasi Lisan

1. Komunikasi dan Bahasa

a. Bahasa Lisan

b. Bahasa Tulis

2. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya

a. Kemampuan kebahasaan

1. Olah Vokal

2. Volume dan Nada Suara

(10)

10 1. Mimik Muka

2. Gerakan Anggota Tubuh

3. Praktik Komunikasi Lisan. dst

C. Penutup

Tema yang baik maka akan menghasilkan sebuah karangan yang baik pula dan

menarik orang untuk membacanya. Ditambah dengan judul yang mengesankan dan

membuat orang penasaran ingin membaca menjadi nilai tambah bagi sebuah karangan

tersebut. Menentukan judul yang tepat harus di dasarkan terhadap apa temanya jangan

sampai bertentangan apa lagi melenceng jauh dari kaidah – kaidah yang sudah di tentukan dalam perumusan sebuah karangan tersebut.

Menentukan sebuah tema, judul dan kerangka karangan yang tepat wajib

hukumnya bagi semua orang dalam pembuatan sebuah karangan tertulis karena

membantu dalam penulisannya agar tertata daan sesuai yang diinginkan dari awal

penulisannya . Tema yang baik adalah tema yang menarik perhatian penulis. Dan judul

yang baik adalah harus relevan , provokatif dan singkat.

D. Daftar Pustaka

Rahardi, Kunjara.2009. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga

Tim Penulis Bahasa Indonesia UT-ASMI. 2002. Buku Materi Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Catarina,S.Pd.Teori Ringkas Latihan Soal dan Pembahasan Bahasa Indonesia SMP. Intersolusi Pressindo.Yogyakarta.

Hs, Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo

http://ita-kyu-kiyut.blogspot.com/2010/01/ragam-bahasa-tugaskelompok.html.Diakses, Minggu 4 /12/2016.Pukul 22.00 WIB

http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_36736/title_topik-tema-dan-judul/. Diakses,Minggu 4/12/2016. Pukul 22.30 WIB

(11)

Referensi

Dokumen terkait

yang akan diterapkan pada busana yang akan diciptakan adalah kata-kata atau kalimat bermakna positif, membangun citra diri dari perempuan yang positif, singkat atau berbentuk

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang berbentuk rangkaian kata atau kalimat dimana dari kalimat tersebut

kalimat (satuan bahasa di bawahnya secara.. berturut-turut adalah kalimat, frasa, kata, dan bunyi) yang digunakan dalam komunikasi dan tersusun atas rangkaian kalimat dengan kohesi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 35 judul film Prancis anak-anak terdiri dari tiga bentuk yaitu kata, frasa dan kalimat. Diantara tiga bentuk itu, frasa merupakan bentuk yang

Dari buku Tipografi dalam Desain Grafis karangan Danton Sihombing, rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu

Novel adalah karangan prosa yang panjang berupa fiksi yang mengandung rangkaian cerita kehidupan orang di sekeliling dengan menonjolkan waktu dan sifat

Dalam penerjemahan lisan, seorang interpreter tidak boleh menambahi atau mengurangi kata atau kalimat yang diucapkan penutur, selain itu, seorang interpreter harus

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.. Kehematan tidak berarti harus