UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
ANALISIS ANGGARAN KAS PADA PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
ARIFIN SIREGAR 102101045
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Diploma III
Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan
kepada kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Peranan Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Pada PT.
Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia Medan” ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Dengan setulus hati, tugas akhir ini penulis persembahkan kepada
kedua orangtua penulis, Aminullah Siregar dan Nurdeliati Lubis yang tidak
henti-hentinya mencurahkan kasih sayang, perhatian, bimbingan, dorongan dan do’anya
kepada penulis. Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih
sedalam-dalamnya kepada Ayah dan Ibu yang telah menjadi orangtua terhebat
didunia. Mungkin tugas akhir ini belum ada artinya dibandingkan dengan
pengorbanan yang Ayah dan Ibu berikan kepada penulis selama ini, penulis
berharap tugas akhir ini menjadi awal kesuksesan dimasa yang akan datang.
Selama penulisan hingga penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak
menerima bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keuangan Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, S.E, M.Si., selaku Sekretaris Program
Studi Keuangan Fakultas Ekonomi USU.
4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si., selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah
banyak membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.
5. Seluruh Pegawai PT. Angkasa Pura II Medan yang telah banyak membantu
penulis dalam memperoleh data dalam penyelesaian tugas akhir ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara yang memberikan
perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi perkuliahan.
7. Ibu dan Ayah penulis yang tercinta, yang telah mengasuh dan mendidik serta
memberikan bimbingan, dorongan, nasehat dan do’a sehingga penulis berhasil
menyusun tugas akhir dan menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Sumatera
Utara.
8. Kakak dan Adik penulis tersayang, Amilia Devi Siregar dan Tria Syahfitri
Siregar yang selalu memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
8. Terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis khususnya tim futsal “Bom
Atom” yang telah memberikan dukungan moriil yang teramat besar kepada
saya.
9. Teman-Teman Keuangan 2010 grup A yang selalu membantu dan memberi
dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
10.Terima kasih juga kepada seluruh teman-teman Jurusan Diploma III
11.Terima kasih juga buat abang-abang senior Diploma III Keuangan yang telah
memberikan banyak masukan kepada penulis.
“Tak ada gading yang tak retak.” Penulis menyadari bahwa tugas akhir
ini masih jauh dari sempurna, masih terdapat kekurangan karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna kesempurnaan tugas
akhir ini dan kebaikan penulis pada masa yang akan datang.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga tugas akhir ini
bermanfaat bagi orang banyak khususnya bagi pembaca.
Medan, Juni 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ... 1B.Rumusan Masalah ... 3
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
D.Sistematika Penelitian ... 5
1. Jadwal Penelitian ... 5
2. Laporan Penelitian ... 6
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
A.Sejarah Ringkas Perusahaan ... 7B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 10
C. Uraian Tugas (Job Description) Perusahaan ... 12
D. Jenis Usaha Perusahaan ... 19
E. Kinerja Usaha Terkini Perusahaan ... 20
F. Rencana Kegiatan Perusahaan ... 21
BAB III PEMBAHASAN
A.Pengertian Anggaran Kas ... 23B. Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran ... 25
C. Manfaat Penyusunan Anggaran ... 28
D. Penyusunan Anggaran Kas Perusahaan ... 30
E.Analisis dan Evaluasi Laporan Realisasi Anggaran Kas ... 44
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan ... 52B. Saran ... 53
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir ... 5
Tabel 3.1 Anggaran Kas Tahun 2011 ... 35
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura II (Persero)
Bandar Udara Polonia Medan ... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan pada umumnya mencari laba, karena dengan
adanya laba perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
sekaligus mengadakan perluasan atau pengembangan usahanya. Laba tidak
terjadi dengan sendirinya.
Laba diperoleh dengan usaha yang dilakukan secara terencana, teratur
dan terus-menerus. Efisiensi dalam setiap kegiatan merupakan faktor dalam
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Agar perusahaan dapat bekerja secara
efisien dibutuhkan suatu rencana yang baik. Perencanaan dapat dibuat dalam
berbagai bidang. Salah satu bidang perencanaan adalah bagian keuangan atau
rencana yang dinilai dengan uang. Anggaran merupakan rencana kegiatan yang
dilakukan dengan teliti, yang didasarkan atas pengalaman masa lalu dan
ramalan masa yang akan datang. Anggaran yang disusun secara teliti dan
terperinci dapat menjadi data yang sangat akurat bagi pemimpin dalam
melaksanakan tugasnya.
Pengelola kas perusahaan ini meliputi rencana pemasukan dan
penerimaan kas perusahaan, serta rencana besarnya saldo kas pada waktu
tertentu. Besarnya saldo kas dipengaruhi oleh rencana penerimaan dan
ditentukan besarnya saldo yang memadai untuk menunjang kegiatan yang
direncanakan.
Melihat pentingnya kas dalam perusahaan, manajemen perusahaan
sebagai pihak yang diberi wewenang untuk mengelola kas dengan
sebaik-baiknya perlu membuat suatu pengawasan yang ketat terhadap pengelola
perusahaan tersebut, dimana hal ini menjaga terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan. Salah satu rencana yang dapat digunakan oleh pihak manajemen
perusahaan dalam mengelola kas adalah dengan mengadakan sistem
pengawasan. Melalui sistem pengawasan yang baik dapat diharapkan
mencegah segala bentuk tindakan penyelewengan dan penyalahgunaan uang
kas yang terdapat di perusahaan.
Perencanaan selalu diikuti dengan pengawasan untuk menjamin
bahwa aktivitas yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Pengawasan yang dimaksud untuk menilai sejauh mana prinsip efisiensi yang
telah tercapai. Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan
pengawasan yaitu dengan cara membandingkan aktualisasi yang telah
dianggarkan. Dari perbandingan ini dapat dinilai apakah operasi perusahaan
telah berjalan efisien dan dapat ditentukan apakah ada
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Perencanaan meliputi tindakan memilih dan
menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi
mengenai masa yang akan datang untuk merumuskan aktivitas-aktivitas yang
dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sedangkan
3
setiap bagian organisasi suatu perusahaan dan kemudian melaksanakan
tindakan perbaikan apabila diperlukan. Kesesuaian antara aktivitas yang
dilakukan dengan perencanaan yang dibuat akan meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja, hal ini berarti produktivitas perusahaan juga akan meningkat.
Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas bahwa analisis anggaran kas
mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung PT. Angkasa Pura
II (Persero) Medan mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Oleh karena
itu, penulis ingin mengkaji dan menelaah mengenai anggaran kas melalui
penelitian dengan judul “Analisis Anggaran Kas Pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia Medan.”
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas bahwa perencanaan dan pengawasan kas suatu
perusahaan perlu dikelola dengan baik. Perencanaan dan pengawasan yang
cermat akan membuat manajemen perusahaan mencapai tujuan yang efektif
dan efisien. Pokok permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis
adalah:
a. Untuk menganalisis anggaran kas pada PT. Angkasa Pura II
(Persero) Bandar Udara Polonia Medan dengan cara
membandingkan antara anggaran dengan realisasi pada tahun
2011 dan 2012.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Menambah pengetahuan dan wawasan pemikiran penulis tentang
bagaimana perusahaan dapat menekankan anggaran kas seefisien
mungkin agar laba dapat tercapai.
b. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
informasi dalam menyusun anggaran kas pada PT. Angkasa Pura II
(Persero) Bandar Udara Polonia Medan dalam meningkatkan
produksi seefektif dan seefisien mungkin yang sesuai rencana dan
pengawasan anggaran kas.
c. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut
5
D. SISTEMATIKA PENELITIAN 1. Jadwal Penelitian
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian bagi penulis yaitu PT.
Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia Medan. Untuk lebih jelasnya,
jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1
Jadwal Kegiatan dan Penyusunan Tugas Akhir
No KEGIATAN MINGGU
I II III IV
1 Pengajuan Judul
2 Menerima data mengenai profil
Fakultas
3 Pengolahan dan Analisis Data
4 Penyusunan Tugas Akhir
5 Bimbingan dan Penyempurnaan
Tugas Akhir
Keterangan
Pada tahap penyusunan draft Tugas Akhir, dimulai dari Pencarian buku-buku
referensi mengenai sistem informasi. Kemudian pada tahap pengumpulan data
dilakukan dengan magang di PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara
semua informasi dapat dikumpulkan, penulis kemudian melakukan penyusunan
laporan tugas akhir.
