• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGEVALUASI DAN MENGEMBANGKAN USAHA koperasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENGEVALUASI DAN MENGEMBANGKAN USAHA koperasi "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MENGEVALUASI DAN MENGEMBANGKAN USAHA

A.Struktur Kekayaan dan Finansial

Rasio pengambilan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, hal tersebut bertujuan memberi gambaran baik buruknya posisi keuangan suatu perusahaan.

1. Struktur Kekayaan

Struktur kekayaan ialah perimbangan antara aktiva lancer dengan aktiva tetap baik secara absolut maupun relatif.

Contoh :

Besarnya keseuruhan aktiva lancer Rp.300.000.000,00 dan aktiva tetapnya Rp.700.000.000,00. Berdasarkan besarnya aktiva tersebut diatas, maka perimbangan secara absout adalah 30:70 dan rlatif adalah 30%:70%.

2. Struktur Finansial

Struktur finansial ialah yang menunjukkan aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai, yaitu menyangkurt semua sumber pembeanjaan, yang tercermin dalam keseluruhan pasiva neraca (keseluruhan modal sendiri). Struktur finansial pada hakikatnya menunjukkan pula perimbangan absolute dan reatif antara keseluruhan modal asing (jangka pendek dan panjang) dengan jumlah modal sendiri.

Contoh :

Besar modal asing berupa kewajiban jangka panjang Rp.400.000.000,00 sedangkan besarnya modal sendiri adalah Rp.600.000.000,00

Berdasarkan angka-angka tersebut diatas berarti perimbangan absolut adalah 4:6 dan relatif adalah 40%:60%.

3. Struktur Modal

Struktur modal menyangkut perimbangan absolut dan relatif antara utang jangka panjang dan modal sendiri.

Contoh :

Besar modal asing yang berupa utang jangka panjang Rp.300.000.000,00, sedangkan modal sendiri berjumlah Rp.600.000.000,00 dalam hal ini berarti perimbangan absolutnya

menunjukkan 30:60 dan relatifnya 33 1

3

% : 66

2 3

%.

B.

Likuiditas

(2)

pembayaran likuid (cair) yang dimliki perusahaan. Besar alat pembayaran likuid yang dimiliki perusahaan disebut daya bayar atau kekuatan bayar suatu perusahaan, yang akan menjadikan perusahaan mempunyai kemampuan membayar kewajiban jangka pendeknya.

Setiap perushaan yang mempunyai daya bayar yang besar mampu membayar kewajiban jangka pendeknya setiap saat atau aktiva ancarnya lebih besar daripada utang lancarnya disebut sebagai perusahaan likuid. Sebaiknya, apabila perusahaan hanya mempunyai dayat bayar yang kecil atau utang lancar lebih besar daripada aktiva lancar berarti perusahaan tersebut adalah perusahaan illikuid (tidak likuid). Dalam literature Anglosaxon (Anglosaxis) istilah likuiditas sering disebut sebagai technical solvency.

Secara umum dapat disimpulakn bahwa likuiditas adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Besarnya perbandingan/ratio terbaik antara aktiva lancar dengan utang lancar adalah sekitar 2:1. Namun demikian, angka tersebut tidaklah mutlak. Besarnya ratio dapat ditentukan sesuai dengan jenis usaha dan kebijakan keuangan masing-masing.

Cara pengukuran atau penganaisaan likuiditas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut :

1. Current Ratio

Rumus ratio lancar (current ratio)

Rumus ratio lancar (current ratio) digunakan untuk mengetahui kemampuan membayar utang lancar dengan aktiva lancar.

2. Cash Ratio

Rumus ratio cas (cash ratio)

Rumus ratio kas (cash ratio) digunakan untuk mengukur kemampuan membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi dnegan kas yang tersedia dan efek yang dapat diuangkan.

