• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Konsep Antropologi Sosial dan Ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Konsep Antropologi Sosial dan Ke"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN CBE

Disusun oleh

FADLY BAUW

KELAS B

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES SORONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKFAK

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia – Nya lah sehingga kami

dapatmenyelesaikanMakalahkonsepAntropologiSosialdanKesehataninidenganbaik.

Selama dalam menyusun makalah dengan judul “Konsep Antropologi Sosial dan Kesehatan”, penulis senantiasa mendapat inspirasi dan dorongan moril maupun materil dari berbagai pihak terutama dari Dosen Antropologi, YosinaAtanai yang telah memberikan saran sertapetunjuk kepada kami kelompok 3.

Kami menyadari akan keterbatasan dan kekurangan baik isi maupun redaksi. Oleh karena itu di dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dan bantuan dari berbagai pihak, maka kami menyampaikan terimakasihbanyak. Kritikdansaran yangbersifatmembangun, kami nantikan. Semogakaryainibergunadanbermanfaatbagisiapasaja yang membacanya.

Fakfak, 18 Oktober 2015

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

COVER... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang... 1-3

B...

Rumusan

Masalah... 4

C...

Tujuan

... 4 BAB II PEMBAHASAN

A.

Definisi Antropologi Sosial... 5-6

B...

Sejarah

Antropologi Sosial... 7-8

C...

Definisi

Antropologi Kesehatan... 8-9

D...

Sejarah

Perkembangan antropologi Kesehatan...10-11

E.

HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN MANUSIA...12-13

1.

HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN... 14

2.

HUBUNGAN MANUSIA DAN SOSIAL... 15 BAB III PENUTUP

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia, dan logos yang berarti ilmu. Menurut Haviland (1994;7) antropogi adalah studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan prilakunya, dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap mengenai keanekaragaman manusia. Dalam pengertian studi yang mempelajari manusia, antropologi menurut Embaer (1985:2) dapat bersifat akurat atau tidak akurat. Para ahli antropologi tertarik untuk mempelajari kapan, dimana, dan bagaimana manusia pada mulanya muncul di bumi, selaian itu mereka juga mempelajari beraneka ragam ciri-ciri fisik manusia. Para ahliantropolgi juga tertarik untuk mempelajari bagaimana dan mengapa suatu masyarakat memilki pemikiran dan kebiasaan pada masa lampau dan masa kini.

Ketidak akuratan pengertian sebagaimana pembagian diatas juga muncul karena dengan pengertian tersebut antropolgi dapat digabungkan denngan disiplin ilmu manusia lainnya seperti sosiologi, psikologi, ilmu politik, ekonomi, sejarah, biologi manusia, dan bahkan dapat digabungkan dengan disiplin humanistic seperti filsafat dan sastra.

Banyaknya disiplin lain yang juga memiliki perhatian dengan permasalahan manusia, tentu tidak akan merasa senang bila diterima sebagai sebagian atau cabang ilmu antropolgi. Memang kebanyakan dari ilmu-ilmu tersebut sudah terpisahkan sebagai disiplin sendiri lebih lama dari antropologi, dan masing-masing mempertimbangkan wilayah kajian mereka untuk menjadi berbeda dari yang lain.

Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Ilmu Antropologi.

Sejarah perkembangan Antropologi menurut Koentjaraningrat (1996:1-3) terdiri dari empat fase, yaitu:

a. Fase Pertama (Sebelum 1800)

(5)

perjalanan, laporan dan lain-lain yang mendeskripsikan kondisi dari bangsa-bangsa yang mereka kunjungi. Deskripsi tersebut berupa adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa, atau cirri-ciri fisik. Deskripsi tersebut kemudian disebut sebagai "etnografi" (dari kata etnos berarti bahasa.

b. Fase kedua (kira-kira Pertengahan Abad ke-19)

Pada awal abad ke-19, ada usaha-usaha untuk mengintegrasikan secara serius beerapa karangan-karangan yang membahas masyarakat dan kebudayaan di dunia pada berbagai tingkat evolusi. Masyarakat dan kebudayaan di dunia tersebut mentangkut masyarakat yang dianggap "primitiv" yang tingkat evolusinya sangat lambat, maupun masyarakat yang tingkatannya sudah dianggap maju. Pada sekitar 1860, lahirlah antropologi setelah terdapat bebarapa karangan yang mengklasifikasikan bahan-bahan mengenai berbagai kebudayaan di dunia dalam berbagai tingkat evolusi.

c. Fase Ketiga ( Awal Abad ke-20)

Pada awal abad ke-20, sebagian besar Negara penjajah di Eropa berhasil memantapkan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan mereka. Dalam era colonial tersebut, ilmu Antropologi menjadi semakin penting bagi kepentingan kolonialisme.

