Computer Vision
Camera and Perspective Imaging
Computer Vision
Sejauh Ini
Bagian 1
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 3
Lebih dalam Tentang
Kamera
Bagian 2
Apa itu Gambar
•
Sampai sekarang kita memahami bahwa gambar merupakan sebuah fungsi 2D dari nilai
intensitas cahaya.
•
Mulai hari ini, kita akan memahaminya sebagai proyeksi 2D dari lingkungan 3D.
Apa itu Kamera
•
Sebuah alat yang mengijinkan proyeksi cahaya dari tiga dimensi jatuh ke sebuah medium
yang akan merekam pola cahaya tersebut.
•
Bisa film, bisa sensor, dan lain lain.
•
Kata kunci disini adalah proyeksi.
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 7
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 8
Cara Kerja Lensa
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 9
Focal Length
Optical Axis
Asumsi Thin Lens
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 10
Asumsi Thin Lens
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 11
Asumsi Thin Lens
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 12
Asumsi Thin Lens
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 13
•
Diketahui sebuah lensa memiliki focal
length = 50mm.
•
Terdapat sebuah objek berjarak :
•
1 meter
•
2 meter
•
Berapa
𝑧′
agar objek berada dalam fokus
pada gambar?
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 14
Varying in Focus
Field of View
Depth of Field
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 18
Zooming vs. Moving
Zooming and Moving Bersamaan
Projective Geomtery
Bagian 3
Projective Geometry
Motivasi Utama dalam Projective Geometry
•
Hubungan antara objek yang ada di Lingkungan 3D dan objek yang ada di Gambar 2D.
•
Hubungan antara poin (pixel) dalam Gambar asal arah cahayanya dari Objek 3D.
•
Orientasi kamera relatif terhadap sudut referensi tertentu.
•
Menerka struktur geometri dari objek berdasarkan informasi dari gambar.
•
Kamera
memproyeksikan
dunia 3D
menjadi 2D.
•
Menyebabkan hilangnya informasi.
•
Informasi apa yang hilang?
•
Kedalaman!
•
Informasi 3D bisa didapatkan kembali jika
tersedia informasi tambahan.
•
Detail mengenai kamera.
•
Ukuran objek.
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 24
Properti Geometri dari Gambar
•
Line Preserving
•
Garis lurus di Lingkungan 3D akan tetap garis lurus Gambar 2D
•
Bukan Length-Preserving
•
Objek besar di Lingkungan 3D akan menjadi kecil di Gambar 2D
•
Bukan Angle-Preserving
•
Sudut antar dua buah garis di Lingkungan 3D akan berubah di Gambar 2D
•
Dua buah garis parallel di Lingkungan 3D
akan berpotongan
di Gambar 2D
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 27
Vanishing Point
Point at Infinity
Vanishing Points dan Horizon
•
Garis parallel menjadi tidak parallel lagi.
•
Seluruh garis parallel berpotongan di
vanishing point
.
•
Vanishing point,
merupakan poin pada posisi tak terhingga
–
Point at Infinity
.
•
Setiap garis yang terbentuk dalam
projective geometry
selalu bertemu di
vanishing point
.
•
Bagaimana cara mendeskripsikan
poin pada posisi tak terhingga
?
Vanishing Points dan Horizon
Masalah dengan Euclidean Geometry
•
Dalam
Euclidean Geometry
, kita bisa saja menuliskannya dengan
𝑝 = (𝑥, 𝑦, ∞)
.
•
∞
bukanlah angka, melainkan konsep,
∞
tidak dapat dioperasikan dalam matematika.
•
Kalau kita mau transformasikan (rotasi, translasi) objek pada posisi
∞
?
•
Masalah!
Masalah dengan Euclidean Geometry
•
Dilakukan secara terpisah, sedemikian sehingga
𝑝
′
= 𝑹𝑝 + 𝒕
•
Saat transformasi semakin kompleks, komputasi juga semakin kompleks.
•
Masalah!
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 31
Projective Geometry vs. Euclidean Geometry
•
Di
Projective Geometry
, matematika akan lebih sederhana dibanding
Euclidean Geometry
.
