• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pendanaan perusahaan jangka pen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis pendanaan perusahaan jangka pen"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH KELOMPOK PEMBELANJAAN PERUSAHAAN

Analisis Pembelanjaan Perusahaan – Sumber Pendanaan Jangka Pendek dan Jangka

Panjang

Dosen:

Dr. Ir. Trias Andati, MSc, MM.

Disusun Oleh:

M. Bobby Afif Nasution P056163731.55

Nanda Yaumun Niam P056163761.55

Sabilil Hakimi A P056163851.55

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perusahaan

Pada tahun 1911 NV Hollandsch Amerikaanse Plantage Maatschappij membuka perusahaan perkebunan di Kisaran, Sumatra Utara namun pada tahun 1986 perusahan ini diakuisisi oleh Bakrie and Brothers dan kemudian diganti menjadi PT Bakrie Sumatera Plantations. Sejak awal perusahaan bergerak diperkebunan karet, namun setelah diakuisisi perusahaan mulai mengalihkan komoditi pada tahun 1993 ketika 6.200 ha dari lahan karet di Kisaran di konversi menjadi kelapa sawit. Sejak itu, perusahaan melanjutkan untuk memperluas usaha kelapa sawit, baik dengan pengembangan lahan baru dan akuisisi, hal serupa juga dilakukan pada komoditi karet. Akuisisi yang dilakukan bakrie sampai saat ini, yaitu PT Huma Indah Mekar (perkebunan karet), PT Agro Mitra Madani (Pabrik Kelapa Sawit), PT Air Muring (Perkebunan dan Pabrik Karet), PT Nibung (Pabrik Karet), PT Sumbertama Nusapertiwi (Perkebunan Kelapa Sawit), PT Grahadura Leidung Prima (Perkebunan Kelapa Sawit), PT Guntung Idaman Nusa (Perkebunan Kelapa Sawit), Solegna BV (Perkebunan Kelapa Sawit), Great Four BFI (Perkebunan Kelapa Sawit).

Dengan visi Menjadi Perusahaan Agrobisnis Terintregasi Nomor Satu dan Paling dikagumi di Indonesia PT Bakrie Sumatera Plantations terus melakukan pengembangan, salah satu pengembangan yang dapat dilaukan perusahaan adalah dengan mengakuisisi. Untuk melakukan akuisisi PT Bakrie Sumatera Plantations memerlukan dana investasi yang besar oleh karena itu pada tahun 1990 perusahaan berhasil menuaikan sejarah yakni dengan berhasilnya PT Bakrie Sumatera Plantations tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Hingga tahun 2015 lahan perkebunan yang dimiliki adalah 130.000 Ha mayoritas perkebunan saat ini berada di pulau Sumatera. Perusahaan telah memulai memperluas ke provinsi Kalimantan sejak awal 2007 dan tetap melakukan pengembangan. Sertifikasi perusahaan yang juga membantu PT Bakrie Sumatera Plantations dalam menjaga harga sahamnya di pasar juga tetap di jaga dan diperbarui. Seperti sertifikasi ISO 9002:1994 ISO 9001:2000. ISO 14001, serta yang terbaru adalah RSPO.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kinerja perusahaan PT Bakrie Sumatera Plantation menggunakan rasio-rasio keuangan seperti rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio profitabilitas, dan rasio-rasio solvabilitas. 2. Mengidentifikasi komposisi sumber pendanaan perusahaan untuk jangka pendek serta

dampaknya terhadap pertumbuhan perusahaan PT Bakrie Sumatera Plantation.

3. Mengidentifikasi komposisi sumber pendanaan perusahaan untuk jangka panjang serta dampaknya terhadap pertumbuhan perusahaan PT Bakrie Sumatera Plantation.