Contoh:

Apabila dalam neraca suatu perusahaan terdapat jumlah aktiva lancar sebesar Rp.900.000.000,00 yang terdiri dari kasi sebesar Rp.250.000.000,00, efek sebsar Rp.100.000.000,00, piutang

Current Ratio = Aktiva Lancar

Utang

Cash Ratio (Ratio Of Immediately Solvency) =

(3)

Rp.100.000.000,00, sedangkan kewajiban jangka pendeknya Rp.450.000.000,00 maka cash rationya adalah sebagai berikut :

Rp.250.000.000,00 + Rp.100.000.000,00 = 0,77:1 atau 77,77% Rp.450.000.000,00

3. Acid Test Ratio/Quick Ratio

Acid test ratio disebut quick ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar (persediaan) dengan uang lancar. Ratio tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan membayar kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk diubah menjadi uang kas dan menganggap piutang dapat segera direalisir dengan uang kas. Walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari pada piutang.

Ratio tersebut lebih tajam daripada current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang paling likuid (mudah dicairkan dan diuangkan) dengan utang lancar. Jika current rationya tinggi tapi quick

rationya rendah berarti dia investasi yang sangat besar dalam persediaan.

4. Working Capital to Total Assets Ratio Rumus ratio modal kerja pada total aktiva.

Rumus ratio moda kerja dengan total aktiva (working capital to total assets) ratio digunakan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja netto.

Contoh :

Apabila besar aktiva lancar Rp.900.000.000,00 dan aktiva tetapnya Rp.975.000.000,00, sedangkn utang jangka pendeknya sebesar Rp.450.000.000,00 maka ratio modal kerja neto kepada total aktiva adalah sebagai berikut :

Rp.900.000.000,00 – Rp.450.000.000,00 = 0,24:! Atau 24% Rp.1.875.000.00

C. Solvabilitas

Pengertian Solvabilitas

Solvabilitas suatu perusahaan adalah kemampuan untuk membayar utang dalam jangka pendek. Masalah solvabilitas menyangkut kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dan jangka panjangnya, tetapi para kreditur atau pemegang daham selain tertarik pada kondisi jangka pendek mereka lebih berminat pada kondisi jangka panjang, karena posisi keuangan jangka pendek berapapun baiknya tidaklah selalu paralel dengan posisi keuangan jangka panjang.

Working Capital to Assets Ratio = Aktiva Lancar – Utang Lancar

(4)

Dalam literatur Anglosaxon, solvabilitas sering disebut sebagai actual aolvency. Sedangkan perhitungan solvabilitas, aktivatidak berwujud (intangible assets) tidak ikut diperhitungkan.

Rumus perhitungan sovabilitas

Contoh :

Jumlah aktiva suatu perusahaan terdiri dari aktiva lancar sebesar Rp.75.000.000,00. Aktiva tetapnya Rp.425.000.000,00 dan aktiva tidak berwujudnya Rp.25.000.000,00. Kewajiban terdiri atas utang lancar sebesar Rp.50.000.000,000 dan utang jangka panjangnya Rp.200.000.000,00

Solvabilitas = 75.000.000,00 + .425.000.000,00 = 500.000.000,00 = 2:1 atau 20%

50.000.000,00 + 200.000.000,00 250.000,00

D.Rentabilitas/ Profibillitas

1. Pengertian Rentabilitas

Rentabilitas/profibillitas perusahaan adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba sejumlah dana yang diinvestasikan, untuk periode atau jangka waktu tertentu. Jadi, masalah rentabilitas/profibilitas perusahaan hakikatnya dilakukan untuk menganalisis kemampuan dari suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan/laba secara optimal dari usaha-usaha yang dijalankan dengan menggunakan sejumlah modal tertentu.

Pengukuran keuntungan yang dicapai perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara antara lain dengan menggunkan ratio ekonomis dengan rentabilitas modal sendiri atau dengan menggunakan cara lain yang biasa digunakan aliran anglosaxis, seperti pengukuran dengan

gross profit margin, operating profit margin, earning power of total investment.

2. Mengukur Rentabilitas (Ratio Rentabiitas)

Pada dasarnya, rentabiitas perusahaan dapat diukur dengan memperbandingkan laba dengan modal (aktiva yang digunakan), yang dapat digambarkan dengan rumus berikut.