•
Komputasi sebenarnya bisa saja dilakukan di
Euclidean Geometry
, tapi lebih sulit.
•
Sistem koordinat yang digunakan oleh
P.G
. disebut sebagai
Homogeneous Coordinate
.
•
Dengan Homogeneous Coordinate, poin pada posisi tak terbatas dapat di representasikan
dengan koordinat yang terbatas.
•
Dengan Homogeneous Coordinate, transformasi (rotasi dan translasi) bias dilakukan hanya
menggunakan satu matrix.
Projective Geometry
•
Secara matematis,
Projective Geometry
didefinisikan sebagai :
•
Saya yakin, dalam hati kalian sekarang berkecamuk melihat definisi diatas.
•
Tenang, tugas saya adalah menerangkan apa maksud pengertian diatas secara intuitif
Homogeneous Coordinate
Bagian 4
Homogeneous Coordinate
•
Representasi
x
, koordinat sebuah objek, adalah
homogeneous
jika
x = 𝜆x
merepresentasikan objek yang sama untuk
𝜆 ≠ 0
.
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 35
Homogeneous Coordinate
x = 𝜆x
Cartesian Coordinate
Homogeneous Coordinate
•
Homogeneous Coordinate menggunakan
𝑛 + 1
dimensi, untuk mendeskripsikan
𝑛
dimensi.
•
Poin 2D di Cartesian Coordinate, direpresentasikan dengan 3D di Homogeneous Coordinate
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 36
𝒙 =
𝑥
𝑦
x =
𝑥
𝑦
1
Homogeneous Coordinate
•
Untuk konversi kembali dari Homogeneous Coordinate ke Cartesian Coordinate
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 37
Projective Geometry & Homogeneous Coordinate
Hanya itu?
Motivasi Mengapa Homogeneous Coordinate Diciptakan
•
Matematikawan tidak suka pengecualian! Mereka benar-benar benci.
•
Goal dalam membuat sebuah teorema adalah harus berlaku untuk seluruh situasi.
•
Dalam
Euclidean Geometry
: Dua garis berbeda, akan selalu berpotongan di satu poin.
•
Kecuali
, dua garis tersebut parallel.
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 39
Part 1: Ide Impresif Matematikawan
•
“Sebentar, Bagaimana jika kita generalisir Euclidean Geometry?”
•
“Kita perkaya dimensi Euclidean Geometry
menjadi +1 nya,
•
“Kita akan menyebut garis
3D yang melewati
Origin
(0,0,0)
sebagai
poin“
•
“Juga, kita akan menyebut bidang planar
3D yang melewat
Origin
(0,0,0)
sebagai
garis”
•
Jadi, matematikawan menyarankan kita untuk meningkatkan dimensi.
•
Poin
menjadi garis
•
Garis
menjadi bidang planar
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 40
Part 1: Ide Impresif Matematikawan
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 41
Part 1: Ide Impresif Matematikawan
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 42
•
“Poin”
dapat ditulis dengan
𝜆 𝑥, 𝑦, 𝑧
•
Ini berarti
3,2,1
akan sama dengan
6,4,2
•
Karena
6,4,2 = 2 3,2,1
•
Contoh:
•
5, 3, 1
akan sama dengan
10, 6, 2
•
5, 3, 1
akan sama dengan
2.5, 1.5, 0.5
•
Karena
5,3,1 = 2 5,3,1 = 0.5(5,3,1)
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 43
Part 2: Poin dalam H.C.
Part 3: H.C. dan C.C.
•
Pandang “poin” (
garis hijau
),“garis” (
planar merah
), dan planar
𝑧 = 1
(
Projective Plane
)
•
Lihat pada “poin”
(
garis hijau
).
•
Kedua “poin” yang terbentuk dari
𝜆 𝑥, 𝑦, 𝑧
dengan
𝑧 ≠ 0
, akan selalu berpotongan
dengan
Projective Plane
.
•
𝜆 𝑥, 𝑦, 𝑧
kita sebut sebagai Homogeneous
Coodinate dari sebuah “poin”.
•
Dan titik perpotongan
“poin” dengan
Projective Plane adalah yang kita pahami
sebagai poin di Cartesian Coordinate
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 45
•
Lihat pada “poin”
(garis hijau).