(3)

PEMBAHASAN A. Analisis Rasio-Rasio Keuangan

1. Analisis rasio profitabilitas

Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba secara periode tertentu. Analisis profitabilitas terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA), Profit Margin On Sales, dan Gross Profit Margin. NPM menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan yang dilakukan perusahaan. Selama tiga tahun pengamatan yang dilakukan pada PT Bakrie Sumatera Plantation. Menunjukkan bahwa NPM tinggi di tahun 2013 sebesar 23,79%, dan menurun di tahun 2014 sebesar 12,85% serta naik di tahun 2015 sebesar 15,05%. Return On Investment (ROI) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang dimiliki. Selama tiga tahun pengamatan yang dilakukan pada PT Bakrie Sumatera Plantation. Menunjukkan bahwa ROI mengalami penurunan dari tahun 2013 (2,85%), dan meningkat di tahun 2014 (4,26%) lalu mengalami penurunan drastic di tahun 2015 (1,17%). Return On Equity (ROE) bertujuan untuk menggambarkan seberapa besar kemampuan pendapatan bersih perusahaan yang dapat diperoleh para pemegang saham atas modal disetor selama tiga tahun pengamatan yang di lakukan di tahun 2013 sebesar 8,78% dan menurun di tahun 2014 sebesar 6,02% dan menurun lagi di tahun 5,41%.

(4)

2. Analisis rasio likiuditas

Analisis Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Analisis likuiditas terdiri dari Current Ratio dan Quick Ratio. Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 tahun menunjukkan bahwa di tahun 2013-2015 mengalami penurunan ditunjukkan dengan 2013 (0,1%), 2014 (0,09%) dan 2015 (0,06%) hal ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan semakin buruk, karena semakin sulit suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (semakin tidak likuid). Current Ratio digunakan untuk menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa terjadi penurunan pada Current Ratio hal ini terlihat pada data di tahun 2013 sebesar 0,25%, di tahun 2014 sebesar 0,16% dan di tahun 2015 sebesar 0,14%. Artinya perusahaan mengalami masalah dalam likuidasi.

3. Analisis rasio solvabilitas

(5)
(6)

B. Analisis Sumber Pendanaan Jangka Pendek

1. Analisis komposisi sumber dana jangka pendek serta perubahannya. Sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, PT Bakrie Sumatera Plantation mengalami penurunan nilai perusahaan. Jika dilihat dari banyaknya aset, aset yang dimiliki PT Bakrie Sumatera Plantation pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 18,1 Triliun kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi Rp. 17,4 Triliun dan turun lagi pada tahun 2015 menjadi Rp. 16,9 Triliun. Komponen aset terbesar perusahaan ini ada pada aset tetap, piutang jangka panjang,dan tanaman menghasilkan serta tanaman belum menghasilkan. Berikut ini adalah rincian aset perusahaan dari tahun 2013 sampai tahun 2015:

Tabel 1. Rincian aktiva PT Bakrie Sumatera Plantation dari tahun 2013 sampai tahun 2015 Jenis Aktiva Tahun 2013 (dalam

(7)

Untuk mendanai aktivitas usahanya, PT Bakrie Plantation menggunakan sumber pendanaan yang bersifat jangka pendek. Berikut ini adalah informasi yang dapat diberikan untuk menjelaskan komposisi sumber dana jangka pendeknya :

Tabel 2. Komposisi sumber pendanaan jangka pendek PT Bakrie Sumatera Plantation Sumber Pendanaan Tahun 2013 (dalam

Pada tahun 2015, PT Bakrie Sumatera Plantation meperoleh fasilitas pinjaman baru dari PT Bank Capital Indonesia Tbk. (“BACA”) sejumlah Rp. 45 Miliar dengan bunga 16% pa. sehingga meningkatkan utang jangka pendeknya menjadi Rp. 85 Miliar

dibandingkan dengan tahun 2014 dan 2013 yaitu sebeesar Rp. 40 Miliar. Pinjaman jangka pendek ini digunakan untuk mendanai modal kerja Entitas anak perusahan PT Bakrie Sumatera Plantation. Selain dari pinjaman bank, perusahaan ini juga menahan pembagian deviden untuk menambah dana operasional perusahaan.

