• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan peran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan peran"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

EMBUNG TIPE URUGAN

(2)

DAFTAR ISI

4.4 Pemasangan Gebalan Rumput ... 22

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Fungsi Embung :

Embung adalah bangunan yang berfungsi menyimpan air hujan dalam suatu kolam dan kemudian dioperasikan selama musim kering untuk berbagai kebutuhan air suatu desa, yaitu: penduduk, hewan ternak, kebun, dll.

1.2 Komponen Embung :

Embung terdiri atas berbagai komponen (periksa gambar 1):

(1) Daerah tadah hujan, paling luas 100 ha (2) Kolam embung, isi paling besar 100.000 m3 (3) Tubuh embung-tipe urugan,paling tinggi 10,000 m (4) Pelimpah tanah, berupa saluran terbuka dengan

kapasitas paling besar/sama dengan banjir 50 tahunan (Q50)

(4)
(5)

BAB II

PERALATAN KONSTRUKSI

2.1 Ketentuan umum

Pelaksanaan konstruksi embung dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) Pekerjaan utama yaitu: (i) pemadatan tubuh embung, dan (ii) urugan isi paritan pipa di fondasi tubuh embung yang harus dikerjakan dengan alat berat.

(2) Pekerjaan utama lain seperti:

(i) Galia ta ah aha uruga di orrow area ,

(ii) Penghamparan dan penyiraman bahan urugan,

(iii) Galian fondasi tubuh embung, (iv) Galian kolam embung, (v) Galian saluran pelimpah.

Dapat dikerjakan baik dengan alat berat atau tenaga manusia.

(3) Pekerjaan lain yaitu : pemasangan jaringan pipa pasok air, bak air, gebalan rumput, dll. Dikerjakan dengan tenaga manusia.

2.2 Jenis Alat yang Diperlukan

(6)

(i) Bulldozer (ii) Wheel loader (iii)Backhoe (iv)Dumptruck (v) Truck tangki air

(vi)Sheepfoot roller dan atau tandem roller, tandem roller mini

(vii)Stamper

(2) Apabila pekerjaan dilaksanakan dengan tenaga manusia, kecuali pekerjaan ayat (2.1) butir (1) yang harus dilaksanakan dengan alat berat, maka diperlukan:

(i) Bulldozer dilengkapi dengan sheepfoot roller, dan atau

(7)

1. Bulldozer

Penggusuran dan penghamparan tanah

Perataan tanah

2. Wheel Loader

Jumlah : 1 buah Kapasitas : Bucket ½ - 1 m3

(8)

ketinggian tertentu ke dalam dump truck atau tempat pembuangan.

3. Backhoe

Jumlah : 1 buah dengan alat penggerak roda ban

Kapasitas : Bucket ½ - 1 m3

(9)

4. Dump truck

Jumlah : 2 buah Kapasitas : 7 ton

(10)

5. Truk tangki air

Jumlah : 1 buah

Kapasitas : 4.000 – 10.000 liter

Penggunaan : Penyiraman tanah/ material bagi keperluan pemadatan.

Penyediaan air bagi kebutuhan konsumsi.

6. Sheepfoot roller

Jumlah : 1 buah dengan alat penarik beroda ban.

(11)

7. Tandem roller

Jumlah : 1 buah

Kapasitas : 8 – 10 ton termasuk ballast

(12)

8. Tandum roller mini

Jumlah : 1 buah Kapasitas : 1 – 2 ton

(13)

BAB III BAHAN BANGUNAN

Bahan yang diperlukan untuk membangun embung adalah: 1. Tanah lempung untuk :

- Urugan homogen tubuh embung - Inti kedap air

- Selimut kedap air di dasar dan dinding lulus air kolam embung

2. Pasir halus hingga kerikil untuk:

- Uruga filter

- Ba kfill

- Semen – tanah - Adukan pasangan batu - Agregat halus beton

3. Batu pecah ukuran kecil, kerakal, hingga bongkah (paling besar 20 cm), untuk :

- Urugan tubuh embung - Urugan salir

- Agregat kasar beton - Lapisan pelindung erosi

4. Semen untuk pasangan batu dan beton bak air, dan bila diperlukan untuk selimut semen – tanah

5. Geotekstil u tuk filter di uruga pe yalir.

(14)

7. Besi tulangan Ø 8 dan 10 mm untuk penulangan dinding beton bak air.

8. Kran air dan pelampung.

9. Geomembran, bila diperlukan, untuk selimut kolam embung.

(15)

BAB IV

TUBUH EMBUNG DAN KOLAM EMBUNG

4.1 Tubuh Embung

Ada dua tipe urugan untuk tubuh embung, tergantung ketersediaan bahan bangunan setempat, yaitu: (1) Urugan homogen (Lihat gambar 2 dan 3)

(2) Urugan majemuk dengan inti kedap air dari bahan: 2.1. Lempung (Lihat gambar 4)

2.2. Diapragma dari bahan: semen – tanah, pasangan batu dengan semen, atau beton (Lihat gambar 5)

Inti biasa dibuat di atas pondasi kedap air.

Apabila ada lapisan pondasi lulus air, diperlukan tindakan:

(1) Menggali habis lapisan pondasi lulus air, bila pelaksanaannya mudah.

(16)

4.2 Kolam Embung

Kolam embung - karena berfungsi menyimpan air – harus diusahakan bersifat kedap air. Apabila dasar atau dinding kolam bersifat lulus air maka diperlukan selimut yang menutupinya untuk mengurangi kehilangan air. Selimut dapat dibuat dari bahan: lempung, semen – tanah, atau geomembran.

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

4.3 Pemadatan Tanah Embung

Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis menggunakan alat berat dengan cara dan ketentuan seperti diuraikan berikut ini.

4.3.1.Tata cara pemadatan tanah berkohesi (lempung): (1) Bersihkan tempat penambangan bahan

urugan (borrow area) dari bahan organik, dengan mengupas permukaannya,

(2) Gali dan kemudian angkutlah bahan urugan ke tempat tubuh embung dan tumpahkan bahan di atas tanah yang telah dipadatkan terlebih dahulu,

(3) Hamparkan tanah bahan urugan menjadi rata (lapisan) dengan ketebalan 25 cm, di atas lapisan tanah yang telah dipadatkan lebih dulu,

(4) Siram lapisan tanah butir (3) dengan air secukupnya, bila keadaannya terlalu kering, sedemikian sehingga tanah tersebut dapat dikepal dengan tangan tanpa terurai (berarti terlalu kering) dan juga tidak terlalu lunak (berarti terlalu basah),

(22)

(6) Ulangi pekerjaan (2), (3), (4), dan (5) hingga urugan mencapai elevasi yang dikehendaki.

Apabila tempat pemadatan cukup luas, missal

tu uh e u g, gu aka alat pe adat sheepfoot

roller , atau ila tidak ada gu aka ta de

roller . Bila te pat pemadatan sempit, missal di

purita , gu aka alat sta per .

Periksa gambar 6 (2) sampai 6 (5)

4.3.2.Tata cara pemadatan tanah tak berkohesi: (1) Tata cara seperti di atas harus dilakukan pula

untuk tanah jenis ini, kecuali langkah no. (4) tidak diperlukan, sehingga urutannya adalah (1), (2), (3) dan (5), dengan catatan untuk pekerjaan (5) tebl lapisan menjadi 20 cm. (2) Alat yang diperlukan untuk pemadatan tanah

je is i i adalah ta de roller ila te pat ukup luas, da sta per ila te pat se pit.

(23)
(24)

(1) Gambar 6 (2) sampai 6 (5) – Prosedur Pemadatan Tanah Lempung

(2) Gambar 6 (6): Pemadatan Jalan di Puncak

Hamparkan campuran pasir, kerikil, kerakal (sirtu) di puncak tubuh embung, lebar minimal 2,00 m, tebal 30,00 cm. Kemudian gilas sehingga tebalnya menjadi 20,00 cm.