•
Kedua “poin” yang terbentuk dari
𝜆 𝑥, 𝑦, 𝑧
dengan
𝑧 ≠ 0
, akan selalu berpotongan
dengan
Projective Plane
.
•
𝜆 𝑥, 𝑦, 𝑧
kita sebut sebagai Homogeneous
Coodinate dari sebuah “poin”.
•
Dan titik perpotongan
“poin”
dengan
Projective Plane
adalah yang kita pahami
sebagai poin di Cartesian Coordinate
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 46
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 47
Part 4: H.C. dan Point at Infinity
•
Pandang sebuah
“poin”
dengan
𝑧 > 0
, maka
“poin”
akan berpotongan dengan
Projective
Plane
.
•
Semakin kecil
𝑧
:
•
Semakin sejajar
“poin”
dengan planar kuning
•
Semakin besar (jauh) nilai perpotongan
dengan Projective Plane
(C.C).
•
Jika
𝑧 = 0
maka tidak ada perpotongan
dengan
Projective Plane
.
•
Pandang sebuah
“poin”
dengan
𝑧 > 0
, maka
“poin” akan berpotongan dengan
Projective
Plane
.
•
Semakin kecil
𝑧
:
•
Semakin sejajar “poin”
dengan planar kuning
•
Semakin besar (jauh) nilai perpotongan
dengan
Projective Plane
(C.C).
•
Jika
𝑧 = 0
maka tidak ada perpotongan
dengan
Projective Plane
.
•
Nilai perpotongan dengan
Projective Plane
(C.C) adalah
∞
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 48
Part 4: H.C. dan Point at Infinity
•
Maka, Homogeneous Coordinate
dapat merepresentasikan poin pada posisi tak terhingga
.
•
Hal yang tidak dapat dilakukan oleh Cartesian Coordinate.
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 49
x =
𝑥
𝑦
0
𝒙 =
𝑥 0
Part 5: H.C. Dan Perpotongan 2 Garis Paralel
•
Mari kita ingat kembali permasalahan tentang pengecualian perpotongan untuk garis
paralel yang telah membuat matematikawan kita panik.
•
Jika kita membuat dua “garis” (
bidang
planar
), maka mereka akan selalu
berpotongan di sebuah “poin” (garis
).
•
Jika “garis” tidak paralel, maka
perpotongan “poin”
antar 2 “garis”
tersebut juga akan berpotongan dengan
Projective Plane
.
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 51
•
Jika 2
“garis”
tersebut paralel.
•
Dalam C.C. tidak ada poin perpotongan.
•
Dalam H.C. terdapat “poin”
perpotongan!
•
Dimana?
•
Diluar Projective Plane (C.C.)
•
“Poin” tersebut sejajar Projective Plane.
•
Tepatnya di
𝜆 1,0,0
, yakni sumbu
𝑋
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 52
•
Jika 2
“garis”
tersebut paralel.
•
Dalam C.C. tidak ada poin perpotongan.
•
Dalam H.C. terdapat “poin”
perpotongan!
•
Dimana?
•
Diluar Projective Plane (C.C.)
•
“Poin” tersebut sejajar Projective Plane.
•
Tepatnya di
𝜆 1,0,0
, yakni sumbu
𝑋
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 53
Part 5: H.C. Dan Perpotongan 2 Garis Paralel
•
Maka Homogeneous Coordinate
dapat menghilangkan pengecualian perpotongan garis
paralel
.
•
Hal yang tidak dapat dilakukan oleh Cartesian Coordinate.
Part 6: Bermain dengan Projective Plane
•
𝑧 = 1
merupakan salah satu sudut pandang
Projective Plane
kita.
•
Apa yang terjadi jika kita mengubah posisi
Projective Plane
menjadi sedikit miring.
Part 6: Bermain dengan Projective Plane
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 56
•
Saat
Projective Plane
kita berubah posisi,
“poin”
akan berpotongan dengan
Projective Plane
.
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 57
Part 6: Bermain dengan Projective Plane
20 May 2018 Dennis Christie - Universitas Gunadarma 58