Utang usaha juga dilakukan oleh perusahaan sebagai sumber pendanaan untuk

membiayai pembelian bahan baku, bahan kimia, pupuk,suku cadang dan peralatan lainnya. Besar utang usaha dari tahun 2013 sampai 2015 tidak ada perubahan yang signifikan cenderung sama dari tahun ke tahun. Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa PT. Bakrie Sumatra Plantation memiliki kewajiban untuk membayar utang jangka panjang yang telah jatuh tempo yang besarnya tidak sebanding dengan aset lancar yang dimilikinya, sehingga hal ini harus diwaspadai oleh perusahaan agar tidak dipailitkan oleh pemberi pinjaman ketika telah dikategorikan dengan perusahaan gagal bayar. Hal ini dikarenakan pada PT. Bakrie Sumatra Plantation pendanaan untuk aktivitas produksi perusahaan pada 3 tahun sebelumnya lebih dominan dibiayai dengan pendanaan jangka panjang namun tidak diimbangi dengan likuiditas perusahaan yang baik sehingga perusahaan harus melakukan restrukturisai utang jangka panjangnya.

(8)

Salah satu sumber pendanaan jangka pendek yang dilakukan perusahaan PT. Bakrie Sumatra Plantation adalah dengan menggunakan fasilitas utang usaha untuuk membiayai produksi seperti pembelian bahan baku, bahan kimia, pupuk,suku cadang dan peralatan lainnya. Namun agar perusahaan dapat menjamin utang usahanya bisa terbayarkan harus ada sinkronisasi terhadap piutang dan persedian pada aktiva lancar perusahaan. Sinkronisasi ini dilihat dari umur dan perputaran antarapiutang dan utang usaha. Informasi terkait umur piutang dan utang usaha serta persediaan perusahaaan dapat dilihat pada Tabel 3 berdasarkan dari laporan keuangan PT. Bakrie Sumatra Plantation.

Sebagai contoh pada tahun 2015, total piutang usaha dari pihak ketiga adalah sebesar Rp. 538.587.547.000 Namun besar piutang tersebut dikurangi dengaan penyisihan kerugian penurunan nilai akibat resiko tidak tertagih sebesar Rp.388.934.658.000 sehingga besar neto piutang usaha PT. Bakrie Sumatra Plantation adalah Rp.149.652.889.000 Komposisi piutang perusahaan didominasi oleh piutang dengan umur lebih dari 90 hri yaitu sebesar Rp. 508.046.892.000. Adapun nilai persediaan yang dimiliki perusahaan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 146.882.913.000.

Tabel 3. Umur piutang usaha dan utang usaha PT. Bakrie Sumatra Plantation

Umur Tahun 2013 (dalam

31 hari – 60 hari 3.903.462 2.615.412 7.726.580

60 hari – 90 hari 5.595.665 9.663.246

-Lebih dari 90 hari 505.643.313 448.920.379 508.046.892 Dikurangi

31 hari – 60 hari 5.716.933 10.642.062 6.669.656

60 hari – 90 hari 9.946.372 19.873.649 19.114.408

Lebih dari 90 hari 297.573.238 276.211.480 279.257.797

Total 333.129.793 328.471.264 323.858.639

Berdasarkan tabel diatas, PT. Bakrie Sumatra Plantation memiliki potensi yang cukup untuk melunasi utang usahanya pada pihak ketiga. Bahkan perusahaan ini menggunakan potensi total piutangnya sebesar Rp. 1,26 triliun dan Rp. 1,29 triliun masing-masing untuk tahun 2015 dan 2014 sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman jangka panjang dari Credit Suisse AG, Cabang Singapura dengan fasilitas sampai dengan USD250 juta. Namun perusahaan juga harus mewaspadai potensi tak tertagihnya piutang sehingga dapat menurunkan nilai piutang dan meningkatkan kerugian.