4.4 Pemasangan Gebalan Rumput

1. Tempelkan gebalan rumput pada permukaan lereng hilir urugan tubuh embung. Sambungan vertikal tidak boleh dalam satu garis lurus.

Ukuran gebalan: 20 x 20 cm

2. Pasang pasak bambu/kayu, Ø 10-15 mm panjang 15 cm, pada gebalan rumput untuk memperkuat ikatannya dengan urugan.

3. Pemasangan dilakukan sedapat mungkin dimulai dari baris atas dan dilanjutkan dengan baris di bawahnya.

(25)
(26)

BAB V PELIMPAH

Gambar 9. Pelimpah Tanah di Samping Tubuh Embung

1. Gali saluran pelimpah di bukit tumpu dengan dozer atau ripper, terpisah dari tubuh embung, kapasitas Q50.

(27)

2. Tanam rumput – pelindung erosi dari jenis:

 Jenis yang tumbuh rendah dan rapat (encephalum sp) di bagian saluran yang landai (udik).

 Jenis yang tumbuh tinggi (gajah) di bagian saluran yang curam (hilir)

3. Buat pelat beton/pasangan batu (ukuran: tebal 30 cm, lebar 100 cm) rata dengan dasar saluran dan tempatkan di saluran bagian udik sebagai referensi elevasi dasar pelimpah (detil A)

(28)

Lebar saluran pelimpah (B dalam meter) untuk berbagai debit (Q dalam m3/d) dan kemiringan dasar (i).

Debit (m3/d)

Kemiringan dasar saluran Keterangan

(29)

BAB VI

JARINGAN PIPA DISTRIBUSI

6.1 Fungsi

Mengangkat air dari kolam langsung ke tempat pemakaian dengan pipan tertutup bertekanan.

6.2 Komponen

(1) Alat sadap terapung, dibuat dengan cara ujung pipa utama dilubangi (perforated) sepanjang 1,50 m dan dibungkus dengan filter geotekstil, kemudian digantungkan pada pelampung (missal: bola plastik). Gambar 11 – detil B.

(2) Pipa utama, dari aha HDPE Ø dipasa g pada galian kemudian diurug kembali. Di bawah tubuh embung pipa diberi lembaran karet 30 x 30 cm setiap jarak 5,00 m kemudian diurug lempung plastis dipadatkan dalam keadaan basah. Gambar 11 – potongan I-I, dan gambar 12.

(3) Pipa sekunder, ada 3 buah semua dari bahan HDPE

Ø ¼ . Pipa i i dipasa g dala parit ya g

(30)

(4) Bak air, ada 3 jenis, yaitu:

- Bak air bersih untuk penduduk di pemukiman, berukuran : lebar 1,00 m, panjang 2,0 m, tinggi 150 cm, gambar 13

- Bak air untuk hewan ternak dibuat di tempat pengembalaan, berukuran lebar 1,00 m, panjang 2,00 m, tinggi 0,60 m, gambar 14 - Bak air untuk tanaman dibuat di kebun,

berukuran lebar 0,80 m, panjang 9,00 m, tinggi 0,60 m, gambar 15.

(31)
(32)
(33)

1. Gali paritan pada fondasi tubuh embung, dalam 60 cm, lebar dasar 60 cm.

2. Padatkan lempung setebal 0,15 m dengan kondisi basah (lapis ke-1)

3. Letakka pipa uta a HDPE Ø – di atas urugan

lempung lapisan ke-1, lengkap dengan lembaran karet

– 30 x 30 cm setiap jark 5.00 m

(34)
(35)
(36)
(37)

BAB VII PEMELIHARAAN

7.1 Umum

1. Organisasi

Embung yang telah selesai dibangun hendaknya dikelola oleh desa setempat. Dinas Pengairan setempat membantu desa dalam masalah keteknikan.

2. Inspeksi

i) Desa Pengelola Embung perlu mengadakan inspeksi minimal sekali dua minggu terutama terhadap tubuh embung, pelimpah dan dinding kolam embung.

ii) Pada waktu dan setelah hujan lebat perlu melakukan inspeksi.

iii) Menjelang musim kemarau perlu diperiksa apakah alat sadap dan keran air bekerja dengan baik.

3. Daerah Tadah Hujan (DTH)

i) Seluruh DTH sebaiknya dihijaukan dan dibuat teras dari tumpukan batu setinggi ± 0,5 m untuk mengurangi erosi. Tanaman rumput sangat disarankan.

(38)

4. Kolam embung

i) Penduduk hendaknya tidak mengambil air secara langsung dari kolam embung untuk menghindari pemborosan air.

ii) Hewan dilarang minum langsung di kolam embung untuk mencegah penularan penyakit hewan terhadap manusia. Pagar di sekeliling kolam mungkin diperlukan.

7.2 Masalah yang Membahayakan Embung

Beberapa masalah yang membahayakan embung perlu diperhatikan dalam inspeksi, antara lain:

(1) Daerah basah karena rembesan melalui: - Urugan tubuh embung

- Pondasi

(2) Daerah basahan memanjang di tubuh embung (3) Retakan melintang di tubuh embung

(4) Retakan memanjang di tubuh embung : - Yang lurus

- Yang lengkung (5) Retakan susut

(39)

Periksa gambar 16 sampai 27.

Gambar 16a. Rembesan Dalam Urugan

(40)

Gambar 16c. Teknik perbaikan

1 Daerah luas yang basah atau menghasilkan aliran (gambar 16 dan 17)

Tanda:

Sering ditandai dengan tanaman yang tumbuh lebih subur daripada di tempat lain, dapat terjadi di lereng hilir tubuh embung atau di pondasi hilir.

Penyebab:

Rembesan melalui tubuh embung atau fondasi. Tindakan:

- Singkirkan tanamannya dan amatilah permukaan tanahnya.

(41)

Akibat:

Daerah tanaman yang basah dapat menyebabkan terjadinya longsoran lokal (sloughing) karena jenuh. Teknik Perbaikan:

- Di sekitar daerah basah perlu ditutup dengan urugan beban pengimbang (counterweight) lulus air yang landai.

Struktur urugan sebagai berikut :

 Paling bawah, langsung menutup daerah basah, urugan sirtu (campuran pasir-batu) atau pasir  Di atas lapisan sirtu (pasir) adalah ditimbuni lapisan

embung dipadatkan

 Kaki luar beban pengimbang berupa urugan kerikil – kerakal

Lihat gambar 17a dan 17b.

(42)

Gambar 17b Teknik Perbaikan

2 Deretan mata air atau basahan di lereng hilir tubuh embung

Tanda:

Mata air atau basahan terjadi secara memanjang, relative sempit, dan berarah horizontal

Penyebab:

Adanya lapisan urugan lulus air di antara urugan lempung, sehingga terjadi rembesan

Tindakan:

Laporkan kepada Dinas Pengairan setempat Akibat:

- Erosi buluh pada lapisan lulus air, dan selanjutnya perosokan tubuh embung.

(43)

Teknik Perbaikan:

- Buat paritan sejajar sumbu embung, dari puncak embung vertikal ke bawah menembus lapisan lulus air, lebar parit minimal 0,60 m, dasar parit mencapai minimal 0,50 m di bawah lapisan lulus air

- Isilah paritan dengan bahan lempung plastis yang dipadatkan dalam keadaan basah.

(44)

Gambar 18b. Teknik Perbaikan

3 Retakan melintang Tanda:

- Retakan terbuka di puncak embung, dari udik ke hilir. - Air dapat mengalir dari kolam embung ke lereng hilir,

sehingga terlihat sebagai mata air. Penyebab:

Penurunan urugan tidak merata Tindakan:

Laporkan kepada Dinas Pengairan setempat.Akibat: - Erosi yang dapat memperlebar dan memperdalam

retakan

- Air hujan dapat merembes dan menjenuhkan tubuh embung

(45)

Teknik Perbaikan:

- Buat paritan sepanjang retakan dan buatlah parit pasak di tengahnya

- Isi parit dengan urugan lempung plastis yang dipadatkan dalam keadaan basah

(46)

Gambar 19b. Teknik Perbaikan

4 Retakan memanjang di Tubuh Embung (gambar 20 dan 21)

Tanda:

Retakan di puncak embung sejajar sumbu biasanya terbuka lebar dan dalam

Penyebab:

- Bila lurus merupakan penurunan tidak merata, misal antara zona urugan

- Bila lengkung merupakan awal longsoran Akibat:

Air hujan dapat merembes dan menjenuhkan urugan serta dapat memicu terjadinya longsoran.

Tindakan:

(47)

Teknik Perbaikan: - Retakan lurus

- Buat paritan dan isi dengan lempung plastis dipadatkan basah

- Retakan lengkung

Kupas sampai ke dasar gerakan, dan isi kembali dengan bahan yang sesuai dan dipadatkan dengan baik.

Lihat gambar 21.

(48)

Gambar 20b. Teknik Perbaikan

(49)

Gambar 21b Teknik Perbaikan

5 Retakan Susut di Tubuh Embung Tanda:

Retakan biasanya pendek, dangkal, sempit, banyak, dan berarah tidak teratur.

Penyebab:

Perubahan kadar air terutama karena panas matahari Akibat:

Meresapkan air hujan ke dalam urugan Tindakan:

Laporkan kepada Dinas Pengairan Teknik Perbaikan:

(50)

Gambar 22a. Retakan Susut

(51)

6 Erosi Alur di Tubuh Bendung Tanda :

Adanya alur bekas erosi di lereng tubuh embung dari puncak ke bawah, biasanya makin ke bawah makin lebar. Penyebab :

- Pelindung erosi tidak berfungsi baik (rumput atau pelindung yang lain)

- Muka lereng tidak merata, sehingga permukaan yang rendah menjadi jalan air hujan.

Akibat :

Bila dibiarkan alur dapat semakin dalam dan lebar sehingga dapat mengurangi tinggi jagaan, mengurangi lebar tubuh embung dan merusak jalan di puncak. Tindakan:

Laporkan kepada Dinas Pengairan Teknik Perbaikan:

- Bersihkan alur dan urug kembali dengan bahan sejenis

(52)

Gambar 23a. Alur Erosi Di Tubuh Embung

(53)

7 Tumbuhan Tinggi di Tubuh Bendung Embung Tanda:

Tanaman yang tumbuh tinggi lebih dari 0,50 m dapat berupa: rumput, semak, tanaman keras.

Penyebab:

Perbedaan benih vegetasi dan pemeliharaan kurang memadai

Akibat:

- Menyulitkan pengamatan visual (inspeksi)

- Akar tanaman dapat menembus tubuh embung, sehingga menjadi lintasan air.

Tindakan:

- Singkirkan semua jenis tanaman yang (bisa) tumbuh lebih dari 0,50 m termasuk akarnya.

- Buang bongkaran tanaman ke luar daerah embung - Tanam rumput di tempat bekas tanaman

(54)

Gambar 24a. Tumbuhan Tinggi di Tubuh Embung dan Pelimpah

(55)

8 Tumbuhan tinggi di Saluran Pelimpah Tanda: seperti (7)

Penyebab: seperti (7) Akibat:

Menghalangi aliran banjir, sehingga dapat mengakibatkan peluapan (overtopping) pada puncak embung.

Tindakan: seperti (7) Teknik Perbaikan: - - -

9 Runtuhan di Saluran Pelimpah Tanda :

Tumpukan tanah menutup sebagian atau seluruh saluran pelimpah.

Penyebab :

- Hasil erosi dari leleng saluran atau bukit di atasnya. - Longsoran tebing saluran

Akibat :

Menghalangi aliran banjir sehingga dapat menyebabkan peluapan pada puncak embung.

