Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
BERPIKIR KRITIS
BERPIKIR KRITIS
&
&
PENALARAN KLINIS
PENALARAN KLINIS
dr. M. Yulis Hamidy, M.Kes,
dr. M. Yulis Hamidy, M.Kes,
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Berpikir kritis merupakan cara praktis
Berpikir kritis merupakan cara praktis
untuk memahami masalah kesehatan
untuk memahami masalah kesehatan
dan untuk mengambil keputusan yang
dan untuk mengambil keputusan yang
tepat sehubungan dengan
tepat sehubungan dengan
permasalahan tersebut.
permasalahan tersebut.
Ilmu kedokteran membutuhkan
Ilmu kedokteran membutuhkan
kemampuan berpikir kritis, baik dalam
kemampuan berpikir kritis, baik dalam
pendidikan kedokteran maupun dalam
pendidikan kedokteran maupun dalam
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
Tujuan
Tujuan
Tujuan berpikir kritis untuk
Tujuan berpikir kritis untuk
mendapatkan pemahaman,
mendapatkan pemahaman,
mengevaluasi dan kemudian
mengevaluasi dan kemudian
menyelesaikan suatu permasalahan.
menyelesaikan suatu permasalahan.
Berpikir kritis merupakan suatu
Berpikir kritis merupakan suatu
keterampilan generik yang harus
keterampilan generik yang harus
dimiliki oleh para peserta didik.
dimiliki oleh para peserta didik.
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
Definisi
Definisi
“
“the dispositions to provide evidence in support of one’s the dispositions to provide evidence in support of one’s conclusions and to request evidence from others before conclusions and to request evidence from others before accepting their conclusions
accepting their conclusions”. ”.
Hudgins dan Edelman (1986) Hudgins dan Edelman (1986)
Proses untuk menentukan keaslian, akurasi dan nilai dari suatu Proses untuk menentukan keaslian, akurasi dan nilai dari suatu informasi atau pengetahuan.
informasi atau pengetahuan.
Beyer (1985) Beyer (1985)
Kemampuan untuk mengidentifikasi suatu masalah dan Kemampuan untuk mengidentifikasi suatu masalah dan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan masalah tersebut,
asumsi yang berhubungan dengan masalah tersebut,
mengklarifikasi dan memusatkan perhatian pada masalah, serta mengklarifikasi dan memusatkan perhatian pada masalah, serta menganalisis, memahami dan menggunakan inferensi-inferensi, menganalisis, memahami dan menggunakan inferensi-inferensi, logika induktif dan deduktif, mempertimbangkan validitas dan logika induktif dan deduktif, mempertimbangkan validitas dan reliabilitas dari asumsi tersebut, dan menggunakan berbagai reliabilitas dari asumsi tersebut, dan menggunakan berbagai sumber untuk mencari data atau informasi yang diperlukan. sumber untuk mencari data atau informasi yang diperlukan.
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
Kriteria
Kriteria
Ciri-ciri berpikir kritis yang ideal: Ciri-ciri berpikir kritis yang ideal:
mempunyai sifat ingin tahu, menerima mempunyai sifat ingin tahu, menerima
informasi, dapat memberikan alasan, bersifat informasi, dapat memberikan alasan, bersifat terbuka, fleksibel, melakukan evaluasi dengan terbuka, fleksibel, melakukan evaluasi dengan jujur, jujur terhadap kekurangan sendiri,
jujur, jujur terhadap kekurangan sendiri,
bijaksana dalam mengambil keputusan, selalu bijaksana dalam mengambil keputusan, selalu mempertimbangkan sesuatu, mencari kejelasan mempertimbangkan sesuatu, mencari kejelasan terhadap suatu masalah, pandai mencari
terhadap suatu masalah, pandai mencari
informasi yang relevan, mempunyai alasan yang informasi yang relevan, mempunyai alasan yang kuat dalam memilih suatu kriteria, memeriksa kuat dalam memilih suatu kriteria, memeriksa sesuatu terlebih dahulu dan tetap mencari sesuatu terlebih dahulu dan tetap mencari hasil-hasil yang tepat untuk suatu subjek
hasil yang tepat untuk suatu subjek
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
Kriteria
Kriteria
Karakteristik dari proses berpikir kritis, yaitu:
Karakteristik dari proses berpikir kritis, yaitu:
Menanyakan pertanyaan yang tepat
Menanyakan pertanyaan yang tepat
Menilai suatu pernyataan dan argumen
Menilai suatu pernyataan dan argumen
Menyadari kekurangan atas informasi
Menyadari kekurangan atas informasi
Mempunyai rasa ingin tahu
Mempunyai rasa ingin tahu
Tertarik menemukan suatu solusi yang baru
Tertarik menemukan suatu solusi yang baru
Mampu menetapkan kriteria untuk menganalisis
Mampu menetapkan kriteria untuk menganalisis
suatu ide
suatu ide
Mempunyai keinginan untuk menguji keyakinan,
Mempunyai keinginan untuk menguji keyakinan,
asumsi dan opini terhadap fakta