L

M X100

Dalam praktek, untuk menilai rantabiitas dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :

Solvabilitas = Total Aktiva

Total Utang

Keterangan :

L = Jumlah laba yang diperoleh dalam suatu periode

(5)

1. Membandingkan antara aba operasi/udaha dengan aktiva operasi.

2. Membandingkan laba bersih setelah pajak penghasilan dengan aktiva operasi.

3. Membandingkan laba bersih setelah pajak penghasilan dengan keseluruhan aktiva tetap berwujud.

4. Membandingkan laba bersih setelah pajak penghasilan dengan modeal sendiri.

Dari berbagai cara yang digunakan, terdapat 2 cara yang paing sering digunakan, yaitu rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri.

a. Rentabilitas Ekonomi.

Rentabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas ekonomis dinyataam dalam prosentase. Tingkat rentabilitas ekonomi seringkali digunakan sebagai alat untuk mengukur efisiensi penggunaan modal. Dengan melaksanakan pengukuran rentabilitas ekonomi, berarti kita dapat mengukur kemampuan suatu perusahaan, berapa besar laba yang dapat diperoleh dari sebuah modal yang digunakan dalam operasinya.

Dalam pengukuran rentabilitas ekonomi, ha-halyang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Modal yang diperhitungakn hanyaah modal operasi yang benar-benar digunakan dalam perusahaan (operating capital atau operating assets). Sedang modal yang tidak menunjang operasi atau tidak bekerja seperti modal yang ditanamkan dalam efek (Surat berharga), tidak diperhitungkan (kecuali perusahaan kredit).

2. Laba yang diperhitungkan hanyalah lab yang berasal dari oeprasi perushaan berupa laba bersih neto (net operating income). Sedangkan laba yang diperoleh dari luar operasi seperti dari bunga, hasil sewa, deviden, dan lain-lain tidak dimasukkan untuk menghitug rentabilitas. Contoh :

“PD. Semangat Maju” di Surabaya, beroperasi dengan modal sebesar Rp.30.000.000,00 yang terdiri dari utang sebesar Rp.15.000.000,00 bunga 12% setahun dan modal sendiri sebesar Rp.15.000.000,00. Keuntungan yang berasal dari operasi perusahaan selama setahun adalah Rp.7.500.000,00.

Rentabilitas Ekonomi = Rp.7.500.000,00

30.000.000 x100

= 25%.

(6)

Rentabilitas modal sendiri atau disebut juga rentabilitas usaha adalah perbandingan atara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilakan laba tersebut. Disini berarti menyangkut kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dengan menggunakan sejumlah modal sendiri yang dioperasikan dalam perusahaan.

Dalam mengukur moda sendiri, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Modal sendiri yang diperhitungkan adalah yang benar-benar digunakan dalam operasi perusahaan.

2. Laba yang diperhitungkan adalah laba setelah dikurangi dengan bunga modal asing (pinjaman) dan pajak penghasilan. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Laba = Keuntungan Setelah Pajak x 100% Modal Sendiri

Pengukuran rentabilitas modal sendiri dalam aliran

Anglosaxis disebut juga dengan istilah Rate of Return Net Worth atau Rate of Return for the Owners.

Contoh :

“PD. Semangat Maju” di Surabaya, beroperaasi dengan modal sebesar Rp.44.000.000,00 yang terdiri dari utang sebesar Rp.20.000.000,00 bunga 12% setahun dan modal sendiri sebesar Rp.24.000.000,00. Keuntungan yang berasal dari operasi perusahaan selama setahun adlaah Rp.10.000.000,00

Utang (bunga 12%)