2. Laporan Penelitian
Seluruh pembahasan dalam tugas akhir ini disusun secara sistematik
yang terdiri dari empat bab, yaitu: bab pendahuluan, bab profil PT. Angkasa
Pura II (Persero) Bandara Polonia Medan, bab topik penelitian dan bab
penutup;
BAB I : Pendahuluan
Pada Bab ini, penulis menguraikan latar belakang masalah,
rumusan masalah, maksud dan tujuan, maksud penelitian dan
metode penelitian.
BAB II : Profil Perusahaan
Pada Bab ini dibahas tentang sejarah ringkas perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, job description, kinerja perusahaan dan
rencana kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang.
BAB III : Pembahasan
Menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu
mengenai analisis anggaran kas pada PT. Angkasa Pura II
(Persero) Bandar Udara Polonia Medan.
BAB IV : Penutup
Bab ini merupakan bab terakhir dari Tugas Akhir ini, penulis
mencoba mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang
BAB II
PROFIL INSTANSI
A. SEJARAH RINGKAS PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) MEDAN
Sebelum PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Udara Polonia
berdiri, terlebih dahulu dibangun landasan pacu Bandar Udara Polonia Medan.
Dimana dengan adanya landasan inilah PT. Angkasa Pura II (Persero) dapat
menjalankan operasi kinerja serta membuka usahanya.
Bandar Udara Polonia Medan dibangun pertama kali oleh Baron
Mishchalasky pada tahun 1972, yang dapat konsensi dari pemerintah Hindia
Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di daerah Medan dan diberi
nama ”Polonia”. Kemudian tahun 1936 Polonia berubah nama menjadi
Bandara Udara Polonia dan pada tahun ini juga pertama kali diadakan
perbaikan landasan pacu sepanjang 600 meter yang terletak pada 100° LU -
200° LS. Landasan pacu Bandar Udara Polonia Medan terus mengalami
perbaikan hingga masa kemerdekaan negara Republik Indonesia.
Pada tahun 1948-1949 Bandar Udara Polonia dibeli kembali oleh
pemerintah Hindia Belanda yang dijadikan landasan pacu bagi sekutu yang
diperpanjang sekitar 1000 meter sampai 1200 meter dan tahun 1950 Bandar
Udara Polonia Medan diserahkan kekuasaan pengelolannya pada TNI-AU.
periode 1959 hingga 1982 pengelolaan Bandar Udara Polonia Medan
dilaksanakan oleh dua instansi, yaitu TNI-AU dan jawatan penerbangan sipil.
Tetapi pada tahun 1982 sampai sekarang dibagi menjadi dua daerah yaitu
kegiatan TNI-AU dan penerbangan sipil.
Dengan batas penguasaan dan pengelolaannya adalah landasan pacu
(run way) yang mana penerbangan sipil dikelola oleh PT. Angkasa Pura II
(Persero).
Bandar Udara Polonia Medan pernah dikelola oleh PT. Angkasa Pura
I. Perusahaan Angkasa Pura merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang didirikan berdasarkan peraturan pemerintah (PP) No. 33 tanggal 15
November 1962 dengan nama perusahaan Negara Angkasa Pura “Kemayoran”.
Berdasarkan PP No. 21 tahun 1965 tepat pada tanggal 17 Mei 1965,
diadakan perubahan nama dari Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran
menjadi Perusahaan Negara Angkasa Pura dengan kantor pusat di Jakarta.
Selanjutnya berdasarkan PP No. 37 tahun 1974, diadakan perubahan bentuk
Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan sistem pelayanan bagi angkutan udara.
Pengalihan bentuk Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
dengan nama PT. Angkasa Pura (Persero).
Kemudian dengan bersamaan pengalihan bentuk perusahaan PT.
9
pengelolaannya dari Direktorat Perhubungan Udara ke Perusahaan Umum
Angkasa Pura II (PAP II) yang berpusat di Bandar Udara Soekarno-Hatta,
Cengkareng yang mulai diresmikan menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura
II, sesuai dengan PP No. 26 tahun 1986. Sejalan dengan perkembangan
pemerintah menunjuk PAP II untuk mengelola Bandar Udara yang berada
diluar Jakarta, yaitu Bandar Udara Sultan Mahmud Baharuddin II Palembang
sesuai PP No. 10 tahun 1991.
Selanjutnya secara bertahap berdasarkan surat keputusan Menteri
Keuangan No. 533/MK/1994 pada tanggal 22 Januari 1994 PT. Angkasa Pura
II (Persero) mendapat tambahan tugas untuk mengelola Bandar Udara Polonia
Medan dan dilanjutkan lagi berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No.
278/AU.002/SKJ/1994 dibentuk empat cabang Bandar Udara, diantaranya
terletak di Bandung, Pekan Baru, Padang, dan Banda Aceh.
Sejak tahun 2000 Bandar Udara yang masuk ke PT. Angkasa Pura II
(Persero) berjumlah dua belas Bandar Udara, diantaranya:
1. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.
2. Bandar Udara Internasional Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
3. Bandar Udara Sultan Mahmud Baharuddin II, Palembang.
4. Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak.
5. Bandar Udara Internasional Polonia, Medan.
6. Bandar Udara Sultan Syarif Kasim, Pekan Baru.
8. Bandar Udara Husein Sastra Negara, Bandung.
9. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh.
10.Bandar Udara Kijang, Tanjung Pinang.
11.Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang.
12.Bandar Udara Sultan Taha, Jambi.
B. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang turut
mendukung keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam suatu struktur organisasi terdapat kerangka kerja yang
menggambarkan wewenang, tanggung jawab, dan hubungan tiap bagian yang
ada didalamnya. Dari struktur organisasi dapat terlihat jenjang wewenang dan
tanggung jawab atasan hingga bawahan didalam melaksanakan kegiatan
operasional perusahaan.
Kantor cabang PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia
Medan adalah unit pelaksana PT. Angkasa Pura II (Persero) dan dipimpin oleh
seorang General Manager. Susunan organisasi sesuai dengan keputusan direksi
PT. Angkasa Pura II (Persero) No. KEP 58/OM.00/AP-II/1994, diubah lagi
menjadi KEP. 471/OM.00/1998 tentang pemberlakuan organisasi, peraturan,
sistem, dan prosedur pada kantor cabang PT. Angkasa Pura II (Persero) Medan
11
Gambar 2.1
STRUKTUR ORGANISASI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN
GENERAL MANAGER
MANAGER PEL. OPS.
LALU LINTAS UDARA MANAGER PEL. OPS. BANDARA
MANAGER T. ELEK. & LISTRIK
MANAGER T. UMUM & PERL
MANAGER ADM & KOMERSIL LAND & TALING
Jr. MANAGER
1. General Manager.
2. Divisi Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU).
3. Divisi Pelayanan Operasi Bandara.
4. Divisi Teknik Elektronika dan Listrik.
5. Divisi Teknik Umum dan Peralatan.
6. Divisi Administrasi dan Komersil.
7. Kelompok Petugas Operasi (Officer In Charge).
Selanjutnya akan diuraikan secara garis besar mengenai tugas dan
fungsi serta tanggung jawab para pelaksana jalannya roda perusahaan di
lingkungan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar udara Polonia cabang
Medan.
C. URAIAN TUGAS PERUSAHAAN (JOB DESCRIPTION)
Adapun Uraian Tugas (Job Description) setiap bidang divisi pada
PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia cabang Medan adalah
sebagai berikut:
1. General Manager
General Manager berperan sebagai manajemen puncak di PT.
Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia cabang Medan, yang
13
a. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pelayanan organisasi
keselamatan lalu lintas udara.
b. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan operasional Bandar
Udara.
c. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan komersil.
d. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pemilihan fasilitas teknik
elektronika dan listrik.
e. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan administrasi.
f. Penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan keuangan dan
perlengkapan.