Pada fase ini dimulai ada anggapan bahwa mempelajari bangsa-bangsa non Eropa ternyata makin penting karena masyarakat tersebut pada umumnya belum sekompleks bangsa-bangsa Eropa. Dengan pemahaman mengenai masyarakat yang tidak kompleks, maka hal itu akan menambah pemahaman tentang masyarakat yang kompleks.

d. Fase Keempat (Sesudah Kira-kira 1930)

Pada fase ini, antropologi berkembang pesat dan lebih berorientasi akademik. Penembangannya meliputu ketelitian bahan pengetahuannya maupun metode-metode ilmiahnya. Di lain pihak muncul pula sikap anti kolonialisme dan gejala makin berkurangnya bangsa-bangsa primitive (yaitu bangsa-bangsa yang tidak memperoleh pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika) setelahPerang Dunia II.

(6)

Eropa dan Amerika. Secara akademik perkembangan antropologi pada fase ini ditandai dengan symposium internasional pada tahun 1950-an, guna membahas tujuan dan ruang lingkup antropologi oleh para ahli dari Amerika dan Eropa.

Pada fase keempat ini antropologi memiliki dua tujuan utama:

1. Tujuan Akademis, untuk mencapai pemahaman tentang manusia berdasarkan bentuk fisiknya, masyarakatnya, maupun kebudayaannya.

2. Tujuan Praktis, untuk kepentingan pembangunan

(7)

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, maka dapat di jabarkan rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apakah definisi antropologi sosial? 2. Bagaimana sejarah antropologi sosial? 3. Apakah definisi antropologi kesehatan? 4. Bagaimana sejarah antropologi kesehatan?

5. Bagaimana hubungan manusia dengan kebudayaan? 6. Bagaimana hubungan manusia dengan sosial?

C. Tujuan

Dalam penyusunan makalah berjudul “Sejarah Antropologi Sosial dan Kesehatan” ini, penulis berharap dapat memeberikan manfaat baik bagi penulis sendiri maupun pembaca dan masyarakat luas.

Adapun tujuan berikut adalah sebagai berikut:

 Bagi Penulis

1. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Antropologi yang di bimbing oleh IbuYosinaAtanai.

2. Makalah ini dibuat agar kita lebih memahami mengenai konsep antropologi sosial dan kesehatan.

Bagi Pembaca

1. Memahami pengertian dan sejarah antropologi.

(8)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Antropologi Sosial.

Antropologi social adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia. Yang menghadirkan orang lain baik secara nyata maupun imajiner dalam etnis kebudayaan tertentu.

B. Sejarah Antropologi Sosial

Sejarah antropologi sosial memang tak lepas dengan sejarah antropologi itu sendiri,pada abad ke 18 yang lahir dari zaman Enlightenment. Di Prancis sejarah antropologi sosial bermula dengan munculnya tokoh Montesquieu ( 1688-1755 ) dengan bukunya yang berjudul De L’Esprit des Lois ( 1748 ) mengenai polotik,sosial,falsafah. Setelah itu muncul D’Alembert,Condercet,Turgot,pengikut Encyclopaedist dan Phisiocrat hingga kepada Saint Simon ( 1760-1825 ).Saint Simon sebagai anggota Elightment menyarankan bahwa ilmuan harus menganalisa fakta bukan konsep dalam kajian.

Selanjutnya Auguste Comte ( 1798 -1857 ) merupakan pengikut Simon namun berbeda pendapat dengannya.Comte ahli fikir yang lebih sistematis namun tetap menanamkan disiplin ilmu kemasyarakatan yang dirancang sebagai “sosilogi”.Jadi aliran rasionalisme falsafah perancis mempengaruhi bidang antropologi inggris dengan kuat,terutama melalui penulisan Durkheim dan para pengikutnya serta Levy-Bruhl yang mempunyai pemikiran sama dengan Simon.Dua orang penulis yang telah menarik perhatian para antropolog sosial berkenaan dengan analiasa mengenai fungsi ialah Hubert Spencer dan Emile Durkheim.