(9)

Setelah menganalisis komposisi pendanaan jangka pendek perusahaan, selanjutnya akan dianalisis perkembangan laba perusahaan selama 3 tahun terakhir. Pertumbuhan pendapatan yang dapat dilihat adalah dari laporan laba-rugi perusahaan. Berdasarkan laporan laba-rugi perusahaan, selama 3 tahun terakhir ini perusahaan selalu mengalami kerugian. Berikut ini adalah informasi mengenai laba/rugi PT. Bakrie Sumatra Plantation selama 3 tahun terakhir. perawatan tanaman sehingga membengkakan biaya operasional. Pada tahun 2013, terjadi banyaknya piutang yang tidak tertagih dari prediksi manajemen perusahaan yaitu sebesar (1.2 Triliun) dan kerugian yang disebabkan selisih kurs yaitu sebesar (1.1 Triiun). Meskipun demikian, kerugian perusahaan terus mengalami penurunan dari tahun 2013 hingga tahun 2015 hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya tanaman pekerbunan yang sudah mulai menghasilkan dan mengecilnya besar piutang yang tidak tertagih.

4. Analisis perbandingan umur piutang dan umur utang usaha serta dampaknya terhadap kebujakan modal kerja perusahaan.

Berdasarkan Tabel 3, sebenarnya perusahaan memiliki potensi yaang cukup untuk menyeimbangkan umur utang usahanya dengan umur piutang usaha yang dimilikinya. Namun dengan adanya penyesuaian terhadap potensi tidak tertagihnya piutang usaha, dengan umur utang usaha yang dibebankan kepada perusahaan hanya dapat diamankan sekitar 50% dari total utang usaha yang dimilikinya. Adapun kebijakan yang dikeluarkan perusahaan untuk memenuhi modal kerjanya adalah dengan menggunakan factoring yaitu menjaminkan potensi piutang usahanya untuk mendapatkan pinjaman kredit modal kerja.

(10)

C. Analisis Sumber Pendanaan Jangka Panjang

1. Analisis komposisi sumber dana jangka panjang serta perubahannya

PT. Bakrie Sumatra Plantation memiliki sumber pinjaman jangka panjang sebanyak lima perusahaan sebagai pihak ketiga dan satu wesel bayar. Sumber pendanaan jangka panjang tersebut diantaranya adalah (1) pinjaman dari Credit Suisse AG, (2) Verdant Capital, (3) PT Bank Mandiri (Persero), (4) PT Bank Capital Indonesia, (5) Fillni Invesment Inc., dan (6) Wesel bayar yang pelunasannya terhubung dengan harga saham. Berikut ini adalah komposisi sumber dana jangka panjang beserta perubahannya dari tahun 2013 hingga 2015.

Tabel 5 Komposisi sumber pinjaman jangka panjang PT Bakrie Sumatera Plantation Sumber Pinjaman Tahun 2013 (dalam

Komposisi terbesar pinjaman jangka panjang untuk perusahaan ini adalah pinjamaan dari Credit Suisse dengan persentase sebesar 48,2% pada tahun 2013, meningkat menjadi 50,5 % pada tahun 2014, dan bertambah lagi menjadi 59,7% pada tahun 2015 dari total pinjaman jangka panjangnya. Pinjaman dari Credit Suisse ini memberikan tiga klasifikasi fasilitas kredit yaitu, pinjaman Tranche A dengan bunga 6% pa , pinjaman Tranche B

dengan bunga 8% pa, dan pinjaman Tranche C dengan bunga 10% pa. Jangka waktu kredit ini selama 7 tahun sejak tahun 2011 yang dibayarkan secara bertahap. Pinjaman credit suisse ini dijamin oleh piutang usaha, persediaan, aset tetap, dan aset bergerak milik perusahaan. Saat ini PT. Bakrie Sumatra Plantation telah menerima surat pemberitahuan dari Credit Suisse AG agar perusahaan melukan pelunasan pokokyang sudah jatuh tempo dan bunga tertunggak yang apabila tidak dilakukan dapat mengakibatkan timbul kondisi gagal bayar.