……….Rp.20.000.000,00 Modal

sendiri………...Rp.24.000.000, 00 +

Jumlah………...Rp.44.000.000,00 Keuntungan

operasi………...Rp.10.000.000,00

Laba sebelum

pajak……….Rp.7.200.000,00

Pajak Penghasilan………..Rp. 720.000,00

Laba setelah pajak penghasilan..Rp.6.480.000,00

Rentabilitas Modal Sendiri = Rp. 6.480.000

24.000.000x100=28,5

3. Cara Pengukuran Rentabilitas/Profibilitas

(7)

a. Marjin Laba Kotor

Ratio marjin laba kotor (gross profit margin) digunakan untuk mengukur keuntungan /laba kotor dar setiap rupiah penjualan. Rumusnya sebagai berikut :

b. Margin Laba Operasi

Ratio marjin laba operasi (operating profit margin/operating income ratio) digunakan untuk mengukur aba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilakn oleh setiap rupiah penjuaan. Rumusnya sebagai berikut :

c. Marjin Laba Neto.

Ratio marjin laba neto (net profit margin) atau marjin penjualan (sales marjin) digunakan untuk mengukur keuntungan/laba neto per rupiah penjualan. Rumusnya sebagai berikut :

d. Kemampuan Memperoleh Laba dari Total Investasi

Ratio perolehan keuntungan dari total investasi (earning power of total investment) digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan kentungan bagi semua investor (pemegang obigasi dan saham). Rumusnya sebagai berikut

e. Kemampuan Memperoleh Laba Neto dari Total Investasi Ratio perolehan laba neto dari modal investasi (net earnings power ratio/of return on investment) digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilakn keuntungan/laba neto. Rumusnya sebagai berikut :

Penjualan Neto – Harga Pokok Penjualan x 100%

Penjualan Neto

Penjualan Neto – Harga Pokok Penjualan x 100%

Penjualan Neto

Keuntungan Neto Sesudah Pajak x 100% Penjualan Neto

Keuntungan Sebelum Bunga dan Pajak x 100%

Jumlah Aktiva

Keuntungan Neto Sesudah Pajak x 100%

(8)

E. Teknik Menyusun Laporan

1. Analisis Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Analisis pelaksanaan kegiatan usaha perlu dibuat dan disusun secara sistematis dan secermat mungkin serta logis. Laporan kegiatan usaha adalah penyampaian informasi, sehingga akan tercipta komunikasi antara yang melaporkan dengan pihak yang diberi laporan.

Pada dasarnya, yang perlu dianalisis dalam pelaksanaan kegiatan usaha, adalah sebagai berikut.

a. Bidang kegiatan usaha.

1) Jenis usaha ……… Volume Rp ………… 2) Jenis usaha ……… Volume Rp ………… 3) Jenis usaha ……… Voulme Rp ………… b. Rugi/laba.

1) Unit ……… Rugi/Laba Rp ……… 2) Unit ……… Rugi/Laba Rp ……… 3) Unit ……… Rugi/Laba Rp ……… c. Bidang keuangan.

1) Neraca (Terlampir) 2) Analisis :

- Likuiditas = ………% - Solvabilitas = ………% - Rentabilitas = ………% d. Bidang permodalan.

1) Modal sendiri ……… = Rp ………… 2) Modal saham ……….= Rp ………… e. Bidang administrasi dan pembukuan.

1) Buku dan jurnal

- Buku pembelian tunai - Buku pembelian kredit

- Buku persediaan barang dagang - Penjualan tunai

- Buku voucher

2) Dokumen-dokumen dagang

- Surat-surat perjanjian dagang

- SITU, SIUP, NPWP, AMDAL, dan lain-lain - Faktur dan kuitansi

f. Bidang ketenagakerjaan. g. Bidang pemasaran. h. Bidang organisasi.

2. Analisis laporan keuangan

(9)

Analisi laporan keuangan pada hakikatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan perusahaan. Untuk lebih dapat menggambarkan posisi keuangan dan sifat perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, suatu perusahaan diharuskan membuat laporan keuangan paling lama 2 tahun terakhir dari kegiatan usahanya.

a. Dasar analisis laporan keuangan

Adapun yang menjadi dasar analisis dalam laporan keuangan, adalah sebagai berikut.