(9)

Penulisan Emile Durkheim menimbulkan pengaruh lebih tepat dan mendalam terhadap antropologi sosial Karena teori-teori sosiologi umum yang dikemukakan dalam pengkajian mengenai masyarakat primitive secara menyakinkan.(contoh karya ).pendapat Durkheim ; Fakta-fakta sosial tidak dapat diterangkan dari segi psikologi individu kalau ia berada di luar dan terpisah dari pemikiran individu tersebut.misalnya bahasa yang merupakan sui generis.Fakta-fakta dicirikan dengan bentuk yang umum,dapat diturunkan dan beberapa paksaan.Semua anggota masyarakat umumnya mempunyai kebiasaan,adat istiadat,bahasa dan moral yang sama.mereka juga takhluk pada suatu kerangka institusi politik,hukum dan ekonomi.Semua hal tersebut membentuk suatu struktur yang dapat dikatakan stabil karena dibutuhkan dalam jangkau yang lama dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Profesor Radcliffe-Brown telah menyatakan konsep bahwa konsep fungsi yang digunakan bagi masyarakat manusia adalah kepada analogi antara kehidupan sosial dan organic.Penekanan antropologi fungsional terhadap konsep system sosial dan selanjutnya mengenai pentingnya pengkajian yang sistematis tentang kehidupan sosial masyarakat primitive yang ada sekarang bukan saja telah mimisahkan disiplin antropologi sosial dari etnografi bahkan menggabungkan pengkajian teorikal mengenai institusi dengan pengkajian bercorak penelitian lapangan mengenai kehidupan sosial masyarakat primitive.Pada masa sekarang antropolog sosial mengkaji masyarakat yang mempunyai kebudayaan yang bersejarah.apa yang dilakukan seorang antropologi sosial dapat dibagi tiga tingkat:

Tingkat pertama: Sebagai seorang ahli etnografi dia tinggal bersama dalam suatu masyarakat primitive dan mempelajari cara hidup mereka.Dia mempelajari tutur kata masyarakat itu,berfikir dari segi konsep mereka,dan merasakan apa yang mereka rasakan.Kemudian dia akan menghidupkan kembali pengalaman secara kritis dan menguraikan dari segi kategori konsep dan nilai budaya dan menurut pengertian umum disiplin ilmiahnya.Dengan kata lain dai mengartikannya dari kebudayaan kepada kebudayaan yang lain.

(10)

Tingkat Ketiga: Membandingkan pola-pola tadi dengan pola-pola masyarakat lainnya.Dengan ini antropolg sosial akan dapat memperluas pengetahuannya tentang dasar struktur tipologi mengenai bentuk masyrakat,menentukan cirri-ciri utamanya dan sebab-sebab mengapa terjadinya perbedaan di antara masyarakat itu.

Ketiga tingkatan tersebut berpedoman pada antropologi sosial mengkaji masyarakat sebagai system moral atau simbolik bukan sebagai sistem alami.

Tokoh-Tokoh Perkembangan Antropologi Sosial

EDWARD B TYLOR

Edward B Tylor ( 1832-1917 ) adalah orang inggris yang mendapatkan pendidikan dalam kesusaatraan dan peradaban Yunani dan Rum Klasik,dan baru kemudian tertarik akan ilmu arkeologi.Karena ia mendapat kesempatan untuk turut dengan keluarganya berkelana ke Afrika dan Asia,ia tertarik untuk membaca etnografi.Buku pertama Tylor adalah Anahuac,or Mexico and the Mexicans,Ancient and Modern ( 1861 ).Ia diangkat menjadi gurubesar di Universitas Oxford tahun 1883.evolusionismenya dituangkan dalam bukunya yang berjudul Researches into the Early History of Mankind.Diantara beratus-ratus buku karyanya ada dua jilid Primitive Culture: Researches into the Devolopment of Mythology,Philosofy,Religion,Language,Art and Custom yang ia teliti sendiri (1874 )menjelaskan dua hal,pertama perbedaan yang tampak pada manusia antara hal-hal yang hidup dan hal-hal yang mati dan kedua tentang peristiwa mimpi.

LEWIS HENRY MORGAN

(11)

FRANZ BOAS

Franz Boas ( 1858-1942 ) adalah seorang ahli geografi yang berasal dari jerman.Boas melakukan ekspedisi tunggal ke darah suku-suku bangsa Eskimo di pantai Pulau Baffinland dalam tahun 1883 hingga 1884.Bahan etnografi yang dikumpulkannya dipakai untuk mengisi buku The Central Eskimo ( 1888 ).Fanz Boas menjadi dosen ilmu antropologi di Universitas Columbia di New York dan dikenal sebagai Bapak Antropologi.Boas mempunyai konsep marginal survival yaitu pertumbuhan kebudayaan menyebabkan unsu-unsur baru yang akan mendesak unsure-unsur lam kearah pinggir.Sehingga apabila ingin mencari unsur-unsur kuno maka tempat untuk mendapatkannya adalah di daerah-daerah pinggir.