(11)

proaktif dan intensif dengan pemegang wesel bayar agar tercapainya hasil win-win solution.

Dalam pembiayaan kebutuhan modal kerja, perusahaan ini menggunakan pinjaman jangka panjang dari PT Bank Capital Indonesia (“BACA”). Pinjaman dari BACA ini dikenakan suku bunga sebesar 16% pa dan kan jatuh tempo dalam jamgka 2 tahun sejak 18 November 2014. Selain digunakan untuk membiayai modal kerja pinjaman dari BACA juga digunakan untuk membiayai pinjaman yang bersifat angsuran berjangka. Pinjaman tersebut dikenakan suku bunga sebesar 12% pa. Dengan kondisi tersebut untuk sementara dapat disimpulkan bahwa perusahaan sedang mengalami kinerja profitabilitas dan likuiditas yang mengkhawatirkan sehingga perlu tindakan cepat dari perusahaan untuk merestrukturisasi utang-utangnya.

2. Analisis kelebihan dan kekurangan dari setiap sumber dana jangka panjang PT. Bakrie Sumatera Plantation dalam memenuhi kebutuhan pendanaan jangka panjangnya sekurang-kurangnya ada 3 sumber pendanaan diantaranya adalah, pinjaman jangka panjang, wesel bayar/obligasi, dan saham. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan komposisi dari 3 jenis sumber pendanaan jangka panjang tersebut.

Tabel 6. Komposisi 3 jenis pendanaan jangka panjang PT. Bakrie Sumatera Plantation

Jenis Pendanaan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Wesel Bayar

6,73%

6,70%

7,40%

Pinjaman Jangka

Panjang

68,90%

64,72%

59,88%

Saham

24,37%

28,58%

32,72%

Dari setiap jenis sumber pendanaan memiliki kelebihan beserta kekurangannya. Adapun kelebihan dari pinjaman jangka panjang yang memiliki komposisi terbesar dari struktur pendanaan jangka panjang adalah akses untuk mendapatkan pinjaman lebih mudah, jika terjadi tunggakan kredit dapat dilakukan perjanjian kembali untuk penghapusan bunga, jika sudah mencapai jatuh tempo maka perusahaan dapat memperpanjang kembali pinjamannya. Adapun kekurangannya adalah biaya pinjaman yang tinggi dibandingkan dengan saham dan wesel bayar.

(12)

semakin banyaknya saham perusahaan yang dipegang oleh pihak lain maka kemampuan perusahaan untuk mengendalikan wewenang dan kebijakan semakin terbatas.

Selanjutnya jenis pendanaan yang digunakan perusahaan ini adalah melalui obligasi atau wesel bayar. Kelebihan dari wesel bayar ini adalah perusahaan bisa memastikan besar pendanaan jangka panjang yang dia inginkan dengan waktu jatuh tempo yang ditetapkan oleh perusahaan. Adapun kelemahannya adalah apabila perusahaan tidak dapat membayar kupon kepada bondholder maka perusahaan bisa dipailitkan melalui pengadilan niaga sehingga beresiko akan kehilangan aset-aset berharga dan pemberhentian aktivitas usaha.

3. Hubungan antara jenis sumber dana jangka panjang dengan pertumbuhan perusahaan

Jika dilihat dari perkembangan profitabilitas perusahaan dan kewajiban serta ekuitas perusahaan selam tiga tahun terakhir, terdapat hubungan antara keduanya. Seiring dengan menurunnya kewajiban jangka panjang perusahaan perusahaan mengalami penurunan kerugian. Artinya perusahaan saat ini sedang berfokus bagaimana memulihkan kembali perusahaan ke keadaan yang lebih baik dan berupaya mengembalikan kepercayaan para pemodal dan investor.

