• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PKL PADA PT ANGKASA PURA II PERS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PKL PADA PT ANGKASA PURA II PERS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PKL PADA PT ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR

UDARA POLONIA MEDAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Sesuai dengan tujuan pendidikan Politeknik Negeri Medan, yaitu mengembangkan

sumber daya manusia yang profesional untuk pembentukan kompetisi dalam

menangani segala pekerjaan dalam bidangnya dapat menjawab tantangan ini, sehingga

diharapkan bahwa para tamatan Politeknik dapat bekerja seperti yang diharapkan yakni

mampu menagani segala tugas yang diemban dengan siap pakai dibidang keteknikan

maupun ketataniagaan. Maka pihak Politeknik Negeri Medan, khususnya pada Program

Diploma Tiga (D3) mengusahakan agar para mahasiswa mempunyai keterampilan dan

persiapan untuk memasuki dunia kerja.

Untuk memperkenalkan dunia kerja ini kepada mahasiswa, maka sangat

diperlukan adanya Praktik Kerja Lapangan. Mahasiswa langsung dihadapkan dengan

masalah yang sebenarnya di dalam dunia kerja. Politeknik Negeri Medan khususnya

pada Program Administrasi Bisnis mewajibkan seluruh mahasiswanya untuk

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada akhir semester V. Selama

(2)

pemerintah, maka pihak perusahaan atau instansi pemerintah akan memberikan

bimbingan dan penjelasan kepada mahasiswa mengenai kegiatan atau pekerjaan yang

ada dalam perusahaan atau instansi tersebut.

Pada kesempatan ini mahasiswa/mahasiswi dapat membandingkan antara teori

yang di bangku perkuliaan dengan praktik yang ada di perusahaan atau instansi

pemerintah. Mahasiswa diharapkan untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

pada waktu kuliah dengan maksud untuk meningkatkan keahlian dan pengalaman serta

mendapat gambaran tentang dunia kerja yang sebelumnya didapat oleh mahasiswa.

1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Adapun tujuan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut:

1. Memperkenalkan dunia pekerjaan yang sebenarnya kepada mahasiswa/i agar

dapat mempersiapkan diri dalam memasuki dunia usaha nantinya.

2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa/i untuk dapat menerapkan dan

membandingkan teori-teori yang selama ini diperoleh dibangku perkuliahan

dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, serta dapat melatih mahasiswa/i agar

kelak dapat menjadi manusia yang berkualitas serta berguana bagi pihak-pihak

yang membutuhkan.

3. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan mahasiswa/i

dengan cara mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya di bangku perkuliahan ke

(3)

4. Memperoleh pengalaman selakyaknya seorang karyawan perusahaan yang

diharapkan dapat menyesuaikan diri pada saat terjun ke dunia kerja.

5. Meningkatkan kemampuan mahasiswa/i dalam mengatasi suatu masalah.

1.3 Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan

Dalam penulisan Lapran Praktik Kerja Lapangan ini materi yang dibahas dibagi

kedalam beberapa sub bab, hal ini dimaksudkan agar penulisan Laporan ini lebih

sistematis.

Pada Prinsipnya, sistematika penulisan laporan ini telah ditetapkan sebelumnya

oleh pihak Politeknik Negeri Medan, yaitu melalui jurusan Administrasi Bisnis, sehingga

mahasiswa/i mempunyai pedoman untuk dapat mengarahkan penulisannya.

Adapun sistematika penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang diadakannya Praktik

Kerja Lapangan, tujuan yang ingin dicapai dan sistematika penulisan laporan Praktik

Kerja Lapangan.

BAB 2 PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang informasi singkat mengenai tempat

Praktik Kerja Lapangan, sejarah berdirinya perusahaan, makna logo

(4)

lain menjabarkan mengenai pengalaman selama Praktik Kerja Lapangan serta

hambatan-hambatan yang dialami selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

BAB 3 PENUTUP

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang simpulan dan saran-saran dalam

menyusun laporan dan selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

BAB 2

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT (Persero) Angkasa Pura I berawal dari dibentuknya Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1962 tanggal 15 November

1962 dengan nama Perusahaan Negara Angkasa Pura “Kemayoran” dan merupakan

Perusahaan Negara pertama di Indonesia yang dibentuk oleh Pemerintah sebagai

proyek percobaan dalam pengurusan dan pengusahaan Bandar Udara Kemayoran.

PT (Persero) Angkasa Pura I mempunyai hubungan yang erat dengan sejarah

Bandar Udara Kemayoran Jakarta, yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda

tahun 1934. Dalam keadaan yang sangat sederhana, Kemayoran mengalami

masa-masa pergantian penguasaan sampai dengan awal Perang Dunia II tahun 1942, Bandar

(5)

Sejak Jepang menyerah kepada Sekutu tahun 1945 Belanda menguasai kembali

Kemayoran hingga tahun 1949, terutama bagi kepentingan militernya. Tahun 1950

Direktorat Penerbangan Sipil mengambil alih penguasaan Bandar Udara Kemayoran

hingga pengalihannya kepada Perusahaan Negara Angkasa Pura “Kemayoran” tahun

1964.

Setelah realisasi dan aktifitas kerja dan melalui masa transisi selama dua tahun

sejak berdirinya Perusahaan Negara Angkasa Pura “Kemayoran” barulah terlaksana

sebagai hari lahirnya PT (Persero) Angkasa Pura II.

Selanjutnya Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 21 tanggal 17

Mei 1965 tentang menambah dan mengubah beberapa pasal dari peraturan

Pemerintah No. 33 tahun 1962, antara lain:

1. Merubah nama Perusahaan Negara Angkasa Pura “Kemayoran” menjadi

Perusahaan Angkasa Pura.

2. Kantor pusat berkedudukan di Jakarta dan mempunyai cabang di daerah.

3. Perusahaan menguasai Bandar Udara Internasional dan Bandar Udara di daerah

dalam arti kata yang seluas-luasnya yang ditetapkan oleh Menteri.

4. Penambahan anggota Direksi menjadi empat orang, satu orang Direktur Utama dan

tiga orang Direktur yang mengepalai tiga Direktorat Operasi.

Pada tahun 1974, Pemerintah melalui surat keputusan Menteri Perhubungan No.

(6)

mulai tanggal 10 Januari 1974, yang sebelumnya merupakan sebagian dari Pangkalan

Udara Halim Perdana Kusuma, yang diserahkan oleh Departemen Keamanan kepada

Departemen Perhubungan untuk dibangun sebagai bandar Udara Sipil, berdasarkan

keputusan bersama Menteri Pertahanan Keamanan Panglima Angkatan Bersenjata

dengan Menteri Perhubungan No. KEP/B/25/IV/71 dan SK/124/S/1071.

Berdasarkan Undang-Undang No. 9 tahun 1969 pasal 2 ayat 2 tentang

Perusahaan Umum maka pemerintah mengubah Perusahaan Negara Angkasa Pura

menjadi Perusahaan Umum dengan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1974 yang

selanjutnya disebut Perusahaan Umum Angkasa Pura.

Kemudian pada awal tahun 1993 yaitu pada tanggal 3 Januari 1993 Perusahaan

Umum Angkasa Pura I berubah menjadi PT (Persero) Angkasa Pura I. Keberadaan PT

(Persero) Angkasa Pura I tersebut didasarkan dengan adanya Perturan Pemerintah No.

5 tahun 1992 yang mengubah Perum Angkasa I menjadi PT (Persero) Angkasa Pura I

dan atas Akte Notaris Pendirian PT (Persero) Angkasa Pura I No. 1 tahun 1993.

Berdasarkan surat Menteri Keuangan No. S-33/MK/1994 tanggal 22 Januari 1994

PT (Persero) Angkasa Pura I mengalihkan pengelolaan Bandar Udara Polonia Medan

dari PT (Persero) Angkasa Pura I kepada PT (Persero) Angkasa Pura II penyerahan

tersebut meliputi:

1. Penguasaan Bandar Udara Polonia Medan sesuai dengan tugas dan fungsi Bandar

(7)

2. Pemilikan seluruh kekayaan PT (Persero) Angkasa Pura I yang berupa aktiva tetap

dan barang-barang persediaan Bandar Udara Polonia Medan.

3. Pembinaan para karyawan yang ditugaskan pada Bandar Udara Polonia.

4. Semua hutang piutang dan pendapatan yang diperoleh serta biaya yang

dikeluarkan untuk pengoperasian Bandar Udara Polonia Medan setelah tanggal 31

Desember 1993.

Pelaksanaan serah terima tersebut adalah pada tanggal 24 Maret 1994 di Jakarta.

Dengan demikian terhitung tanggal 1 Januari 1994, secara resmi Bandar Udara Polonia

berada di bawah jajaran PT (Persero) Angkasa Pura II.

PT (Persero) Angkasa Pura II mengelola Bandar Udara yang meliputi:

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta

Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta

Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang

Bandar Udara Supadio, Pontianak

Bandar Udara Polonia, Medan

Bandar Udara Simpang Tiga, Pekan Baru

(8)

Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung

Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh

Pada awalnya Bandar udara Polonia dibangun pada tahun 1872 oleh Baron

Michalsky, seorang bangsa Polandia yang mendapat konsesi dari Pemerintah Hindia

Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di Sumatera Timur di daerah Medan.

Kemudian dia menamakan daerah/wilayah konsesinya itu dengan nama “Polonia”.

Tahun 1936, lapangan terbang Polonia untuk pertama kalinya mengadakan perbaikan

dengan nomor/arah landasan pada saat itu adalah 10-28, dan panjangnya 600 M. Pada

tahun 1948, sesudah pada masa kemerdekaan Negara Republik Indonesia, kembali

dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda setelah dikuasai oleh sekutu Jepang dari

tahun 1946. Kemudian diadakan pembangunan berupa perpanjangan landasan menjadi

1000 M. Pada tahun 1949, pemerintah Hindia Belanda kembali memperpanjang

landasan pacu menjadi 1200 M. Pada tahun 1950, Bandar Udara Polonia dikelola oleh

AURI dan landasan pacu kembali diperpanjang menjadi 1800 M dengan lebar 45 M.

Tahun 1980, Berdasarkan KM.50/OT/Phb-76 tanggal 8 Maret 1978, Pelabuhan

Udara Polonia Medan dibagi menjadi dua instansi, yakni Pelabuhan Udara Polonia dan

Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN) Medan. Pada tahun ini

Pelabuhan Udara mendapat proyek perpanjangan landasan dengan system “Cakar

Ayam” sepanjang 445 meter. Dengan demikian panjang Landasan Bandar Udara

Polonia Medan menjadi 2900 meter. Tahun 1982 sampai sekarang, pengolahan

Pelabuhan Udara Polonia dipisahkan menjadi dua instansi, yaitu Daerah Kekuasaan

(9)

Jendral Perhubungan Udara. Tahun 1986, Pemerintah mengganti nama “Pelabuhan

Udara” menjadi “Bandar Udara”. Pada tahun 1994, berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-33/MK.016/1994 tanggal 22 Januari 1994

PT (Persero) Angkasa Pura-I menyerahkan pengoperasian dan pemilikan Bandar

Udara Polonia Medan kepada PT (Persero) Angkasa Pura II.

Tahun 1995, Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Departemen

Perhubungan Republik Indonesia, sedang merancang pemindahan Bandar Udara

Polonia Medan ke lokasi baru. Daerah dimaksud adalah daerah Kuala Namu Lubuk

Pakam Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.

2.2 Makna Logo Perusahaan

Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai logo masing-masing. Logo ini

dibuat dengan tujuan untuk menggambarkan lambang dari suatu perusahaan atau ciri

khusus perusahaan tersebut. Oleh sebab itu antara satu perusahaan dengan

perusahaan lain tidak ada yang sama. Logo dari suatu perusahaan ada yang

mempunyai arti atau makna tersendiri.

Demikian juga dengan PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia

Medan mempunyai logo. Logo ini mempunyai makna tertentu dilihat dari bentuk dan

warnanya.

Berdasarkan keputusan bersama Direksi Perusahaan Umum Angkasa Pura I dan

(10)

lambang dan logo Perusahaan Umum Angkasa Pura I dan Perusahaan Umum Angkasa

Pura II yang menyatakan bahwa:

Logo terdiri dari huruf “A” dan huruf “P” dalam gerakan dinamis serta strip dua di

bawah huruf “P” yang mempunyai arti sebagai berikut:

1. Unsur Logo terdiri dari:

a. Huruf “A” merupakan singkatan dari kata Angkasa.

b. Huruf “P” merupakan singkatan dari kata Pura.

c. Strip 2 (dua) sebagai pembeda antara Perum Angkasa Pura I dengan Perum

Angkasa Pura II.

d. Bentuk huruf “A” dan “P” serta garis-garis pada kaki huruf ”A” mengambarkan

kedinamisan dalam pengelolaan perusahaan.

2. Warna Logo terdiri dari:

a. Warna “Jingga” melambangkan warna yang sering digunakan Bandar Udara.

b. Warna “Biru” melambangkan keudaraan yang berarti kedamaian.

Makna logo secara keseluruhan adalah menggambarkan ciri khas dan

kedinamisan pengelolaan perusahaan.

Untuk lebih jelasnya logo PT (Persero) Angkasa Pura II dapat dilihat pada gambar

(11)

2.3 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan PT (Persero) Angkasa Pura II

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi, karena dengan demikian tugas

dan wewenang dari masing-masing fungsi menjadi jelas. Demikian juga dengan PT

(Persero) Angksa Pura II memiliki struktur organisasi garis dan staf dengan susunan

tugas serta wewenang yang berbeda.

Struktur organisasi PT (Persero) Angkasa Pura II dalam manajemennya menganut

sistem garis dan staff. Dimana dalam melaksanakan tugasnya Kepala Cabang dibantu

oleh Divisi Pelayanan Lalu Lintas Udara, Divisi Pelayanan Operasional Bandara, Divisi

Teknik Peralatan dan Umum, Divisi Teknik Elektronika dan Divisi Administrasi dan

Komersial. Struktur organisasi PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia

Medan dapat dilihat pada Lampiran 1

Susunan organisasi PT (Persero) Angkasa Pura II sesuai dengan keputusan

(12)

PT (Persero) Angkasa Pura II No. KEP.150/OM.00/AP-II/1994 tanggal 5 April 1994

yang kemudian diganti dengan keputusan Direksi PT (Persero) Angkasa Pura II No.

KEP 471/OM.00/1998-AP II tanggal 4 September 1998 tentang pemberlakuan

organisasi, peraturan, sistem dan prosedur pada kantor cabang PT (Persero) Angkasa

Pura II Bandar Udara Polonia terdiri dari:

1. Kepala Cabang

Kepala Cabang PT (Persero) Angkasa Pura II mempunyai tugas-tugas antara lain:

a. Menyiapkan sarana, prasarana dan pelaksanaan kegiatan serta pengendalian jasa

ke Bandar Udara serta keselamatan penerbangan sesuai dengan pedoman dan

kebijakan yang digariskan Direksi.

b. Mengelola, mengendalikan, melayani jasa ke Bandar Udara serta keselamatan

penerbangan sesuai dengan pedoman dan kebijaksanaan yang digariskan Direksi.

c. Membina, mengembangkan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia.

d. Menyediakan, mengelola kegiatan usaha lain yang berhubungan dengan usaha

jasa ke Bandar Udara.

2. Manager Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU)

Manager Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU) ini di dalam perusahaan

(13)

a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pelayanan aerodrome dan approach

control/terminal control area.

b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan area control.

c. Menyiapkan serta melaksanakan kegiatan pelayanan bantuan operasi

penerbangan/aerounotika.

Sedangkan fungsi dari Manager ini sesuai dengan tugas yang ditetapkan oleh

perusahaan. Untuk melaksanakan tugasnya dan fungsi tersebut. Manager Pelayanan

Operasi Lalu Lintas Udara (LLU) dibantu oleh beberapa Junior Manager yaitu :

1. Junior Manager pelayanan aerodrome dan approach Control/Terminal Area

(ADC-APP/TMA), mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengendalian dan

pengawasan Operasi Lalu lintas Udara di Bandar Udara Plonia Medan dan wilayah

udara Terminal Control Area, di wilayah udara pendekatan termasuk Control Zone.

2. Junior Manager pelayanan Area Control (ACC), mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan pelayanan pengendalian dan pengawasan operasi keselamatan lalu

lintas udara di wilayah yang menjadi tanggung jawab.

3. Junior Manager pelayanan bantuan Operasi Penerbangan/Penerbangan

Aeronautika (BOP/RANGTIKA), mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pengiriman dan penerimaan berita-berita penerbangan melalui hubungan antara

stasiun komunikasi penerbangan serta melakukan kegiatan pengelolaan,

(14)

3. Manager Pelayanan Operasi Bandar Udara

Manager Pelayanan Operasi Udara mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Menyiapkan dan melakukan kegitan pelayanan Bandar Udara.

b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pertolongan kecelakaan Penerbangan

dan pemadam kebakaran.

c. Menyiapkan dan melaksanakan pengamanan Bandar Udara.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Manager Pelayanan Bandar Udara

mempunyai fungsi penyiapan dan pelaksanaan operasi sesuai dengan tugas yang

dimiliki. Dalam pelaksanaan dan fungsi Manager Pelayanan Operasi Bandar Udara ini

dibantu oleh beberapa Junior Manager yang bertanggung jawab kepadanya, yaitu :

1. Junior Manager Pelayanan Bandar Udara, mempunyai tugas melaksanakan

pengaturan pelayanan di sisi udara (airside), pengaturan pelayanan di terminal

dan fasilitasnya, sisi darat (landside), pelayanan penerangan dan komunikasi

umum yang berhubungan dengan penerbangan dan pariwisata untuk pemakai

jasa Bandar Udara.

2. Junior Manager pertolongan kecelakaan penerbangan dan kebakaran (PKP-PK),

mempunyai tugas melaksanakan pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan

dan pemadam kebakaran serta penanggulangan keadaan gawat darurat medik di

(15)

3. Junior Manager Pengamanan Bandar Udara, mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan pengamanan kerja Bandar Udara.

4. Manager Teknik Umum dan Peralatan

Manager Teknik Umum dan Peralatan mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan

fasilitas bangunan.

b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan

pelaporan fasilitas teknik, mekanikal dan peralatan.

c. Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik umum dan peralatan sesuai

dengan pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Manager Teknik Umum dan Peralatan

mempunyai fungsi penyiapan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang

menjadi wewenang dan tanggung jawab. Dalam pelasanaan tugas fungsinya Manager

Teknik Umum dan Peralatan dibantu oleh 3 Junior Manager, yaitu :

1. Junior Manager Teknik Bangunan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas bangunan terminal,

bangunan umum.

2. Junior Manager Teknik Landasan dan Tata Lingkungan, mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas

(16)

Junior Manager Teknik Mekanikal dan Peralatan, mempunyai tugas melaksanakan

kegiata pengoperasian, pemeliharaan dan pelaoran fasilitas mekanikal dan

peralatan.

5. Manager Teknik Elektronika dan Listrik

Manager Elektronika dan Listrik mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan

fasilitas teknik elektronika.

b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan

pelaporan fasilitas navigasi udara dan radar.

c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan

pelaporan fasilitas teknik listrik.

d. Membantu melaksanakan pembangunan fasilitas teknik elektro dan listrik sesuai

pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi.

Untuk melaksanakan fungsi dan tujuannya Manager Teknik Elektronika Listrik

dibantu oleh beberapa Junior Manager, yaitu :

1. Junior Manager Telekomunikasi dan Teknik Elektronika Bandara, mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas

(17)

2. Junior Manager Teknik Navigasi Udara dan Radar, mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas

navigasi udara dan radar.

3. Junior Manager Teknik Listrik, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas listrik.

6. Manager Administrasi dan Komersial

Manager Administrasi dan Komersial mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoahan usaha komersial.

b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengolahan keuangan.

c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan akuntasi.

d. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan perlengkapan.

e. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian, ketata usaha

dan umum.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsnya, Manager Administrasi dan komersial

dibantu olhe beberapa Junior Manager, yaitu :

1. Junior Manager Komersial, mempunyai tugas menyiapkan pengembangan dan

melaksanakan kegiatan komersial yang meliputi pengumpulan data produksi,

(18)

non auronautika maupun usaha-usaha lain yang mempunyai hubungan dengan

usaha-usaha jasa ke Bandar udaraan.

2. Junior Manager keuangan, mempunyai tugas melaksanakan administrasi keuangan

dan anggaran.

3. Junior Manager Akuntansi, mempunyai tugas kegiatan akuntansi.

4. Junior Manager perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

pengadaan, pergudangan dan administrasi perlengkapan.

5. Junior Manager Kepegawaian dan Umum, mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan adminstrasi kepegawaian, kesejahteraan dan pelayanan kesehatan

pegawai, kegiatan ketatausahaan, kerumahtanggaan, keprotokoleran,

penyelenggaraan informatika managerial dan pengolahan data pelaporan serta

penyiapan ikatan kerja.

7. Airport Duty Manager (Kelompok Tugas Operasi)

Airport Duty Manager yang terdiri sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang, setingkat

Manager yang merupakan pelaksanaan non structural dalam menanggulangi

permasalahan operasional tingkat pertama di Bandara Udara, bertugas bergantian

mengkoordinir kegiatan tersebut. Dalam melaksanakan tugas Airport Duty Manager

bertanggung jawab kepada General Manager.

(19)

Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan, terdapat

fasilitas pendukung dalam melaksanakan kegiatan pekerjaannya yang dapat

memberikan kelancaran dan kenyamanan dalam melakukan seluruh pekerjaan. Agar

pekerjaan yang dilakukan dapat lebih terorganisasi serta lebih mudah untuk dikerjakan

dengan baik dan efisien, fasilitas yang disediakan oleh PT. (Persero) Angkasa Pura II di

antaranya adalah kamar mandi, AC, ruangan, telepon, televisi, kendaraan, peralatan

yang berhubungan, koperasi, kantin, mesin, foto copy, dan poliklinik atau askes bagi

karyawan, serta beberapa fasilitas pendukung lainnya.

2.4 Pengalaman Selama Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 3 minggu, dari tanggal 22 Februari s/

d 20 Maret 2010, dikantor PT (Persero) Angkasa Pura II Polonia Medan pada Dinas

Komersial.

Hari pertama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan diawali dengan acara

pembukan di kantor Dinas Kepegawaian PT (Persero) Angkasa Pura II, yaitu berupa

pengarahan tentang tata cara pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan serta

peraturan-peraturan yang berlaku di PT (Persero) Angkasa Pura II oleh Koordinator Praktik Kerja

Lapangan.

Dari 12 orang peserta Praktik Kerja Lapangan tersebut dibagi menjadi beberapa

kelompok. Kelompok tersebut ditempatkan di kantor-kantor divisi dan kantor-kantor

(20)

Pada kesempatan ini penulis ditempatkan di Dinas Komersial. Berikut ini penulis

akan menguraikan pengalaman-pengalaman penulis selama melaksanakan Praktik

Kerja Lapangan.

2.4.1 Memproses Data Arrival and Departure Sheet PJP4U dan PJP2U

Data Arrival dan Departure Sheet PJP4U (Pelayanan Jasa Pendaratan,

Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara) dan PJP2U (Pelayanan Jasa

Penumpang Pesawat Udara) merupakan data yang diperoleh dari ruangan Aerodrome

Control Tower dimana pada ruangan inilah tempat untuk memantau dan mencatat

semua pesawat yang berangkat mupun mendarat pada Bandar Udara Polonia Medan

kemudian data tersebut diproses oleh dinas ADC-APP/TMA dan Dinas Komersial.

Kegiatan awal dalam memproses Data Arrival and Departure Sheet PJP4U dan PJP2U

pada dinas komersial yaitu mengambil data Arrival and Departure Sheet (Lampiran 2)

dari ruangan Aerodrome Control Tower tiap harinya kemudian data diinput dan diproses

kedalam komputer pada Billing System sebagai data lampiran/data dukung tagihan

PJP4U dan PJP2 Domestik dan Internasional. Dan apabila data dari Ruangan Control

Tower tidak ada atau terjadi kerusakan pada penyimpanan data Arrival and Departure

Sheet maka akan dilakukan penginputan data ke Komputer secara manual yaitu diambil

dari Data Strip Marking yang diperoleh dari Dinas APP/Lalu Lintas Udara.

2.4.2 Mencatat Registrasi Pesawat

Pencatatan registrasi pesawat ini dilakukan tiap harinya yang bertujuan untuk

(21)

apakah sesuai dengan data yang diperoleh dari dinas APP/Lalu Lintas Udara tiap

harinya. Adapun yang dlihat sebagai bahan perbandingan ialah kode registrasi pesawat

khususnya pada Garuda Airlines, Lion Airlines, Batavia Airlines yaitu pesawat yang

lebih diminati oleh masyarakat.

2.4.3 Pendistribusian Surat

Setelah surat masuk diproses berdasarkan prosedur penerimaan surat dan

dianggap layak serta sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan maka surat tersebut

akan diteruskan atau didistribusikan kebagian tertentu yang mempunyai wewenang

untuk menindaklanjuti surat tersebut. Dalam pendistribusian surat digunakan buku

ekspedisi surat keluar Divisi Komersial.

Buku Ekspedisi adalah sejenis buku agenda surat keluar yang digunakan untuk

pencatatan surat keluar sebelum diantar ke bagian masing-masing dan pada saat

mengantar surat, buku ekspedisi diparaf dan diberi tanggal penerimaan oleh staf yang

menerimanya. Gunanya adalah sebagai tanda bukti bahwa surat yang dimaksud sudah

diterima oleh yang bersangkutan.

Pada buku ekspedisi terdapat kolom:

a. Tanggal Pengiriman

b. Dikirim Ke

(22)

d. Tanda Terima

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

NO

TANGGAL

PENGIRIMAN DIKIRIM KE KETERANGAN

TANDA

TERIMA

2.4.4 Menangani Telepon

Komunikasi sangat dibutuhkan oleh setiap manusia baik digunakan untuk jarak

jauh maupun jarak dekat. Percakapan jarak jauh membutuhkan alat penghubung dalam

menyampaikan berita yang disampaikan.

Dengan adanya perkembangan teknologi canggih, kebutuhan komunikasi tersebut

sudah dapat dilakukan dengan sarana telepon. Sehingga untuk menyampaikan berita

yang isinya singkat dan tidak kompleks (rumit) harus disampaikan segera serta

kadang-kadang bersifat pribadi, maka penggunaan telepon adalah saranan yang tepat.

Dalam lingkungan PT (Persero) Angkasa Pura II, penggunaan pesawat telepon

sangat mendukung dalam kelancaran tugas sehari-hari di dalam kantor. Di dalam

perusahaan ini bnayak ditemui pesawat telepon. Ini dimaksudkan satu untuk Kepala

Unit dan satu unit lagi untuk staf. Pesawat telepon dalam satu unit ada yang dipasang

paralel dan ada juga secara seri.

Pesawat telepon ini selain berfungsi sebagai intercom (komunikasi di dalam

(23)

harus menggunakan tombol ekstension yaitu angka 9 (sembilan), lalu operator akan

menghubungkan dengan nomor yang akan kita tuju. Sedangkan untuk komunikasi di

dalam perusahaan kita dapat menekan nomor yang akan dituju, dan biasanya kode

tersebut hanya terdiri dari 3 (tiga) angka saja, misalnya Divisi Komersial 228 (dua dua

delapan).

Pesawat telepon dapat juga digunakan untuk memberi informasi dan dapat juga

digunakan untuk menerima informasi. Dalam menerima informasi, ada yang berasal

dari dalam dan luar perusahaan. Adapun cara menerima telepon adalah sebagai

berikut:

Setelah telepon berbunyi, setiap orang yang bertugas pada unit tersebut berhak

mengangkatnya, lalu ucapkaan kata pembukaan dan menyebutkan nama unit tersebut

misalnya:

A: Selamat pagi (sesuai dengan situasi), Divisi Komersial

B: Selamat pagi, bisa bicara dengan Pak Maryono?

A: Maaf Pak ini dengan siapa?

B: Ini dengan………

Setelah itu, apabila yang mengangkat telepon bukan orang yang dicari, maka

orang yang mengankat telepon tadi memberitahukan orang yang bersangkutan bahwa

(24)

kita memberitahukan bahwa orang yang dicari tidak ada ditempat. Lalu kita

menanyakan apakah ada pesan atau tidak yang mau disampaikan.

Setelah selesai berbicara penerima telepon mengucapkan terima kasih dan

kemudian meletakkan gagang telepon setelah terlebih dahulu orang yang menelepon

meletakkan gagang telepon.

2.4.5 Pengarsipan

Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap perusahaan pasti memiliki

dokumen-dokumen yang penting untuk disimpan, baik dokumen-dokumen yang dibuat oleh peusahaan itu

sendiri maupun yang diterima dari pihak lain. Dokumen-dokumen tersebut harus ada

pertinggal pada perusahaan untuk diarsip/disimpan. Dokumen yang dimaksud diatasi

dapat berupa surat masuk, surat keluar, bukti pembayaran, dan lain-lain. Arsip dan file

ini dibutuhkan untuk menjaga kemungkinan bila suatu waktu dokumen-dokumen

tersebut dibutuhkan terutama sebagai bukti.

Pengarsipan merupakan pengklasifikasian, pengaturan dan penyimpanan catatan

sedemikian rupa, sehingga catatan-catatan tersebut dapat ditemukan kembali dengan

cepat, tepat dan kapan saja diperlukan.

Adapun penataan arsip di lingkungan PT (Persero) Angkasa Pura II Medan adalah

menganut azas desentralisasi, dalam arti bahwa setiap unit kerja mempunyai kewajiban

untuk menata arsip dan menjadi tanggung jawab masing-masing. Dan sistem yang

(25)

Pada sistem abjad, penyimpanan dokumennya berdasarkan urutan abjad dari kata

tangkap (nama) dokumen bersangkutan. Nama dapat terdiri dari 2 huruf awal dari nama

orang dan nama badan perusahaan baik dokumen yang dibuat oleh peusahaan itu

sendiri maupun yang diterima dari pihak lain. Huruf alphabet mulai dari A sampai Z

yang dijadikan sebagai kode penyimpanan dan penemuan kembali surat-surat. Sistem

abjad ini dipilih PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan sebagai

system penyimpanan arsip karena:

1. Dokumen-dokumen cenderung dicari atau diminta melakukan nama

2. Jumlah langganan yang berkomunikasi banyak jumlahnya.

3. Unit kerja biasanya hanya menerima dan menyimpan dokumen yang berhubungan

dengan fungsi/tugas masing-masing yang sama (misalnya produksi, keuangan dan

sebagainya)

4. Nama lebih mudah diingat oleh siapa pun.

2.5 Hambatan Sebelum dan Selama Praktik Kerja Lapangan

Sebelum dan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, penulis mendapat

beberapa hambatan tetapi hambatan-hambatan itu dapat diatasi dengan dibantu oleh

teman-teman serta karyawan-karyawan PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Polonia

Medan.

(26)

1. Sulitnya dalam mencari tempat Praktik Kerja Lapangan

2. Kurangnya informasi tentang lembaga Perusahaan dan Instansi Pemerintah yang

menerima mahasiswa untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

3. Keterbatasan waktu untuk mencari tempat Praktik Kerja Lapangan, karena

perkulihan yang cukup padat.

2.5.2 Hambatan Selama Praktik Kerja Lapangan

Hambatan/masalah sering kali ditemui dan dirasakan dalam melaksanakan suatu

pekerjaan/kegiatan. Hambatan dapat timbul apabila seorang mahasiswa/I tidak bisa

bersosialisasi, menguasai keadaan, tidak memiliki keramahtamahan, kurangnya

komunikasi dengan pegawai/pimpinan di dalam lingkungan kerja.

Pada saat pertama memulai Praktik Kerja Lapangan, penulis hanya merasakan

perasaan asing dan berusaha untuk beradaptasi terutama dalam hal berkomunikasi,

agar tidak hanya diam dan memandangi setiap sudut ruangan. Jadi, dengan adanya

keramahtamahan dengan para pegawai dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan

kerja khususnya antar pegawai/karyawan di PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar

Udara Polonia Medan. Karena baru pertama kali penulis melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan selama pendidikan, pada tahap awal penulis merasa canggung dan

binggung dalam berkomunikasi dengan para pegawai/karyawan yang bekerja pada

Dinas Komersial. Karena bertemu dengan orang-orang yang jauh lebih berpengalaman

dan lebih dewasa. Tapi hal ini tidak berlangsung lama karena penulis selalu berusaha

(27)

BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan merupakan

perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa Bandar Udara yang meliputi pelayanan

penumpang, pelayanan pesawat udara yang melayani perusahaan penerbangan baik

dalam maupun luar negeri, melayani kegiatan arus barang kiriman, melaksanakan dan

menyediakan sarana bagi kegiatan Bandar Udara.

Berdasarkan pengalaman penulis selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan

yakni dari tanggal 22 Februari s/d 20 Maret 2010 pada PT (Persero) Angkasa Pura II

Bandar Udara Polonia Medan, dimana penulis ditempatkan pada Dinas Komersial

selama 3 minggu penulis mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan baik yang

menyangkut kegiatan di PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan

maupun pengetahuan umum lainnya, maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai

berikut:

1. PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan adalah perusahaan yang

bergerak di bidang jasa.

2. Struktur organisasi PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan

(28)

3. Salah satu tugas pada Dinas Komersial ialah memproses Data Arrival dan Departure

Sheet PJP4U (Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan

Pesawat Udara) dan PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara) tiap

harinya.

4. Pada Dinas Komersial, penanganan surat masuk dan surat keluar dilaksanakan

dengan baik, teratur, sederhana dan mudah dikerjakan, sehingga Divisi dan Dinas

yang berhubungan dengan Dinas Komersial dapat bekerja lebih lancar.

5. Kerja sama antar bagian-bagian di PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara

Polonia Medan terjalin dengan baik.

6. Pekerjaan yang dikerjakan pada Praktik Kerja Lapangan sangat berbeda dengan

teori yang penulis peroleh selama duduk dibangku kuliah.

7. Sistem kearsipan yang digunakan oleh PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara

Polonia Medan adalah sistem abjad

3.2 Saran

Berdasarkan pengalaman yang diperoleh dalam melaksanakan Praktik Kerja

Lapangan penulis dapat memberikan beberapa saran ialah sebagai berikut:

1 Untuk efisensi kerja perlunya penambahan maupun perbaikan peralatan kantor.

Misalnya, komputer dan mesin print untuk setiap ruangan sangat dibutuhkan, oleh

sebab itu diharapkan agar dapat diadakan penambahan sehingga karyawan dapat

(29)

2 Untuk meningkatkan efektifitas kerja, hendaknya tiap karwawan mempunyai dan

menggunakan Flashdisk dalam penyimpanan data-data yang apabila data-data

tersebut suatu waktu dibutuhkan dan diminta oleh divisi dan dinas lain yang ada

pada PT (Persero) Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan.

3 Untuk memperlancar proses kerja pada PT (Persero) Bandar Udara Polonia Medan

khususnya pada Dinas Komersial ada baiknya membuat jaringan LAN (Local Area

Networking) yaitu jaringan yang menghubungkan komputer yang satu dengan

yang lain yang ada pada suatu perusahaan. Khususnya dalam memproses Data

Arrival dan Departure Sheet PJP4U (Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan,

dan Penyimpanan Pesawat Udara) dan PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang

Pesawat Udara).

4 Diharapkan agar Politeknik dapat mengirimkan perwakilannya ke perusahaan dimana

mahasiswa melaksanakan praktik kerja lapangan agar perusahaan tidak merasa

siswanya dilepas begitu saja sehingga terjalin kerja sama yang lebih erat antara

perusahaan dengan politeknik

5 Diharapkan agar mahasiswa sebelum melaksanakan Praktik Kerja Lapangan harus

mempersiapkan diri sebaik mungkin sehingga dapat mengerjakan pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait

- dalam APT, return sekuritas dipengaruhi berbagai macam faktor yang bisa menjadi sumber risiko (tidak hanya beta saja).. ABRITAGE PRICING

Power merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara individu

Nama Perusahaan : AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG ASURANSI KUMPULAN BEKASI. Alamat : Komplek Mutiara Bekasi

dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Koordinasi Teknis Persiapan Pengalihan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat mengenai fenomena pengaruh shopping lifestyle dan fashion involvement terhadap impulse buying

sari jeruk nipis dan belimbing wuluh) dengan persentase sebesar 23,6% dan hasil uji organoleptiknya berwarna putih, rasa tidak asam, aroma sedap, tekstur lembut, dan disukai

[r]