asumsi dan opini terhadap fakta
Mendengarkan dengan baik dan mampu
Mendengarkan dengan baik dan mampu
memberikan umpan balik
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
Kriteria
Kriteria
Menyadari bahwa berpikir kritis merupakan suatu Menyadari bahwa berpikir kritis merupakan suatu
”
”lifelong process of self assessmentlifelong process of self assessment””
Membuat keputusan setelah semua fakta telah Membuat keputusan setelah semua fakta telah
didapatkan dan dipertimbangkan didapatkan dan dipertimbangkan
Mencari fakta untuk mendukung asumsi dan Mencari fakta untuk mendukung asumsi dan
keyakinan keyakinan
Mampu menyesuaikan opini ketika suatu fakta Mampu menyesuaikan opini ketika suatu fakta
baru ditemukan baru ditemukan
Melakukan pembuktian Melakukan pembuktian
Menguji suatu masalah dengan cermat Menguji suatu masalah dengan cermat
Mampu menolak informasi yang tidak benar dan Mampu menolak informasi yang tidak benar dan
tidak relevan tidak relevan
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
Menggunakan fakta-fakta yang ada dengan baik Menggunakan fakta-fakta yang ada dengan baik
Mengorganisir pikirannya dengan baik Mengorganisir pikirannya dengan baik
Mampu membedakan antara yang valid dengan Mampu membedakan antara yang valid dengan
yang tidak valid yang tidak valid
Menunda pengambilan keputusan sampai Menunda pengambilan keputusan sampai
betul-betul didapatkan bukti-bukti yang cukup betul didapatkan bukti-bukti yang cukup
Memahami perbedaan antara
Memahami perbedaan antara reasoningreasoning dengan dengan
rationalizing rationalizing
Berusaha untuk mengantisipasi konsekuensi yang Berusaha untuk mengantisipasi konsekuensi yang
mungkin ditimbulkan oleh suatu tindakan mungkin ditimbulkan oleh suatu tindakan
Memahami ide Memahami ide
Mampu melihat adanya kesamaan dan analogi yang Mampu melihat adanya kesamaan dan analogi yang
tidak terlihat dengan nyata tidak terlihat dengan nyata
Dapat belajar secara mandiri dan mempunyai Dapat belajar secara mandiri dan mempunyai
perhatian untuk melakukannya perhatian untuk melakukannya
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
Mengaplikasikan suatu teknik penyelesaian masalah Mengaplikasikan suatu teknik penyelesaian masalah
dari apa yang sudah dipelajarinya dari apa yang sudah dipelajarinya
Dapat membentuk struktur informal dari masalah Dapat membentuk struktur informal dari masalah
yang dihadapinya berdasarkan teknik formal Dapat yang dihadapinya berdasarkan teknik formal Dapat
memilah istilah-istilah yang tidak relevan memilah istilah-istilah yang tidak relevan
Mempunyai kebiasaan untuk menanyakan Mempunyai kebiasaan untuk menanyakan
pendapatnya sendiri dan berusaha untuk memahami pendapatnya sendiri dan berusaha untuk memahami
asumsi dan implikasinya asumsi dan implikasinya
Sensitif terhadap perbedaan antara validitas dan Sensitif terhadap perbedaan antara validitas dan
intensitas intensitas
Tanggap terhadap fakta bahwa pemahaman Tanggap terhadap fakta bahwa pemahaman
seseorang bersifat terbatas seseorang bersifat terbatas
Menyadari kelemahan opini sendiri, kemungkinan Menyadari kelemahan opini sendiri, kemungkinan
adanya bias dari opini tersebut dan bahaya-bahaya adanya bias dari opini tersebut dan bahaya-bahaya
yang mungkin akan ditimbulkannya. yang mungkin akan ditimbulkannya.
Nickerson (1987) Nickerson (1987)
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
The Dispotion Toward Critical
The Dispotion Toward Critical
Thinking
Thinking
Truthseeking. A
Truthseeking. Adanya keinginan untuk mendapatkan danya keinginan untuk mendapatkan pengetahuan yang terbaik dalam konteks tertentu. pengetahuan yang terbaik dalam konteks tertentu.
Open mindness
Open mindness. Adanya toleransi terhadap cara pandang . Adanya toleransi terhadap cara pandang yang berbeda dan melakukan
yang berbeda dan melakukan self monitoringself monitoring terhadap terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi.
penyimpangan yang mungkin terjadi.
Analyticity
Analyticity. Kebutuhan akan pentingnya alasan dan fakta, . Kebutuhan akan pentingnya alasan dan fakta, siap untuk situasi atau permasalahan yang mungkin terjadi siap untuk situasi atau permasalahan yang mungkin terjadi
dan siap untuk mengantisipasi konsekuensinya. dan siap untuk mengantisipasi konsekuensinya.
Systematicity
Systematicity. Melakukan pendekatan yang terorganisir, . Melakukan pendekatan yang terorganisir, terfokus dan sistematis dalam menghadapai suatu masalah terfokus dan sistematis dalam menghadapai suatu masalah
yang kompleks. yang kompleks.
Inquisitiveness
Inquisitiveness. Selalu berusaha untuk mendapatkan . Selalu berusaha untuk mendapatkan
pengetahuan dan penjelasan yang tepat meskipun apa yang pengetahuan dan penjelasan yang tepat meskipun apa yang
diharapkan tidak langsung didapatkan. diharapkan tidak langsung didapatkan.
Maturity
Maturity. Bijaksana dalam membuat, menunda ataupun . Bijaksana dalam membuat, menunda ataupun memperbaiki suatu keputusan.
memperbaiki suatu keputusan.
American Philosophical Associations
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
Hambatan Berpikir Kritis
Hambatan Berpikir Kritis
Bekerja tanpa berpikir (impulsif) Bekerja tanpa berpikir (impulsif)
Ketergantungan yang tinggi (
Ketergantungan yang tinggi (overdependentoverdependent)) Menggunakan strategi
Menggunakan strategi goal-incompatiblegoal-incompatible
Tidak komprehensif Tidak komprehensif
Bersifat dogmatis terhadap apa yang telah Bersifat dogmatis terhadap apa yang telah
dipercayainya dipercayainya
Bersifat kaku (rigiditas/infleksibelitas) Bersifat kaku (rigiditas/infleksibelitas)
Kurang percaya diri Kurang percaya diri
Menganggap proses berpikir kritis sebagai hal Menganggap proses berpikir kritis sebagai hal
yang membuang-buang waktu saja (anti yang membuang-buang waktu saja (anti
intelektual) intelektual)
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
Manfaat
Manfaat
Berpikir kritis merupakan inti dari
Berpikir kritis merupakan inti dari
proses belajar sepanjang hayat,
proses belajar sepanjang hayat,
sehingga akan meningkatkan
sehingga akan meningkatkan
fleksibilitas dan adaptabilitas dari
fleksibilitas dan adaptabilitas dari
para lulusan saat mereka masuk
para lulusan saat mereka masuk
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
Konsep
Konsep
Critical thinking as a generic skills
Critical thinking as a generic skills
Pandangan terhadap berpikir kritis sebagai
Pandangan terhadap berpikir kritis sebagai
suatu keterampilan generik bersumber pada
suatu keterampilan generik bersumber pada
dua hal.
dua hal.
Dalam psikologi kognitif, adalah penggunaan Dalam psikologi kognitif, adalah penggunaan keterampilan kognitif atau strategi yang
keterampilan kognitif atau strategi yang
meningkatkan probabilitas dari sesuatu yang meningkatkan probabilitas dari sesuatu yang diharapkan. Keterampilan tersebut meliputi diharapkan. Keterampilan tersebut meliputi
problem solving, reasoning
problem solving, reasoning, dan , dan decision makingdecision making.. Dari sudut pandang filosofi, berpikir kritis
Dari sudut pandang filosofi, berpikir kritis
merupakan keterampilan umum atau kemampuan merupakan keterampilan umum atau kemampuan untuk menilai suatu kenyataan.
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
Konsep
Konsep
Critical thinking as an embedded skill
Critical thinking as an embedded skill
Berpikir kritis merupakan suatu
Berpikir kritis merupakan suatu
kombinasi dari keinginan untuk suatu
kombinasi dari keinginan untuk suatu
proses berpikir dengan pengetahuan dan
proses berpikir dengan pengetahuan dan
keterampilan kritis.
keterampilan kritis.
Keterampilan kritis
Keterampilan kritis
terdiri dari kemampuan untuk melakukan
terdiri dari kemampuan untuk melakukan
refleksi, bertanya dengan efektif, dan
refleksi, bertanya dengan efektif, dan
menunda suatu pertimbangan atau
menunda suatu pertimbangan atau
kepercayaan dengan pengetahuan yang
kepercayaan dengan pengetahuan yang
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
Konsep
Konsep
Critical thinking as a component
Critical thinking as a component
of the skills of the autonomous
of the skills of the autonomous
learner
learner
Berpikir kritis merupakan salah
Berpikir kritis merupakan salah
satu karakteristik penting untuk
satu karakteristik penting untuk
self directed learning atau
self directed learning atau
autonomous learning dan self
autonomous learning dan self
Faculty of Medicine University of Riau
Faculty of Medicine University of Riau
Konsep
Konsep
Critical thinking for critical being
Critical thinking for critical being
Bernett (1997) meninjau konsep kritis
Bernett (1997) meninjau konsep kritis
dari dua sudut;
dari dua sudut;
pertama, terdiri dari empat level kritis, yaitu pertama, terdiri dari empat level kritis, yaitu operasionalisasi dari kemampuan untuk
operasionalisasi dari kemampuan untuk berpikir kritis, refleksivitas, membangun berpikir kritis, refleksivitas, membangun suatu tradisi dan mentransformasi suatu suatu tradisi dan mentransformasi suatu kritikan.
kritikan.
kedua terdiri dari tiga domain yaitu kedua terdiri dari tiga domain yaitu
pengetahuan, diri sendiri dan lingkungan pengetahuan, diri sendiri dan lingkungan yang akan membentuk tiga macam
yang akan membentuk tiga macam criticalitycriticality, , yaitu “
yaitu “critical reason, critical self reflection critical reason, critical self reflection dan critical action”