• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model pembelajaran problem solving (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model pembelajaran problem solving (1)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH

NAMA :

(2)

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH

NAMA :

(3)

KOP SEKOLAH

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri ... menerangkan bahwa:

Nama : ... NIP : ... Jabatan : ...

Memang benar yang tersebut di atas telah melakukan penelitian tentang ... ...

Mengetahui ..., ... Kepala Dinas Pendidikan Kab. ... Kepala SMA Negeri...

... ...

(4)

KOP SEKOLAH

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Pengelola Perpustakaan SMA Negeri ... menyatakan bahwa:

Nama : ... NIP : ... Jabatan : ...

Memang benar yang tersebut di atas telah mempublikasikan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul... di sekolah kami dan menaruh 1 (satu) buah karyanya di perpustakaan SMA Negeri ...

Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan dimana mestinya.

Mengetahui ..., ...

Kepala SMA Negeri ... Pengelola Perpustakaan

SMA Negeri...

... ...

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini asli dan tidak berisi material-material yang telah dipublikasikan di tempat lain, terkecuali yang dikutip sebagai sumber referensi dan digunakan dalam teks tulisan ini, yang sumbernya sudah dinyatakan. Karya Tulis Ilmiah ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh derajat kesarjanaan atau diploma pada institusi tertentu, begitu juga tidak ada kolaborasi yang telah dibuat dengan orang lain.

Penulis

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmatNya penulis mendapat kekuatan, semangat, pikiran yang kuat sehingga karya tulis yang berjudul “...”, dapat terselesaikan sesuai jadwal waktu yang telah direncanakan.

Karya ini penulis kerjakan dengan sekuat tenaga, dengan pengorbanan material dan pemikiran untuk dapat memperoleh angka kredit pengembangan profesi sebagai syarat bagi seorang guru untuk bisa naik ke jenjang kepangkatan setingkat lebih tinggi dengan kewajiban mengumpulkan angka kredit minimal 12 poin.

Rasa terimakasih perlu penulis sampaikan kepada Bapak-bapak, Ibu-ibu yang telah membantu sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Untuk itu terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis lanjut sampaikan kepada:

1. Kepala Sekolah SMA Negeri ...

2. Para siswa dan siswi, yang telah menunjukkan objektivitas yang tinggi sehingga data-data hasil penelitian ini benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

Demikian secara singkat pengantar yang dapat penulis sampaikan, semoga karya ini bermanfaat dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di SMA Negeri ...

(7)
(8)

BAB I PENDAHULUAN... ... 1

A. Latar Belakang... ... 1

B. Rumusan Masalah... ... 4

C. Tujuan Penelitian... ... 5

D. Manfaat Penelitian... ... 5

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Nama-nama Siswa Kelas ...

... 12

(9)

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Observasi Proses Pembelajaran...

Tabel 4. Instrumen Wawancara...

Tabel 5. Instrumen Observasi Proses Pembelajaran...

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Rancangan Penelitian...

(10)

Gambar 2.

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

Lampiran 2. Jawaban-jawaban yang Penting dari Pertanyaan Tentang Wawancara...

ABSTRAK

(12)

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri ... di Kelas ... yang kemampuan siswanya untuk materi ... cukup rendah.

Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

Metode pengumpulan datanya adalah observasi dan tes prestasi belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah diskusi patisipatif dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Ini terbukti dari hasil yang diperoleh pada Siklus I meningkat ...% untuk keaktifan belajar siswa dan ...% untuk prestasi belajar. Dari Siklus I ke Siklus II naik ...% untuk aktivitas belajar dan ... untuk prestasi belajar.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran di kelas akan sangat efektif apabila guru melaksanakannya dengan memahami peran, fungsi dan kegunaan mata pelajaran yang diajarnya. Selain pemahaman akan hal-hal tersebut keefektipan itu juga ditentukan oleh kemampuan guru untuk merubah model pengajaran menjadi model pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses.

Peran mata pelajaran ... adalah untuk pengembangan intelektual, sosial dan emosional siswa serta berperan sebagai kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari suatu bidang tertentu. Fungsi mata pelajaran ... adalah sebagai suatu bidang kajian untuk mempersiapkan siswa mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan-gagasan dan perasaan serta memahami beragam nuansa makna, sedang kegunaannya adalah untuk membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, membuat keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi, sosial, menemukan serta menggunakan kemampuan analitic dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Disamping mengetahui peran, fungsi dan kegunaan mata pelajaran, sebagai seorang guru juga diperlukan untuk mampu menerapkan beberapa metode ajar sehingga paradigma pengajaran dapat dirubah menjadi paradigma pembelajaran sebagai tuntutan peraturan yang disampaikan pemerintah (Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, Permen No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Guru).

(14)

seperti kemauan menyiapkan bahan yang lebih baik, termasuk kemauan guru itu sendiri untuk menerapkan metode-metode ajar yang telah didapat di bangku kuliah. Selain itu guru juga kurang mampu untuk dapat mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan merangsang siswa untuk belajar. Keterampilan yang mesti dikuasai guru dalam melaksanakan pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2) keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4) keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, 6) keterampilan membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas. Keterampilan-keterampilan ini berhubung dengan kemampuan guru untuk menguasai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang akan memberikan dukungan terhadap cara berpikir siswa yang kreatif dan imajinatif. Hal inilah yang menunjukkan profesionalisme guru (I G. A. K. Wardani dan Siti Julaeha, Modul IDIK 4307: 1-30).

Penggunaan model-model pembelajaran juga merupakan hal yang sangat penting dalam upaya memajukan suatu bidang tertentu. Model sangat berkaitan dengan teori. Model merupakan suatu analog konseptual yang digunakan untuk menyarankan bagaimana meneruskan penelitian empiris sebaiknya tentang suatu masalah. Jadi model merupakan suatu struktur konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu bidang dan sekarang diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan berpikir dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum begitu berkembang (Mark 1976 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 5).

(15)

Dari semua uraian di atas dapat diketahui hal-hal yang perlu dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa seperti penguasaan metode-metode ajar; penguasaan model-model pembelajaran; penguasaan teori-teori belajar; penguasaan teknik-teknik tertentu; penguasaan peran, fungsi serta kegunaan mata pelajaran. Apabila betul-betul guru menguasai dan mengerti tentang hal-hal tersebut dapat diyakini bahwa prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran ... tidak akan rendah. Namun kenyataannya keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa kelas... di semester ... tahun ajaran ... baru mencapai nilai D dan untuk keaktifan belajar dan untuk prestasi belajar baru mencapai rata-rata...

Melihat kesenjangan antara harapan-harapan yang telah disampaikan dengan kenyataan lapangan sangat jauh berbeda, dalam upaya memperbaiki mutu pendidikan utamanya pada mata pelajaran..., sangat perlu kiranya dilakukan perbaikan cara pembelajaran. Salah satunya adalah perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving. Oleh karenanya penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahannya

1. Rumusan Masalah

Melihat adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang ada di lapangan seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang masalah, maka rumusan penelitian ini dapat disampaikan sebagai berikut: 1) Apakah model pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas ... SMA Negeri ...

2) Apakah model pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas ... SMA Negeri ...

2. Cara Pemecahan Masalah

(16)

tampil tampil dihadapan teman-temannya bukanlah hal yang gampang. Hal itu memerlukan persiapan yang matang. Untuk persiapan yang matang ini, guru memberik kesempatan yang sebanyak-banyaknya, guru memberi kesempatan agar siswa menyiapkan sebaik-baiknya apa yang akan ditampilkan dihadapan siswa-siswa yang lain. Model pembelajaran Problem Solving ini mampu merangsang siswa untuk dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, menuntut persiapan yang sangat matang di pihak guru karena akan belajar pada tingkat kognitif tinggi, menuntut kemampuan yang matang dalam presentasi, menutut semangat yang tinggi untuk mengikuti pelajaran, menuntut sebab akibat dari pelaksanaan diskusi. Contoh sebab akibat tersebut adalah, apabila siswa giat mengikuti pelajaran, akibatnya adalah mampu memberi tampilan yang diharapkan. Siswa akan menjadi aktif akibat diberikan giliran untuk berbicara di depan teman-temannya, yang sudah pasti akan menimbulkan tuntutan-tuntutan kemampuan yang tinggi baik dalam penampilan maupun keilmuan. Tanpa keilmuan yang mencukupi tidak akan mungkin tampilannya akan memuaskan, dalam hal ini siswa tidak bisa sembarangan saja, mereka harus betul-betul mampu menyimpulkan terlebih dahulu apa yang mereka akan bicarakan. Tuntunan langkah-langkah, motivasi, interpretasi yang inovatif di pihak guru untuk memberikan kesempatan yang banyak berinteraksi, bertukar pikiran sangat diperlukan.0

(17)

C. Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah yang telah disampaikan, rumusan masalah yang dapat disampaikan adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan aktivitas belajar yang akan dicapai siswa setelah diterapkan model pembelajaran Problem Solving dalam pembelajaran.

2. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan prestasi belajar siswa akan terjadi setelah diterapkan model pembelajaran Problem Solving dalam pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Problem Solving

Cholis (2002) dalam Dyah Retno Kusuma Wardani (2011: 58) menyebutkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran pemecahan masalah yakni: 1) menentukan permasalahan yang akan disajikan disesuikan dengan materi, 2) masalah yang disajikan harus mampu mendorong siswa berpikir dari berbagai sudut pandang yang berbeda, 3) masalah harus disesuaikan dengan dengan tingkat kemampuan siswa, 4) masalah harus jelas, 5) masalah dikaitkan dengan dunia nyata dan cukup menarik siswa.

M. Nur (2003) mengatakan bahwa ciri kelas yang melaksanakan pembelajaran adalah: 1) siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran, 2) siswa belajar dari temannya melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengkoreksi, 3) pembelajaran menekankan pada masalah bersifat terbuka, 4) prilaku siswa dibangun atas kesadaran diri dan hadiah untuk prilaku baik adalah kepuasan diri, 5) siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis dan kreatif terlibat penuh dan ikut bertanggung jawab dalam mengayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, 6) penghargaan terhadap pengakuan siswa sangat diharapkan.

(19)

lengkap. Pelaksanaan pembelajaran ini haruslah didukung dengan segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan siswa untuk dapat menggali berbagai informasi yang sesuai dan diperlukan dalam memecahkan masalah, misalnya laboratorium, perpustakaan, LKS dan media pembelajaran yang relevan. Melalui langkah pembelajaran yang diungkapkan di atas, siswa dilatih mengembangkan kompetensi penalaran sehingga daya nalar dan kreativitas berpikir dapat berkembang yang pada akhirnya mereka berlatih berfikir secara logis, kritis dan kreatif.

Kemampuan manusia berpikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Pada langkah tertentu biasanya juga diperlukan sarana tertentu pula. Tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah akan sulit melaksanakan kegiatan berpikir yang lebih tajam untuk bisa melaksanakan berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana berpikir seperti kemampuan bahasa, logika.

Sizer (dalam Elaine B. Johnson, 2002) memberi pernyataan bahwa sekolah belajar menggunakan pikiran dengan baik, berpikir kreatif dalam menghadapi persoalan serta menanamkan kebiasaan untuk berpikir. John Dewey (dalam Elaine B. Johnson, 2002) mengatakan bahwa sekolah harus menganjurkan cara berpikir yang benar pada anak-anak. Dari kedua pernyataan tersebut untuk tingkat kemampuan berpikir mesti diupayakan agar tingkat berpikir tinggi dapat diharapkan.

Liasari, 20002 (dalam Wardani, 2011: 25) mengatakan ada 2 jenis kemampuan berpikir yaitu: berpikir dasar dan berpikir tingkat tinggi. Konsep tentang pemikiran tingkat tinggi diperoleh dari Tayonomy of Educational Objectives, Handbook I: Cognitive Domain oleh Bloom et.al. (dalam Anna & Bryan, 2005). Konsep ini lebih dikenal sebagai Taksonomi Bloom, dimana sistem ini mengidentifikasi suatu kemajuan secara hirarkis untuk menggolongkan proses berpikir dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi.

(20)

yang dikemukakan oleh Judith Jewell (dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro, 2003: 19) adalah pandai memecahkan teka-teki angka dan soal abstrak, memahami statistik yang diterbitkan dalam berita dan tahu kalau bisa menyesatkan, senang mengetahui cara kerja berbagai peralatan, dan tahu cara membetulkan peralatan yang rusak, sering membuat daftar tugas yang diberi nomor. Dalam hubungan dengan tingkat berpikir tinggi, penulis coba hubungkan dengan pemahaman konsep dan berpikir formal. Pemahaman konsep seperti dikemukakan oleh Gagne (dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 85-86) yang merupakan prosedur bentuk belajar pemecahan masalah adalah menggabungkan aturan-aturan untuk mencapai suatu pemecahan yang menghasilkan sesuatu aturan dengan tingkat lebih tinggi. Apabila dihubungkan dengan tingkat berpikir formal, maka para siswa yang mampu berpikir tingkat tinggi akan mampu melakukan pengaturan sendiri dan keseimbangan. Pengaturan sendiri atau iquilibrasi menurut Piaget (dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 158) adalah kemampuan untuk mencapai kembali keseimbangan (equilibrium) selama periode ketidakseimbangan (disequilibrium). Equilibrasi merupakan suatu proses untuk mencapai tingkat-tingkat berfungsi kognitif yang lebih tinggi melalui asimilasi dan akomodasi, tingkat demi tingkat.

Dalam buku Evaluasi Pendidikan (Depdiknas, 2009: Modul 3: 13) pemecahan masalah merupakan bagian dari Kurikulum Matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan ini aspek-aspek kemampuan matematika yang penting seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematika dan lain-lain dapat dikembangkan secara lebih baik.

(21)

riil atau alamiah, dengan tema-tema permasalahan yang diambil dari kejadian sehari-hari yang dekat dengan kehidupan siswa. Selain itu, proses pemecahan masalah sebaiknya dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga mamberi peluang untuk berdiskusi dan saling bertukar pendapat yang dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi.

Uraian di atas didasari asas pemikiran Gagne, 1970 (dalam Depdiknas, 2009 Modul 3: 13-14) yang mengatakan bahwa keterampilan intelektual tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui pemecahan masalah.

Dari semua pendapat yang sudah disajikan di atas, untuk sementara dapat disampaikan bahwa model pembelajaran Problem Solving atau model pemecahan masalah pengupayakan agar siswa dapat melakukan pembelajaran dengan tidak menghafal, tetapi melakukan pembelajaran dengan mengupayakan agar mereka bisa berpikir logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif. Disamping itu mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan memahami masalah tersebut, membuat perencanaan pemecahannya, menyelesaikan masalah tersebut dengan mengecek kembali langkah-langkah yang bisa diupayakan untuk itu. Siswa mesti diupayakan untuk mampu menggunakan proses berpikir yang lebih jauh dan lebih dalam, terlibat lebih aktif seperti berdiskusi, berprestasi, saling mengoreksi serta pemberian hadiah oleh guru bagi yang berprestasi. Guru mesti berupaya pada model pembelajaran ini dengan mengupayakan proses pemecahan masalah melalui kelompok-kelompok kecil yang akan memberi kesempatan atau peluang bagi para siswa untuk lebih banyak bertukar pikiran, bertukar pendapat untuk pencapaian keberhasilan yang lebih baik.

Kajian teori selanjutnya penulis ambil dari:

http://psychemate.blogspot.com/2007/12/problem-solving.html. sebagai berikut:

(22)

Problem Solving melalui istilah dari prinsip-prinsip associative learning yang berlaku pada studi tentang classical dan instrumenal conditioning (contohnya, Maltzman, 1955). Maier (1940) membedakan antara memecahkan masalah berdasarkan pada transfer langsung dan memecahkan masalah dengan mengintegrasikan pengalaman sebelumnya dalam Novel Fashion (productive thinking). diselesaikan dan menjadi tanggung jawab setiap individu. Penyelesaian suatu masalah melibatkan pelbagai jenis pemikiran atau kognisi seperti mengidentifikasi, mengkatagori, menyusun, membuat inferensi, merumuskan analogi dan mengingat kembali.