2. Divisi Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU)
Divisi Pelayanan Operasi lalu Lintas Udara (LLU) bertugas:
a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan Aerodrome dan Approach Control
(terminal control area).
b. Menyiapkan dan melaksanakan Areal Control.
c. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan bantuan operasi
penerbangan (penerbangan aeronautika).
Divisi ini berfungsi sesuai dengan tugas yang ditetapkan. Untuk
melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, divisi pelayanan operasi lalu lintas
1) Dinas Pelayanan Terminal, yang mempunyai tugas
melaksananakan kegiatan pengendalian dan pengawasan operasi
lalu lintas udara di Bandara Polonia Medan dan wilayah udara
sekitarnya, di wilayah udara terminal control area, di wilayah udara
pendekatan termasuk control zone.
2) Dinas Pelayanan Areal Control (ACC), yang mempunyai tugas
melaksananakan kegiatan pelayanan pengendalian dan pengawasan
operasi keselamatan lalu lintas udara di wilayah yang menjadi
tanggung jawabnya.
3) Dinas Pelayanan Bantuan Operasi Penerbangan/Penerbangan
Aeronotika (BOP/RANGTIKA), yang mempunyai tugas melaksananakan kegiatan pengiriman dan penerimaan beritaberita
penerbangan melalui hubungan antar stasiun komunikasi
penerbangan serta melakukan kegiatan pengolahan, pengumpulan,
penyampaian, dan penyebaran informasi penerbangan.
3. Divisi Pelayanan Operasi Bandara
Divisi Pelayanan Operasi Bandara mempunyai tugas:
a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pelayanan bandar udara.
b. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pertolongan kecelakaan
penerbangan dan pemadam kebakaran.
15
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, divisi pelayanan udara
mempunyai fungsi penyiapan dan pelaksanaan operasi sesuai dengan tugas
yang dimiliki. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, divisi pelayanan
operasi udara dibantu oleh beberapa dinas yang bertanggung jawab kepadanya,
yaitu:
1) Dinas Pelayanan Bandar Udara, yang mempunyai tugas
melaksanakan pengaturan pelayanan disisi udara (airside), pengaturan
layanan di terminal dan fasilitasnya, sisi darat, pelayanan penerangan
dan komunikasi umum yang berhubungan dengan penerbangan dan
pariwisata untuk pemakai jasa bandar udara, pengurusan perizinan
masuk/pas bandara serta sistem informasi operasional bandar udara.
2) Dinas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam
Kebakaran (PKP-PK), yang mempunyai tugas melaksanakan pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam
kebakaran serta penanggulangan keadaan gawat darurat medis di
lingkungan kerja Bandar udara sekitarnya.
3) Dinas Pengamanan Bandar Udara, yang mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pengamanan di lingkungan kerja bandar
4. Divisi Teknik Elektronika dan Listrik
Divisi Teknik Elektronika dan Listrik mempunyai tugas:
a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan, dan
pelaporan fasilitas teknik elektronika.
b. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan
pelaporan fasilitas navigasi udara dan radar.
c. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan
pelaporan fasilitas teknik listrik.
d. Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik elektronika dan listrik
sesuai pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi.
Untuk melaksanakan tugasnya, Divisi Teknik Elektronika dan Listrik
dibantu oleh beberapa dinas, yaitu:
1) Dinas Telekomunikasi dan Teknik Elektronika Bandara, yang
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan, dan
pelaporan fasilitas telekomunikasi penerbangan, elektronika dan pelaporan
fasilitas telekomunikasi penerbangan, elektronika bandar udara dan
komputer.
2) Dinas Teknik Navigasi Udara dan Radar, yang mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan, dan pelaporan fasilitas
17
3) Dinas Teknik Listrik, yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pengoperasian, pemeliharaan, dan pelaporan fasilitas listrik.
5. Divisi Teknik Umum dan Peralatan
Divisi Teknik Umum dan Peralatan mempunyai tugas:
a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian dan pelaporan fasilitas
pembangunan.
b. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian dan pelaporan fasilitas
landasan dan lingkungan bandar udara.
c. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian dan pelaporan fasilitas
teknik, mekanikal dan peralatan.
d. Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik umum dan peralatan
sesuai pelimpahan wewenang yang diberikan direksi.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, divisi teknik umum dan
peralatan mempunyai fungsi menyiapkan dan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan tugas yang menjadi wewenang dan tanggung jawab. Dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya, Divisi Teknik Umum dan Peralatan dibantu
oleh tiga dinas, yaitu:
1) Dinas Teknik Bangunan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas bangunan terminal,
2) Dinas Teknik Landasan dan Tata Lingkungan, mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas
landasan dan lingkungan bandara.
3) Dinas Teknik Mekanikal dan Peralatan, mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas mekanikal
peralatan.
6. Divisi Administrasi dan Komersil
Divisi Administrasi dan Komersil mempunyai tugas:
a. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengelolaan usaha komersil.
b. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengelolaan keuangan.
c. Menyiapkan dan melakukan kegiatan akuntansi.
d. Menyiapkan dan melakukan kegiatan pengelolaan perlengkapan.
e. Menyiapkan dan melakukan kegiatan administrasi kepegawaian,
ketatausahaan dan umum.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Divisi Administrasi dan
Komersil dibantu oleh beberapa dinas, yaitu:
1) Dinas Komersil, mempunyai tugas menyiapkan pengembangan dan
melaksanakan kegiatan komersil yang meliputi pengumpulan data dan
produksi, perhitungan dan pembuatan surat tagihan untuk jasa-jasa
aeronautika dan jasa non penerbangan maupun usaha-usaha lain yang
19
2) Dinas Keuangan, mempunyai tugas melaksanakan administrasi keuangan dan anggaran.
3) Dinas Akuntansi, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan akuntansi.
4) Dinas Perlengkapan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengadaan
pergudangan dan administrasi perlengkapan.
5) Dinas Kepegawaian dan Umum, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
administrasi kepegawaian, kesejahteraan dan pelayanan kesehatan pegawai,
kegiatan ketatausahaan, kerumahtanggaan, penyelenggaraan informatika,
manajerial, dan pengolahan data serta penyiapan ikatan kerja.
7. Kelompok Petugas Operasi (Officer in Charge)
Kelompok petugas operasi terdiri dari sebanyak-banyaknya 5 (lima)
orang setingkat kepala divisi yang merupakan pelaksanaan non struktural
dalam menanggulangi permasalahan operasional tingkat pertama di Bandar
Udara, berfungsi secara bergantian mengkoordinir kegiatan tersebut. Dalam
melaksanakan tugasnya kelompok petugas operasi bertanggung jawab kepada
General Manager.
D. JENIS USAHA PERUSAHAAN
PT. Angkasa Pura II (Persero) yang kemudian disingkat menjadi PT.
AP II adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa Bandar Udara dan
keselamatan penerbangan. Untuk memperjelas jenis kegiatan usaha PT. AP II
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1985 tentang Perusahaan
Umum Angkasa Pura II. Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1986 mengenai
sifat usaha, maksud dan tujuan, lapangan usaha serta sumber pendapatan usaha
sebagai berikut:
1. Sifat usaha adalah menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum
sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan
perusahaan.
2. Maksud dan tujuan adalah untuk turut serta dalam membangun ekonomi dan
ketahanan nasional sesuai kebijakan pemerintah melalui penyelenggaraan
penyediaan dan pengusahaan Bandar Udara untuk turut menunjang
kelancaran angkutan udara secara aman, selamat dan efisien.