Tindakan :

- Buang tumpukan tanah ke luar saluran pelimpah sehingga tidak akan terangkut aliran kembali ke pelimpah

(56)

Teknik Perbaikan :

- Bila longsoran, buang runtuhannya hingga ke bidang gerakan.

- Isi kembali galian tersebut dengan tanah yang sesuai untuk urugan dan dipadatkan

Gambar 25. Runtuhan Menutup Limpah

10 Alur erosi di pelimpah Tanda :

Adanya alur bekas erosi di dasar saluran pelimpah berarah sejajar sumbu saluran luncur pelimpah.

Penyebab :

(57)

Akibat :

- Alur erosi berkembang makin lebar, makin dalam, dan makin panjang menuju ke udik

- Dapat mengakibatkan longsoran

- Bila berkembang ke udik hingga ke kolam embung akan mengakibatkan kehilangan air karena daya tampung embung berkurang

Tindakan :

Laporkan kepada Dinas Pengairan Teknik Perbaikan :

- Tutuplah alur dengan bahan kerikil – kerakal - Ratakan dasar saluran pelimpah

(58)

Gambar 26b Teknik Perbaikan

11 Gerusan Lokal di Pelimpah Tanda:

Lubang setempat di dasar pelimpah, biasanya dalam, area terbatas, dan membentuk tangga (kaskade).

Penyebab:

- Proteksi erosi kurang memadai

- Dasar saluran tidak rata, sedikit membentuk tangga Akibat:

- Gerusan dapat makin dalam sehingga dapat mengakibatkan longsoran

(59)

Tindakan:

Laporkan kepada Dinas Pengairan Teknik Perbaikan:

- Tutuplah lubang dengan batu ukuran bongkahan - Bila perlu gunakan bronjong

(60)
(61)

PUSTAKA

1. CL. Nugroho: I speksi Be du ga , Fo dasi, Tu pua ,

da FC tidak jelas Keamanan dan Pemeliharaan

Bendungan, kerja sama Pusat Litbang Pengairan dan JICA, 1993 (tidak diterbitkan)

2. Ibnu Kasiro dan Bhre Susantini Rusli, Agus P. Prawoto:

Be erapa Per asalaha E u g Tipe NTT – IADP di P.

Timor, 1986 - 99 , jur al Litbang Pengairan No. 21 th. 6

– 1991

3. Ibnu Kasiro, Wanny Adidarma, Bhre Susantini Rusli, CL.

Nugroho, da “u arto: Pedo a Kriteria Desai E u g

Ke il u tuk Daerah “e i Keri g di I do esia , No.

Gambar

Gambar 2.  Urugan Homogen, Material Utama Lempung  di Atas Pondasi Kedap Air
Gambar 3. Tubuh Embung Tipe Urugan Homogen dengan Dinding Halang dan Selimut
Gambar 5.  Urugan Batu, dengan inti Diapragma (tanpa dan dengan selimut)
Gambar 6. Prosedur Pemadatan Tanah
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam skripsi ini secara garis besar membahas “ Persepsi Wisatawan Asing Terhadap Pusat Informasi Pariwisata Kota Surabaya (Surabaya Tourism Information Center”.. Hasil

Dengan hormat kami informasikan bahwa dalam rangka implementasi kurikulum 2013 di tahun anggaran 2014, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

[r]

Submisi pelaksanaan program Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini diawali dengan pengajuan proposal ke pihak program studi Film dan Televisi, Institut Seni Idonesia (ISI)

untuk uk mem membu buat at set setia iap p me meja ja. {en {endek dekata atan n pen pengan gangg ggara aran n kai kaizen zen aka akan n mem memasu asukka kkan n

Suatu orbital atom dengan elektron tunggal hanyalah berupa fungsi matematika tiga dimensi, yang dapat digunakan untuk menghitung energi atau sifat-sifat lain sistem elektron

Para configurar la transmisión del mensaje de un router a otro, se debe hacer una configuración estática, para ello se entra en el modo configuración, una vez ahí se escribe