Semua mmasalah mempunyai tujuan, tetapi berbeda antara satu sama lain. Perbedaan itu antara lain: (1) mungkin terdapat satu tujuan tetapi pada saat permulaan ada dua cara penyelesaian yang sama berkesan, (2) mungkin terdapat satu tujuan dan pada saat permulaan ada dua cara penyelesaian, tetapi satucara lebih berkesan, (3) mungkin terdapat satu tujuan dan ada beberapa cara penyelesaian, tetapi tidak ada satupun cara penyelesaian yang meyakinkan dan (4) mungkin terdapat beberapa tujuan yang semuanya tidak jelas dan ini menyebabkan kesulitan bagi seseorang untuk memulai penyelesaiannya.

Penyelesaian Masalah

(23)

Adapun jenis masalahnya, setiap masalah mempunyai ciri-ciri berikut: 1) Semua masalah mempunyai tujuan; semua masalah perlu disediakan sumber-sumber yang relevan untuk mencapai penyelesaiannya. Contohnya: sumber yang paling penting adalah individu itu sendiri, objek atau benda yang relevan. 2) Semua masalah melibatkan operasi atau tindakan yang diambil untuk mencapai penyelesaian. Contohnya: seorang siswa mendapatkan buku dari temannya karena untuk membelinya ia tidak punya biaya. 3) Semua masalah mempunyai kendala (constraits). Namun demikian seseorang dalam menyelesaikan masalah tidak perlu sampai melakukan sesuatu yang melanggar peraturan.

Strategi Penyelesaian Masalah

Setidaknya ada tiga jenis strategi penyelesaian masalah yang biasa digunakan: 1) Algoritma: adalah prosedur langkah demi langkah yang bersifat sistematik dan konsisten serta menghasilkan penyelesaian yang sama setiapkali digunakan. 2) Heuristik: jalan pintas yang memiliki kemungkinan tinggi untuk membawa kepada penyelesaian yang tepat (rules of thumb). Ini merupakan butir-butir informasi lama yang pernah digunakan dalam membantu penyelesaian masalah pada masa lalu. 3) Merumuskan sub tujuan: adalah strategi memperincikan suatu masalah yang kompleks kedalam beberapa sub-tujuan atau sub-masalah sehingga memudahkan dalam penyelesaiannya.

Kendala Penyelesaian Masalah

(24)

seringkali menyulitkan individu yang bersangkutan dalam menyelesaikan masalah yang baru.

B. Aktivitas Belajar

1. Aktivitas

Kata “Aktivitas” berasal dari Bahasa Inggris ‘activity’ yang artinya ‘state of action, lireliness or ingorous mation’ (Webster’ New American Dictionary: 12). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia kata ini berarti kebenaran dari perlakuan, kegiatan yang aktif, kegiatan yang aktual atau giat dalam melakukan gerak-gerik, usul. Dalam bahasa Indonesia aktif berarti giat belajar, giat berusaha, dinamis, mampu berkreasi dan beraksi (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 32).

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa, baik dalam aktivitas jasmani maupun dalam aktivitas rohani. Aktivitas ini jelas merupakan ciri bahwa siswa berkeinginan untuk mengikuti proses. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemui ciri-ciri seperti berikut (Tim Instruktur PKG, 1992: 2):

1. Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran 2. Terjadi interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa 3. Siswa terlibat dan bekerjasama dalam diskusi kelompok 4. Terjadi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran 5. Siswa berpartisipasi dalam menyimpulkan materi.

Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari (Nana Sudjana, 2000: http://www.scribd.com/doc/90372008):

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 2. Terlibat dalam pemecahan masalah

3. Bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya

4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah

(25)

7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis

8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

2. Belajar

Belajar dalam Bahasa Inggris adalah “Study” yang artinya ‘The act of using the mind to require knowledge’ (Webster’ New American Dictionary: 1993). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia, belajar adalah perbuatan menggunakan ingatan/pikiran untuk mendapatkan/ memperoleh pengetahuan. Belajar artinya berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai suatu keterampilan; juga berarti berlatih (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 27). Selanjutnya belajar juga berarti perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dari praktek yang dilakukannya (Glosarium Standar Proses, Permen Diknas No. 41 tahun 2007). Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah penggunaan pikiran untuk memperoleh ilmu. Ini berarti bahwa belajar adalah perbuatan yang dilakukan dari tahap belum tahu ke tahap mengetahui sesuatu yang baru.

(26)

muncul interaksi antar siswa dengan guru begitu juga interaksi antara siswa yang satu dengan siswa lainnya.

Dengan menggabungkan semua pendapat yang telah disampaikan serta pengertian-pengertian tentang belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah penggunaan ingatan atau pikiran untuk memperoleh pengetahuan baru yang belum diketahui sebelumnya dengan penggunaan cara-cara tertentu seperti simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan balik yang dapat membangkitkan keaktifan siswa baik jasmani maupun rohani yang dapat membangkitkan interaksi antara siswa dengan guru serta siswa dengan siswa lainnya.

3. Aktivitas Belajar

Dari semua pengertian dan pendapat-pendapat tentang aktivitas dan pengertian-pengertian serta pendapat-pendapat tentang belajar dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar mempunyai batasan-batasan seperti: 1) kebenaran perlakuan, 2) ada partisipasi, 3) kegiatan aktual atau keikutsertaan baik jasmani maupun rohani, 4) antusiasme, 5) interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa lainnya, 6) penerapan secara aktual apa yang telah diporoleh.

C. Prestasi Belajar

Prestasi belajar ... sama dengan prestasi belajar bidang studi yang lain merupakan hasil dari proses belajar siswa dan sebagaimana biasa dilaporkan pada wali kelas, murid dan orang tua siswa setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.

(27)

Djamarah (1994:23) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Kalau perubahan tingkah laku adalah tujuan yang mau dicapai dari aktivitas belajar, maka perubahan tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah. Dengan kata lain prestasi belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai akibat perbuatan belajar atau setelah menerima pengalaman belajar, yang dapat dikatagorikan menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

(28)

ekonomi keluarga. Faktor sekolah antara lain: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat antara lain: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Peningkatan prestasi belajar yang penulis teliti dalam hal ini dipengaruhi oleh factor ekstern yaitu metode mengajar guru.

Sardiman (1988: 25) menyatakan prestasi belajar sangat vital dalam dunia pendidikan, mengingat prestasi belajar itu dapat berperan sebagai hasil penilaian dan sebagai alat motivasi. Adapun peran sebagai hasil penilaian dan sebagai alat motivasi diuraikan seperti berikut.

Dalam pembahasan sebelumnya telah dibicarakan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan prestasi siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Ini berarti prestasi belajar tidak akan bisa diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa. Fungsi prestasi belajar bukan saja untuk mengetahui sejauhmana kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting adalah sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar, baik secara individu maupun kelompok. Dalam pembahasan ini akan dibicarakan mengenai prestasi belajar sebagai hasil penilaian dan pada pembahasan berikutnya akan dibicarakan pula prestasi belajar sebagai alat motivasi. Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah dipahami. Namun demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan rendahnya prestasi belajar itu sendiri.

Abdullah (dalam Mamik Suratmi, 1994: 22), mengatakan bahwa fungsi prestasi belajar adalah: (a) sebagai indikator dan kuantitas pengetahuan yang telah dimiliki oleh pelajar, (b) sebagai lambang pemenuhan keingintahuan, (c) informasi tentang prestasi belajar dapat menjadi perangsang untuk peningkatan ilmu pengetahuan dan (d) sebagai indikator daya serap dan kecerdasan murid.

(29)

antara lain dari sudut si pebelajar, proses belajar dan dapat pula dari sudut situasi belajar.

Bila kita coba lihat lebih dalam dari pendapat di atas, maka prestasi belajar dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor dari si pebelajar sendiri atau faktor dalam diri siswa dan faktor luar. Faktor dalam diri siswa seperti IQ, motivasi, etos belajar, bakat, keuletan, dan lain-lain sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa.

Penjelasan Surya selanjutnya adalah: dari sudut si pembelajar (siswa), prestasi belajar seseorang dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan jasmani siswa, kecerdasan, bakat, minat, motivasi, penyesuaian diri dan kemampuan berinteraksi siswa. Sedangkan yang bersumber dari proses belajar, maka kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran sangat menentukan prestasi belajar siswa. Guru yang menguasai materi pelajaran dengan baik, menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat, mampu mengelola kelas dengan baik dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa untuk belajar, akan memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan situasi belajar siswa, meliputi situasi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang berbentuk angka sebagai simbol dari ketuntasan belajar bidang studi sejarah. Prestasi belajar ini sangat dipengaruhi oleh factor luar yaitu guru dan metode. Hal inilah yang menjadi titik perhatian peneliti di lapangan.

(30)

D. Kerangka Berpikir

Kemampuan belajar pada tingkat kognitif tinggi bukan merupakan hal yang gampang untuk dilakukan. Hal ini memerlukan pelatihan-pelatihan yang perlu dimatangkan, dilatih, diulang serta dicoba beberapakali.

Kemampuan guru menentukan permasalahan yang akan disajikan tidaklah gampang. Guru harus mampu membimbing siswanya agar pembelajaran bisa berjalan sesuai harapan. Apabila guru telah melakukan inovasi-inovasi untuk mematangkan siswanya memperoleh kemampuan yang diharapkan dalam menampilkan sesuatu tentu dapat diharapkan para siswa akan memiliki kebiasaan-kebiasaan, keterampilan-keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dibutuhkan. Untuk dapat terwujudnya apa yang diharapkan tersebut, inovasi langkah-langkah yang diupayakan guru akan dapat memecahkan permasalahan yang ada. Dasar berpikir inilah yang dijadikan acuan dalam memecahkan masalah yang sedang diteliti.

E. Hipotesis Tindakan

Melihat langkah-langkah model pembelajaran Problem Solving yang ampuh dalam memecahkan masalah yang ada, yang lebih diyakini lagi dengan kebenaran teori yang disampaikan, maka hipotesis tindakan ini dapat dirumuskan seperti berikut:

(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian tindakan. Oleh karenanya, rancangan yang khusus untuk sebuah penelitian tindakan sangat diperlukan. Penelitian tindakan didasarkan pada filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai tujuan tercapai (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 6-7).

Dalam melaksanakan penelitian, rancangan merupakan hal yang sangat penting untuk disampaikan. Tanpa rancangan, bisa saja alur penelitian akan ngawur dalam pelaksanaannya.

(32)

IDE AWAL

Penjelasan kegagalan untuk implementasi Revisi rencana umum

Rencana diperbaiki

Jelaskan setiap implementasi dan efek

Revisi ide umum

Model No. 1 (Model Ebbut) (Desain 1)

Model Ebbut merupakan salah satu model PTK yang dikembangkan oleh Dave Ebbut.

Gambar 1

(33)

R

Model No. 2 (Kemmis dan Mc. Taggart) (Desain 2)

Gambar 2

Penelitian Tindakan Model Spiral (Kemmis & Mc Taggart, 1988)

Sebagai alur PTK, Kemmis dan Mc. Taggart memberi contoh sebagai berikut:

1. Siswa mengira bahwa sain sekedar mengingat fakta dan bukan proses inkuiri. Bagaimana saya dapat merangsang inkuiri pada siswa? Apakah dengan mengubah teknik bertanya? Teknik bertanya yang sama?

(34)

Ide Umum

Reconnaissance

Rencana Menyeluruh

Memperbaiki/ Mengubah

Tindakan 2 dst Tindakan 1 Tindakan 3 dst

Tindakan 2 dst

atau Monitor dan

reconnaissance

Pengintaian/ Peninjauan

Rencana Menyeluruh Rencana

Menyeluruh

atau

atau

Model No. 3 (Elliot) (Desain 3)

Gambar 3

Penelitian Tindakan Model Elliot (1991)

(35)

TINDAKAN DAUR I

Tindakan perlu perbaikan DAUR 2

Penerapan Definisi masalah

Evaluasi tindakan Need assessement

Implementasi tindakan Hipotesis ide

Develop action plan T 1

Penerapan Redefine problem

Evaluate action Need assessement

Impl. Revise plan New hypothesis

Revise action plan T 2

dst

Model No. 4 (Mc. Kernan) (Design 4)

Gambar 4

Penelitian Tindakan Model Mc. Kernan ((1991)

Diadopsi dari (Sukidin, Basrowi, Suranto, 2002: 46 – 54)

(36)

Model No. 5

Gambar 5. Rancangan Penelitian

(37)

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas... SMA Negeri ... Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 01. Nama-nama siswa Kelas ... SMA Negeri ...

(38)

2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas ... SMA Negeri ... setelah diterapkan model Problem Solving dalam proses pembelajaran.

C. Waktu Penelitian

(39)

Tabel 02. Jadwal Penelitian N

o Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan proposal dan

perencanaan tindakan I

2. Pelaksanaan tindakan I

3. Pengamatan/pengumpulan data I

4. Refleksi I

5. Perencanaan tindakan II

6. Pelaksanaan tindakan II

7. Pengamatan/ pengumpulan data II

8. Refleksi II

(40)

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penelitian ini digunakan observasi dan tes prestasi belajar.

E. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian ini adalah metode deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif. Untuk data kualitatif dianalisis dengan memberi pertimbangan-pertimbangan, memberi komentar-komentar, mengklasifikasikan data, mencocokan dengan validitas internal dan validitas eksternal, mencari hubungan-hubungan, mencari perbandingan-perbandingan, mengkategorikan data dan selanjutnya membuat kesimpulan refleksi dengan mencari makna dari kesimpulan hubungan antarkategori.

Sebelum melakukan analisis kualitatif sebaiknya kita mencoba melihat pendapat para ahli analisis. Menurut Matthew B. Miles dan A. Michael Hubberman (1992: 390), dalam penelitian kualitatif cendrung diabaikan. Ini terjadi karena inti penelitian kualitatif adalah menjangkau sesuatu yang lebih dari sekedar, yang dapat dikatakan kepada kita akan pentingnya kualitas tersebut. Selanjutnya dikatakan, akan tetapi sebagaimana yang kita perhatikan sebelumnya, terjadi banyak perhitungan pada saat penentuan kualitas dibuat. Jadi dalam penelitian kualitatif perlu diketahui, yang pertama-tama adalah bahwa kita juga menghitung.

(41)

F. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian

1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

A. Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Belajar

No Indikator Sub Indikator SoalNo SoalJml 1. Kegiatan Nyata Reaksi angkat tangan akibat

menerima rangsangan, dorongan,

penguatan, dll 1 1

Bertanya pada guru dan pada

teman-teman 2 1

Keaktifan memberi jawaban 3 1 Giat menulis, menyelesaikan tugas

yang diberikan 4 1

Kecepatan mengumpulkan tugas 5 1 Aktif mengkonsultasikan hal-hal

yang belum dipahami 6 1 Sibuk berpikir dengan mencari dan

menggali dari berbagai informasi 7 1 2 Kegiatan Penggunaan

Pikiran Betul-betul mendengarkan danmemperhatikan guru 8 1 Jawaban yang disampaikan siswa

betul merupakan jawaban yang

muncul atas dasar akal yang sehat 9 1

Jumlah 9

B. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar

(42)

2. Instrumen Penelitian

A. Instrumen Observasi Keaktifan Belajar Keterangan:

Skor 1 = rendah Skor 2 = sedang Skor 3 = tinggi

No Sub Indikator SoalNo Instrumen Pengecekan Skor 1 2 3 1. Keaktifan angkat tangan

akibat rangsangan-rangsangan, dorongan, penguatan, dll

1 Angkat tangan sekali, dua kali, tiga kali

2. Bertanya pada guru atau

pada teman-temannya 2 Bertanya sekali, dua kali,tiga kali atau lebih 3. Keaktifan memberi reaksi

positif 3 Keaktifan memberi reaksipositif terhadap jawaban teman-temannya atau 5. Kecepatan mengumpulkan

tugas

5 Cepat menyelesaikan tugas

6. Aktif mengkonsultasikan hal-hal yang belum 8. Betul-betul mendengarkan

dan memperhatikan guru

9 Jawaban-jawaban siswa betul rasional

B. Instrumen Penilaian Prestasi Belajar Siswa

(43)

Tes Prestasi Belajar ... Hari/Tanggal :

(44)

G. Indikator Keberhasilan Penelitian

Dalam penelitian ini diusulkan tingkat keberhasilan per siklus yaitu pada siklus I diusulkan aktivitas belajar siswa mencapai nilai C pada siklus II diharapkan mencapai nilai B. Untuk prestasi belajar siswa diharapkan pada siklus I mencapai nilai 6,5 dan pada siklus II mencapai nilai 8,5.

Kriteria Kualitatif

A : 75 % lebih siswa aktif B : 50 – 74 % siswa aktif C : 30 – 49 % siswa aktif

D : kurang dari 30 % siswa aktif. Kategori nilai kualitatif

A : aktif dengan nilai 3

B : kurang aktif dengan nilai 2 C : tidak aktif dengan nilai 1 Kriteria tambahan keaktifan belajar siswa

Aktif : apabila 75% keatas siswa menunjukkan keaktifan belajar dengan nilai 3.

Kurang aktif : apabila 50-74 % siswa menunjukkan keaktifan belajar dengan nilai 2.

Tidak aktif : apabila dibawah 50 % siswa menunjukkan keaktifan belajar belajar dengan nilai 1.

0 - 1 tidak aktif 1,01 - 2 kurang aktif 2,01 - 3 aktif

(45)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini, akan dipaparkan data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini secara rinci berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri ... Sebelum menyampaikan hasil-hasil penelitian ada baiknya dilihat dahulu pendapat para ahli pendidikan berikut: dalam menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan, perlu menyajikan uraian masing-masing siklus dengan data lengkap mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang mendasar, yaitu hasil pembahasan (kemajuan) pada diri siswa, lingkungan, guru, motivasi dan aktivits belajar, situasi kelas dan hasil belajar, kemukakan grafik dan tabel hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara sistimatis dan jelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 83). Melihat paparan ini jelaslah apa yang harus dilihat dalam Bab ini yaitu menulis lengkap mulai dari apa yang dibuat sesuai perencanaan, hasilnya apa, bagaimana pelaksanaanya, apa hasil yang dicapai, sampai pada refleksi berikutnya semua hasilnya. Oleh karenanya pembicaraan pada bagian ini dimulai dengan apa yang dilakukan dari bagian perencanaan. 1. Siklus I

1. Rencana Tindakan I

Hasil yang didapat dari kegiatan perencanaan meliputi:

(46)

b. Menentukan waktu pelaksanaan, yang menyangkut hari, tanggal, sesuai dengan jadwal penelitian yaitu pada minggu ke... bulan.... c. Meminta kepada teman-teman guru bidang studi sejenis dan kepala

sekolah sebagai mitra kesejawatan dalam pelaksanaan RPP yang sudah direncanakan. Hasilnya adalah kesiapan teman-teman guru untuk ikut melaksanakan supervisi kunjungan kelas.

d. Menentukan yang menjadi prinsip supervisi teknik kunjungan kelas. Hasilnya adalah format-format perencanaan teknik kunjungan kelas untuk penilaian guru (terlampir di lampiran 7). e. Sebelum masuk kelas, peneliti meminta guru untuk membawa

lembar penilaian yang berisikan tentang penilaian proses pembelajaran. Berdasar format yang sudah dibawa guru, peneliti melakukan pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan supervisi kelas adalah:

a) Supervisor harus sudah mantap dan mengetahui metode pembelajaran yang menggunakan Problem Solving dan kehadirannya di kelas bukan mencari kesalahan, tetapi untuk kepentingan bersama yaitu memperbaiki pembelajaran.

b) Supervisor telah diberitahu untuk lebih memahami tentang prinsip-prinsip supervisi sehingga tidak lagi cenderung instruktif dan lebih bersahabat dengan prinsip kesejawatan. c) Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor diharapkan

menunjukkan rasa kesejawatan yang akrab.

d) Guru yang disupervisi diharap tidak selalu memperhatikan supervisor, tetapi tetap berkonsentrasi pada pelaksanaan pembelajaran.

(47)

g. Memperbanyak jumlah/frekuensi kunjungan kelas dalam siklus berikutnya sehingga kedekatan supervisor dengan guru dan siswa akan terjalin dengan baik.

h. Merencanakan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan. Menentukan bahan pelajaran, dengan cara menyesuaikan dengan silabus yang berlaku dan penjabarannya dengan cukup baik.

i. Memilih dan mengorganisaasikan materi, media, dan sumber belajar.

Pada siklus pertama ini, peneliti mengorganisasikan materi pembelajaran dengan baik. Urutan penyampaiannya dari yang mudah ke yang sulit, cakupan materi cukup bermakna bagi siswa, menentukan alat bantu mengajar. Sedangkan dalam penentuan sumber belajar sudah disesuaikan dengan tujuan, materi pembelajaran dan tingkat perkembangan peserta didik.

j. Merancang skenario pembelajaran.

Skenario pembelajaran menentukan permasalahan yang akan disajikan sesuai dengan materi dan tingkat perkembangan siswa, diupayakan bervariasi agar siswa dapat melakukan berpikir tingkat tinggi. Susunan dan langkah-langkah pembelajaran sudah disesuaikan dengan tujuan, materi, tingkat perkembangan siswa, waktu yang tersedia, sistematiknya adalah menaruh siswa dalam posisi sentral, mengikuti perubahan strategi pendidikan dari pengajaran ke pembelajaran sesuai Permen Diknas No. 41 Tahun 2007 dengan cara mengaitkan masalah dengan dunia nyata dan yang menarik minat siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan I

a. Pengelolaan Kelas

(48)

b. Alat Penilaian

Pembahasan dan jenis penilaian, terlampir di RPP berikut format penilaian, memulai dengan pembukaan, pembelajaran inti, pembelajaran penutup dan dilanjutkan dengan penilaian.

c. Penampilan

Penampilan secara umum, peneliti berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang santun, menuntun siswa semaksimal mungkin dengan penggunaan metode Problem Solving, peneliti mengupayakan strategi agar mudah mengamati siswa yang sedang belajar. Setelah pembelajaran selesai dilakukan, dilanjutkan dengan mengadakan pertemuan dengan guru yang mengawasi proses pembelajaran untuk mendiskusikan hasil pengamatan

d. Dari diskusi dengan guru, terungkap bahwa:

1. Pembelajaran yang dilakukan belum maksimal, karena peneliti baru pertamakali mencoba metode ini.

2. Siswa-siswa memang belum aktif menerima pelajaran dan memberi tanggapan, ini sesuai dengan tujuan metode Problem Solving.

3. Peneliti mengusulkan agar guru yang mengamati mau kembali dan bersedia mengamati kembali pada kesempatan di siklus II. 4. Untuk sementara, peneliti belum yakin bahwa pelaksanaan

supervisi kunjungan kelas akan meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa, tetapi menurut pengamat, cara yang dilakukan peneliti cukup mampu mendorong meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar.

5. Penyampaian pengamat pada peneliti dapat disampaikan sebagai berikut:

Pengelolaan ruangan, waktu, dan fasilitas belajar

Dalam mengelola ruang kelas, waktu serta fasilitas belajar, dapat dipaparkan sebagai berikut:

(49)

2) Peneliti kurang memperhatikan kebersihan papan tulis, kebersihan seragam siswa, dalam hal lain yang berguna untuk menumbuhkan motivasi belajar dan disiplin siswa. 3) Peneliti belum begitu baik dalam waktu. Memulai

pelajaran tidak tepat waktu akibat hal-hal tertentu. 6. Penggunaan strategi pembelajaran

2) Guru sama sekali tidak menggunakan alat bantu pelajaran, walaupun sekolah telah menyediakannya.

3) Dalam menjelaskan pelajaran, guru kurang memperhatikan keterkaitan materi yang satu dengan materi yang lain. Guru tidak memberikan kesimpulan dan tindak lanjut pada akhir pelajaran.

4) Kelebihannya, guru telah menggunakan cara pembelajaran yang baru yaitu Problem Solving.

7. Pengelolaan interaksi kelas

1) Penjelasan guru cukup dimengerti oleh siswa. Hal ini bisa dilihat dari respon siswa. Jika ada siswa yang belum mengerti, guru berusaha menjelaskan ulang.

2) Dalam bertanya, guru menggunakan kata atau tindakan yang mengurangi keberanian siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Guru mengabaikan partisipasi aktif siswa.

(50)

menunjukkan keantusiasan dalam mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif.

4) Guru tidak membantu siswa dalam mengingat kembali pengalaman atau pengetahuan yang telah diperoleh siswa dan kurang memberikan peluang kepada siswa yang pasif untuk berpartisipasi. Guru tidak memberi pertanyaan yang menggali reaksi siswa. Cara guru merespon siswa yang berpartisipasi aktif masik kurang baik.

5) Dalam mengakhiri pelajaran, guru kurang mengupayakan kesimpulan yang lengkap. Guru juga kurang melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan. Dengan demikian, pembelajaran kurang bermakna bagi siswa.

8. Sikap guru

1) Dalam kegiatan pembelajaran, kadang-kadang guru kurang bersikap ramah. Guru kurang menunjukkan sikap bersahabat dengan siswa. Dalam menegur siswa yang berbuat salah, guru menggunakan kata yang kurang sopan. Jika ada pendapat siswa yang kurang sesuai dengan pendapat guru, guru langsung menepis begitu saja. 2) Guru sangat bergairah dalam mengajar. Hal itu terlihat dari ekspresi wajah dan pandangan matanya. Tetapi, suara monotun, isyarat tangan dan gerakan tubuh kurang beraturan.

3) Dalam membantu siswa yang menghadapi kesulitan, bantuan guru kurang maksimal. Guru juga tidak mendorong siswa untuk memecahkan masalah sendiri. 4) Guru tidak memperhatikan perbedaan individual siswa.

(51)

penghargaan kepada siswa yang memiliki kelebihan. Guru tidak membina kerjasama diantara siswa.

9. Pelaksanaan penilaian

Guru mengadakan apersepsi penilaian awal sehingga guru mengetahui kesiapan siswa terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan. Penilaian juga dilakukan dalam proses pembelajaran.

10. Kesan umum dalam proses

1) Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar cukup jelas, tetapi kurang baku karena bercampur dengan bahasa daerah. Demikian juga Tata Bahasa Indonesianya kurang baik.

2) Penampilan guru dilihat dari perkataan, rambut dan perlengkapan yang lain cukup rapi. Suara cukup jelas tetapi kurang bervariasi. Posisi guru juga kurang ada variasi.

3. Refleksi Siklus I

Sebelum memulai refleksi, ada baiknya melihat pendapat para pakar pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan refleksi. Pendapat ini akan merupakan panduan terhadap cara atau hal-hal yang perlu dalam menulis refleksi. Refleksi merupakan kajian secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan. Refleksi menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan (Hopkin, 1993 dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 80). 1) Analisis kualitatif observasi keaktifan belajar siswa sesuai data

observasi di lampiran ...

(52)

a. Kategori angkat tangan, ada ... siswa yang rajin mengangkat tangan. Dari jumlah siswa... baru ... siswa yang aktif, berarti kurang dari setengah belum aktif, artinya pada Siklus I ini tingkat kategori angkat tangan berada pada kategori tidak aktif.

b. Untuk kategori yang penulis upayakan untuk meningkatkan kemampuan bertanya, ada... siswa yang rajin bertanya dari jumlah seluruhnya... orang. Data ini mengatakan bahwa dari kategori bertanya masih sangat sedikit siswa yang rajin bertanya. Keaktifan bertanya siswa masih pada kategori C yaitu tidak aktif.

c. Untuk kategori memberi rakasi terhadap jawaban-jawaban siswa dan pembinaan-pembinaan guru, baru... siswa yang mendapat nilai 3, yang lain tetap pasif.

d. Untuk kategori keaktifan menulis dalam upaya mempraktekkan tugas yang diberikan, tercatat ... siswa yang aktif dan bergiat untuk melaksanakan tugas.

e. Untuk kategori kecepatan menyelesaikan tugas, ada ... siswa yang mampu menyelesaikan tugas sesuai waktu yang memecahkan masalah yang ada, hanya ... siswa yang bergiat untuk itu.

h. Untuk kategori perhatian siswa pada guru saat guru sedang mengajar, ada terlihat ... siswa, hampir semua aktif mendengarkan guru.

(53)

Kesimpulan refleksi yang diperoleh dari hasil observasi keaktifan belajar adalah:

a. Dari 9 kategori keaktifan belajar, yang tergolong sangat aktif dengan nilai 3 adalah... orang, yang memperoleh nilai 2 dengan kategori aktif adalah ... orang dan yang tergolong tidak aktif di kelas ini dengan nilai 1 dan bahkan tidak mendapat nilai sama sekali adalah ... orang.

b. Hasil interpretasi hubungan antarmasing-masing kategori yang dapat dipakai kesimpulan untuk refleksi kualitatif adalah bahwa keaktifan belajar siswa pada siklus I baru mencapai tingkatan sangat rendah karena dari ... orang siswa di kelas ini kurang dari setengahnya tidak aktif. siswa baru mencapai kategori C dimana kurang dari setengah siswa yang aktif belajar, hanya .... siswa yang aktif dan mendapat nilai 3.

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa oleh siswa teman sekelasnya terlihat pada lampiran ... Data tersebut juga menunjukkan kesamaan dengan hasil penilaian keaktifan belajar yang dilakukan peneliti yaitu masih setengah siswa di kelas ini belum aktif mengikuti pembelajaran. Hanya ada 5 orang yang aktif di kelas ini.

d. Validasi Data

(54)

yang diteliti telah memenuhi unsur kevalidan data yang dapat dipertanggungjawabkan.

e. Kekurangan yang terjadi

Dari observasi yang dilakukan guru sejawat yang terlihat pada lampiran ... terlihat beberapa kolom pengamatan guru yang tidak diisi nilai atau kosong, dari penilaian tersebut terlihat kekurangan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu..., ..., ..., ..., ... yang perlu perencanaan dan pelaksanaan yang lebih matang pada siklus selanjutnya.

2) Analisis kuantitatif prestasi belajar siswa siklus I Sesuai data pada lampiran 10.

1. Rata-rata (mean) yang diperoleh adalah... 2. Median (titik tengahnya) adalah ... 3. Modus (angka yang paling banyak muncul)... 4. Standar deviasi dihitung dengan rumus:

(55)

16

5. Untuk persiapan penyajian dalam bentuk grafik maka hal-hal berikut dihitung terlebih dahulu.

1. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N) = ...

2. Rentang kelas (r) = skor maksimum – skor minimum

3. Panjang kelas interval (i) = Kr =… … …

4. Tabel data kelas interval

No

(56)

5. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram Contoh Histrogram

Grafik 01. ...

Untuk penyajian tabel rekapitulasi hasil penelitian ini sekaligus disampaikan pada akhir analisis refleksi siklus II.

2. Siklus II

1. Perencanaan

Dengan melihat semua hasil yang didapat pada siklus I, baik refleksi data kualitatif maupun refleksi data kuantitatif, maka untuk perencanaan pelaksanaan penelitian di siklus II ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:

a. Peneliti merencanakan kembali jadwal untuk melakukan pembelajaran di kelas dengan melihat jadwal penelitian pada Bab III dan waktu dalam kalender pendidikan. Hasil dari refleksi siklus I merupakan dasar dari pembuatan perencanaan di siklus ini.

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik serta membuat instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan

10 9 8 7 6 5 4 3 2 10

0

(57)

data yang dibuat seperti instrumen-instrumen sebelumnya yang meliputi instrumen observasi keaktifan belajar dan instrumen tes prestasi belajar.

c. Merencanakan kunjungan kelas bersama-sama guru dan kepala sekolah sebagai upaya trianggulasi data. Untuk ini peneliti berkonsultasi dengan kepala sekolah, minta kesediaannya untuk ikut proses pembelajaran yang dilakukan. Inovasi ini dilakukan agar peneliti dapat berupaya lebih maksimal untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik dan lebih berkualitas. Hasil konsultasi dengan kepala sekolah adalah adanya kesiapan kepala sekolah untuk ikut melakukan supervisi kunjungan kelas. Guru yang akan mengobservasi diberitahu bahwa kepala sekolah akan ikut berpartisipasi, masuk ke ruangan untuk bersama-sama melakukan supervisi. Hal ini diberitahukan pada guru dengan harapan agar guru yang akan mengobservasi bisa lebih siap lagi untuk melakukan supervisi yang lebih berkualitas.

d. Bersama guru merancang skenario penerapan pembelajaran dengan melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dengan mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk peningkatan pembelajaran. Untuk hal ini, semua catatan tentang kekurangan yang ada di siklus I yang merupakan hasil refleksi disampaikan pada guru untuk dipelajari. Memberitahu guru apa-apa yang perlu dilaksanakan, apa saja yang siswa mesti kerjakan, cara penerapan model pembelajaran Problem Solving yang benar sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Uraian tentang pelaksanaan tindakan pada siklus II ini disampaikan sebagai berikut:

(58)
(59)

3. Observasi/Penilaian

Penilaian terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan pada saat peneliti melakukan tindakan. Peneliti menilai keaktifan belajar siswa sesuai format penilaian aktivitas belajar yang dibawa. Dari catatan-catatan yang cepat tersebut penulis mengetahui dibagian mana diperbaiki, dibagian mana diperlukan penekanan-penekanan, dibagian mananya perlu diberi saran-saran serta penguatan-penguatan. Disamping itu pada catatan cepat yang dilakukan peneliti, dicatat juga kreativitas siswa, kemauan siswa untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, kontribusi diantara para siswa. Apabila semua ini terlaksana dengan baik sudah pasti guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran akan cukup profesional. Pelaksanaan penilaian akhirnya dilanjutkan minggu depannya karena setelah guru melakukan proses pembelajaran, waktu untuk memberikan tes tidak mencukupi sehingga dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.

4. Refleksi Siklus II

1. Analisis Hasil Observasi Siklus II (sesuai lampiran 12)

1) Hasil yang didapat dari observasi terhadap siswa-siswa kelas .... SMA... secara kualitatif dapat disampaikan sebagai berikut:

(1) Dari kategori keaktifan angkat tangan yang timbul akibat respon-respon, penguatan-penguatan, motivasi-motivasi, siswa yang memperoleh nilai 3 ada ... orang, siswa yang memperoleh nilai 2 ada ... orang, yang memperoleh nilai 1 ada ... orang, sedangkan yang tidak mendapat nilai sama sekali adalah ... orang.

(60)

ada ... orang memperoleh nilai 2, ... orang memperoleh nilai 1 dan ... orang sama sekali tidak mendapat nilai. (3) Dari kategori keaktifan memberi reaksi positif terhadap

jawaban teman-temannya, ada juga terhadap jawaban guru terhadap hal-hal yang kurang cocok, ada ... orang siswa memperoleh nilai 3, ada ... orang siswa memperoleh nilai 2, ada ... orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ... orang siswa sama sekali tidak memperoleh nilai.

(4) Dari klasifikasi kegiatan menulis dengan kategori keaktifan menulis dalam upaya menyelesaikan tugas yang diberikan, ada ... orang siswa memperoleh nilai 3, ada ... orang siswa memperoleh nilai 2, ada ... orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ... orang yang sama sekali tidak memperoleh nilai.

(5) Dari klasifikasi kecepatan mengumpulkan tugas dengan kategori cepatnya siswa mengumpulkan tugas, ada ... orang siswa memperoleh nilai 3, ada ... orang siswa memperoleh nilai 2, ada ... orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ... orang yang sama sekali tidak memperoleh nilai.

(6) Dari klasifikasi keaktifan mengkonsultasikan hal-hal yang perlu dengan kategori keaktifan mengkonsultasikan masalah pada guru maupun pada teman-temannya untuk sesuatu masalah yang dihadapi, ada ... orang siswa memperoleh nilai 3, ada ... orang siswa memperoleh nilai 2, ada ... orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ... orang yang sama sekali tidak memperoleh nilai.

(61)

memperoleh nilai 1 dan ada ... orang yang sama sekali tidak memperoleh nilai.

(8) Dari klasifikasi keaktifan mendengarkan dan memperhatikan guru sewaktu guru memberi perintah, atau menjelaskan hal-hal yang perlu dengan kategori memperhatikan guru sewaktu guru memberi penjelasan atau memberi perintah, ada ... orang siswa memperoleh nilai 3, ada ... orang siswa memperoleh nilai 2, ada ... orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ... orang yang sama sekali tidak memperoleh nilai.

(9) Dari klasifikasi kemampuan menjawab pertanyaan menggunakan akal yang sehat dengan kategori jawaban-jawaban yang rasional, ada ... orang siswa memperoleh nilai 3, ada ... orang siswa memperoleh nilai 2, ada ... orang siswa memperoleh nilai 1 dan ada ... orang yang sama sekali tidak memperoleh nilai.

Kesimpulan refleksi yang dapat disampaikan dari observasi keaktifan belajar siswa adalah:

(1) Dari 9 kategori keaktifan belajar siswa yang tergolong sangat aktif atau yang memperoleh nilai 3 dalam keaktifan adalah ... orang, yang mendapat nilai 2 adalah ... orang, yang mendapat nilai 1 adalah ... orang dan yang dengan keaktifan yang rendah adalah ... orang, sedangkan yang tidak mendapat nilai keaktifan belajar sama sekali adalah ... orang.

(62)

(3) Trianggulasi data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa oleh teman sejawat (teriihat pada lampiran 5). Data tersebut menunjukkan kesamaan dengan penilaian yang dilakukan guru terdiri yaitu keaktifan belajar siswa baru mencapai kategori C dimana kurang dari setengah siswa yang melakukan keaktifan belajar, hanya .... siswa yang aktif dan mendapat nilai 3.

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa oleh siswa teman sekelasnya terlihat pada lampiran 16. Data tersebut juga menunjukkan kesamaan dengan hasil penilaian keaktifan belajar yang dilakukan peneliti yaitu masih setengah siswa di kelas ini belum aktif mengikuti pembelajaran. Hanya ada 5 orang yang aktif di kelas ini.

(4) Validasi Data

Dari semua data yang telah diperoleh terhadap keaktifan belajar siswa, baik dari pengamatan penulis sendiri, pengamatan guru lain, pengamatan siswa-siswa teman sekelasnya menunjukkan kesamaan. Dari kesamaan ini terungkap bahwa permasalahan yang diteliti telah memenuhi unsur kevalidan data yang dapat dipertanggungjawabkan.

(5) Kekurangan yang terjadi

(63)

2. Analisis Kuantitatif untuk Perolehan Nilai Tes Prestasi Belajar Siklus II

Sesuai data pada lampiran 13.

1. Rata-rata (mean) hasil tes prestasi belajar siswa adalah ... 2. Median (titik tengahnya) adalah ... 3. Modus (atau angka yang paling sering muncul) adalah... 4. Standar deviasinya adalah: ...

5. Untuk menyajikan data tersebut dalam bentuk grafik maka dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut:

1) Banyak kelas dihitung dengan rumus STURGES: K = 1 + 3,3 x log N

= ... = ... = ... 2) Rentangan dihitung dengan:

r = skor maksimum – skor minimum = ... - ...

= ...

3) Panjang kelas interval dihitung dengan:

i = Kr =¿

i = ...

(64)

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10

0

100200300400500600700

6. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram Contoh Histrogram

(65)

Tabel ... Rekapitulasi Hasil Penelitian dari Siklus I sampai Siklus II, dari variabel keaktifan belajar dan prestasi belajar

Awal Siklus I Siklus II

(66)

B. Pembahasan

1. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus I

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan data kualitatif adalah: kelemahan-kelemahan yang ada, kelebihan-kelebihan, perubahan-perubahan, kemajuan-kemajuan, efketivitas waktu, keaktifan yang dilakukan, konstruksi, kontribusi, diskripsi fakta, pengecekan validitas internal dan validitas eksternal, identifikasi masalah, faktor-faktor yang berpengaruh, cara-cara untuk memecahkan masalah, pertimbangan-pertimbangan, perbandingan-perbandingan, komentar-komentar, tanggapan-tanggapan, tambahan pengalaman, summary, pendapat-pendapat, gambaran-gambaran, interpretasi/penafsiran-penafsiran, makna di belakang perbuatan, trianggulasi, hubungan antaraspek, klasifikasi, standar-standar penetapan nilai, alasan-alasan penggunan teknik tertentu, alasan penggunaan langkah-langkah tertentu, penggolongan-penggolongan, penggabungan-penggabungan, tabulasi, pemakaian, kriteria-kriteria, katagorisasi, pengertian-pengertian, hubungan antar kategori.

a. Pembahasan hasil observasi keaktifan belajar siswa

Dengan perencanaan guru yang cukup matang dan dengan pelaksanaan pembelajaran sesuai model pembelajaran Problem Solving yang memberikan kesempatan seluas-luasnya agar siswa dapat mengemukakan isi hatinya dengan leluasa, ditambah dengan trianggulasi dengan menggunakan pemantau, hasil akhir yang diperoleh baru mencapai....

(67)

Dari pertimbangan/masukan yang diberikan di kelas, sudah disampaikan bahwa persiapan guru sudah cukup matang. Selain masukan dari tim pemantau, hasil observasi keaktifan belajar siswa menunjukkan beberapa hal penting untuk dibahas yaitu dari kategori keaktifan siswa untuk angkat tangan yang disebabkan oleh motivasi, penekanan-penekanan, pemberian waktu untuk bekerjasama, dan akibat rangsangan-rangsangan, dorongan-dorongan serta penguatan-penguatan guru, telah mulai menghasilkan keaktifan siswa yang dapat diharapkan. Namun keaktifan siswa ini belum maksimal, walaupun upaya guru telah maksimal yang diakibatkan oleh karena siswa-siswa kelas ... SMA... baru pertamakali menerima cara pengajaran yang dilakukan. Untuk ini perlu diulangi lagi agar siswa terbiasa, terlatih untuk menyampaikan hal-hal yang mereka belum kuasai karena merubah kebiasaan itu bukan hal yang gampang.

Untuk kategori yang ketiga dan keempat yang merupakan keaktifan siswa yang dituangkan dalam kegiatan nyata dalam memberi reaksi dan kegiatan berkelompok sudah dapat diharapkan, namun guru dalam melaksanakan pembelajaran lebih dituntut untuk memberikan rangsangan-rangsangan, penguatan, token dan lain-lain. Untuk hal ini kekurangan yang ada adalah pada dorongan-dorongan untuk bertindak lebih aktif dan lebih berani, bila perlu dengan rangsangan-rangsangan dalam bentuk tambahan nilai, misalnya untuk membangun niat dan menumbuhkan prakarsa sesuai harapan pemerintah.

(68)

Untuk kategori yang ketujuh yaitu membaca beberapa sumber sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang ada, sudah sepatutnya guru yang membantu siswa baik memberikan buku-buku, memberikan bahan-bahan lain sebagai acuan maupun mengupayakan agar siswa mau mencari sumber-sumber di media seperti internet karena pada jaman global ini pencarian sumber-sumber belajar sudah tidak sesulit seperti masa-masa sebelumnya.

Untuk kategori yang ke delapan yaitu tentang perhatian siswa sewaktu guru mengajar atau menerangkan sesuatu bisa dipupuk lewat rangsangan-rangsangan, motivasi-motivasi, maupun bentuk-bentuk pertanyaan yang ditulis guru di depan kelas terlebih dahulu sebelum sesuatu itu diterangkan krena pertanyaan-pertanyaan yang ditulis terlebih dahulu sebelum bahan dijelaskan akan dengan sendirinya memotivasi siswa untuk mencari jawabannya.

Kategori yang kesembilan yaitu kategori penggunaan akal yang sehat yang merupakan bentuk penyampaian oleh siswa dalam hal-hal yang rasional atau penggunaan akal yang gampang diterima oleh orang lain. Untuk hal ini diperlukan kalimat-kalimat yang ilmiah sehingga orang lain akan gampang menerimanya. Hasil yang diperoleh dari kategori ini menunjukkan bahwa siswa masih menjawab pertanyaan-pertanyaan secara sangat singkat dan belum memunculkan kalimat-kalimat yang mudah dicerna.

(69)

pengajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Solving cukup memuaskan.

Sebagai upaya lanjutan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, dari sekian banyak siswa yang keaktipannya tergolong rendah terpaksa dipanggil di ... dan diajak berbicara dari hati ke hati untuk membicarakan sebab-sebab mengapa mereka tidak begitu aktif dalam pembelajaran sebelumnya. Dari pembicaraan tersebut terungkap bahwa mereka belum terbiasa untuk aktif bertanya karena untuk mengeluarkan suara dalam bertanya itu masih dipengaruhi mental, tidak terbiasa melakukan hal tersebut karena guru-guru lain juga tidak ikut membiasakannya. Untuk permasalahan ini akan penulis sampaikan pada kolom saran.

b. Pembahasan hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar siklus I Hasil tes prestasi belajar yang merupakan tes pilihan ganda memforsir siswa untuk betul-betul dapat memahami apa yang sudah dipelajari. Nilai rata-rata siswa di siklus I sebesar... menunjukkan bahwa siswa setelah menguasai materi yang diajarkan walaupun belum begitu sempurna. Hasil ini menunjukkan peningkatan kemampuan siswa menguasai mata pelajaran ... Apabila dibandingkan dengan nilai awal siswa sesuai data yang sudah disampaikan dalam analisis sebelumnya.

Hasil tes prestasi belajar di siklus I telah menemukan efek utama bahwa penggunaan metode tertentu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang dalam hal ini adalah model pembelajaran Problem Solving . Hal ini sesuai dengan hasil meta analisis metode pembelajaran yang dilakukan oleh Soedomo (1989/1990) yang menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

(70)

penyelesaian kesulitan yang ada maka penggunaan metode ini dapat membantu siswa untuk berkreasi, bertindak aktif, bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat, bertanya, berdiskusi, berargumentasi, bertukar informasi dan memecahkan masalah yang ada bersama dengan anggota kelompok diskusinya. Hal inilah yang membuat siswa berpikir lebih tajam, lebih kreatif dan kritis sehingga mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan efek selanjutnya adalah para siswa akan dapat memahami dan meresapi mata pelajaran ... lebih jauh.

Kendala yang masih tersisa yang perlu dibahas adalah prestasi belajar yang dicapai pada siklus I ini belum memenuhi harapan sesuai dengan tuntutan KKM mata pelajaran... di sekolah ini yaitu... Oleh karenanya upaya perbaikan lebih lanjut masih perlu diupayakan sehingga perlu dilakukan perencanaan yang lebih matang untuk siklus selanjutnya.

2. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus II a. Pembahasan hasil observasi keaktifan belajar siswa

Gambar

Tabel 1.Nama-nama Siswa Kelas .......................................................
Gambar 1Penelitian Tindakan Model Ebbut (1985)
Gambar 2
Gambar 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih, karunia, anugerah, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pembuatan Website Club Motor Protrex Cinere Club (PCC) Dengan Menggunakan Dreamweaver MX merupakan sebuah website multimedia yang berisi mengenai berbagai macam informasi tentang

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan metakognitif yang dilakukan oleh siswa kelas VIII SMP dalam menyelesaikan soal-soal

Pengumuman || Informasi Program Publikasi Ilmiah Internasional Kamis, 20 Agustus

threats” adalah suatu kondisi yang dapat menghalangi bahkan menimbulkan resiko kegagalan dalam mencapai sesuatu yang diinginkan atau diharapkan... Penentuan faktor

Dalam pemenuhan infrastruktur diharapkan partisipasi dari masyarakat,untuk itu pemerintah kabupaten Parigi Moutong mempunyai program pemberdayaan masyarakat baik program yang

Berdasarkan hasil uji F dapat diketahui bahwa nilai Fhitung adalah sebesar 12,342 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Hi