3. Dengan mengindahkan prinsip-prinsip ekonomi dan terjaminnya
keselamatan kekayaan negara, perusahaan menyelenggarakan usaha-usaha
sebagai berikut:
a. Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan jasa bandar udara.
b. Perencanaan pengembangan dan pemeliharaan bandar udara.
c. Usaha-usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan
dengan persetujuan menteri.
d. Penetapan tata guna lahan, pengelolaan tanah dan daerah dalam
lingkungan kerja bandar udara berdasarkan peraturan perundangan yang
21
E. KINERJA USAHA TERKINI PERUSAHAAN
Bila menurut standar faktor keselamatan bandar udara maka Bandar
Udara Polonia tidak termasuk di dalamnya. Ini dikarenakan lokasi Bandar
Udara Polonia yang berada di tengah-tengah kota atau pemukiman warga
masyarakat sehingga apabila ada pesawat jatuh maka kemungkinannya akan
jatuh di tengah kota. Maka dari itu untuk memenuhi standar keselamatan
bandar udara maka PT. Angkasa Pura II (Persero) berusaha untuk
meningkatkan kualitas pelayanannya. Selain itu, PT. Angkasa Pura II (Persero)
juga telah membangun bandar udara baru yang memenuhi standar keselamatan
bandar udara salah satu standar keselamatan itu adalah lokasi bandara yang
letaknya berada dekat dengan laut.
Pada tahun 2007 Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Yusuf
Kalla berkunjung ke Sumatera Utara untuk meresmikan pembangunan Bandar
Udara baru yang bertepatan terletak di Kabupaten Deli Serdang daerah Kuala
Namu sekitar 20 KM Timur Kota Madya Medan. Menurut rencana Bandar
Udara tersebut akan dibangun dua run way (pendaratan). Dan untuk
mempermudah perjalanan calon penumpang dari kota ke bandara maka
dibangun jalan Tol dan kereta api ke Bandara tersebut dan menurut perkiraan
Bandar Udara tersebut akan selesai pembangunannya pada tahun 2011. Ini
merupakan bentuk kinerja PT. Angkasa Pura II (Persero) untuk meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap konsumennya yaitu kepada masyarakat Kota
F. RENCANA KEGIATAN
PT. Angkasa Pura II (Persero) Medan pada 2013 ini kegiatannya
sama seperti tahun sebelumnya yaitu melayani penerbangan dan penyelamatan
penerbangan. PT. Angkasa Pura II (Persero) Medan juga melaksanakan
kegiatan seperti penerimaan dari penyewaan kios-kios dan pas (tanda pengenal)
untuk bandara. Perusahaan juga sedang mengembangkan bandara baru yang
berlokasi di Kuala Namu di Deli Serdang, Sumatera Utara.
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ANGGARAN KAS
Berdasarkan pernyataan Bambang Riyanto (1995:97) bahwa
”Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu
yang akan datang”. Anggaran kas menunjukkan rencana aliran kas masuk,
aliran kas keluar, dan posisi akhir pada setiap periode. Rencana aliran kas
keluar dan kas masuk menunjukkan perlunya kemungkinan pembelanjaan jika
terjadi defisit kas dan perlunya perencanaan investasi jika terjadi kelebihan kas.
Anggaran kas memiliki hubungan erat secara langsung dengan
anggaran-anggaran lain, misalnya rencana penjualan, anggaran-anggaran piutang dan biaya, dan
anggaran pengeluaran modal.
Pada pernyataan Welsch, Gleen A, dan Gordon (2000:317) anggaran
kas dapat dibedakan dalam dua bagian yaitu:
1. Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari: hasil
penjualan tunai, piutang yang terkumpul, penerimaan bunga,
dividen, hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan-penerimaan
lain.
2. Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk: pemilihan bahan
mentah, pembayaran hutang-hutang, pengeluaran untuk biaya
dividen, pajak, premi asuransi, pembelian aktiva tetap, dan
pengeluaran-pengeluaran lain.
Dengan mengadakan estimasi penerimaan dan pengeluaran selama
periode tertentu bahwa berbagai perusahaan menyusun anggaran kas dalam
bentuk yang berbeda-beda, meskipun sebenarnya maksudnya adalah sama,
yaitu bahwa anggaran kas disusun agar pimpinan perusahaan dapat
mengetahui:
1. Menunjukkan kemungkinan posisi kas sebagai akibat dari operasi
perusahaan.
2. Identifikasi kemungkinan kekurangan atau kelebihan kas.
3. Menentukan perlunya pembelanjaan atau tersedianya kas yang
menganggur untuk investasi.
4. Mengkoordinasikan kas dengan jumlah modal kerja, penjualan,
investasi, dan utang.
5. Menentukan dasar yang sehat untuk pengendalian posisi kas secara
terus-menerus.
Menurut Agus Ahyari (1994:244) anggaran kas meliputi tiga dimensi
waktu. Yaitu anggaran kas jangka panjang, anggaran kas jangka pendek, dan
anggaran kas operasional.
25
penerimaan kas (terutama dari penjualan barang atau jasa dan pinjaman) dan
estimasi pengeluaran kas (terutama untuk biaya-biaya, pengeluaran modal, dan
pembayaran utang) merupakan dasar yang sehat untuk keputusan-keputusan
yang menyangkut keuangan, untuk penggunaan kas, dan untuk kredit jangka
panjang.
Anggaran kas jangka pendek sesuai rencana laba taktis jangka pendek. Anggaran kas jangka pendek memerlukan rencana atau estimasi aliran
kas masuk dan aliran kas keluar yang rinci secara langsung berkaitan dengan
rencana laba tahunan, misalnya estimasi penerimaan kas dari penjualan dan
estimasi pengeluaran kas untuk membayar pembeian mesin-mesin dan
peralatan baru.
Anggaran kas untuk operasional digunakan oleh perusahaan terutama untuk perencanaan dan pengendalian aliran kas masuk dan keluar
berdasarkan kegiatan sehari-hari (day-to-day). Tujuan utama anggaran ini
adalah untuk pengendalian kas yang dinamis atas posisi kas dalam rangka
meminimalkan biaya bunga dan oppurtunity cost karena kas yang menganggur.
B. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN ANGGARAN
Penyusunan anggaran kas adalah cara yang efektif untuk
merencanakan dan mengendalikan cash flow (aliran kas masuk), taksiran
adalah merencanakan posisi likuidasi perusahaan sebagai dasar penentuan
pinjaman atau investasi.
Adapun prosedur penyusunan anggaran kas perusahaan menurut
Charles T. Horngreen (1997:68) meliputi: anggaran dibuat atau disusun
berdasarkan pengalaman masa lalu atau penetapan anggaran dilakukan
berdasarkan standar yang dihitung berdasarkan tahun-tahun sebelumnya.
Menurut M. Nafarin (2000:9) dalam penyusunan anggaran perlu
dipertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan.
b. Data-data waktu yang lalu.
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik
pesaing.
e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Berdasarkan pernyataan M. Nafarin (2000:9) dalam penyusunan
anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara
mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
a. Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin
27
terlalu rendah tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan
anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan.
b. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi direksi.
c. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga
pelaksana tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi.
d. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang
akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang
merugikan dapat segera diantisipasi lebih dini.
Penyusunan anggaran kas menjadi tanggung jawab bagian keuangan
perusahaan. Karena penyusunan anggaran kas berdasarkan anggaran-anggaran
lain, maka bagian keuangan harus bekerja sama dengan manajer-manajer lain
karena keputusan-keputusan mereka mungkin langsung berpengaruh pada
aliran kas perusahaan. Penyusunan anggaran kas harus realistik dan harus ada
keseimbangan antara tersedianya kas dengan kegiatan-kegiatan yang
memerlukan kas.
Berdasarkan pernyataan Sofyan Safri Harahap (1997:92) penyusunan
anggaran kas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana
operasionalnya perusahaan. Transaksi-transaksi disini merupakan
transaksi operasi (Operating Transaction). Pada tahap ini dapat
diketahui adanya defisit atau surplus karena rencana operasi
2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari
bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk
menutup defisit kas karena rencana operasi perusahaan, juga
disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu
pembayaran kembali. Transaksi-transaksi disini merupakan
transaksi finansial.
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan
pengeluaran setelah adanya transaksi finansial, dan anggaran kas
yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan
transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan
pengeluaran kas secara keseluruhan.
C. MANFAAT PENYUSUNAN ANGGARAN KAS
Menurut Amin Wijaya (1994:46) dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Dengan adanya anggaran kas maka tertentu yang akan menjadi
jelas, baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Masing-masing
tingkat manajemen akan mengetahui dengan jelas target usahanya
yang harus dicapai.
b. Secara tidak langsung dengan disusunnya anggaran kas akan
mengakibatkan perbaikan dari organisasi perusahaan yang
29
memaksa unit-unit kerja yang ada dalam masing-masing bagian
untuk menegaskan dan menata kembali deskripsi kerjanya maupun
wewenang dan tanggung jawabnya, bahkan bila mana perlu dapat
pula dilakukan perhitungan lebih lanjut tentang standard cost untuk
tiap jenis biaya.
c. Dengan adanya anggaran kas akan mendorong terjadinya
profesionalisme dan perbaikan “manajerial skill” dari setiap
personil anggota organisasi karena masing-masing sudah ditata
dengan jelas tugas dan tanggung jawabnya, dan disamping itu
prestasinya juga akan diukur. Oleh karena itu, ia harus
meningkatkan prestasinya melalui penguasaan dan peningkatan
keterampilan kerja yang lebih baik.
d. Dengan adanya anggaran kas tersebut, akan tersedia bagi
manajemen perusahaan yang bersangkutan. Suatu alat koordinasi
dana pengawasan yang sangat berguna untuk mengendalikan
kegiatan usahanya di dalam mencapai sasaran seperti yang telah
ditetapkan dalam rencana.
e. Dengan adanya anggaran kas tersebut juga akan bermanfaat untuk
perbaikan kemampuan perusahaan dalam melakukan produksi pada
konsumennya.
f. Dengan adanya sasaran yang jelas, penataan kembali organisasi
yang lebih baik, perbaikan kualitas personalia, tersedianya alat
perusahaan, serta peningkatan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi permintaan konsumennya, sudah tentu akan memberikan
kesempatan bagi perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas dari
perusahaan yang bersangkutan.
g. Dengan adanya anggaran kas perusahaan juga mempunyai
kemampuan untuk mengadakan reaksi yang lebih baik dalam
menghadapi berbagai perkembangan usaha diluar dugaan.
D. PENYUSUNAN ANGGARAN KAS PERUSAHAAN
1. Proses Penyusunan Anggaran PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia Medan
Sebagai organisasi, PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara
Polonia Medan tentunya melakukan penganggaran atau menyusun anggaran
setiap tahunnya sebagai pedoman kegiatan-kegiatan kerjanya. PT. Angkasa
Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia Medan mempunyai anggaran yang
terdiri sebagai berikut:
a. Anggaran eksploitasi, adalah penjabaran rencana pendapatan dan
beban yang disusun secara sistematis dan berlaku untuk periode
anggaran.
b. Anggaran pendapatan, adalah penjabaran rencana pendapatan yang
31
c. Anggaran beban, adalah rencana pengeluaran yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan, dengan memperhatikan prinsip
efisiensi dan manfaat selama periode anggaran.
d. Anggaran investasi, adalah penjabaran rencana kerja untuk
menambah, mengganti dan meningkatkan kapasitas alat-alat produksi
yang memberi manfaat lebih dari satu tahun dengan nilai tertentu.
Dasar penyusunan anggaran rencana kerja anggaran perusahaan
(RKAP), adalah sebagai berikut:
1. Faktor Eksternal
a. Arahan pemegang saham.
b. Asumsi kondisi ekonomi dan moneter yaitu.
1. Pertumbuhan ekonomi.
2. Tingkat inflasi.
3. Tingkat suku bunga.
4. Nilai kurs.
c. Perkembangan angkutan udara.
d. Sosial politik.
e. Kebijakan pemerintah.
2. Faktor Internal
b. Kebijakan direksi:
1. Target korporat yang meliputi sasaran kinerja operasi, keuangan
dan administrasi.
2. Strategi korporat tahun yang bersangkutan.
3. Pengembangan usaha (intensifikasi, ekstensifikasi, dan
diversifikasi).
4. Investasi dan eksploitasi.
5. Pentarifan.
6. Sumber daya manusia.
3. Data historis pertumbuhan perusahaan
a. Realisasi RKA tahun sebelumnya (menjadi pedoman komite anggaran
dalam teknis pembahasan).
b. Realisasi semester satu tahun berjalan.
c. Taksasi RKA tahun berjalan, dalam penyusunan taksasi anggaran
tahun berjalan berdasarkan realisasi tahun sebelumnya, realisasi
semester dua tahun berjalan disertai dengan justifikasi yang lengkap
dan benar.
d. Trend dan fluktuasi, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
produksi jasa bandara yang akan mempengaruhi fluktuasi kegiatan
33
Untuk lebih memperjelas bagaimana proses penyusunan anggaran
pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia Medan dapat dilihat
pada Gambar 3.1 di bawah ini:
START
Acuan dan Asumsi Penyusunan RKA
Usulan User ke UST KP / KC
Unit ST (KP / KC)
Kompilasi & Pembahasan Unit ST dengan User
KP / KC
Usulan RKA Unit ST (KP/KC) Ke Unit Budgeting
Unit Budgeting
Kompilasi, Evaluasi Data Anggaran
Kantor Pusat / Cabang
Pembahasan Usulan di KP & KC membahas usulan RKA 1. RJPP
2. Kebijakan Pemerintah 3. Kebijakan Perusahaan/ Direksi
4. Sasaran, Strategy & Prog Kerja Masing-Masing Direktorat
5. Data Historis RKA
Terdiri dari :
Usulan Draft RKAP I
Direksi
Usulan Draft RKAP II Ke DEKOM
B A
Gambar 3.1 Proses Penyusunan Anggaran Pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia Medan
DEKOM & DIREKSI
Pembahasan Usulan Draft RKAP II
SETUJU ?
Unit Budgeting
Perbaikan & Pembenahan
Usulan Draft RKAP III Ke Pemegang Saham
Pemegang Saham
Pembahasan Teknis, Pra RUPS & RUPS : 1. Dewan Komisaris 2. Para Direksi 3. Para VP/UST terkait
SETUJU ?
Pemegang Saham & Direksi Mengirim Hasil RUPS ke
UST KP & KC untuk
Pemegang Saham & Direksi Tembusan sebagai
pengendalian : Para Direksi, UST KP dan
Senior Manager/Finance Manager KC
FINISH
Adapun susunan anggaran kas perusahaan adalah sebagai berikut; Tabel 3.1
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) MEDAN Anggaran Kas Tahun 2011
(Dalam Rp.)
NO URAIAN
JANUARI S/D DESEMBER TAHUN
2011 DEVIASI
ANGGARAN REALISASI Rp %
A. PENERIMAAN EKSPLOITASI : 1a.
a.
AERONAUTIKA ATS
Pelayanan Penerbangan 21.002.000.000 11.524.776.402,10 (9.477.223.597,90) (45,13)
Jumlah 1a. 21.002.000.000 11.524.776.402,10 (9.477.223.597,90) (45,13)
1b. AERONAUTIKA NON ATS
a. PJP4U 17.011.000.000 23.793.030.305,31 6.782.030.305,31 39,87
b. Pelayanan Penumpang 119.569.000.000 125.812.104.542 6.243.104.542 5,22
c. Pemakaian Aviobridge - - - -
d. Pemakaian Konter 6.881.000.000 9.042.655.223,08 2.161.655.223,08 31,14
Jumlah 1b. 143.461.000.000 158.647.790.070,39 15.186.790.070,39 10,59
a. Sewa-sewa 17.180.000.000 11.699.257.582,63 (5.480.742.417,37) (31,90)
b. Konsesi 9.856.000.000 10.763.477.623,03 907.477.623,03 9,21
c. Parkir Kendaraan, Pas Pelabuhan 3.888.000.000 1.191.003.364 (2.696.996.636) (69,37)
d. Utilities 2.680.000.000 3.129.028.888,50 449.028.888,50 16,75
e. Non Aero lainnya 1.039.000.000 607.288.657,34 (431.711.342,66) (41,55)
Jumlah 2. 34.643.000.000 27.390.056.115,50 (7.252.943.884,50) (20,94)
3 KARGO : 2.657.000.000 4.713.309.753 2.056.309.753 77,39
Jumlah 3. 2.657.000.000 4.713.309.753 2.056.309.753 77,39
JUMLAH A. 201.763.000.000 202.275.932.340,99 512.932.340,99 0,25
B. PEMBAYARAN EKSPLOITASI :
1. Biaya Pegawai 63.757.000.000 25.279.122.445 (38.477.877.555) (60,35)
2. Biaya Bahan Pembantu (Supplies) 2.188.000.000 1.384.969.403 (803.030.597) (36,70)
3. Biaya Utilities 12.089.000.000 13.072.418.561 983.418.561 8,1
4. Biaya Pemeliharaan 17.219.000.000 11.225.250.325 (5.993.749.675) (34,81)
5. Biaya Umum 14.322.000.000 13.291.441.540 (1.030.558.460) (7,20)
6. Biaya Pajak 18.859.000.000 21.950.806.869 3.091.806.869 16,39
7. Biaya Lain-lain 1.163.000.000 6.068.442.428,56 4.905.442.428,56 421,79
C. KELEBIHAN/KEKURANGAN KAS 72.166.000.000 110.003.480.769,43 37.837.480.769,43 52,43
D. PEMBAYARAN UNTUK :
1. Harta Tetap (Investasi Th. Lalu) 2.894.000.000 639.918.375 (2.254.081.625) (77,89)
2. Harta Tetap (Investasi Th. Berjalan) 4.677.000.000 8.431.820.152 3.754.820.152 80,28
3. Pajak Di Luar Eksploitasi :
a. Pajak Pertambahan Nilai 19.332.000.000 3.324.303.540,08 (16.007.696.459,92) (82,80)
b. Pajak Penghasilan Pasal 23 2.469.000.000 2.214.458.097,42 (254.541.902,58) (10,31)
c. Pajak Penghasilan Pasal 25/29 - - - -
4. Jasa Produksi Th. Lalu - - - -
5. Biaya Eksploitasi Th. Lalu 13.772.000.000 - (13.772.000.000) (100,00)
6. Piutang Pegawai 290.000.000 98.580.058 (191.419.942) (66,01)
7. Yayasan Dana Pensiun 10.338.000.000 - (10.338.000.000) (100,00)
8. Dividen - - - -
9. Rekening Antara 385.172.000.000 420.320.436.590,38 35.148.436.590,38 9,13
10. Dana Pembinaan Kpd PUKK/KBL - - - -
11. Dana Kel. Pra Sejahtara I - - - -
12. Lain-lain - - - -
E. JUMLAH SISA KAS (366.778.000.000) (325.026.036.043,45) 41.751.963.956,55 (11,38)
F. PENERIMAAN DARI :
1. Modal Kerja Bantuan Pemerintah - -
2. Dana Perumahan Karyawan - -
3. Transaksi Finansial - -
4. Pendapatan Eksploitasi Th. Lalu 42.969.000.000 1.113.200.959,23
5. Jaminan Sewa Ruang dll. - -
6. Piutang Pegawai 289.000.000 108.764.472 (108.245.528) (62,37)
7. Iuran Dana Pensiun 1.189.000.000 73.502.860 (1.115.497.140) (93,82)
8. Pajak di luar Eksploitasi : - -
a. Pajak Pertambahan Nilai 19.332.000.000 17.457.980.424,57 (1.874.019.575,43) (9,69)
b. Pajak Penghasilan Pasal 23 865.000.000 392.871.679 (472.128.321) (54,58)
9. Rekening Antara 301.841.000.000 305.334.416.935,80 3.493.416.935,80 1,16
10. Lain-lain 293.000.000 545.124.556,33 252.124.556,33 86,05
JUMLAH F. 366.778.000.000 325.025.851.886,93 (41.752.148.113,07) (11,38)
G. PENAMBAHAN / PENGURANGAN KAS - (184.156,52) (184.156,52) -
H. SALDO AWAL KAS 3.535.000.000 51.650.600,08 (3.483.349.399,92) (98,54)
Tabel 3.2
PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) MEDAN Anggaran Kas Tahun 2012
(Dalam Rp.)
NO URAIAN
JANUARI S/D DESEMBER TAHUN
2011 DEVIASI
ANGGARAN REALISASI Rp %
A. PENERIMAAN EKSPLOITASI : 1a.
a.
AERONAUTIKA ATS
Pelayanan Penerbangan 25.541.000.000 11.761.627.322,30 (13.779.372.677,70) (53,95)
Jumlah 1a. 25.541.000.000 11.761.627.322,30 (13.779.372.677,70) (53,95)
1b. AERONAUTIKA NON ATS
a. PJP4U 22.014.000.000 26.267.503.888,59 4.253.503.888,59 19,32
b. Pelayanan Penumpang 138.940.000.000 136.952.795.073 (1.987.204.927) (1,43)
c. Pemakaian Aviobridge - - - -
d. Pemakaian Konter 8.893.000.000 10.366.238.589,33 1.473.238.589,33 16,57
Jumlah 1b. 169.847.000.000 173.586.537.550,92 3.739.537.550,92 2,20
2. NON AERONAUTIKA :
a. Sewa-sewa 10.900.000.000 11.740.488.242 840.488.242 7,71
c. Parkir Kendaraan, Pas Pelabuhan 4.462.000.000 1.531.612.913 (2.930.387.087) (65,67)
d. Utilities 3.318.000.000 3.518.861.768 200.861.768 6,05
e. Non Aero lainnya 1.553.000.000 192.875.990,05 (1.360.124.009,95) (87,58)
Jumlah 2. 31.545.000.000 28.950.080.037,90 (2.594.919.962,10) (8,23)
3 KARGO : 4.030.000.000 6.876.032.356 2.846.032.356 70,62
Jumlah 3. 4.030.000.000 6.876.032.356 2.846.032.356 70,62
JUMLAH A. 230.963.000.000 221.174.277.267,12 (9.788.722.732,88) 4,24
B. PEMBAYARAN EKSPLOITASI :
1. Biaya Pegawai 69.249.000.000 26.353.787.949 (38.477.877.555) (60,35)
2. Biaya Bahan Pembantu (Supplies) 2.761.000.000 1.363.568.985 (803.030.597) (36,70)
3. Biaya Utilities 12.666.000.000 14.050.177.463 983.418.561 8,1
4. Biaya Pemeliharaan 15.452.000.000 13.688.049.276 (5.993.749.675) (34,81)
5. Biaya Umum 16.802.000.000 14.352.972.629,20 (2.449.027.370,80) (14,58)
6. Biaya Pajak 14.720.000.000 22.123.938.882,90 7.403.938.882,90 50,30
7. Biaya Lain-lain 1.213.000.000 7.147.714.809,20 5.934.714.809,20 489,26
Jumlah B. 132.863.000.000 99.080.209.994,30 (33.782.790.005,70) (25,43)
C. KELEBIHAN/KEKURANGAN KAS 98.100.000.000 122.094.067.272,82 23.994.067.272,82 24,46
1. Harta Tetap (Investasi Th. Lalu) 7.574.000.000 2.475.995.755 (5.098.004.245) (67,31)
2. Harta Tetap (Investasi Th. Berjalan) 28.386.000.000 3.018.898.410 (25.367.101.590) (89,36)
3. Pajak Di Luar Eksploitasi :
a. Pajak Pertambahan Nilai 24.870.000.000 3.425.642.883 (21.444.357.117) (86,23)
b. Pajak Penghasilan Pasal 23 12.840.000.000 2.379.601.012,88 (10.460.398.987,12) (81,47)
c. Pajak Penghasilan Pasal 25/29 - - - -
4. Jasa Produksi Th. Lalu - - - -
5. Biaya Eksploitasi Th. Lalu 15.317.000.000 - (15.317.000.000) (100,00)
6. Piutang Pegawai 269.000.000 141.785.469 (127.214.531) (47,29)
7. Yayasan Dana Pensiun 11.813.000.000 - (11.813.000.000) (100,00)
8. Dividen - - - -
9. Rekening Antara 139.061.000.000 462.028.371.772,18 322.967.371.772,18 232,25
10. Dana Pembinaan Kpd PUKK/KBL - - - -
11. Dana Kel. Pra Sejahtara I - - - -
12. Lain-lain 50.621.000.000 - (50.621.000.000) (100,00)
Jumlah D. 290.751.000.000 473.470.295.302,06 182.719.295.302,06 62,84
E. JUMLAH SISA KAS (192.651.000.000) (351.376.228.029,24) (158.725.228.029,24) 82,39
1. Modal Kerja Bantuan Pemerintah - -
2. Dana Perumahan Karyawan - -
3. Transaksi Finansial - -
4. Pendapatan Eksploitasi Th. Lalu 27.571.000.000 813.594.852
5. Jaminan Sewa Ruang dll. - -
6. Piutang Pegawai 550.000.000 123.352.894 (426.647.106) (77,57)
7. Iuran Dana Pensiun 1.919.000.000 (1.919.000.000) (100,00)
8. Pajak di luar Eksploitasi : - -
a. Pajak Pertambahan Nilai 24.870.000.000 19.576.549.056,78 (5.293.450.943,22) (21,28)
b. Pajak Penghasilan Pasal 23 405.000.000 400.570.581 (4.429.419) (1,09)
9. Rekening Antara 135.466.000.000 330.323.913.354,50 194.857.913.354,50 143,84
10. Lain-lain 1.500.000.000 88.177.397,40 (1.411.822.602,60) (94,12)
JUMLAH F. 192.281.000.000 351.326.158.135,68 159.045.158.135,68 82,71
G. PENAMBAHAN / PENGURANGAN KAS (370.000.000) (50.069.893,56) 319.930.106,44 (86,47)
H. SALDO AWAL KAS 987.000.000 51.466.443,56 (935.533.556,44) (94,79)
43
2. Laporan Realisasi Anggaran Kas Perusahaan
Laporan realisasi anggaran kas merupakan laporan intern perusahaan
yang memberikan informasi mengenai perbandingan kemajuan perusahaan,
perkembangan dan efisiensi yang diharapkan dan dianggap sangat berguna
dalam menentukan hasil kerja setiap bagian, yang dipersiapkan pada suatu
perusahaan sehubungan dengan realisasi yang terjadi. Laporan ini sangat
berguna bagi manajer perusahaan.
Penyajian laporan realisasi anggaran kas dapat membantu
menggambarkan apakah terdapat kemajuan dan perkembangan perusahaan
dalam pencapaian tujuan dalam bentuk laba yang dikehendaki. Laporan
bulanan tersebut direkapitulasi dan dialihkan menjadi laporan prestasi
kumulatif menurut periode triwulan dan menurut periode anggaran satu tahun.
Dengan adanya periodesasi laporan realisasi anggaran bagi direksi
akan memudahkan pengawasan, selanjutnya terhadap kemungkinan
penyimpangan yang merugikan dan setidak-tidaknya dapat mengikuti
E. ANALISIS DAN EVALUASI LAPORAN REALISASI ANGGARAN KAS
Dari data laporan kas perusahaan yang telah disajikan pada tahun
2011, diperoleh data bahwa perbandingan antara anggaran dengan realisasi
(data sesungguhnya anggaran kas tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1. Dari sisi penerimaan eksploitasi perusahaan:
a). Pelayanan penerbangan, anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
21.002.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.
11.524.776.402,10,- sehingga terjadi penyimpangan yang
merugikan sebesar (Rp. 9.477.223.597,90,-). Sebaiknya pihak
anggaran perusahaan bisa menetapkan anggaran lebih kecil lagi
dikarenakan pelayanan penerbangan hanya sesekali saja.
b). Parkir kendaraan, pas pelabuhan, anggaran yang ditetapkan Rp.
3.888.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 1.191.003.364,-
sehingga terjadi penyimpangan yang merugikan sebesar (Rp.
2.696.996.636,-). Begitu juga dengan hal ini pihak anggaran
harus bisa memperkecil anggaran karena penerimaan ini tidak
bisa diukur.
2. Dari sisi pembayaran eksploitasi perusahaan:
a). Biaya pegawai, anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
63.757.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 25.279.122.145,-
45
Rp. 38.477.877.555,-. Hal ini seharusnya pihak anggaran bisa
memperkecil anggaran yang dibuat karena selisihnya dengan
realisasi cukup besar.
3. Pembayaran lain-lain perusahaan:
a). Harta tetap (investasi th. Lalu), anggaran yang ditetapkan
sebesar Rp. 2.894.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.
639.918.375,- sehingga terjadi penyimpangan yang
menguntungkan sebesar Rp. 2.254.081.625,-. Sebaiknya pihak
anggaran juga mampu memperkecil anggaran yang telah dibuat
sebelumnya.
b). Biaya eksploitasi th. Lalu, anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
13.772.000.000,- dan tidak ada realisasi sehingga terjadi
penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp.
13.772.000.000,-. Sebaiknya pihak anggaran tidak perlu
membuat anggaran pada biaya seperti ini dikarenakan anggaran
yang sudah dianggarkan tidak dipergunakan sama sekali.
c). Yayasan dana pensiun, anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
10.338.000.000,- dan tidak ada realisasi sehingga terjadi
penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp.
10.338.000.000,-. Begitupun dengan hal ini sebaiknya anggaran
untuk biaya ini ditiadakan dikarenakan anggaran yang sudah
dianggarkan tidak dipergunakan sama sekali.
a). Iuran dana pensiun, anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
1.189.000.000,- dan terealisasi Rp. 73.502.860 sehingga terjadi
penyimpangan yang merugikan sebesar (Rp. 1.115.497.140,-).
Penyimpangannya cukup besar seharusnya pihak anggaran
mampu memperkecil anggaran agar tidak terlalu besar
penyimpangannya.
Dari laporan realisasi anggaran kas PT. Angkasa Pura II (Persero)
Bandar Udara Polonia Medan tahun 2011 tersebut, namun dapat kita lihat
bahwa realisasi pada saldo awal perusahaan tahun 2011 sebesar Rp.
51.650.600,08,- dan terealisasi pada saldo akhir sebesar Rp. 51.466.443,56,-
sehingga perusahaan pada tahun 2011 mengalami keuntungan sebesar Rp.
184.156,52,-.
Sedangkan laporan kas perusahaan yang telah disajikan pada tahun
2012, diperoleh data bahwa perbandingan antara anggaran dengan realisasi
(data sesungguhnya anggaran kas tahun 2012 adalah sebagai berikut:
1. Dari sisi penerimaan eksploitasi perusahaan:
a). Pelayanan penerbangan, anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
25.541.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.
11.761.627.322,30,- sehingga terjadi penyimpangan yang
merugikan sebesar (Rp. 13.779.372.677,70,-). Sebaiknya pihak
anggaran perusahaan bisa menetapkan anggaran lebih kecil lagi
47
b). Parkir kendaraan, pas pelabuhan, anggaran yang ditetapkan Rp.
4.462.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 1.531.612.913,-
sehingga terjadi penyimpangan yang merugikan sebesar (Rp.
2.930.387.087,-). Begitu juga dengan hal ini pihak anggaran
harus bisa memperkecil anggaran karena penerimaan ini tidak
bisa diukur.
2. Dari sisi pembayaran eksploitasi perusahaan:
a). Biaya pegawai, anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
69.249.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 26.353.787.949,-
sehingga terjadi penyimpangan yang menguntungkan sebesar
Rp. 42.895.212.051,-. Hal ini seharusnya pihak anggaran bisa
memperkecil anggaran yang dibuat karena selisihnya dengan
realisasi cukup besar.
3. Pembayaran lain-lain perusahaan:
a). Harta tetap (investasi th. Lalu), anggaran yang ditetapkan
sebesar Rp. 7.547.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.
2.475.995.775,- sehingga terjadi penyimpangan yang
menguntungkan sebesar Rp. 5.098.004.245,-. Sebaiknya pihak
anggaran juga mampu memperkecil anggaran yang telah dibuat
sebelumnya.
b). Biaya eksploitasi th. Lalu, anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
15.317.000.000,- dan tidak ada realisasi sehingga terjadi
15.317.000.000,-. Sebaiknya pihak anggaran tidak perlu
membuat anggaran pada biaya seperti ini dikarenakan anggaran
yang sudah dianggarkan tidak dipergunakan sama sekali.
c). Yayasan dana pensiun, anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
11.813.000.000,- dan tidak ada realisasi sehingga terjadi
penyimpangan yang menguntungkan sebesar Rp.