1) Keadaan keuangan jangka pendek.

a) Sasaran analisis atas keadaan keuangan jangka pendek adalah sebagai berikut.

- Kemampuan untuk bertahan dalam keadaan defisit - Kemampuan untuk melunasi utang lancar

- Kemampuan untuk membayar biaya-biaya

- Kemampuan untuk mempertahankan persediaan - Kemampuan untuk memberikan kredit penjualan b) Sasaran analisis atas modal kerja, meliputi hal-hal

berikut.

- Darimana sumber-sumber modal kerja diperoleh - Untuk apa saja modal kerja tersebut

2) Keadaan keuangan jangka panjang.

Sasaran analisis terhadap keuangan jangka panjang, meliputi hal-hal berikut.

a) Berkurang dan bertambahnya utang jangka panjang b) Kemampuan membayar bunga pinjaman secara stabil c) Keseimbangan antara modal sendiri dengan modal

asing

d) Bertambah dan berkurangnya aktiva tetap 3) Hasil usaha perusahaan.

Sasaran analisis terhadap hasil usaha perusahaan, meliputi sasaran-sasaran berikut.

a) Efisiensi perusahaan antara penjualan dengan aktiva yang digunakan

b) Efisiensi perusahaan antara laba dengan aktiva yang digunakan

c) Volume penjualan pada tingkat break event

b. Kegunaan Hasil analisis keuangan

Hasil analisis keuangan sangat berguna bagi pihak-pihak berikut.

1) Para pemilik perusahaan

a) Besar kecilnya imbalan untuk pemilik perusahaan b) Berhasil tidaknya usaha, dan

c) Dapat tidaknya pemimpin perusahaan mempertahankan keberlangsungan perusahaannya.

2) Manajer perusahaan

a) Menyusun rencana usaha yang akan datang b) Untuk mengukur system pengendalian intern c) Untuk mengukur kebijakan manajer

(10)

Dengan adanya analisis laporan keuangan, akan diketahui mengenai likuiditas, solvabilitas,dan rentabilitas perusahaan.

a) Memberi tidaknya pinjaman

b) Menghentikan investasinya atau tidak

c) Mengubah pinjamannya menjadi modal perusahaan. 4) Pemerintah

a) Menentukan besarnya pajak

b) Menetapkan kebijakan tentang masalah tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi social

5) Karyawan

a) Pindah kerja ke perusahaan lain b) Perasaan aman dalam bekerja c) Adanya promosi jabatan

d) Meningkatkan produktifitas dalam bekerja

F. Menyusun Rencana Pengembangan Usaha

1. Pengembangan kegiatan usaha

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pernyataan, informasi dari seseorang atau badan usaha kepada orang atau badan usaha lainnya. komunikasi antar badan usaha perlu ditingkatkan,terutama dengan rekanan,langganan, bahkan dengan saingan.

Komunikasi dengan badan-badan lainnya dilakukan untuk kegiatan yang berkaitan dengan bisnis maupun dengan kegiatan-kegiatan sampingan lainnya yang bersifat relasi kerja.

Peningkatan komunikasi antar badan usaha dapat dilakukan secara formal maupun secara nonformal. Meningkatkan komunikasi antar badan usaha secara formal antara lain sebagai berikut.

a. Seminar-seminar dalam bisnis

b. Penataran-penataran yang berhubungan dengan bisnis c. Pelatihan-pelatihan dalam bisnis.

Adapun dalam meningkatkan komunikasi antar badan usaha secara nonformal dilakukan dengan cara berikut.

a. Obrolan bisnis pada waktu diadakan resepsi pernikahan, perpisahan, penggantian pemimpin perusahaan, dan lain sebagainya.

b. Adanya kekeluargaan yang diteruskan dengan pembicaraan bisnis

c. Negosiasi dalam bisnis

Negosiasi merupakan ujung tombak bagi keberhasilan dalam bisnis. Para perusahaan sebagian besar waktunya dipergunakan untuk keperluan bernegosiasi dengan mitra usahanya. Oleh karena itu, para pengelola usaha perlu meningkatkan dan merumuskan tentang bagaimana cara untuk memenangkan suatu negosiasi dalam bisnis.