Perusahaan harus segera melakukan pembenahan dengan berbagai cara agar dapat meningkatkan kembali profitabilitas perusahaan. Cara tersebut diantaranya adalah meningkatkan likuiditas perusahaan melalui penjual aset-aset lancar, mengurangi kerugian dari penurunan piutang tak tertagih, melakukan efisiensi biaya dengan melakukan pembiayaan leasing daripada membeli aset.

(13)

KESIMPULAN

Berdasarkan neraca keuangan selama 3 tahun terakhir, komposisi pendanaan jangka pendek, komposisi pendanaan jangkaa panjang, dan perkembangan pendapatan dan pertumbuhan perusahaan, dapat dilihat kebijakan pendanaan perusahaan cenderung kepada konservatif. Hal ini terbukti dari pembiayaan modal kerja perusahaan yang didanai oleh pinjaman berjangka panjang. Namun pendanaan yang konservatif ini tidak diantisipasi dengan peningkatan profitabilitas yang baik sehingga pada kurun waktu 2013-2015 dimana banyak pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo pada kurun waktu tersebut dan diperparah lagi dengan likuiditas perusahaan yang rendah. Dampak dari hal ini, PT Bakrie Sumatera Plantation sudah beberapa kali mendapatkan warning dari pemberi pinjaman dan ancaman pailit apabila perusahaan mengalami gagal bayar.

PT Bakrie Sumatera Plantation pada kurun waktu tahun 2013 sampai 2015 sedang mengalami masa-masa sulit dimana perusahaan saat ini sedang berfokus kepada kemampuan untuk menyelesaikan kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo sambil memperbaiki kinerja profitabilitas perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2015, PT Bakrie Plantation mengalami defisit sebesar Rp. 2,8 Triliun dan total liabilitas jangka pendek konsolidasian Kelompok Usaha telah melebihi total aset lancar konsolidasian sebesar Rp. 6,5 Triliun. Kondisi ini menimbulkan keraguan signifikan tentang kemampuan perusahaan melanjutkan usahanya secara berkesinambungan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

IDX. (2013). Laporan Keuangan Perusahaan PT Bakrie Sumatera Plantation Tahun 2013. Jakarta : Bursa Efek Jakarta.

IDX. (2014). Laporan Keuangan Perusahaan PT Bakrie Sumatera Plantation Tahun 2014. Jakarta : Bursa Efek Jakarta.

IDX. (2015). Laporan Keuangan Perusahaan PT Bakrie Sumatera Plantation Tahun 2015. Jakarta : Bursa Efek Jakarta.

Keown, A.J. 2004, Manajemen Keuangan, Terjemahan Haryandini, edisi 9, Indeks, Jakarta

Lukman Syamsuddin. (2009). Manajemen Keuangan Perusahaan : Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan (Edisi Baru). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

LAMPIRAN

(15)

Lampiran 2. Neraca keuangan PT Bakrie Sumatera Plantation Tahun 2013-2015

(16)
(17)

Gambar

Tabel 1. Rincian aktiva PT Bakrie Sumatera Plantation dari tahun 2013 sampai tahun 2015
Tabel 2. Komposisi sumber pendanaan jangka pendek  PT Bakrie Sumatera Plantation
Tabel 3. Umur piutang usaha dan utang usaha PT. Bakrie Sumatra Plantation
Tabel 4. Perkembangan ekuitas & laba-rugi neto tahun berjalan PT. Bakrie SumatraPlantation
+3

Referensi

Dokumen terkait

Rasio lancar atau Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada

a.) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Hal ini berarti, kemampuan untuk membayar

Menurut Khasmir(2012 : 132) Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada

Utang jangka panjnag tidak dicatat ketika akan jatuh tempo saat ini sebagai kewajiban lancar apabila akan ditarik atau dilunasi dengan aktiva yang terakumulasi untuk

Rasio lancar atau ( current ratio ) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo

Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.. Aktiva

“Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo