ANALISIS RASIO
Alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas).
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan pengintepretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
a. Analisis Current Ratio
Current ratio adalah rasio antara harta lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities).
Current ratio=Current LiabilitiesCurrent Assets
Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya. b. Analisis Quick Ratio
Rasio antara harta lancar (Current Assets) dikurangi dengan persedia-an (Inventory) dibagi dengpersedia-an hutpersedia-ang lpersedia-ancar (Current Liabilities).
Quick ratio=Current Assets−Current LiabilitiesInventory
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Rasio ini terbagi menjadi 10 rasio sebagai berikut.
Account Receivable Turnover=Account ReceivableAnnual Sales
Average Collection Period=Account Receivable Turnover365
Account Payable Turnover=Account PayableAnnual Sales
Inventory Turnover(at sales)=Annual SalesInventory
Average Age of Inventory(at sales)= 365
Inventory Turnover(at sales)
Inventory Turnover(at Cost)=Annual COGSInventory
Average Age of Inventory(at Cost)= 365
Inventory Turnover(at Cost)
Total Asset Turnover=Annual SalesTotal Asset
¿Asset Turnover=Annual Sales
¿Assets
1.1 Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang (dana dari pihak luar). Rasio ini juga menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (kreditor), dalam hal ini dapat berupa bank dan lembaga lainnya. Rasio leverage terbagi lagi dalam 2 rasio sebagai berikut:
Debt¿Assets=Total AssetTotal Debt
Debt¿Equity=Total EquityTotal Debt
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba. Untuk para pemegang saham (pemilik perusahaan), rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam investasi.
Net Profit Margin=Net Profit After TaxesSales
Gross Profit Margin=Gross ProfitSales
Operating Profit Margin=Operating ProfitSales
Rasio Likuiditas a. Current Ratio
Current ratio PT ULTJ dari tahun 2010 hingga tahun 2011 mengalami penurunan, pada tahun 2010 1 perbandingan hutang lancar mampu dijamin oleh 2,00 aset lancar. Namun pada tahun 2011 1 hutang lancar hanya dijamin 1,48 aset lancar. Hal ini mengindikasikan adanya pengurangan likuiditas dilingkungan perusahaan PT ULTJ.
Namun demikian pada tahun 2011 hingga tahun 2014 current ratio mengalami peningkatan. Tahun 2014 ini 1 hutang lancar mampu dijamin oleh 3,34 aset lancar. Hal ini menunjukkan pertanda baik, bahwa dimasa yang akan datang likuiditas perusahaan akan terus meningkat. Secara keseluruhan likuiditas PT ULTJ masih tergolong bagus, karena berada diatas rasio 1, terlebih lagi ada potensi untuk terus mengembangkannya dimasa yang akan datang.
b. Quick Ratio
Dari sisi rasio cepat PT ULTJ dapat dilihat bahwa rasio perusahaan ini cenderung meningkat dari tahun 2012 hingga 2014. Terlihat pada tahun 2011 terjadi penurunan, namun cepat diantisipasi sehingga dapat stabil dan kembali meningkat. Upaya penstabilan ini dapat berupa menjaga kesesuaian utang lancar dengan aset lancar, menggunakan utang lancar seefisien mungkin dalam perannya untuk membiayai aset lancar.
Rasio Aktivitas
Penurunan frekuensi perputaran pengumpulan piutang menyebabkan periode pengumpulan piutang menjadi lebih lama. Hal ini cukup beresiko untuk PT ULTJ, karena dengan lamanya periode pengumpulan piutang membuka celah untuk piutang tidak tertagih.
Perputaran persediaan yang terjadi di PT ULTJ dalamnghasilkan penjualan menunjukkan pergerakan yang bagus pada tahun 2010 hingga 2011, namun pada tahun 2012 terdapat potensi negatif untuk mencerminkan perputaran persediaan yang tidak baik. Bisa saja dalam perusahaan masih terdapat banyak stock persediaan sehingga perputaran menurun. Bila menumpuk persediaan akan sangat beresiko bagi perusahaan, meningkatkan resiko keusangan dan menurun efisiensi kinerja perusahaan.
Tingkat perputaran aset tetap dan total aset dari PT ULTJ kian tahun kian meningkat. Hal ini menunjukkan peran aset dalam menghasilkan penjualan dapat dinilai maksimal karena mampu menghasilkan penjualan yang lebih besar.
Rasio Leverage
Analisa leverage dari tahun ke tahun untuk PT ULTJ tergolonng mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari rasio yang menunjukkan 1 aset yang di dalamnya semula terkandung kurang dari 40% utang, menjadi kurang dari 25% utang. Dan perbandingan 1 komponen ekuitas yang semula didalamnya terdapat 60-an% komponen utang, kini menjadi 30-an%. Hal ini berarti bahwa perusahaan dapat mengelola pendanaan dengan baik sehingga dapat mengurangi pendanaan yang bersumber dari utang, sehingga dapat dikatakan sangat baik.