EMILE DURKHEIM

Emile Durkheim ( 1858-1917 ) adalah seorang perancis yang belajar mengenai teologi untuk menjadi rabbi atau pendeta Yahudi,kemudia pindah belajar kesusastraan perancis di suatu Lycee di Paris.Tahun 1887 ia menjadi dosen ilmu sosiologi di Universitas Bordeaux,dan menulis buku tentang pembagian kerja dalam masyarakat yang berjudul De la Divisison du Travall Social ( 1893 ),tentang masalah aturan-aturan metode sosiologi yang berjudul Les Regles de la Methode Sociologique ( 1895 ),tentang gejala bunuh diri yang berjudul Le Suicide.Landasan dari seluruh car berpikir dukheim adalah pandangan mengenai suatu masyarakat yang hidup.Manusia-manusianya disebut individu sedangkan tingkha laku mereka disebut gejala atau fakta individual.

C. Definisi Antropologi Kesehatan.

Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.

Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, diantaranya:

1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)

2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir

(12)

5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan 'sakit' atau 'penyakit' tidak secara individual, terutama "illness dansickness" pada keluarga ataupun masyarakat.

Jika diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi kesehatan diantaranya: bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi terhadap "ill" dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial di lingkungan tempat tinggalnya.

Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi dan saling berkontribusi dalam memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain. Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.

Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu. Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.

Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut:

1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativi sme yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.

2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan.

(13)

Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi kesehatan, antara lain:

(1) Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh: nutrisi mempengaruhi pertumbuhan, bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.

(2) Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif atau yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut stereotipe ini harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah.

(3) Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola perawatan penyakit yang sama.

(4) Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama dengan antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan.

D. Sejarah Perkembangan antropologi Kesehatan

Tahun 1849 Rudolf Virchow, menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehatmaupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukumsebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inherendalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosialyang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapatditetapkan sebagai antropologi.

Tahun 1953, Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis berjudul “Appied Anthopology”. Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.

(14)

Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsal (1963) yang berjudul Medical Behaviour Sciene yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi Antropologi.

Perhatian Ekologis Dari Para Ahli Antropologi

Ahli antropologi kesehatan berorientasi ekologi, menaruh perhatian pada hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan alamnya, tingkah laku, penyakit dan cara-cara dimana tingkah laku dan penyakit mempengaruhi evolusi dan kebudayaan melalui proses umpan balik.

Lingkungan manusia bersifat alamiah dan sosbud, semua kelompok harus berdaptasi dengan lingkungan geografi dan iklim, belajar mengeksploitasi sumber yang tersedia untuk kehidupan dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang diciptakan sendiri dan dimana mereka hidup.

Manusia menderita penyakit selain karena patologinya juga karena sosial psikologi dan faktor budayanya.

Paleopatologi

Merupakan studi mengenai penyakit manusia purba, yang menjelaskan bagaimana manusia dulu dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka hidup dan mengenai cara hidup.Misalnya: Kerangka pada kuburan Anglo-Saxonditemuka fraktur pada tulang betis oleh karena sering jatuh (tanah keras dan bukit terjal), sedangkan pada suku Nubia di zaman Mesir kuno ditemukan patah yang sering pada lengan diperkirakan karena menahan pukulan (karakteristik suku yang gampang marah dan suka memukul.

Penyakit dan Evolusi

Penyakit infeksi merupakan faktor penting dalam evolusi manusia melalui proses evolusi dari proteksi genetik, makanya nenek moyang kita dapat mengatasi ancaman penyakit dalam kehidupan individu dan kelompok.

(15)

E. HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN MANUSIA

1. HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan. Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.

Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu, sebagai:

1) penganut kebudayaan, 2) pembawa kebudayaan, 3) manipulator kebudayaan, 4) pencipta kebudayaan.

(16)

2. HUBUNGAN MANUSIA DAN SOSIAL

Menurut Aristoteles (Yunani, 384-322 SM), bahwa manusia itu adalah ZOON POLITICON artinya bahwa manusia itu sbg makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk yg suka bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut makhluk sosial.

Manusia dikenal sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya. Makhluk sosial artinya bahwa kita tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan manusia lain. sebagai makhluk budaya menandakan bahwa manusia memiliki akal budi yang membedakan dengan makhluk hidup lain dibumi ini.

Masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, tetapi dapat juga menuju ke arah kemunduran. Terkadang perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung dengan cepat, sehingga membingungkan dan menimbulkan ”kejutan budaya” bagi masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi atau keyakinan.

Perubahan di berbagai bidang sering disebut sebagai perubahan sosial dan perubahan budaya karena proses berlangsungnya dapat terjadi secara bersamaan.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

(17)

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:

a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain. c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia

Manusia sebagai Makhluk yang Berbudaya

Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.

Budaya adalah suatu pola dari asumsi-asumsi dasar (keyakinan dan harapan) yang ditemukan ataupun dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dari organisasi, dan kemudian menjadi acuan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan adaptasi keluar dan integrasi internal, dan karena dalam kurun waktu tertentu telah berjalan atau bekerja dengan baik, maka dipandang sah, akhirnya kebudayaan dibakukan bahwa setiap anggota organisasi harus menerimanya sebagai cara yang tepat dalam pendekatan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi.

Sedangkan kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Kata budaya atau kebudayaan itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

(18)

Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa di sebuah lingkungan tertentu akan berbeda kebiasaanya dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.

Ruang lingkup sosial budaya

Sosial dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem hidup bersama dalam masyarakat. Budaya atau kebudayaan adalah cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Jadi, sosial budaya adalah sekelompok masyarakat yang bekerja bersama-sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup dalam bermasyarakat.

Dalam sosial budaya juga dikenal sistem sosial budaya, artinya keseluruhan dari unsur-unsur tata nilai, tata sosial, dan tata laku manusia yang saling berkaitan dan bekerja sama saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup bermasyarakat.

Manusia adalah orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan merupakan dwitunggal. Tak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan juga sebaliknya.

Sosial budaya merupakan bagian dari kehidupan kita sebagai anggota masyarakat. Sebagai makhluk sosial maka kita menjadi bagian dalam sebuah sistem kemasyarakatan yang mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta hukum.

Saat kita hidup bermasyarakat maka akan menghasilkan sebuah kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. Dalam sebuah kebudayaan dikenal dengan nama unsur-unsur kebudayaan, sebagai berikut:

a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia. d. Kesenian

b. Mata pencarian e. Sistem pengetahuan

(19)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Antropologi berasal dari bahasa yunani, asal kata dari anthoropus berarti manusia , dan logos berarti ilmu. Dengan demikian, secara harfiah antropologi adalah ilmu kemanusiaan. Para ahli antropologi sering mengemukakan bahwa antropologi marupakan studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kemanisiaan baik dalam bentuk fisik, kemanusiaan, dan kebudayaanya,

Secara khusus, ilmu antropologi terbagi kedalam lima subilmu yang mempelajari:

1. Masalah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya secara biologis. 2. Masalah terjadinya aneka ragam fisik manusia.

3. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam kebudayaan manusia. 4. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa yangdiucapkan seluruh dunia.

5. Masalah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia dari aneka ragam suku bangsa yang tersebar diseluruh dunia masa kini.

B. SARAN

(20)

DAFTAR PUSTAKA

http://kimdinirinjani.blogspot.com/2012/12/antropologi-sosial.html

http://awalbarri.wordpress.com/2009/03/16/1-definisipengertian-antropologi-objek-tujuan-dan-cabang-ilmu-antropologi/

dauzzsimololkumpulanmakalahfkm.blogspot.com/2010/02/antropologi-kesehatan.html

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi sosial mahasiswa Pendidikan Antropologi Unimed stambuk 2014 dengan keberadaan smartphone, mengetahui aplikasi

ILMU EKONOMI ILMU SEJARAH PSIKOLOGI SOSIAL ILMU POLITIK PSIKOLOGI SOSIAL GEOGRAFI ILMU HUKUM ETIKA SOSIOLOGI ILMU POLITIK ANTROPOLOGI BUDAYA SOSIOLOGI...

handphone dan perselingkuhan di desa sidorejo adalah teori kontrol sosial Emile Durkheim. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa di desa Sidorejo terdapat:

Melalui kegiatan perkuliahan pengantar Antropologi diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep-konsep dasar Antropologi dan latar belakang gejala sosial dalam kehidupan

Teori, konsep dasar, dan metode analisis yang menjadi ciri pendekatan keilmuan seperti geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, dan antropologi diposisikan sebagai alat bantu

Jauh sebelum Emile Durkheim mencetuskan konsepnya tentang solidaritas sosial ini, ada satu ilmuan dari Timur yang juga memiliki konsep solidaritas yang sama, dia adalah Ibn

Mata kuliah ini mengajarkan berbagai konsep dasar dan teori-teori ilmu sosial terutama yang terkait dengan perspektif sosiologi, antropologi, politik, ekonomi, psikologi sosial,

• Dalam sosiologi, • Individu secara Sederhana, adalah satu organisme tunggal yg hidupnya berdiri sendiri dan bersifat bebas, sehingga sering digunakan sebagai sebutan