11.813.000.000,-. Begitupun dengan hal ini sebaiknya anggaran
untuk biaya ini ditiadakan dikarenakan anggaran yang sudah
dianggarkan tidak dipergunakan sama sekali.
4. Penerimaan lain-lain perusahaan:
a). Iuran dana pensiun, anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
1.919.000.000,- dan tidak terjadi realisasi sehingga terjadi
penyimpangan yang merugikan sebesar (Rp. 1.919.000.000,-).
Penyimpangannya cukup besar seharusnya pihak anggaran tidak
menganggarkan untuk hal ini karena tidak ada realisasi sama
sekali.
Dari laporan realisasi anggaran kas PT. Angkasa Pura II (Persero)
Bandar Udara Polonia Medan tahun 2012 tersebut, namun dapat kita lihat
bahwa realisasi pada saldo awal perusahaan tahun 2012 sebesar Rp.
51.466.443,56,- dan terealisasi pada saldo akhir sebesar Rp. 1.396.550,-
sehingga perusahaan pada tahun 2012 mengalami keuntungan sebesar Rp.
49
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat saya bandingkan
realisasi anggaran kas tahun 2011 dan tahun 2012:
1. Dari sisi penerimaan eksploitasi perusahaan:
a) Pelayanan penerbangan, pada tahun 2011 anggaran yang
ditetapkan sebesar Rp. 21.002.000.000,- dan tahun 2012 sebesar
Rp. 25.541.000.000,-. Anggaran yang ditetapkan mengalami
kenaikan namun terjadi penyimpangan anggaran yang
merugikan. Sebaiknya pihak anggaran lebih cermat lagi
menetapkan anggaran yang ditetapkan.
b) Parkir kendaraan, pas pelabuhan, pada tahun 2011 anggaran
yang ditetapkan Rp. 3.888.000.000,- dan tahun 2012 Rp.
4.462.000.000,-. Anggaran yang ditetapkan mengalami
kenaikan namun terjadi penyimpangan anggaran yang
merugikan. Sebaiknya pihak anggaran lebih cermat lagi
menetapkan anggaran yang ditetapkan.
2. Dari sisi pembayaran eksploitasi perusahaan:
a) Biaya pegawai, pada tahun 2011 anggaran yang ditetapkan
sebesar Rp. 63.757.000.000,- dan tahun 2012 Rp.
69.249.000.000,-. Anggaran yang ditetapkan mengalami
kenaikan namun terjadi selisih terhadap realisasi yang cukup
besar. Sebaiknya pihak anggaran memperkecil anggaran yang
ditetapkan bukan menaikkan jumlah anggaran yang ditetapkan.
a) Harta tetap (investasi th. Lalu), anggaran yang ditetapkan pada
tahun 2011 sebesar Rp. 2.894.000.000,- dan tahun 2012 sebesar
Rp. 7.547.000.000,-. Anggaran yang ditetapkan mengalami
kenaikan namun terjadi penyimpangan anggaran yang
merugikan. Seharusnya pihak anggaran mampu
mempertimbangkan dalam hal menetapkan jumlah besarnya
anggaran.
b) Biaya eksploitasi th. Lalu, anggaran yang ditetapkan tahun
2011 sebesar Rp. 13.772.000.000,- dan tahun 2012 sebesar Rp.
15.317.000.000,-. Sebaiknya biaya ini tidak perlu dianggarkan
karena tidak ada realisasinya sama sekali.
c) Yayasan dana pensiun, anggaran yang ditetapkan tahun 2011
sebesar Rp. 10.338.000.000,- dan tahun 2012 sebesar Rp.
11.813.000.000,-. Begitupun dengan hal ini pihak anggaran
seharusnya tidak perlu mengadakan penganggaran untuk hal ini.
4. Penerimaan lain-lain perusahaan:
a) Iuran dana pensiun, anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.
1.189.000.000,- dan tahun 2012 sebesar Rp. 1.919.000.000,-.
Pada tahun 2012 sebaiknya tidak perlu mengadakan
penganggaran karena tidak ada sama sekali realisasi terhadap
penerimaan ini.
Setelah melihat anggaran dan realisasi pada PT. Angkasa Pura II
51
1. Perusahaan hendaknya memonitoring perbedaan antara anggaran dan
realisasinya secara lebih ketat dan analisa penyimpangan dilakukan
untuk mengetahui mengapa realisasi berbeda dengan anggaran.
2. Hasil analisa penyimpangan harus didampingi atau dilanjutkan
dengan tindakan perbaikan untuk hal-hal yang menguntungkan perlu
ditingkatkan atau setidaknya dipertahankan.
3. Disarankan untuk mengadakan training anggaran bagi seluruh bagian
dalam perusahaan karena akan bermanfaat sekali dalam teknik
penyusunan dan pelaksanaan anggaran dan hasil yang dicapai akan
lebih baik.
Sebaiknya anggaran yang disusun dijadikan pedoman dimasa yang
BAB IV
PENUTUP
Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari
pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga
memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan
kemajuan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia Medan.
A. Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan
pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Anggaran PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia
Medan berperan sebagai alat perencanaan karena perusahaan
melakukan banyak pertimbangan dan analisa dalam penyusunan
rencana anggarannya. Perusahaan sebelumnya membuat Rencana
Kerja Anggaran Perusahaan. Dan didalamnya terdiri dari pencatatan
realisasi fisik, realisasi eksploitasi, realisasi investasi, realisasi kas,
serta yang terakhir ke tahapan pelaporan.
2. Dari hasil analisa anggaran kas PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar
Udara Polonia Medan menunjukkan pada tahun 2011 perusahaan
menetapkan anggaran kas akhir sebesar Rp. 3.535.000.000,- dan
terealisasi sebesar Rp. 51.466.443,56,- sehingga terjadi
53
Dapat disimpulkan bahwa terjadi selisih yang sangat besar bagi
perusahaan, sebaiknya pihak perusahaan harus lebih cermat lagi
dalam membuat anggaran di setiap tahunnya sedangkan tahun 2012
perusahaan menetapkan anggaran kas akhir sebesar Rp. 617.000.000,-
dan terealisasi sebesar Rp. 1.396.550,- sehingga terjadi penyimpangan
bagi perusahaan sebesar Rp. 615.603.450,-. Disini juga terdapat
selisih yang sangat besar bagi perusahaan sehingga perlu diperhatikan
secara lebih teliti dalam menetapkan anggaran di setiap tahunnya.
B. Saran
Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk
kebaikan dan kemajuan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia
Medan:
1. Sebaiknya perusahaan membuat satu komite anggaran yang sifatnya
independen sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan
dengan efektif dan efisien.
2. Dari hasil analisis tersebut sebaiknya prosedur penyusunan anggaran
yang dibuat harus lebih realistis dan secermat mungkin agar
terkoordinir dengan baik sehingga mencerminkan keadilan dan
pelaksana tidak merasa tertekan tetapi termotivasi.
3. Sebaiknya ada pengendalian/pengawasan anggaran yang lebih ketat
lagi untuk menjamin terealisasinya perbaikan dan penyesuaian dari
penyimpangan sehingga apabila terjadi penyimpangan yang
55
DAFTAR PUSTAKA
Ahriya, Agus. 1994. Anggaran Perusahaan, BPFE: Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Safri. 1996. Penganggaran Perencanaan Lengkap. Edisi 1.
Cetakan 1. PT. Raja Erafindo Persada: Jakarta.
Munandar, M. 1993. Budgeting. Edisi 1. Cetakan Keenam. Fakultas Ekonomi
Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.
Nafarin, M. 2000. Penganggaran Perusahaan. Edisi 1. Salemba Empat: Jakarta.
Tunggal, Amin Wijaya. 1995. Dasar-dasar Budgetting. Rinneke Cipta: Jakarta.
Welsch, Glenn A, Gordon. 2000. Budgetting (Penyusunan Anggaran
Perusahaan). Salemba Empat: Jakarta.