Rasio Provitabilitas
CONTOH KASUS
Untuk hasil perhitungan keseluruhan rasio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk didapat angka persentase rasio yang cenderung stabil dan semakin membaik selama tiga tahun terakhir. Seperti rasio likuiditas, untuk Cash Raio didapat angka persentase yang semakin meningkat dari tahun 2005 terhadap tahun 2006 sebesar 2.43 % lalu meningkat lagi sebesar 21.81 % pada tahun 2007. Untuk Current Ratio dan Quick Ratio walaupun pada tahun 2006 masing-masing terjadi
penurunan tetapi kemudian meningkat hingga 14.1 % dan 14.23 % ditahun 2007. Berarti karena ketiga ukuran rasio likuiditas baik Cash Ratio, Current Ratio dan Quick Ratio adalah meningkat atau positif, maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas baik atau perusahaan memiliki kemampuan yang lebih dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.
Ditahun 2006 baik rasio ROA, ROE maupun rasio NPM semua meningkat antara 12 % sampai dengan 14 % lalu ditahun berikutnya terjadi penurunan pada rasio
ROA sebesar 14.76 % dan 2.88 % pada rasio ROE. Sedangkan untuk rasio NPM terjadi peningkatan sebesar 1.03 % pada tahun 2007. Berarti karena ketiga ukuran rasio profitabilitas baik ROA, ROE maupun NPM mengalami kanaikan dan penurunan, maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan dan penurunan yang terjadi cenderung bersifat stabil dan tidak membahayakan posisi keuangan perusahaan.
telah cukup baik dalam mengalola segala kewajiban yang dampaknya dapat mengambalikan kepercayaan kreditur dan investor terhadap perusahaan.
Untuk rasio modal saham, hasil perhitungan Earning per Share meningkat hingga mencapai 48.07 % ditahun 2006 lalu meningkat lagi sebesar 17.71 % ditahun berikutnya. Untuk rasio PER tahun 2006 terjadi peningkatan sebesar 24,33 % ditahun 2006 tapi kemudian menurun ditahun 2007 sebesar 15.51 %. Untuk Rasio Tingkat Kapitalisasi terjadi penurunan secara terus menerus mulai dari tahun 2006 sebesar 19.49 % lalu menurun lagi sebesar 11.28 % ditahun 2007. Berarti karena ketiga ukuran rasio modal saham baik Earning per Share, Price Earning Rasio dan Rasio Tingkat Kapitalisasi mengalami kenaikan dan penurunan, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja manajemen belum stabil dalam mengevaluasi perusahaan saat ini yang berarti para investor mengingankan tingkat pengembalian yang tinggi untuk setiap
rupiah yang diinvestasikan, dengan kata lain dibutuhkan pengeluaran yang besar untuk menarik para investor.
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK
NAIK / TURUN NAIK / TURUN
RASIO 2005 2006 2007 RASIO TAHUN RASIO
TAHUN ( + / - )
2005 THD 2006 2006 THD 2007
LIKUIDITAS
1. Cash Ratio 39.93% 40.90% 49.82% 2.43% 21,81
% ( + )
2. Current Ratio 76.26% 67.79% 77.29% (11,11%)
3. Quick Ratio 74.63% 66.75% 76.26% (10,56%)
1. Debt To Equity Ratio 139,85% 138,52% 115,57% (0,95 %) (16,57 %) ( - )
2. LTD To Equity Ratio 81,83% 78,76% 54,32% (3,75
%) (31.03 %) ( - )
3. TDTT Capital Asset 52,39% 51,75% 47,53% (1,22
%) (8,15 %) ( - )
MODAL SAHAM
1. EPS (Rp) 396,51 547,15 644,08 48,07 % 17,71 % ( + )
2. PER 14,88 X 18,50 X 15,63 X 24,33 % 15,51
% ( - )
3. Rasio Tkt Kapitalisasi 6,72% 5,41% 4,80% (19,49 %) (11,28 %) ( - )
Sumber : Data Diolah, 200
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Analisis Rasio Likuiditas
2. Analisis Rasio Profitabilitas
Karena ketiga ukuran rasio profitabilitas, baik ROA, ROE maupun NPM mengalami kanaikan dan penurunan, maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan dan penurunan yang terjadi cenderung bersifat stabil dan tidak membahayakan posisi keuangan perusahaan.
3. Analisis Rasio Solvabilitas
Karena ketiga ukuran rasio solvabilitas baik Debt To Equity Ratio, Lomg Term Debt To Equity Ratio dan Total Debt To Total Capital Asset adalah menurun atau negatif, maka dapat disimpulkan bahwa solvabilitas baik.
4. Analisis Rasio Modal Saham
Karena ketiga ukuran rasio modal saham baik Earning per Share, Price Earning Rasio dan Rasio Tingkat Kapitalisasi mengalami kenaikan dan penurunan, maka dapat disimpulkan bahwa fluktuasi yang terjadi menunjukan kinerja manajemen belum stabil dalam mengevaluasi perusahaan saat ini
SARAN
1. Analisis Rasio Likuiditas
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk tahun yang akan datang hendaknya lebih meningkatkan persentase Cash Ratio dengan mengurangi hutang lancar dan memperbesar kenaikan kas. Sedangkan untuk Current Ratio dan Quick Ratio agar terus ditingkatkan sampai batas yang dianggap cukup baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Analisis Rasio Profitabilitas
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk tahun yang akan datang agar
mempertahankan tingkat persentase yang telah dicapai karena selama tiga tahun terakhir perusahaan telah cukup baik dalam mengelola aktiva dan modal