(11)

a. Memberi pilihan

Untuk memenangkan negosiasi di dalam usaha, para pengelola usaha harus dapat memberikan jasa pilihan kedua yaitu menurunkan syarat-syaratnya, karena suatu kualitas barangnya.

b. Lelang

Cara negosiasi disini, berhubungan dengan banyaknya calon mitra bisnis. Mereka semuanya bersaing sendiri didalam memenuhi persyaratan-persyaratan yang diajukannya sdalam bisnis

c. Menipu

Para pengelola usaha yang menerapkan negosiasi cara tersebut pada umunya senang menipu (faking) calon mitra bisnisnya dengan menciptakan seolah-olah lebih banyak mengetahui tentang informasi dalam bisnis.

d. Kalah untuk Menang

Dalam hal tersebut perngelola usaha harus mengalah pada saat-saat tertentu, sehingga akan mengesankan sebagai seorang pengusaha yang baik hati dan sangat lemah dalam bisnis. Dengan melihat dna memperhatikan kelengahan mitra bisnisnya, sedikit demi sedikit pengelola usaha akan menghasilkan konsensi-konsensinya.

e. Pura-pura Tidak Cocok.

Teknik ini dengan cara berpura-pura barang si mitra ini tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.

f. “Ya atau Tidak”

Dengan taknik negosiasi tersebut, pengelola usaha akan memberikan ultimatum kepada calon mitra bisnis untuk menerima apa yang ditawarkan persis adanya.

g. Pura-Pura Batal

Pengelola usaha disini berpura-pura batal di dalam bisnisnya dan membatalkan negosiasinya. Akan tetapi, tanpa sepengetahuan calon mitra bisnisnya, pengelola usaha tetap berjuang untuk mencapai kkeberhasilan dalam bisnis

h. Kami Yang Terhebat

Taktik ini banyak membual tentang keberhasilannya didalam bisnis. Pengelola usaha disini harus dapat menciptakan kesan kehebatannya didalam bisnis.

i. Batas Waktu

Setelah mengemukakan persyaratan dalam bisnis, pengelola usaha disini menerapkan dan menetapkan batas waktu berlakuknya penawaran barang-barang dagangan tersebut. j. Menambah Ekstra

k. Lambungkan Bola Rendah.

Pada taktik negosiasi ini, mulanya pengelola usaha akan menawarkan persyaratan ringan atau rendah, tetapi setelah penawaran itu diterima, akan segera merembet menawarkan kepada masalah-masalah yang berkaitan dengan segala persyaratan semula.

(12)

Dengan membuka kartu lawan mitra bisnisnya ia akan menyetujui terhadap apa yang ditawarkan.

m. Lebih Serius n. Pot Besar

Seorang pengelola usaha dalam teknik ini memasang persyaratan sangat tinggi ekali pada saat memulai negosiasi bisnis.

o. Persediaan Terbatas.

Dengan menyebutkan perseidaan barang yang terbatas ada kesan jika pembeli/mitra bisnisnya tidak segera menyetujui bisnisnya makan akan menyeal karena akan kehabisan barangnya.

p. UangTipuan.

Taktik tersebut menyatakan harga dagangannya dengan persentase dan dengan nilai uang riilnya.

q. Lihat Saja Catatan.

Dengan menunjukkan calon bisnisnya, maka mitra bisnisnya dapat menerima persyaratan yang diajukkannya.

r. Bersabar.

s. Tekan Terus-Meners.

t. Menggigit Sedikit Demi Sedikit

Dengan taktik ini pengelola usaha berusaha memenangkan bisnis dalam negosisasi sedikit demi sedikit. Cara ini, calon mita bisnisnya tidak akan sadar bahwa sebenarnya banyak konsesi yang telah dilepaskan.

2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat kegiatan usaha a. Faktor-faktor pendukung kegiatan usaha.

1) Faktor manusia 2) Faktor keuangan 3) Faktor permodalan 4) Menurut sumbernya

- Modal sendiri - Modal asing (Luar)

5) Menurut lama penggunaannya - Modal pasif jangka pendek - Modal pasif jangka panjang 6) Faktor organisasi

7) Faktor perencanaan 8) Faktor pengatur bisnis 9) Faktor pajak dan asuransi 10) Faktor fasilitas pemerintah 11) Catatan bisnis, yang meliputi :

- Neraca

- Laporan Rugi/Laba

- Laporan perubahan modal - Administrasi perusahaan - Banyaknya karyawan - Pemasaran dan penjualan - Para pesaing

(13)

- Para pelanggan dan konsumen potensial - Pasar yang dituju

- Banyaknya produk dan persediaan

b. Faktor-faktor penghambat kegiatan usaha 1) Kurangnya pengalaman di dalam usaha

2) Tidak tepat atau cocok dalam memilih jenis usaha 3) Tidak adanya perencanaan usaha yang tepat 4) Keuangan atau permodalan usaha kurang sekali

5) Tidak adanya ketertarikan dalam bidang usaha yang digelutinya

6) Tidak adanya dukungan dari pemerintah 7) Tidak mempunyai keahlian di bidang usaha 8) Tidak mempunyai semangat kewirausahaan 9) Tidak percaya kepada kemampuan diri sendiri

c. Menganalisis peluang (Oppotrunity) yang ada

Peluang usaha banyak sekali, asal ulet, berusaha keras untuk maju, dan percaya kepada kemampuan sendiri. Peluang bisnis bukanlah peluang bila tidak sanggup menemukan tindakan-tindakan yang mungkin dan layak untuk mewujudkannya.

Adapun yang menjadi modal utama untuk meraih kesuksesan diantaranya :

1) Pola berfikir yang mengarah kepada sikap dan kemauan untuk sukses

2) Kepribadian yang kuat untuk sukses

3) Kecakapan di dalam bekerja atau mengelola usaha 4) Menerapkan manajemen yang baik

5) Berani memikul segala resiko dalam bisnis

Langkah-langkah yang mantap dalam pengelolaan usaha diantaranya:

1)Seorang pengusaha atau calon pengusaha harus menmpunyai gambaran tentang pemasaran hasil produksi

2)Menciptakan penyaluran distribusi agar hasil prosuksi perusahaan cepat sampai ke tangan para konsumen

3)Cara memprosuksi

4)Cara pengawasan atau pengensalian produksi 5)Cara memperoleh bahan baku

Referensi

Dokumen terkait

• Semua Teman-temanku di (6sa) dan dan teman- teman “JURUSAN TEKNIK SIPIL ANGKATAN 2014 POLSRI” yang saling membantu satu sama lain agar terselesainya laporan akhir kita... LEBIH BAIK

Tabel Hubungan antara Berat Bayi Lahir Rendah dengan Kematian Neonatal di Rumah Sakit PHC Surabaya 1 Januari sampai dengan. 31

› Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada perkiraan beban tanggung jawab , dari yang paling besar ke yang paling kecil. › Aliran kerja tes ditinjau berdasarkan pada

Diagram M enyediakan suatu penyajian yang lebih detail dari aktivitas yang berhubungan dengan satu atau dua kejadian yang ditunjukkan.. pada overview

VARIASI NILAI SpO 2 DAN HEART RATE TERHADAP KEJADIAN KOMPLIKASI INTRADIALISIS PADA PASIEN DENGAN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF.. Sri Suparti S.Kep.,

Laporan Tugas Akhir harus telah diterima Program Diploma Komputer paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak selesai diadakan ujian Komprehensif, jika tidak maka kelulusan

Sesuai dengan namanya, wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan meliputi wilayah administrasi kecamatan Kembangan Kotamadya Jakarta Barat yang

Jadi dalam hal ini kontrak kerjasama Konsinyasi antara distro dengan supplier menurut pola distro Mailbox hanya ada dua pihak yang terkait dalam perjanjian tersebut